SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
ABSTRAK
iii
Universitas Sumatera Utara
DISSIPATION OF ELECTRICAL ENERGY INTO HEAT ENERGY ON A
MICROCONTROLLER OF WEB BASED RAINFALL GAUGE CALIBRATOR
ABSTRACT
The heat dissipation of a system has been observed. In this study, the
Arduino Nano as a microcontroller of web based rainfall gauge calibrator will be
analyzed through the application of an automatic pump, the DHT 22 sensor as a
detector for temperature changes on the microcontroller on standby for 5 minutes
and operate for 55 minutes. Electrical energy can be obtained from voltage and
current measurements using a multimeter and heat energy can be obtained from
temperature changes detected by the DHT 22 sensor. The temperature sensor
readings are displayed from the microcontroller to the PC into the PLX-DAQ
application as an interface. From the results of observations and calculations, the
data obtained on the percentage of electrical energy dissipation into heat energy has
4 stages, that is on standby 8,9%, from the end of standby to operate at 1,0%,
transition 0,2%, and ideal stable 0,1%-0% . After 20 minutes until finished operating
shows an ideal stable state. This is due to the microcontroller heat dissipation and
energy absorbed by the ambient is the same.
iv
Universitas Sumatera Utara
PENGHARGAAN
Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala berkat, kasih karunia dan penyertaan-Nya selama penulis melaksanakan studi
hingga menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selama
kuliah sampai penyelesain tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
dalam bentuk moral, materi, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak oleh
karena itu dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Sensus Wijonarko, M.Sc dan Bapak Drs. Aditya Warman, M.Si
selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan kepercayaan kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, M.S selaku Ketua Departemen Fisika, dan Awan
Maghfira, S.Si, M.Si selaku Sekretaris Departemen Fisika FMIPA USU, Kak
Tini dan Bang Jo selaku staf Departemen Fisika yang telah membantu penulis
dalam urusan administrasi.
3. Pihak LIPI Serpong yang banyak membantu diantaranya Bapak Dr. Ir. Sensus
Wijonarko, M.Sc selaku pembimbing di P2F LIPI, Ibu Dr. Rike Yudianti selaku
kepala P2F LIPI, Pak Dadang Rustandi, S.T dan Ibu Dr. Tatik Maftukhah, M.T
selaku dosen, dan staff di LIPI Serpong.
4. Bapak Prof. Dr. Nasruddin MN, M.Eng.Sc dan Bapak Junedi Ginting, S.Si. M.Si
selaku Dosen Penguji yang banyak memberikan masukan dan saran untuk
kebaikan penulisan skripsi ini.
5. Kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, kepada Bapak Edyson Sitorus dan
Ibu Berliana Simanjuntak yang telah mendidik dan membesarkan penulis hingga
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, memberikan inspirasi, dorongan, dana,
perhatian dan doa yang tak henti-hentinya kepada penulis.
v
Universitas Sumatera Utara
6. Buat kakak penulis Irena Nadya Nency Sitorus dan adik penulis Felix Ardydinata
Sitorus yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungan serta penghiburan
kepada penulis selama menjalani masa perkuliahan.
7. KTB ku Nathania Emery Juli, Desse, Esda, dan Aryanti terimakasih atas
dukungan dan doa – doanya, terkhusus PKK ku Bang Berkadh Simanjuntak.
8. Teman teman seperjuangan di LIPI serpong Regina, Risty, Erika, Grecia, dan
Fani yang sudah sama-sama berjuang, saling mendukung dan saling
mengingatkan penulis dalam melakukan penelitian.
9. Bapak Drs. Aditya Warman, M.Si dan Abang Muhammadin Hamid, M,Si dan
teman-teman asisten di Laboratorium Fisika Dasar UPT PP LIDA USU untuk
kebersamaan yang baik selama penulis menjadi asisten di laboratorium tersebut.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan kelancaran
penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca dan
kepentingan orang banyak.
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
PENGESAHAN SKRIPSI i
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
PENGHARGAAN v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Sistematika Penulisan 4
vii
Universitas Sumatera Utara
3.6.1 Program pompa otomatis 24
3.6.2 Program sensor suhu DHT 22 24
3.7 Diagram Alir 25
3.8 Perhitungan Persentase Disipasi Energi Listrik menjadi
Energi Panas 26
DAFTAR PUSTAKA 35
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Pengamatan Perubahan Temperatur Terhadap Waktu
Lampiran 2 Grafik Perubahan Temperatur Terhadap Waktu
Lampiran 3 Perhitungan Energi Listrik
Lampiran 4 Perhitungan Energi Panas
Lampiran 5 Perhitungan Persentase Energi Listrik Menjadi Energi Panas
Lampiran 6 Gambar Percobaan
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Bentuk Transfer Energi 5
Gambar 2.2 Diagram Sankey 6
Gambar 2.3 Arduino Nano 11
Gambar 2.4 Sensor DHT 22 15
Gambar 2.5 Modul Relay 16
Gambar 2.6 Pompa Peristaltik 17
Gambar 2.7 Mekanisme Pompa Persitaltik 18
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem 20
Gambar 3.2 Skematik Rangkaian Terhubung Dengan Beban 21
Gambar 3.3 Rangkaian Terhubung Dengan Beban 22
Gambar 3.4 Rangkaian Tidak Terhubung Dengan Beban 22
Gambar 3.5 Interface Database PLX DAQ menggunakan Microsoft Excel 23
Gambar 3.6 Diagram Alir 25
Gambar 4.1 Grafik perubahan temperatur rata-rata terhadap waktu 28
Gambar 4.2 Grafik tegangan dan arus terhadap waktu 29
Gambar 4.3 Grafik hasil perhitungan energi listrik 30
Gambar 4.4 Grafik hasil perhitungan energi panas 31
Gambar 4.5 Grafik perhitungan persentase disipasi energi listrik
menjadi energi panas 33
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
1. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,00˚C
2. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 29,90˚C
3. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,40˚C
4. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,50˚C
5. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,50˚C
6. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 29,80˚C
7. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,10˚C
8. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,50˚C
9. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,60˚C
10. Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien 30,40˚C
11. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,00˚C
12. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
29,90˚C
13. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,40˚C
14. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,50˚C
15. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,50˚C
16. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
29,80˚C
17. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,10˚C
18. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,50˚C
19. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,60˚C
20. Grafik Perubahan temperatur terhadap waktu pada temperatur ambien
30,40˚C
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Sumatera Utara
2
energi listrik menjadi energi panas pada sistem pengendali yang digunakan kalibrator
curah hujan berbasis web.
1 .3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas pada
mikrokontroler saat standby sampai mulai beroperasi dengan stabil.
2. Mengetahui waktu disipasi energi listrik menjadi energi panas mengalami
kestabilan pada saat beroperasi
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi-referensi yang telah digunakan dalam pembuatan Tugas Akhir
ini sebagia acuan yang mendukung.
5
Universitas Sumatera Utara
6
kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor. Semakin besar kalor jenis suatu
benda, maka semakin besar juga kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor.
Tabel 2.1 Kalor Jenis Beberapa Zat
Nama Zat Kalor Jenis (c)
J/Kg˚C Kal/g ˚C
Aluminium 900 0,215
Kadium 230 0,055
Tembaga 387 0,092
Emas 129 0,030
Besi 448 0,107
Timah 128 0,030
Silikon 703 0,168
Perak 234 0,056
Kuningan 380 0,092
Kayu 1700 0,41
2.4 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah chip mikrokomputer berupa sebuah IC. Menurut
(Listiyarini,2018) IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan, bahkan jutaan transistor, dioda, resistor, dan
kapasitor yang diintegrasikan menjadi rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan
kecil. Bahan utama pembentuk sebuah IC adalah bahan semikonduktor. Silikon
merupakan bahan semikonduktor yang paling sering digunakan dalam teknologi
Fabrikasi Integrated Circuit (IC).
Mikrokontroler umumnya digunakan dalam sistem yang kecil, murah, dan
tidak membutuhkan perhitungan yang sangat rumit seperti dalam aplikasi di PC.
Mikrokontroler sering digunakan pada peralatan elektronik rumah tangga. Bagian -
bagian utama mikrokontroler terdiri dari CPU (Central Processing Unit), RAM
(Random-Access Memory), ROM (Read-Only Memory) dan port I/O (Input/Output).
Mikrokontroler memiliki perangkat keras yang digunakan untuk melakukan
pencacahan, melakukan komunikasi serial, melakukan interupsi dll. Mikrokontroler
juga memiliki ADC (Analog-To-Digital Converter), USB Controller, CAN
(Controller Area Network) dll. (Dharmawan,2017)
(Assembly) atau bahasa tingkat tinggi (Basic, Pascal, C, dan lainnya) sesuai dengan
jenis mikrokontroler yang digunakan. Kode program dihasilkan dari program yang
dibuat di komputer akan dituliskan ke mikrokontroler menggunakan perangkat keras.
Program pada mikrokontroler disimpan di memori program. Mikrokontroler bertugas
melakukan pembacaan, penterjemahan, dan pelaksaan kode instruksi demi instruksi
berdasarkan program yang ada pada memori program. Program bekerja secara terus
menerus selama diberikan catu daya pada mikrokontroler. (Dharmawan, 2017)
2.5 Arduino
Arduino merupakan prototyping platform yang bersifat open-source,
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang mudah digunakan
(Arduino, 2016). Hardware dan software arduino didesain agar mudah digunakan
oleh pemula yang tidak memiliki pengalaman programming dan pengetahuan tentang
elektronika. Hardware arduino berupa papan pengembangan yang berisi
mikrokontroler AVR buatan Atmel. Software arduino terdiri dari bahasa
pemograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang gratis untuk
didownload dan digunakan. IDE ini memungkinkan kita untuk menulis, mengedit
program, dan mengkonversinya menjadi kode-kode instruksi untuk selanjutnya
diprogramkan di papan Arduino (Arduino Board). Berikut adalah beberapa kelebihan
Arduino Massimo B., 2011):
IDE Arduino bersifat multi-platform (bisa dijalankan di windows,
Macintosh, dan Linux) dan mudah digunakan.
Papan Arduino dapat diprogram menggunakan kabel USB, bukan
melalui port serial.
Hardware dan software-nya bersifat open-source, sehingga kita bisa
menggunakan skema rangkaiannya dan membuat sendiri papan
Arduino tanpa membayar pada penciptanya.
Terdapat banyak pilihan perangkat keras Arduino yang bisa berupa: board, modul,
shield maupun kit. (Dharmawan, 2017)
2.6 Arduino Nano
Sesuai dengan namanya, Arduino Nano memiliki ukuran yang relatif kecil
dan sangat sederhana, Dengan ukurannya yang kecil, bukan berarti jenis Arduino ini
tidak mampu menyimpan banyak fasilitas. Hampir sama dengan tipe Arduino UNO.
Arduino Nano dibekali dengan Arduino Nano dibekali dengan prosesor ATMega
328P dengan bentuk SMD dan memiliki 14 pin digital I/O, 8 pin analog input (lebih
banyak dari Uno), dan menggunakan FTDI untuk pemograman lewat Mikro USB.
Selain itu juga da yang menggunakan prosesor ATMega 168.
Tabel 2.2 Pemetaan Pin Arduino Nano dan Port ATMega 328P SMD
dipilih dari sumber tegangan yang lebih tinggi. Chip FTDI FT232L pada Arduino
Nano akan aktif apabila memperoleh daya melalui USB, ketika Arduino Nano
diberikan daya dari luar Non-USB) maka Chip FTDI tidak aktif dan pin 3,3 V pun
tidak tersedia tidak mengeluarkan tegangan), sedangkan LED TX dan RX pun
berkedip apabila pin digital 0 dan 1 berada pada posisi HIGH.
2.6.3 Memori
Atmega 168 memiliki 16 KB flash memory untuk menyimpan kode (2 KB
digunakan untuk bootloader); Sedangkan Atmega 328 memiliki flash memory
sebesar 32 KB, (juga dengan 2KB digunakan untuk bootloader). Atmega 168
memiliki 1 KB memory pada SRAM dan 512 byte pada EEPROM yang dapat dibaca
dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM); Sedangkan Atmega 328 memiliki 2 KB
memory pada SRAM dan 1 KB pada EEPROM.
2.6.5 Komunikasi
Arduino nano memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,
dengan Arduino lain, atau dengan mikrokontroler lainnya. Atmega 168 dan Atmega
328 menyediakan komunikasi serial UART TTL (5 Volt), yang tersedia pada pin
digital 0 (RX) dan pin 1 (TX). Sebuah chip FTDI FT232L yang terdapat pada papan
Arduino Nano digunakan sebuah media komunikasi serial melalui USB dan driver
FTDI (tersedia pada software Arduino IDE) yang menyediakan COM Port Virtual
(pada device komputer) untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak pada
komputer. Perangkat lunak Arduino termasuk didalammnya serial monitor
memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan Arduino. LED RX
dan TX yang tersedia pada papan akan berkedip ketikaa data sedang dikirim atau
diterima melalui chip FTDI dan koneksi USB yang terhubung melalui USB
komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).
Spesifikasi
1. Menggunakan tegangan rendah 3,3-6 Volt DC sehingga dapat dihubungkan
langsung pada mikrokontroler.
2. Sinyal keluaran berupa sinyal digital melalui bus tunggal
3. Elemen pendeteksi yaitu Kapasitor polimer
4. Rentang temperatur beroperasi pada -40˚-80˚C dengan ralat < ±0,5˚C
Spesifikasi:
1. Menggunakan relay HKE HRS4HSDC 5V.
2. Menggunakan tegangan rendah +5 volt sehingga dapat langsung dihubungkan
pada sistem mikrokontroler.
3. Tipe Relay SPDT (Single Pole Double Throw): 1 common, 1 NC (Normally
Close), dan 1 NO (Normally Open).
4. Memiliki daya tahan sampai dengan 10 A
5. Pin pengendali dapat dihubungkan dengan pin mikroprosesor mana saja, sehingga
membuat pemogram dapat leluasa menentukan pin mikrokontroler yang
digunakan sebagai pengendali.
6. Dilengkapi rangkaian penggerak (driver) relay dengan level tegangan TTL,
sehingga dapat langsung dikendalikan oleh mikrokontroler.
7. Driver bertipe active High atau kumparan relay akan aktif saat pin pengendali
diberi logika 1.
8. Driver dilengkapi rangkaian peredam GGL induksi sehingga tidak akan membuat
reset sistem mikrokontroler.
yang tetap. Pompa peristaltik dapat memompa cairan kesegala arah dengan
mengubah arah putaran rol yaitu searah atau berlawanan. (Pagar, 2016)
kabel serial satu arah ke data logger. Data logger kemudian menghitung, menyimpan,
dan mengirimkan data ke perosesan data.
unit pemrosesan data adalah laptop dan software aplikasi yaitu unit yang
menginisialisasi proses kalibrasi, hitung output pulsa alat pengukur hujan yang diuji,
mengukur temperatur ambien, memproses data, menampilkan hasilnya dan mengirim
informasi. Unit otentikasi kalibrasi adalah printer terhubung ke komputer yang
terhubung ke jaringan internet untuk mengambil informasi yang dikirim oleh unit
pemrosesan data. (Wijonarko,2017)
20
Universitas Sumatera Utara
21
Data hasil perubahan suhu yang diterima akan ditampilkan di Microsoft excel secara
real time.
D1 1N4001
Q1
R1 220Ω
Pada saat standby, Arduino hanya terhubung dengan catu daya. Saat
terhubung dengan beban, Pada rangkaian sensor Dht 22, Vcc sensor DHT 22
dihubungkan ke pin Vcc 5 V Arduino nano 1, Pin Ground (GND) sensor DHT 22
dihubungkan ke pin Ground (GND) Arduino 1, dan pin data sensor DHT 22
dihubungkan ke pin D2 Arduino 1,
Pada rangkaian Relay, Vcc Relay dihungkan ke pin Vin Arduino nano 2, Pin Ground
(GND) relay dihubungkan ke pin Ground (GND) arduino nano 2, Pin input
dihubungkan ke pin D6 Arduino nano 2, pin Normally Open (NO) dihubungkan ke
pompa peristaltik, pin common relay dihubungkan ke Vcc connector adaptor 12 Volt.
Pada pompa peristaltik dihubungkan ke pin Normally Open (NO) relay dan ground
connector adaptor 12 Volt.
void setup() {
Serial.begin(9600);
dht.begin();
Serial.println("CLEARDATA");
Serial.println("LABEL,TIME,TEMPERATUR (C)");
}
void loop()
{
Serial.print("DATA,TIME,");
Serial.println(dht.readTemperature());
delay(2000);
}
Mulai
Membaca Temperatur
Konversi data
Menampikan
pembacaan sensor suhu
pada PLX -DAQ
Analisa data
Selesai
27
Universitas Sumatera Utara
28
ΔT vs Δt
0.7
0.6
Perubahan temperatur (˚C)
0.5
ΔT (˚C)
0.4
0.3 ΔT = Perubahan
temperatur
0.2 Δt = Selang waktu
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.1
Waktu (menit)
pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pada saat standby yaitu pada waktu 0-5 menit
perubahan temperatur sebesar 0,65˚C relatif lebih tinggi daripada saat mikrokontroler
beroperasi, pada saat beroperasi perubahan temperatur semakin lebih rendah dan
stabil yaitu 0,02˚C karena lepasan panas mikrokontroler dan energi yang diserap
ambien sudah sama. Adapun tanda (-) pada nilai perubahan temperatur itu
merupakan adanya penurunan temperatur dari keadaan stabil.
V dan I vs Δt(menit)
6
3
Tegangan (V)
2 Arus (A)
1
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
W vs Δt
140
120
Energi
Energi listrik (Joule)
Listrik
100
(Joule)
80
ΔW = Energi
60 Listrik
Δt = Selang waktu
40
20
0
0 20 40 60 80
Waktu (Menit)
Gambar 4.3 Grafik hasil perhitungan energi listrik
Grafik hasil perhitungan energi listrik terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 4.3
menunjukkan kenaikan energi listrik sampai pada keadaan stabil. Pada interval waktu
0-5 menit menghasilkan energi listrik sebesar 25,755 Joule pada posisi standby yaitu
mikrokontroler tidak diberi beban, pada interval waktu 5-10 menit terjadi kenaikan
energi listrik menjadi 131,684 Joule karena mikrokontroler sudah terhubung dengan
beban sehingga menghasilkan lebih besar arus untuk menjalankan modul relay yang
mempengaruhi besar energi listrik. Selanjutnya energi listrik relatif stabil meskipun
ada penurunan energi lsitrik yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Human
error, alat ukur, dll.
ΔQ vs Δt
2.5
2
Energi
Energi panas (Joule)
panas
1.5 (Joule)
1 ΔQ = Perubahan
Energi
panas
0.5 Δt = Selang
waktu
0
0 10 20 30 40 50 60 70
-0.5
Waktu (menit)
Sebagian energi listrik berubah menjadi energi panas dalam 4 tahap yaitu pada saat
standby, akhir standby sampai beroperasi, keadaan transisi, dan pada saat kestabilan.
Grafik perhitungan energi panas terhadap waktu pada Gambar 4.4 menunjukkan
kenaikan energi panas sampai pada keadaan stabil ideal. Pada interval waktu 0-5
menit menghasilkan energi panas sebesar 2,3 Joule berada pada keadaan standby,
dan pada interval waktu 5-10 menit menghasilkan energi panas yaitu 0,7 Joule
berada pada keadaan akhir standby sampai beroperasi. Energi listrik tidak seutuhnya
menjadi panas karena digunakan untuk mengoperasikan mikrokontroler terhadap
relay sebagai beban untuk menghidupkan pompa sehingga kenaikan temperatur saat
beroperasi lebih kecil daripada saat standby yang mempengaruhi energi panas.
Selanjutnya energi panas relatif stabil karena energi panas mikrokontroler dan energi
yang diserap ambien sudah sama meskipun ada penurunan energi panas. Tanda nilai
(-) pada energi panas menandakan adanya penurunan energi panas dari keadaan
energi panas stabil ideal.
4.5 Hasil Perhitungan Persentase Disipasi Energi Listrik menjadi Energi Panas
Tabel 4.5 Hasil perhitungan persentase disipasi energi listrik menjadi energi
panas
Waktu (menit) Δ Q/W (%)
0-5 8,9
5-10 1,0
10-15 0,2
15-20 0,1
20-25 0,1
25-30 0
30-35 0,1
35-40 -0,1
40-45 0,1
45-50 0
50-55 0
55-60 -0,1
%ΔQ/W vs Δt
10
9
Persentase disipasi energi (%)
8 Q/W (%)
7
6 ΔQ/W = Perubahan
5 Disipasi
Δt = Selang waktu
4
3
2
1
0
-1 0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
Gambar 4.5 Grafik perhitungan persentase disipasi energi listrik menjadi energi
panas
Hasil pada grafik persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas pada
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa persentase disipasi energi pada keadaan standby
meningkat yaitu 8,9% , pada saat akhir standby sampai beroperasi 1,0%, pada
keadaan transisi 0,2%, dan keadaan stabil yaitu 0,1% - 0%.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perhitungan disipasi energi listrik menjadi panas
pada mikrokontroler arduino maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara
lain:
1. Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas pada saat standby yaitu
0-5 menit terjadi peningkatan 8,9%, setelah dihubungkan dengan rangkaian
pompa pada waktu 5-10 menit terjadi disipasi 1% lebih kecil dari keadaan
sebelumnya sampai menjadi stabil.
2. Disipasi energi listrik menjadi energi panas menjadi stabil saat mikrokontroler
dalam keadaan beroperasi yaitu setelah 20 menit sampai 60 menit atau selesai
beroperasi.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengamati peralatan listrik yang
mengalami disipasi energi listrik menjadi energi panas yang besar.
2. Sebaiknya melakukan pengamatan pada temperatur ruangan yang konstan.
34
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
35
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
36
Universitas Sumatera Utara
37
T(˚C) vs t(menit)
31.2
31
Temperatur (˚C)
30.8
30.6
30.4
Temperatur (˚C)
30.2
30
29.8
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
12. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 29,90˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.2
31
Temperatur (˚C)
30.8
30.6
30.4
Temperatur (˚C)
30.2
30
29.8
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
13. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,40˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.6
31.4
Temperatur (˚C)
31.2
31
30.8
Temperatur (˚C)
30.6
30.4
30.2
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
14. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,50˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.5
31.4
31.3
Temperatur (˚C)
31.2
31.1
31
30.9
30.8 Temperatur (˚C)
30.7
30.6
30.5
30.4
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
15. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,50˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.5
31.4
31.3
Temperatur (˚C)
31.2
31.1
31
30.9
Temperatur (˚C)
30.8
30.7
30.6
30.5
30.4
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
16. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 29,80˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.6
31.4
31.2
Temperatur (˚C)
31
30.8
30.6
30.4 Temperatur (˚C)
30.2
30
29.8
29.6
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
17. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,10˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.2
31
Temperatur (˚C)
30.8
30.6
Temperatur (˚C)
30.4
30.2
30
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
18. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,50˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.5
31.4
31.3
Temperatur (˚C)
31.2
31.1
31
30.9
30.8 Temperatur (˚C)
30.7
30.6
30.5
30.4
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
19. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,60˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.5
31.4
31.3
Temperatur (˚C)
31.2
31.1
31
30.9 Temperatur (˚C)
30.8
30.7
30.6
30.5
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
20. Grafik perubahan temperatur terhadap waktu dengan temperatur ambien 30,40˚C
T(˚C) vs t(menit)
31.6
31.4
Temperatur (˚C)
31.2
31
30.8
Temperatur (˚C)
30.6
30.4
30.2
0 20 40 60 80
Waktu (menit)
0-5 (menit)
v = 5,050 V
i = 0,017 A
t = 5 x 60 = 300 detik
5-10 (menit)
v = 4,932 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
10-15 (menit)
v = 4,932 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
15-20 (menit)
v = 4,934 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
20-25 (menit)
v = 4,934 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
25-30 (menit)
v = 4,934 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
30-35 (menit)
v = 4,933 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
35-40 (menit)
v = 4,933 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
40-45 (menit)
v = 4,932 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
45-50 (menit)
v = 4,933 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
50-55 (menit)
v = 4,933 V
i = 0,089 A
t = 5 x 60 = 300 detik
55-60 (menit)
v = 4,934 V
i = 0,088 A
t = 5 x 60 = 300 detik
Lampiran 4. Perhitungan Energi Panas (Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Energi Panas
Terhadap Waktu)
0-5 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅ = 0,65˚C
ΔT
5-10 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,19˚C
5-10 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅ = 0,19˚C
ΔT
10-15 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,07˚C
15-20 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅ = 0,03˚C
ΔT
20-25 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,02˚C
25-30 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,01˚C
30-35 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅ = 0,02˚C
ΔT
35-40 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = -0,02˚C
40-45 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,02˚C
45-50 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅ = -0,01˚C
ΔT
50-55 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = 0,01˚C
55-60 (menit)
m = 5g = 5 x 10−3 Kg
c = kalor jenis silikon = 703 J/Kg ˚C
̅̅̅̅
ΔT = -0,02˚C
0-5 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
2,28475 J
%= x 100% = 0,08871093 x 100% = 8,87% = 8,9%
25,755 J
5-10 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,66785 J
% = 131,684 J x 100% = 0,005071611 x 100% = 0,50% = 1,0 %
5-10 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,66785 J
% = 131,684 J x 100% = 0,005071611 x 100% = 0,50% = 1,0 %
10-15 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,24605 J
% = 131,684 J x 100% = 0,001868488 x 100% = 0,18% = 0,2%
15-20 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,10545 J
% = 131,738 J x 100% = 0,00080045 x 100% = 0,08% = 0,1%
20-25 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,0703 J
% = 131,738 J x 100% = 0,0005117193 x 100% = 0,05% = 0,1%
25-30 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,03515 J
% = 131,738 J x 100% = 0,00026682 x 100% = 0,02% = 0%
30-35 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,0703 J
% = 131,711 J x 100% = 0,00053374 x 100% = 0,05% = 0,1%
35-40 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
−0,0703 J
% = 131,711 J x 100% = -0,00053374 x 100% = -0,05% = -0,1%
40-45 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,0703 J
% = 131,684 J x 100% = 0,00053385 x 100% = 0,05% = 0,1%
45-50 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
−0,03515 J
%= x 100% = -0,000266972 x 100% = -0,02% = 0%
131,711 J
50-55 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
0,03515 J
% = 131,711 J x 100% = 0,000266972 x 100% = 0,02% = 0%
55-60 (menit)
Persentase disipasi energi listrik menjadi energi panas
𝑄
% = x100%
𝑊
−0,0703 J
% = 130,258 J x 100% = -0,0005397 x 100% = -0,05% = -0,1%