Anda di halaman 1dari 27

Pedoman Praktikum Fluida

Jurusan Teknik Mesin

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Pedoman Praktikum Fluida, penulisan
ini dimaksudkan memberi kemudahan untuk menyusun Laporan praktikum fluida.
Dalam penulisan buku pedoman ini penulis telah banyak mendapatkan
bantuan materiil maupun moril dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya.
Selaku manusia biasa tidak luput dari kesalahan, penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dan kesalahan yang mungkin telah penulis lakukan dalam
penyusunan Buku Pedoman Praktikum Fluida ini. Penulis menyadari bahwa Buku
Pedoman ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang mengarah
penyempurnaan sangat penulis harapkan.

Surabaya, ....... April 2018


Kepala Lab. Fluida

Ir. Supardi, M.Sc

1
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Umum
 Praktikan tidak diperkenankan memakai sandal, sepatu sandal dan sejenisnya.
 Praktikan tidak diperkenankan memakai kaos oblong.
 Praktikan dilarang merokok selama praktikum.

2. Mulai Praktikum
 Praktikan masuk ruangan 15 menit sebelum praktikum dimulai, dan bila tidak
hadir satu kali dalam praktikum dianggap gugur.
 Praktikan harus sudah membuat laporan pendahuluan, bila belum membuat
laporan pendahuluan praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

3. Khusus
 Apabila praktikan tidak dapat hadir atau berhalangan hadir dapat
memberitahukan sehari sebelum praktikum kepada asisten Laboratorium dengan
membawa bukti-bukti yang diperlukan agar dapat melanjutkan praktikum pada
hari dan sesion yang disepakati. Dan apabila praktikan yang berhalangan atau
tidak dapat hadir tidak memberitahukan sebelumnya, maka praktikan dianggap
gagal atau tidak lulus.

2
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
TATA TERTIB PRAKTIKUM 2
DAFTAR ISI 3
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM 4
UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN FLUIDA
DALAM SISTEM PERPIPAAN 5
1. Tujuan Pengujian 5
2. Dasar Teori 5
3. Alat Uji dari Kelengkapan 7
4. Langkah-langkah Pengujian 9
5. Data Hasil Pengujian 10
6. Analisa Hasil Perhitungan Data 14
7. Kesimpulan 14
8. Pustaka Rujukan 14

UJI POMPA CENTRIFUGAL 15


1. Tujuan Pengujian 15
2. Dasar Teori 15
3. Perangkat Sistem Pengujian 23
4. Langkah-langkah Pengujian 24
5. Data Hasil Pengujian 26
6. Perhitungan Data 27
7. Grafik Hasil Pengujian 27
8. Analisa Hasil Perhitungan 27

3
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLU1DA

Laporan Praktikum Mekanika Fluida, disusun dengan format sebagai berikut :


 LEMBAR PENGESAHAN
 KATA PENGANTAR
 DAFTAR ISI
 BAB I : Uji Kerugian Gesek Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan
 BAB II : Uji Pompa Centrifugal

Penulisan tiap bab, terdiri dari :


a. Tujuan Praktikum
b. Dasar Teori
c. Alat Uji dan kelengkapan.
d. Langkah-langkah Pengerjaan
e. Data Hasil Pengujian
f. Perhitungan Data
g. Grafik Hasil Pengujian
h. Analisa Hasil Perhitungan Data.
i. Kesimpulan.
j. Pustaka Rujukan.

Keterangan :
Untuk Uji Kerugian Gesek Pada Perpipaan, tidak perlu
grafik hasil pengujian. Waktu penyerahan laporan kepada
Dosen Pembimbing dan ke laboratorium Mekanika Fluida
paling lambat satu
bulan setelah praktikum selesai

4
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN


FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN

1. TUJUAN PENGUJIAN
Untuk mengetahui besarnya kerugian gesekan dari pada aliran f'luida
dalam suatu sistem perpipaan (instalasi pipa); akibat tekanan gesek yang
timbul pada pipa karena adanya viskositas fluida dan kekasaran permukaan
dari bahan pipa.

2. DASAR TEORI
2.1. Laju aliran volumetrik
Laju aliran sebagai fungsi penurunan tekanan (pressure drop), pada
aliran yang sudah berkembang penuh (fully developed flow), dan gredasi
tekanan P / X konstan, adalah :

R4  P    P  P2  P1  P
Q   ; dimana    
8   X    X  L L

Maka :
 R 4  P  D4  P
Q  ............................................... (2.1)
8 L 128  L

2.2. Kecepatan Rata-rata


 Q 4D
V  ........................................................... (2.2)
A  D2
Atau :
 D2  P
V ....................................................................... (2.2b)
32  L

2.3. Angka Reynold Untuk Aliran Didalam Pipa


 
VD VD
Re  atau Re  ................................... (2.3)
 

5
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

2.4. Faktor Gesek


2.4.1. Faktor Gesek Untuk Aliran Laminer
64
 la min er  ...................................................................... (2.4a)
Re
Dari rumus diatas tampak bahwa pada aliran laminer. Faktor gesek tidak
tergantung pada kekasaran pipa.

2.4.2. Faktor Gesek Untuk Aliran Turbulen


0,3164
 turbulen  .......................................................... (2.4b)
Re 0, 25
Faktor gesek dapat didefinisikan juga sebagai fungsi angka Reynold dan
kekasaran relatif bahan pipa.
e
   (Re , )
d
Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai
berikut :

6
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 2.1. Diagram Faktor Gesek Pada Pipa


3. ALAT UJI DAN KELENGKAPAN
Alat uji dan kelengkapan yang di pergunakan didalam melakukan
percobaan adalah sebagai berikut :

3.1. Sistim perpipaan (Instalasi pipa gesek)


Instalasi pipa gesek terbuat dari pipa tembaga yang terdiri dari 4 pipa
lurus dengan diameter yang berbeda-beda dan dengan jarak ukur tekanan
tertentu. Sistem perpipaan ini dilengkapi dengan sambungan-sambungan pipa
(fittings) dan katup-katup (valves), (lihat gambar instalasi pipa gesek)

7
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 2.2 Alat Uji (Instalasi) Pipa Gesek


3.2. Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan disini
adalah 1 (satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitas maksimum 6
m3/jam.

3.3. Motor listrik


Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa. Rate motor listrik
adalah sebagai berikut :
 Daya : 1,5 Kw
 Kecepatan (putaran) : 2900 rpm
 Voltase : 220 V / 380 V

3.4. Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menunjukkan kapasitas atau debit air yang
dibutuhkan pada saat pengujian.

3.5. Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi
pada vanturi. Jenis manometer yang dipakaai disini adalah manometer air
raksa.

3.6. Pressure Gauge (Pengukur tekanan)


Penggunaan pressure gauge disini adalah untuk mengukur tekanan yang
terjadi pada masing-masing pipa yang diuji.

3.7. Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk rnengukur suhu air pada saat
melakukan percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density (massa
jenis) dan viskositas air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai disini
adalah jenis termometer air raksa biasa.

8
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

4. PROSEDUR ATAU LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN


Langkah ke-1 :
Resevoir diisi air sampai pada batas ketinggian permukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve
dalam keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa
dalam keadaan tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau menghindari
terjadinya penekanan tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa mulai
dihidupkan, sehingga dapat merusak instalasi.

Langkah ke-2 :
Hidupkan pompa (skakelar dalam posisi “on”), kemudian secara perlahan-
lahan gate valve dibuka hingga laju aliran stabil. Laju aliran dapat diamati pada
pipa kaca, disini akan dapat terlihat apakah masih terdapat/terjadi
gelembung-gelembung udara pada alirannya.
Jika sudah tidak terjadi gelembung-gelembung udara, maka globe valve pada
pipa by pass ditutup, sedangkan globe valve pada pipa-pipa yang lain dalam
keadaan terbuka sebelum dilakukan pengamatan pada pengukuran ditiap-tiap
tempat yang telah ditetapkan.

Langkah ke-3 :
Setelah aliran air bebas gelembung udara, laju aliran yang dipompakan diatur
dengan memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju aliran
yang telah ditentukan. (dilihat pada rotameter).

Langkah ke-4 :
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah
ditetapkan, untuk mengetahui perbedaan tekanan (pressure drop) pada pipa
yang diukur. Miasalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka
kita harus menutup aliran yang menuju pada pipa kedua, ketiga dan keempat.
Gate valve dibuka secara bertahap sambil mengamati rota meter dan pressure
gauge dengan jarak tap yang sudah ditetapkan.

9
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Langkah ke-5 :
Buka gate valve secara bertahap hingga batas maksimal. Berapa laju aliran
maksimum yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap yang
sudah ditetapkan, serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang
pipa1urus tersebut.

Langkah ke-6 :
Lakukan percobaan yang sama pada pipa kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.

5. DATA HASIL PENGUJIAN


Data hasi1 pengamatan pada pipa lurus tembaga, temperatur air (Tair = ...... oC)

Bukaan P1 – P2 =  P (kg/cm2)
No Katup
Q D = 3,75 mm D = 8 mm D = 15,5 mm
(m9 / Jam) L = 140 cm L = 123 cm L = 126 cm
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Catatan Konversi Satuan Tekanan


1 atm = 14,7 psi
= 101325 N/m2
= 10333 kg/m2 = 1,0333 kg/cm2
Atau 1 kg/cm2 = 0,95778 atm
= 9,806 N/cm2 = 9,806 x 104 N/m2
Asumsi :
1). Aliran steady
2). Aliran incompressible
3). Fully developed flow

10
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Maka :
a. Laju volume aliran air-air dalam pipa (O)
 D 4 P
Q
128  L

( 3,1416) . (1 x 9,806 x 104 ) N / m 2 . ( 0,00375) 4 m 4



128 ( 8,568 x 104 ) kg / ms x (1,4 m )

kg m / sec2
( N / m2 x ) ( m4 )
 3,9897 x 104 N  m3 / sec
kg / s

 3,9897 x 104 m3 / sec

 1,436 m3 / jam

b. Kecepatan Rata-rata Aliran (V)


 Q 4Q
V 
A  D2

( 4 ) ( 3,9897 x 104 m9 / sec


  36,123 m / sec
( 3,1416 ) ( 0,00375 ) 2 m 2

c. Angka Reynold (Re)



VD
Re 

( 36,123 m / s ) ( 0,00375 m )

( 0,8598 x 106 m 2 / s )

Re  1,6 x 105  2300 -----------------  aliraran turbulen

d. Faktor gesek ()


e
Untuk pipa halus (smooth pipa)   0,000001 dan Re = 1,6 x 10 5
,
d
maka dari diagram gesekan aliran yang berkembang penuh didalam pipa,
didapat  = 0,016

11
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

0,3164 0,3164
Atau dicari dengan rumus :   0 , 25

Re (1,6 x 105 ) 0, 25
 0,0158
Jadi faktor gesek aliran turbulen dari air pada pipa dengan diameter 3,75
mm, adalah sebesar 0,016

e. Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


e / D  0,000.001  e  0,000.001 D
1 inch
 0,000.001 ( 0,375 cm x )
2,54 cm

 1,4754 x 107 inch

 1,23 x 108 ft
Bila dinyatakan dalam maka = ( 1,23 x 10-8 ) ft ( 0,3048 m/ft )
= 3,75 x 10-9 mka

f. Kerugian Gesek Pada Pipa (hi)


2 2
P1 V1 P V
  gz 1  2  2  gz 2  hl
 2  2
P1  P2
 hl

 P 1 x 104 kg / m 2
hl    10,035 mka
 996,54 kg / m3

Dengan cara yan sama, dapat dihitung untuk pipa gesek yang berbeda
diameternya (pipa II, pipa III dan pipa IV) selanjutnya hasil-hasil
perhitungannya dituangkan dalam tabel hasil perhitungan data uji.

12
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Tabel hasil perhitungan data uji pipa gesek lurus tembaga,


Pipa III
D = 11 mm ; L = 55 cm

No. Q P V Re  Hl
3
(m /jam) (kg/cm2) (m/s) (mka)
1.
2.
3.
4.

Pipa IV
D = 15,5 mm ; L = 126 cm

No. Q P V Re  Hl
(m3/jam) (kg/cm2) (m/s) (mka)
1.
2.
3.
4.

Pipa II
D = 8 mm ; L = 123 cm

No. Q P V Re  Hl
3
(m /jam) (kg/cm2) (m/s) (mka)
1.
2.
3.
4.

13
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Pipa I
D = 3,75 mm ; L = 140 cm

No. Q P V Re  Hl
(m3/jam) (kg/cm2) (m/s) (mka)
1.
2.
3.
4.

6. ANALIASA HASIL PERHITUNGAN DATA UJI


Buatlah analisa dari table hasil perhitungan data uji, Analisa meliputi :
 Pengaruh laju volume (debit) aliran pada diameter pipa konstan, terhadap
angka Reynold, faktor gesek dan head loss.
 Pengaruh diameter pipa pada laju volume (debit) aliran konstan, terhadap
angka Reynold, faktor gesek dan head loss.

7. KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan dari keseluruhan hasil uji yang dilakukan

8. PUSTAKA RUJUKAN
1. Fox, Robert W. and Mc. Donald, Alan T., Introduction to Fluid
Mechanics, 3th edition, John Willy & Son, Inc., New York - USA, 1985
2. Hilmy Achmad, dkk., Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida,
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin - Universitas 17 Agustus 1945
Surabaya, 1996.
3. Khetagurov M., Marine Auxiliary Machinery And System, Peace
Publishers Moscow.

14
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

UJI POMPA CENTRIFUGAL

1. TUJUAN PENGUJIAN
Tujuan uji pompa centrifugal adalah untuk mengetahui besarnya laju
aliran volume (debit) aliran fluida yang dihasilkan oleh pompa, dengan
metode pengukuran yang menggunakan v-notch weir dan rectangular weir.
Dengan diketahui debit pompa (Q), maka dapat pula diketahui variable-
variabel yang lain dari pompa tersebut, yaitu head pompa (H), daya hidrolik
(WHP), daya pompa (N), efesiensi pompa () dan NPSH pompa.
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa,
seperti misalnya :
H =  (Q)
WHP =  (Q)
N =  (Q)
 =  (Q)

2. DASAR TEORI
2.1. Aliran Internal (Dalam Saluran Tertutup / Pipa )

Gambar 2.1 Aliran Pada Kawasan Masuk Pipa

Kecepatan rata-rata aliran :


1
V
A  luas U dA

Ini tentunya harus sama dengan Uo, jadi V = Uo = konstan.


Panjang ”entrance length” (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka
  
L VD VD VD
Reynold :  0,06  , dimana Re  atau Re 
D   

15
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Untuk alairan laminer dalam pipa, berarti Re < 2300, maka ”entrance lenght”
(L) kita dapatkan :
L = 0,06 Re.D
L = 0,06 (2300) . D
L = 138.D .................................................................... (2.1)

Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat, maka
”entrance length” akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 s/d 40 kali
diameter pipa.

2.2. Aliran Eksternal (Aliran Dalam Saluran Terbuka)


Pengukuran kapasitas aliran pada saluran terbuka :
2.2.a. Rectanguler Weir

Gambar 2.2.a Aliran Melalui Rectanguler Weir

Disini berlaku persamaan Bernoulli :


2
P1 V1 P Vz 2
  Z1  2   Z2
 2g  2g
2
V1
Hoo  Ho
2g

Didapat V  2 g  ………………………………….... (2.2)

Kapasitas discharge menjadi :


H

Qt   V d A   V L d
4 o

 2g L 
o
 5 dy

Qt  2 / 3 2 g L H3 / 2

16
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Dimana : Qt = kapasitas discharge teoritis


L = lebar saluan (weir)
g = gravitasi = 9,8 (m/sec2)

Eksperimen menunjukkan bahwa eksponen H adalah benar, tetapi


koefisiennya terlalu besar, kontraksi dan kerugian-kerugian lainnya
mengurangi kapasitas teoritis tersebut, sehingga kapasitas nyata :
Q = 62 % Qt …………………………………………… (2.4)
Jadi Q = 3,33 LH3/2  Satuan english …………… (2.5a)
Q = 1,84 LH3/2  Satuan SI …………………… (2.5b)

2.2.b. V-Notch Weir

Gambar 2.2.b. Celah Dari V-Notch Weir

Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectangular weir,


didapat :
V 2 g  (dari persamaan 2.2)
Kapasitas discharge teoritas :
H

Qt  
4
V dA  
o
V x dy …………………………… (2.6)

Dengan menggunakan segitiga sebangun, kita dapatkan hubungan X dan Y


sebagai berikut :
X L L (H   )
 maka : X 
H H H

17
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Disubtitusikan pada V, kita dapatkan :


H

Qt  2 g L/H o
 0,5 ( H   ) dy

Qt  4 / 15 2 g L / H . H5 / 2 .......................................... (2.7)

Dengan merubah L/H dalam bentuk sudut  ... dari V-Notch, didapat
L Q
 tan .................................................................. (2.8)
2H 2
Sehingga :
Qt  8 / 15 2 g tan Q / 2 . H5 / 2 , dimana : G = besar sudut V-Notch = 90o
Eksponen pada persamaan diatas benar, tetapi koefisiennya harus di kurangi
kira-kira 42%, karena kontraksinya telah kita abaikan.
Kapasitas nyata : Q = 58 % Qt ........................................... (2.9)
Secara pendekatan untuk 90o V-Notch Weir, didapat :
Q = 2,50 H2,5  Satuan English ................... (2.10a)
Q = 1,38 H2,5  Satuan SI …………………... (2.10b)

2.3. Head Pompa Dihitung Dengan Rumus


Pdr  Psr Vdr 2  Vsr 2
Hp    Hs  Hd  hls  hld (mka )
 2g
Keterangan :
Hp = Head pompa
Hs = Tinggi isap statis
Hd = Tinggi tekanan statis
Pdr = Tekanan discharge reservoir
Psr = Tekanan suction reservoir
Vdr = Kecepatan aliran fluida pada discharge reservoir
Vsr = Kecepatan aliran fluida pada suction reservoir
J = Berat jenis air
g = Percepatan grafitasi bumi
hls = Head loss pada pipa suction
hld = Head loss pada pipa discharge

18
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Angka Reynold Aliran Fluida Didalam Pipa Isap


Vs Ds
a. Pada pipa isap : Re 

Vd Dd
b. Pada pipa tekan : Re 

Kecepatan Rata-rata Aliran Didalam Pipa


4 Q
a. Pada pipa isap : Vs 
 Ds2
4 Q
b. Pada pipa tekan : Vd 
 Dd2

Kecepatan Pada Reservoir


a. Pada suction reservoir
Vsr = Kecepatan turunan permukaan fluida didalam resevoir
karena luas permukaan fluida pada reservoir jauh lebih
besar dari pada luas penampang pipa isap, maka kecepatan
turunnya permukaan fluida didalam reservoir sangat kecil,
sehingga Vsr  0
b. Pada discharge reservoir
Vdr = Kecepatan fluida keluar dari ujung pipa discharge karena
diameter ujung pipa discharge sama dengan diameter pipa
discharge, maka Vdr = Vd

Tekanan Pada Reservoir


a. Pada suction reservoir
Psr = Tekan pada suction reservoir. adalah sebesar tekanan
atmosfir, Psr = Patm (karena reservoir terbuka ke udara)
b. Pada discharge reservoir
Pdr = Tekan pada discharge reservoir
 Bila pipa discharge masuk (tenggelam) kepermukaan
fluida dalam reservoir, dimana reservoir terbuka ke
udara, maka Pdr = tekanan dipermukaan fluida pada

19
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

reservoir = Fatm.
 Bila pipa discharge diatas kepermukaan fluida dalam
reservoir dan masih mempunyai tekanan yang lebih
besar dari Patm, maka Pdr harus diukur atau dihitung
dengan persamaan : Pdr = (Pd + Patm) - Hd -
(Vd2/2g) - hl

Tekanan Pada Pipa


a. Pada pipa isap
Ps = Tekanan yang diukur dengan pressure gauge pada inlet
isap pompa (lubang masukan pompa)
b. Pada pipa tekan
Pd = Tekanan yang diukur dengan pressure gauge pada outlet
tekanan pompa (lubang keluaran pompa)

Tinggi Tekanan Statis (Static Head)


a. Pada pipa isap
Hs = Tinggi statis pada pipa isap
= Jarak vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai
keporos pompa.
b. Pada pipa tekan
hd = Tinggi statis pada pipa tekan
Hd = Jarak vertikal dari poros pompa sampai kelubang
pengeluaran fluuida (discharge reservoir)
Hd = Hd – Zz1 = Hd – 10 cm

Kerugian Gesek Pada Instalasi Pompa (hl)


hl = hls + hl
a. Pada pipa isap
hls = hls1 + hls2

20
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Dimana :
hls1 = Kerugian gesek karena panjang pipa isap (mayor losses)
hls2 = Kerugian gesek karena sambungan (elbow dan tee) dan
valve (gate valve) serta ”entrance” (minor losses)
b. Pada pipa tekan
hld = hld1 + hld2
Dimana :
hld1 = Kerugian gesek karena panjang pipa tekan (mayor
lossoes)
hld2 = Kerugian gesek karena sambungan (elbow dan tee) dan
valve (gate valve)

Daya Hidroulik Pompa (WHP)


Daya hidroulik adalah daya yang dimiliki oleh fluida atau daya yang
dilakukan oleh pompa untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke
tempat lain pada ketinggian (H) tertentu.
QH
WHP  (hp)
75
dimana : WHP = Water Horse Power = Daya Hidroulik pompa (Hp)
Q = Laju volume (debit) alian dari pompa (m3/jam)
H = Head pompa (mka)
 = Berat jenis cairan (kg/m2)

Daya Motor (Nmtr)


(Nmtr) = E I Cos 
Dimana : E = Tegangan (Voltage) listrik (Volt)
I = Kuat arus (Ampere)
Cos  = Faktor konversi dari daya listrik ke daya mekanik
motor

21
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Daya Mekanik ((Nmek)


(Nmek) = mek . Nmtr
Dimana : mek = Effesiensi mekanik karena adanya kerugian mekanik
pada poros motor akibat gesekan poros dengan
bantalan, packing dan sebagainya.
mek = 0,97 (untuk pompa centrifugal)

Effesiensi Pompa
Effesiensi pompa adalah perbandingan antara daya yang dimiliki fluida
terhadap daya mekanik.
WHP
P  x 100 %
N mek

NPSH (Net Positive Suction Head)


Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenehui
persyaratan :
NPSH (Head Isap Positive Netto) yang diperlukan > NPSH pada sisi isap
pompa (ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi
dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut.
Dalam hal ini pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka (dengan
atmosfir pada permukaan zat cair), maka besarnya :
Pa Pv
NPSH    Hs  hls
 
Pa
Dimana :  10,333 m

Keterangan :
hsv = NPSH yang diperlukan (mka)
Pa = Tekanan atmosfir (mka)
Pv = Tekanan uap jenuh (mka)
 = Berat zat cair persatuan volume (kgf/m3)
hs = Head isap statis (m), hs (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat
cair yang diisapkan dan (-) jika dibawah

22
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

hls = Kerugian head didalam pipa isap


Contoh :
Pada temperature air 25oC didapat :
Tekanan uap jenuh (Pv) = 3351 N/m2 = 0,360 mka

3. PERANGKAT SISTIM PENGUJIAN


3.1. Mesin Uji Pompa Centrifugal
Mesin uji sentrifugal terdiri dari :
 Bak (reservoir) atas dan bawah
 Pompa dan instalasi pipanya (pipa gate valve dan elbow 90 o)
 Saluran pengukur debit : V-notch weir dan Rectangular weir

Sedangkan pompa yang dipakai hádala 1 unit pompa sentrufugal, merk DAB
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Model = Aqua 175 A – Pompa susun dangkal (non
otomatis)
Kapasitas maksimum = 100 lt/min
Total Head = 22,5 m
Putaran = 2850 rpm
Diameter discharge = 1 inch
Diameter suction = 1 inch
Voltage = 220 volt
Daya motor = 175 watt

23
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Gambar 3.1. Instalasi Alat Uji Pompa Centrifugal

3.2. Alat Ukur Yang Dipakai


Alat ukur yang dipakai untuk pengujian ini adalah :
a. Mistar Ukur
Terpasang pada bak, dipergunakan untuk mengukur ketinggian air bak
(reservoir)
b. Head Tachometer
Dipakai untuk mengukur putaran poros electromotor penggerak pompa,
dipergunakan pada saat poros berputar.
c. Voltmeter
Untuk mengukur perubahan voltaje (tegangan) listrik saat pompa
dioperasikan

24
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

d. Amperemeter
Untuk mengukur perubahan arus listrik pada saat pompa dioperasikan
e. Regulator Voltage Listrik
Untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik (Pengujian dilakukan
dengan tegangan listrik yang berbeda-beda)

4. LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
4.1. Persiapan Sebelum Pengujian
a. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, terutama instalasi
pengujian pompa
b. Membersihkan peralatan pengujian
c. Mengisi bak air secukupnya
d. Memeriksa ada tidaknya kebocoran pada sambungan instalasi.
e. Memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, gate valve, dan alat
penunjukkan manometer, volt meter, ampere meter dan tachometer
f. Switch harus pada off dan gate valve pada pipa discharge harus tertutup
rapat
g. Switch di ”on”kan
h. Gate valve dibuka sedikit demi sedikit hingga gelembung-gelembung
udara habis.
i. Pengujian dapat dimulai

4.2. Saat Pengujian


a. Putaran poros pompa dicoba pada 3 macam putaran, yaitu
2700 rpm; 2800 rpm; 2850 rpm.
b. Untuk tiap-tiap putaran tertentu tersebut. Gate valve dibuka sedikit demi
sedikit, sehingga ketinggian air dalam bak (resevoir) atas dan bawah dapat
ditunjukkan oleh indikator ketinggian permukaan air (lihat pada skal
mistar ukur) :
kecepatan putaran poros diatas, masing-masing bukaan katup
(gate valve) : 0; 1; 1,5; 2; 2,5 ;3; 3,5; 4; 4,5 dan 5 putaran katub

25
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

Kemudian dicatat :
 Besarnya voltage listrik dalam unit
 Besarnya arus listrik dalam amper
 Tinggi permukaan air pada sisi tekan (hd) dalam cm
 Tinggi permukaan air pada sisi hisap (hs) dalam cm
 Head statis discharge (Hd) dalam cm, dimana Hd = hd + Zd
 Head statis suction (Hs) dalam cm, dimana Hs = hs – Zs
 Tekanan discharge (Pd) dalam kg/cm2

4.3. Selesai Pengujian


Setelah pengujian selesai, mesin dimatika dengan urutan sebagai berikut :
a. Gate valve ditutup
b. Switch di “off”kan
c. Fluida dibuang (bila perlu)
d. Alat-alat dikembalikan

5. DATA HASIL PENGUJIAN


Pengujian pengukuran kapasitas aliran dengan V-notch weir.
Hd = Hd + Zd ; Hs = Hs – Zs dimana Zd = 27,8 cm dan Zs = 9 cm

26
Pedoman Praktikum Fluida
Jurusan Teknik Mesin

6. PERHITUNGAN DATA
Buatlah perhitungan data pengujian aliran volume (debit) aliran dengan V-
notch weir, untuk :
a. Kapasitas aliran (Q)
b. Head pompa (Hp)
c. Daya hidroulik pompa (WHP)
d. Daya motor (Nmtr)
e. Daya mekanik (Nmek)
f. Efisiensi pompa ()
Perhitungan a sampai dengan f adalah pada masing-masing bukaan katup dari
tiap-tiap putaran poros pompa.

7. GRAFIK HASIL PENGUJIAN


Dari perhitungan data hasil pengujian, buatlah grafik :
a. H =  (Q)
b. BHP =  (Q)
c. Nmtr =  (Q)
d.  =  (Q)
Untuk a sampai d adalah pada masing-masing putaran poros pompa.

8. ANALISA HASIL PERHITUNGAN


Dari perhitungan data dan grafik hasil pengujian, maka buatlah analisa dari
hasil pengujian tersebut.

27

Anda mungkin juga menyukai