net/publication/299627676
CITATIONS READS
2 7,543
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Thermal fluid research for energy efficiency on heating an cooling, thermal storage, thermoelectric cooler and generator and solar thermal.. View project
PENGOLAHAN AIR PAYAU UNTUK KEGUNAAN AIR BERSIH DI KAWASAN SUNGAI SIAK, MENGGUNAKAN METODE RESISTANSI ELEKTRIK KAPASITAS 1200 L/JAM View
project
All content following this page was uploaded by Azridjal Aziz on 05 April 2016.
Oleh :
Dibiayai oleh :
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
Tahun 2008
RINGKASAN
Penjemuran langsung merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk
proses pengeringan, namun jika diteliti lebih seksama penjemuran langsung
membutuhkan waktu yang lebih lama dan kualitas hasil pengeringannya tidak terlalu
bagus.
Cara agar waktu pengeringan relatif lebih pendek dan kualitas hasil pengeringan
lebih baik, proses pengeringan dilakukan menggunakan teknologi rekayasa surya
sebagai hasil perbaikan dari cara pengeringan alami dan tradisional. Pengering Surya
(Solar Dryer) merupakan cara pengeringan menggunakan kolektor yang
memanfaatkan radiasi energi matahari dengan lebih maksimal (Azridjal, 2004).
Digunakannya rak bertingkat pada pengering surya jenis pemanasan langsung
bertujuan memaksimalkan pemanfaatan udara panas dan memaksimalkan pemakaian
ruang pengering, sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam
penerimaan udara panas. Pemanfaatan udara panas pada rak bertingkat lebih merata
dan menyentuh keseluruhan bahan dan produk yang akan dikeringkan.
Pada penelitian ini digunakan sebuah perangkat pengering surya (solar dryer)
menggunakan rak bertingkat. Alat pengering yang digunakan disini adalah untuk
kolektor surya jenis plat datar dengan fluida kerja udara. Kolektor yang digunakan
mempunyai luas absorber 1,6 m2 untuk kenaikan temperatur udara 30 0C, laju aliran
massa 1,094876 x 10-2 kg/s dan efisiensi diharapkan sebesar 55%. Besar kenaikan
temperatur udara serta efisiensi kolektor dipengaruhi oleh sifat-sifat radiasi kaca
penutup dan pelat absorber besar intensitas energi surya yang diterima dan laju
massa udara yang mengalir dalam kolektor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan yang dilakukan menggunakan
kolektor memberikan kualitas hasil pengeringan yang lebih baik, waktu pengeringan
lebih cepat ± ½ - 1 hari (tergantung produk yang dikeringkan) dibanding pengeringan
dengan dijemur langsung. Rata-rata hasil pengeringan dengan kolektor 76,7% dan
hasil pengeringan dijemur langsung 67.56%.Proses pengeringan dengan
menggunakan kolektor lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta
kualitas dari bahan yang dikeringkan lebih baik.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, sebagai rasa terima kasih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas kekuatan dan rahmat-Nya lah maka penulis akhirnya dapat menyelesaikan
Dalam mengerjakan penelitian ini tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi,
tapi berkat dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil,
akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis mengucapkan terima
2. Bapak Dr. Syaiful Bahri, M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Riau dan Bapak Dalil, ST. MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Penulis yakin sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis akan berbesar hati atas saran dan kritik yang membangun agar penelitian
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
RINGKASAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I. PENDAHULUAN 1
3.2. Metode 12
5.1. Kesimpulan 25
5.2. Saran-saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 27
DAFTAR TABEL
pengeringan
PENDAHULUAN
(Dahnil, 1990), intensitas radiasi surya yang mencapai permukaan bumi besarnya
bervariasi sampai 1000 W/m2, tergantung waktu, letak geografis dan kondisi cuaca
lokal. Pada siang hari untuk Indonesia, harga intensitas radiasi matahari rata-rata
adalah sebesar 600 W/m2 (Suwono, 1980). Ini berarti untuk rumah berukuran sedang
dengan luas 50 m2, setiap harinya akan menerima energi radiasi surya sebesar 30 kW
atau sekitar 3 kW jika dikonversi dalam bentuk energi listrik dengan efisiensi 10 %
dan efisiensi yang lebih besar diperoleh jika dikonversi sebagai energi termal (sekitar
Sampai saat ini telah dikenal banyak cara untuk memanfaatkan energi surya yang
telah dibuktikan memenuhi kelayakan teknologi, namun atas dasar ini saja belum
ekonomi dan sosial perlu menjadi perhatian agar pemanfaatan teknologi ini dapat
Pemanfaatan energi surya (solar energy) untuk tujuan pengeringan telah dikenal
sejak dahulu sekali, yaitu pengeringan secara langsung (pasif) dengan melakukan
penjemuran. Penjemuran langsung merupakan cara mudah dan murah untuk proses
1
membutuhkan waktu yang lama dan kualitas hasil pengeringannya kurang bagus.
Agar waktu pengeringan relatif lebih pendek dan kualitas hasil pengeringan lebih
hasil perbaikan dari cara pengeringan alami dan tradisional. Pengering Surya (Solar
untuk berbagai pengeringan lainnya yang dapat menghemat penggunaan energi tak
dibutuhkan juga merupakan bagian yang dapat dicapai dengan alat pengering surya.
sehingga alat pengering menjadi lebih kompak dan efisien dalam penerimaan udara
panas. Pemanfaatan penyimpan panas berubah fasa pada pengering surya ini akan
menjaga panas lebih merata ke seluruh bahan dan penurunan temperatur tidak
terjadi secara drastis pada saat intensitas cahaya matahari yang berkurang.
Pemanfaatan energi surya (solar energy) untuk tujuan pengeringan telah dikenal
sejak dahulu sekali, yaitu pengeringan secara langsung (pasif) dengan melakukan
2
penjemuran. Cara tradisional ini merupakan cara yang paling mudah dan murah
untuk proses pengeringan karena hanya memerlukan biaya investasi dan ongkos
buruh yang relatif kecil, namun jika diteliti lebih seksama penjemuran langsung
membutuhkan waktu yang lebih lama, area penjemuran yang lebih luas dan kualitas
hasil pengeringannya tidak terlalu bagus. Sebagai contoh, dalam proses pengeringan
kontaminasi oleh debu, serangga, dan binatang lainnya, serta pembusukan karena
kerugian tersebut sehingga cara ini dapat diterima masyarakat dan mulai
merupakan pemecahan yang lebih tepat terutama karena letak geografik Indonesia
berubah fasa dan sebuah ruang pengering dengan rak bertingkat untuk
sudah ada dengan menggunakan peyimpan panas berubah fasa yaitu : lama
3
pengeringan, distribusi temperatur ruang pengering, beban pengeringan, kadar
panas.
Pada penelitian ini digunakan sebuah prototipe alat pengering surya jenis
panas matahari. Kualitas hasil pengeringan dan waktu pengeringan menjadi lebih
baik dengan waktu pengeringan yang lebih cepat. Diharapkan alat ini nantinya dapat
dimanfaatkan untuk usaha kecil yang dalam produksinya membutuhkan energi untuk
Untuk sampel pengeringan pisang sale, waktu pengeringan untuk produk pisang sale
lebih cepat ½ sampai 1 hari dengan kualitas pisang sale yang baik dan bersih,
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Energi matahari sebagai sumber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak
dapat habis, serta gratis dan mempunyai prospek yang cukup baik untuk
memiliki curah radiasi matahari yang hampir konstan sepanjang tahun. Agar
pemanfaatan energi surya ini lebih baik maka digunakan alat pengumpul energi
matahari. Alat ini dapat berupa pengumpul pelat datar dan konsentrator.
(Azridjal, 2003).
Pemanas udara surya adalah alat yang dapat mengkonversikan energi radiasi
radiasi matahari ke dalam energi kalor sehingga akan meningkatkan entalpi udara.
Alat ini pada umumnya sangat sederhana. Alat ini biasanya disebut
berfungsi untuk mengkonversi energi, sebuah suatu saluran udara dan sebuah
penutup bagian atas dapat ditambahkan jika diperlukan. Saat udara mengalir masuk
temperatur udara bertambah atau dengan kata lain diperoleh udara panas.(Azridjal,
2004)
solar drier (pasif), dan pemanas surya tidak langsung/ indirect solar drier (aktif) atau
5
Pemanas surya langsung (pasif), di mana radiasi yang matahari diserap secara
langsung oleh produk dan lingkungan sekitar. Bentuk sederhana dari pengering ini
terdiri dari sebuah kotak berisi produk dengan suatu tutup transparan pada
kemiringan tertentu, dan lubang ventilasi untuk tempat masuknya udara segar dan
keluarnya udara yang lembab. Radiasi surya yang menimpa kotak dengan tutup
pengering, dan menyebabkan uap air keluar dari bahan yang sedang digeringkan.
Sistem seperti ini mirip dengan suatu rumah kaca dimana plastik atau kaca
udara yang kemudian dialirkan ke ruang pengering /aktif. Pengering surya ini
menggunakan suatu kolektor udara surya terpisah, terdiri dari suatu plat logam yang
berwarna gelap di (dalam) suatu kotak dengan tutup kaca transparan (gambar 2.2).
6
2.2 Keseimbangan Energi Pada Kolektor
QA GA( ) (2.1)
dimana QA adalah besar energi yang diserap (kW), G adalah radiasi surya total
(kW/m2), A adalah luas kolektor surya (m2), τ adalah faktor transmission dari
QL UA Tp Ta (2.2)
dimana QL adalah kerugian energi dari kolektor (kW), U adalah nilai koefisien
perpindahan kalor keseluruhan dari kolektor (kW/m2K), A adalah luas kolektor surya
(m2), Tp adalah temperatur pelat penyerap kolektor (K), dan Ta adalah temperatur
Energi Energi
surya yang bermanfaat
diserap dari
kolektor kolektor
h1
t1
Kerugian energi
dari kolektor
Qs GA UA(Tp Ta ) (2.3)
Energi yang diterima oleh kolektor dengan intensitas radiasi (Eglob) dan luas
7
Efisiensi kolektor ditentukan dari besarnya energi yang diserap oleh kolektor
Qs
a (2.5)
Qin
bahan sampai pada harga tertentu dengan menggunakan kalor. Pada proses
pengeringan terjadi dua proses secara bersamaan yaitu proses perpindahan energi
dalam kalor/panas dari lingkungan untuk menguapkan kandungan air dari bahan dan
bersamaan. Pada proses pengeringan terjadi perpindahan massa air secara termal
oleh kadar air awal bahan yang akan dikeringkan, kadar air akhir yang diinginkan,
dan jumlah massa bahan yang akan dikeringkan. Rumusan energi pengeringan yang
Dari gambar 2.4 dapat dihitung keseimbangan energi dan massa proses pengeringan
yaitu :
m1h1 mw hw m2 h2 Q (2.6)
dimana :
8
1 = kondisi masuk sistem
2 = kondisi keluar sistem
m = massa udara (kg udara kering/jam)
W = kelembaban mutlak (kg/kg udara kering)
h = entalpi udara (kJ/kg)
mw = massa air yang dikeluarkan dari bahan yang
dikeringkan(kg/jam)
hw = entalpi penguapan air (kJ/kg)
Q = kalor untuk pengeringan (kJ/jam)
m1 Udara Ruang m2
W1 W2
Pengering
h1 h2
t1 t2
Q Mwhw
mw m W2 W1 (2.8)
Besarnya energi total ( QT ) pada proses pengeringan sangat tergantung pada kadar
air bahan, kadar air akhir yang diinginkan, massa bahan yang akan dikering dan
temperatur air di dalam bahan ( Qm ), energi untuk menguapkan kandungan air dalam
QT Qk Qm Qe Qv (2.9)
Penyimpan panas berfungsi untuk memberikan panas tambahan jika energi yang
9
penyimpan energi adalah kapasitas panas yang besar, kerapatan penyimpan energi
Persamaan umum penyimpan energi sesuai dengan jumlah panas yang diserap
adalah :
ms .i
4400 sampai 6600kJ 2
Ac m (2.10)
i C pl To Tm i sl C pl Tm Tmin
sebagai penyimpan panas sensibel lebih praktis dan murah dibandingkan dengan
media penyimpan panas yang berubah fasa (penyimpan panas laten). Besarnya panas
sensibel yang diperlukan untuk menaikkan temperatur batu tiap satuan massa sebesar
dq
C (2.11)
m.dt
Untuk penyimpan panas laten yaitu penyimpanan yang terjadi pada bahan/zat
yang saat berlangsungnya perubahan fasa zat, yaitu dari padat ke cair atau dari cair
ke padat. Persamaan untuk panas laten adalah :he equation for latent heat is:
Q mL (2.12)
perubahan fasa zat (joules), massa zat (m), dan L merupakan panas laten spesifik
10
BAB III
Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling
menaikan temperatur fluida kerja yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
menjadi energi panas, sehingga temperatur pelat tersebut menjadi naik. Energi panas
ini dipindahkan ke fluida udara yang mengalir didalam kolektor diatas pelat
absorber. Perpindahan panas pada kolektor udara akan terjadi secara konduksi,
1. Pelat absorber, yaitu berupa pelat yang beralur V yang terbuat dari pelat
aluminium.
3. Isolasi panas, yaitu penyekat panas yang diletakkan disamping, belakang dan
4. Saluran fluida kerja, yaitu saluran fluida terletak antara pelat absorber dengan
11
Fakultas Teknik, Universitas Riau. Di Laboratorium Perawatan dan Perbaikan ini
dilakukan pembuatan perangkat pengering surya (solar dryer) jenis pemanasan tidak
3.2 Metode
Pada tahapan ini dilakukan persiapan perangkat pengering surya dengan rak
dan massa produk yang dikeringkan. Pengambilan data dilakukan baik tanpa
12
produk yang akan dikeringkan maupun dengan produk yang akan
data produk yang dikeringkan dalam perangkat pengering surya. Hal ini
pengaruh temperatur bola basah, temperatur bola kering masuk dan keluar
bahan yang dikeringkan untuk jumlah massa yang sama, perubahan beban
lanjutan.
Sebagai dasar perencanaan untuk mengetahui luas kolektor yang akan dirancang,
temperatur udara keluar kolektor, laju aliran fluida kerja, dan intensitas radiasi surya.
13
Besarnya kehilangan panas pada kolektor, terutama secara konveksi dari kolektor
berikut ini :
g) Efisiensi Kolektor
c) Dimensi kolektor
Bahan yang dipakai untuk pelat absorber (penyerap) antara lain: tembaga,
dipilihlah pelat seng dengan tebal 0,4 mm dengan nilai konduktivitas (k)
14
Kaca transparan yang digunakan diperoleh dari toko kaca, dengan nilai
3. Pemilihan Isolasi
dengan konduktivitas termal (k) 0,043 W/m2 0C dan tebal isolasi 1,5 cm.
udara dengan absorber didalam kolektor dan udara dapat menyentuh seluruh
maksimal.
Bahan rangka dipilih material baja pelat siku dengan ukuran 2,5 cm x 2,5 cm
a. Pelat siku untuk rangka dan Pelat seng untuk pelat absorber
Rangka kolektor terbuat dari bahan besi siku dimana ukuran bagian dalam kolektor
berbentuk empat persegi panjang.. Pada dudukan bagian bawah dilapisi dengan
triplek dengan sedangkan pada bagian sisi samping akan dilapisi dengan kayu agar
15
lebih kaku dan tahan lama. Pelat siku tersebut dipotong dengan menggunakan gergaji
besi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan sesuai dengan perancangan,
kemudian pelat siku dilas sesuai dengan bentuk gambar perancangan (Desain), dalam
rangka/kontruksi tersebut harus mampu menahan beban yang yang cukup berat.
60
45
radiasi matahari. Bentuk corrugated (beralur) yang berbentuk V yang semula dari
sesuai dengan jumlah pelat absorber. Tempat kedudukan kolektor tersebut dibuat
16
6. Pemasangan Isolasi
Pemasangan isolasi dilakukan pada bagian sisi bawah, samping kiri-kanan dan
pada sisi belakang. Bahan isolasi yang digunakan adalah papan gabus, rigid foam
dan triplek.
2. Pada sisi terluar bagian samping dari rangka dudukan kolektor dipasang
pelat seng ,
pelat seng kemudian kayu, setelah kayu baru dilapisi dengan rigid foam.
6. Setelah itu pelat aluminium yang telah ditekuk diletakkan diatas rigid
7. Kanal dipasang pada pelat aluminium sebanyak tujuh lembar pelat dari
seng.
9. Pasang pegangan rangka kaca penutup dan engsel diantara rangka kaca
Kolektor yang telah dibuat diatas kemudian diletakkan pada dudukan kolektor
yang terbuat dari baja siku berukuran 3 cm x 3 cm dengan sudut kemiringan (β) 10o.
17
BAB IV
Desain Termal
yaitu Qu = 441,111526 W.
QL = 268,235 Watt.
Dimana:
Qb = 53,47 Watt.
18
Qs = 34,255 Watt.
Qa = 180,504 Watt.
= 34,5 %.
= 62,9 %.
Desain Konstruksi
Pelat absorber
Kaca Penutup
Isolasi Termal
19
Konduktifitas termal : 0,043 W/m2 0C.
Rangka Kolektor
Kemiringan Kolektor : 40 0.
Pembersihan sampel.
Melakukan penimbangan berat dari sampel yang akan diuji. Dalam pengujian
sebesar 450 gram, salah satu rak dilakukan pengujian di luar alat penguji.
Proses pengambilan data berat dari sampel dilakukan setiap 1 jam sekali.
Proses pengambilan data temperatur dari alat juga dilakukan pada setiap 1
jam sekali, data temperatur alat diambil pada 8 titik pengujian diantaranya 4
titik pada rak, 2 titik pada kolektor, dan 2 titik pada saluran masuk dan keluar.
Proses pengambilan data pada alat pengering ini tergantung dari kondisi cuaca
pada saat pengujian karena alat ini bekerja dengan memanfaatkan sinar radiasi yang
dipancarkan oleh matahari. Jenis sampel pengujian yang digunakan adalah pisang.
20
Proses pengujian (pengeringan) merupakan proses perpindahan panas/kalor dan
uap air secara simultan (perpindahan massa), yang memerlukan energi panas untuk
menguapkan kandungan air yang ada pada sampel (pisang). Laju penguapan air pada
ruang pengering.
Adapun proses analisa data dilakukan setelah alat pengering surya tersebut selesai
dibuat. Proses pengujian dilakukan pada salah satu produk rumah tangga yaitu pisang
yang dilakukan didalam alat pengering surya dengan proses pengeringan secara
Intensitas radiasi matahari tidak diukur, karena tidak tersedianya alat ukur radiasi
temperatur pelat absorber, sehingga variasi intensitas radiasi matahari saat pengujian
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada pisang diketahui bahwa kadar air yang
yang terjadi pada setiap rak berkurang (tabel 4.1). Setelah 14 jam proses pengeringan
21
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Massa Bahan (Pisang).
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa proses pengeringan yang dilakukan dengan
alat pengering ini lebih cepat bila dibandingkan dengan proses pengeringan di alam
terbuka. Pengeringan di dalam kolektor lebih cepat dari pengeringan di alam terbuka,
kolektor lebih tinggi dari temperatur pengeringan di alam terbuka (sama dengan
alat pengering lebih baik dan lebih bersih dibandingkan yang dikeringkan langsung
di alam terbuka. Bahan yang dikeringkan dalam kolektor lebih bersih karena
terhindar dari debu, kotoran dan gangguan binatang atau serangga, sehingga harga
22
Tabel 4.2 Persentase Massa Bahan Yang Menguap
330 Di Luar
300
270
240 0
210
180
150
120
90
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Lam a Pengeringan (jam )
Gambar 4.1 Pengurangan Massa bahan yang dikeringkan terhadap waktu pengeringan
Temperatur pengujian maksimum terjadi pada pelat absorber yang berwarna hitam
kabur dengan temperatur antara 109,1 0 C sampai 114,5 0 C yang terjadi pada pukul
lingkungan. Kerugian panas pada sisi samping terjadi karena akibat dari
Kerugian panas yang terbesar terjadi pada sisi atas kolektor hal ini terjadi karena
23
kerugian akibat dari konduksi ke kaca penutup serta radiasi dan konveksi secara
bersamaan ke lingkungan.
TEMPERATUR °C
No Jam (Wib) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T~
1 10.00 - 11.00 44.3 74.8 89.3 50.8 56.8 65.7 62.9 66.3 33.3
2 11.00 - 12.00 46.4 85.3 95.1 55.4 59.2 70.1 69.1 68.5 33.4
3 12.00 - 13.00 50.3 92.1 103.1 61.1 63.8 68.4 77.2 71.1 33.4
4 13.00 - 14.00 51.8 97.3 104.2 62.6 69.9 73.8 82.1 69.1 34.2
5 14.00 - 15.00 48.5 89 97 60.8 67.2 71.8 79.5 72.3 33.6
6 15.00 - 16.00 47.8 83.2 81.5 59.4 64 67 76 65.3 33.2
7 16.00 - 17.00 42.6 67.6 66.5 53.1 53 57.2 59.3 58.9 33.2
Rata-rata 40.37 78.43 90.5 55.51 59.39 63.1 69.67 70.83 33.2
Keterangan :
T1 : Temperatur udara masuk (Tin).
T2 & T3 : Temperatur plat absorber.
T4,T5,T6,T7 : Temperatur rak pada ruang pengering.
T8 : Temperatur keluar (Tout).
T : Temperatur lingkungan.
110
T1
100
T2
90
T3
Temperatur (C)
80
T4
70
T5
60 T6
50 T7
40 T8
30 Tling
20
1 2 3 4 5 6 7
Lam a Pe nge ringan (jam )
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengembangan kolektor pengering tenaga surya (solar
dryer compact) jenis pemanasan langsung menggunakan bahan penyimpan panas
berubah fasa adalah :
1. Rata-rata hasil pengeringan dengan kolektor 76,7% dan hasil pengeringan
dijemur langsung 67.56%.Proses pengeringan dengan menggunakan kolektor
lebih cepat bila dibandingkan dengan cara tradisional serta kualitas dari bahan
yang dikeringkan lebih baik.
2. Proses pengeringan dengan Solar Dryer menggunakan penyimpan panas
temperatur kolektor lebih merata dan lebih cepat kering. Proses pengeringan
masih tetap berlangsung beberapa jam, saat cahaya matahari tertutup atau saat
sore hari dengan sumber panas dari penyimpan panas.
5.2 Saran-saran
Adapun saran yang perlu diperhatikan untuk pengembangan dan pemakaian
kolektor pengering tenaga surya (solar dryer) :
1. Gunakan isolasi yang memiliki harga konduktivitas termal yang rendah.
2. Pada waktu melakukan pengujian saat penimbangan sebaiknya dilakukan
dengan cepat untuk menghindari terjadinya rugi-rugi panas.
3. Pada saat pembingkaian kaca, sebaiknya kaca tersebut diberi sedikit jarak
(clearance) untuk menghindari terjadinya pemuaian terhadap kaca yang
dapat mengakibatkan kaca tersebutreta dan pecah.
4. Agar hasil pengeringan merata pada setiap rak perlu dilakukan rotasi
posisi rak.
5. Perlu penelitian lebih lanjut dari alat ini dengan penyimpan panas yang
bebeda, dan menutup alat pengering dengan penutup khusus sehingga
penurunan temperatur yang drastis saat cuaca mendung atau sore hari
dapat dihindari.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
Tabel . Sifat-Sifat Udara Pada Tekanan Atmosfer.
Nilai μ, k, cD, dan Pr tidak terlalu bergantung pada tekanan dan dapat digunakan
untuk tekanan yang cukup luas.
T, K ρ cp μ v k α Pr
kg/m3 kj/kg.0C kg/m.s x 105 m2/s x 104 W/m.0C m2/s x 104
100 3.6010 1.0266 0.6924 1.923 0.009246 0.02501 0.770
150 2.3675 1.0099 1.0283 4.343 0.013735 0.0574 0.753
200 1.7684 1.0061 1.3289 7.490 0.01809 0.10165 0739
250 1.4128 1.0053 1.5990 11.31 0.02227 0.15675 0.722
300 1.1774 1.0057 1.8462 15.69 0.02624 0.22160 0.708
350 0.9980 1.0090 2.075 20.76 0.03003 0.2983 0.697
400 0.8826 1.0140 2.286 25.90 0.03365 0.3760 0.689
450 0.7833 1.0207 2.484 31.71 0.03707 0.4222 0.683
500 0.7048 1.0295 2.671 37.90 0.04038 0.5564 0.680
550 0.6423 1.0392 2.848 44.34 0.04360 0.6532 0.680
600 0.5879 1.0551 3.018 51.35 0.04659 0.7512 0.680
650 0.5430 1.0635 3.177 58.51 0.04953 0.8578 0.682
700 0.5030 1.0752 3.332 66.25 0.05230 0.9672 0.684
750 0.4709 1.0856 3.481 73.91 0.05509 1.0774 0.686
800 0.4405 1.0978 3.625 82.29 0.05779 1.1951 0.689
850 0.4149 1.1095 3.765 90.75 0.06028 1.3097 0.692
900 0.3925 1.1212 3.899 99.3 0.06279 1.4271 0.696
950 0.3716 1.1321 4.023 108.2 0.06525 1.5510 0.699
1000 0.3524 1.1417 4.152 117.8 0.06752 1.6779 0.702
1100 0.3204 1.160 4.44 138.6 0.0732 1.969 0.704
1200 0.2947 1.179 4.69 159.1 0.0782 2.251 0.707
1300 0.2707 1.197 4.93 182.1 0.0837 2.583 0.705
1400 0.2515 1.214 5.17 205.5 0.0891 2.920 0.705
1500 0.2355 1.230 5.40 229.1 0.0946 3.262 0.705
1600 0.2211 1.248 5.63 254.5 0.100 3.609 0.705
1700 0.2082 1.467 5.85 280.5 0.105 3.977 0.705
1800 0.1970 1.287 6.07 308.1 0.111 4.379 0.704
1900 0.1858 1.309 6.29 338.5 0.117 4.811 0.704
2000 0.1762 1.338 6.50 369.0 0.124 5.260 0.702
2100 0.1682 1.372 6.72 399.6 0.131 5.715 0.700
2200 0.1602 1.419 6.93 432.6 0.139 6.120 0.707
2300 0.1538 1.482 7.14 464.0 0.149 6.540 0.710
2400 0.1458 1.574 7.35 504.0 0.161 7.020 0.718
2500 0.1394 1.688 7.57 543.5 0.175 7.441 0.730
27
Tabel. Sifat-sifat bukan logam.
Bahan Temperatur k, ρ c α
0
C W/m/.0C kg/m3 kj/kg.0C m2/s x 107
Bahan-bahan bangunan dan penahan kalor
Aspal 20-55 0.74-0.76
Bata:
Bata bangunan 20 0.69 1600 0.84 5.2
Biasa
Muka 1.32 2000
Bata karborundum 600 18.5
1400 11.1
Bata krom 200 2.32 3000 0.84 9.2
550 2.47 9.8
900 1.99 7.9
Tanah diatomea
Dicetak dan 200 0.24
Dibakar 870 0.31
Bata tahan api 500 1.04 2000 0.96 5.4
Dibakar 24260F 800 1.07
1100 1.09
Dibakar 26420F 500 1.28 2300 0.96 5.8
800 1.37
1100 1.40
Missouri 200 1.00 2600 0.96 4.0
600 1.47
1400 1.47
Magnesit 200 3.81 1.13
650 2.77
1200 1.90
Semen, portland 0.29 1500
Moster 23 1.16
Beton, sinder 23 0.76
Batu, 1.2-4 campur 20 1.37 1900- 0.88 8.2-6.8
Gelas, jendela 20 0.78 (avg) 2300 0.84 3.4
Korosilikat 30-75 1.09 2700
Plaster, gips 20 0.48 2200 0.84 4.0
La logam 20 0.47 1440
Lat kayu 20 0.28
Batu:
Granit 1.79-3.98 0.82 8-18
Batu kapur 100-300 1.26-1.33 2640 0.90 3.6-5.9
Marmer 2.07-2.94 2500 0.80 10-13.6
Batu pasir 40 1.83 2500- 0.71 11.2-11.9
Kayu (melintas serat) 2700
Balsa, 8,8 lb/ft3 30 0.55 2160-
Sipres 30 0.097 2300
Fir 23 0.11 2.72 0.96
Mapel atau oak 30 0.166 140 2.4 1.28
Pinus kuning 23 0.147 460 2.8 0.82
Pinus putih 30 0.112 420
540
640
430
28
Tabel ABSORBER TEST MATERIAL
Code letters A through H indicate material coupon specimens cut from solar
collector A through H. codes 1 through P test at the materials level only.
These properties are dependent on the formulation and manufacturing
processes used, other product within a generic class of materials may have
significantly different properties.
Everage values based on s minimum of 10 test specimens
from NBS TN 1136,1981. NBS Solar collector durability and reliability test
program plan by D. Wakman , E. street, and T. seiler
29
\
30
Tabel 1. Data Massa Bahan Yang Dikeringkan
TEMPERATUR °C
No Jam (Wib) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T~
Hari Rabu, 26 November 2008
1 10.00 - 11.00 44.3 74.8 89.3 50.8 56.8 65.7 62.9 66.3 33.3
2 11.00 - 12.00 46.4 85.3 95.1 55.4 59.2 70.1 69.1 68.5 33.4
3 12.00 - 13.00 50.3 92.1 103.1 61.1 63.8 68.4 77.2 71.1 33.4
4 13.00 - 14.00 51.8 97.3 104.2 62.6 69.9 73.8 82.1 69.1 34.2
5 14.00 - 15.00 48.5 89 97 60.8 67.2 71.8 79.5 72.3 33.6
6 15.00 - 16.00 47.8 83.2 81.5 59.4 64 67 76 65.3 33.2
7 16.00 - 17.00 42.6 67.6 66.5 53.1 53 57.2 59.3 58.9 33.2
Rata-rata 40.37 78.43 90.5 55.51 59.39 63.1 69.67 70.83 33.2
Hari Kamis, 27 November 2008
1 10.00 - 11.00 46.3 85.3 93.8 56.9 63.6 69.5 71.7 68.2 33.2
2 11.00 - 12.00 48 87.3 102.6 63.4 71.9 76.7 55.6 77.2 33.5
3 12.00 - 13.00 46.6 78.8 94.3 64.2 67.4 70 68.9 68.2 34.2
4 13.00 - 14.00 42.4 61.7 70.2 51.8 53.5 56.6 58.2 55.8 34.5
5 14.00 - 15.00 39.4 60.5 65 47.2 56.3 52.9 55.6 53 34
6 15.00 - 16.00 54.6 99.4 91.5 68.5 77.6 80 85.5 79.3 33.3
7 16.00 - 17.00 39 54.9 56.7 49.7 49.2 51.4 53.4 51.9 32.2
Rata-rata 40.37 78.43 90.5 55.51 59.39 63.1 69.67 70.83 33.2
31
Massa bahan terhadap lama pengeringan
450
Rak 1
420
Rak 2
390
Rak 3
360 Rak 4
90
80 T4
70 T5
60
T6
50
T7
40
30 T8
20 Tling
1 2 3 4 5 6 7
Lama Pengeringan (jam)
80 T4
70 T5
60
T6
50
40 T7
30 T8
20
Tling
1 2 3 4 5 6 7
Lam a Pengeringan (jam )
32