SKRIPSI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
PERNYATAAN
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul Alat Pengendali Beban Listrik Menggunakan Sensor Arus ACS712 yang
mampu Memonitoring Arus dan Mencegah Cut-Off.
Terima kasih Penulis sampaikan kepada Dr. Tulus Ikhsan Nasution, S.Si., M.Sc
selaku pembimbing 1 dan Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc selaku pembimbing 2. Terima kasih
kepada Dr. Perdinan Sinuhaji, MS dan Awan Maghfirah, S.Si., M.Si selaku Ketua
Departemen dan Sekretaris Departemen Fisika S1 FMIPA-USU Medan, Dekan dan
Pembantu Dekan FMIPA-USU, seluruh staf dan dosen Fisika S1 FMIPA-USU, Pegawai
FMIPA-USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak, Ibu dan
keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa akan membalasnya.
ABSTRAK
Perkembangan teknologi dan gaya hidup saat ini menunjukkan semakin pentingnya
kepraktisan yang menyebabkan kebutuhan untuk mengendalikan berbagai alat listrik rumah
maupun kantor. Dengan berkembangnya alat elektronik, maka permintaan konsumen
terhadap alat elektronik semakin besar sesuai dengan kebutuhan. Namun belakangan ini
sering terjadi pemutusan listrik secara tiba tiba karena kelebihan daya yang digunakan.
Sehingga alat elektronik juga ikut mati. Alat elektronik yang seharusnya hidup tiba tiba mati
tidak sesuai prosedur, dapat mempengaruhi kinerja dan ketahanan alat tersebut. Dengan
alasan inilah penulis membuat alat pengendali beban listrik. Metode yang digunakan ini
bertujuan untuk menghindari cut-off secara tiba tiba karena kelebihan daya yang digunakan.
Metode ini bebasis ATMega8535 dengan sensor arus ACS712. Pada proyek ini alat mampu
menghasilkan arus rata-rata 0,5 A ± 5A.
Kata kunci: Mikrokontroler ATMega8585, Sensor Arus ACS712.
ABSTRACT
Development of technology and life style recently show that how significant and simple in
order to cause need to handle every electronic good of home well in office developly. With
the development of electronic, so demand of consumer toward the electronic good is more
higher. Recently, it’s so often called cut-off suddenly, because too much power used that
make electronic off. The electronic that must be on become off suddenly, affect the
performance and resilience good. With the reason, writer would make electrical load
controller. The methode intend to avoid cut-off suddenly caused of over power used. The
methode based on ATMega8535 with current sensor of ACS712. This project has the average
current 0,5 A ± 5A.
Keywords: Microcontroller of ATMega8535, current sensor ACS712.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penelitian 2
DAFTAR PUSTAKA 37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Daya
Daya adalah sebuah kuantitas yang penting dalam rangkaian-rangkaian praktis. Daya
merupakan ukuran disipasi energi di dalam sebuah alat. Karena tegangan dan arus dapat
berubah sebagai fungsi dari waktu. Berdasarkan defenisi, daya sesaat adalah perkalian antara
tegangan dan arus sesaat.
𝑝(𝑡) = 𝑣(𝑡)x 𝑖(𝑡) (1)
Dapat menggunakan 𝑝(𝑡) untuk mempelajari intensitas disipasi energi pada setiap saat
waktu tertentu (C.K. Tse,1998).
Daya lisrik dapat didefenisikan sebagai ukuran (rate) pada saat energi listrik
dikonversi. Misalnya bola lampu 150-W merubah energi dua kali dengan ukuran lampu 75-
W. Dapat diingat bahwa watt (W) adalah ukuran dasar dari daya listrik. Kesimpulan rumus
untuk daya pengukuran pada rangkaian dc dan ac adalah sebagai berikut:
Rangkaian DC
𝑃 =𝑉x𝐼 (2)
𝑃 = 𝑉2 / 𝑅 (3)
𝑃 = 𝐼2 𝑥 𝑅 (4)
Rangkaian ac satu-fase
𝑃 = 𝑉 𝑥 𝐼 𝑥 𝑃𝐹 (5)
Rangkaian ac tiga-fase
𝑃 = 𝑉𝑖𝑛 𝑥 𝐼𝑖𝑛 𝑥 1,73 𝑥 𝑃𝐹 (6)
Dengan P = Daya dalam watt (W)
V = Tegangan dalam volt (V)
I = Arus dalam amperer (I)
R = Tahanan dalam ohm (Ω)
PF = Faktor daya
Untuk pemakaian industri kecil, watt adalah satuan yang terlalu kecil sehingga
kilowatt(kW) yaitu 1000 W, digunakan sebagai satuan standar. Untuk pemakaian industri
besar, satuan kilowatt adalah terlalu kecil untuk pengukuran, sehingga megawatt (MW) yaitu
1000 kW atau 1.000.000 W digunakan sebagai satuan pengukuran.
Wattmeter memperhitungkan semua faktor arus, tegangan dan faktor daya pada waktu
yang sama dan menunjukkan daya yang sungguh-sungguh terpakai. Wattmeter ada yang
berupa konfigurasi analog atau digital.
Wattmeter mempunyai empat terminal: dua untuk tegangan dan dua untuk arus.
Terminal tegangan dihubungkan ke Iin dan ujung-ujung arus dihubungkan seri dengan beban.
Meskipun banyak beban diseluruh pabrik adalah satu-fase, daya yang mengoperasikan datang
dari sistem distribusi satu-fase milik sistem distribusi banyak fase. Umumnya wattmeter fase
banyak digunakan untuk mengukur daya pada rangkaian tiga-fase. (Petruzella,2001).
tambahan untuk menangani I/O tersebut, IC yang dimaksud adalah PPI 8255.
2. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak harus
ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC memori
eksternal.
Dengan kelebihan-kelebihan diatas mikroprosesor tetap digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari keduanya adalah sama, yakni sebagai pegendali
suatu sistem.
Dengan menggunakan mikrokontroler maka:
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas.
2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem
adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.
Mikrokontroler adalah versi mini atau mikro dari sebuah komputer karena
mikrokontroler sudah mengandung beberapa bagian yang langsung dimanfaatkan, misalnya
port paralel, port serial, komparator, konversi digital ke analog (DAC), konversi analog ke
digital (ADC), dan sebagainya hanya menggunakan sistem minimum yang tidak rumit.
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor
sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena di dalamnya
sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler
AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu
siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena
memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATTiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan
salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMega8535. Selain mudah didapatkan dan lebih
murah ATMega8535 juga memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis
yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya hanya pada fasilitas dan I/O yang
tersedia serta fasilitas lainnya seperti ADC, EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu
contohnya adalah ATMega8535. Memiliki teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16
MHz membuat ATMega8535 lebih cepat bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan
fasilitas yang lengkap tersebut menjadikan ATMega8535 sebagai mikrokontroler yang
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Kapasitas memori flash 8 Kb, SRAM sebesar 512 byte, dan EEPROM (Electrically
Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik.
Dari gambar diatas dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 adalah
sebagai berikut :
• VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
• GND merupakan pin ground.
• Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC
• Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, komparator analog dan SPI.
• Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu TWI,
komparator analog dan Timer Oscilator.
• Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator
analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
• RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
• AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
• AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
$000
EEPROM
$01FF
software yang digunakan untuk bahasa assembly yang mempunyai fungsi yang sangat
lengkap, yaitu digunakan untuk menulis program, kompilasi, simulasi dan download program
ke IC mikrokontroler AVR.
Sedangkan Code Vision AVR merupakan software C-cross Complier, dimana
program dapat ditulis dalam bahasa C, CodeVision memiliki IDE (Integrated Development
Environment) yang lengkap dimana penulis program, compile, link, pembuatan kode mesin
(assembler) dan download program ke chip AVR dapat dilakukan dengan menggunakan
Code Vision, selain itu ada fasilitas terminal, yaitu melakukan komunikasi serial dengan
mikrokontroler yang sudah diprogram. Proses download program ke IC mikrokontroler AVR
dapat menggunakan System Programmable Flash On. Chip mengizinkan memori program
untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
2.4 Relay
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk
menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat
dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai
sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi
magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan
saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut.
• Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak
saklar.
• Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem
rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang
memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang
mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.
Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan
normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan
medan magnet.
1. Saat coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik
2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas
(bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik kontak.
Relay terdiri dari 2 terminal trigger, 1 terminal input dan 1 terminal output.
1. Terminal trigger : yaitu terminal yang akan mengaktifkan relay, seperti alat electronik
lainya relay akan aktif apabila di aliri arus (+) dan arus (-). Pada contoh relay yang kita
gunakan terminal trigger ini adalah 85 dan 86.
2. Terminal input : yaitu terminal tempat kita memberikan masukan, pada contoh adalah
terminal 30
3. Terminal output : yaitu tempat keluarnya output pada contoh adalah terminal 87.
Selain itu terdapat jenis-jenis relay lainnya. Relay juga diaplikasi untuk berbagai
keperluan, sehingga dianggap relay tersebut memiliki fungsi khusus, seperti contoh berikut.
1. Timming Relay
Relay yang bekerja untuk sebuah pewaktuan. Di mana koil relay akan dianggap ON, jika
memenuhi beberapa waktu tertentu (misal 5 detik). Timing relay adalah jenis relay yang
khusus. Cara kerjanya ialah, jika koildari timing relayON, maka beberapa detik
kemudian, baru kontak relayakan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC contact).
2. Latching Relay
Relay ini dipergunakan untuk menahan atau latch atau jenis relay yang digunakan untuk
latching atau mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya sudah mati.
Cara kerjanya ialah, jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali
unlatch coil diaktifkan.
3. Reed Relay
Relay ini memiliki seperangkat kontak di dalam vakum atau gas inert untuk mengisi
tabung gelas, yang melindungi kontak terhadap korosi atmosfer. Kontak tertutup oleh
medan magnet yang dihasilkan ketika arus mengalir melalui kumparan di sekeliling
tabung gelas. Reed relay mampu switching kecepatan lebih cepat daripada jenis relay
yang lebih besar, tetapi beralih rendah arus dan tegangan peringkat.
• Mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jalur transmisi dan distribusi dengan
membuka dan menutup pemutus rangkaian (perlindungan relay).
• Sebuah kumparan relay DPDT AC dengan kemasan “ice cube”.
• Isolasi mengendalikan rangkaian dari rangkaian yang dikontrol ketika kedua berada pada
potensi yang berbeda, misalnya ketika mengendalikan sebuah perangkat bertenaga utama
dari tegangan rendah switch. Yang terakhir ini sering digunakan untuk mengontrol
pencahayaan kantor sebagai kawat tegangan rendah dapat dengan mudah diinstal di
partisi, yang dapat dipindahkan sesuai kebutuhan sering berubah. Mereka mungkin juga
akan dikendalikan oleh hunian kamar detektor dalam upaya untuk menghemat energi.
• Logika fungsi. Sebagai contoh, DAN fungsi boolean direalisasikan dengan
menghubungkan relay normal kontak terbuka secara seri, maka fungsi ATAU dengan
menghubungkan normal kontak terbuka secara paralel. Perubahan atas atau Formulir C
kontak melakukan XOR fungsi. Fungsi yang sama untuk NAND dan NOR yang dicapai
dengan menggunakan kontak normal tertutup. Tangga bahasa pemrograman yang sering
digunakan untuk merancang jaringan logika relay.
• Awal komputasi. Sebelum tabung vakum dan transistor, relay digunakan sebagai unsur-
unsur logis dalam komputer digital.
• Safety logika kritis. Karena relay jauh lebih tahan daripada semikonduktor radiasi nuklir,
mereka banyak digunakan dalam keselamatan logika kritis, seperti panel kontrol
penanganan limbah radioaktif mesin.
• Waktu tunda fungsi. Relay dapat dimodifikasi untuk menunda pembukaan atau penutupan
menunda satu set kontak. Yang sangat singkat (sepersekian detik) penundaan ini akan
menggunakan tembaga disk antara angker dan bergerak blade perakitan. Arus yang
mengalir dalam disk mempertahankan medan magnet untuk waktu yang singkat,
memperpanjang waktu rilis. Untuk sedikit lebih lama (sampai satu menit) keterlambatan,
sebuah dashpot digunakan. Sebuah dashpot adalah sebuah piston diisi dengan cairan yang
diperbolehkan untuk melarikan diri perlahanlahan. Jangka waktu dapat divariasikan
dengan meningkatkan atau menurunkan laju aliran. Untuk jangka waktu lebih lama,
mesin jam mekanik timer diinstal.
3. Untuk mendeteksi dan mengisolasi kegagalan pada jalur transmisi dan distribusi dengan
membuka atau menutup circuit breaker.
4. Untuk mengisolasi rangkaian pengendali dari rangkaian yang dikendalikan jika potensial
yang digunakan berbeda. Misalnya untuk mengendalikan rangkaian daya tegangan tinggi
melalui switch tegangan rendah.
5. Untuk merepresentasikan fungsi-fungsi logika. Misalnya fungsi AND didapat dengan
menserikan dua kontak NO dan sebagainya.
6. Relay juga dapat digabungkan fungsinya dengan sebuah timer untuk mendapatkan fungsi
penunda waktu.
+5V
AC
ADC AVR
dl
Vcc
R
ACS 712-30A
VI Out
Filter
c
+IP
Ground
0,1 uf
0,1 uf
catu daya negatif. Sehingga sinyal sinus terpotong pada setiap tegangan negatifnya. Sinyal
outputnya masih memiliki ripple sehingga pembacaan melalui ADC akan sulit dilakukan.
Sinyal tersebut difilter dengan kapasitor sehingga ripple faktor dapat dihilangkan.
RELAY 1 BEBAN 1
ATMEGA
8535
ACS712 RELAY 2 BEBAN 2
RELAY 3 BEBAN 3
LCD
DISPLAY
RELAY 4 BEBAN 4
RELAY 5 BEBAN 5
Gambar di atas merupakan rancang bangun dari konfigurasi sistem input sistem.
Rangkaian bekerja berdasarkan program yang telah diunggah ke ic mikrokontroler
ATMega8535. Pada saat diaktifkan program akan melakukan inisialisasi dan nilai
awal. Setelah itu program mulai membaca input yaitu arus yang mengalir pada beban
melalui sensor arus ACS712. Arus yg terbaca oleh sensor dikonversi menjadi data digital
10bit. Untuk mengetahui arus sebenarnya maka data digital tersebut harus dikalibrasi.
Kalibrasi dilakukan dengan mengalikan sebuah konstanta sehingga sama dengan arus
sebenarnya yang sedang mengalir. Hasil kalibrasi ditampilkan pada display LCD dan
dijadikan pembanding dengan batas arus yang ditentukan. Batas arus pada rancangan ini
ditentukan 5A, sehingga jika arus mendekati 5A yaitu sekitar 4A lebih maka program akan
mulai melakukan pemutusan beban. Mulai dari prioritas rendah. Jika pemutusan beban
rendah telah mengurangi arus sehingga dibawah batas maka pemutusan hanya pada titik itu
saja. Akan tetapi jika setelah pemutusan beban prioritas rendah, arus yang terdeteksi masih
cukup tinggi maka pemutusan prioritas berikutnya dibutuhkan. Demikian seterusnya jika arus
masih terus tidak turun, pemutusan akan dilakukan sampai beban prioritas 2. Sedangkan
prioritas 1 tetap dipertahankan. Setelah arus kembali turun dibawah batas maka beban akan
dihidupkan kembali mulai dari prioritas tinggi ke rendah. Demikianlah cara kerja rangkaian
sesuai program yang telah dibuat.
1 PB.0 PA.0 40
2 39
PB.1
3 PB.2 38
4 PB.3 37
5 36
6 35
7 34
8 ATMEGA 33
9 8535 32
10 31
11 30
12 29
PC.7
13 PC.6 28
14
PC.5 27
15
PC.4 26
16 PD.2 25
17
PC.2 24
18
PC.1 23
19 PC.0 22
20 21
Arus Beban
Sensor Arus
ACS 712
V out
+ ATMega8535
LM 324
- 10 µF/25V
10K 100K
Arus beban dideteksi oleh sensor arus melalui pin 1 dan 2 sebagai sumbu positif. 3 dan 4
dihubungkan ke beban. kemudian outputnya pada pin 7 akan di kuatkan oleh ic lm324
melalui pin 2 dan 3 agar data dapat dibaca oleh ATMega8535. Selanjutnya outputnya pada
pin 1 distabilkan oleh kapasitor sebesar 10 µF/25V. Selanjutnya data dibaca oleh
ATMega8535.
LCD DISPLAY
RS RW GLK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pada pengujian alat ini dilakukan dengan menghitung arus beban dan tegangan beban
dengan menggunakan multimeter digital dan membandingkannya dengan hasil tampilan pada
LCD dengan menggunakan sensor arus ACS712. Hal ini dilakukan untuk mengetahui error
atau ralat masing-masing lampu pada ketiga parameter yang ditampilkan. Dalam hal ini
lampu yang digunakan adalah lampu Philips dengan daya 100 watt sebanyak sepuluh buah
untuk mendapatkan daya sebanyak 1000 watt.
I display
Lampu I teori Voltmeter
ACS712
(W) (A) (V)
(A)
100 0,45 0,23 0,53
200 0,90 0,52 0,91
300 1,36 0,91 1,34
400 1,81 1,30 1,80
500 2,27 1,72 2,26
600 2,72 2,14 2,64
700 3,18 2,64 3,08
800 3,63 2,99 3,54
900 4,09 3,50 3,95
1000 4,54 3,90 4,31
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑖 −𝐼𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘𝑖
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝐼𝑖 = [ ] 𝑥100%.
𝐼𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑖
I display
Lampu I teori
ACS712 %Error
(W) (A)
(A)
100 0,45 0,53 1,7
200 0,90 0,91 1,1
300 1,36 1,34 1,4
400 1,81 1,80 0,5
500 2,27 2,26 0,5
600 2,72 2,64 2,9
700 3,18 3,08 3,2
800 3,63 3,54 2,5
900 4,09 3,95 3
1000 4,54 4,31 5
Dari tabel di atas terlihat nilai I yang dihasilkan ACS712 tidak berbeda jauh dari I
teorinya. Kemudian diperoleh % Eror 0,5 % sampai 5%, menunjukkan bahwa penggunaan
ACS712 memiliki persen error yang sangat kecil sehingga ACS712 sangat efektif dalam
artian sangat akurat dalam pembacaan data, respon dari ACS712 sangat cepat, dan sensor ini
bisa digunakan untuk alat pengendali beban listrik berprioritas.
V I display
Lampu %Error K
Voltmeter ACS712
(W) (%) (V/A)
(V) (A)
100 0,23 0,53 1,7 0,43
200 0,52 0,91 1,1 0,57
300 0,91 1,34 1,47 0,67
400 1,30 1,80 0,5 0,72
500 1,72 2,26 0,5 0,76
600 2,14 2,64 2,9 0,81
700 2,64 3,08 3,2 0,86
800 2,99 3,54 2,5 0,84
900 3,50 3,95 3 0,89
1000 3,90 4,31 5 0,90
𝑥̅ 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 2,18 𝑥̅ 𝐾 = 0,74
Dari perhitungan konstanta konversi arus yang didapat nilai yang diperoleh untuk
konversi arus berkisar dari 0,43 V/A sampai 0,90 V/A. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
semakin besar daya beban yang diberikan maka nilai konversi arusnya juga semakin
meningkat. Ini menjelaskan bahwa banyaknya tegangan yang terpakai dalam setiap 1 ampere,
dapat diambil rata-rata konstantanya sebesar 0,74 V/A.
Sebuah berkas program C terdiri dari beberapa unsur, yaitu dokumentasi program,
pengarah prapengolahan, bagian deklarasi global, sebuah fungsi main (), dan fungsi-fungsi
buatan pemrogram. Masing-masing fungsi ini terdiri dari badan fungsi yang memuat
deklarasi local dan kode program yang dapat dieksekusi.
Dalam mengolah kode-kode program, compiler C melaksanakan beberapa tahapan
yaitu melakukan prapengolahan untuk melakukan persiapan yang diperlukan sebuah berkas
program kompilasi. Di dalam program pengarah prapengolahan diawali oleh karakter # yang
dituliskan pada baris-baris pertama program. Secara garis besar pelayanan prapengolah
dibagi dalam tiga kelompok :
1) Penyisipan berkas (#include),
2) Pendefenisian makro (#define), dan
3) Pengarah kendali compiler (#ifdef, #ifndef, dll)
5A. Ketika Penggunaan Arus melabihi 5A maka ATMega8535 akan menghidupkan relay
prioritas terendah. ATMega8535 akan tetap mempertahankan Arus di bawah 5A.
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Telah dirancang sebuah alat pengendali arus berbasis mikrokontroler ATMega8535
menggunakan sensor arus ACS712. Arus yang sibaca sensor dikonversi menjadi data
digital 10bit. Untuk mengetahui arus sebenarnya maka data digital harus dikalibrasi. Batas
arus pada rancangan ini ditentukan 5A, Sehingga jika arus mendekati 5A, maka program
akan muulai melakukan pemutusan beban.
2. Pengukuran arus yang menggunakan sensor arus ACS712 memiliki tingkat pengukuran
yang baik. Berdasarkan hasil percobaan terlihat nilai persentase error yang didapat
lumayan kecil.
5.2 Saran
1. Sebaiknya alat ditambahkan dengan rangkaian untuk mengurangi lonjakan arus pada saat
menghidupkan beban pertama kalinya.
2. Sebaiknya alat ditambahkan jalan pintas kalibrasi tanpa harus memprogram ulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper, Willian David. 1999. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Terjemah
oleh Ir. Sahat Pakpahan. Erlangga. Jakarta
Fauzi, Akhwaz, Trainer Mikrokontroler Atmega32 Sebagai Media Pembelajaran Pada Kelas
Xi Program Keahlian Audio Video Di Smk Negeri 3 Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fraden, Jacob. 2003. Handbook of Modern Sensor, Physics, Designs, and Applications.
Springer. San Diego USA
Petruzella, Frank. 2001. Elektronika Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sudjadi, Suryawan, 2012. Rancang Bngun Sistem Monitoring Tegangan, Arus Dan
Temperatur Pada Sistem Pencatu Daya Listrik di Teknik Elektro Berbasis
Mikrokontroler Atmega 128. Universitas Diponegoro: Semarang.
Tooley, Mike. 2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Edisi Kedua. Penerbit
Erlangga. Jakarta.
http://www.Mengenal Peralatan Utama Instalasi Listrik Rumah.html
http://hgenius-electrical-eng.blogspot.com/2011/03/sensor-arus.html