Modul 18.
Praktek dan Seminar
1
MATERI PEMBINAAN AHLI K3 LISTRIK
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaandan K3
No. :Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.
I. KELOMPOK DASAR :
I.1.Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan K3
I.2.Pembinaan dan Pengawasan K3 Listrik
IV.1EVALUASI :
IV.1.Evaluasi (Teori)
2
Modul 18.
Praktek dan Seminar
Halaman
18. Praktek dan Seminar 4
18.1. Contoh Laporan Praktek dan Seminar 4
Cover Laporan Praktek dan Seminar 5
Lembar Pengesahan 6
Daftar Isi 7
Bab I. Pendahuluan 8
Bab II. Landasan teori 9
Bab III. Profil lokasi Praktek Kerja Lapangan 29
Bab IV. Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) 30
Bab V. Menggunakan Check List Pencegahan Bahaya Listrik (Electrical 37
Hazrds Prevention)
Bab VI. Penutup 46
Lampiran A. Foto-foto sewaktu Praktek 48
Lampiran B. Foto-foto selama Seminar 49
3
Modul 18.
Praktek dan Seminar
Setelah melaksanakan Praktek sesuai dengan Petunjuk Instruktu, maka dibuat Laporan Praktek
dan Seminar untuk dipresentasikan.
Berikut ini adalah Contoh Laporan Praktek dan Seminar, bisa dirubah sesuai dengan kondisi dan
situasi atas persetujuan Instruktur.
4
PEDOMAN
BERUPA CONTOH
Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia
PT.Sehat Semangat
5
LEMBAR PERSETUJUAN
(tanda tangan)
(tanda tangan)
(tanda tangan)
Ir.Bokir Mutakir,MT
6
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan
LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 tahun 2105 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik ditempat Kerja, kemudian terbit Surat Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5
Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang
Listrik.
Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral itu disebutkan Materi Pembinaan Kelompok Inti no.17
adalah Praktek, dan no.18 adalah Seminar.
Oleh karena itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan & Seminar pada saat Pembinaan Calon Ahli
K3 Listrik.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan & Seminar ini adalah :
C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 13 Februari 2017 sampai
dengan 25 Februari 2017 di Buana Raja-Ternate.
Sedangkan Praktek Kerja Lapangan dan Seminar dilaksanakan pada hari pembinaan ke 10 yaitu
tanggal 23 Februari 2017 di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) Pantai Neo-Ternate.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
BAB III
PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) di Pantai Neo-Ternate merupakan realisasi dari Sistem
Inovasi Daerah (SIDa), yang melibatkan berbagai unsur pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat luas dalam mewujudkan Pembangkit Listrik energi terbarukan yang ramah
lingkungan.
Yang dimaksud dengan Tenaga Hibrid adalah kombinasi Tenaga Angin dan Tenaga Surya
(Matahari).
Secara geografis, pesisir pantai selatan Ternate merupakan lahan terbuka yang luas, matahari
yang bersinar sepanjang hari dan kecepatan angin rata-rata dengan intensitas 4 meter per detik.
Kondisi tersebut menjadikan satu kriteria pemilihan lokasi pengembangan Tenaga Hibrid di Pantai
Neo-Ternate dengan luas ±18 ha. Lokasi ini didukung oleh kondisi alam yang terbuka di sebelah
selatan yang berhadapan langsung dengan lautan luas. Kondisi ini cukup layak dijadikan tempat
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid dengan Turbin angin putaran rendah dan Panel surya.
Kincir angin dan Panel surya saling mendukung dalam memasok energi listrik. Jika panas terik
dan kecepatan angin rendah, maka Panel surya yang bertugas menyuplai energi listrik dan
kemudian menyimpannya dalam battery/accu. Begitu halnya jika cuaca hujan dan kecepatan
anginnya kencang, maka kincir angin yang akan mengambil alih sebagai penyuplai energi.
Listrik DC dari battery dirubah menjadi AC 220 Volt satu fasa dengan total daya 90 KW.
Energi listrik yang dihasilkan dari PLTH diharapkan bisa mendukung sektor perikanan /nelayan,
pertanian, dan sektor pariwisata yang saat ini sedang dikembangkan di Pantai Neo-Ternate.
29
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)
Dari 9 Riksa Uji yang berkaitan langsung dengan K3 Listrik, hanya 3 saja yang bisa dilaksanakan
ditempat Praktek, yaitu Uji Tahanan Isolasi, P.I untuk tegangan rendah dan Tahanan Pentanahan
(ERT=Earth Resistance Testing), karena keterbatasan Alat Uji dan peralatan tegangan menengah
nya tidak bisa dimatikan.
Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:
a). Pengujian tahanan isolasi kabel intalasi listrik 1 fasa 220 Volt
1. Instalasi listrik Fasa R-Ground= 25,7 GΩ, 1).PUIL 2011, untuk Pengukuran
220 Volt, Nilai
1 fasa 220 Volt Fasa S-Ground=13,8 GΩ, minimum =0,5 MΩ
Fasa T-Ground=87,2 GΩ.
Kesimpulan:Bagus
30
b). Pengujian tahanan isolasi motor listrik 3 fasa 480 Volt
Kesimpulan:Bagus
2. Riksa Uji P.I (Polarization Index Testing) pada Motor listrik tersebut.
31
3. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)
Maksimum 5 Ω
32
BAB V
MENGGUNAKAN
CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)
CHECK LIST
PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)
1.Jangan membiasakan diri Pekerja sering terlihat menyentuh Menggunakan APD misalnya
mencoba secara sengaja panel listrik bertegangan tanpa sarung tangan, safety shoes.
maupun tidak sengaja menggunakan APD.
memegang benda-benda
logam yang kemungkinan
bisa ada tegangan listriknya.
33
34
4.Beri pagar pengaman pada
bagian-bagian bertegangan
yang kemungkinan bisa
tersentuh manusia secara
tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila
perlu). Pada ruang battery tidak terdapat
pagar pengaman untuk posisi
battery.
Menambahkan barikade/
pagar pembatas
Menambahkan kabel
grounding pada body panel
dan disambungkan pada
system grounding yang ada
35
Diruang battery terdapat panel
yang ada kabel groundingnya tapi
tidak disambungkan ke body
panel.
Menyambungkan kabel
grounding tersebut ke body
panel
36
7.Pasang ELCB (Earth
Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity
maksimum 30 mA. Nama
lain dari ELCB adalah GPAS
(Gawai Proteksi Arus Sisa),
alias RCCB (Residual Current
Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector),
alias GFCI (Ground Fault
Current Interrupter).
Pasang ELCB
8.Laksanakan LOTO (Lock Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
Out Tag Out) sewaktu dengan sistem LOTO
melakukan pekerjaan listrik.
37
9.Gunakan PPE (Personal
Protective Equipment) atau
APD (Alat Proteksi Diri) yang
baik, tepat dan benar
1.Pada saat melakukan Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
pekerjaan Pemeliharaan, dengan sistem LOTO
harus selalu listriknya
dimatikan dulu (off & LOTO),
kecuali terpaksa.
38
2.Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit, dan
pastikan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)
39
4. Gunakan Alat Pelaindung
Diri (APD) yang baik , tepat
dan benar
1. Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit, dan
harus ada alat proteksi (CB
atau Fuse)
40
Menambahkan CB induk
(utama).
41
4. Gunakan ukuran kawat
yang sesuai dengan KHA
(Ampacity) nya.
42
Pada terminal kabel battery
terlihat ada noda hitam sebagai
tanda adanya loss conection.
Melakukan pengencangan
secara berkala terminal kabel
batery
43
Check List Cara mencegah bahaya BLAST karena
2.Lakukan JSA (Job Safety Tidak mempunyai prosedur JSA Membuat program JSA dalam
Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan.
pekerjaan Pemeliharaan (PM,
PdM, CM).
1. Hindari kemungkinan
terjadinya short circuit
2. Pastikan Breaking
Capacity dari Fuse dan
Circuit Breaker adalah lebih
besar daripada Maximum
Short Circuit pada titik
terjadinya short circuit
44
tersebut. Maximum Short Circuit Breaker nya tidak jelas Perlu dipastikan kA
Circuit pada setiap titik Bus berapa kA Interrupting Rating Interrupting Rating (Breaking
dihitung menggunakan (Breaking Capacity). Capacity) dengan melihat
software misalnya ETAP Single Line Diagram nya.
(Electrical Transient Analizer
Program), atau dengan
menggunakan Tabel seperti
contoh dari PLN.
45
d. Bahaya jatuh dari
ketinggian ketika sedang
melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
46
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid)
Pantai Neo - Ternate dapat disimpulkan sebagai berikut :
B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan praktek di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid – Pantai Neo,
Ternate, disarankan:
47
LAMPIRAN
Lampiran A.
FOTO-FOTO SEWAKTU PRAKTEK KELOMPOK 1 (dari 3 Kelompok)
48
Lampiran B
FOTO-FOTO SELAMA PELAKSANAAN SEMINAR KELOMPOK 1 (dari 3 Kelompok)
49
==oo00oo==
50