Anda di halaman 1dari 51

KTL.PO.27.212.

02
PENGOPERASIAN MESIN DIESEL-GENERATOR PLTD BESAR

MODUL
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

STANDAR LATIH KOMPETENSI


TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG PEMBANGKITAN
SUB BIDANG OPERASI

Kode Pelatihan : L.KTL.PO.27.212.02


Judul Pelatihan : Pengoperasian Mesin Diesel – Generator PLTD Besar
Diskripsi : Standar Latih Kompetensi ini berkaitan dengan penerapan pengoperasian
Mesin Diesel - Generator PLTD Besar secara rutin dan mandiri sesuai
dengan SOP.

Waktu : 40 Jam Pelajaran (1 JP = 45 menit)

I. TUJUAN : Untuk menghasilkan tenaga teknikketenagalistrikan yang memiliki kompetensi


dibidang penerapan pengoperasian Mesin Diesel -Generator PLTD Besar secara rutin dan
mandirisesuai dengan SOP.

II. SASARAN : Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan inipeserta mampu menerapkan posedur
pelaksanaan pengoperasian, mempersiapkan pelaksanaan pengoperasian, mengoperasikan Mesin
Diesel Generator, dan membuat laporan pengoperasian.

III. PRASYARAT : Persyaratan kualifikasi pendidikan formal : SLTA.

IV. KURIKULUM DAN SILABI :


A. TEORI
1. Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel - Generator PLTD Besar 2 JP
1.1. SOP Pengoperasian Normal (Start, Pembebanan, Stop)
1.2. SOP Pengoperasian Black Start

2. Instrumentasi Mesin Diesel - Generator PLTD Besar 4 JP


2.1. Piping & Instrument Diagram (P&ID)
2.2. Wiring Diagram
2.3. Single Line Diagram

3. Sistem Proteksi dan Monitoring Mesin Diesel - Generator PLTD Besar 6 JP


3.1. Sistem Proteksi Elektrik
3.1.1. Fungsi Proteksi
3.1.2. Cara Kerja Proteksi OC, Diff, Relay, RPR, HV, LV
dan Thermal overload

3.2. Sistem Proteksi Mekanik


3.2.1. Over Speed
3.2.2. High Temperatur Air pendingin / Pelumas
3.2.3. Low Pressure Air pendingin / Pelumas

3.3. Setting

3.4. Monitoring
3.4.1. Beban (MW, Amp, Mvar, KWH, CosQ, Volt, HZ)
3.4.2. Tekanan, Temperatur, RPM, Level
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 1
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

3.4.3. Pemakaian BBM (Flow Meter)

4. Prinsip Kerja Mesin Diesel - Generator PLTD Besar 4 JP


4.1. Tipe
4.2. Karakteristik

B. Praktik 24 JP
1. Penerapan Prosedur Pelaksanaan Pengoperasian
1.1. Penerapan Peraturan dan Undang – Undang K2(Keselamatan Ketenagalistrikan) untuk
pengoperasianMesin Diesel - Generator PLTD Besar.
1.2. Penerapan prosedur pelaksanaan untuk pengoperasian turbin generator berdasarkan SOP.

2. Persiapan Pelaksanaan Pengoperasian


2.1. Pengidentifikasian peralatan yang berkaitan dengan fungsi dan kelayakan operasi sesuai dengan
spesifikasi SOP.
2.2. Pengidentifikasian parameter dan fungsi Instrumen /alat ukur berupa besaran listrik dan mekanik
sesuaiprinsip kerja dan batasan operasi.
2.3. Pengidentifikasian fungsi proteksi Mesin Diesel -Generator PLTD Besar sesuai SOP.
2.4. Penginterpretasian dan prediksi hasil pembacaan instrumen / alat ukur dan akibatnya sesuai
SOP.
2.5. Penyiapan Mesin Diesel - Generator PLTD Besar untuk dioperasikan sesuai SOP.

3. Pengoperasian Mesin Diesel - Generator


3.1. Pengoperasian Mesin Diesel - Generator PLTD Besar dengan menggunakan urutan yang
berdasarkan SOP.
3.2. Pelaksanaan test rutin operasi sesuai SOP.
3.3. Penyelesaian gangguan / penyimpangan yang teridentifikasi pada parameter operasi sesuai SOP.
3.4. Pengawasan dan pengobservasian Mesin Diesel -Generator PLTD Besar untuk mengetahui
respon operasi yang benar.
3.5. Pengambilan tindakan koreksi sesuai SOP.

4. Pembuatan Laporan Pengoperasian


4.1. Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

HASIL BELAJAR TEORI :


Setelah menyelesaikan pendidikan dan pelatihan ini peserta mampu

Hasil Belajar 1 :
Memahami Pengetahuan tentang Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel – Generator PLTD
Besar

Kriteria Penilaian : Mampu menjelaskan :


1.1. SOP Pengoperasian Normal (Start,Pembebanan, Stop)
1.2. SOP Pengoperasian Black Start
Hasil Belajar 2 :Memahami Pengetahuan tentang Instrumentasi Mesin Diesel - Generator PLTD
Besar

Kriteria Penilaian : Mampu menjelaskan :


2.1. Piping & Instrument Diagram ( P&ID )

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 2


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

2.2. Wiring Diagram


2.3. Single Line Diagram

Hasil Belajar 3 :
Memahami Pengetahuan tentang Sistem Proteksi dan Monitoring Mesin Diesel - Generator PLTD
Besar

Kriteria Penilaian : Mampu menjelaskan :


3.1. Sistem Proteksi Elektrik
3.1.1. Fungsi Proteksi
3.1.2. Cara Kerja Proteksi OC, Diff, Relay,RPR, HV, LV dan Thermal Overload

3.2. Sistem Proteksi Mekanik


3.2.1. Over Speed
3.2.2. High Temperature Air pendingin/Pelumas
3.2.3. Low Pressure Air pendingin/Pelumas

3.3. Setting
3.4. Monitoring
3.4.1. Beban (MW, Amp, Mvar, KWH,CosQ, Volt, HZ)
3.4.2. Tekanan , Temperatur, RPM
3.4.3. Pemakaian BBM (Flow Meter)

Hasil Belajar 4 :
Memahami Pengetahuan tentang Prinsip Kerja Mesin Diesel - Generator PLTD Besar

Kriteria Penilaian : Mampu menjelaskan :


4.1. Tipe
4.2. Karakteristik

HASIL BELAJAR PRAKTIK:


Setelah menyelesaikan pendidikan dan pelatihanini peserta mampu

Hasil Praktik 1 : Menerapkan Prosedur Pelaksanaan Pengoperasian


Kriteria Penilaian : Mampu :
1.1. Menerapkan Peraturan dan Undang–Undang K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan)
untuk pengoperasian Mesin Diesel -Generator PLTD Besar.
1.2. Menerapkan prosedur pelaksanaan untuk pengoperasian turbin generator berdasarkan SOP.

Hasil Praktik 2 : Mempersiapkan Pelaksanaan Pengoperasian


Kriteria Penilaian : Mampu :
2.1. Mengidentifikasikan peralatan yang berkaitan dengan fungsi dan kelayakanoperasi sesuai
dengan spesifikasi SOP.
2.2. Mengidentifikasikan parameter dan fungsi Instrumen / alat ukur berupa besaran listrik dan
mekanik sesuai prinsip kerja dan batasan operasi.
2.3. Mengidentifikasikan fungsi proteksi Mesin Diesel-Generator PLTD Besar sesuai SOP.
2.4. Menginterpretasikan dan memprediksi hasil pembacaan instrumen / alat ukur dan
akibatnya sesuai SOP.
2.5. Menyiapkan Mesin Diesel - Generator PLTD Besar untuk dioperasikan sesuai SOP.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 3


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Hasil Praktik 3 : Mengoperasikan Mesin Diesel - Generator


Kriteria Penilaian : Mampu :
1.1. Mengoperasikan Mesin Diesel – Generator PLTD Besar dengan menggunakan urutan
yang berdasarkan SOP.
1.2. Melaksanakan test rutin operasi sesuai SOP.
1.3. Menyelesaikan gangguan / penyimpangan yang teridentifikasi pada parameter operasisesuai
SOP.
1.4. Memonitor dan mengobservasi Mesin Diesel - Generator PLTD Besar untuk mengetahuirespon
operasi yang benar.
1.5. Mengambil tindakan koreksi sesuai SOP.

Hasil Praktik 4 : Membuat Laporan Pengoperasian


Kriteria Penilaian : Mampu :
Membuat laporan sesuai dengan format dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan.

Strategi Pembelajaran :
Strategi pembelajaran dan tujuanpelatihan harus cocok baik menurut teori maupun praktik. Proses
pembelajaran dan pengujian disesuaikan dengan urutan dari materi mata ajar.

Strategi Pelaksanaan Praktik :


Strategi pelaksanaan praktik dapat dilakukan dengan praktik langsung dilapangan baik pada instalasi
milik perusahaan maupun pada instalasi yang disediakan oleh lembaga diklat.

Referensi :
- Standar Kompetensi Tenaga TeknikKetenagalistrikan
KTL.PO.27.212.02 –Mengoperasikan Mesin Diesel -Generator PLTD Besar
- Standing Operation Procedure (SOP)terkait
- Instruction Manual masing-masing peralatan/komponen

V. PENILAIAN HASIL PELATIHAN

1. Setiap akhir pelatihan teori dan praktik diakhiri dengan tes.


2. Penilaian syarat kelulusan teori minimal 80% dan praktik 100%.

VI. LEMBAGA PELAKSANA :


Lembaga penyelenggara diklat adalah lembaga diklat yang terakreditasi.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 4


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berbasis Kompetensi berbeda dengan sistem klasik yang
dilakukan di kelas oleh istruktur. Pada sistem ini anda akan bertanggng jawab terhadap
belajar anda sendiri , artinya anda perlu merencanakan belajar anda dengan instruktur
dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah didentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan umum mengenai isi proses belajar anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang dipeoleh berhubungan dengan
pengetahan dan pengalaman yang telah anda miliki
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan anda

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada
tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.

Pegamatan terhadap tugas praktek


a. Mengamati keteramplan praktik yang didemonstrasikan oleh instruktur atau orang
yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada intruktur tentang konsep sulit yang anda temukan .

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan paktik
c. Mempraktikan keterampilan baru yang telah anda peroleh .

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaan untuk menyelesaikan belajar anda.

2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metoda belajar yang apat digunakan . Dalam beberapa kasus,
kombinasi metoda belajar mungkin dapat digunakan .

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 5


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan
kecepatan belajarnya masing-masing . Mesipun proses belajar dilaksanakan secara bebas,
anda disarankan untuk menemui instrukur setiap saat untuk mengkonfirmasikan
kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berprtisipasi dalam sesi belajar berkelompok .Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta , instruktur dan pakar / ahli dari tempat kerja.

Belajar Terstruktur
Belajar tersruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 6


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

STANDAR KOMPETENSI

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

BAB I Peraturan dan Perundangan K2


BAB II Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
BAB III Instrumentasi Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
BAB IV Sistem Proteksi dan monitoring Mesin Diesel - Generator PLTD Besar
BAB V Prinsip Kerja Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
BAB VI Penggunaan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja
BAB VII Penerapan prosedur pengoperasian Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
BAB VIII Trouble shooting Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
BAB IX Membuat laporan

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
GLOSSARY

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 7


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB I

PERATURAN DAN PERUNDANGAN K2

1.1. Keselamatan Kerja

Tidak hanya upah besar yang mejadi tolok ukur dalam menentukan jenis pekerjaan.
Keselamatan kerja adalah hal yang seharusnya juga menjadi prioritas.
Apalah artinya gaji yang besar jika keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan
menikmatinya jika nyawa atau kesehatan kita terancam?
Perlu Anda ketahui, dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja antara lain :

 Perilaku yang tidak aman dan


 Kondisi lingkungan yang tidak aman

Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang
pernah terjadi hingga menyebabkan keselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih
diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan factor sebagai berikut:

1. Sembrono dan tidak hati - hati


2. Tidak mematuhi peraturan
3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja
4. Tidak memakai alat pelindung diri
5. Kondisi badan yang lemah

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan,
seperti bencana alam. Faktor lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan
lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku yang tidak
aman.

Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu,
harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja
memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya.
Tujuannya antara lain untuk melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja,
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan
kesehatan kerja :

1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan


sebelumnya.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 8


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja


3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.

Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan antara lain
adalah :

1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulit dengan cairan metal, cairan
non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.

2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang
beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.

Dalam bidang regulasi


Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :

1. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri.
4. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
5. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan.
6. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hygiene
Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
7. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian
Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
8. Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Bab XI Pasal 44 ayat 1&2 sbb:
Ayat 1 :
K2 (keselamatan ketenagalistrikan )
Ayat 2:
K2 bertujuan untuk mewujudkan kondisi :
a. Andal dan aman bagi instalasi
b. Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
c. Ramah lingkungan

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 9


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Kecelakaan kerja

1. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.

2. Penyebab kecelakaan kerja


Secara umum, ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja, yaitu penyebab dasar (basic
causes) dan penyebab langsung (immediate causes)

a. Penyebab Dasar
1) Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
- kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
- kurangny/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/keahlian.
- stress
- motivasi yang tidak cukup/salah

2) Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :


- tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan
- tidak cukup rekayasa (engineering)
- tidak cukup pembelian/pengadaan barang
- tidak cukup perawatan (maintenance)
- tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan berang-barang/bahan-bahan.
- tidak cukup standard-standard kerja
- penyalahgunaan

b. Penyebab Langsung
1) Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-kondisi yang tidak standard) yaitu
tindakan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya
- Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat.
- Bahan, alat-alat/peralatan rusak
- Terlalu sesak/sempit
- Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
- Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
- Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
- Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap, dll
- Bising
- Paparan radiasi
- Ventilasi dan penerangan yang kurang

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 10


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

2) Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang tidak standard) adalah tingkah


laku, tindak-tanduk atau perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya:
- Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
- Gagal untuk memberi peringatan.
- Gagal untuk mengamankan.
- Bekerja dengan kecepatan yang salah.
- Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
- Memindahkan alat-alat keselamatan.
- Menggunakan alat yang rusak.
- Menggunakan alat dengan cara yang salah.
- Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.

 Faktor penyebab kejadian kecelakan di industri, antara lain:

- Kegagalan komponen, misalnya desain alat yang tidak memadai & tidak mampu
menahan tekanan, suhu atau bahan korosif
- Penyimpangan dari kondisi operasi normal, seperti kegagalan dalam pemantauan
proses, kesalahan prosedur, terbentuknya produk samping
- Kesalahan manusia (human error), seperti mencampur bahan kimia tanpa
mengetahui jenis & sifatnya, kurang terampil, & salah komunikasi
- Faktor lain, misalnya sarana yang kurang memadai, bencana alam, sabotase,
kerusuhan massa.

 Klasifikasi Kecelakaan kerja:


- Menurut jenis kecelakaan
* Jatuh
* Tertimpa benda jatuh
* Menginjak, terantuk
* Terjepit,terjempit
* Gerakan berlebihan
* Kontak suhu tinggi
* Kontak aliran listrik
* Kontak dengan bahan berbahaya/radiasi

- Menurut media penyebab


* Mesin
* Alat angkut & alat angkat
* Peralatan lain
* Bahan, substansi & radiasi
* Lingkungan kerja
* Penyebab lain

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 11


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

- Menurut sifat cedera


* Patah tulang
* Keseleo
* Memar
* Amputasi
* Luka bakar
* Keracunan akut
* Kematian

- Menurut bagian tubuh yang cedera


* Kepala
* Leher
* Badan
* Anggota gerak atas
* Anggota gerak bawah

1.2. Keselamatan Instalasi


PROSEDUR TAGGING
Sistem tagging adalah mencakup pemadaman, pengisolasian peralatan, pemasangan tanda dan
izin untuk bekerja. Hal ini dilakukan bila berdasarkan pertimbangan keselamatan kerja peralatan
yang dikerjakan (dilakukan pemeliharaan) dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia atau
lingkungan, maka peralatan tersebut harus diisolasi dan diberi kartu (tanda) peringatan.

Tagging di unit pembangkit dilakukan oleh bagian operasi (operator) atas permintaan dari bagian
pemeliharaan. Pengontrolan terhadap tagging harus mencakup pengujian pelaksanaan tagging
dan prosedurnya. Dalam hal ini pengawas dapat melakukannya dengan mencetak langkah
pengisolasian dan tagging serta memberi petunjuk bila terjadi kekeliruan. Mengingat pentingnya
langkah – langkah pengisolasian dan tagging peralatan yang benar, maka pengawas hendaknya
selalu melakukan pengujian dan menyegarkan (mengingatkan) kembali prosedur tersebut secara
berkala. Langkah – langkah utama yang perlu diperhatikan dalam tagging adalah :
1) Pemadaman peralatan
2) Pengisoalasian peralatan dan pemasangan tanda peringatan (tag)
3) Pemasangan pentanahan
4) Pembuangan/ pelepasan tenaga mekanik yang dapat menimbulkan bahaya (tekanan
udara, per, dsb)
5) Pembukaan tenaga penggerak (tegangan kontrol) dan penguncian.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 12


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Suatu pekerjaan dan perintah kerja pemeliharaan harus dilakukan berdasarkan laporan
kerusakan. Laporan kerusakan pada dasarnya datang dari bagian operasi (operator). Oleh karena
itu pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan melibatkan bagian operasi dan bagian pemeliharaan.

Perbaikan kerusakan
Laporan (kartu) kerusakan dan perintah kerja mempunyai fungsi :
1) Memberi catatan rekaman kejadian
2) Memastikan bahwa kerusakan diberitahukan dengan cepat bagian pemeliharaan
3) Membantu bagian pemeliharaan untuk memastikan prioritas kapan program kerja
disusun
4) Merupakan cara pengontrolan bahwa kerusakan telah diperbaiki dengan memuaskan
dengan pengesahan bagian operasi.
5) Memberikan catatan kerja yang telah dilakukan untuk riwayat unit (peralatan) dan
system filling.

Tipe Tagging
Kartu kerusakan biasanya dirancang dalam pola yang berbeda sesuai dengan bidang
pemeliharaannya. Warna kertas juga dibuat berbeda untuk bidang pemeliharaan listrik, mekanik
dan kontrol & instrumen.
Laporan dibuat oleh bagian operasi atai ketika terjadi kerusakan pada unit. Laporan harus
dilengkapi data atau fakta yang relevan dan identifikasi bagian atau item unit yang terkait.
Bila sifat dan lokasi kerusakan sulit diuraikan, lengkapi dengan gambar sket. Untuk menunjukan
bahwa pemeliharaan itu harus segera dilakukan atau tidak, maka pada laporan diberi kolom
tingkat prioritas pekerjaan.
Misalnya tingkat prioritas adalah I, II, dan III, dimana : Prioritas ” I ” artinya urgen dan segera
tidak dapat ditunda (yaitu kerusakan yang membahayakan keselamatan atau ketersediaan).
Prioritas ”II” menunjukan pekerjaan penting yang memerlukan perhatian segera mungkin.
Prioritas ”III” menunjukan kurang penting dan pekerjaan dapat ditunda, misalnya kerusakan
yang dapat menunggu sampai tenaga kerja tersedia atau menunggu saat overhoul. Informasi lain
yang perlu dalam kartu kerusakan dan perintah kerja adalah yang bersifatmembantu pelaksanaan
kerja seperti :
Keperluan terhadap ”Izin” untuk bekerja”.Keperluan untuk pemadaman unit atau pengaturan
pengisolasian.

Alur Sistem Tagging.

Bila berdasarkan pertimbangan keselamatan kerja dsb, peralatan yang akan dikerjakan dapat
menimbulkan bahaya terhadap manusia, maka peralatan harus diisolasi dan diberi kartu
peringatan (tagging).

1) Enjiner/ Ass. Enjiner atau kepala seksi membuat permohonan ijin untuk
bekerja,diserahkan kepada Teknisi (kepala urusan) pemeliharaan yang bersangkutan.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 13
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

2) Teknisi menunjuk petugas pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan. Petugaspelaksana


menyerahkan permohonan ijin untuk bekerja kepada Kepala Operator.
3) Kepala Operator menunjuk operator untuk melaksanakan pemadaman danpengisolasian
peralatan dengan mengisi kartu urutan pengisolasian dan memasang kartu tagging pada
peralatan yang diisolasi
4) Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan.
5) Bila pekerjaan pemeliharaan selesai, pengisolasian dibatalkan sesuai urutan yang benar,
kartu tagging dilepas.Catatan pengisolasian dan kartu tagging di File.
6) Petugas melaksanakan pemeliharaan hingga selesai termasuk pengujian, dan
mengembalikan kartu yang telah mendapat pengesahan tentang pekerjaan (dari operator)
dengan dilengkapi informasi seperlunya.
7) Petugas operator dan pemeliharaan membatalkan kartu tagging dengan persetujuan
kepala operator.
8) Tindakan pada operator diambil dan dikembalikan ke bagian lain.

Prosedur Pengisolasian Peralatan istrik.


Sebelum melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan listrik (tegangan tinggi atau menengah)
yang mengharuskan pembebasan tegangan, maka setelah pemadaman harus dilakukan
pengisolasian. Adapun prosedur pengisolasian peralatan listrik adalah sebagai berikut :
1) Peralatan pengisolasi, bila memungkinkan harus dikunci, kartu tanda peringatan (tag) harus
dipasang pada semua titik pengisolasian.
2) Pentanahan harus dipasang pada daerah yang diisolasi dan bila memungkinkan dikunci.
3) Isi dari peralatan tegangan tinggi harus dibuat (diatur) ketingkat yang tidak berbahaya dan
bila pembuangan (drain) naik ke tingkat yang berbahaya harus dikunci dalam posisi yang
sesuai.
4) Bila berbahaya dapat timbul dari tekanan, unit/ peralatan tegangan tinggi harus divent dan
bila vent dapat menimbulkan bahaya, ia harus dikunci dalam posisi yang sesuai.
5) Bila diperlukan untuk memasuki, peralatan harus dipurge, bila sisa (kandungan) isinya dapat
menyebabkan bahaya.
6) Bila bahaya dapat timbul dari pelepasan energi yang tersimpan, harus dilakukan tindakan
untuk mengisi atau melepas (membuang) energi ini secara aman. Juga penting untuk
memblokir pasok tenaga penggerak (termasuk tegangan kontrol ) selama periode ijin untuk
bekerja berlangsung. Sebelum memasukan kembali pasok tenaga penggerak, harus
dipastikan bahwa tindakan pencegahan telah dilaksanakan terutama pada dan setelah
membuka isolasi yang memungkinkan terjadinya restorasi (pengembalian).

Bila induksi tegangan dapat menimbulkan bahaya pekerjaan, saluran pentanahan harus dipasang.
Setiap memasang saluran pentanahan portabel harus disertai dengan ijin untuk bekerja bersama
dengan skedul pentanahan. Ijin untuk bekerja pada peralatan listrik harus diterbitkan oleh pejabat
senior yang berwenang dan bertanggung jawab menjamin seluruh syarat keselamatan kerja dan
tindakan pencegahan telah dipenuhi.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 14
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Tindakan boleh ada kesalahan dalam pekerjaan listrik, tegangan tinggi untuk bekerja, atau
melakukan pengujian pada peralatan listrik, peralatan harus dimatikan (tidak bertegangan) bila
memungkinkan.
Tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap kemungkinan dihidupkannya listrik dengan tak
sengaja, yaitu dengan :
 Mengunci PMT (saklar) dan pemisah
 Membuka dan mengeluarkan sekering.
 Memasang pemberitahuan yang terlihat jelas bahwa peralatan sedang dalam pekerjaan.
Bila keadaan mengharuskan bekerja pada peralatan listrik tegangan rendah yang tetap
bertegangan, maka pekerjaan harus dilaksanakan dengan hati – hati dan tindakan pencegahan
sebagai berikut :
Gunakan tangga yang berisolasi.
 Sarung tangan karet.
 Sepatu pengaman yang terisolasi.
 Kunci – kunci berisolasi.

Perkakas (tool) yang berisolasi.


Pasang pembatas terhadap sirkit hidup (bertegangan) yang disebelahnya.
Daerah yang dikerjakan harus diberi pembatas dan dilindungi dari daerah bahaya disebelahnya.
Hanya dengan pengawasan yang ketat pekerjaan pemeliharaan peralatan listrik dapat
dilaksanakan tanpa menimbulkan kecelakaan. Walaupun kecelakaan akibat listrik jarang terjadi,
tetapi bila terjadi berakibat gawat baik terhadap kerusakan alat/ unit maupun terhadap manusia.

Peralatan Keselamatan Kerja.


Alat komunikasi pada suatu pusat pembangkit adalah sangat penting, mengingat dalam pusat
pembangkit diperlukan hubungan yang terus menerus antar sesama petugas maupun hubungan
pusat pembangkit dengan pihak lain/ keluar (control room dengan lokal, lokal dengan lokal,
control room dengan pihak lain yang sangat erat hubungannya dengan operasi pusat
pembangkit).
Macam – macam Peralatan Komunikasi dan Pemakaian di Unit Pembangkit.

TELEPON :
Salah satu alat komunikasi di pusat pembangkit yang dipasang disetiap tempat/ruangan bengkel
– bengkel dan sebagainya. Dapat digunakan untuk komunikasi intern di pusat pembangkit atau
untuk berhubungan dengan pihak luar.
Bila terjadi putus/ gangguan komunikasi antara pusat pembangkit dengan pusat/ unit pengatur
beban maka kelangsungan pengoperasian pembebanan harus menjadi
tanggung jawab kepala bagian operasi atau pejabat yang mewakilinya. Sementara hal ini terjadi
maka harus dilakukan terus usaha untuk melakukan kontak/ hubungan dengan pusat/ unit
pengatur beban.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 15
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

PAGGING ANNOUNCEMENT SYSTEM :


Sangat efektif apabila kita ajak komunikasi tidak tahu dimana mereka berada atau untuk
memberikan instruksi – instruksi (aba – aba) dimana orang banyak harus tahu.

RADIO HT :
Radio Handy Talky, alat ini adalah bisa dibawa kemana saja, sangat efektif sekali,biasanya
dipakai oleh petugas – petugas mobile (seperti Line mancoal/ Ash Handling),tetap alat ini
mempunyai kelemahan yaitu, dibatasi oleh waktu pakai/ sumbertenaganya (battery) dan jarak
terjangkau.

PLC :
Power Line Carrier, sama seperti telepon hanya frekwensinya ikut menumpang pada transmisi
saluran udara tegangan tinggi jadi hanya dapat dipakai antara Unit Pembangkit atau gardu –
gardu induk/ pusat penyalur beban.

TELEX :
Komunikasi dengan cara tertulis dari jarak jauh dan biasanya dipakai dalam hal – hal yang
penting sekali atau suatu hal yang memerlukan bukti tertulis.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 16


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

1.3. Keselamatan Lingkungan


Pengertian kesehatan lingkungan

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)


Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia.

Menurut WHO (World Health Organization)


Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO
dan Sumengen)
Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju
keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan


Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 17


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

14) Pencegahan kecelakaan


15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana
alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesehatan lingkungan ada
8:
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 18


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB II
Prosedur Pengoperasian (SOP) Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.
2.1 IK Chek list persiapan Start

2.2 SOP Start&Stop

2. 3 SOP Black Out/Black start

SOP (Standing Operation Prosedure) merupakan prosedur yang standard yang dibuat untuk
mempermudah atau menyederhanakan prosedure agar mudah diingat & dilaksanakan ,dimana
SOP dibuat berdasarkan :
a) Operational /maintenance Manual dari fabrikan
b) Pengalaman yang sudah teruji
c) Setelah ada perubahan modifikasi peralatan
d) Kondisional bilamana ada perubahan penurunan daya mampu peralatan atau dll
Hal mana bertujuan untuk sbb:
a) Wewenang untuk pengoperasian
b) Mengoperasikan peralatan dengan Aman dan Andal
c) Mempercepat pekerjaan dengan kualitas hasil yang diharapkan
d) Menghindari Human/Tehnical eror
e) Bentuk Pertanggung jawaban
SOP harus disahkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu SOP dibuat dengan melibatkan dari
berbagai pihak diantara Pemakai ,Supervisor dan Manajer yang terkait untuk memelihara
kevalid an SOP harus diadakan evaluasi secara terus menerus apalagi terkait dengan perubahan
polesi perusahaan atau modifikasi atau dan lain sebagainya (ISO:9001versi.2000)

2.1. W I (Work Instruction) Chek list persiapan Start

WI merupakan break down/turunan dari SOP dimana WI akan lebih banyak jumlahnya
dibandingkan SOP hal mana dipergunakan langsung dibawa oleh operator ke lokal dan langsung
diberikan tanda  pada colom yang sudah tersedia dan apabila hasil dari cheklist tidak sesuai
maka segera diambil langkah perbaikannya ,halmana bertujuan melaksanakan pemerikasaan
fisik langsung ke lokal agar semua target pemeriksaan tidak terlewatkan dan menghindari lupa.

Adapun apa saja yang masuk dalam daftar Check list tentunya semua sistem-sistem pendukung
yang harus bekerja pada saat diperlukan mis sbb:

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 19


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

CHEK LIST PERSIAPAN START UNIT NO:..........


HARI/TGL/BLN/TH :..........
Status
No. Nama peralatan Indikator Tidak Keterangan
Siap siap
1 Sistem pelumas
Main Lube Oil Tank (Sump Tank) Level  -
Delta Lube Oil Filter Press/Flag  - Bendera tidak
merah
Lube Oil Cooler No.1/2  -
Instalasi piping & Valves Buka/Tutup -  Ada kebocoran

2 Sistem Bahan bakar (Fuel oil


System)
Tanki persediaan Level  -
Tanki Harian Level  -
Delta Fuel Filter Press/Flag  - Bendera tidak
merah
Instalasi piping & Valves Buka/Tutup  -

3 Sistem pendingin (Water&Air


Cooling System)
Main water Tank Level  -
Water Cooler(Heat exchanger) Buka/Tutup  -
Valves
Water Fan Cooler Buka/Tutup  -

4 Sistem udara masuk/keluar


(Air In/Out System)
Air Filter Kotor/bersih  -

5 Sistem Kelistrikan (Electrical


System)
Breaker-breaker terkait peralatan Buka/Tutup  -

6 Sistem Start (Starting System)


Kompressor Standby  -
Main Air Tank Pressure  - ≥ 20 Bar
Instalasi piping & Valves Buka/Tutup  -

Operator: .......... Tanda tangan......

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 20


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

1.1. SOP START&STOP

MESIN SWD 6 TM 410 RR (500 rpm ,2800 kW)

1. PERSIAPAN START
1.1. Sistem DC
 Periksa Level bateray DC, bila kurang tambah
 Aktifkan semua power supply DC 100 & 24 Volt.
 Test lampu-lampu control dengan menekan tombol test lamp
 Tekan tombol horn reset dan alarm reset

1.2. Compresed Air System


 Periksa tekanan tabung udara start minimal 20 Bar dan tekanan udara pneumatic
pengaman minimal 6 Bar
 Periksa level minyak pelumas kompresor, tambah bila kurang.
 Hidupkan kompresor dengan memutar switch ke posisi auto
 Cek dan posisikan kran udara start dan udara kontrol ke posisi operasi.

1.3. Lub. Oil System


 Periksa level dan kondisi minyak pelumas dalam tank (sump tank)
 Cek dan posisikan katup-katup pada posisi operasi
 Hidupkan pompa minyak pelumas dengan menekan tombol ON pada panel mesin
 Periksa alat-alat control, periksa kebocoran system dan tekanan.
 Perhatikan gelas control pada pipa outlet tangki gravitasi, bila tangki gravitasi telah
penuh maka pelumas akan mengalir lewat gelas control.
 Tekanan pelumas sebelum mesin minimum 4,5 Bar
 Periksa alat indicator pada filter minyak pelumas, bila merah cuci filter

1.4. Lub. Oil Cylinder Valve Gear System ( Oli Semiring )


 Periksa Level tangki minyak pelumas oli semiring, tambah bila kurang.
 Lakukan pemompaan lubricating oil ke rocker arm dengan pompa manual
 Amati aliran minyak pelumas dari kebocoran – kebocoran.

1.5. Jacket Cooling Water System


 Periksa level tangki air pendingin. Tambah bila kurang
 Periksa katup-katup, posisikan pada operasi,
 Periksa minyak pelumas pompa JCW
 Hidupkan Jacket Cooling Water pump. Tekan tombol ON pada panel mesin
 Tekanan JCW pump sebelum mesin minimal 1 Bar
 Periksa alat-alat control dan kebocoran system dan tekanan

1.6. Charger Air CW System


 Periksa katup-katup, posisikan pada operasi
 Periksa fungsi alat control dan kebocoran system

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 21


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

1.7. Air Intake & Gas System


 Periksa minyak pelumas pada bak filter
 Putar switch pada posisi on
 Periksa minyak pelumas turbo, tambah bila kurang.

1.8. Fuel Oil Booster Pump


 Periksa level day tank, isi bila kurang
 Periksa posisi katup-katup pada operasi
 Hidupkan fuel Oil booster pump, tekan tombol on
 Periksa level minyak pelumas governor, isi bila kurang
 Gerak-gerakkan tuas rack dari kemacetan bagian-bagian rack atau lumasi bila perlu.

1.9. Radiator
 Cek kondisi dan kekencangan ikatan baut – baut pengikat fan electromotor
 Periksa fungsi alat control dan kebocoran system

2. BLOW
 Buka semua katup indicator cooks
 Putar Handle pengunci rack ( Stop Cylinder ) ke kanan untuk mengunci rack.
 Masukkan turning gear ke flywheel lalu putar poros engkol (crank saft) dan posisikan
flywheel di top 1-6.
 Lepas kembali turning gear dari flywheel
 Buka kran udara start dan bersamaan dengan itu tekan tombol start pada panel mesin.
 Amati semprotan dari indicator cooks terhadap kandungan air dan kelainan – kelainan.
 Tutup kembali kran udara start dan katup indicator cooks
 Putar Handle pengunci rack ( Stop Cylinder ) ke kiri untuk membuka kunci rack.

3. START MESIN
 Pastikan posisi switch control mesin pada panel mesin bawah di posisi local.
 Buka kran udara start dan bersamaan dengan itu tekan tombol start pada panel mesin.
 Biarkan mesin beroperasi dengan putaran rendah (idle speed ) beberapa menit, periksa
gejala gangguan dan kelainan.
 Naikkan putaran mesin sampai 500rpm dengan memutar switcht speed control di panel
mesin kearah rise
 Putar switch control mesin ke posisi remote untuk dioperasikan di panel mesin atas.
 Hidupkan AVR dengan memutar switch Excitation ke posisi ON, bila frequensi dan
tegangan tidak muncul maka tekan tombol Reset External Deexcitation.
 Naikan frekuensi sampai 50Hz dengan menekan tombol raise pada Diesel speed
control.
 Atur atau naikkan tegangan dengan memutar Switch Voltage ke kanan atau turunkan
ke arah kiri sampai 19 - 20 kV.
 Check parameter - parameter pada mesin dan control panel
 Amati mesin dan sekitar generator dari kebocoran dan kelainan.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 22


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

4. PARALEL
 Putar switch synchronizing pada posisi auto
 Atur tegangan dan frekuensi dan lihat pada panel synchron moment ;
- Tepatkan jarum differensial frequensi tepat pada garis tengah
- Tepatkan jarum differensial Voltage tepat pada garis tengah
- Atur agar putaran jarum syncronising meter berputar searah jarum jam dan bergerak
secara lambat dengan menekan tombol Diesel speed control rise atau lower
 Tekan dan putar switch VCB generator ke kanan ± 120 ° dan tahan, secara otomatis
VCB generator akan masuk saat lampu pada panel synchron moment menyala.
 Setelah generator parallel dengan system lepas switch VCB generator dan matikan
synchronation dengan memutar switch synchronizing ke kiri.
 Hidupkan Fan electromotor radiator JCW, Air Charge & LO.

5. PEMBEBANAN
 Naikkan beban (kW) secara bertahap dengan memutar switch Diesel speed control ke
rise
 Naikkan beban sesuai kebutuhan dan daya mampu mesin.
 Atur dan jaga Cos  =  0.8, Hz = 50 dan tegangan / Volt = 20 kV
 Catat parameter – parameter mesin setiap 1 jam sekali.
 Periksa keadaan mesin dari kebocoran sistem-sistem dan dari kelainan getaran atau
suara.

6. MEMATIKAN MESIN
 Turunkan beban dengan menekan tombol lower pada Diesel speed control secara
bertahap sampai beban 100 - 200 kW
 Atur dan jaga Cos  =  0.8, Hz = 50 dan tegangan / Volt = 20 kV
 Lepaskan VCB generator dengan memutar switch VCB (PMT) ke kiri.
 Turunkan frequensi sampai 46 Hz dan tegangan 19 kV
 Matikan eksitasi generator dengan memutar switch Excitation ke posisi OFF.
 Pada panel control bawah putar switch control mesin ke posisi local
 Turunkan putaran mesin sampai dengan putaran nominal 300 Rpm, biarkan operasi 
5 menit.
 Matikan mesin dengan menekan tombol Stop pada panel mesin.
 Matikan alat – alat bantu dan Fan electromotor radiator JCW, Air Charge & LO
 Periksa semua peralatan bantu dan mesin dari kebocoran dan kelainan

1.2. SOP BLACK OUT/BLACK START

Mengingat konfigurasi Single line Diagram masing-masing unit berbeda maka untuk SOP Black
Out/Black start bisa digambarkan filosofi secara garis besar nya saja
Blackout adalah gangguan yang berasal dari hilangnya tegangan pada jaringan luar adapun
penyebabnya diantara sebagai berikut:
1) Terputusnya jaringan akibat gangguan alam
2) Terputusnya jaringan akibat trip nya pembangkit yang Besar
3) Terdapat kerusakan pada peralatan jaringan tersebut
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 23
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Batas-batas frekuensi adalah sebagai berikut :


No. Rentang frekuensi Durasi Penyimpangan
1 48,5 sampai 51,5 Hz Pengoperasian terus-menerus
2 < 48,3 Hz Island Operation tahap 1
3 < 48,1 Hz Island Operation tahap 2
4 <48,0 Hz House Load
5 < 47,5 Hz Pemutusan arus terjadi seketika
6 > 55 Hz Electric Over Speed bekerja
7 > 56 Hz Mechanical Over Speed bekerja

Gangguan akibat salah satu diantara ketiga tersebut atau yang lain akan mengakibatkan
penurunan frequensi ,namun didalam sistem pengaman jaringan yang disebut relay kordinasi
yang berfungsi mengisolasi atau meminimize area gangguan dengan cara membuat pulau-pulau
atau yang dikenal dengan istilah Island Operation
Penurunan frequensi akan ditangkap oleh Under Frequency Relay yang dipasang pada outlet
pembangkit namun kalau kecepatan penurunan tinggi akan berakibat :
1) Gagal terjadinya Island
2) Gagal terjadinya Hose load (apabila ada fasilitas)
Apabila kedua hal tersebut terjadi maka terjadinya Blackout padam total apa yang harus kita
lakukan adalah proses recovery atau penyelamatan peralatan apa saja yang prioritas diantara
sbb:
1) Power supply untuk peralatan emergency lampu penerangan
2) Memastikan bekerjanya sistem lube oil
3) Memastikan bekerjanya turning gear/rached
4) Mereset semua relay pengaman
5) Mencatat semua pegaman yang bekerja untuk dianalisa
Ada beberapa unit Pembangkit yang dilenkapi dengan Hose load dan Black Start dampak dari
black out adalah unit bisa Hose Load ,apabila berhasil Hose load tentunya dilanjutkan dengan
recovery sebelum mengisi jaringan luar atau line charging diutamakan memperkuat kekuatan
internal terlebih dahulu selanjutnya baru dilakukan line charging.
Namun bagi pembangkit yang ada black start dilanjut start dan selanjutnya melakukan langkah
sesuai dengan SOP gabungan yang ada sampai masuk jaringan.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 24


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB III
Instrumentasi Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.

Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa berarti
alat untuk menghasilkan efek secara umum instrument mempunyai 3 fungsi utama:

 sebagai alat pengukuran


 sebagai alat analisa, dan
 sebagai alat kendali.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi, instrument pengukuran suhu,tekanan,putaran


dan pengukuran electrical dll, sebagai alat kendali banyak ditemukan dalam bidang pembangkit
listrik. Sistem pengukuran, analisa dan kendali dalam instrumentasi ini bisa dilakukan secara
manual (hasilnya dibaca dan ditulis tangan), tetapi bisa juga dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan komputer (sirkuit elektronik). Untuk jenis yang kedua ini, instrumentasi tidak bisa
dipisahkan dengan bidang elektronika dan instrument itu sendiri.

Instrumentasi sebagai alat pengukur sering kali merupakan bagian depan/ awal dari bagian-
bagian selanjutnya (bagian kendalinya), dan bisa berupa pengukur dari semua jenis besaran fisis,
kimia, mekanis, maupun besaran listrik. Beberapa contoh di antaranya adalah pengukur: massa,
waktu, panjang, luas, sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, pH (keasaman), level, radiasi,
suara, cahaya, kecepatan, torque, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik, tahanan listrik),
viskositas, density, dll.

Bentuk variable fisis (fisika) dan kimia yang dipakai untuk dasar kendali dalam bidang
instrumentasi ini meliputi:

 suhu
 tekanan
 kecepatan aliran
 ketinggian cairan
 kepadatan benda dan kekentalan (viskositas)
 arus listrik, tegangan listrik, frekuensi
 induktansi, kapasitansi
 dll.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 25


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

No. Nama alat Alat ukur Satuan

1 Level meter ketinggian Cm,meter

2 Thermometer panas °C , °F & °K

3 Manometer tekanan Kg/cm , Bar , Bara , Kpa &


psi

4 Vibrometer getaran mm/sec ,

5 Flow meter aliran Ton/jam

6 Speed meter putaran rpm

7 Noise level meter kebisingan dB

8 kW meter daya aktif kW, MW

9 Kvar meter daya reaktif Kvar,MVar

10 Volt meter tegangan Volt, kV

11 Frekwensi meter frekwensi Hertz

12 Amper meter arus listrik A

13 SLC (Spesifik Lube oil aliran BB per kWh L/kWh


Comsumtion)

14 SFC (Spesifik Fuel aliran BB per kWh L/kWh


Comsumtion)

Parameter tersebut diatas dipergunakan untuk memonitor unjuk kerja dari PLTD selain visual
dan pendengaran apakah PLTD bekerja dengan semestinya, apabila terjadi deviasi harus ada
respon baik peralatan yang bersifat automatis maupun respon manual oleh operator .

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 26


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

SINGLE LINE DIAGRAM PLTD SENAYAN

TRF3 60MVA
150
20 kV
20KV 20KV 20KV
I
AT GH GH KP
1 2 1 AT
KP
MPR1
2
II
STD1
AT AT KP
2 1

20 20
12 kV 12 kV
REL 12 KV
I

II

PS1 PS2 6 5 4 3 2 MERK AEG


1

G G G
6,3 6,3
12 12
1A 2A 1B 2B
G
G G

360kVa
360kVa 150kVa 360kVa 150kVa

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 27


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB IV

Sistem Proteksi dan monitoring Mesin Diesel - Generator PLTD Besar


3.1. Sistem proteksi Mesin Diesel Unit PLTD Besar

Fungsi Proteksi pada Mesin Diesel Unit PLTD Besar


1) Mengamankan peralatan dari gangguan yang lebih besar
2) Membebaskan bagian yang bekerja tidak normal
3) Membebaskan dengan segera bagian yang terganggu
4) Melokalisir akibat dari gangguan
5) Memberikan petunjuk atas lokasi serta macam dari gangguan

Semua sistem yang bekerja pada Mesin Diesel dirancang bisa dimonitor dan dilengkapi
pangaman baik pengaman yang bersifat individual maupun yang ter-integrasi dimana sbb:

1) Sistem Start (Starting System)


2) Sistem Pelumas (Lube Oil System)
3) Sistem Bahan bakar (Fuel oil System)
4) Sistem pendingin (Water&Air Cooling System)
5) Sistem udara masuk/keluar (Air In/Out System)
6) Sistem Kelistrikan (Electrical System)

No. Nama Sistem Peralatan monitor Peralatan Proteksi


1 Sistem Start (Starting System)
- Kompresor -Visual deepstick lube oil
-Reservoir tank -Over pressure

2 Sistem Pelumas (Lube Oil - -


System)
-Level lube oil Tank -Deep stick Oil - Low-Low level trip
-Temperature lube oil -Temp gauge - High-High temp trip
-Pressure lube oil -Pressure gauge - Low-Low press trip
3 Sistem Bahan bakar (Fuel oil
System)
-Fuel level Tank -Level meter geser -Alarm & Low-Low Trip
-Fuel Filter -Pressure gauge - Alarm
4 Sistem pendingin (Water&Air Level carter oil -
Cooling System) Outlet Lube Oil Cooler

5 Sistem udara masuk/keluar (Air


In/Out System)
6 Sistem Kelistrikan (Electrical Panel Relay Interlock
System)
7 Over speed Speed Trip bila putaran > 110%

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 28


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

3.2. Sistem proteksi Kelistrikan /Generator Unit PLTD Besar

Untuk mendapatkan sistem proteksi yang cukup baik didalam sistem tenaga listrik, sistem tenaga
tersebut dibagi dalam beberapa daerah proteksi yakni dengan memutuskan sub-sistem
seminimum mungkin.

Daerah tersebut adalah :


1. Generator
2. Transformator Daya
3. Bus Bar
4. Sistem Transmisi (under ground / overhead)
5. Sistem Beban

Gangguan pada listrik pada terjadi karena :


1. Kerusakan isolasi
2. Penuaan isolasi (aging)
3. Gangguan eksternal

Tipe gangguan adalah :


1. Phase-Ground
2. Permanen : kegagalan isolasi
3. Transient : tegangan lebih dan flashover isolator
4. Semi transient : terjadi pada tegangan menengah

Relay harus memenuhi persyaratan al :


1. Cepat beraksi
2. Selektif
3. Peka/Sensitif
4. Handal/ Reliability, keandalan relay dikatakan cukup bila reliability hingga 90-99%

Pengujian Equipment Generator dilakukan setelah unit melaksanakan inspection / pemeliharaan


hal mana bertujuan untuk menjamin keandalan dari pada Peralatan Generator umumnya sebagai
berikut:
1) Over voltage protection
2) Over current protection
3) Over load protection
4) Differential protection
5) Earth-fault protection
6) Rotor earth-fault protection
7) Negative squence protection
8) Loss excitation protection
9) Reverse power protection

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 29


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB V

Prinsip Kerja Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.

PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

PLTD adalah merupakan instalasi tenaga listrik yang berfungsi meng konversi energi primer
berupa Solar (HSD High Speed Diesel) ,MFO (Marine Fuel Diesel) atau Gas menjadi energi
listrik dan 3 tingkatan kecepatan (speed)
1) Low speed (< 500 rpm)
2) Medium speed (<1000 rpm)
3) High speed (>1000 rpm)

Ada 2 komponen utama dalam PLTD yaitu:


1. Prime mover (mesin diesel/ diesel engine)
2. Generator

Mesin Diesel
Mesin diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal
combustion engine)
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia
di dapatkan melalui proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser
(udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan
temperatur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur
nyala seperti digambarkan pada diagram dibawah

he Ideal Siklus Diesel

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 30


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Diagram pv untuk siklus Diesel Ideal. siklus ini mengikuti angka 1-4 pada arah searah jarum
jam.

Gambar di sebelah kiri menunjukkan diagram PV untuk siklus ideal diesel, dimana P
adalah tekanan dan v adalah volume spesifik . Siklus diesel yang ideal berikut empat berikut
proses yang berbeda (warna Referensi lihat warna garis pada diagram.):

 Proses 1-2 adalah isentropic kompresi (biru)


 Proses 2-3 adalah reversibel pemanasan konstan tekanan (merah)
 Proses 3-4 adalah ekspansi isentropic (kuning)
 Proses 4-1 adalah reversibel pendinginan volume konstan (hijau) [1]
diesel adalah mesin panas: itu mengkonversi panas menjadi kerja .

 Bekerja di (W dalam) dilakukan oleh piston mengompresi cairan bekerja


 Panas dalam (Q) dilakukan oleh pembakaran bahan bakar
 keluar Pekerjaan (W out) dilakukan oleh fluida kerja berkembang pada piston, ini berguna
menghasilkan torsi
 Panas keluar (Q out) dilakukan dengan ventilasi udara

termal efisiensi maksimum


Efisiensi termal maksimum dari sebuah siklus diesel tergantung pada rasio kompresi dan rasio
cut-off. Hal ini memiliki rumus berikut di bawah standar analisis udara dingin:

Dimana
ht η adalah efisiensi termal

α adalah rasio cut-off (Rasio antara akhir dan volume mulai untuk tahap pembakaran)

r adalah rasio kompresi


γ adalah rasio panas spesifik (p C / C v)
Rasio cut-off dapat dinyatakan dalam temperatur seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 31


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

T 3 dapat didekati dengan suhu nyala bahan bakar yang digunakan. Suhu nyala dapat didekati
dengan temperatur nyala adiabatik bahan bakar dengan perbandingan udara-ke-bahan bakar yang
sesuai dan tekanan kompresi, temperatur P 3. T 1 dapat didekati untuk udara inlet.
Formula ini hanya memberikan efisiensi termal ideal. Efisiensi termal sebenarnya akan secara
signifikan lebih rendah karena panas dan kerugian gesekan. Rumusnya adalah lebih kompleks
dari siklus Otto (bensin / mesin bensin) relasi yang memiliki rumus sebagai berikut;

Kompleksitas tambahan untuk formula diesel datang sekitar sejak penambahan panas pada
tekanan konstan dan penolakan panas pada volume konstan. Siklus Otto telah baik dibandingkan
penambahan dan penolakan panas pada volume konstan.

Fungsi Mesin Diesel


Sebagai Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Pada umumnya untuk pembangkit tenaga listrik digunakana tipe mesin Diesel 4 tak (langkah)
stroke sbb:
1) Hisap (Inlet/Suction) piston dari TMA ke TMB dengan posisi Inlet Valve buka dan Outlet
Valve tutup
2) Kompresi(Compression) piston dari TMB ke TMA dengan posisi Inlet Valve tutup dan
Outlet Valve tutup
3) Usaha (Power) piston dari TMA ke TMB dengan posisi Inlet Valve tutup dan Outlet
Valve tutup Injector menginjeksikan bahan bakar dan terjadi pembakaran
4) Buang (Exhaust) piston dari TMB ke TMA dengan posisi Inlet Valve tutup dan Outlet
Valve buka membuang udara pembakaran ke exhaust mufler dengan melewati turbo
charger

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 32


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Sistem yang mendukung pada proses beroperasinya PLTD diantara sbb:


1) Sistem Start (Starting System)
2) Sistem Pelumas (Lube Oil System)
3) Sistem Bahan bakar (Fuel oil System)
4) Sistem pendingin (Water&Air Cooling System)
5) Sistem udara masuk/keluar (Air In/Out System)
6) Sistem Kelistrikan (Electrical System)

1) Sistem Start (Starting System)


Main Equipment : Kompressor,Reservoir Tank ,Distributor pipe
Alat monitor : Gelas duga,Depstick,Pressure Indikator
Alat pengaman : Loading &Unloading,Relief Valve

2) Sistem Pelumas (Lube Oil System)


Main Equipment : Sump Tank ,Lube Oil Pump,Lube Oil Filter,Lube Oil Cooler,bidang yang
dilumasi kembali ke Sump Tank
Alat monitor : Gelas duga,Depstick,Pressure Indikator,Temperatur Indikator
Alat pengaman : Low Level Lube Oil (alarm) , Low-Low Level Lube Oil (trip)
Low press Lube Oil (alarm) , Low-Lowpress Lube Oil (trip)
High temp Lube Oil (alarm) , High-High temperatur Lube Oil (trip)

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 33


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

3) Sistem Bahan bakar (Fuel oil System)


Main Equipment : Store Tank ,Daily Tank ,Fuel Filter,Fuel Pump,Fuel Injetor
Alat monitor : Level meter,Pressure Indikator,Flow meter
Alat pengaman : Low Level fuel tank (alarm) ,

4) Sistem pendingin (Water&Air Cooling System)


Main Equipment : Radiator ,Fan ,Water pump ,Media yang didinginkan Sylinder
head&Sylender blok
Alat monitor : Pressure Indikator, Temperatur Indikator
Alat pengaman : High temp water (alarm) , High-High temperatur water (trip)

5) Sistem udara masuk/keluar (Air In/Out System)


Main Equipment : Turbocharger,Air filter
Alat monitor : Temperatur Indikator
Alat pengaman : -

6) Sistem Kelistrikan (Electrical System)


Main Equipment : Motor-motor listrik,CB (Circuit Breaker),
Alat monitor : Panel control &Relay
Alat pengaman : Relay,Interlock

Mesin diesel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel besar
perlu ditambahkan sejumlah udara yang lebih banyak. Maka digunakan Supercharger atau
turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan memenuhi kebutuhan udara kompresi

Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh besar terhadap
pemakaian bahan bakar karena bahan bakar diijeksikan secara langsung ke ruang bakar pada

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 34


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk memicu penyalaan agar terjadi proses
pembakaran
Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder dapat
digunakan selama poros engkol dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan.
Mesin 6 segaris paling banyak diproduksi dalam mesin tugas-medium ke tugas-berat, meskipun
V8 dan 4 segaris juga banyak diproduksi.

Generator

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik melalui
proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover.
Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk
beban prioritas.

Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:

1. Rangka stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang
lain.

2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi
sebagai tempat GGL induksi.

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan
lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.

4. Cincin geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai
bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.

5. Generator penguat

Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya
GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 35


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin
geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.
Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang
besar.
Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:

1) Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).


Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang
banyak. Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
2) Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan
jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur
untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang
berfungsi sebagai inti kutub.

Emergency Push Bottom


yang dlakukan /dieksekusi oleh Operator dengan pertimbangan keamanan unit dengan
menombol Push Bottom Trip (Emergency Shutdown) dan semua PLTD BESAR semua ada
fasilitas untuk emergency trip proses ini mengawali bekerjanya relay karena belum sempat
mendeteksi kalainanan tersebut dan proses ini harus aman dan harus cepat diambil keputusan hal
ini mengurangi kerusakan yang lebih Besar.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 36


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Unit Trip karena perintah relay pengaman.


unit sudah didisain untuk pertimbangan keamanan ,keandalan dan menghindari kerusakan yang
Besar maka dipasang pengaman /relay yang mempunyai kriteria kinerja diantara sebagai berikut
1) Kecepatan Bereaksi (responsif)
2) Kepekaan Operasi ( sensitivity )
3) Selektif ( selectivity )
4) Keandalan ( reliability )

Dari kriteria relay seperti tersebut diatas di kordinasikan didalam Logig Squence Trip dari mana
peralatan yang harus trip terlebih dahulu atau yang mana harus serentak mengetrip unit.
Selanjutnya proses Rundown sampai ke putaran turning gear harus dikawal/ dimonitor dan
semua peralatan harus bekerja dengan semestinya

BAB VI

Penggunaan peralatan kerja dan alat keselamatan kerja


Penggunaan perlatan kerja di bidang Operasi tidak banyak alat-alat tulis ,lampu senter dan Kunci
F atau alat khusus lainnya

Penggunaan keselamatan kerja Alat Pelindung Diri (APD) berarti cukup tersedianya APD sesuai
kebtuhannya baik karyawan sendiri maupun tamu sbb: Safety Shoues ,Helmet ,Ear plug dan
Kaca mata Gogles ,Sarung tangan bilamana perlu .

BAB VII

Penerapan prosedur pengoperasian Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.


Untuk mendapatkan hasil kerja yang optimum (Aman ,Andal & Effisien ) maka mutlak
dibutuhkan SOP , SOP mudah didapat artinya tersedia sesuai kebutuhannya dan semua pekerjaan
ada rekamannya sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai yang diharapkan sekaligus
rekaman berupa sbb: report-report,logsheet log book halmana bisa dilakukan untuk perbaikan
dikemudian .

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 37


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB VIII

Trouble shooting Mesin Diesel - Generator PLTD Besar.


No. Jenis gangguan Penyebab gangguan Cara mengatasi gangguan
1
-Tekanan udara starting - loading Unloading pada - Sementara diposisi manual
rendah kompresor tidak bekerja
- Air filter kotor - Air filter kotor dicuci

2 Water temperatur -Motor fan terbakar - Segera di stop


pendingin naik -Radiator kotor -Segera dilakukan perbaikan
-Pompa air pendingin trip
3 Low water pressure trip -bekerja akibat floating - Segera di stop
seal Jacket water pump -Segera dilakukan perbaikan
bocor
--Pompa air pendingin trip
4 Beban tidak bisa naik -Fuel filter kotor -segera pindah fuel filter yg
-Level fuel rendah standby atau Day tank
5 Frekwensi turun -Jaringan kekurangan -informasikan ke pengatur beban
beban -disiapkan start unit yg standby
6 Frekwensi naik -Jaringan kelebihan beban -informasikan ke pengatur beban
-disiapkan stop unit yg
beroperasi

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 38


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAB IX

Pembuatan laporan
Laporan Hasil Pengoperasian
Pembuatan Laporan
Metodologi Penyusunan Laporan
Di setiap perusahaan dibutuhkan pelaporan yang rapi dan mudah dipahami oleh Manajemen,
Owner dan Stake Holder. Pelaporan yang tertata dan valid dapat digunakan oleh Manajemen
dalam pengambilan keputusan. Pengertian Laporan adalah kumpulan dari data-data yang
disusun sesuai standar sehingga membentuk informasi yang mudah dipahami. Di bidang
Administrasi ada beberapa jenis Laporan yang dibuat misalnya Laporan Keuangan yang
dibuat oleh Divisi Akuntansi, Laporan realisasi Anggaran yang dibuat oleh Divisi Anggaran,
Laporan Cash Flow yang dibuat oleh Divisi Keuangan, dll. Banyak jenis laporan yang dibuat,
namun pada intinya adalah pemberian informasi yang valid dan tertata.

Pengertian Laporan
Laporan adalah kumpulan data-data yang diolah sehingga menjadi informasi yang valid dan
mempunyai nilai pertanggung jawaban mengenai pengelolaan kegiatan unit kerja, baik
berkala maupun dibuat sewaktu-waktu menyangkut semua bidang operasional, sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Tujuan Pelaporan
Pelaporan dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi bagi Manajemen, Owner dan
Stake Holder mengenai kondisi perusahaan sehingga bisa digunakan dalam pengambilan
keputusan.

Jenis-jenis Laporan
Pada bidang Keuangan dan SDM dikenal beberapa macam laporan antara lain : Laporan
Keuangan (Neraca, Laba Rugi), Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Laporan
Kepegawaian, dll.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 39


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

PROSEDUR & PEMBUATAN LAPORAN PEKERJAAN


1. Flow Chart Proses Pelaporan

Data-data Entry data pada


Aplikasi

Validasi
Pada aplikasi

Disimpan
Pada Aplikasi

Manajemen Laporan

2. Tehnik Pembuatan Laporan Pekerjaan


1. Format apapun yang digunakan, laporan harus tersusun secara sistimatik
sehingga mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
2. Bahasa yang digunakan harus tidak menimbulkan interpretasi yang tidak tepat
(ambigu). Gaya dan tata bahasa harus tepat, terutama yang bersifat teknikal
sebaiknya menggunakan istilah-istilah yang tidak asing bagi yang menerima dan
memanfaatkan laporan tersebut.
3. Informasi yang terdapat dalam laporan harus memenuhi persyaratan
kelengkapan dan validitas.
4. Laporan harus bersifat faktual dan dapat dipergunakan untuk pengambilan
keputusan.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KESESUAIAN HASIL PEKERJAAN.


1. Laporan yang sudah dibuat diperiksa sumber datanya.
2. Apakah data yang di pakai sudah sesuai (relevan),dengan pekerjaan di lapangan.
3. Hasil pekerjaan harus sesuai dengan SOP dan Instruksi Kerja.
4. Hasil Laporan dapat dipertanggungjawabkan.
Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 40
MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BUKU KERJA

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 41


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

DAFTAR ISI

BAB I. SOAL UJI TULIS


A. Essay
B. Pilihan ganda
C. Benar / Salah
D. Menjodohkan
E. Labelling

FORM LATIHAN MATERI BERBASIS KOMPETENSI

KODE UNIT
:

JUDUL UNIT :

POKOK BAHASAN :

WAKTU
:

SIFAT :

TANDA
NAMA PESERTA UJI :
TANGAN

TEMPAT TANGGAL
:
LAHIR

UNIT KERJA :

TANGGAL LATIHAN :

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 42


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

FORMULIR UJI KOMPETENSI

KODE UNIT : KTL.PO.27.212.02

JUDUL UNIT : Mengoperasikan Mesin Diesel-Generator PLTD Besar

Unit kompetensi ini berkaitan dengan pelaksanaan


URAIAN UNIT :
pengoperasian Mesin Diesel-Generator PLTD Besar secara
mandiri, sesuai dengan SOP.

NAMA PESERTA UJI :

LOKASI TEMPAT KERJA :

NAMA ATASAN :

POSISI / JABATAN :
TEMPAT KERJA :

TIM UJI KOMPETENSI

NAMA JABATAN TANDA TANGAN

KETUA TIM/HAKIT

ASESOR LOKAL

ASESOR PEMB

ASESOR DIKLAT

TANGGAL PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI : Selasa - Kamis, 27 - 29 Maret 2012

Bagian A : Pertanyaan pengetahuan tentang Unit Halaman : 2 - 4


Bagian B : Observasi pelaksanaan ketrampilan Halaman : 5 - 7
Bagian C : Laporan dan dukungan dari atasan Halaman : 8
Bagian D - 1a : Hasil ujian yang disimpulkan penguji Halaman : 9

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 43


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Form A – B

FORM A : PERTANYAAN PENGETAHUAN TENTANG UNIT


Peserta assessment menjawab seluruh pertanyaan.
Buatlah pertanyaan dengan menggunakan daftar pertanyaan di bawah ini, beri
penjelasan atas setiap pertanyaan tanpa kesan memberi suatu bimbingan /
pengarahan untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
FORM B : OBSERVASI UNTUK MENGASES KETERAMPILAN TENTANG UNIT
Asesor harus segera menghentikan kegiatan uji keterampilan bila peserta
ases melakukan kegiatan yang tidak aman / berbahaya

ELEMEN KOMPETENSI No. : 1


Menerapkan prosedur pelaksanaan pengoperasian Mesin HASIL
Diesel-Generator PLTD Besar

Uji Lisan Observasi


PERTANYAAN AGAR TERKAIT DGN
No (A) (B)
KRITERIA UNJUK KERJA
KP BKP KP BKP

A Apa yang dimaksud dengan K2 dan berikut


1.1
tujuannya ?
B Peragakan penerapan K2 pada tugas sehari
hari !
A Dalam mengoperasikan Mesin Diesel-
1.2
Generator PLTD Besar standard apa yang sdr
gunakan sebagai acuan?
B Tunjukkan standard tersebut dan bagaimana
mengaplikasikannya di lapangan !
Catatan uji lesan (A)

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………….

Catatan observasi (B)

…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………........................................................................................

*) Diisi oleh masing-masing penguji.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 44


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Form A – B

FORM A : PERTANYAAN PENGETAHUAN TENTANG UNIT


Peserta assessment menjawab seluruh pertanyaan.
Buatlah pertanyaan dengan menggunakan daftar pertanyaan di bawah ini, beri
penjelasan atas setiap pertanyaan tanpa kesan memberi suatu bimbingan /
pengarahan untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
FORM B : OBSERVASI UNTUK MENGASES KETERAMPILAN TENTANG UNIT
Asesor harus segera menghentikan kegiatan uji keterampilan bila peserta
ases melakukan kegiatan yang tidak aman / berbahaya

ELEMEN KOMPETENSI No. : 2


Mempersiapkan Pelaksanaan Pengoperasian Mesin HASIL
Diesel-Generator PLTD Besar

Uji Lisan Observasi


PERTANYAAN SESUAI DGN KRITERIA
No (A) (B)
UNJUK KERJA
KP BKP KP BKP
A Peralatan utama apa saja yang sdr periksa sebelum
2.1
mengoperasikan Mesin Diesel-Generator PLTD
Besar ?
B Tunjukkan peralatan tersebut pada Mesin Diesel-
Generator PLTD Besar
A Parameter dan meter apa saja yang sdr periksa
2.2
sebelum mengoperasikan Mesin Diesel-Generator
PLTD Besar ?
B Tunjukan meter tersebut di lapangan !
A Apa saja perangkat proteksi yang ada di Mesin
2.3
Diesel-Generator PLTD Besar ?
B Tunjukkan proteksi Mesin Diesel-Generator PLTD
Besar tsb di lapangan !
A Apa yang sdr lakukan jika menemui alat ukur yang
2.4
diperkirakan abnormal sebelum mengoperasikan
Mesin Diesel-Generator PLTD Besar ?
B Peragakan upaya mengatasinya di lapangan pada
Mesin Diesel-Generator PLTD Besar

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 45


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

A Apa bukti tertulis bahwa system Mesin Diesel-


2.5
Generator PLTD Besar telah siap dan aman untuk
dioperasikan?
B Tunjukkan contoh bukti tersebut !
Catatan uji lesan (A)

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...........

Catatan observasi (B)


………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………………………..

*) Diisi oleh masing-masing penguji.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 46


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Form A – B

FORM A : PERTANYAAN PENGETAHUAN TENTANG UNIT


Peserta assessment menjawab seluruh pertanyaan.
Buatlah pertanyaan dengan menggunakan daftar pertanyaan di bawah ini, beri
penjelasan atas setiap pertanyaan tanpa kesan memberi suatu bimbingan /
pengarahan untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
FORM B : OBSERVASI UNTUK MENGASES KETERAMPILAN TENTANG UNIT
Asesor harus segera menghentikan kegiatan uji keterampilan bila peserta
ases melakukan kegiatan yang tidak aman / berbahaya

ELEMEN KOMPETENSI No. : 3


Mengoperasikan Peralatan Mesin Diesel-Generator PLTD HASIL
Besar
Uji Lisan Observasi
PERTANYAAN AGAR TERKAIT DGN
No (A) (B)
KRITERIA UNJUK KERJA
KP BKP KP BKP

A Peragakan cara sdr mengoperasikan Mesin


3.1
Diesel-Generator PLTD Besar sesuai SOP !
B Tunjuk peralatan utama Mesin Diesel-
Generator PLTD Besar yang sdr operasikan
sesuai SOP di lapangan.
A Kapan sdr melakukan test rutin Mesin Diesel-
3.2
Generator PLTD Besar menurut SOP?
B Tunjukkan bgmn sdr melakukan test tsb !
A Jika ditemui ada penyimpangan parameter op
3.3
Mesin Diesel-Generator PLTD Besar
bagaimana mengatasinya? Apa panduannya ?
B Peragakan bagaimana sdr mengatasi
ketidaknormalan operasi tsb !
A Berapa jam sekali sdr melakukan monitor
3.4
operasi? Untuk apa dilakukan monitoring ini?
B Tunjukkan hasil monitoring Mesin Diesel-
Generator PLTD Besar sdr!

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 47


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

A Pernahkah sdr melakukan koreksi parameter


3.5
operasi ?
B Tunjukkan buktinya di lapangan
Catatan uji lesan (A)

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

Catatan observasi (B)

…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..........................................................................................

*) Diisi oleh masing-masing penguji.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 48


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

Form A – B

FORM A : PERTANYAAN PENGETAHUAN TENTANG UNIT


Peserta assessment menjawab seluruh pertanyaan.
Buatlah pertanyaan dengan menggunakan daftar pertanyaan di bawah ini, beri
penjelasan atas setiap pertanyaan tanpa kesan memberi suatu bimbingan /
pengarahan untuk jawaban dari pertanyaan tersebut.
FORM B : OBSERVASI UNTUK MENGASES KETERAMPILAN TENTANG UNIT
Asesor harus segera menghentikan kegiatan uji keterampilan bila peserta
ases melakukan kegiatan yang tidak aman / berbahaya

ELEMEN KOMPETENSI No. : 4


Membuat Laporan Pengoperasian Mesin Diesel-Generator HASIL
PLTD Besar
Uji Lisan Observasi
PERTANYAAN AGAR TERKAIT DGN
No (A) (B)
KRITERIA UNJUK KERJA
KP BKP KP BKP

A Pernahkan sdr membuat laporan operasi ? Apa


4.1
manfaat laporan operasi?
B Tunjukkan, laporan apa saja yang pernah sdr
buat pada peralatan Mesin Diesel-Generator
PLTD Besar !
Catatan uji lesan (A)

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………...........

Catatan observasi (B)

…………………………………………………………………………………………………….……………
…………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………..........................................................................................
..................................................................…………………………

*) Diisi oleh masing-masing penguji.

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 49


MENGOPERASIKAN MESIN DIESEL – GENERATOR PLTD

BAGIAN D1-a
HASIL UJIAN YANG DISIMPULKAN OLEH PARA PENGUJI
STANDAR KOMPETENSI

KODE UNIT : KTL.PO.27.212.02

JUDUL UNIT : Mengoperasikan Mesin Diesel-Generator PLTD Besar

1. Nama Peserta : .........................

2. Hasil Pengujian : Kompeten


DIUSULKAN
Belum Kompeten

3. Umpan Balik kepada Peserta :


a. Knowledge/Pengetahuan

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
b. Skill /Keterampilan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..

c. Attitude / Sikap / Prilaku ( dalam melaksanakan pekerjaan )

……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
4. Persyaratan mengikuti perbaikan pengujian :

……………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
URAIAN TANDA TANGAN

5. Setelah dilakukan pengujian kepada peserta dan dengan


mempertimbangkan beberapa alasan pada butir 3, maka
Penguji mengusulkan sesuai butir 2 diatas.

……………………….
Asesor/Penguji

.............., ... Maret 2012

Lembaga Diklat dan Rekrutmen Edisi 2011 50

Anda mungkin juga menyukai