Modul 1 :
Kegiatan Belajar 1 :
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ................................................................................................................1
PETUNJUK BELAJAR.....................................................................................................1
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KEGIATAN .................................................2
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN ..............................................................................2
URAIAN MATERI .............................................................................................................2
A. Pengertian dan Peranan Sumberdaya Alam .................................................................2
B. Penggolongan Sumber Daya Alam ..................................................................................4
C. Potensi dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam (SDA) di Indonesia ....................... 11
D. Pengelolaan Sumberdaya Alam (SDA) yang Berwawasan Lingkungan
Berkelanjutan ............................................................................................................................. 32
E. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Mengurangi ................... 36
F. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Daur Ulang .................... 38
RANGKUMAN ................................................................................................................. 39
TES FORMATIF ............................................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 43
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF ....................................................................... 43
ii
MODUL 6.
SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEGIATAN BELAJAR 1 :
POTENSI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
PENDAHULUAN
Kegiatan Belajar ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
tentang sumber daya alam, klasifikasi, pemanfaatan dan pengelolaan SDA secara
berkelanjutan yang dapat mempengaruhi kehidupan di berbagai ekosistem maupun
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Klasifikasi SDA terdiri pembagian bentuk
yang bisa dimanfaatkan, proses pembentukan, cara terbentuknya bahan galian, nilai
ekonomisnya. Pemanfatan SDA di Indonesia berupa air, angin, tanah, geothermal,
aneka hasil tambang yang ada di Indonesia. Kegiatan belajar ini memberikan
wawasan tentang bagaimana cara pengelolaan SDA secara berkelanjutan melalui
upaya prinsip pengurangan (penghematan) dan prinsip daur ulang. Wawasan
tentang karakteristik SDA, beserta pemanfatan dan pengelolaannya ini sangat
membantu dalam mempelajari persebaran dan pelestarian SDA secara
komprehensif. Bagian akhir terdapat tes formatif yang harus dikerjakan. Skor yang
diperoleh dalam mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi
pada Kegiatan Belajar 1. Potensi Sumber Daya Alam.
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah materi dalam kegiatan belajar (KB-1) ini sebaik-baiknya dengan cermat
2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan materi
dalam KB-1 ini
3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir KB-1 ini. Saudara
harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan
benar)
1
4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan belum
tuntas.
5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke KB berikutnya
URAIAN MATERI
2
pakaian, pemanasan, pendinginan, transportasi dan untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan manusia lainnya. Misalnya, pohon digunakan untuk berteduh, hewan
untuk makanan dan pakaian, tanaman untuk obat-obatan, mineral dan bahan bakar
fosil untuk listrik, transportasi, pemanasan dan pendinginan. Sumberdaya ini
meliputi tanah, udara, air, sinar matahari, hutan, margasatwa, ikan, bahan bakar
fosil, logam dan mineral yang dihasilkan oleh proses alami bumi. SDA digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia akan memiliki dampak pada
lingkungan global. Setiap kali bahan mentah digunakan untuk memproduksi
barang, ada dampak ekologi, sosial, dan ekonomi. Mengelola sumberdaya alam
selalu menggunakan teknik konservasi diperlukan untuk membantu masyarakat
memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan. Nilai ekonomi utama dari sumber
daya yang matang berasal dari layanan yang disediakan manusia. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah SDA pada hakekatnya segala kekayaan di bumi baik berupa
benda mati maupun benda hidup dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia.
SDA memiliki peranan sangat penting terhadap kehidupan manusia.
Lingkungan di sekitar manusia menyediakan berbagai kemampuan yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia sehari-hari. SDA termasuk di
dalamnya, udara, air, tanah, mineral, bersama dengan iklim dan energi matahari,
yang membentuk bagian alam yang tidak hidup atau 'abiotik' dan bagian 'biotik'
atau bagian alam yang hidup terdiri dari tumbuhan dan hewan, termasuk mikroba.
Tumbuhan dan hewan hanya dapat bertahan hidup sebagai komunitas organisme
yang semuanya terkait erat dengan masing-masing di habitat mereka sendiri, dan
membutuhkan kondisi lingkungan abiotik tertentu. Lingkungan hutan, padang
rumput, gurun, gunung, sungai, danau dan lingkungan laut semuanya membentuk
habitat untuk komunitas khusus bagi tumbuhan dan hewan untuk ditinggali.
Interaksi antara aspek abiotik alam dan organisme hidup tertentu bersama
membentuk ekosistem dengan berbagai tipe. Banyak dari organisme hidup ini
digunakan sebagai sumber makanan manusia, antara lain terkait dengan makanan
manusia secara langsung, seperti penyerbuk dan penyebar tanaman, hewan tanah
seperti cacing, yang mendaur ulang nutrisi untuk pertumbuhan tanaman, jamur dan
3
rayap yang memecah bahan tanaman yang mati sehingga mikroorganisme dapat
bertindak pada pengurai untuk membentuk kembali nutrisi tanah.
Selama 100 tahun terakhir, perbaikan perawatan kesehatan dan
peningkatan status gizi manusia telah menyebabkan pertumbuhan penduduk yang
cepat, terutama di negara-negara berkembang. Peningkatan jumlah manusia yang
fenomenal ini menempatkan tuntutan besar pada SDA bumi. Lahan yang luas
seperti hutan, padang rumput dan lahan basah telah diubah menjadi pertanian
intensif, pemukiman, pertambangan dan perindudtrian. Tanah telah diambil untuk
industri dan sektor perkotaan.
Perubahan-perubahan ini telah membawa perubahan dramatis dalam pola
penggunaan lahan dan hilangnya secara cepat ekosistem alam yang berharga.
Kebutuhan akan lebih banyak air, lebih banyak makanan, lebih banyak energi, lebih
banyak barang-barang konsumsi, bukan hanya hasil dari populasi yang lebih besar,
tetapi juga hasil dari pemanfaatan sumber daya secara berlebihan yang pada
akhirnya akan merusak lingkungan dan mengancam kehidupan manusia itu sendiri
(Demirel, 2016).
Tumbuhan
SDA hayati berupa tumbuhan merupakan SDA yang banyak jumlahnya
dan sangat beragam keberadaannya, terutama di wilayah Indonesia aneka
ragam tumbuhani ini memiliki manfaat dengan memproduksi banyak oksigen
dalam aktivitas fotosintesis, dengan demikian sumberdaya hayati merupakan
penghasil dan pendukung utama rantai makanan.
Eksploitasi tumbuhan secara berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan
bahkan kepunahan plasma nutfah ini. Dampaknya dapat sampai mengganggu
hancurnya rantai makanan. Pemanfaatan SDA hayati antara lain dapat
digunakan sebagai bahan bakar, bahan kertas, bahan makanan, obat-obatan,
bahan pakaian, bahan bangunan, pupuk organik, dan sebagainya. Seiring
dengan pesatnya pertumbuhan populasi manusia maka kebutuhan akan lahan
pemukiman, industri, dan infrastruktur semakin besar pula. Dampaknya terjadi
alih fungsi lahan secara besar-besaran, sehingga lahan untuk hidup tumbuhan
terus-menerus terdesak keberadaannya.
5
Gambar 1. Peta Persebaran Hasil Bumi Pertanian di Indoensia.
(sumber: ringkasanbukugeografi.blogspot.com)
6
bawang merah dan cabai. Negara Indonesia juga dikenal dengan produksi
perkebunannya yang besar, antara lain: perkebunan teh, karet, kelapa sawit,
tebu, kapas, lada, kopi, dan sebagainya.
Hewan, Peternakan dan Perikanan
SDA hewani mempunyai manfaat yang sangat besar terhadap kehidupan
manusia, sebab SDA hewani secara tradisional pemanfaatannya digunakan
untuk membantu pekerjaan manusia yang berat, misalnya, binatang Sapi,
Kerbau dan Kuda dapat dimanfaatkan untuk membantu membajak diareal
persawahan. Sumberdaya hewani merupakan sumber protein yang sangat besar
dan bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti unggas, Udang, Domba, Sapi,
Kambing, perikanan darat dan sebagainya dapat menjadi sumber makanan
hewani bagi manusia.
7
Gambar 2. Peta Potensi Perikanan Budidaya di Indonesia.
(Sumber: www.djpb.kkp.go.id/index.php/arsip/c/423/PETA-POTENSI PERIKANAN-
BUDIDAYA-INDONESIA)
3. SDA energi, yakni apabila materi tersebut digunakan oleh manusia untuk
tenaga penggerak alat , mesin, listrik atau sejenisnya, yang terkandung dalam
SDA tersebut. Pertumbuhan populasi selalu dan akan tetap menjadi salah satu
pendorong utama permintaan energi, seiring dengan perkembangan ekonomi
dan sosial. Sementara populasi global telah meningkat secara berlebihan 1,5
miliar selama dua dekade terakhir. Ini berarti bahwa permintaan energi dapat
tumbuh secara signifikan lebih cepat dari yang diharapkan, dan jika dikelola
dengan benar, sumber daya energi dan teknologi harus tersedia untuk
memenuhi permintaan ini. satu-satunya sumber daya energi terbarukan di
mana proyeksi dibuat pada tahun 1993 adalah pembangkit listrik tenaga air
dan biomassa. Kontribusi energi terbarukan tidak terlalu signifikan bila
dibandingkan dengan energi yang berasal dari fosil. Laporan dari World
Energy Council mengungkapkan bahwa 76% energy dunia masih ditopang
dari energy fosil.
8
(Sumber: World Energy Council,2013)
4. SDA ruang, merupakan lahan atau tempat yang dibutuhkan manusia untuk
hidup. Manusia membutuhkan ruang untuk membangun rumah, mengolah
makanan, memelihara padang rumput untuk hewan peliharaan,
mengembangkan industri untuk menyediakan barang, dan mendukung industri
dengan menciptakan desa dan kota. Sama pentingnya, manusia perlu
melindungi kawasan hutan belantara, padang rumput, lahan basah, gunung,
pantai, dan lain sebagainya sebagai upaya melindungi keanekaragaman hayati
yang sangat berharga.
9
Berdasarkan proses pembentukan, SDA dapat diklasifikasikan sebagai
berikut.
1. SDA yang dapat diperbarui.
Disebut demikian, karena alam mampu mengadakan pembentukan baru dalam
waktu relatif cepat, secara reproduksi atau siklus.
1) Perbaruan dengan reproduksi. Hal ini terjadi pada sumber daya alam
Hayati, karena hewan dan tumbuhan dapat berkembang biak sehingga
jumlahnya selalu bertambah.
2) Perbaruan dengan adanya siklus. beberapa SDA ,misalnya air dan udara
terjadi dalam proses yang melingkar membentuk siklus.
2. SDA yang tidak dapat diperbarui.
SDA ini terdapat dalam jumlah relatif statis karena tidak ada penambahan atau
waktu pembentukan yang lama. Contoh : bahan mineral, batu bara dll.
berdasarkan daya pakai dan nilai konsumtifnya, SDA ini dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1) SDA yang tidak cepat habis. Karena nilai konsumtifnya kecil.
2) SDA yang cepat habis. karena nilai konsumtif barang tersebut relatif
tinggi.
Menurut cara terbentuknya bahan galian, SDA dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
1. Bahan galian magmatik. Bahan galian yang terbentuk dari pendinginan magma
di dalam bumi.
2. Bahan galian pegmatik. Bahan galian yang terbentuk dari dalam diaterma dan
bentuk-bentuk intrusi lain, contohnya tambang timah putih di Bangka-Belituing
3. Bahan galian hasil sedimentasi, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena
terendapkan di sekitar sungai atau dasar genangan air yang diawali dari proses
pelapukan batuan.
4. Bahan galian hasil pengayaan sekunder. Bahan galian yang terbentuk dan
terakumulasi akibat proses pelapukan dan pelarutan yang intensif.
10
5. Bahan galian hasil metamorfosis kontak. Bahan galian yang berada disekitar
magma. Karena bersentuhan dengan magma, maka berubah menjadi mineral
yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
6. Bahan galian hydrothermal, yaitu bahan galian yang terbentuk melalui resapan
magma cair yang membeku terakhir melalui celah-celah struktur lapisan bumi.
Misalnya bijih perak dan emas yang terbentuk di dekat permukaan bumi sebagai
akibat terbawa oleh cairan magma melewati celah-celah, setelah cairan magma
menguap, bijih perak dan emas tertinggal di dalam gang.
11
Council (2013) mengungkapkan, sekitar sepertiga dari penduduk dunia tidak
memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang lebih baik dan tidak memiliki
persediaan air minum yang memadai. Air juga digunakan untuk pengairan,
bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. pada bidang
energi sumbersaya air dapat dijadikan sebagai energy pembangkit listrik. Saat
ini energi dunia sangat bersumber dari pembakaran fosil sebagai bahan bakar,
aktivitas ini terus memicu tingkat gas rumah kaca yang berbahaya. sementara
Generator listrik termal, termasuk bahan bakar fosil dan pembangkit listrik
tenaga nuklir, membutuhkan air dalam jumlah besar untuk menghasilkan uap
dan untuk menggerakkan turbin. Untuk mengurangi perubahan iklim dan
meningkatkan kemandirian energi, perlu perhatian besar pada sumber energi
yang rendah karbon dan terbarukan. Banyak generator energi terbarukan, salah
satunya yang paling potensial adalah memanfaatkan sumberdaya air dalam
jumlah besar.
Laporan Kementerian ESDM (Ministry of Energy and Mineral
Resources Republic of Indonesia. 2017), di Indoensia Pemanfaatan Air sebagai
energy listrik dinamakan PLTA. PLTA singkatan dari Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Ada banyak pembangkit listrik di Indonesia. Antara lain PLTA
Sigura-gura = Sumatera Utara, Maninjau = Sumatera Barat, Jatiluhur = Jawa
Barat, Tuntang = Jawa Tengah, Garung = Jawa Tengah, Sempor = Jawa Tengah,
Wonogiri = Jawa Tengah, Lodaya = Jawa Timur, Sengguruh = Jawa Timur,
Wlingi Raya = Jawa Timur, Karangkates = Jawa Timur, Tes = Bengkulu, Tonsen
= Sulawesi Utara, Sadang = Sulawesi Utara, Riam Kanan = Kalimantan Selatan.
Angin
Pada era ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis
bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang
dihasilkan oleh angin. Angin mampu menghasilkan energi dengan menggunakan
turbin yang pada umumnya diletakkan dengan ketinggian lebih dari 30 meter di
daerah dataran tinggi. Selain sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada,
energi yang dihasilkan angin jauh lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh
12
bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa negara yang telah mengaplikasikan
turbin angin sebagai sumber energi alternatif adalah Belanda dan Inggris.
Indonesia memiliki 34 provinsi dengan 4 provinsi di Pulau Maluku dan
Papua, 6 provinsi di Pulau Sulawesi, 5 provinsi di Pulau Kalimantan, 6 provinsi
ada di Pulau Jawa, 10 provinsi di Pulau Sumatera, dan 3 provinsi ada di Pulau
Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara. Implementasi potensi angin di Indonesia
yang dapat dijadikan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ada di Samas
Yogjakarta. Implementasi potensi angin di Indonesia yang dapat dijadikan
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) ada di Samas Yogjakarta.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017, Potensi Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu yang terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar
10.188 MW, sedangkan potensi kedua dan ketiga terbesar adalah Jawa Timur
dan Jawa Barat dengan potensi berturut-turut sebesar 7.907 dan 7.036 MW. Hal
ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah ketinggian gedung dan
kepadatan penduduk di provinsi tersebut. Semakin banyak gedung-gedung
pencakar langit dan penduduk yang tinggal di provinsi tersebut maka potensinya
akan semakin rendah. Contohnya Provinsi DKI Jakarta yang memiliki banyak
gedung besar dan penduduk terbanyak di Indonesia yakni 9.988.495 jiwa
memiliki potensi terendah, yaitu hanya 4 MW.
Geo Info
Potensi Energi Terbarukan di Indonesia Besar, tapi Baru Dipakai 0,3 Persen
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan potensi energi baru terbarukan
(EBT) yang dimiliki Indonesia sangat besar yaitu mencapai 3.686 giga watt (GW). Namun,
pemanfaatannya masih perlu ditingkatkan karena baru mencapai 0,3 persen. Menteri ESDM Arifin Tasrif
mengatakan, potensi energi terbarukan yang dimiliki Indonesia berasal dari energi surya, air atau hidro,
bioenergy, angin, panas bumi (geothermal), dan gelombang laut. Porsi terbanyak berasal dari energi
surya yang potensinya mencapai 3.295 GW.
Potensi energi terbarukan mencapai 3.686 GW dengan sebagain besar didominiasi energi surya. Hingga
saat ini pemanfaatannya masih rendah hanya 0,3 persen dari total potensi," ungkapnya dalam Mandiri
Investment Forum, Rabu (9/2/2022). Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya meningkatkan
pemanfaatan energi terbarukan guna mencapai target nol emisi atau net zero emission pada 2060
mendatang.
2025 target bauran energi terbarukan 23 persen
Hal itu dilakukan dengan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan secara bertahap dalam
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2060. Arifin menjelaskan, hingga akhir
2021 bauran energi terbarukan telah mencapai 11,7 persen dari total energi nasional. Targetnya hingga
2025 mendatang penggunaan energi hijau tersebut bisa meningkat mencapai 23 persen. "Untuk 2025
kami telah menetapkan energy mix, kami akan memproduksi lebih banyak energi terbarukan13 dalam
bauran energi nasional," kata dia.
Pemerintah stop PLTU batu bara per 2030
Di sisi lain, pemerintah menetapkan mulai 2030 penambahan pembangkit listrik hanya berasal dari
energi terbarukan. Tujuannya, untuk mengurangi penggunaan energi fosil secara bertahap hingga
akhirnya di setop. Itu artinya tak ada lagi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang
Geothermal
Dalam hal sumber daya panas bumi, Indonesia dikenal memiliki kejadian
besar, dengan sumber daya total tidak kurang dari 20.000 MW, yang mewakili
40% dari total sumber daya global. Sekali lagi, itu dapat berkontribusi secara
signifikan terhadap keamanan pasokan energi untuk jangka waktu yang panjang
(Tadjoeddin, 2000). Dari sumber daya yang diketahui dan potensial yang dapat
dikembangkan, dapat diantisipasi bahwa pasokan domestik sumber energi dapat
memberikan fondasi yang kuat bagi masa depan ekonomi Indonesia dalam
jangka panjang.
Beberapa nama pembangkit listrik di Indonesia yang memanfaatkan panas
bumi antara lain:
o Pembangkit listrik panas bumi Wayang Windu, kapasitas 227 Megawatt,
terletak di Bandung, Jawa Barat.
o Pembangkit listrik panas bumi Kamojang, kapasitas 200 Megawatt, terletak
di Garut, Jawa Barat.
14
o Pembangkit listrik panas bumi Gunung Salak, kapasitas 375 Megawatt,
terletak di Sukabumi, Jawa Barat.
o Pembangkit listrik panas bumi Sibayak, kapasitas 12 Megawatt.
o Pembangkit listrik panas bumi Darajat, kapasitas 255 Megawatt.
o Pembangkit listrik panas bumi Dieng, kapasitas 60 Megawatt, Jawa Tengah.
o Pembangkit listrik panas bumi Lahendong, kapasitas 60 Megawatt, Sulawesi
Utara.
o Pembangkit listrik panas bumi Sarulla, kapasitas 330 Megawatt (terbesar di
dunia), terletak di Tapanuli Utara, Sumatera Utara.
Tanah
15
Tanah (Soil) terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan, bahan
organik, bahan anorganik, air, dan udara. Tanah termasuk salah satu sumber
daya alam nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk
dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis makhluk hidup. Pertumbuhan
tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung terkait dengan tingkat
kesuburan dan kualitas tanah. Lapisan Tanah Atas (Top Soil) tersusun
atas:Horizon O (Humus)
Tersusun dari Serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan Bahan Organik
Tanah (BOT) hasil Dekomposisi serasah (Oa). Horizon A Tersusun dari bahan
mineral dengan kandungan bahan organik tinggi sehingga berwarna agak
gelap.
16
Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting
mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran
lingkungan yang ada sekarang ini.
Beberapa persebaran tanah di Indonesia anatara lain:
o Tanah Podzolit; Berasal dari pelapukan batuan yang mengandung kuarsa.
Persebarannya : Sumatera, Kalimantan dan Papua.
o Tanah Aluvial; Berasal dari endapan lumpur sungai. Persebarannya :
Sumatera bagian timur, Jawa bagian utara dan Kalimantan bagian selatan.
o Tanah Organosol; Berasal dari bahan induk organik seperti gambut dan
rumput rawa. Persebarannya : Pasang surut timur sumatera dan pantai
Kalimantan Barat
o Tanah Kapur; Berasal dari batuan kapur. Persebarannya : Pegunungan
Kendung, Blora dan Pegunungan Sewu.
o Tanah Vulkanis (Andosol); Terbentuk dari pelapukan batuan-batuan
vulkanis. Persebarannya : Sumatera, Jawa, Bali dan wilayah yang memiliki
gunung api.
o Tanah Pasir Terbentuk dari batu pasir yang telah lapuk. Persebarannya :
antai barat Sumatera Barat, JawaTimur, Sulawesi dan Yogyakarta.
o Tanah Humus, Terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk.
Persebarannya : Meliputi kawasan hutan Indonesia
o Tanah Laterit, Terbentuk dari tanah yang banyak mengandung zat besi dan
aluminium. Persebarannya : Jakarta, Banten, Kalimantan Barat dan Pacitan.
Hasil tambang
Secara geologis, Indonesia merupakan wilayah potensial untuk
pembentukan berbagai sumber daya energi dan mineral. Kegiatan eksplorasi
yang telah dilakukan sejak 1800 hingga saat ini, telah berhasil mengungkap
sumber daya ini di berbagai bidang. Di antara berbagai sumber daya ini,
minyak, gas, batu bara, batu bara, timah, nikel,tembaga, dan emas sejauh ini
telah memberikan kontribusi penting bagi Indonesia ekonomi. Mayoritas
wilayah Indonesia belum dieksplorasi secara menyeluruh, dan oleh karena itu
17
kesempatan untuk menemukan energi baru dan deposit mineral sangat
memungkinkan.
Pada sektor energi, minyak adalah sumber energi utama sejak 30 tahun
terakhir tahun, dan ini dapat menyebabkan penipisan cepat sumber daya ini
dalam waktu dekat. Langkah-langkah diambil untuk mempertahankan
manfaat dari sumber daya ini, dengan mengintensifkan eksplorasi untuk
mendapatkan lebih banyak cadangan minyak, disertai dengan diversifikasi
penggunaan berbagai jenis energi, dan menerapkan kebijakan konservasi.
Gas alam adalah sumber energi paling penting kedua, dan itu akan
memainkan peran penting dalam mengurangi berbagi minyak dalam waktu
dekat. Sumber daya batubara dan geothermal dapat menjadi sumber energi
penting lainnya, mengingat kejadiannya yang tersebar luas. Selain itu, ada
juga sejumlah sumber energi potensial terbarukan yang bisa dikembangkan
di masa depan. Ketersediaan sumber daya energi penyelam di Indonesia dapat
menjamin keamanan pasokan energi nasional untuk jangka waktu yang lama.
Kontribusi industri pertambangan untuk ekonomi nasional diperlukan
sekarang, lebih dari sebelumnya, untuk membantu mendorong pemulihan
ekonomi dari krisis, dan dalam jangka panjang, untuk memainkan peran kunci
dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Sementara
memenuhi permintaan untuk meningkatkan peran sektor energi dan mineral
untuk mendukung ekonomi nasional, pemerintah juga akan tetap
berkomitmen untuk melindungi lingkungan melalui pengesahan dan
penerapan hukum dan peraturan yang tepat.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1980 tentang
penggolongan bahan-bahan galian atau tambang. Pada pasal 1, bahan-bahan
galian terdiri atas tiga golongan, yaiyu:
o Bahan galian golongan A, merupakan bahan galian yang mempengaruhi
perekonomian negara dan strategis bag pertahanan dan keamanan negara.
Golongan bahan galian strategis seprti; bahan galian radio aktif, radium,
thorium, uranium, kobalt, timah, nikel, batubara muda, aspal, gas alam,
minyak bumi bitumen cair, lilin bumi,bitumen padat, antrasit.
18
o Bahan galian golongan B, merupakan nahan galian vital yang dapat
menjamin hajat hidup orang banyak. Golongan bahan galian B berupa besi,
cerium,rhutenium, ytrium, belerang, , kristal kwarsa, mangan, molibden,
Zircon, kriolit, fluaospar, barit, yodium,khrom, wolfram, vanadium, air
raksa, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, dan logam-logam langka
lainnya.
o Bahan galian golongan C, merupakan bahan galian indsutri. Bahan galian
glongan C mencakup fofat-fosfat, garam batu, nitrat-nitrat, grafit, asbes,
talk, tawas, leusit, magnesit, flespar, batu apung, gips, tras, pasir kwarsa,
obsidian, perlit, tanah diatome, kalsit, granit, dolomit, dan pasir sepanjang
tidak mengandung unsur mineral golongan A mapun B dalam jumlah yang
berarti dari sisi ekonomi pertambangan.
19
Gambar 7. Cadangan Minyak Dunia dalam Milyard Barrel, 65 %
cadangan ada di Wilayah Timur Tengah
(sumber: World Energy Council)
20
Gambar 8. Energi 40% Digunakan Untuk Bahan Bakar Motor
(sumber: World Energy Council)
22
Gambar 9. Peta Persebaran Cekungan Batubara.
(sumber: Pradipta Blog: Batubara)
23
untuk pelestarian lingkungan dan penanggulangan resiko akibat dampak
dari pertambangan. Jadi Revegetasi dan Reklamasi adalah bagian integral
dari rencana keseluruhan operasional pertambangan secara terpadu
dimulai perencanaan, eksplorasi, eksploitasi hingga pemulihan lahan
untuk penngunaan baru setalah kegiatan penambangan selesai. Tujuan
akhir dari rencana reklamasi adalah untuk menyakinkan bahwa lahan
bekas tambang dikembalikan pada penggunaan yang produktif.
24
Gambar 10. Proses Kegiatan Penambangan Batubara
(sumber: https://ahmad-tarmizi.blogspot.co.id/2014/02/penambangan-batubara-
di-indonesia.html)
3. Biji Besi adalah bahan baku dasar untuk memproduksi baja, logam yang
penting bagi ekonomi semua negara industri. Bijih besi kadar rendah
terkonsentrasi mencapai rata-rata 62% kandungan besi (Fe) diperlukan
secara global untuk produksi baja. Konsentrat kemudian dapat
diaglomerasi menggunakan pengikat untuk membuat lempengan bijih besi
untuk peleburan lebih efisien dalam tungku pembakaran.
4. Tembaga. Tembaga dapat terjadi dalam bentuk logam di alam (yaitu,
tembaga asli), dan merupakan salah satu dari tujuh logam yang dikenal di
jaman dahulu. Jenis mineral tembaga adalah kalporit, kalkosit, kuprit, dan
Malakit.
Tembaga umumnya memiliki warna kekuningan, mudah
direntangkan, dibentuk, tahan untuk korosi, dan menghantar panas dan
listrik secara efisien. Sebagai dampaknya, tembaga penting bagi manusia
purba dan terus berlanjut menjadi bahan pilihan untuk berbagai macam
keperluan rumah tangga, industri, dan aplikasi teknologi tinggi saat ini.
Bijih tembaga dapat terbentuk secra magmatis, melalui
metamorfosis kontak, ataupun hidrothermal. Penambangan tembaga
dilakukan oleh PT Freeport di Papua. Di beberapa wilayah Indonesia
penambangan tembaga tersebar di Sumatera ( Aceh, Tapanuli, Jambi,
Palembang, Bengkulu), Jawa (Tirtomoyo, Cikotok, Cirotan), Kalimantan
(Sampit, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat), Sulawesi (Sulawesi
Utara dan Latimojong).
25
5. Bauksit. Bijih bauksit adalah unsur melimpah yang banyak ditemukan di
kerak bumi, meskipun kata bauksit yang mengandung lebih dari 32 persen
alumina sebagai bahan dasar pembentuk aluminium. Bauksit banyak
ditemukan di daerah Kijang dan sekitarnya (Pulau Bintan), Propinsi
Kepulauan Riau dengan cara pertambangan terbuka. Sebagian besar hasil
prosuksi Bauksit Indonesia diekspor.
6. Gas Alam. Gas alam adalah sumber bahan bakar fosil lain yang akan terus
memberikan kontribusi yang signifikan ke ekonomi energi dunia.
Terbersih dari semua bahan bakar berbasis fosil, gas alam berlimpah dan
fleksibel. Gas Alam semakin digunakan dalam teknologi pembangkit
listrik yang paling efisien. Gabungan Cycle Gas Turbine (CCGT) memiliki
efisiensi konversi sekitar 60%. cadangan gas alam konvensional telah
tumbuh sebesar 36% selama dua dekade terakhir dan produksinya sebesar
61%. Dibandingkan dengan survei 2010, cadangan gas alam terbukti telah
tumbuh sebesar 3% dan produksi sebesar 15%.
7. Emas dan Perak. Banyak dimanfaatkan sebagai perhiasan. Kedua logam
mulia ini sering ditemukan bersama di alam. Emas banyak ditemukan
dibatuan gang, yang berasal dari cairan hidrothermal. Emas biasanya juga
bersamaan ditemukan dengan kwarsa lainnya seperti klorit maupun kalsit.
Sementara perak sebagian besar terdapat dalam sulfida yang disebut
galena.
Suatu tambang tertentu secara umum diklasifikasikan sebagai
tambang emas atau perak berdasarkan logam yang diperoleh kembali
menghasilkan nilai ekonomi terbesar bagi operator tambang.
Penambangan emas dan perak di Indonesia dilakukan oleh PT Aneka
Tambang, PT Freeport, PT Newmont dan beberapa perusahaan kontrak
karya. Penambangan emas tersebar di beberapa propinsi, seperti Papua,
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Lampung.
8. Marmer. Kata Marmer berasal dari kata Yunani Mamaros yang berarti
batu bersinar. Marmer adalah batu metamorfik granular non-foliated, yang
26
dibentuk oleh Metamorfosa dari batu kapur dan Dolostone. Kandungan
kimiawi marmer adalah kalsium Karbonat (CaCO3). Istilah marmer juga
diterapkan pada batuan serpentine yang bisa dipoles hingga berkilau
tinggi. Marmer adalah batu karbonat yang berarti memiliki (CO3) dalam
susuna kimia inti dan banyak digunakan untuk patung, perhaisan dan
bahan bangunan. Lihat gambar 10 berbagai pemanfatan marmer .
27
bromiumUntuk obat dan peramu garam dapur beryodium. Hasil hasil
yodium yang diperoleh diatas tadi dipakai untuk industry kimia dan obat
obatan untuk photographic emulsion, film, kertas, untuk laboratorium
dipakai sebagai reagen , menjaga penyakit gondok , penggunaan yodium
dapat hanya satu kali saja. Persebaran penambangan Yodium dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Lokasi penambangan Yodium
Tempat Keadaan Cadangan Diselidiki oleh/
No
endapan ton Literatur
1 Jawa Barat - - Vers, & Medede
Seusepuan lingen No. 14
Jawa Tengah - - -
1 Kroja - - -
2 Selokaton
Jawa Timur - - Tushadi
1 Mindi Tuban - 110 juta ton Madiadipoera
2 Watukadon (1990)
11. Nikel. Digunakan untuk bahan pelapis besi agar tidak mudah berkarat.
Nikel merupakan salah satu jenis unsur kimia yang berbentuk metal dan
biasanya ditambang di daerah – daerah tertentu. nikel sendiri memiliki
nomor atom 28 yaang saat ini dalam tabel periodic unsur dilambangkan
dengan Ni. Walaupun merupakan salah satu unsur metal, namun nikel
asli yang baru ditambang memiliki sifat lembek dan dapat dibentuk.
Biasanya nikel diolah dengan cara dipadukan dan dicampurkan dengan
logam lain, seperti besi dan krom. Nikel memiliki wana putih keperakan
dan dapat ditempa.
Manfaat nikel bagi manusia dalam menunjang kehidupan sehari
harinya sangat banyak. Nikel sendiri merupakan salah satu elemen yang
membentuk inti bumi. Diketahui sebanyak 10% inti bumi terbbentuk dari
nikel. Karena merupakan salah satu unsur pembentuk inti bumi, maka
nikel cukup sulit ditemui dan ditambang. Biasanya nikel yang ditambang
28
berasal dari larutan nikel yang berada di laut, dengan kisaran jumlah
sekitar 8 juta ton. Penambangan nikel terbesar dilaksanakan PT Aneka
Tambang yang melakukan kegiatan penambangan di Pomala dan Pulau
Gede, PT INCO di Soroako Sulawesi Selatan, PT GAG Nikel di Sorong
Papua Barat.
12. Mangan. Mangan dan bijih besi terdapat bersamaan, di saerah aktif
vulkanik. Akibat erosi air, mangan dan oksida besi larut. Dalam
pengendapannya, besi dan mangan terpisah. Mangan terendap pada air
yang pH nya tinggi, sedangkan besi ber PH rendah. Di Indonesia Mangan
banyak ditemukan di Karangnunggal Tasikmalaya, Jawa Barat,
Pegunungan Karanbolong, Pegunungan Menoreh, dan Kliripan
Yojakarta, di Pulau Ternate Maluku, Nusa Tenggara Timur dan
Kalimantan Selatan. Mangan digunakan Untuk pembuatan pembuatan
besi baja, terutama untuk memperkeras baja.
13. Timah. Timah berasal dari magma yang mendingin, biasanya terdapat
dalam batuan granit dalambentuk kasiretit (SnO2). Menurut asal
terjadinya timah dapat dibedakan menjadi timah primer dan timah
sekunder.
Timah primer, yakni timah yang mengendap pertama kali pada batuan
granit, sering disebut sebagai timah diluvial (diluvium), karena
terbentuk pada jaman diluvium (pleistosen). Contohnya timah yang
ada di daerah belitung.
Timah Sekunder (alluvial), merupakan endapan timah yang sudah
berpindah dari tempat asalnya sebagai akibat proses pelapukan dan
erosi. Misalnya bijih timah yang terdapat di pantai Singkep dan
Bangka. Perpindahan tempat ini ada yang mencapai dasar laut.
14. Aluminium. Aluminium terbentuk dari beberapa jenis mineral, salah
satunya adalah bauksi (Al2O3H2o). Hampir semua batuan mengandung
aluminium, kecuali batuan gamping dan kuarsit. Aluminium terdapat
pada tanah liat yang merupakan hasil pelapukan batuan oleh pengerjaan
iklim. Tanah liat mengandung 50% Al2O3. Penambangan Aluminium
29
terdapat di pulau Bintan dan Kuala Tanjung (Riau).Aluminium
mempunyai sifat yang menguntungkan bagi indsutri yaitu ringan, mudah
dibuat berbagai bentuk dan tidak mudah berkarat, mudah dicampur
dengan logam lain, penghantar listrik yang baik. Banyak permintaan
untuk bahan otomotif, elektonik, dan perkakas rumah tangga seperti
pring, sendok, panci, dan sebaginya.
15. Fosfat. Fosfat merupakan mineral penting dalam industri pertanian
sebagai bahan utama pembuatan pupuk kimia. Fosfat juga berperan
dalam arti ekonomis untuk campuran indsutri baja, industri korek api,
isian amunisi, industri obat-obatan, industri semen, fotographi, kembang
api, dan sebagainya. Fosfat terdapat di goa-goa kapur. Mineral ini
didapatkan di gunung Kromong Cirebon, Karang Bolong, Gunung Ijo
Gembong, Jepara, Rembang Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua dan pulau
Selayar.
16. Kaolin. Banyak digunakan untuk indsutri keramik, genting, semen, dan
sebagainya. Endapan kaolin banyak ditemukan di Jawa, Sumatera,
Bangka, Belitung, Kalimantan dan Sulawesi.
30
Geo Info
Batu Bara Dominasi Kontribusi Pasokan Energi Primer Indonesia pada 2020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, pasokan energi primer Indonesia
mencapai 1,44 miliar Barrels Oil Equivalent (BOE) pada 2020. Dari jumlah itu, batu bara (termasuk batu
bara dan briket) mendominasi dalam kontribusi pasokan energi primer Indonesia pada tahun lalu.
Pasokan energi primer batu bara tercatat sebesar 553,92 juta BOE. Jumlah tersebut setara kontribusi batu
bara mencapai 38,46% dalam penyediaan pasokan energi primer di Indonesia.
Minyak bumi, yang termasuk minyak mentah, produk minyak bumi dan LPG, juga memberikan kontribusi
yang cukup besar, yakni 32,82%. Hal ini wajar mengingat pembangkit listrik masih banyak menggunakan
minyak bumi maupun batu bara sebagai sumber energinya.
Kemudian, untuk sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti gas (termasuk gas alam dan LNG)
dan energi baru terbarukan memberikan kontribusi masing-masing 17,44% dan 11,28%. Biofuel, yang
termasuk biofuel cair (biodiesel) memberikan kontribusi 3,85%.
Kontribusi hydropower atau tenaga air dalam penyediaan pasokan energi primer sebesar 3,16%. Energi
terbarukan lainnya berkontribusi sebesar 2,11%, panas bumi 2,01%, tenaga angin 0,08%, tenaga matahari
0,05% dan biogas 0,01%.
Sebagai informasi, bentuk energi terdiri dari dua macam, yaitu energi primer dan energi akhir atau
sekunder. Energi primer merupakan energi yang diberikan oleh alam dan belum mengalami proses
pengolahan lebih lanjut, seperti minyak bumi, gas bumi, batu bara, tenaga air, dan panas bumi. Sedangkan
energi akhir (sekunder) merupakan bentuk transformasi dari energi primer yang dapat digunakan setelah
melalui beberapa proses, misalnya proses di kilang minyak, kilang LPG, pembangkit listrik, dan gas kota.
31
D. Pengelolaan Sumberdaya Alam (SDA) yang Berwawasan Lingkungan
Berkelanjutan
Sejumlah masalah lingkungan perlu dikelola secara serius, dan ini termasuk
praktik penambangan yang baik, penggunaan lahan pasca tambang, dan
pengembangan daerah dan masyarakat. Program pengembangan masyarakat
khususnya, harus ditentukan dengan jelas oleh masing-masing perusahaan operasi
bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah serta penduduk setempat. Ini
akan memainkan peran penting dalam mendukung program pengentasan
kemiskinan hingga kini masih menjadi bagian dari agenda strategis nasional
pemerintah (Suryantoro & Manaf, 2002). Pengelolaan sumber daya alam harus
hati-hati. Prinsipnya, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan agar tetap terjaga
kelestariannya. Sumber daya alam perlu dilestaikan supaya dapat mendukung
kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah, kehidupan
bisa terganngu. Beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian
SDA adalah sebagai berikut.
1. Penghijauan dan reboisasi
Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan
yang terkait dengan kelestarian air, tanah, dan udara. Keuntungan pelaksanaan
penghijauan antara lain sbagai berikut :
Tumbuh-tumbuhan dapat menyaring dan mengatur air, mencegah banjir,
dan menimbulkan mata air.
Tumbuh-tumbuhan menjadi factor penyubur tanah. Dedaunan berguguran,
semakin lama mengalami penuraian dan pembusukan sehingga menjadi
lapisan humus. Akar tanaman dapat mencegah erosi dan bahaya longsor.
Tumbuh-tumbuhan menghasilkan udara yang segar, sebab tumbuhan
mengambil CO2 dan melepaskan O2 yang diperlukan manusia untuk
bernafas. Hal ini terjadi pada proses fotosintesis.
2. Sengkedan
Untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah daerah perbukitan
ataupun tanah miring dibuatkan sengkedan atau terasering. Cara ini bertujuan
32
untuk mengantisipasi pada waktu terjadinya hujan, air banyak yang meresap
ke dalam tanah.
3. Pengembangan daerah aliran sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan daerah peka terhadap kerusakan
dan pencemaran, karena seringnya terjadi pengikisan lapisan tanah oleh arus
sungai. Untuk itu perlu pengendalian khusus bagi daerah ini. Cara
pengendalian DAS, antara lain sebagai berikut :
Tindakan tegas terhadap perusak lingkungan
Mengadakan penghijauan dan reboisasi hutan di sekitar DAS. Tujuannya
, mengatur, menyimpan air, dan mencegah pendangkalan sungai.
Membuat bendungan-bendungan dan saluran irigasinyang teratur.
4. Pengelolaan air limbah
Sumber air limbah dapat berasal dari rumah tangga, industri, dan pabrik.
Air limbah yang dibuang ke tanah dapat meresap, masuk ke tanah dan
bercampur dengan air tanah. Hal itu berarti bukan tanah saja yang tercemar,
tetapi juga air bawah permukaan tanah. Air limbah berbahaya bagi manusia.
Beberapa gangguan yang bisa ditimbulkan anatra lain adalah sebagai berikut :
Kesehatan. Bibit penyakit yang bisa ditularkan melalui air limbah
contohnya : kolera, disentri dan tipes.
Keindahan. Selain berbau ampas limbah tiak enak juga mengganggu
keindahan lingkungan sekitarnya.
Kehidupan biotik. Air limbah menganggu perkemangan kehiduan
karena beracun sehingga dapat mematikan makhluk hidup.
Karat atau aus, air limbah yang mengandung gas karbon dioksida
akan mempercepat karat atau aus benda-benda yng terbuat dari besi.
33
Daerah industri dijauhkan dari peredaran air yang berhubungan
langsung dengan sumber air minum penduduk.
Menemukan sumber bahan beracun dan segera melakukan
netralisasi secara kimia.Mencegah agar saluran air limbah jangan sampai
bocor.
Unsur-unsur yang tidak dapat dinetralisasi harus dibuang dengan
dipendam di dalam tanah yang jauh dari air, atau dibuang ke laut dengan
menggunakan drum-drum.
34
Menurut Wahyudi (2014), Pada lahan yang tidak berhutan atau lahan
kritis, metode konservasi tanah menggunakan cara mekanis dan teknik
vegetatif. Cara mekanis dilakukan dengan pembuatan teras sering, bangunan
penahan, bangunan drainase, penutupan dan lain- lain. Sedangkan mekanik-
vegetatif dilakukan dengan menggunakan tumbuhan atau tanaman.
Pola tanam yang digunakan dapat berbentuk penanaman dalam strip
(strip cropping).
Buffering, penutupan lahan curam dengn tanaman keras/pohon.
pola tanam ganda atau majemuk (multiple cropping).
sistem pertanian hutan (agroforestry).
pemanfaatan sisa tanaman (residual management)
Contour Farming, menanam secara sejajar garis kontur/lereng
(horisontal).
penanaman pada saluran pembuangan (grassed water ways).
Wind Breaks, penanaman tumbuhan untuk melindungi tanah dari tiupan
angin.
Contour Strip Cropping, membagi bidang tanah searah garis kontur
dengan pola tanaman campursari/tumpang sari dan berselang-seling.
Inter cropping (tumpang sari), sistem penanaman dengan menggunakan
dua atau lebih tanaman yang ditanam secara serentak dalam sebidang
lahan.
35
Irigasi, saluran air untuk pengairan lahan.
Cekdam / Balong / Waduk / Embung, membendung aliran air.
8. Konservasi Lahan Kritis
Pada daerah yang mempunyai kelerengan, konservasi vegetatif, yaitu dengan
melakukan penanaman jenis cepat tumbuh (fast growing species), tanaman
penutup (cover cropt) baik jenis asli (native species) maupun luar (exotic
species),dan atau pemelihara pertumbuhan alam (natural regeneration).
Perpaduan kedua teknik tersebut sangat tepat diterapkan untuk merehabilitasi
lahan kritis.
9. Konservasi secara Kimiawi
Memberikan masukan bahan untuk memperbaiki sifat tanah, biasanya dengan
bahan kimia (krilium, PVA, kapur dan sebaginya).
Bitumen = memperbaiki struktur tanah.
Soil Conditioner = memperkuat agregat tanah
Pupuk Kimia = menyuburkan tanah.
Belerang = menetralkan tanah yang basa.
36
pemanfaaatannya peril efisiensi bila perlu dikurangi dan digantikan dengan
sumberdaya yang mudah terbarukan dan lebih ramah lingkungan (Demirel 2016)
Pengelolaan SDA seperti halnya penambangan telah diakui memiliki
berbagai dampak seperti degradasi lingkungan, penurunan kualitas air, ancaman
habitat flora dan fauna, erosi dan sedimentasi, perubahan topografi, drainase
tambang asam, dan peningkatan fitur dampak sosial. Beberapa masalah industri
pertambangan Indonesia saat ini dalam kaitannya dengan aspek lingkungan
termasuk penggunaan lahan pasca tambang, pengembangan situs tambang yang
ditinggalkan, dan penambangan ilegal. Setelah penambangan sumberdaya tambang
habis massa eksploitasinya, Penggunaan lahan pasca penambangan harus lebih baik
didefinisikan terlebih dahulu untuk memungkinkan persiapan yang tepat dari lahan
untuk dikonversi menjadi penggunaan lahan yang diinginkan.
Pengurangan penggunaan sumberdaya yang tidak terbarukan dan tidak
merata, serta pengaruh pertumbuhan populasi yang sangat tinggi, sangat penting
diperhatikan untuk keberlangsungan hidup bangsa Indonesia. Lingkungan alam
memberi kemampuan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari manusia, tetapi
tanah, air, iklim dan energi matahari yang membentuk dukungan 'abiotik' yang
diperoleh dari alam, tidak tersebar secara merata ke berbagai tempat dan
keberadaannya semakin terbatas. Untuk itu perlu pengurangan dan penghematan
penggunaan sumberdaya tidak terbarukan, dengan memilih alternative pemanfaatan
sumberdaya terbarukan melalui perubahan gaya hidup dan penciptaan teknlogi
modern yang lebih ramah lingkungan.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, manusia membutuhkan aneka
SDA. SDA dari petambangan, mineral energi, maupun hayati sangat diperlukan.
Upaya mengeksploitasi SDA oleh manusia hendaknya menghindari untuk
menghabiskan secara keseluruhan, tetapi hendaknya memegang prinsip
pengurangan. Masaki (1995), mengemukakan bahwa eksploitasi dengan
menghabiskan tanpa tersisa akan merusak lingkungan dan menganggu
kesetimbangan lingkungan. SDA memunyai sifat ketergantungan dengan lainnya.
Dengan demikian, suatu tindakan terhadap suatu SDA, dampaknya akan terasa pada
SDA lainnya. Kerusakan ekosistem kehutanan akan berdampak pada lingkungan
37
sekitarnya, sehingga mengakibatkan terpicunya longsoran, banjir, kekeringan dan
lainnya.
38
atau kelompok kecil dan investasinya relatif murah adalah mendaur ulang besi.
Bahan bakunya berlimpah, ekonomis, dan cara pembuatannya sederhana.
Proses daur ulang sebenarnya juga merupakan salah satu cara menghemat
sumber daya alam. Sebagai contoh, pada daur ulang kertas. Jika daur ulang kertas,
maka berarti kita telah menghemat dan mengurangi terjadinya penebangan hutan.
Selain menghemat dan menyelamatkan hutan, dengan mendaur ulang kertas, juga
berarti mengurangi penumpukan sampah.
RANGKUMAN
SDA adalah bahan baku didapatkan dari bumi yang mencakup dalam
lingkungan fisik yang digunakan untuk perumahan, pakaian, pemanasan,
pendinginan, transportasi dan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia
lainnya.
Klasifikasi SDA terdiri pembagian bentuk yang bisa dimanfaatkan, proses
pembentukan, cara terbentuknya bahan galian, nilai ekonomisnya.
Pemanfatan SDA di Indonesia berupa air, angin, tanah, geothermal, aneka
hasil tambang yang ada di Indonesia.
Menurut cara terbentuknya bahan galian, SDA dapat diklasifikasikan
sebagai bahan galian magmatic, bahan galian pegmatite, bahan galian hasil
pengendapan, bahan galian hasil pengayaan sekunder, bahan galian hasil
metamorfosis kontak, bahan galian termal.
Konservasi lahan kritis dapat dilakukan secara mekanik, vegetative dan
kimiawi.
Pengelolaan SDA harus dilaksankan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan secara berkelanjutan memalui upaya prinsip pengurangan
(penghematan) dan prinsip daur ulang.
39
TES FORMATIF
1. Kontribusi industri pertambangan untuk ekonomi nasional diperlukan
sekarang, lebih dari sebelumnya, untuk membantu mendorong pemulihan
ekonomi dari krisis, dan dalam jangka panjang, untuk memainkan peran kunci
dalam pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Langkah
pemerintah untuk mendukung pembangunan berkelanjutan adalah…
A. Menarik investasi dari luar negeri untuk mengelola industri tambang
B. Memnuat pengolahan tambang dan limbahnya di dalam negeri sendiri
C. Melakukan pengawasan secara ketat perijinan pertambangaN di
Indonesia
D. Melindungi lingkungan melalui pengesahan dan penerapan hukum dan
peraturan yang tepat
E. Melakukan eksporasi potensi tambang untuk dikelola dengan teknologi
yang modern
2. Di sektor energi, minyak adalah sumber energi utama sejak 30 tahun terakhir
tahun, dan ini dapat menyebabkan penipisan cepat sumber daya ini dalam
waktu dekat. Dalam waktu dekat perlu diversifikasi energy yang ramah
lingkungan pengganti minyak bumi, yaitu…
A. Geothermal
B. Batubara
C. Gas bumi
D. Tenaga air
E. Energi nuklir
3. Drainase tambang asam perlu dikelola secara hati-hati agar tidak berdampak
negative pada lingkungan, terutama pada tambang…
A. Batu bara
B. Marmer
C. Sulfur
D. Kwarsa
40
E. Kaolin
4. Usaha-usaha untuk pencegahan dari dampak negatif air limbah industri adalah
sebagai berikut :.
A. Industri menimbulkan air limbah, wajib memasang peralatan pengendali
pencemaran air.
B. Netralisasi limbah secara kimia
C. Menutup saluran air limbah yang mengalami kebocoran
D. Menghentikan ijin pengoprasian bagi industry yang terbukti secara nyata
membuang limbah air di sungai
E. Industri menggunakan energy yang ramah lingkungan seperti gas alam
atau hidrolistrik
5. Laporan dari World Energy Council mengungkapkan bahwa 76% energi dunia
masih ditopang dari energy..
A. Hidro-listrik
B. Nuklir
C. Fosil
D. Geothermal
E. Sinar matahari
6. Potensi SDA apakah yang dimiliki daerah yang secara geologis berstruktur
geosinklin?
A. Bauxit.
B. Minyak bumi
C. Aluminium
D. Pasir besi
E. Emas
41
7. Potensi sumberdaya energi apakah yang paling ramah lingkungan yang
potensinya dimiliki oleh Sumatera?
A. Batu bara
B. Minyak bumi
C. Biodisel
D. Biogas
E. Panas bumi
10. Pada wilayah lahan dengan kemiringan kritis perlu dilakukan konservasi yang
salah satunya dengan cara vegetative, yaitu..
A. Countur striping
B. Countur farming
C. Sengkedan
D. Terasering
42
E. Menambah zat kapur
DAFTAR PUSTAKA
1. D
2. C
3. A
4. A
5. C
6. B
43
7. E
8. C
9. D
10. B
44