SKRIPSI
oleh:
SKRIPSI
oleh:
yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau
duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan dilingkungan Universitas Indonesia maupun di
Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber
informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya. Skripsi ini dikerjakan oleh dua
mahasiswa : Agus Noor Sidiq ( KCS 11 ) dan Maulana Rifaldi ( KCS 34 )
ii
iii
selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberi
pengarahan, diskusi dan bimbingan serta persetujuan sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
iv
ABSTRAK
ABSTRACT
The utilization of waste heat produced by power plant system will gain the
efficiency value for the system it self. Kalina cylce system gives a solution to
generate power from wasted heat or from geothermal with low temperature.
The modeling application on energy system is use to study the design of
thermal system that using Kalina cycle. The study of this process is done by
using Cycle Tempo 5.0, a simulating software, to get the data of the efficiency
and the energy that could be generated from heat source.
vi
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
PENGESAHAN iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
DAFTAR SINGKATAN xv
DAFTAR ISTILAH / SIMBOL xvi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1LATAR BELAKANG 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH 2
1.3 TUJUAN PENELITIAN 2
1.4 BATASAN MASALAH 3
1.5 METODOLOGI PENELITIAN 3
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN 4
BAB II DASAR TEORI 5
2.1 SIFAT-SIFAT TERMODINAMIKA AMMONIA-WATER
MIXTURE 5
2.2 DESKRIPSI SIKLUS KALINA 7
2.2.1 Proses Penguapan 9
2.2.2 Proses Absorpsi – Kondensasi 10
2.2.3 Proses Termodinamika Siklus Kalina 12
vii
viii
ix
Halaman
Gambar 2.1. T-x diagram ammonia-water mixture 6
Gambar 2.2. Tipe Siklus Kalina 8
Gambar 2.3. T-Q diagram proses boiling 10
Gambar 2.4. T-x diagram pada proses absopsi-kondensasi 11
Gambar 2.5. Volume kendali 13
Gambar 2.6. Skematik untuk pengembangan kerja-bermanfaat reversible 15
Gambar 2.7. Sistem tertutup 17
Gambar 2.8. Skematik pengembangan kerja reversible 18
Gambar 2.9. Plot T-S menunjukkan area mewakili perpindahan
exergy 21
Gambar 2.10. Plot T-S menunjukkan area dari perpindahan exergy 21
Gambar 2.11. Arah perpindahan kalor Q dan perpindahan exergy Q 22
Gambar 2.12. Kondisi steady-state alat penukar kalor antara 2 fluida tanpa
bercampur 31
Ganbar 2.13. Distribusi objective function, menunjukkan nilai
maksimum dan minimum 35
Gambar 3.1. Pemanfaatan Siklus Kalina Pada Bottoming Cycle
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi. 38
Gambar 3.2. Skema pemodelan KCS 11 40
Gambar 3.3. Diagram Proses Perhitungan Cycle Tempo 41
Gambar 3.4. (a) Skema Evaporator, (b) Preview hasil
perhitungan dengan Cycle Tempo 43
Gambar 3.5. Gambar skematik kondenser 43
Gambar 3.6. Gambar skematik turbin uap 44
Gambar 3.7. Proses ekspansi turbin uap 44
Gambar 3.8. Gambar skematik drain tank 45
xi
Halaman
Tabel III.1. Data Sumber Panas Bumi Pada Lahan Eksplorasi
LHD-4 dan LHD-5 37
Tabel III.2. Variabel-variabel pada Kondenser untuk EEQCOD = 1 54
Tabel III.3. Variabel-variabel pada Kondenser untuk EEQCOD = 2 54
Tabel III.4. Tipe-tipe turbin yang tersedia pada pemodelan Cyle Tempo 57
Tabel IV.1. Data energi dan exergi KCS 11 83.5 % sesudah optimasi 70
Tabel IV.2. Data energi dan exergi KCS 11 83.5 % sebelum optimasi 70
Tabel IV.3. Energi dan exergi flow Siklus Kalina 83.5 % 71
sesudah optimasi
Tabel IV.4. Energi dan exergi flow Siklus Kalina 83.5 % 72
sebelum optimasi
Tabel IV.5. Fraksi massa dan tekanan optimasi 73
Tabel IV.6. Optimasi pada tekanan 9.2 bar 73
Tabel IV.7. Optimasi pada tekanan 9.3 bar 74
Tabel IV.8. Optimasi pada tekanan 9.4 bar 74
Tabel IV.9. Optimasi pada tekanan 9.5 bar 74
Tabel IV.10. Optimasi pada tekanan 9.6 bar 74
Tabel IV.11. Optimasi pada tekanan 9.7 bar 75
Tabel IV.12. Optimasi pada tekanan 9.8 bar 75
Tabel IV.13. Optimasi pada tekanan 9.9 bar 75
xii
xiii
xiv
xv
LATAR BELAKANG
Produksi listrik menjadi hal terpenting dalam kehidupan manusia pada
zaman sekarang. Pada dasarnya kebutuhan akan energi listrik di dunia akan
meningkat sesuai dengan pertumbuhan jumlah manusia. Menjadi hal yang penting
untuk melakukan penelitian pengembangan produksi listrik dengan metode yang
baru serta efektif dan juga efisien dari segi produksi dan dari segi biaya.
Siklus energi yang umumnya diperkenalkan adalah siklus uap /steam atau
siklus Rankine, siklus ini terus menerus dikembangkan untuk memperoleh nilai
efisiensi yang besar. Namun perkembangan dan metode yang digunakan untuk
menghasilkan energi listrik sudah establish atau sudah pada titik mapan. Dari
pemanfaatan siklus Rankine ini akan diperoleh nilai efisiensi kurang lebih sama,
siklus ini memiliki keterbatasan pada nilai temperatur yang tinggi karena fluida
yang digunakan adalah air yang kemudian dibuat menjadi uap /steam melalui
boiler yang memerlukan bahan bakar yang ketersediaannya semakin langka dan
mahal.
Pemanfaatan sumber panas yang dihasilkan oleh beberapa sumber panas
alternatif dapat dimanfaatkan membangkitkan generator untuk menghasilkan
energi listrik. Sumber panas yang rendah seperti panas bumi bertemperatur
rendah, panas buangan pada mesin diesel, pembakaran biomassa, bahkan pada
panas buangan dari power plant yang akan dimanfaatkan sebagai siklus bawaan,
bottoming cycle , untuk membangkitkan energi listrik.
Pengggunaan dari NH3 sudah lama mulai dari sebagai refrigeran untuk
siklus refrigerasi, dan lainnya. NH3 atau ammonia memiliki sifat-sifat
termodinamika yang dapat dimanfaatkan sebagai fluida pada siklus power plant
PERUMUSAN MASALAH
Pengembangan dari sistem Kalina Cycle masih sangat luas dikarenakan
siklus ini merupakan siklus non-konvensional dan masih dapat di optimalkan
berdasarkan pada sifat termodinamika ammonia-water. Analisis exergi diperlukan
untuk memperoleh optimalisasi sistem untuk menghasilkan energi listrik yang
lebih efisien.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang berbasis pada ilmu termodinamika dan optimasi
energi ini adalah:
1. mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat pendayaan dari sifat-
sifat termodinamika ammonia-water dalam sistem pembangkit
listrik KCS (Kalina Cycle System) 11.
2. melakukan analisis energi dan exergi dengan bantuan software
pemodelan Cycle Tempo dari TU Delft.
3. Melakukan optimasi sistem termal pada model KCS 11.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan proses pengumpulan bahan-bahan yang
berkaitan dengan materi bahasan yang berasal dari buku-buku dan
internet.
2. Pemahaman software
Pemahaman software sebagai alat bantu sangat penting untuk dapat
menghasilkan simulasi sistem termal pada Kalina Cycle yang tepat.
3. Pemodelan simulasi
Variasi pemodelan simulasi dilakukan pada konfigurasi sistem siklus
akan digunakan untuk mendapatkan hasil-hasil yang dapat
dibandingkan pada setiap konfigurasi tersebut.
4. Analisis dan kesimpulan hasil pengujian optimasi
Analisis yang dikerjakan merupakan hasil optimasi yang bertujuan
mengetahui kerugian /losses dan akan melakukan potential
improvement pada bagian tertentu pada sistem.
SISTEMATIKA PENULISAN
Bagian ini berisi latar belakang yang melandasi penulisan skripsi;
perumusan masalah; tujuan penulisan; pembatasan masalah; metodologi
penelitian; serta sistematika penulisan. Pokok bahasan, sasaran, dan ruang
lingkup penelitian yang akan dilakukan dijelaskan secara garis besar pada subbab
perumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembatasan masalah. Sedangkan,
subbab metodologi penelitian, dan sistematika penulisan memberikan gambaran
awal tentang proses yang terjadi pada penelitian serta pembahasan isi skripsi
secara singkat.
BAB II. DASAR TEORI
Bagian ini berisi teori-teori termodinamika dan optimasi sistem energi
yang mendasari penelitian ini
BAB III. PEMBAHASAN TERMODINAMIKA KCS 11
Bagian ini berisi model-model komponen, parameter-parameter input yang
harus diberikan pada simulasi, dan metode perhitungan yang dilakukan oleh cycle
tempo 5.0. serta parameter energi dan exergi analisis.
BAB IV. ANALISIS DAN HASIL SIMULASI KCS 11
Bagian ini akan membahas data – data yang terkumpul dari variasi
konfigurasi campuran ammonia-water pada sistem termal yang memiliki efisiensi
exergi terbaik.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil simulasi dan merefleksikannya
terhadap tujuan awal yang telah ditetapkan. Dan saran untuk pihak lain yang ingin
membahas lebih lanjut analisa exergi pada sistem termal Kalina Cycle.
Keterangan :
HE-1 dan HE-2 = Evaporator
HE-3 = HT Recuperator
HE-4 = LT Recuperator
HE-5 = Kondenser
Pada gambar 2.2 diatas, menunjukkan disain dari siklus Kalina. Pada
penilitian ini akan difokuskan pada siklus Kalina KCS 11. Cara kerja siklus
Kalina KCS 11 seperti ditunjukkan gambar 2.2 adalah sebagai berikut : kita awali
siklus dari Kondenser (HE-5), cairan jenuh yang keluar dari Kondenser adalah
campuran ammonia-water dengan fraksi massa dasar misalnya 84 % ammonia,
kemudian cairan dipompa oleh sebuah feed pump menuju HE-4, di HE-4 cairan
dipanaskan oleh fluida yang keluar dari turbin, setelah melalui HE-4 cairan
dipisahkan oleh splitter yang akan memisahkan aliran massa cairan menuju HE-2
dan HE-3, di HE-3 cairan dipanaskan kembali hingga hampir menuju titik
penguapan oleh fluida yang keluar dari turbin, demikian juga di HE-2 cairan
dipanaskan oleh brine water / sumber panas yang keluar dari HE-1 hingga
mencapai titik penguapan, kemudian aliran fluida dari HE-2 dan HE-3 dicampur
terlebih dahulu sebelum menuju HE-1, di HE-1 fluida campuran ammonia-water
Jika dibandingkan dengan fluida murni dengan temperatur titik didih yang
konstan membuat perbedaan yang jauh dengan kurva sumber panas. Pada gambar
2.3 fluida ammonia-water memulai prosesnya pada temperatur 680C dan terdapat
pinch point sebesar 40C pada suhu campuran 800C. Dengan demikian hanya
dibutuhkan lebih sedikit kalor untuk menguapkan campuran ammonia-water
dibanding fluida murni, sehingga campuran ini cocok digunakan untuk sistem
dengan low temperature sources.
Dari apa yang telah dibahas sebelumnya bahwa ketika fluida kerja
dipergunakan, nilai kerja pada mesin kalor akan tergantung pada temperatur
fluida, dan tidak lagi pada sumber panas yang sebenarnya. Cara yang paling
sederhana dalam membandingkan efektifitas fluida kerja adalah dengan
menggunakan temperatur fluida rata-rata sewaktu perpindahan kalor/panas untuk
menghitung losses/ kerugian pasa siklus yang diakibatkan oleh fluida.
10
11
Konversi kalor dari sumber panas dengan kapasitas kalor yang terbatas
mempunyai efisiensi yang rendah sehingga untuk pembangkit daya dengan
temperatur rendah akan sangat mahal jika digunakan untuk menangani laju
temperatur yang besar untuk menghasilkan daya yang sesuai.
Sumber panas atau heat sink terbatas dan sensible. Oleh karena itu,
temperatur dari sumber energi medium brine water geotermal mendingin ketika
memberikan energinya. Sama halnya juga medium sink ( Air atau udara) akan
memanas dengan menyerap energi.
Idealnya pemanfaatan sumber panas dan medium heat sink secara
langsung di dalam siklus/tanpa melalui alat penukar kalor lebih memiliki efisiensi
besar karena panas dari sumber langsung termanfaatkan pada turbin.
Bagaimanapun juga hal tersebut tidaklah memungkinkan, setidaknya pada
geotermal bertemperatur rendah. Mesin kalor seperti halnya turbin memerlukan
medium yang bergerak diantara sumber panas dan heat sink, medium tersebut
adalah fluida kerja. Sebuah turbin, di dalam siklus tertutup, melakukan kontak
langsung dengan fluida tersebut. Hal ini berarti kerja dari turbin, tidak hanya
ditentukan dari temperatur sumber panas dan heat sink saja tetapi ditentukan juga
oleh kalor yang dikandung oleh fluida kerja yang kontak langsung dengan turbin
tersebut.
Jika tidak diperoleh nilai temperatur yang mendekati medium sumber
panas dan heat sink maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah mencari
medium fluida kerja yang bisa menyerupainya.
12
m& e
h
e
s e
m& i CONTROL VOLUME V
e
hi dEcv dS
dan cv z e
dt dt
si
W& act ,out
Vi
( Mechanical power)
z i ….. …..
Gambar 2.5. Volume kendali terdapat perubahan energi oleh perpindahan kalor
Q& j pada temperatur permukaan Tj sepanjang permukaan kendali.
dScv n Q &
= ∑ si m& i − ∑ se m& e + ∑ + σ& cv .......................................................... (2.1)
j
dt in out j =1 T j
13
δ Wu = δ W − ( − P0 dV ) ..................................................................................... (2.3)
Untuk perubahan pada state terbatas /finite,
dt in out j =1 T j
V2 V2
W&u = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
..................... (2.6)
T d ( E + PV − T0 S )cv
− ∑ Q& j 1 − 0
n
+ + T0σ& cv
0
Tj dt
j =1
14
menjadi
V2 V2
W&rev ,u = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
................. (2.7)
T d ( E + PV − T0 S )cv
− ∑ Q& j 1 − 0
n
+
0
Tj dt
j =1
Persamaan ini akan digunakan pada tahap pengembangan berbagai bentuk dari
fungsi exergy.
Kesulitan akan ditemui pada term ∑ Q& j 1 − (T0 T j ) pada persamaan [2.6]
dan [2.7], sehingga untuk mengatasi permasalahan ini, akan lebih baik jika T j
digantikan dengan sebuah angka temperatur konstan atau uniform pada batas
daerah aliran. Dalam hal ini persamaan [2.6] dapat dituliskan sebagai berikut
V2 V2
W&u = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
..................... (2.8)
T d ( E + PV − T0 S )cv
− Q& j 1 − 0 + + T0σ& cv
0
Tj dt
15
16
ada aliran arus yang dihubungkan dengan sistem tertutup [control mass (cm)],
sehingga kerja-bermanfaat netto menjadi
d ( E + PV − T0 S )cv T
W&u = − ∑ Q& j 1 − 0
n
+ T0σ& cv ........................................ (2.9)
0
dt Tj
j =1
Catat bahwa E dapat digantikan dengan U untuk sistem stationery, dan
simbol cv digantikan dengan cm.
Untuk perubahan state kondisi finite,
n
δ W&u = d ( E + PV δ Q& j + T0δσ& cv ................................. (2.10)
T
− T0 S )cv − ∑ 1 − 0
0
j =1 Tj
Integrasi dari persamaan di atas antara state 1 dan 2 pada sistem tertutup
menghasilkan
17
&
2
T
Wu = ∆e + P0 ∆v − T0 ∆s − ∫ 1 − 0 δ q + T0σ& m
1
Tb
........................ (2.12)
2
T0
= e2 − e1 + P0 (v2 − v1 ) − T0 ( s2 − s1 ) − ∫ 1 − δ q + T0σ& m
1
Tb
Persamaan ini akan mengevaluasi kerja-bermanfaat reversibel dengan
mengatur σ = 0 . Di dalam kondisi ini, persamaan memprediksi nilai maksimum
output kerja-bermanfaat atau nilai input minimum kerja-bermanfaat yang
berhubungan dengan perubahan kedududkan yang diberikan.
Aplikasi dari persamaan [2.11] dan [2.12] pada dasarnya untuk
menentukan perpindahan kerja-bermanfaat reversibel yang terjadi ketika sistem
tertutup merubah energi sebagai satu-satunya perpindahan kalor dengan
lingkungan pada T0. Keadaan seperti ini ditunjukkan oleh gambar di bawah ini,
18
Persamaan ini memberikan penjelasan hubungan dari exergy pada sistem tertutup.
Exergy dari sebuah sistem tertutup pada state yang ditentukan
didefinisikan sebagai kerja output maksimum yang bermanfaat yang mungkin
diperoleh dari kombinasi sistem-atmosfer seperti halnya sistem berjalan dari state
setimbang yang diberikan terhadap dead state oleh sebuah proses dimana letak
perpindahan kalor terjadi hanya dengan atmosfer.
Untuk sistem tertutup yang berjalan dari state yang diberikan relatif
terhadap dead state dalam sebuah proses dimana perpindahan kalor terjadi hanya
dengan lingkungan, kerja bermanfaat reversibel diperoleh langsung dari
persamaan [2.13], maka hasilnya adalah
Wrev ,u = E0 − U + P0 (V0 − V ) − T0 ( S0 − S ) ..................................................... (2.14)
Dimana E0, V0 dan S0 merupakan properties dari sistem tertutup pada dead state.
Menurut standar konvensi penandaan, Wu = Wu ,in = −Wu ,out . Oleh karena itu, output
Dimana E=U + KE + PE adalah total energi pada sistem tertutup. Dan kemudian
exergy spesifik dapat dituliskan sebagai berikut
Φ
φ= = e − u0 + P0 (v − v0 ) − T0 ( s − s0 ) ........................................................ (2.17)
m
19
20
Area = Φ Q , R
Area
=Q
To
Area = To ∆S R
∆S R S
Gambar 2.9. Plot T-S menunjukkan area mewakili perpindahan exergy
dikaitkan dengan perpindahan kalor dari sistem tertutup pada
temperatur konstan TR
To
To
Area = To ∆S
S
S
(a) (b)
Gambar 2.10. Plot T-S menunjukkan area dari perpindahan exergy
21
Untuk perpindahan exergy φQ pada basis unit massa, dapat ditulis dengan
2
T
φQ = ∫ 1 − 0 δ q j ....................................................................................... (2.22)
Tj
1
Hal penting dari persamaan [2.20] dan [2.22] adalah jika temperatur sistem
(TA) lebih besar dari T0, maka sistem mendapat exergy ketika perpindahan kalor
ke sistem, dan sebaliknya. Bagaimanapun juga, jika temperatur sistem T A lebih
kecil dari T0, kemudian terjadi kerugian exergy sistem ketika perpindahan kalor
ke sistem. Jadi aliran energi dan aliran exergy berlawanan arah, ditunjukkan pada
gambar dibawah ini.
+ + T0σ& cm
0
j =1 Tb dt
22
dan term kedua bagaian kanan didefinisikan oleh persamaan [2.18] sebagai
dan yang terakhir didefinisikan sebagai irreversibility Icm didalam sistem tertutup.
Maka persamaan tersebut menjadi
∆Φ cm = ΦQ + Wu − I cm .................................................................................. (2.24)
Sebagai tambahan, persamaan diatas dapat ditulis sebagai interaksi kerja. Untuk
proses reversibel, dimana Icm = 0.
Wrev ,u = ( ∆Φ cm − Φ Q )
23
Sama halnya, ketika Q dan W adalah nol pada sistem terisolasi, keseimbangan
exergy oleh persamaan [2.24] menjadi
∆Φ isol = − I isol ............................................................................................... (2.28)
Karena Iisol harus selalu bernilai positif pada proses aktualnya, maka nilai exergy
berubah untuk sistem terisolasi menjadi negatif. maka
∆Φisol ≤ 0 .................................................................................................... (2.29)
Ini adalah rumus untuk peningkatan pada prinsip entropi sistem terisolasi
24
V2 V2
W&sf = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
…………. (2.30)
T
− ∑ Q& j 1 − 0
n
Tj + T0σ& cv
j =1
Dengan sf menandakan bahwa keadaan yang mewakili ”steady state,
steady flow”. Perlu dicatat kalau kerja-bermafaat dan kerja shaft adalah sama pada
kasus ini, karena P0 V = 0 maka kerja reversible berhubungan dengan proses
reversible internal dengan nilai σ& cv adalah nol. Oleh karena itu volume kendali
dalam keadaan steady state,
V2 V2
W&sf ,rev = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
............. (2.31)
T
− ∑ Q& j 1 − 0
n
Tj
j =1
Akhirnya, untuk sistem dimana massa masuk pada state 1 dan meninggalkan
volume kendali pada state 2, persamaan di atas dapat dituliskan dalam basis unit
massa, sbb
V2 V2
wsf ,rev = ∑ h + + gz − T0 S − ∑ h + + gz − T0 S
out 2 e in 2 i
........................ (2.32)
n T
− ∑ q j 1 − 0
Tj
j =1
25
Tj .............................................. (2.34)
out in j =1
Dimana e dan i adalah exit dan inlet pada arus.
26
V2 V2
W&act ,u = ∑ h + + gz − T0 S .m& e − ∑ h + + gz − T0 S .m& i
out 2 e in 2 i
............. (2.30)
T
− ∑ Q& j 1 − 0
n
∑ψ e
& Q − W&act − I&cv
.m& e − ∑ψ i .m& i = Φ (steady state) .................... (2.35)
out in
27
pada persamaan [2.36] akan sangat sulit untuk dievaluasi jika nilai Q& dan Tj tidak
diketahui pada setiap posisi di boundary dari volume kendali. Untuk
menghindarinya, diasumsikan dengan alasan yang tepat untuk menggantikan
variabel temperatur permukaan Tj dengan temperatur boundary Tb , sehingga
T T0
Φ Q , R = ∑ Q& j 1 − 0 ≈ Q& 1 − ........................................................... (2.38)
T
j j Tb
Nilai dari Tb biasanya adalah rata-rata dari temperatur inlet dan outlet.
28
29
ψ e − ψ i wact ,in − i
εC = ε P ≡ = (adiabatik) ................................ (2.43)
wact ,in wact ,in
Untuk turbin didefinisikan T berkebalikan dengan C. Maka,
wact ,out i − φQ
εT ≡ = 1− ......................................................................... (2.44)
ψ i −ψ e ψ i −ψ e
Dimana terjadi sejumlah perpindahan kalor dengan lingkungan. Untuk turbin
adiabatik adalah
wact ,out wact ,out
εT ≡ = (adiabatik) .................................... (2.45)
−∆ψ wact ,out + i
30
Cara mengukur efektivitas dari alat penukar kalor ini ditandai dengan
peningkatkan exergy pada aliran dingin dan menurunnya exergy pada aliran panas.
Maka,
m& c (ψ 2 − ψ 1 )
ε= (heat exchanger) …………………………….. (2.48)
−m& h (ψ 4 − ψ 3 )
Fluida dingin pada keadaan awal 1 dan fluida panas pada keadaan awal 2.
keseimbangan fluidanya adalah
0 = m& 3ψ 3 − m& 1ψ 1 − m& 2ψ 2 + I&cv
Dimana m& c = m& 1 dan m& h = m& 2 . Persamaan ini dapat dituliskan menjadi
31
2.7.2 Constraint
Nilai constraint diberikan pada permasalahan rancangan yang muncul
dikarenakan adanya pembatasan pada kisaran variabel fisik, dan juga karena
prinsip dasar kesetimbangan energi yang harus terpenuhi. Pembatasan ini bisa
32
33
34
35
36
PEMBAHASAN TERMODINAMIKA
KCS 11
Tabel III.1. Data Sumber Panas Bumi Pada Lahan Eksplorasi LHD-4 dan LHD-5
LHD-4 LHD-5
Well Head Pressure (bar) 25 10.7
Enthalpi (kJ/kg) 2050 1160
Temperatur (0C) 180 182
Dryness (%) 61 20
Total flow (kg/s) 20.8 63
Steam flow (kg/s) 12.2 12
Water flow (kg/s) 8.6 51
Sumber : PT. Rekayasa Industri (lampiran 3)
Pada studi ini pemanfaatan energi dari brine water yang keluar dari
separator utama geotermal dengan mass flow 51 kg/s, dan temperatur 1820C dan
asumsi kerugian tekanan pada separator geotermal adalah 0.5 bar dan penurunan
temperatur sebesar 20C. Pemanfaatan brine water dari sistem geotermal utama
untuk menghasilkan daya dipilih sistem Kalina Cycle KCS 11 (range temperatur
1210C-2040C) [2]. Skema pembangkit tenaga geotermal secara utuh seperti
37
S
Brine
separator
Steam
condenser
Water
flow Geothermal
injection well
Evaporator
Geothermal
source well
Ammonia
turbine
Generator
S
HT
Recuperator
LT Recuperator
Ammonia
condenser
Ammonia pump
38
Aliran brine water ditandai oleh pipa berwarna merah dari heat source
nomor 1 hingga heat sink nomor 2. Aliran cooling water ditandai pipa berwarna
biru dari heat source nomor 12 hingga masuk lagi ke heat sink nomor 11.
39
H
11
4
HT Recuperator
Evaporator 7
1
22 10 8
H
4
15 20 7 19 9
H
Drain Tank
1
2 11
21
Condenser
14 18
16 13
6
9 8
12 17
H DRUM
13
2 15 10
LT Recuperator 16 12
BRINE WATER
6
BASIC MIXTURE
RICH MIXTURE
LEAN MIXTURE 14 3
COOLING WATER
40
41
42
h1 , m& 1
h5 , m& 5
h2 , m& 2
h4 , m& 4
h3 , m& 3
Q deliver = Q absorb
43
h1 (T1 , P1 ), m&
h2 (T2 , P2 ), m&
Pturbine = η m m& ( h1 − h2 )
………………………………………………………...(3.3)
Pgenerator = η m ,e Pturbine
h1 − h2
ηi = ……………………………………………………………. (3.4)
h1 − h2 s
ηi = efisiensi isentropik
h2 s = entalpi proses isentropik
44
m& 3 ,.h3
m& 1 , h1
45
h3 s − h3
ηi = ………………………………………………………………….(3.7)
h4 − h3
η m ,e = efisiensi mekanikal elektrikal pompa
η i = efisiensi isentropis
h3 s = entalpi proses isentropik
46
47
(a) (b)
e 4 , m& 2
e2 , m& 1
Ih
e1 , m& 1
e3 , m& 2
(c)
Gambar 3.11. (a) Skema Evaporator, (b) Preview hasil perhitungan exergi
dengan Cycle Tempo , (c) Kesetimbangan exergi pada heat
exchanger
48
e1 , m& 1
e5 , m& 5
Ic
e 2 , m& 2
e4 , m& 4
e3 , m& 3
&1
e1, m
W aktual
It
&2
e2, m
It
( h1 − h2 ) − To ( s1 − s 2 ) = ( h1 − h2 ) + ……………………………………...(3.16)
m&
49
...................................................................(3.18)
e1 , m& 1 e3 , m& 3
Id
e 2 , m& 2 e 4 , m& 4
Ip
e2 , m& 2 e1 , m& 1
W aktual
50
51
Parameter input:
EEQCOD = 1 à menghitung aliran massa
2 à Menghitung nilai entalpi masuk dan keluar
TIN 1 = temperatur masuk sisi primer (bagian yang dipanaskan)
TOUT 2 = temperatur keluar sisi sekunder (bagian yang didinginkan)
DELTL = perbedaan temperatur antara TOUT 2 dan TIN 1
TIN 2 = temperatur masuk sisi sekunder (bagian yang didinginkan)
TOUT 1 = temperatur keluar sisi primer (bagian yang dipanaskan)
DELTH = perbedaan temperatur TOUT 1 dan TIN 2
DELP1 = kerugian tekanan sisi primer aliran
DELP2 = kerugian tekanan sisi sekunder aliran
Dalam pemodelan jenis heat exchanger, default yang dipakai adalah tipe
counter flow.
Perhitungan nilai efisiensi exergi adalah sebagai berikut
52
Parameter-parameter input :
EEQCOD = 1 à menghitung aliran massa
2 à Menghitung temperatur, nilai entalpi masuk dan keluar
SATCOD = 0 apabila aliran keluar dari secondary flow berada pada titik
saturasi.
RPSM = ratio antara aliran massa primer dan sekunder.
DELTH = perbedaan temperatur antara temperatur saturasi sekunder
dengan aliran keluar primer. (oC)
DELTL = perbedaan temperatur antara aliran keluar sekunder dengan aliran
masuk primer. (oC)
DTSUBC = perbedaan temperatur antara temperatur saturasi sekunder
dengan aliran keluar sekunder. (oC)
DELE = aliran energi ke enviroment (losses) (kW)
53
dimana
U = tidak perlu diketahui
K = perlu diketahui
2. Cara kedua adalah dengan menggunakan EEQCOD = 2, persamaan energi
digunakan untuk menghitung temperatur dan entalpi dari kondenser atau
sistem secara keseluruhan. Tabel untuk menyelesaikan persamaan jika
entalpi tidak diketahui :
54
55
56
57
Parameter input:
PIN : tekanan masuk drum (bar)
POUT : tekanan keluar drum (bar)
DELE : kebocoran atau penambahan energi pada sistem. (default = 0) dianggap
energi yang masuk ke drum sama dengan energi yang keluar drum.
CRATIO : rasio sirkulasi antara circulating flow dengan main flow. Nilai
resiprokal CRATIO = 1/CRATIO adalah kualitas uap yang masuk dari
bagian circulating flow.
Dalam simulasi biasanya pipa yang keluar dan masuk ke drum
didefinisikan terlebih dahulu kualitas uapnya, terutama pipa vapor stream dan
liquid stream/down stream.
Perhitungan nilai efisiensi exergi pada drum adalah
Ex out ,main flow − Ex in ,main flow
η ex = ………………………………………….. (3.25)
Ex in ,circ − Ex out ,circ
58
Parameter input :
ETHAI = efisien isentropik.
ETHAM = efisiensi mekanikal.
ETHAE = efisiensi elektrikal.
Dalam pemodelan digunakan range efisiensi isentropik antara 70-90%, begitu
juga dengan efisiensi isentropik turbin. Untuk efisiensi mekanial, elektrikal
digunakan nilai 99%, begitu juga dalam memodelkan turbin dan generator.
........................................................................ (3.26)
Jika losses yang terjadi pada penyaluran listrik dengan electromotor dihitung,
maka efisiensi exergi menjadi :
....................................................................... (3.27)
59
60
61
62
4. LT Recuperator
Aliran primer adalah aliran campuran yang berasal dari kondenser.
Aliran sekunder adalah aliran yang berasal dari ekstraksi turbin.
P in aliran primer = Pout pompa kondensat
T out aliran primer = 600C
5. HT Recuperator
Tin aliran primer = 600C
DLTH = 100C
DLTL = 150C
6. Evaporator 1
Tout aliran primer = 1750C
Tout aliran sekunder = 1000C
7. Evaporator 2
Tin aliran primer = 600C
Tout aliran sekunder = 800C
63
h out ( P , T ), m&
Keterangan :
64
65
66
3140
Sebelum Optimasi
3120 Setelah Optimasi
Power Output (kW)
3100
3080
3060
3040
3020
3000
2980
Pada sistem Siklus Kalina setelah optimasi nilai entalpi pada sisi keluar
turbin lebih rendah dari kondisi sebelum optimasi sehingga menyebabkan power
output yang bisa dihasilkan lebih besar (terlihat pada grafik). Hal ini juga
mengakibatkan efisiensi energi dan exergi Siklus Kalina naik Nilai perbandingan
energi dan exergi yang mengalir pada kondisi sebelum dan sesudah optimasi
diberikan pada tabel IV.3. dan IV.4. Dari tabel bisa dilihat bahwa nilai exergi
yang mengalir ke turbin, pipa nomor 5 pada kondisi setelah optimasi lebih besar
daripada kondisi sebelum optimasi meskipun aliran exergi dari brine water, pipa 1
adalah sama untuk kedua kondisi tersebut. Nilai energi dan exergi yang diserap
serta energi dan exergi yang dideliver oleh sistem diberikan pada tabel IV.1. dan
IV.2. Gambar 4.5 dan 4.6 memperlihatkan perbedaan KCS 11 sebelum dan
sesudah optimasi.
67
BASIC MIXTURE
14 3
35.00 27.32 0.8350( ξ) 26.53
RICH MIXTURE
0.8350(ξ) 20.105 6.03 20.105
LEAN MIXTURE
COOLING WATER
Gambar 4.5. KCS 11 dengan fraksi massa ammonia by weight 83.5% sebelum optimasi
68
BASIC MIXTURE
14 3
35.00 24.25 0.8350(ξ) 23.46
RICH MIXTURE
0.8350(ξ) 19.606 -8.31 19.606
LEAN MIXTURE
COOLING WATER
Gambar 4.6. KCS 11 dengan fraksi massa ammonia by weight 83.5% setelah optimasi
69
21805.52 5344.28
Delivered 1 Generator G 3115.23 3115.23
gross
power 3115.23 3115.23
Aux. power 13 Pump 8 186.09 186.09
consumption 14 Pump 8 113.99 113.99
300 300
Delivered
Net power 2815.23 2815.23
gross
Efisiensi (%) 14.28 58.29
net
(%) 12.9 52.7
Tabel IV.2 Data energi dan exergi KCS 11 83.5 % sebelum optimasi
No. Apparatus Type Energy Total (kW) Exergy Total
[kW] [kW] (kW)
Absorbed 3 Evaporator 1 12 17515.99 4634.18
power 4 Evaporator 2 6 4289.53 710.1
21805.52 5344.28
Delivered 1 Generator G 3028.44 3028.44
gross
power 3028.44 3028.44
Aux. power 13 Pump 8 186.83 186.83
consumption 14 Pump 8 114.55 114.55
301.38 301.38
Delivered
net
power 2727 2727
gross
Efisiensi (%) 13.8 56.6
net (%) 12.5 51
Dari data yang tersaji di atas nilai absorbed power dari brine water antara
siklus sebelum dan sesudah optimasi adalah konstan, tetapi nilai power yang
dihasilkan oleh siklus optimasi lebih besar. Hal ini disebabkan karena nilai exergi
(e5 − e 4 ) setelah optimasi yang ditansfer ke turbin lebih besar dari pada sebelum
optimasi dengan tingkat losses dan efisiensi yang sama pada turbin (lihat tabel
IV.3 dan IV.4).
70
71
72
73
74
75
3150
Sebelum Optimasi
3100
Setelah Optimasi
3050
Power Output (kW)
3000
2950
2900
2850
2800
2750
83 83.5 84 84.5 85 85.5 86 86.5 87 87.5 88 88.5 89
M a ss Fra cti on Ammoni a by wei ght (%)
76
Satuan dalam kW
Gambar 4.8. Diagram aliran energi KCS 11 83.5 % ammonia kondisi optimal
77
78
4300
4250 Sebelum optimasi
Exergi delivered (kW)
Turbin merupakan alat ekspansi yang nilai kerja berada pada keadaan
steady-state dan steady flow [12] dengan rumusan net availability /exergi adalah
ψ 2 − ψ 1 = φQ − wact − icv , didalam rumusan ini hanya ada 1 inlet dan 1 outlet pada
turbin. Turbin pada penelitian ini tidak reversible sehingga kerja yang dihasilkan
adalah kerja aktual. Turbin sebagai alat irreversible ditandai dengan adanya nilai
delta entropi tidak sama dengan nol, artinya nilai efisiensi isentropis (persamaan
3.4) tidak mungkin mencapai 100%, sehingga nilai power aktual turbin lebih
kecil daripada turbin ideal. Konsekuansinya adalah dihasilkan irreversibility atau
disebut dengan losses /kerugian. Aliran exergi pada sistem serta losses yang
terjadi pada tiap apparatus dapat dijelaskan melalui diagram Grassman berikut ini.
79
Satuan dalam kW
80
1080
1060
1040
1020
1000
9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.9 10
81
Dengan
E = e.m&
H = h.m&
e = exergi ( kJ / kg )
h = entalpi ( kJ / kg )
Pipa yang menghubungkan turbin adalah pipa nomor 5 dan 4. Meskipun
exergi losses dari sistem dengan mass fraction 83.5% lebih besar tetapi nilai
exergi yang mengalir ( E 5 ) ke turbin lebih besar dengan demikian jumlah exergi
Losses
1107 kW
3146.7 kW
6639.8 kW
82
57
Efisiensi exergi (%)
56
55
54
53
52
9.1 9.2 9.3 9.4 9.5 9.6 9.7 9.8 9.9 10
83
5.1. KESIMPULAN
Dari simulasi dan hasil perhitungan yang dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan berupa :
1. Sistem siklus Kalina KCS 11 yang dicoba penerapannya untuk kondisi
suatu lapangan geotermal di Indonesia ternyata dapat menghasilkan daya
listrik di generator sebesar 3 MW.
2. Dari hasil analisis nilai daya listrik tertinggi dan efisiensi exergi tertinggi
diperoleh pada kondisi konfigurasi campuran ammonia-water 83.5% dan
tekanan optimasi 9.2 bar, yakni 3.115 MW.
3. Nilai efisiensi termal sistem KCS 11 dengan sumber brine water 1800C
sekitar 11-14%.
4. Analisis energi dan exergi dapat menjelaskan fenomena termodinamika
yang terjadi pada sistem pembangkit daya.
5. Penggunaan analisis exergi bisa menjelaskan bahwa untuk sumber energi
yang sama dapat dihasilkan nilai kerja berguna yang berbeda.
6. Konsep availability (exergy) atau ketersediaan dapat digunakan untuk
mencari nilai optimal dari suatu sistem termal.
84
85
[1] R. Maack and P. Valdimarsson (2002). Operating experience with Kalina power
plants, VDI- Berichte 1703 Geothermische Stromerzeugung, Potsdam 17 – 18.
Oktober 2002, ISBN 3-18-091703-2,
[2] A. Mlcak, Henry (2002)., “Kalina Cycle Concepts for Low Temperature
Geothermal”. Journal of Geothermal Resources Council Transaction vol. 26.
kiriman e-mail dari www.powereng.com, halaman 712, 708
[5] A. Mlcak, Henry (2001)., “Design and Start-Up of the 2 MW Kalina Cycle®
Orkuveita Húsavíkur Geothermal Power Plant in Iceland”. European Geotherma
Energy Council : 2nd Business Seminar EGEC 2001
[6] A. Mlcak, Henry, et al., Notes from the North: a Report on the Debut Year of
the 2 MW Kalina Cycle® Geothermal Power Plant in Húsavík, Iceland, USA,
April 2002.
86
[10] Vidal, A., et al. (2006), Analysis of a combined power and refrigeration cycle
by exergy method, journal of ScienceDirect.
[12] Cengel, Yunus A., dan Boles, Michael A., Thermodynamic: an Engineering
Approach, 2nd Ed. (North America: McGraw-Hill., 1994), halaman 411.
[13] Delft University of Technology (TU Delft)., Reference Guide Cycle Tempo
Manual.
87
88
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.25 0.8350( ξ) 23.46
COOLING WATER 0.8350( ξ) 19.606 -8.31 19.606
Skema 1, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 83.5% pada kondisi optimal
89
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 26.95 0.8350( ξ) 26.16
COOLING WATER 0.8350( ξ) 20.105 4.29 20.105
Skema 2, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 83.5 % kondisi sebelum optimasi
90
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.06 0.8400( ξ) 23.26
COOLING WATER 0.8400( ξ) 19.461 -5.93 19.461
91
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 26.75 0.8400(ξ) 25.96
COOLING WATER 0.8400(ξ) 19.949 6.66 19.949
92
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.27 0.8450( ξ) 23.46
COOLING WATER 0.8450( ξ) 19.388 -1.67 19.388
93
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 26.56 0.8450( ξ) 25.76
COOLING WATER 0.8450( ξ) 19.796 9.07 19.796
Skema 6, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 84.5 % kondisi sebelum optimasi
94
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.09 0.8500( ξ) 23.27
COOLING WATER 0.8500( ξ) 19.248 0.80 19.248
95
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 26.38 0.8500( ξ) 25.57
COOLING WATER 0.8500( ξ) 19.646 11.54 19.646
96
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.51 0.8600( ξ) 23.69
COOLING WATER 0.8600( ξ) 19.101 9.51 19.101
97
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 26.02 0.8600( ξ) 25.20
COOLING WATER 0.8600( ξ) 19.353 16.60 19.353
Skema 10, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 86% kondisi sebelum optimasi
98
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.77 0.8750( ξ) 23.93
COOLING WATER 0.8750( ξ) 18.816 20.98 18.816
Skema 11, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 87.5 % kondisi optimal
99
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 25.51 0.8750( ξ) 24.67
COOLING WATER 0.8750( ξ) 18.932 24.49 18.932
Skema 12, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 87.5% sebelum optimasi
100
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 24.82 0.8850( ξ) 23.97
COOLING WATER 0.8850( ξ) 18.608 28.18 18.608
Skema 13, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 88.5 % kondisi optimal
101
LEAN MIXTURE 14 3
35.00 25.19 0.8850( ξ) 24.34
COOLING WATER 0.8850( ξ) 18.664 29.93 18.664
Skema 14, KCS 11 dengan fraksi massa ammonia 88.5% kondisi sebelum optimasi
102
103
Total
Energy Therm.Mec. Total Therm.Mec. Exergy
Pipe flow Energy flow Exergy flow flow
no. [kW] [kW] [kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18572.65 18572.65 4444.32 4444.32
18572.65 18572.65 4444.32 4444.32
3 21859.92 21859.92 4234.28 4234.28
21859.92 21859.92 4234.28 4234.28
4 10834.74 10834.74 7045.59 7045.59
10834.74 10834.74 7045.59 7045.59
5 13924.66 13924.66 11171.49 11171.49
13924.66 13924.66 11171.49 11171.49
6 21756.87 21756.87 4310.36 4310.36
21756.87 21756.87 4310.36 4310.36
7 142.95 142.95 4977.49 4977.49
142.95 142.95 4977.49 4977.49
8 11978.26 11978.26 2866.32 2866.32
11978.26 11978.26 2866.32 2866.32
9 3041.26 3041.26 4529.67 4529.67
3041.26 3041.26 4529.67 4529.67
10 1286.48 1286.48 4526.42 4526.42
1286.48 1286.48 4526.42 4526.42
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 9.03 9.03 13.47 13.47
36.66 36.66 20.95 20.95
14 3029.91 3029.91 4518.04 4518.04
3029.91 3029.91 4493.91 4493.91
15 2857.81 2857.81 320.42 320.42
2857.81 2857.81 320.42 320.42
16 14600.2 14600.2 272.46 272.46
14600.2 14600.2 272.46 272.46
17 4264.14 4264.14 88.74 88.74
4264.14 4264.14 88.74 88.74
18 4432.29 4432.29 215.13 215.13
4432.29 4432.29 215.13 215.13
19 6594.39 6594.39 1578 1578
6594.39 6594.39 1578 1578
20 2304.86 2304.86 2201.12 2201.12
2304.86 2304.86 2201.12 2201.12
21 37.85 37.85 4317.79 4317.79
37.85 37.85 4317.79 4317.79
22 3591.34 3591.34 6712.76 6712.76
3591.34 3591.34 6712.76 6712.76
104
105
106
Total Total
Therm.Mec. Therm.Mec.
Pipe Energy Exergy
Energy flow Exergy flow
no. flow flow
[kW] [kW]
[kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18186.89 18186.89 4424.31 4424.31
18186.89 18186.89 4424.31 4424.31
3 21609.03 21609.03 4223.35 4223.35
21609.03 21609.03 4223.35 4223.35
4 9705.54 9705.54 6566.08 6566.08
9705.54 9705.54 6566.08 6566.08
5 12823.7 12823.7 10740.98 10740.98
12823.7 12823.7 10740.98 10740.98
6 21507.23 21507.23 4298.17 4298.17
21507.23 21507.23 4298.17 4298.17
7 500.44 500.44 4807.22 4807.22
500.44 500.44 4807.22 4807.22
8 10792.1 10792.1 2625.39 2625.39
10792.1 10792.1 2625.39 2625.39
9 2819.9 2819.9 4344.58 4344.58
2819.9 2819.9 4344.58 4344.58
10 1587 1587 4022.88 4022.88
1587 1587 4022.88 4022.88
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 37.97 37.97 58.55 58.55
149.98 149.98 88 88
14 2780.1 2780.1 4287.52 4287.52
2780.1 2780.1 4262.92 4262.92
15 2564.17 2564.17 275.92 275.92
2564.17 2564.17 275.92 275.92
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 7394.79 7394.79 1798.92 1798.92
7394.79 7394.79 1798.92 1798.92
20 3105.26 3105.26 2405.52 2405.52
3105.26 3105.26 2405.52 2405.52
21 49.1 49.1 4196.42 4196.42
49.1 49.1 4196.42 4196.42
22 4692.25 4692.25 6408.35 6408.35
4692.25 4692.25 6408.35 6408.35
107
Total Total
Therm.Mec. Therm.Mec.
Pipe Energy Exergy
Energy flow Exergy flow
no. flow flow
[kW] [kW]
[kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18569.57 18569.57 4517.41 4517.41
18569.57 18569.57 4517.41 4517.41
3 21851.1 21851.1 4310.15 4310.15
21851.1 21851.1 4310.15 4310.15
4 10052.78 10052.78 6901.49 6901.49
10052.78 10052.78 6901.49 6901.49
5 13093.53 13093.53 10966.99 10966.99
13093.53 13093.53 10966.99 10966.99
6 21748.98 21748.98 4385.49 4385.49
21748.98 21748.98 4385.49 4385.49
7 195.18 195.18 5006.06 5006.06
195.18 195.18 5006.06 5006.06
8 11171.45 11171.45 2717.67 2717.67
11171.45 11171.45 2717.67 2717.67
9 2984.23 2984.23 4560.02 4560.02
2984.23 2984.23 4560.02 4560.02
10 1313.85 1313.85 4228.55 4228.55
1313.85 1313.85 4228.55 4228.55
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 22.82 22.82 34.9 34.9
87.39 87.39 52.61 52.61
14 2959.51 2959.51 4526.67 4526.67
2959.51 2959.51 4504.82 4504.82
15 2643.56 2643.56 296.4 296.4
2643.56 2643.56 296.4 296.4
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 7398.12 7398.12 1799.74 1799.74
7398.12 7398.12 1799.74 1799.74
20 3108.59 3108.59 2406.63 2406.63
3108.59 3108.59 2406.63 2406.63
21 38.26 38.26 4364.4 4364.4
38.26 38.26 4364.4 4364.4
22 4422.44 4422.44 6608.49 6608.49
4422.44 4422.44 6608.49 6608.49
108
Total Total
Therm.Mec. Therm.Mec.
Pipe Energy Exergy
Energy flow Exergy flow
no. flow flow
[kW] [kW]
[kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18191.65 18191.65 4461.72 4461.72
18191.65 18191.65 4461.72 4461.72
3 21610.08 21610.08 4262.13 4262.13
21610.08 21610.08 4262.13 4262.13
4 9336.17 9336.17 6500.9 6500.9
9336.17 9336.17 6500.9 6500.9
5 12430.79 12430.79 10647.99 10647.99
12430.79 12430.79 10647.99 10647.99
6 21508.69 21508.69 4336.62 4336.62
21508.69 21508.69 4336.62 4336.62
7 519.2 519.2 4822.11 4822.11
519.2 519.2 4822.11 4822.11
8 10395.05 10395.05 2549.51 2549.51
10395.05 10395.05 2549.51 2549.51
9 2797.84 2797.84 4361.41 4361.41
2797.84 2797.84 4361.41 4361.41
10 1578.08 1578.08 3878.37 3878.37
1578.08 1578.08 3878.37 3878.37
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 34.16 34.16 53.27 53.27
130.67 130.67 78.83 78.83
14 2763.12 2763.12 4308.6 4308.6
2763.12 2763.12 4283.94 4283.94
15 2481.18 2481.18 266.99 266.99
2481.18 2481.18 266.99 266.99
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 7796.6 7796.6 1912.21 1912.21
7796.6 7796.6 1912.21 1912.21
20 3507.07 3507.07 2512.24 2512.24
3507.07 3507.07 2512.24 2512.24
21 49.22 49.22 4206.39 4206.39
49.22 49.22 4206.39 4206.39
22 5085.15 5085.15 6367.97 6367.97
5085.15 5085.15 6367.97 6367.97
109
Total Total
Therm.Mec. Therm.Mec.
Pipe Energy Exergy
Energy flow Exergy flow
no. flow flow
[kW] [kW]
[kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18567.62 18567.62 4553.93 4553.93
18567.62 18567.62 4553.93 4553.93
3 21845.8 21845.8 4348.03 4348.03
21845.8 21845.8 4348.03 4348.03
4 9670.53 9670.53 6831.05 6831.05
9670.53 9670.53 6831.05 6831.05
5 12687.7 12687.7 10868.05 10868.05
12687.7 12687.7 10868.05 10868.05
6 21744.14 21744.14 4423.02 4423.02
21744.14 21744.14 4423.02 4423.02
7 220.7 220.7 5020.65 5020.65
220.7 220.7 5020.65 5020.65
8 10770.47 10770.47 2641.59 2641.59
10770.47 10770.47 2641.59 2641.59
9 2955.82 2955.82 4577.64 4577.64
2955.82 2955.82 4577.64 4577.64
10 1320.64 1320.64 4079.22 4079.22
1320.64 1320.64 4079.22 4079.22
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 18.48 18.48 28.61 28.61
68.6 68.6 42.47 42.47
14 2938.39 2938.39 4548.17 4548.17
2938.39 2938.39 4526.24 4526.24
15 2557.44 2557.44 286.75 286.75
2557.44 2557.44 286.75 286.75
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 7797.15 7797.15 1912.34 1912.34
7797.15 7797.15 1912.34 1912.34
20 3507.61 3507.61 2512.25 2512.25
3507.61 3507.61 2512.25 2512.25
21 38.35 38.35 4374.98 4374.98
38.35 38.35 4374.98 4374.98
22 4828.25 4828.25 6561.8 6561.8
4828.25 4828.25 6561.8 6561.8
110
Total
Therm.Mec. Total Therm.Mec.
Pipe Energy
Energy flow Exergy flow Exergy flow
no. flow
[kW] [kW] [kW]
[kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18321.91 18321.91 4566.87 4566.87
18321.91 18321.91 4566.87 4566.87
3 21685.54 21685.54 4367.64 4367.64
21685.54 21685.54 4367.64 4367.64
4 8716.82 8716.82 6485.77 6485.77
8716.82 8716.82 6485.77 6485.77
5 11740.21 11740.21 10537.97 10537.97
11740.21 11740.21 10537.97 10537.97
6 21584.86 21584.86 4441.67 4441.67
21584.86 21584.86 4441.67 4441.67
7 460.14 460.14 4915.77 4915.77
460.14 460.14 4915.77 4915.77
8 9731.45 9731.45 2425.64 2425.64
9731.45 9731.45 2425.64 2425.64
9 2802.81 2802.81 4464.79 4464.79
2802.81 2802.81 4464.79 4464.79
10 1474.77 1474.77 3655.8 3655.8
1474.77 1474.77 3655.8 3655.8
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 20.76 20.76 33.06 33.06
73.58 73.58 47.51 47.51
14 2782.75 2782.75 4431.15 4431.15
2782.75 2782.75 4406.58 4406.58
15 2342.28 2342.28 255.52 255.52
2342.28 2342.28 255.52 255.52
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 8590.46 8590.46 2141.23 2141.23
8590.46 8590.46 2141.23 2141.23
20 4300.92 4300.92 2729.62 2729.62
4300.92 4300.92 2729.62 2729.62
21 45.57 45.57 4284.07 4284.07
45.57 45.57 4284.07 4284.07
22 5775.7 5775.7 6356.82 6356.82
5775.7 5775.7 6356.82 6356.82
111
Total
Therm.Mec. Total Therm.Mec.
Pipe Energy
Energy flow Exergy flow Exergy flow
no. flow
[kW] [kW] [kW]
[kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18564.11 18564.11 4627.24 4627.24
18564.11 18564.11 4627.24 4627.24
3 21834.99 21834.99 4423.99 4423.99
21834.99 21834.99 4423.99 4423.99
4 8924.68 8924.68 6697.78 6697.78
8924.68 8924.68 6697.78 6697.78
5 11895.4 11895.4 10677.28 10677.28
11895.4 11895.4 10677.28 10677.28
6 21734.19 21734.19 4498.3 4498.3
21734.19 21734.19 4498.3 4498.3
7 270.62 270.62 5049.03 5049.03
270.62 270.62 5049.03 5049.03
8 9976.98 9976.98 2486.84 2486.84
9976.98 9976.98 2486.84 2486.84
9 2899.46 2899.46 4604.72 4604.72
2899.46 2899.46 4604.72 4604.72
10 1322.92 1322.92 3784.58 3784.58
1322.92 1322.92 3784.58 3784.58
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 9.26 9.26 14.71 14.71
32.29 32.29 21.19 21.19
14 2888.25 2888.25 4591.62 4591.62
2888.25 2888.25 4569.54 4569.54
15 2389.05 2389.05 267.87 267.87
2389.05 2389.05 267.87 267.87
16 14687.45 14687.45 274.09 274.09
14687.45 14687.45 274.09 274.09
17 4289.63 4289.63 89.27 89.27
4289.63 4289.63 89.27 89.27
18 4458.78 4458.78 216.41 216.41
4458.78 4458.78 216.41 216.41
19 8587.12 8587.12 2140.4 2140.4
8587.12 8587.12 2140.4 2140.4
20 4297.59 4297.59 2729.43 2729.43
4297.59 4297.59 2729.43 2729.43
21 38.54 38.54 4396.25 4396.25
38.54 38.54 4396.25 4396.25
22 5620.51 5620.51 6478.26 6478.26
5620.51 5620.51 6478.26 6478.26
112
113
114
115
Total Total
Therm.Mec. Therm.Mec.
pipe Energy Exergy
Energy flow Exergy flow
no. flow flow
[kW] [kW]
[kW] [kW]
1 32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
32505.51 32505.51 6179.86 6179.86
2 18554.01 18554.01 4811.35 4811.35
18554.01 18554.01 4811.35 4811.35
3 21803.22 21803.22 4614.35 4614.35
21803.22 21803.22 4614.35 4614.35
4 7154.95 7154.95 6390 6390
7154.95 7154.95 6390 6390
5 10017.24 10017.24 10237.3 10237.3
10017.24 10017.24 10237.3 10237.3
6 21704.38 21704.38 4687.12 4687.12
21704.38 21704.38 4687.12 4687.12
7 389.27 389.27 5113.32 5113.32
389.27 389.27 5113.32 5113.32
8 8027.6 8027.6 2081.68 2081.68
8027.6 8027.6 2081.68 2081.68
9 2761.1 2761.1 4682.14 4682.14
2761.1 2761.1 4682.14 4682.14
10 1261.92 1261.92 3059.88 3059.88
1261.92 1261.92 3059.88 3059.88
11 14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
14989.81 14989.81 1545.68 1545.68
12 10700.28 10700.28 835.58 835.58
10700.28 10700.28 835.58 835.58
13 12.21 12.21 20.69 20.69
35.46 35.46 27.69 27.69
14 2747.62 2747.62 4658.59 4658.59
2747.62 2747.62 4638.3 4638.3
15 1948.84 1948.84 218.51 218.51
1948.84 1948.84 218.51 218.51
16 14774.7 14774.7 275.72 275.72
14774.7 14774.7 275.72 275.72
17 4315.11 4315.11 89.8 89.8
4315.11 4315.11 89.8 89.8
18 4485.27 4485.27 217.7 217.7
4485.27 4485.27 217.7 217.7
19 10526.41 10526.41 2729.67 2729.67
10526.41 10526.41 2729.67 2729.67
20 6236.88 6236.88 3295.56 3295.56
6236.88 6236.88 3295.56 3295.56
21 39.23 39.23 4475.3 4475.3
39.23 39.23 4475.3 4475.3
22 7498.8 7498.8 6320.74 6320.74
7498.8 7498.8 6320.74 6320.74
116
117
118