Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA


VEGETATIF

Dosen Pengampuh:
Dr. Neni Musyarofah, SP., M.Si

ZIDANE ARDIANSYAH
02.11.23.195

KELAS 1D
PEROGRAM STUDI
TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PRMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat, kehendak, kekuatan, pertolongan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum agronomi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat yang telah memberikan penerangan bagi
umat Islam.
Laporan praktikum dengan judul “Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif’’ ini
disusun untuk memenuhi penulisan laporan sebagai tugas praktikum mata kuliah agronimi.
Oleh karena itu, iringan do’a dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada Ibu Dr. Neni Musyarofah, SP., M.Si sebagai dosen pengampuh mata
kuliah agronomi yang sudah memberikan tugas ini dan rekan-rekan.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
sehingga dapat menyempurnakan penulisan makalah ini. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan.

Bogor, 12 Januari 2024


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
D. Manfaat.......................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III ALAT DAN BAHAN..............................................................................................................9
A. ALAT...........................................................................................................................................9
B. BAHAN.......................................................................................................................................9
BAB IV PROSEDUR KERJA.............................................................................................................11
A. Perbanyakan Vegetatif Alami.................................................................................................11
B. Perbanyakan Vegetatif buatan dengan Cangkok.................................................................11
BAB V HASIL......................................................................................................................................13
A. Perbanyakan Vegetatif Alami.................................................................................................13
B. Perbanyakan Vegetatif buatan dengan Cangkok.................................................................19
BAB VI PENUTUP..............................................................................................................................22
A. Kesimpulan...............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktikum Agronomi Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif dilakukan untuk


memahami dan mengamati metode perbanyakan tanaman tanpa melalui biji, yang
umumnya disebut reproduksi vegetatif. Metode ini penting karena dapat mempertahankan
sifat-sifat unggul dari tanaman induknya. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui
stek, okulasi, cangkok, serta teknik lainnya yang memanfaatkan bagian tanaman tertentu,
seperti akar, batang, atau daun, untuk menumbuhkan tanaman baru.
Praktikum ini memberikan pemahaman tentang teknik-teknik tersebut, termasuk
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan vegetatif, seperti kondisi
lingkungan, media tanam, serta perlakuan yang tepat terhadap bahan tanaman yang
digunakan. Selain itu, praktikum ini juga membantu mengidentifikasi manfaat dan
kelemahan dari perbanyakan vegetatif dibandingkan dengan reproduksi generatif melalui
biji.
Melalui praktikum ini, mahasiswa atau peserta belajar untuk mengembangkan
keterampilan praktis dalam menghasilkan tanaman baru secara efisien dan memahami
pentingnya perbanyakan tanaman secara vegetatif dalam konteks pertanian modern dan
konservasi sumber daya genetik tanaman.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses perbanyakan tanaman vegetatif?


2. Metode apasaja yang digunakan untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif?
3. Apa manfaat perbanyakan tanaman secara vegetatif?
4. Apasaja faktor-faktor penentu keberhasilan perbanyakan vegetatif?
5. Pengaruh apasaja untuk keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif?

C. Tujuan

1. Memahami proses perbanyakan tanaman vegetatif


Menjelaskan metode-metode perbanyakan tanaman vegetatif yang digunakan dalam
praktikum, seperti stek, cangkok, dan kultur jaringan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan perbanyakan vegetatif
Menganalisis kondisi lingkungan, teknik manipulasi tanaman, dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif.
3. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman hasil perbanyakan vegetatif
Meninjau proses pertumbuhan tanaman dari berbagai metode perbanyakan vegetatif
yang dilakukan dalam praktikum.
D. Manfaat

1. Pemahaman Mendalam tentang Proses Perbanyakan Vegetatif


Memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai proses perbanyakan vegetatif
yang dapat diterapkan dalam budidaya tanaman.
2. Peningkatan Keterampilan Praktis
Memberikan pengalaman langsung dalam melaksanakan teknik-teknik perbanyakan
tanaman secara vegetatif, yang dapat diterapkan dalam pertanian atau kegiatan
bercocok tanam.
3. Pengetahuan untuk Peningkatan Produksi Tanaman
Memberikan wawasan yang penting dalam meningkatkan produksi tanaman melalui
teknik perbanyakan vegetatif yang efektif dan efisien.
BAB II
PEMBAHASAN

Laporan ini mengulas tentang cara meningkatkan jumlah tanaman tanpa


menggunakan biji atau reproduksi seksual, yang merupakan aspek penting dalam pertanian
modern dan pelestarian lingkungan. Teknik perbanyakan vegetatif memanfaatkan bagian-
bagian tanaman, seperti batang, akar, daun, atau tunas, untuk menciptakan individu baru yang
memiliki sifat genetik yang mirip dengan tanaman induknya.
Teknik perbanyakan vegetatif menjadi fokus utama dalam mengembangkan varietas
tanaman unggul, mempertahankan sifat genetik yang diinginkan, dan meningkatkan produksi
tanaman secara efisien. Ini sangat penting dalam berbagai bidang pertanian, seperti budidaya
buah-buahan, tanaman hias, dan pertanian lainnya, di mana konsistensi karakteristik spesifik
dari varietas tertentu sangat diinginkan. Praktik perbanyakan vegetatif juga memiliki peran
penting dalam melestarikan keanekaragaman genetik dengan mempertahankan sifat-sifat
genetik tertentu dari tanaman induk. Ini membantu menjaga varietas yang rentan terhadap
perubahan lingkungan atau serangan penyakit.
Selain manfaatnya dalam keberlanjutan pertanian, perbanyakan vegetatif juga
memberikan dampak positif pada lingkungan dengan mengurangi kebutuhan akan benih dan
pupuk kimia serta mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan
pupuk dan pestisida kimia.Namun, seperti dalam banyak metode pertanian lainnya,
perbanyakan tanaman vegetatif juga memiliki tantangan tersendiri. Beberapa tanaman
mungkin membutuhkan teknik khusus, perawatan yang cermat, atau waktu yang lebih lama
untuk tumbuh dan berkembang.
Dengan eksperimen dan penelitian yang lebih mendalam, praktik perbanyakan
tanaman secara vegetatif dapat ditingkatkan untuk mengatasi tantangan tersebut, memberikan
manfaat yang lebih besar dalam produksi tanaman, pelestarian lingkungan, dan kemajuan
pertanian secara keseluruhan. Dalam laporan ini, akan dijelaskan secara rinci mengenai
teknik-teknik perbanyakan tanaman vegetatif, manfaatnya, tantangannya, serta potensi
pengembangannya untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian dan melestarikan
lingkungan.
Proses perbanyakan tanaman secara vegetatif melibatkan penggunaan bagian-bagian
tanaman tertentu yang tidak melibatkan pembuahan atau penggabungan materi genetik dari
dua tanaman yang berbeda. Ada beberapa metode perbanyakan tanaman vegetatif yang
umum digunakan:
1. Stek
Salah satu cabang, daun, atau akar tanaman dipotong dan ditempatkan di media
tumbuh yang cocok. Bagian ini akan menghasilkan akar dan menjadi tanaman baru
dengan genetika identik dengan tanaman induk.
2. Okulasi dan Sambung Pucuk
Metode ini melibatkan penyatuan bagian dari satu tanaman (okulasi pada pohon) atau
penggabungan pucuk (sambung pucuk) dengan tanaman lain untuk menciptakan
tanaman baru.
3. Cangkok
Ini melibatkan menggabungkan dua tanaman yang berbeda namun kompatibel dengan
cara menyatukan bagian tumbuh dari satu tanaman ke bagian lain tanaman lainnya
sehingga mereka dapat tumbuh bersama sebagai satu tanaman.
4. Pembagian Rumpun atau Umbi
Tanaman yang memiliki umbi atau rumpun yang dapat dipisahkan bisa ditanam
menjadi tanaman baru.
5. Pelapisan
Ini melibatkan menumbuhkan akar pada bagian tanaman tertentu sambil masih
terhubung dengan tanaman induk, dan kemudian memisahkan bagian tersebut untuk
tumbuh menjadi tanaman baru.
Setiap metode memiliki teknik khususnya sendiri, tetapi tujuannya adalah untuk
menghasilkan tanaman baru dengan sifat-sifat genetik identik dengan tanaman induk. Metode
perbanyakan vegetatif ini penting dalam pengembangan varietas tanaman unggul, pelestarian
genetika tanaman, dan meningkatkan produksi tanaman secara efisien.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif memiliki sejumlah manfaat yang signifikan
dalam dunia pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu manfaat utamanya adalah
kemampuannya dalam mempertahankan sifat genetik yang diinginkan dari tanaman induk,
memungkinkan pengembangan varietas unggul tanaman. Praktik ini juga mendukung
konsistensi karakteristik spesifik dari varietas tanaman tertentu dalam budidaya tanaman
buah- buahan, tanaman hias, serta pertanian lainnya. Selain itu, perbanyakan vegetatif
memainkan peran penting dalam pelestarian keanekaragaman genetik dengan menjaga
varietas yang mungkin rentan terhadap perubahan lingkungan atau serangan penyakit. Secara
lingkungan, metode ini dapat mengurangi penggunaan benih dan pupuk kimia serta
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pestisida kimia, memberikan kontribusi positif
terhadap keberlanjutan lingkungan (Apriyanto, 2020).
Keberhasilan perbanyakan vegetatif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi
kondisi lingkungan, teknik yang digunakan, dan karakteristik tanaman yang diperbanyak.
Faktor pertama adalah kondisi lingkungan yang mendukung, seperti kelembaban udara, suhu,
cahaya, dan kualitas media tanam yang sesuai untuk pertumbuhan akar. Selain itu, pemilihan
waktu yang tepat untuk melakukan perbanyakan vegetatif juga memengaruhi
keberhasilannya.
Teknik yang tepat dalam memilih bagian tanaman yang akan diperbanyak, teknik
pemotongan, persiapan tanah atau media tumbuh, dan perawatan setelah pemotongan sangat
penting. Penggunaan hormon perangsang akar juga bisa menjadi faktor penentu keberhasilan.
Selain faktor lingkungan dan teknik, karakteristik tanaman itu sendiri juga memengaruhi
keberhasilan perbanyakan vegetatif. Beberapa tanaman mungkin lebih responsif terhadap
metode tertentu, sementara yang lain mungkin memerlukan perawatan atau kondisi
lingkungan yang lebih spesifik.Tidak lupa, pengendalian penyakit dan hama juga sangat
penting karena dapat mengganggu proses perbanyakan vegetatif. Faktor-faktor ini secara
kolektif berperan dalam menentukan keberhasilan proses perbanyakan vegetatif pada suatu
jenis tanaman (Hakin, 2019).
Keberhasilan perbanyakan tanaman secara vegetatif dipengaruhi oleh sejumlah faktor
penting. Pertama-tama, kondisi lingkungan seperti kelembaban udara, suhu, cahaya, dan jenis
media tumbuh sangat memengaruhi pertumbuhan dan pengembangan akar pada bagian
tanaman yang diperbanyak. Selain itu, pemilihan waktu yang tepat dalam melakukan
perbanyakan vegetatif juga menjadi faktor krusial. Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam
proses pemotongan, persiapan tanah atau media tumbuh, serta penggunaan hormon
perangsang akar juga memainkan peran penting dalam keberhasilan perbanyakan tanaman
vegetatif.
Tidak hanya itu, karakteristik tanaman yang diperbanyak juga berpengaruh. Beberapa
jenis tanaman lebih responsif terhadap metode perbanyakan tertentu, sedangkan yang lain
mungkin memerlukan perawatan khusus atau kondisi lingkungan yang spesifik. Pengendalian
penyakit dan hama juga menjadi faktor penting karena dapat mengganggu proses
perbanyakan vegetatif. Keseluruhan, faktor-faktor ini saling berinteraksi dan berkontribusi
dalam menentukan keberhasilan proses perbanyakan vegetatif pada suatu jenis tanaman.
BAB III
ALAT DAN
BAHAN

A.Alat
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif
bervariasi tergantung pada metode yang diterapkan. Namun, ada beberapa peralatan
umum yang sering digunakan:
1. Alat Pemotong
Digunakan untuk memotong bagian-bagian tanaman yang akan diperbanyak
seperti stek atau cangkok dengan tepat dan bersih. Pisau tajam, gunting steril,
atau alat pemotong lainnya yang digunakan untuk memotong bagian tanaman
dengan tepat dan steril.
2. Hormon Perangsang Akar
Dalam bentuk bubuk atau cair, untuk merangsang pertumbuhan akar pada
bagian yang ditanam.
3. Alat Pelindung Tanaman
Penutup atau wadah khusus untuk melindungi tanaman yang sedang tumbuh
dari paparan langsung sinar matahari atau kelembaban yang berlebihan
contohnya plastik.
4. Peralatan Pencangkokan
Untuk mendukung proses cangkok seperti plastik pembungkus, kawat, atau
bahan pengikat lainnya, contohnya tali rapiah.
5. Wadah Penanaman
Pot atau wadah lain yang cocok untuk menanam potongan tanaman
hingga akar tumbuh dan menjadi tanaman baru.
Pemilihan alat tergantung pada jenis metode perbanyakan vegetatif yang digunakan
dan kebutuhan spesifik dari tanaman yang diperbanyak. Perawatan alat-alat tersebut juga
penting untuk menjaga kebersihan dan keamanan proses perbanyakan tanaman.
B.Bahan
Beberapa bahan yang biasanya digunakan untuk melakukan perbanyakan tanaman
secara vegetatif termasuk:
6. Potongan Tanaman
Cabang, daun, batang, atau bagian tertentu dari tanaman yang dipilih untuk
diperbanyak.
7. Media Tumbuh
Substrat atau media tumbuh seperti tanah, campuran tanah dan pasir,
vermikulit, atau serbuk arang yang cocok untuk menumbuhkan akar pada
bagian tanaman yang diperbanyak.
8. Hormon Perangsang Akar
Hormon seperti auksin dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar
pada potongan tanaman yang diperbanyak, membantu dalam pembentukan
sistem akar yang kuat.
9. Pupuk
Beberapa jenis pupuk ringan atau nutrisi tambahan dapat diberikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman baru.
10. Media Perlindungan
Penutup plastik atau lingkungan lain yang menciptakan kondisi kelembaban
yang optimal untuk pertumbuhan awal tanaman yang diperbanyak.
Pemilihan bahan-bahan ini dengan cermat serta perawatan yang tepat
setelahnya dapat memengaruhi keberhasilan dalam melakukan perbanyakan tanaman
secara vegetatif.
BAB IV
PROSEDUR
KERJA

A. Perbanyakan Vegetatif Alami


Perbanyakan vegetatif alami melibatkan proses reproduksi tanaman yang tidak
memerlukan campuran bahan genetik dari dua individu yang berbeda. Berikut adalah
prosedur umum untuk perbanyakan vegetatif alami:
1. Identifikasi Tanaman Induk yang Cocok
Pilih tanaman induk yang sehat dan memiliki sifat yang diinginkan untuk
diperbanyak.
2. Potong Bagian Tanaman
Potong bagian tanaman yang akan diperbanyak, seperti cabang, batang, atau
bagian lain yang sesuai. Pastikan menggunakan alat pemotong yang steril untuk
mengurangi risiko infeksi.
3. Persiapkan Media Tumbuh
Siapkan media tumbuh yang cocok, seperti tanah yang subur, campuran tanah dan
pasir, vermikulit, atau serbuk arang. Pastikan media tumbuh tersebut memiliki
drainase yang baik.
4. Tanam Bagian Tanaman yang Dipotong
Tanam bagian tanaman yang dipotong ke dalam media tumbuh dengan hati-hati.
Pastikan bagian tanaman tersebut tertanam dengan cukup dalam untuk
memfasilitasi pertumbuhan akar.
5. Perawatan
Berikan perawatan yang diperlukan, termasuk penyiraman secara teratur agar
media tumbuh tetap lembab. Pemberian nutrisi tambahan atau pupuk ringan juga
bisa membantu pertumbuhan tanaman baru.
6. Lingkungan yang Mendukung
Ciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman, seperti
pencahayaan yang cukup atau kondisi kelembaban yang sesuai.
7. Pemantauan dan Perawatan Lanjutan
Pantau pertumbuhan tanaman secara teratur, perhatikan tanda-tanda kelembaban
tanah, dan lakukan perawatan lanjutan sesuai kebutuhan seperti pemangkasan
atau perlindungan dari hama dan penyakit.
8. Pemisahan dan Penanaman Kembali
Setelah tanaman baru memiliki akar yang kuat, mereka bisa dipisahkan dari
tanaman induk dan ditanam kembali di lokasi yang diinginkan. Prosedur ini akan
berbeda tergantung pada jenis tanaman yang diperbanyak, karena setiap tanaman
memiliki persyaratan dan karakteristik khusus yang perlu diperhatikan.
B. Perbanyakan Vegetatif buatan dengan Cangkok
Metode perbanyakan vegetatif menggunakan cangkok adalah teknik di mana bagian
tanaman tertentu ditempatkan pada batang atau bagian lainnya dari tanaman yang sama agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Proses ini melibatkan pemotongan sebagian batang atau
cabang dari tanaman yang telah ada, lalu menempatkannya pada area yang tepat pada
tanaman induk yang masih hidup. Area ini kemudian dibungkus atau disekat agar bagian yang
ditanam tersebut tetap terisolasi dan dapat tumbuh akar serta menjadi tanaman baru yang
mandiri.
Teknik cangkok dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti cangkok udara,
cangkok tuntas, atau cangkok sisip. Cangkok udara melibatkan pembentukan akar pada
batang tanaman yang masih terhubung dengan tanaman induknya sebelum dipisahkan.
Cangkok tuntas melibatkan pemotongan batang secara lengkap dan menanamnya di tempat
lain untuk tumbuh menjadi tanaman baru. Sementara itu, cangkok sisip menggabungkan
cabang atau ranting dengan pohon yang sudah ada untuk membentuk tanaman baru.
Keuntungan perbanyakan vegetatif dengan cangkok adalah bahwa tanaman baru yang
dihasilkan akan memiliki sifat yang sama dengan tanaman induknya, yang membuatnya
berguna dalam mempertahankan karakteristik genetik yang diinginkan. Teknik ini sering
digunakan dalam penyebaran tanaman yang sulit tumbuh dari biji atau bagi yang ingin
mempertahankan sifat-sifat unggul dari tanaman induknya.
BAB V
HASIL

A. Perbanyakan Vegetatif Alami


1. Tanaman Janda Bolong (Monstera Adansonii)

Foto sebelum

Perbanyak tanaman Janda Bolong (Monstera Adansonii), yaitu dengan perbanyakan


melalui anakan. Beberapa jenis tanaman janda bolong dapat menghasilkan anakan
atau tunas samping yang dapat dipisahkan dan ditanam menjadi tanaman baru.
Caranya adalah dengan memisahkan anakan tersebut dari tanaman induk dan
menanamnya dalam pot atau media tanam yang sesuai.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Pertumbuhan dengan baindan beberapa daun membusuk

2. Tanaman Daun Shiso Merah (Perilla Frutescans)

Foto sebelum

Perbanyak tanaman Daun Shiso Merah (Perilla Frutescans), yaitu perbanyakan


melalui anakan. Beberapa jenis Daun Shiso Merah dapat menghasilkan anakan atau
tunas samping yang dapat dipisahkan dan ditanam menjadi tanaman baru. Caranya
adalah dengan memisahkan anakan tersebut dari tanaman induk dan menanamnya
dalam pot atau media tanam yang sesuai.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumbuh baik
3. Tanaman Nanas Kerang (Tradescantia Spathacea)

Foto sebelum

Perbanyak tanaman Nanas Kerang (Tradescantia Spathacea), yaitu perbanyakan


melalui stek batang. Potong batang yang sehat dan kuat dari tanaman Nanas Kerang.
Pastikan potongan batang memiliki beberapa daun. Tempatkan potongan batang
tersebut dalam air atau media tanam yang lembab. Setelah akar tumbuh, dapat
menanamnya dalam pot atau kebun.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh namun tidak terlalu terlihat
4. Tanaman Anggur Mata Panah (Syngonium Podophyllum)

Foto sebelum

Perbanyak tanaman Anggur Mata Panah (Syngonium Podophyllum), yaitu perbanyakan


melalui stek daun. Pilih daun yang sehat dan utuh dari tanaman Anggur Mata Panah.
Potong daun menjadi beberapa bagian dengan setiap bagian memiliki bagian tulang
daun. Tanam potongan daun tersebut dalam pot yang berisi campuran tanah dan
bahan organik yang subur. Pastikan bagian tulang daun menyentuh tanah. Siram
secara teratur dan dalam beberapa waktu, tunas baru akan tumbuh dari potongan daun
tersebut.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh namun tidak terlalu terlihat
5. Tanaman Zabrina Ungu (Tradescantia Zebrina)

Foto sebelum

Perbanyak tanaman Zabrina Ungu (Tradescantia Zebrina), yaitu perbanyakan melalui


stek daun. Pilih daun yang sehat dan utuh dari tanaman Zabrina Ungu. Potong daun
menjadi beberapa bagian dengan setiap bagian memiliki bagian tulang daun. Tanam
potongan daun tersebut dalam pot yang berisi campuran tanah dan bahan organik
yang subur. Pastikan bagian tulang daun menyentuh tanah. Siram secara teratur dan
dalam beberapa waktu, tunas baru akan tumbuh dari potongan daun tersebut.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh dengan baik

6. Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria)

Perbanyak tanaman Lidah Mertua (Sansevieria), yaitu perbanyakan melalui stek daun.
Potong daun yang sehat dan utuh dari tanaman Lidah Mertua. Potong daun menjadi
beberapa bagian dengan setiap bagian memiliki bagian tulang daun. Biarkan potongan
daun tersebut mengering selama beberapa hari sehingga luka potongan dapat sembuh.
Setelah itu, tanam potongan daun dalam pot yang berisi campuran tanah dan pasir
dengan perbandingan yang sesuai. Pastikan bagian tulang daun menyentuh tanah.
Siram secara teratur dan dalam beberapa waktu, tunas baru akan tumbuh dari
potongan daun tersebut.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh namun tidak terlalu terlihat
7. Tanaman Lilin Paris (Carex Siderosticta)

Perbanyak tanaman Lilin Paris (Carex Siderosticta), yaitu perbanyakan melalui


pembagian rumpun. Tanaman Lilin Paris dapat diperbanyak dengan membagi
rumpunnya. Pertama, angkat tanaman Lilin Paris dari pot atau kebun dengan hati-hati.
Kemudian, pisahkan rumpun menjadi beberapa bagian dengan menggunakan pisau
atau tangan. Pastikan setiap bagian memiliki akar yang sehat dan beberapa tunas.
Tanam setiap bagian rumpun dalam pot atau kebun yang sesuai dengan campuran
tanah yang subur. Siram secara teratur dan perhatikan pertumbuhan baru dari setiap
bagian rumpun. Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh namun tidak terlalu
terlihat

8. Tanaman Daun Pohpohan (Pilea Trinervia)


Perbanyak tanaman Daun Pohpohan (Pilea Trinervia), yaitu perbanyakan melalui stek
batang. Potong batang yang sehat dan kuat dari tanaman Daun Pohpohan. Pastikan
potongan batang memiliki beberapa daun. Tempatkan potongan batang tersebut dalam
air atau media tanam yang lembab. Setelah akar tumbuh, Anda dapat menanamnya
dalam pot atau kebun.
Tingkat keberhasilan tumbuh: Tanaman bertumuh namun tidak terlalu terlihat
B. Perbanyakan Vegetatif buatan dengan Cangkok
1. Cangkok pada tanaman sirsak

Tingkat keberhasilan tumbuh: tingkat pertumbuhan tidak terlalu signifikan karena


waktu pencangkokan dan pengamatan sangat singkat.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan suatu metode reproduksi


tanaman yang tidak melibatkan pembuahan atau penggunaan biji sebagai media
perbanyakannya. Proses ini terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu perbanyakan
vegetatif alami dan buatan. Perbanyakan vegetatif alami melibatkan cara-cara alami
yang terjadi di alam tanpa campur tangan manusia, seperti pembentukan tunas
adventif, umbi, rimpang, stolon, dan pembentukan akar adventif. Proses ini dapat
terjadi secara alami pada tanaman tertentu sebagai mekanisme reproduksi tanaman
untuk bertahan hidup di lingkungan yang sesuai.
Sementara itu, perbanyakan vegetatif buatan adalah metode yang melibatkan
campur tangan manusia untuk menghasilkan tanaman baru dengan menggunakan
teknik tertentu, seperti stek, cangkok, sambung pucuk, dan mikropropagasi. Metode
ini memungkinkan untuk menghasilkan banyak tanaman yang identik secara genetik
dengan tanaman induknya, sehingga mempertahankan sifat-sifat unggul yang
diinginkan. Keuntungan perbanyakan tanaman secara vegetatif, baik alami maupun
buatan, adalah dapat memperoleh tanaman baru yang identik secara genetik dengan
tanaman induknya tanpa harus menunggu proses pembentukan biji yang memakan
waktu. Hal ini juga memungkinkan untuk mempertahankan sifat-sifat yang diinginkan
dari tanaman induk, seperti keunggulan dalam produksi buah, tahan terhadap
penyakit, atau kualitas estetika pada tanaman hias.
Selain itu, perbanyakan vegetatif juga memungkinkan untuk memperbanyak
tanaman yang sulit tumbuh dari biji atau yang mengalami kesulitan dalam
perkembangbiakan generatifnya. Dengan berbagai teknik yang ada, perbanyakan
vegetatif telah menjadi metode yang umum digunakan dalam pengembangan tanaman
pertanian, hortikultura, dan kebun raya untuk menghasilkan tanaman dengan kualitas
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto, M. (2020). Perbanyak Tanaman Secara Vegetatif Di Desa Pekan Kamis


Kelurahan Tembilahan Barat. Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 42-46.
Hakin, H. Y. (2019). Pelatihan Perbanyakan Tanaman Buah Secara Vegetatif Dengan Teknik
Penyambungan (grafting) Di Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih Benda Aceh.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 101-106.
Subiakto, H. (2009). Perbanyakan tanaman secara vegetatif. Penebar Swadaya.
Wudiyanto, R. (2005). Membuat stek, cangkok, dan okulasi. Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai