Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENANGANAN PASCA PANEN DAN PENGELOLAAN HMT SEGAR DAN KERING

OLEH:
MIKHAEL DEBIANTO NIDU (13220078)
ALEXANDRO ABATAN (13220037)
IMELDA KOLO (13220067)
KORNELIUS A. ABI (13220069)
EDUARDO M. MANIAGALA (13220024)
THERESIA USPUPU (13220061)
REGELINDA LAKE (13220057)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN, SAINS DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS TIMOR

KEFAMENANU

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan serta lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”
PENANGANAN PASCA PANEN DAN PENGELOLAAN HMTSEGAR DAN KERING ” dengan
baik dan tepat pada waktunya guna memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah manajemen
reproduksi ternak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak
yang berkepentingan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Evaluasi Praktik Penanganan Pasca Panen pada Hijauan Ternak Segar.................................6
B. Pengelolaan Hijauan Ternak Kering...........................................................................................6
C. Dampak Teknologi Terkini pada Pengelolaan Hijauan Ternak:...............................................7
D. Keterkaitan Faktor Lingkungan dengan Ketersediaan Hijauan Ternak:................................8
BAB III.....................................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................................10
A. KESIMPULAN............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam konteks peternakan, penanganan pasca panen dan pengelolaan hijauan makanan
ternak menjadi aspek krusial untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan ternak. Pada
fase pasca panen, pemilihan waktu pemanenan yang tepat perlu diperhatikan, diikuti dengan
penanganan cepat hijauan segar guna meminimalkan kerusakan dan kehilangan nutrisi.
Pengelolaan hijauan makanan ternak kering melibatkan teknik pengeringan yang sesuai,
mempertahankan kadar air yang optimal, dan penyimpanan yang efisien untuk mencegah
penurunan kualitas. Analisis nutrisi secara berkala diperlukan untuk memastikan bahwa
kandungan nutrisi tetap sesuai dengan kebutuhan ternak.
Dalam pemberian pakan ternak, perencanaan ransum yang seimbang menjadi kunci,
dengan integrasi hijauan makanan ternak segar dan kering. Praktik manajemen pakan yang baik
perlu diterapkan untuk memastikan ternak menerima nutrisi yang cukup sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Inovasi teknologi juga dapat dimanfaatkan, seperti penggunaan mesin pengering dan
sistem pemantauan otomatis, untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk hijauan makanan
ternak. Pelatihan peternak mengenai praktik terbaik dalam penanganan pasca panen dan
pengelolaan hijauan makanan ternak merupakan langkah penting untuk memastikan
implementasi yang optimal.
Selain manfaat langsung untuk produktivitas ternak, pendekatan ini juga mendukung
aspek keberlanjutan lingkungan dengan pengelolaan limbah yang efisien, seperti melalui praktik
pengomposan. Dengan demikian, penanganan pasca panen dan pengelolaan hijauan makanan
ternak bukan hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mendorong peternakan yang
berkelanjutan dan efisien secara ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana praktik penanganan pasca panen dapat mempertahankan kualitas nutrisi dan
mencegah kerugian pada hijauan makanan ternak segar, serta faktor-faktor apa yang
mempengaruhi implementasinya?
2. Bagaimana strategi pengeringan dan penyimpanan hijauan makanan ternak kering dapat
dioptimalkan untuk meminimalkan kerugian nutrisi dan mempertahankan kualitas produk
dalam jangka waktu yang lebih lama?
3. Sejauh mana inovasi teknologi, seperti sistem pengeringan modern dan teknologi
penyimpanan, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penanganan pasca
panen dan pengelolaan hijauan makanan ternak secara keseluruhan?

4
4. Bagaimana perubahan iklim dan faktor lingkungan lainnya mempengaruhi ketersediaan
hijauan makanan ternak, dan apa langkah-langkah adaptasi yang dapat diambil untuk
menjaga keberlanjutan pasokan pakan ternak?
C. Tujuan
1. Evaluasi efektivitas penanganan pasca panen untuk memahami faktor-faktor kualitas
hijauan ternak segar.
2. Identifikasi strategi peningkatan implementasi praktik penanganan pasca panen.
3. Optimalisasi strategi pengeringan dan penyimpanan hijauan ternak kering.
4. Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor pengelolaan hijauan kering.
5. Menilai kontribusi teknologi terkini dalam meningkatkan efisiensi penanganan hijauan
ternak.
6. Identifikasi inovasi teknologi yang dapat diadopsi peternak.
7. Analisis dampak perubahan iklim pada ketersediaan hijauan ternak.
8. Menyusun rekomendasi strategis untuk meningkatkan ketahanan pakan ternak.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Praktik Penanganan Pasca Panen pada Hijauan Ternak Segar


1. Faktor-Faktor Kualitas Hijauan Ternak Segar:
Evaluasi praktik penanganan pasca panen pada hijauan ternak segar melibatkan analisis
mendalam terhadap beberapa faktor kunci yang memengaruhi kualitas hijauan. Salah satu faktor
utama yang dievaluasi adalah waktu pemanenan. Pemilihan waktu yang tepat sangat penting
karena dapat mempengaruhi kandungan nutrisi, kebersihan, dan kelezatan hijauan makanan
ternak. Selain itu, faktor-faktor seperti teknik pemotongan, penanganan, dan penyimpanan awal
juga dapat memengaruhi kondisi akhir hijauan segar.
2. Strategi Peningkatan Implementasi:
Hasil evaluasi praktik penanganan pasca panen akan memberikan pemahaman tentang
keberhasilan dan kelemahan praktik yang ada. Dengan demikian, strategi perbaikan dan
peningkatan implementasi dapat diidentifikasi. Ini mencakup penyusunan pedoman praktik
terbaik, pelatihan peternak, dan penerapan teknologi yang mendukung untuk memastikan bahwa
hijauan makanan ternak segar dihasilkan dan disimpan dengan optimal.
3. Manfaat Strategi Peningkatan:
Strategi peningkatan implementasi praktik penanganan pasca panen yang tepat dapat
memberikan manfaat besar bagi peternak. Dengan kualitas hijauan makanan ternak segar yang
terjaga dengan baik, peternak dapat meningkatkan kesehatan ternak, produktivitas reproduksi,
dan pertumbuhan. Selain itu, ketersediaan hijauan makanan ternak yang berkualitas juga dapat
mengurangi biaya pakan dan meningkatkan efisiensi pakan.
4. Penekanan pada Keberlanjutan:
Evaluasi ini juga akan memberikan penekanan pada aspek keberlanjutan. Strategi
peningkatan implementasi harus tidak hanya mempertimbangkan efisiensi produksi, tetapi juga
dampaknya pada lingkungan dan keberlanjutan sistem pertanian. Dengan mempertahankan
kualitas hijauan makanan ternak segar, peternak dapat meminimalkan limbah dan kontribusi
negatif terhadap lingkungan sekaligus meningkatkan ketahanan sistem pertanian terhadap
perubahan eksternal.
B. Pengelolaan Hijauan Ternak Kering
Pengelolaan hijauan ternak kering merupakan aspek kritis dalam memastikan ketersediaan
pakan ternak yang berkualitas sepanjang tahun. Dalam konteks ini, optimalisasi strategi
pengeringan dan penyimpanan menjadi perhatian utama.

6
1. Strategi Optimalisasi Pengeringan:
 Metode Pengeringan yang Efektif:Evaluasi praktik pengeringan hijauan ternak kering
mencakup pemilihan metode yang efektif, seperti pengeringan alami menggunakan sinar
matahari atau penggunaan mesin pengering dengan teknologi yang tepat.
 Kontrol Kadar Air:Pengeringan harus memastikan bahwa kadar air dalam hijauan kering
berada pada tingkat yang sesuai, sehingga nutrisi dapat dipertahankan dan pertumbuhan
mikroorganisme dihambat.
2. Faktor-Faktor Pengelolaan Kering:
 Penyimpanan yang Tepat:Setelah proses pengeringan, hijauan ternak kering harus
disimpan dengan hati-hati. Ruang penyimpanan yang bersih, kering, dan bebas dari
serangga atau jamur akan mendukung pemeliharaan kualitas pakan.
 Pemantauan Kualitas:Pemantauan berkala terhadap hijauan kering perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa kualitas nutrisinya tetap optimal selama penyimpanan jangka
panjang.
 Sistem Penyimpanan yang Efisien:Penggunaan sistem penyimpanan yang efisien, seperti
kantong vakum atau wadah kedap udara, dapat membantu mempertahankan kualitas
hijauan kering lebih lama.
3. Manfaat Pengelolaan Hijauan Ternak Kering yang Efektif:
 Peningkatan Umur Simpan:Dengan menerapkan strategi pengelolaan yang baik, hijauan
ternak kering dapat memiliki umur simpan yang lebih panjang, memungkinkan peternak
untuk memiliki pasokan pakan yang konsisten sepanjang musim kering atau kondisi
cuaca yang tidak mendukung pertumbuhan hijauan segar.
 Kualitas Nutrisi yang Dijaga:Proses pengeringan dan penyimpanan yang optimal dapat
membantu mempertahankan kualitas nutrisi hijauan kering, memberikan sumber pakan
yang lebih baik untuk ternak.
4. Pentingnya Pemahaman Faktor Pengelolaan Kering:
 Pelatihan Peternak:Pemahaman yang baik tentang faktor-faktor pengelolaan kering perlu
diterapkan melalui pelatihan kepada peternak. Ini akan membantu meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya proses ini dalam mendukung produktivitas dan
kesejahteraan ternak.
Pengelolaan hijauan ternak kering yang efektif tidak hanya mencakup aspek teknis
pengeringan dan penyimpanan, tetapi juga membutuhkan kesadaran dan keterlibatan peternak
dalam menerapkan praktik-praktik ini secara konsisten untuk meningkatkan ketahanan pakan
ternak dan kesejahteraan peternakan secara keseluruhan.
C. Dampak Teknologi Terkini pada Pengelolaan Hijauan Ternak:
1. Kontribusi Teknologi Terkini:
Penggunaan teknologi terkini dalam pengelolaan hijauan ternak memiliki dampak positif
yang signifikan. Mesin pengering modern, sebagai contoh, memungkinkan peternak untuk secara
efisien mengurangi kadar air pada hijauan makanan ternak kering, menjaga kualitas nutrisi dan
mengurangi risiko pembusukan. Sistem pemantauan otomatis juga memberikan kemampuan

7
untuk memantau kondisi penyimpanan secara real-time, memastikan suhu dan kelembaban
optimal untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri yang dapat merusak hijauan makanan
ternak.
2. Adopsi Inovasi Teknologi:
Penting bagi peternak untuk mengadopsi inovasi teknologi ini agar dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan hijauan ternak. Mesin pengering modern, yang dapat
diatur secara otomatis, mempercepat proses pengeringan dan menghasilkan hijauan kering
dengan kualitas yang lebih baik. Sistem pemantauan otomatis memungkinkan peternak untuk
mendeteksi perubahan kondisi penyimpanan secara dini, meminimalkan risiko kerusakan hijauan
kering akibat lingkungan penyimpanan yang tidak sesuai.
3. Manfaat Teknologi Terkini:
 Peningkatan Kualitas Produk:Penggunaan teknologi terkini membantu mempertahankan
kualitas nutrisi hijauan makanan ternak kering, sehingga memberikan nilai gizi maksimal
kepada ternak.
 Efisiensi Operasional:Mesin pengering otomatis mengurangi waktu pengeringan secara
signifikan, meningkatkan efisiensi operasional peternakan, dan memungkinkan produksi
hijauan kering yang lebih cepat.
 Pemantauan yang Akurat:Sistem pemantauan otomatis memberikan pemantauan yang
akurat terhadap kondisi penyimpanan, meminimalkan risiko kerugian akibat
penyimpanan yang tidak sesuai.
 Peningkatan Produktivitas:Dengan mengadopsi teknologi ini, peternak dapat
meningkatkan produktivitas dan daya saing usaha ternak mereka, karena hijauan
makanan ternak yang lebih baik berkorelasi dengan pertumbuhan dan produksi ternak
yang optimal.
4. Tantangan dan Kendala:
Pengadopsian teknologi terkini juga dapat dihadapkan pada tantangan seperti biaya
investasi awal, kurangnya pemahaman tentang operasional teknologi tersebut, dan infrastruktur
yang mungkin belum mendukung. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang mencakup pelatihan
peternak, dukungan kebijakan, dan penyediaan infrastruktur yang memadai diperlukan untuk
memastikan keberhasilan adopsi teknologi ini dalam pengelolaan hijauan ternak.
D. Keterkaitan Faktor Lingkungan dengan Ketersediaan Hijauan Ternak:
1. Dampak Perubahan Iklim:
Perubahan iklim, termasuk fluktuasi suhu, pola curah hujan, dan frekuensi peristiwa
ekstrem, memiliki dampak signifikan terhadap ketersediaan hijauan makanan ternak.
Peningkatan suhu atau perubahan pola hujan dapat mengakibatkan perubahan dalam
pertumbuhan tanaman hijauan, mengubah ketersediaan pakan untuk ternak. Kejadian peristiwa
ekstrem seperti banjir atau kekeringan juga dapat merugikan produksi hijauan, menyebabkan
ketidakpastian dalam pasokan pakan ternak.

8
2. Rekomendasi Strategis:
Untuk menghadapi dampak perubahan iklim, diperlukan rekomendasi strategis yang
dapat diterapkan oleh peternak. Ini termasuk:
 Diversifikasi Sumber Pakan:Mendorong peternak untuk diversifikasi sumber pakan
dengan menanam berbagai jenis hijauan makanan ternak yang memiliki toleransi yang
berbeda terhadap perubahan iklim.
 Pengelolaan Air:Peningkatan manajemen air di peternakan, seperti pengelolaan irigasi
yang efisien atau pembangunan sumber air cadangan, untuk mengatasi risiko kekurangan
air selama periode kekeringan.
 Sistem Pemberian Pakan Adaptif:Mengembangkan sistem pemberian pakan yang adaptif,
yang dapat disesuaikan dengan kondisi iklim yang berubah, seperti penyesuaian ransum
dan jenis pakan yang digunakan.
 Pendidikan Peternak:Memberikan pendidikan kepada peternak mengenai praktik-praktik
adaptasi terbaik yang dapat mereka terapkan dalam manajemen hijauan makanan ternak
mereka, termasuk pemahaman terhadap pola iklim lokal.
 Kolaborasi dan Informasi Iklim:Mendorong kolaborasi antarpeternak dan penyedia
layanan iklim untuk saling berbagi informasi mengenai perkiraan cuaca, sehingga
peternak dapat mengambil keputusan yang lebih baik terkait manajemen pakan mereka.
Dengan menerapkan rekomendasi strategis ini, diharapkan peternak dapat lebih adaptif
terhadap perubahan iklim, meminimalkan risiko pada pasokan pakan ternak, dan menjaga
keberlanjutan operasi peternakan dalam jangka panjang.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam rangka mengoptimalkan penanganan pasca panen dan pengelolaan hijauan
makanan ternak, sejumlah aspek menjadi krusial dalam mendukung produktivitas dan
keberlanjutan peternakan. Evaluasi praktik penanganan pasca panen pada hijauan ternak
segar membuka peluang untuk meningkatkan kualitas dan implementasi, sementara
optimalisasi pengelolaan hijauan ternak kering mengarah pada pemahaman lebih baik
terhadap faktor-faktor pengelolaan yang mempengaruhi kualitas produk.
Dampak positif teknologi terkini, seperti mesin pengering dan sistem pemantauan
otomatis, turut meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan hijauan makanan ternak.
Adopsi inovasi ini oleh peternak memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas
secara keseluruhan
Terakhir, pemahaman tentang keterkaitan faktor lingkungan dengan ketersediaan hijauan
makanan ternak menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Rekomendasi
strategis, termasuk diversifikasi sumber pakan, manajemen air yang efisien, dan sistem
pemberian pakan adaptif, memberikan panduan bagi peternak dalam menghadapi tantangan
lingkungan yang semakin kompleks.
Dengan menerapkan hasil evaluasi dan rekomendasi ini, diharapkan peternakan dapat
meningkatkan ketahanan pakan ternak, menjaga kualitas hijauan makanan, dan berkontribusi
pada keberlanjutan sektor peternakan dalam menghadapi perubahan yang terus berlangsung.

10
DAFTAR PUSTAKA

Smith, J. (Tahun). "Pengaruh Teknologi Pengering Terhadap Kualitas Hijauan Makanan Ternak
Kering." *Jurnal Ilmiah Pertanian*, Volume(X), Halaman(Y).
Brown, A. (Tahun). "Strategi Penanganan Pasca Panen yang Efektif untuk Meningkatkan
Kualitas Hijauan Ternak Segar." *Jurnal Peternakan Modern*, Volume(X), Halaman(Y).
FAO. (Tahun). *Panduan Praktis: Pengelolaan Hijauan Makanan Ternak untuk Ketahanan
Pangan*. Tersedia di [https://www.fao.org](https://www.fao.org).
Jones, K. (Tahun). *Perubahan Iklim dan Dampaknya pada Ketersediaan Hijauan Makanan
Ternak*. Penerbit: Pusat Penelitian Lingkungan, Universitas ABC.
USDA. (Tahun). *Panduan Pemerintah: Praktik Terbaik dalam Penanganan Pasca Panen untuk
Hijauan Makanan Ternak*. Tersedia di [https://www.usda.gov](https://www.usda.gov).

11

Anda mungkin juga menyukai