Anda di halaman 1dari 88

JOB SHEET

PRAKTIKUM PENGHURAN FLUIDA DAN


THERMAL
342P1731222
SEMESTERIII

PROGRAM STUDITERNIR RONVERSIENERGI


JDRUSAN TERNIR HESIN
POUTERNIR NEGERIDJIING PANDANG
JOB SHEET
PRAKTIKUN PENGHÜRAN ELUDA DAN
THERMAL
342P1731222
SEMESTERIII

PROGRAM STDDITERNIR KONVERSIENERGI


JDROSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNK NEGERIUJUNG PANDANG
DAFTAR ISI

Hal

Percobaan 1 Boiler 1
A. Tujuan Percobaan 1
B. DasarTeori 1
C. Langkah Percobaan 6
D. Analisa Data 12
E. Grafik 16
Percobaan 2 Calorimeter dan Superheater 17
1. Caorimeter 17
A. Tujuan Percobaan 17
B. Teori Dasar 17
C. Langkah percobaan 19
D. Analisa Data 23
2. Superheater 25
A. Tujuan Percobaan 25
B. Teori Dasar 25
C. Alat ukur yang digunakan 30
D. Langkah percobaan 30
E. Analisa Data 32
Percobaan 4 Nozle Rig 35
A. Tujuan Percobaan 35
B. Teori Dasar 35
C. Langkah percobaan 38
D. Analisa Data 42
Percobaan 5 Injector 47
A. Tujuan Percobaan 47
B. Teori Dasar 47
C. Langkah percobaan 49
D. Instalasi Pengujian 51

iii
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Praktikum Optimasi dan Audit Energi


Kode Mata Kuliah : TE 32 66 22
Dosen Penyususun : Ir. Firman, M.T.

Jobshet ini telah diperiksa dan disetujui untuk digunakan sebagai bahan kuiah bagi
mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang

ui / Menyetujui
Direktur I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulisan
Jobshet ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada
Pimpinan Politeknik Negeri Ujung Pandang, Pimpinan Jurusan Teknik Mesin, Rekan-
rekan Staf pengajar dan semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Jobshet
ini. Saran dan kritik konstruktif dari pembaca dengan senang hati kami harapkan untuk
kesempurnaan Jobshet ini. Semoga Jobshet ini bermanfaat bagi mahasiswa khususnya di
Program studi Teknik Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung
Pandang

Makassar, September 2008.


Penyusun

Ir. Firman, M.T.

11
E. Analisa Data 52
Percobaan 6 Legging efficiency 57
A. Tujuan Percobaan 57
B. Teori Dasar 57
C. Skema Pengujian 61
D. Deskripsi Peralatan 62
E. Langkah percobaan 63
F. Analisa Data 65
Percobaan 7 PT Diagram 68
A. Tujuan Percobaan 68
B. Teori Dasar 68
C. Alat yang digunakan 70
D. Langkah percobaan 71
E. Skema Pengujian 71
F. Data pengamatan 73
G. Analisa Data 73

IV
DAFTAR TABEL

HAL

I Tabel Pengamatan Percobaan Boiler

Tabel hasil analisa data Percobaan Boiler


Tabel Pengamatan Percobaan calorimeter
10

14
22
Tabel Pengamatan Percobaan superheater 32
Tabel Pengamatan Percobaan Nozzle Rig 42
Tabel Pengamatan Percobaan Injector Rig 52
Tabel Hasil Analisa Data Percobaan Injector Rig 55
Tabel Pengamatan Percobaan Lagging Eficiency 64
Tabel Hasil Analisa Data Percobaan Lagging Eficiency 66
Tabel Pengamatan Percobaan PT Diagram 73
Tabel Hasil Analisa Data Percobaan PT Diagram 74

I-

v
DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar 1.1 Diagram keseimbangan energi 2


Gambarl.2 Boiler 4
Gambar 1.3 Instalasi Boiler 5
Gambar 1.4 Grafik Hasil Percobaan Boiler 16
Gambar 2.1 Calorimeter 21
Gambar 2.2 Instalasi Separating dan Throlting Calorimeter 22
Gambar 3.1 Konstruksi Pemanas Lanjut (Superheater) 26
Gambar 3.2 Diagram keseimbangan energi 26
Gambar 3.3 Instalasi Pemanas Lanjut (Superheater) 27
Gambar 3.4 Skema Instalasi Pemanas Lanjut 29
Gambar 4.1 Skema Nozzle Rig 40
Gambar 4.2 Nozzle Rig 41
Gambar 4.3 Grafik Percobaan Nozzle Rig denganJarak Probe 10/80 45
Gambar 4.4 Grafik Percobaan Nozzle Rig denganJarak Probe 80/10
Gambar 5.1 Injector Rig 50
Gambar 5.2 Skema Injector Rig 51
Gambar 6.1 Lagging Eficiency 60
Gambar 6.2 Skema Lagging Eficiency 61
Gambar 7.1 Skema PT Diagram 71
Gambar 7.2 PT Diagram 72
Gambar 7.3 Grafik Hasil Percobaan PT Diagram 75

vi
TINJAUAN MATA KULIAH

Praktikum Optimasi dan Audit Energi termasuk dalam kelompok Mata Kuliah Berkarya
(MKB) yang disajikan setiap semester genap bagi mahasiswa Program Studi Teknik
Konversi Energi yang duduk di semester VI. Praktikum ini terdiri atas empat job yaitu:
boiler test, superheater dan calorimeter,lagging efficiency dan PT diagram, serta injector
dan nozzle.
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu ,menganaiisis,
mengaudit, serta mengoptimalkan pemakaian energi di industri khususnya pada System
pembangkit tenaga uap. Prasyarat mengikuti praqktikum ini ialah mahasiswa telah lulus
mata kuliah Sistem Pembangkit Tenaga dan Manajemen Energi

vii
PERCOBAAN1
BOILER

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian ketel uap, mahasiswa
diharapkan dapat :
o Menjelaskan fungsi dan cara kerja boiler.
o Melakukan pengukuran temperatur, tekanan laju bahan bakar, dan air
masuk ketel uap.
o Menghitung kapasitas pembentukan uap dalam boiler pada kondisi
pengoperasian yang telah ditentukan.
o Menghitung efisiensi boiler.
o Menganalisis dan menarik kesimpulan dari percobaan yang dilakukan.

B. DASARTEORI
1. Pengertian Boiler
Boiler merupakan peralatan penghasil uap. Uap ini diperoleh dari
air yang dipanaskan sebagai hasil pembakaran sejumlah bahan bakar.
Bahan bakar boiler di Laboratorium Teknik Energi adalah bahan bakar
jenis cair, yaitu solar. Nilai kalor bahan bakar dapat diperoleh dari data
yang dikeluarkan oleh pertamina atau melalui analisis kimia.

1
Keseimbangan energi pada Boiler

Gambar 1.1 Diagram keseimbangan energi

2. Rumus-rumus yang digunakan


a) Jumlah energi kalor yang tersedia akibat proses pembakaran bahan
bakar dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini :
Ebb = mbb x Nbb (KJ)
mbb = laju aliran bahan bakar (Kg/s)
Nbb = nilai kalor bahan bakar cair (KJ/Kg)
b) Energi pembentukan uap
Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah entalpi
yang dikandung uap dikurangi dengan entalpi yang dikandung air
pengisian.
Besamya dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Eu = ma (hu - ha) KJ
= ma [hu - Cp (ta - 0)]
ma = massa air pengisian
hu = entalpi uap (Kj/Kg)

2
ha = entalpi air pengisian (KJ/Kg)
Cp = panas spesifik air pengisi ketel (KJ/Kg°)
ta = temperatur air pengisi ketel (°C)
c) Efisiensi Boiler
Efisiensi boiler didefinisikan sebagai perbandingan kalor terpakai
untuk mengubah air menjadi uap dengan kalor hasil proses
pembakaran bahan bakar.
„ „ , energi pembentukan uap
Efisiensi Boiler = ----- 2-*------------------- —
total energi masukan

d) Energi pembentukan uap


ma ( hu - ha ) = ma ( hu - Cp (ta - 0))
e) Tekanan absolut uap.
Pabs = tekanan gauge + tekanan atmosfir
— Pg Patm

Pg adalah tekanan gauge dalam bar


Maka efisiensi Boiler :
ma (h u- h a )
bth =
m bb N bb

f) Kalor yang terkandung yang melewati gas buang


Energi yang dikandung oleh gas buang hasil pembakaran diperoleh
dari aliran panas jenis rata-rata gas buang. Temperatur rata-rata gas
buang dan udara sekitamya.
Ewg “t- Edg nig Cg (tfi tat) kJ/kg
Ewg = energi yang dikandung gas buang kering (kJ/kg).
Edg = energi terhadap kandungan air moisture (kJ/kg).
mg = massa gas buang kering per kg bahan bakar (kg/kg)
Cpgb = panas jenis gas buang termasuk air (kJ/kg°C)
tfi = temperatur gas buang (°C).
tat = temperatur udara sekitar (°C).
g) Rugi - rugi lain yang tidak terukur.
E f — Ebb — ( E u + E Wg + Edg)

3
Gambar skematis instalasi Boiler

Gambar 1.3. Instalasi Boiler

Keterangan :
ma = kg air /kg bahan bakar.
mgb = massa gas buang / kg bahan bakar.
mm = massa uap didalam gas buang / kg bahan bakar.
mb = massa bahan bakar.
hu = entalpi uap.
ha = entalpi air masuk ketel.
Cgb = panas spesifik gas buang (C02,C0,HC).
Cm = panas spesifik uap panas lanjut.
ta = temperatur air masuk ketel..
tgb = temperatur gas buang.
tam = temperatur udara sekitar.

3. Peralatan dan alat ukur yang digunakan


Peralatan Boiler yang digunakan diperhatikan pada Gambar 3,
sedangkan alat ukur yang digunakan pengujian adalah sebagai berikut
♦ Meter tekanan,
♦ Meter temperatur,
♦ Laju aliran air,
♦ Laju aliran bahan bakar,
♦ Laju aliran gas buang,
♦ Stopwatch,
♦ Kalorimeter dan pemisah separating throttling.

C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menghidupkan Boiler
Persiapan percobaan
a) Menyiapkan sumber kelistrikan.
o Menghidupkan saklar sumber listrik dari PLN (panel MCB)
o Menghidupkan saklar sistem air pendingin
o Menghidupkan sistem kelistrikan Boiler
b) Menyiapkan pemasok air.
o Menutup katup pemasok pompa vakum
o Membuka katup pemasok air
o Menutup katup bypas air lunak (soffner)
o Membuka katup pemasok air lunak (soffner)
o Membuka katup pemasok tangki air pengisi boiler
o Menutup katup untuk pengujian kualitas uap
o Membuka katup pemasok air pada menara pendingin
o Menutup katup pemasok air pompa kalor
o Membuka katup pemasok air ke ketel uap suplai
o Menyalakan pompa pemasok air (disebelah luar gedung) dan
memeriksa tekanannya sekitar 2,5 bar.
c) Menyiapkan air pengisi Boiler
o Membuka katup keluaran air pengisi ketel
o Membuka katup pemasok air pengisi ketel uap
o Menutup katup blow down ketel uap
d) Memeriksa ketinggian air Boiler
o Membuka katup lower water coloum

6
o Membuka katup upper water coloum
o Menutup katup lower tricock
o Membuka katup upper tricock
o Menutup katup water coloum blow down.
e) Memeriksa gelas penduga
Memastikan handel ketiga katup yang terdapat pada gelas penduga
selalu dalam posisi vertikal.
f) Katup-katup pengeluaran Boiler
o Menutup katup uap utama
o Membuka katup pengukuran tekanan uap
o Menutup/mengunci katup pengeluaran ketel uap.
g) Pemasok bahan bakar Boiler
o Memastikan volume tangki bahan bakar, minimal setengah penuh.
o Membuka katup pemasok minyak pada tangki
o Membuka katup pemasok minyak pada ketel uap.
o Membuka katup kembalian minyak dari ketel uap
o Memastikan red fire valve arm pada pemasok minyak ketel uap
berada pada posisi terbuka.

h) Sistem kelistrikan pada Boiler


o Menghidupkan saklar pemasok listrik untuk ketel uap (terletak
pada dinding dibelakang pemanas lanjut)
o Menyalakan saklar daya ketel uap pada kotak distribusi
o Memutar kunci saklar permulaan boiler pada posisi ON. Pada
kondisi ini pompa pengisian air boiler bekerja dan memompa air
kedalam boiler. Hal ini berlangsung terus sampai ketinggian air
pada Boiler siap untuk dioperasikan.
i) Penyalaan pembakar
o Menyalakan electrical circuit breaker yang terletak disebelah kiri
kotak kendali boiler dan tekan tombol berwarna hijau pada sebelah
kanan kotak kendali.

7
o Bumer atau pembakar motor akan bekerja dan setelah lebih kurang
15 detik proses pembakaran dimulai.
j) Pemanasan Boiler
o Setelah proses pembakaran dimulai, proses pembakaran,
selanjutnya diatur secara otomatis oleh kendali tekanan pada kotak
panel, pembakaran akan mati pada kondisi tekanan sekitar 10 bar
(tekanan pengesetan)
o Bila ketinggian air didalam Boiler mencapai batas terendah, maka
proses pembakaran akan mati secara otomatis.
o Memastikan ketinggian air pada gelas penduga adalah 2-3 cm di
bawah batas ketinggian maksimal, jika perlu kurangi ketinggian air
dengan membuka katup Blow Down Boiler.

2. Mematikan Boiler
a) Matikan electrical circuit breaker yang terletak pada sebelah kiri kotak
kontrol.
b) Menutup katup pemasok bahan bakar
c) Membuka katup fan atmosfir
d) Membuka katup Blow Down Boiler kurang lebih seperempat putaran
sampai pompa air pengisi ketel menyala kemudian menutup kembali
katup tersebut.
e) Menunggu beberapa saat dan mengulangi langkah 4 sampai sekitar tiga
kali sehingga tekanan berada dibawah 2 bar.
f) Menutup katup uap.
g) Mematikan sistem pemasok listrik pada boiler.
h) Menutup katup pemasok air pengisi ketel.
i) Menutup katup pemasok air utama.
j) Membuka sedikit katup upper tricock.

3. Prosedur Percobaan
a) Mempelajari sistem peralatan untuk mengoperasikan boiler.
b) Mengatur tekanan kerj a boiler.
8
c) Menyiapkan data pengukuran dan pengamatan.
d) Mempersiapkan sumber kelistrikan, air pengisi ketel, bahan bakar lihat
pada tata cara menghidupkan boiler. Jika semua sudah siap boiler
dapat dioperasikan dan pengujian dapat dilakukan.
e) Mencatat parameter yang dibutuhkan daria awal operasi dan catat pula
untuk setiap période waktu tertentu.
(Ingat pengamatan dilakukan pada saat terjadi proses pembakaran
(dilihat pada tata cara pengamatan).
f) Pada saat bersamaan dilakukan pengukuran kualitas uap (faktor x (uap)
dapat diukur menggunakan pemisah penyeratan kalorimeter
(separating throting calorimeter).

9
D. CONTOH TABEL HASIL PENGAMATAN

BAHAN BAKAR AIR UDARA GAS BUANG UAP

W ak tu Pem bacaan Pem bacaan Pem bacaan


No. Suhu Tek. S u liu Tek Suhu Suhu Kandungan Tek Suhu K eterangan
F lo w F lo w M an om eter

|J a m | |L iter| |°C1 [bar| |L iter] l° C ] [m in H g] [° C | |°C | % C 02 (bar] [° C | [m m H g]

1 0 0 :0 0 :0 0 0.0 25 0 1 3 5 .3724 26 714 27 26 - 0 .0 “

2 0 0 :0 1 :3 8 1.0 26 15 26 27 271 - 0 .0 - -

3 0 0 :0 3 :2 5 2 .0 25 15 27 27 30 3 - 0 .0

4 0 0 :0 4 :5 7 3 .0 26 15 28 26 33 5 - 0 .0 -

5 0 0 :0 6 :3 8 4 .0 27 15 28 27 34 5 - 0 ,0 - -

6 0 0 :0 8 :1 9 5,0 27 15 28 27 360 - 0 .0 -

K a tu p W a te r C o lo u m
7 0 0 :0 9 :5 8 6 ,0 28 15 29 27 367 - 0 .0 - -
D itu tu p

8 0 0 :1 1 :4 5 7,0 27 15 29 28 369 0,3 -

9 0 0 :1 3 :2 0 8.0 28 15 29 28 372 - 0 .5 - -

10 0 0 :1 5 :0 2 9 .0 28 15 27 28 377 - 0 .8 -

11 0 0 :1 6 :0 4 10.0 27 15 27 28 378 - 1.0

12 0 0 :1 8 :2 0 11.0 28 15 29 27 381 - 1.4 - -

13 0 0 :2 0 :0 0 12.0 28 15 29 29 388 - 2 .0 -

14 0 0 :2 1 :4 1 13,0 29 15 29 29 387 - 2 ,5 “ -

15 0 0 :2 3 :2 4 14.0 28 15 30 29 390 - 3,5 - -

16 0 0 :2 5 :0 3 15.0 31 15 29 30 395 - 4 ,5 -

17 0 0 :2 6 :4 5 16.0 28 15 29 30 399 - 6 ,0 - -

K a tu p U a p U ta m a D ib u k a
18 0 0 :2 8 :2 6 17.0 28 15 32 29 401 - 7.5 - -
S e d ik it-S e d ik it

10
19 0 0 :3 0 :0 9 18,0 28 15 30 30 405 - 8,3 175 -

K a tu p U a p U ta m a
20 0 0 :3 1 :5 5 19,0 28 15 29 30 406 - 9 ,0 176 -
D ib u k a F ull

21 0 0 :3 3 :2 6 2 0 ,0 31 15 29 31 407 - 8 ,0 176 -

22 0 0 :3 5 :0 5 2 1 ,0 29 15 30 29 406 - 7 ,4 167 -

23 0 0 :3 6 :4 8 2 2 ,0 28 15 29 30 407 - 7 ,0 177 -

24 0 0 :3 8 :3 8 2 3 ,0 28 15 28 31 406 - 6 ,3 164 125

25 0 0 :4 0 :0 8 2 4 ,0 34 15 29 30 407 - 6 ,2 178 210

26 0 0 :4 1 :5 2 2 5 ,0 31 15 28 28 407 - 7 ,0 168 225

27 0 0 :4 3 :3 2 2 6 .0 28 15 29 28 408 - 7 ,2 171 200

28 0 0 :4 5 :1 0 2 7 ,0 28 15 30 28 429 - 8 ,0 172 110

29 0 0 :4 6 :5 2 2 8 ,0 29 15 29 30 411 - 7 ,9 173 125

30 0 0 :4 8 :3 2 2 9 ,0 29 15 29 30 417 - 7,5 172 125

31 0 0 :5 0 :1 2 3 0 .0 30 15 30 28 419 - 7 ,4 171 130

32 0 0 :5 1 :5 5 3 1 .0 30 15 30 30 419 - 7,3 170 100


1 3 5 .6 2 4 9
33 0 0 :5 3 :3 2 3 2 ,0 29 15 30 30 417 - 7,5 173 70

34 0 0 :5 5 :1 2 3 3 ,0 28 15 30 30 410 - 8 ,0 173 60

35 0 0 :5 6 :5 4 3 4 ,0 28 15 28 31 415 - 9.1 179 50

36 0 1 :0 4 :5 2 3 5 .0 28 15 30 31 342 - 9 .9 181 75

37 0 1 :0 7 :2 8 3 6 ,0 28 15 30 30 386 - 9 ,9 180 100

38 0 1 :1 0 :0 4 3 7 ,0 27 15 30 29 389 - 9 ,0 182 110

39 0 1 :1 1 :4 5 3 8 ,0 28 15 29 30 379 - 9,1 182 100

40 0 1 :1 3 :2 6 3 9 ,0 27 15 29 30 400 - 9 ,0 180 90

41 0 1 :1 5 :0 8 4 0 ,0 31 15 27 30 408 - 8 ,4 180 225

S ist. D i-O ffk a n


0 1 :1 5 :5 2 40,3 28 15 29 32 414 - 7,5 179 175
(B lo w D o w n )

11
E. CONTOH ANALISA DATA
Contoh Perhitungan Data ke-42
Diketahui :
O Waktu At = 01:15:52-01:15:08
= 00:00:40 = 44 sec.
O Volume bahan bakar, AV f = 40,3 - 40,0 = 0,3 Itr
O Temp. bahan bakar, Tf = 28 °C
O Tekanan bahan bakar, Pf = 15 bar
O Pembacaan awal flow meter air, Vw = 135,3724 Itr
O Suhu air, Tw = 29 °C
O Tekanan udara, Pa = 714 mmHg
O Suhu udara, Ta = 32 °C
O Suhu gas buang, Teg = 414 °C
O Tekanan uap pengukuran, Pgauge = P2 = 7,5 bar
O Suhu uap, Ts = 179 °C
O Pembacaan manometer uap, hmmhg = 175 mmHg
O Nilai kalor bahan bakar, Cf = 43250 kj/kg
O Massa jenis bahan bakar, pf = 860 kg/mJ
Jawab :
1) Laju aliran bahan baker (mf), [kg/s]
AVf [ltr] nf
mf =— —— xp[kg/m ]x
t[s] 1000 Itr
0,3 [Itr] m
x860[kgVm3]x
44[j ] 1000 Itr
= 0,0058 kg/s
2) Daya input bahan bakar (Qjn), [kj/kg]

Qin = m f ik§ / s]xCf [kj/ kg]


= 0,0058 [kg / s] x 43250 [U/kg]
= 253,60 kW
3) Entalpi pengisian air (hfw = hl) :
Dari tabel 1 : Saturation Line (Température), kondisi cair jenuh diperoleh :
12
Untuk Tw = 29 °C ===■» hi = 121,5 kJ/kg
4) Entalpi uap (hs = I12) :
Pabs "" Pgauge Patm —7,5 + 1 —8,5 bar
Dari tabel 2 : Saturation Line (Pressure), kondisi uap jenuh diperoleh
Untuk Pabs = P 2 = 8,5 ===-» h2 = 2769,9 kJ/kg
5) Laju aliran uap (ms) :

ms = 7,562 x j h ^ n g x ^ [kg /jam],

dimana :
1
psat = ---------- ; ----- , vsat Dari tabel 2 : Saturation Line (Pressure),
v sat[m3/kg]

Untuk P2 = 8,5 bar = ■ > vsat —1,1182 m3/kg


1
Jadi, Psat = 0,8943 k g / m 3
1,1182[m /kg]
Sedangkan q adalah fraksi kekeringan uap, diasumsikan q = 1
Sehingga diperoleh :
O 8943

- 94,601 kg/jam
J 175x-^-j— [kg/ jam]

6) Daya uap ( Q out) :

Qout* = ms [kg/jam] x (h2 - h,) [kJ/kg] x 1 [kW]


3600 s

= 94,601 [kg/jam] x (2769,9 -121,5) [kJ/kg] x


3600 :

= 69,595 kW
7) Efisiensi thermal (Thermal) :
69 595
T 1 th e rm a l= ^ x l0 0 % ’ xl00% = 27,443 %
Z-rin 253,60
H

0‘0l 0‘1 901 oz


e‘6 0‘I £01 61
£‘8 0‘I 101 81
0'L 0‘1 Z01 Ll
£‘£ 0‘I 66 91
£> 0‘I £01 £1
£‘£ 0‘1 101 P1
iamvA# iamvA# iamvA# CPZLZ £‘m s6‘iac 600‘0 £l£6‘0 sez.o‘i 0‘£ 0‘I 001 £1
0‘1 9£I Zl
Ot 0‘1 Z9 11
8‘1 0‘I Z01 01
£‘l 0‘1 S6 6
£‘l 0‘I LOI 8
0‘1 0‘1 66 L
0‘1 0‘1 101 9
0‘1 0‘l 101 £
0‘1 0‘1 Z6 P
0‘1 0‘1 LOI £
0‘I 0‘1 86 Z
iamvA# iamvA# iamvA# Ÿ9L9Z 6‘801 io/Aia# io/Aia# t?8£6‘0 Hwn 0‘098 0‘0£££t> 0‘1 0‘0 0 1
I%1 iMMl [lUBf/S>|| [S>i/r>il [§>i/r>il l/VVll |s/8>j| l^ /riu| leui/§>ii is>i/r>ii |jB q | |jn l 1*1
|BUIJ3t|)q 'ui •ON
,n°Ô SUI H 'M “!Ô J U JJ q q ^ iN zd jaq ja
v sn vM v iis v h aaavx h o in o d a
21 91 1,0 9,0

22 99 1,0 8,4

23 103 1,0 8,0

24 110 1,0 7,3

25 90 1,0 7,2 1 ,1 0 9 6 0 ,9 0 1 2 0 ,0 1 0 4 1 3 ,2 8 121,5 2 7 6 3 ,2 104 ,0 31 7 6 ,3 3 9 18,471

26 104 1,0 8,0 1 ,1 1 5 0 0 ,8 9 6 9 0 ,0 0 8 3 5 7 ,6 4 117,3 2 7 6 7 ,5 107 ,4 21 7 9 ,0 8 0 2 2 ,1 1 1

27 100 1,0 8,2

28 98 1,0 9,0

29 102 1,0 8,9

30 100 1,0 8,5

31 100 1,0 8,4

32 103 1,0 8,3

33 97 1,0 8,5

34 100 1,0 9 ,0

35 102 1,0 10,1

36 478 1,0 10,9

37 156 1,0 10,9

38 156 1,0 10,0

39 101 1,0 10,1

40 101 1,0 10,0

41 102 1,0 9 ,4

42 44 0,3 8,5 1 ,1 1 8 2 0 ,8 9 4 3 0 ,0 0 6 2 5 3 ,6 0 121,5 2 7 6 9 ,9 9 4 ,6 0 1 6 9 ,5 9 5 2 7 ,4 4 3

15
G. CONTOH GRAFIK

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA LAJU ALIRAN MASSA UAP


DENGAN EFFISIENSI BOILER

Gambar 1.4 Contoh grafik hasil percobaan

SOAL/PERT ANYAAN
1. Jelaskan fungsi dan cara kerja boiler
2. Sebutkan parameter yang ber[pengaruh terhadap efisiensi boiler

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasipembangkit Daya. Dit. Oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga

16
PERCOBAAN 2
CALORIMETER & SUPERHEATER (PEMANAS LANJUT)

1. CALORIMETER
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian kalorimeter, mahasiswa
diharapkan dapat menentukan fraksi kekeringan uap.

B. TEORI DASAR
Separating dan throtling calorimeter digunakan untuk menentukan
fraksi uap, dalam hal ini hasil pembakaran / pemanasan air dalam boiler
sehingga menjadi uap. Hal ini perlu diketahui, apakah hasil pembakaran suatu
boiler baik atau tidak dan dengan mengetahui fraksi uap tersebut dapat juga
diketahui efïsiensi suatu boiler.
Separating calorimeter bekerja secara mekanik di mana uap basah
yang masuk membuat perubahan searah dengan alirannya pada sudut tumpul.
Pada Throttling calorimeter uap yang masuk adalah umum yang masuk ke
bodi throttling calorimeter melalui sebuah orifice yang mengatur tekanan di
dalam calorimeter mendekati keadaan udara. Hal ini yang menyebabkan uap
menjadi lebih panas dan dengan mengukur temperatur dan tekanan akhir uap
dapatlah dihitung fraksi dari uap tersebut.
Untuk dapat menghitung fraksi dari uap tersebut, ada beberapa
persamaan dan parameter yang di perlukan antara lain :
1. Fraksi kekeringan uap didapatkan dari perbandingan jumlah uap kering
yang ada dalam campuran uap basah (wet vapour).
_ _. Quantity of dry steam
Drynes Steam = ----------------- ---------- -------------------
Quantity of dry steam + water

2. Separating calorimeter (Xs)

X = Wt
s Wt + ws

dimana :
17
Wt = Berat uap kering yang dilepaskan dari calorimeter.
Ws = Massa air yang dipisahkan dalam calorimeter dalam waktu
yang sama.
3. Throtlïng calorimeter.
Aliran air / fluida yang mengalir dalam throttling orifice dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Dari persamaan energi aliran tetap dapat
diketahui bahwa adiabatis dan mempunyai proses entalpi yang konstan.
Uap basah sebelum throttling akan menjadi super panas setelah throttling
pada tekanan rendah.
Entalpi uap basan sebelum throttling :
Hi = hf i + Xt hfgi
Entalpi uap basah setelah throttling :
H2 = hg2 + Cp ( t2 - ts2)

Selama : Hi = H2
Hfi + Xt hfgi = hg2 + Cp ( t2 - ts2)
v _ hg2 + C p ( t 2- t s2) -h f1
At - ----------- --------------
hfg1
Dimana :
Hfi = panas yang berhubungan dengan Pj
Xt = Fraksi dryness pada throttling calorimeter
hfgi = Panas laten ( tekanan uap Pi )
hg2 = Entalpi uap ( tekanan Pi )
Cp = panas spesifîk pada tekanan konstan
t2 = Temperatur uap pada throttling
t S2 = Temperatur uap saturasi ( tekanan P2 )
4. Combinasi separating dan Throttling
Jika W adalah berat air dalam uap yang meninggalkan dalam uap yang
meninggalkan seperating calorimeter dan masuk ke throttling calorimeter,
karena itu definis dari fraksi uap :

18
I

w, +w
x ,= — dan W = Wt ( 1 - X t )

tetapi separating kalorimeter telah siap digerakkan Ws water, oleh karena


itu, total berat air adalah ( Ws + W ) dalam uap basah adalah Ws + Wt .
Fraksi dryness sebenarnya X = Xs . Xt

C. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
1) Membersihkan sisa kondensat pada separator, dengan cara membuka
katup Separated Water (Ml).
2) Membilas separator menggunakan uap dari boiler dengan cara membuka
katup pada Steam Pressure Gauge yang menuju separator agar dapat
mengalirkan uap dari boiler.
3) Menutup katup Separated Water (Ml).
4) Hal yang sama dilakukan pada bagian Condenser.
5) Setelah selesai, pengambilan data dimulai.
Pengambilan Data
1) Untuk pengukuran di Condensâte (M2), menempatkan bejana kondensat
yang kosong dibawah keluaran kondensor.
2) Membuka katup uap dan membiarkan uap mengalir ke calorimeter untuk
pemanasan sistem.
3) Mengalirkan air pendingin ke kondensor, sampai uap yang akan diukur
menjadi air dan tidak bersifat uap.
4) Keadaannya dibiarkan sampai terlihat cairan yang terkondensasi pada
bejana kosong tadi.
5) Mengukur dan mencatat nilai awal ketinggian fluida separating
calorimeter, nilai awal kondensasi pada bejana ukur, tekanan uap utama,
tekanan setelah throttling, tekanan udara, temperatur uap dan temperatur
throttling.

19
6) Pengambilan data yang sesuai, dilakukan ketika fluida mulai nampak
pada Separated Water (Ml), disaat yang bersamaan dilakukan
pembacaan pada bejana ukur (M2).
7) Setelah pengukuran selesai, suplai uap dihentikan kemudian membiarkan
peralatan menjadi dingin. separating dikosongkan dan membuang fluida
pada bejana ukur.

20
2.4 DIAGRAM RANGKAIAN

S e p a ra tin g T h ro ttlin g
C a lo rim e te r C a lo r im e te r

Gambar 2.2 Instalasi separating dan throttling kalorimeter yang diujikan

D. CONTOH TABEL HASIL PENGAMATAN


Pi P2 Ti T2 Mi m2
No.
[bar] [mmHg] PC] PC] [ml] [ml]

1. 7,5 20 40 172 200 2000


2. 7,5 22 40 172 220 2250
3. 7,5 24 40 172 240 2500
4. 7,5 26 40 172 250 2700
5. 6,3 24 40 188 250 3000
rata-rata 7,26 23,2 40 175,2 232 2490

22
E. CONTOH ANALISA DATA
Diambil contoh nomor 5
Diketahui :
O Tekanan uap masuk kalorimeter, Pi = 6,3 bar
O Tekanan uap setelah throttle ?2 = 24 mmHg
O Temperatur uap masuk kalorimeter, T! = 40 °C
O Temperatur uap setelah throttle, t2 = 188°C
O Volume air separator, M, = 250 ml
O Volume air kondensat, M2 = 3000 ml
O Tekanan atmosfir, Patm =715 mmHg

Penyelesaian :
• Tekanan uap setelah throttle (Pabs2) :
24 + 715 = 739 mmHg

= — x 1.01325 = 1.047261 b ar(a)


715

Tekanan absolut ( P absi) = 6,3 + 1,047261 = 7.347261 bar(a)

Dengan menggunakan tabel uap (tabel 2) dan interpolasi, maka enthalpi pada
tekanan dan temperatur di atas adalah :
hf pada tekanan 7.347261 bar(a) =705,6 kJ/kg

hfg pada tekanan 7.347261 bar(a) =2055,7 kJ/kg

hg pada tekanan 1.047261 bar(a) = 2677,4 kJ/kg

ts pada tekanan 1.047261 bar(a) = 100,90 °C

hg + cp (t2 - ts) - hf

23
2677,4 + 1,8723 (188 - 100,90) -705,6
1,0385
2055,7
• Separating Kalorimeter (Xs) ;
M2
Xs
M, + M 2
3000
0,923
250 + 3000
• Fraksi Kekeringan (X) ;
X = Xt . Xs
= 1,0385 x 0,923
= 0,958

SOAL/PERT ANYAAN
Jelaskan pengertian fraksi kekeringan uap

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit. Oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga

24
2. SUPERHEATER
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian, praktikan
diharapkan dapat :
- Menjelaskan fungsi dan cara kerja pemanas lanjut / superheater.
- Melakukan pengukuran besaran yang diperlukan untuk
menentukan karakteristik superheater.
- Menghitung neraca kalor proses di dalam superheater.
- Menentukan efisiensi superheater.

B. TEORI DASAR
Pada sistem pembangkit tenaga upa dibutuhkan pemanas lanjut
uap yang berasal dari ketel uap. Fungsi pemanas lanjut untuk
meningkatkan kualitas uap yang dihasilkan ketel uap. Uap yang
dihasilkan oleh ketel uap adalah uap basah, uap ini tidak begitu efisien
dalam menggerakkan Turbin karena sudu Turbin akan cepat rusak dan
kerja turbin tidak optimum. Dengan pemakaian uap panas lanjut akan
meningkatkan kualitas dan memberikan kerja pada turbin uap lebih
baik. Gambar di bawah ini memperlihatkan konstruksi suatu pemanas
lanjut :

25
Katup keluaranke almosfer

Gambar 3.1 Konstruksi pemanas lanjut.


Keseimbangan energi pada proses pemanas lanjut dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Keseimbangan energi.

26
Rumus-Rumus Yang Digunakan
1. Energi uap kering yang terbentuk serta efisiensi pemanas lanjut
dapat dicari dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Energi bahan bakar, Es

Es = mfs .NKhh

dimana :
Es = Kalor hasil pembakaran bahan-bahan dipemanas lanjut (kW).
mfs = Massa bahan bakar (kg/dtk)
NKbb = Nilai kalor bahan bakar (kJ/kg).
2. Jumlah energi kalor yang dipergunakan untuk mengubah uap
basah menjadi uap panas lanjut ditentukan dengan persamaan :

E st.s = m (KP - K )
dimana :
Ests = Kalor terpakai untuk menaikkan kualitas uap (kW))
mu = Laju aliran uap panas lanjut (kg/s).
hu = Entalph\ uap masuk (kJ/kg).
Hsp = Entalphi uap keluar (kJ/kg).
3. Efisiensi, rjs
Efisiensi pemanas lanjut adalah perbandingan antara kalor terpakai
untuk mengubah uap basah menjadi uap panas lanjut, dengan
kalor hasil pembakaran bahan bakar,

sehingga dapat dituliskan persamaan :

dimana :
77s = Efisiensi pemanas lanjut (%).
Egts = Kalor terpakai untuk mengubah uap basah ke uap panas
lanjut (kJ/s).

*
Es = Kalor hasil pembakaran bahan bakar pemanas lanjut (kJ/s).
4. Efisiansi panas lanjut ( r/s)

Energi yang diperoleh uap


Total energi yang masuk pemanas lanjut

5. Total energi = mbb x Nkbb = 9kg/s) x (kJ/kg) = kJ/s.


6. Energi yang diterima uap dari pemanas lanjut :
Es — hp — (hu + Xhfg)
7. Tekanan absolut = tekanan pengukuran + atmosfer

Pabs — Pg "*■ Patm


dimana :
Pg = tekanan pengukuran (bar)
Patm = tekanan atmosfer (bar)

Pengukuran
Gambar skematis instalasi pemanas lanjut :
. Gas buang
mgb
îia rc m j jo n

Masukan uap
mu
T1 U
x

N k bb

Mbb

Bahan bakar

Gambar 3.4 Instalasi pemanas lanjut.

29
Keterangan :
mb =
massa bahan bakar ( kg/jam )
mu = massa uap masuk per kg bahan bakar
mgb = massa gas buang
hu = enthalpi uap
hs = enthalpi uap pemanas lanjut
CpS
-
panas spesifik uap pemans lanjut

c pgb = panas spesifik gas buang


tg b
= temperatur gas buang

ts
-
temperatur uap pemanas lanjut

tu
-
temperatur uap sebelum pemanas lanjut

C. ALAT UKUR YANG DIGUNAKAN


o Meter tekanan
o Meter temperatur
o Laju aliran uap
o Laju aliran bahan bakar
o Laju aliran gas buang
o Exhaust gas analyser

D. LANGKAHPERCOBAAN
Persiapan
1) Mengecek ketersediaan bahan bakar
2) Membuka katup bakar untuk disalurkan ke Burner
3) Menyetel Coil Over Pressure pada set point 380°C
4) Menyetel Steam Outlet Temperatur pada set point 240°C
5) Menyetel Steam Inlet Pressure pada set point 5 Bar
6) Membuka katup laju aliran massa fluida dengan set point sekitar
100 mmHg

30
Menvalakan SuperHeater
1) Mengaktifkan sumber kelistrikan.
2) Membuka perlahan - lahan katup utama sehingga uap akan masuk
kedalam pemanas lanjut dan bersikulasi didalam pemanas lanjut.
Yang perlu diperhatikan disini tekanan masukan uap harus dijaga.
3) Menekan reset push-button untuk mulai pembakaran
4) Jika temperatur uap keluar mnendekati kondisi kerja yang
diinginkan (240° c ) maka uap yang dihasilkan siap digunakan
5) Jumlah aliran yang keluar dari pemanas lanjut sebaiknya dijaga
pada kondisi maksimal, meskipun kebutuhan uap pada turbin kecil,
sedangkan sisa kelebihan dikeluarkan ke atmosfer.
Mematikan pemanas lanjut
1) Mematikan supply listrik pemanas lanjut
2) Menutup katup supply no.21 dan 22
3) Membiarkan uap tetap mengalir pada pemanas lanjut sampai
temperatur masukan dan keluaran sama.
Prosedur penqujian
1) Menset pemanas sesuai dengan kondisi uap yang dibutuhkan
menunggu sampai stabil
2) Mencatat waktu pembebanannya, banyaknya bahn bakar tiap
période waktu tertentu. Mencatat parameter yang ditunjukkan pada
alat ukur pemanas lanjut
3) Faktor uap ( x ) dapat dicari denan menggunakan separating dan
throtting kalorimeter
4) Flue gas - gas buang dapat diamati dengan menggunakan orset
aparatur, Co2, CO, HC sehingga CpSh dapat dihitung.

31
E. CONTOH TABEL HASIL PENGAMATAN
Pi = P2 Ti t2 AH v bb
Data t(s)
(bar) (bar) (°C) (mmHg) (Liter)
1 7.80 179 235 260 3.6 240
2 7.50 178 230 220 4.0 270
3 7.25 177 235 175 4.5 300
4 7.00 176 243 160 4.9 330
5 7.00 175 251 148 5.3 360
6 6.90 175 246 125 5.8 390
7 6.90 177 259 110 6.3 420
8 7.00 177 240 175 6.7 450
9 7.00 179 244 160 7.1 480

F. CONTOH ANALISA DATA


Contoh Perhitungan Data No. 7 ;
Diketahui :
Tekanan uap masuk superheater, Pi = P2 = 6,9 bar

Temperatur uap masuk superheater, Ti = 177°C


Temperatur uap keluar superheater, t2 = 259°C

Laju aliran uap, A H mmHg = 110 mmHg

Fraksi kekeringan uap, X = 0,958

Volume konsumsi bahan bakar, v bb = 6,3 Itr = 6,3.10

Lama konsumsi bahan bakar, t = 420 s

Nilai kalor bahan bakar, Nkbb = 45389,1 kj/kg

Massa jenis bahan bakar, Pbb = 743 kg/m3

Tekanan udara sekitar, P atm = 715 mmHg


= 1,01325 bar
32
1. Menghitung laju aliran massa bahan bakar, (mbb) :

mbb

= 6,3' 1Q' 3 x 743 = 0,011145kg/s


420
2. Menghitung daya bahan bakar (daya input), (Pbb) ;

Pbb — mbbx Nkbb


= 0,011145 X 45389,1 = 505,861 kW
3. Menghitung entalpi uap ;
Entalpi uap masuk, h1 :
h2 = h f + x .h fg

hf dan hfg diperoleh dari tabel uap jenuh (Tabel 1) berdasarkan


temperatur uap masuk
Untuk tekanan uap masuk absolut, Pin(abs) = Pin + Patm = 6,9 + 1,01325
= 7,91325 b a r d a n t = 177 °C

didapatkan :
hf = 749,9 kJ/kg
hfg = 2023,7 kJ/kg
sehingga,
hi = 749,9 + (0,958 x 2023,7) = 2688,604 kJ/kg
Entalpi uap keluar, h? :
Diperoleh dari tabel uap panas lanjut (Tabel 3), berdasarkan
tekanan uap masuk, Pi (Proses superheater berlangsung dalam
tekanan konstan, P-i = P2) dan temperatur uap keluar, T2.
P2 (g) = 6,9 bar
P2 (abs) = 6,9 + 1,01325 = 7,91325 bar
T2 (°C) = 259 °C
Maka diperoleh : h2= 2970,21107 kj/kg

33
4. Daya output/daya uap (Puap)
uap = ms . (h2-hi)
110
(2970,21107 - 2688,604) = 8,60466 KW
3600
5. Efesiensi superheater (r|Sh)

_ uap
nsh x l 00%
■hh

8,60466
Vsh = xl00% rjsh = 1,701 %
505,861

SOAL/PERTANYAAN

1. Jelaskan funsgsi dan cara kerja pemanas lanjut

2. Sebutkan parameter yang berpengaruh terhadap karakteristik


pemanbas lanjut

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangit Daya. Dit. Oleh E. Jasjfi.
Jakarta: Erangga
PERCOBAAN4
NOZZLE RIG
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian Nozzle Rig, mahasiswa
diharapkan dapat :
• Menyelidiki variasi tekanan sepanjang profil nozzle tertentu untuk setiap
back pressure.
• Menggambarkan hubungan antara tekanan terhadap jarak.
• Menyelidiki back pressure terhadap laju aliran massa uap.
• Membandingkan tekanan dan kecepatan throat secara aktual dan teoritis.

B. TEORI DASAR
Maksud dari pada nozzle adalah mengkonversi energi dalam uap
menjadi energi kinetik dan ini terjadi dengan mengubahnya dari tekanan tinggi
ke tekanan rendah. Selama uap mengalir dalam nozzle dengan cepat uap panas
yang mengalir tersebut menempati tempat disekitamya dan karena itu ekspansi
dapat dikatakan adiabatis. Dari bentuk nozzle dapat diketahui konversi dari
energi dalam menjadi energi kinetik sebagai keluarannya yang mempunyai
efisiensi yang cukup besar. Dalam praktek nozzle ini ada dua jenis bentuk
nozzle yang digunakan, yaitu konvergen dan divergen, dimana pemilihan ini
dapat dilihat dari pemilihannya dan tergantung pada akhir tekanan yang
diinginkan.
Perbandingan aliran uap dimisalkan PI, VI dan H1 sebagai parameter
aliran uap yang masuk, dan P2, V2 dan H2 sebagai parameter uap yang keluar
nari nozzle.
Proses aliran uap, umumnya berdasarkan persamaan energi, yaitu :
wz.
+
WV2] TT
+ U, +
P\ Vj wz, + -------
WV22 TT p, v2
+ U2 + 2 2
+ Q =
J 2gJ J J 2gJ J
Perubahan pada energi potensial tidak usah diperhatikan, karena tidak
ada perubahan panas disekitamya dan tidak ada kerja yang terjadi, oleh karena
itu dari penjabaran diatas kita dapatkan persamaan baru, yaitu :

35
w ( V22 - V j2) = H i - H2 dimanaH= U + pv / J
2gJ
Dengan menganggap Y i =V2 maka kita dapat tuliskan :
1
( V22) =hi - h2
2 gJ

V2 = p g J (h, - h2)
Kenyataannya, gesekan menyebabkan energi masuk kedalam uap, efeknya
adalah bertambahnya entalpi pada uap dan akhirnya kering. Drop entalpi
sebenamya adalah lebih kecil dari pada drop theoretical, dan efisiensi nozzle
ditentukan dari perbandingan
Drop entalpi aktual
Efisiensi nozzle, rjn = -------------------------
Drop entalpi teoritis
Bagian minimum dari nozzle disebut throat dan tekanan pada throat untuk
kerja maksimum diketahui sebagai ’Tekanan Kritis Jika tekanan keluar lebih
besar dari tekanan kritisnya sebuah nozzle konvergen yang dipergunakan, jika
lebih kecil dari tekanan kritis sebuah nozzle konvergen-divergen adalah
penting sekali. Tekanan kritis dapat ditentukan sebagai berikut :
Kecepatan uap pada berbagai seksi diberikan oleh ekspresinya (lihat
persamaan diatas)

V2 = V2gJ (hx - h2)

v2 = ^2gJ(U, =U2
Ekspansi dalam nozzle terjadi secara adiabatis, dan perubahan energi
dalam adalah :

( ^ , ~ P2Vl)
U,-U2
J ( n - 1)

(*», K ~ p2 V2) M i )
J { n - 1) J j

P2 V2
2 g. ■ f f o-
n- 1 fv,

36
P, V,n = P2 V2n

p n -l
V = J 2 g . ----- - ■P\V\ i - t h n
n- 1

.. .. * A.v Luas nozzle . Kecepa tan uap


Massa aliran, m = ------= ----------------------------------- —
vt volume spesifikuap

Jadi aliran per-luasan setiap suction dimana tekanannya, P2 dan volume


spesifik V2, yaitu :
n- 1
.PXV\ n

P n-l
F_ r\ V
v1
2g--n 1 - (^ ) "
A

Sekarang P, V,n= P2 V2n, ( V, / V2 ) n = P2 / P, , V, / V2 = (P2 /P,)n

jadi,

v: P->”

PV P
sehingga : 1 1 - 1 vA = h } P IV
V2 2 ‘ r \ ' V1
V22 V, Pn

dengan mensubtitusi persamaan diatas, maka :

P - P n -l
4 = J2g .n - 1 i— y - (— ) n
F, p/ > /

P t p n-l
aliran per-luasan akan maksimum apabila (— )" - (— ) " adalah

maksimum.

37
Dengan menjabarkan rumusan diatas maka didapatkan persamaan :

n- 1
p \ +

Aliran per-luasan maksimum pada setiap bagian, dimana P2 dihasilkan :

n - 1
P =P
r 2r \
n+1

nilai perkiraan untuk “ n” :


Superheated steam n = 1,3 ; P2 = 0,546Pi
Initially dry saturated steam n = 1.125 ; P2 = 0,578 Pi
Wet steam n = 1,125 ; P2 = 0,582 P] kemudian jika
untuk superheated steam tekanan P2 lebih besar dari 0,546 Pi hanya nozzle
konvergen yang diinginkan, jika lebih kecil dari 0,546 Pi yang diinginkan
nozzle konvergen-divergen yang berleher (throat) dimana tekanan kritis dapat
terjadi.

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pipa pengujian berada pada posisi batasan pembuangan untuk mengukur
tekanan pembuangan (exhaust).
2. Memilih dan menetapkan satu buah nozzle, memeriksa tidak ada
kerusakan pada nozzle atau pada permukaan nozzle tersebut.
3. Membuka aliran masuk aliran pendingin dan katup aliran keluar kondensor
dan mengatur katup keluaran agar mendapatkan kuantitas aliran yang baik.
4. Membuka katup tekanan balik ( back Pressure ).
5. Membuka katup aliran masuk uap pada peralatan dan membiarkan aliran
uap selama 10 menit untuk pemanasan peralatan.
6 . Kondensat akan secara otomatis membuang dari separator dan masuk
keruang uap melalui perangkap uap.
7. Memilih tekjanan masuk ke peralatan nozzle untuk nilai yang diinginkan
oleh katup masuk uap ke throttling.

38
8. Menyetel tekanan pembuangan pada nilai yang diinginkan dan mengatur
katup regulating tekanan balik.
9. Memutar lengan profil nozzle sesuai panjangnya untuk dapat membaca
tekanannya pada titik yang bertingkat. Tekanan masuk akan nampak
konstan pada nilai awal. Setelah melengkapinya memutar ulang search
tube pada posisi teratas dan memeriksa tekanan masuknya.
10. Menentukan kekeringan uap, membuka katup pada throtling orifice dan
membiarkan uap lepas ke udara (merupakan suatu wadah yang tepat untuk
mencegah buangan jatuh ke tanah). Uap dibiarkan mengalir kurang lebih 3
menit. Untuk memastikan terjadinya pemanasan, kemudian mencatat
tekanan dan temperatur uap bersama-sama dengan temperatur setelah
melalui throttling orifice. Gambaran ini dinyatakan dalam entalpi yang
konstan.

39
*Jt. iW l cthùjst ûV«l.
prcîïuit _ - ^fïjiatt

3IC-.V

( In l'iiin.ii
tr

r 'rl t“ 4ty\iu

Gambar 4.1 Skema Nozzle Rig


Gainbar 4.2 Nozzle Rig

41
D. CONTOH DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil pengamatan pada percobaan nozzle rig.


Tekanan
Throttling Uap masuk Uap keluar Volume Waktu
Posisi Nozzle
kondensat
Probe P T Pi T, P2 t2
[bar] [ml] [menit]
[bar] [°C] [bar] [°C] [bar] [°C]
-10 8,5 34 8,5 160 4 140 8,5 1000 0
0 8 28 7,5 152 3,5 138 7,3 2200 4.00
10 6 30 6 144 3 136 3,2 3000 8.00
20 6,5 34 6,5 146 3,4 138 2,4 4250 12.00
30 9 40 9 158 4,6 146 3,5 6250 16.00
40 8,5 42 8,5 156 4,5 146 3,8 7000 20.00
50 8,2 46 8,2 154 4,2 144 2,6 8500 24.00
60 8,2 54 7,5 148 3,5 140 3,2 9450 28.00
70 5 52 5 138 2,5 134 2,2 10600 32.00
80 3,5 52 3,5 124 1,6 126 1 11500 36.00

25 7,75 37 7,75 152 4 142 2,95 5250 16.00

E. CONTOH ANALISA HASIL PERCOBAAN


Sebagai contoh analisa diambil nilai rata-rata (posisi probe 30) dari
hasil percobaan.
Dik:
Tekanan atmosfir = 1,01325 Bar
oo
kyi
o
O

Temperatur uap masuk , T,


II

Tekanan uap masuk, P, = 9 Bar


Temperatur uap keluar , T 2 = 146°C
Tekanan uap keluar, P 2 = 4,6 Bar
Diameter trottling, d = 6,5 mm
Fraksi kekeringan, x = 0,8

42
Nilai pendekatan uap saturasi, n = 1,13
Percepatan gravitasi, g = 9,81 m/s2

Penyelesaian :

Menghitung tekanan absolut (P ^ ) :

Untuk tekanan masuk (P, ) :

? abs = 9+1,01325 - 10,01325 Bar

Untuk tekanan keluar (P 2 ) :

P ahs = 4,6 + 1,01325 = 5,61325 Bar

1) Menghitung kecepatan aliran uap (v) :

Volume spesifik pada tekanan uap masuk P,= 10,01325 Bar diperoleh
dengan cara interpolasi menggunakan table-2 dan hasilnya adala h :
v y = 0,0011274 m 3/kg

Untuk rasio tekanan (r) diperoleh sebagai berikut :


5,61325
= 0,5605822
10,01325

maka :
1, 13-1
r in ï 1,13
v = 2.9,81 x —?---- x 10,01325 x 0,0011274 (1-0,5605822)
1 1,1 3 — 1 ,

v = 0.990405414 m/s

43
2) Menghitung aliran uap masuk, m v:
Ax v
m , = ------
v/
luas penampang trottling (A) = % n d 2 = Va x 3,14 x (6,5 x 10 3) 2
= 3,32 x 10"5 m 2
_ 3,32x 10 ' 5 x 0,990405414
Jadi : m = ------------------------------- = 0,029165744 kg ! s
0,0011274

3) Menghitung efisiensi nosel, rjs :

77 = — x l 00%
K
Drop entalpi theoritis, h t :

h, = h f +(x • h /g)

h y dan h fg diperoleh dari table-2 pada P, = 10,01325 Bar dengan interpolasi

sehingga diperoleh :
h y = 762,8491 kJ/kg

h /g= 2013,396 kJ/kg

jadi: h, = 762,8491 + (0,8 x 2013,396)

= 2373,5659 kJ/kg

Drop entalpi aktual, h a :

h a = hy + (x.hfg)

h y dan h jK diperoleh dari table- 1 pada Ti = 158°C :

h y = 666,8 kJ/kg

h /g= 2087,7 kJ/kg

jadi : h 0 = 666,8 + (0,8 x 2087,7)


= 2336,96 kJ/kg

44
Maka efisiensi nozzel adalah :

— xl 00% = 98,457 %
' 2373,5659

F. CONTOH HASIL ANALISA PERCOBAAN


Tabel 2. Hasil.Analisa Percobaan

G. GRAFIK

Gambar 4.3. GrafikNozzle Rig dengan jarak probe dari -10 s/d 80
4.5
4
3.5

-♦— Pin
■*— Pout

1
0.5
0
80 70 60 50 40 30 20 10 0 -10
jarak probe

Gambar 4.4 Grafik Nozzle Rig dengan jarak probe dari 80 s/d -10

SOAL/PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja nozzle
2. Jelaskan pengaruh back pressure terhadap laju aliran massa uap

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit. Oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga

46
PERCOBAAN5
INJECTOR RIG
L
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian injector rig, mahasiswa
diharapkan dapat :
• •

Mengukur laju aliran uap ( ms ) dan laju aliran air ( mw ) yang mengalir.
Menyelidiki performance injektor sebagai heater dan feed water pump.
Mencari efisiensi injektor sebagai heater dan feed water pump.

B. TEO R I DASAR
Unit injektor dapat memberikan dua fungsi. Ini dapat berfungsi sebagai
feed water heater dan sebagai pump. Ketika difungsikan sebagai feed heater,
energi yang diberikan oleh uap tergantung kondensasinya yang diserap oleh
air.
Efisiensi perpindahan ini diberikan :
Energi yang diserap oleh air
Efisiensi =
Energi yang dilepas oleh uap

catatan :

mw = Massa aliran air/detik

ms = Massa aliran uap/detik


Cp = kapasitas panas spesifik air
hfg = Entalpi evaporasi pada tekanan uap
q = Fraksi kekeringan uap
ts = Temperatur saturasi dari uap
tj = Temperatur yang disuplai injektor
t2 = Temperatur yang diserap oleh injektor.

m w C p (t3 - t 2 )
Efisiensi

47
Pada waktu bekerja sebagai pompa feed water aliran uap mengalir ke
nozzle konvergen yang menyebebkan perubahan dari energi tekanan
menjadi energi kecepatan. Kecepatan bertambah (uap) disertai dengan
perubahan tekanan. Hal ini cukup menyebabkan air dalam lower tank keluar
mengalir ke pipa masukan air. Kondensasi uap mengalir ke nozzle dengan
aliran air yang selanjutnya mengurangi tekanan pada pipa masukan teratas
dan aliran air bertambah.
Energi yang dilepaskan uap bebas mengalir ke injektor yang
digunakan untuk mengangkat air dari suction tank ke delivery tank.
Energi yang dilepaskan uap = entalpi evaporasi + entalpi liquid

ms [q hfg + Cp (ts - 12)]


dimana :

ms = Massa aliran uap selama pengetesan


Cp = kapasitas panas spesifik air
q = Fraksi kekeringan uap
ts = Temperatur saturasi dari uap
h = Temperatur delivery air
Kerja angkat air = gaya x jarak
= mwx g x H
dimana, H = tinggi angkat = tekanan angkat + suction head
dan, 1 bar = 10,22 m.head
. Kerja yang dilakukan
Efisiensi = -----------------------------
Energi yang disuplai

mw x g x H

48
4

C. LANGKAH PERCOBAAN
1. Boiler dijalankan untuk menghasilkan uap ke injektor.
2. Fraksi uap didapatkan dari pengukuran dengan alat ukur separaiing dan
throttling kalorimeter.
3. Tutup katup V3 pada tangki SI dan buka katup pengering V4 diatas
tangki S2.
4. Buka katup V5 dan isi tangki SI dengan air dari air utama.
5. Buka katup V2 pada tangki delivery dimana pipa dari injektor ke tangki
S2, dan tutup katup VI ke injektor.
6 . Katup Vs dibuka dan mengatur suplai uap ke injektor sampai air nampak
mengalir pada injektor (dari tangki suction) dan dilepaskan ke delivery
tank S2.
7. Kondisi dibiarkan stabil dan kemudian level air dijaga pada tangki SI pada
level konstan dengan membuka dan mengatur katup suplai air V5.
8. Mengukur dan mencatat :
a. Suction air :flow rate, tekanan, dan temperatur.
b. Delivery air : penunjukan level pada S2, tekanan dan temperatur.
c. Dan kemudian stopwatch ditekan.
9. Pengujian dilakukan sampai tangkiS2 mendekati penuh atau hampir
penuh, kemudian diukur dan dicatat semua tekanan dan temperatur yang
terbaca pada alat ukur dan level terakhir pada tangki S2.
Stopwatch dihentikan.
10. Dengan mengatur katup VI dan V2 dapat dicapai berbagai vakum dan
tekanan balik yang diinginkan. Selanjutnya menyetel perbedaan kondisi
operasinya, hasil pengujian yang berbeda dapat ditentukan dan efisiensi
daerah kerja kondisi tersebut dapat pula didapatkan.
11. Membuka katup V3 dan menutup katup V4 dan V5 air dapat bersirkulasi
antara tangki SI dan S2 yang akan menyebabkan temperatur mengalami
kenaikan dan dapat diukur perbedaan temperaturnya.

49
50
D. GAMBAR INSTALASI PENGUJIAN

Steam main inlet


-------- 4----------------------------
Vs (katup suplai uap)

51
E. CONTOH DATA PENGAMATAN
Duratio
Suction Delivery
nO f Inlet H suction H delivery
Water Water
Test
Initial Final
Initial Initial
No suctio suctio
Delivery Delivery P2 t2 P3
P. T, n tank n tank t3
t [s] tank tank [Bar [°C (Bar
(bar) [°C] level level [°C]
level Haï level Hd2 ] ] )
Hsi Hs2
[cm] [cm]
[cm] [cm]
1 31 5 94 35 30 11,7 17,3 -0.8 46 0 70
2 28 4,5 92 25 20 22,4 27,8 -0,7 44 0 52
3 21 4 96 10 5 37,5 42,8 -0,6 50 0 54
4 37 3,5 98 45 40 2,2 6,4 -0,7 50 0 62

OO
5 32 3 94 26 21 16
O
21,3 1 50 0 56
6 32 2,5 90 18 13 24,4 29,3 -0,8 48 0 54
7 27 2 84 11 6 31,3 36,5 -0,7 46 0 52

F. CONTOH ANALISA DATA


Contoh Perhitungan Data No. 5
Diketahui :
0 Steam pressure, P. = 3 bar
0 Duration o f test, t = 32 det
0 Steam température, T, = 94 °C
0 Initial suction tank level, Hs, = 26 cm
0 Final suction tank level, HS2 = 21 cm
0 Initial delivery tank level, Hdi = 16 cm
0 Final delivery tank level, Hd2 = 21,3 cm
0 Suction water pressure, P2 = - 0,8 bar
0 Suction water température, t2 = 50 °C

52
0 Delivery water pressure, P3 = 0 bar
0 Delivery water température, t3 = 56 °C
0 Kapasitas tangki, te = 958 ml/cm
0 Suction lift, SI = 750 mm
0 Percepatan gravitasi bumi, g = 9,81 m/s2

Ditanyakan :

a. Massa aliran uap ( ms ) ............... ?

b. Massa laju aliran uap ( mw) ...................?


c. Mean head (H )...................?
d. Efisiensi injector sebagai feed water heater (t|fW)
e. Efisisensi injector sebagai pompa (r|p) ...............'
Jawaban :

a. Massa aliran uap, ms :

ms = Vs . p / 1
dimana :
Vs = 958 {(Hd2 - H dl) - (Hs, - H s2)}
= 958 {(21,3-16) - (26-21)}
= 958 (5,3 - 5)
= 958 ml/cm x 0,3 cm
= 287,4 ml
= 0,2874 liter = 2,874.10’4 m3
Dengan T3 = 56°C maka diperoleh :
p = 985,2217 kg/m3, maka :
2,874.10'4 x 985,2217
ms = = 0,008849 kg/s
32
b. Massa laju aliran air, iïiw :

m w = Vw . p / 1
dimana :
Vw = 958 (H s1 - H s2)
= 958 (26-21)
= 958 ml/cm x 5 cm
= 4790 ml
= 4,79 liter = 4,79 . 10'3 m3
Dengan T2 = 50° C maka diperoleh :
p = 988,0446 kg/mJ, maka :

• _ 4,79.10 '3 x 988,0446


mw — --------------------------------- 0,1478 kg/s
32
c. Main Head (H) :
H = pressure head + suction lift
dimana :

- Pabsolut Pgauge Patm


= 3 + 1,01325
= 4,01325 bar
Karena 1 bar = 10,2 mHead
Sehingga :
H = 10,2 . ( 4,01325 ) + 0,75 = 41,685 m

d. Efisiensi injektor sebagai feed water heater, rjfw :

mwCp(t3 - 12)
ftfw = — x 100 %
mss [q hfg + Cp(ts - 12)

Asumsi untuk nilai fraksi kekeringan x = q = 0,89.


Dari tabel saturasi (tabel-2) dengan Pabs = 4,01325 bar melalui
interpolasi, diperoleh Ts = 143,74°C ; hfg = 2132,64 kJ/kg dan Cp
= 4,238 kJ/kg°C, Jadi :

54
0,1478 x 4,238(56-50)
rifvs x 10 0 %
0,008849x [0,89 x 2132,64+ 4,238(143,74 - 50)]

3,758
x 100 %
20,311
= 18,503 %
e.Efisiensi injektor sebagai pompa, r|p :

mw x g x H
îI p =T x 100 %
ms> [q hfg + Cp(ts - t 2)\

0,1478 x 9,81 x 41,685


x 100 %
0,008849x [0,89 x 2132,64.103 + 4,238.103 (143,74 - 50)]

60,439
x 100 %
’ 20311,2842
0,297 %

G. CONTOH TABEL HASIL ANALISA DATA

v, ms vw m» î*abs H *1p
No.
(m3) (kg/s) (m3) (bar) (m) (%) (%)
(kg/s)
1. 0,0005748 0,01784 0,00479 0,14871 6,01325 62,085
2. 0,0003832
3. 0,0002874
4. -0,0007664
5. 0,0002874 0,008849 0,00479 0,1478 4,01325 41,685 18,503 0,297
6. -0,0000958
7. 0,0001916

55
SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan prinsip kerja injector sebagai heater dan injector sebagai feed water
heater

PUSTAKA
M M EL- Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit. Oleh E.Jasjfi. Jakarta:
Erlangga.

56
PERCOBAAN6
LAGGING EFFICIENCY

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
- Menyelidiki Lagging Efficiency dan menentukan konduktivitas termal
untuk berbagai macam material.
- Menyelidiki tahanan thermal suatu pipa yang dilewati uap pada sistem
pembangkit tenaga uap.

B. TEORI DASAR
Pipa yang digunakan dalam mendistribusikan uap dalam sistem
pembangkit tenaga uap atau kondisi thermal adalah sangat perlu diperhatikan
untuk menghindari kerugian-kerugian panas yang dapat terjadi dalam pipa
tersebut, karena tidak semua material mempunyai isolasi yang sama. Pipa-pipa
transfortasi fluida adalah tergantung pada kelembaban untuk tiga alasan:
- Untuk mengurangi perpindahan dan kerugian energi.
- Untuk mencegah terjadinya pembekuan fluida.
- Untuk mengamankan personil.
Jika ketiga alasan adalah untuk lagging, kemudian jumlah minimal
isolasi yang digunakan adalah cocok dengan pertimbangan keselamatan.
Untuk alasan kedua dan pertama, yang mana biaya siklus kehidupan
dapatlah dipertimbangkan, yaitu penghematan yang dapat dipengaruhi dengan
mengurangi kerugian energinya dan biaya untuk isolasinya dapat
dipertimbangkan.
Lagging yang terpakai, cukup untuk menghasilkan keseimbangan
kredit. Kerugian energi tergantung :
- Perbedaan temperatur antar uap bagian dalam dan udara bagian luar.
- Ketebalan pipa dan kecepatan uap dalam pipa.
- Keadaan udara sekitar pipa, yaitu apakah dalam keadaan bergerak atau
diam.
57
Kerugian energi hanya sebagian saja dari konveksinya tetapi sebagian
besar terjadi dari radiasinya. Kerugian energi lebih besar apabiia uap mengalir
pada pipa dan tidak diam. Jika uap jenuh yang digunakan, permukaan air atau
lapisan air diendapkan dalam pipa. Ini menolong perpindahan energi dan
banyak energi yang hilang. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan memakai
uap superheated yang diisinkan reduksi temperatur tanpa deposit. Pendataan
campuran untuk berbagai perkara ekonomi yang digunakan. Kejadian yang
umum pada transmisi panas bahwa perkembangan yang praktis engineering,
aliran panas dari berbagai medium lainnya. Yang mempengaruhi perpindahan
panas adalah perbedaan temperatur atau gradien yang esensial, ketebalan
material, jumlah energi yang kecil akan dapat dipindahkan dalam waktu
période yang sama.
-KA-dt
dx
Dimana: Q = jumlah energi (kJ)
A = luasan (mf )
dt = perubahan temperatur (°C)
dx = ketebalan elemen (m)
K = koefisien konduktivitas (kJ/m °C)

Aliran radial vans menealir dalam silinder tebal.


Kerugian panas fluida disebabkan uap dikondensasikan jumlah
kondensat yang terkumpul didapatkan asal saja tidak undercooled, ini
digunakan untuk menentukan panas yang dipindahkan.
Massa aliran kondensat

Kerugian entalphy évaporation per detik


H io ss — n i e • Q • h f g

58
untuk menentukan nilai K (koofisien konduktivitas panas) adalah
panas yang dipindahkan = kerugian entalphy per detik.

2 •n • L • K (T , - T,
q = ---------------------------------- i ------------
m c - g hf • 1 0 3
l n (R2/R1)

ITl c ' g h f g - l n (R 1/ R 2 ) - 103


2 • n - L (T x - T2)

Prosentase energi penghematan .

E nergi u n lag g ed - E n erg i lagged


P rosentase s a v i n g = ------------
Energi u n lag g ed

59
60
C. SKEMA PENGUJIAN

Gambar 6.2 Skema Pengujian Lagging

Tabel 1. Temperatur Indicator Switch Kev


Number Temperatur Indicated
1. Plain Tube-Surface
2. Lagged Tube-Métal Surface
3. Lagged Tube-Lagging Surface
4. Tape Insulated Tube-Metal Surface
5. Tape Insulated Tube-Tape Surface
6. Chrome Tube-Metal Surface
7. Steam Supply
D. DESKRIPSI PERALATAN
Skema Peralatan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada
gambar diatas. Dari Gambar di atas dapat kita lihat bahwa uap masuk melalui
Steam Supply line dan melalui katup yaitu :
1. Katup suplai uap Vi, V2, V3, V4 berfungsi sebagai katup penyuplai uap ke
dalam pipa.
2. Katup blow down isolating line (V0) berfungsi sebagai katup untuk
membuang atau menampung uap dalam pipa.
Yang harus kita ketahui bahwa kedua katup yaitu katup suplai uap Vi, V2,
V3 , V4 dan katup blow down (Vo) memiliki suhu yang tinggi karna dialiri
uap yang panas sehingga diperlukan Sarung tangan sebagai pelindung
tangan pada saat memutar katup-katup tersebut.
3. Tabung Pipa uap 1, 2, 3,dan 4, berfungsi sebagai tempat untuk
menampung uap. Yang mana ke empat Tabung tersebut memiliki isolasi
yang berbeda-beda.
Selain itu, kita dapat melihat beberapa peralatan yang memiliki fungsi
masing-masing yaitu :
1) Termometer gauge (T) (analog) berfungsi sebagai alat untuk mengukur
temperatur uap di dalam setiap pipa, dan terdiri dari 7 Indikator
pengukuran. Température Indikator tersebut berhubungan dengan
Kempat Tabung yaitu :
a. Tabung 1 diukur dengan Temperatur Indikator 1
b. Tabung 2 diukur dengan Temperatur Indikator 2 dan 3
c. Tabung 3 diukur dengan Temperatur Indikator 4 dan 5
d. Tabung 4 diukur dengan Temperatur Indikator 6
e. Sedangkan Temperatur indikator 7 mengukur Suhu Uap masuk
2) Presure gauge (P) (analog) berfungsi sebagai alat ukur tekanan uap
dalam pipa.

62
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menjalankan boiler dan mensuplai uap ke unit.
2. Membuka katup-katup isolasi yang menghubungkan setiap pipa pada
sumber uap dan pembuangannya.
3. Membiarkan aliran uap mengalir ke rangkaian sampai kondisi steady State
sehingga alat pengukur temperatur dalam keadaan stabil. Hal ini untuk
menghindari kondisi yang berlebihan selama percobaan.
4. Menutup katup isolasi yang terhubung ke blow down (katup Vo).
5. Mengambil data dengan mencatat level kondensat yang terbaca pada alat
ukur dan mencatat waktu permulaan pengujian tersebut apabila level
kondensat setiap pipa mulai nampak
6. Pengujian berjalan selama waktu yang cukup untuk pengisian agar
memungkinkan membaca sejumlah kondensat tersebut
7. Mencatat temperatur setiap pipa selama 5 menit.
8. Mencatat level kondensat pada setiap pipa di akhir pengujian, kemudian
menutup katup utama.
9. Membuka katup isolasi ke blow down (V0) dan membiarkan kondensat
keluar sampai kering dari pipa. Jika perlu, pipa blow down dihubungkan
dengan membuka katup uap utama agar pipa-pipa menjadi bersih.

63
F. CONTOH DATA PENGAMATAN
Tabel 2. Data Pengamatan

UAP PIPA 1 PIPA 2 PIPA 3 PIPA 4


Waktu
No. P t 7 T, Kondensat t 2 t3 Kondensat t4 t5 Kondensat t6 Kondensat
[menit]
[Bar] [°C| [°C] [Cm] [°C] [°C] [Cm] [°C] [°C] [Cm] [°C] [Cm]
1. 0 8,50 156 156 1,0 154 30 1,0 148 84 - 148 1,0
2. 10 7,00 152 150 5,4 159 40 2,8 142 88 - 150 4,0
3. 15 9,00 162 162 8,0 160 40 2,6 154 90 - 160 6,0
4. 20 5,80 162 142 8,3 142 42 - 136 86 - 136 6,2
5. 25 5,00 150 140 9,7 138 44 - 136 82 - 138 7,0
6. 30 7,00 154 156 12,3 152 42 - 148 86 - 154 9,2
7. 35 8,00 160 158 14,8 156 44 - 150 90 - 154 11,0
8. 40 5,00 152 138 15,5 138 44 - 134 84 - 130 11,2
9. 45 3,60 140 108 16,0 130 44 - 126 80 - 114 11,5
45 6,05 148 132 15,0 142 37 1,6 137 82 - 131 10,5

64
G. CONTOH ANALISA DATA
* Untuk Tabung I (NONE) Unlagged :
O Temperatur rata-rata (T i) = 132 °C
O Level Condensât rata-rata (Vc) = 15,0 cm dimana 1 cm = 18 ml
O Waktu rata-rata (t) = 35 menit = 45 menit x 60 sec = 2700 sec
O Fraksi kekeringan (x) = 0,8 (asumsi)
O Nilai t>fdan hfg dilihat pada tabel 1, dengan temperatur 132 °C :
hfg = 2167,8 kJ/kg
Vf = 1,0720 . 10'3 m3/kg
Peny :

Menghitung massa aliran condensât (me) ; [Kg/s]


0 Vc
me =
Vf • t
18ml m~
15,0cm .
cm 10 ml
1,0720.10'3mJ/kg . 2700sec
= 9,328.10'5 kg/s

- Menghitung kerugian energi ( Eiosses) ; [kJ/s] :


O
Elosses — m e . X g . hfg

= 9,328.10'5kg/s . 0,8. 2167,8kJ/kg


= 0,161 kJ/s

* Untuk Tabung IV (Chrome Finish) :


o Temperatur rata-rata (Té) = 131 °C
o Level Condensât rata-rata (Vc) = 10,5 cm dimana 1 cm = 18 ml
O Waktu rata-rata (t) = 35 menit = 45 menit x 60 sec = 2700 sec
o Fraksi kekeringan (x) = 0,8 (asumsi)
o Nilai Ufdan hfg dilihat pada tabel 1, dengan temperatur 131 °C :
hfg = 2170,7 kJ/kg
Vf = 1,0710 . 10'3 m3/kg
65
Penyelesaian :

- Menghitung massa aliran condensât (me) ; [Kg/s] :


° Vc
me = -------
Vf • t

18m/ m3
10,5cm . ------. —t—
_____________cm 10 ml
1,0710.10'3m3/kg . 2700 sec
= 6,535.10‘5 kg/s

- Menghitung kerugian energi ( Eiosses) ; [kJ/s] :


O
Elosses tT t C . X g . hfg

= 6,535.10'5kg/s . 0,8. 2170,7kJ/kg


= 0,113 kJ/s

- Persentase saving (Ps) ; [%] :

ps = 1) - ^Wv
E losses ( p i p a 4) y { qqq^
KsseÂPipa 1)
0,161kJ/s - 0,113kJ/s innn/
= ------------------------- xl00%
0,161kJts

= 29.81 %

H. CONTOH HASIL ANALISA DATA


Tabel 3. Hasil Analisa Data

rtic
Jenis Vf (xlO"3) hfg Elosses Ps
Vc [ml]
insulator [m3 /kg] [kJ/kg] (xlO5) [kJ/s] [%]
[kg/s]
None 270 1,0720 2167,8 9,328 0,161 -
Finish
189 1,0710 2170,7 6,535 0,113 29,81
Chrome

66
SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan pengertian konduktivitas termal material

PUSTAKA
M M EL - Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit oleh E. Jasjfi. Jakarta:
Erlangga
PERCOBAAN7
PT - DIAGRAM
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan pengujian PT diagram, praktikan diharapkan dapat :
Mengetahui perbedaan antara takanan dan temperatur uap PT-diagram
dengan alat ukur analog.
Memahami tekanan dan temperatur decresing dan increasing.
Menggambarkan grafik tekanan dan temperatur dari hasil pengukuran analog.

B. TEORI DASAR
- PT- diagram ini merupakan suatu pelajaran yang akan memperlihatkan
tekanan dan temperatur. Tekanan dan temperatur yang dimaksud adalah
increasing dan decreasing.
PT-Diagram berguna untuk mengetahui dan menguji kendala dari suatu
isolasi. Uap yang dalam pipa akan terbaca tekanan dan temperatur, volume
kondensat dan selanjutnya hasil akan tergambar pada ujung jarum dan hijau pada
chart recorder merah menunjukkan pengukuran tekanan balik incresing maupun
decreasing dan hijau menunjukkan temperatur.
Temperatur dan tekanan mempunyai hubungan yang erat dalam menentukan
kondisi uap dalam suatu pembangkit tenaga uap, khususnya mencari entalphi,
entrophi, dan volume spesifik dari kondisi suatu uap, baik uap jenuh maupun uap
kering. Hal ini dapat dalam menghitung perhitungan-perhitungan untuk
menentukan efisiensi maupun daya performansi suatu pembangkit tenaga uap.
Secara logika jika tekanan nik maka temperatur akan naik oleh karena itu pada
percobaan ini ingin dibuktikan hubungan tekanan dan temperatur. Dalam
termodinamika, gas yang dipergunakan sebagai fluida kerja umumnya dianggap
idéal, ini disebabkan sifat-sifat dari gas idéal hanya berbeda sedikit dari sifat gas
sesungguhnya.

68
Diagram proses isotermal, isometrik, dan isobarik untuk gas idéal.
C. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
1. PT - Diagram
2. Termometer dan transducer (analog)
3. Barometer
4. Katup-katup
5. Cirkular care recorder
6. Kertas grafik

70
I

Persamaan gas idéal untuk satuan massa adalah :


P. V=R. T
dimana :
P : tekanan absolut (Kg/m2)
T
V : volume jenis gas (m /Kgm)
R : konstanta gas (J/Kgm °K)
T : temperatur gas (°K)
Untuk massa (m), persamaan gas idéal dapat ditulis :
m .P .V =m .R .T
atau,
P .V= m .R .T
dimana :
V : volume gas sebenamya (m3)
m : massa gas (Kgm)

69
D. LANGKAH KERJA
1. Memastikan bahwa katup blowdown terbuka dan tidak ada uap yang tersisa
dalam blowdown.
2. Membuka katup isolasi pada blowdown (VI) dan katup suplai uap(VO).
3. Membiarkan aliran uap dalam silinder,serta memberikan sisa
kondensatdalam silinder.
4. Menutup katup isolasi blow down (VI) dan memberilan uap masuk dan
mencapai tekanan maksimun dan menunggu sampai stabil.
5. Mencatat tekanan dan temperatur maksimun.
6. Menutup katup uap suplai uap(VO).
7. Pada tekanan decreasing ,tekanan dan temperatur menghasilkan gambar
dari katup recorder,mencatat tekanan dan temperatur.
8. ketika tekanan mencapai nol,katup suplai membuka.
9. Tekanan dan temperatur dihasilkan tergambar pada katup recorder.

E. SKEMA PENGUJUIAN
S te a m s u p p ly lin e

Pg

C h a rt
re c o rc e r

S te a m s u p p ly
v a lv e ( V s )
T

T e m p e r a tu r
m e te r

B lo w d o w n
is o la tin g lin e ( V i )

B lo w d o w n lin e

Gambar 7.1 Skema rangkaian pengujian PT - Diagram

71
F. CONTOH HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Data hasil pengamatan pengujian PT - Diagram.
Kenaikan Penurunan
No
Gauge Absolut Gauge Absolut
P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC) P (Bar) T (UC)
1. 7 170 8,01325 443 4,6 168 5,61325 441
2. 7,2 172 8,21325 445 4,5 148 5,51325 421
3. 7,3 174 8,31325 447 3,8 172 4,81325 445
4. 7,5 179 8,51325 452 5,2 162 6,21325 435
5. 7 172 8,01325 445 5,3 178 6,31325 451
6. 7,1 172 8,11325 445 5,5 180 6,51325 453
7. 9 180 10,01325 453 5 170 6,01325 443
8. 9,2 180 10,21325 453 4,5 170 5,51325 443
9. 9,5 181 10,51325 454 4 168 5,01325 441

G. CONTOH ANALISA DATA


Berikut ini akan diberikan contoh perhitungan dengan mengambil data ke -1.
Dik :
Tg increase = 170°C
Tabs increase = 443 °C
Tg decrease = 168°C
Tabs decrease = 441 °C
Dit:
a. % increase ?
b. % decrease ?
Peny :
a. % increase

73
T -T
% increase = ——--- —x 100 %
1 abs

443-170
x 100 %
443
= 61,6253 %
b. % decrease
T -T
% decrease = ——---- —x 100 %
A abs

441-168
x 100 %
441
= 61,9048 %
Dengan contoh perhitungan yang sama seperti di atas maka untuk data yang
lain dapat pula kita hitung.

» Tabel 2. Tabel hasil analisa data pergujian PT - Diagram.


No. % Increase % Decrease
1 61,6253 61,9048
2 61,3483 64,8456
3 61,0738 61,3483
4 60,3982 62,7586
5 61,3483 60,5322
6 61,3483 60,2649
7 60,2649 61,6253
8 60,2649 61,6253
9 60,1322 61,9048

74
H. GRAFIK

GRAFIK P-T

♦ increase « decrease

Gambar 7.3 Contoh grafik hasil percobaan

SOAL/PERTANYAAN
Jelaskan hubungan antara tekanan dan température uap.

PUSTAKA
M M EL-Wakil. 1992. Instalasi Pembangkit Daya. Dit oleh E. Jasjfï. Jakarta:
Erlangga.

75
GARIS-GARIS BESAR H < 0 j RAM PENGAJARAN

JUDUL MATA KULIAH PRAKTIKUM OPTIMASI DAN AUDIT ENERGI


NOMOR KODE/SKS TE 326622 / 2
DESKRIPSI SINGKAT Praktikum Optimasi dan Audit Energi merupakan matakuliah keahlian yang disrjikan pada semester VI setelah mahasiswa
mengikuti matakuliah manajemen energi. Pada praktikum ini mahasiswa diberi keterampiland alam mengoptimalkan
energi. Pada praktikum ini mahasiswa diberi keterampilan dalarh mengoptimalkan penggunaan energi di industri serta
aapat melaksanakan audit energi di indsutri dan bangunan
TUJUAN INSTRUKSTIONAL UMUM : Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa mampu menerapkan metode optimasi sistem energi pada industri. serta
mampu melakukan audit energi di industri dan bangunan

No. Tujuan Instruksional Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan ’ Est. Waktu
(menit) Pustaka
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa
akan dapat:

1 1. Menggunakan alat ukur dengan benar Alat Ukur dan Pengtikuran 1.1 Pcngenalan alat ukur .10jam |
2. Mengukur parameter kondisi thermal 1.2 Pengukuran kondisi thermal ' 0 jam 4
3. Mengukur parameter kondisi visual 1.3 Pengukuran kondisi visual 10 jam
j
2 1. Mengoptimalkayfpenggunaan energi pada Metode Optimasi 2.1 Optimasi sistem pembangkit tenaga 20 jam 1
sistem pembangkit tenaga 2.2 Optimasi energi pada indsutri manufaktur 10 jam 2 1
J)
2. Mengoptimalkan energi pada industri 2.3 Optimasi energi pada industri serat 10 jam \
manufaktur 2.4 Optimasi energi pada bangunan komersil 10 jam
» Mengoptimalkan penggunaan energi pada
bangunan komersil
4. Mengoptimalkan penggunaan energi pada
industri serat
1
1

.
1. Melakukan audit energi pada industri Audit Energi 3.1 Audit energi pada industri manufaktur I 3jam
manufaktur 3.2 Audit energi pada bangunan komersil 10jam

L*J
2. Melkaukan audit energi pada bangunan
komersil

DAFTAR KEPUSTAKAAN:
1. Departemen Pertambangan dan Energi. 1996. Audit Energi. Jakarta'.
2. Li, W.K. dan A.P. Priddy. 1985. Power Plant System Design. New York: John Wiley & Sons.
3. Mahon. NP. 1983. Efficient Energy Management. MG. Kiss Printice Hall Inc.
4. PT Koneba. 1991. Manajemen Energi di Industri. Jakarta.
5. Turner. 1984..Energy Management HandBook. Willeys Intercience.

MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN: Papan tulis, Alat tulis, OHP, dan OHT.

Anda mungkin juga menyukai