Penulis
ii | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
DAFTAR ISI
iii | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VII KELOMPOK ESENSIAL ABIOTIK .............................79
iv | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1.1 Produksi Tahunan Tanaman Pertanian di Gambar 1.2 Produksi Tahunan Tanaman Pertanian di
Dunia tahun 2012 (Sumber : saswihtml.blogspot.com) Dunia tahun 2016 (Sumber : FAOSTAT)
10 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
1.6 Peningkatan Produktivitas
Perubahan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat tani ke arah
yang lebih baik adalah salah satu tujuan terpenting dari budidaya yang dilakukan.
Peningkatan ekonomi itu harus dapat diwujudkan, terutama melalui peningkatan
produktivitas pertanian. Hal ini sangat berkaitan dengan rancangan perbaikan
teknik budidaya di suatu daerah yang harus didasarkan pada faktor biofisik dan
keadaan sosial, budaya, dan ekonomi setempat. Di samping itu perlu
dipertimbangkan jaminan terhadap kelestarian lingkungan hidup. Setiap
budidaya tanaman yang dilakukan disamping dapat meningkatkan produktivitas,
juga harus dapat menekan/mencegah penurunan kualitas lingkungan
(environmental degradation) sehingga kenyamanan hidup masyarakat dapat
terjaga secara lestari.
11 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB II
TEKNIK DASAR BUDIDAYA TANAMAN
12 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Upaya peningkatan produktivitas lahan dengan intensifikasi dilakukan
dengan upaya penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik,
pemupukan yang tepat, pengendalian hama penyakit, serta pengairan atau irigasi
yang baik. Dari sanalah akhirnya muncul istilah Panca Usaha Tani. Panca artinya
5, panca usaha tani berarti 5 usaha agar hasil produksi pertanian bisa maksimal.
Dan program tersebut terbukti berhasil saat mengantarkan Indonesia mencapai
swasembada pangan pada tahun 1984.
13 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tahun 1-2 kali, namun dengan benih unggul bisa panen 3 kali dalam 1 tahun.
Penggunaan varietas genjah tentunya akan mengurani biaya produksi antara
tenaga kerja dan biaya perawatan (pupuk dan pestisida). Namun, fenomena iklim
dan cuaca yang semakin tak menentu menyebabkan serangan OPT bisa datang
sewaktu-waktu tanpa mengenal musim, sehingga diperlukan perawatan yang
baik untuk menghindari OPT.
14 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Perbaikan struktur tanah, dilakukan dengan membajak tanah dan
penggaruan. Bajak bertujua nuntuk membolak balik tanah sehingga tanah yang
di bawah yang subur berpindah ke bagian atas. Penggaruan, atau kegiatan untuk
meratakan tanah, bertujuan untuk memperbaiki aerasi tanah. Perbaikan pH
tanah, bisa dilakukan dengan penambahan dolomit atau kapur pertanian.
Perbaikan pH tanah diharapkan selain tanaman dapat tumbuh optimal juga
mampu mengurangi populasi massa patogen tanah seperti jamur dan bakteri
penyebab layu.
Penambahan unsur hara, dilakukan dengan cara penambahan pupuk
dasaran. Pupuk dasaran yang digunakan antara lain pupuk kandang (organik) 10-
20 ton/ha dan SP-36 200-300 kg/ha. Selain untuk mengembalikan tingkat
kesuburan tanah, pengolahan tanah yang baik juga untuk sanitasi tanah dari
berbagai macam hama penyakit yang masih ada di dalamnya. Harapannya
serangan hama penyakit dari dalam tanah dapat ditekan seminimal mungkin.
15 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.3 Ilustrasi Pemupukan
(Sumber : Rumah123.com)
Pemupukan tepat, yakni pemupukan yang memperhatikan sifat dan fungsi
pupuk, waktu (kapan pemberian yang tepat) serta dosisnya yang tepat.
Contohnya pupuk N lebih banyak dibutuhkan saat fase vegetatif (pertumbuhan),
dan berkurang saat memasuki fase generatif (pembungaan dan pembuahan).
Sedangkan pupuk P dan K banyak dibutuhkan saat fase generatif. Pemupukan
berimbang, diartikan pemupukan yang penggunaan nya menggabungkan
manfaat antara pupuk anorganik (kimia) dengan pupuk organik, berimbang
antara unsur makro dan mikro, serta berimbang penggunaan pupuk yang ber-
unsur N, P dan K.
16 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.4 Pengendalian Hama Penyakit
(Sumber : Pejambon Sumberrejo Bojonegoro)
Pengendalian secara kimiawi pun dapat dijadikan pilihan bila cara lain
tidak mungkin dilakukan atau tidak dapat mengatasi hama. Artinya, bisa sudah
dilakukan cara mekanis atau sanitasi lingkungan tetap saja hama menyerang
tanaman maka cara kimia pun digunakan. Di pasaran sudah banyak dijual
berbagai merek dan jenis pestisida untuk mengatasi hama.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pestisida adalah dosis
dan cara pemakaiannya. Bila dosis dan cara pemakainan salah, akan terjadi
kerusakan pada komoditas pertanian maupun gangguan kesehatan manusia.
Penggunaan pestisida relatif lebih praktis dan cepat cara kerjanya. Namun
demikian, biaya yang diperlukan lebih besar dibandingkan cara mekanis maupun
sanitasi lingkungan.
17 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
air pertanian bagi petani pemakai air tanah, bagaimana mekanisme dan
kontribusi pembayaran irigasi airtanah oleh petani pemakai air tanah.
Pasca Panen
Sesudah kita melalui proses pemilihan bibit, pengolah tanah dan perawatan
tanaman, maka akan menghasilkan hasil panen. Pemilihan bibit dan perawatan
18 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang bagus tentunya akan membuahkan hasil yang maksimal dan berkualitas.
Adapun langkah yang ditempuh yaitu pasca panen. Pasca panen yaitu tahap
penangan hasil pertanian setelah proses pemanenan mencakup pengeringan,
pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan.
19 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 2.7 Ilustrasi Pemasaran Hasil Pertanian
(Sumber : Mesin Pertanian)
20 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Persawahan Pasang Surut
Pengertian lahan sawah pasang surut adalah lahan sawah yang
tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut
sebagai sumber pengairannya. Lahan jenis pasang surut ini akan mengatur
jumlah air masuk ketika air laut mulai pasang biasanya pada malam hari. Lahan
sawah pasang surut ini biasanya ditemui di daerah pesisir dan lokasi tertentu
seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Lahan sawah pasang surut mulai
bisa ditanami pada musim kemarau dimana keadaan air akan menyusut kisaran
bulan Juli sampai September. Pada Desember sampai Mei lahan tidak bisa
ditanamai karena debit air akan tinggi dan sulit untuk surut karena bertepatan
dengan musim hujan. Ragam lahan sawang pasang surut antara lain lahan
gambut, lahan salin, lahan sulfatmasam, juga lahan potensial.
- Lahan gambut
Lahan gambut adalah lahan yang mengandung karbon organik (organik
C) jenuh air 12-18% atau tidak pernah jenuh air dengan kandungan karbon
organik 10%. Beberapa macam lahan gambut dibedakan berdasarkan ciri
berikut: lahan bergambut (ketebalan lapisan gambut 20-50 cm), lahan gambut
dangkal (lapisan gambut 50-100 cm), lahan gambut sedang (lapisan gambut 100-
200 cm), dan lahan gambut dalam (lapisan gambut 200-300 cm).
21 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Lahan Salin
Lahan salin adalah lahan pasang surut yang terintrusi air laut selama lebih dari 3
bulan dalam setahun, kandungan natrium (Na) dalam air tanah > 8%; tipologi
lahannya bisa lahan potensial, sulfat masam atau bergambut.
- Lahan Sulfatmasam
Lahan sulfatmasam adalah lahan yang memiliki kadar lapisan pirit atau sulfidik
> 2% pada kedalaman < 50 cm. Lahan Sulfat Masam dibedakan menjadi: lahan
Sulfat Masam Potensial (lapisan piritnya belum teroksidasi), lahan sulfat Masam
Aktual (lapisan piritnya telah teroksidasi yang dicirikan oleh adanya horizon
sulfidik dengan pH < 3,5).
22 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Lahan Potensial
Lahan Potensial adalah lahan yang masalahnya paling sedikit, terutama karena
lapisan pirit (FeS) berada pada kedalaman lebih dari 50 cm.
23 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
(uniseluler) ditandai dengan penambahan ukuran sel. Adanya proses
pertumbuhan ini dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Tanaman yang bertambah panjang di tempat gelap belum dapat
dikatakan tumbuh walaupun volumenya bertambah, karena bobot kering
sebenarnya menurun akibat respirasi yang terus berlangsung, sedangkan
fotosintesa tidak terjadi. Dalam keadaan normal pertumbuhan bukan saja
pertambahan volume tetapi juga diikuti oleh pertambahan bobot kering. Proses
pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti oleh pembesaran
sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Pertumbuhan hanya terjadi pada lokasi
tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem, jaringan meristem adalah jaringan
yang sel-selnya aktif membelah.
Perkembangan pada tumbuhan merupakan suatu proses menuju
tercapainya kedewasaan pada tumbuhan tersebut. Tumbuhan 16 dikatakan
dewasa jika tumbuhan tersebut sudah membentuk bunga. Pertumbuhan dan dan
perkembangan merupakan gejala-gejala yang saling berhubungan. Pertumbuhan
sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran (biasanya dalam
bobot kering) yang tidak dapat balik (irreversibel). Sedangkan perkembangan
mencakup proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh perubahan-perubahan yang
lebih tinggi, menyangkut spesialisasi secara anatomi dan fisiologi.
Diferensiasi merupakan salah satu proses penting dalam budidaya
tanaman. Akan tetapi perubahan dari sel sederhana ke organisme bersel banyak
yang kompleks, belum dapat dipahami secara sempurna. Mekanisme diferensiasi
tanaman menjadi sel yang kompleks tidaklah jelas. Akan tetapi faktor-faktor
penting yang mempengaruhi diferensiasi jaringan sudah banyak di teliti. Sebagai
hasil dari penelitian tersebut dikatakan beberapa faktor seperti hara dan hormon
tumbuh merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam diferensiasi
tanaman.
24 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan dibagi menjadi dua macam
yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer
adalah pertumbuhan ukuran panjang pada bagian batang tumbuhan karena
adanya aktivitas jaringan meristem primer. Sedangkan pertumbuhan sel
sekunder adalah pertambahan besar dari organ tumbuhan karena adanya aktivitas
jaringan meristem sekunder yaitu kambium pada kulit batang, kambium batang,
dan dan akar.
25 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Perkecambahan Benih
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam
biji. Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula
tumbuh dan berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang
menjadi akar. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua
tipe perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal.
26 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Tipe Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan yang kotiledon dan epikotilnya terangkat kepermukaan
tanah akibat dari hipokotil yang tumbuh lurus memanjang. Epikotil
menumbuhkan daun-daun pertamanya, yang merupakan daun sejati, yang
dibedakan dari kotiledon, atau daun lembaga. Daun sejati kemudian
mengembang, menjadi hijau, dan mulai membuat makanan melalui fotosintesis.
Kotiledon mengerut dan gugur dari
semaian karena simpanan makanannya
telah dihabiskan oleh embrio yang
bergerminasi. Perkecambahan epigeal
terjadi pada kacang merah, kacang hijau
dan banyak tumbuhan dikotil yang lain.
27 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB III
KELOMPOK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN
28 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang mempengaruhinya. Setiap jenis (spesies) memiliki gen untuk sifat tertentu.
b. Curah Hujan
Curah hujan dapat
dinyatakan dalam, mm per
tahun yang menyatakan
tingginya air hujan yang
jatuh tiap tahun serta
banyaknya hari hujan per
tahunnya yang menyatakan
distribusi atau meratanya hujan dalam Gambar 3.3 Ilustrasi Hujan
mempengaruhi kadar air tanah, aerasi tanah, kelembaban udara dan secara tidak
langsung juga menentukan jenis tanah sebagai tempat media tumbuh tanaman.
Oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman.
c. Keadaan Tanah
Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dalam
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanahlah yang
menentukan penampilan tanaman. Kondisi kesuburan tanah yang relatif rendah
akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman dan akhirnya akan
mempengaruhi hasil. Pengaruh keadaan tanah dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
a. Keadaan fisik
tanah, yang
ditentukan oleh
struktur dan tekstur
tanah, karenanya
pengaruhnya Gambar 3.4 Ilustrasi Tanah
(Sumber : detikNews)
29 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terhadap aerasi dan drainase tanah.
b. Keadaan kimia tanah yang ditentukan oleh kandungan zat hara di
dalam tanah.
c. Keadaan biologi tanah yang ditentukan oleh kandungan mikro/makro
flora dan fauna tanah yang bertindak sebagai resiklus hara dalam tanah
(dekomposisi).
Dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat 3
fungsi tanah yang utama yaitu :
a. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
b. Memberikan air dan sebagai tempat cadangan air dimuka bumi
c. Sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
d. Suhu
Suhu udara mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan maupun sifat
dan struktur tanaman. Tumbuhan
dapat tumbuh dengan baik pada suhu
optimum. Untuk tumbuhan daerah
tropis suhu optimumnya berkisar 22 –
37 ℃. Suhu optimum berkisar antara
Gambar 3.5 Ilustrasi Suhu
25 – 30 ℃ dan suhu maksimum 35 – 40
(Sumber : 4muda.com)
℃. Tetapi suhu kardinal (minimum,
optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan fase
pertumbuhan tanaman.
30 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
e. Cahaya Matahari
Cahaya matahari
(radiasi surya)
mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
melalui tiga sifat yaitu
intensitas cahaya, kualitas
cahaya (panjang
Gambar 3.6 Ilustrasi Matahari
gelombang) dan lamanya penyinaran
menyinari sawah
(panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya
(Sumber : Viva)
tersebut terhadap pertumbuhan tanaman
adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan
antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang, penyerapan hara,
permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma.
31 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi yang berakibat
pada penghambatan pertumbuhan.
g. Hormon Tanaman
Hormon (zat tumbuh) adalah suatu senyawa organik yang dibuat pada
suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang
konsentrasinya rendah dan menyebabkan suatu dampak fisiologis. Diferensiasi
tanaman juga diatur oleh hormon (yaitu fithormon). Saat ini dikenal hormon
tumbuh seperti auksin, giberelin, sitokinin, asam absisi, etilen, asam traumalin,
dan kalin.
Hormon Auksin
Hormon auksin merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan.
Pengaruh auksin terutama pada perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar
auksin yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering digunakan sebagai
pengukur kecepatan pertumbuhan tanaman. Beberapa respons pertumbuhan
dapat ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme yang merupakan
peristiwa pembengkokan ke arah cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh,
dapat didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagian tersebut yang tidak merata.
32 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Auksin dibuat di ujung batang dan merangsang pertumbuhan kaleoptil.
Auksin merupakan istilah umum dari IAA yang mempengaruhi pertumbuhan
batang ke atas dan ke bawah, hormon ini dapat merangsang ataupun menghambat
pertumbuhan tanaman tergantung pada konsentrasinya. Selain itu, konsentrasi
auksin yang sama dapat memberikan efek berlainan pada pertumbuhan batang.
pucuk, dan akar. Seperti fototropisme (pertumbuhan ke arah cahaya), serta
geotropisme (pertumbuhan ke arah bumi). Auksin dibentuk dalam ujung
kaleoptil dan bergerak ke bawah (basipetal).
Auksin berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga dan buah, serta memperpanjang titik tumbuh. Senyawa
auksin bila terkena matahari akan berubah menjadi senyawa yang justru akan
menghambat pertumbuhan. hal inilah yang menyebabkan batang membelok ke
arah datangnya sinar bila diletakkan mendatar, karena bagian yang tidak terkena
sinar pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena sinar sinar.
Hormon Giberelin
Mula-mula zat ini ditemukan pada Giberella fujikuroi, yaitu jenis jamur
parasit pada tanaman padi. Hormon ini ditemukan pertama sekali di Jepang. Bila
auksin hanya merangsang pembesaran sel, maka giberelin merangsang
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang pertumbuhan primer. Bedanya
dengan auksin adalah bahwa giberelin mempengaruhi perkecambahan dan
mengakhiri masa dorman biji, sedangkan auksin tidak. Giberelin dapat bergerak
ke dua arah sedangkan auksin hanya ke satu arah. Giberelin berfungsi untuk
menggiatkan pembelahan sel, mempengaruhi pertumbuhan tunas, dan
mempengaruhi pertumbuhan akar.
33 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi. Lingkungan biotik yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya adalah organisme
pengganggu tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan tumbuhan dan
mengganggu tumbuhan lainnya).
Hormon Absisat
Hormon absitat memicu terjadinya absisi. Absisi adalah pemisahan
daun, buah, atau bagian lain dari tubuh tanaman. Ini melibatkan pembentukan
zona absisi, di dasar bagian, di mana lapisan sel (lapisan absisi) rusak. Proses ini
dikontrol selama jumlahnya cukup dari auksin, hormon tanaman, mengalir dari
bagian melalui zona absisi. Namun, jika aliran auksin menurun, misalnya karena
cedera atau penuaan, absisi diaktifkan.
Hormon Etilen
Etilen adalah hormon yang terlibat dalam pematangan buah. Selama
proses pematangan, hormon etilen memicu gen yang pada gilirannya membuat
enzim yang menyebabkan pematangan. Hormon etilen berada pada buah juga
daun yang mengalami penuaan.
Hormon Kalin
Hormon kalin adalah hormon yang dihasilkan oleh tumbuhan pada
jaringan meristem dan berfungsi untuk memacu pertumbuhan organ-organ
tumbuhan. Hormon kalin ini memiliki peranan penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon kalin juga dapat bekerja
sama dengan fitohormon lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pentingnya fungsi dari hormon kalin tersebut, pada
34 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tumbuhan hormon kalin dibedakan menjadi empat jenis yang memiliki fungsi
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Empat jenis hormon kalin tersebut
adalah sebagai berikut,
35 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB IV
BAHAN TANAMAN
Biji
Biji merupakan suatu
bentuk inti hasil dari persarian dan
bakal tanaman mini (embrio) yang
masih dalam keadaan
perkembangan yang terkekang
(dorman). Biji tersebut dapat
tumbuh menjadi tanaman tanpa
campur tangan manusia misalnya Gambar 4.1 Berbagai macam biji
terbawa angin, air, atau melalui (Sumber : Bingar.id)
perantaraan binatang.
Biji terdiri dari 3 bagian dasar yaitu embrio, jaringan penyimpan
makanan, dan pelindung biji. Embrio adalah suatu tanaman baru yang berasal
36 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan.
Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari komponen yaitu
epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), dan radikel (calon akar) dan
kotiledon (keping biji). Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan
oleh banyaknya kotiledon. Pada tanaman monokotil mempunyai satu kotiledon
atau dikenal pula sebagai endosperm misalnya rerumputan (grasses) dan bawang
(Allium sp), sedangkan tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya
kacang-kacangan (Leguminosa).
Ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan
penyimpanan cadangan makanan. Struktur tersebut antara lain yaitu jaringan
penyimpan cadangan makanan pada tanaman dikotil terletak pada kotiledon,
sedangkan pada monokotil terletak pada endosperm.
37 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
cadangan makanan pada endosperm, tanaman ini termasuk pada kelas
monokotil. Sedangkan sub kelas dikotil, cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon atau perisperm mulai diserap oleh embrio sebelum biji masak.
Pelindung biji berupa kulit biji(testa) berasal dari integument ovule yang
mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung. Biasanya
kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecoklatan sedangkan bagian dalamnya
tipis dan berselaput. Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan,
kerusakan mekanis atau serangan cendawan, bakteri dan serangga.
Benih
Benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan
pengembangan usahatani, memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai
biji yang telah mengalami perlakukan khusus sehingga dapat dijadikan sarana
dalam memperbanyak tanaman.
Selanjutnya pemerintah memberikan batasan yang lebih luas tentang
pengertian benih. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 39/Permentan/
OT.140/8/2006, yang dimaksud benih yaitu tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka benih tidak saja identik dengan biji
namun bisa bagian tanaman lainnya seperti daun, akar, dan batang.
38 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Benih unggul
Benih unggul adalah benih yang berasal dari jenis unggul, yang
berkualitas baik, ditinjau dari segi kemurnian benih, kebersihan benih, daya
tumbuh dan kesehatan benih. Pemakaian benih unggul merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya hasil persatuan luas suatu
pertanaman. Pemakaian jenis unggul menjadi salah satu syarat untuk
meningkatkan hasil, maka kesadaran petani untuk berjenis unggul (dan berbenih
unggul) adalah merupakan kunci utama peningkatan produksi. Maka untuk
mempermudah pengawasan dan pembinaan sistim perbanyakan benih unggul
dari suatu jenis unggul demi menjamin mutu benihnya, diadakan klasifikasi
benih, yaitu :
· Registered seed
Keturunan dari foundation seed atau registered seed. Mempertahankan secara
cukup identitas genetis dan kemurnian dari jenis untuk produksi certified seed.
39 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
· Certified seed
Certified seed adalah keturunan dari foundation, registered atau certified
seed. Certified seed harus dikuasai sedemikian untuk mempertahankan identitas
genetis secara cukup dan kemurnian dari jenis yang akan disahkan oleh orang
yang di tugaskan untuk ini, misalnya oleh inspektur benih dipertanian yang
sudah mendapat latian dari lembaga tertentu. Certified seed ini dapat ditanam
oleh petani penanam benih dari penangkar benih.
Mutu dari suatu benih juga bisa dilihat dengan cakupan mutu genetik,
fisiologik, dan fisik.
Mutu Genetik
Mutu genetik merupakan penampilan benih murni dari spesies atau
varietas tertentu yang menunjukan identitas genetik dari tanaman induknya,
mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok, dan benih sebar.
Mutu Fisiologik
Mutu fisologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas
benih mencakup daya kecambah, dan kekuatan tumbuh benih. Benih yang
dipanen pada saat masak fisiologis memiliki mutu fisiologik yang bagus, karena
memiliki kemampuan awal perkecambahan yang maksimum. Mutu fisiologik
benih juga tercermin dari daya simpan selama periode tertentu, serta bebas dari
kontaminasi hama dan penyakit.
Mutu Fisik
Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara
fisik. Mutu fisik benih dapat ditandai dengan bentuk yang bernas. Jika benih
berada dalam satu wadah, maka mutu fisik benih ditandai dengan ukuran yang
homogen, bersih dari campuran benih lain, dan biji gulma, serta bebas dari
berbagai kotaminan lainnya.
Berdasarkan cakupan mutu di atas, maka mutu suatu benih dapat dilihat
dari faktor kebenaran varietas, kemurnian benih, daya kecambah, dan kekuatan
tumbuh. Lebih luas lagi, bahwa suatu benih dinyatakan bermutu jika memenuhi
standar minimum dan standar maksimum. Standar minimum meliputi kemurnian
benih, daya kecambah, dan kekuatan tumbuh. Standar maksimum meliputi kadar
40 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
air benih, persentase biji tanaman lain, gulma, dan kontaminan-kontaminan lain,
serta bebas hama dan penyakit.
Bibit
Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke
lahan/media tanam dan memenuhi persyaratan di dalam pembudidayaan
tanaman. Termasuk dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan,
okulasi, kultur jaringan dan bibit hasil perbanyakan vegetatif lainnya. Bibit
adalah bahan pertanaman berupa vegetatif, terdiri dari :
· Tanaman muda asal biji, misalnya: Bibit cabutan, Bibit puteran, Bibit setump.
· Bahan tanaman asal pembiakan secara vegetative, misalnya: Cangkokan,
Stek.
· Organ khusus dari tanaman, misalnya : Setolon, Umbi batang, Bulbus dan
suing, Bulbil, dan Anakan.
41 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB V
PERSIAPAN TANAM DAN PEMELIHARAAN TANAMAN
42 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Kemudian biji hasil seleksi
fisik direndam dalam air. Pilih biji
yang tenggelam, karena ini
menandakan daya kecambahnya lebih
tinggi dibandingkan dengan biji yang
terapung. Biij-biji inilah yang
digunakan untuk memperbanyak
Gambar 5.1 Seleksi biji dengan
tanaman secara generatif. Sementara
perendaman
itu, untuk mencegah serangan
(Sumber : Kementrian Pertanian)
penyakit, rendam biji di dalam larutan
fungisida dan bakterisida seperti Benlate atau Dithane dengan dosis 2-3
gram/liter. Bisa juga menggunakan larutan formalin 4% atau sublimat 1%
dengan dosis sesuai dengan aturan yang tertera di label kemasan.
Persemaian Benih
Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses
benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih
yang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang baik akan
menghasilkan bibit yang baik pula, tetapi benih yang baik akan menghasilkan
bibit yang kurang baik apabila diproses dengan teknik persemaian yang tidak
sesuai. Bibit yang berkualitas dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu akan
diperoleh apabila teknik persemaian
yang dilakukan sesuai dengan prosedur
yang sudah baku. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan
persemaian adalah sebagai berikut :
pemilihan lokasi persemaian meliputi
luas persemaian, 2 kebutuhan air,
tenaga kerja, bahan persemaian, benih Gambar 5.2 Persemaian Benih Padi
(Sumber : cybex.pertanian.go.id)
bermutu, pelaksanaan persemaian
termasuk tata waktu penyelenggaraan persemaian dan pemeliharaan.
43 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pembuatan Persemaian
Sebelum memulai pembuatan persemaian perlu ditentukan dulu
persemaian apa yang akan dibuat apakah persemaian sementara atau permanen.
Persemaian sementara dibuat apabila kegiatan persemaian dilakukan paling lama
5 tahun sedangkan persemaian permanen untuk memproduksi bibit dalam jangka
waktu yang lama dan biasanya melayani areal penanaman yang luas.
Keuntungan dan kerugian dari ke dua persemaian tersebut adalah sebagai
berikut,
44 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 5.3 Persemaian Sementara
(Sumber : forda-mof)
Pelaksanaan Persemaian
Penanaman di lapangan umumnya dilakukan pada musim hujan
sedangkan musim hujan untuk setiap daerah berbeda sehingga permulaan
pembuatan persemaian disesuaikan dengan kondisi setempat. Selain itu umur
bibit siap tanam dari setiap jenis berbeda-beda, ada yang 5 bulan, 6 bulan bahkan
ada yang 12 bulan. Oleh karena itu permulaan pembuatan persemaian juga
disesuaikan dengan jenis bibit yang akan dihasilkan.
45 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
5.2 Perbanyakan Tanaman
Tanaman dapat diperbanyakan dengan 2 cara, yaitu secara generatif dan
vegetatif, masing-masing perbanyakan memiliki kekurangan dan kelebihan,
berikut kekurangan dan kelebihan metode perbanyakan generatif dan vegetatif.
46 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dibenihkan agar tumbuh menjadi bibit yang diharapkan. Selain sengaja ditanam,
biji juga dapat tumbuh secara alami di alam. Mekanisme dalam perbanyakan
generatif ditandai dengan adanya pembuahan, pembuahan tersebut berasal dari
peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina kemudian
menghasilkan zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru
yang bagus dan berkualitas.
Salah satu tujuan perbanyakan tanaman dengan memakai biji ialah buat
mendapatkan sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, dan yang tahan
hama serta penyakit. Reproduksi secara generatif biasanya terjadi terhadap
tumbuhan berbiji, baik terhadap tumbuhan biji tertutup ataupun terhadap
tumbuhan biji terbuka. Pada reproduksi generatif diperlukan 2 sel kelamin, yakni
sel kelamin jantan serta sel kelamin betina. Dengan demikian, reproduksi
generatif hanya mungkin terjadi andaikan terdapat peleburan antara sel kelamin
jantan serta sel kelamin betina pada tumbuhan tersebut, baik yang berumah satu
ataupun berumah dua.
Cara perkembangbiakan tumbuhan secara generatif dapat dibedakan
menjadi konjugasi, isogami, anisogami dan penyerbukan. Tanaman yang
dikembangkan dengan cara-cara tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk
berbuah karena proses pertumbuhan tanaman akan berlangsung dari awal.
Tanaman akan tumbuh dari janin terlebih dahulu, baru setelahnya akan tumbuh
membentuk akar tunggang, akar serabut, batang, dan juga daun. Ditambah lagi
jika keadaan biji yang ditanam mengalami masa dorman, maka waktu yang
dibutuhkan bisa menjadi lebih lama lagi.
Saat dorman, biji tidak akan mengalami kegiatan sama sekali selama
berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sehingga
benih yang dorman harus berada dalam situasi dan kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya. Masa dorman untuk setiap biji atau benih tanaman berbeda-
beda. Benih tanaman jeruk, durian, dan mangga memiliki masa dorman sekitar
satu bulan, sedangkan benih pepaya memiliki masa dorman satu hingga dua
minggu saja. Contoh tanaman yang sering diperbanyak secara generatif adalah
pepaya, semangka, nangka, kelapa, dan masih banyak lagi.
47 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
b. Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif
Teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif umumnya digunakan
untuk memperbanyak tanaman yang sulit berbuah, musim buah tidak menentu,
dan klon-klon unggul hasil pemuliaan maupun seleksi alam. Teknik perbanyakan
vegetatif meliputi: stek, okulasi, penyambungan, cangkok dan kultur jaringan.
Stek
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan/bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk
sehingga menjadi tanaman baru. Persyaratan stek adalah ketika bahan stek
berupa cabang yang sehat, tidak terlalu tua atau terlalu muda. Dalam hal ini stek
lebih banyak dipilih oleh petani karena bahan yang dibuat untuk membuat stek
ini hanya sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit dalam jumlah yang banyak.
Tanaman yang dihasilkan dalam stek biasanya mempunyai persamaan dalam
umur, tinggi, ketahanan terhadap penyakit. Selain itu kita juga bisa memperoleh
tanaman yang sempurna dalam waktu yang relatif singkat. Stek bisa dilakukan
dengan beberapa cara yaitu dengan cara stek cabang, stek akar, stek daun, stek
umbi, dan lain-lain.
Okulasi (Tempel)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman
sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang
kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda
sifatnya, sehingga akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau
bunga yang berbeda sifat. Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi
48 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok.
Kelebihannya adalah hasil okulasi mempuyai mutu lebih baik dari pada
induknya. Oleh karena itu okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai
perakaran yang baik dan tahan terhadap penyakit dan dipadukan dengan tanaman
yang mempunyai rasa buah lezat, tetapi perakarannya kurang baik.
Okulasi biasanya menggunakan batang bawah dan atas dari satu spesies
atau satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau satu spesies
memang dapat dilakukan tanpa mengalami kerusakan. Lain halnya dengan
okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya agak mengalami kerusakan. Hal
ini dikarenakan antar batang atas dan bawah kadang-kadang terdapat perbedaan
fisiologis.
Adapun langkah-langkah okulasi adalah sebagai berikut, siapkan batang
bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi,
siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang
berkualitas baik dan memiliki sifat unggul, iris dan sayat batang bawah dengan
panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm, sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat
pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering.
Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas, ikat tempelan
menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun
rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas, setelah
2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti
okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada
batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu
pengikatan bisa sampai 3 minggu, bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan
sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya
agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan
mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan
berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi.
49 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 5.6 Tahap Okulasi
(Sumber : pendidikan.co.id)
Penyambungan (Grafting)
Menyambung atau grafting bertujuan menggabungkan dua sifat unggul
dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan
jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah
atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki
produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan
produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah
tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Adapun langkah-langkah grafting adalah sebagai berikut, pilih tanaman
untuk batang bawah dan batang atas yang sehat, batang bawah berdiameter lebih
besar daripada batang atas, gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong
batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V
terbaik, panjang batang atas idealnya 3-8 cm, masukkan batang atas tersebut ke
dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau
potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir), usahakan sambungan
tidak terkena air, untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya
tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi
setengahnya atau pangkas semua daun, bungkus batang yang disambung tadi
dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari,
50 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. buka kantong
plastiknya dan taruh di bawah matahari.
51 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
hampir 100% serupa dengan induknya, tetapi jika hasilnya menyimpang dari
induknya biasanya disebabkan oleh mutasi gen.
Adapun langkah-langkah mencangkok adalah sebagai berikut, pilih
cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, kuliti hingga
bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm, kerat kambiumnya
hingga bersih dan angin-anginkan, tutup dengan tanah kemudian dibungkus
dengan plastik atau sabut kelapa, ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus
permen. bila menggunakan plastik, lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air
siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah, jaga kelembaban tanah dengan
cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau), setelah banyak akar yang
tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot, setelah
tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.
Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara
memperbanyak jaringan mikro tanaman yang ditumbuhkan dengan cara in vitro
menjadi tanaman yang sempurna dalam jumlah yang tidak terbatas. Dengan
dasar tumbuhan memiliki sifat totipotensi sel, yaitu kemampuan untuk
membelah diri dengan kondisi lingkungan yang sesuai. Teknik kultur jaringan
52 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
telah digunakan dalam membantu produksi tanaman dalam skala besar melalui
mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari berbagai jenis tanaman. Jaringan
tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat menghasilkan ratusan atau ribuan
tanaman secara terus menerus.
Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias
(anggrek, bunga potong, dll), tanaman buah-buahan (seperti pisang), tanaman
industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan metode kultur
jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat diperoleh hanya
dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metode ini menjadi salah
satu alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
53 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau
berhenti.
Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan
di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya
penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya
matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-
kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat
proses pertumbuhan.
Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses
perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu
perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel,
hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk
mempercepat buah menjadi matang.
54 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Pembersihan Gulma
Kehadiran organisme pengganggu tanaman atau gulma pada lahan
pertanian dapat menyebabkan terjadinya persaingan dengan tanaman pokok.
Persaingan atau kompetisi yang terjadi biasanya dalam perebutan unsur hara,
menangkap cahaya, penyerapan air dan ruang hidup. Selain itu gulma juga dapat
mengotori kualitas dari produksi lahan, misalnya yaitu pengotoran benih oleh
biji gulma. Gulma juga dapat mengeluarkan zat atau cairan yang mengandung
racun, sebagai tempat hidup hama pengganggu tanaman. Akibat dari semua itu
nantinya akan berimbas kepada bertambahnya biaya usaha pertanian dan
penurunan dari produktivitas tanaman.
Gulma merupakan salah satu faktor kendala utama di dalam usaha
pertanian atau budidaya tanaman. Gulma mampu hidup dan tumbuh dengan
pesat pada lahan tanaman budidaya sehingga nantinya akan mempengaruhi
perkembangan tanaman serta dapat mengakibatkan penurunan hasil panen baik
itu dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas.
Gulma Teki-Tekian
Kelompok gulma jenis ini terkenal mempunyai daya tahan yang luar
biasa terhadap pengendalian mekanik. Hal ini karena jenis gulma tekian
mempunyai umbi batang yang tumbuh di dalam tanah dan mampu bertahan
selama berbulan – bulan. Selain itu tanaman pengganggu ini mampu
menjalankan jalur fotosintesis. Dimana hal ini mampu menjadikannya sangat
efisien dalam penguasaan areal budidaya dengan sangat cepat. Ciri dari jenis
gulma ini adalah mempunyai penampang lintang batang berbentuk segitiga
55 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
membulat, tidak berongga, mempunyai daun yang berurutan sepanjang batang,
tidak mempunyai lidah daun dan titik tumbuhnya tersembunyi.
Gulma Rerumputan
Gulma jenis ini mempunyai stolon, bukan umbi. Stolon ini ada di dalam
tanah dan membentuk jaringan rumit yang sangat sulit diatasi dengan
pengendalian gulma secara mekanik. Ciri gulma rerumputan ini adalah daunnya
soliter pada buku-buku, tersusun di dalam dua deret, bertulang daun sejajar,
terdiri atas dua bagian yaitu helaian daun dan pelepah daun. Lidah daun terlihat
jelas dibatas antara pelepah daun dan helaian daunnya.
56 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gulma Berdaun Lebar
Gulma ini banyak
tumbuh pada akhir masa
budidaya. Kompetisi yang
terjadi antara tanaman ini
dengan tanaman budidaya
adalah kompetisi mendapatkan
cahaya. Terdapat stomata pada
daun terutama di permukaan
bawah. Terdapat tunas-tunas Gambar 5.12 Gulma Berdaun Lebar
pada nodusa serta terdapat titik (Ceplukan)
tumbuh yang terletak di cabang. (Sumber : Wikipedia)
57 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pengendalian Gulma secara Biologi
Pengendalian gulma
dengan cara biologi adalah
dengan memanfaatkan
serangga yang dapat
menghambat pertumbuhan
gulma. Untuk pengendalian
gulma secara biologi ada
beberapa syarat yang
diperlukan, hal tersebut adalah, Gambar 5.13 Pengendalian Gulma
aktivitas dan penyebaran musuh (Sumber : Kumpulan Materi Pengetahuan
Harus monofag dan tidak terdapat inang alternatif yang berupa tanaman
budidaya, mencakup areal yang luas, dan aman dalam pengaplikasiannya.
b. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan tambahan nutrisi pada tanah, yang
secara langsung maupun tidak langsung akan diserap oleh tanaman untuk
metabolismenya. Nutrisi yang dibutuhkan terdiri dari makronutrien seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium dan mikronutrien seperti unsur sulfur, kalsium,
magnesium, besi, tembaga, seng dan lainnya.
Pemupukan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui akar dan
daun. Pemupukan melalui akar bertujuan memberikan unsur hara pada tanah
untuk kebutuhan tanaman. Pada umumnya pemberian pupuk melalui akar dapat
dilakukan secara disebar (broadcasting), ditempatkan dalam lubang (spot
placement), larikan atau barisan (ring placement). Sedangkan melalui daun,
pemupukan dilakukan secara penyemprotan (spraying).
58 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
c. Penyulaman
Penyulaman tanaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian-
bagian yang kosong bekas tanaman yang rusak atau mati atau diduga akan mati
atau rusak atau yang kondisinya dianggap tidak sempurna. Cara penyulaman,
cabut dan ganti bibit tanaman yang tidak sempurna atau rusak atau mati beserta
dengan tanahnya. Kemudian sulam (tanam kembali) dengan bibit yang
sehat/sempurna.
d. Pemangkasan Cabang
Pada prinsipnya pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang atau
ranting pohon yang tidak bermanfaat, merangsang munculnya tunas vegetatif
pada ranting-ranting yang sebelumnya berbuah, sekaligus mengendalikan
pertumbuhan tanaman yang berlebihan sehingga dapat mendukung kontinuitas
produksi.
59 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
sesuai dosis, jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida
terkait.
60 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VI
KELOMPOK ESENSIAL: UNSUR HARA DAN PEMUPUKAN
61 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N pertama kali akan
muncul pada daun tertua.
Unsur Al tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun
jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman. Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur
ini dapat mengikat fosfat sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
Unsur Cu (cuprum) termasuk unsur hara mikro. Unsur ini diperlukan
tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu
akan menjadi racun bagi tanaman, misalnya: Cu akan membunuh ganggang pada
konsentrasi 1 ppm. Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan
Mg. Sedangkan yang termasuk unsur hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo,
dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi tanaman tertentu, misalnya Na,
Si dan Co. Sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat
diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya. Unsur C, H, dan O
merupakan penyusun utama makromolekul, seperti: karbohidrat, lipid, protein
dan asam nukleat. Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan unsur hara makro
terpenting. Nitrogen merupakan komponen dari asam-asam amino (juga
protein), klorofil, koenzim dan asam nukleat. Nitrogen sering merupakan unsur
pembatas pertumbuhan. Walaupun gas nitogen menyusun 78% atmosfir bumi,
tumbuhan tidak dapat menggunakannya secara langsung. Gas N2 tersebut harus
difiksasi oleh bakteri menjadi amonia (NH3).
Beberapa tumbuh-tumbuhan (seperti kacang tanah, kedelai, kapri, dan
tumbuhan legume lainnya) bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium spp.
Rhizobium ini dapat memfiksasii gas N2 (yang terjerap dalam poripori tanah)
dan mengkonversinya menjadi amonia. Bakteri dari genus Azotobacter, yang
hidup bebas dalam tanah, juga dapat melakukan fiksasi nitrogen. Molekul NH3
dengan segera mengikat ion H+ membentuk ion NH4 + . Jika bintil akar
menghasilkan ion NH4 + melebihi yang diperlukan tanaman maka ion NH4+
akan dibebaskan ke dalam tanah dan dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan non
legume, oleh bakteri nitrifikasi (spesies dari genus Nitrobacter dan
Nitrozomonas) dapat diubah menjadi ion nitrat. Tumbuhan dapat mengambil
62 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
nitrogen dalam bentuk ion NH4+ maupun NO3- . Akan tetapi beberapa
tumbuhan dapat juga mengabsorpsi sejumlah nitrogen dalam bentuk asam amino
atau urea. Beberapa tumbuhan pemakan serangga, misalnya: Venus flytrap
(Drocera sp) dan kantong semar (Nephentes sp.) dapat mencerna serangga
menjadi asam amino untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya.
Nitrogen
N, P, dan K merupakan tiga unsur utama dalam kehidupan tanaman. Nitrogen
diambil dalam bentuk nitrat (NO3- ) atau amonium (NH4+ ). Nitrogen digunakan
tanaman dalam sintesa asam amino, yang merupakan bahan dasar pembentukan
protein. Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfir, dan
sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang tersimpan dalam tubuh jasad.
Nitrogen sangat jarang ditemukan menjadi komponen pelikan oleh
karena perilakunya yang mudah larut dalam air. Perilaku nitrogen inilah yang
menjadikan endapan-endapan nitrogen yang relatif cukup banyak ditemui pada
daerah beriklim kering dan itupun terbatas secara setempat. Kandungan nitrogen
tanaman ratarata sekitar 2 sampai 4% atau terkadang dapat mencapai 6%.
Protoplasma makhluk hidup juga mengandung protein. Nitrogen juga
dibutuhkan tanaman untuk beberapa komponen vital seperti klorofil, asam
nukleat dan enzim. Defisiensi nitrogen akan membatasi pembesaran dan
pembelahan sel. Gejala defisiensi berupa tanaman yang kerdil dan kuning akan
terlihat, terutama pada bagian tanaman yang lebih tua. Berikut beberapa gejala
kekurangan nitrogen pada tanaman yaitu:
- Pertumbuhan lambat
- Daun berwarna kuning (kllorosis)
- Nekrosis pada bagian ujung daun,
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan
dari jaringan tua ke yang muda.
63 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 6.1 Daur Nitrogen
(Sumber : GuruSekolah.co.id)
Nitrogen dapat hilang ke atmosfir melalui denitrifikasi nitrat atau oleh
volatilisasi amonia. Senyawa nitrogen yang tertambat pada jasad hidup dan
dilibatkan dalam kegiatan fisiologisnya, dikembalikan ke dalam peredaran
nitrogen setelah mengalami mineralisasi. Peruraian senyawa N-kompleks
menjadi senyawa N-anorganik sederhana sehingga memungkinkan digunakan
lagi dalam asimilasi jasad berlangsung dalam dalam beberapa tahapan yang
melibatkan peranan berbagai macam jasad pengurai.
Energi yang dibebaskan dari perubahan di atas akan digunakan oleh
berbagai jasad tanah itu untuk melakukan kegiatannya termasuk melakukan
perubahan senyawa N tahapan selanjutnya. Proses perubahan bentuk senyawa
N-organik kompleks menjadi senyawa N-organik lebih sederhana (asam amino)
disebut aminasi. Asam amino yang dibentuk melalui aminasi akan terus diserang
untuk diuraikan dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai akhirnya akan
membentuk amonim yang disebut amonifikasi. N-amonium hasil amonifikasi ini
akan digunakan oleh jasad renik tanah, diserap tanaman, atau ditambat oleh liat.
Tahapan selanjutnya adalah perubahan senyawa N-amonium menjadi senyawa
nitrit (nitrifikasi).
64 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan
sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap terkoordinasi. Masing-
masing tahapan dilakukan sekelompok jenis jasad renik, yang berbeda dari
keompok jasad renik yang bekrja pada tahap berikutnya. Pencucian nitrat,
terutama pada tanah-tanah berpasir menyebabkan kurangnya N dari daerah
perakaran tanaman.
Fosfor
Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4- bergantung
pada pH tanah. Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena
ketersediaannya dipengaruhi oleh pH.
65 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusa
melalui ikan yang dikonsumsinya. Hasil uraian P-alam berupa senyawa posfat
yang berada dalam sisitem tanah dengan berbagai jenjang kelarutan. Bentuk
posfat ini akan dikonsumsi jasad hidup, dijerap liat tanah, bahan organik, kation
Al, Fe, Mn, Ca, dan kation lain. Posfat yang dikonsumsi akan dilibatkan dalam
sintesis protoplasma dasn kembali memasuki sisitem tanah setelah diurai oleh
bakteriposfat. Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium sedangan
pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe).
Kalium
Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K.
Kalium dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu, secara kimia
terikat dalam mineral primer tanah, dapat dipertukarkan ataupun diabsorbsi, dan
dalam larutan tanah Umumnya tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi
cenderung untuk mengandung kalium yang relatif tinggi juga, dibandingkan
dengan tanah berpasir dan organik. Hanya sekitar 1-10% dari total kalium yang
terdapat dalam tanah dapat diambil tanaman, dan hanya 1 sampai 2% dari yang
terkandung dalam tanah yang dapat dipertukarkan.
Magnesium
Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu biotit,
serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin). Seperti kation yang lain tanaman
mengambil magnesium dalam bentuk ion Mg++ . Klorofil yang merupakan
pabrik berlangsungnya fotosintesis mengandung magnesium sebagai intinya.
Unsur ini bersifat mobil dan merupakan aktivator beberapa enzim. Pengambilan
magnesium dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam
aliran tranpirasi.
66 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
d. Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
sedikit. Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil, tetapi amat penting untuk
menunjang keberhasilan proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro,
bunga adenium tidak tampil prima. Bunga akan lunglai, dll. Unsur mikro itu,
adalah: boron, besi, tembaga, mangan, seng, dan molibdenum.
Boron (B)
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan, pembelahan
dan diferensiasi, dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan perannya dalam
sintetis RNA, bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari akar ke tajuk
tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia dalam jumlah
terbatas dan mudah tercuci.
Tembaga (Cu)
Fungsi penting tembaga adalah aktivator dan membawa beberapa enzim.
Dia juga berperan membantu kelancaran proses fotosintesis. Pembentuk klorofil,
dan berperan dalam funsi reproduksi.
67 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
(Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik
yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe
pada pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
Molibdenum (Mo)
Mo bertugas sebagai pembawa elektron untuk mengubah nitrat menjadi
enzim. Unsur ini juga berperan dalam fiksasi nitrogen.
Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil
selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi,
dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan
untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tumbuhan yang mengalami
kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan
mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam
pemecahannya menjadi hidrogen dan oksigen.
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu
pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat
mensubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi
Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith
pada tahun 1948.
Khlor (Cl)
Kelebihan Khlor, terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut
dalam sel), keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil
elemen mineral dan dalam fotosintesis. Kekurangan Khlor, dapat menimbulkan
gejala pertumbuhan daun yang kurang normal terutama pada tanaman sayur-
sayuran, daun tampak kurang sehat dan berwarna tembaga.
68 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Natrium (Na)
Kelebihan Natrium, terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan
keseimbangan ion pada tumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah
bahwa dapat mengurangi ketersediaan K. Kekurangan Natrium, daun-daun
tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.
Cobalt (Co)
Kelebihan Cobalt, Cobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen
daripada amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan
gejala defisiensi. Kekurangan Cobalt, mengurangi pembentukan hemoglobin dan
fiksasi nitrogen
Silicone (Si)
Kelebihan Silicone, Si dapat meningkatkan hasil melalui peningkatan
efisiensi fotosintesis dan menginduksi ketahanan terhadap hama dan penyakit
Ditemukan sebagai komponen dari dinding sel. Tanaman dengan pasokan silikon
larut menghasilkan tanaman yang lebih kuat, meningkatkan panas dan
kekeringan tanaman, toleransi silikon dapat disimpan oleh tanaman di tempat
infeksi oleh jamur untuk memerangi penetrasi dinding sel oleh jamur menyerang.
Kekurangan Silicon, dapat mengakibatkan tanaman mudah terserang penyakit.
Nikel (Ni)
Kelebihan Nikel, diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan
urea dalam membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk
tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikel untuk
berkecambah. Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akan berangsur-angsur
mencapai tingkat kekurangan saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan
reproduksi Kekurangan Nikel, kekurangan dari unsur Nikel pada tanaman akan
menimbulkan kegagalan dalam menghasilkan benih yang layak.
69 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
6.2 Pupuk dan Pemupukan
Penggunaan pupuk pada tanah pertanian dimulai bersamaan dengan
sejarah pertanian itu sendiri. Pengunaan senyawa-senyawa kimia untuk
memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik baru dimulai kurang lebih seratus
tahun yang lalu. Namun sekarang senyawa-senyawa kimia tersebut merupakan
keharusan ekonomi bagi kebanyakan tanah.
a. Pupuk Anorganik
Pupuk Urea
Pupuk urea menjadi yang paling
diminati oleh petani, karena sangat
bermanfaat untuk lahan pertanian
maupun budidaya. Pupuk ini memiliki
rumus kimia CO(NH2)2, terbuat dari
campuran gas amoniak (NH3) dan gas
asam arang.
Sekitar 46kg nitrogen terkandung dalam 100kg
Gambar 6.3 Pupuk Urea pupuk urea. Kandungan yang cukup tinggi
(Sumber : belajartani.com)
tersebut mampu mempercepat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Sebab nitrogen akan memudahkan proses
fotosintesis, sehingga menghasilkan lebih banyak klorofi.
Pupuk urea berbentuk menyerupai kristal dengan warna beragam, antara
putih dan merah muda untuk jenis pupuk bersubsidi. Selain itu, sifatnya
higroskopis, sehingga mudah larut dan mudah diserap tanaman. Reaksinya
sedikit asam dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Sehingga sebaiknya
simpan dalam suhu ruangan yang tidak terlalu panas maupun lembab. Demi
menjaga kualitas pupuk urea.
70 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pupuk ZA (Zwavelzure Amonium)
Pupuk Zwavelzure
Amonium mempunyai rumus
kimia (NH4)2SO4 yang
mengandung sekitar 21%
nitrogen dan 24% sulfur.
Biasanya diterapkan sebagai
pupuk dasar oleh petani, sebab
reaksi kerja yang agak lambat.
Manfaat lain dari pupuk ZA, mampu
Gambar 6.4 Pupuk ZA
menambah unsur hara pada tanaman.
(Sumber : belajartani.com)
Kemudian memperbaiki kualitas
tanaman, serta menambah nilai gizi pada hasil panen. Kelebihan lainnya, ZA
juga bisa membantu tanaman agar terhindar dari hama.
Pupuk SP-36
Pupuk SP-36 (super phosphate) atau tertulis P2O5 dalam rumus kimia.
Pupuk ini dibuat dengan pencampuran asam sulfat (belerang) dengan fosfat
alam. Memiliki peran utama sebagai penambah unsur hara fosfor pada tanaman.
Biasanya digunakan di berbagai macam
tanaman, seperti perkebunan dan
holtikultura.
Pupuk SP-36 kerap digunakan
petani untuk membantu tanaman
menghasilkan buah yang lebih banyak.
Kelebihan lain SP-36, bisa membantu
Gambar 6.5 Pupuk SP-36 memperbaiki kualitas biji, merangsang
(Sumber : belajartani.com)
pembelahan tanaman, mempercepat
pemasakan buah, menguatkan batang tanaman, dan memperbesar jaringan sel.
Reaksi kimia yang ditimbulkan tergolong netral. Pupuk SP36 mengandung
sekitar 36% Fosfor dalam bentuk P2O5 (fosfat). Karena reaksi kimia yang cukup
71 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
lambat, SP36 cocok digunakan sebagai pupuk dasar tanaman. Kemudian karena
sifatnya higroskopis, pupuk ini bisa disimpan dalam kelembapan udara tinggi.
Pupuk KCl
Pupuk KCl dibuat dari
ekstraksi mineral kalim dan
mengandung sekitar 60% kalium
dalam bentuk K2O. Bentuknya
bubuk atau serbuk merah. Jenis
pupuk yang mudah larut dalam
air, sehingga mudah diserap oleh
tanaman. Unsur klorida yang
terkandung bersifat toksik atau racun Gambar 6.6 Pupuk KCl
(Sumber : belajartani.com)
bagi tanaman tertentu, seperti wortel dan
kentang. Reaksi kimianya netral hingga masam. Cocok digunakan sebagai pupuk
dasar atau pupuk susulan.
72 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Dolomite (Kapur Pertanian)
Dolomite atau biasa
dikenal dengan kapur pertanian
memiliki manfaat sebagai
penyedia unsur hara makro
sekunder Ca dan Mg. Reaksi
kimia yang ditimbulkan basa
(alkali) sehingga menaikkan pH
tanah. Pupuk ini berbentuk
butiran halus berwarna putih keabu-abuan
atau putih kebiruan. Sifatnya mudah Gambar 6.8 Dolomite
(Sumber : belajartani.com)
menyerap air dan mudah dihancurkan.
Semakin halus butirannya, maka semakin baik kualitasnya.
73 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
b. Pupuk Organik
Pupuk Kandang
Tentunya pupuk kandang berasal dari
kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti
kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Jenis pupuk
ini efektif dalam menyuburkan tanah dan
tanaman. Pupuk kandang mengandung
banyak unsur hara atau nutrisi makro seperti
fosfor, nitrogen, dan kalium. Kemudian Gambar 6.10 Pupuk Kandang
unsur mikro seperti magnesium, sulfur, (Sumber : Bibit Bunga)
kalsium, besi, natrium, molibdenum, dan tembaga.
Pupuk Hijau
Pupuk hijau termasuk jenis
pupuk organik dengan bahan dasar sisa
tanaman atau tumbuhan hijau. Biasanya
jenis pupuk ini dibuat dari tanaman hasil
panen. Pupuk yang efektif membantu
meningkatkan kualitas tanah.
74 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pupuk Kompos
Pupuk kompos yang terbentuk dari
sisa bahan organik. Berasal dari tumbuhan,
hewan, dan limbah organik, yang secara alami
melalui dekomposisi atau fermentasi.
Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau pupuk mikrobiologis merupakan jenis pupuk yang
bekerja dengan memanfaatkan organisme hidup.
Pupuk Humus
Pupuk humus, yang dihasilkan
dari proses dekomposisi atau pelapukan
dari daun-daunan, serta ranting tanaman
yang membusuk secara alami.
Pupuk Serasah
Jenis pupuk ini terbuat dari limbah organik nabati atau komponen
tanaman yang sudah tidak lagi terpakai. Pupuk serasah berasal dari perubahan
warna dan bentuk, seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.
75 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Pemupukan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan hara bagi
tanaman, sehingga diharapkan produktivitas yang optimal. Setiap tanaman
membutuhkan hara yang berbeda baik jumlah dan waktunya. Berbicara tentang
pemberian pupuk di lahan pertanian, bahwa pemupukan sangat dipengaruhi oleh
jenis tanah, jenis tanaman, fase pertumbuhan dan efisiensi pupuk. Pemberian
pupuk di lahan seringkali tidak berdampak pada peningkatan produktivitas. Hal
ini akan menyebabkan kerugian bagi petani. Untuk meningkat keberhasilan
pemupukan terhadap hasil pertanian perlu memperhatikan 4 tepat pemupukan.
Keempat tepat pemupukan terdiri dari tepat cara, tepat dosis, tepat waktu dan
tepat jenis.
Cara Pemupukan
Cara pemberian pupuk pada tanaman disesuaikan dengan bentuk pupuk
dan jenis tanaman yang dipupuk. Pemberian pupuk agar bermanfaat bagi
tanaman harus mempertimbangkan waktu dan cara pemberiannya. Penggunaan
pupuk diharapkan mampu meningkatkan produksi secara optimal. Pemilihan
cara pemupukan yang baik sangat tergantung pada jenis tanah, kadar lengas,
daya fiksasi tanah terhadap hara, pengolahan, jenis tanaman, sistem perakaran,
kemampuan tanaman menyerap hara dan macam pupuk yang diberikan. Ada
beberapa cara pemupukan yang dilakukan pada usaha tani yaitu:
- Cara Disebar
Pemupukan ini dilakukan dengan cara menyebar pupuk secara merata di
seluruh areal lahan yang ditanami. Pemberian pupuk cara sebar dapat dilakukan
sebelum atau sesudah ada tanaman. Pemupukan dengan cara sebar akan
menghemat tenaga, namun dalam pelaksanaannya harus dihindari tanaman
dalam kondisi basah, terutama pemupukan N dan K. Jika dalam kondisi basah
daun dapat terbakar. Pemupukan ini umumnya dilakukan pada pupuk dasar dan
susulan, seperti tanaman padi, jagung, kedelai dll. Pupuk yang disebarkan merata
pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu pembajakan/penggaruan
76 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
terakhir, sehari sebelum tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke
dalam tanah.
Pemupukan dengan cara disebar membutuhkan kondisi yang ideal
terutama lingkungan, khususnya ketika pemupukan susulan. Pada saat
pemupukan susulan diusahakan daun dalam kondisi kering, jika kondisi basah
pupuk akan menempel pada daun dan menyebabkan plasmolisis atau daun
mengering terbakar. Bahaya daun terbakar terutama pada pupuk nitrogen dan
kalium.
- Cara Dibenamkam
Pemupukan dengan cara dibenam dapat dilakukan pada jalur dengan
meletakkan pupuk padat atau menyemprotkan cairan ke dalam tanah sebelum
tanam. Pembenaman pupuk dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sederhana (bajak atau garu).
- Melalui Daun
Pemupukan dilakukan dengan cara menyemprotkan pupuk melalui daun.
Pemupukan melalui daun harus lebih hati-hati terutama dalam menentukan dosis
larutan yang digunakan, karena pemupukan melalui daun terdapat beberapa
kendala yaitu, pinggir daun sering terbakar karena larutan terlalu pekat,
memerlukan frekuensi yang lebih banyak, karena hara yang diberikan rendah,
biaya persatuan hara tinggi. Pemupukan lewat daun dilakukan dengan cara
pupuk dilarutkan ke air dengan konsentrasi sangat rendah kemudian
disemprotkan langsung kepada daun.
- Melalui Udara
Pupuk padat maupun cair dapat diberikan lewat udara dengan cara
disebar melalui pesawat udara. Pemupukan melalui udara umumnya dilakukan
pada lahan yang curam, sukar dilewati, lahan luas atau pemupukan di hutan dan
padang rumput.
77 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
- Melalui Injeksi ke dalam Tanah
Pemupukan dengan injeksi bertujuan untuk mengurangi kehilangan hara
akibat penguapan. Pada umumnya pemupukan dengan injeksi dilakukan pada
pupuk dengan kadar N yang tinggi. Pemupukan dilakukan dengan pupuk
dimasukkan injeksi kemudian dimasukkan ke tanah.
78 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VII
KELOMPOK ESENSIAL ABIOTIK
79 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
7.2 Komponen Abiotik
Air
Air atau disebut dihidrogen monoksida merupakan komponen vital yang
paling dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Manusia memiliki sekitar 70%
kandungan air di dalam tubuhnya. Fungsi air adalah sebagai pelindung dan
penghantar energi dalam tubuh makhluk hidup. Kebutuhan air suatu organisme
tidak bisa disamakan dengan organisme lain. Selain itu, kondisi atau tempat satu
dengan yang lain juga memiliki ketersediaan air yang berbeda. Sehingga hal ini
juga mempengaruhi cara hidup organisme di suatu tempat. Misalnya di
lingkungan gurun yang sedikit air, berbagai tumbuhan pun beradaptasi dengan
kondisi alam di sana. Beberapa tumbuhan seperti kaktus membentuk daun yang
tebal dan berpori-pori sempit untuk mengurangi penguapan.
Jika kita perhatikan berbagai daerah di sekitar kita, maka ada daerah
yang kaya akan air, tetapi ada pula yang kering. Perbedaan keadaan tersebut
menyebabkan cara adaptasi berbeda-beda. Di dalam agroekosistem, perbedaan
keadaan lahan yang berair dengan lahan kering memiliki penanganan yang
berbeda dan tentunya berbeda dalam segi varietas tanaman yang ditanam.
80 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Tanah
Tanah memiliki peran sangat penting, yaitu berperan dalam persebaran
organisme dengan struktur fisik, pH dan kandungan mineral yang beragam di
dalamnya. Bebatuan tanpa tanah tidak akan bisa ditempati makhluk hidup, begitu
pun sebaliknya. Selain itu, komposisi partikel tanah (tekstur), jenis tanah, derajat
keasaman (pH), dan kandungan garam mineral (unsur hara) juga mempengaruhi
kualitas tanah. Karena sebagian besar kebutuhan makhluk hidup berasal dari
tanah, maka perkembangan suatu ekosistem, khususnya ekosistem darat seperti
pertanian dan sebagainya sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanahnya. Tanah
yang subur adalah tanah yang mampu menyediakan kebutuhan organisme, yaitu
banyak kandungan unsur hara makro dan mikro-nya, cukup remah, dan
mengandung biomassa yang berguna bagi tanaman dan tanah itu sendiri
khususnya.
Udara
Udara merupakan komponen abiotik dan menjadi kebutuhan primer
untuk sistem pernapasan. Sedangkan karbondioksida merupakan hasil dari
respirasi makhluk hidup yang dihasilan oleh manusia dan hewan.
Karbondioksida sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk membantu proses
fotosintesis. Selain itu, bumi juga dilindungi oleh lapisan udara yang disebut
atmosfer. Udara atau gas merupakan komponen utama dari atmosfer bumi. Gas-
81 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
gas di atmosfer ini disamping sebagai selimut bumi, juga sebagai sumber
berbagai unsur zat tertentu, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen dan
hidrogen. Di atmosfer, udara juga merupakan komponen utama tanah. Tanah
yang cukup pori/rongganya akan baik pertukaran udara atau aerasinya dan
berdampak pula pada baiknya proses mineralisasi. Dengan demikian komponen
udara di atmosfer maupun di tanah sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah
yang berpengaruh pada daya dukung tumbuh tanaman.
Cahaya
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai
sumber energi primer bagi ekosistem. Seperti yang kita ketahui, pada aliran
energi yang bersumber dari matahari yang kemudian diserap dan digunakan
tanaman ataupun tumbuhan dalam proses fotosintesis. Kemudian tumbuhan
dimakan oleh konsumen I, dan seterusnya sebagaimana yang kita lihat pada
rantai makanan. Penyebaran cahaya matahari ke permukaan bumi tidaklah
merata. Oleh sebab itu, organisme mempunyai cara menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
82 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Suhu
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu lingkungan tertentu, hal itu
karena pada setiap tubuh makhluk hidup akan berlangsung proses kimia yang
berkitan erat dengan suhu. Tak terkecuali pada tanaman, yang juga memerlukan
suhu optimum untuk metabolisnya. Tinggi rendahnya suhu suatu lingkungan
mempengaruhi varietas apa yang cocok untuk di tanam di sana. Suhu tanah yang
rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi
meningkat. Apabila kekurangan air ini terus-menerus terjadi, maka tanaman
akan rusak. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya
batang, daun muda, tunas, bunga dan buah. Besarnya kerusakan organ atau
jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung pada keadaan air, keadaan unsur
hara, morfologis dan kondisi fisiologis tanaman. Pada suhu maksimum, jaringan
tanaman akan mati. Suhu yang baik untuk tanaman adalah suhu maksimum yaitu
berkisar antara 22–37℃.
Kelembapan
Kelembapan adalah kadar air pada udara. Kelembapan udara mempunyai
pengaruh yang besar terhadap ketersediaan air dalam tubuh yang akan berperan
besar dalam menunjang proses metabolisme. Setiap organisme mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang kelembapannya
berbeda-beda. Tingkat kelembapan pada suatu wilayah akan mempengaruhi
jenis varietas, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kondisi tanah dan
penanganannya.
Arus Angin
Arus angin mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan
tumbuhan dan juga berpengaruh dalam menjaga kesuburan tanah suatu
lingkungan. Pada daerah yang arus anginnya kencang, hanya jenis tumbuhan
yang mempunyai perakaran kuat dan berbatang liat yang dapat bertahan hidup.
Sedangkan, tumbuhan yang perakarannya tidak kuat dan batangnya tidak liat,
akan mudah terangkat atau patah oleh kencangnya angin.
83 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Derajat Keasaman/pH
Derajat keasaman atau pH pada media memberi pengaruh yang besar
terhadap distribusi organisme. Pada lingkungan yang berbeda pH-nya akan
berbeda pula organisme yang hidup disana. Hal tersebut karena ada beberapa
jenis organisme yang hidup di medium yang netral dan ada juga yang suka hidup
di media masam serta ada pula yang menyukai medium yang bersifat basa.
Dalam agroekosistem ataupun pertanian, berdasarkan derajat keasamannya
memiliki penanganan yang berbeda-beda. Daerah yang memiliki derajat
keasaman yang tinggi biasanya adalah daerah gambut.
Iklim
Iklim merupakan komponen abiotik yang terbentuk sebagai hasil
interaksi berbagai komponen abiotik lainnya, seperti kelembapan udara, suhu,
curah hujan, dan lain-lain. Perbedaan iklim dengan cuaca adalah cuaca
merupakan keadaan atmosfer dalam waktu tertentu dan pada area yang terbatas.
Sedangkan, iklim adalah rata-rata keadaan cuaca dalam waktu yang lama dan
dalam tempat yang luas. Iklim suatu daerah sangat menentukan jenis tanaman
dan hasil produksi pertaniannya. Perubahan iklim yang tibatiba, akan membuat
petani kewalahan terutama dalam menentukan waktu tanam atau bahkan bisa
berakibat gagal panen. Bukan hanya itu, akibat iklim tertentu juga dapat
menyebabkan meledaknya suatu populasi hama, dan berakibat fatal pada
tanaman budidaya petani.
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas
produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun
perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi
tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman
secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau, vertebrata dan moluska.
Sedangkan, penyakit yang menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman,
disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan
tumbuhan tingkat tinggi.
84 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika
faktor iklim. Sehingga tidak heran kalau pada musim hujan dunia pertanian
banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan
blas pada padi, antraknosa cabai dan sebagainya. Sementara pada musim
kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi dan hama belalang
Kembara. Pada hakikatnya, iklim sangat berpengaruh pada kesuburan tanah dan
tumbuhan, banyaknya tumbuhan juga berpengaruh pada iklim, namun tanah
yang subur tidak berpengaruh pada tumbuhan.
Topografi
Topografi adalah altitude dan latitude suatu tempat. Topografi
mempunyai pengaruh besar terhadap penyebaran makhluk hidup, yang tampak
jelas adalah penyebaran tumbuhannya. Demikian pada pertanian atau
agroekosistem, topografi juga sangat menentukan jenis varietas, pengelolaan
lahan dan lain-lain. Misalnya pada daerah lereng gunung, pengelolaan lahan
biasanya dibuat perundakan pada penanaman padi, atau pada daerah puncak
yang biasanya digunakan untuk perkebunan teh.
Garam Mineral
Tumbuhan mengambil zat hara dari tanah atau air di lingkungan berupa
larutan ion garam-garam mineral. Ada tanaman yang mampu menyerap unsur-
unsur tertentu dari tanah tanpa bantuan orgnisme lain. Namun, ada juga
tumbuhan yang untuk mendapatkan suatu unsur memerlukan organisme lain.
Misalnya, pada tanaman atau tumbuhan polong-polongan yang memerlukan
bantuan bakteri rhizobium untuk mengikat unsur N dari udara.
Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama dalam arti luas (jasad pengganggu). Pestisida juga
merupakan faktor penting dalam agroekosistem. Penggunaan pestisida dapat
membantu petani dalam melindungi tanamannya dari OPT, namun pemakaian
85 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
pestisida juga ada yang memberi dampak buruk, baik bagi tanaman atau
lingkungan sekitar.
Teknologi
Teknologi sangat dibutuhkan dalam pertanian. Mulai dari tahap
pembenihan ada yang disebut dengan teknologi benih, sampai dengan
pemanenan dan pasca panen. Teknologi berperan dalam menghasilkan varietas
unggul demi mendapatkan hasil produksi yang maksimal dan mampu bersaing
di pasaran, serta menciptakan pertanian yang berkelanjutan.
86 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB VIII
KELOMPOK ESENSIAL BIOTIK
Manusia
Di dalam pertanian ataupun ekosistem buatan manusia yang diciptakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia, manusia sangat berperan penting di
dalamnya, mulai dari persiapan awal sampai dengan pasca panen, dan bahkan
sebagai konsumen hasil produksi.
Biota Tanah
Di dalam tanah, berdasarkan berdasarkan fungsinya dalam budidaya
pertanian secara umum terdapat dua golongan jasad hayati tanah yaitu yang
menguntungkan dan yang merugikan. Berdasarkan spesifikasi fungsinya, jasad
hayati tanah digolongkan menjadi:
87 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Jasad Fungsional, contohnya bakteri nitromonas dan nitrobacter yang
berperan dalam nitrifikasi, bakteri rhizobium alam fiksasi N-bebas,
endomikoriza dalam penyediaan dan penyerapan hara P oleh tanaman.
Jasad Nonfungsional, contohnya media dekomposer bahan organik.
Hewan Ternak
Kehadiran hewan ternak seperti kerbau juga dapat menjadi komponen
yang menguntungkan dalam pertanian, terutama dalam tipe persawahan. Kerbau
dapat digunakan sebagai alat bantu manusia dalam membajak sawah secara
tradisional.
Pathogen
Pathogen dapat diartikan sebagai mikroorganisme yang menyebabkan
timbulnya penyakit pada tanaman.
Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang tidak dikehendaki, atau tumbuhan yang
tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya. Kehadiran gulma pada suatu lahan
pertanian menyebabkan berbagai kerugian yakni menurunkan angka hasil,
menurunkan mutu hasil, menjadi inang alternatif hama atau patogen,
mempersulit pengolahan dan mempertinggi biaya produksi, dapat
menumbuhkan zat beracun dari golongan fenol bagi umbuhan lainnya, dan
mengurangi debit dan kualitas air.
Hama
Ada beberapa hama yang dikenal dalam pertanian yakni Nematoda
Parasitic tanaman, serangga hama tanaman, tungau, siput, hewan vertebrata,
satwa liar dan burung.
88 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB IX
KELOMPOK FAKTOR IKLIM
89 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
hujan lebat, dan suhu yang terlalu dapat menyebabkan penyerbukan yang jelek.
Serangga terutama lebah, tidak akan bekerja dengan baik dalam kondisi cuaca
yang sangat basah.
a. Curah Hujan
Kepentingan tanaman terhadap besarnya curah hujan sudah dirasakan
sejak panen. Adapun titik yang kritis adalah saat pembungaan. Apabila saat
pembungaan banyak hujan turun, maka proses pembungaan akan terganggu.
Tepung sari menjadi busuk dan tidak mempunyai viabilitas lagi. Kepala putik
dapat busuk karena kelembaban yang tinggi. Selain itu, aktivitas serangga
penyerbuk juga berkurang saat kelembaban tinggi. Apabila trjadi kerusakan pada
tepung sari dan kepala putik berarti penyerbukan telah gagal. Hal ini juga berarti
bahwa pembuahan dan selanjutnya, panen telah gagal dan harus menunggu tahun
berikutnya.
b. Tinggi Tempat
Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas
sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah
suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang.
Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya kan digunakan untuk menggolongkan
tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian
tempat dari permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman.
Tanaman buah-buahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal
dibandingkan dengan yang ditanam pada dataran tinggi.
c. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif, induksi bunga,
pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar bunga,
munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman
90 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode
terhadap pembungaan menjadi efektif. Tetapi, pengaruh suhu terhaadap induksi
bunga cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman
terhadap fotoperiode yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau
memperlambat pembungaan dalam beberapa tanaman.
d. Panjang Hari
Terdapat tiga penggolongan tanaman yang lazim, yaitu tanaman berhari
pendek (short day),tanaman berhari panjang (long day), dan tanaman berhari
netral (day netral). Respon pembungaan tanaman terhadap lamanya penyinaran
berbeda. Tanaman yang digolongkan tanaman hari pendek (short day) adalah
tanaman yang baru berbunga apabila periode gelap lebih lama/ panjang dari
kritisnya (misalnya 12 jam). Sebaliknya, tanaman hari panjang (long day) adalah
golongan tanaman yang hanya mau berbunga apabila periode gelap kurang/
dibawah dari periode kritisnya.
Pentingnya variasi panjang hari dalam menentukan waktu pembungaan
nyata berkaitan dengan latitud; sebagai contoh, tanaman berhari pendek yang
memiliki fotoperiode kritikal lebih dari 12 jam berbunga jauh lebih dini di latitud
yang lebih tinggi daripada latitud yang rendah. Panjang hari dilaporkan
berkorelasi dengan nisbah bunga jantan/ betina dalam tanaman berhari-pendek.
e. Radiasi Matahari
Radiasi matahari berhubungan dengan laju pertumbuhan tanaman,
fotosintesis, pembukaan (reseptivitas) bunga, dan aktivitas lebah penyerbuk.
Pembukaan bunga dan aktivitas lebah ditingkatkan oleh radiasi matahari yang
cerah, wilayah yang sering berawan berpotensi kurang untuk produksi benih.
Permukaan lahan ekuator sering menerima total radiasi yang kurang dari lahan
berlatitude 10-20 mdpl.
91 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB X
KELOMPOK GANGGUAN BIOTIK DAN ABIOTIK
92 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Kesulitan yang dialami oleh banyak rekan petani selama ini adalah
mengenali penyebab suatu gejala. Hal ini karena satu gejala dengan gejala lain
mempunyai kemiripan dan bisa saja disebabkan oleh salah satu atau beberapa
diantara sekian faktor penyebab. Sebagai perumpamaan, pusing itu adalah suatu
gejala rasa nyeri di kepala yang kita rasakan secara langsung. Faktor
penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti terlalu banyak memikirkan
masalah, kepala terbentur, tekanan darah rendah, dan lain sebagainya.
Perumpamaan lain misalnya ketika motor kita macet, faktor penyebab bisa saja
kehabisan bahan bakar, kerusakan spare part tertentu, maupun gangguan
elektrikal.
Demikian pula pada tanaman, misalnya daun berwarna kuning,
penyebabnya bisa bermacam-macam seperti kekurangan atau keracunan unsur
hara tertentu, kegagalan metabolisme, faktor genetik, atau karena terserang
penyakit oleh patogen tertentu seperti virus. Tanda-tanda visual pada tanaman,
seperti daun yang menguning itu disebut gejala atau simtom. Dari gejala yang
nampak tersebut lantas kita mencari penyebabnya dengan mengumpulkan
beberapa kemungkinan dan menyaringnya menjadi beberapa penyebab yang
disebut indikasi. Proses mencari penyebab gejala inilah yang disebut dengan
diagnosa hingga nantinya diketahui atau disimpulkan faktor penyebab yang
jelas. Kemudian kita sudah bisa menentukan sarana dan metode yang tepat untuk
mengatasi gangguan tersebut. Untuk dapat menerapkan teknik diagnosa dan
penanganan gangguan tanaman, kita perlu mengenali tipe-tipe faktor penyebab
gangguan pada tanaman. Penyebab gangguan tanaman dibedakan menjadi 2
jenis faktor, yaitu faktor biotik dan faktor abiotik.
93 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
a. Faktor Biotik
Segala gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mahluk hidup atau
organisme disebut faktor biotik. Faktor biotik dibedakan menjadi :
Patogenik
Disebabkan oleh mikroorganisme yang menimbulkan penyakit atau
penyimpangan metabolisme, diantaranya jamur, bakteri, virus. Masuknya
mikroorganisme (bakteri dan virus) atau sebagian organ (haustoria jamur) dari
patogen ke dalam jaringan tanaman untuk menimbulkan penyakit ini disebut
infeksi. Gangguan patogen ini bisa menyebar luas pada satu tanaman dan
menular dari satu tanaman ke tanaman lain. Untuk mendeteksi “organisme
pelaku” dari gangguan patogenik ini sulit dilakukan dengan mata telanjang dan
membutuhkan alat seperti mikroskop. Yang bisa diakukan untuk mengenali
pelakunya adalah dengan cara mempelajari dan mengamati gejalanya.
Non patogenik
Disebabkan oleh organisme yang berakibat kerusakan atau pelukaan
fisik secara kontak langsung misalnya tikus, ulat, serangga seperti jangkrik, uret,
atau nematoda. Organisme pengganggu non patogen inilah yang biasanya
disebut dengan hama. Terdiri dari golongan insekta (serangga) dan hewan
bertulang belakang seperti tikus, burung dan babi hutan. Meski tidak menular,
perkembangan populasi dari hama-hama ini dapat menimbulkan kerusakan yang
lebih luas dan menjadi vektor terhadap infeksi organisme penyebab patogen.
Contohnya serangga aphid, thrips dan tungau dapat menjadi vektor bagi infeksi
virus. Pelukaan oleh ulat, nematoda, bisa menjadi jalan masuk bagi infeksi
bakteri ke dalam tubuh tanaman. Gangguan hama lebih mudah dideteksi karena
bisa dilihat dengan mata telanjang sehingga tidak terlalu sulit menentukan jenis
pestisida apa yang akan dipakai.
Kesalahan perlakuan manusia terhadap tanaman juga bisa dikategorikan
sebagai faktor non patogenis. Contohnya antara lain kesalahan pemberian pupuk,
penanganan sanitasi dan drainase lahan, penggunaan pestisida yang melebihi
94 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
ambang fitotoksik dan lain sebagainya. Oleh karenanya petani harus
memperkaya pengetahuan dan wawasan teknis yang memadai dalam budidaya
tanaman agar kesalahan-kesalahan perlakuan tidak terjadi.
Kompetisi
Disebabkan oleh adanya persaingan antara tanaman pokok dengan
tanaman yang dianggap sebagai pengganggu seperti rumput dan gulma di dalam
perebutan unsur hara dan biasanya menimbulkan kerugian bagi tanaman pokok.
Dalam persaingan ini tumbuhan gulma yang secara alamiah mempunyai
ketahanan lebih kuat dibanding tanaman pokok yang dibudidayakan akan
memproduksi zat alelopati melalui akarnya. Alelopati ini merupakan zat
penghambat pertumbuhan tanaman pokok, sehingga dengan leluasa tanaman
gulma akan menguasai unsur-unsur hara untuk kepertingannya sendiri.
Kompetisi ini tidak hanya terjadi antara gulma dengan tanaman pokok,
tetapi juga antara sesama tanaman pokok yang dibudidayakan secara tumpang
sari. Terjadi pula antara tanaman inang dan tumbuhan parasit yang membajak
nutrisi secara langsung dengan cara menempel pada tumbuhan inangnya.
b. Faktor Abiotik
Yaitu faktor yang tidak disebabkan oleh mahluk hidup, diantaranya :
95 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
cukup ekstrim (bhs. Jawa : musim bedinding). Gejalanya adalah pertumbuhan
tunas-tunas yang berhenti, tunas menjadi mengeriput, keriting dan kaku, yang
selama ini banyak disangka karena serangan virus.
Terkurasnya energi metabolisme membuat tanaman terforsir. Kita sering
menyebutnya stress. Tanaman akan kehilangan kemampuan memproduksi zat-
zat pertahanan alamiah yang disebut fitoaleksin. Tanpa adanya pertahanan maka
hama dan patogen lebih leluasa menyerang tanaman. Serangan hama dan
patogen ini merupakan dampak sekunder dari keterbatasan tanaman dalam
merespon perubahan cuaca yang ekstrim.
Pada musim kemarau dimana tanaman sulit mendapatkan air juga
merupakan faktor gangguan abiotik, demikian pula saat musim hujan terjadi
genangan air yang berlebihan atau kebanjiran.
Fisiologis
Faktor gangguan fisiologis disebabkan oleh tidak tercukupinya
kebutuhan tanaman untuk menjalankan silkus hidupnya. Ketidakseimbangan
unsur hara dan kecukupan air merupakan penyebab utama gangguan fisiologis.
Ketidakseimbangan unsur hara bisa berati terjadinya defisiensi atau kekahatan
maupun berlebihnya unsur hara yang berakibat pada toksisitas. Adapun
defisiensi unsur hara tidak selalu karena minimnya ketersediaan unsur hara saja
tetapi bisa berarti tidak terserap atau tidak termanfaatkannya unsur hara
meskipun sudah dalam bentuk tersedia. Ketidakseimbangan ketersediaan unsur
hara ini dipengaruhi banyak faktor diantaranya kondisi tanah sebagai media
tanam dan macam pupuk yang diberikan ke tanaman sebagai sumber hara.
Beberapa gejala kekahatan maupun keracunan unsur hara mempunyai kemiripan
diantaranya terjadinya nekrosis.
Selain masalah unsur hara, toksisitas atau keracunan pestisida akibat
dosis aplikasi berlebihan maupun pencampuran yang tidak tepat juga termasuk
faktor fisiologis karena berkaitan dengan kerusakan dan kelumpuhan sel-sel
tanaman.
96 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Media atau tanah (faktor edafis)
Tanah merupakan lapisan bumi dimana merupakan media untuk tumbuh
dan berkembangnya akar sebagai organ vital bagi tanaman di dalam menyerap
unsur-unsur hara dan berperan sebagai pondasi yang menunjang struktur tubuh
tanaman. Terjadinya masalah-masalah fisik, biologi dan kimia tanah akan
berpengaruh pada tanaman yang tumbuh di atasnya. Perubahan fisik, kimia dan
biologi tanah tidak terjadi secara serta merta melainkan dalam jangka waktu
relatif lama. Pemberian pupuk yang tidak berimbang, minimnya pemberian
amelioran atau pembenah tanah, minimnya kandungan bahan-bahan organik
secara perlahan akan menurunkan daya dukung tanah terhadap pertumbuhan
tanaman. Masalah perubahan fisik tanah meliputi mengerasnya tekstur tanah
sehingga mempersulit akar untuk berkembang, kehilangan porositas yang
mengakibatkan minimnya oksigen, densitas atau kerapatan partikel yang
menyebabkan drainase buruk, kehilangan daya absorpsi air maupun terlalu lama
menahan genangan air.
Masalah sifat kimia tanah terkait dengan tidak stabilnya pH tanah,
minimnya mineral tanah dan hara yang tersedia, rendahnya kapasitas tukar
kation, dan ketidakkeseimbangan C/N ratio. Sedangkan masalah biologi tanah
terkait dengan ketersediaan populasi mikroba tanah yang berperan dalam
membantu mengubah unsur-unsur hara dalam bentuk tersedia (misalnya unsur N
menjadi nitrat atau amonium, fosfat tak larut menjadi terlarut), mempercepat
dekomposisi sisa-sisa tanaman sebelum dimanfaatkan oleh mikroba patogen
tanah, serta produksi senyawa-senyawa antibiotik untuk menekan perkembangan
patogen. Masalah menurunnya daya dukung media tanah terhadap pertumbuhan
tanaman ini akan dipercepat oleh adanya pencemaran tanah oleh limbah rumah
tangga maupun industri.
97 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Atmosfer
Yang dimaksud di sini adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfir
dimana atmosfer merupakan aspek yang melingkupi dan bersentuhan langsung
dengan tubuh bagian atas tanaman. Salah satunya adalah polusi udara berupa
akumulasi gas-gas dan partikel ringan di udara yang sewaktu-waktu turun ke
permukaan bumi. Buangan asap kendaraan bermotor dan industri, serta
pembangkit energi yang mengandung karbon monoksida (CO), sulfur oksida
(SOx), nitrogen oksida (NOx), benzena dan timbal dalam konsentrasi tertentu
akan mengganggu proses fotosintesis tanaman. Faktor ini memang jarang
mendapatkan perhatian karena tidak terlalu terasa signifikan dampaknya pada
tanaman secara langsung. Namun mulai sekarang harus kita garisbawahi, bahwa
polutan-polutan ini akan berdampak langsung pada tanaman manakala turun ke
permukaan bumi, dibawa oleh air hujan yang membasahi tanaman. Dan dalam
pengamatan kami dampak ini akan muncul di saat awal-awal turun hujan setelah
musim kemarau. Dimana saat musim kemarau polutan terus terakumulasi di
atmosfir dan menyebar, kemudian saat turun hujan di awal musim kemarau udara
seperti dicuci oleh air hujan dan polutan-polutan tersebut akan kontak langsung
dengan permukaan tanaman dan tanah-tanah pertanian. Jika kita perhatikan
hujan di awal musim ini biasanya membuat tanaman yang peka seperti melon,
semangka, timun, cabai, tomat dan beberapa lainnya terhambat pertumbuhannya
bahkan menyebabkan gejala keriting di pucuk (puret).
Gangguan tanaman yang disebabkan oleh faktor-faktor abiotik maupun
abiotik pada umumnya bisa saja saling terkait. Misalnya saat cuaca tidak
stabil (abiotik/cuaca) menyebabkan metabolisme tanaman mengalami
kekacauan (fisiologis) sehingga daya tahan alami tanaman menurun memberikan
peluang bagi patogen (biotik/patogenik) untuk menyerang tanpa perlawanan.
Perempelan tunas-tunas lateral yang dilakukan tanpa memperhatikan kebersihan
alat atau tangan akan memberi peluang masuknya bakteri patogen dan virus
melalui bekas luka pada tanaman yang tadinya sehat. Contoh lain, hujan asam
yang tidak segera dinetralisir akan menciptakan kondisi yang mendukung
perkecambahan spora jamur patogen. Dan masih banyak keterkaitan lainnya.
98 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Dari sinilah munculnya konsep pengendalian OPT (organisme
pengganggu tanaman) terpadu. Yaitu ketika kita megendalikan hama dan
patogen penyebab penyakit yang merupakan faktor biotik, sebaiknya juga tidak
mengabaikan faktor-faktor abiotik yang mempengaruhinya. Disamping itu di
dalam pengendalian gangguan-gangguan biotik seperti serangan patogen
maupun hama serangga, sebaiknya juga dibarengi dengan upaya-upaya
mengatasi gangguan fisiologis yang terjadi akibat kerusakan organ-organ
tanaman oleh serangan patogen dan hama.
99 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XI
PANEN DAN PASCA PANEN
100 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
tersebut sudah terpisah dari pohonnya ataupun telah dicabut (untuk bayam, sawi)
sehingga mempercepat proses hilangnya nilai gizi sayur dan mempercepat
senesen. Sedangkan tingkat kerusakan sayuran dipengaruhi oleh difusi gas ke
dalam dan ke luar jaringan yang terjadi melalui lentisel yang tersebar di
permukaaan sayur. Menghambat proses tersebut tentunya secara teoritis dapat
pula dilakukan sehingga dapat memperlambat laju perusakan.
101 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penanganan Panen yang Baik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penanganan panen :
Lakukan persiapan panen dengan baik. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan,
tempat penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang
terampil dan tidak ceroboh.
Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen
secara hati-hati. Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau
menggunakan alat bantu yang sesuai. Misal tomat dan cabai dipetik dengan
tangan, bawang merah dicabut dan pada kentang, tanah di sekitar tanaman
dibongkar dengan menggunakan cangkul atau kored dan umbi di keluarkan
dari dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran
tanah.
Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen. Misal: Tomat dipanen tanpa
tangkai untuk menghindari luka yang dapat terjadi karena tangkai buah yang
mengering menusuk buah yang ada di atasnya. Cabai dipetik dengan
tangkainya, bawang merah dicabut dengan menyertakan daunnya yang
mengering, kentang dipanen umbinya, dilepaskan dari tangkai yang masih
menempel. Jagung sayur dipanen berikut klobotnya.
Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan
hasil panen di atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil
panen terlalu tinggi.
Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak
melakukan pemindahan wadah. Pada tomat, hindari memar atau lecet dari
buah karena terjatuh, terjadi gesekan atau tekanan antar buah atau antar buah
dengan wadah. Meletakan buah dengan hati-hati, tidak dengan cara
dilempar-lempar.
Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari
buah atau umbi yang luka, memar atau yang kena penyakit atau hama, agar
kerusakan tersebut tidak menulari buah atau umbi yang sehat.
102 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
11.3 Penanganan Segera Setelah Panen
Pada penanganan hasil tanaman, ada beberapa tindakan yang harus
dilakukan segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera,
akan menurunkan kualitas dan mempercepat kerusakan sehingga komoditas
tidak tahan lama disimpan. Perlakuan tersebut antara lain:
Pengeringan (drying) bertujuan mengurangi kadar air dari komoditas. Pada biji-
bijian pengeringan dilakukan sampai kadar air tertentu agar dapat disimpan lama.
Pada bawang merah pengeringan hanya dilakukan sampai kulit mengering.
Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe
dan kentang dilakukan pemulihan dengan cara dijemur selama 1 – 2 jam sampai
tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan/ umbi
dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin / sejuk dan
kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak ada penyinaran).
Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat panen.
Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan
pada buah yang bertangkai seperti rambutan, lengkeng dll. Pengikatan dilakukan
untuk memudahkan penanganan dan mengurangi kerusakan.
Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
untuk membersihkan kotoran yang menempel dan memberi kesegaran. Selain itu
dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan hama penyakit
103 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih, penggunaan
desinfektan pada air pencuci sangat dianjurkan. Kentang dan ubi jalar tidak
disarankan untuk dicuci. Pada mentimun pencucian berakibat buah tidak tahan
simpan, karena lapisan lilin pada permukaan buah ikut tercuci. Pada pisang
pencucian dapat menunda kematangan.
Sortasi yaitu pemisahan komoditas yang layak pasar (marketable) dengan yang
tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit agar tidak
menular pada yang sehat.
104 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
persetujuan antara konsumen dan produsen, dapat mencakup kelompok tertentu
atau wilayah / negara / daerah pemasaran tertentu.
105 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penyimpanan
Tujuan/guna penyimpanan yaitu untuk memperpanjang kegunaan
(dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas), menampung produk yang
melimpah, menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun, membantu dalam
pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan finansial bagi produsen, serta
mempertahankan kualiatas dari komoditas yang disimpan. Prinsip dari perlakuan
penyimpanan antara lain mengendalikan laju transpirasi, mengendalikan
repirasi, mengendalikan/mencegah serangan penyakit, mencegah perubahan-
perubahan yang tidak dikehendaki konsumen
Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah
(terjangkau), efektif (bisa digunakan untuk semua komoditas) dan efisien (dapat
dikombinasikan dengan cara-cara penyimpanan yang lain), namun untuk kondisi
daerah tropis yang mempunyai temperatur udara rata-rata cukup tinggi,
penyimpanan hasil pertanian dalam temperatur rendah perlu memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
- Sifat hasil tanaman. Tanaman yang berasal dari daerah tropis umumnya tidak
tahan temperatur rendah, temperatur penyimpanan dingin umumnya tidak berada
di bawah 12℃. Ketahanan terhadap temperatur rendah dari berbagai bagian
tanaman juga berbeda.
- Hindari chilling injury. (Kerusakan hasil tanaman karena temperature
rendah). Penyebab chilling injury bisa karena kepekaan komoditas terhadap
temperatur rendah, kondisi tempat penyimpanan, cara penyimpanan dan lama
penyimpanan.
- “Don’t break the cold-chains” Penyimpanan dingin dari suatu hasil tanaman
harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen.
Pengangkutan
Pengangkutan umumnya diartikan sebagai penyimpanan berjalan.
Semua kondisi penyimpanan pada komoditas yang diangkut harus diterapkan.
106 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XII
PERANAN TEKNOLOGI DALAM TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
12.1 Vertikultur
Vertikultur berasal dari bahasa inggris, yaitu vertical dan culture.
Vertikultur merupakan teknik bercocok tanam diruang/lahan sempit dengan
memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan
secara bertingkat. Tujuan vertikultur adalah untuk memanfaatkan lahan yang
sempit secara optimal. Sistem bertanam secara vertikultur sekilas memang
terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat mudah dilakukan. Tingkat kesulitan
bertanam secara vertikultur. tergantung kepada model dan sistem tambahan yang
dipergunakan. Dalam model sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah
diikuti dan bahan pembuatannya mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan
di rumah-rumah. Sistem tambahan yang memerlukan keterampilan dan
pengetahuan khusus, contohnya penggunaan sistem hidroponik atau irigasi tetes.
107 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan
terbatas. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang
tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai sumber pangan tetapi juga
menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Model, bahan, ukuran,
wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan
keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau
dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak.
Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran
karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah
memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah
kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur
pendek, dan berakar pendek.
12.2 Silvikultur
Silvikultur adalah kegiatan
pengendalian proses permudaan
(penanaman), pertumbuhan, komposisi,
kesehatan dan kualitas suatu hutan untuk
mencapai aspek ekologi dan ekonomi
yang diharapkan. Lebih spesifik lagi,
Gambar 12.2 Silvikultur
bidang studi yang masih berkaitan dengan
silvikultur adalah silvologi. Silvologi adalah studi mengenai hutan dan kayu.
Silvikultur fokus terhadap perawatan tegakan hutan agar tetap produktif.
Dapat dikatakan, silvikultur adalah perpaduan antara ilmu dan seni
menumbuhkan hutan berdasarkan ilmu silvika, yakni pemahaman mengenai sifat
hidup jenis-jenis pohon serta interaksinya dalam tegakan, dan penerapannya
memperhatikan karakteristik lingkungan tertentu.
108 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
12.3 Hidroponik
Saat ini pertanian menggunakan hidroponik telah diterapkan secara luas
dan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem budidaya
konvensional, yaitu mengurangi risiko atau masalah budidaya yang berhubungan
dengan tanah seperti gangguan serangga, jamur dan bakteri yang hidup di tanah.
Sistem ini juga lebih mudah dalam pemeliharaan seperti tidak melibatkan proses
penyiangan dan pengolahan tanah dalam budidaya tanamannya. Selanjutnya
proses budidaya dilakukan dalam kondisi lebih bersih tanpa menggunakan pupuk
kotoran hewan. Faktor-faktor pembatas dalam budidaya di lahan seperti suhu,
kelembaban dan nutrisi dan pH dapat diatur dengan menggunakan metode
hidroponik ini.
Pada prinsipnya tanaman dapat hidup di tanah karena tersedianya nutrisi
dan jika nutrisi tersebut dapat disediakan dalam air dengan perlakuan maka
tanaman juga dapat hidup dan memberikan hasil yang sama. Faktor nutrisi
menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas
tanaman. Larutan nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P),
Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi
dengan mikronutrien. Tanaman menyerap ion dari larutan nutrisi yang diberikan
secara terus menerus dalam tingkatan konsentrasi yang rendah. Dari beberapa
hasil penelitian sebelumnya bahwa nutrisi dalam proporsi yang tinggi tidak
dimanfaatkan oleh tanaman dan juga tidak mempengaruhi produksi tanaman.
Larutan nutrisi dengan konsentrasi tinggi menyebabkan penyerapan nutrisi yang
berlebihan dan dapat menyebabkan kecacunan pada tanaman, walaupun
beberapa penelitian menyebutkan ada juga pengaruh positif seperti pembungaan
yang lebih cepat pada Salvia sp. atau meningkatnya berat kering buah, berat total
buah dan jumlah lycopene pada tomat.
109 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
12.4 Jenis Hidroponik
a. Wick System
Sistem ini merupakan model
hidroponik yang paling sederhana, yaitu
menggunakan sumbu yang menghubungkan
pot tanaman dengan media larutan nutrisi.
d. Drip System
Sistem ini menggunakan
2 (dua) buah kontainer terpisah
yaitu bagian atas dan bawah.
Kontainer atas untuk tanaman
dan yang bawah untuk larutan nutrisi. Gambar 12.6 Drip System
110 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Larutan nutrisi dipompa naik dan menyiram batang tanaman dan akan larutan
sisa akan turun ke kontainer bawah setelah melewati media tanam dan akar
tanaman.
12.5 Aeroponik
Aeroponik adalah sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan
tanah. Jadi, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah,
pada tempat yang telah dijaga kelembapannya. Sistem tanam ini memerlukan air
dan sekilas hampir sama dengan hidroponik. Namun, pada aeroponik, air
diberikan larutan hara lalu disemburkan ke akar tanaman dalam bentuk kabut dan
cara kerja ini disebut juga pengabutan. Lalu, akar tanaman akan menyerap
larutan hara yang membantunya untuk tumbuh dengan baik.
111 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Gambar 12.8 Aeroponik
Proses pengabutan ini dilakukan terus menerus hingga panen. Jika
memang harus berhenti atau off, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit. Tujuannya
supaya pengabutan menurunkan suhu di sekitar daun dan mengurangi
evapotranspirasi sehingga tanaman selalu segar. Sistem aeroponik tidak
menggunakan media tanah, maka memberikan manfaat bagi petani atau yang
mempunyai lahan untuk terus bercocok tanam. Aeroponik dapat dilakukan di
pekarangan rumah karena umumnya, media tanam yang digunakan
berupa styrofoam dan membiarkan akar tanaman menggantung di udara.
Mengenai kualitas, sayuran hasil panen aeroponik akan terasa lebih segar,
renyah, dan higienis.
112 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
BAB XIII
BUDIDAYA ANTHURIUM
13.1 Pendahuluan
Anthurium disebut juga bunga lilin. Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan, umumnya tumbuh di tempat-tempat yang terlindung dari cahaya
matahari. Bentuk bunganya sangat dekoratif, menarik, dan menawan dengan
bunganya yang tahan lama. Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki
daya tarik tinggi sebagai penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya
yang indah. Anthurium yang berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan
yang untuk bunga potong berasal dari Eropa.
113 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
13.3 Teknik Budidaya
Perbanyakan Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu
generatif (biji) dan vegetatif (stek).
114 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Penyiapan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastic
atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak
pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang
masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot
diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi
pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran
humus, pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot.
Pemeliharaan
Setelah tanam, tanaman dipelihara dengan menyiram 1 - 2 kali sehari.
Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar
tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara di tempat
teduh karena tanaman tidak tahan sinar matahari langsung.
115 | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Kurnia. 2020. Mengenal 13 Jenis Pupuk Organik dan Kimia, Beserta
Cara Menyimpan yang Tepat.
https://www.merdeka.com/trending/mengenal-13-jenis-pupuk-organik-
dan-kimia-beserta-cara-menyimpan-yang-tepat.html?page=all. Diakses
pada tanggal 13 Januari 2021.
Fahmi, F., dan Balkis, S. 2017. Peranan Kelompok Tani dalam Penerapan Sapta
Usahatani Padi Sawah di Desa Bunga Jadi Kecamatan Muara Kaman
Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal AGRIFOR. 9(2): 171-182.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2 untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
iv | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N
Hidayah, Rara. 2019. 4 Jenis Hormon Kalin dan Fungsinya pada Tumbuhan.
https://www.idntimes.com/science/discovery/raiyani-hidayah/jenis-
hormon-kalin-dan-fungsinya-pada-tumbuhan-exp-c1c2/4. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2021.
Kurniaty, Rina dan Danu. 2012. Teknik Persemaian. Bogor: Balai Penelitian
Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan.
Mukhlis. 2017. Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan Tanaman. Luwu
Utara: Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.
Organik Kuy. 2020. APA SIH BEDANYA BIJI, BENIH, DAN BIBIT?.
https://medium.com/@organik.kuy/apa-sih-bedanya-biji-benih-dan-
bibit/. Diakses pada tanggal 12 Januari 2021.
vi | D A S A R - D A S A R B U D I D A Y A T A N A M A N