Anda di halaman 1dari 122

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan buku catatan mata kuliah Dasar
Teknologi Budidaya Tanaman dengan baik. Tujuan dari pembuatan catatan
kuliah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar Teknologi
Budidaya Tanaman. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca mengenai dasar-dasar budidaya tanaman.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.
Bargumono, M.Si, selaku dosen mata kuliah Dasar Teknologi Budidaya
Tanaman. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada seluruh rekan-rekan yang telah memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan catatan kuliah dengan baik.
Penulis menyadari catatan kuliah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis mohon maaf atas segala kesalahan serta kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan catatan kuliah ini.
Penulis sangat berharap catatan kuliah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 23 Januari 2021

Penulis

ii | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i


KATA PENGANTAR ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................1
1.1 Pengertian Budidaya Tanaman .................................................1
1.2 Aspek Budidaya Tanaman .......................................................2
1.3 Lingkup Budidaya Tanaman ....................................................7
1.4 Produk Budidaya Tanaman ......................................................9
1.5 Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ...................................10
1.6 Peningkatan Produktivitas ......................................................11
BAB II TEKNIK DASAR BUDIDAYA TANAMAN ....................12
2.1 Pengertian Teknik Budidaya Tanaman ..................................12
2.2 Program Intensifikasi Pertanian .............................................12
2.3 Program Ekstensifikasi Pertanian ...........................................20
2.4 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ..............23
BAB III KELOMPOK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN ......................................................28
3.1 Faktor Lingkungan dan Genetik .............................................28
BAB IV BAHAN TANAMAN .........................................................36
4.1 Bahan Tanaman......................................................................36
BAB V PERSIAPAN TANAM DAN PEMELIHARAAN TANAMAN
...........................................................................................................42
5.1 Teknis Persiapan Bahan Tanam (Benih) ................................42
5.2 Perbanyakan Tanaman ...........................................................46
5.3 Pemeliharaan Tanaman ..........................................................54
BAB VI KELOMPOK ESENSIAL : UNSUR HARA DAN PEMUPUKAN
...........................................................................................................61
6.1 Hara Tanaman ........................................................................61
6.2 Pupuk dan Pemupukan ...........................................................70

iii | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VII KELOMPOK ESENSIAL ABIOTIK .............................79

7.1 Pengertian dan Fungsi Komponen Abiotik ............................79


7.2 Komponen Abiotik .................................................................80
BAB VIII KELOMPOK ESENSIAL BIOTIK ..............................87
8.1 Pengertian Komponen Biotik .................................................87
8.2 Komponen Biotik ...................................................................87
BAB IX KELOMPOK FAKTOR IKLIM ......................................89
9.1 Pengaruh Faktor Iklim............................................................89
9.2 Faktor Iklim ...........................................................................90
BAB X KELOMPOK GANGGUAN BIOTIK DAN ABIOTIK ...92
10.1 Gangguan pada Tanaman Pertanian .....................................92
BAB XI PANEN DAN PASCA PANEN .......................................100
11.1 Pengertian Panen dan Pasca Panen.....................................100
11.2 Kriteria Panen ....................................................................101
11.3 Penanganan Segera Setelah Panen .....................................103
11.4 Penanganan Pasca Panen ....................................................104
BAB XII PERANAN TEKNOLOGI DALAM TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN .....................................................................................107
12.1 Vertikultur ..........................................................................107
12.2 Silvikultur ..........................................................................108
12.3 Hidroponik .........................................................................109
12.4 Jenis Hidroponik ................................................................110
12.5 Aeroponik ..........................................................................111
BAB XIII BUDIDAYA ANTHURIUM ........................................113
13.1 Pendahuluan .......................................................................113
13.2 Jenis Anthurium .................................................................113
13.3 Teknik Budidaya ................................................................114
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... iv

iv | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Budidaya Tanaman


Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang
tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan
akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok
tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi
berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang
canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai
produktivitas yang diinginkan.
Istilah budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata budidaya dan
tanaman. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman
merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang
biasanya telah melampaui proses domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha
untuk menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan
memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman
meliputi, tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Budidaya berdasarkan
objek budidayanya, pertama yaitu budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan
dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif, kedua yaitu kehutanan,
dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang
setengah liar. Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu :
a. Selalu melibatkan barang dalam volume besar, serta
b. Proses produksinya memiliki resiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu
atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka
waktu tertentu dalam proses produksi.

1|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


1.2 Aspek Budidaya Tanaman
Aspek budidaya meliputi tiga aspek pokok yaitu, aspek pemuliaan
tanaman, aspek fisiologi tanaman, dan aspek ekologi tanaman. Ketiga aspek ini
merupakan suatu gugus ilmu tanaman (crop science) yang langsung berperan
terhadap budidaya tanaman dan sekaligus terlihat pada produksi tanaman.

Aspek Pemuliaan Tanaman


Hasil pemuliaan tanaman, berupa varietas yang memiliki berbagai sifat
unggul. Akan tetapi sifat unggul ini hanya akan muncul bila teknik budidaya
yang dilakukan sesuai dengan sifat yang diinginkan varietas unggul tersebut.
Dengan kata lain keberhasilan dalam penggunaan varietas unggul sangat
tergantung pada bagaimana pelaku budidaya telah melakukan tindak
budidayanya secara benar. Peningkatan produksi pangan tidak hanya
mengandalkan penemuan-penemuan varietas-varietas baru yang mempunyai
kelebihan-kelebihan tertentu, tetapi juga harus memperbaiki metode atau teknik
budidayanya serta mengusahakan cara bertanam yang benar. Pemuliaan tanaman
terus berupaya untuk menghasilkan berbagai modifikasi keunggulannya guna
mencapai peningkatan kebutuhan manusia. Tujuan pemuliaan tanaman antara
lain sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan tanaman yang berdaya hasil tinggi dalam ukuran,
jumlah, dan kandungan.
b. Untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap cekaman biotik
(tahan serangan hama dan penyakit tanaman) dan abiotik (toleran
tanah masam, salin, dan lain-lain).
c. Untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas baik: rasa, aroma,
warna, ukuran, dan lain-lain. Hal ini berhubungan dengan pola makan,
adat istiadat, dan modernisasi.
d. Untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai nilai estetik.

2|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


Aspek Fisiologi Tanaman
Kata fisiologi berasal dari dua huruf yakni “physis” yang artinya alam
dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi, pengertian fisiologi tumbuhan
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keterangan-
keterangan perihal kehidupan tanaman yang meliputi proses kehidupannya,
fungsinya dan aktivitasnya. Dalam mempelajari fisiologi tanaman, ada semacam
batasan-batasan dalam ruang dan waktu tertentu yang harus diambil. Batasan
yang diambil hanyalah seputar dari apa yang bisa ditangkap oleh indera manusia.
Apa fungsi pemberian batasan ini? Pemberian batasan ini dapat berfungsi atau
membuat seorang peneliti bisa menjadi lebih fokus saat melakukan penelitian di
lapangan sehingga diharapkan lebih mudah dalam menemukan hukum-hukum
yang berguna untuk menyusun sebuah teori. Dari teori-teori yang tersusun inilah
diharapkan nantinya dapat bermanfaat untuk kehidupan manusia.
Fisiologi tanaman atau tumbuhan merupakan cabang dari ilmu biologi
yang mempelajari tentang proses metabolisme pada tubuh tumbuhan dimana
proses dari metabolisme ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan mikro di sekitar
tumbuhan tersebut. Adapun ruang lingkup yang dipelajari antara lain tentang sel,
proses transpirasi, karakteristik molekul air, unsur esensial tumbuhan,
fotosintesis, respirasi serta metabolisme tumbuhan. Akan tetapi secara umum,
fisiologi tumbuhan dapat digolongkan menjadi beberapa ruang lingkup yaitu
fisiologi tanaman, fisiologi lepas panen, ekofisiologi dan fisiologi benih. Aspek
fisiologi dalam teknik budidaya tanaman mencakup segenap kelakuan tanaman
dari taraf benih sampai taraf panen.
Fungsi fisiologi tumbuhan disini berarti manfaat yang diperoleh manusia
dalam mempelajari fisiologi tumbuhan. Secara umum manfaatnya sangat besar
karena tumbuhan itu sendiri merupakan salah satu bahan pemenuh bagi
kebutuhan manusia sehingga kita perlu ilmu yang seluas-luasnya tentang
tumbuhan. Tidak mungkin kita bisa membuat racikan obat bila tidak mengetahui
tentang bahan yang terkandung dalam obat itu sendiri. Oleh karena itu, ilmu
fisiologi tumbuhan ini sangatlah penting.

3|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


Dalam perkembangannya, fisiologi tumbuhan dipisahkan menjadi
beberapa bagian yang lebih spesifik yaitu fisiologi tanaman, ekofisiologi,
fisiologi lepas panen dan fisiologi benih,
a. Fisiologi tanaman mempelajari tentang metabolisme pada tanaman-
tanaman yang dibudidayakan,
b. Ekofisiologi mempelajari tentang faktor-faktor lingkungan
misalnya unsur-unsur cuaca dan iklim yang dapat mempengaruhi
metabolisme tumbuhan,
c. Fisiologi lepas panen mempelajari tentang fisiologi bagian tumbuhan
setelah bagian dari tumbuhan tersebut di panen,
d. Fisiologi benih mempelajari tentang benih yang mencakup tahapan
pembenihan atau proses yang mengikutinya.

Aspek Ekologi Tanaman


Ekologi merupakan istilah yang berasal dari dua suku kata bahasa
Yunani yaitu “Oikos” (rumah tangga) dan “logos” (ilmu). Jadi, secara harfiah
ekologi memiliki arti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Sedangkan
pengertian dari ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari tentang spektrum
hubungan timbal balik antara tanaman dengan lingkungannya beserta antara
kelompok-kelompok tanaman. Tanaman saling mempengaruhi antara yang satu
dengan yang lainnya juga dengan lingkungan sekitarnya.
Ciri khas dari ekologi ini adalah tanaman mampu mengubah energi kimia
menjadi energi potensial serta mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik. Ekologi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu autekologi dan
sinekologi. Autekologi adalah ekologi yang membicarakan tentang suatu spesies
organisme atau organisme secara individu yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Sedangkan sinekologi adalah ekologi yang membicarakan
tentang kelompok organisme yang tergabung dalam satu grup yang berasosiasi
bersama sebagai satu kesatuan unit dalam daerah tertentu.
Bumi yang semakin akrab dengan pencemaran membuat para ahli
berusaha mencari solusi yang paling tepat. Salah satunya adalah pertanian

4|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


organik yang terus dikembangkan. Para petani yang memilih pertanian organik
merupakan bukti mereka yang peduli terhadap kesehatan dan keberlangsungan
lingkungan. Berbeda dengan petani yang banyak menggunakan bahan kimia
yang justru dapat merusak lingkungan. Sistem pertanian organik sangat
memperhatikan kondisi lingkungan, sehingga terus berusaha untuk
mengembangkan metode budidaya dan pengolahan yang berwawasan
llingkungan yang berkelanjutan. Pertanian organik juga memegang prinsip
ekologi yang memandang bahwa pola hubungan antara organisme dengan
lingkungan sekitar serta antar organisme itu merupakan sebuah kesatuan yang
tak terpisahkan. Pertanian organik memiliki beberapa keunggulan sebagai
berikut :
a. Tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah,
air maupun udara
b. Produk yang dihasilkan tidak mengandung racun
c. Petani mendapatkan keuntungan yang besar karena produknya
memiliki harga yang lebih mahal
d. Produk tanaman yang dihasilkan lebih manis daripada tanaman non-
organik
e. Menghasilkan produk yang kaya gizi, sehingga mampu meningkatkan
kesehatan masyarakat
f. Lahan pertanian menjadi lebih aman dan sehat untuk para petani
g. Kelestarian lingkungan lebih terjamin

5|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


Penerapan ekologi tanaman yang tepat tentu akan memberikan banyak
manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup. Hal ini karena manusia termasuk
organisme yang merupakan salah satu dari subjek ilmu ekologi. Berikut beberapa
manfaat dari penerapan ekologi dalam kehidupan sehari-hari :
 Mengenal Keanekaragaman Hayati
Bumi memiliki banyak keanekaragaman hayati yang sangat besar.
Manusia harus bisa mengenal dan mempelajari keanekaragaman tersebut sebagai
pengetahuan yang bermanfaat. Melalui eksplorasi tersebut, manusia dapat
mempelajari cara hidup setiap spesies untuk dikembangkan menjadi ide yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia.
 Sebagai Solusi Memecahkan Masalah Pangan
Manusia merupakan tingkatan tertinggi dalam jaring-jaring makanan.
Makanan yang kita konsumsi tentu berasal dari makhluk hidup lain seperti
hewan dan tumbuhan. Hal ini menjadi bukti bahwa setiap makhluk hidup saling
berkaitan satu sama lain. Sehingga, sudah menjadi tugas manusia untuk menjaga
kelestarian lingkungan demi kelangsungan makhluk hidup.
 Sebagai Solusi Memecahkan Masalah Pertanian
Tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila mendapat senyawa yang
cukup baik itu berasal dari interaksi antara mikroorganisme dan tanaman itu
sendiri. Dengan memahami ekologi tanaman, para petani seharusnya bisa
menghindari penggunaan bahan kimia dan beralih pada pertanian organik. Hal
ini karena bahan kimia yang digunakan bisa saja membunuh bakteri yang
sebenarnya baik dan berguna bagi pertumbuhan tanaman.
 Sebagai Solusi Memecahkan Masalah Energi
Sumber energi terbesar yang ada di dunia adalah matahari. Tanaman
memanfaatkan energi matahari yang diproses melalui fotosintesis menjadi energi
kimia. Energi kimia yang dihasilkan oleh tanaman ini dapat dimanfaatkan oleh
manusia sebagai bahan bakar. Tanaman-tanaman yang dapat dimanfaatkan
adalah jagung, jarak, ampas tebu hingga alga. Dengan mempelajari ilmu ekologi,
manusia dapat memanfaatkan ini menjadi sebuah produk yang berguna bagi
manusia tanpa merusak kelestarian lingkungan.

6|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


 Sebagai Solusi Memecahkan Masalah Kesehatan
Seperti yang kita ketahui, ada banyak penyakit yang berasal dari
interaksi antara manusia dengan hewan. Apabila kita mempelajari ilmu ekologi,
penyakit tersebut dapat dihindari. Hal ini karena ilmu ekologi membahas tentang
bagaimana makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya.
 Memajukan Proses Industri
Eksplorasi yang tepat terhadap hewan, tumbuhan dan mikroba dapat
memberikan manfaat yang berguna bagi dunia industri. Contohnya adalah
adanya bioteknologi dan fermentasi.

1.3 Lingkup Budidaya Tanaman


Lingkup budidaya tanaman terdiri dari beberapa bidang ilmu, antara lain
pemuliaan tanaman, teknologi benih, pengolahan, teknik budidaya, pengendalian
hama; penyakit; dan gulma, serta pemanenan. Seluruh lingkup budidaya tanaman
berada dalam konteks yang padu. Satu sama lain dan mempunyai hubungan
timbal balik yang erat. Kegiatan budidaya tanaman itu sendiri mengandung 3
faktor utama yaitu, tanaman, lingkungan tumbuh atau lapangan produksi dan
teknik budidaya atau pengelolaan, serta produk tanaman.
Tanaman pertanian adalah tumbuh-tumbuhan yang dikelola manusia
pada batas tingkat tertentu. Jumlah spesies yang termasuk kedalam tanaman
pertanian ini cukup banyak mencapai 20.000 spesies lebih. Meningkatnya
peradaban dan kebudayaan manusia serta pemenuhan pemenuhan kebutuhan
kebutuhan pangan, sandang sandang dan papan akan menambah jumlah spesies
yang termasuk ke dalam tanaman pertanian.
Tanaman mengalami dua tahap perkembangan yaitu tahap
perkembangan vegetatif dan reproduktif. Tahap perkembangan vegetatif
meliputi perkecambahan benih, pemunculan dan pertumbuhan bibit dan menjadi
menjadi tanaman tanaman dewasa. Sedangkan tahap perkembangan reproduktif
meliputi pembentukan bunga, pembentukan, pemasakan dan pematangan biji.
Lingkungan tumbuh tanaman dapat digolongkan ke dalam lingkungan
abiotik berupa tanah atau medium/substrat lainnya dan iklim atau cuaca dan

7|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


lingkungan biotik berupa makhluk hidup lainnya. Tanah/medium/substrat
merupakan merupakan pemasok hara dan air yang diperlukan tanaman selain
sebagai tempat hidup komponen biotik, baik yang menguntungkan maupun yang
merugikan.
Iklim terdiri dari unsur-unsur seperti udara, angin, suhu, kelembaban
udara, cahaya matahari, dan hujan. Lingkungan biotik meliputi hama, penyakit
dan gulma yang merugikan dan makhluk lainnya yang menguntungkan tanaman.
Lingkungan tumbuh yang baik memungkinkan produksi tanaman yang baik
juga. Tanaman dengan lingkungan tumbuhnya saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain.

8|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


1.4 Produk Budidaya Tanaman
Produk tanaman dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu, produk
dari teknik budidaya budidaya yang dapat digunakan langsung, serta benih atau
bibit yang merupakan produk pertanian untuk mempertahankan kelangsungan
budidaya. Pengelolaan untuk menghasilkan benih/bibit mencakup dua prinsip,
antara lain :
a. Prinsip genetis, dalam prinsip ini teknik budidaya diarahkan untuk
menghasilkan benih/bibit yang bermutu genetik tinggi yakni; murni genetik,
jelas varietas, atau benar tipe.
b. Prinsip agronomis, prinsip ini mengarahkan teknik budidaya untuk
menghasilkan benih bermutu fisiologis dan mutu fisik yang tinggi, selain
hasilnya yang juga tinggi.

Gambar 1.1 Produksi Tahunan Tanaman Pertanian di Gambar 1.2 Produksi Tahunan Tanaman Pertanian di
Dunia tahun 2012 (Sumber : saswihtml.blogspot.com) Dunia tahun 2016 (Sumber : FAOSTAT)

Peningkatan produksi pertanian dunia sangat tergantung pada bagaimana


pelaku pertanian melaksanakan teknik budidayanya. Beberapa produk pertanian
yang saat ini berhasil berkembang cukup berarti di Indonesia antara lain :
a. Tepung, beras, ubi kayu, jagung, gandum
b. Buah-buahan : jeruk, pisang, mangga, dll
c. Sayur-sayuran: kubis, kentang

9|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


d. Kacang-kacangan: kacang tanah, kedelai
e. Ikan segar, udang, telur, susu, dairy produk
f. Daging ayam, sapi, kerbau
g. Makanan jadi, minuman
h. Ternak, hasil peternakan, makanan ternak

1.5 Potensi Sumber Daya Alam Indonesia


Indonesia secara alamiah adalah negara pertanian dengan budaya
pertanian yang kuat. Bertani, beternak, berburu ikan dilaut adalah keahlian turun-
menurun yang sudah mendarah daging. Teknologi dasar ini sudah dikuasai
dikuasai sejak jaman nenek moyang. Karena budaya pertanian yang telah
mendarah daging maka usaha pada sektor pertanian kita sebenarnya dapat dipacu
untuk berproduksi sebesar-besarnya.
Luasnya lahan, cadangan air yang melimpah, dan potensi wilayah yang
tersedia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yang mendukung
menjadi obsesi dalam menjadikan Indonesia sebagai pemasok hasil pertanian
unggulan di kemudian hari. Indonesia memiliki potensi sumberdaya yang tidak
akan pernah habis, dan akan tetap ada sepanjang usia alam itu sendiri yakni
manusia, sinar matahari, tanah, hutan, dan laut.
Oleh karenanya untuk mencapai cita-cita Indonesia sebagai negara
agraris yang unggul hendaknya diperhatikan hal-hal berikut :
1. Sistem pertanian yang disesuaikan dengan kondisi biofisik daerah
2. Sistem usaha agribisnis
3. Teknik budidaya
4. Perbaikan proses produksi
5. Pemasaran produksi
6. Peningkatan akses masyarakat terhadap teknologi
7. Pendanaan usahanya dan upaya peningkatan pelanggan

10 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
1.6 Peningkatan Produktivitas
Perubahan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat tani ke arah
yang lebih baik adalah salah satu tujuan terpenting dari budidaya yang dilakukan.
Peningkatan ekonomi itu harus dapat diwujudkan, terutama melalui peningkatan
produktivitas pertanian. Hal ini sangat berkaitan dengan rancangan perbaikan
teknik budidaya di suatu daerah yang harus didasarkan pada faktor biofisik dan
keadaan sosial, budaya, dan ekonomi setempat. Di samping itu perlu
dipertimbangkan jaminan terhadap kelestarian lingkungan hidup. Setiap
budidaya tanaman yang dilakukan disamping dapat meningkatkan produktivitas,
juga harus dapat menekan/mencegah penurunan kualitas lingkungan
(environmental degradation) sehingga kenyamanan hidup masyarakat dapat
terjaga secara lestari.

11 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB II
TEKNIK DASAR BUDIDAYA TANAMAN

2.1 Pengertian Teknik Budidaya Tanaman


Teknik budidaya tanaman jika ditinjau dari segi kegiatannya, memiliki
pengertian yaitu tindakan untuk memelihara, mengembangkan atau
memperbanyak tanaman dengan menerapkan teknologi yang sesuai (tepat)
dalam lingkungan yang terkontrol, untuk memenuhi kebutuhan dan
kesejahteraan manusia. Namun, jika ditinjau dari segi keilmuannya, teknik
budidaya tanaman memiliki pengertian yaitu mempelajari tentang pengelolaan
tanaman pertanian di sebidang lahan dan lingkungannya, untuk mendapatkan
hasil yang maksimum guna memenuhi kesejahteraan bagi umat manusia.

2.2 Program Intensifikasi Pertanian


Pada awalnya program intensifikasi pertanian dikenal dengan
nama Panca Usaha Tani yang meliputi kegiatan: penggunaan bibit unggul,
pengolahan tanah yang baik, pemupukan yang tepat, pengendalian hama
penyakit, serta pengairan atau irigasi yang baik. Seiring dengan semakin
meningkatnya upaya intensifikasi, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi
Sapta Usaha Tani dengan penambahan pasca panen dan pemasaran.

a. Panca Usaha Tani


Panca usaha tani ini berjaya pada masa pemerintahan Bapak Soeharto.
Saat PELITA (pembangunan lima tahun) sedang digencarkan, sektor pertanian
menjadi leading sector (sasaran utama pembangunan). Target utamanya adalah
Indonesia harus dapat melakukan swasembada beras. Berbagai program dan
strategi dilaunching salah satunya BIMAS (bimbingan massal).
Bimas (Bimbingan Massal), adalah bentuk program penyuluhan secara massal
agar petani dapat meningkatkan produksi pertaniannya dengan cara perluasan
areal penanaman (ekstensifikasi) dan peningkatan produktivitas lahan
(intensifikasi).

12 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Upaya peningkatan produktivitas lahan dengan intensifikasi dilakukan
dengan upaya penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik,
pemupukan yang tepat, pengendalian hama penyakit, serta pengairan atau irigasi
yang baik. Dari sanalah akhirnya muncul istilah Panca Usaha Tani. Panca artinya
5, panca usaha tani berarti 5 usaha agar hasil produksi pertanian bisa maksimal.
Dan program tersebut terbukti berhasil saat mengantarkan Indonesia mencapai
swasembada pangan pada tahun 1984.

 Penggunaan Bibit Unggul


Benih unggul merupakan benih yang telah dipilih dan dipilah agar
menghasilkan kualitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya.
Penggunaan bibit unggul merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan produksi. Benih unggul disini seringkali diartikan dengan benih
yang memiliki potensi produktivitas tinggi, berumur genjah serta secara genetik
memiliki ketahanan terhadap hama penyakit.

Gambar 2.1 Ilustrasi Bibit Unggul


(Sumber : folderbisnis.com)
Penggunaan benih unggul berproduktivitas tinggi saat ini seolah-olah menjadi
sebuah keharusan mengingat kebutuhan manusia akan pangan semakin
meningkat dari tahun ketahun. Meningkatnya jumlah penduduk secara
eksponensial tentu membutuhkan penyediaan pangan yang semakin banyak pula.
Teknologi benih unggul menyebabkan masa panen lebih singkat. Dengan
demikian masa tanam selama setahun akan bertambah. Dahulu tanam padi 1

13 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tahun 1-2 kali, namun dengan benih unggul bisa panen 3 kali dalam 1 tahun.
Penggunaan varietas genjah tentunya akan mengurani biaya produksi antara
tenaga kerja dan biaya perawatan (pupuk dan pestisida). Namun, fenomena iklim
dan cuaca yang semakin tak menentu menyebabkan serangan OPT bisa datang
sewaktu-waktu tanpa mengenal musim, sehingga diperlukan perawatan yang
baik untuk menghindari OPT.

 Pengolahan Tanah yang Baik


Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur
hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air
dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan
memperbaiki struktur tanah. Tanah yang gembur akibat pengolahan memiliki
rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan air dan udara. Kondisi ini juga
menguntungkan bagi mikroorganisme tanah yang berperan dalam proses
dekomposisi mineral dan zat organik tanah. Pengolahan tanah adalah upaya
untuk mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan struktur tanah, pH
(keasaman tanah) dan zat hara tanah. Sebagai tempat tumbuh dan berkembang,
tanah yang baik (steril dan kaya hara) akan menghasilkan tanaman yang sehat
pula.

Gambar 2.2 Pengolahan Tanah menggunakan Traktor


(Sumber : youtube.com/aiyubmotor)

14 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Perbaikan struktur tanah, dilakukan dengan membajak tanah dan
penggaruan. Bajak bertujua nuntuk membolak balik tanah sehingga tanah yang
di bawah yang subur berpindah ke bagian atas. Penggaruan, atau kegiatan untuk
meratakan tanah, bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah. Perbaikan pH
tanah, bisa dilakukan dengan penambahan dolomit atau kapur pertanian.
Perbaikan pH tanah diharapkan selain tanaman dapat tumbuh optimal juga
mampu mengurangi populasi massa patogen tanah seperti jamur dan bakteri
penyebab layu.
Penambahan unsur hara, dilakukan dengan cara penambahan pupuk
dasaran. Pupuk dasaran yang digunakan antara lain pupuk kandang (organik) 10-
20 ton/ha dan SP-36 200-300 kg/ha. Selain untuk mengembalikan tingkat
kesuburan tanah, pengolahan tanah yang baik juga untuk sanitasi tanah dari
berbagai macam hama penyakit yang masih ada di dalamnya. Harapannya
serangan hama penyakit dari dalam tanah dapat ditekan seminimal mungkin.

 Pemupukan yang Tepat


Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa
panen, volatilisasi, pencucian, fiksasi, dan sebagainya. Dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan petani dan daya saing usaha tani produk pertanian
serta sejalan dengan berbagai isu lingkungan dan pertanian berkelanjutan yang
berbasis sumberdaya, makin mendorong perlunya rekomendasi teknologi
spesifik lokasi, terutama pupuk.

15 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.3 Ilustrasi Pemupukan
(Sumber : Rumah123.com)
Pemupukan tepat, yakni pemupukan yang memperhatikan sifat dan fungsi
pupuk, waktu (kapan pemberian yang tepat) serta dosisnya yang tepat.
Contohnya pupuk N lebih banyak dibutuhkan saat fase vegetatif (pertumbuhan),
dan berkurang saat memasuki fase generatif (pembungaan dan pembuahan).
Sedangkan pupuk P dan K banyak dibutuhkan saat fase generatif. Pemupukan
berimbang, diartikan pemupukan yang penggunaan nya menggabungkan
manfaat antara pupuk anorganik (kimia) dengan pupuk organik, berimbang
antara unsur makro dan mikro, serta berimbang penggunaan pupuk yang ber-
unsur N, P dan K.

 Pengendalian Hama Penyakit


Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.
Pengendalian hama secara mekanis dilakukan dengan cara menangkap langsung
hama yang ada. Pengendalian mekanis dilakukan bila populasi hama sedikit. Bila
populasinya banyak, sebaiknya digunakan cara lain karena tidak efesien dalam
hal waktu maupun tenaga kerja. Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan
sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi kemungkinan
hama yang menyerang.

16 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.4 Pengendalian Hama Penyakit
(Sumber : Pejambon Sumberrejo Bojonegoro)
Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain
tidak mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah
dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang
tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran sudah banyak dijual
berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis
dan cara pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi
kerusakan pada komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia.
Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun
demikian, biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun
sanitasi lingkungan.

 Pengairan atau Irigasi yang Baik


Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa dan irigasi tambak. Irigasi merupakan usaha pengendalian,
penyaluran dan pembagian air yang benar-benar diatur oleh manusia dan air
benar-benar tunduk kepada manusia. Manfaat irigasi air tanah sebagai sumber

17 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
air pertanian bagi petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan
kontribusi pembayaran irigasi airtanah oleh petani pemakai air tanah.

Gambar 2.5 Ilustrasi Pengairan atau Irigasi pada Sawah


(Sumber : BelajarTani.com)

b. Sapta Usaha Tani


Sapta usahatani padi sawah adalah tujuh tindakan yang harus dilakukan
petani untuk menghasilkan pendapatan yang maksimum meliputi pengolahan
tanah, penggunaan benih unggul, pemupukan, pengendalian hama penyakit,
pengairan, pengolahan hasil dan pemasaran. Dengan program Sapta Usaha Tani
diharapkan petani dapat mengetahui cara-cara budidaya yang baik agar diperoleh
produksi yang maksimum serta dapat meningkatkan pendapatan, dengan harapan
dapat diikuti dengan meningkatknya kesejahteraan petani. Namun demikian
masalah yang sering ditemui di lapangan adalah keterbatasan modal usaha,
keterbatasan ketersediaan saprodi, keadaan iklim dan pengetahuan di dalam
merencanakan dan melaksanakan usahatani, sehingga dapat mempengaruhi
tingkat produktivitas pertanian. Upaya untuk memudahkan dan membantu petani
dalam melakukan usahatani adalah melalui penyuluhan pertanian.

 Pasca Panen
Sesudah kita melalui proses pemilihan bibit, pengolah tanah dan perawatan
tanaman, maka akan menghasilkan hasil panen. Pemilihan bibit dan perawatan

18 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang bagus tentunya akan membuahkan hasil yang maksimal dan berkualitas.
Adapun langkah yang ditempuh yaitu pasca panen. Pasca panen yaitu tahap
penangan hasil pertanian setelah proses pemanenan mencakup pengeringan,
pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.

Gambar 2.6 Ilustrasi Hasil Panen


(Sumber : Berdesa)
 Pemasaran
Pemasaran hasil pertanian pada sapta usaha tani merupakan hal yang
vital. Khususnya di Indonesia banyak petani mampu menghasilkan namun
kesulitan dalam pemasaran. Pemasaran hasil pertanian pada sapta usaha tani
disesuaikan dengan kondisi di daerah masing-masing. Sebagai contoh di
beberapa daerah menggunakan konsep Stasiun Terminal Agribisnis (STA)
maupun pasar lelang untuk memasarkan hasil panennya. Langkah ini digunakan
untuk tetap meningkatkan posisi tawar petani sehingga harga tidak jatuh di
pasaran.

19 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.7 Ilustrasi Pemasaran Hasil Pertanian
(Sumber : Mesin Pertanian)

2.3 Program Ekstensifikasi Pertanian


Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
hasil pertanian dengan cara memperluas lahan. Hal ini bisa dilakukan dengan
cara membuka area hutan, memanfaatkan daerah sekitar rawa, membuka semak
belukar, serta membuka lahan pertanian yang belum digunakan. Tidak hanya itu,
namun ekstensifikasi pertanian juga bisa dilakukan dengan cara membuka
persawahan pasang surut. Cara meningkatkan hasil pertanian yang satu ini
banyak dipilih dan dilakukan pada daerah dengan penduduk yang jarang.

20 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
 Persawahan Pasang Surut
Pengertian lahan sawah pasang surut adalah lahan sawah yang
tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut
sebagai sumber pengairannya. Lahan jenis pasang surut ini akan mengatur
jumlah air masuk ketika air laut mulai pasang biasanya pada malam hari. Lahan
sawah pasang surut ini biasanya ditemui di daerah pesisir dan lokasi tertentu
seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Lahan sawah pasang surut mulai
bisa ditanami pada musim kemarau dimana keadaan air akan menyusut kisaran
bulan Juli sampai September. Pada Desember sampai Mei lahan tidak bisa
ditanamai karena debit air akan tinggi dan sulit untuk surut karena bertepatan
dengan musim hujan. Ragam lahan sawang pasang surut antara lain lahan
gambut, lahan salin, lahan sulfatmasam, juga lahan potensial.

- Lahan gambut
Lahan gambut adalah lahan yang mengandung karbon organik (organik
C) jenuh air 12-18% atau tidak pernah jenuh air dengan kandungan karbon
organik 10%. Beberapa macam lahan gambut dibedakan berdasarkan ciri
berikut: lahan bergambut (ketebalan lapisan gambut 20-50 cm), lahan gambut
dangkal (lapisan gambut 50-100 cm), lahan gambut sedang (lapisan gambut 100-
200 cm), dan lahan gambut dalam (lapisan gambut 200-300 cm).

Gambar 2.8 Lahan Gambut Pasang Surut di Jambi


(Sumber : Technology Indonesia)

21 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Lahan Salin
Lahan salin adalah lahan pasang surut yang terintrusi air laut selama lebih dari 3
bulan dalam setahun, kandungan natrium (Na) dalam air tanah > 8%; tipologi
lahannya bisa lahan potensial, sulfat masam atau bergambut.

Gambar 2.9 Lahan Salin


(Sumber : Saline Agriculture Worldwide)

- Lahan Sulfatmasam
Lahan sulfatmasam adalah lahan yang memiliki kadar lapisan pirit atau sulfidik
> 2% pada kedalaman < 50 cm. Lahan Sulfat Masam dibedakan menjadi: lahan
Sulfat Masam Potensial (lapisan piritnya belum teroksidasi), lahan sulfat Masam
Aktual (lapisan piritnya telah teroksidasi yang dicirikan oleh adanya horizon
sulfidik dengan pH < 3,5).

Gambar 2.10 Lahan Sulfatmasam


(Sumber : BP2LHK Banjarbaru 2012)

22 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Lahan Potensial
Lahan Potensial adalah lahan yang masalahnya paling sedikit, terutama karena
lapisan pirit (FeS) berada pada kedalaman lebih dari 50 cm.

Gambar 2.11 Lahan Potensial di Kalimantan Tengah


(Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)

2.4 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai peristiwa perubahan
biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat
irreversibel (tidak berubah kembali ke asal atau tidak dapat balik).
Perkembangan adalah proses menuju pencapaian kedewasaan atau tingkat yang
lebih sempurna pada makhluk hidup.

Gambar 2.12 Ilustrasi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman


(Sumber : Sketsa Online)
Pertumbuhan pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) ditandai
dengan pertambahan ukuran sel (sel bertambah besar dan panjang) dan
pertambahan jumlah sel. Sedangkan pertumbuhan pada makhluk bersel satu

23 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
(uniseluler) ditandai dengan penambahan ukuran sel. Adanya proses
pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dapat
dikatakan tumbuh walaupun volumenya bertambah, karena bobot kering
sebenarnya menurun akibat respirasi yang terus berlangsung, sedangkan
fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal pertumbuhan bukan saja
pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh pertambahan bobot kering. Proses
pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pembesaran
sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi
tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem, jaringan meristem adalah jaringan
yang sel-selnya aktif membelah.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses menuju
tercapainya kedewasaan pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan 16 dikatakan
dewasa jika tumbuhan tersebut sudah membentuk bunga. Pertumbuhan dan dan
perkembangan merupakan gejala-gejala yang saling berhubungan. Pertumbuhan
sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran (biasanya dalam
bobot kering) yang tidak dapat balik (irreversibel). Sedangkan perkembangan
mencakup proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan yang
lebih tinggi, menyangkut spesialisasi secara anatomi dan fisiologi.
Diferensiasi merupakan salah satu proses penting dalam budidaya
tanaman. Akan tetapi perubahan dari sel sederhana ke organisme bersel banyak
yang kompleks, belum dapat dipahami secara sempurna. Mekanisme diferensiasi
tanaman menjadi sel yang kompleks tidaklah jelas. Akan tetapi faktor-faktor
penting yang mempengaruhi diferensiasi jaringan sudah banyak di teliti. Sebagai
hasil dari penelitian tersebut dikatakan beberapa faktor seperti hara dan hormon
tumbuh merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam diferensiasi
tanaman.

24 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan dibagi menjadi dua macam
yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena
adanya aktivitas jaringan meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sel
sekunder adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas
jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang,
dan dan akar.

Gambar 2.13 Perbedaan Pertumbuhan Primer dan Sekunder pada


Tanaman
(Sumber : yuksinau.co.id)

25 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Perkecambahan Benih
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam
biji. Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula
tumbuh dan berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang
menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua
tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal.

Tipe Perkecambahan Hipogeal


Pada perkecambahan ini, koleoptil, selubung yang membungkus dan
melindungi tunas embrionik, mendorong ke atas melalui tanah dan menuju
udara. Begitu koleoptil muncul di atas permukaan tanah (akibat epikotil tumbuh
memanjang), pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil, biji masih
tetap berada dalam tanah dan memberi suplai makanan pada kecambah yang
sedang tumbuh, contohnya kecambah jagung, rerumputan dan tumbuhan
monokotil lainnya.

Gambar 2.14 Tipe Perkecambahan Hipogeal


(Sumber : robi-biologi.blogspot.com)

26 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Tipe Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan yang kotiledon dan epikotilnya terangkat kepermukaan
tanah akibat dari hipokotil yang tumbuh lurus memanjang. Epikotil
menumbuhkan daun-daun pertamanya, yang merupakan daun sejati, yang
dibedakan dari kotiledon, atau daun lembaga. Daun sejati kemudian
mengembang, menjadi hijau, dan mulai membuat makanan melalui fotosintesis.
Kotiledon mengerut dan gugur dari
semaian karena simpanan makanannya
telah dihabiskan oleh embrio yang
bergerminasi. Perkecambahan epigeal
terjadi pada kacang merah, kacang hijau
dan banyak tumbuhan dikotil yang lain.

Gambar 2.15 Tipe Perkecambahan Epigeal


(Sumber : roti-biologi.com)

Secara ringkas, perbedaan antara perkecambahan hipogeal dan epigeal dapat


dilihat melalui tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Perbedaan Perkecambahan Hipogeal dan Epigeal
No Perkecambahan Hipogeal Perkecambahan Epigeal
Kotiledon terangkat ke Kotiledon didalam tanah, koleoptil
1
permukaan tanah yang muncul ke atas tanah
2 Hipokotil memanjang Epikotil memanjang
3 Tidak muncul koleoptil Ada koleoptil
Umumnya pada tumbuhan Umumnya pada tumbuhan
4
dikotil monokotil

27 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB III
KELOMPOK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN

Gambar 3.1 Skema hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan tanaman sampai memberikan produk secara alami

3.1 Faktor Lingkungan dan Genetik


Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman dapat dibagi atas
dua faktor yaitu lingkungan dan genetik. Lingkungan tumbuh tanaman sendiri
dapat dikelompokkan atas lingkungan biotik (tumbuhan lain, hama, penyakit dan
manusia), dan abiotik (tanah dan iklim). Penjelasan dari faktor-faktor tersebut
dapat diringkas sebagai berikut :
a. Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat
menurun yang terdapat di dalam makhluk
hidup. Gen berpengaruhi setiap struktur
makhluk hidup dan juga perkembangannya,
walaupun gen bukan satu-satunya faktor

Gambar 3.2 Rekayasa Genetik pada


tanaman
(Sumber : IDN Times)

28 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.

b. Curah Hujan
Curah hujan dapat
dinyatakan dalam, mm per
tahun yang menyatakan
tingginya air hujan yang
jatuh tiap tahun serta
banyaknya hari hujan per
tahunnya yang menyatakan
distribusi atau meratanya hujan dalam Gambar 3.3 Ilustrasi Hujan

setahun. Besarnya curah hujan (Sumber : Tribunnews.com)

mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak
langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman.
Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman.

c. Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang
menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah
akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan
mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
a. Keadaan fisik
tanah, yang
ditentukan oleh
struktur dan tekstur
tanah, karenanya
pengaruhnya Gambar 3.4 Ilustrasi Tanah
(Sumber : detikNews)

29 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terhadap aerasi dan drainase tanah.
b. Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di
dalam tanah.
c. Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro
flora dan fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah
(dekomposisi).
Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3
fungsi tanah yang utama yaitu :
a. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
b. Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi
c. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

d. Suhu
Suhu udara mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan maupun sifat
dan struktur tanaman. Tumbuhan
dapat tumbuh dengan baik pada suhu
optimum. Untuk tumbuhan daerah
tropis suhu optimumnya berkisar 22 –
37 ℃. Suhu optimum berkisar antara
Gambar 3.5 Ilustrasi Suhu
25 – 30 ℃ dan suhu maksimum 35 – 40
(Sumber : 4muda.com)
℃. Tetapi suhu kardinal (minimum,
optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase
pertumbuhan tanaman.

30 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
e. Cahaya Matahari
Cahaya matahari
(radiasi surya)
mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
melalui tiga sifat yaitu
intensitas cahaya, kualitas
cahaya (panjang
Gambar 3.6 Ilustrasi Matahari
gelombang) dan lamanya penyinaran
menyinari sawah
(panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya
(Sumber : Viva)
tersebut terhadap pertumbuhan tanaman
adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan
antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.

f. Hara dan air


Hara dan air memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua bahan ini adalah sebagai
bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Pertumbuhan yang terjadi pada
tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman mendapatkan hara dan
air. Bahan baku pada proses fotosintesa adalah hara dan air yang nantinya akan
diubah tanaman menjadi makanan. Tanpa kedua bahan ini pertumbuhan tidak
akan berlangsung.
Hara dan air umumnya diambil tanaman dari dalam tanah dalam bentuk
ion. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
hara makro dan mikro. Hara makro adalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah besar sedangkan hara mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Nutrien
yang tergolong kedalam hara makro adalah Carbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, Posfor, Kalium, Calsium, Ferrum. Sedangkan yang termasuk
golongan hara mikro adalah Boron, Mangan, Molibdenum, Zinkum (seng)
Cuprum (tembaga) dan Klor. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur

31 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat
pada penghambatan pertumbuhan.

g. Hormon Tanaman
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada
suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang
konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi
tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal hormon
tumbuh seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam absisi, etilen, asam traumalin,
dan kalin.

 Hormon Auksin
Hormon auksin merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan.
Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar
auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai
pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Beberapa respons pertumbuhan
dapat ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme yang merupakan
peristiwa pembengkokan ke arah cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh,
dapat didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagian tersebut yang tidak merata.

Gambar 3.7 Hormon Auksin


(Sumber : AyokSinau.com)

32 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Auksin dibuat di ujung batang dan merangsang pertumbuhan kaleoptil.
Auksin merupakan istilah umum dari IAA yang mempengaruhi pertumbuhan
batang ke atas dan ke bawah, hormon ini dapat merangsang ataupun menghambat
pertumbuhan tanaman tergantung pada konsentrasinya. Selain itu, konsentrasi
auksin yang sama dapat memberikan efek berlainan pada pertumbuhan batang.
pucuk, dan akar. Seperti fototropisme (pertumbuhan ke arah cahaya), serta
geotropisme (pertumbuhan ke arah bumi). Auksin dibentuk dalam ujung
kaleoptil dan bergerak ke bawah (basipetal).
Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga dan buah, serta memperpanjang titik tumbuh. Senyawa
auksin bila terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang justru akan
menghambat pertumbuhan. hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke
arah datangnya sinar bila diletakkan mendatar, karena bagian yang tidak terkena
sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena sinar sinar.

 Hormon Giberelin
Mula-mula zat ini ditemukan pada Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur
parasit pada tanaman padi. Hormon ini ditemukan pertama sekali di Jepang. Bila
auksin hanya merangsang pembesaran sel, maka giberelin merangsang
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya
dengan auksin adalah bahwa giberelin mempengaruhi perkecambahan dan
mengakhiri masa dorman biji, sedangkan auksin tidak. Giberelin dapat bergerak
ke dua arah sedangkan auksin hanya ke satu arah. Giberelin berfungsi untuk
menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, dan
mempengaruhi pertumbuhan akar.

 Hormon Kinin atau Sitokinin


Hormon ini seperti halnya auksin maka sitokinin juga memberikan efek
yang bermacam-macam terhadap tanaman. Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar. Sitokinin dapat menghambat proses
proses penuaan (senescence). Salah satu macam sitokinin adalah kinetin yang

33 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi. Lingkungan biotik yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya adalah organisme
pengganggu tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan tumbuhan dan
mengganggu tumbuhan lainnya).

 Hormon Absisat
Hormon absitat memicu terjadinya absisi. Absisi adalah pemisahan
daun, buah, atau bagian lain dari tubuh tanaman. Ini melibatkan pembentukan
zona absisi, di dasar bagian, di mana lapisan sel (lapisan absisi) rusak. Proses ini
dikontrol selama jumlahnya cukup dari auksin, hormon tanaman, mengalir dari
bagian melalui zona absisi. Namun, jika aliran auksin menurun, misalnya karena
cedera atau penuaan, absisi diaktifkan.

 Hormon Etilen
Etilen adalah hormon yang terlibat dalam pematangan buah. Selama
proses pematangan, hormon etilen memicu gen yang pada gilirannya membuat
enzim yang menyebabkan pematangan. Hormon etilen berada pada buah juga
daun yang mengalami penuaan.

 Hormon Asam Traumalin


Asam traumalin merupakan hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk
membangun jaringan yang rusak dikarenakan luka. Jika tumbuhan terluka karena
lingkungan luar, asam traumalin akan memperbaiki bagian yang rusak tersebut.

 Hormon Kalin
Hormon kalin adalah hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan pada
jaringan meristem dan berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ-organ
tumbuhan. Hormon kalin ini memiliki peranan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon kalin juga dapat bekerja
sama dengan fitohormon lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pentingnya fungsi dari hormon kalin tersebut, pada

34 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tumbuhan hormon kalin dibedakan menjadi empat jenis yang memiliki fungsi
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Empat jenis hormon kalin tersebut
adalah sebagai berikut,

Tabel 3.1 Hormon Kalin berdasarkan Fungsinya


Nama Hormon Fungsi
Perangsang pembentukan, pertumbuhan dan
Kaulokalin
perkembangan pada batang tanaman.
Membantu tumbuhan dalam merangsang
Antokalin
pertumbuhan bunga dan buah.
Perangsang pertumbuhan dan perkembangan akar
Rhizokalin
tanaman.
Filokalin Perangsang pertumbuhan pembentukan daun

35 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB IV
BAHAN TANAMAN

4.1 Bahan Tanaman


Bahan tanam merupakan bagian tumbuhan yang ditanam, berupa biji,
potongan batang (setek), atau belahan rumpun. Bagian tanaman yang dapat
dijadikan bahan tanaman tergantung pada jenis tanamannya dapat berupa daun,
ranting, cabang, batang, akar, rhizome, umbi, buah dan biji. Bahkan dengan
teknologi tinggi jaringan tanaman bagian manapun dapat digunakan sebagai
bahan tanaman. Semua organ tanaman dapat digunakan sebagai bahan tanam,
namun harus efisien, tersedia dan berpotensi produksi tinggi.
Secara agronomis, bahan tanam dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
benih dan bibit. Benih adalah bahan tanam berupa biji, di mana merupakan hasil
penggabungan dua gamet yang terjadi setelah polinasi, yang telah mengalami
perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
Polinasi adalah perpindahan polen dari anther (benang sari) ke stigma (kepala
putik). Berikut perbedaan antara biji, benih dan bibit :

Biji
Biji merupakan suatu
bentuk inti hasil dari persarian dan
bakal tanaman mini (embrio) yang
masih dalam keadaan
perkembangan yang terkekang
(dorman). Biji tersebut dapat
tumbuh menjadi tanaman tanpa
campur tangan manusia misalnya Gambar 4.1 Berbagai macam biji
terbawa angin, air, atau melalui (Sumber : Bingar.id)

perantaraan binatang.
Biji terdiri dari 3 bagian dasar yaitu embrio, jaringan penyimpan
makanan, dan pelindung biji. Embrio adalah suatu tanaman baru yang berasal

36 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan.
Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari komponen yaitu
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), dan radikel (calon akar) dan
kotiledon (keping biji). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan
oleh banyaknya kotiledon. Pada tanaman monokotil mempunyai satu kotiledon
atau dikenal pula sebagai endosperm misalnya rerumputan (grasses) dan bawang
(Allium sp), sedangkan tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya
kacang-kacangan (Leguminosa).
Ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpanan cadangan makanan. Struktur tersebut antara lain yaitu jaringan
penyimpan cadangan makanan pada tanaman dikotil terletak pada kotiledon,
sedangkan pada monokotil terletak pada endosperm.

Gambar 4.2 Bagian-bagian biji


(Sumber : seocontoh.web.id)
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari
karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan persentasenya berbeda-
beda tergantung pada jenis biji. Biji bunga matahari kaya akan fat/lemak, biji
kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi mengandung banyak karbohidrat.
Terdapat perbedaan di antara sub kelas monokotil dan dikotil. Sub kelas
monokotil, cadangan makanan dalam endosperm baru akan diserap setelah biji
masak dan dikecambahkan serta telah menyerap air. Benih sorgum menyimpan

37 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
cadangan makanan pada endosperm, tanaman ini termasuk pada kelas
monokotil. Sedangkan sub kelas dikotil, cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon atau perisperm mulai diserap oleh embrio sebelum biji masak.
Pelindung biji berupa kulit biji(testa) berasal dari integument ovule yang
mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya
kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalamnya
tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan serangga.

Benih
Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan
pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai
biji yang telah mengalami perlakukan khusus sehingga dapat dijadikan sarana
dalam memperbanyak tanaman.
Selanjutnya pemerintah memberikan batasan yang lebih luas tentang
pengertian benih. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 39/Permentan/
OT.140/8/2006, yang dimaksud benih yaitu tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka benih tidak saja identik dengan biji
namun bisa bagian tanaman lainnya seperti daun, akar, dan batang.

Gambar 4.3 Benih


(Sumber : Fajri FM)

38 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Benih unggul
Benih unggul adalah benih yang berasal dari jenis unggul, yang
berkualitas baik, ditinjau dari segi kemurnian benih, kebersihan benih, daya
tumbuh dan kesehatan benih. Pemakaian benih unggul merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya hasil persatuan luas suatu
pertanaman. Pemakaian jenis unggul menjadi salah satu syarat untuk
meningkatkan hasil, maka kesadaran petani untuk berjenis unggul (dan berbenih
unggul) adalah merupakan kunci utama peningkatan produksi. Maka untuk
mempermudah pengawasan dan pembinaan sistim perbanyakan benih unggul
dari suatu jenis unggul demi menjamin mutu benihnya, diadakan klasifikasi
benih, yaitu :

· Breeder Seed (Benih Teras)


Benih ini di perbanyak dan langsung di hasilkan atau di awasi oleh
seorang breeder (pemulia) yang membuat benih tersebut. Breeder seed ini di
sediakan oleh seorang breeder atau lembaga penelitian untuk
pembuatan foundation seed.

· Foundation seed (benih dasar)


Benih yang langsung di perbanyak dari breeder seed. Identitas genetis dan
kemurniaan dari jenis dipertahankan di dalam foundation seed. Benih ini di
hasilkan dan di awasi secara teliti dan disahkan oleh lembaga penelitian atau
perwakilannya. Foundation seed adalah merupakan sumber dari semua
kelas certified seed, apakah langsung atau melalui registered seed.

· Registered seed
Keturunan dari foundation seed atau registered seed. Mempertahankan secara
cukup identitas genetis dan kemurnian dari jenis untuk produksi certified seed.

39 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
· Certified seed
Certified seed adalah keturunan dari foundation, registered atau certified
seed. Certified seed harus dikuasai sedemikian untuk mempertahankan identitas
genetis secara cukup dan kemurnian dari jenis yang akan disahkan oleh orang
yang di tugaskan untuk ini, misalnya oleh inspektur benih dipertanian yang
sudah mendapat latian dari lembaga tertentu. Certified seed ini dapat ditanam
oleh petani penanam benih dari penangkar benih.
Mutu dari suatu benih juga bisa dilihat dengan cakupan mutu genetik,
fisiologik, dan fisik.
 Mutu Genetik
Mutu genetik merupakan penampilan benih murni dari spesies atau
varietas tertentu yang menunjukan identitas genetik dari tanaman induknya,
mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok, dan benih sebar.
 Mutu Fisiologik
Mutu fisologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas
benih mencakup daya kecambah, dan kekuatan tumbuh benih. Benih yang
dipanen pada saat masak fisiologis memiliki mutu fisiologik yang bagus, karena
memiliki kemampuan awal perkecambahan yang maksimum. Mutu fisiologik
benih juga tercermin dari daya simpan selama periode tertentu, serta bebas dari
kontaminasi hama dan penyakit.
 Mutu Fisik
Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara
fisik. Mutu fisik benih dapat ditandai dengan bentuk yang bernas. Jika benih
berada dalam satu wadah, maka mutu fisik benih ditandai dengan ukuran yang
homogen, bersih dari campuran benih lain, dan biji gulma, serta bebas dari
berbagai kotaminan lainnya.
Berdasarkan cakupan mutu di atas, maka mutu suatu benih dapat dilihat
dari faktor kebenaran varietas, kemurnian benih, daya kecambah, dan kekuatan
tumbuh. Lebih luas lagi, bahwa suatu benih dinyatakan bermutu jika memenuhi
standar minimum dan standar maksimum. Standar minimum meliputi kemurnian
benih, daya kecambah, dan kekuatan tumbuh. Standar maksimum meliputi kadar

40 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
air benih, persentase biji tanaman lain, gulma, dan kontaminan-kontaminan lain,
serta bebas hama dan penyakit.

Bibit
Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke
lahan/media tanam dan memenuhi persyaratan di dalam pembudidayaan
tanaman. Termasuk dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan,
okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil perbanyakan vegetatif lainnya. Bibit
adalah bahan pertanaman berupa vegetatif, terdiri dari :

· Tanaman muda asal biji, misalnya: Bibit cabutan, Bibit puteran, Bibit setump.
· Bahan tanaman asal pembiakan secara vegetative, misalnya: Cangkokan,
Stek.
· Organ khusus dari tanaman, misalnya : Setolon, Umbi batang, Bulbus dan
suing, Bulbil, dan Anakan.

Gambar 4.4 Bibit


(Sumber : hu-pakuan.com)

41 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB V
PERSIAPAN TANAM DAN PEMELIHARAAN TANAMAN

5.1 Teknik Persiapan Bahan Tanam (Benih)


Setelah biji dikeluarkan dari buah bersihkan daging buah dan lendir yang
menempel. Biji kemudian dipilih sesuai dengan kriteria benih yang baik yaitu
padat, bernas, bentuk dan ukurannya seragam, tidak cacat dan tidak terkena hama
dan penyakit. Ada beberapa tanaman yang bijinya harus segera ditanam setelah
dikeluarkan dari buah atau polongnya. Biji seperti ini dikenal dengan nama biji
rekalsitrans yaitu biji yang daya kecambahnya akan menurun jika disimpan
terlalu lama atau bahkan tidak akan tumbuh jika dikeringkan. Contoh biji
rekalsitrans adalah : biji Meranti, Mahoni, Mimba, Mangga, Durian, Adenium.
Namun, ada juga biji yang tetap berdaya kecambah tinggi walaupun
sudah dikeringkan sampai kadar airnya hanya 5-10% dan disimpan dalam waktu
yang lama. Asalkan dikemas dengan baik dan selalu terjaga suhu, cahaya dan
kelembabannya. Biji seperti ini disebut biji orthodok. Contohnya adalah biji
sayuran seperti cabai dan tomat; biji tanaman buah berumur pendek seperti
semangka, melon, dan pepaya; serta biji tanaman kehutanan seperti jati dan
sengon.
Untuk biji yang berukuran besar seperti biji mangga atau durian,
pembersihan cukup dilakukan dengan mencucinya menggunakan air bersih.
Sementara itu, untuk biji berukuran kecil seperti biji jambu, atau biji yang
terbungkus lapisan pembungkus (pectin) seperti biji pepaya. Pembersihan
dilakukan dengan meremas-remasnya menggunakan abu gosok sampai lendirnya
hilang, lalu dicuci dengan air bersih. Setelah bersih, biji diseleksi dengan melihat
penampilan fisiknya. Biji yang memenuhi syarat sebagai benih adalah biji yang
padat dan bernas, bentuk dan ukurannya seragam, permukaan kulitnya bersih dan
tidak cacat.

42 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Kemudian biji hasil seleksi
fisik direndam dalam air. Pilih biji
yang tenggelam, karena ini
menandakan daya kecambahnya lebih
tinggi dibandingkan dengan biji yang
terapung. Biij-biji inilah yang
digunakan untuk memperbanyak
Gambar 5.1 Seleksi biji dengan
tanaman secara generatif. Sementara
perendaman
itu, untuk mencegah serangan
(Sumber : Kementrian Pertanian)
penyakit, rendam biji di dalam larutan
fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3
gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1%
dengan dosis sesuai dengan aturan yang tertera di label kemasan.

Persemaian Benih
Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses
benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih
yang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik akan
menghasilkan bibit yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan
bibit yang kurang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak
sesuai. Bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan
diperoleh apabila teknik persemaian
yang dilakukan sesuai dengan prosedur
yang sudah baku. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan
persemaian adalah sebagai berikut :
pemilihan lokasi persemaian meliputi
luas persemaian, 2 kebutuhan air,
tenaga kerja, bahan persemaian, benih Gambar 5.2 Persemaian Benih Padi
(Sumber : cybex.pertanian.go.id)
bermutu, pelaksanaan persemaian
termasuk tata waktu penyelenggaraan persemaian dan pemeliharaan.

43 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pembuatan Persemaian
Sebelum memulai pembuatan persemaian perlu ditentukan dulu
persemaian apa yang akan dibuat apakah persemaian sementara atau permanen.
Persemaian sementara dibuat apabila kegiatan persemaian dilakukan paling lama
5 tahun sedangkan persemaian permanen untuk memproduksi bibit dalam jangka
waktu yang lama dan biasanya melayani areal penanaman yang luas.
Keuntungan dan kerugian dari ke dua persemaian tersebut adalah sebagai
berikut,

Tabel 5.1 Kelebihan dan Kekurangan Persemaian Sementara dan


Permanen
Jenis
Kelebihan Kekurangan
Persemaian
Persemaian Dekat lokasi penanaman, Lokasi persemaian tersebar
Sementara ongkos pengangkutan sehingga pengawasan sulit,
bibit murah, tenaga kerja biaya pembuatan tinggi
yang dibutuhkan sedikit. karena pekerjaannya
tersebar, sering gagal
karena tenaga kurang
terlatih dan selalu berganti.
Persemaian Dapat dikerjakan secara Jauh dari lokasi
Permanen mekanis, tenaga tetap dan penanaman, selama
terpilih sehingga bibit pengangkutan, bibit
yang dihasilkan lebih baik, beresiko tinggi, ongkos
produktifitas tinggi, pengangkutan bibit mahal,
pengawasan dan biaya investasi tinggi.
pemeliharaan lebih
efisien.

44 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 5.3 Persemaian Sementara
(Sumber : forda-mof)

Gambar 5.4 Persemaian Permanen


(Sumber : forda-mof)

Pelaksanaan Persemaian
Penanaman di lapangan umumnya dilakukan pada musim hujan
sedangkan musim hujan untuk setiap daerah berbeda sehingga permulaan
pembuatan persemaian disesuaikan dengan kondisi setempat. Selain itu umur
bibit siap tanam dari setiap jenis berbeda-beda, ada yang 5 bulan, 6 bulan bahkan
ada yang 12 bulan. Oleh karena itu permulaan pembuatan persemaian juga
disesuaikan dengan jenis bibit yang akan dihasilkan.

45 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
5.2 Perbanyakan Tanaman
Tanaman dapat diperbanyakan dengan 2 cara, yaitu secara generatif dan
vegetatif, masing-masing perbanyakan memiliki kekurangan dan kelebihan,
berikut kekurangan dan kelebihan metode perbanyakan generatif dan vegetatif.

Tabel 5.2 Kelebihan dan Kekurangan Perbanyakan Generatif dan Vegetatif


Cara
Kelebihan Kekurangan
Perbanyakan
Generatif Sistem perakaran kuat, lebih Waktu mulai berbuah lebih
mudah diperbanyak, dan lama, sifat turunan tidak
jangka waktu berbuah lebih sama dengan induk
lama. sehingga keunggulan sifat
induk tidak dapat
dipertahankan, dan
beberapa jenis tanaman
memproduksi benih sedikit
dan terkadang sulit untuk
berkecambah.
Vegetatif Lebih cepat berbuah, sifat Perakaran kurang baik, sifat
turunan sama dengan induk buruk induk akan terbawa
sehingga keunggulan sifat juga, jangka waktu berbuah
induk dapat dipertahankan, lebih pendek, dan lebih sulit
dan dapat menggabungkan dikerjakan karena
sifat-sifat yang diinginkan. memerlukan keahlian
tertentu.

a. Perbanyakan Tanaman secara Generatif


Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara
massal dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan
secara generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji adalah
bahan utama yang digunakan sebagai alat perbanyakannya. Biji tersebut sengaja

46 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dibenihkan agar tumbuh menjadi bibit yang diharapkan. Selain sengaja ditanam,
biji juga dapat tumbuh secara alami di alam. Mekanisme dalam perbanyakan
generatif ditandai dengan adanya pembuahan, pembuahan tersebut berasal dari
peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian
menghasilkan zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru
yang bagus dan berkualitas.
Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan memakai biji ialah buat
mendapatkan sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, dan yang tahan
hama serta penyakit. Reproduksi secara generatif biasanya terjadi terhadap
tumbuhan berbiji, baik terhadap tumbuhan biji tertutup ataupun terhadap
tumbuhan biji terbuka. Pada reproduksi generatif diperlukan 2 sel kelamin, yakni
sel kelamin jantan serta sel kelamin betina. Dengan demikian, reproduksi
generatif hanya mungkin terjadi andaikan terdapat peleburan antara sel kelamin
jantan serta sel kelamin betina pada tumbuhan tersebut, baik yang berumah satu
ataupun berumah dua.
Cara perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dapat dibedakan
menjadi konjugasi, isogami, anisogami dan penyerbukan. Tanaman yang
dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk
berbuah karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal.
Tanaman akan tumbuh dari janin terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh
membentuk akar tunggang, akar serabut, batang, dan juga daun. Ditambah lagi
jika keadaan biji yang ditanam mengalami masa dorman, maka waktu yang
dibutuhkan bisa menjadi lebih lama lagi.
Saat dorman, biji tidak akan mengalami kegiatan sama sekali selama
berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sehingga
benih yang dorman harus berada dalam situasi dan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya. Masa dorman untuk setiap biji atau benih tanaman berbeda-
beda. Benih tanaman jeruk, durian, dan mangga memiliki masa dorman sekitar
satu bulan, sedangkan benih pepaya memiliki masa dorman satu hingga dua
minggu saja. Contoh tanaman yang sering diperbanyak secara generatif adalah
pepaya, semangka, nangka, kelapa, dan masih banyak lagi.

47 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
b. Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif umumnya digunakan
untuk memperbanyak tanaman yang sulit berbuah, musim buah tidak menentu,
dan klon-klon unggul hasil pemuliaan maupun seleksi alam. Teknik perbanyakan
vegetatif meliputi: stek, okulasi, penyambungan, cangkok dan kultur jaringan.

Stek
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk
sehingga menjadi tanaman baru. Persyaratan stek adalah ketika bahan stek
berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Dalam hal ini stek
lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuat stek
ini hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak.
Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya mempunyai persamaan dalam
umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh
tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat. Stek bisa dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan cara stek cabang, stek akar, stek daun, stek
umbi, dan lain-lain.

Gambar 5.5 Stek (Akar, Batang, Daun)

Okulasi (Tempel)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman
sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang
kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda
sifatnya, sehingga akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau
bunga yang berbeda sifat. Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi

48 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok.
Kelebihannya adalah hasil okulasi mempuyai mutu lebih baik dari pada
induknya. Oleh karena itu okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai
perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman
yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.
Okulasi biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies
atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies
memang dapat dilakukan tanpa mengalami kerusakan. Lain halnya dengan
okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya agak mengalami kerusakan. Hal
ini dikarenakan antar batang atas dan bawah kadang-kadang terdapat perbedaan
fisiologis.
Adapun langkah-langkah okulasi adalah sebagai berikut, siapkan batang
bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi,
siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang
berkualitas baik dan memiliki sifat unggul, iris dan sayat batang bawah dengan
panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm, sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat
pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering.
Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas, ikat tempelan
menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun
rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas, setelah
2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti
okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada
batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu
pengikatan bisa sampai 3 minggu, bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan
sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya
agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan
mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan
berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.

49 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 5.6 Tahap Okulasi
(Sumber : pendidikan.co.id)

Penyambungan (Grafting)
Menyambung atau grafting bertujuan menggabungkan dua sifat unggul
dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan
jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah
atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki
produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan
produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah
tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Adapun langkah-langkah grafting adalah sebagai berikut, pilih tanaman
untuk batang bawah dan batang atas yang sehat, batang bawah berdiameter lebih
besar daripada batang atas, gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong
batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V
terbaik, panjang batang atas idealnya 3-8 cm, masukkan batang atas tersebut ke
dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau
potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir), usahakan sambungan
tidak terkena air, untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya
tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi
setengahnya atau pangkas semua daun, bungkus batang yang disambung tadi
dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari,

50 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. buka kantong
plastiknya dan taruh di bawah matahari.

Gambar 5.7 Tahap Grafting


(Sumber : Elitech Drip)
Cangkok
Mencangkok dapat menggunakan cara cangkok sayat atau cangkok
belah. Prinsip utama pembuatan cangkok adalah merangsang bagian batang
tanaman untuk berakar dengan cara memutus sistem kambiumnya.
Pencangkokan sebaiknya dilaksanakan pada musim penghujan agar medianya
tidak mengalami kekeringan. Apabila dilakukan pada musim panas atau di
daerah yang curah hujannya rendah perlu penyiraman langsung atau sistem infus.
Bahan pembungkus cangkok dapat menggunakan plastik transparan yang tidak
dilobangi agar tidak terjadi penguapan, sehingga media tetap memiliki cadangan
air sampai cangkok berakar. Jenis tanaman yang biasa dicangkok adalah pohon
buah-buahan, misalnya pohon mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis
jambu, delima, belimbing manis dan lain sebagainya. Tanaman tersebut adalah
tanaman berkayu yang mudah dicangkok.
Cara pembiakan secara vegetatif yang satu ini, dipilih dengan
petimbangan tertentu, misal menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat
persis seperti induknya. Sifat itu meliputi ketahanan terhadap hama dan penyakit,
rasa buah (khusunya tanaman buah-buahan), keindahan bunga (tanaman hias),
dan sebagainya. Karena seperti diketahui bahwa hasil cangkok bisa dikatakan

51 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
hampir 100% serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari
induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.
Adapun langkah-langkah mencangkok adalah sebagai berikut, pilih
cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, kuliti hingga
bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm, kerat kambiumnya
hingga bersih dan angin-anginkan, tutup dengan tanah kemudian dibungkus
dengan plastik atau sabut kelapa, ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus
permen. bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air
siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah, jaga kelembaban tanah dengan
cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau), setelah banyak akar yang
tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot, setelah
tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.

Gambar 5.8 Cangkok


(Sumber : Serba Budidaya-Blogger)

Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara
memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro
menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Dengan
dasar tumbuhan memiliki sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk
membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Teknik kultur jaringan

52 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui
mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan
tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan
tanaman secara terus menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias
(anggrek, bunga potong, dll), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman
industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metode kultur
jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya
dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metode ini menjadi salah
satu alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.

Gambar 5.9 Tahap Kultur Jaringan


(Sumber : 8Villages)

c. Faktor yang mempengaruhi Perbanyakan Tanaman


Adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi perbanyakan tanaman
adalah :
 Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik
bagi tumbuhan adalah antara 22 – 37 ℃. Temperatur yang lebih atau kurang dari

53 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau
berhenti.
 Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan
di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya
penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
 Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya
matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-
kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat
proses pertumbuhan.
 Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel,
hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk
mempercepat buah menjadi matang.

5.3 Pemeliharaan Tanaman


Pemeliharaan tanaman merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembangunan hutan tanaman atau kebun. Penggunaan bibit unggul serta
pemupukan yang dilakukan secara intensif tidak akan mampu menghasilkan
pertumbuhan maksimal jika tidak diiringi dengan tindakan pemeliharaan yang
benar. Kegiatan pokok yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman
meliputi : pembersihan gulma, pemupukan, penyulaman, pemangkasan cabang
dan pencegahan hama penyakit.

54 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Pembersihan Gulma
Kehadiran organisme pengganggu tanaman atau gulma pada lahan
pertanian dapat menyebabkan terjadinya persaingan dengan tanaman pokok.
Persaingan atau kompetisi yang terjadi biasanya dalam perebutan unsur hara,
menangkap cahaya, penyerapan air dan ruang hidup. Selain itu gulma juga dapat
mengotori kualitas dari produksi lahan, misalnya yaitu pengotoran benih oleh
biji gulma. Gulma juga dapat mengeluarkan zat atau cairan yang mengandung
racun, sebagai tempat hidup hama pengganggu tanaman. Akibat dari semua itu
nantinya akan berimbas kepada bertambahnya biaya usaha pertanian dan
penurunan dari produktivitas tanaman.
Gulma merupakan salah satu faktor kendala utama di dalam usaha
pertanian atau budidaya tanaman. Gulma mampu hidup dan tumbuh dengan
pesat pada lahan tanaman budidaya sehingga nantinya akan mempengaruhi
perkembangan tanaman serta dapat mengakibatkan penurunan hasil panen baik
itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.

Gulma Teki-Tekian
Kelompok gulma jenis ini terkenal mempunyai daya tahan yang luar
biasa terhadap pengendalian mekanik. Hal ini karena jenis gulma tekian
mempunyai umbi batang yang tumbuh di dalam tanah dan mampu bertahan
selama berbulan – bulan. Selain itu tanaman pengganggu ini mampu
menjalankan jalur fotosintesis. Dimana hal ini mampu menjadikannya sangat
efisien dalam penguasaan areal budidaya dengan sangat cepat. Ciri dari jenis
gulma ini adalah mempunyai penampang lintang batang berbentuk segitiga

55 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
membulat, tidak berongga, mempunyai daun yang berurutan sepanjang batang,
tidak mempunyai lidah daun dan titik tumbuhnya tersembunyi.

Gambar 5.10 Gulma Tekian


(Sumber : Pak Tani Digital)

Gulma Rerumputan
Gulma jenis ini mempunyai stolon, bukan umbi. Stolon ini ada di dalam
tanah dan membentuk jaringan rumit yang sangat sulit diatasi dengan
pengendalian gulma secara mekanik. Ciri gulma rerumputan ini adalah daunnya
soliter pada buku-buku, tersusun di dalam dua deret, bertulang daun sejajar,
terdiri atas dua bagian yaitu helaian daun dan pelepah daun. Lidah daun terlihat
jelas dibatas antara pelepah daun dan helaian daunnya.

Gambar 5.11 Gulma Rerumputan (Alang-alang)


(Sumber : Wiktionary)

56 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gulma Berdaun Lebar
Gulma ini banyak
tumbuh pada akhir masa
budidaya. Kompetisi yang
terjadi antara tanaman ini
dengan tanaman budidaya
adalah kompetisi mendapatkan
cahaya. Terdapat stomata pada
daun terutama di permukaan
bawah. Terdapat tunas-tunas Gambar 5.12 Gulma Berdaun Lebar
pada nodusa serta terdapat titik (Ceplukan)
tumbuh yang terletak di cabang. (Sumber : Wikipedia)

Pengendalian Gulma secara Mekanik


Adapun pengendalian gulma dengan cara mekanik yaitu, mencabut
gulma, pembabatan gulma, menginjak – injak gulma, melakukan pengolahan
tanah, pembakaran gulma, pemakaian mulsa.

Pengendalian Gulma dengan Sistem Kultur Teknik


Pengendalian dengan sistem kultur teknik dapat dilakukan dengan
pengaturan jarak tanam yang baik, mengatur agar lingkungan lebih
menguntungkan tanaman budidaya dari pada gulma. Melakukan rotasi tanaman.
Hal ini penting karena beberapa jenis gulma mampu menyesuaikan diri dengan
tanaman tertentu. Melakukan pola tanam tumpang sari. Gulma biasanya tumbuh
dengan mengikuti siklus tumbuh tanaman tertentu. Apabila pada satu lahan
menanam berbagai jenis tanaman yang mempunyai beda sifat maka ada
kemungkinan tanaman lain dapat menekan pertumbuhan dari gulma.
Pengendalian Gulma secara Kimiawi
Untuk pengendalian gulma secara kimiawi, dapat menggunakan
herbisida. Menurut sistem kerjanya, herbisida dibagi atas beberapa jenis. Antara
lain yaitu, herbisida kontak, herbisida sistemik, dan herbisida tanah.

57 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pengendalian Gulma secara Biologi
Pengendalian gulma
dengan cara biologi adalah
dengan memanfaatkan
serangga yang dapat
menghambat pertumbuhan
gulma. Untuk pengendalian
gulma secara biologi ada
beberapa syarat yang
diperlukan, hal tersebut adalah, Gambar 5.13 Pengendalian Gulma
aktivitas dan penyebaran musuh (Sumber : Kumpulan Materi Pengetahuan

alami dapat diatur dan kuasai. Umum)

Harus monofag dan tidak terdapat inang alternatif yang berupa tanaman
budidaya, mencakup areal yang luas, dan aman dalam pengaplikasiannya.

b. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan tambahan nutrisi pada tanah, yang
secara langsung maupun tidak langsung akan diserap oleh tanaman untuk
metabolismenya. Nutrisi yang dibutuhkan terdiri dari makronutrien seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium dan mikronutrien seperti unsur sulfur, kalsium,
magnesium, besi, tembaga, seng dan lainnya.
Pemupukan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui akar dan
daun. Pemupukan melalui akar bertujuan memberikan unsur hara pada tanah
untuk kebutuhan tanaman. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat
dilakukan secara disebar (broadcasting), ditempatkan dalam lubang (spot
placement), larikan atau barisan (ring placement). Sedangkan melalui daun,
pemupukan dilakukan secara penyemprotan (spraying).

58 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
c. Penyulaman
Penyulaman tanaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-
bagian yang kosong bekas tanaman yang rusak atau mati atau diduga akan mati
atau rusak atau yang kondisinya dianggap tidak sempurna. Cara penyulaman,
cabut dan ganti bibit tanaman yang tidak sempurna atau rusak atau mati beserta
dengan tanahnya. Kemudian sulam (tanam kembali) dengan bibit yang
sehat/sempurna.

d. Pemangkasan Cabang
Pada prinsipnya pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang atau
ranting pohon yang tidak bermanfaat, merangsang munculnya tunas vegetatif
pada ranting-ranting yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan
pertumbuhan tanaman yang berlebihan sehingga dapat mendukung kontinuitas
produksi.

e. Pencegahan Hama Penyakit


Hama tanaman antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, lalat
buah, ulat gerayak, dll. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin
tinggi pada musim kemarau. Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan,
maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut, sehingga jangan
dibiarkan. Untuk mengatasi hal tersebut, lakukan pengendalian dengan cara
menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk tungau,
setiap minggu sesuai dosis, jika diperlukan.
Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu
(fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora, bercak
daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting kuning, dsb.
Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan
semakin tinggi pada musin hujan. Seperti halnya dengan hama, bila satu tanaman
terkena penyakit dan dibiarkan, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena
penyakit tersebut, sehingga jangan dibiarkan. Untuk mengatasi hal tersebut,
lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan fungisida setiap minggu

59 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida
terkait.

60 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VI
KELOMPOK ESENSIAL: UNSUR HARA DAN PEMUPUKAN

6.1 Hara Tanaman

a. Karbon, Hidrogen, dan Oksigen


Karbon merupakan rangka dari senyawa organik. Karbon diambil dari
atmosfir dalam bentuk karbondioksida, yang biasa disebut fotosintesa. Peristiwa
ini menghasilkan gula dan oksigen. Oksigen dibutuhkan dalam peristiwa
respirasi. Hidrogen bersama oksigen yang bergabung menjadi molekul air,
merupakan molekul dalam jumlah terbesar dalam tubuh tanaman. Air
dibutuhkan tanaman sebagai alat transportasi mineral maupun makanan
tanaman, dan juga turut berperan dalam beberapa reaksi kimia dalam tubuh
tanaman. Hidrogen juga merupakan molekul konstituen beberapa komponen
penyusun sel tanaman.

b. Unsur Hara Esensial


Pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal),
tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal
tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia
bagi tanaman maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur
tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana.
Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara
mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/
part per million dari berat keringnya). Contoh: Unsur N termasuk unsur hara
makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah 1–4% berat kering
tanaman. Unsur tersebut diperlukan oleh tanaman sebagai penyusun asam amino,
protein, dan klorofil. Apabila tanaman kekurangan unsur N akan menunjukkan

61 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N pertama kali akan
muncul pada daun tertua.
Unsur Al tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun
jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur
ini dapat mengikat fosfat sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Unsur Cu (cuprum) termasuk unsur hara mikro. Unsur ini diperlukan
tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu
akan menjadi racun bagi tanaman, misalnya: Cu akan membunuh ganggang pada
konsentrasi 1 ppm. Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan
Mg. Sedangkan yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo,
dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na,
Si dan Co. Sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat
diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya. Unsur C, H, dan O
merupakan penyusun utama makromolekul, seperti: karbohidrat, lipid, protein
dan asam nukleat. Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan unsur hara makro
terpenting. Nitrogen merupakan komponen dari asam-asam amino (juga
protein), klorofil, koenzim dan asam nukleat. Nitrogen sering merupakan unsur
pembatas pertumbuhan. Walaupun gas nitogen menyusun 78% atmosfir bumi,
tumbuhan tidak dapat menggunakannya secara langsung. Gas N2 tersebut harus
difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3).
Beberapa tumbuh-tumbuhan (seperti kacang tanah, kedelai, kapri, dan
tumbuhan legume lainnya) bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium spp.
Rhizobium ini dapat memfiksasii gas N2 (yang terjerap dalam poripori tanah)
dan mengkonversinya menjadi amonia. Bakteri dari genus Azotobacter, yang
hidup bebas dalam tanah, juga dapat melakukan fiksasi nitrogen. Molekul NH3
dengan segera mengikat ion H+ membentuk ion NH4 + . Jika bintil akar
menghasilkan ion NH4 + melebihi yang diperlukan tanaman maka ion NH4+
akan dibebaskan ke dalam tanah dan dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan non
legume, oleh bakteri nitrifikasi (spesies dari genus Nitrobacter dan
Nitrozomonas) dapat diubah menjadi ion nitrat. Tumbuhan dapat mengambil

62 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
nitrogen dalam bentuk ion NH4+ maupun NO3- . Akan tetapi beberapa
tumbuhan dapat juga mengabsorpsi sejumlah nitrogen dalam bentuk asam amino
atau urea. Beberapa tumbuhan pemakan serangga, misalnya: Venus flytrap
(Drocera sp) dan kantong semar (Nephentes sp.) dapat mencerna serangga
menjadi asam amino untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya.

c. Unsur Hara Makro

Nitrogen
N, P, dan K merupakan tiga unsur utama dalam kehidupan tanaman. Nitrogen
diambil dalam bentuk nitrat (NO3- ) atau amonium (NH4+ ). Nitrogen digunakan
tanaman dalam sintesa asam amino, yang merupakan bahan dasar pembentukan
protein. Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfir, dan
sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang tersimpan dalam tubuh jasad.
Nitrogen sangat jarang ditemukan menjadi komponen pelikan oleh
karena perilakunya yang mudah larut dalam air. Perilaku nitrogen inilah yang
menjadikan endapan-endapan nitrogen yang relatif cukup banyak ditemui pada
daerah beriklim kering dan itupun terbatas secara setempat. Kandungan nitrogen
tanaman ratarata sekitar 2 sampai 4% atau terkadang dapat mencapai 6%.
Protoplasma makhluk hidup juga mengandung protein. Nitrogen juga
dibutuhkan tanaman untuk beberapa komponen vital seperti klorofil, asam
nukleat dan enzim. Defisiensi nitrogen akan membatasi pembesaran dan
pembelahan sel. Gejala defisiensi berupa tanaman yang kerdil dan kuning akan
terlihat, terutama pada bagian tanaman yang lebih tua. Berikut beberapa gejala
kekurangan nitrogen pada tanaman yaitu:
- Pertumbuhan lambat
- Daun berwarna kuning (kllorosis)
- Nekrosis pada bagian ujung daun,
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan
dari jaringan tua ke yang muda.

63 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 6.1 Daur Nitrogen
(Sumber : GuruSekolah.co.id)
Nitrogen dapat hilang ke atmosfir melalui denitrifikasi nitrat atau oleh
volatilisasi amonia. Senyawa nitrogen yang tertambat pada jasad hidup dan
dilibatkan dalam kegiatan fisiologisnya, dikembalikan ke dalam peredaran
nitrogen setelah mengalami mineralisasi. Peruraian senyawa N-kompleks
menjadi senyawa N-anorganik sederhana sehingga memungkinkan digunakan
lagi dalam asimilasi jasad berlangsung dalam dalam beberapa tahapan yang
melibatkan peranan berbagai macam jasad pengurai.
Energi yang dibebaskan dari perubahan di atas akan digunakan oleh
berbagai jasad tanah itu untuk melakukan kegiatannya termasuk melakukan
perubahan senyawa N tahapan selanjutnya. Proses perubahan bentuk senyawa
N-organik kompleks menjadi senyawa N-organik lebih sederhana (asam amino)
disebut aminasi. Asam amino yang dibentuk melalui aminasi akan terus diserang
untuk diuraikan dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai akhirnya akan
membentuk amonim yang disebut amonifikasi. N-amonium hasil amonifikasi ini
akan digunakan oleh jasad renik tanah, diserap tanaman, atau ditambat oleh liat.
Tahapan selanjutnya adalah perubahan senyawa N-amonium menjadi senyawa
nitrit (nitrifikasi).

64 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan
sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap terkoordinasi. Masing-
masing tahapan dilakukan sekelompok jenis jasad renik, yang berbeda dari
keompok jasad renik yang bekrja pada tahap berikutnya. Pencucian nitrat,
terutama pada tanah-tanah berpasir menyebabkan kurangnya N dari daerah
perakaran tanaman.

Fosfor
Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4- bergantung
pada pH tanah. Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena
ketersediaannya dipengaruhi oleh pH.

Gambar 6.2 Daur Fosfor


(Sumber : Biology in Mind Blog)
Posfor alam memasuki sistem tanah melalui penghancuran dan peruraian
yang berjalan lambat oleh karena daya larutnya yang rendah. Walaupun
pembebasan P dari bentuk tidak larut batuan posfat dan bentuk lain sangat
lambat, namun takaran P yang diangkut air sungai dan diendapkan di laut sangat
besar. Diperkirakan sekitar 3.5.juta ton P per tahun terangkut dan diendapkan di
laut sebagai Kalsiumposfat yang sukar larut. Hanya sebagain kecil P yang

65 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusa
melalui ikan yang dikonsumsinya. Hasil uraian P-alam berupa senyawa posfat
yang berada dalam sisitem tanah dengan berbagai jenjang kelarutan. Bentuk
posfat ini akan dikonsumsi jasad hidup, dijerap liat tanah, bahan organik, kation
Al, Fe, Mn, Ca, dan kation lain. Posfat yang dikonsumsi akan dilibatkan dalam
sintesis protoplasma dasn kembali memasuki sisitem tanah setelah diurai oleh
bakteriposfat. Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium sedangan
pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe).

Kalium
Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K.
Kalium dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu, secara kimia
terikat dalam mineral primer tanah, dapat dipertukarkan ataupun diabsorbsi, dan
dalam larutan tanah Umumnya tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi
cenderung untuk mengandung kalium yang relatif tinggi juga, dibandingkan
dengan tanah berpasir dan organik. Hanya sekitar 1-10% dari total kalium yang
terdapat dalam tanah dapat diambil tanaman, dan hanya 1 sampai 2% dari yang
terkandung dalam tanah yang dapat dipertukarkan.

Magnesium
Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu biotit,
serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin). Seperti kation yang lain tanaman
mengambil magnesium dalam bentuk ion Mg++ . Klorofil yang merupakan
pabrik berlangsungnya fotosintesis mengandung magnesium sebagai intinya.
Unsur ini bersifat mobil dan merupakan aktivator beberapa enzim. Pengambilan
magnesium dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam
aliran tranpirasi.

66 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
d. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
sedikit. Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro,
bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu,
adalah: boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.

Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan
dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam
sintetis RNA, bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk
tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah
terbatas dan mudah tercuci.

Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim.
Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil,
dan berperan dalam funsi reproduksi.

Seng atau Zinc (Zn)


Hampir mirip dengan Mn dan Mg, sengat berperan dalam aktivator
enzim, pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis. Kekurangan
biasanya terjadi pada media yang sudah lama digunakan.

Besi atau Ferro (Fe)


Besi berperan dalam proses pembentukan protein, sebagai katalisator
pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses
fotosintetis dan respirasi, sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur ini
tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe paling
sering bertentangan atau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk mengurangi
efek itu, maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti EDTA

67 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
(Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik
yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe
pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.

Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi
enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.

Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil
selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi,
dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan
untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami
kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan
mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam
pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu
pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat
mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi
Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith
pada tahun 1948.

Khlor (Cl)
Kelebihan Khlor, terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut
dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil
elemen mineral dan dalam fotosintesis. Kekurangan Khlor, dapat menimbulkan
gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-
sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.

68 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Natrium (Na)
Kelebihan Natrium, terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan
keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah
bahwa dapat mengurangi ketersediaan K. Kekurangan Natrium, daun-daun
tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.

Cobalt (Co)
Kelebihan Cobalt, Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen
daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan
gejala defisiensi. Kekurangan Cobalt, mengurangi pembentukan hemoglobin dan
fiksasi nitrogen

Silicone (Si)
Kelebihan Silicone, Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan
efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit
Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon
larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan
kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat
infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
Kekurangan Silicon, dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.

Nikel (Ni)
Kelebihan Nikel, diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan
urea dalam membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk
tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk
berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur
mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan
reproduksi Kekurangan Nikel, kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan
menimbulkan kegagalan dalam menghasilkan benih yang layak.

69 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
6.2 Pupuk dan Pemupukan
Penggunaan pupuk pada tanah pertanian dimulai bersamaan dengan
sejarah pertanian itu sendiri. Pengunaan senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik baru dimulai kurang lebih seratus
tahun yang lalu. Namun sekarang senyawa-senyawa kimia tersebut merupakan
keharusan ekonomi bagi kebanyakan tanah.

a. Pupuk Anorganik

Pupuk Urea
Pupuk urea menjadi yang paling
diminati oleh petani, karena sangat
bermanfaat untuk lahan pertanian
maupun budidaya. Pupuk ini memiliki
rumus kimia CO(NH2)2, terbuat dari
campuran gas amoniak (NH3) dan gas
asam arang.
Sekitar 46kg nitrogen terkandung dalam 100kg
Gambar 6.3 Pupuk Urea pupuk urea. Kandungan yang cukup tinggi
(Sumber : belajartani.com)
tersebut mampu mempercepat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Sebab nitrogen akan memudahkan proses
fotosintesis, sehingga menghasilkan lebih banyak klorofi.
Pupuk urea berbentuk menyerupai kristal dengan warna beragam, antara
putih dan merah muda untuk jenis pupuk bersubsidi. Selain itu, sifatnya
higroskopis, sehingga mudah larut dan mudah diserap tanaman. Reaksinya
sedikit asam dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Sehingga sebaiknya
simpan dalam suhu ruangan yang tidak terlalu panas maupun lembab. Demi
menjaga kualitas pupuk urea.

70 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pupuk ZA (Zwavelzure Amonium)
Pupuk Zwavelzure
Amonium mempunyai rumus
kimia (NH4)2SO4 yang
mengandung sekitar 21%
nitrogen dan 24% sulfur.
Biasanya diterapkan sebagai
pupuk dasar oleh petani, sebab
reaksi kerja yang agak lambat.
Manfaat lain dari pupuk ZA, mampu
Gambar 6.4 Pupuk ZA
menambah unsur hara pada tanaman.
(Sumber : belajartani.com)
Kemudian memperbaiki kualitas
tanaman, serta menambah nilai gizi pada hasil panen. Kelebihan lainnya, ZA
juga bisa membantu tanaman agar terhindar dari hama.

Pupuk SP-36
Pupuk SP-36 (super phosphate) atau tertulis P2O5 dalam rumus kimia.
Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat (belerang) dengan fosfat
alam. Memiliki peran utama sebagai penambah unsur hara fosfor pada tanaman.
Biasanya digunakan di berbagai macam
tanaman, seperti perkebunan dan
holtikultura.
Pupuk SP-36 kerap digunakan
petani untuk membantu tanaman
menghasilkan buah yang lebih banyak.
Kelebihan lain SP-36, bisa membantu
Gambar 6.5 Pupuk SP-36 memperbaiki kualitas biji, merangsang
(Sumber : belajartani.com)
pembelahan tanaman, mempercepat
pemasakan buah, menguatkan batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel.
Reaksi kimia yang ditimbulkan tergolong netral. Pupuk SP36 mengandung
sekitar 36% Fosfor dalam bentuk P2O5 (fosfat). Karena reaksi kimia yang cukup

71 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
lambat, SP36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman. Kemudian karena
sifatnya higroskopis, pupuk ini bisa disimpan dalam kelembapan udara tinggi.

Pupuk KCl
Pupuk KCl dibuat dari
ekstraksi mineral kalim dan
mengandung sekitar 60% kalium
dalam bentuk K2O. Bentuknya
bubuk atau serbuk merah. Jenis
pupuk yang mudah larut dalam
air, sehingga mudah diserap oleh
tanaman. Unsur klorida yang
terkandung bersifat toksik atau racun Gambar 6.6 Pupuk KCl
(Sumber : belajartani.com)
bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan
kentang. Reaksi kimianya netral hingga masam. Cocok digunakan sebagai pupuk
dasar atau pupuk susulan.

Pupuk NPK Phonska


Pupuk NPK digunakan sebagai
penyeimbang unsur hara makro dan mikro
pada tanah. Sebab mengandung unsur zat
hara yang paling banyak dan sangat
dibutuhkan tanaman, yakni nitrogen,
fosfat, kalium, magnesium, dan kalsium.
Kelebihan pupuk NPK, mencegah
tanaman supaya tidak kerdil. Serta
Gambar 6.7 Pupuk NPK Phonska
pertumbuhan akar jadi lebih kuat, banyak,
(Sumber : belajartani.com)
dan panjang, sehingga mudah menyerap
zat hara di tanah. Pupuk ini bisa diaplikasikan di berbagai jenis tanah, sebab
menimbulkan reaksi kimia yang netral. Pupuk jenis ini bisa digunakan sebagai
pupuk dasar atau pupuk susulan.

72 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Dolomite (Kapur Pertanian)
Dolomite atau biasa
dikenal dengan kapur pertanian
memiliki manfaat sebagai
penyedia unsur hara makro
sekunder Ca dan Mg. Reaksi
kimia yang ditimbulkan basa
(alkali) sehingga menaikkan pH
tanah. Pupuk ini berbentuk
butiran halus berwarna putih keabu-abuan
atau putih kebiruan. Sifatnya mudah Gambar 6.8 Dolomite
(Sumber : belajartani.com)
menyerap air dan mudah dihancurkan.
Semakin halus butirannya, maka semakin baik kualitasnya.

Pupuk ZK (Zwavelzure Kali)


Pupuk jenis ZK memiliki rumus
kimia K2SO4. Dibuat dari kandungan
asam belerang dan kalium, sehingga
disebut pupuk sulfat. Pupuk jenis ini
berbentuk butiran kecil atau serbuk
berwarna putih. Pupuk ZK cocok untuk
wortel dan kentang, sebab unsur kalium
Gambar 6.9 Pupuk ZK yang terkandung kadarnya tinggi. Pupuk
(Sumber : belajartani.com)
yang sifatnya higroskopis, sehingga dapat
disimpan lama walau kelembapan udara tinggi.

73 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
b. Pupuk Organik

Pupuk Kandang
Tentunya pupuk kandang berasal dari
kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti
kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Jenis pupuk
ini efektif dalam menyuburkan tanah dan
tanaman. Pupuk kandang mengandung
banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti
fosfor, nitrogen, dan kalium. Kemudian Gambar 6.10 Pupuk Kandang
unsur mikro seperti magnesium, sulfur, (Sumber : Bibit Bunga)
kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.

Pupuk Hijau
Pupuk hijau termasuk jenis
pupuk organik dengan bahan dasar sisa
tanaman atau tumbuhan hijau. Biasanya
jenis pupuk ini dibuat dari tanaman hasil
panen. Pupuk yang efektif membantu
meningkatkan kualitas tanah.

Gambar 6.11 Pupuk Hijau


(Sumber : WordPress.com)

74 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pupuk Kompos
Pupuk kompos yang terbentuk dari
sisa bahan organik. Berasal dari tumbuhan,
hewan, dan limbah organik, yang secara alami
melalui dekomposisi atau fermentasi.

Gambar 6.12 Pupuk Kompos


(Sumber : Dekoruma)

Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis merupakan jenis pupuk yang
bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup.

Pupuk Humus
Pupuk humus, yang dihasilkan
dari proses dekomposisi atau pelapukan
dari daun-daunan, serta ranting tanaman
yang membusuk secara alami.

Gambar 6.13 Pupuk Hijau


(Sumber : 99.co)

Pupuk Serasah
Jenis pupuk ini terbuat dari limbah organik nabati atau komponen
tanaman yang sudah tidak lagi terpakai. Pupuk serasah berasal dari perubahan
warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.

75 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pemupukan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hara bagi
tanaman, sehingga diharapkan produktivitas yang optimal. Setiap tanaman
membutuhkan hara yang berbeda baik jumlah dan waktunya. Berbicara tentang
pemberian pupuk di lahan pertanian, bahwa pemupukan sangat dipengaruhi oleh
jenis tanah, jenis tanaman, fase pertumbuhan dan efisiensi pupuk. Pemberian
pupuk di lahan seringkali tidak berdampak pada peningkatan produktivitas. Hal
ini akan menyebabkan kerugian bagi petani. Untuk meningkat keberhasilan
pemupukan terhadap hasil pertanian perlu memperhatikan 4 tepat pemupukan.
Keempat tepat pemupukan terdiri dari tepat cara, tepat dosis, tepat waktu dan
tepat jenis.

Cara Pemupukan
Cara pemberian pupuk pada tanaman disesuaikan dengan bentuk pupuk
dan jenis tanaman yang dipupuk. Pemberian pupuk agar bermanfaat bagi
tanaman harus mempertimbangkan waktu dan cara pemberiannya. Penggunaan
pupuk diharapkan mampu meningkatkan produksi secara optimal. Pemilihan
cara pemupukan yang baik sangat tergantung pada jenis tanah, kadar lengas,
daya fiksasi tanah terhadap hara, pengolahan, jenis tanaman, sistem perakaran,
kemampuan tanaman menyerap hara dan macam pupuk yang diberikan. Ada
beberapa cara pemupukan yang dilakukan pada usaha tani yaitu:

- Cara Disebar
Pemupukan ini dilakukan dengan cara menyebar pupuk secara merata di
seluruh areal lahan yang ditanami. Pemberian pupuk cara sebar dapat dilakukan
sebelum atau sesudah ada tanaman. Pemupukan dengan cara sebar akan
menghemat tenaga, namun dalam pelaksanaannya harus dihindari tanaman
dalam kondisi basah, terutama pemupukan N dan K. Jika dalam kondisi basah
daun dapat terbakar. Pemupukan ini umumnya dilakukan pada pupuk dasar dan
susulan, seperti tanaman padi, jagung, kedelai dll. Pupuk yang disebarkan merata
pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan

76 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke
dalam tanah.
Pemupukan dengan cara disebar membutuhkan kondisi yang ideal
terutama lingkungan, khususnya ketika pemupukan susulan. Pada saat
pemupukan susulan diusahakan daun dalam kondisi kering, jika kondisi basah
pupuk akan menempel pada daun dan menyebabkan plasmolisis atau daun
mengering terbakar. Bahaya daun terbakar terutama pada pupuk nitrogen dan
kalium.

- Cara Dibenamkam
Pemupukan dengan cara dibenam dapat dilakukan pada jalur dengan
meletakkan pupuk padat atau menyemprotkan cairan ke dalam tanah sebelum
tanam. Pembenaman pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sederhana (bajak atau garu).

- Melalui Daun
Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk melalui daun.
Pemupukan melalui daun harus lebih hati-hati terutama dalam menentukan dosis
larutan yang digunakan, karena pemupukan melalui daun terdapat beberapa
kendala yaitu, pinggir daun sering terbakar karena larutan terlalu pekat,
memerlukan frekuensi yang lebih banyak, karena hara yang diberikan rendah,
biaya persatuan hara tinggi. Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara
pupuk dilarutkan ke air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian
disemprotkan langsung kepada daun.

- Melalui Udara
Pupuk padat maupun cair dapat diberikan lewat udara dengan cara
disebar melalui pesawat udara. Pemupukan melalui udara umumnya dilakukan
pada lahan yang curam, sukar dilewati, lahan luas atau pemupukan di hutan dan
padang rumput.

77 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Melalui Injeksi ke dalam Tanah
Pemupukan dengan injeksi bertujuan untuk mengurangi kehilangan hara
akibat penguapan. Pada umumnya pemupukan dengan injeksi dilakukan pada
pupuk dengan kadar N yang tinggi. Pemupukan dilakukan dengan pupuk
dimasukkan injeksi kemudian dimasukkan ke tanah.

- Melalui Sprinkle Irigation


Pemupukan ini merupakan langkah efisiensi, karena pemupukan
dilakukan dengan memasukkan pupuk ke penampungan, kemudian dipompa dan
disemprotkan ke udara, sehingga membasahi tanaman. Model ini banyak
diterapkan pada model pertanian aeroponik dan perkebunan kopi.

78 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VII
KELOMPOK ESENSIAL ABIOTIK

Gambar 7.1 Komponen Abiotik


(Sumber : Wikipedia)

7.1 Pengertian dan Fungsi Komponen Abiotik


Komponen abiotik yaitu komponen fisik dan kimia yang merupakan
medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat
hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.
Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, dan senyawa anorganik.
Sedangkan fungsi utama komponen abiotik adalah sebagai faktor yang paling
berpengaruh terhadap kemampuan reproduksi suatu spesies organisme atau
makhluk hidup di dalam sebuah ekosistem. Hal ini dikarenakan kelangsungan
hidup organisme tersebut tidak akan optimal bila tidak ada faktor dari komponen
abiotik yang menunjang.

79 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
7.2 Komponen Abiotik

Air
Air atau disebut dihidrogen monoksida merupakan komponen vital yang
paling dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memiliki sekitar 70%
kandungan air di dalam tubuhnya. Fungsi air adalah sebagai pelindung dan
penghantar energi dalam tubuh makhluk hidup. Kebutuhan air suatu organisme
tidak bisa disamakan dengan organisme lain. Selain itu, kondisi atau tempat satu
dengan yang lain juga memiliki ketersediaan air yang berbeda. Sehingga hal ini
juga mempengaruhi cara hidup organisme di suatu tempat. Misalnya di
lingkungan gurun yang sedikit air, berbagai tumbuhan pun beradaptasi dengan
kondisi alam di sana. Beberapa tumbuhan seperti kaktus membentuk daun yang
tebal dan berpori-pori sempit untuk mengurangi penguapan.
Jika kita perhatikan berbagai daerah di sekitar kita, maka ada daerah
yang kaya akan air, tetapi ada pula yang kering. Perbedaan keadaan tersebut
menyebabkan cara adaptasi berbeda-beda. Di dalam agroekosistem, perbedaan
keadaan lahan yang berair dengan lahan kering memiliki penanganan yang
berbeda dan tentunya berbeda dalam segi varietas tanaman yang ditanam.

Gambar 7.2 Perairan Sawah


(Sumber : Pertanianku)

80 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Tanah
Tanah memiliki peran sangat penting, yaitu berperan dalam persebaran
organisme dengan struktur fisik, pH dan kandungan mineral yang beragam di
dalamnya. Bebatuan tanpa tanah tidak akan bisa ditempati makhluk hidup, begitu
pun sebaliknya. Selain itu, komposisi partikel tanah (tekstur), jenis tanah, derajat
keasaman (pH), dan kandungan garam mineral (unsur hara) juga mempengaruhi
kualitas tanah. Karena sebagian besar kebutuhan makhluk hidup berasal dari
tanah, maka perkembangan suatu ekosistem, khususnya ekosistem darat seperti
pertanian dan sebagainya sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanahnya. Tanah
yang subur adalah tanah yang mampu menyediakan kebutuhan organisme, yaitu
banyak kandungan unsur hara makro dan mikro-nya, cukup remah, dan
mengandung biomassa yang berguna bagi tanaman dan tanah itu sendiri
khususnya.

Gambar 7.3 Tanah

Udara
Udara merupakan komponen abiotik dan menjadi kebutuhan primer
untuk sistem pernapasan. Sedangkan karbondioksida merupakan hasil dari
respirasi makhluk hidup yang dihasilan oleh manusia dan hewan.
Karbondioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses
fotosintesis. Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang disebut
atmosfer. Udara atau gas merupakan komponen utama dari atmosfer bumi. Gas-

81 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
gas di atmosfer ini disamping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber
berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen dan
hidrogen. Di atmosfer, udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah
yang cukup pori/rongganya akan baik pertukaran udara atau aerasinya dan
berdampak pula pada baiknya proses mineralisasi. Dengan demikian komponen
udara di atmosfer maupun di tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah
yang berpengaruh pada daya dukung tumbuh tanaman.

Cahaya
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai
sumber energi primer bagi ekosistem. Seperti yang kita ketahui, pada aliran
energi yang bersumber dari matahari yang kemudian diserap dan digunakan
tanaman ataupun tumbuhan dalam proses fotosintesis. Kemudian tumbuhan
dimakan oleh konsumen I, dan seterusnya sebagaimana yang kita lihat pada
rantai makanan. Penyebaran cahaya matahari ke permukaan bumi tidaklah
merata. Oleh sebab itu, organisme mempunyai cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.

Gambar 7.4 Cahaya Matahari

82 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu, hal itu
karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung proses kimia yang
berkitan erat dengan suhu. Tak terkecuali pada tanaman, yang juga memerlukan
suhu optimum untuk metabolisnya. Tinggi rendahnya suhu suatu lingkungan
mempengaruhi varietas apa yang cocok untuk di tanam di sana. Suhu tanah yang
rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi
meningkat. Apabila kekurangan air ini terus-menerus terjadi, maka tanaman
akan rusak. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya
batang, daun muda, tunas, bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau
jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung pada keadaan air, keadaan unsur
hara, morfologis dan kondisi fisiologis tanaman. Pada suhu maksimum, jaringan
tanaman akan mati. Suhu yang baik untuk tanaman adalah suhu maksimum yaitu
berkisar antara 22–37℃.

Kelembapan
Kelembapan adalah kadar air pada udara. Kelembapan udara mempunyai
pengaruh yang besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh yang akan berperan
besar dalam menunjang proses metabolisme. Setiap organisme mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kelembapannya
berbeda-beda. Tingkat kelembapan pada suatu wilayah akan mempengaruhi
jenis varietas, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kondisi tanah dan
penanganannya.

Arus Angin
Arus angin mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan
tumbuhan dan juga berpengaruh dalam menjaga kesuburan tanah suatu
lingkungan. Pada daerah yang arus anginnya kencang, hanya jenis tumbuhan
yang mempunyai perakaran kuat dan berbatang liat yang dapat bertahan hidup.
Sedangkan, tumbuhan yang perakarannya tidak kuat dan batangnya tidak liat,
akan mudah terangkat atau patah oleh kencangnya angin.

83 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Derajat Keasaman/pH
Derajat keasaman atau pH pada media memberi pengaruh yang besar
terhadap distribusi organisme. Pada lingkungan yang berbeda pH-nya akan
berbeda pula organisme yang hidup disana. Hal tersebut karena ada beberapa
jenis organisme yang hidup di medium yang netral dan ada juga yang suka hidup
di media masam serta ada pula yang menyukai medium yang bersifat basa.
Dalam agroekosistem ataupun pertanian, berdasarkan derajat keasamannya
memiliki penanganan yang berbeda-beda. Daerah yang memiliki derajat
keasaman yang tinggi biasanya adalah daerah gambut.

Iklim
Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk sebagai hasil
interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembapan udara, suhu,
curah hujan, dan lain-lain. Perbedaan iklim dengan cuaca adalah cuaca
merupakan keadaan atmosfer dalam waktu tertentu dan pada area yang terbatas.
Sedangkan, iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang lama dan
dalam tempat yang luas. Iklim suatu daerah sangat menentukan jenis tanaman
dan hasil produksi pertaniannya. Perubahan iklim yang tibatiba, akan membuat
petani kewalahan terutama dalam menentukan waktu tanam atau bahkan bisa
berakibat gagal panen. Bukan hanya itu, akibat iklim tertentu juga dapat
menyebabkan meledaknya suatu populasi hama, dan berakibat fatal pada
tanaman budidaya petani.
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas
produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun
perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi
tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman
secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata dan moluska.
Sedangkan, penyakit yang menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman,
disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan
tumbuhan tingkat tinggi.

84 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika
faktor iklim. Sehingga tidak heran kalau pada musim hujan dunia pertanian
banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan
blas pada padi, antraknosa cabai dan sebagainya. Sementara pada musim
kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi dan hama belalang
Kembara. Pada hakikatnya, iklim sangat berpengaruh pada kesuburan tanah dan
tumbuhan, banyaknya tumbuhan juga berpengaruh pada iklim, namun tanah
yang subur tidak berpengaruh pada tumbuhan.

Topografi
Topografi adalah altitude dan latitude suatu tempat. Topografi
mempunyai pengaruh besar terhadap penyebaran makhluk hidup, yang tampak
jelas adalah penyebaran tumbuhannya. Demikian pada pertanian atau
agroekosistem, topografi juga sangat menentukan jenis varietas, pengelolaan
lahan dan lain-lain. Misalnya pada daerah lereng gunung, pengelolaan lahan
biasanya dibuat perundakan pada penanaman padi, atau pada daerah puncak
yang biasanya digunakan untuk perkebunan teh.

Garam Mineral
Tumbuhan mengambil zat hara dari tanah atau air di lingkungan berupa
larutan ion garam-garam mineral. Ada tanaman yang mampu menyerap unsur-
unsur tertentu dari tanah tanpa bantuan orgnisme lain. Namun, ada juga
tumbuhan yang untuk mendapatkan suatu unsur memerlukan organisme lain.
Misalnya, pada tanaman atau tumbuhan polong-polongan yang memerlukan
bantuan bakteri rhizobium untuk mengikat unsur N dari udara.

Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama dalam arti luas (jasad pengganggu). Pestisida juga
merupakan faktor penting dalam agroekosistem. Penggunaan pestisida dapat
membantu petani dalam melindungi tanamannya dari OPT, namun pemakaian

85 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
pestisida juga ada yang memberi dampak buruk, baik bagi tanaman atau
lingkungan sekitar.

Teknologi
Teknologi sangat dibutuhkan dalam pertanian. Mulai dari tahap
pembenihan ada yang disebut dengan teknologi benih, sampai dengan
pemanenan dan pasca panen. Teknologi berperan dalam menghasilkan varietas
unggul demi mendapatkan hasil produksi yang maksimal dan mampu bersaing
di pasaran, serta menciptakan pertanian yang berkelanjutan.

86 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VIII
KELOMPOK ESENSIAL BIOTIK

8.1 Pengertian Komponen Biotik


Komponen biotik adalah komponen yang terdapat di dalam sebuah
ekosistem dan berupa makhluk hidup. Komponen biotik bermacam-macam
jenisnya, antara lain hewan, tumbuhan, manusia, bahkan mikro-organisme
sekalipun. Mempelajari komponen biotik sangatlah penting untuk lebih
memahami konsep rantai makanan dalam ekosistem serta lingkungan secara
lebih jelas.
Setiap komponen biotik memiliki peran dan fungsi masing-masing untuk
mempertahankan suatu bentuk ekosistem. Manusia sebagai komponen biotik
utama memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan, pemusnahan, atau
penyebaran komponen biotik lain. Manusia berperan bagi kelangsungan hidup
hewan atau tumbuhan. Komponen biotik atau makhluk hidup tinggal dalam
habitatnya masing-masing. Habitat merupakan tempat atau lingkungan yang
cocok bagi makhluk hidup tertentu untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

8.2 Komponen Abiotik

Manusia
Di dalam pertanian ataupun ekosistem buatan manusia yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia sangat berperan penting di
dalamnya, mulai dari persiapan awal sampai dengan pasca panen, dan bahkan
sebagai konsumen hasil produksi.

Biota Tanah
Di dalam tanah, berdasarkan berdasarkan fungsinya dalam budidaya
pertanian secara umum terdapat dua golongan jasad hayati tanah yaitu yang
menguntungkan dan yang merugikan. Berdasarkan spesifikasi fungsinya, jasad
hayati tanah digolongkan menjadi:

87 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
 Jasad Fungsional, contohnya bakteri nitromonas dan nitrobacter yang
berperan dalam nitrifikasi, bakteri rhizobium alam fiksasi N-bebas,
endomikoriza dalam penyediaan dan penyerapan hara P oleh tanaman.
 Jasad Nonfungsional, contohnya media dekomposer bahan organik.

Hewan Ternak
Kehadiran hewan ternak seperti kerbau juga dapat menjadi komponen
yang menguntungkan dalam pertanian, terutama dalam tipe persawahan. Kerbau
dapat digunakan sebagai alat bantu manusia dalam membajak sawah secara
tradisional.

Pathogen
Pathogen dapat diartikan sebagai mikroorganisme yang menyebabkan
timbulnya penyakit pada tanaman.

Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang
tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya. Kehadiran gulma pada suatu lahan
pertanian menyebabkan berbagai kerugian yakni menurunkan angka hasil,
menurunkan mutu hasil, menjadi inang alternatif hama atau patogen,
mempersulit pengolahan dan mempertinggi biaya produksi, dapat
menumbuhkan zat beracun dari golongan fenol bagi umbuhan lainnya, dan
mengurangi debit dan kualitas air.

Hama
Ada beberapa hama yang dikenal dalam pertanian yakni Nematoda
Parasitic tanaman, serangga hama tanaman, tungau, siput, hewan vertebrata,
satwa liar dan burung.

88 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB IX
KELOMPOK FAKTOR IKLIM

9.1 Pengaruh Faktor Iklim


Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering
kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Studi tentang perilaku kejadian tiap
organisme atau tumbuhan dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan
iklim disebut dengan fenologi. Untuk faktor iklim yang dipergunakan dalam
penelitian fenologi pada umumnya adalah curah hujan hal ini adalah karena
curah hujan secara langsung atau tidak langsung penting untuk pengaturan waktu
dan ruang dalam pembentukan bunga dan buah pada tumbuhan tropis.
Selain unsur iklim di atas, produksi tanaman juga dipengaruhi oleh
radiasi matahari dan suhu. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam
berbagai cara oleh lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama
pertumbuhan akan merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan
benih. Kebanyakan speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika
pertumbuhan vegetatifnya belum selesai dan belum mencapai tahapan yang
matang untuk berbunga, sehubungan dengan ini terdapat dua rangsangan. Yang
menyebabkan perubahan itu terjadi, yaitu suhu dan panjang hari.
Diwilayah dengan empat musim, pengaruh suhu berlaku ganda. Pada
waktu awal pertumbuhan suhu harus cukup tinggi agar pertumbuhan tidak
terhambat. Tetapi bagi kebanyakan tanaman terutama tanaman tahunan, suhu
sebelum perubahan fase pertumbuhan itu terjadi sangat penting. Cekaman
(stress) air yang diikuti oleh hujan sering merangsang pembungaan tanaman
tahunan tropika. Faktor lain yang memicu pembungaan adalah panjang hari, atau
panjang periode selama setiap 24 jam. Tanaman berhari pnjang tidak akan
berbunga jika ditanam di wilayah tropika.
Jika bunga telah berkembang tahap berikutnya adalah menjamin sedapat
mungkin agar penyerbukan berlangsung dengan baik. Cuaca pada saat
penyerbukan adalah penting. Umumnya serbuk sari tidak dapat tahan hidup jika

89 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
hujan lebat, dan suhu yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek.
Serangga terutama lebah, tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca
yang sangat basah.

9.2 Faktor Iklim

a. Curah Hujan
Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan sudah dirasakan
sejak panen. Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaan. Apabila saat
pembungaan banyak hujan turun, maka proses pembungaan akan terganggu.
Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi. Kepala putik
dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu, aktivitas serangga
penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi. Apabila trjadi kerusakan pada
tepung sari dan kepala putik berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini juga berarti
bahwa pembuahan dan selanjutnya, panen telah gagal dan harus menunggu tahun
berikutnya.

b. Tinggi Tempat
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas
sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah
suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang.
Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya kan digunakan untuk menggolongkan
tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian
tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman.
Tanaman buah-buahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal
dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi.

c. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga,
pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga,
munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman

90 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode
terhadap pembungaan menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap induksi
bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman
terhadap fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau
memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman.

d. Panjang Hari
Terdapat tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari
pendek (short day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari
netral (day netral). Respon pembungaan tanaman terhadap lamanya penyinaran
berbeda. Tanaman yang digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah
tanaman yang baru berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari
kritisnya (misalnya 12 jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah
golongan tanaman yang hanya mau berbunga apabila periode gelap kurang/
dibawah dari periode kritisnya.
Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan
nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang
memiliki fotoperiode kritikal lebih dari 12 jam berbunga jauh lebih dini di latitud
yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah. Panjang hari dilaporkan
berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam tanaman berhari-pendek.

e. Radiasi Matahari
Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman,
fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk.
Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang
cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih.
Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan
berlatitude 10-20 mdpl.

91 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB X
KELOMPOK GANGGUAN BIOTIK DAN ABIOTIK

Gambar 10.1 Gangguan Biotik dan Antibiotik


(Sumber : bumikita)

10.1 Gangguan pada Tanaman Pertanian


Budidaya pertanian tentu tak bisa lepas dari masalah-masalah yang
mengganggu tanaman bahkan mengancam keberhasilan panen. Setiap gangguan
yang dialami oleh tanaman akan berpotensi mengurangi produktivitas panen,
bahkan bisa menjadi penyebab kegagalan. Oleh karenanya setiap gangguan pada
tanaman harus kita upayakan penanganannya agar dampak yang merugikan bisa
diminimalisir sesegera mungkin, seefisien dan seefektif mungkin. Efisiensi dan
efektivitas akan dapat tercapai apabila kita mendayagunakan sarana dan metode
yang tepat sesuai dengan tipe gangguan yang terjadi. Oleh karenanya kita harus
betul-betul mengenali penyebab-penyebab gangguan fisiologis tersebut baik dari
gejala fisik, kronologi perlakuan pada tanaman, maupun mengamati kondisi
lingkungan.

92 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Kesulitan yang dialami oleh banyak rekan petani selama ini adalah
mengenali penyebab suatu gejala. Hal ini karena satu gejala dengan gejala lain
mempunyai kemiripan dan bisa saja disebabkan oleh salah satu atau beberapa
diantara sekian faktor penyebab. Sebagai perumpamaan, pusing itu adalah suatu
gejala rasa nyeri di kepala yang kita rasakan secara langsung. Faktor
penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti terlalu banyak memikirkan
masalah, kepala terbentur, tekanan darah rendah, dan lain sebagainya.
Perumpamaan lain misalnya ketika motor kita macet, faktor penyebab bisa saja
kehabisan bahan bakar, kerusakan spare part tertentu, maupun gangguan
elektrikal.
Demikian pula pada tanaman, misalnya daun berwarna kuning,
penyebabnya bisa bermacam-macam seperti kekurangan atau keracunan unsur
hara tertentu, kegagalan metabolisme, faktor genetik, atau karena terserang
penyakit oleh patogen tertentu seperti virus. Tanda-tanda visual pada tanaman,
seperti daun yang menguning itu disebut gejala atau simtom. Dari gejala yang
nampak tersebut lantas kita mencari penyebabnya dengan mengumpulkan
beberapa kemungkinan dan menyaringnya menjadi beberapa penyebab yang
disebut indikasi. Proses mencari penyebab gejala inilah yang disebut dengan
diagnosa hingga nantinya diketahui atau disimpulkan faktor penyebab yang
jelas. Kemudian kita sudah bisa menentukan sarana dan metode yang tepat untuk
mengatasi gangguan tersebut. Untuk dapat menerapkan teknik diagnosa dan
penanganan gangguan tanaman, kita perlu mengenali tipe-tipe faktor penyebab
gangguan pada tanaman. Penyebab gangguan tanaman dibedakan menjadi 2
jenis faktor, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.

93 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Faktor Biotik
Segala gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mahluk hidup atau
organisme disebut faktor biotik. Faktor biotik dibedakan menjadi :

Patogenik
Disebabkan oleh mikroorganisme yang menimbulkan penyakit atau
penyimpangan metabolisme, diantaranya jamur, bakteri, virus. Masuknya
mikroorganisme (bakteri dan virus) atau sebagian organ (haustoria jamur) dari
patogen ke dalam jaringan tanaman untuk menimbulkan penyakit ini disebut
infeksi. Gangguan patogen ini bisa menyebar luas pada satu tanaman dan
menular dari satu tanaman ke tanaman lain. Untuk mendeteksi “organisme
pelaku” dari gangguan patogenik ini sulit dilakukan dengan mata telanjang dan
membutuhkan alat seperti mikroskop. Yang bisa diakukan untuk mengenali
pelakunya adalah dengan cara mempelajari dan mengamati gejalanya.

Non patogenik
Disebabkan oleh organisme yang berakibat kerusakan atau pelukaan
fisik secara kontak langsung misalnya tikus, ulat, serangga seperti jangkrik, uret,
atau nematoda. Organisme pengganggu non patogen inilah yang biasanya
disebut dengan hama. Terdiri dari golongan insekta (serangga) dan hewan
bertulang belakang seperti tikus, burung dan babi hutan. Meski tidak menular,
perkembangan populasi dari hama-hama ini dapat menimbulkan kerusakan yang
lebih luas dan menjadi vektor terhadap infeksi organisme penyebab patogen.
Contohnya serangga aphid, thrips dan tungau dapat menjadi vektor bagi infeksi
virus. Pelukaan oleh ulat, nematoda, bisa menjadi jalan masuk bagi infeksi
bakteri ke dalam tubuh tanaman. Gangguan hama lebih mudah dideteksi karena
bisa dilihat dengan mata telanjang sehingga tidak terlalu sulit menentukan jenis
pestisida apa yang akan dipakai.
Kesalahan perlakuan manusia terhadap tanaman juga bisa dikategorikan
sebagai faktor non patogenis. Contohnya antara lain kesalahan pemberian pupuk,
penanganan sanitasi dan drainase lahan, penggunaan pestisida yang melebihi

94 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
ambang fitotoksik dan lain sebagainya. Oleh karenanya petani harus
memperkaya pengetahuan dan wawasan teknis yang memadai dalam budidaya
tanaman agar kesalahan-kesalahan perlakuan tidak terjadi.

Kompetisi
Disebabkan oleh adanya persaingan antara tanaman pokok dengan
tanaman yang dianggap sebagai pengganggu seperti rumput dan gulma di dalam
perebutan unsur hara dan biasanya menimbulkan kerugian bagi tanaman pokok.
Dalam persaingan ini tumbuhan gulma yang secara alamiah mempunyai
ketahanan lebih kuat dibanding tanaman pokok yang dibudidayakan akan
memproduksi zat alelopati melalui akarnya. Alelopati ini merupakan zat
penghambat pertumbuhan tanaman pokok, sehingga dengan leluasa tanaman
gulma akan menguasai unsur-unsur hara untuk kepertingannya sendiri.
Kompetisi ini tidak hanya terjadi antara gulma dengan tanaman pokok,
tetapi juga antara sesama tanaman pokok yang dibudidayakan secara tumpang
sari. Terjadi pula antara tanaman inang dan tumbuhan parasit yang membajak
nutrisi secara langsung dengan cara menempel pada tumbuhan inangnya.

b. Faktor Abiotik
Yaitu faktor yang tidak disebabkan oleh mahluk hidup, diantaranya :

Cuaca dan iklim


Cuaca yang tidak stabil dan cepat berubah secara mendadak membuat
metabolisme tanaman mengalami kekacauan. Tanaman harus selalu melakukan
adaptasi setiap saat, sedangkan aktivitas adaptasi memerlukan energi. Ketika dari
sinar matahari tidak mencukupi lagi maka tanaman akan mengambil cadangan
energi yang disimpan dalam bentuk gula/glukosa dengan cara mendegradasinya,
aktivitasnya disebut katabolisme. Pengambilan cadangan energi dari glukosa
tentu saja akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini
sering terjadi pada tanaman di saat peralihan musim, atau saat pertengahan
musim kemarau dimana terjadi perbedaan suhu antara siang dan malam yang

95 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
cukup ekstrim (bhs. Jawa : musim bedinding). Gejalanya adalah pertumbuhan
tunas-tunas yang berhenti, tunas menjadi mengeriput, keriting dan kaku, yang
selama ini banyak disangka karena serangan virus.
Terkurasnya energi metabolisme membuat tanaman terforsir. Kita sering
menyebutnya stress. Tanaman akan kehilangan kemampuan memproduksi zat-
zat pertahanan alamiah yang disebut fitoaleksin. Tanpa adanya pertahanan maka
hama dan patogen lebih leluasa menyerang tanaman. Serangan hama dan
patogen ini merupakan dampak sekunder dari keterbatasan tanaman dalam
merespon perubahan cuaca yang ekstrim.
Pada musim kemarau dimana tanaman sulit mendapatkan air juga
merupakan faktor gangguan abiotik, demikian pula saat musim hujan terjadi
genangan air yang berlebihan atau kebanjiran.

Fisiologis
Faktor gangguan fisiologis disebabkan oleh tidak tercukupinya
kebutuhan tanaman untuk menjalankan silkus hidupnya. Ketidakseimbangan
unsur hara dan kecukupan air merupakan penyebab utama gangguan fisiologis.
Ketidakseimbangan unsur hara bisa berati terjadinya defisiensi atau kekahatan
maupun berlebihnya unsur hara yang berakibat pada toksisitas. Adapun
defisiensi unsur hara tidak selalu karena minimnya ketersediaan unsur hara saja
tetapi bisa berarti tidak terserap atau tidak termanfaatkannya unsur hara
meskipun sudah dalam bentuk tersedia. Ketidakseimbangan ketersediaan unsur
hara ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya kondisi tanah sebagai media
tanam dan macam pupuk yang diberikan ke tanaman sebagai sumber hara.
Beberapa gejala kekahatan maupun keracunan unsur hara mempunyai kemiripan
diantaranya terjadinya nekrosis.
Selain masalah unsur hara, toksisitas atau keracunan pestisida akibat
dosis aplikasi berlebihan maupun pencampuran yang tidak tepat juga termasuk
faktor fisiologis karena berkaitan dengan kerusakan dan kelumpuhan sel-sel
tanaman.

96 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Media atau tanah (faktor edafis)
Tanah merupakan lapisan bumi dimana merupakan media untuk tumbuh
dan berkembangnya akar sebagai organ vital bagi tanaman di dalam menyerap
unsur-unsur hara dan berperan sebagai pondasi yang menunjang struktur tubuh
tanaman. Terjadinya masalah-masalah fisik, biologi dan kimia tanah akan
berpengaruh pada tanaman yang tumbuh di atasnya. Perubahan fisik, kimia dan
biologi tanah tidak terjadi secara serta merta melainkan dalam jangka waktu
relatif lama. Pemberian pupuk yang tidak berimbang, minimnya pemberian
amelioran atau pembenah tanah, minimnya kandungan bahan-bahan organik
secara perlahan akan menurunkan daya dukung tanah terhadap pertumbuhan
tanaman. Masalah perubahan fisik tanah meliputi mengerasnya tekstur tanah
sehingga mempersulit akar untuk berkembang, kehilangan porositas yang
mengakibatkan minimnya oksigen, densitas atau kerapatan partikel yang
menyebabkan drainase buruk, kehilangan daya absorpsi air maupun terlalu lama
menahan genangan air.
Masalah sifat kimia tanah terkait dengan tidak stabilnya pH tanah,
minimnya mineral tanah dan hara yang tersedia, rendahnya kapasitas tukar
kation, dan ketidakkeseimbangan C/N ratio. Sedangkan masalah biologi tanah
terkait dengan ketersediaan populasi mikroba tanah yang berperan dalam
membantu mengubah unsur-unsur hara dalam bentuk tersedia (misalnya unsur N
menjadi nitrat atau amonium, fosfat tak larut menjadi terlarut), mempercepat
dekomposisi sisa-sisa tanaman sebelum dimanfaatkan oleh mikroba patogen
tanah, serta produksi senyawa-senyawa antibiotik untuk menekan perkembangan
patogen. Masalah menurunnya daya dukung media tanah terhadap pertumbuhan
tanaman ini akan dipercepat oleh adanya pencemaran tanah oleh limbah rumah
tangga maupun industri.

97 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Atmosfer
Yang dimaksud di sini adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfir
dimana atmosfer merupakan aspek yang melingkupi dan bersentuhan langsung
dengan tubuh bagian atas tanaman. Salah satunya adalah polusi udara berupa
akumulasi gas-gas dan partikel ringan di udara yang sewaktu-waktu turun ke
permukaan bumi. Buangan asap kendaraan bermotor dan industri, serta
pembangkit energi yang mengandung karbon monoksida (CO), sulfur oksida
(SOx), nitrogen oksida (NOx), benzena dan timbal dalam konsentrasi tertentu
akan mengganggu proses fotosintesis tanaman. Faktor ini memang jarang
mendapatkan perhatian karena tidak terlalu terasa signifikan dampaknya pada
tanaman secara langsung. Namun mulai sekarang harus kita garisbawahi, bahwa
polutan-polutan ini akan berdampak langsung pada tanaman manakala turun ke
permukaan bumi, dibawa oleh air hujan yang membasahi tanaman. Dan dalam
pengamatan kami dampak ini akan muncul di saat awal-awal turun hujan setelah
musim kemarau. Dimana saat musim kemarau polutan terus terakumulasi di
atmosfir dan menyebar, kemudian saat turun hujan di awal musim kemarau udara
seperti dicuci oleh air hujan dan polutan-polutan tersebut akan kontak langsung
dengan permukaan tanaman dan tanah-tanah pertanian. Jika kita perhatikan
hujan di awal musim ini biasanya membuat tanaman yang peka seperti melon,
semangka, timun, cabai, tomat dan beberapa lainnya terhambat pertumbuhannya
bahkan menyebabkan gejala keriting di pucuk (puret).
Gangguan tanaman yang disebabkan oleh faktor-faktor abiotik maupun
abiotik pada umumnya bisa saja saling terkait. Misalnya saat cuaca tidak
stabil (abiotik/cuaca) menyebabkan metabolisme tanaman mengalami
kekacauan (fisiologis) sehingga daya tahan alami tanaman menurun memberikan
peluang bagi patogen (biotik/patogenik) untuk menyerang tanpa perlawanan.
Perempelan tunas-tunas lateral yang dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan
alat atau tangan akan memberi peluang masuknya bakteri patogen dan virus
melalui bekas luka pada tanaman yang tadinya sehat. Contoh lain, hujan asam
yang tidak segera dinetralisir akan menciptakan kondisi yang mendukung
perkecambahan spora jamur patogen. Dan masih banyak keterkaitan lainnya.

98 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Dari sinilah munculnya konsep pengendalian OPT (organisme
pengganggu tanaman) terpadu. Yaitu ketika kita megendalikan hama dan
patogen penyebab penyakit yang merupakan faktor biotik, sebaiknya juga tidak
mengabaikan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhinya. Disamping itu di
dalam pengendalian gangguan-gangguan biotik seperti serangan patogen
maupun hama serangga, sebaiknya juga dibarengi dengan upaya-upaya
mengatasi gangguan fisiologis yang terjadi akibat kerusakan organ-organ
tanaman oleh serangan patogen dan hama.

99 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XI
PANEN DAN PASCA PANEN

11.1 Pengertian Panen dan Pasca Panen


Panen merupakan kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan
budidaya, sedangkan penanganan pasca panen dapat diartikan sebagai upaya
sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi hasil panen.
Kedua aspek ini sangat penting untuk meningkatkan hasil petani jika dilakukan
sesuai dengan langkahnya.
Sebagian dari petani, tidak mengkonsumsi semua hasil panen yang
didapat, melainkan memasarkan dan menjualnya untuk dikomersilkan. Pada
tanaman padi, kebanyakan dari mereka memang dikonsumsi sendiri, tetapi untuk
sayur sayuran, buah buahan dan tanaman holtikultura lainnya mereka lebih
memilih untuk menjual hampir semuanya bahkan semuanya, dengan alasan,
hasil panen tanaman holtikutura tersebut cepat busuk dengan sifat fisik yang
berbeda.
Sayuran dan buah-buahan mempunyai sifat fisik yang berbeda.
Perbedaan tingkat kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Sifat
fisik buah dan sayur yang sering melipputi parameter antara lain: warna, aroma,
rasa, bentuk ukuran dan kekerasan. Umumnya diamati secara subyektif.
Sedangkan parameter berat ditetapkan secara obyektif menggunakan alat
timbangan.
Komposisi setiap macam sayuran dan buah-buahan berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu perbedaan varietas, keadaan cuaca tempat
tumbuh, pemeliharaan tanaman, dan kondisi penyimpanan. Sayuran dan buah-
buahan mempunyai kadar air yang tinggi yaitu sekitar 75-95%, namun umumnya
rendah kadar protein dan lemak.
Kerusakan yang terjadi pada sayuran yang telah dipanen, disebabkan
karena organ panenan tersebut masih melakukan proses metabolisme dengan
menggunakan cadangan makanan yang terdapat dalam sayuran tersebut.
Berkurangnya cadangan makanan tersebut tidak dapat digantikan karena sayuran

100 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tersebut sudah terpisah dari pohonnya ataupun telah dicabut (untuk bayam, sawi)
sehingga mempercepat proses hilangnya nilai gizi sayur dan mempercepat
senesen. Sedangkan tingkat kerusakan sayuran dipengaruhi oleh difusi gas ke
dalam dan ke luar jaringan yang terjadi melalui lentisel yang tersebar di
permukaaan sayur. Menghambat proses tersebut tentunya secara teoritis dapat
pula dilakukan sehingga dapat memperlambat laju perusakan.

11.2 Kriteria Panen


Menentukan waktu panen yang tepat, waktu menentukan “kematangan”
yang tepat dan saat panen yang sesuai dapat dilakukan berbagai cara, sebagai
berikut:
 Cara visual/ penampakan, misal dilihat dari warna kulit, ukuran dan bentuk
buah.
 Cara fisik, misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras.
 Cara komputasi, menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah
dari mekarnya bunga
 Cara kimia, melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa
yang ada dalam komoditas, sperti kadar gula.
Melakukan penanganan yang baik berarti menekan kerusakan yang dapat
terjadi. Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara yang dipilih perlu
diperhitungkan, disesuaikan dengan kecepatan/waktu yang diperlukan
(sesingkat mungkin) dan dengan biaya rendah.

101 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penanganan Panen yang Baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen :
 Lakukan persiapan panen dengan baik. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan,
tempat penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang
terampil dan tidak ceroboh.
 Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen
secara hati-hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau
menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai dipetik dengan
tangan, bawang merah dicabut dan pada kentang, tanah di sekitar tanaman
dibongkar dengan menggunakan cangkul atau kored dan umbi di keluarkan
dari dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran
tanah.
 Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen. Misal: Tomat dipanen tanpa
tangkai untuk menghindari luka yang dapat terjadi karena tangkai buah yang
mengering menusuk buah yang ada di atasnya. Cabai dipetik dengan
tangkainya, bawang merah dicabut dengan menyertakan daunnya yang
mengering, kentang dipanen umbinya, dilepaskan dari tangkai yang masih
menempel. Jagung sayur dipanen berikut klobotnya.
 Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan
hasil panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil
panen terlalu tinggi.
 Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak
melakukan pemindahan wadah. Pada tomat, hindari memar atau lecet dari
buah karena terjatuh, terjadi gesekan atau tekanan antar buah atau antar buah
dengan wadah. Meletakan buah dengan hati-hati, tidak dengan cara
dilempar-lempar.
 Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari
buah atau umbi yang luka, memar atau yang kena penyakit atau hama, agar
kerusakan tersebut tidak menulari buah atau umbi yang sehat.

102 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
11.3 Penanganan Segera Setelah Panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus
dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera,
akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas
tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain:

Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji-
bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama.
Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.

Pendinginan pendahuluan (precooling) untuk buah-buahan dan sayuran buah.


Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat yang dingin/sejuk, tidak terkena
sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat segera didinginkan dan
mengurangi penguapan, sehingga kesegaran buah dapat bertahan lebih lama.
Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya dilakukan pada temperatur
rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.

Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe
dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai
tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi
dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan
kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran).
Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen.

Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan
pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan
untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.

Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit

103 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak
disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan
simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang
pencucian dapat menunda kematangan.

Pembersihan (cleaning, trimming) yaitu membersihkan dari kotoran atau benda


asing lain, mengambil bagian-bagian yang tidak dikehendaki seperti daun,
tangkai atau akar yang tidak dikehendaki.

Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.

11.4 Penanganan Pasca Panen


Penanganan pasca panen umumnya meliputi, grading (pengkelasan) dan
standarisasi, pengemasan dan pelabelan, penyimpanan, dan pengangkutan. Pada
beberapa komoditas ada yang diberi perlakuan tambahan antara lain, pemberian
bahan kimia, pelilinan, dan pemeraman.

Grading dan Standarisasi


Grading adalah pemilahan berdasarkan kelas kualitas. Biasanya dibagi
dalam kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan seterusnya, atau kelas A, kelas B, kelas C dan
seterusnya. Pada beberapa komoditas ada kelas super-nya. Tujuan dari tindakan
grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk
kualitas yang lebih baik.
Standard yang digunakan untuk pemilahan (kriteria) dari masing-masing
kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standarisasi merupakan ketentuan
mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk
kelancaran tataniaga/pemasaran. Standarisasi pada dasarnya dibuat atas

104 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu
atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu.

Pengemasan dan Pelabelan


Keuntungan dari pengemasan yang baik yaitu melindungi komoditas
dari kerusakan, melindungi dari kerusakan mekanis : gesekan, tekanan, getaran,
melindungi dari pengaruh lingkungan : temperatur, kelembaban, angin,
melindungi dari kotoran / pencemaran : sanitasi, melindungi dari kehilangan
(pencurian) : memudahkan pengontrolan, memudahkan penanganan :
Penggunaan berbagai fasilitas pengemasan memudahkan penanganan,
memberikan kesinambungan dalam penanganan yang mengacu pada standarisasi
wadah / kontainer, meningkatkan pelayanan dalam pemasaran, praktis untuk
konsumen (pengemasan dalam skala kecil), lebih menarik, dapat untuk
menyampaikan informasi produk yang dikemas, penggunaan label dapat
menerangkan cara penggunaan dan cara melindungi produk yang dikemas,
mengurangi / menekan biaya transportasi / biaya tataniaga.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengemasan:
Pengemasan harus dilakukan dengan hati-hati terutama mencegah terluka,
terjatuh atau kerusakan lain. Hanya komoditas yang baik yang dikemas (melalui
sortasi). Tempat pengemasan harus bersih dan hindari kontaminasi. Container
atau wadah dan bahan pengemas lain, juga “pengisi” atau pelindung, harus bersih
atau untuk yang tidak “didaur pakai” seperti kardus, plastik transparan dan lain-
lain, harus yang baru. Pengemasan pada beberapa komoditas dilakukan setelah
precooling. Pengemasan sebaiknya dilakukan pada tiap grade kualitas secara
terpisah. Bahan pengemas harus kuat, sesuai dengan sifat dan kondisi produk
yang dikemas dan lama penyimpanan/pengangkutan. Pada beberapa negara ada
peraturan khusus mengenai bahan pengemas yang diperbolehkan, juga dalam
hubungannya dengan penggunaan bahan kimia setelah panen.

105 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penyimpanan
Tujuan/guna penyimpanan yaitu untuk memperpanjang kegunaan
(dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas), menampung produk yang
melimpah, menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam
pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen, serta
mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan. Prinsip dari perlakuan
penyimpanan antara lain mengendalikan laju transpirasi, mengendalikan
repirasi, mengendalikan/mencegah serangan penyakit, mencegah perubahan-
perubahan yang tidak dikehendaki konsumen
Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah
(terjangkau), efektif (bisa digunakan untuk semua komoditas) dan efisien (dapat
dikombinasikan dengan cara-cara penyimpanan yang lain), namun untuk kondisi
daerah tropis yang mempunyai temperatur udara rata-rata cukup tinggi,
penyimpanan hasil pertanian dalam temperatur rendah perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
- Sifat hasil tanaman. Tanaman yang berasal dari daerah tropis umumnya tidak
tahan temperatur rendah, temperatur penyimpanan dingin umumnya tidak berada
di bawah 12℃. Ketahanan terhadap temperatur rendah dari berbagai bagian
tanaman juga berbeda.
- Hindari chilling injury. (Kerusakan hasil tanaman karena temperature
rendah). Penyebab chilling injury bisa karena kepekaan komoditas terhadap
temperatur rendah, kondisi tempat penyimpanan, cara penyimpanan dan lama
penyimpanan.
- “Don’t break the cold-chains” Penyimpanan dingin dari suatu hasil tanaman
harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen.

Pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan.
Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan.

106 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XII
PERANAN TEKNOLOGI DALAM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

12.1 Vertikultur
Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture.
Vertikultur merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan
memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan
secara bertingkat. Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang
sempit secara optimal. Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang
terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan
bertanam secara vertikultur. tergantung kepada model dan sistem tambahan yang
dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah
diikuti dan bahan pembuatannya mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan
di rumah-rumah. Sistem tambahan yang memerlukan keterampilan dan
pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem hidroponik atau irigasi tetes.

Gambar 12.1 Vertikultur


Kelebihan sistem pertanian vertikultur: (1). Efisiensi dalam penggunaan
lahan. (2) Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida. (3) Dapat dipindahkan
dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu. (4) Mudah
dalam hal monitoring/pemeliharaan tanaman. Sistem budidaya tanaman yang
dilakukan secara vertikal atau bertingkat dapat dilakukan di dalam ruangan
maupun luar ruangan. Sistem budidaya tanaman secara vertikal atau bertingkat

107 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang
tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran,
wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan
keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau
dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.
Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran
karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah
kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur
pendek, dan berakar pendek.

12.2 Silvikultur
Silvikultur adalah kegiatan
pengendalian proses permudaan
(penanaman), pertumbuhan, komposisi,
kesehatan dan kualitas suatu hutan untuk
mencapai aspek ekologi dan ekonomi
yang diharapkan. Lebih spesifik lagi,
Gambar 12.2 Silvikultur
bidang studi yang masih berkaitan dengan
silvikultur adalah silvologi. Silvologi adalah studi mengenai hutan dan kayu.
Silvikultur fokus terhadap perawatan tegakan hutan agar tetap produktif.
Dapat dikatakan, silvikultur adalah perpaduan antara ilmu dan seni
menumbuhkan hutan berdasarkan ilmu silvika, yakni pemahaman mengenai sifat
hidup jenis-jenis pohon serta interaksinya dalam tegakan, dan penerapannya
memperhatikan karakteristik lingkungan tertentu.

108 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
12.3 Hidroponik
Saat ini pertanian menggunakan hidroponik telah diterapkan secara luas
dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem budidaya
konvensional, yaitu mengurangi risiko atau masalah budidaya yang berhubungan
dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di tanah.
Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan proses
penyiangan dan pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya. Selanjutnya
proses budidaya dilakukan dalam kondisi lebih bersih tanpa menggunakan pupuk
kotoran hewan. Faktor-faktor pembatas dalam budidaya di lahan seperti suhu,
kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dengan menggunakan metode
hidroponik ini.
Pada prinsipnya tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi
dan jika nutrisi tersebut dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka
tanaman juga dapat hidup dan memberikan hasil yang sama. Faktor nutrisi
menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas
tanaman. Larutan nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P),
Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi
dengan mikronutrien. Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan
secara terus menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah. Dari beberapa
hasil penelitian sebelumnya bahwa nutrisi dalam proporsi yang tinggi tidak
dimanfaatkan oleh tanaman dan juga tidak mempengaruhi produksi tanaman.
Larutan nutrisi dengan konsentrasi tinggi menyebabkan penyerapan nutrisi yang
berlebihan dan dapat menyebabkan kecacunan pada tanaman, walaupun
beberapa penelitian menyebutkan ada juga pengaruh positif seperti pembungaan
yang lebih cepat pada Salvia sp. atau meningkatnya berat kering buah, berat total
buah dan jumlah lycopene pada tomat.

109 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
12.4 Jenis Hidroponik

a. Wick System
Sistem ini merupakan model
hidroponik yang paling sederhana, yaitu
menggunakan sumbu yang menghubungkan
pot tanaman dengan media larutan nutrisi.

Gambar 12.3 Wick System

b. Nutrient Film Technique (NFT)


Larutan nutrisi secara terus
menerus dialirkan mengenai akar
tanaman menggunakan pipa PVC
menggunakan pompa dengan teknik
resirkulasi.
Gambar 12.4 NFT

c. Deep Water Culture (DWC)

Tanaman dibuat mengapung pada


larutan nutrisi sehingga akar tanaman
terendam terus menerus. Penggunaan
pompa hanya untuk menghasilkan
oksigen di dalam larutan nutrisi.
Gambar 12.5 DWC

d. Drip System
Sistem ini menggunakan
2 (dua) buah kontainer terpisah
yaitu bagian atas dan bawah.
Kontainer atas untuk tanaman
dan yang bawah untuk larutan nutrisi. Gambar 12.6 Drip System

110 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Larutan nutrisi dipompa naik dan menyiram batang tanaman dan akan larutan
sisa akan turun ke kontainer bawah setelah melewati media tanam dan akar
tanaman.

e. Ebb and Flow System


Pengaturannya mirip
dengan sistem infus, di mana ada
dua kontainer, yang satu di atas
berisi tanaman dalam pot dengan
substrat dan yang ada di bagian
bawah yang mengandung larutan
nutrisi. Pemberian nutrisi untuk
Gambar 12.7 Ebb and Flow System
tanaman dilakukan dengan sistem
pasang surut, yaitu bergantian memenuhi kontainer atas dengan larutan nutrisi
dan kemudian mengosongkan larutan nutrisi dan kembali ke kontainer bawah.

12.5 Aeroponik
Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan
tanah. Jadi, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah,
pada tempat yang telah dijaga kelembapannya. Sistem tanam ini memerlukan air
dan sekilas hampir sama dengan hidroponik. Namun, pada aeroponik, air
diberikan larutan hara lalu disemburkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut dan
cara kerja ini disebut juga pengabutan. Lalu, akar tanaman akan menyerap
larutan hara yang membantunya untuk tumbuh dengan baik.

111 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 12.8 Aeroponik
Proses pengabutan ini dilakukan terus menerus hingga panen. Jika
memang harus berhenti atau off, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit. Tujuannya
supaya pengabutan menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi
evapotranspirasi sehingga tanaman selalu segar. Sistem aeroponik tidak
menggunakan media tanah, maka memberikan manfaat bagi petani atau yang
mempunyai lahan untuk terus bercocok tanam. Aeroponik dapat dilakukan di
pekarangan rumah karena umumnya, media tanam yang digunakan
berupa styrofoam dan membiarkan akar tanaman menggantung di udara.
Mengenai kualitas, sayuran hasil panen aeroponik akan terasa lebih segar,
renyah, dan higienis.

112 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XIII
BUDIDAYA ANTHURIUM

Gambar 13.1 Anthurium Andraeanum

13.1 Pendahuluan
Anthurium disebut juga bunga lilin. Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan, umumnya tumbuh di tempat-tempat yang terlindung dari cahaya
matahari. Bentuk bunganya sangat dekoratif, menarik, dan menawan dengan
bunganya yang tahan lama. Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki
daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya
yang indah. Anthurium yang berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan
yang untuk bunga potong berasal dari Eropa.

13.2 Jenis Anthurium


Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu
- Anthurium cyrstalinum (kuping gajah)
- Anthurium pedatoradiatum (wali songo)
- Anthurium andraenum
- Anthurium rafidooa
- Anthurium hibridum (lidah gajah)
- Anthurium makrolobum
- Anthurium scherzerianum.

113 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
13.3 Teknik Budidaya
Perbanyakan Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu
generatif (biji) dan vegetatif (stek).

Perbanyakan dengan cara generatif (biji)


Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga
betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga
jantan dan bunga betina. Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan
dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga betina. Sekitar 2 bulan
kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di dalamnya terdapat banyak biji
anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci sampai bersih dan diangin-
anginkan, kemudian ditabur pada medium tanah halus. Persemaian ditempatkan
pada kondisi lembab dan selalu disiram.

Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)


Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata
tunas. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas
tanaman (batang) dengan menyertakan 1 - 3 akar, bagian atas tanaman yang telah
dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.

Persiapan Media Tumbuh


Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2 macam,
yaitu medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium
tumbuh terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau
tanah hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan
1 cm, sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm. Humus, pupuk
kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5
: 2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus
selama satu jam.

114 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penyiapan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastic
atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak
pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang
masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot
diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi
pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran
humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot.

Pemeliharaan
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 - 2 kali sehari.
Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar
tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat
teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung.

115 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
DAFTAR PUSTAKA

Agromicultura. 2017. Panca Usaha Tani dan Sapta Usaha Tani.


https://agronomicultura.blogspot.com/2017/12/panca-usaha-tani-dan-
sapta-usaha-tani.html. Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

Azizah, Kurnia. 2020. Mengenal 13 Jenis Pupuk Organik dan Kimia, Beserta
Cara Menyimpan yang Tepat.
https://www.merdeka.com/trending/mengenal-13-jenis-pupuk-organik-
dan-kimia-beserta-cara-menyimpan-yang-tepat.html?page=all. Diakses
pada tanggal 13 Januari 2021.

BPTP Balitbangtan. 2020. Teknologi Vertikultur sebagai Solusi Bertani di Lahan


Sempit. http://sulbar.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-
teknologi/367-teknologi-vertikultur-sebagai-solusi-bertani-dilahan-
sempit. Diakses pada tanggal 20 Januari 2021.

Cita, Insan. 2019. Konsep Panca Usaha Tani. https://belajartani.com/masih-


ingat-gak-nih-sama-konsep-panca-usaha-tani/. Diakses pada tanggal 12
Januari 2021.

Dosen Pendidikan. 2020. Pengertian Panca Usaha Tani.


https://www.dosenpendidikan.co.id/panca-usaha-tani/. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2021.

Dwidjoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia


Pusaka Utama.

Fachmawati, Iva. 2020. Peningkatan Hasil Pertanian.


http://cybex.pertanian.go.id/artikel/93185/peningkatan-hasil-pertanian/.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

Fahmi, F., dan Balkis, S. 2017. Peranan Kelompok Tani dalam Penerapan Sapta
Usahatani Padi Sawah di Desa Bunga Jadi Kecamatan Muara Kaman
Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal AGRIFOR. 9(2): 171-182.

Fitriani, Nur Syah. 2017. Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif. Makalah


Pemuliaan Tanaman. Universitas Samawa.

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

iv | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Hidayah, Rara. 2019. 4 Jenis Hormon Kalin dan Fungsinya pada Tumbuhan.
https://www.idntimes.com/science/discovery/raiyani-hidayah/jenis-
hormon-kalin-dan-fungsinya-pada-tumbuhan-exp-c1c2/4. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2021.

Info Agribisnis.com. 2018. Berbagai Macam Cara Pengendalian Gulma Ada Di


Sini. https://www.infoagribisnis.com/2018/06/pengendalian-gulma/.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

Kurniaty, Rina dan Danu. 2012. Teknik Persemaian. Bogor: Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan.

Lakitan, Benyamin. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Depok:


Rajagrafindo Persada.

Litbang Pertanian. 2019. http://www.litbang.pertanian.go.id/tahukah-


anda/191/#:~:text=Pengertian%20lahan%20sawah%20pasang%20surut
,pasang%20biasanya%20pada%20malam%20hari. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2021.

Mukhlis. 2017. Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan Tanaman. Luwu
Utara: Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.

Nasution, Ahmad Sanusi. 2009. Hubungan Faktor Iklim dengan Pertumbuhan


dan Produksi Tanaman.
https://sanoesi.wordpress.com/2009/01/29/hubungan-faktor-iklim-
dengan-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman/. Diakses pada tanggal 13
Januari 2021.

Organik Kuy. 2020. APA SIH BEDANYA BIJI, BENIH, DAN BIBIT?.
https://medium.com/@organik.kuy/apa-sih-bedanya-biji-benih-dan-
bibit/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

Purnomoshidi, P., dkk. 2007. Perbanyakan dan Budidaya Tanaman Buah-


Buahan. Bogor: World Agroforestry Center (ICRAF) dan Winrock
International.

Rajiman. 2020. Pengantar Pemupukan. Yogyakarta: Deepublish.

RimbaKita.com. 2019. Komponen Biotik – Pengertian, Peran dan Fungsi, serta


Contoh. https://rimbakita.com/komponen-biotik/. Diakses pada tanggal
13 Januari 2021.

Syukur, Muhammad. Sujiprihati, S., dan Yunianti, R. 2012. Teknik Pemuliaan


Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

v|DASAR-DASAR BUDIDAYA TANAMAN


Swastika, S., dkk. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik. Riau: Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Riau, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Utami, Nurul Silmi. 2020. Hormon-Hormon yang Memengaruhi Pertumbuhan


dan Perkembangan Tumbuhan.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/09/194205069/hormon-
hormon-yang-memengaruhi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
tumbuhan?page=all#:~:text=Etilen%20adalah%20hormon%20pertumb
uhan%20berbentuk,juga%20daun%20yang%20mengalami%20penuaan
.&text=Kalin%20adalah%20hormon%20pertumbuhan%20yang,batang
%2C%20daun%2C%20dan%20bunga. Diakses pada tanggal 12 Januari
2021.
Widodo. 2019. Macam-macam Faktor Penyebab Gangguan pada Tanaman.
https://bumikita.id/artikel/detail/Macam-macam-Faktor-Penyebab-
Gangguan-Pada-Tanaman. Diakses pada tanggal 16 Januari 2021.

Winardi. 2019. Pengertian Ekologi Tanaman dan Manfaat Penerapannya di


Berbagai Bidang. https://metagovernment.org/ekologi-tanaman/.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

Yasman, Robi. 2015. Germinasi (Perkecambahan) Biji. http://robi-


biologi.blogspot.com/2015/05/germinasi-perkecambahan-biji.html.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.

vi | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N

Anda mungkin juga menyukai