Anda di halaman 1dari 14

MODUL PRATIKUM

Oleh:

NATALIA KRISTIANI LASE, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP GUNUNGSITOLI

2018

1
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Sebelum Praktikum:
1. Praktikan datang 10 menit SEBELUM praktikum dimulai, menunggu di pintu Laboratorium
sebelum dipersilahkan masuk.
2. Sebelum melakukan praktikum, ketua kelompok harus mengecek perlengkapan dan kebutuhan alat.
Bilamana ada alat yang rusak ataupun tidak lengkap, harap mahasiswa melaporkan pada asisten.
3. Setiap kali praktikum, praktikan mengenakan jas praktikum dan membawa buku petunjuk
praktikum serta peralatan tulis (pensil, penggaris, ballpoint, penghapus).
4. Sebelum masuk laboratorium, praktikan sudah membaca dan memahami, latar belakang,
permasalahan, tujuan dan metode topic praktikum pada hari tersebut.
5. Topi, tas, jaket dan sebagainya tidak diletakkan di atas meja praktikum.

Selama dan Sesudah Praktikum:


1. Setiap kegiatan praktikum akan dipimpin oleh seorang dosen dan didampingi oleh beberapa
asisten mahasiswa. Asisten membimbing praktikan dalam memahami materi, metode penelitian,
pelaporan dan presentasi hasil praktikum. Perihal yang belum jelas dapat ditanyakan pada
Dosen/Asisten.
2. Setelah praktikum selesai setiap mahasiswa wajib merapikan meja kursi dan peralatan lainnya.
3. Asisten akan memeriksa kebersihan, keutuhan dan kelengkapan alat-alat setelah digunakan. Alat-
alat yang sudah selesai dipakai harus bibersihkan dan dikeringkan, kemudian disusun rapi
pada tempatnya.
4. Jika ada kerusakan alat maupun hilangnya alat-alat akibat kecerobohan praktikan, maka praktikan
diwajibkan menggantinya berupa alat-alat/ uang yang ditentukan dalam waktu satu minggu
setelah kejadian. Penggantian tersebut dapat ditanggung oleh suatu kelompok atau perorangan.
5. Bilamana penggantian alat-alat yang rusak akibat kecerobohan praktikan lewat batas yang
ditentukan, maka praktikan dikenakan sangsi atau denda yang ditentukan.
6. Sampah harus dibuang ketempat sampah yang telah disediakan, jangan membuang sampah
dibak cucian, yang boleh dibuang dibak cucian hanyalah zat-zat yang bersifat cair.
7. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum harus membuat surat sebelumnya atau segera
setelah absen dan diserahkan kepada dosen penanggungjawab praktikum.

Mahasiswa DILARANG:
1. Mengaktifkan alat komunikasi (HP, Ipad, I-pod dll.) selama praktikum
2. Makan atau minum, gaduh, memakai sandal serta kaos oblong selama praktikum.
3. Tidak diperkenankan mengganggu percobaan milik orang lain, baik merusak maupun menulis
keterangan-keterangan orang yang tidak benar.
4. Hilir mudik dalam laboratorium tidak dibenarkan.

Nilai Praktikum:
1. Nilai praktikum akan digabungkan dengan nilai tugas dan termasuk dalam penentuan nilai akhir
semester.
2. Nilai praktikum diambil dari:
a. Laporan, quis, dan keseriusan dalam melakukan praktikum
b. Ujian akhir praktikum.
3. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan, akan diberikan nilai NOL untuk praktikum
yang bersangkutan.
4. Tidak dibenarkan membuat laporan tanpa mengikuti praktikum.
5. Laporan harus dikumpulkan tepat waktunya yang telah ditentukan oleh asisten/ dosen.
Keterlambatan dalam mengumpulkan dapat mengurangi nilai laporan.
6. Bagi praktikan yang tidak mengikuti seluruh praktikum tidak diperbolehkan mengikuti ujian
akhir praktikum. Jika sudah terlanjur mengikuti, maka hasil ujiannya dinyatakan batal.

2
Laporan:
1. Laporan kegiatan praktikum ditulis dalam Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM)
2. Setiap satu judul percobaan dilaporkan dalam satu laporan praktikum.
3. Setiap peserta praktikum membuat satu laporan.
4. Sesama praktikan bisa berdiskusi untuk membuat laporan tetapi tidak boleh ada dua atau lebih
laporan yang isinya sama. Bila ditemukan ada laporan yang mirip maka laporannya tidak akan
diperiksa atau harus membuat laporan yang baru.
5. Setelah semua topik praktikum dilakukan mahasiswa diminta membuat LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM yang memuat semua topik praktikum (Praktikum pertama sampai terakhir)
6. Bentuk penulisan laporan :
a. Ukuran kertas A4, jangan memakai buku tulis.
b. Laporan harus diketik rapi dengan menggunakan mesin ketik atau komputer
c. Dihalaman luar harus dituliskan :
d. Nama praktikan (di sudut kanan atas)
e. Judul laporan (ditulis ditengah)
f. Nama dan nomor stambuk anggota kelompok saudara, jika praktikum dilakukan
berkelompok (dibawah)
7. Isi laporan meliputi :
a. Tanggal percobaan
b. Pendahuluan: Maksudnya adalah memberikan suatu orientasi kepada pembaca, yang
menjelaskan pandangan, tujuan, dan sifat umum percobaan.
c. Hasil dan pembahasan, didalam bab ini dapat ditambahkan jawaban-jawaban pertanyaan
d. Kesimpulan.
e. Daftar pustaka.

PETUNJUK PEMBUATAN LAPORAN:


Pembuatan laporan praktikum biologi bertujuan selain melaporkan pelaksanaan dan hasil
percobaan, juga untuk melatih mahasiswa membiasakan diri membuat laporan ilmiah tertulis yang
baik dan benar, sehingga dapat diharapkan pada waktu membuat laporan praktikum dalam mata
pelajaran di semester lanjut dan pada waktu membuat karya ilmiah tingkat akhir mahasiswa tidak
terlalu mengalami kesukaran.
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang percobaan yang dilakukan dan tujuan yang hendak dicapai.
Bagaimana sifat percobaan tersebut, apakah dilakukan dilaboratorium atau dilapangan. Apakah
data diperoleh dari pengamatan sendiri (data primer) atau data hasil pengamatan orang lain (data
sekunder). Pada beberapa percobaan juga diminta mengemukakan suatu hipotesis.
Pada umumnya isi pendahuluan untuk setiap percobaan sudah terdapat dalam Modul Praktikum
Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, hanya tinggal mengubah kalimatnya, sehingga bukan lagi
kalimat-kalimat perintah. Untuk percobaan yang tidak ada pendahuluannya dalam pedoman,
mahasiswa bisa mendiskusikan dengan mahasiswa lain dalam kelompoknya dan dengan
asistennya, atau mencari dalam buku-buku yang berhubungan dengan percobaan tersebut di
perpustakaan atau internet.
2. Alat, Bahan dan Metode/Prosedur Kerja
Yang dimaksud dengan bahan adalah semua bahan dan alat yang dipergunakan dalam percobaan,
oleh karena itu tulis semua alat dan bahan tersebut secara terperinci jangan sampai ada yang
terlupakan. Sedangkan yang dimaksud dengan metode adalah cara kerja atau prosedur kerja atau
prosedur percobaan yang dilakukan. Pada umumnya bahan dan metode setiap percobaan sudah
termuat dalam pedoman dan bisa dicocokkan pada waktu percobaan dilakukan, yang perlu dicatat
dalam bab ini adalah bahasa yang digunakan jangan menggunakan kalimat seperti dalam
pedoman ini yaitu kalimat perintah, tetapi menggunakan kalimat aktif atau positif. Karena
pembuatan laporan tentunya tidak hendak menyuruh pembacanya melakukan apa yang ia lakukan
dalam percobaan tersebut, tetapi memberi tahu bagaimana itu dilakukan.

3
Contoh Kalimat Perintah: Nyalakan lampu dan amatilah pangkal ranting itu. Kalimat seperti ini
tidak boleh digunakan dalam laporan praktikum.
Untuk memperjelas cara kerja atau prosedur percobaan kadang-kadang perlu juga dicantumkan
gambar rangkaian alat-alat atau gambar bahan lainnya.
3. Hasil dan Pengamatan
Semua hasil baik yang menunjang maupun yang menolak anggapan atau hipotesis harus
dikemukakan atau dibahas. Hasil bisa dikemukakan dalam bentuk daftar tabel, atau gambar,
dengan maksud memudahkan sipembaca untuk memahami. Pembahasan hasil percobaan sedapat
mungkin dihubungkan dengan jawaban atas pertanyaan berupa kalimat lengkap dan alangkah
baiknya nomor pertanyaan tidak lagi dicantumkan.
4. Kesimpulan
Dari hasil percoban yang mahasiswa lakukan atau yang dibahas, buatlah kesimpulan atau kalau
mungkin dengan tidak melupakan tujuan, latar belakang, dan hipotesis yang anda kemukakan
dalam pendahuluan. Jika dalam percobaan untuk kesimpulan terdapat pertanyaan, sehingga
merupakan kalimat yang lengkap dan tidak perlu mencantumkan nomor pertanyaan lagi.
5. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi daftar rujukan/referensi yang digunakan dalam pembahasan dan analisis
data. Daftar pustaka berasal dari buku teks, jurnal ataupun website yang jelas dan dapat ditelusuri.
Hindari penggunaan daftar rujukan berupa blog.
Dari bentuk dan isi laporan praktikum biologi tersebut diatas diharapkan jika seseorang
membaca suatu laporan praktikum biologi, orang tersebut akan membayangkan bagaimana percobaan
itu dilakukan dan bisa mengerti tanpa perlu menanyakan lagi kepada si pembuat laporan, sehingga
kalau ia ingin melakukan percobaan yang sama bisa mengulanginya. Oleh karena itu usahakan
mengikuti petunjuk diatas dan gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Gunungsitoli, September 2018


Dosen Praktikum

Natalia Kristiani Lase, M.Pd


NIDN.0119128503

4
PRAKTIKUM 1
TIPE SIDIK JARI (SISTEM INTEGUMEN)

Tujuan: Mahasiswa berlatih untuk mengetahui tipe sidik jari


Tinjauan Teoritis: Sidik jari merupakan gambaran khas dari tonjolan dan lekukan pada permukaan kulit
telapak ujung jari tangan dan kaki. Sidik jari bersifat genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan pada trimester pertama kehamilan. Telah terbentuk pada janin ketika epidermis berkembang
menyesuaikan diri dengan perkembangan tonjolan papila dermis. Pada telapak tangan dan jari terdapat
kelenjar keringat yang bermuara pada tonjolan epidermis pada jari. Pembentukannya terjadi selama masa
embrio dan tidak pernah berubah dalam hidup kecuali diubah secara kebetulan akibat luka-luka, terbakar,
penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar pada jari dan telapak tangan (Elvayandri, 2002). Pola sidik
jari dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang dengan predisposisi genetik untuk
perkembangan penyakit tertentu. Karena sidik jari diturunkan secara genetik dan tidak dipengaruhi
lingkungan eksternal setelah lahir seperti geografi, ekonomi, dan lain-lain, sidik jari memiliki ciri yang
paling bermanfaat untuk menentukan hubungan mendasar dalam kehidupan. Berikut disajikan gambar
bentuk sidik jari :

Alat dan bahan:


- Alat: tinta stempel, bak stempel, kertas HVS
- Bahan: jari tangan kiri dan kanan
Prosedur kerja:
1. Letakan jari-jari tangan pada bak stempel yang telah diberi tinta.
2. Tempelkan masing-masing jari tangan pada kertas HVS untuk setiap orangnya.
3. Identifikasi bentuk tipe sidik jari setiap dari seluruh anggota kelompok pada data pengamatan
tersebut berdasarkan gambar tipe sidik jari di atas.

5
Pertanyaan:
1. Tipe sidik jari jenis apa yang paling dominan pada pada mahasiswa di kelas kamu ?
2. Mengapa tipe sidik jari tiap orang berbeda?
3. Bagaimana tahap pembentukan sidik ditinjau dari segi ilmu embriologi dan genetika?
4. Mengapa catatan sidik jari diperlukan sebagai catatan identitas, seperti pada KTP, SIM dll, jelaskan !
PRAKTIKUM II
PERSILANGAN DIHIBRID

I. Tujuan : Agar dapat menemukan angka perbandingan genotip dan fenotip keturunan
kedua (F2) pada persilangan dihibrid.
II. Deskripsi : Persilangan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat yang berbeda misalnya
disilangkan
tanaman berbunga merah berbiji besar (MMHH) dengan tanaman berbunga putih biji
kecil (mmhh). Keturunan pertama (F1) berbunga merah biji besar (MmHh) jika F1
disilangkan dengan sesamanya maka diperoleh keturuna kedua (F2), secara teoritis
diperoleh perbandingan fenotip : 9:3:3:1 melalui rumus X2 (Chi-Square) dapat
mengetes apakah perbandingan fenotip praktis bisa dipertanggung jawabkan, dan
sesuai dengan perbandingan fenotip teoritisnya.

III. Alat dan Bahan : - kotak genetic dengan 4 warna manik-manik


- kotak/beker glass

24 MH 24 MH
24 Mh 24 Mh
24mH 24mH
24 mh 24 mh

kotak : O kotak : o

Catatan :

- Model gen ( manic warna merah (M) untuk sifat bunga warna merah )
- Model gen ( manic warna putih (m) untuk sifat bunga warna putih )
- Model gen ( manic warna kuning (H) untuk sifat buah besar )
- Model gen ( manic warna kuning (h) untuk sifat buah kecil

6
IV. Cara kerja :
1. Siapkan model gamet dari individu F1 dengan cara membuat gabungan model gen
MH, Mh, mH, dan mh masing-masing sebanyak 48 pasang.
2. Siapkan kotak O dan o tempatkan ke dalam setiap kotak tersebut masing-masing
model gamet 24 buah (24 MH, 24 Mh, 24 mH, 24 mh)
3. Kocoklah tiap-tiap kotak sehingga seluruh model gamet tercampur benar
4. Dengan mata tertutup, ambillah secara serentak model gamet dari kotak O dan
dari kotak o
5. Amatilah model gamet yang terambil, kemudian tulislah kode rangkaian model
gamet itu kedalam tabel hasil pengamatan.

TABEL PENCATATAN HASIL

Kode kombinasi Genotip Tabulasi Fenotip Frekuensi


No.
Model Gamet 3 4 5 6 7
1 MH-MH
2 MH-Mh/Mh-MH
3 Mh-Mh
4 MH-mH/mH-MH
MH-mh/mh-MH
5
Mh-mH/mH-Mh
6 Mh-mh/mh-Mh
7 mH-mH
8 mH-mh/mh-mH
9 mh-mh
Jumlah

V. Pertanyaan :
1. Dalam persilangan tersebut berapakah kombinasi?
2. Seluruh kombinasi tersebut terbagi atas berapa macam genotip?
3. Genotip manakah yang frekuensinya tertinggi?
4. Mengapa model gametnya disusun berpasang-pasangan?
5. Fenotip manakah yang frekuensinya tertinggi?
6. Induk dari turunan kedua ini adalah berfenotip merah-besar disilangkan dengan
merah-besar,tetapi mengapa dalam turunannya muncul bermacam-macam
fenotip?
7. Coba buat diagram perdilangan mulai dari F1 (Tanaman berbunga merah-besar,
dengan tanaman berbunga putih, buahnya kecil) hingga turunan kedua (F2).
8. Uji ratio fenotipe yang diperoleh secara praktis melalui rumus X2 (Chi-Square)
apakah data yang diperoleh dapat dianggap memenuhi perbandingan teoritis
(Bagus) atau ada faktor lain yang mempengaruhi sehingga datanya tidak bagus.

7
PRAKTIKUM III
EPISTATIS DAN HIPOSTATIS

I. Tujuan : Menemukan angka-angka perbandingan yang tampaknya menyimpang dari


hukum mendel dapat menjelaskan pengertian epistatis hipostatis.
II. Deskripsi : Prinsip-prinsip yang dikemukakan mendel pada umumnya berlaku misalnya
pada persilangan dihibrid maka pada F2 akan diperoleh 4 macam fenotipe dengan
rasio : 9:3:3:1. Ratio ini selalu demikian apabila setiap Gen memiliki pekerjaan
sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter. Tetapi ad beberapa gen yang berlainan
saling berinteraksi dalam menumbuhkan karakter sehingga menyebabkan
penyimpangan terhadap hukum mendel yang disebut penyimpangan semu hukum
mendel. Salah satu bentuk penyimpangan epistatis hipostatis. Epistatis dan hipostatis
adalah salah satu bentuk interaksi dimana gen dominan mengalahkan gen dominan
lainnya yang bukan sealel. Gen dominan yang menutup gen dominan lainnya disebut
epistatis dan gen dominan yang tertutup itu disebut hipostatis.
III. Alat dan Bahan : - Kotak genetika dengan 4 warna
- 2 buah kotak
Catatan : Manik hitam (H) : untuk faktor warna kulit hitam
- Manik putih (h) : untuk faktor warna kulit putih
- Manik kuning (K) : untuk faktor warna kulit kuning
- Manik hijau (k) : untuk faktor warna kulit hijau.
Cara kerja : 1. Siapkan 2 kotak, yang satu beri tabel O dan lainnya dengan tabel o
2. Buatlah model gamet yang terdiri dari pasangan model gen yang membentuk pasangan
HK,Hk,hK, dan hk masing-masing 48 pasang.
3. Isikan ke dalam kotak O : model gamet HK,Hk,hK, dan hk masing-masing 24 pasang. Hal
yang sma untuk kotak o
4. Kocoklah kotak-kotak tersebut sehingga isinya tercampur benar.
5. Ambil satu gamet dari kotak O dan satu gamet dari kotak o, lalu jodohkan gamet itu dan
buatlah rumus kombinasinya.
6. Lakukan berulang-ulang hingga seluruh gamet berhasil.
7. Isikan hasil percobaanmu kedalam tabel pencatatan hasil tersebut.

TABEL PENCATATAN HASIL


No Kombinasi Model Gamet Genotip Tabulasi Fenotip Frekuensi
1 HK-HK
2 HK-Hk/Hk-HK
3 Hk-Hk
4 HK-hK/hK-HK
HK-hK/hk-HK
5
Hk-hK/hK-HK
6 Hk-hK/hk-Hk
7 hK-hK
8 hK-hk/hk-hK
9 Hk-hk
Jumlah

Pertanyaan :
1. Bagaimana Genotip dan Fenotip induk dan F1?
2. Setelah kamu pasang-pasangkan seluruh gamet dari kotak O dan kota o , ada beberapa
macam kombinasi genotipe yang dihasilkan?
3. Kombinasi manakah yang terbesar dan kombinasi manakah yang terkecil?

8
4. Bila kombinasi A, B, berwarna ungu, A tanpa B berwarna merah, B tanpa A berwarna
putih, individu yang tidak mengandung faktor A dan B berwarna putih, maka
perbandingan antar tanaman yang berfenotipe ungu : Merah : Putih =…………….
5. Dalam kasus ini faktor manakah yang tersembunyi? Faktor dominan yang seolah-olah
tersembunyi bila berdiri sendiri disebut…………….
6. Bagaimanakah kemungkinan genotipe dan fenotipe turunannya bila AaBb X aaBb dan
AaBb X Aabb?

9
PRAKTIKUM IV
KRIPTOMERI

I. Tujuan : Untuk menemukan angka-angka perbandingan yang tampak


menyimpang dari hukum Mendel dan dapat menjelaskan pengertian
Kriptomeri.
II. Deskripsi : Prinsip-prinsip yang dikemukakan model pada umumnya berlaku misalnya
pada
persilangan Dihibrid maka pada F2 akan diperoleh 4 macam fenotipe dengan
rasio : 9 : 3 : 3 : 1. Ratio ini selalu demikia apabila setiap gen memiliki pekerjaan
sendiri
sendiri untuk menumbuhkan karakter sehingga menyebabkan penyimpangan
semu hukum Mendel. Salah satu bentuk penyimpangan Kriptomeri adalah gen
dominan yang seolah-olah tersembunyi apabila berdiri sendiri-sendiri, dan dan
pengaruhnya baru tampak bila berada bersama-sama dengan gen dominan
lainnya.
III. Alat dan Bahan : - Kotak genetika dengan 4 macam warna manik-manik
- Dua buah kotak
Catatan :
 Manik merah (A) : untuk sifat ada antosianin
 Manik putih (a) : untuk sifat tidak ada antosianin
 Manik biru (B) : air basa plasma sel bersifat basa
 Manik hijau (b) : air sel bersifat asam
IV. Cara Kerja :
1. Siapkan model gamet yang terdiri dari pasangan model gen yang
membentuk gabungan AB, Ab, aB, ab, masing-masing 96 buah.
2. Siapkan 2 kotak, yang satu diberi label = dan lainnya diberi label =
3. Masukan kedalam setiap kotak model gamet : 48AB, 48Ab, 48aB, dan 48ab.
4. Kocoklah masing kotak sehingga model itu bercampur benar.
5. Ambillah satu per satu model gamet dari kotak = dan satu persatu dari kotak
= lalu jodohkan kedua model gamet.
6. Tuliskan rumus kombinasi gamet itu kedalam tabel pencatatan hasil :
kombinasi gamet tersebut merupakan rumus kombinsi F2.

10
No. Kombinasi Model Genotipe Tabulasi Fenotipe Frekuensi
Gamet 3 4 5 3 5
1 AB-AB
2 AB-Ab/Ab-AB
3 Ab-Ab
4 AB-aB/aB-AB
5 AB-aB/aB-AB
Ab-aB/aB-Ab
6 Ab-ab/ab-Ab
7 aB-aB
8 aB-ab/ab-aB
9 ab-ab

Pertanyaan :

1. Bila faktor H yang menyebabkan warna kulit hitam menutup faktor K yang menyebabkan
warna kuning maka :
a. Beberapa biji yang berwarna hitam ?
b. Beberapa biji yang berwarna kuning ?
c. Beberapa biji yang berwarna putih ?
2. Bagaimana berbandingan antara fenotipe-fenotipe hitam : kuning : putih ?
3. Dalam pembastaran ini turunan yang mengandung faktor H dan K bersama-sama berfenotipe
hitam. Faktor tersebut kedua-duanya dominan terhadap h dan k. Jadi faktor manakah yang
dominan yang menutup dan faktor dominan yang ditutup ?
4. Faktor dominan yang menutup faktor dominan lain disebut .......... dan faktor dominan yang
ditutup faktor dominan lain disebut ?
5. Bandingkan hasil percobaan tentang Episitas hipostasis dengan kriptomeri apa perbedaanya ?
6. Bagaimanakah kemungkinan genotipe dan fenotipe keturunan dari persilangan antara individu
bergenotipe :
a. HhKk X hhKk b. Hhkk X hhKk c. HhKk X hhkk

11
PRAKTIKUM V
Simulasi Binomial dan Multinomial

Tujuan Praktikum: Untuk memberikan ketrampilan dalam menggunakan teori probabilitas dan
statistik sebagai alat untuk menganalisis data yang dikumpulkan dari hasil
suatu percobaan. Prosedur yang dipelajari dalam praktikum ini juga digunakan
dalam percobaan genetika hewan dan tumbuhan.
Alat dan Bahan : Dalam praktikum ini diperlukan alat-alat simulasi berupa koin dengan ukuran
dan bentuk yang sama, dadu, kalkulator, dan alat tulis.
Prosedur Kerja :
Simulasi Binomial :
1. Lemparkan satu koin sebanyak 200 kali. Catat permukaan yang muncul (A atau G). Berdasarkan
teori probabilitas, berapa hasil yang diharapkan dari percobaan ini? Hitung selang kepercayaan
95% untuk pemunculan A dan G dari data yang diperoleh. Gunakan analisis X2 untuk
membandingkan nilai yang diharapkan dengan yang didapat. Dari hasil analisis, apakah hipotesis
dapat diterima?
2. Lemparkan sepasang koin sebanyak 200 kali. Catat permukaan yang muncul. Ada tiga
kemungkinana pemunculan, AA, AG dan GG. Dengan cara perluasan binomial, hitung frekuensi
yang diharapkan dari masing-masing pemunculan. Lakukan analisis X2 untuk menguji hipotesis!
3. Ulangi pelemparan sepasang koin sebanyak 200 kali, jika yang muncul AA atau AG, catat
sebagai A. Jika GG yang muncul, catat sebagai G. Dengan menggunakan cara binomial, hitung
jumlah yang diharapkan dari A dan G. Dengan menggunakan X2 bandingkan hasil pelemparan
dengan hasil yang diharapkan berdasarkan perhitungan cara binomial. Apakah hipotesis dapat
diterima?
4. Lemparkan 2 koin sebanyak 2 kali untuk total masing-masing sebanyak 200 kali dengan aturan
sebagai berikut : Jika dua koin pertama adalah TT atau HT, catat sebagai T= Tall, jika HH catat
sebagai short. Jika dua koin kedua adalah HH atau HT, catat sebagai H= Hollow, jika TT catat
sebagai solid. Dengan demikian ada 4 kemungkinan yang muncul : T-H- = Tall- hollow, T-TT =
Tallsolid, HHH- = short-hollow dan HHTT = short-solid. Keempat hasil ini berhubungan dengan
9 kemungkinan pelemparan. Dengan cara binomial, hitung probabilitas untuk memperoleh hasil-
hasil tersebut di atas dari pelemparan koin saudara. Hitung jumlah yang diharapkan dari masing-
masingnya. bandingkan dengan data yang diperoleh dengan menggunakan X2. Pereobaan genetik
apakah yang tergambarkan dari hasil yang saudara peroleh ?.
5. Lemparkan 5 koin sebanyak 320 kali. Catat jumlah A dan G. Ada 6 kemungkinan pemunculan
dari setiap kali pelemparan yaitu:5A-OG, 4A-1G, 3A-2G, 2A-3G, 1A-4G dan OA-5G.
Bandingkan hasil yang didapat dengan yang diharapkan dengan menggunakan analisis X2.
Simulasi Multinomial:
1. Pelemparan dadu Lemparkan sepasang dadu sebanyak 360 kali, catat setiap pemunculan. Ada 21
kemungkinan:

Dengan menggunakan multinomial, hitung probabilitas yang dari maing-masing kejadian. Periksa
perhitungan saudara dengan menjumlahkan probabilitas-probabilitas dari seluruh kemungkinan,
totalnya harus = 1. Hitung masing-masing jumlah yang dirapkan, bandingkan dengan data yang
diperoleh dengan menggunakan analisis X2, apakah hipotesis dapat diterima ?

12
2. Lemparkan 1 dadu dan 1 koin sebanyak 240 kali. Setiap pelemparan, yaitu 1A, 1G, 2A, 2G, 3A,
3G, 4A, 4G, 5A, 5G, 6A dan 6G. Hitung frekuensi yang diharapkan dari masing-masingnya dan
bandingkan dengan data dengan menggunakan analisis X2.
3. Lemparkan 2 dadu sebanyak 180 kali, dengan ketentuan sebagai berikut : Untuk dadu yang
pertama, jika hasilnya 1 atau 3, catat sebagai 1 dan jika 2, 4, 5, 6 catat sebagai 2. Untuk dadu
yang kedua, jika hasilnya 3 atau 6 catat sebagai 3 dan jika 1, 2, 4, 5 catat sebagai 4. Hitung
probabilitas yang diharapkan dari setiap kejadian yang muncul. Bandingkan dengan data yang
diperoleh dengan menggunakan analisis X2.

13
PRAKTIKUM VI.
PENGAMATAN MITOSIS PADA AKAR BAWANG

Tujuan Praktikum: Untuk mengaplikasikan teknik pembuatan preparat kromosom tumbuhan,


pengamatan strukturnya serta menentukan fase-fase pembelahan mitosis sel
yang teramati pada akar bawang.
Alat dan Bahan:
Alat : Mikroskop histologis, kaca objek, kaca penutup, pinset, petridish, pipet tetes, pisau kecil,
pensil pencacah, stereomikroskop, beaker glass, lampu spiritus.
Bahan :Akar bawang (bawang merah, bawang putih, bawang bombai), kolkisin, acetoorcein 2%, HCl
1 N, larutan carnoys, tissue gulung, dan aquadest.

Prosedur Kerja:
1. Akar bawang ditumbuhkan dengan menanamnya di atas wadah berair. Potong bagian ujung
akar + 2 mm dan rendam dalam kolkisin selama 2 jam.
2. Setelah direndam dalam kolkisin, sampel difiksasi dengan carnoys minimal 15 menit lalu cuci
dengan aquadest.
3. Pisahkan bagian akar yang putih dengan bagian yang transparan dengan menggunakan pinset.
4. Letakkan bagian sampel akar yang putih ke kaca objek, tetesi dengan HCl 1 N kemudian
panaskan diatas lampu spiritus selama + 10-15 detik (suhu 600C).
5. Tetesi sampel dengan pewarna acetoorcein dan biarkan 10-15 menit hingga warna terserap
oleh jaringan.
6. Tutup dengan kaca penutup dan cacah jaringan dengan menggunakan pensil cacah secara
perlahan.
7. Lapisi preparat dengan kertas tissue beberapa lapis dan squash (tekan) secara cermat.
8. Amati preparat pada mikroskop dan tentukan fase mitosis sel yang ditemukan serta gambar
secara lengkap.
Karakter-karakter fisik manusia dan pewarisannya
Tujuan Praktikum : Untuk mengidentifikasi berbagai karakter fisik manusia dan sifat pewarisannya
dan menganalisisnya secara statistik sesuai konsep genetika.
Alat dan Bahan : Tabel karakter manusia, alat tulis.
Prosedur Kerja : Karakter fisik pada populasi manusia dicatat secara langsung dengan mengamati
fenotip yang ada sesuai dengan tabel kerja. Data populasi kemudian ditabulasi dan dilakukan
penghitungan frekuensi alel sesuai Hukum Hardy-Weinberg. berikut :

14

Anda mungkin juga menyukai