Anda di halaman 1dari 5

MIKROSKOP

I. Pendahuluan
Alat-alat laboratorium merupakan alat pendukung KBM baik di laboratotium
maupun di kelas, dengan catatan tidak semua alat dapat dipindahkan/di bawa ke kelas.
Tergantung pada kepentingannya di dalam membahas konsep atau sub konsep. Seyogianya
calon guru biologi dengan pertimbangannya mengetahui alat pendidikan biologi mana yang
mungkin di bawa ke kelas, misalnya:
1. Model merupakan alat peraga yang mungkin di bawa ke kelas.
2. Mikroskop sebaiknya tetap digunakan di laboratorium, kecuali dalam keadaan
darurat dibawa ke kelas.
Dengan demikian alat laboratorium pendidikan biologi benar-benar didayagunakan
oleh para guru kelak untuk kegiatannya, baik di laboratorium, di kelas, maupun dilapangan
(diluar kelas) sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam kegiatan di laboratorium, perlu
memperhatikan keselamatan kerja baik guru maupun siswa; ketertiban kerja untuk
menghindari kerusakan alat dan kecelakaan. Aktivitas guru di kelas saat menyampaikan
suatu konsep tidak hanya menyampaikan informasi saja, tetapi bisa melengkapi dengan alat
bantu dan alat peraga antara lain: OHP, Model, Carta, dan sebagainya.
Sementara kegiatan di luar ruangan perlu dilakukan, misalnya pada saat
penyampaian konsep ekosistem, memerlukan alat bantu seperti jala, kuadrat, dan
higrometer. Kegiatan lapangan tidak harus berupa karya wisata ke tempat yang jauh, tetapi
cukup dilakukan di sekitar sekolah.
Untuk mengamati kehidupan dan gejala kehidupan suatu makhluk hidup, kita harus
menggunakan seluruh kemampuan indera kita agar peristiwa atau objek yang kita amati
dapat terekam seluruhnya dengan baik. Akan tetapi, kemampuan indera kita terbatas, tidak
mampu untuk mengamati langsung jasad renik atau bagian anatomi tubuh yang terletak di
dalam tubuh suatu makhluk hidup. Oleh karena itu kita memerlukan alat yang dapat
membantu indera kita untuk dapat mengamati. Selain itu kita juga memerlukan alat dan
bahan yang dapat membantu kita dalam memerlukan percobaan-percobaan biologi. Alat
dan bahan yang sering kita gunakan dalam percobaan biologi antara lain mikroskop.

II. Mengenali Mikroskop

Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi di sekolah.
Dengan mikroskop, kita dapat mengamati benda yang berukuran sangat kecil karena lensa
mikroskop mampu memperbesar penampakan benda tersebut. Mikroskop pertama kali
ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskopnya masih
sederhana dan hanya memiliki satu lensa. Kini, mikroskop bentuknya lebih kompleks dan
memiliki beberapa lensa antara lain lensa okuler dan lensa objektif.
Mikroskop yang memiliki sebuah lensa okuler disebut mikroskop monokuler,
sedangkan mikroskop yang memiliki dua lensa okuler disebut mikroskop binokuler. Seiring
dengan kemajuan ilmu dan teknologi, kini ada mikroskop yang dapat memperbesar
penampakan sehingga ribuan kali yaitu mikroskop elektron.
1. Mikroskop Monokuler
a. Fungsi
Mikroskop digunakan untuk mengamati objek yang sangat kecil dan tipis
(transparan) serta gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.

Gambar 1. Mikroskop Monokuler

b. Komponen
1. Alas atau kaki, tempat mikroskop bertumpu sehingga dapat berdiri dengan mantap
diatas meja yang datar.
2. Pegangan atau lengan mikroskop, bagian yang dapat dipegang pada waktu
mengangkat atau menggeser mikroskop.
3. Tubus atau tabung mikroskop, untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan dan
diturunkan.
4. Tombol pengatur fokus kasar, untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas
dan ke bawah dengan pergeseran besar.
5. Tombol pengatur fokus halus, untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan
ke bawah dengan pergeseran kecil.
6. Lensa okuler, untuk memperbesar penampakan benda yang dibentuk oleh lensa
objektif. Ada 3 macam lensa okuler yaitu dengan perbesaran 5 x,10 x, dan 12,5 x.
7. Revolver, untuk memilih lensa objektif yang akan digunakan/dikehendaki.
8. Lensa Objektif, terpasang pada bagian bawah revolver berfungsi membentuk
bayangan objek dab memperbesar bayangan benda yang diamati. Lensa okuler ada
3 macam yaitu 4x, 10x, dan 40x.
9. Meja Objek (meja benda), untuk meletakkan objek (benda) yang hendak diamati.
Pada bagian tengah meja objek terdapat lubang, untuk jalan masuk cahaya ke mata
pengamat.
10. Jepitan kaca objek terdapat diatas meja, untuk menjepit sediaan yang akan diamati
agar kedudukan preparat stabil dan tidak bergeser.
11. Diafragma, terpasang pada bagian bawah meja objek, untuk mengatur banyak atau
sedikitnya cahaya yang dikehendaki masuk ke dalam mikroskop.
12. Kondensor, lensa tambahan yang berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang
masuk dalam mikroskop.
13. Cermin (Reflektor), untuk mengarahkan cahaya agar tetap masuk ke dalam lubang
pada meja objek. Salah satu permukaan cermin itu datar dan permukaan laiun
cekung. Bagian yanga datas digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan bagian
cekung digunakan jika cahaya kurang terang.

c. Cara Menggunakan
1. Peganglah lengan mikroskop dengan satu tangan sementara tangan lain menyangga
kaki mikroskop. Letakkan mikroskop sedemikian rupa diatas meja yang datar sehingga
anda mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop.
2. Bukalah diafragma secara penuh dengan cara memutar untuk mendapatkan cahaya
sebanyak banyaknya.
3. Aturlah cermin supaya cahaya dipantulkan melalui lubang pada meja objek, sehingga
melalui lensa okuler terlihat sebuah lingkaran yang terangnya merata.
4. Putar revolver sampai terdengar bunyi klik, agar lensa objektif dengan perbesaran
lemah tepat berada di tengah meja benda.
5. Letakkan sediaan yang akan diamati diatas meja preparat. Aturlah agar bagian yang
akan diamati berada tepat di tengah lubang meja preparat. Kemudian jepitlah preparat
itu dengan jepitan objek.
6. Putarlah tombol pengatur fokus untuk menurunkan tabung mikroskop sehingga lensa
objektif berada kira-kira 1 cm diatas meja preparat.
7. Mulailah pengamatan dengan melihat benda melalui lensa okuler. Miringkan kepala
anda ke satu sisi mikroskop dan putarlah tombol pengatur kasar. Rendahkan lensa
objektif atau naikkan meja objektif sampai meja objektif terletak sekitar 5 mm dari
sediaan yang diamati. Pergerakan pengaturan kasar pada beberapa mikroskop akan
menyebabkan lensa objekktif bergerak ke atas dan ke bawah. Pada mikroskop lain
meja objektif yang bergerak ke atas dan ke bawah.
8. Lihatlah melalui lensa okuler naikkan tabung mikroskop perlahan-lahan sehingga
sediaan terlihat. Jika setelah tabung dinaikkan kira-kira 2 cm, sediaan tetap tidak
terlihat, itu berarti fokus mikroskop untuk sediaan sudah terlewati atau sediaan yang
diamati tidak terletak tepat di bawah lensa objektif. Jika hal itu terjadi geserkan
sediaan sampai terletak tepat di bawah lensa objektif. Jangan menurunkan tabung atau
menaikkan meja sambil mellihat, sambil melihat sediaan melalui lensa okuler. Hal ini
untuk mencegah lensa objektif membentur kaca penutup sehingga akan menyebabkan
tergoresnya lensa objektif atau pecahnya kaca penutup.
9. Setelah sediaan tampak, putarlah pengaturan halus ke depan dan ke belakang untuk
mendapatkan fokus mikroskop sebaik-baiknya. Sediaan ini dapat diperjelas dengan
mengatur besarnya lubang diafragma.
10. Jika diperlukan perbesaran yang lebih tinggi, putarlah revolver untuk mengganti lensa
objektif perbesaran lemah dengan lensa objektif perbesaran yang kuat.
11. Bersihkan mikroskop setelah dipakai, terutama lensanya.

D. Perbesaran
Pada setiap lensa objektif dan okuler tertera bilangan yang menunjukkan berapa
kali daya perbesarannya. Contoh perhitungan daya perbesaran, sebagai berikut:
Daya perbesaran Objektif 10x 40x 100x
Okuler 5x 50x 200x 500x
10x 100x 400x 1000x
Objektif 100X selalu memakai minyak imersi, antara lensa depan objektif dengan gelas
penutup. Pemakaian minyak imersi tersebut akan memperbesar Apertur numerik (A.N),
karena minyak imersi mempunyai indeks refraksi kira-kira 1,515. A.N adalah faktor yang
menentukan besarnya “Airy Disc”, bayangan mikroskop, yaitu besarnya layar. A.N
mempunyai hubungan langsung dengan limit daya pisah (Revolving power) mikroskop,
yaitu kemampuan maksimum mikroskop untuk membedakan dua buah titik terdekat
sebagai terpisah.
Sebaiknya minyak imersi yang digunakan, tidak berfluoresensi ataupun tidak
mengeras. Walaupun kita mempergunakan minyak imersi yang tidak mengeras, namun
setelah selesai memakai minyak imersi sebaiknya minyak tersebut dibersihkan
memakai lap yang bersih atau kertas lensa.
2. Mikroskop Binokuler
Komponen dan cara menggunakan mikroskop binokuler, tidak jauh berbeda dengan
mikroskop monokuler. Mikroskop binokuler mempunyai 2 lensa okuler.

Gambar 2. Mikroskop Binokuler

3. Mikroskop Stereo
a. Komponen
Mikroskop stereo di gunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu
kecil, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak. Mikroskop stereo mempunyai
sifat sebagai berikut:
1. Mempunyai 2 lensa obyektif dan 2 lensa okuler, agar didapatkan bayangan 3
dimensi dari pengamatan 2 mata.
2. Perbesaran tidak terlalu kuat, tetapi lebih diutamakan adalah medan pandang yang
luas dan jarak kerja yang panjang. Dengan demikian benda yang diamati cukup
jauh, sehingga mikroskop ini dapat dipakai untuk pembedahan.
3. Benda yang diamati dapat kering atau dalam medium air, dapat tebal maupun tipis.
4. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran sebagai berikut :
5. Obyektif 1x atau 2x
6. Okuler 10x atau 15x
7. Perbesaran total sampai 30x
8. Meja sediaan berwarna putih. Kadang-kadang kaca pada meja dapat dibalik dan
berwarna hitam.
9. Mikroskop stereo tidak dilengkap dengan kondensor maupun alat pengatur halus
serta diafragma.
b. Cara Menggunakan
1. Periksalah mikroskop
Gambaryang akan dipakai.
3. Mikroskop Bersihkan meja kacanya dengan lap, dan
Stereo
lensa-lensanya dengan kertas lensa.
2. Pergunakan meja sediaan warna putih untuk melihat objek-objek yang tidak
transparan dan penyinaran dari atas sedangkan untuk mengamati objek yang
transparan sebaiknya menggunakan sinar dari bawah dan meja sediaan kaca yang
bening. Tetapi dalam praktek tergantung dari kelenhgkapan mikroskop dan selera si
pengamat.
3. Objek yang diamati dapat kering dan dapat pula terendam air, dengan
meletakkannya diatas kaca objek, dalam cawan atau langsung diatas meja kaca.
4. Aturlah jarak kedua lensa okuler sehingga sesuai dengan jarak kedua mata. Jika
telah sesuai, lapangan optik akan berbentuk bulat.
5. Dengan kedua mata objek dilihat melalui okuler. Fokuskan objek dengan memutar
sekerup pengarah.
6. Setelah selesai bekerja, bersihkan meja sediaan, lalu simpan mikroskop tersebut
dalam kotaknya dan kuncilah.
3. Pemeliharaan Mikroskop
1. Bawalah selalu mikroskop dalam posisi yang sebenarnya, dan hindarkan dari
benturan yang tiba-tiba.
2. Jagalah mikroskop dari debu, dan jangan menyentuh lensa dari tangan anda.
3. Jangan melakukan penyetelah mikroskop dengan paksa (penyetelah diafragma,
tombol pemutar kasar, dan halur).
4. Kalau tidak diperlukan sekali jangan membuka lensa okuler supaya debu tidak
mengendap pada lensa objektif.
5. Lensa okuler sangat peka terhadap pengetsaan (etching) oleh asam-asam yang ada
pada keringat sehingga harus dibersihkan setiap selesai pemakaian. Caranya, secara
hati-hati sekala lensa okuler dengan secarik kertas lensa yang dibasahi setetes air
suling, lalu keringkan dengan kertas lensa kering.
6. Pasanglah lensa objektif berkekuatan paling rendah pada posisi kerja (di bawah
lensa okuler) jika mikroskop tidak digunakan.
7. Simpanlah mikroskop dalam lemari atau ditutup dengan tudung plastik.
8. Usahakan tempat penyimpanan selalu dalam keadan kering dengan pemakaian
lampu atau silikat gel pada setiap tempat penyimpanan. Hal ini bertujuan untuk
menghindari lensa terkena jamur.

Anda mungkin juga menyukai