Oleh
Dr. Rusman Sinaga
MODUL PRAKTIKUM
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
Oleh:
Dr. Rusman Sinaga
PRAKATA
Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasihnya sehingga
Modul Praktikum Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini dapat diselesaikan dengan baik.
Modul praktikum ini merupakan bahan ajar berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) yang digunakan sebagai modul praktikum mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Teknik Instalasi Listrik untuk membentuk salah satu bagian dari capaian pembelajaran
kualifikasi mata kuliah Energi Terbarukan pada Program Sarjana Terapan.
Modul praktikum ini berisi kegiatan pembelajaran yang memberikan informasi kepada
mahasisa tentang karakteristik dan prinsip kerja PLTS serta mampu memperoleh data primer
yang dituliskan dalam lembar kerja (job sheet) yang telah disediakan. Proses pembelajaran ini
mengharapkan mahasiswa memiliki kualifikasi sebagai analis untuk menganalisis hasil
pengukuran dan pengujian sistem PLTS.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam
penyelesaian modul ini. Semoga modul praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ii
PENGESAHAN
iii
PRAKATA
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
PENDAHULUAN
8
A. Matakuliah Energi Terbarukan
8
B. Tujuan Pembelajaran
8
C. Petunjuk Penggunaan Modul
9
PRAKTIKUM 1
PENGUJIAN KARAKTERISTIK SOLAR PHOTOVOLTAIC (PV) 10
A. Tujuan 10
B. Dasar Teori 10
1. Solar Photovoltaic (PV) 11
2. Karakteristik Solar PV 13
3. Luaran Daya dan Effisiensi Solar PV 13
C. Alat dan Bahan 14
D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 14
E. Langkah Percobaan 16
F. Hasil Percobaan 16
G. Analis 18
H. Kesimpulan 22
PRAKTIKUM 2
PENGUJIAN INPUT OUTPUT PLTS 23
A. Tujuan 23
B. Dasar Teori 23
1. Solar Charge Controller 23
2. Inverter 24
3. Baterai 26
C. Alat dan Bahan 28
D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 28
E. Langkah Percobaan 28
F. Hasil Percobaan 32
G. Analisis 34
H. Kesimpulan 36
DAFTAR PUSTAKA 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1 Struktur modul Solar PV 10
1.2 Kurva perubahan tegangan dan arus Solar PV terhadap radiasi matahari 11
1.3 Kurva perubahan tegangan dan arus Solar PV terhadap suhu 12
1.4 Rangkaian pengujian karakteristik Solar PV 15
1.5 Karakteristik variabel Solar PV polycrystalline 50 Wp 18
1.6 Karakteristik arus dan tegangan, solar PV polycrystalline 50 Wp 18
1.7 Pengaruh radiasi matahari terhadap kenaikan arus Solar PV polycrystalline 50 Wp 19
1.8 Karakteristik Variabe Solar PV monocrystallin 50 Wp 20
1.9 Karakteristik arus dan tegangan, solar PV monocrystallin 50 Wp 20
1.10 Pengaruh radiasi matahari terhadap kenaikan arus Solar PV monocrystalline 21
1.11 Effisiensi dan suhu solar PV polycrystalline dengan monocrystalline 21
2.1. Rangkaian Solar Charge Controller 24
2.2. Rangkaian Inverter dan gelombang tegangan masukan dan keluaran inverter 25
2.3. Konstruksi baterai 27
2.4. Rangkaian diagram pengujian input output PLTS 29
2.5. Pengukuran tegangan Solar PV 30
2.6. Pengukuran tegangan pada Baterai 30
2.7. Pengukuran arus pengisian pada Baterai 31
2.8. Pengukuran tegangan keluaran DC 31
2.9. Pengukuran tegangan Inverter 32
2.10. Karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu Solar PV polycrystalline 35
2.11. Pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output DC Solar PV polycrystalline 36
2.12. Karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu Solar PV monocrystalline 37
2.13. Pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output Solar DC PV monocrystalline 37
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1. Hasil pengukuran variabel karakteristik Solar PV polycrystalline 16
1.2. Hasil pengukuran variabel karakteristik Solar PV monocrystalline 17
2.1. Hasil pengukuran input output variabel Solar PV polycrystalline 100 Wp 32
2.2. Hasil pengukuran input output variabel Solar PV monocrystalline 100 Wp 33
PENDAHULUAN
B. Tujuan Pembelajaran
Memberikan pengetahuan dan keterampilan pada mahasiswa, terutama yang berkenaan
dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sehingga mahasiswa mampu mengaplikasikan
bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidangnya. Secara
spesifik pembelajaran dalam praktikum PLTS diharapkan mahasiswa memahami karakteristik
Solar Photovoltaic berdasarkan kinerja sistem dan pengukuran variabel dan parameter sistem
8
Modul Praktikum PLTS
PLTS. Mahasiswa diharapkan menguasai prinsip kerja sistem pembangkit tenaga listrik dan
menyajikannya dalam laporan atau dokumentasi yang konvergen.
9
Modul Praktikum PLTS
10
Modul Praktikum PLTS
PRAKTIKUM 1
PENGUJIAN KARAKTERISTIK SOLAR PHOTOVOLTAIC (PV)
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik sistem Solar PV
2. Mahasiswa mampu mengukur arus, tegangan, radiasi matahari dan suhu pada Solar PV.
3. Mahasiswa mampu menghitung daya dan efisiensi Solar PV
4. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran variabel yang mempengaruhi
karakteristik Solar PV
B. Dasar Teori
1. Solar Photovoltaic (PV)
Solar Photovoltaic (PV) merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi surya menjadi
energi listrik. Sel PV merupakan komponen utama dari modul PV. Sel ini terbuat dari bahan
semikonduktor yang menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Sel-sel saling
terhubung secara seri untuk mendapatkan tegangan total yang lebih tinggi melalui kawat busbar.
Bahan yang digunakan untuk sel fotovoltaik umumnya adalah silikon, seperti polycrystalline dan
monocrystalline [3]. Solar PV adalah komponen awal yang mengkonversi energi surya menjadi
energi listrik. Solar PV terbuat dari dua atau lebih lapisan bahan semikonduktor. Bahan
semikonduktor ialah suatu material yang dapat bersifat sebagai konduktif dan isolatif pada
kondisi tertentu. Material semikonduktor yang paling terkenal adalah silikon. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh satu solar PV sangat kecil sehingga beberapa rangkaian solar PV perlu
digabungkan agar terbentuk satuan komponen yang disebut Susunan Panel PV (Array
Photovoltaic Panel/APP) [4].
Pada dasarnya sel fotovolaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang bekerja menurut
suatu proses khusus yang dinamakan proses tidak seimbang (non-equilibrium process) dan
berlandaskan efek fotovoltaik (photovoltaic effect). Sel fotovoltaik merupakan suatu P-N
junction dari silikon kristal tunggal. Dengan menggunakan photo-electric effect dari bahan
semikonduktor sehingga dapat mengumpulkan radiasi matahari dan mengkonversinya menjadi
energi listrik. Luaran arus listrik hasil dari solar PV berupa arus DC dan bisa langsung digunakan
11
11
Modul Praktikum PLTS
12
12
Modul Praktikum PLTS
menggunakan baterai sebagai sistem penyimpan sehingga dapat digunakan pada saat dibutuhkan
terutama pada malam hari.struktur solar PV disajikan pada Gambar 1.1 [3]
2. Karakteristik Solar PV
Karakteristik penting solar PV terdiri dari tegangan open circuit (Voc), arus hubung singkat
(Isc), efek perubahan radiasi matahari, efek perubahan temperatur serta karakteristik tegangan-
arus pada solar PV. Tegangan open circuit (Voc) adalah tegangan yang dibaca pada saat arus
tidak mengalir atau bisa disebut juga arus sama dengan nol. Cara untuk mencapai open circuit
(Voc) yaitu dengan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif modul surya dengan
voltmeter, sehingga akan terliat nilai tegangan open circuit solar PV pada voltmeter.
Arus hubung singkat (Isc) adalah arus maksimal yang dihasilkan oleh solar PV dengan cara
menghubung singkatkan kutub positif dengan kutub negatif pada solar PV. Nilai Isc akan terbaca
pada amperemeter. Arus yang dihasilkan solar PV dapat menentukan seberapa cepat modul
tersebut mengisi sebuah baterai. Selain itu, arus listrik yang mengalir pada Solar PV juga
menentukan daya maksimum solar PV yang digunakan. Efek perubahan negatif radiasi matahari
terjadi apabila jumlah energi surya yang diterima solar PV berkurang atau intensitas cahayanya
melemah, maka besar tegangan dan arus listrik yang dihasilkan juga akan menurun. Penurunan
tegangan relatif lebih kecil dibandingkan penurunan arus listriknya seperti yang disajikan pada
Gambar 1.2. [5]
13
13
Modul Praktikum PLTS
Gambar 1.2 Kurva perubahan tegangan dan arus Solar PV terhadap radiasi matahari
Solar PV dapat bekerja secara optimal pada suhu konstan yaitu 25º C atau sesuai degan
nameplate yang tertulis pada modul tersebut. Jika suhu disekitar solar PV meningkat melebihi
25ºC, maka akan mempengaruhi fill factor sehingga tegangan akan berkurang. Sedangkan
sebaliknya, arus yang dihasilkan akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada solar
PV. Kurva perubahan arus dan tegangan berdasarkan perubahan suhu disajikan pada Gambar 1.3
[5]
Gambar 1.3 Kurva perubahan tegangan dan arus Solar PV terhadap suhu
14
14
Modul Praktikum PLTS
Besaran daya radiasi matahari yang datang sebagai daya input solar PV dapat dilakukan dengan
perhitungan menggunakan persamaan (2).
Pi = R. ASPV...................................................................................................................................................................................................(2)
Dimana:
Pi : Daya masuk ke panel surya (Watt)
ASPV : Luas permukaan Solar PV (m2)
R : Daya radiasi matahari (Solar Power Radiation) (Watt/m2)
15
15
Modul Praktikum PLTS
E. Langkah Percobaan
1. Persiapkan penempatan solar PV di luar ruangan yang terdapat sinar matahari langsung
2. Siapkan peralatan praktikum yang akan digunakan
3. Instalasi kabel seperti pada Gambar 1.4. [7], [8].
4. Konsultasikan ke dosen atau asisten praktikum terkait rangkaian instalasi, apabila sudah di
setujui mulailah praktikum
5. Letakkan solar PV pada posisi tersinari matahari sekitar ±15 Menit
6. Ukurlah Tegangan Open Circuit (Voc) solar PV setiap 10 menit
7. Ukurlah Arus Short Circuit (Isc) solar PV setiap 10 menit
8. Ukurlah Radiasi matahari (Rs) solar PV setiap 10 menit
9. Ukurlah Suhu (S) atau temperatur solar PV setiap 10 menit
10. Masukkan hasil-hasil pengukuruan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2
11. Gambar karakteristik variabel solar PV polycrystalline 50 Wp
12. Gambar karakteristik arus dan tegangan, solar PV polycrystalline 50 Wp
13. Gambar kurva pengaruh radiasi matahari terhadap kenaikan arus solar PV polycristalline 50 Wp
14. Gambar karakteristik variabel olar PsV monocrystallin 50 Wp
15. Gambar Karakteristik arus dan tegangan, solar PV monocrystallin 50 Wp
16. Gambar kurva pengaruh radiasi matahari terhadap kenaikan arus solar PV monocrystalline
17. Gambar perbedaan effisiensi dan suhu solar PV polycrystalline dengan monocrystalline
18. Lakukan Analisis terhadap masing-masing hasil pengukuran
19. Buat Kesimpulan hasil praktikum
16
16
Modul Praktikum PLTS
17
17
Modul Praktikum PLTS
F. Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Hasil pengukuran variabel karakteristik solar PV polycrystalline 50 Wp
Hari/ Tanggal :
Pukul Solar PV polycrystalline 50 WP
No
(WITA) Voc (V) Isc(A) R (W/m2) S (oC) P(W) Pi (W) ƞ (%)
1
10
Rata-rata
Keterangan:
VOC (V) : Tegangan Rangkaian Terbuka Solar PV
(Volt) ISC (A) : Arus Hubung Singkat (Ampere)
R (W/m2) : Radiasi Matahari (Watt/m2)
S (oC) : Suhu pada permukaan Solar PV (oC)
P (W) : Daya luaran Solar PV (Watt) (Persamaan 1)
Pi (W) : Daya masukan Solar PV (W/m2) (Persamaan 2)
ƞ (%) : Effisiensi (%) (Persamaan 3)
18
18
Modul Praktikum PLTS
10
Rata-rata
Keterangan:
VOC (V) : Tegangan Rangkaian Terbuka Solar PV
(Volt) ISC (A) : Arus Hubung Singkat (Ampere)
R (W/m2) : Radiasi Matahari (Watt/m2)
S (oC) : Suhu pada permukaan Solar PV (oC)
P (W) : Daya luaran Solar PV (Watt) (Persamaan 1)
Pi (W) : Daya masukan Solar PV (W/m2) (Persamaan 2)
ƞ (%) : Effisiensi (%) (Persamaan 3)
19
19
Modul Praktikum PLTS
G. Analisis
20
20
Modul Praktikum PLTS
21
21
Modul Praktikum PLTS
22
22
Modul Praktikum PLTS
23
23
Modul Praktikum PLTS
H. Kesimpulan
24
24
Modul Praktikum PLTS
PRAKTIKUM 2
PENGUJIAN INPUT OUTPUT PLTS
A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik sistem pengisian bateray
2. Mahasiswa mampu mengukur arus pengisian baterai, tegangan input DC dan tegangan
output AC
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan pembebanan peralatan AC
4. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuran variabel yang mempengaruhi sistem
pengisian baterai
B. Dasar Teori
1. Solar Charge Controller
Proses pengisian arus listrik dengan solar PV ke baterai tidak sama dengan pengisi baterai
konvensional (battery charger) yang menggunakan listrik. Hal ini disebabkan karena arus listrik
yang dihasilkan solar PV bisa besar, bisa juga kecil tergantung dari radiasi matahari. Proses
pengisian akan berlangsung selama ada radiasi matahari, tidak melihat apakah baterai tersebut
sudah penuh atau belum. Solar Charge Controller (SCC) atau juga dikenal sebagai Battery
Charge Regulator (BCR) adalah komponen elektronika daya untuk mengatur pengisian baterai
dari tangkapan sinar matahari melalui solar PV. Perangkat ini beroperasi dengan cara mengatur
tegangan dan arus pengisian berdasarkan daya yang tersedia dari larik solar PV dan status
pengisian baterai (state of charge/SoC). Rangkaian SCC disajikan Gambar 2.1. [9]
25
25
Modul Praktikum PLTS
2. Inverter
Inverter adalah perangkat elektronika daya yang dipergunakan untuk mengubah tegangan
DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output Inverter dapat berupa
tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave) dan
sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan input Inverter dapat menggunakan
baterai, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses konversi
tegangan DC menjadi tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up
transformer. Rangkaian dasar inverter setengah jembatan satu fasa dengan beban resitif dan
bentuk gelombangnya disajikan pada Gambar 2.2. [9]
26
26
Modul Praktikum PLTS
Gambar 2.2 Rangkaian Inverter dan gelombang tegangan masukan dan keluaran inverter
(a) Sinyal carrier dan modulasi; (b) Kondisi pensaklaran S+; (c) Kondisi pensaklaran S-
(d) Sinyal keluaran AC
Pada Gambar 2.2 diperlukan dua buah kapasitor untuk menghasilkan titik netral agar
tegangan pada setiap kapasitor Vi/2 dapat dijaga konstan. Sakelar S+ dan S- mempresentasikan
sakelar elektronis yang mencerminkan komponen semikonduktor daya. Sakelar S+ dan S- tidak
boleh bekerja secara serempak/simultan karena akan terjadi hubung singkat rangkaian. Kondisi
ON dan OFF dari sakelar S+ dan S- ditentukan dengan teknik modulasi, dalam hal ini
menggunakan prinsip PWM. Prinsip PWM dalam rangkaian ini membandingkan antara sinyal
modulasi Vc (dalam hal ini tegangan bolak-balik luaran yang diharapkan) dengan sinyal
pembawa dengan bentuk gelombang gigi gergaji (V Δ). Secara praktis, jika Vc > VΔ maka sakelar
S+ akan ON dan sakelar S- akan OFF, dan jika V c < VΔ maka sakelar S+ akan OFF dan sakelar
S- akan ON.
27
27
Modul Praktikum PLTS
Jenis Inverter
Ada beberapa jenis inverter yang berkembang hingga saat ini antara lain:
a. Square Sine Wave Inverter adalah tipe inverter yang menghasilkan output gelombang
persegi, jenis inverter ini tidak cocok untuk beban AC tertentu seperti motor induksi atau
transformer, selain tidak dapat bekerja, square sine wave dapat merusak peralatan tersebut.
b. Modified Sine Wave Inverter adalah tipe inverter yang menghasilkan output gelombang
persegi yang disempurnakan/persegi yang merupakan kombinasi antara square wave dan sine
wave. Inverter jenis ini masih dapat menggerakkan perangkat yang menggunakan kumparan,
hanya saja tidak maksimal serta faktor energy-loss yang masih cukup besar.
c. Pure Sine Wave Inverter adalah jenis inverter yang menghasilkan output gelombang sinus
murni setara listrik PLN. Inverter jenis ini diperlukan terutama untuk beban-beban yang
menggunakan kumparan induksi agar bekerja lebih mudah, lancar, dan tidak cepat panas.
d. Grid Tie Inverter adalah jenis spesial inverter yang dirancang untuk memasukkan arus listrik
ke sistem distribusi tenaga listrik yang sudah ada misalkan PLN/Genset. Inverter tersebut
harus disinkronkan dengan frekuensi grid yang sama, biasanya berisi satu atau lebih fitur
maximum power point tracking untuk konversi jumlah maksimum daya yang tersedia, dan
juga termasuk fitur proteksi keselamatan.
3. Baterai
Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah (DC). Secara garis besar, baterai
dibedakan berdasarkan aplikasi dan konstruksinya. Berdasarkan aplikasi maka baterai dibedakan
untuk automotif, marine dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi baterai yang biasa digunakan
untuk solar PV dan back up power. Sedangkan secara konstruksi maka baterai dibedakan
menjadi tipe basah, gel dan AGM (Absorbed Glass Mat). Battery jenis AGM biasanya juga
dikenal dgn VRLA (Valve Regulated Lead Acid). Baterai kering Deep Cycle juga dirancang
untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan konsisten. Penurunan kemampuannya tidak lebih
dari 1- 2% per bulan tanpa perlu di-charge. Dibandingkan dengan baterai konvensional yang bisa
mencapai 2% per minggu untuk self-discharge. Konsekuensinya untuk charging/pengisian arus
kedalam baterai Deep Cycle harus lebih kecil dibandingkan baterai konvensional sehingga butuh
waktu yang lebih lama untuk mengisi muatannya. Antara tipe gel dan AGM hampir mirip hanya
saja baterai AGM mempunyai semua kelebihan yang dimiliki tipe gel tanpa memiliki
28
28
Modul Praktikum PLTS
kekurangannya. Kekurangan tipe Gel adalah pada waktu dicharge maka tegangannya harus 20%
lebih rendah dari baterai tipe AGM ataupun basah. Bila overcharge maka akan timbul rongga di
dalam gelnya yg sulit diperbaiki sehingga berkurang kapasitas muatannya. Baterai Deep Cycle
tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan karena tidak ada cairan yang dapat membeku
maupun mengembang. Sedangkan pengguna baterai konvensional pada kendaraan bermotor pada
umumnya tidak dapat distart pada cuaca dingin yang ekstrim.
Ada 2 rating untuk baterai yaitu CCA dan RC.
CCA (Cold Cranking Ampere) menunjukkan seberapa besar arus yang dapat dikeluarkan
serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 00 Celcius.
RC (Reserve Capacity) menunjukkan berapa lama (dalam menit) baterai tersebut dapat
menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap menjaga tegangannya di atas 10.5 Volt.
Baterai Deep Cycle mempunyai 2-3 kali lipat nilai RC dibandingkan baterai konvensional.
Umur baterai AGM rata-rata antara 5-8 tahun. Konstruksi pada baterai dapat dilihat pada
Gambar 2.3.
29
29
Modul Praktikum PLTS
30
30
Modul Praktikum PLTS
D. Langkah Percobaan
1. Siapkan peralatan praktikum yang akan digunakan
2. Tempatkan Solar PV polycrystalline dan Solar PV monocrystalline di luar ruangan yang
terdapat sinar matahari langsung
3. Instalasi kabel seperti pada Gambar 2.4 [9]
4. Konsultasikan ke dosen atau asisten praktikum terkait rangkaian instalasi, apabila sudah di
setujui mulailah praktikum
5. Letakkan Solar PV pada posisi tersinari matahari sekitar ±15 Menit
6. Ukurlah tegangan Solar PV pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang bertuliskan
Solar PV. Seperti pada Gambar 2.5
7. Ukurlah Tegangan Baterai pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang bertuliskan
Baterai. Seperti pada Gambar 2.6
31
31
Modul Praktikum PLTS
8. Ukurlah Arus Pengisian Pada Baterai pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang
bertuliskan Baterai. Seperti pada Gambar 2. 7
9. Ukurlah tegangan keluaran pada Blok “Solar Charge Controller” di port yang bertuliskan
DC output. Seperti pada Gambar 2.8 dengan catatan kabel Panel Surya tidak dipasang
10. Ukurlah tegangan AC pada Blok “Inverter” di port yang bertuliskan AC Output. Seperti
pada Gambar 2.9 dengan catatan kabel Panel Surya tidak dipasang.
11. Catat hasil pengukuran Solar PV polycrystalline pada Tabel 2.1.dan hasil pengukuran Solar
PV monocrystalline pada Tabel 2.2
12. Gambar karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu solar PV polycrystalline
13. Gambar kurva pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output DC solar PV polycrystalline
14. Gambar karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu solar PV monocrystalline
15. Gambar kurva pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output solar DC PV monocrystalline
16. Lakungan pengulangan pengukuran dengan variasi beban lampu pijar dengan kipas angin
17. Lakukan analisis terhadap hasil pengukuran
18. Buat kesimpulan hasil praktikum
32
32
Modul Praktikum PLTS
33
33
Modul Praktikum PLTS
34
34
Modul Praktikum PLTS
F. Hasil Percobaan
Tabel 2.1. Hasil pengukuran input output variabel solar PV polycrystalline 100 Wp
Hari/Tanggal:
No Pukul (WITA) VPV (V) VB (V) IC (A) VDC (V) VAC(V)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
32
32
Modul Praktikum PLTS
Keterangan:
VPV (V) : Tegangan Solar PV (Volt)
VB (V) : Tegangan pada Baterai
(Volt)
IC (A) : Arus Pengisian pada Baterai
(Ampere) VDC (V) : Tegangan DC Output (Volt)
VAC (V) : Tegangan Inverter (Volt)
Tabel 2.2. Hasil pengukuran input output variabel solar PV monocrystalline 100 Wp
Hari/Tanggal:
No Pukul (WITA) VPV (V) VB (V) IC (A) VDC (V) VAC(V)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Keterangan:
VPV (V) : Tegangan Solar PV (Volt)
VB (V) : Tegangan pada Baterai
(Volt)
IC (A) : Arus Pengisian pada Baterai
(Ampere) VDC (V) : Tegangan DC Output (Volt)
VAC (V) : Tegangan Inverter (Volt)
33
33
Modul Praktikum PLTS
G. Analisis
Gambar 2.10 Karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu solar PV polycrystalline 100 Wp
Jurusan Teknik Elektro PNK 2022
34
34
Modul Praktikum PLTS
Gambar 2.11 Pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output DC solar PV polycrystalline 100 Wp
Gambar 2.12 Karakteristik variabel kelistrikan terhadap waktu solar PV monocrystalline 100 Wp
35
35
Modul Praktikum PLTS
Gambar 2.13 Pengaruh arus pengisian terhadap tegangan output DC solar PV monocrystalline 100 Wp
H. Kesimpulan
36
36
Modul Praktikum PLTS
DAFTAR PUSTAKA
1. [DPK] Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. 2016. Panduan Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Vokasi. Jakarta (ID). Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran
2. Hasan H. 2012. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Pulau Saugi. Jurnal
Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) 10 (2)169-180
3. Ramadhani B. 2018. Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dos & Don’ts. Deutsche
Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Energising Development
(EnDev). Indonesia. Jakarta
4. Sinaga R. 2018. Rekayasa Sistem Pengelolaan Sumber Energi Listrik (Studi Kasus di
Kabupaten Kupang-Nusa Tenggara Timur). [Disertasi]. IPB. Bogor.
5. Satwiko S. 2012 Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya
pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng &
DIY, Purworejo 14 April 2012 ISSN: 0853-0823
6. Napitupulu RAM, Simanjuntak S, Sibarani S. 2017. Pengaruh Material Monokristal dan
Polikristal Terhadap Karakteristik Sel Surya 20 Wp dengan tracking sistem Dua Sumbu.
Medan. Laporan Penelitian. Universitas HKBP Nomensen.
7. Yanuar, Umar L, Setiadi RN. 2012. Evaluasi Nilai Tahanan Internal Modul Panel PV
Berdasakan Permodelan Kurva I (V). Prosiding Seminar Nasional Fisika Terapan III
Departemen Fisika Universitas Airlangga. Surabaya
8. Tino AA. 2016. Dampak debu terhadap kinerja modul photovoltaik di kampus Politeknik
Negeri Kupang. Jurnal Ilmiah Flash. 2(1) 26-33
9. Pribadi AB. 2016. Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan Rotasi Dinamis. Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Malang
37
37