Anda di halaman 1dari 70

Program Studi Teknik Elektro

Oleh:
Dr. Rahmanir, ST., MT
Job-Sheet
PENGGUNAAN KOMPUTER
PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL i


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
DAFTAR ISI

Koper Depan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii

BAB. 1 Pengenalan Matlab


I.1. Sistem Matlab 1
I.2. Memulai Matlab 2
1.3. Membuat Matrik 4
1.5. Transforse Matrik 5
1.6. Diagonal Matrik 6
1.7. Menentukan Nilai Elemen Matrik 6
1.8. Bujur Sangkar Ajaib 7
1.8. Membuat Matrik Nol 8
1.9 Membuat Matrik Uniform 8
1.11. Membuat Matrik Identitas 9
1.12. Penjumlahan Matrik 9
1.13. Perkalian Titik pada Matrik 10
1.14. Perkalian Matrik 10
1.15. Menghitung Determinan dari Matrik 10
1.16. Menghitung Nilai Eigen Matrik 11
1.17. Menukur Ukuran Matrik 11
1.18. Reshaping 12
1.19 Fungsi-Fungsi pada Matlab 13
1.20 Membuat Program Sederhana Dan Pengolahan File 21
1.20.1 Menyimpan Data Ke File 21
1.20.2 Memanggil data dari File 21
1.20.3 M.File 22
1.20.4. Membuat Program Sederhana 23
1.21. Tool Box: Simulink Matlab 24
1.22. Menjalankan Simulasi Bilangan Kompleks pada Simulink 27

BAB. 2. Percobaan Hukum Dasar Rangkaian 34


2.1. Percobaan Dasar Hukum Ohm (I, V, R) 34
A. Tujuan 34
B. Perangkat yang digunakan 34
C. Prosedur Percobaan 34
D. Analisis Percobaan 35
E. Tabel Analsis dan hasil percobaan hukum dasar Ohm 35
2.2. Percobaan karakteristik Resistif. 35
A. Tujuan 35
B. Perangkat yang digunakan 35
C. Prosedur Percobaan 35
D. Analisis Percobaan 36
E. Tabel Hasil Percobaan Karakteristik Resistif 36

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL ii


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
2.3. Percobaan Hukum Kirchhoff 36
2.3.1 Percobaan Hukum Kirchhoff Arus 36
A. Tujuan 36
B. Perangkat yang digunakan 37
C. Prosedur Percobaan 37
D. Analisis Percobaan 37
E. Tabel Hasil Hukum Khircof I 38
2.3.1 Hukum Kirchhoff II: Hukum Tegangan 38
A. Tujuan 38
B. Perangkat yang digunakan 38
C. Prosedur Percobaan 38
D. Analisis Percobaan 39
E. Tabel Hasil Hukum Khircoff II 39
2.3.2 Penerapan Hukum Dasar Rangkaian 40
A. Tujuan 40
B. Perangkat yang digunakan 40
C. Prosedur Percobaan 42
D. Analisis Percobaan 42
2.3.3 Rangkaian Dasar R dan L 43
A. Tujuan 43
B. Perangkat yang digunakan 44
C. Analisis Data 44
D. Kesimpulan 44

BAB. 3. Basic Power Plan 46


3.1. Kurva Beban 46
A. Tujuan 46
B. Perangkat yang digunakan 46
C. Prosedur Percobaan 46
D. Analisis Data 48
E. Kesimpulan 48

BAB. 4. Basic Power System Engineering 49


4.1. Percobaan Dasar Perhitungan Aliran Daya (Load Flow) 49
A. Tujuan 49
B. Teori Dasar 49
C. Prosedur Percobaan 52
D. Analisis Data 52
E. Kesimpulan 52
4.2. Percobaan Analisi Hubung Singkat Satu Fasa Ketanah 53
A. Tujuan 53
B. Teori Dasar 53
C. Prosedur Percobaan 58
D. Analisis Data 59
E. Kesimpulan 59

BAB. 5. Transmisi Daya Listrik 60

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL iii


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
5.1. Percobaan Analisis Induktansi dan Kapasitansi
Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi (> 150 KV) 60
A. Tujuan 60
B. Teori Dasar 60
C. Perangkat yang Digunakan 60
D. Prosedur Percobaan 60
E. Analisis Data 61
F. Kesimpulan 61
5.2. Percobaan Saluran Transmisi T.T jarak Menengah 62
A. Tujuan 62
B. Teori Dasar 62
C. Perangkat yang Digunakan 63
D. Prosedur Percobaan 63
E. Analisis Data 63
F. Kesimpulan 63

BAB. 6. Konversi Energi Listrik 64


6.1. Percobaan Analisis Transformator 64
6.1.1. Percobaan Test Open Circut dan Short Circuit 64
A. Tujuan 64
B. Perangkat yang Digunakan 64
C. Prosedur Percobaan 64
D. Analisis Data 64
E. Kesimpulan 64
6.1.2 Test Hubung Singkat 65
A. Tujuan 65
B. Perangkat yang Digunakan 65
C. Prosedur Percobaan 65
D. Analisis Data 65
E. Kesimpulan 66
6.1.3. Motor Induksi 66
A. Tujuan 66
B. Perangkat yang Digunakan 66
C. Prosedur Percobaan 66
D. Analisis Data 66
E. Kesimpulan 66

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL iv


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 1.
Pengenalan MATLAB

MATLAB® adalah sebuah bahasa dengan performansi yang tinggi (high-


performance) untuk komputasi teknik. Matlab merupakan integrasi dari komputasi,
visualisasi dan pemrograman dalam perangkat yang mudah digunakan dimana
permasalahan dan penyelesaian dinyatakan dalam notasi matematik yang sudah dikenal.
Beberapa bagian yang penting di dalam Matlab:
1. Matematika dan komputasi
2. Pengembangan algoritma
3. Modeling, simulasi dan pembuatan prototipe
4. Analisa data, eksplorasi dan visualisasi
5. Pengetahuan dan grafik teknik
6. Pengembangan aplikasi, termasuk pembangunan GUI
MATLAB adalah sebuah sistem yang interaktif yang mempunyai elemen data dasar
dalam array.. Hal ini memungkinkan untuk menyelesaikan banyak persoalan komputasi
teknik, khususnya dimana formulasi matrik dan vektor. Terdapat juga sebuah bagian
memungkinkan untuk menuliskan program dalam bahasa yang tidak interaktif seperti C
atau Fortran.
Nama MATLAB berarti MATRIK LABORATORY. MATLAB sebenarnya ditulis
untuk dapat secara mudah mengelola program-program berbasis matrik seperti pada
proyek
LINPACK dan EISPACK. Saat ini MATLAB digunakan oleh pengembangan perangkat
lunak LAPACK and ARPACK, dimana bersama-sama menyatakan state-of-the-art
didalam perangkat lunak untuk komputasi matrik.
MATLAB telah digunakan selama beberapa tahun oleh banyak pemakai, dalam
pengembangan universitas, ini adalah perangkat instruksional standard untuk mengenal
dan mendalami lebih lanjut materi-materi matematika, teknologi dan ilmu pengetahuan.
Dalam industri, MATLAB adalah perangkat yang dipilih untuk riset pengembangan dan
analisis dalam model produktivitas yang tinggi.
Fitur-fitur MATLAB adalah keluarga dari solusi aplikasi khusus yang disebut toolboxes.
Sangat penting bagi user, toolboxes digunakan untuk mempelajari dan menerapkan
teknologi secara khusus. Toolboxes adalah koleksi komprehensif dari fungsi-fungsi
MATLAB (M-files) yang menambah fasilitas MATLAB untuk menyelesaikan beberapa

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 1


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
bagian permasalahan secara khusus. Bagian-bagian di dalam toolboxes terdiri dari signal
processing, control systems, neural networks, fuzzy logic, wavelets, simulation, dan
banyak lagi yang lainnya.

1.1. Sistem MATLAB


Sistem MATLAB terdiri dari lima bagian utama yaitu:
(1) Fasilitas Pengembangan. Ini adalah sekumpulan perangkat dan fasilitas yang
membantu pemakai untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file dalam MATLAB.
Terdiri dari banyak dari perangkat GUI, termasuk MATLAB desktop dan Command
Window, sejarah perintah, dan browsers untuk menampilkan help, the workspace,
files, and the search path.
(2) Library MATLAB untuk Fungsi-fungsi Matematika. Ini adalah koleksi yang sangat
besar dari algoritma komputasi yang diatur dalam fungsi-fungsi dasar seperti sum,
sine, cosine, and complex arithmetic, dan yang lebih kompleks seperti invers matrik,
eigen values, fungsi Bessel dan FFT (Fast Fourier transforms).
(3) Bahasa MATLAB. Ini adalah bahasa tingkat tinggi berbasis matriks dan array
dengan pernyataan kendali aliran, fungsi, struktur data, input/output dan fitur OOP
(object-oriented programming). Hal ini membuat program kelihatan kecil untuk
secara cepat mengelola keseluruhan proses dan membuat program kelihatan besar
untuk persoalan yang benar-benar kompleks dan besar.
(4) Penanganan Gafik®. MATLAB adalah sistem grafis. Di dalamnya terdapat perintah-
perintah tingkat tinggi untuk mengelola grafik 2D dan 3D baik untuk visualisasi,
image processing, animasi, and presentasi grafis. Juga terdiri dari perintah-perintah
tingkat rendah yang memungkinkan pemakai secara full membuat sendiri grafik-
grafik yang menarik dan membangun GUI yang kompleks untuk program
aplikasinya sendiri.
(5) The MATLAB Application Program Interface (API). Ini adalah library yang
mengijinkan pemakai menulis program dalam bahasa C dan Fortran yang
berinteraksi dengan MATLAB. Ini juga termasuk fasilitas untuk memanggil
prosedur/fungsi dari MATLAB seperti engine komputasi, dan untuk membaca dan
menulis MAT-files.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 2


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.2. Memulai MATLAB
Pada platform Microsoft Windows, untuk memulai MATLAB dapat dilakukan
dengan double-click pada shortcut icon MATLAB pada desktop Windows. Pada
platform UNIX, untuk memulai MATLAB, tuliskan matlab pada prompt. Setelah
memulai MATLAB, akan terbuka desktop dari MATLAB. Kemudian pemakai
mengubah direktory (folder) aktif dimana file-file kerja yang akan/sudah dilakukan
ditempatkan. Untuk menuliskan program atau perintah interaktif dilakukan pada jendela
perintah (Command Windows). Untuk mengganti direktory dapat dilakukan pada text-
box Current Direktory. Untuk melihat perintah-perintah apa yang sudah dilakukan dapat
digunakan History Windows. Untuk mengetahui toolboxes apa saja yang ada di
MATLAB dan menggunakannya, dapat dilakukan pada jendela Launch Pad.

Gambar 1.1 Desktop MATLAB (commond Windows)

Untuk mengakhiri sesi MATLAB, pilih Exit MATLAB pada menu File dalam desktop,
atau dengan menuliskan quit pada Command Window.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 3


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.3. Membuat Matrik
Untuk membuat matrik dapat dilakukan dengan menuliskan nilai-nilai dari setiap
elemen matrik pada M.File seperti contoh berikut.
Untuk membuat matrik :
16 3 2 13
 5 10 11 8 
A= 
10 6 7 12
 
 4 15 14 1 
Dapat dituliskan pada matlab sebagai berikut:
File→ new→M.file
Lalu ketik di Mfile:
A = [16 3 2 13; 5 10 11 8; 9 6 7 12; 4 15 14 1];
Kemudian klik debug→save and run (data disimpan dahulu)
Pada commond windows ketik A→enter
Dan MATLAB akan menampilkan:
A =
16 3 2 13
5 10 11 8
9 6 7 12
4 15 14 1

1.4. Jumlahan Pada Matrik


Untuk menjumlahkan nilai-nilai pada matrik dapat dilakukan dengan
menggunakan perintah sum yang dituliskan pada command windows.
Misalkan:
sum(A)
Akan ditampilkan hasilnya:
ans=
34 34 34 34
Ini adalah jumlah pada setiap kolom dari matrik A. Untuk menghitung jumlahan pada
setiap baris dari matrik A dapat dilakukan dengan perintah:
sum(A,2)
Akan ditampilkan hasilnya:
ans =
34

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 4


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
34
34
34

1.5. Transpose Matrik


Transpose matrik A dapat dituliskan dengan menambahkan apostrof (tanda petik
tunggal) pada A, seperti berikut:
A’
Hasilnya akan ditampilkan:
ans =
16 5 9 4
3 10 6 15
2 11 7 14
13 8 12 1
Untuk menghitung transpose dari matrik B yang berupa matrik kolom:
B=[3 4 12 1 5]
Hasilnya adalah:
B =
3 4 12 1 5
Dan transposenya dapat dituliskan dengan
B’
Hasilnya adalah:
ans =
3
4
12
1
5

1.6. Diagonal Matrik


Untuk menentukan nilai elemen-elemen pada diagonal utama dari matrik A dapat
dilakukan dengan menuliskan perintah diag(A), seperti berikut:
diag(A)
Hasilnya adalah:
ans =
16
10
7
1

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 5


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.7. Menentukan Nilai Elemen Matrik
Untuk menentukan nilai elemen dari matrik A, dapat dituliskan dengan
A(baris,kolom) karena A adalah array 2D. Misalkan mengambil nilai A pada baris ke 3
dan kolom ke 2 maka ditulis dengan
A(3,2)
Hasilnya adalah:
ans =
6
Untuk mengambil beberapa nilai dari matrik A, maka digunakan operator colon (:),
misalkan untuk mengambil nilai A baris ke 1, kolom 2 sampai dengan 4 dapat dituliskan
dengan:
A(1,2:4)
Hasilnya adalah:
ans =
3 2 13
Untuk mengambil nilai pada baris kedua saja, dapat dilakukan dengan
A(2,:)
Hasilnya adalah:
ans =
5 10 11 8
Dan untuk mengambil nilai pada kolom ke tiga saja dapat dilakukan dengan:
A(:,3)
Hasilnya adalah:
ans =
2
11
7
14
Operator colon ini juga dapat digunakan untuk membuat deret, misalkan untuk
membuat deret 1 s/d 10 yang dimasukkan sebagai variabel D adalah:
D=1:6
Hasilnya adalah
D =
1 2 3 4 5 6

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 6


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Pembuatan deret dengan langkah tertentu dilakukan dengan memasang satu tanda colon
lagi, misalkan membuat deret bilangan ganjil yang lebih kecil dari 10, dapat dituliskan
dengan:
Dganjil=1:2:10
Hasilnya adalah:
Dganjil =
1 3 5 7 9

1.8. Bujursangkar Ajaib


Untuk mendapatkan bujursangkar ajaib dapat dilakukan dengan menuliskan magic(n),
dimana n adalah ukuran bujursangkar yang akan dibuat.
M=magic(4)
Hasilnya adalah:
M =
16 2 3 13
5 11 10 8
9 7 6 12
4 14 15 1
Perhatikan jumlah kolom dan jumlah baris pada matrik M di atas adalah sama. Jumlahan
kolom adalah:
sum(M)
Hasilnya adalah
ans =
34 34 34 34

Jumlahan barisnya adalah:


sum(M,2)
Hasilnya adalah:
ans =
34
34
34
34

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 7


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.9. Membuat Matrik Nol
Untuk membuat matrik nol (matrik yang semua elemennya bernilai nol) menggunakan
perintah zeros(n) dimana n adalah ukuran matrik. Untuk membuat matrik nol berukuran
4×4 dapat ditulis:
Z=zeros(4)

Hasilnya adalah
Z =
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
Dan untuk membuat matrik nol berukuran 3×5 dapat ditulis:

Z=zeros(3,5)

Hasilnya adalah:
Z =
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0
0 0 0 0 0

1.10. Membuat Matrik Uniform

Untuk membuat matrik uniform (dimana setiap elemennya bernilai sama) dapat
menggunakan perintah ones(n) atau ones(m,n) dimana m dan n adalah ukuran matrik.
Untuk membuat matrik uniform bernilai satu berukuran 4×4 dapat ditulis:
S=ones(4)
Hasilnya adalah:

S =
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1

Untuk membuat matrik uniform bernilai 6 berukuran 3×5 dapat ditulis:


S=6*ones(3,5)

Hasilnya adalah
S =
6 6 6 6 6
6 6 6 6 6
6 6 6 6 6

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 8


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.11. Membuat Matrik Identitas
Untuk membuat matrik identitas dapat digunakan perintah eye(n) dimana n
adalah ukuran matrik. Untuk membuat matrik identitas berukuran 4×4 dapat ditulis:
I=eye(4)
Hasilnya adalah:
I =
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1

1.12. Penjumlahan Matrik


Untuk menjumlahkan dua matrik A dan B, dimana A dan B berukuran sama dapat
dilakukan dengan operator plus (+), Misalkan:
>> A=[2 4 3;5 2 1; 0 2 3]
A =
2 4 3
5 2 1
0 2 3

>> B=[2 6 5;1 1 1; 2 0 1]


B =
2 6 5
1 1 1
2 0 1

>> C=A+B
C =
4 10 8
6 3 2
2 2 4

Operator (+) bisa juga dilakukan pada lebih dari dua matrik, misalkan :
D=A+B+C
Hasilnya:
D =
8 20 16
12 6 4
4 4 8

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 9


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.13. Perkalian Titik Pada Matrik
Perkalian titik dua matrik A dan B dituliskan dengan A.*B yang berarti perkalian
dlikaukan pada setiap elemen, dan ukuran A harus sama dengan ukuran B.
Didefinisikan:

A. * B = aij  bij 
im, jn

Contoh :
C=A.*B
Hasilnya adalah
C =
4 24 15
5 2 1
0 0 3

1.14. Perkalian Matrik


Perkalian dua matrik A dan B dituliskan dengan A*B dimana jumlah kolom A sama
dengan jumlah baris B, didefinisikan perkalian matrik sebagai berikut:
 n 
A * B =  aik bkj 
 k =1  im1, jm 2
dimana : m1 adalah jumlah baris pada matrik A,
m2 adalah jumlah kolom pada matrik B,
n adalah jumlah baris pada matrik B atau jumlah kolom pada matrik A
Contoh:
C=A*B
Hasilnya adalah
C =
14 16 17
14 32 28
8 2 5

1.15. Menghitung Determinan Dari Matrik


Untuk menghitung determinan dari matrik A, dapat dilakukan dengan menuliskan
perintah:
det(A)
Hasilnya adalah
ans =
-22

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 10


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.16. Menghitung Nilai Eigen Matrik
Untuk menghitung nilai eigen matrik A dapat dilakukan dengan menuliskan perintah:
eig(A)
Hasilnya adalah
ans =
7.4090
-1.9398
1.5307

1.17. Menentukan Ukuran Matrik


Untuk menentukan ukuran matrik A dapat digunakan perintah size(A). Sebagai contoh
buatlah matrik A sebagai berikut:
A=[1 3 4 3;1 2 1 0;-2 1 1 1]
Hasilnya adalah
A =
1 3 4 3
1 2 1 0
-2 1 1 1
Untuk menentukan ukuran matrik A dapat dituliskan:
size(A)
Hasilnya adalah:
ans =
3 4
Untuk menentukan jumlah baris dari matrik A dapat dituliskan:
size(A,1)
Hasilnya adalah:
ans =
3
Untuk menentukan jumlah kolom dari matrik A dapat dituliskan:
size(A,2)
Hasilnya adalah:
ans =
4

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 11


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.18. Reshaping
Reshaping digunakan untuk mengubah ukuran matrik, misalkan matrik A
berukuran m1×n1 akan diubah menjadi matrik B yang berukuran m2×n2, dapat dilakukan
dengan menuliskan perintah:
B=reshape(A,m2,n2)
Sebagai contoh:
A=[1 3 4 3;1 2 1 0;-2 1 1 1]
Hasilnya adalah
A =
1 3 4 3
1 2 1 0
-2 1 1 1
Ukuran matrik A dapat dituliskan:
size(A)
Hasilnya adalah:
ans =
3 4
Matrik A akan diubah menjadi matrik B yang berukuran 6×2, dapat dituliskan:
B=reshape(A,6,2)
Hasilnya adalah:
B=
1 4
1 1
-2 1
3 3
2 0
1 1
Ukuran matrik B adalah
size(B)
Hasilnya adalah:
ans =
6 2

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 12


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.19 Fungsi-Fungsi Pada Matlab
MATLAB tidak hanya menyediakan fungsi-fungsi untuk matrik saja, tetapi juga
menyediakan fungsi-fungsi matematika, grafik, statistik dan lain-lain. Untuk fungsi
matematik, logika dan statistik, hampir semua fungsi sudah disediakan oleh MATLAB,
hanya tinggal menggunakan saja.
Fungsi-Fungsi Matematika
Fungsi matematika secara umum, dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
(1) Trigonometric
(2) Exponensial
(3) Complex
(4) Rounding and Remainder
(5) Discrete Math (e.g., Prime Factors)

Fungsi-Fungsi Trigonometrik
acos, acosh : Invers dari cosinus dan invers cosinus hiperbolik
acot, acoth : Invers dari cotangent dan invers cotangent hiperbolik
acsc, acsch : Invers dari cosecant dan invers cosecant hiperbolik
asec, asech : Invers dari secant dan invers secant hiperbolik
asin, asinh : Invers dari sinus dan invers sinus hiperbolik
atan, atanh : Invers dari tangen dan invers tangen hiperbolik
atan2 : Invers tangen pada kuadran 4
cos, cosh : Cosinus dan cosinus hiperbolik
cot, coth : Cotangent dan cotangent hiperbolik
csc, csch : Cosecant dan cosecant hiperbolik
sec, sech : Secant dan secant hiperbolik
sin, sinh : Sinus dan sinus hiperbolik
tan, tanh : Tangent dan tangent hiperbolik

Fungsi-Fungsi Exponensial
exp : Exponensial
log : Logaritma alam
log2 : Logaritma dengan bilangan dasar 2
log10 : Logaritma dengan bilangan dasar 10

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 13


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
nextpow2 : Pangkat 2 berikutnya yang lebih tinggi
pow2 : Exponensial dengan bilangan dasar 2
sqrt : Akar

Fungsi-Fungsi Complex
abs : Nilai absolute
angle : sudut phase
complex : membangun bilangan komplek yang terdiri real dan imajiner
conj : Conjugate
imag : Bagian imajiner
isreal : Cek untuk bagian real
real : Bagian real

Fungsi-Fungsi Rounding dan Remainder


fix : Membulatkan ke arah nol
floor : Membulatkan ke bawah
ceil : Membulatkan ke atas
round : Membulatkan ke bilangan bulat terdekat
mod : Sisa pembagian
sign : Tanda negatif/positif

Fungsi-Fungsi Discrete Math (e.g., Prime Factors)


factor : Faktor bilangan prima
factorial : Fungsi faktorial
gcd : Faktor pembagian terbesar
isprime : cek bilangan prima
lcm : Faktor persekutuan terkecil
nchoosek : Kombinasi (n,k)
perms : Permutasi
primes : Menampilkan bilangan prima

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 14


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Contoh 1 :
Untuk menentukan faktor-faktor prima dari 120 dituliskan:
factor(120)
Hasilnya adalah:
ans =
2 2 2 3 5

Contoh 2:
Untuk menentukan bilangan prima yang lebih kecil dari 50 adalah:
primes(50)
Hasilnya adalah:
ans =
Columns 1 through 12
2 3 5 7 11 13 17 19 23 29 31 37
Columns 13 through 15
41 43 47

Contoh 3:
Untuk menampilkan nilai sinus 0, /2, , 3/2, dan 2 adalah:
x=0:pi/2:2*pi;
y=sinus(x)
Hasilnya adalah:
ans =
0 1.0000 0.0000 -1.0000 -0.0000

Fungsi-Fungsi Statistik
Fungsi-Fungsi Statistik Deskriptif
corrcoef - Correlation coefficient.
cov - Covariance
geomean - Geometric mean.
harmmean - Harmonic mean.
hist - Histogram
kurtosis - Kurtosis.
mad - Median Absolute Deviation.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 15


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
mean - Sample average (in matlab toolbox).
median - 50th percentile of a sample.
moment - Moments of a sample.
range - Range.
skewness - Skewness.
std - Standard deviation ((in matlab toolbox).
tabulate - Frequency table.
trimmean - Trimmed mean.
var - Variance (in matlab toolbox).

Fungsi-Fungsi Ekspektasi
betastat - Beta mean and variance.
binostat - Binomial mean and variance.
chi2stat - Chi square mean and variance.
expstat - Exponential mean and variance.
fstat - F mean and variance.
gamstat - Gamma mean and variance.
geostat - Geometric mean and variance.
hygestat - Hypergeometric mean and variance.
lognstat - Lognormal mean and variance.
nbinstat - Negative binomial mean and variance.
normstat - Normal (Gaussian) mean and variance.
poisstat - Poisson mean and variance.
raylstat - Rayleigh mean and variance.
tstat - T mean and variance.
unidstat - Discrete uniform mean and variance.
unifstat - Uniform mean and variance.
weibstat - Weibull mean and variance.

Fungsi-Fungsi Pembangkitan Bilangan Acak


betarnd - Beta random numbers.
binornd - Binomial random numbers.
chi2rnd - Chi square random numbers.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 16


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
exprnd - Exponential random numbers.
frnd - F random numbers.
gamrnd - Gamma random numbers.
geornd - Geometric random numbers.
hygernd - Hypergeometric random numbers.
lognrnd - Lognormal random numbers.
mvnrnd - Multivariate normal random numbers.
mvtrnd - Multivariate t random numbers.
nbinrnd - Negative binomial random numbers.
normrnd - Normal (Gaussian) random numbers.
poissrnd - Poisson random numbers.
random - Random numbers from specified distribution.
raylrnd - Rayleigh random numbers.
trnd - T random numbers.
unidrnd - Discrete uniform random numbers.
unifrnd - Uniform random numbers.
weibrnd - Weibull random numbers.

Fungsi-Fungsi Testing Hipotesa


ranksum - Wilcoxon rank sum test (independent samples).
signrank - Wilcoxon sign rank test (paired samples).
signtest - Sign test (paired samples).
ztest - Z test.
ttest - One sample t test.
ttest2 - Two sample t test.

Fungsi-Fungsi Testing Distribusi


jbtest - Jarque-Bera test of normality
kstest - Kolmogorov-Smirnov test for one sample
kstest2 - Kolmogorov-Smirnov test for two samples
lillietest - Lilliefors test of normality

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 17


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Contoh 3:
Buatlah 10 bilangan acak yang berdistribusi normal, lalu hitung rata-rata dan variansnya.
x=randn(1,10)
rata2=mean(x)
varian=var(x)
Hasilnya adalah:
x =
Columns 1 through 7
-0.4326 -1.6656 0.1253 0.2877 -1.1465 1.1909 1.1892
Columns 8 through 10
-0.0376 0.3273 0.1746
rata2 =
0.0013
varian
0.8162

Contoh 4:
Buatlah 10 bilangan acak, uji apakah bilangan acak tersebut berdistribusi normal dengan
rata-rata 0.5 dan tingkat kepercayaan 0.05.
>> x=rand(1,10)
x =
Columns 1 through 7
0.5936 0.4966 0.8998 0.8216 0.6449 0.8180 0.6602
Columns 8 through 10
0.3420 0.2897 0.3412
>> m=mean(x)
m =
0.5908
>> H=ttest(x,0.5,0.05,0)
H =
0
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian rata-rata dengan T-test. Karena H=0, maka
hipotesa diterima.

Contoh 5:
Diketahui jumlah kedatangan mobil di Persimpangan Willem Iskandar Unimed setiap 5
menit dimulai jam 10.00 adalah:
x = [10 5 8 7 9 3 5 4 7 3 4 2 1]
Ekspektasi ada 3 yaitu rata-rata, varians dan skewness
rata2=mean(x)
varian=var(x)
skew=skewness(x)

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 18


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Hasilnya adalah:
m =
5.2308
varian =
7.6923
s =
2.7735
skew =
0.2396
Dari hasil ekspektasi di atas, dapat dikatakan bahwa jumlah mobil yang lewat di
Persimpangan Willem Iskandar Unimed adalah antara 2 sampai dengan 8 (mean-std s/d
mean+std), dengan kecenderungan turun (skew<1)

Fungsi-Fungsi Grafik
box : Axis box for 2-D and 3-D plots
errorbar : Plot graph with error bars
hold : Hold current graph
loglog : Plot using log-log scales
polar : Polar coordinate plot
plot : Plot vectors or matrices.
plot3 : Plot lines and points in 3-D space
plotyy : Plot graphs with Y tick labels on the left and right
semilogx : Semi-log scale plot
semilogy : Semi-log scale plot
subplot : Create axes in tiled positions

Contoh 6:
Gambarkan grafik y=sin(3x) untuk x=0 s/d 2
x=0:0.1:2*pi;
y=sin(3*x);
plot(x,y)
grid

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 19


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Hasilnya adalah:

Gambar 1.2. Grafik sin(3x)


Terlihat bahwa hasil gambarnya putus dan tidak dapat memenuhi layar, Untuk
memperbaiki hasil grafik ini dapat diatur batas sumbu koordinatnya dengan
menggunakan perintah axis([x1 x2 y1 y2]) dimana x1 dan x2 adalah batas untuk sumbu
x, y1 dan y2 adalah batas untuk sumbu y.
Tuliskan perintah:
axis([0 2*pi -1 1])
Hasilnya adalah:

Gambar 1.3. Grafik sinus dengan perbaikan sumbu koordinat

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 20


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Contoh 7:
Gambarlah grafik polar untuk menggambarkan rose 4 daun dengan menggunakan fungsi
polar r=sin(2*)
teta=0:0.01:2*pi;
r=sin(2*teta);
polar(teta,r)
Hasilnya adalah:

Gambar 1.4. Grafik rose 4 daun

1.20. Membuat Program Sederhana Dan Pengolahan File

1.20.1. Menyimpan Data Ke File


Untuk menyimpan data matrik ke file dapat dilakukan dengan menggunakan perintah
save nama_file nama_variabel. Syaratnya adalah ukuran matrik harus sama. Misalkan
menyimpan matrik :
 2 1 − 1 2
A = 3 1 0 3
1 2 1 0

Perintahnya adalah:
A=[2 1 -1 2;3 1 0 3;1 2 1 0];
save data1 A
Perhatikan pada folder aktif, terdapat file data1.

1.20.2. Memanggil Data Dari File


Untuk memanggil data dari file dapat dilakukan dengan menggunakan perintah
load nama_file. Variabelnya akan mengikuti variabel yang digunakan pada waktu
penyimpanan.
load data1
Untuk melihat variabel yang aktif gunakan perintah whos:
whos
Hasilnya adalah:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 21


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Name Size Bytes Class
A 3x4 96 double array
Grand total is 12 elements using 96 bytes
Terdapat 1 variabel A yang berupa matrik berukuran 3×4.
Ketikkan A
Hasilnya adalah:
A =
2 1 -1 2
3 1 0 3
1 2 1 0
1.20.3. M-File
Salah satu file penting di dalam MATLAB adalah M-File, file ini adalah file program
yang dapat dijalankan dalam lingkungan MATLAB, dan dinamakan dengan M-File
karena nama ekstensinya adalah .M.
Program adalah sekumpulan perintah yang disusun sedemikian hingga dapat menjalan
suatu tugas tertentu. Karena itulah dalam M-File, terisi perintah-perintah MATLAB
yang secara kesatuan menjalankan suatu tugas tertentu.
Sebagai contoh:
x=0:10
y=x.^2-2.*x+1;
plot(x,y)
Program ini berfungsi untuk menggambar fungsi kuadrat y=x2-2x+1 untuk x=0,1,2,...10,
program ini disimpan dalam M-File misalkan dengan nama kuadrat.m, untuk
menjalankan program M-File cukup dituliskan nama filenya, jadi untuk contoh diatas
tinggal menuliskan kuadrat pada command windows, akan dapat menjalankan program.
Langkah-langkah untuk membuat M-File baru: Pilihlah new file dengan memilih icon
new pada menu yang ada di bagian kiri atas layar.

New File Open File

Gambar 1.5. Tampilan menu pada desktop MATLAB

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 22


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Untuk membuka M-file dapat dipilih menu Open File pada menu desktop MATLAB di
sudut kiri atas layar.

1.20.4. Membuat Program Sederhana

Contoh program 1:
Membuat program di dalam MATLAB untuk menentukan akar persamaan
kuadrat dengan memasukkan nilai konstanta pada persamaan kuadrat. Alur program
adalah sebagai berikut :

Nilai a,b,c Nilai x1 dan x2


Proses
Perhitungan Akar

Gambar 1.6. Diagram alir untuk program persamaan kuadrat


Tuliskan M-File dengan program berikut:
%Input
a=input('a = ');
b=input('b = ');
c=input('c = ');

%Menentukan persamaan kuadrat


p=[a b c];

%Menentukan akar persamaan kuadrat


x=roots(p);

%Menampilkan hasil akar


fprintf('Akar persamaan kuadrat:\n');
fprintf(' x1 = %1.3f\n',x(1));
fprintf(' x2 = %1.3f\n',x(2));

Simpan program ini ke dalam M-File dengan nama file akar2.m. Untuk menjalankan
program ini ketikkan:
akar2
Contoh hasil dengan memasukkan a=1, b=4 dan b=3 adalah:
a = 1
b = 4
c = 3
Akar persamaan kuadrat:
x1 = -3.000
x2 = -1.000

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 23


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Contoh program 2:

Membuat program untuk mendapatkan suatu kurva polynomial yang melewati semua
titik data, sebagai contoh diketahui titi-titik data sebagai berikut:
x(i) 1 4 7 9
y(i) 8 4 5 1
Hasil program berupa polynomial, dan grafik yang berupa grafik data dengan simbol
lingkaran dan grafik fungsi pendekatan dalam garis.
Tulislah program berikut:
%Input data berupa vektor
x=input('x = ');
y=input('y = ');
n=size(x,2);

%Menggambar data
plot(x,y,'o')

%Menghitung polynomial pendekatan


p=polyfit(x,y,n-1)

%Menghitung nilai minimal, minimal dan step pada x


xmin=min(x);
xmaks=max(x);
dx=(xmaks-xmin)/100;

%Menghitung kurva dengan polynomial pendekatan yang dihasilkan


%dari xmin sampai xmaks dengan step dx
u=xmin:dx:xmaks;
z=p(n)*ones(size(u));
for i=n-1:-1:1
z=z+p(i)*u.^(n-i);
end

%Menggambar kurva pendekatan


hold on
plot(u,z,'r')
Simpan program ini dalam file kurvafit.m, untuk menjalankan ketikkan nama filenya.
kurvafit
Contoh hasilnya adalah:
x = [1 4 7 9]
y = [8 4 5 1]
p=
-0.0931 1.3944 -6.3514 13.0500
Dan grafiknya adalah:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 24


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 1.7. Contoh hasil kurva fitting

Membuat Fungsi Sendiri


Pada dasarnya hampir semua fungsi matematik standard sudah disediakan oleh
MATLAB, tetapi MATLAB masih mengijinkan pemakai untuk membuat fungsi sendiri,
karena banyak pemakai yang justru membutuhkan fungsi yang tidak disediakan oleh
MATLAB, contohnya fungsi menghitung jarak antara dua matrik A dan B
Berikut ini adalah contoh fungsi untuk menghasilkan jarak antara dua matrik A dan B
dengan rumus jarak euclidian:

d=  (a
i j
ij − bij )
2

function d=jarak(A,B)
% Fungsi untuk menghitung jarak antara dua matik
%
d=sqrt(sum(sum(A-B).^2));
Simpanlah program di atas dengan nama file yang sama dengan nama fungsinya yaitu
jarak.m
Untuk menjalankan fungsi ini, pertama kali dibuat matrik A dan B yang berukuran sama,
contohnya sebagai berikut:
A=[1 3 2 1;5 6 4 3;0 2 1 0]
B=[1 1 1 1;5 4 3 2;0 1 2 1]
Kemudian ketikkan seperti aturan umum fungsi di dalam MATLAB:
jarak(A,B)
Hasilnya adalah:
ans =
5.0990

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 25


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.21. Tool Box: Simulink Matlab
Simulink Matlab Merupakan tool pada program Matlab yang digunakan untuk
menjalankan simulasi berbagai bidang teknologi. Pada bidang Teknik Elektro, simulink
banyak digunakan untuk menguji unjuk kerja sebuah sistem tenaga listrik. Untuk
menjalankan simulink matlab. Pada toolbar Matlab dimulai dengan Membuka jendela
simulink melalui perintah : File→New→Model, kemudian pada Windows Untitled dari
Simulink , klik simbol Library Browser yang terdapat pada toolbar simulink seperti
ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 1.8. Memulai membuka Simulink pada Matlab

Gambar 1.9. Tampilan tool box dan Untitled Simulink


Sebagai Media Simulasi pada Matlab

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 26


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1.22. Menjalankan Simulasi Bilangan Kompleks pada Simulink
Bilangan Komplek merupakan persamaan bilangan yang sering digunakan pada
bidang ketenagalistrikan. Bilangan kompleks (Imajiner) terdiri dari 2 bentuk yaitu;
Bentuk Polar dan Bentuk Rectangular. Konversi bilangan kompleks dari bentuk
Rectangular ke bentuk polar dapat dijalankan dengan bantuan simulasi Simulink Matlab.
Berikut dijelaskan proses menjalankan simulasi bilangan komplek pada Simulink.
Model matematis untuk sebuah persamaan bilangan rectangular A= 2+j4, untuk
di ubah menjadi bentuk rectangular dilakukan dengan persamaan:

Dan sudut yang dibentuk, adalah: = 63,430

Dalam bentuk simulasi diberikan dengan tahapan sebagai berikut:

Gambar 1.10..Simulasi Pengubah Bilangan Komplek

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 27


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Hasil dari proses simulasi nilai A= 2+j4 ke bentuk persamaan Polar Adalah:
A=2+j4 = 4,472 <63,430
Solusi Tahapan Pengerjaan Pengubah Bentuk Polar ke Rectangular menggunakan
program simulasi M.File Matlab dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
Langkah 1. Buka Model dan Library Brouser pada Simulink Matlab berikut ini:
Klik tools constant yang terdapat pada brouser “sources” dan Klik kanan lalu pindahkan
ke Media Simulink.

Gambar 1.11.: Langkah pekerjaan 1


Langkah 2. Ambil tools complex to magnitude angle pada Library Brouser lalu geser
ke media simulink seperti gambar langkah 3

Gambar 1 Langkah mengambil tools complex to magnitude angle

Langkah 3. Ambil tools display melalui sinks pada Library Brouser lalu geser ke
media simulink seperti gambar 4.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 28


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 1.12 Langkah mengambil display dari sinks pada library brouser
Langkah 4. Ambil tools mux melalui signal routing pada Library Brouser lalu geser ke
media Simulink seperti gambar 7

Gambar 2 Tools mux melalui signal routing pada Library Brouser lalu geser ke
media Simulink

Langkah 1.13. Ambil tools function melalui User difined function pada Library
Brouser lalu geser ke media Simulink seperti gambar 8.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 29


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 1.14 Langkah mengambil tools function melalui User difined function pada
Library Brouser
Dari gambar 8 susunlah rangkaian simulasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dengan menarik garis tiap komponen seperti gambar 6 berikut ini dengan
identitas blok diisi dengan parameter/nilai yang telah ditentukan sebagai berikut:

Gambar 1.15. Model Pengubah Rectangular ke polar

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 30


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Pada gambar 9: Blok constant A diisi dengan 2+4i (sesuai kasus) dalam Simulink
matlab bagian imaginer dari bentuk rectangular dinyatakan dengan notasi i
(imaginer).Blok fcn (fubtion) diisi dengan proses perkalian megubah data keluaran
dalam bentuk radian yang dikonversi dengan suatu constant pengubah radian ke derajat
(1 radian = 180/pi)
Pada kotak fcn diketik u[1] * u[2] artinya sinyal data yang dikeluarkan oleh mux yang
memiliki keluaran dua out put dikalikan antara input satu dengan input 2 (dari fungsi
mux) lihat gambar 9.
Langkah 6. Proses simulasi analisis pengubah bentuk Rectangular ke bentuk Polar
dilakukan dengan tahap 6 seperti gambar berikut:

Tombol Run Simulation: Menjalankan proses pengubah bentuk


Rectanglar ke dalam bentuk polar

Gambar .16 Proses menjalankankan (run) simulasi analisis pengubah bentuk


Rectangular ke bentuk Polar

Selesaikan simulasi berikut dengan tahapan-tahapan identik seperti


langkah penjabaran project I, untuk kasus dengan contoh bentuk polar 2 < 450 ke dalam
bentuk A+ jB

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 31


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar .17 Kasus contoh bentuk polar 2 < 450 ke dalam bentuk A+ jB

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 32


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
LATIHAN 1
(1) Diketahui 3 matrik A, B dan C berikut ini:
 2 1 0 1 1 1 −1 0 1 
A = 3 0 3 B = 1 2 1 C = − 2 4 − 2
   
0 − 2 1 1 1 1  0 1 − 1
Tuliskan perintah untuk:
a) Menuliskan ketiga matrik di atas
b) Menghitung determinan dari matrik A, B dan C
c) Menghitung diagonal dari matrik A,B dan C
d) Menghitung det(A-I) dimana I adalah matrik identitas
e) Menghitung perkalian titik A.*B dan A.*C
f) Menghitung perkalian matrik A*B dan A*C
g) Menghitung perkalian matrik C*B*A
h) Apakah A.*B = B.*A ?
i) Apakah A*B = B*A ?
j) Untuk perkalian titik, perhatikan sifat mana saja yang dapat dipenuhi, tertutup,
komutatif dan assosiatif ?
k) Untuk perkalian titik, perhatikan sifat mana saja yang dapat dipenuhi, tertutup,
komutatif dan assosiatif ?

(2) Selesaikan persamaan linier simultan berikut ini:


x + y + 2z + 3w + u =10
2x + 2y - 2z + w - u = 5
x - y + z - 3w + u = 0
2x + y + z + 2w + u = 8
x + y + z + w + u = 6
Perhatikan nilai determinan dan nilai eigen dari matrik dari persamaan linier simultan di
atas.

(3) Ubahlah matrik A dibawah ini menjadi vektor V dan perhatikan apakah perbedaan
sum pada A dan sum pada V?
A =
4 8 8 8
9 5 0 5
4 2 6 7
4 6 3 4
(2) Buatlah grafik 1-e-at dimana 0<t<10 dengan step 0.1 dan a=0.5
(3) Buatlah gambar roda gigi

Gambar 8. roda gigi dengan koordinat polar

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 33


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 2.
PERCOBAAN HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

2.1 PERCOBAAN DASAR HUKUM OHM (Arus,Tegangan Resistif)


A. Tujuan : - Memahami konsep dasar hukum Ohm.
- Mempelajari hubungan antara tegangan dan arus pada Elemen Resistansi

Hukum Ohm memberikan pernyataan bahwa Arus Listrik yang mengalir dalam suatu
Rangkaian sebanding dengan Beda potensial (Sumber Tegangan), dinyatakan dalam:

B. Perangkat yang Digunakan: Unit komputer (Hard-Ware dan Soft-Ware)

C. Prosedur Percobaan
1. Membuat dasar skema rangkaian dengan sebuah sumber tegangan dan beban
Resistif menggunakan perangkat lunak matlab (seperti gambar 1)

Gambar 2.1. Rangkaian Pengukuran Arus


2. Masukkan Data tegangan 12 V, dan nilai resistansi 10 Ohm, ukurlah arus
rangkaian menggunkan ampere meter yang terhubung seri dengan rangkaian.
3. Untuk memperoleh nilai resistansi murni pada matlab, ambil serises RLC
Branch dan set nilai R= Konstanta, L= 0 dan C= inf (ikuti petunjuk
pembimbing)
4. Ubah nilai tegangan dan tahanan yang berbeda secara variasi
5. running program step 2 dan step 3.
6. Catat harga pengukuran pada lembar kerja pada table 1, berdasarkan step 4.

D. Analisis Percobaan: Buktikan hasil pembacaan simulasi dengan hasil perhitungan


dari data simulasi di atas.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 34


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
E Tabel 1. Analsis dan hasil percobaan hukum dasar Ohm
Resistansi Hasil Pembacaan Hasil Perhitungan
No Tegangan Sumber (V)
(Ohm) Ampere Meter Manual
1 12 10 … …….

2 … … … ……

3 … … … ……

2. 2 Percobaan karakteristik Resistif.


A,Tujuan : - memahami karakteristik beban resistif berdasarkan analisis hukum Ohm
-Memahami metoda pegukuran R yang tidak diketahui dengan
menggunakan alat ukur ampere meter dan volt meter
- mampu membuat rangkaian dasar hukum Ohm menggunakan simulasi
matlab

B. Perangkat yang Digunakan; Unit komputer (Hard-Ware dan Soft-Ware)

C. Prosedur Percobaan:
1. Buatlah rangkaian seperti gambar 2

Gambar 2.2. Pengukuran I dan V

2. Set nilai R=15 Ohm (sebagai Asumsi)


3. Set tegangan sumber secara bervariasi dari 2, 4, 6…16 Volt
4. Setiap kenaikan tegangan catat hasil tegangan pada table 2.

D. Analisis Percobaan
1. Buatlah pada kertas Grafik Hubungan antara tegangan dan arus
2. Hitunglah besar nilai tahanan menggunakan Grafik. Cek kebenarannya dengan data
nilai tahanan R yang di set sebagai asumsi

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 35


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
E. Tabel 2. Hasil Percobaan Karakteristik Resistif
No Teg. (V) Arus (V)
1 2 …
2 4 … V2
3 6 …
4 8 … R=
V2 - V1
5 10 … I2 - I1
6 12 …
V1
7 14 …
8 16 …
I1 I2
I(Ampere)

Gambar 3.3. Tabel dan Grafik

2.3. Percobaan Hukum Kirchhoff

2.3.1 Hukum Kirchhoff I: Hukum arus


Defenisi “Jumlah aljabar semua arus yang menuju ke suatu titik-hubung sama dengan
nol, atau arus yang memasuki sebuah simpul sama dengan arus yang meninggalkannya.
A.Tujuan: Memahami hukum Arus Kirchhoff dan mampu membuat rangkaian dasar
hukum khirchhoff I menggunakan simulasi matlab
Secara matematik hubungan pada gambar 3. dapat ditulis:
i1+ i1+ i1+ i1……+ i1= I = 0

i4
i1

i2 i3

Gambar. 3.4. Titik-Hubung Rangkaian.

Gambar hubungan parallel tiga buah resistansi yang terhubung pada sebuah
sumber tegangan (v) di berikan pada gambar 4.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 36


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
i1

i2 i3 i4
+
V
R1 R2 R3

Gambar 4. Hubungan arus dalam rangkaian paralel


Hubungan persamaan arus dalam rangkaian gambar 4 diberikan sebagai berikut:
i1= i2+ i3+ i4

B. Perangkat yang Digunakan; Unit komputer (Hard-Ware dan Soft-Ware)


C. Prosedur Percobaan
1. Buatlah Rangkaian pada gambar 5. dengan data-data sebagai berikut:
-Tegangan Sumber (V) = 100 Volt
-Resistansi (R1) = 10 Ohm
-Resistansi (R2) = 30 Ohm
-Resistansi (R3) = 50 Ohm

Gambar 3. 5. Rangkaian Percobaan Hukum Khirchoff


2. Nilai resistansi pada matlab di set melalui seperti pada percobaan yang diberikan
pada prosedur I.1
3. Tegangan,Resistansi, Current Meseurement, dan Display diperoleh dari Library
matlab (ikuti petunjuk Dosen pembimbing)

D. Analisis Percobaan:
1. Analisis secara manual data-data yang diberikan pada langkah 1 untuk mencari nilai
arus sumber, arus pada masing-masing resistor.
2. verifikasi hasil perhitungan dengan data-data yang diberikan pada Display untuk
mengecek kebenaran hasil manual dan konsep hokum arus Kirchhoff

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 37


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
E. Tabel 3. Percobaan Hukum Khirchhoff I
Data Analisis Manual Hasil Simulasi
Tegangan Sumber (V) =…….. Isumber= V/Req (cari nilai Req) ISumber =……...
=………….
R1=……. I1 = V/R1 I1 = ………
I1 =…………
R2=…… I2 = V/R2 I2 = …..…
I2 =…………
R3=…… I3 = V/R3 I3 =………
I3 =…………
Isumber= I1+ I2+ I3
=………….

2.3.1 Hukum Kirchhoff II: Hukum Tegangan


Defenisi: jumlah aljabar semua tegangan yang diambil menurut arah tertentu sepanjang
jalur yang tertutup adalah nol.
Penerapan hukum tegangan kirhhoff pada rangkaian diberikan pada gambar 6.
R1
I+
+
+
R2
V

+
R3
Gambar 3.6. Rangkaian Hubungan Seri
Untuk drop tegangan pada masing-masing elemen di tulis dalam persamaan:
V- iR1 – iR2 – iR3 = 0
Atau:
V = iR1 . iR2 . iR3
V = I . (R1 . R2 . R3 )

A. Tujuan Percobaan: Memahami karakter hukum tegangan kirchhoff dan mampu


membuat rangkaian dasar hukum khirchhoff II menggunakan simulasi matlab

B. Perangkat yang Digunakan; Unit komputer (Hard-Ware dan Soft-Ware)

C. Prosedur Percobaan
1.Buatlah Rangkaian pada gambar 7. dengan data-data sebagai berikut:
-Tegangan Sumber (V) = 100 Volt
-Resistansi (R1) = 5 Ohm
-Resistansi (R2) = 10 Ohm
-Resistansi (R3) = 40 Ohm

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 38


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 3.7. Gambar rangkaian percobaan Hubungan Seri
2. Untuk memperoleh resistansi murni set L=0 dan C= inf pada isian data series
resiatnsi branch.
3. Tegangan,Resistansi, Current Meseurement, dan Display diperoleh dari Library
matlab

D. Analisis Percobaan:
1. Analisis secara manual data-data yang diberikan pada langkah 1 untuk mencari nilai
Drop tegangan pada masing-masing resistor.
2. Verifikasi hasil perhitungan dengan data-data perhitungan dengan hasil simulasi
yang ditunjukkan pada Display untuk mengecek kebenaran hasil manual dan konsep
hukum arus kirchhoff melalui simulasi

E. Tabel 4 Percobaan Hukum Khirchhoff II


Data Simulasi Analisis Manual Hasil Simulasi
Tegangan Sumber (V) =…….. I = V/Req (cari nilai Req)
=………….
R1=……. V1 = I .R1 V1 = ………
V1 =…………
R2=…… V2 = I .R2 V2 = …..…
V2 =…………
R3=…… V3 = I. R3 V3 =………
V3 =…………
VSumber= V1+V2+V3
=………….

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 39


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
2.3.2. Penerapan Hukum Dasar Rangkaian
A. Tujuan: Memahami konsep dasar hukum rangkaian menggunakan konsep arus mata
jala.
Contoh: Tentukan besar arus dalam sistem rangkaian listrik dibawah ini

20 Ohm Q 10 Ohm

i1 i3
80 Volt 10 Ohm 90Volt

i2

P 15 Ohm
Gambar 3.8. Kombinasi Rangkaian seri dan Paralel

Solusi:
(Review menggunakan konsep penyelesaian menggunakan matriks sebagai dasar teori
sbb)
Dengan menggunanakan hokum khircof arus dan tegangan diperoleh persamaan linier
sebagai berikut:

Tititk P : i1 - i2 + i3 = 0 Misalkan:
Titik Q : -i1 + i2 - i3 = 0 x1 = i 1
Loop Kanan : 10i2 + 25i3 = 90 x2 = i 2
Loop Kiri : 20i1 + 10i2 = 80 x3 = i 3
(Penyelesaian dapat menggunakan persamaan linier dan sistem eliminasi gasuss)
dengan eliminasi gauss: Maka ke empat persamaan tersebut dapat ditulis:

x1 - x2 + x3 = 0  1 −1 1 0 
 
-x1 + x2 - x3 = 0 Dapat dibentuk dalam ~ − 1 1 − 1 0 
10x2 + 25x3 = 90 matriks lengkap A=
 0 10 25 90
20x1 + 10x2 = 80  
 20 10 0 80 

x1 x2 x3 b
x1 x2 x3 b

Sistem pengenolan matriks (eliminasi) merupakan cara uyang sederhana dalam


menyelesaikan persamaan diatas untuk memperoleh arus (i1, i2, dan i3) dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 40


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
 1 −1 1 0 
− 1 1 − 1 0  baris 2 + baris1
 
 0 10 25 90
 
 20 10 0 80  baris 4 − (20 / n)baris1

1 − 1 1 0
0 0 0 0  baris 2 ditukar(ubah) denganbaris empat

0 10 25 90 dan posisi baris 3 menjadibaris 2
 
0 30 − 20 80  posisi baris 4 menjadibaris 3

1 − 1 1 0
0 10 25 90
 
0 30 − 20 80  baris3 − (3 * n)baris 2
 
0 0 0 0

1 − 1 1 0  → maka x1 − x2 + x3 = 0...........1
0 10 25 
90  → maka 10 x 2 + 25 x3 = 90...........2

0 0 − 95 − 190  → maka − 95 x3 = − 190....................3
 
0 0 0 0 

jika kita selesaikan secara berurutan dari hasil (3 s.d 1) maka:


− 190
− 95 x3 = − 190 → x3 = =2
− 95

subsitusi hasil x3 ke persamaan hasil 2 diperoleh:


10 x 2 + 25 x3 = 90 → 10 x 2 + 25(2) = 90
90 − 50
x2 = =4
10
dan:
x1 – x2 + x3 = 0 → x1 – 4 + 2 =0
x1 =4–2
x1 =2

sehingga arus listrik masing masing diperoleh:


i1 = 2, i2 = 4 dan i3 = 2

Proses analisis Diatas setelah dipahami menggunakan konsep matematis, dapat juga
secara praktis dikerjakan dengan menggunakan M.File Matlab Dan Simulink Matlab
sebagai berikut.
>> a=[1 -1 1 0; -1 1 -1 0; 0 10 25 90; 20 10 0 80];
b=rref(a);
>> a

a=

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 41


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1 -1 1 0
-1 1 -1 0
0 10 25 90
20 10 0 80

>> b

b=

1 0 0 2
0 1 0 4
0 0 1 2
0 0 0 0

B. Prosedur Percobaan
1. Melakukan analisis sederhana menyelesaiakan persamaan eliminasi gaus dan,
buatlah list Program sederhana menggunakan M.File untuk menjalankan proses
system analisis persamaan linier menggunakan eliminasi gauss tersebut untuk
membuktikan hasilnya.
2. Buatlah Rangkaian pada gambar 10. dengan data-data sebagai berikut
-Tegangan Sumber (V1) = 80 Volt
-Resistansi (R1) = 20 Ohm
-Resistansi (R2) = 30 Ohm
-Resistansi (R3) = 10 Ohm
-Resistansi (R4) = 15 Ohm
3. Run Simulasi tersebut.
4. Buatlah Data yang lain selain data pada langkah-2. dengan diagram rangkaian
yang sama

Gambar 3.9. Gambar Rangkaian Percobaan Kombinasi pada Simulink.

C.Analisis: Cek hasil analisis simulasi pada step-4 dengan menggunakan analisis
manual menggunakan system eliminasi gauss.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 42


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
2.3.3. Rangkaian Dasar R dan L
A. Tujuan: - Memahami karakter rangkaian R dan L
- Memahami karakter perubahan sudut arus terhadap tegangan setelah
dikombinasikan dengan komponen Induktif (faktor Kerja)

Gambar 3.10. Hubungan V dan I pada beban resistif

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 43


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 3. 11. Hubungan V dan I pada beban resistif dan Induktif
B. Prosedur Percobaan: Membuat rangkain Pada sarana Software P.Sim dengan
mengikuti petunjuk dari Dosen/Instruktur
C. Analsisis: Uraikan penjelasan terhadap hubungan antara arus dan tegangan dari
karakter percobaan yang telah dilakukan
D. Kesimpulan: Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan diatas.

I.6. dengan cara yang sama seperti langkah I.4. Ulangi percobaan untuk melihat
karakteristik komponen R dan C seperti gambar 13 berikut ini:

Gambar 11. Rangkain R dan C

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 44


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Gambar 3. 12. Bentulk Gelombang Beban beban R dan C

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 45


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 3. BASIC POWER PLAN
3.1. Kurva Beban.
A. Tujuan: Untuk memahami kondisi pembebanan dan mengetahui beban puncak dan
beban rata-rata yang di gunakan oleh konsumen tenaga listrik tiap satuan waktu.

Teori Dasar: Beban sistem tenaga listrik untuk beban yang besar di suplay melalui
jaringan substranmisi sedangkan untuk beban yang kecil di suplay melalui jaringan
distribusi. Untuk mengetahui pemakaian beban perhari, maka perlu dianalisis secara
statistik penggunaan beban oleh konsumen. Pengukuran variabel beban konsumen
tersebut dilakukan secara kotinu. misalkan beban konsumen di catat berdasarkan waktu
tertentu (Pt), maka Daya Rata-rata dapat dihitung berdasarkan analisis statistik
Contoh:
Tabel 5. Tabel Demand Load
Pengukuran Ke Jam (Wib) Laod (MW)
1 09.00-11.00 6
2 11.00-13.00 2
3 13.00-17.00 4
4 17.00-20.00 8
5 20.00-23.00 10

Maka: Total Daya yang digunakan selama pukul 09.00-23.00 adalah:


PTOTAL =  (Dt * Px)
Keterangan: DT=Interval kelas masing-masing pengukuran (D2-D1)
PX = Data pengukuran beban pada saat x-tertentu

B. Perangkat yang Digunakan; Unit komputer (Hard-Ware dan Soft-Ware)

C. Prosedur Percobaan
I. membuat list program sederhana untuk menghitung beban puncak dan beban rata-rata
dari table 5 dengan langkah sebagai berikut:
1. Open M.File pada Matlab
2. entri data pada M.File sebagai berikut:
3. Open Mfile, lalu ketik pada list program sebagai berikut:
data = [ 9 11 6 Data Beban Harian yang digunakan (MW)
11 12 2
13 17 4
17 20 8
Data Beban Harian yang digunakan (MW)
18 20 18
20 23 10];

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 46


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
4. Pilih Debug pada M.File
5. Klik Save and run (untuk menjalankan simulasi)
6. pada perintah save-as buat nama file tanpa menggunakan spasi
7. lalu save, dan program telah di jalankan (running)
ctt. Setelah di save jika kita merubah data dan me-run kembali cukup klik debug
lalu run.
8. cek hasil running program pada commond matlab
9. cek hasil plot grafik dengan melihat data statistik untuk mengetahu beban puncak
dan beban rata-rata secara praktis

Gambar 3.1. Hasil plot sederhana kurva beban

II. Dengan cara yang sama lakukan penyelesaian permasalahan beban harian (load
Demand pemakaian penggunaan sistem tenaga lsitrik dengan data-data berikut ini:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 47


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
D. Analisis
Cek hasil simulasi diatas dengan menggunakan kurva beban, dan berikan
pembahasan terhadap beban yang digunakan dengan kapasitas pembangkit yang
memungkinkan untuk melayani beban seperti diberikan pada one line diagram berikut
(beri penjelasan anda dengan berbagai fariasi data generator dan beban

LOAD

LOAD
G2
G1

G3
LOAD
Gambar 3.2. One Line Sistem Tenaga Lsitrik
E. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan terhadap program dan analisis yang telah dijabarkan
sebelumnya

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 48


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 4. BASIC POWER SYSTEM ENGGINERING
4.1. Percobaan Dasar Perhitungan Aliran Daya (Load Flow)
A. Tujuan: Memahami konsep Aliran daya Sistem Tenaga Listrik
B. Teori Dasar:
Analisis aliran daya ( Load Flow Analysis) memiliki fungsional sangat penting
sebagai bahasa komunikasi dalam sistem tenaga listrik. Hal ini disebabkan besaran-
besaran darai hasil analisa aliran daya dapat menjadi informasi utama cdalam
pengoperasian system tenaga listrikseacra keseluruhan.disamping itu juga besaran-
besaran yang dihsilkan akan menjadi sumbeer acuan untuk melakukan analisis lanjutan
seperti perhitungan hubung singkay, analsiis kestabilan atau konsep optimisasi.
Besaran-besaran hasil analsisi aliran daya yang bernilai fungsional tersebut anthara lain
meliputi nialai dan sudut fasa tegangan, aliran daya aktif maupun reaktif pada setiap
cabang saluran, posisi sadapan transformator dan sudut daya yang terjadi. Besaran
keluaran analisis aliran daya ini diperoleh dari suatu konfigurasi jaringan yang disusun
atas bus ( node) serat saluran (branch). Bus-bus yang terkait memiliki beberapa
terminology penting yaitu:

Type-type Bus
Penyelesaian masalah aliran daya ini, sistem diasumsikan bekerja pada kondisi
balanced dan permodelan satu phasa yang digunakan. Ada empat besaran yang
berhubungan dengan masing-masing bus yaitu : Besar Tegangan V , Sudut Phasa  ,
Daya Riil P, dan Daya Reaktif Q. Secara umum sistem bus diklasifikasikan dalam tiga
jenis :
1. Bus referensi ( swing/slack Bus)
bus ini memiliki karakteristik utama yaitu magnitudo dan sudut fasa tegangan
besarnya konstant serta telah ditentukan sebelumnya. Dengan demikian proses iterasi
dapat berjalan dengan baik, karena ada bus yang dapat menjamin kekurangan daya
selama proses analisis aliran daya berlangsung. Pada umunya generator dengan kapasitas
paling besar effektif berfungsi sebagai bus referens.
2. Bus generator ( P-V bus)
Jenis bus ini mempunyai tegangan dan daya aktif tertentu yang telah diketahui
sebelumnya, sedangkan nilai daya reaktif pembangkit (Qg) dan sudut fasa tegangan
akan diperoleh dari hasil aliran daya.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 49


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
3. Bus beban ( P-Q bus)
Bus ini adalah bus genetor. Dikenal juga bus voltage-controlled. Pada bus ini
dikhususkan daya real dan besar tegangan. Sudut phasa tegangan dan daya reaktif dapat
ditentukan. Batas nilai daya reaktif juga tertentu. Bus ini biasa disebut Bus P-V.

Jenis Bus Besaran yang diketahui Besaran yang tidak diketahui


Slack V =1.0 ,  = 0 P, Q
Generator (P-V Bus) P, V Q, 
Load ( P-Q bus ) P, Q ,V

4.2. Pemodelan Sistem jaringan

2
3 4

Gambar 15. Diagram Segaris Percobaan Load flow

Konsep umum dari suatu jaringan transmisi sering dinyatatakan dalam empat
buah parameter yaitu resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktasi yang dilengkapi
dengan nilai admitansi pararlel antar saluran dan netral. Sedangkan konduktansi parallel
biasanya kecil dan sering diabaikan dalam jaringan guna menentukan arus dan tegangan.
Pendekatan analisis awal dapat berbentuk model system sebanyak n bus, dengan teorema
simpul tegangan gambar diagram segaris tersebut diubah kedalam bentuk diagram
admitansi:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 50


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
I1
1

y13

y12
I3
I2 2
y34 I4

y23 3 4
y40
y20 Gambar 14. Diagram admitansi y30

Persamaan Node Voltage dari gambar(15) diagram admitansi diperoleh:


I 1 = V1 y10 + (V1 − V2 ) y12 + (V1 − V3 ) y 23
I 2 = V2 y 20 + (V2 − V1 ) y12 + (V2 − V3 ) y 23
……………….(1)
I 3 = V3 y30 + (V3 − V1 ) y13 + (V3 − V4 ) y34 + (V3 − V2 ) y 23
I 4 = V4 y 40 + (V4 − V3 ) y34
Dengan menyederhanakan persamaan diatas diperoleh persamaan sebagai
berikut:
I 1 = ( y10 + y12 + y13 )V1 − y12V2 − y13V3 + 0.0V4
I 2 = − y13V1 + ( y 20 + y122 + y 23 )V2 − y 23V3 − +0.0V4
…………………(2)
I 3 = − y13V1 − y 23V2 ( y30 + y12 + y 23 + y34 )V3 − y34V4
I 4 = 0.0V1 + 0.0V2 − y34V3 ( y 40 + y34 )V4
untuk mempermudah pembuatan algoritma numerik bentuik admitansi Y bus
persamaan (2) diatas disederhanakan ke bentuk matriks sebagai berikut:
 I 1  Y11 Y12 Y13 Y14  V1 
 I  Y Y22 Y23 Y24  V2 
 2  =  21 …………………………………...…(3)
 I 3  Y31 Y32 Y33 Y34  V3 
    
 I 4  Y41 Y42 Y43 Y44  V4 

Persamaan diatas menunjukkan model rangkaian Ybus yang menghubungkan


I (arus masuk bus) dan V ( tegangan bus terhadap tanah)., jika disederhanakan ;
I BUS  = YBUS VBUS  ………………………………………………..(4)

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 51


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
C. Perangkat Yang Digunakan : Soft-Ware dan Hard-Ware

D. Prosedur Percobaan Simulasi Aliran Daya Menggunakan Matlab:


1. Buatlah List Program sesuai dengan petunjuk Instruktur/Dosen
2. Lakukan analisis perangkat lunak terhadap data berikut:
3. Fale Basic Load Flow (Pada Komputer/CD) dibutuhkan untuk analisis Aliran
Daya

4. Run aliran daya dari list program tersebut.


5. Cek Hasilnya pada Commond Windows
E. Analisis
Dari hasil run program tersebut, buatlah analisis secara manual untuk verifikasi
dan validasi sebagai pembuktian. (dapat dibuat sebagai Tugas Take Home)

F. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan dan analisis yang telah dilakukan

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 52


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
4.3. Percobaan Analisis Hubung Singkat Satu Fasa Ketanah.
A. Tujuan : Untuk memahami konsep analisis hubung singkat menggunakan sarana
komputer
B. Teori Dasar

Zf
Ia
b
Ib
c
Ic
Gambar 15. Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa Ketanah
Gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah ditunjukkan pada gambar dibawah
ini dimana keadaan sistem selama gangguan adalah :
Ib = Ic = 0 ; Va = Ia Zf ; Ib = Ic
I0 + a2I1 + aI2 = I0 + aI1 + a2I2
(a2 – a)I1 = (a2 – a)I2
I1 = I2
(Nb. Pemahaman Operator a sebelumnya harus sudah dipelajari/diketahui)
Sehingga; Ib = I0 + a2I1 + aI2 = 0
I0 + (a2 + a)I1 = 0
I0 = -(a2 + a)I1
I0 = I1
Maka; Va = Zf Ia
V0 + V1 + V2 = Zf (I0 + I1 + I2) -
Va
V0 + V1 + V2 = 3ZfI1 +
V1
Z1
Ia1

Z2 V2
Ia2

Z0 V0
Iao

Gambar 16. Rangkaian Pengganti Gangguan Hubung Singkat Satu Phasa Ketanah

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 53


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
a
Va
Dari rangkaian pengganti didapatkan : I a1 =
Z1 + Z 2 + Z 0

Contoh Analisis (Metode Impedansi Bus)


Contoh: Sistem dengan jumlah 6 bus empat saluran:
Diagram segaris sebuah system tenaga listrik sebagi berikut:

T1 T2
G2
G
1
0.03 1 2 4 5 0.03

Gambar 17 Diagram Segaris system Tanaga Listrik

ITEM MVA VOLTAGE X1 X2 X0


RATING RATING
G1 100 13,8 kV 0.2 0.2 0.05
G2 100 13.8 kV 0.2 0.2 0.05
T1 100 13.8/230 kV 0.05 0.05 0.05
T2 100 13.8/230 kV 0.05 0.05 0.05
L23 100 230 kV 0.1 0.1 0.3
L26 100 230 kV 0.1 0.1 0.3
L34 100 230 kV 0.1 0.1 0.3
L46 100 230KV 0.1 0.1 0.3

Perhitungan dengan invers matriks YBus:

Elemen-elemen matriks YBus ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:


1
Ybus =
Z bus
A. Elemen Admitansi urutan positif dan urutan negatif

1 1
Y11 = + = − j 25
j 0,2 j 0,5

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 54


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
1
y12 = y 21 = = − j 29
j 0,05

y13 = y31 = 0
y14 = y 41 = 0
y15 = y51 = 0
y16 = y 61 = 0

1 1 1
Y22 = + + = − j 40
j 0,05 j 0,1 j 0,1
1
y 23 = y 32 = = − j10
j 0,1
y 24 = y 42 = 0
y 25 = y 52 = 0
y 26 = y 62 = 0

1 1
Y33 = + = − j 20
j 0,1 j 0,1
1
y 34 = y 43 = = − j10
j 0,1
y 35 = y 53 = 0
y 35 = y 53 = 0
y 36 = y 63 = 0

1 1 1
Y44 = + + = − j 40
j 0,5 j 0,1 j 0,1
1
y 45 = y 54 = = − j 20
j 0,05
1 1
Y55 = + = − j 25
j 0,2 j 0,05
1 1
Y66 = + = − j 20
j 0,1 j 0,1

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 55


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
B. Elemen Admitansi urutan negatif
dari hasil perhitungan diatas dapat dibentuk matriks YBus sebagai berikut:

1 1 1
Y11 = + + = − j 27,14
j (3x0,03) j 0,05 j 0,05
1
y12 = y 21 = = − j 20
j 0,05
1
y 23 = y 32 = = − j 33.33
j 0,03
1
y 34 = y 43 = = − j 33.33
j 0,03
1
y 46 = y 64 = = − j 33.33
j 0,03
1
y 26 = y 62 = = − j 33.33
j 0,03

− 25 20 0 0 0 0 
 20 − 40 10 0 0 10 

 0 0 − 20 10 0 0 
Yrel −1 = Yrel − 2 = 
 0 0 10 − 40 − 20 − 10 
 0 0 0 20 − 25 0 
 
 0 10 0 − 10 0 − 20

0.1333 0..1167 0.1000 0.0833 0.0667 0.1000 


0.1167 0.1458 0.1250 0.1042 0.0833 0.1250 

0.1000 0.1250 0.1750 0.1250 0.1000 0.1250 
Z rel −1 = Z rel − 2 = j 
0.0833 0.1042 0.1250 0.1458 0.1167 0.1250 
0.0667 0.0833 0.1000 0.1167 0.1333 0.1000 
 
0.1000 0.1250 0.1250 0.1250 0.1000 0.1750 

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 56


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Elemen YBus Urutan Nol:
1 1 1
Y11 = + + = j 27,14
3xj 0,2 j 0,5 j 0,5
1
y12 = y 21 = = j 20
j 0,05

y13 = y31 = 0
y14 = y 41 = 0
y15 = y51 = 0
y16 = y 61 = 0

1 1 1
Y22 = + + = − j 26,667
j 0,05 j 0,1 j 0,1
1
y 23 = y 32 = = j 3.33
j 0,3
y 24 = y 42 = 0
y 25 = y 52 = 0
1
y 26 = y 62 = = j 3.33
j 0,3

1 1
Y33 = + = − j 6.67
j 0,3 j 0,3
1
y 34 = y 43 = = j 3.33
j 0,3
y 35 = y 53 = 0
y 35 = y 53 = 0
y 36 = y 63 = 0
1 1 1
Y44 = + + = − j 40
j 0,5 j 0,1 j 0,1
1
y 45 = y 54 = = j 20
j 0,05
1 1
Y55 = + = − j 25
j 0,2 j 0,05
1 1
Y46 = Y64 = + = j 3.33
j 0,3 j 0,3
1 1
Y66 = + = − j 3.33
j 0,3 j 0,3

Maka Matriks Admitansi urutan nol sebagai berikut:

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 57


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
− 27,14 20 0 0 0 0 
 20 − 26.67 3.33 0 0 3.33 

 0 3.33 − 6.67 3.33 0 0 
Yrel −0 =  
 0 0 3.33 − 40 − 20 3.33 
 0 0 0 20 − 25 0 
 
 0 3.33 0 3.33 0 3.333
Z impedansi merupakan invers matrik YBus sebagai berikut

0.1336 0.1313 0.0829 0.0345 0.0276 0.1658 


0.1313 0.1781 0.1125 0.0469 0.0375 0.2250 

0.0829 0.1125 0.2342 0.0559 0.0447 0.1684 
Z rel −0 = j 
0.0345 0.0469 0.0559 0.0650 0.0520 0.1118 
0.0276 0.0375 0.0447 0.0520 0.0816 0.0895 
 
0.1658 0.2250 0.1684 0.1118 0.0895 0.6368 

Analisa Gangguan hubung singkat:


a. Jika terjadi gangguan hubung singkat satu fasa ketanah pada bus 3.
Pada analisa hubung singkat satu fasa ketanah persamaan rangkaian penggantinya adalah
10
I 0 = I1 = I 2 = = − j1.71
j 0.234 + j 0.175 + j 0.175

 I a  1 1 1  − j1.71 − j5.13
 I  = 1 a 2 a .− j1.71 =  0 
 b 
 I c  1 a a 2  − j1.71  0 

V0 = -j0.234 (-j1.71) = -0.400


V1 = 1 – j0.175 (-j1.71) = 0.700
V2 = -j0.175 (-j1.71) = -0.300
Va  1 1 1  − 0.400   0 
V  = 1 a 2 a . 0.700  =  1.58150 
   
 b 
Vc  1 a a 2  − 0.300  1.022 150

C. Perangkat Yang digunakan: soft Ware dan Hard Ware

D. Prosedur Percobaan:
a. Ope M.File untuk membuat data run hubung singkat Satu fasa Ketanah
b. Entri data yang akan dirun di Mfile (Ikuti Petunjuk Instruktur/Dosen)

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 58


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
c. Setelah membuat entri data pada langkah c → Debug→ Save And Run untuk
menjalakan simulasi menghitung hubung singkat fasa ketanah pada bus tertentu
d. Cek Hasil Pada Media Commond Windows MATLAB

E. Analisis
Cek hasil running hubung singkat satu fasa ketanah pada bus tertentu, verifikasi
hasil tersebut dengan analisis manual (dapat dibuat dalam tugas take-home)

F. Kesimpulan
Dari hasil percobaan buatlah kesimpulan menurut pendapat masing-masing.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 59


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 5.
TRANSMISI DAYA LISTRIK

5.1. Percobaan Analisis Induktansi dan Kapasitansi Saluran Transmisi Tegangan


Ekstra Tinggi (> 150 KV)

A. Tujuan Percobaan: Memahami analisis perhitungan Induktansi dan Kapasitansi


Saluran Transmisis Ekstra Tinggi.
B. Teori Dasar: Penggunaan Persamaan Analisis L dan C pada Saluran transmisi
Tegangan Tinggi menggunakan formulasi sebagai berikut:

Induktansi Saluran: L=0.2* ln (GMD/GMRL)


Kapasitansi Saluran; C = 0.0556/ln(GMD/GMRC)

C. Perangkat Yang Digunakan : Hard Ware dan Soft Ware

D. Prosedur Percobaan
1. Open M.File
2. Buatlah (entri Data) simulasi perhitungan L dan C sesuai dengan petunjuk
instruktur/dosen

Contoh: Sistem saluran transmisi tiga fasa 736 KV menggunakan penghantar Jenis
ACSR jenis rail penghantar berkas (Bundle) 954.000c-mil 45/7 dengan konfigurasi
susunan saluran horizontal seperti pada gambar. Jarak antar penghantar berkas 46 cm,
sedangfkan jarak antar masing-masing penghantar seperti ditunjukkan pada gambar.
Hitunglah GMRL dan GMRC

18’

D12=44.,5’ D23=44.,5’

D13=89’

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 60


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
E. Analisis : Buatlah perhitungan secara konvensional dan bandingkan dengan hasil
simulasi Matlab
F. Kesimpulan ; Beri kesimpulan terhadap percobaan yang telah dilakukan.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 61


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
5.2. Percobaan Saluran Tranmisi Tegangan Tinggi Jarak Menengah

A. Tujuan: Memahami Analisis Saluran Transmisi Jarak Menengah Pi-Nominal

B. Dasar Teori:
Diagram rangkaian Transmisi AC model pi nominal diberikan pada gambar sebagai
berikut:
Z
IS IR

VS VR

ISH1 ISH2

Gambar 18. RangkaianNominal



Gambar. Rangkaian Eqivalen Saluran Transmisi model pi Nominal

Z = z.. l : impedansi seri total


Y = y . l : admitansi shunt total

Nominal 

Iserie = IR + ISH2
V •Y
= IR + R
2

VS = VR + ISERIE . Z
 V •Y 
= VR +  I R + R Z
 2 

 Z •Y 
VS = 1 + VR + Z • I R
 2 

IS = Iserie + ISH1
V • Y VR • Y
= IR + R +
2 2
V • Y Y  Z • Y  
= IR + R + 1 + VR + Z • I R 
2 2  2  

 Z •Y   Z •Y 
= 1 + Y • VR + 1 + I R
 4   2 

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 62


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
Bandingkan dengan transmisi pendek :
VS = VR + Z . IR
IS = IR

Bila admitansi shunt diabaikan untuk transmisi menengah ini akan didapatkan pula :
VS = VR + IR . Z
IS = IR

C. Perangkat Yang Digunakan : Hard Ware dan Soft Ware

D. Prosedur Percobaan.

1. Open Data perhitungan jaringan transmisi jarak menengah


2. entri data jaringan transmisi, seperti ditunjukkan pada contoh berikut

3. run via simulasi untuk memperoleh hasil analisis

E. Analisis : Buatlah perhitungan secara konvensional dan bandingkan dengan hasil


simulasi Matlab
F. Kesimpulan ; Beri kesimpulan terhadap percobaan yang telah dilakukan.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 63


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
BAB 6. KONVERSI ENERGI LISTRIK
6.1. Percobaan Analisis Transformator
6.I.1. Percobaan Test Open Circut dan Short Circuit

A. Tujuan Percobaan:
-Percobaan Tes Hubungan Terbuka Bertujuan untuk mencari rugi-rugi inti dari
transformator
- Percobaan Tes Hubung Singkat (Short Circuit) bertujuan untuk mencari rugi-rugi
tembaga.
B. Perangkat Yang Digunakan; Hardware dan Software Matlab

C. Prosedur Percobaan:
1. Test Hubungan Terbuka:
- Membuat data pengukuran dengan asumsi sebagai berikut (akan lebih baik jika
dilakukan pengujian pengukuran secara langsung untuk mencari data-data Daya,
Tegangan Primer dan Arus Sisi Primer tanpa beban seperti gambar berikut ini:

TR TT
W A

V Open Circuit

Gambar rangkaian percobaan Trafo hubungan Terbuka

-Open File Trans pada M.file Matlab


-Enttri data pada Commond Windows, Asumsi misalkan data Trafo dan hasil
pengukuran sebagai berikut:
a. Rating Daya (S, KVA) =240
b. Rating Tegangan Rendah (TR,Volt)
c. Rating Tegangan Sisi Tegangan Tinggi (TT, Volt)=4800

Data yang diperoleh dari hubungan terbuka adalah data sisi tegangan rendah (Low
Voltage)
e. Masukkan nilai tegangan pengukuran beban nol (Vo,Volt) = 240
f. Arus Tanpa beban (Io,Amp) =10
g. Daya input tanpa beban (Po,Watt)=1440

D.Analisis Cek Hasil Simulasi, dan


E. Kesimpulan :buatlah kesimpulan dari hasil tersebut

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 64


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
6.1.2. Test Hubung Singkat:
A. Tujuan Percobaan: Dapat mengetahui simulasi hubung singkat pada
konsep transformator
B. Perangkat Yang Digunakan; Hardware dan Software Matlab
C. Prosedur Percobaan: Membuat data pengukuran dengan asumsi sebagai berikut
(akan lebih baik jika dilakukan pengujian pengukuran secara langsung untuk mencari
data-data Daya, Tegangan Primer dan Arus Sisi Primer hubung singkat seperti gambar
berikut ini:

TT TR
W A
I2
I1

Short Circuit
Vs
V
V2
V1

Gambar rangkaian percobaan Trafo hubungan singkat

Pada pelaksanaan secara praktis dalam tes hubung singkat agar I2 dan V2 kecil maka V1
harus kecil (V1 sekitar 5 -10% dari tegangan kerja), percobaan ini dapat dilaksanakan
baik pada trafo step up maupun trafo step down, untuk praktek digunakan transformator
step down, prosedur simulasi sebagai berikut:

-Lanjutkan entri data dari percobaan test hubungan terbuka dengan memasukkan data-
data dengan rating data trafo yang sama yakni:
a. Rating Daya (S, KVA) =240
b. Rating Tegangan Rendah (TR,Volt)
c. Rating Tegangan Sisi Tegangan Tinggi (TT, Volt)=4800

Data yang diperoleh dari hubungan singkat:

d.Masukkan nilai tegangan pengukuran hubung singkat(Vsc,Volt) = 187,5


e. arus pengukuran hubung singkat (Isc,Amp) =50
f. Daya pengukuran hubung singkat (Psc,Watt)=2665

D. Analisis: Cek Hasil Simulasi dan buatlah kesimpulan dari analisis tersebut

Simulasi dapat dilanjutkan dengan melihat karakteristik Transformator Daya Berbeban


dengan memasukkkan data-data, daya yang dipikul oleh trafo, factor kerja dan kondisi
factor kerja berbeban (legging atau Leading)

Sebagai contoh misalkan :

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 65


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT
-Beban (S2, KVA)=240
-Pf= 0.8 Legging

Kemudian run simulasi (melanjutan run program dari percobaan test hubungan terbka
dan hubungan singkat)
Cek Hasil running simulation
E. Kesimpulan: Buat kesimpulan

V.2. Motor Induksi

A. Tujuan Percobaan: Mengetahu analisis dan karakter dari motor induksi


B. Perangkat Yang digunakan: Hardware dan software
C. Prosedur Percobaan:
-Open Commond Windows Matlab, Mfile
-entri data yang akan di analisis, antara lain mecakup:

D. Analisis: -Buatlah analisis konvensional dan bandingkan dengan hasil simulasi


-Cek hasil plot grafik, untuk melihat karakter motor indukasi

E. Kesimpulan: Dari hasil percobaan uatlah kesimpulan dari analisis tersebut.

Job-sheet: Penggunaan komputer Pada STL 66


By. Dr.Rahmaniar, ST., MT

Copy protected with Online-PDF-No-Copy.com

Anda mungkin juga menyukai