Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari kegiatan belajar ini adalah:

1. Pembaca dapat memahami cara-cara membuat laporan penelitian


2. Pembaca dapat menyusun laporan penelitian.

A. Pengantar
Penyusunan laporan penelitian merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan
penelitian. Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian setelah
kegiatan penelitian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah dan sebagai dokumen
tertulis lengkap dari kegiatan penelitian. Akhir dari kegiatan pengumpulan data dalam
penelitian bukan menjadi akhir dari suatu penelitian. Setelah data terkumpulkan, peneliti
perlu melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh untuk menjawab masalah yang
diteliti, kemudian membuat laporan dari penelitian yang telah dilakukan tersebut.
Dalam laporan penelitian, peneliti memaparkan berbagai langkah yang telah dilakukan
selama penelitian dan apa saja hasil yang telah ditemukan dari kegiatan penelitiannya.
Laporan peneitian ini akan menjadi media komunikasi dianatara peneliti dan pihak-pihak
lain. Dari laporan penelitian inilah pihak lain, misal ilmuwan, praktisi, atau masyarakat dapat
memahami proses dan hasil penelitian, mengkonfirmasi validitas penelitian, mengambil
manfaat dari hasil penelitian, dan atau menyempurnakan hasil penelitian melalui penelitian
lanjutan. Oleh karena itu penting bagi setiap peneliti untuk menulis laporan penelitian dengan
baik, benar dan jujur.

B. Sistematika laporan penelitian


Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa proposal penelitian berisi tentang rancangan
penelitian yang meliputi: pendahuluan; landasan teori, kerangka pikir, dan hipotesis
penelitian; serta metode penelitian. Ketika penelitian telah dilakukan, dan pelaksanaan
dilakukan menurut rencana yang telah dituliskan pada proposal, maka pada saat menulis
laporan, hal-hal yang dituliskan dalam proposal penelitian dapat digunakan sebagai bahan
untuk menulis laporan penelitian. Selain itu, pada laporan penelitian juga dijelaskan hasil
penelitian yang diperoleh. Oleh karena itu, selain komponen diambil dari proposal penelitian,
laporan penelitian juga dilengkapi dengan penjelasan hasil dan kesimpulan penelitian. Kedua
hal ini biasanya dituliskan dalam dua bab berbeda, yaitu Bab IV dan Bab V. Bab IV berisi
tentang penjelaskan utuh hasil-hasil penelitian disertai dengan paparan data dan
pembahasanya. Sedangkan Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian, disertai dengan saran
dan atau rekomendasi.

1
Seperti halnya proposal penelitian, tidak semua laporan penelitian mempunyai format atau
komponen yang sama. Para ahli mengajukan format dan komponen berbeda antara lpaoran
penelitian yang satu dengan lainnya. Namun begitu, secara umum laporan penelitian antara
lain meliputi:
o Pendahuluan
Bagian ini antara lain berisi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
o Tinjauan pustaka
Bagian ini antara lain berisi: kajian teori, kerangka berpikir penelitian, serta hipotesis
penelitian
o Metode penelitian
Bagian ini antara lain berisi: jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan tempat
penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, dan teknis analisis data
o Hasil dan pembahasan penelitian
Bagian ini antara lain berisi: laporan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data-
data yang telah diperoleh
o Kesimpulan dan saran penelitian
Bagian ini antara lain berisi: kesimpulan penelitian, dan saran atau rekomendasi peneliti
berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

Sistematika laporan penelitian terkadang tidak sama antara penelitian satu dengan penelitian
lainnya. Hal ini bergantung pada pemikiran peneliti, atau kadang telah ditentukan oleh
institusi yang menaungi dan atau membiayai penelitian tersebut.

Salah satu alternatif sistematika laporan penelitian adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
B. Kerangka Berfikir
C. Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
D. Populasi dan Sampel
E. Instrumen Penelitian

2
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknis Analisis Data
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Hasil Penelitian
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

C. Teknik menyusun laporan penelitian


Mencermati komponen-komponen laporan hasil penelitian di atas, maka isi laporan
penelitian pada Bab I, Bab II, dan Bab III dapat menggunakan apa yang sudah ditulis pada
Bab I, Bab II, dan Bab III proposal penelitian. Seperti telah dipelajari sebelumnya, proposal
penelitian berisi rencana bagaimana penelitian akan dilakukan. Oleh karena itu, untuk
melaporkan bagaimana penelitian telah dilakukan, peneliti dapat mengunakan proposal
tersebut sebagai bahan untuk menulis laporan, tentu dengan beberapa penyesuian.
Penyesuaian ini terutama berkaitan dengan hal-hal yang berbau “rencana” dalam proposal
dirubah tidak lagi sebagai rencana melainkan sesuatu yang memang telah dilakukan. Misal,
pada proposal dikatakan bahwa “penelitian ini akan dilakukan untuk …” maka dalam
laporan berubah menjadi “penelitian ini dilakukan untuk …”, tanpa ada kata “akan” lagi.
Selain itu, apabila dalam pelaksanaan penelitian ternyata terdapat beberapa penyesuaian
langkah penelitian berbeda dengan proposal, maka dalam laporan penelitian dituliskan
langkah-langkah riil yang dilakukan, bukan yang dituliskan dalam proposal.
Selanjutnya, peneliti tinggal menuliskan Bab IV dan Bab V, yaitu tentang hasil dan
pembahasan serta kesimpulan dan saran penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Bagian ini berisi paparan objektif peneliti terhadap hasil-hasil penelitian, antara lain:
penemuan-penemuan penelitian, penjelasan serta penafsiran dari data dan hubungan
yang diperoleh, serta pembuatan generalisasi dari penemuan. Apabila terdapat
hipotesis, maka pada bagian ini juga dijelaskan proses pengujian hipotesis serta
hasilnya. Hasil penelitian harus disajikan secara jelas dan sistematis agar mudah
dibaca dan dipahami.
Penyajian hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara deskriptif (naratif),
menggunakan tabulasi, tabel, grafik, atau gabungan dua atau ketiganya secara
sekaligus. Penggunaan ketiga cara tersebut disesuaikan dengan jenis data dan sejauh
mana diskripsi data akan dijelaskan. Biasanya, untuk memberikan paparan yang jelas,
peneliti menggunakan ketiga cara tersebut secara bersamaan. Misalkan, pada awalnya
peneliti memaparkan narasi temuannya, kemudian didukung dengan sajian data

3
dalam bentuk tabulasi, tabel atau grafik. Atau, peneliti menyajikan data-data hasil
penelitian, kemudian didukung grafik dilanjutkan deskrisi naratifnya.
Paparan hasil penelitian perlu memperhatikan jenis penelitian yang dilaksanakan.
Jenis penelitian berbeda memiliki gaya penulisan paparan hasil penelitian yang khas
dan berbeda dengan jenis penelitian yang lain. Misal, paparan hasil penelitian PTK
perlu mengkomunikasikan bagaimana proses berjalannya siklus tindakan, tidak
sekedar data-data hasil temuan penelitian. Pada penelitian eksperimen, laporan hasil
penelitian difokuskan pada pemaparan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian
disertai uji hipotesisnya. Untuk penelitian pengembangan, laporan hasil penelitian
perlu mengkomunikasikan proses pengembangan produk yang dibuat, tidak hanya
menjelaskan gambaran produk akhir yang dihasilkan. Penelitian jenis yang lain juga
memiliki keunikan masing-masing dalam gaya paparan hasil penelitiannya.

1. Hasil PTK
Seperti telah diketahui bersama bahwa PTK dilaksanakan secara siklik dimana
setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Paparan hasil penelitian PTK perlu mengkomunikasikan bagaimana proses
berjalannya siklus, baik perencanaan, tindakan, pengamatan, dan reflsksi. Laporan
PTK tidak sekedar data-data hasil temuan penelitian, sehingga dalam menuliskan
laporan hasil penelitian peneliti perlu mengkomunikasikan bagaimana
pelaksanaan setiap siklusnya, dari siklus pertama sampai siklus terakhir.
a. Laporan tahap perencanaan
Pada laporan bagian perencanaan, peneliti melaporkan apa saja yang telah
dilakukan dalam merencanakan pelaksanaan tindakan pada sikluas pertama,
misal: menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan alat dan sumber belajar,
atau menyiapkan instrumen untuk mengumpulkan data selama tindakan.
Contoh
PTK berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
melalui pemanfaatan alat peraga manipulative dalam pembelajaran geometri
siswa kelas VII SMP N1 Azzahra Yogyakarta”
Pada bagian perencanaan peneliti dapat melaporkan tentang:
1) Penyusunan instrumen pembelajaran yang digunakan, misal: silabus,
RPP, dan instrumen penilaian, yang dibuat secara khusus sesuai dengan
tindakan yang akan dilakukan. Dengan demikian, rencana pembelajaran
yang disusun tentu rencana tindakan yang akan digunakan dalam
menerapkan alat peraga manupulatif dalam pembelajaran geometri.
2) Pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS), yaitu LKS yang nantinya
akan digunakan dalam proses pelaksanaan pembelajaran

4
3) Penyusunan lembar observasi guru yang digunakan untuk mencatat
pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan lembar observasi siswa yang
digunakan untuk mencatat segala perilaku dan aktivitas siswa selama
tindakan dilaksanakan.
4) Penyusunan instrumen penelitian, misal: angket, lembar obsevasi,
pedoman wawancara, atau soal tes yang akan digunakan dalam
penelitian.
5) Penyusunan jadwal kegiatan yang akan digunakan sebagai pijakan
pelaksanaan penelitian
b. Laporan bagian tindakan
Pada laporan bagian tindakan, peneliti melaporkan bagaimana tindakan
penelitian telah dilaksanakan. Pada bagian ini peneliti melaporkan secara
runtut dan rinci proses pelaksanaan tindakan. Apabila tindakan dilakukan
lebih dari satu kali tatap muka, peneliti dapat melaporkan bagaimana
pelaksanaan tindakan di setiap pertemuannya.
Laporan pelaksanaan tindakan dibuat dengan mendeskripsikan secara jelas
proses tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Gambaran pelaksanaan
tindakan ini dapat disertai dengan foto kegiatan yang menggambarkan
bagaimana situasi pembelajaran pada saat tindaan dilakukan.
Contoh
PTK berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
melalui pemanfaatan alat peraga manipulative dalam pembelajaran geometri
siswa kelas VII SMP N1 Azzahra Yogyakarta”
Pada laporan tindakan, peneliti melaporkan bagaimana alat peraga
manipulatif diterapkan dalam pembelajaran geometri. Peneliti memaparkan
dengan jelas alur pemanfaatan alat peraga manipulatif serta bagaimana proses
pembelajarannya yang menggunakan alat peraga manipulatif. Peneliti dapat
menampilkan foto-foto pembelajaran yang menunjukkan penggunaan alat
peraga manipulatif tersebut selama pembelajaran berlangsung. Foto-foto ini
dapat memberikan gambaran lebih kongkrit bagi pembaca tentang seperti apa
pemanfaatan alat peraga menipulatif tersebut dilakukan di kelas.
c. Laporan bagian pengamatan
Pada laporan bagian pengamatan, peneliti melaporkan tentang seperti apa
hasil pengamatan peneliti terhadap tindakan yang telah dilakukan guru dan
bagaimana dampak dari tindakan terhadap siswa. Laporan pengamatan ini
dapat dituliskan terpisah dari laporan bagian tindakan, akan tetapi dapat juga
ditulis secara terpadu. Laporan hasil pengamatan yang dituliskan terpadu
dengan bagian tindakan dilakukan terutama bagi peneliti yang memang

5
memilih desain PTK yang memadukan antara tindakan dan pengamatan, misal
desain PTK menurut Kemmis dan Taggart.
Pada laporan bagian pengamatan, peneliti juga dapat melaporkan hasil yang
diperoleh dari teknik-teknik pengumpulan data yang lain, misal angket,
wawancara, atau tes. Laporan dari angket, wawancara, atau tes digunakan
untuk melengkapi hasil pengamatan yang difokuskan untuk menunjukkan
bagaimana dampak tindakan pada siswa.
Contoh
PTK berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
melalui pemanfaatan alat peraga manipulative dalam pembelajaran geometri
siswa kelas VII SMP N1 Azzahra Yogyakarta”
Pada laporan hasil pengamatan, peneliti melaporkan gambaran pemanfaatan
alat peraga manipulatif oleh peneliti. Peneliti juga melaporkan apakah
pembelajaran dengan alat peraga manipulatif sudah dilakukan dengan sebaik-
baiknya sesuai perencanaan yang telah dibuat, atau masih terdapat beberapa
kekurangan. Apabila masih diketahui adanya kekurangan, maka pada siklus
berikutnya harus diperbaiki. Kurangoptimalnya tindakan ini juga harus
menjadi catatan saat refleksi dikaitkan dengan seberapa jauh kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa telah berkembang.
Pada laporan pengamatan, peneliti juga perlu melaporkan hasil pengamatan
tentang dampak tindakan terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa. Dengan demikian, pada laporan bagian ini dapat diketahui bagaimana
dampak penerapan alat peraga manupulatif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa.
Selain hasil pengamatan, apabila peneliti menggunakan angket untuk
mengumpulkan data tentang kemampuan berpikir kritis atau kreatif siswa,
peneliti dapat melaporkan hasil angket tersebut pada bagian ini. Hasil angket
dilaporkan dengan cara memaparkan deskripsi data hasil angket disertai
dengan penjelasan dan atau ulasannya. Peneliti juga dapat membuat grafik
atau tabel untuk menyajikan atau menguatkan penjelasan tentang hasil
angketnya.
Peneliti juga dapat menyajikan analisis LKS atau hasil tes pada laporan bagian
ini. Hasil penyelesaian soal atau latihan siswa pada LKS dapat dipilih yang
menyajikan suatu data penting yang dapat menunjukkan kemampuan berpikir
kritis atau kreatif siswa. Misal, cara penyelesaian siswa, atau catatan-catatan
siswa pada LKS. Penyelesaian atau catatan siswa dapat difoto kemudian
dimasukkan dalam laporan sehingga dapat diketahui secara nyata bagaimana
hasil kerja siswa. Peneliti kemudian memberikan ulasan terhadap foto hasil
kerja siswa tersebut dikaitkan dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Namun, untuk dapat mendeteksinya, peneliti perlu ekstra hati-hati karena

6
tidak mudah memahami aspek berpikir kritis dan kreatif dari penyelesaian
soal atau lembar kerja siswa.
Pada bagian ini, peneliti juga dapat menyajikan hasil-hasil wawancara dengan
siswa dan guru, baik tentang pembelajaran maupun dampaknya terhadap
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Laporan hasil wawancara tidak
harus dilakukan dengan menulis semua hasil wawancara, namun cukup dipilih
bagian-bagian hasil wawancara yang penting. Peneliti dapat menuliskan hasil
wawancara dengan cara tidak langsung, yaitu hanya berupa deskripsi hasil
wawancara yang ditulis ulang menurut peneliti, atau asli hasil wawancara
yang dituliskan apa adanya dalam laporan. Jika hasil wawancara dituliskan
apa adanya, tentu juga tidak boleh semua hasil wawancara dituliskan. Cukup
dituliskan bagian penting dari wawancara. Penulisan hasil wawancara juga
dapat dilakukan secara terintegrasi dengan laporan hasil penelitian yang lain.
d. Laporan bagian refleksi
Pada laporan bagian refleksi, peneliti melaporkan hasil refleksinya tentang
apa yang telah terjadi dan rencana tindaklanjutnya. Pada laporan tentang apa
yang telah terjadi, peneliti memaparkan hasil refleksinya tentang dampak
tindakan terhadap siswa serta permasalahan yang terjadi dalam tindakan.
Pada refleksi tentang dampak tindakan, peneliti melaporkan apakah tindakan
yang telah dilaksanakan telah memberikan dampak bagi siswa, kalau sudah,
seberapa dampak tindakan tersebut telah terjadi, apakah dampak tindakan
telah memenuhi harapan peneliti atau belum. Dengan demikian, pada bagian
ini peneliti memberikan gambaran tentang keberhasilan atau
kekurangberhasilan tindakan melalui paparan dampak yang terjadi pada
siswa.
Pada laporan tentang permasalahan yang terjadi, peneliti dapat melaporkan
permasalahan apa saja yang terjadi selama pembelajaran dilaksanakan,
termasuk tentang keterlaksanakan tindakan. Laporan tentang keterlaksanaan
berisi penjelasan apakah tindakan telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
atau ada bagian-bagian tindakan yang masih belum terlaksana sesuai dengan
rencana. Tingkat keterlaksanaan tindakan dapat digunakan sebagai pijakan
dalam memahami apakah dampak tindakan benar-benar telah disebabkan
oleh kekuatan utuh tindakan, atau dampak tindakan baru disebabkan oleh
tindakan yang belum secara sempurna dilakukan. Apabila ternyata dampak
pada siswa belum optimal, mungkin hasil ini disebabkan karena tindakan yang
belum dilaksanakan secara optimal. Konsekuensinya, peneliti perlu
melanjutkan penelitian dengan siklus selanjutnya dengan melakukan
perbaikan tindakan.
Setelah memaparkan dampak dan keterlaksanaan tindakan, peneliti kemudian
memaparkan laporan rencana tindak lanjut penelitian, apakah penelitian
perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya atau dihentikan. Jka akan dilanjutkan

7
pada siklus berikutnya, bagian apa yang akan dilakukan perbaikan sehingga
siklus lanjutan diharapkan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih baik.
Jika penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya, laporan hasil penelitian
dilakukan analog dengan laporan siklus sebelumnya. Namun apabila peneliti
memutuskan bahwa siklus akan dihentikan, peneliti perlu memberikan
penjelasan mengapa siklus penelitian tersebut telah dirasa cukup dan
dihentikan.
Contoh
PTK berjudul “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
melalui pemanfaatan alat peraga manipulative dalam pembelajaran geometri
siswa kelas VII SMP N1 Azzahra Yogyakarta”
Pada laporan bagian refleksi, peneliti melaporkan bagaimana perkembangan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, apakah siswa telah mengalami
kemajuan atau belum, kalau sudah seberapa kemampuan berpikir kritis dan
kreatif siswa mengalami peningkatan. Apabila belum, bagaimana gambaran
tingkat perkembangan yang ada dan perlu ditingkatkan lagi.
Peneliti juga melaporkan permasalahan apa yang terjadi selama tindakan,
misalkan bagaimana permasalahan yang dihadapi peneliti dalam
melaksanakan tindakan, permasalahan yang terjadi dari sisi siswa ketika
pembelajaran menggunakan alat peraga manipulatif, dan lain-lain. Pada
bagian ini peneliti juga melaporkan hasil refleksi tentang keterlaksanakan
pemanfaatan alat peraga manipulatif dalam pembelajaran. Refleksi tentang
keterlaksanaan berisi penjelasan apakah pemanfaatan alat peraga manipulatif
telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, atau ada bagian-bagian
pemanfaatan alat peraga manipulatif yang masih belum terlaksana sesuai
dengan rencana. Tingkat keterlaksanaan pemanfaatan alat peraga manipulatif
dapat digunakan sebagai pijakan dalam memahami apakah dampak tindakan
benar-benar telah disebabkan oleh kekuatan utuh pemanfaatan alat peraga
manipulatif, atau dampak baru disebabkan oleh pemanfaatan alat peraga
manipulatif yang belum secara sempurna dilakukan. Oleh karena itu, apabila
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa belum sepenuhnya berkembang,
mungkin hasil ini disebabkan karena pemanfaatan alat peraga manipulatif
belum optimal. Dengan demikian tidak dapat disimpulkan apabila
kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa belum berkembang berarti alat
peraga manipulatif tidak berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif siswa. Konsekuensinya, peneliti perlu melanjutkan penelitian
dengan siklus selanjutnya dengan melakukan perbaikan tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, selanjutnya peneliti menyampaikan rencana
tindak lanjut penelitian, apakah pemanfaatan alat peraga manipulatif akan
dilanjutkan pada siklus lanjutan atau dihentikan. Apabila ternyata peneliti
memutuskan untuk menghentikan penelitian, peneliti perlu menjelaskan

8
alasan mengapa peneliti merasa bahwa siklus tindakan telah cukup dan tidak
perlu dilanjutkan lagi. Apabila siklus dilanjutkan, peneliti perlu menjelaskan
rencana perbaikan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya.

2. Hasil penelitian eksperimen


Laporan hasil penelitian eksperimen meliputi deskripsi data hasil penelitian
dilanjutkan uji terhadap hipotesis. Untuk memperjelas deskripsi data hasil
penelitian, selain deskripsi secara naratif, peneliti dapat melengkapi paparan hasil
penelitiannya dengan memanfaatkan tabel, diagram, atau grafik. Peneliti dapat
menambahkan tabel saja, diagram saja, grafik saja, atau perpaduan dua diantara
ketiganya, atau ketiganya disajikan secara bersama-sama.
Laporan tentang uji hipotesis dilakukan dengan melaporkan proses pengujian
hipotesis serta hasilnya. Apabila statistik inferensial yang digunakan untuk
menguji hipotesis memerlukan syarat-syarat tertentu, maka sebelum pengujian
hipotesis peneliti perlu melaporkan pengujian pra syarat analisis. Misal, jika
hipotesis diuji dengan menggunakan statistic uji t, yang mana uji t ini memerlukan
keterpenuhan normalitas dan homogenitas data, maka sebelum menguji hipotesis
menggunakan uji t peneliti perlu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
Pengujian normalitas dan homogenitas ini perlu dilaporkan agar keterpenuhan
pra syarat analisis dapat dipahami dengan jelas, sehingga pengujian hipotesis
lebih kuat karena pra syaratnya telah terpenuhi.
Contoh
Penelitian eksperimen berjudul “Efektivitas pembelajaran berbasis proyek dalam
mengembangkan kreativitas berpikir siswa”, dilakukan dengan desain pre tes-pos
tes kelompok control, dimana kelompok control melakukan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran tradisional. Pengujian hipotesis penelitian ini
menggunakan uji t.
Peneliti dapat mengawali laporan hasil penelitian dengan melaporkan data-data di
atas sebelum berikutnya nanti diolah untuk menguji hipotesis, misal: data pre tes
kelas eksperimen, data pre tes kelas control, gain data hasil pre tes dan post tes
kelas eksperimen, dan gain data hasil pre tes dan post tes kelas control. Deskripsi
data-data tersebut dapat disajikan dalam bentuk statistik deskriptif, misal rata-
rata, median, modus, atau yang lain yang dituliskan dalam tabel, atau naratif, dan
atau didukung dengan grafik atau diagram.
Setelah sajian deskripsi data hasil penelitian di atas, peneliti kemudian
melaporkan uji hipotesisnya. Sebelum melaporkan uji hipotesis, peneliti perlu
melaporkan pengujian pra syarat uji hipotesis, yaitu uji normalitas dan
homogenitas. Hal ini karena uji t mensyaratkan adanya normalitas dan
homogenitas data. Apabila salah satu prasyarat ini tidak terpenuhi, peneliti perlu
memberikan penjelasan peralihan statisti uji yang digunakan. Penjelasan ini

9
diperlukan agar pembaca tidak kebingungan karena ada perbedaan statistik uji
yang digunakan dari perencanaan sebelumnya. Akan tetapi, apabila kedua pra
syarat terpenuhi, peneliti melanjutkan pada penyajian proses pengujian hipotesis
penelitian. Laporan pengujian hipotesis dapat memuat penjelasan tentang
perhitungan statistik uji, serta pemaknaan penerimaan atau penolakan
hipotesisnya, yaitu apakah pembelajaran berbasis proyek efektif mengembangkan
kreativitas berpikir siswa atau tidak.
3. Hasil penelitian pengembangan
Laporan hasil penelitian pengembangan memuat penjelasan tentang proses
pengembangan produk yang dilakukan dengan mengikuti alur pengembangan
yang telah dilaksanakan, tahap demi tahap, secara runtut dan jelas. Pada bagian
ini dijelaskan secara jelas proses pengembangan produk dari awal sampai
dihasilkannya produk yang diinginkan. Revisi produk yang dilakukan selama
proses pengembangan juga perlu dilaporkan sebagai bagian integral dari laporan.
Contoh
Penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan modul belajar matematika
berbasis masalah untuk siswa kelas X SMA program peminatan IPA”. Penelitian
pengembangan ini dilakukan dengan mengikuti alur pengembangan menurut
model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, yaitu define, design,
development and dissemination.

Pada laporan hasil penelitian, peneliti perlu menjelaskan proses


pengembangan modul dengan mengikuti alur model 4D tersebut. Peneliti
memaparkan bagaimana proses define dilakukan serta bagaimana hasilnya,
bagaimana proses desain dilakukan dan bagaimana hasilnya, bagaimana
proses develop dilakukan dan bagaimana hasilnya, serta bagaimana proses
desiminate dilakukan dan bagaimana hasilnya.
Pada tahap define, dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat
pengembangan, atau sering dinamakan analisis kebutuhan. Dengan demikian,
pada bagian ini peneliti melaporkan analisis kebutuhan terkait dengan
pengembangan modul belajar yang akan dikembangkan, analisis kurikulum, serta
mungkin identifikasi kebutuhan guru dan siswa. Hasil analisis dilaporkan dengan
jelas dan rinci agar dapat memberikan gambaran situasi yang menunjukkan
konteks dimana modul belajar berbasis masalah dikembangkan untuk siswa kelas
X SMA program peminatan IPA.
Pada tahap desain, dilakukan untuk merancang modul yang akan dikembangkan.
Pada bagian ini peneliti melaporkan bagaimana proses pengembangan rancangan
modul belajar berbasis masalah untuk siswa kelas X SMA program peminatan IPA
serta hasilnya. Tidak sekedar dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan, akan
tetapi dilaporkan juga hasil dari pengembangan tersebut. Pada bagian ini
diharapkan dapat dideskripsikan secara utuh keseluruhan draf modul belajar

10
yang dikembangkan, sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas seperti apa
gambaran modul belajar yang dikembangkan tersebut. Untuk memperjelas
deskripsi, peneliti dapat menyajikan gambar (foto) dari bagian-bagian modul yang
sudah dikembangkan. Gambar bagian-bagian modul yang ditampilkan dalam
laporan diharapkan dapat membuat pembaca seakan melihat langsung modul
yang sedang dikembangkan.
Pada tahap development, dilakukan untuk memvalidasi produk dan
mengujicobakan produk melalui uji lapangan. Pada bagian ini peneliti melaporkan
proses validasi modul yang dikembangkan beserta hasil validasinya. Masukan-
masukan dari validator, apabila ada, juga perlu dilaporkan. Selain proses dan hasil
validasi, pada bagian ini peneliti juga melaporkan perbaikan modul yang
dilakukan berdasarkan hasil validasi. Apa dan bagaimana perbaikan yang
dilakukan dipaparkan dengan jelas agar dapat diketahui perkembangan modul
yang sedang dikembangkan. Setelah dilakukan perbaikan, modul yang sudah
dikembangkan kemudian diujicobakan. Peneliti melaporkan proses ujicoba
terhadap modul yang sudah dikembangkan beserta hasilnya. Pada bagian ini,
setelah diperoleh data hasil ujicoba, peneliti melaporkan proses dan hasil
perbaikan modul berdasarkan masukan yang diperoleh dari ujicoba tersebut.
Pada tahap desiminate, yang dilakukan peneliti adalah penyebarluasan produk
yang dikembangkan. Pada bagian ini, peneliti melaporkan bagaimana proses
desiminasi yang dilakukan.

B. Pembahasan hasil penelitian


Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk mengemukakan analisis dan ulasan
terhadap hasil penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan kesimpulan guna
memenuhi tujuan penelitian. Pembahasan dimaksukan untuk menyajikan gambaran
yang lebih tajam terhadap data-data temuan, sehingga pada bagian ini peneliti tidak
hanya sekedar menyajikan ulang data, melainkan memberikan analisis, penafsiran,
dan pemaknaan terhadap temuannya. Dengan demikian jelas bahwa esensi dari
pembahasan adalah menjelaskan pemaknaan terhadap data-data hasil penelitian
sehingga dapat dipahami dengan jelas temuan penelitian yang diperoleh.
Pembahasan dapat dilakukan pada aspek teoritis dan aspek metodologis. Pada aspek
teoritis, perlu dijelaskan dan dibandingkan antara premis-premis yang sudah
digunakan untuk membangun hipotesis dengan kenyataan empiris di lapangan. Bila
teori yang ada belum mampu menjelaskan fenomena tersebut, dapat digunakan
logika, baik deduktif maupun induktif. Pada aspek metodologis perlu disadari bahwa
tidak ada sebuah penelitian yang sempurna, yang sedikit banyak akan mempengaruhi
hasil penelitian. Dalam kaitannya dengan hal ini, peneliti perlu mengkaji kemungkinan
hasil penelitian tersebut dipengaruhi oleh kontribusi langkah-langkah metodologis
yang sudah dilakukan, misalnya apakah cara penetapan variable benar, cara analisi
datanya tepat dan sebagainya.

11
Pembahasan harus dilakukan dengan analisis mendalam terhadap hasil penelitian.
Berdasarkan data-data yang ada, peneliti mengkomunikasikan apa arti atau
penafsiran data tersebut terkait dengan masalah yang akan dipeccahkan dalam
penelitian. Dalam hal ini peneliti juga perlu menyampaikan bagaimana analisis
peneliti terhadap data yang ada, baik secara sendiri-sendiri, maupun pembacaan
terhadap keseluruhan data. Analisis dan penafsiran data ini kemudian dilanjutkan
dengan penjelasan peneliti mengenai pemecahan masalah yang sedang diteliti.
Pembahasan juga perlu dilakukan dengan melakukan pembandingan hasil penelitian
penelitian yang diperoleh dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya, referensi atau
teori-taori yang ada. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan interpretasi yang
lebih luas dan mendalam terhadap hasil-hasil yang diperoleh. Dengan demikian, hasil
penelitian yang diperoleh dapat dipahami secara komprehensif dan mendalam
sehingga nampak dengan jelas bagaimana hasil penelitian yang didapatkan diantara
hasil-hasil penelitian dan teori-teori yang pernah ada.
Penjelasan harus dibuat bukan hanya jika hasil penelitian sesuai dengan hipotesis,
bahkan jika tidak sesuaipun harus dibuat penjelesannya. Hal ini mengingat bahwa
tidak setiap hipotesis dapat dibuktikan kebenarannya melalui penelitian yang
dilakukan. Penelitian tidak diharuskan dapat membuktikan kebenaran hipotesis
sehingga apabila ternyata data-data hasil penelitian tidak mendukung pembuktian
kebenaran hipotesisnya, peneliti harus memberikan penjelasan apa adanya dan
memadai agar temuannya tersebut dapat dipahami dengan baik.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat tentang hasil akhir penelitian.
Kesimpulan berisi jawaban terhadap masalah yang diteliti atau menjelaskan hasil
pengujian hipotesis. Kesimpulan ditulis berdasar pada hasil penelitian yang telah
dipaparkan dan dibahas pada bagian sebelumnya. Dengan demikian, kesimpulan hasil
penelitian tidak hanya berupa pernyataan sepihak dan spekulatif peneliti, melainkan
benar-benar berpijak pada hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian.
Penulisan kesimpulan harus diselaraskan dengan permasalahan yang dipecahkan
dalam penelitian. Kesimpulan dari PTK, penelitian eksperimen, penelitian
pengembangan, atau penelitian lain terkadang tidak sama antara satu dengan lainnya.
1. Kesimpulan PTK
Kesimpulan PTK memuat temuan proses dan hasil. Kesimpulan PTK paling tidak
memuat:
a. keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan dalam memperbaiki
pembelajaran

12
b. Jika berhasil, seberapa berhasil tindakan memberikan dampak dan bagaimana
bisa tindakan memberikan dampak. Terkadang, dapat pula ditambahkan
gambaran tindakan yang berhasil memberikan dampak
c. Jika tidak berhasil, peneliti perlu memberikan penjelasan apa dan bagaimana
bisa tindakan tidak berhasil memberikan dampak sesuai yang diinginkan.
2. Kesimpulan penelitian eksperimen
Kesimpulan penelitian eksperimen difokuskan pada hasil, tidak perlu memberikan
kesimpulan yang terkait dengan proses. Dengan demikian, kesimpulan penelitian
pengembangan memuat:
a. Keberhasilan atau ketidakberhasilan pengujian hipoetesis
b. Jika berhasil, biasanya kesimpulan dituliskan selaras dengan hipotesis.
c. Jika tidak berhasil, peneliti perlu memberikan penjelasan apa dan bagaimana
bisa hipotesis penelitian tidak terbukti.
3. Kesimpulan penelitian pengembangan
Kesimpulan penelitian pengembangan focus hasil pengembangan. Dengan
demikian, kesimpulan penelitian pengembangan memuat deskripsi seperti apa
produk yang berhasil dikembangkan. Deskripsi ini dapat memuat: spesifikasi
produk, karakteristik produk, atau kelebihan dan kekurangan produk.
B. Saran
Bagian ini berisi saran dari peneliti yang disusun berpijak pada hasil penelitian yang
telah diperoleh. Saran diberikan untuk pengembangan baik bagi sisi keilmuan
instansi, atau peneliti untuk kelanjutan penelitian. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
peneliti juga bisa memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan
hasil penelitian. Rekomendasi yang diberikan harus berpijak pada hasil penelitiannya,
tidak boleh rekomendasi yang muncul karena pemikiran spekulatif dari peneliti.

Latihan 2
1. Carilah suatu sistematika laporan penelitian tertentu, baik yang ditentukan oleh suatu
institusi, atau mengkaji laporan suatu penelitian yang telah disusun seseorang yang
tidak sama dengan sistematika laporan di atas.
a. Bandingkan sistematika laporan tersebut dengan sistematika di atas, kemudian
temukan perbedaan dan persamaannya!
b. Setelah Anda mengkaji berbagai macam bentuk sistematika laporan suatu
penelitian, pilihlah salah satu dari sistematika tersebut yang menurut pendapat
Anda paling baik! Berikan penjelasan mengapa sistematika tersebut menurut Anda
adalah sistematika yang paling baik jika dibandingkan dengan beberapa sistematika
penulisan laporan yang lain. Jika menurut Anda berbagai sistematika yang telah
Anda kaji tidak ada yang memuaskan, rancanglah suatu sistematika penulisan
laporan penelitian yang paling baik menurut Anda!

13
2. Setelah selesai pengambilan data penelitian, tugas peneliti selanjutnya adalah
menyusun laporan penelitian. Dalam menyusun laporan peneliti dapat memanfaatkan
proposal penelitian yang telah dibuat sebelum penelitian dilakukan.
a. Apa yang bisa dimanfaatkan dari proposal yang telah dibuat sebelum penelitian
untuk membantu penyusunan laporan?
b. Apa penyesuaian yang harus dilakukan terhadap komponen-komponen proposal
penelitian untuk penyusunan laporan penelitian?
3. Hasil penelitian dan pembahasan merupakan komponen yang perlu ditulis dalam
laporan penelitian.
a. Apakah isi utama yang harus dilaporkan pada komponen hasil penelitian dan
pembahasan pada suatu laporan penelitian?
b. Bagaimana keterkaitan antara hasil penelitian dengan pembahasan, serta
keterkaitan antara hasil penelitian dan pembahasan dengan perumusan masalah
dan kesimpulan?
4. Carilah suatu laporan penelitian. Kemudian, cermatilah laporan penelitian tersebut!
Tuliskan bagian-bagian mana dalam laporan tersebut yang menurut Anda telah tepat
ditulis olah si peneliti, dan bagian-bagian mana yang menurut Anda tidak tepat!
Jelaskan!

Referensi
William Wiersma. 1986. Research Methods in Education: An Introduction. University of Toledo:
Allyn and Bacan, Inc.

14

Anda mungkin juga menyukai