Anda di halaman 1dari 50

Pembinaan

Calon Ahli K3 Bidang Listrik


__________________________

Modul 18.
Praktek dan Seminar

1
MATERI PEMBINAAN AHLI K3 LISTRIK
Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaandan K3
No. :Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik.

I. KELOMPOK DASAR :
I.1.Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan K3
I.2.Pembinaan dan Pengawasan K3 Listrik

II. KELOMPOK INTI :


II.1.Persyaratan K3 Perencanaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik di
Pembangkitan Listrik
II.2.Persyaratan K3 Perencanaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Transmisi Listrik
II.3.Persyaratan K3 Perencanaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Distribusi Listrik
II.4.Persyaratan K3 Perencanaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Pemanfaatan Listrik
II.5.Persyaratan K3 Pemasangan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik di
Pembangkitan Listrik
II.6.Persyaratan K3 Pemasangan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Transmisi Listrik
II.7.Persyaratan K3 Pemasangan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Distribusi Listrik
II.8.Persyaratan K3 Pemasangan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Pemanfaatan Listrik
II.9.Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik di
Pembangkitan Listrik
II.10.Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Transmisi Listrik
II.11.Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Distribusi Listrik
II.12.Persyaratan K3 Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan, dan Peralatan Listrik
di Pemanfaatan Listrik
II.13.Persyaratan K3 Sistem Penyalur Petir
II.14.Persyaratan K3 Listrik Ruang Khusus
II.15.Persyaratan K3 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi, Perlengkapan, dan
Peralatan Listrik pertama dan/atau perubahan
II.16.Persyaratan K3 Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi, Perlengkapan, dan
Peralatan Listrik berkala
II.17.Praktek
II.18.Seminar

III. KELOMPOK PENUNJANG :


III.1.Pelaksanaan K3 Listrik dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (Peraturan Pemerintah No.50 th 2012)
III.2.Analisis dan Pelaporan kecelakaan kerja listrik
III.3.Kesehatan kerja listrik

IV.1EVALUASI :
IV.1.Evaluasi (Teori)

2
Modul 18.
Praktek dan Seminar
Halaman
18. Praktek dan Seminar 4
18.1. Contoh Laporan Praktek dan Seminar 4
Cover Laporan Praktek dan Seminar 5
Lembar Pengesahan 6
Daftar Isi 7
Bab I. Pendahuluan 8
Bab II. Landasan teori 9
Bab III. Profil lokasi Praktek Kerja Lapangan 29
Bab IV. Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) 30
Bab V. Menggunakan Check List Pencegahan Bahaya Listrik (Electrical 37
Hazrds Prevention)
Bab VI. Penutup 46
Lampiran A. Foto-foto sewaktu Praktek 48
Lampiran B. Foto-foto selama Seminar 49

3
Modul 18.
Praktek dan Seminar

Setelah melaksanakan Praktek sesuai dengan Petunjuk Instruktu, maka dibuat Laporan Praktek
dan Seminar untuk dipresentasikan.
Berikut ini adalah Contoh Laporan Praktek dan Seminar, bisa dirubah sesuai dengan kondisi dan
situasi atas persetujuan Instruktur.

18.1. Contoh Laporan Praktek dan Seminar

4
PEDOMAN
BERUPA CONTOH

Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia

PT.Sehat Semangat

LAPORAN PRAKTEK & SEMINAR


PLTH (PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA HIBRID)
PANTAI NEO-TERNATE

Oleh Kelompok 1 (dari 3 Kelompok) :


1.Armada Kartika,ST - PT.Primarasa
2.Raden Sungtulodo,ST,MT - PT.Sohor Dunia

SERTIFIKASI & PEMBINAAN


CALON AHLI K3 LISTRIK
13 FEBRUARI – 25 FEBRUARI 2017
DI BUANA RAJA - TERNATE

5
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek dan Seminar oleh Kelompok 1 (dari 3 Kelompok) :

(tanda tangan)

1. Armada Kartika,ST - PT.Primarasa

(tanda tangan)

2. Raden Sungtulodo,ST,MT - PT.Sohor Dunia

Diperiksa dan disetujui oleh

Instruktur Ahli K3 Listrik :

(tanda tangan)

Ir.Bokir Mutakir,MT

6
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB III. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IV. PRAKTEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

BAB V. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA


LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD PREVENTION)

BAB VI. PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN

- Foto-foto sewaktu Praktek

- Foto-foto sewaktu Seminar

7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.12 tahun 2105 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik ditempat Kerja, kemudian terbit Surat Keputusan Direktur Jendral
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5
Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang
Listrik.
Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral itu disebutkan Materi Pembinaan Kelompok Inti no.17
adalah Praktek, dan no.18 adalah Seminar.
Oleh karena itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan & Seminar pada saat Pembinaan Calon Ahli
K3 Listrik.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan & Seminar ini adalah :

1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan langsung


dengan K3 Listrik.
2. Mempraktekkan Audit K3 Listrik dengan memggunakan “Check List Pencegahan
Bahaya Listrik (Electrical Hazard prevention)”.

Kemudian dipresentasikan sebagai Seminar didalam kelas.

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 13 Februari 2017 sampai
dengan 25 Februari 2017 di Buana Raja-Ternate.
Sedangkan Praktek Kerja Lapangan dan Seminar dilaksanakan pada hari pembinaan ke 10 yaitu
tanggal 23 Februari 2017 di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) Pantai Neo-Ternate.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
BAB III

PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid) di Pantai Neo-Ternate merupakan realisasi dari Sistem
Inovasi Daerah (SIDa), yang melibatkan berbagai unsur pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat luas dalam mewujudkan Pembangkit Listrik energi terbarukan yang ramah
lingkungan.

Yang dimaksud dengan Tenaga Hibrid adalah kombinasi Tenaga Angin dan Tenaga Surya
(Matahari).

Secara geografis, pesisir pantai selatan Ternate merupakan lahan terbuka yang luas, matahari
yang bersinar sepanjang hari dan kecepatan angin rata-rata dengan intensitas 4 meter per detik.

Kondisi tersebut menjadikan satu kriteria pemilihan lokasi pengembangan Tenaga Hibrid di Pantai
Neo-Ternate dengan luas ±18 ha. Lokasi ini didukung oleh kondisi alam yang terbuka di sebelah
selatan yang berhadapan langsung dengan lautan luas. Kondisi ini cukup layak dijadikan tempat
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid dengan Turbin angin putaran rendah dan Panel surya.

Kincir angin dan Panel surya saling mendukung dalam memasok energi listrik. Jika panas terik
dan kecepatan angin rendah, maka Panel surya yang bertugas menyuplai energi listrik dan
kemudian menyimpannya dalam battery/accu. Begitu halnya jika cuaca hujan dan kecepatan
anginnya kencang, maka kincir angin yang akan mengambil alih sebagai penyuplai energi.
Listrik DC dari battery dirubah menjadi AC 220 Volt satu fasa dengan total daya 90 KW.

Energi listrik yang dihasilkan dari PLTH diharapkan bisa mendukung sektor perikanan /nelayan,
pertanian, dan sektor pariwisata yang saat ini sedang dikembangkan di Pantai Neo-Ternate.

29
BAB IV
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

Dari 9 Riksa Uji yang berkaitan langsung dengan K3 Listrik, hanya 3 saja yang bisa dilaksanakan
ditempat Praktek, yaitu Uji Tahanan Isolasi, P.I untuk tegangan rendah dan Tahanan Pentanahan
(ERT=Earth Resistance Testing), karena keterbatasan Alat Uji dan peralatan tegangan menengah
nya tidak bisa dimatikan.
Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:

PELAKSANAAN RIKSA UJI

1. Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance / Megger Testing) :

a). Pengujian tahanan isolasi kabel intalasi listrik 1 fasa 220 Volt

Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:

No. Obyek Hasil Nilai Rujukan Metode

1. Instalasi listrik Fasa R-Ground= 25,7 GΩ, 1).PUIL 2011, untuk Pengukuran
220 Volt,  Nilai
1 fasa 220 Volt Fasa S-Ground=13,8 GΩ, minimum =0,5 MΩ
Fasa T-Ground=87,2 GΩ.

Fasa R-Fasa S=39,5 GΩ, 2). Standar Aplikasi


Fasa R-Fasa T=19,5 GΩ, Industri & IEEE
Fasa S-Fasa T=80,8 GΩ. P43.2000:

Untuk 220 Volt


Nilai minimum =
1,22 MΩ.

Kesimpulan:Bagus

30
b). Pengujian tahanan isolasi motor listrik 3 fasa 480 Volt

Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:

No. Obyek Hasil Nilai Rujukan Metode

1. Motor listrik Fasa U-Ground= 38,9 GΩ, Standar Aplikasi Pengukuran


Industri & IEEE
3 fasa, 380 Fasa V-Ground=18,6 GΩ, P43.2000:
Volt
Fasa W-Ground=38,2 GΩ. Untuk 220 Volt
Nilai minimum =
1,22 MΩ.

Kesimpulan:Bagus

2. Riksa Uji P.I (Polarization Index Testing) pada Motor listrik tersebut.

Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:

No. Obyek Hasil Nilai Rujukan Metode

1. Motor listrik Tahan Isolasi 1 menit : Standar EASA : Pengukuran &


3 fasa, 380 Fasa U-Ground= 38,9 GΩ, PI<2 = Jelek Perhitungan
Volt Fasa V-Ground=18,6 GΩ, (Lembab, Kotor,
Fasa W-Ground=38,2 GΩ. Kontaminasi).
PI=2-5 = Bagus
Tahanan Isolasi 10 menit : (Kering, bersih).
Fasa U-Ground=101,6 GΩ, PI>5= Jelek
Fasa V-Ground=70,1 GΩ, (Sangat kering,
Fasa W-Ground=127,3 GΩ Getas).

P.I Fasa U = 101,6 GΩ : 38,9 Kesimpulan :
GΩ = 2,61 Belitannya Bagus
P.I Fasa U =70,1 GΩ : 18,6
GΩ = 3,76
P.I Fasa U = 127,3 GΩ : 38,2
GΩ = 3,33

31
3. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)

Menggunakan format Riksa Uji standard Kemnaker 2017:

No. Obyek Hasil Nilai Rujukan Metode

1. Pentanahan 2,79 Ω Standar NFPA, IEEE Pengukuran


Gedung A :

Maksimum 5 Ω

32
BAB V
MENGGUNAKAN
CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)

CHECK LIST
PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)

Check List Cara mencegah Bahaya “SHOCK” (Tersengat Listrik)

URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI

1.Jangan membiasakan diri Pekerja sering terlihat menyentuh Menggunakan APD misalnya
mencoba secara sengaja panel listrik bertegangan tanpa sarung tangan, safety shoes.
maupun tidak sengaja menggunakan APD.
memegang benda-benda
logam yang kemungkinan
bisa ada tegangan listriknya.

2.Beri Isolasi bagian-bagian


terbuka yang bertegangan.

Memindahkan terminal kabel


Terdapat terminal kabel terbuka
tersebut kedalam panel dan
berada dilantai.
diberi tutup.

3.Beri tutup yang aman pada


bagian-bagian yang
bertegangan

Panel berkarat dan tidak ada


Panel diberi tutup dan dicat
tutupnya.
ulang.

33
34
4.Beri pagar pengaman pada
bagian-bagian bertegangan
yang kemungkinan bisa
tersentuh manusia secara
tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila
perlu). Pada ruang battery tidak terdapat
pagar pengaman untuk posisi
battery.

Menambahkan barikade/
pagar pembatas

5.Pasang Grounding pada


Instalasi listrik

Terdapat panel listrik yang tidak


mempunyai kabel grounding.

Menambahkan kabel
grounding pada body panel
dan disambungkan pada
system grounding yang ada

6.Pasang Grounding pada


bagian-bagian yang
kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya
frame dari motor, dan lain-
lain)

35
Diruang battery terdapat panel
yang ada kabel groundingnya tapi
tidak disambungkan ke body
panel.

Menyambungkan kabel
grounding tersebut ke body
panel

36
7.Pasang ELCB (Earth
Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity
maksimum 30 mA. Nama
lain dari ELCB adalah GPAS
(Gawai Proteksi Arus Sisa),
alias RCCB (Residual Current
Circuit Breaker), alias RCD
(Residual Current Detector),
alias GFCI (Ground Fault
Current Interrupter).

Semua panel tidak terdapat ELCB.

Pasang ELCB

8.Laksanakan LOTO (Lock Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
Out Tag Out) sewaktu dengan sistem LOTO
melakukan pekerjaan listrik.

37
9.Gunakan PPE (Personal
Protective Equipment) atau
APD (Alat Proteksi Diri) yang
baik, tepat dan benar

Operator tidak dilengkapi dengan


APD yang tepat.

Menggunakan APD yang


sesuai dengan kondisi
pekerjaannya.

Check List Cara mencegah bahaya ARC FLASH

yang terjadi karena Short Circuit

URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI

1.Pada saat melakukan Tidak ada prosedur LOTO Membuat SOP pekerjaan
pekerjaan Pemeliharaan, dengan sistem LOTO
harus selalu listriknya
dimatikan dulu (off & LOTO),
kecuali terpaksa.

38
2.Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit, dan
pastikan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)

Terdapat suatu panel listrik


dimana tdk terdapat CB ataupun
FUSE.

Pasang CB dan / atau Fuse


yang sesuai.

3. Hindari Kondisi tidak


aman (Unsafe condition) dan
Perilaku yang tidak aman
(Unsafe Act)

Memindahkan cairan isi ulang


Peletakan cairan isi ulang Accu
Accu pada tempat yang
dibawah panel.
semestinya.

Terdapat stop kontak dimana


terdapat lubang yang telah
Mengganti stop kontak
meleleh.
dengan yang lebih baik.

39
4. Gunakan Alat Pelaindung
Diri (APD) yang baik , tepat
dan benar

Pada saat didalam ruangan


battery operator tdk
menggunakan sepatu safety dan
masker.

Menggunakan sepatu safety


dan masker

Check List Cara mencegah

bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE)

URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI

1. Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit, dan
harus ada alat proteksi (CB
atau Fuse)

Terdapat panel listrik yang tidak Menyempurnakan panel listrik


dilengkapi dengan CB ataupun tersebut dengan memasang
FUSE. CB atau FUSE.

40
Menambahkan CB induk
(utama).

Terdapat panel dimana ada


beberapa CB tetapi tidak
mempunyai CB induk sebagai
proteksi.

2. Gunakan kualitas kabel


(kawat dan isolasi) yang baik

Terdapat sambungan kabel yang


isolasinya kurang sempurna.

Mengganti isolasi dengan


isolasi yang lebih baik

3. Gunakan jenis kabel yang


benar

Terdapat kabel NYM pada


sambungan lampu outdoor.

Mengganti jenis kabel NYM


menjadi kabel jenis NYY

41
4. Gunakan ukuran kawat
yang sesuai dengan KHA
(Ampacity) nya.

Terdapat kabel pada instalasi solar Mengganti jenis kabel yang


sel yang tidak sesuai. sesuai dengan ukuran &
typenya.

Terdapat kabel yang ukuran kecil


menumpuk pada satu terminal.
Mengganti kabel yang kecil
tersebut dengan kabel yang
sesuai dengan peruntukannya

5. Hindari terjadinya “Loss


connection”

Ada stop kontak dimana terdapat


lubang yang telah meleleh suatu
Menganti stop kontak dengan
tanda adanya loss conection.
yang baru

42
Pada terminal kabel battery
terlihat ada noda hitam sebagai
tanda adanya loss conection.
Melakukan pengencangan
secara berkala terminal kabel
batery

43
Check List Cara mencegah bahaya BLAST karena

Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan

URAIAN TEMUAN REKOMENDASI

1.Laksanakan pekerjaan Tidak mempunyai program Membuat program


Pemeliharaan (PM, PdM, dan Pemeliharaan berupa PM, PdM Pemeliharaan PM, PdM,CM
CM) sesuai dengan serta CM
prosedur-prosedur
pemeliharaan (Maintenance
Prosedures).

2.Lakukan JSA (Job Safety Tidak mempunyai prosedur JSA Membuat program JSA dalam
Analysis) untuk setiap pekerjaan Pemeliharaan.
pekerjaan Pemeliharaan (PM,
PdM, CM).

Check List Cara mencegah BLAST yang terjadi karena

Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse

URAIAN TEMUAN REKOMENDASI

1. Hindari kemungkinan
terjadinya short circuit

Terdapat sambungan kabel


Mengganti kabel yang
dimana isolasinya sudah lecet-
berisolasi lebih baik.
lecet.

2. Pastikan Breaking
Capacity dari Fuse dan
Circuit Breaker adalah lebih
besar daripada Maximum
Short Circuit pada titik
terjadinya short circuit

44
tersebut. Maximum Short Circuit Breaker nya tidak jelas Perlu dipastikan kA
Circuit pada setiap titik Bus berapa kA Interrupting Rating Interrupting Rating (Breaking
dihitung menggunakan (Breaking Capacity). Capacity) dengan melihat
software misalnya ETAP Single Line Diagram nya.
(Electrical Transient Analizer
Program), atau dengan
menggunakan Tabel seperti
contoh dari PLN.

Check List Cara mencegah BAHAYA LISTRIK lainnya

URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI

a. Bahaya Induksi --tidak ada temuan-- ----


Electromagnetic ketika
sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

b. Bahaya radiasi ketika


sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
Ditambah ventilasi udaranya
dan ketika bekerja dalam
Dalam ruangan battery terasa ruangan tersebut harus
pengap karena uap air Accu. menggunakan masker.

c. Bahaya terpeleset ketika


sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

Pada tower kincir angin tidak


terdapat tangga untuk naik.

Menambahkan tangga untuk


naik keatas

45
d. Bahaya jatuh dari
ketinggian ketika sedang
melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

Tidak ada pijakan kaki untuk


melakukan pemeliharaan kincir
diatas tower. Menambahkan pijakan kaki
untuk melakukan
pemeliharaan kincir diatas
tower.

e. Bahaya tersentuh panas


pada peralatan listrik ketika
sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

Terdapat instalasi heater tanpa


tutup pengaman .
Memasang tutup pengaman
untuk instalasi heater.

46
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid)
Pantai Neo - Ternate dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kondisi lokasi kurang terawat dengan baik, kurang bersih lingkungannya.


2. SDM (sumber daya manusia) kurang terlatih untuk K3 terutama K3 Listrik, tidak
menggunakan APD yang sesuai.
3. Penempatan material yang tidak pada tempatnya, misalnya cairan isi ulang Accu
terdapat dibawah panel.
4. Beberapa panel yang tidak mempunyai tutup.
5. Tidak mempunyai sistem Pemeliharaan PM, PdM dan CM.
6. Banyak kabel yang tidak tertata rapi.
7. PLTH sangat bermanfaat bagi masyarakat jika dikelola dengan baik dan tepat.
8. PLTH dapat digunakan sebagai tempat riset teknologi untuk pembelajaran dan
menambah wawasan kita tentang energi yang terbarukan.

B. Saran

Berdasarkan pelaksanaan praktek di PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid – Pantai Neo,
Ternate, disarankan:

1. Koordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan perawatan lokasi serta


memberikan saran-saran yang sesuai dengan checklist yang telah kita buat.
2. Training K3 bagi semua operator yang bekerja.
3. Memisahkan & membuatkan ruangan khusus untuk menyimpan cairan isi ulang Accu.
4. Membuatkan tutup panel bagi beberapa panel yang tidak tertutup
5. Membuatkan sistem Pemeliharaan PM,PdM serta CM untuk menjaga keandalan
peralatan.
6. Merapikan kembali jalur-jalur kabel sesuai dengan standard yang ada.

47
LAMPIRAN

Lampiran A.
FOTO-FOTO SEWAKTU PRAKTEK KELOMPOK 1 (dari 3 Kelompok)

48
Lampiran B
FOTO-FOTO SELAMA PELAKSANAAN SEMINAR KELOMPOK 1 (dari 3 Kelompok)

49
==oo00oo==

50

Anda mungkin juga menyukai