02
PENGOPERASIAN MESIN DIESEL-GENERATOR PLTD BESAR
MODUL
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
II. SASARAN : Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan inipeserta mampu menerapkan posedur
pelaksanaan pengoperasian, mempersiapkan pelaksanaan pengoperasian, mengoperasikan Mesin
Diesel Generator, dan membuat laporan pengoperasian.
3.3. Setting
3.4. Monitoring
3.4.1. Beban (MW, Amp, Mvar, KWH, CosQ, Volt, HZ)
3.4.2. Tekanan, Temperatur, RPM, Level
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 1
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
B. Praktik 24 JP
1. Penerapan Prosedur Pelaksanaan Pengoperasian
1.1. Penerapan Peraturan dan Undang – Undang K2(Keselamatan Ketenagalistrikan) untuk
pengoperasianMesin Diesel - Generator PLTD Besar.
1.2. Penerapan prosedur pelaksanaan untuk pengoperasian turbin generator berdasarkan SOP.
Hasil Belajar 1 :
Memahami Pengetahuan tentang Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel – Generator PLTD
Besar
Hasil Belajar 3 :
Memahami Pengetahuan tentang Sistem Proteksi dan Monitoring Mesin Diesel - Generator PLTD
Besar
3.3. Setting
3.4. Monitoring
3.4.1. Beban (MW, Amp, Mvar, KWH,CosQ, Volt, HZ)
3.4.2. Tekanan , Temperatur, RPM
3.4.3. Pemakaian BBM (Flow Meter)
Hasil Belajar 4 :
Memahami Pengetahuan tentang Prinsip Kerja Mesin Diesel - Generator PLTD Besar
Strategi Pembelajaran :
Strategi pembelajaran dan tujuanpelatihan harus cocok baik menurut teori maupun praktik. Proses
pembelajaran dan pengujian disesuaikan dengan urutan dari materi mata ajar.
Referensi :
- Standar Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan
KTL.PO.27.212.02 –Mengoperasikan Mesin Diesel -Generator PLTD Besar
- Standing Operation Procedure (SOP)terkait
- Instruction Manual masing-masing peralatan/komponen
1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berbasis Kompetensi berbeda dengan sistem klasik yang
dilakukan di kelas oleh istruktur. Pada sistem ini anda akan bertanggng jawab terhadap
belajar anda sendiri , artinya anda perlu merencanakan belajar anda dengan instruktur
dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan / Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah didentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan umum mengenai isi proses belajar anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang dipeoleh berhubungan dengan
pengetahan dan pengalaman yang telah anda miliki
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan anda
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan paktik
c. Mempraktikan keterampilan baru yang telah anda peroleh .
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaan untuk menyelesaikan belajar anda.
2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metoda belajar yang apat digunakan . Dalam beberapa kasus,
kombinasi metoda belajar mungkin dapat digunakan .
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berprtisipasi dalam sesi belajar berkelompok .Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta , instruktur dan pakar / ahli dari tempat kerja.
Belajar Terstruktur
Belajar tersruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
STANDAR KOMPETENSI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
GLOSSARY
BAB I
Tidak hanya upah besar yang mejadi tolok ukur dalam menentukan jenis pekerjaan.
Keselamatan kerja adalah hal yang seharusnya juga menjadi prioritas.
Apalah artinya gaji yang besar jika keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan
menikmatinya jika nyawa atau kesehatan kita terancam?
Perlu Anda ketahui, dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja antara lain :
Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang
pernah terjadi hingga menyebabkan keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih
diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan factor sebagai berikut:
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan,
seperti bencana alam. Faktor lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku yang tidak
aman.
Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu,
harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja
memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya.
Tujuannya antara lain untuk melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan
kesehatan kerja :
Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan antara lain
adalah :
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan
non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang
beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.
Kecelakaan kerja
1. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
a. Penyebab Dasar
1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
- kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
- kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
- stress
- motivasi yang tidak cukup/salah
b. Penyebab Langsung
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu
tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya
- Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat.
- Bahan, alat-alat/peralatan rusak
- Terlalu sesak/sempit
- Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
- Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
- Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
- Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
- Bising
- Paparan radiasi
- Ventilasi dan penerangan yang kurang
- Kegagalan komponen, misalnya desain alat yang tidak memadai & tidak mampu
menahan tekanan, suhu atau bahan korosif
- Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan dalam pemantauan
proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping
- Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia tanpa
mengetahui jenis & sifatnya, kurang terampil, & salah komunikasi
- Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam, sabotase,
kerusuhan massa.
Tagging di unit pembangkit dilakukan oleh bagian operasi (operator) atas permintaan dari bagian
pemeliharaan. Pengontrolan terhadap tagging harus mencakup pengujian pelaksanaan tagging
dan prosedurnya. Dalam hal ini pengawas dapat melakukannya dengan mencetak langkah
pengisolasian dan tagging serta memberi petunjuk bila terjadi kekeliruan. Mengingat pentingnya
langkah – langkah pengisolasian dan tagging peralatan yang benar, maka pengawas hendaknya
selalu melakukan pengujian dan menyegarkan (mengingatkan) kembali prosedur tersebut secara
berkala. Langkah – langkah utama yang perlu diperhatikan dalam tagging adalah :
1) Pemadaman peralatan
2) Pengisoalasian peralatan dan pemasangan tanda peringatan (tag)
3) Pemasangan pentanahan
4) Pembuangan/ pelepasan tenaga mekanik yang dapat menimbulkan bahaya (tekanan
udara, per, dsb)
5) Pembukaan tenaga penggerak (tegangan kontrol) dan penguncian.
Suatu pekerjaan dan perintah kerja pemeliharaan harus dilakukan berdasarkan laporan
kerusakan. Laporan kerusakan pada dasarnya datang dari bagian operasi (operator). Oleh karena
itu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan melibatkan bagian operasi dan bagian pemeliharaan.
Perbaikan kerusakan
Laporan (kartu) kerusakan dan perintah kerja mempunyai fungsi :
1) Memberi catatan rekaman kejadian
2) Memastikan bahwa kerusakan diberitahukan dengan cepat bagian pemeliharaan
3) Membantu bagian pemeliharaan untuk memastikan prioritas kapan program kerja
disusun
4) Merupakan cara pengontrolan bahwa kerusakan telah diperbaiki dengan memuaskan
dengan pengesahan bagian operasi.
5) Memberikan catatan kerja yang telah dilakukan untuk riwayat unit (peralatan) dan
system filling.
Tipe Tagging
Kartu kerusakan biasanya dirancang dalam pola yang berbeda sesuai dengan bidang
pemeliharaannya. Warna kertas juga dibuat berbeda untuk bidang pemeliharaan listrik, mekanik
dan kontrol & instrumen.
Laporan dibuat oleh bagian operasi atai ketika terjadi kerusakan pada unit. Laporan harus
dilengkapi data atau fakta yang relevan dan identifikasi bagian atau item unit yang terkait.
Bila sifat dan lokasi kerusakan sulit diuraikan, lengkapi dengan gambar sket. Untuk menunjukan
bahwa pemeliharaan itu harus segera dilakukan atau tidak, maka pada laporan diberi kolom
tingkat prioritas pekerjaan.
Misalnya tingkat prioritas adalah I, II, dan III, dimana : Prioritas ” I ” artinya urgen dan segera
tidak dapat ditunda (yaitu kerusakan yang membahayakan keselamatan atau ketersediaan).
Prioritas ”II” menunjukan pekerjaan penting yang memerlukan perhatian segera mungkin.
Prioritas ”III” menunjukan kurang penting dan pekerjaan dapat ditunda, misalnya kerusakan
yang dapat menunggu sampai tenaga kerja tersedia atau menunggu saat overhoul. Informasi lain
yang perlu dalam kartu kerusakan dan perintah kerja adalah yang bersifatmembantu pelaksanaan
kerja seperti :
Keperluan terhadap ”Izin” untuk bekerja”.Keperluan untuk pemadaman unit atau pengaturan
pengisolasian.
Bila berdasarkan pertimbangan keselamatan kerja dsb, peralatan yang akan dikerjakan dapat
menimbulkan bahaya terhadap manusia, maka peralatan harus diisolasi dan diberi kartu
peringatan (tagging).
1) Enjiner/ Ass. Enjiner atau kepala seksi membuat permohonan ijin untuk
bekerja,diserahkan kepada Teknisi (kepala urusan) pemeliharaan yang bersangkutan.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 13
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
Bila induksi tegangan dapat menimbulkan bahaya pekerjaan, saluran pentanahan harus dipasang.
Setiap memasang saluran pentanahan portabel harus disertai dengan ijin untuk bekerja bersama
dengan skedul pentanahan. Ijin untuk bekerja pada peralatan listrik harus diterbitkan oleh pejabat
senior yang berwenang dan bertanggung jawab menjamin seluruh syarat keselamatan kerja dan
tindakan pencegahan telah dipenuhi.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 14
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
Tindakan boleh ada kesalahan dalam pekerjaan listrik, tegangan tinggi untuk bekerja, atau
melakukan pengujian pada peralatan listrik, peralatan harus dimatikan (tidak bertegangan) bila
memungkinkan.
Tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap kemungkinan dihidupkannya listrik dengan tak
sengaja, yaitu dengan :
Mengunci PMT (saklar) dan pemisah
Membuka dan mengeluarkan sekering.
Memasang pemberitahuan yang terlihat jelas bahwa peralatan sedang dalam pekerjaan.
Bila keadaan mengharuskan bekerja pada peralatan listrik tegangan rendah yang tetap
bertegangan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dengan hati – hati dan tindakan pencegahan
sebagai berikut :
Gunakan tangga yang berisolasi.
Sarung tangan karet.
Sepatu pengaman yang terisolasi.
Kunci – kunci berisolasi.
TELEPON :
Salah satu alat komunikasi di pusat pembangkit yang dipasang disetiap tempat/ruangan bengkel
– bengkel dan sebagainya. Dapat digunakan untuk komunikasi intern di pusat pembangkit atau
untuk berhubungan dengan pihak luar.
Bila terjadi putus/ gangguan komunikasi antara pusat pembangkit dengan pusat/ unit pengatur
beban maka kelangsungan pengoperasian pembebanan harus menjadi
tanggung jawab kepala bagian operasi atau pejabat yang mewakilinya. Sementara hal ini terjadi
maka harus dilakukan terus usaha untuk melakukan kontak/ hubungan dengan pusat/ unit
pengatur beban.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 15
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
RADIO HT :
Radio Handy Talky, alat ini adalah bisa dibawa kemana saja, sangat efektif sekali,biasanya
dipakai oleh petugas – petugas mobile (seperti Line mancoal/ Ash Handling),tetap alat ini
mempunyai kelemahan yaitu, dibatasi oleh waktu pakai/ sumbertenaganya (battery) dan jarak
terjangkau.
PLC :
Power Line Carrier, sama seperti telepon hanya frekwensinya ikut menumpang pada transmisi
saluran udara tegangan tinggi jadi hanya dapat dipakai antara Unit Pembangkit atau gardu –
gardu induk/ pusat penyalur beban.
TELEX :
Komunikasi dengan cara tertulis dari jarak jauh dan biasanya dipakai dalam hal – hal yang
penting sekali atau suatu hal yang memerlukan bukti tertulis.
Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO
dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.
Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan ada
8:
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
BAB II
Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
2.1 IK Chek list persiapan Start
SOP (Standing Operation Prosedure) merupakan prosedur yang standard yang dibuat untuk
mempermudah atau menyederhanakan prosedure agar mudah diingat & dilaksanakan ,dimana
SOP dibuat berdasarkan :
a) Operational /maintenance Manual dari fabrikan
b) Pengalaman yang sudah teruji
c) Setelah ada perubahan modifikasi peralatan
d) Kondisional bilamana ada perubahan penurunan daya mampu peralatan atau dll
Hal mana bertujuan untuk sbb:
a) Wewenang untuk pengoperasian
b) Mengoperasikan peralatan dengan Aman dan Andal
c) Mempercepat pekerjaan dengan kualitas hasil yang diharapkan
d) Menghindari Human/Tehnical eror
e) Bentuk Pertanggung jawaban
SOP harus disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu SOP dibuat dengan melibatkan dari
berbagai pihak diantara Pemakai ,Supervisor dan Manajer yang terkait untuk memelihara
kevalid an SOP harus diadakan evaluasi secara terus menerus apalagi terkait dengan perubahan
polesi perusahaan atau modifikasi atau dan lain sebagainya (ISO:9001versi.2000)
WI merupakan break down/turunan dari SOP dimana WI akan lebih banyak jumlahnya
dibandingkan SOP hal mana dipergunakan langsung dibawa oleh operator ke lokal dan langsung
diberikan tanda pada colom yang sudah tersedia dan apabila hasil dari cheklist tidak sesuai
maka segera diambil langkah perbaikannya ,halmana bertujuan melaksanakan pemerikasaan
fisik langsung ke lokal agar semua target pemeriksaan tidak terlewatkan dan menghindari lupa.
Adapun apa saja yang masuk dalam daftar Check list tentunya semua sistem-sistem pendukung
yang harus bekerja pada saat diperlukan mis sbb:
1. PERSIAPAN START
1.1. Sistem DC
Periksa Level bateray DC, bila kurang tambah
Aktifkan semua power supply DC 100 & 24 Volt.
Test lampu-lampu control dengan menekan tombol test lamp
Tekan tombol horn reset dan alarm reset
1.9. Radiator
Cek kondisi dan kekencangan ikatan baut – baut pengikat fan electromotor
Periksa fungsi alat control dan kebocoran system
2. BLOW
Buka semua katup indicator cooks
Putar Handle pengunci rack ( Stop Cylinder ) ke kanan untuk mengunci rack.
Masukkan turning gear ke flywheel lalu putar poros engkol (crank saft) dan posisikan
flywheel di top 1-6.
Lepas kembali turning gear dari flywheel
Buka kran udara start dan bersamaan dengan itu tekan tombol start pada panel mesin.
Amati semprotan dari indicator cooks terhadap kandungan air dan kelainan – kelainan.
Tutup kembali kran udara start dan katup indicator cooks
Putar Handle pengunci rack ( Stop Cylinder ) ke kiri untuk membuka kunci rack.
3. START MESIN
Pastikan posisi switch control mesin pada panel mesin bawah di posisi local.
Buka kran udara start dan bersamaan dengan itu tekan tombol start pada panel mesin.
Biarkan mesin beroperasi dengan putaran rendah (idle speed ) beberapa menit, periksa
gejala gangguan dan kelainan.
Naikkan putaran mesin sampai 500rpm dengan memutar switcht speed control di panel
mesin kearah rise
Putar switch control mesin ke posisi remote untuk dioperasikan di panel mesin atas.
Hidupkan AVR dengan memutar switch Excitation ke posisi ON, bila frequensi dan
tegangan tidak muncul maka tekan tombol Reset External Deexcitation.
Naikan frekuensi sampai 50Hz dengan menekan tombol raise pada Diesel speed
control.
Atur atau naikkan tegangan dengan memutar Switch Voltage ke kanan atau turunkan
ke arah kiri sampai 19 - 20 kV.
Check parameter - parameter pada mesin dan control panel
Amati mesin dan sekitar generator dari kebocoran dan kelainan.
4. PARALEL
Putar switch synchronizing pada posisi auto
Atur tegangan dan frekuensi dan lihat pada panel synchron moment ;
- Tepatkan jarum differensial frequensi tepat pada garis tengah
- Tepatkan jarum differensial Voltage tepat pada garis tengah
- Atur agar putaran jarum syncronising meter berputar searah jarum jam dan bergerak
secara lambat dengan menekan tombol Diesel speed control rise atau lower
Tekan dan putar switch VCB generator ke kanan ± 120 ° dan tahan, secara otomatis
VCB generator akan masuk saat lampu pada panel synchron moment menyala.
Setelah generator parallel dengan system lepas switch VCB generator dan matikan
synchronation dengan memutar switch synchronizing ke kiri.
Hidupkan Fan electromotor radiator JCW, Air Charge & LO.
5. PEMBEBANAN
Naikkan beban (kW) secara bertahap dengan memutar switch Diesel speed control ke
rise
Naikkan beban sesuai kebutuhan dan daya mampu mesin.
Atur dan jaga Cos = 0.8, Hz = 50 dan tegangan / Volt = 20 kV
Catat parameter – parameter mesin setiap 1 jam sekali.
Periksa keadaan mesin dari kebocoran sistem-sistem dan dari kelainan getaran atau
suara.
6. MEMATIKAN MESIN
Turunkan beban dengan menekan tombol lower pada Diesel speed control secara
bertahap sampai beban 100 - 200 kW
Atur dan jaga Cos = 0.8, Hz = 50 dan tegangan / Volt = 20 kV
Lepaskan VCB generator dengan memutar switch VCB (PMT) ke kiri.
Turunkan frequensi sampai 46 Hz dan tegangan 19 kV
Matikan eksitasi generator dengan memutar switch Excitation ke posisi OFF.
Pada panel control bawah putar switch control mesin ke posisi local
Turunkan putaran mesin sampai dengan putaran nominal 300 Rpm, biarkan operasi
5 menit.
Matikan mesin dengan menekan tombol Stop pada panel mesin.
Matikan alat – alat bantu dan Fan electromotor radiator JCW, Air Charge & LO
Periksa semua peralatan bantu dan mesin dari kebocoran dan kelainan
Mengingat konfigurasi Single line Diagram masing-masing unit berbeda maka untuk SOP Black
Out/Black start bisa digambarkan filosofi secara garis besar nya saja
Blackout adalah gangguan yang berasal dari hilangnya tegangan pada jaringan luar adapun
penyebabnya diantara sebagai berikut:
1) Terputusnya jaringan akibat gangguan alam
2) Terputusnya jaringan akibat trip nya pembangkit yang Besar
3) Terdapat kerusakan pada peralatan jaringan tersebut
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 23
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD
Gangguan akibat salah satu diantara ketiga tersebut atau yang lain akan mengakibatkan
penurunan frequensi ,namun didalam sistem pengaman jaringan yang disebut relay kordinasi
yang berfungsi mengisolasi atau meminimize area gangguan dengan cara membuat pulau-pulau
atau yang dikenal dengan istilah Island Operation
Penurunan frequensi akan ditangkap oleh Under Frequency Relay yang dipasang pada outlet
pembangkit namun kalau kecepatan penurunan tinggi akan berakibat :
1) Gagal terjadinya Island
2) Gagal terjadinya Hose load (apabila ada fasilitas)
Apabila kedua hal tersebut terjadi maka terjadinya Blackout padam total apa yang harus kita
lakukan adalah proses recovery atau penyelamatan peralatan apa saja yang prioritas diantara
sbb:
1) Power supply untuk peralatan emergency lampu penerangan
2) Memastikan bekerjanya sistem lube oil
3) Memastikan bekerjanya turning gear/rached
4) Mereset semua relay pengaman
5) Mencatat semua pegaman yang bekerja untuk dianalisa
Ada beberapa unit Pembangkit yang dilenkapi dengan Hose load dan Black Start dampak dari
black out adalah unit bisa Hose Load ,apabila berhasil Hose load tentunya dilanjutkan dengan
recovery sebelum mengisi jaringan luar atau line charging diutamakan memperkuat kekuatan
internal terlebih dahulu selanjutnya baru dilakukan line charging.
Namun bagi pembangkit yang ada black start dilanjut start dan selanjutnya melakukan langkah
sesuai dengan SOP gabungan yang ada sampai masuk jaringan.
BAB III
Instrumentasi Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti
alat untuk menghasilkan efek secara umum instrument mempunyai 3 fungsi utama:
Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal dari bagian-
bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis,
kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa,
waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi,
suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik),
viskositas, density, dll.
Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang
instrumentasi ini meliputi:
suhu
tekanan
kecepatan aliran
ketinggian cairan
kepadatan benda dan kekentalan (viskositas)
arus listrik, tegangan listrik, frekuensi
induktansi, kapasitansi
dll.
Parameter tersebut diatas dipergunakan untuk memonitor unjuk kerja dari PLTD selain visual
dan pendengaran apakah PLTD bekerja dengan semestinya, apabila terjadi deviasi harus ada
respon baik peralatan yang bersifat automatis maupun respon manual oleh operator .
TRF3 60MVA
150
20 kV
20KV 20KV 20KV
I
AT GH GH KP
1 2 1 AT
KP
MPR1
2
II
STD1
AT AT KP
2 1
20 20
12 kV 12 kV
REL 12 KV
I
II
G G G
6,3 6,3
12 12
1A 2A 1B 2B
G
G G
360kVa
360kVa 150kVa 360kVa 150kVa
BAB IV
Semua sistem yang bekerja pada Mesin Diesel dirancang bisa dimonitor dan dilengkapi
pangaman baik pengaman yang bersifat individual maupun yang ter-integrasi dimana sbb:
Untuk mendapatkan sistem proteksi yang cukup baik didalam sistem tenaga listrik, sistem tenaga
tersebut dibagi dalam beberapa daerah proteksi yakni dengan memutuskan sub-sistem
seminimum mungkin.
BAB V
PLTD adalah merupakan instalasi tenaga listrik yang berfungsi meng konversi energi primer
berupa Solar (HSD High Speed Diesel) ,MFO (Marine Fuel Diesel) atau Gas menjadi energi
listrik dan 3 tingkatan kecepatan (speed)
1) Low speed (< 500 rpm)
2) Medium speed (<1000 rpm)
3) High speed (>1000 rpm)
Mesin Diesel
Mesin diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine)
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia
di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser
(udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan
temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur
nyala seperti digambarkan pada diagram dibawah
Diagram pv untuk siklus Diesel Ideal. siklus ini mengikuti angka 1-4 pada arah searah jarum
jam.
Gambar di sebelah kiri menunjukkan diagram PV untuk siklus ideal diesel, dimana P
adalah tekanan dan v adalah volume spesifik . Siklus diesel yang ideal berikut empat berikut
proses yang berbeda (warna Referensi lihat warna garis pada diagram.):
Dimana
ht η adalah efisiensi termal
α adalah rasio cut-off (Rasio antara akhir dan volume mulai untuk tahap pembakaran)
T 3 dapat didekati dengan suhu nyala bahan bakar yang digunakan. Suhu nyala dapat didekati
dengan temperatur nyala adiabatik bahan bakar dengan perbandingan udara-ke-bahan bakar yang
sesuai dan tekanan kompresi, temperatur P 3. T 1 dapat didekati untuk udara inlet.
Formula ini hanya memberikan efisiensi termal ideal. Efisiensi termal sebenarnya akan secara
signifikan lebih rendah karena panas dan kerugian gesekan. Rumusnya adalah lebih kompleks
dari siklus Otto (bensin / mesin bensin) relasi yang memiliki rumus sebagai berikut;
Kompleksitas tambahan untuk formula diesel datang sekitar sejak penambahan panas pada
tekanan konstan dan penolakan panas pada volume konstan. Siklus Otto telah baik dibandingkan
penambahan dan penolakan panas pada volume konstan.
Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel besar
perlu ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka digunakan Supercharger atau
turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi
Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh besar terhadap
pemakaian bahan bakar karena bahan bakar diijeksikan secara langsung ke ruang bakar pada
saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk memicu penyalaan agar terjadi proses
pembakaran
Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder dapat
digunakan selama poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan.
Mesin 6 segaris paling banyak diproduksi dalam mesin tugas-medium ke tugas-berat, meskipun
V8 dan 4 segaris juga banyak diproduksi.
Generator
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover.
Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk
beban prioritas.
1. Rangka stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang
lain.
2. Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi
sebagai tempat GGL induksi.
3. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.
4. Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.
5. Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.
Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya
GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet
berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin
geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.
Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang
besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:
Dari kriteria relay seperti tersebut diatas di kordinasikan didalam Logig Squence Trip dari mana
peralatan yang harus trip terlebih dahulu atau yang mana harus serentak mengetrip unit.
Selanjutnya proses Rundown sampai ke putaran turning gear harus dikawal/ dimonitor dan
semua peralatan harus bekerja dengan semestinya
BAB VI
Penggunaan keselamatan kerja Alat Pelindung Diri (APD) berarti cukup tersedianya APD sesuai
kebtuhannya baik karyawan sendiri maupun tamu sbb: Safety Shoues ,Helmet ,Ear plug dan
Kaca mata Gogles ,Sarung tangan bilamana perlu .
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
Pembuatan laporan
Laporan Hasil Pengoperasian
Pembuatan Laporan
Metodologi Penyusunan Laporan
Di setiap perusahaan dibutuhkan pelaporan yang rapi dan mudah dipahami oleh Manajemen,
Owner dan Stake Holder. Pelaporan yang tertata dan valid dapat digunakan oleh Manajemen
dalam pengambilan keputusan. Pengertian Laporan adalah kumpulan dari data-data yang
disusun sesuai standar sehingga membentuk informasi yang mudah dipahami. Di bidang
Administrasi ada beberapa jenis Laporan yang dibuat misalnya Laporan Keuangan yang
dibuat oleh Divisi Akuntansi, Laporan realisasi Anggaran yang dibuat oleh Divisi Anggaran,
Laporan Cash Flow yang dibuat oleh Divisi Keuangan, dll. Banyak jenis laporan yang dibuat,
namun pada intinya adalah pemberian informasi yang valid dan tertata.
Pengertian Laporan
Laporan adalah kumpulan data-data yang diolah sehingga menjadi informasi yang valid dan
mempunyai nilai pertanggung jawaban mengenai pengelolaan kegiatan unit kerja, baik
berkala maupun dibuat sewaktu-waktu menyangkut semua bidang operasional, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Tujuan Pelaporan
Pelaporan dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi bagi Manajemen, Owner dan
Stake Holder mengenai kondisi perusahaan sehingga bisa digunakan dalam pengambilan
keputusan.
Jenis-jenis Laporan
Pada bidang Keuangan dan SDM dikenal beberapa macam laporan antara lain : Laporan
Keuangan (Neraca, Laba Rugi), Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Laporan
Kepegawaian, dll.
Validasi
Pada aplikasi
Disimpan
Pada Aplikasi
Manajemen Laporan
BUKU KERJA
DAFTAR ISI
KODE UNIT
:
JUDUL UNIT :
POKOK BAHASAN :
WAKTU
:
SIFAT :
TANDA
NAMA PESERTA UJI :
TANGAN
TEMPAT TANGGAL
:
LAHIR
UNIT KERJA :
TANGGAL LATIHAN :
NAMA ATASAN :
POSISI / JABATAN :
TEMPAT KERJA :
KETUA TIM/HAKIT
ASESOR LOKAL
ASESOR PEMB
ASESOR DIKLAT
Form A – B
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………........................................................................................
Form A – B
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...........
Form A – B
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..........................................................................................
Form A – B
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...........
…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..........................................................................................
..................................................................…………………………
BAGIAN D1-a
HASIL UJIAN YANG DISIMPULKAN OLEH PARA PENGUJI
STANDAR KOMPETENSI
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
b. Skill /Keterampilan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4. Persyaratan mengikuti perbaikan pengujian :
……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
URAIAN TANDA TANGAN
……………………….
Asesor/Penguji