Anda di halaman 1dari 41

HALAMAN JUDUL

MODUL PRAKTIKUM

PABRIKASI PRODUK
SVPA214310 (2 SKS)

Tim Penyusun Modul Praktikum

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023

1
HALAMAN PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM

Nama Mata Praktikum : Pabrikasi Produk


Kode (SKS) : SVPA214310 (2 SKS)
Revisi ke :1
Tanggal penyusunan : 13 Januari 2022
Tanggal revisi : 10 Juli 2023
Hal yang revisi : Acara 3-7
Nama Tim Penyusun : 1. Dr. Annie Mufyda Rahmatika, S.T., M.T.
2. Putri Rousan Nabila, S.T., M.T.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt karena berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, penyusunan Modul Praktikum Satuan Proses dan Operasi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Modul ini akan digunakan untuk membantu mahasiswa
dalam melaksanakan praktikum sehingga dapat lebih memahami teori yang telah
diberikan di kelas. Kami menyadari, masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang terdapat dalam tulisan ini, oleh karena itu saran dan kritik perbaikan untuk
penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga modul
praktikum ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar dan membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktikum

Yogyakarta, Agustus 2023


Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................................. 1


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................................. 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 4
TATA TERTIB PRAKTIKUM .................................................................................................................. 5
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) ..................................... 8
ACARA I ASISTENSI ......................................................................................................................... 12
ACARA II PERANCANGAN PRODUK ................................................................................................. 13
ACARA III DIAGRAM ALIR PROSES DAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP) ..................................... 15
ACARA IV NERACA MASSA .............................................................................................................. 18
ACARA V SPESIFIKASI ALAT.............................................................................................................. 20
ACARA VI NERACA ENERGI .............................................................................................................. 22
ACARA VII PETA PROSES OPERASI DAN PENGENDALIAN PRODUKSI .............................................. 24
ACARA VI PELAYANAN TEKNIS UTILITAS ......................................................................................... 30
ACARA VIII PENENTUAN LOKASI PABRIK DAN TATA LETAK PABRIK ............................................... 32
ACARA IX TATA LETAK MESIN DAN K3 ............................................................................................ 35
ACARA X EVALUASI EKONOMI DAN ORGANISASI PERUSAHAAN .................................................... 39
ACARA XI RESPONSI......................................................................................................................... 41

4
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Persyaratan Mengikuti Praktikum


a. Sebelum pratikum dimulai, praktikan harus mengisi daftar hadir yang telah
disediakan.
b. Setiap acara praktikum (tergantung praktikumnya), masing-masing
praktikan diwajibkan menyiapkan referensi berupa artikel ilmiah yang
berhubungan dengan acara praktikum.
c. Praktikan yang belum mengumpulkan tiket masuk dan atau laporan
sementara, tidak boleh mengikuti praktikum berikutnya (menyesuaikan
praktikum).
2. Pelaksanaan Praktikum
a. Praktikan harus memakai pakaian yang sopan (bukan kaos oblong) dan
menggunakan sepatu tertutup selama praktikum berlangsung.
b. Saat praktikum menggunakan alat atau bahan kimia, praktikan wajib
menggunakan jas laboratorium.
c. Praktikum yang dilaksanakan di laboratorium rekayasa proses dan
inkubasi kakao wajib mengganti alas kaki.
d. Praktikan dilarang merokok dan makan selama jalannya praktikum.
e. Dilarang keras mengoperasikan HP selain untuk keperluan praktikum.
f. Setelah menyelesaikan 1 acara praktikum, praktikan wajib menyelesaikan
laporan resmi praktikum (tergantung praktikumnya).
3. Kehadiran
a. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 75 % dari jumlah total
pertemuan praktikum. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikan
tidak boleh mengikuti responsi.
b. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti praktikum, wajib
menginformasikan pada dosen/teknisi/tenaga paruh/koass untuk diberi
tugas pengganti dengan nilai keaktifan praktikum maksimal untuk
acara tersebut adalah 85% atau mengganti praktikum dilain hari jika
acara tersebut dapat dilakukan sendiri. Adapun ketentuan inhal yang
dapat diberikan tugas pengganti adalah:
i. Sakit (rawat inap), disertai adanya bukti rawat inap

5
ii. Lelayu keluarga inti (bapak, ibu, saudara kandung, kakek, nenek
kandung) yang tinggal serumah, disertai adanya bukti dan surat
keterangan.
iii. Sakit mendadak, dengan syarat maksimal 30 menit sebelum masuk
praktikum, harus konfirmasi dan menyusulkan surat keterangan sakit
maksimal H+2 hari.
iv. Mengikuti perlombaan/turnamen/segala kegiatan pengembangan
softskill yang dapat dibuktikan dengan surat tugas.
c. Praktikan wajib hadir di laboratorium tepat waktu. Jika praktikan terlambat,
maka akan mendapatkan sanksi.
4. Sanksi
a. Keterlambatan kehadiran >0 - 15 menit: tidak boleh mengikuti pretest (nilai
pretest acara tersebut 0)
b. Keterlambatan kehadiran >15 - 30 menit: tidak boleh mengikuti pretest dan
nilai praktikum/keaktifan dipotong 15%
c. Lebih dari 30 menit tidak dapat mengikuti praktikum dan dinyatakan
GUGUR pada acara tersebut.
d. Jika praktikan tidak mengikuti praktikum (poin 3a, 3b, dan 4c), laporan
praktikum tetap boleh dikerjakan dan akan diberikan nilai.
e. Penemuan plagiasi laporan: nilai laporan praktikum dipotong 50% untuk
kedua belah pihak.
f. Keterlambatan pengumpulan laporan dari tenggat waktu yang diberikan,
tidak akan diterima dengan alasan apapun.
g. Praktikan yang selama praktikum berlangsung menimbulkan kerugian,
misalnya memecahkan/merusakkan alat, dsb: Wajib mengganti alat yang
dipecahkan dengan spesifikasi yang sama atau mendapatkan nilai denda.
5. Lain-lain
a. Praktikan Wajib mengisi kuesioner evaluasi dan formulir performance
appraisal sebelum acara responsi sebagai tiket masuk responsi.
b. Jika praktikan merasakan gejala seperti batuk, pilek, demam, atau pusing
sebelum praktikum berlangsung tapi masih mampu untuk ikut serta secara
daring, praktikan wajib isolasi mandiri di rumah dan menghubungi
teknisi/dosen/koas untuk mendapatkan ijin mengikuti praktikum secara

6
daring dengan nilai praktikum/keaktifan dan ketepatan hasil maksimal
adalah 90%.
c. Pengertian tiket masuk, laporan sementara dan laporan praktikum adalah
i. Tiket Masuk Praktikum : Tujuan dan metodologi
ii. Laporan Sementara Praktikum :Tujuan, metodologi, hasil (tanpa
pembahasan), dan kesimpulan (jika
ada)
iii. Laporan Resmi Praktikum : Semua poin
d. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib ini akan diatur kemudian.

7
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
(RPKPS)

Nama Status
Kode Mata Bobot
Mata Semester Mata Mata Kuliah Prasyarat
Kuliah (sks)
Kuliah Kuliah
SVPA214509 Pabrikasi T: 2 P: 2 5 Wajib Perencanaan
Produk Pengendalian Produksi,
Tata Cara Kerja, Satuan
Proses dan Operasi 2,
Pengendalian Mutu
Deskripsi Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pemahaman mengenai
Singkat Mata komponen-komponen penyusun dalam sistem pabrikasi produk, tahapan
Kuliah dalam proses pabrikasi produk yang dimulai dari pemahaman kebutuhan
konsumen. Mata kuliah pabrikasi produk berisi tentang pengertian dan
batasan pabrikasi produk, perancangan produk, perancangan proses, neraca
massa, neraca energi, spesifikasi alat, perencanaan produksi, penentuan
lokasi pabrik, tata letak pabrik, tata letak mesin, alir proses dan material,
pelayanan teknis utilitas, organisasi perusahaan, danevaluasi ekonomi
Capaian PP07 Menguasai konsep studi kelayakan ekonomi yang berwawasan
Pembelajaran lingkungan dalam rangka pengembangan produk agroindustri
Lulusan PP08 Menguasai pengetahuan faktual tentang perkembangan
(CPL) yang teknologi mutakhir dalam bidang pengembangan produk dan
Dibebankan kemasan produk berbasis agroindustri
pada MK PP09 Mampu merancang dan mengendalikan produksi, persediaan,
dan pengelolaan rantai pasok untuk mendukung pabrikasi
produk dan kemasan produk berbasis agro yang efisien dan
ramah lingkungan
PP10 Menguasai pengetahuan faktual tentang perkembangan
teknologi mutakhir dalam bidang pengembangan produk dan
kemasan produk berbasis agroindustri
KK05 Mampu melakukan supervisi sistem pengendalian mutu
terhadap produk dan kemasan produk berbasis agroindustri

8
KK06 Mampu menyusun rancangan pabrik (scale up) untuk sistem
pabrikasi produk dan kemasan produk berbasis agro yang
terintegrasi dengan mempertimbangkan standar teknis, aspek
kinerja, keandalan, kemudahan penerapan, keberlanjutan, serta
dengan memperhatikan faktor-faktor ekonomi, keselamatan dan
kesehatan, serta lingkungan
Capaian Setelah menyelesaikan pembelajaran mata kuliah ini, mahasiswa
Pembelajaran diharapkan mampu:
Mata Kuliah CPMK1 Memahami dan terampil dalam merancang produk agroindustry
(CPMK) [PP08, KK05, KK06]
CPMK2 Memahami dan terampil dalam merancang proses agroindustry
[PP08, PP09, PP 10, KK05, KK06]
CPMK3 Merancang bangun operasi beserta lay outnya dengan
mempertimbangkan standar teknis, dan keselamatan dan
kesehatan kerja [PP07, PP09, PP10, KK06]
CPMK4 Merancang lokasi pabrik beserta tata letaknya dengan
memperhatikan faktor-faktor ekonomi, keselamatan dan
kesehatan, serta lingkungan [PP07, PP09, KK06]
CPMK5 Merancang kebutuhan utilitas dan system penjaminan mutu
dengan pertimbangan studi kelayakan ekonomi yang
berwawasan lingkungan [PP07, PP08, PP09, PP 10, KK05,
KK06]
CPMK6 Merancang organisasi perusahaan dengan
mempertimbangkan, aspek kinerja, dan keberlanjutan produksi
[KK05, KK06]
Kaitan CPMK Materi Pembelajaran Bentuk Alokasi Waktu
dengan Pembelajaran
Materi dan CPMK1 1. Perancangan produk Proyek based 200 menit
Bentuk
Pembelajaran CPMK2 1. Diagram alir dan Proyek based 400 menit
, serta HACCP
2. Neraca massa
Alokasi 3. Neraca energi
Waktu 4. Peta proses operasi
CPMK3 1. Spesifikasi alat Proyek based 200 menit

9
2. Tata letak mesin
CPMK4 1. Penentuan lokasi Proyek based 200 menit
pabrik
2. Tata letak pabrik
CPMK5 1. Pelayanan Teknis Proyek based 200 menit
Utilitas
2. Evaluasi Ekonomi
CPMK6 1. Organisasi Perusahaan Proyek based 200 menit
2. Perencanaan produksi

Metode SCL: Pembelajaran berbasis Proyek


Pembelajaran
Pengalaman
Belajar Belajar berkelompok, berdiskusi, dan pemecahan masalah
Mahasiswa
Akses Media https://elok.ugm.ac.id/course/view.php?id=7190
Pembelajaran
/ LMS dan Luring: 70 %; Daring: 30%
Persentase
Luring &
Daring
Metode Teknik Persentase Kriteria/ CP CPMK CPMK CPMK CPMK CPMK
Penilaian Penilaian Indikator MK 2 3 4 5 6
Penilaian dan
1
Keselarasan Aktivitas 10 Kontribusi

dengan Partisipatif*)
Hasil 60 UTS, UAS
CPMK Project/Hasil
Studi Kasus/
Hasil PBL*)
Kognitif
Tugas 30 Ketepatan hasil,
kesesuaian
proses
Total 100
*)
dapat diperoleh juga dari UTS atau UAS yang merupakan hasil dari aktivitas
partisipatif atau hasil project/studi kasus. Sesuai IKU 7, jumlah persentase
aktivitas partisipatif dan hasil project/studi kasus/hasil PBL adalah minimal
50%.

10
Daftar Utama:
Referensi 1. Earle, R.L. (1983) Unit Operations in food Processing. Second
Edition, Pergamon Press. New York.
2. McCabe, W.L., J.C. Smith, and P. Harriott, (2001) Unit Operations of
Chemical Engineering. McGraw Hill International Edition.
3. Karel, M. and D.B. Lund, (2003) Physical Principles of Food
Preservation. Marcel Dekker Inc, second edition. New York
4. Cannovas, G.V.B. and Ibarz A, (2003) Unit Operations in Food
Engineering. CRC Press. Boca Raton
5. Singh, R.P., dan Heldman, D.R., (2009) Introduction to Food
Engineering4th Edition. Academic Press. London
Tambahan:
6. Fellows, P.J., (2000) Food Processing Technology, Principle and
Application2nd Edition. CRC Press. Boca Raton

11
ACARA I
ASISTENSI

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan memahami tata tertib pelaksanaan praktikum, jadwal praktikum,
dan metode penilaian praktikum.
2. Praktikan memahami materi yang akan dipelajari dalam setiap acara dalam
praktikum.
3. Praktikan mengetahui format dan tata cara pembuatan laporan praktikum.

B. PROSEDUR PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
1. Modul praktikum
2. Alat tulis

C. CARA KERJA

1. Praktikan mendapatkan modul praktikum. Untuk praktikum secara daring,


modul akan diberikan secara berkala menyesuaikan ketentuan yang
berlaku saat itu.

2. Praktikan mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum, asisten


laboratorium, teknisi, dan dosen mengenai hal-hal yang terkait dengan
praktikum.
3. Diskusi dan tanya jawab.
4. Pembagian kelompok

12
ACARA II
PERANCANGAN PRODUK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
i. Mengetahui pentingnya pengembangan produk bagi suatu industri
ii. Mampu menentukan Product Opportunity Gap (POG) suatu produk
iii. Mampu menentukan Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) suatu
produk.
iv. Mampu menentukan Minimum viable product (MVP) suatu produk

B. LANDASAN TEORI
Cakupan dan tujuan praktikum utama adalah pembelajaran dengan
pengalaman bagaimana merencanakan dan melaksanakan operasi
manufaktur yang efisien dan “cost – effective” yang menghasilkan produk
kualitas tinggi, ekonomis atau terjangkau. Dengan pengalaman yang akan
dialami melalui seperangkat latihan atau praktek dengan proses dan peralatan
manufaktur serta mempertajam prinsip-prinsip, prosedur dan metode
manufaktur. Demikian pula latihan atau praktek ini mengembangkan dan
meningkatkan ketrampilan komunikasi teknis melalui penulisan laporan secara
serta presentasi. Sasaran lain latihan ini bagi peserta didik adalah pengalaman
menjadi sebuah tim yang melakukan perancangan produk rekayasa yang ada
serta menghasilkan sebuah produk di dalam jumlah manufakturing yang kecil
atau terbatas dan dalam waktu yang pendek (2-3 bulan).
Dalam proses ini, akan dipelajari perencanaan kerja, pelaksanan atau
realisasi rencana, integrasi tugas dan secara efektif berkomunikasi dengan
anggota –anggota tim lainnya.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Pilih salah satu produk prototyping
2. Lakukan evaluasi kelebihan dan kekurangan produk tersebut
3. Berdasarkan tahap 2, tentukan POG produk tersebut dan kapasitas yang
dibutuhkan.
4. Rumuskan pengembangan yang dapat dilakukan pada produk tersebut
dengan Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP)

13
5. Tentukan spesifikasi akhir dari produk tersebut dengan
mempertimbangkan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang sesuai
6. Rumuskan tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pengembangan
produk tersebut

D. PEMBAHASAN
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Jelaskan karakteristik produk yang dipilih serta evaluasi kelebihan dan
kekurangan produk tersebut
2. Jelaskan POG produk tersebut dan estimasi kapasita yang dibutuhkan.
3. Jelaskan STP produk tersebut.
4. Jelaskan spesifikasi akhir dari produk tersebut sesuai SNI atau MVP yang
terukur.

14
ACARA III
DIAGRAM ALIR PROSES DAN CRITICAL CONTROL POINTS (CCP)

A. TUJUAN PRAKTIKUM
i. Mampu menguraikan deskripsi produk dan bahan baku yang dibutuhkan.
ii. Mengetahui urutan proses produksi dengan membuat diagram alir proses
produksi.
iii. Mengetahui critical point dalam proses produksi.

B. LANDASAN TEORI
Diagram alir proses adalah representasi grafis dan simbolik dari aktivitas
pemrosesan pada pembuatan produk. Dalam pabrikasi produk, diagram alir
proses biasanya dimulai dari bahan baku hingga menjadi produk akhir. Simbol
yang biasanya digunakan untuk menyusun diagram alir proses ada seperti
pada gambar 1.

Gambar 1. Simbol standar diagram alir


Titik Kendali (Control Point = CP) adalah setiap titik, tahap atau prosedur
pada suatu sistem produksi makanan yang dapat mengendalikan faktor
bahaya biologi/mikrobiologi, kimia atau fisika.

15
Titik Kendali Kritis (Critical Control Point = CCP) adalah setiap titik, tahap
atau prosedur pada suatu sistem produksi makanan yang jika tidak terkendali
dapat mengakibatkan resiko kesehatan yang tidak diinginkan atau setiap titik,
tahap atau prosedur yang jika dikendalikan dengan baik dan benar dapat
mencegah, menghilangkan atau mengurangi adanya bahaya.
Batas Kritis (Ccritical Limits) adalah batas toleransi yang harus
dipenuhi/dicapai yang menjamin bahwa CCP dapat mengendalikan secara
efektif bahaya yang mungkin timbul atau suatu nilai yang merupakan batas
antara keadaan dapat diterima dan tidak dapat diterima.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Berdasarkan spesifikasi produk yang ada kumpulkan informasi tentang
kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung yang diperlukan
2. Buat diagram alir proses produksi dari bahan baku hingga menjadi produk
yang telah dikemas.
3. Buat data deskripsi bahan baku dan proses, lalu identifikasi bahayanya.
4. Analisis resiko bahan baku dan proses dengan memperhitungkan peluang
kejadian/ risk opportunity dan tingkat keseriusannya/ severity.
5. Rumuskan CCP dengan bantuan pohon penetapan CCP
6. Tetapkan batas kritis dan tuliskan pada diagram alir seperti contoh gambar
1.

16
Gambar 1. Contoh diagram alir proses untuk konsentrat jus apel.
Singkatan: CL= critical limits/batas kritis. (Proses dalam kotak biru mewakili CCP,
proses yang ditunjukkan oleh panah hitam mewakili limbah, proses yang
ditunjukkan oleh panah kuning mewakili siklus air, dan proses yang ditunjukkan
oleh panah hijau mewakili penambahan bahan pembantu).

E. PEMBAHASAN
Pada file word yang disajikan adalah
1. Hazard Identification Table & Preventive Measure dari bahan baku dan
proses
2. Hasil analisis resiko
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Diagram alir proses
2. Critical control point (CCP)

17
ACARA IV
NERACA MASSA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami dan memberi wawasan tentang mendefinisikan sistem
menggambarkan sistem pada setiap neraca massa yang akan diterapkan pada
masing – masing peralatan.

B. LANDASAN TEORI
Neraca massa/ material balance adalah suatu kegiatan menghitung aliranmaterial
dan perubahan pada material tersebut dalam sebuah system. Dalam modul ini
saudara akan mempelajari mengenai tahapan-tahapan dalam perhitungan neraca
massa suatu proses. Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan saudara dapat
menghitung dan memperkirakan sendiri jumlah aliran massa bahan baku untuk
menjadi suatu produk jadi ketika terjun ke industri atau merancang usaha sendiri
nantinya. Tujuan belajar neraca massa adalah:
1. Mendefinisikan sistem dan menggambar batasan–batasan sistem pada
setiap neraca massa yang akan dibuat.
2. Menjelaskan perbedaan antara sistem terbuka dan tertutup
3. Menulis neraca massa umum dalam bentuk kata–kata termasuk semua
aliran
4. Pisahkan proses yang tidak ada akumulasi, tidak ada generasi, atau
konsumsi, tidak ada aliran massa masuk atau keluar
5. Masukkan persamaan material balance untuk menyederhanakan total
massa masuk sama dengan keluar dan individualnya.
6. Jelaskan keadaan dimana massa senyawa masuk sistem sama dengan
massa senyawa keluar sistem.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tentukan nomor aliran dalam diagram alir proses acara 3.
2. Tentukan komponen neraca massa.
3. Tentukan Batasan sistem yang akan diukur
4. Dari kapasitas produksi dari acara 2, hitung neraca massa total dan per
alat dari bahan baku hingga produk akhir dengan format berikut.

18
Nomor Aliran
Komponen
x (Fraksi massa) m (massa)

Total

D. Pembahasan
Pada Microsoft excel file yang dikumpulkan adalah
1. Diagram alir dan asumsi kapasitas sesuai hasil acara 2.
2. Neraca massa total dan bahan
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Jelaskan neraca massa total dan komposisi bahannya
2. Jelaskan neraca massa per alat

19
ACARA V
SPESIFIKASI ALAT

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu merumuskan mesin utama produksi, peralatan pelengkap, dan
peralatan pendukung produksi
2. Mampu merancang jumlah alat dan spesifikasi alat untuk produksi

B. LANDASAN TEORI
Berdasarkan fungsinya, alat produksi dibagi menjadi 3, yakni: peralatan utama
produksi, peralatan pelengkap, dan peralatan pendukung. Peralatan utama, alat
yang terkait langsung dengan pembuatan produk. Misalnya, alat penyangrai, alat
pengering, mixer, dll. Peralatan pendukung, alat yang tidak secara langsung
terkait, namun tetap dibutuhkan. Contoh: pipa air, spatula, baskom, loyang, dll.
Peralatan pelengkap, alat yang diperlukan hanya untuk melengkapi, namun
terkadang tidak diperlukan. Contohnya, alat kantor, mobil, pompa air, dll.
Spesifikasi peralatan proses, dirancang berdasarkan hasil perhitungan: neraca
massa dan unsur-unsur lainnya yang menunjang pada perancangan spesifikasi
peralatan. Hasil perancangan spesifikasi peralatan yang didukung oleh appendik
spesifikasi peralatan berupa kesimpulan spesifikasi peralatan yang memuat antara
lain: fungsi alat, kapasitas alat, dimensi alat, bahan konstruksi alat dan jumlah alat.
Contoh spesifikasi alat seperti pada gambar 1.

20
Gambar 1. Spesifikasi alat batch roller

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tentukan peralatan utama, pelengkap, dan pendukung produksi.
2. Desain jenis alat yang dibutuhkan untuk masing-masing proses.
3. Cari referensi alat yang dibutuhkan di e-commerse seperti Alibaba.com
4. Tentukan jumlah alat dengan memperhatikan massa produksi tiap proses.
5. Tentukan jenis utilitas yang mungkin dibutuhkan untuk tiap alat, contoh:
air pendingin, lpg, steam.

D. Pembahasan
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Jelaskan peralatan utama, pelengkap, dan pendukung produksi yang
dipilih.
2. Jelaskan spesifikasi alat yang ditentukan.
3. Tentukan utilitas yang dibutuhkan.

21
ACARA VI
NERACA ENERGI

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu menghitung konservasi energi pada proses yang membutuhkan
panas.
2. Mampu mengestimasi nilai kapasitas panas bahan agro, nilai panas sensible
dan laten pada operasi agroindustri.

B. LANDASAN TEORI
Dalam menetapkan keseimbangan energi umum untuk setiap proses, adalah
mudah untuk menggunakan satuan waktu operasi sebagai dasar, misalnya, satu
jam untuk operasi kontinu dan satu siklus untuk batch atau operasi intermiten. Hal
ini diperlukan untuk membedakan antara proses aliran, di mana aliran bahan terus
masuk dan meninggalkan sistem, dan proses non-aliran, yang sifatnya terputus-
putus dan di mana tidak ada aliran material yang terus menerus masuk atau keluar
dari system selama operasi. Proses aliran steady juga dicirikan oleh keadaan
aliran steady, dan oleh suhu konstan dan komposisi di setiap lokasi tertentu dalam
proses, berbeda dengan perubahan kondisi suhu dan komposisi dalam proses
batch atau non-flow.
Dalam neraca energi input disamakan dengan output ditambah akumulasi
persediaan energi di dalam sistem di atas unit periode waktu dalam proses aliran,
atau untuk siklus operasi tertentu untuk proses non-aliran. Dalam sistem SI, satuan
gaya (dimensi: massa dikali percepatan) adalah Newton (N) yang didefinisikan
sebagai 1 kg m/s2. Definisi energi yang paling umum adalah bahwa dalam sistem
mekanis: itu adalah gaya yang diterapkan dikalikan dengan jarak dipindahkan.
Energi atau usaha dengan demikian memiliki satuan Newton meter atau joule (J).
Ini berlaku untuk segala bentuk energi.
Karena energi bersifat kekal, nilainya berubah karena dipindahkan atau
diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Dalam pencampuran, misalnya, daya
poros diubah menjadi gerak dan, akhirnya, melalui gesekan dan kekentalan,
menjadi panas. Hukum kedua menyatakan secara efektif bahwa panas hanya
dapat dipindahkan ke bawah gradien suhu. Dengan demikian, panas yang terbawa
dari bejana proses oleh air pendingin selalu berada pada suhu yang lebih rendah—

22
dan karena itu kurang berharga dalam kapasitasnya untuk melakukan pekerjaan
yang bermanfaat—daripada isi bejana. Dengan kata lain, kualitas energi panas
bergantung padanya suhu dan ini harus diperhitungkan dalam setiap analisis
efisiensi energi.
C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tentukan batasan jenis proses: continue tau batch.
2. Hitung semua kapasitas panas bahan.
3. Tuliskan asumsi-asumsi yang dibutuhkan.
4. Dari alat yang dipilih di acara spesifikasi alat, tentukan sumber konversi
sumber panas dalam satuan energi dan entalpi panasnya.
5. Pilih operasi yang mengalami perubahan energi pada bahan.
6. Hitung neraca energi per alat dari bahan baku hingga produk akhir.

Gambar 1. Rangkuman neraca massa dan energi pada proses spray


drying

D. Pembahasan
Pada Microsoft excel file yang dikumpulkan adalah
1. Perhitungan kapasitas panas bahan (Cp)
2. Perhitungan neraca energi
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Tampilkan hasil rangkuman neraca massa dan energi per proses yang
mengalami perubahan panas seperti pada gambar 1

23
ACARA VII
PETA PROSES OPERASI DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

A. TUJUAN PRAKTIKUM
i. Menentukan rancangan proses pabrikasi yang layak secara teknis maupun
ekonomis
ii. Membuat Peta Proses Operasi berdasarkan rancangan proses yang dipilih
iii. Praktikan dapat melakukan perhitungan kebutuhan mesin dan sumber
daya manusia berdasarkan kapasitas riil industri.
iv. Menentukan aspek-aspek yang perlu diketahui untuk melakukan
perencanaan.
B. LANDASAN TEORI
Sintesis proses bertujuan menentukan konfigurasi proses maupun peralatan
terbaik yang dapat diterapkan dalam proses pabrikasi. Pendekatan sintesis proses
dapat menggunakan Metode Perancangan Evolusioner (Evolutionary Design
Method). Pada metode ini, rancangan proses yang sudah ada terus menerus
disempurnakan. Rancangan proses yang ada diterapkan terlebih dahulu pada
sebuah pabrikasi untuk kemudian dianalisis dan ditemu-kenali kemungkinan-
kemungkinan modifikasi yang bisa dilakukan untuk membuat proses pabrikasi
menjadi lebih efisien dan ekonomis. Modifikasi ini dimasukkan kedalam rencana
pabrikasi produk yang akan datang. Dengan demikian, rancangan proses awal
telah berubah secara bertahap ke arah yang lebih baik.
Metode ini bertujuan mendapatkan pengalaman secara sistematis untuk
mendapatkan usualan modifikasi atas rancangan proses yang sudah ada tanpa
meninggalkan tahapan perancangan pabrikasi yang sedang berjalan. Langkah-
langkah dalam metode ini digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut:

24
Sumber: Canovas dan Gomez, 2005

Route sheet berbentuk tabel, digunakan untuk menghitung jumlah mesin


yang dibutuhkan disesuaikan dengan banyaknya bahan terbuang (scrap),
kapasitas produksi, dengan memperhatikan efisiensi mesin. Apabila proses
produksi dilakukan secara manual, maka penggunaan mesin diganti dengan
pekerja.
Pada umunya jumlah mesin yang digunakan didasarkan atas waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu-satuan produksi. Ada dua faktor yang akan
mengurangi laju produksi yang telah ditentukan yaitu adanya bahan terbuang
(scrap) selama proses produksi berlangsung dana daya kerja mesin yang tidak
efisien (efisiensi< 100%).
Beberapa proses operasi pembuatan produk perlu diberi kelonggaran bagi
scrap. Apabila inspeksi menyebabkan sampel produk menjadi rusak, maka pada
proses inspeksi ini scrap juga harus dipertimbangkan, sehingga diharapkan jumlah
produk jadi jumlahnya sesuai dengan yang direncanakan.

25
Nilai efisiensi menggambarkan running time yang terjadi setiap periode
waktu (hari). Faktor efisiensi mesin ini timbul karena adanya set up mesin, down
time perbaikan atau hal lain yang menyebabkan mesin menjadi idle. Besarnya
waktu idle bias ditentukan dengan metode sampling kerja. Besarnya efisiensi
mesin berkisar antara 0,8 – 0,9.

Running time tiap periode


Efisiensi = -------------------------------------------------------
Waktu operasi kerja tiap periode

Atau

(downtime + set up time tiapperiode)


Efisiensi = 1 - ----------------------------------------------------------------------
Waktu operasi kerja tiapp eriode

Waktu operasi kerja tiap periode umumnya adalah 8 jam/hari jika 1 shift, 16
jam/hari jika 2 shift, 24 jam/hari jika 3 shift.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Pada tiap-tiap unit operasi yang ada munculkan alternatif unit operasi yang
mungkin untuk melaksanakan operasi tersebut (sebagai contoh, jika unit
operasi pengeringan maka alternatif operasi yang ada antara lain
pengeringan matahari, pengeringan oven, drum drying, spray drying,
pengeringan vakum dan pengeringan beku)
2. Evaluasilah tiap-tiap alternatif yang ada dari segi teknis (kemampuan
mencapai spesifikasi produk akhir yang diharapkan) dan biaya (jika data
tidak ada lakunlah pendekatan dengan asumsi sebaik mungkin)
3. Berdasarkan evaluasi, tentukan rancangan proses, konfigurasi mesin dan
peralatan terbaik menurut kelompok Anda.
4. Buatlah PPO dari rancangan terpilih.
5. Buatlah Route Sheet
a. Buat tabel yang terdiri dari 10 kolom :
 Kolom 1 : nomor operasi (dari PPO)
 Kolom 2 : nama operasi
 Kolom 3 : nama mesin atau stasiun kerja
 Kolom 4 : waktu proses atau waktu baku (menit)

26
 Kolom 5 : kapasitas aktual (menit/produk)
 Kolom 6 : efisiensi mesin atau pekerja
 Kolom 7 : jumlah scrap (%)
 Kolom 8 : jumlah diharapkan
 Kolom 9 : jumlah harus disiapkan
 Kolom 10 : jumlah mesin atau pekerja teoritis
b. Data route sheet berdasarkan PPO yang dibuat
c. Cara perhitungan dimulai dari operasi terakhir, dan bekerja mundur
ke operasi pertama
d. Urutan pengisian :
 Masukkan data di kolom 1,2,3,4,5, 7, 8
 Hitung efisiensi (kolom 6) menggunakan rumus sebelumnya
 Pada kolom 8 “jumlah diharapkan”, isi dengan jumlah produk
yang ingin dihasilkan (volume produksi yang diinginkan).
Volume produksi pabrik biasanya ditentukan per tahun, baru
dalam perhitungan diturunkan menjadi volume produksi / jam
(dengan ketentuan umum : 1 tahun = 50 minggu, setiap minggu
= 40 jam kerja).
 Kolom 9 “jumlah harus disiapkan” diperoleh dengan rumus :
Ks = Ka / (1 - % scrap) Ks : jumlah harus disiapkan
Ka :jumlah diharapkan
e. Nilai “jumlah harus disiapkan” pada operasi terakhir besarnya sama
dengan nilai “jumlah diharapkan” di proses operasi sebelumnya.
f. Jumlah mesin atau tenaga kerja teoritis yang dibutuhkan :
Ti Pi
Ni = --------- ----------
60 D. Ei
Dengan :
Ni : jumlah mesin atau tenaga kerja teoritis
Ti : kapasitas aktual (menit / produk)
Pi : jumlah haru sdisiapkan (produk / hari)
D : waktu operasi kerja / periode (jam / hari)
Ei : efisiensi mesin atau pekerja

27
Contoh perhitungan :operasi pengovenan dan pengemasan bakpia pathuk
No Operasi Msn/SK Wkt Kapaktual Eff Scrap Jml Jml Jml
. Baku (mnt/prdk) % diharap disiapkan msn
Op (mnt)
4
5
6 Pengovenan Oven 60 60 / 300 5
7 Pengemasan Manual 30 30 / 100 1 10 15.000

Jam kerja 8 jam sehari atau 40 jam per minggu

Operasi 7 ;
Efisiensi : proses manual, sehingga efisiensi diasumsikan = 100 %
Jumlah diharapkan = 1600 dos produk / hari = 15.000 produk / hari (ini merupakan
kapasitas produksi yang direncanakan)
Jumlah harus disiapkan = jumlah diharapkan / (1-% scrap)
= 15.000 / (1 – 0,1) = 16.666,7 produk / hari
Jumlah tenaga kerja teoritis =
Ti Pi (30/100) 16.667
Ni = --------- ---------- = -------------------- --------------- = 10,4
60 D. Ei 60 8x1

Operasi 6 ;
Efisiensi = 1 – (1,5 / 8) = 0,81
Pabrik bekerja 1 shift dengan waktu idle oven 1,5 jam untuk pembersihan alat dan
set up oven sebelum dipakai
Jumlah diharapkan = jumlah harus disiapkan pada operasi 7
= 16.666,7 produk / hari
Jumlah harus disiapkan = jumlah diharapkan / (1-% scrap)
= 16.666,7 / (1 – 0,05) = 17.543,9 produk / hari
Jumlah tenaga kerja teoritis =
Ti Pi (60/300) 17.543,9
Ni = --------- ----------= ------------------- ----------------- = 9,02
60 D. Ei 60 8 x 0,81

28
No. Operasi Msn/SK Wkt Kap.aktual Eff Scrap % Jml Jml Jml
Op Baku (mnt/prdk) diharap disiapkan msn
(mnt) teoritis
4
5
6 Pengovenan Oven 60 60 / 300 0,81 5 16.666,7 17.543,9 9,02
7 Pengemasan manual 30 30 / 100 1 10 15.000 16.666,7 10,4

6. Tentukan tahapan dan faktor yang dipertimbangkan dalam penjadwalan


produksi dari produk tersebut

D. PEMBAHASAN
Pada excell yang disajikan adalah
1. Route sheet
Pada powerpoint yang disajikan adalah
2. Peta proses operasi
3. Jumlah mesin teoritis
4. Orang yang dibutuhkan

29
ACARA VI
PELAYANAN TEKNIS UTILITAS

A. TUJUAN PRAKTIKUM
i. Mampu menentukan unit pendukung pada setiap unit proses yang
digunakan
ii. Mampu mengetahui sumber-sumber utilitas yang sesuai dengan
kebutuhan proses produksi
iii. Mampu menghitung kebutuhan utilitas yang digunakan

B. LANDASAN TEORI
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan
unit penunjang bagi unit-unit lainnya atau sarana penunjang proses untuk
menjalankan suatu pabrik dengan baik dari tahap awal sampai produk akhir.
Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi
di dalam pabrik tersebut atau secara tidak langsung yang diperoleh dengan
membeli ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.
Utilitas yang terdapat dalam pabrik ini terdiri atas.
a. Unit Pengolahan Air
Penggunaan air di industri biasanya untuk mendukung beberapa Pengolahan
dan Penyediaan Air antara lain :
- Sistem pembangkit uap (boiler)
- Sistem pendingin
- Sistem pemroses (air proses)
- Sistem pemadam kebakaran
- Sistem air minum
- Sistem sanitasi
Sumber-sumber air dapat berupa air tanah, air laut, air hujan, air permukaan.

b. Unit Pembangkit Steam


Kebutuhan energi dan sistem pemanasan dalam industri umumnya dipenuhi
dengan cara memanfaatkan steam yang dibangkitkan dalam suatu ketel (boiler).
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan steam pada proses evaporasi,
pemanasan, dan supply pembangkit tenaga listrik.

30
c. Unit Pembangkit Tenaga Listrik
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan listrik bagi alat bangunan, jalan
raya dan sebagainya
d. Unit Bahan Bakar
Unit ini berfungsi sebagai penyedia kebutuhan bahan bakar bagi alat-alat, dari
generator, boiler, dan sebagainya.
e. Unit Pengolahan Limbah
Unit ini berfungsi sebagai pengolahan limbah pabrik cair, padat maupun gas
proses.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tentukan kebutuhan energi pada setiap alat
2. Berdasarkan kebutuhan tersebut, tentukan sumber energi yang digunakan
3. Hitung berapa banyak utilitas yang diperlukan
Contoh:
Tabel 1. Jumlah steam yang dibutuhkan untuk produksi

4. Klasifikasikan setiap limbah yang dihasilkan

D. Pembahasan
Pada Microsoft excel file yang dikumpulkan adalah
1. Perhitungan kebutuhan sumber energi untuk setiap proses

Pada powerpoint yang disajikan adalah


1. Jelaskan unit dan sumber utilitas yang digunakan
2. Tampilkan hasil rangkuman perhitungan kebutuhan sumber energi
3. Jelaskan limbah apa saja yang dihasilkan
4. Bandingkan dengan refrensi pabrik yang dikunjungi saat Kunjungan Industri

31
ACARA VIII
PENENTUAN LOKASI PABRIK DAN TATA LETAK PABRIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu menentukan lokasi pabrik yang sesuai dengan factor-faktor yang
mempengaruhi
2. Mampu menentukan dan mempertimbangkan penataan letak pabrik

B. LANDASAN TEORI
Menurut Weber, industri dikelompokan menjadi dua jenis kecenderungan lokasi
pabrik/industri berdasarkan dimana bahan bakunya mudah tersedia atau lokasi
yang lebih dekat dengan pasar. Industri yang hasil produksinya (produk jadi) lebih
ringan dari bahan bakunya setelah melewati berbagai proses produksi dinamakan
dengan Industri yang Weight Losing. Pada Industri Weight Losing, lokasi pabrik
harus lebih dekat dengan sumber bahan baku karena biaya transportasi bahan
baku akan lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya transportasi produk jadi
menuju ke Market (pasar). Contohnya yaitu produksi gula (produk jadi) yang lebih
ringan dari bahan bakunya yaitu Tebu.
Sedangkan Industri yang hasil produksinya (produk Jadi) lebih berat dari bahan
bakunya setelah melewati proses-proses produksi disebut dengan Weigth Gaining.
Lokasi pabrik pada industri Weight Gaining sebaiknya diletakan lebih dekat
dengan market (pasar) karena biaya transportasi produk jadi lebih mahal jika
dibandingkan dengan biaya transportasi bahan bakunya. Contohnya yaitu industri
minuman.
Faktor yang secara langsung mempengaruhi tujuan utama dari pendirian pabrik
yaitu:
1. Ketersediaan bahan baku
2. Daerah Pemasaran Produk
3. Penyediaan bahan bakar dan energi.
4. Fasilitas Pengangkutan
5. Ketersediaan Tenaga Kerja
6. Penyediaan utilitas

32
Tata letak pabrik adalah tempat atau kedudukan dari bagian-bagian pabrikyang
meliputi tempat karyawan bekerja, tempat peralatan dan menyimpan bahanbaku.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik:
1. Perluasan pabrik
Perluasan pabrik dan kemungkinan penambahan bangunan di masa
yangakandatang
2. Harga tanah
Harga tanah merupakan faktor yang membatasi kemampuan penyediaanawal.
Jika harga tanah tinggi, maka diperlukan efisiensi yang tinggi
terhadappemanfaatan tanah.
3. Kualitas, kuantitas, dan letak bangunan
Kualitas, kuantitas, dan letak bangunan harus memenuhi standar bangunanpabrik
meliputi, kekuatan fisik maupun kelengkapannya, misalnya ventilasi, insulasi, dan
instalasi
4. Faktor keamanan
Faktor yang paling penting adalah keamanan. Walaupun telah dilengkapi dengan
peralatan keamanan, seperti hidran, reservoir air, penahan ledakan, dan asuransi
pabrik
5. Fasilitas jalan
Jalan raya yang berfungsi sebagai jalur pengangkutan bahan baku, produk,
danbahan-bahan lainnya sangat diperlukan

C. PROSEDUR
1. Tentukan dimanakah lokasi pabrik yang sudah discale up akan didirikan
(alamat lengkap)
2. Tentukan tata letak pabrik sesuai dengan ketentuan yang ada
3. Buatlah gambar denah lokasi pabrik yang akan didirikan maupun pabrik
pembanding beserta kondisi sekitar yang menunjang, misalnya
keberadaan Sungai yang dekat, dll.
Contoh:

33
Gambar 1. Denah lokasi pabrik

4. Bandingkan dengan pemilihan lokasi dan tata letak pabrik dari industry
yang dikunjungi saat Kunjungan Industri

D. PEMBAHASAN
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Pertimbangan pemilihan lokasi sesuai dengan factor dan kategori industry
(weight loss atau weight gain)
2. Alasan penataan letak tersebut dipilih
3. Gambar denah lokasi pabrik
4. Perbandingan antara pabrik yang akan didirikan dengan pabrik yang
menjadi refrensi

34
ACARA IX
TATA LETAK MESIN DAN K3

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan memahami prinsip peletakan mesin
2. Mampu mengidentifikasi bahaya dari kegiatan produksi dan upaya
pencegahannya

B. LANDASAN TEORI
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tata letak alat antara
lain, penyusunan alat proses harus saling berurutan sesuai dengan urutan kerja
dan fungsinya. Selain itu, faktor kemudahan dalam pengecekan dan keselamatan
kerja harus dipertimbangkan. Kondisi operasi masing-masing alat harus
diperhatikan. Untuk alat proses yang beroperasi pada suhu dan tekanan tinggi
ditempatkan terpisah dari alat proses lainnya serta harus mudah dijangkau oleh
pemadam kebakaran.
Setiap alat harus ditempatkan ditempat yang cukup, artinya tidak terlalu besar dan
tidak terlalu sempit, sehingga mudah untuk pemeriksaan, perbaikan, dan
pemindahan alat guna menjamin keselamatan kerja. Pengaturan alat kontrol
dilakukan pada ruang kendali (control room). Untuk kantor produksi dan
laboratorium ditempatkan berdekatan dengan area proses agar mudah dalam
mengontrol dan mengawasi produksi. Oleh karena itu diperlukan identifikasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penentuan tata letak mesin agar
dapat mempermudah pekerjaan serta menjaga keamanan serta keselamatan
pekerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan dua faktor penting yang
perlu diterapkan dengan baik dalam setiap bidang industri. Mengingat bahwa
kasus kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja sudah sering terjadi
karena pengendalian potensi bahaya yang tidak tepat. Retnowati (2017)
menjelaskan bahwa setiap aktivitas pekerjaan memiliki potensi bahaya yang bisa
terjadi kapan saja dan dimana saja. Apabila potensi bahaya tidak dikendalikan
dengan tepat, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia
seperti rasa lelah, sakit, cedera hingga kecelakaan yang cukup serius.

35
Kecelakaan dan gangguan kesehatan akibat kerja dapat disebabkan oleh
banyak faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, mesin dan alat, serta aktivitas
manusia (karyawan). Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan gangguan
kesehatan akibat kerja, maka perusahaan perlu melakukan identifikasi setiap
potensi bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja. Pengidentifikasian ini perlu
dilakukan agar proses pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja dapat
diterapkan dengan tepat, sesuai standar yang berlaku pada ISO 45001 tahun
2018. Standar ISO 45001:2018 sendiri merupakan standar internasional yang
telah ditetapkan untuk membangun Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) pada suatu perusahaan (industri). Berdasarkan
penerapannya, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja ini disusun
berdasarkan konsep PDCA (Plan-Do-Check-Action) yang terdiri dari proses
perencanaan, penerapan, pemeriksaan, dan tindakan pengendalian.

C. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Tentukan lokasi peletakan mesin dan berikan alasannya
2. Buatlah denah alur proses produksi
Contoh:

Gambar 3. 1 Urutan Proses Produksi Produk Attempe

Keterangan urutan proses pengolahan:


= Tempe segar = Sambal Bonte dan Keripik
= Tempe instan = Cookies

36
3. Buatlah Analisa K3 sesuai dengan potensi bahaya dari kegiatan produksi
yang dilakukan
Contoh :
Tabel 1 Hasil Identifikasi Potensi Bahaya pada Proses Produksi Attempe
No Potensi Proses Sumber Bahaya Kemungkinan Tingkat
Bahaya Terjadi Signifikansi
1 Fisik (a) Pencucian Biji Debu, rambut, Bahan baku / produk Berpengaruh
Kedelai
kuku terkontaminasi oleh terhadap
(b) Pendinginan,
peragian dan bahaya fisik yang produk
pengemasan
berasal dari (signifikan)
biji kedelai
(c) Pencetakan lingkungan/alat &
Cookies
mesin/ manusia
2 Biologi (a) Pencucian Biji Bakteri, vector, Bahan baku / produk Berpengaruh
Kedelai
hewan terkontaminasi oleh terhadap
(b) Pendinginan,
peragian dan pengganggu bahaya biologi yang produk
pengemasan
berasal dari (signifikan)
biji kedelai
(c) Pembuatan lingkungan/alat &
Cookies
mesin/ manusia

3 Kecelakaan (a) Pencucian Biji (a) Genangan air (a) Karyawan Berpengaruh
Kedelai pada lantai terpeleset,
Kerja terhadap
(b) Pemotongan (b) Pisau tajam terjatuh
keripik tempe karyawan
dan aliran (b) Karyawan
listrik pada terluka karena (a) tidak
alat pemotong tersayat dan terlalu
tersengat aliran signifikan
(b) signifikan
listrik
4 Ergonomi (a) Pemotongan (a) Melakukan (a) Karyawan Berpengaruh
keripik tempe gerakan yang mengalami
terhadap
statis dalam keluhan fisik
jangka waktu seperti karyawan
yang lama kelelahan,
(signifikan)
pegal, nyeri otot

4. Buatlah upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisir


potensi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja

37
D. Pembahasan
Pada Microsoft word yang disajikan adalah
1. Penjelasan penentuan tata letak mesin dan denah letak mesin
2. Penjelasan potensi bahaya
3. Penjelasan upaya pencegahan untuk meminimalisir potensi bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja
Pada powerpoint yang disajikan adalah
1. Denah tata letak mesin
2. Potensi bahaya dan upaya pencegahannya

38
ACARA X
EVALUASI EKONOMI DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM
i. Mampu menentukan pertimbangan dalam penyusunan organisasi
perusahaan
ii. Mengetahui kebutuhan sumber daya manusia dalam Perusahaan

B. LANDASAN TEORI
Pengertian organisasi menurut Max Weber adalah suatu kerangka
hubungan terstruktur yang didalamnya terdapat wewenang, dan tanggung jawab
serta pembagian kerja menjalankan sesuatu fungsi tertentu. Dalam sebuah
organisasi pasti ada visi, misi, rencana kerja dan lain lain. Pengorganisasian
adalah bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi. Berikut adalah kegiatan-kegiatan dalam proses pembentukan
organisasi:
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan & menetapkan tugas,
menetapkan prosedur yang diperlukan
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan
& tanggung jawab
3. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

Berikut adalah hirarki dalam organisasi berdasarkan tingkat manajemennya :


a. Manajemen tingkat puncak, terdiri dari dirut, presiden direktur/wakil direktur.
Keahlian yang diperlukan konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan,
manajemen global & manajemen waktu.
b. Manajemen tingkat menengah, terdiri dari manajer, kepala
divisi/departemen/kepala cabang. Keahlian yang diperlukan konseptual,
komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu dan teknis.

39
c. Manajemen tingkat pertama/siupervisi, terdiri dari supervisor, ketua kelompok.
Keahlian yang diperlukan: komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen
waktu & teknis.
d. Manajemen non supervise, terdiri dari tenaga kerja (Buruh, pekerja bangunan,
dll). Keahlian yang diperlukan teknis, komunikasi & manajemen waktu

C. Prosedur Praktikum
1. Tentukan jenis Perusahaan yang akan dibentuk serta visi dan misi
Perusahaan
2. Buat struktur organisasinya untuk menjalankan sebuah Perusahaan
3. Tentukan jumlah sumberdaya serta posisi nya dalam menjalankan proses
produksi
4. Bandingkan organisasi Perusahaan yang dibentuk dengan organisasi
Perusahaan dari refrensi industri saat kunjungan industri
D. Pembahasan
Pada file power point yang disajikan
1. Profil Perusahaan
2. Struktur organisasi dan jumlah SDM nya
3. Hasil analisis benchmarking organisasi Perusahaan

40
ACARA XI
RESPONSI
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Merupakan salah satu cara evaluasi pembelajaran praktik.
2. Merupakan bagian dari komponen pemberian nilai.

B. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
a. Lembar soal
b. Lembar jawaban
c. Alat tulis
2. Cara Kerja
Praktikan melakukan instruksi yang diberikan asisten praktikum
untuk mengerjakan mengerjakan soal ujian dan atau praktik secara
individu.

41

Anda mungkin juga menyukai