Anda di halaman 1dari 87

PERENCANAAN PEMBUATAN

KINCIR ANGIN MB 12-7 SEBAGAI POMPA AIR

SKRIPSI

Oleh

MUHAMAD IMANUDIN DANA SUTISNA


41305110028

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN


PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

PERENCANAAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN MB 12-7


SEBAGAI POMPA AIR

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana


Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Universitas Mercu Buana Jakarta, sejauh yang saya ketahui bukan
merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan
dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di
lingkungan Universitas Mercu Buana maupun di Perguruan Tinggi lain
atau Instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 18 Juli 2009

MUHAMAD IMANUDIN D. S.
41305110028

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PERENCANAAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN MB 12-7


SEBAGAI POMPA AIR

dibuat oleh MUHAMAD IMANUDIN DANA SUTISNA dengan Nomor Induk


Mahasiswa 41305110028 guna melengkapi sebagian persyaratan menjadi
Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Industri Universitas Mercu Buana Jakarta. Skripsi ini telah diujikan pada
sidang ujian skripsi pada tanggal dan dinyatakan
memenuhi syarat yang sah sebagai skripsi pada Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana.

Jakarta, 2009

Ir. YURIADI KUSUMA, M.Sc


Pembimbing Skripsi

DR. H. ABDUL HAMID, M.Eng NANANG RUHYAT, ST, MT


Ka Prodi Teknik Mesin Koord. Tugas Akhir Teknik Mesin

iii
ABSTRAKSI

Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada


umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk serta
pertumbuhan ekonomi yang menuntut pada peningkatan pola konsumsi
masyarakat. Sedangkan energi fosil yang selama ini merupakan sumber
energi utama, ketersediaaanya sangat terbatas dan terus mengalami
penipisan. Upaya pencarian sumber energi alternatif selain fosil pun
menyemangati para peneliti di berbagai Negara untuk mencari energi lain
yang kita kenal sekarang dengan istilah energi terbarukan. Energi
terbarukan dapat didefinisikan sebagai energi yang secara cepat dapat
diproduksi kembali melalui proses alam. Energi terberukan meliputi energi
angin, air, panas bumi, matahari, biogas, bio mass serta gelombang laut.
Beberapa kelebihan energi terbarukan antara lain memiliki keunggulan
dari sumbernya yang relatif lebih mudah didapat, dapat diperoleh dengan
gratis, minim limbah, tidak mempengaruhi suhu bumi secara global, dan
tidak terpengaruh oleh kenaikan harga bahan bakar.
Terbesit di benak penulis dan rekan-rekan sesama Mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin angkatan ke 7, Program Kelas Karyawan
Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu Buana untuk menciptakan
sebuah karya Tugas Akhir secara bersama-sama yang bermanfaat bagi
almamater. Sehingga terpilihlah sebuah tema prototype dari sebuah
windmill yang berfungsi sebagai pompa air. Kincir angin ini dipilih dengan
alasan penerapan konsep green energy pada proyek tugas akhir bersama
ini. Pada akhirnya setiap mahasiswa memiliki tema masing-masing yang
membahas setiap pembahasan pada alat yang diberi nama Kincir Angin
MB 12-7 tersebut.
Pada skripsi yang saat ini berada di tangan para pembaca sekalian,
pembahasan yang diangkat oleh penulis adalah tetang perencanaan
pembuatan Kincir Angin MB 12-7. Yaitu akan dibahas mengenai proses
perencanaan dan pembuatan sebuah prototype kincir angin, mengapa
dipilih kincir angin sebagai pompa air serta cara pembuatan gambar dari
Kincir Angin MB 12-7. Dengan harapan dapat dijadikan inspirasi dan
referensi untuk masa yang akan datang dalam pengembangan konsep
green energy.

Kata Kunci: Perencanaan, Pembuatan, Kincir Angin

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

PENGESAHAN iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

ABSTRAKSI v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR SINGKATAN x

DAFTAR SIMBOL / ISTILAH xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah 7

1.3. Tujuan Penulisan 7

1.4. Sistematika Penulisan 8

BAB II DASAR TEORI 10

2.1. Teori Dasar Energi Angin 10

2.2. Aplikasi Energi Angin untuk Kincir Angin 15

2.3. Teori Gambar Teknik Dasar 23

vi
BAB III JENIS-JENIS KINCIR ANGIN 31

3.1. Kincir Angin untuk Pembangkit Listrik 31

3.2. Kincir Angin untuk Pompa Air 38

BAB IV PERENCANAAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN MB 12-7

SEBAGAI POMPA AIR 41

4.1. Pengambilan Data dan Perhitungan 41

4.2. Perencanaan Desain Gambar 49

4.3. Perencanaan Pembuatan 49

4.4. Pemilihan Tempat 64

BAB V PENUTUP 70

5.1. Kesimpulan 70

5.2. Saran 72

DAFTAR PUSTAKA xiii

LAMPIRAN xiv

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Energi Mix di Indonesia 2


Gambar 1.2 Energi Mix di Dunia 3
Gambar 2.1 Skema terjadinya angin pasat 11
Gambar 2.2 Deretan kincir angin pembangkit tenaga 12
Gambar 2.3 Laju pertumbuhan energi angin tahunan di dunia 14
Gambar 2.4 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin 16
Gambar 2.5 Posisi arah angin efektif untuk kincir angin 18
Gambar 2.6 Berbagai jenis turbin angin 19
Gambar 2.7 Efisiensi rotor dan soliditas rotor 20
Gambar 2.8 Efisiensi rotor untuk berbagai tipe turbin angin 21
Gambar 3.1 Rangkaian Kincir Angin untuk Pembangkit Listrik 32
Gambar 3.2 Kaidah tangan kanan Fleming 33
Gambar 3.3 Contoh rangkaian Bridge Rectifier 36
Gambar 3.4 Contoh Kincir Angin sebagai Pompa Air 39
Gambar 4.1 Perbendaan ekstrim Konstruksi Tower 54
Gambar 4.2 Head’s Constructions (Konstruksi Rangka Atas) 55
Gambar 4.3 Profil Gigi pada Komponen Pengunci 56
Gambar 4.4 Mainshaft Bearing 58
Gambar 4.5 Konstruksi Crank 59
Gambar 4.6 Konstruksi Conecting Rod 61
Gambar 4.7 Konstruksi Cross Head 62
Gambar 4.8 Konstruksi Rotor 63
Gambar 4.9 Konstruksi Pump Rod dan Pump Rod Connection 65
Gambar 4.10 Diagram Alur Kincir Angin MB 12-7 66
Gambar 4.11 Foto Pendirian dan Perakitan Kincir Angin MB 12-7 71
Gambar 4.12 Foto Peresmian Kincir Angin MB 12-7 71

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Cadangan Energi Fosil 3

Tabel 2 Potensi energi terbarukan di Indonesia 2004 5

Tabel 3 Contoh Organisasi Standarisasi Nasional & Internasional 25

Tabel 4 Ukuran Kertas Gambar Standar ISO 26

Tabel 5 Spesifikasi Garis 27

Tabel 6 Ukuran Huruf dan Angka Standar 29

Tabel 7 Perbandingan Huruf dan Angka Tipe A dengan Tipe B 30

Tabel 8 Kecepatan Rata-rata Angin pada Tahun 2008 43

Tabel 8 Jadwal Pelaksanaan Pembuatan Kincir Angin MB 12-7 52

ix
DAFTAR SINGKATAN

ACK Acknowledgement
AWGN Additive White Gaussian Noise
BMG Badan Meteorologi dan Geo-fisika
CAD Computer Aided Design
CCI Co-Channel Interference
CIR Carrier to Interference Ratio
DESDM Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
GGL Gaya Gerak Listrik
GW Gyga Watt
iid independent identifically distributed
ISO International Standard Organization
LOS Lineof sight
MW Mega Watt
N Newton
NACK Negative Acknowledgemen
pdf Probability Density Function
PPTAg Pusat Penelitian Tenaga Angin
rpm Rotate per Minute
SDM Sumber Daya Manusia
SNI Standar Nasional Indonesia
TSR Tip Speed Ratio
UI Universitas Indonesia
UGM Universitas Gajah Mada
WOT World Organization of Technology

x
DAFTAR SIMBOL / ISTILAH

 Diameter (mm atau m)


f Koefisien gesekan (bilangan Reynold, Re)
G Percepatan grafitasi (m / s2)
h tinggi_height (m)
K Koefisien kerugian
K Kelvin_derajat kelvin
l Panjang (m)
L Panjang keseluruhan (m)

P Tekanan ( N )
m2
pa Tekanan di atas permukaan cairan, N / m2 (Pa)

Pd , Ps Tekanan pada permukaan cairan ( N )


m2
pv Tekanan suhu cairan pada saat dipompa, N / m2 (Pa)
Qa Kapasitas aktual dalam pompa

Ql Jumlah kebocoran dalam pompa

Re Bilangan Reynold (tak berdimensi)

 Kecepatan aliran cairan (m )


s
V Kecepatan rata-rata aliran (m / s)

 Berat jenis fluida ( N )


m3
t Efisiensi transmisi

 Kekentalan mutlak cairan (absolute viscosity, kg.s / m2 )


kg
 Rapat massa cairan ( )
m3
 Koefisien kavitasi Thoma (bilangan Thoma)

xi
Airfoil—bilah atau sudu yang padat dengan kurvatur tertentu sehingga
memiliki gaya angkat ketika berada dalam udara yang bergerak.

Altitude—Sudut antara horison (bidang horizontal) dan matahari.

Anemometer—sebuah alat untuk mengukur kecepatan angin.

Cut-in speed—kecepatan angin minimum di mana turbin angin akan


memproduksi energi.

Cut-out speed—kecepatan di mana turbin angin akan mengurangi


kekuatannya untuk melindungi dirinya dari kecepatan angin berlebih.
Kebanyakan pada turbin angin kecil hal ini dilakukan dengan cara
memasang ekor sehingga dapat mengelak dari angin.

Drag force—gaya hambat yang terjadi pada benda dalam aliran udara,
gaya ini sejajar dengan arah aliran.

Efficiency—rasio antara daya output dan input, biasanya diungkapkan


dalam persentase.

Hub height—jarak dari tanah ke pusat rotor (hub) dalam turbin angin.

Load matching—proses menyetarakan beban dengan input daya untuk


memaksimalkan transfer daya pada beban. Metoda yang digunakan pada
proses ini berdasarkan pemaksimalan energi elektromekanikal total yang
dikirim pada beban mekanik. Setiap komponen dari sistem masing-masing
harus dioptimalkan terpisah sebelum dirakit, kemudian sistem dirakit
sehingga mempunyai effisiensi yang tinggi secara keseluruhan.

Power curve—kurva daya adalah graph yang menampilkan daya turbin


angin sebagai fungsi dari kecepatan angin.

Solidity—rasio antara lebar sudu total dengan keliling rotor.

Tip-speed ratio—rasio antara kecepatan pada tip sudu dengan


kecepatan angin.

xii
Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada

umumnya terus meningkat karena pertambahan penduduk, pertumbuhan

ekonomi yang menuntut pada peningkatan pola konsumsi masyarakat.

Sedangkan energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama,

ketersediaaanya sangat terbatas dan terus mengalami deplesi (depletion:

kehabisan, menipis). Proses alam memerlukan waktu yang sangat lama

untuk dapat kemballi menyediakan energi fosil ini.

FTI – Teknik Mesin 1


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Menurut Blueprint, Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan

oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun

2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan

akan habis dalam kurun waktu 18 tahun ke depan dengan rasio cadangan

atau produksi pada tahun tersebut. Sedangakan gas diperkirakan akan

habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun.

Gambar 1.1 Energi Mix di Indonesia


(Sumber : DESDM)

Rasio antara cadangan dan produksi untuk energi fosil di dunia

diperlihatkan juga dalam table tersebut sebagai rujukan. Perkiraan ratio ini

dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan pola konsumsi energi pada

saat itu. Apabila memepertimbangkan laju pertambahan penduduk yang

eksponensial dan konsumsi energi yang terus meningkat, tentunya kurun

waktu tersebut dapat diperkirakan akan jauh lebih cepat lagi.

FTI – Teknik Mesin 2


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 1.2 Energi Mix di Dunia

(Sumber : Simmons, 2005)

Tabel 1 Cadangan Energi Fosil

Cadangan/Produksi
Jenis Energi Fosil
Indonesia Dunia
Minyak Bumi 18 tahun 40 tahun
Gas 61 tahun 60 tahun
Batubara 147 tahun 200 tahun

(Sumber : DESDM 2004)

Upaya-upaya pencarian sumber energi alternatif selain fosil

menyemangati para peneliti di berbagai Negara untuk mencari energi lain

yang kita kenal sekarang dengan istilah energi terbarukan. Energi

terbarukan dapat didefinisikan sebagai energi yang secara cepat dapat

diproduksi kembali melalui proses alam. Energi terbarukan meliputi energi

FTI – Teknik Mesin 3


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

air, panas bumi, matahari, angin, biogas, bio mass serta gelombang laut.

Beberapa kelebihan energi terbarukan antara lain memiliki keunggulan

dari sumbernya relatif lebih mudah didapat; dapat diperoleh dengan gratis;

minim limbah, tidak mempengaruhi suhu bumi secara global, dan tidak

terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar (Jarras, 1980).

Energi terbarukan adalah energi yang dapat diperbaharui dan

apabila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis.

Pertimbangan konservasi energi dan lingkungan hidup memang menuntut

kita untuk segera dapat memanfaatkan energy terbarukan yang tersedia

dengan mudah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan energi

fosil. Tetapi seperti kita ketahui, khususnya di Indonesia, pemanfaatan

potensi energi terbarukan seperti air, angin, bio masa, panas bumi, surya

dan samudera, sampai saat ini masih belum optimal (lihat Tabel 2).

Misalnya, untuk kasus energi angin, sampai dengan tahun 2004,

kapasitas terpasang dari pemanfaatan tenaga angin hanya mencapai 0.5

MW (Mega Watt) dari 9.29 GW (Giga Watt) potensi yang ada. Hal itu

terutama karena beberapa hal kendala seperti di bawah ini:

1. Sering dianggap belum kompetitif dibandingkan dengan energi

fosil, karena:

a. Kemampuan SDM yang masih rendah

b. Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian komponen

utamanya belum dapat dilakukan di dalam negeri, jadi masih

harus impor

FTI – Teknik Mesin 4


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

c. Iklim investasi belum kondusif. Biaya investasi pembangu-

nan yang tinggi menimbulkan masalah financial pada

penyediaan modal awal.

2. Belum tersedianya data potensi sumberdaya yang lengkap, karena

maih terbatasnya kajian studi yang dilakukan

3. Akses masyarakat terhadap energi masih rendah (DESDM, 2005)

4. Peran pemerintah yang kurang:

a. Belum terlihat adanya sense of urgency

b. Antar lembaga pemerintah kurang sinergis

c. Masih kurang menyediakan insentif-insentif

Tabel 2 Potensi energi terbarukan di Indonesia 2004

Jenis Energi Sumber Daya Setara Kapasitas terpasang


Air 6
845 x 10 BOE 75.7 GW 4200 MW
Panas Bumi 845 x10 6 BOE 27 GW 800 MW
Mini/Mikrohidro 458 MW 458 MW 84 MW
Biomasa 49.81 GW 49.8 GW 302.4 MW
Surya 4 . 8 kWh / m 2 / hari 8 MW
Angin 9.29 GW 9.3 GW 0.5 MW

(Sumber : DESDM 2005)

Ditambah lagi akhir-akhir ini isyu mengenai Global Warming atau

pemanasan global yang semakin hari semakin hangat untuk

diperbincangkan. Maka dari itu, semakin banyak pula ide yang muncul

untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan cara

peran aktif dalam upaya menjalankan program Green Energy atau Energi

FTI – Teknik Mesin 5


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

yang ramah lingkungan dengan konsep mengedepankan Reduce, Reuse,

Recycle. Yaitu mengurangi penggunaan ulang sampah non organik atau

limbah yang tidak dapat bersatu dengan unsur hara tanah.

Beberapa strategi yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala kekurangan energi yang terbarukan dan energi tak dapat

terbarukan, antara lain:

1. Meningkatkan kegiatan studi penelitian yang berkaitan, dengan:

a. identifikasi setiap jenis potensi sumber daya energi

terbarukan secara lengkap di setiap wilayah

b. upaya perumusan spesifikasi dasar dan standar rekayasa

system konversi energinya yang sesuai dengan kondisi di

Indonesia

c. pembuatan prototype yang sesuai dengan spesifikasi dasar

dan standar rekayasanya

d. pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang

pemanfaatan energi terbarukan tersebut

2. Memasyarakatkan pemanfaatan energi terbarukan sekaligus

mengadakananalisis dan evaluasi lebih mendalam tentang

kelayakan operasi system di lapangan dengan pembangunan

beberapa proyek percontohan.

3. Memberikan prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki

potensi sangat tinggi, baik teknis maupun sosio-ekonominya.

FTI – Teknik Mesin 6


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

1.2. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

Keterbatasan penggunaan energi non-fosil yang sedang terjadi di

Indonesia mendorong penulis untuk mencoba membuat satu prototip

perkakas yang dapat dijadikan solusi untuk memberdayakan energi non-

fosil. Dalam hal ini tenaga angin merupakan pilihan yang akan dibahas

oleh penulis. Perkakas yang dibuat adalah pompa air tenaga angin

(Mechanical Wind Pump). Pompa air tenaga angin ini dipilih oleh penulis

karena melihat potensi Indonesia sebagai negara agraris, sehingga perlu

pengoptimalan sistem pertanian. Salah satunya adalah dengan dibuatnya

pompa air tenaga angin ini.

Pompa air tenaga angin yang akan dibuat adalah pompa air tenaga

angin dengan nama Kincir Angin MB12-7 .Dalam perancangan ini penulis

akan membatasi permasalahan pada pembahasan “Perencanaan

Pembuatan Kincir Angin MB 12-7”. Dimana di dalamnya terdapat

paparan perencanaan mengenai pembuatan kincir angin yang berfungsi

sebagai pompa air yang diberi nama Kincir Angin MB 12-7.

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan ini selain dari sebagai salah satu syarat

menempuh gelar sarjana adalah untuk merencanakan pembuatan sebuah

kincir angin dengan pompa air yang berfungsi sebagai alat bantu irigasi

pertanian dengan konsep green energy yang diberi nama Kincir Angin

MB12-7.

FTI – Teknik Mesin 7


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menuliskan urutan-

urutan yang disusun menjadi lima bab. Adapun rinciannya adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan dan batasan masalah, tujuan penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II DASAR TEORI

Dalam bab ini dibahas tentang teori dasar energi angin,

aplikasi energi angin dalam perancangan Kincir Angin MB

12-7. Serta teori gambar dasar mesin yang digunakan dalam

pembuatan gambar dasar perancangan yang kemudian

dikembangkan menjadi perencanaan pembuatan Kincir

Angin MB 12-7.

BAB III JENIS-JENIS KINCIR ANGIN

Dalam bab ini dibahas tentang kajian umum jenis-jenis dari

kincir angin, dimana banyak jenis dan aplikasi

penggunaannya. Diantaranya sebagai pembangkit listrik dan

FTI – Teknik Mesin 8


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

pompa air. Yang pada akhirnya dipilih sebuah kincir angin

dengan pompa yang berfungsi untuk memompa air untuk

kebutuhan irigasi dengan konsep green energy yang diberi

nama Kincir Angin MB 12-7.

BAB IV PERENCANAAN DESAIN KINCIR ANGIN MB 12-7

SEBAGAI POMPA AIR

Pembahasan tentang data dan analisa kecepatan angin,

perhitungan daya kincir dan pompa, spesifikasi gambar dan

perencanaan untuk pembuatan Kincir Angin MB12-7 yang

berfungsi sebagai pompa air.

BAB V PENUTUP

Berisi Kesimpulan dan saran yang ditulis secara sinkron oleh

penulis dari tiap-tiap Bab yang telah dipaparkan. Yaitu

dimana satu kesimpulan diberikan satu saran.

FTI – Teknik Mesin 9


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

BAB II

DASAR TEORI

2.1. TEORI DASAR ENERGI ANGIN

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia.

Sebagaimana telah diketahui, pada asalnya angin terjadi karena adanya

perbedaan suhu antara udara panas dan udara dingin. Di daerah

khatulistiwa yang panas, udaranya menjadi panas, mengembang dan

menjadi ringan, naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin

misalnya daerah kutub. Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya

menjadi dingin dan turun menjadi ke bawah. Dengan demikian terjadinya

FTI – Teknik Mesin 10


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub utara

kegaris khatulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya suatu

perpindahan udara garis khatulistiwa kembali kekutub utara, melalui

lapisan udara yang lebih tinggi. Perpindahan udara ini sering dikenal

dengan nama angin pasat. Pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama

yaitu bahwa angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara

dibeberapa tempat dipermukaan bumi.

Gambar 2.1 Skema terjadinya angin pasat

(Sumber : Balai - PPTAGG-UPT UGM Yogyakarta, April 2005)

Gambar 2.1 melukiskan terjadinya angin pasat secara skematik.

Angin berjalan dari daerah katulistiwa naik ke atas menuju kutub, dari

kutub angin turun kebawah menuju daerah katulistiwa dan seterusnya.

FTI – Teknik Mesin 11


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Jadi pada prinsipnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu udara

di beberapa tempat di permukaan bumi.

Eksploitasi terhadap angin memang sudah dilakukan sejak dahulu.

Perahu-perahu layar menggunakan energi angin untuk melewati perairan

dan lautan. Pada saat itu pasukan Viking yang dikenal atau ditakuti sekian

ratus tahun yang lalu mempergunakan kapal-kapal layar kecil untuk

menelusuri pantai-pantai Eropa dari Skandinavia. Cristhoper Colombus

masih memakai kapal layar besar diabad ke – 15 untuk menemukan

benua Amerika.

Gambar 2.2 Deretan kincir angin pembangkit tenaga

(Sumber : www.deutchland.com)

Ditemukan kincir angin telah digunakan untuk menggiling tepung

yaitu didaerah Persia pada abad ke – 7. Walaupun bentuk kincir-kincir

angin ini berlainan dengan kincir-kincir angin Eropa, kincir-kincir angin

FTI – Teknik Mesin 12


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Persia ini merupakan asal muasal kipas angin Eropa. Kincir angin di

Negara Belanda yang dipakai untuk menggerakan pompa irigrasi dan

untuk menggiling tepung hingga sampai saat ini masih tetap tersohor,

walaupun pada saat ini hanya bisa berfungsi sebagai objek wisata. Akan

tetapi, dalam rangka mencari bentuk-bentuk sumber energi yang bersih

dan terbaru oleh zaman, dan kembali energi angin mendapat perhatian

yang besar.

Pemanfaatan energi angin dapat dilakukan di daerah landai

maupun dataran tinggi, bahkan dapat di terapkan di laut. Selain dapat

mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil, penggunaan energi

angin diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem

pertanian, yaitu akan meningkatkan produktifitas masyarakat pertanian.

Didalam pemanfaatan energi angin ini diperlukan identifikasi pada

daerah-daerah berpotensi tinggi agar pemanfaatan energi angin ini lebih

kompetitif dibandingkan dengan energi alternatif lainnya. Angin selama ini

dipandang sebagai proses alam biasa yang kurang memiliki nilai

ekonomis bagi kegiatan produktif masyarakat.Secara umum, pemanfaatan

tenaga angin di Indonesia memang kurang mendapat perhatian. Sampai

tahun 2004, kapasitas terpasang dari pemanfaatan tenaga angin hanya

mencapai 0.5 MW dari 9.29 GW potensi yang ada ( DESDM, 2005 ).

FTI – Teknik Mesin 13


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 2.3 Laju pertumbuhan energi angin tahunan di dunia

(Sumber : BTM Consult ApS, Maret 2005)

Untuk mendukung program diversifikasi energi dan Kebijakan

Energi Hijau Nasional (Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi

Energi), sudah semestinya kajian-kajian pengembangan sumber-sumber

energi alternative-khususnya energi terbarukan lebih ditingkatkan untuk

berbagai kepentingan. Studi potensi pemanfaatan tenaga angin ini

merupakan satu tahapan penting dalam pengembangan dan

pemasyarakatan penggunaan energi terbarukan untuk berbagai kegiatan

produktif masyarakat di daerah-daerah di wilayah Indonesia.

FTI – Teknik Mesin 14


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2.2. APLIKASI ENERGI ANGIN UNTUK KINCIR ANGIN

Dalam perencanaan kincir angin, adalah penting untuk menjaga

agar perbandinagn daya dan berat sekecil mungkin. Ini mengurangi

tegangan yang diakibatkan daya setrifugal sudu. Secara teoritis jumlah

daya yang biasa diserap oleh kincir dari kincir angin adalah 59% untuk

turbin dengan cerobong dan untuk turbin terbuka kira-kira 50 – 57%, ini

karena adanya kebocoran dan efek lain-lain.

2.2.1. Turbin Angin

Setiap jenis turbin angin memiliki ukuran dan efisiensi yang

berbeda. Pada umumnya turbin angin yang mempunyai jumlah sudu

banyak (soliditas tinggi) akan mempunyai torsi yang besar. Turbin angin

jenis ini banyak digunakan untuk keperluan mekanikal seperti pemompaan

air, pengolahan hasil pertanian dan aerasi tambak. Sedangkan turbin

angin dengan jumlah sudu sedikit, misalnya dua atau tiga, digunakan

untuk keperluan pembangkitan listrik.

Turbin angin jenis jumlah sudu sedikit, misalnya dua atau tiga ini

mempunyai torsi rendah tetapi putaran rotor yang tinggi. Gambar 2.6

memperlihatkan korelasi antara efisiensi (, TSR = Tip Speed Ratio)

dengan torsi (CQ). Gambar ini menjelaskan bahwa rotor dengan jumlah

sudu banyak akan mempunyai torsi yang besar tetapi efisiensi tidak terlalu

tinggi atau sebaliknya.

Jika dikaitkan dengan sumber daya angin, turbin angin dengan

jumlah sudu banyak lebih cocok digunakan pada daerah dengan potensi

FTI – Teknik Mesin 15


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

energi angin yang rendah karena rated wind speed-nya tercapai pada

putaran rotor dan kecepatan angin yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan

turbin angin dengan sudu sedikit (untuk pembangkitan listrik) tidak akan

beroperasi secara effisien pada daerah dengan kecepatan angin rata-rata

kurang dari 4 m/s.

Dengan demikian daerah-daerah dengan potensi energi angin

rendah, yaitu kecepatan angin rata-rata kurang dari 4 m/s, lebih cocok

untuk dikembangkan turbin angin keperluan mekanikal. Jenis turbin angin

yang cocok untuk keperluan ini antara lain american tipe multi blade,

cretan sail dan savonius.

Gambar 2.4 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin

(Sumber : Balai - PPTAGG-UPT UGM Yogyakarta, April 2005)

FTI – Teknik Mesin 16


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2.2.2. Jenis Turbin Angin

Berdasarkan arah sumbu, turbin angin dibagi menjadi dua

kelompok utama yaitu : Turbin angin vertikal dan Turbin angin Horizontal.

Adapun penjelasan dari tiap-tiap jenis turbin angin tersebut adalah

sebagai berikut.

2.2.2.1. Turbin Angin Vertikal

Turbin angin dengan sumbu vertikal bekerja dengan prinsip yang

sama seperti halnya kelompok horizontal. Yaitu bekerja memutar baik

searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam. Namun, sudunya

berputar dalam bidang yang paralel dengan tanah, seperti pada mixer

kocokan telur.

2.2.2.2. Turbin Angin Horizontal

Turbin angin dengan sumbu horizontal mempunyai sudu yang

berputar dalam bidang vertikal seperti halnya propeler pesawat terbang.

(Gambar 2.6) memperlihatkan berbagai jenis turbin angin horizontal.

Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan

melintang khusus di mana aliran udara pada salah satu sisinya dapat

bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin

melewatinya.

Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang

sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini

membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar.

FTI – Teknik Mesin 17


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 2.5 Posisi arah angin efektif untuk kincir angin

(Sumber : Ads by goggle silicon chip online, 2004)

Turbin angin biasanya mempunyai sudu dengan bentuk irisan

melintang khusus dimana aliran udara pada salah satu sisinya dapat

bergerak lebih cepat dari aliran udara di sisi yang lain ketika angin

melewatinya. Perputaran sudu dari turbin tersebut pada umumnya

bergerah searah dengan poros dan tertopang oleh sudu-sudu dari turbin

angin itu sendiri.

Fenomena ini menimbulkan daerah tekanan rendah pada belakang

sudu dan daerah tekanan tinggi di depan sudu. Perbedaan tekanan ini

membentuk gaya yang menyebabkan sudu berputar. Berputar bergerak

ke kiri atau ke kanan sesuai dengan bentuk tahanan gaya dari sudu-sudu

turbin angin.

FTI – Teknik Mesin 18


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 2.6 Berbagai jenis turbin angin

(Sumber : www.energy.iastate.edu)

FTI – Teknik Mesin 19


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2.2.3. Efisiensi Rotor

Efisiensi rotor ditentukan oleh jenis turbin angin dan kesempurnaan

teknologi aerodinamik yang digunakan. Rotor dengan soliditas tinggi

mempunyai efisiensi yang lebih kecil dibandingkan dengan rotor yang

mempunyai soliditas rendah.

Gambar 2.7 Efisiensi rotor dan soliditas rotor

(Sumber : Balai PPTAGG-UPT-UGM Yogyakarta, April 2005)

Gambar 2.7 menunjukkan efisiensi rotor berbagai jenis turbin angin.

Di sini terlihat bahwa turbin angin kelompok sumbu horizontal pada

FTI – Teknik Mesin 20


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

umumnya memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan turbin

angin sumbu vertikal. Dari gambar ini juga terlihat bahwa pada umumnya

turbin angin dengan soliditas tinggi mempunyai torsi yang besar, efisiensi

rendah serta rated wind speed yang tidak terlalu tinggi. Sehingga terlihat

jelas di sini bahwa di daerah-daerah berpotensi energi angin rendah cocok

diterapkan teknologi turbin angin multi blade yang dapat digunakan untuk

keperluan-keperluan mekanikal, seperti pemompaan air.

Gambar 2.8 Efisiensi rotor untuk berbagai tipe turbin angin

(Sumber : Balai PPTAGG-UPT-UGM Yogyakarta, April 2005)

FTI – Teknik Mesin 21


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Diameter rotor ditentukan berdasarkan pemenuhan kebutuhan

energi oleh energi angina yang tersedia, baik itu untuk kegunaan

mekanikal maupun elektrikal, dengan mempertimbangkan efisiensi rotor

dan juga efisiensi sistem mekanik. Perkiraan diameter rotor ini tidak terlalu

eksak. Kompromi dapat dilakukan dalam rangka optimisasi dengan

kekuatan struktur sudu dan juga biaya pembuatan.

Dengan efisiensi rotor dan kondisi angin yang sama, semakin besar

diameter rotor semakin besar pula energi angin yang dapat diekstrak.

Oleh karena itu ukuran rotor menggambarkan berapa besar kapasitas

suatu sistem konversi energi angin.

2.2.4. Efisiensi Aerodinamik

Yang tak kalah penting dari suatu perancangan sebuah kincir angin

adalah Rancangan Aerodinamik. Rancangan aerodinamik yang sangat

baik akan meningkatkan efisiensi sudu dan efisiensi rotor. Hal yang harus

diperhatikan di sini adalah bahwa optimisasi antara biaya perancangan

aerodinamik dengan peningkatan daya yang dihasilkan harus cukup

rasional. Perhitungan efisiensi rotor kadang kala membutuhkan komputasi

dengan biaya tinggi dan waktu yang lama. Hal ini tentu tidak perlu

dilakukan jika peningkatan efisiensinya tidak sebanding.

Sudu yang dirancang dengan pertimbangan aerodinamik yang

sangat baik biasanya menghasilkan geometri sudu yang kompleks.

Bentuk geometri yang kompleks tentu akan mempertinggi tingkat kesulitan

dan juga biaya pembuatan. Dengan demikian pertimbangan aerodinamik

FTI – Teknik Mesin 22


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

yang tepat diharapkan dapat memberikan rekomendasi bentuk sudu dan

rotor yang tepat yang memiliki efisiensi cukup untuk suatu kegunaan

tertentu (baik mekanikal maupun elektrikal), sehingga tidak menghabiskan

biaya tinggi untuk desain dan pembuatan.

Secara teknis rancangan aerodinamik yang baik akan memberikan

keluaran berupa distribusi sudut pasang dan distribusi panjang chord sudu

yang tepat. Perancangan aerodinamik lebih lanjut akan menyarankan

modifikasi airfoil (bentuk irisan melintang sudu) menjadi bentuk yang tidak

konvensional. Bahkan pada tahap desain lanjut dapat juga diciptakan

bentuk-bentuk airfoil baru yang tidak sama distribusinya dari pangkal

hingga ke ujung sudu.

Secara ideal bentuk airfoil sudu harus mempunyai efisiensi

aerodinamik yang paling tinggi. Tetapi pembuatannya secara teknis cukup

sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk penerapan yang praktis

ekonomis, biasanya dipilih rancangan aerodinamik yang optimal.

2.3. TEORI GAMBAR TEKNIK DASAR

Gambar merupakan sarana komunikasi yang penting dalam dunia

teknik, terutama teknik mesin. Memahami suatu gambar tidak lepas dari

bagaimana cara gambar tersebut dibuat. Saling keterkaitan informasi

atara pembuat gambar, pembaca gambar, dan pembuat produk yang ada

dalam gambar sangatlah dibutuhkan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu

FTI – Teknik Mesin 23


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

pemahaman atau persepsi yang sama antara drafter dengan orang

lapangan.

Saat ini ada ratusan lebih organisasi penyetandar penyelaras.

Masing-masing negara memiliki setidaknya satu organisasi standar untuk

dipakai sebagai referensi standar dalam pembuatan ataupun perancangan

dari sebuah produk. Di Indonesia sendiri memiliki SNI (Standar Nasional

Indonesia) yang berfungsi sebagai penyetandar kualitas dari suatu produk

yang akan dikonsumsi oleh konsumen dalam negeri. Namun sayangnya

SNI itu sendiri masih mengacu pada organisasi standar-organisasi standar

asing seperti ISO, JISC, AFNOR, DIN, BSI, BIS, CEN, SCC, ASME/ACME

dan lain-lain. Untuk masa yang akan datang diharapkan Indonesia mampu

berdiri sendiri dengan SNI-nya sehingga dapat menjadi pioneer bagi

negara-negara lain, seperti yang terjadi pada organisasi standarisasi milik

negara Jepang contohnya sering digunakan oleh negara-negara lain

selain Jepang. SNI diharapkan paling tidak diakui dan dihargai oleh

negara-negara tetangga yang berada di kawasan Asia Tenggara.

Adapun untuk gambar teknik itu sendiri, pada umumnya para

desainer ataupun para drafter di Indonesia mengacu pada standar

internasional dan negara-negara asing seperti misalnya ISO, JISC,

AFNOR, DIN, BSI, BIS, CEN, SCC, ASME dan lain-lain. Namun pada

dunia pendidikan lebih ditekankan pada pengenalan standar Internasional

yaitu ISO (International Standard Organization).

FTI – Teknik Mesin 24


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Tabel 3 Contoh Organisasi Standarisasi Nasional dan Internasional

Organisasi
Negara
Standarisasi
USA ANSI/ASME
Canada SCC
France AFNOR
Japan JISC
Germany DIN
United Kingdom BSI
India BIS
Indonesia SNI
Europe CEN
Worldwide ISO
(Sumber: Piping System, Teguh, Ir.,Msi, 2008)

2.3.1. Kertas Gambar

Seperti yang sudah disepakati bersama, bahwa kita akan

membahas salah satu standar yang akan dipakai untuk menggambar

Gambar Dasar Perancangan Kincir Angin MB 12-7, yaitu standar

internasional ISO (International Standard Organization).

Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan, yang pada

mulanya merancang atau mendesain suatu gambar yang hampir pada

umumnya menggunakan tangan atau yang dikenal dengan metode

handwriting. Pada saat ini, kita sudah tidak perlu lagi repot-repot

mendesain dan menggambar menggunakan manual tangan. Kini sudah

dapat dengan mudah menggunakan tools atau software pada komputer.

Yang sering dikenal pada dunia teknik, khususnya teknik mesin adalah

AutoCAD, AutoCAD Mechanical, Mechanical Desktop, DWG editor dan

lain-lain. Dengan adanya teknologi tersebut maka kita dipermudah untuk

FTI – Teknik Mesin 25


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

dapat mendesain dan menggambar menggunakan bantuan komputer

sehingga menghasilkan gambar yang berkualitas dengan tingkat

kepresisian yang tinggi. Desain ataupun gambar itu sendiri dapat

dilakukan dalam ruang lingkup dua dimensi ataupun tiga dimensi yang

keduanya dapat dengan mudah diakses menggunakan software tersebut

di atas.

Tabel 4 Ukuran Kertas Gambar Standar ISO


Jarak Garis Jarak Garis
Ukuran Lebar Panjang
Tepi Terbesar Tepi Terkecil
Kertas (mm) (mm)
(mm) (mm)
A0 841 1189 30 20
A1 594 841 30 15
A2 420 594 25 10
A3 297 420 20 10
A4 210 297 15 5
A5 148 210 15 5
(Sumber: Gambar Teknik Dasar, Daniel, Ir., MM., 1998)

Dalam menggambar menggunakan standar ISO, dikenal media

gambar berupa kertas. Baik itu jenis HVS, Kalkir ataupun yang lainnya

dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan kaidah standar ISO.

Adapun ukuran dari kertas-kertas standar ISO dapat dilihat pada tabel 4.

2.3.2. Garis

Secara garis besar, garis dalam suatu gambar teknik khususnya

gambar teknik mesin, dibagi menjadi dua yaitu garis tebal dan garis tipis.

Pada umumnya penggunaan garis tebal dan garis tipis dapat digunakan

perbandingan antara keduanya yaitu 1 : 0,5.

Tabel 5 Spesifikasi Garis

FTI – Teknik Mesin 26


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Ketebalan
No. Nama Garis Gambar Aplikasi Penggunaan
(mm)

1 Garis Tebal 0,5 ~ 1,0  Garis tepi gambar


 Garis nyata (terlihat)
 Huruf dan Angka
2 Garis Tipis 0,1 ~ 0,4  Garis khayal
 Garis bantu penun-
jukan ukuran
 Garis ukuran
 Garis arsir
 Garis nyata pada
potongan yang dipu-
tar di tempat
 Garis penunjuk
 Garis sumbu pen-
dek
3 Garis Tipis Bebas 0,1 ~ 0,4  Garis bilangan garis
pada potongan lokal
 Garis penggambar-
an gambar yang di-
perpendek
4 Garis Gores Sdg 0,3 ~ 0,5  Garis untuk menun-
/ Garis Putus- jukan besar panda-
putus ngan yang
Sedang terhalangi oleh
suatu bidang
5 Garis Bertitik 0,5 ~ 0,8  Garis pada gambar
Tebal yang menunjukan
permukaan akan
mendapatkan pe-
ngerjaan lanjutan
6 Garis Strip Titik 0,1 ~ 0,3  Garis yang menun-
Tipis jukan garis sumbu
 Garis yang menun-
jukan benda yang
simetris
7 Garis Strip Titik 0,1/0,5 ~  Garis yang menun-
Ujung Tebal 0,4/1,0 jukan simbol letak
pemotongan
 Garis penampang
(Sumber: Gambar Teknik Dasar, Daniel, Ir., MM., 1998)

FTI – Teknik Mesin 27


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Secara garis besar, garis dalam suatu gambar teknik khususnya

gambar teknik mesin, dibagi menjadi dua yaitu garis tebal dan garis tipis.

Pada umumnya penggunaan garis tebal dan garis tipis dapat digunakan

perbandingan antara keduanya yaitu 1 : 0,5.

Garis adalah suatu objek gambar yang berupa kumpulan titik-tikik

yang dibentuk menjadi sebuah kurva baik itu berupa garis lurus maupun

garis lengkung. Dalam proses pembuatan gambar terutama sebuah

gambar teknik diperlukan adanya garis-garis untuk memberikan informasi

yang memadai kepada para pembaca gambar (Ir. Daniel, MM.; 1998).

Adapun jenis-jenis garis dalam gambar teknik dasar maupun

gambar teknik mesin dibagi menjadi empat pokok utama, yaitu: Garis

Nyata, Garis Gores, Garis Bergores, dan Garis Bergores Ganda. Dengan

rincian seperti pada tabel 5.

2.3.3. Huruf dan Angka

Huruf dan angka dalam suatu gambar tidak dapat terlepas begitu

saja. Ada kaidah-kadiah tertentu sesuai dengan standar apa yang

digunakan dalam pembuatan gambar itu sendiri. Untuk huruf dan angka di

dalam standar ISO itu sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu huruf dan

angka tegak dan huruf dan angka miring. Dan juga dibagi lagi menjadi tipe

A dan tipe B.

FTI – Teknik Mesin 28


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Tabel 6 Ukuran Huruf dan Angka Standar

Perbandingan

Sifat

Tipe A Tipe B

Tinggi huruf atau angka h h

Tinggi huruf kecil 10/14 h 7/10 h

Jarak antara huruf 2/14 h 2/10 h

Jarak antara garis 20/14 h 14/10 h

Jarak antara kata 6/14 h 6/10 h

Tebal huruf 1/14 h 1/10 h

(Sumber: Gambar Teknik Dasar, Daniel, Ir., MM., 1998)

Perbandingan lebar dan tinggi huruf adalah salah satu yang dapat

membedakan dari tipe A ataupun tipe B. Perbandingan lebar dan tinggi

huruf diambil dari perbandingan ukuran kertas gambar yaitu 2:1. Seperti

yang dijelaskan pada tabel 6 tersebut di atas. Mengenai perbedaan tipe A

dengan tipe B dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

FTI – Teknik Mesin 29


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Tabel 7 Perbandingan Huruf dan Angka Tipe A dengan Tipe B


TIPE A

Perban-
Sifat Ukuran (mm)
dingan
Tinggi huruf atau angka h 2,5 3,5 5 7 10 14 20
Tinggi huruf kecil 10/14 h - 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf 2/14 h 0,35 0,5 0,1 1 1,4 2 2,8
Jarak antara garis 20/14 h 3,5 5 7 10 14 20 28
Jarak antara kata 6/14 h 1,05 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4
Tebal huruf 1/14 h 0,18 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4

TIPE B
Perban-
Sifat Ukuran (mm)
dingan
Tinggi huruf atau angka h 2,5 3,5 5 7 10 14 20
Tinggi huruf kecil 7/10 h - 2,5 3,5 5 7 10 14
Jarak antara huruf 2/10 h 0,5 0,7 1 1,4 2 2,8 28
Jarak antara garis 14/10 h 3,5 5 7 10 14 20 1,2
Jarak antara kata 6/10 h 1,5 2,1 3 4,2 6 8,4 12
Tebal huruf 1/10 h 0,25 0,35 0,5 0,7 1 1,4 2
(Sumber: Gambar Teknik Dasar, Daniel, Ir., MM., 1998)

FTI – Teknik Mesin 30


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

BAB III

JENIS-JENIS KINCIR ANGIN

3.1. KINCIR ANGIN UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Kincir angin untuk pembangkit listrik adalah alat bantu yang

digunakan untuk menggerakkan generator dan membangkitkan tenaga

listrik dengan memanfaatkan energi angin sebagai penggerak poros kincir

dengan bantuan sudu rotor atau blade. Kincir angin terdahulu banyak

dibangun di Denmark, Belanda dan negara-negara Eropa lainnya dan

lebih dikenal dengan Windmill. Kincir angin dalam sistem ini berfungsi

sebagai penggerak mula dari generator.

FTI – Teknik Mesin 31


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 3.1 Rangkaian Kincir Angin untuk Pembangkit Listrik

(Sumber : Energi Angin, Kadir A., UI-Pres. 243257-1987)

Komponen-komponen pendukung selain kincir angin dengan sudu

tertentu dalam sebuah perancangan kincir angin sebagai pembangkit

listrik diantaranya adalah Generator, Battery charger, Bridge Rectifier,

AVR dan Accumulator.

3.1.1. Generator

Generator merupakan sumber utama energi listrik yang banyak

dipakai pada masa sekarang ini dan merupakan komponen converter

terbesar di dunia yang dikenal dengan dua jenis generator yaitu generator

AC dan generator DC. Pada prinsipnya tegangan arus yang dihasilkan

oleh generator bersifat bolak-balik, sedangkan generator yang

menghasilkan tegangan searah karena telah mengalami proses

penyearahan arus.

Generator adalah suatu mesin yang menggunakan magnet untuk

mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Prinsip generator secara

sederhana dapat dikatakan bahwa tegangan diinduksikan pada konduktor

apabila konduktor tersebut bergerak pada medan magnet sehingga

FTI – Teknik Mesin 32


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan Fleming berlaku pada

generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara

penghantar bergerak, arah medan magnet dan arah resultan dari aliran

arus yang terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan

penghantar, telunjuk menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan

arah aliran elektron yang terinduksi.

motion or force F

Gambar 3.2 Kaidah tangan kanan Fleming

(Sumber : Balai - PPTAGG-UPT UGM Yogyakarta, April 2005)

Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti

penghantar yang digerakkan. Jumlah tegangan yang diinduksikan pada

penghantar saat penghantar bergerak pada medan magnet tergantung

pada :

FTI – Teknik Mesin 33


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

1. Kekuatan medan magnet, makin kuat medan magnet makin

besar tegangan yang diinduksikan.

2. Kecepatan penghantar dalam memotong fluks, makin cepat

maka semakin besar tegangan yang diinduksikan.

3. Sudut perpotongan, pada sudut 90 derajat tegangan induksi

maksimum dan tegangan kurang bila kurang dari 90 derajat.

4. Panjang penghantar pada medan magnet.

Terdapat dua jenis konstruksi dari generator (AC), jenis medan

magnet diam dan medan magnet dibuat berputar. Pada medan magnet

diam secara umum kapasitas ampere relatif kecil dan ukuran tegangan

kerja rendah, jenis ini mirip dengan generator DC kecuali terdapat slips

ring sebagai alat untuk pengganti komutator. Sedangkan pada generator

jenis medan magnet berputar dapat menyederhanakan masalah

pengisolasian tegangan yang dibangkitkan secara umum sebesar 18.000

volt sampai 24.000 volt, generator medan berputar mempunyai jangkar

diam yang disebut stator. Siklus tegangan yang dibangkitkan tergantung

pada jumlah kutub yang digunakan pada magnet, pada generator yang

menggunakan dua kutub dapat membangkitkan satu siklus tegangan

sedangkan pada generator dengan empat kutub dapat menghasilkan dua

siklus tegangan. Sehingga terdapat perbedaan antara derajat mekanis

dan derajat listrik. Derajat mekanis adalah apabila kumparan atau

penghantar jangkar berputar satu kali penuh atau 360 derajat mekanis

FTI – Teknik Mesin 34


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

sedangkan derajat listrik adalah jika GGL atau arus bolak-balik melewati

satu siklus berarti telah melewati 360 derajat waktu.

3.1.2. Battery Charger

Pengertian dari battery charger adalah suatu alat yang berfungsi

untuk mengisi battery dengan arus konstan hingga mencapai tegangan

yang ditentukan. Bila level tegangan yang ditentukan itu telah tercapai,

maka arus pengisian akan turun secara otomatis ke level aman tepatnya

yang telah ditentukan dan menahan arus pengisian hingga menjadi lebih

lambat sehingga indikator menyala menandakan battery telah terisi penuh.

3.1.3. Bridge Rectifier

Untuk mengantisipasi adanya tegangan bolak-balik dari output

tegangan generator maka perlu diberikan suatu penyearah tegangan.

Pada umumnya, penyearah arus dan penyetabil tegangan atau yang

biasa kita kenal dengan sebutan AVR itu menggunakan rangkaian bridge

rectifier. Jika generator yang kita gunakan merupakan genererator AC

(Alternator) maka harus menggunakan suatu rangkaian penyearah

sebelum masuk ke rangkaian kontrol battery charger. Namun, meskipun

menggunakan generator DC penggunaan rangkaian rectifier dapat

diimplementasikan untuk mengantisipasi tegangan bolak-balik seperti

yang telah disebutkan diawal. Contoh dari rangkaian bridge rectifier dalam

sebuah rancangan Kincir angin untuk pembangkit listrik ini dapat dilihat

pada gambar 3.3 berikut ini:

FTI – Teknik Mesin 35


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 3.3 Contoh rangkaian Bridge Rectifier

(Sumber : NITTETSU ELEX CO. LTD., Cycle Tester Accumulator Charge

and Discharge Test System, Japan.)

3.1.4. Accumulator

Accumulator atau sering disebut accu (=aki) adalah alat penyimpan

arus listirk dan juga merupakan salah satu komponen utama dalam

kendaraan bermotor, baik mobil atau motor. Hampir semua kendaraan

bermotor memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin kendaraan

pada saat awal menghidupkan mesin (mencatu arus pada dinamo stater

motor kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi energi

listrik.

FTI – Teknik Mesin 36


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Dikenal dua jenis elemen yang merupakan sumber arus searah

(DC) dari proses kimiaiwi, yaitu elemen primer dan elemen sekunder.

Elemen primer terdiri dari elemen basah dan elemen kering. Reaksi kimia

pada elemen primer menyebabkan elektron mengalir dari elektroda negatif

(katoda) ke elektroda positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika

muatannya habis, maka elemen primer tidak dapat dimuati kembali dan

memerlukan penggantian bahan pereaksi (elemen kering). Sehingga

dilihat dari sisi ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros,

contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells).

Elemen sekunder dalam pemakaiannya harus diberi muatan

terlebih dahulu sebelum digunakan, yaitu dengan cara mengalirkan arus

listrik (secara umum dikenal dengan istilah 'di-charge'). Akan tetapi, tidak

seperti elemen primer, elemen sekunder dapat dimuati kembali berulang

kali. Elemen sekunder ini lebih dikenal dengan aki. Dalam sebuah aki

berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (bolak-balik) dengan

efisiensi yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses elektrokimia

reversibel yaitu di dalam aki saat dipakai berlangsung proses pengubahan

kimia menjadi tenaga listrik (discharging). Sedangkan saat diisi atau

dimuati, terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia (charging).

FTI – Teknik Mesin 37


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

3.2. KINCIR ANGIN UNTUK POMPA AIR

Kincir Angin untuk pompa air biasa seing dijumpai di daerah-daerah

tertanian yang memiliki energi angin berkecepatan antara 2m/detik sampai

dengan 6m/detik. Serta memiliki sumber air seperti danau atau sumur

unuk kepentingan irigasi. Pompa air tenaga angin mekanik biasanya

menggunakan kincir angin tradisional yang dapat berputar pada

kecepatan angin yang relatif rendah. Kincir angin seperti ini sering disebut

old american windmill atau american type windmill.

Sesuai dengan fungsinya, maka konstruksi dari kincir angin untuk

pompa air ialah kincir yang memiliki jumlah sudu-sudu atau blade yang

banyak sehingga menghasilkan putaran rendah namun torsi yang besar.

Torsi yang besar tersebut yang akan dimanfaatkan untuk keperluan

menggerahan pompa air yang debit air berkisar antara 2 liter sampai

dengan 8 liter air per detik.

Pompa air tenaga angin jenis ini mulai digunakan di Amerika pada

akhir abad ke 19 untuk kebutuhan air rumah tangga dan pembuatan rel

kereta api. Selama kurang lebih 100 tahun terakhir ini, sudah lebih dari 8

juta kincir angin seperti ini dibuat di Amerika. Desainnya sudah terbukti

berhasil sehingga banyak ditiru di seluruh dunia. Kincir angin jenis ini

menggerakkan pompa piston yang dihubungkan menggunakan batang

penghubung.

FTI – Teknik Mesin 38


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Kincir angin tradisional biasanya mempunyai sudu sederhana yang

terbuat dari plat melengkung berjumlah banyak, sekitar 5 sampai dengan

18 buah. Yang lebih modern sekarang menggunakan sudu berbentuk

airfoil dan jumlahnya tidak begitu banyak. Namun demikian, aplikasi

penggunaan tetap dijadikan acuan utama dalam menentukan berapa

jumlah sudu yang akan digunakan.

Gambar 3.4 Contoh Kincir Angin sebagai Pompa Air


(Sumber: International Energy Agency – IEA, 2004)

FTI – Teknik Mesin 39


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Salah satu masalah pada penerapan pompa angin mekanik ini

adalah lokasi instalasi. Kincir angin harus dipasang langsung di atas

borehole atau sumber air. Sedangkan lokasi sumber air yang baik belum

tentu merupakan lokasi sumber daya angin yang baik pula.

Secara umum, pompa angin mekanik baik untuk kecepatan angin

rendah karena soliditas rotor yang tinggi, yang membatasi kecepatan

pompa piston sampai 40 sampai dengan 50 stroke per menit. Effisiensi

konversi pompa air tenaga angin mekanik biasanya berkisar antara 7%

sampai dengan 27% (Argaw, 2003).

Suatu hal yang menarik untuk dipelajari dan disimak serta sesuai dengan

disiplin ilmu pengetahuan yang berbasis teknik mesin adalah mengenai

sebuah pompa air yang menggunakan angin sebagai energi penggerak

pompa. Kami, Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan ke 7,

Fakultas Teknologi Industri Program Kelas Karyawan Universitas Mercu

Buana antusias dan optimis untuk mengangkat sebuah proyek tugas akhir

bersama yaitu pembuatan sebuah windmill yang berbentuk kincir angin

yang berfungsi sebagi pompa air dengan nama Kincir Angin MB 12-7.

FTI – Teknik Mesin 40


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

BAB IV

PERENCANAAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN MB 12-7

SEBAGAI POMPA AIR

4.1. PENGAMBILAN DATA DAN PERHITUNGAN

4.1.1. Data dan Analisa Kecepatan Angin

Pada dasarnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara

udara panas dan udara dingin dan perbedaan tekanan udara, dimana

angin pada siang hari berhembus dari laut ke darat, biasa disebut angin

darat, sedangkan dimalam hari angina berhembus dari darat ke laut yang

disebut angin laut.

FTI – Teknik Mesin 41


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Sebagai bahan studi untuk perancangan Kincir Angin MB 12-7,

maka diperlukan data angin yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya sehingga tujuan utama perancangan kincir angin ini yang

akan diapikasikan untuk menggerakkan pompa air, penulis mengambil

data kecepatan angin dari stasiun pemantau cuaca Badan Meteorologi

dan Geofisika (BMG) yang berlokasi di wilayah Ciledug. Data angin ini

merupakan data yang diambil dalam lima tahun terakhir.

Untuk kepentingan penulisan tugas akhir ini penulis mengambil

sampel data angin pada tahun 2008. Dari pengamatan di lapangan,

potensi keadaan angin wilayah Jakarta, khususnya di daerah Meruya

tidaklah sebesar di daerah pesisir pantai wilayah Banten, Jakarta dan

Jawa Barat, tetapi secara prinsip laju kecepatan angin yang ada di daerah

ini mampu untuk memutarkan Kincir Angin MB 12-7 yang telah kami buat.

Data angin dari tahun ke tahun tidak selalu berada dalam garis lurus,

tetapi kondisi aktual angin terjadi fluktuasi kecepatan angin yang

berhembus. Data aktual mengenai kecepatan angin dapat lihat pada

lampiran.

Dengan mengetahui kecepatan angin tersebut, maka mudah untuk

mengetahui daya yang akan dihasilkan oleh kincir angin, dalam hal ini

untuk menggerakkan pompa air. Oleh karena itu, kincir atau turbin angin

sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

FTI – Teknik Mesin 42


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Tabel 8 Kecepatan Rata-rata Angin Tiap Bulan pada Tahun 2008

V rata –rata
Bulan
(knot)

Januari 3,0
Februari 2,5
Maret 2,6
April 3.5
May 3,0
Juni 3,0
July 3,0
Agustus 5,7
September 4,9
Oktober 5,8
November 4,3
Desember 6,5

V Rata-rata
3.9
tahun 2008

(Sumber: BMG Ciledug tahun 2008)

Kecepatan angin rata-rata selama satu tahun (2008) = 3.9 knot

3.9 x1853
<=>  2.0 m/detik
3600

Kecepatan angin minimum (Bulan Februari 2008) = 2.5 knot

2.5 x1853
<=>  1.3 m/detik
3600

FTI – Teknik Mesin 43


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Angin adalah udara yang bergerak dengan kecepatan tertentu, jika

udara dengan suatu massa m bergerak dengan kecepatan v, angin

mempunyai energi kinetik yang dinyatakan dengan persamaan:

1
Ek  m.v 2 ................................................... (4.1)
2

Dimana,

Ek = Energi kinetik (J)

m = Massa udara (kg)

v = Kecepatan udara (m/detik)

Jika udara dengan kerapatan ρ, maka, Energi Kinetik per volume

diperoleh persamaan sebagai berikut:

1
Ev   .v 2 (J/m3) ..................................................... (4.2)
2

Dimana,

ρ = Massa jenis udara (kg/m3)

v = Kecepatan udara (m/detik)

Untuk area yang tegak lurus terhadap arah angin, maka aliran udara yang

melewati area A adalah:

v = v.A (m3/detik) ......................................... (4.3)

FTI – Teknik Mesin 44


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Dimana,

v = Kecepatan udara (m/detik)

A = Area (m2)

Maka daya angin maksimum yang dapat diekstrak oleh turbin angin

dengan luas sapuan rotor A dinyatakan dengan persamaan:

1
P  .v 3 . A ( W ) .......................................... (4.4)
2

1
 A   .d 2 ............................... (4.5)
4

Dimana,

ρ = Massa jenis udara (kg/m3)

v = Kecepatan udara (m/detik)

A = Area rotor (m2)

Dari persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

 Daya angin berbanding lurus dengan berat jenis udara,

 Daya angin berbanding lurus dengan area rotor,

 Daya angin bervariasi sesuai kecepatan angin yang ada, jika

kecepatan angin naik maka dayanya akan naik.

4.1.2. Perencanaan Perhitungan

4.1.2.1. Daya Kincir Angin

Untuk mengetahui rencana daya yang bekerja pada Kincir Angin

MB 12-7 telah diperoleh data-data sebagai berikut:

FTI – Teknik Mesin 45


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

 Kecepatan angin rata – rata (v) : 2.0 m/detik

(Data diambil dari kecepatan angin rata-rata pada tahun 2008)

 Diameter rotor (d) :5m

1
Luas rotor (A)   .5 2  19.63 m2
4

 Massa jenis udara (ρa) : 1.3 kg/m3

 Kecepatan angin rancangan (v0) : 5 m/detik

 Kecepatan angin rata – rata (v) : 2 m/detik

 Massa jenis air (ρw) : 995.7 kg/m3

 Head total pompa (H) : 5.0332 m

1
P =  . a .vo . A.v
2
................................................... (4.6)
2

2
Dimana nilai efisiensi didapat dari x100%  40%
5

1 510.38
Maka PKincir Angin = 0.4 x x1.3x5 2 x19.63x 2   255.19 W
2 2

4.1.2.2. Daya Pompa

Perencanaan perhitungan daya pompa dapat menggunakan

persamaan sebagai berikut:

PPump   w .g .H .Q .................................................. (4.7)

Untuk perhitungan di atas telah diketahui data-data sebagai berikut:

 Massa jenis air ( ρ ) : 995.7 kg/m3

 Percepatan gravitasi ( g ) : 9.8 m/detik2

 Head pompa ( H ) : 5.01432 m

FTI – Teknik Mesin 46


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

 Debit air ( Q ) : 0.0029 m3/detik

 Efisiensi () : 90% = 0.9

PPump  995.7 x9.8 x5.01432 x0.0029  142 W (daya total pompa)

Maka, Ppump = 142/0.9 = 157.77 W

Sedangkan untuk mengetahui berapa banyak jumlah air yang dapat

diangkat oleh pompa dalam satu kali langkah piston dari Titik Mati Bawah

(TMB) sampai ke Titik Mati Atas (TMA), maka dapat menghitung dengan

mencari selisih volume silinder pompa dengan volume piston, sebagai

berikut :

V = VSil - VPis .................................................... (4.8)

Dan dengan data-data perhitungan sebagai berikut:

 Diameter silinder pompa (dsil) : 6” = 0.1524 m

 Panjang langkah piston (L) : 0.32 m

 Diameter piston (dpis) : 0.1514 m

 Tinggi piston (t) : 75 mm = 0.075 m

Maka volume air (V) yang dihasilkan dalam satu langkah piston adalah:

1  1 2 
Vair    .d s .L     .d p .t 
2

4  4 

1  1 
  x3.14 x0.1524 2 x0.32    x3.14 x0.1514 2 x0.075 
4  4 

 0.0058  0.0013  0.0045 m3

FTI – Teknik Mesin 47


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah volume air yang dihasilkan

dalam satu langkah piston adalah : 0.0045 m3 atau setara dengan 4,5 liter

air.

4.1.2.3. Daya yang Dibutuhkan oleh Pompa

Daya yang dibutuhkan (P) adalah daya aktual yang diberikan oleh

suatu penggerak pada pompa. Tingkat efisiensi pompa piston cukup tinggi

jika dibandingkan dengan pompa sentrifugal, rata–rata tingkat efisiensinya

() mencapai 90 % (sumber : E.H Lysen, introduction to wind energy,

1983). Sehingga dapat dihitung berapa daya (P) minimum yang harus

dihasilkan kincir untuk menggerakkan pompa.

PPump
P ............................................................ (4.9)

Diketahui data-data untuk perhitungan di atas adalah:

 Ppump : 191.54 W

 η : 90 %

191.54
P  212  82 W
0.9

Maka dengan hasil ini, daya yang dihasilkan kincir angin (255.19

W) untuk menggerakkan pompa masih lebih besar dari daya yang

diperlukan pompa (212.82 W) .

4.1.2.4. Torsi Kincir Angin

Besarnya torsi yang dihasilkan oleh kincir angin tergantung pada

kecepatan angin yang ada di daerah tersebut. Torsi merupakan hasil dari

FTI – Teknik Mesin 48


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

gaya kerja blade pada arah tangensial. Daya yang diekstrak oleh rotor dari

energi angin kemudian diteruskan ke pompa air. Daya ini merupakan hasil

dari perkalian torsi (T) dan kecepatan sudut (Ω), yang dinyatakan dengan

persamaan sebagai berikut:

P
T .............................................................. (4.10)

v
  ................................................... (4.11)
r

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwasanya

kincir angin dengan jumlah blade sedikit akan menghasilkan putaran yang

cepat dengan torsi yang kecil, sedangkan kincir angin dengan jumlah

blade banyak akan menghasilkan putaran lambat dengan torsi yang

besar. Kincir angin dengan beban torsi yang besar akan memiliki

kecepatan sudut yang rendah (sebagai contoh untuk pompa piston),

sedangkan kincir angin yang memiliki kecepatan sudut tinggi hanya akan

menghasilkan torsi yang kecil (contoh untuk pompa centrifugal dan

generator listrik).

Untuk perhitungan torsi telah diketahui data-data sebagai berikut:

 Daya kincir angin (Pka) : 255.19 W

 Kecepatan angin rata – rata (v) : 2.0 m/detik

 Jari – jari rotor (r) : 2.5 m

FTI – Teknik Mesin 49


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2.0
Dengan ,    0.8 rad/detik
2.5

255.19
Maka T   318.99 N.m
0.8

4.2. PERENCANAAN DESAIN GAMBAR

Gambar merupakan syarat awal dalam membuat atau merancang

sebuah alat. Dalam pembuatan gambar dibutuhkan alat gambar guna

mendukung kelancaran proses menggambar. Pada proses pembuatan

gambar perencanaan Kincir Angin MB 12-7 ini, penulis menggunakan tool

berupa software komputer yaitu AutoCAD ver 2008. Detail gambar

dilampirkan dalam format PDF.

4.3. PERENCANAAN PEMBUATAN

Dalam perencanaan pembuatan Kincir Angin MB 12-7, kami

Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin angkatan ke 7 Fakultas Teknologi

Indusri Program Kuliah Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana,

mengacu pada Prototype windmill pertama telah dibuat dengan diameter 4

meter, 16 rotor blade, yang mana windmill tersebut hasil dari kursus

pendidikan WOT.

WOT adalah organisasi non profit di Twente University,

memberikan saran teknis dalam ruang lingkup wind energy, solar energy

dan supply air. Pelebaran objektivitasnya memperbaiki posisi bagian yang

lebih lemah dalam kemasyarakatan dan saran seharusnya dihargai pada

FTI – Teknik Mesin 50


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

keadaan lokal dan sekitar. Untuk mendukung saran teknis WOT

melakukan pengujian lapangan dimana bermacam rancangan sedang

dikembangkan dan diujikan. WOT adalah pusat dari organisasi sukarela

dan terdiri atas pelajar dari universitas. Beberapa staff anggota

memelihara administrasi dan teknikal support.

Kemudian dari proyek Tugas Akhir yang telah disepakati bersama-

sama dari pihak Mahasiswa dan Universitas itu merupakan awal

kesempatan yang bermanfaat untuk memadukan rancangan yang

dikembangkan oleh kursus pendidikan WOT. Oleh WOT sendiri,

sebelumnya rancangan windmill tersebut pernah gagal karena rotor

berputar terlalu pelan (lemah), terlalu rumit dan terlalu mahal. Maka sesuai

estimasi, diameter windmill 4 meter agaknya terlalu kecil untuk mencapai

tujuan. Jadi setelah beerapa masalah tersebut yang merupakan

pengalaman dengan prototype pertama menyebabkan rancangan ulang

yang lengkap.

Pada tabel 9 berikut ini adalah jadwal skejul rencana pembuatan

Kincir Angin MB 12-7 yang telah kami buat dan kami dirikan di lingkungan

kampus Universitas Mercu Buana Jakarta. Dimana dari awal kami

merencanakan sampai akhirnya diresmikan pada tanggal 21 Juni 2009

oleh Bapak Direktur Program Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana

dan Bapak Kepala Program Studi Teknik Mesin Program Kelas Karyawan

Universitas Mercu Buana.

FTI – Teknik Mesin 51


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Tabel 9 Jadwal Pelaksanaan Pembuatan Kincir Angin MB 12-7

Waktu Pelaksanaan (th 2009)


No Kegiatan
Feb Maret April Mei Juni Juli
1 Perencanaan
perancangan
2 Pembuatan
Gambar
3 Perizinan
kampus
4 Analisa biaya &
keuntungan
5 Pengumpulan
dana swadaya
6 Pencarian
literatur
7 Data angin
dari BMG
8 Analisa angin
Meruya dsk
9 Analisa
perancangan
10 Pembuatan
tower
11 Pembuatan
head’s const
12 Pembuatan rotor
& blade
13 Pembuatan
pompa
14 Pengecatan &
hak patent
15 Pembagian judul
Skripsi
16 Asistensi
TA/Skripsi
17 Pembuatan
fondasi sumur
18 Pendirian kincir
angin
19 Peresmian kincir
angin
20 Sidang
Skripsi
Keterangan: Rencana Pelaksanaan
Aktual Pelaksanaan

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

FTI – Teknik Mesin 52


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Hasil rancangan ulang yang lengkap merupakan gambar-gambar

set dari konstruksi tower, konstruksi kepala, bagian yang bergerak dan

wind wheel dengan diameter baru yaitu 5 meter, 12 blade. Oleh karena

itulah kincir angin buatan kami diberi nama Kincir Angin MB 12-7,

maksudnya adalah Kincir Angin Mercu Buana dengan 12 blade oleh

Teknik Mesin angkatan ke 7. Disamping itu juga bangunan kecil manual

dari prototype yang baru telah diperbaiki, tapi sebenarnya set secara total

belum begitu lengkap. Rancangan dan gambar-gambarnya tetap masih

penting dan bagian yang diperlukan oleh alat dengan kekuatan angin

pengangkat air, pompa, dan seterusnya.

4.3.1. Konstrksi Tower

Konstruksi tower atau menara terdiri dari empat bagian plat besi

yang terbagi disusun. Bagian diagonal dari bagian bawah tower

menyediakan fasilitas tangga untuk mencapai puncak tower. Untuk alasan

estetika dasar pengukuran tower telah dikurangi dari 2,50 meter menjadi

2,0 meter pada sumur yang berdiameter kurang lebih 1,8 meter.

Penggunaan besi siku berukuran 40 mm untuk empat kaki tower

mengurangi berat yang dipertimbangkan, tapi kaki tersebut menjadi lebih

ramping, yang mana ruangan berlebih pada stukturnya harus diperkuat

supaya pencapaian kecukupan kekuatan dari seluruh konstruksi.

Bagaimanapun kesederhanaan keaslian konstruksi akan tergantikan

dalam kerumitan yang muncul selama pembuatan dan hasil. Hak untuk

melakukan modifikasi berat tower telah dikurangi dari kira-kira 225 kg

FTI – Teknik Mesin 53


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

sampai dengan 125 kg. keuntungan lainnya adalah tower akan sangat

mudah ditangani selama pengangkutan dan pemasangan, sementara

kekuatannya hampir sama.

Konstruksi Tower oleh WOT Konstruksi Tower MB 12-7

Gambar 4.1 Perbendaan ekstrim Konstruksi Tower

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

4.3.2. Head’s Construction

Beberapa part kecil dalam rangka kerja pada head’s construction

atau rangka atas telah banyak perbedaan dengan prototype windmill

yang dipopulerkan oleh WOT.

FTI – Teknik Mesin 54


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 4.2 Head’s Constructions (Konstruksi Rangka Atas)


(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

Perubahan Yang paling penting dan berharga telah mengurangi

panjang total dari ekor. Ini dilakukan supaya menghasilkan stuktur

keseimbangan yang lebih baik dengan panjang 0,8 D dan hasil kendali

yang lebih baik. Rumah bearing yang lebih lebar dapat bermanfaat untuk

mendukung bearing belakang. Flange support yang terbuat dari besi siku

40 x 40 mm dipusatkan didepan rangka atas agar dapat menghasilkan

keseimbangan antara baling-baling dengan ekor.

FTI – Teknik Mesin 55


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 4.3 Profil Gigi pada Komponen Pengunci


(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

Kuncian ini dipasang agar mencegah arah putaran yang tidak

menentu dari rangka atas selama terjadi angin yang berlebih atau bahkan

badai yang disertai dengan perubahan arah angin secara tiba-tiba. Tail

dan head akan bergerak berpisah, yang apabila tidak diberikan plat

pengunci dapat menghasilkan tubrukan yang sangat kuat yang

mengakibatkan kerusakan terhadap kedua part tersebut. Selama gerakan,

pengaman yang memiliki profil gigi mencegah gerakan terpisah dan tidak

akan mengizinkan head’s construction berputar kembali dengan

mengarahkan ke konstruksi ekor.

Windwheel berputar searah jarum jam yang dihubungkan dengan

crankpin terbaut, ini akan lebih mudah untuk perawatannya, tapi

FTI – Teknik Mesin 56


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

membalikan arah putaran rangka atas dengan memperhatikan ekor juga

akan menuju prestasi yang sama. Saat ini, rangka atas berputar

berlawanan arah jarum jam diluar angin (apabila dilihat dari pandangan

atas). Agar memperoleh ektra pergeseran yang dibutuhkan untuk damping

disebabkan oleh moment gyroscopic.

Walaupun windwheel menjauhi angin oleh fungsi steering ekor,

oleh karena hembusan angin yang keras maka ekor dapt kembali ke

posisi tegak lurus dengan konstuksi rangka atas. Untuk mencegah

kerusakan maka ditambahlah kekakuan dengan memalu profil blade pada

bagian luar ring blade support. Hal ini akan menggangu airfoil yang

mengakibatkan berkurangnya efisiensi.

Kemungkinan lainnya adalah menjaga windwheel bergerak tetap

ringan walaupun dalam angin yang besar. Kemungkinan bisa saja angin

datang dari belakang. Ini tidak akan bermasalah karena windwheel

berputar keluar angin kurang dari 90 derajat. Selain itu rotor dijaga agar

tetap berputar searah jarum jam. Saat ini, kuncian terakhir dari mekanisme

keamanan disituasikan dalam windwheel berputar sebesar 75 derajat

keluar arah angin. Ini menjadikan ekor bergerak kedepan bilah blade tidak

akan terjadi lagi.

4.3.3. Moving Parts

Walaupun prinsip konversi gerakan putaran millshaft turun naik

dapat menjaga gerakan pumprod dan bearing sebaik mekanisme crank

FTI – Teknik Mesin 57


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

sederhana, tetap saja kekuatan dari bagian-bagian yang bergerak menjadi

fokus utama dalam perencanaan pembuatannya.

4.3.3.1. Mainshaft bearing

Sebuah poros yang dibebankan diatas dua buah bearing utama.

Bearing bagian depan membawa beban radial kira-kira 1000 N (berat

rotor) dan beban tekanan atau dorongan hingga mencapai 7000 N,

sementara bearing bagian belakang menangani gaya alternatif yang

terdapat pada mekanisme crank.

Gambar 4.4 Mainshaft Bearing

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

Walaupun bearing ini terlihat berukuran besar menurut spesifikasi

dari SKF. Tetapi umur pakai membuktikan terlalu pendek (kira-kira 1,5 juta

kali revolusi). Ini artinya spesifikasi ini sangat tidak mewakili keberadaan

bearing dalam pasar lokal. Banyak bearing dari beberapa merek yang

ditawarkan tetapi spesifikai yang tidak diketahui dan kualitas tidak terjamin

dengan baik. Terkadang dari dari beberapa bearing ini adalah produk

FTI – Teknik Mesin 58


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

perbaikan dari produk yang sudah rusak. Permukaan roller yang telah tipis

atau bahkan longgar dan terlalu besar.

4.3.3.2. Crank

Crank radius dapat atur agar dapat menciptakan keselarasan

antara windmill dengan pompa. Hal ini mengacu pada kecepatan angin

aktual dan elevation head. Crank pin dapat diposisikan pada beberapa

radius putar yaitu antara radius 50 mm sampai dengan 125 mm.

Gambar 4.5 Konstruksi Crank

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

Kendati lubang crank pin disediakan untuk tujuan yang sangat baik,

tetap saja membutuhkan penempatan yang sangat tepat antara baut

central crank pin yang satu dengan yang lainnya. Hal ini untuk mencegah

FTI – Teknik Mesin 59


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

lepasnya baut yang dikarenakan oleh torsi awal yang mengakibatkan gaya

sentrifugal serta permulaan slidding yang terjadi di dalam lubang crank

pin.

Crank disusun dari beberapa bagian plat besi yang dilas pada

ujung shaft. Lalu membuat penguat dengan memasangkan plat tambahan

yang dipasang dekat shaft agar mendapatkan kekuatan yang cukup.

Bentuk “U” pada crank berguna sebagai pemantapan slidding diantara

mur-mur dari crank pin yang dipasang pada saat pemasangan awal. Untuk

estitika dan alasan keamanan bagian ujung tepi yang tajam pada crank

diberi chamfer sebesar 5 x 45o.

4.3.3.3. Connecting Rod

Untuk ujung bagian atas dan bagian bawah conecting rod atau

batang hubung penggerak, bushing baja selinder dilas yang disertakan

dengan bearing-bushing nylon flange. Pada permulaiannya bushing baja

dibuat dengan soket gaspipe 1,5” setelah ulir dipindahkan dengan cara

memutar. Sedangkan untuk komponen Bushing, menggunakan bahan

yang lebih kuat atau dapat menggunakan material sisa dari potongan

millshaft jika sisa potongan yang tersisa masih panjang. Saat ini,

ketebalan bushing adalah 6mm.

Ketidak bundaran lubang untuk menyimpan bushing disebabkan

oleh prosedur pengelasan yang salah. Walaupun memang tidak

mempengaruhi kelancaran fungsi bushing nilon yang terpasang dengan

baik melewati crankpin dengan clearance 0,2mm sampai dengan 0,3mm

FTI – Teknik Mesin 60


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

dalam pengertian radial. Clearance axial biasanya berkisar antara 1mm

sampai dengan 2mm. Hingga saat ini tidak ada bearing bushing nylon

gagal, dan terganti dengan yang lebih baik.

Alat Bantu Proses Pengelasan

Gambar 4.6 Konstruksi Conecting Rod dan Alat bantu proses pengelasan
(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

4.3.3.4. Crosshead.

Crosshead merupakan komponen penghubung dan pengarah di

dalam tower pipe. Usaha yang telah diambil untuk menghasilkan

permukaan dalam yang halus masih belum berhasil selama menggunakan

material logam. Ide muncul untuk memasang PVC di dalam towerpipe.

Masukan ini dibuat dengan pipa PVC 4” yang cukup panjang dari bilah

yang dipotong dalam sebuah alur. Ukuran diameter yang sedikit kurang

dari dalam pipa satunya. Pembukaan hanya menyediakan ruang yang

cukup untuk pemasangan. Pada dasar baut yang kecil, dibaut melalui

FTI – Teknik Mesin 61


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

towerpipe yang mengkunci masukan axial. Selain itu, crosshead harus

memiliki permukaan kontak yang cukup lebar untuk mencegah muatan

dengan spesifikasi yang tinggi. Serta bagian yang keras dan tepi yang

tajam harus dihindari.

Telah diputuskan untuk membuat piston crosshead dengan material

dari kayu keras, karena material ini diperkirakan akan lebih baik sebagai

bahan counterpart untuk PVC lining daripada besi maupun logam lainnya.

Sebelumnya pumprod pertama yang dikembangkan olwh WOT juga

menggunakan kayu berukuran diameter 1,5” dan crooshead pertama telah

dibuat dari dua bagian kayu sesam yang diapit oleh pumprod dan di

kencangkan oleh dua buah baut yang menembus piston berukuran M10 x

1,5.

Gambar 4.7 Konstruksi Cross Head

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

FTI – Teknik Mesin 62


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Agar memiliki kekuatan yang memadai, ukuran crosspin pada

crosshead kayu adalah 2” atau sekitar 50 mm. Pelumasan yang diberikan

berupa pemberian gemuk secara berkala, dengan syarat sebelum

pemasangan crosshead direndam terlebih dahulu menggunakan oli

bekas. Untuk memastikan gerakannya lancar, maka crosshead harus

dicoba di dalam rumah piston dengan menggerak-gerakannya ke atas dan

kebawah. Satu hal yang perlu diingat, oli dalam lubang piston tidak

menyediakan pelumasan yang berkesinambungan.

4.3.4. Rotor

Rotor pada Kincir Angin MB 12-7 memiliki sudu-sudu berjumlah 12

blade yang tersusun di atas kerangka rotor.

Gambar 4.8 Konstruksi Rotor

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

FTI – Teknik Mesin 63


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Adapun pemasangan rotor itu sendiri adalah ketika tower telah

didirikan. Jadi rotor tidak dapat dipasang pada konstruksi Kincir Angin MB

12-7 sebelum tower utama didirikan. Begitu juga dengan sudu-sudunya

yang berjumlah 12 buah, blade tersebut dipasang setelah rotor

diaplikasikan pada konstruksi.

4.3.5. Piston Pump

Piston Pump adalah komponen dari Kincir Angin MB 12-7 yang

paling banyak mendapatkan perubahan-perubahan dari versi

terdahulunya. Perubahan piston itu sendiri sangat tergantung dari aplikasi

pompa yang digunakan dalam suatu konstruksi windmill. Banyak masalah

yang harus dipecahkan terutama penetapan pompa dan pipa penyalur

pada mata air dan juga rancangan pompa yang berubah dari waktu ke

waktu.

Pompa piston pada Kincir angin MB 12-7 bekerja pada putaran

rotor sebesar 15 sampai dengan 25 rpm (kondisi kecepatan angin pada

tahun 2008 adalah 1,3 m/detik sampai dengan 4,06m/detik). Dibutuhkan

ruang udara yang berfungsi untuk mengurangi gaya percepatan batang

pompa, suspensi pompa dan transmisi.

4.3.6. Pumprod dan Batang Penghubung Pumprod

Batang penghubung untuk Pumprod menggunakan jepitan yang

sederhana yang terbuat dari besi siku. Konstuksi ini terlihat sangat kuat

tetapi cepat atau lambat, tugasnya untuk mengembalikan gaya batang

FTI – Teknik Mesin 64


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

pompa akan mengalami kelelahan. Akhirnya pipa besi yang lebih kuat

yang dijadikan sebagai batang pompa.

Koneksi batang sederhana, terbuat dari 2 baut yang mengikat pada

batang. Seperti joint, ini juga mengalami kelelahan yang pada akhirnya

menimbulkan retak. Sedangkan Flange dibuat dari pelat yang telah dilas

pada ujung batang pompa.

Gambar 4.9 Konstruksi Pump Rod dan Pump Rod Connection

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

4.3.7. Diagram Alur

Dalam perancangan pembuatan Kincir Angin MB 12-7 sebagai

Pompa air ini, dapat dibuatkan sebuah diagram alur atau flow chart yang

dapat digambarkan sebagai berikut:

FTI – Teknik Mesin 65


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Mulai

Perencanaan
Perancangan

Analisa Analisa Biaya Analisa Faktor


Perancangan & Keuntungan Lain

Tools dan Sumber Pembuatan


Literatur Gambar

Sesuai dengan Tidak


Desain &
Perencanaan

Biaya Swadaya
Ya
Pembuatan
Komponen
Permesinan &
Kemampuan
Analisa Indiviu
Kesalahan &
Tidak Sesuai atau
Upaya
Perbaikan Tidak

Ya
Pendirian dan Peresmian Kincir Angin MB 12-7

Selesai

Gambar 4.10 Diagram Alur Perencanaan Pembuatan


Kincir Angin MB 12-7

(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

FTI – Teknik Mesin 66


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

4.4. PEMILIHAN TEMPAT

Secara umum tempat-tempat yang baik untuk pemasangan kincir

angin atau turbin angin antara lain:

1. Celah di antara gunung. Tempat ini dapat berfungsi sebagai

nozzle, yang mempercepat aliran angin ataupun turbulensi.

2. Dataran terbuka. Karena tidak ada penghalang yang dapat

memperlambat angin, dataran terbuka yang sangat luas

memiliki potensi energi angin yang besar.

3. Pesisir pantai. Perbedaan suhu udara di laut dan di daratan

menyebabkan angin bertiup secara terus menerus.

Walau pada dasarnya kincir angin atau turbin angin dapat dipasang

di mana saja di tempat-tempat tersebut di atas, pengkajian potensi angin

tetap harus dilakukan untuk mendapatkan suatu sistem konversi energi

angin yang tepat. Pengkajian potensi energi angin di suatu tempat

dilakukan dengan mengukur dan menganalisis kecepatan dan arah angin.

Analisis data angin dilakukan dengan menggunakan metoda statistik

untuk mencari kecepatan angin rata-rata, durasi kecepatan angin dan

distribusi frekwensi data angin. Jika informasi mengenai arah angin juga

tersedia, analisis dengan menggunakan metoda wind rose dapat

dilakukan untuk mengetahui kecepatan rata-rata, frekwensi dan energi

angin di setiap arah mata angin.

FTI – Teknik Mesin 67


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Pada prakteknya, penentuan tempat pemasangan sistem konversi

energi angin dapat ditentukan dengan cara:

1. Pilih Tempat. Tempat ditentukan sesuai kebutuhan,

kemudian potensi energi angin dikaji dari data yang

didapat. Cara ini mempertimbangkan:

a. aksesibilitas baik untuk pekerjaan konstruksi

maupun perawatan,

b. kondisi sosial budaya setempat,

c. kepentingan lain

2. Pilih Potensi. Pemilihan tempat berdasarkan besarnya

potensi energi angin yang tersedia. Semakin besar

kecepatan angin rata-rata di suatu tempat akan

semakin baik. Semakin tinggi potensi energi yang

tersedia akan memberikan keuntungan berupa ukuran

sistem konversi energi angin yang semakin kecil dan

tidak perlu terlalu efisien sehingga pembuatannya

akan lebih mudah dan murah.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam pemasangan sistem

konversi energi angin, antara lain:

1. Untuk kegunaan pompa air, kincir angin MB 12-7 yang

berfungsi sebagai pompa air membutuhkan sebuah sumur air

atau sumber air yang berada tepat di bawah tower dari kincir

angin.

FTI – Teknik Mesin 68


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2. Tempat pemasangan harus dilindungi atau dipagari agar

terhindar dari aksi perusakan. Sebaiknya lokasi pemasangan

harus dapat dipantau dengan mudah dari jalan atau tempat

pemantauan. Tempat-tempat dengan tingkat kelembaban

yang tinggi dan berpotensi menimbulkan korosi serta dapat

merusak kincir angin sangat tidak direkomendasikan.

3. Aliran angin di dekat permukaan bumi akan semakin mengecil

dan mencapai harga nol di permukaan tanah. Profil kecepatan

angin ini disebut dengan lapisan batas atmosfir. Permukaan

bumi memiliki tingkat kekasaran yang berbeda-beda. Semakin

kasar permukaan bumi akan semakin tebal lapisan batas

atmosfir. Dengan semakin besarnya lapisan batas atmosfer

maka kecepatan angin pada ketinggian tertentu akan semakin

kecil. Dengan demikian tempat pemasangan harus diarahkan

pada tempat dengan tingkat kekasaran yang rendah seperti

daerah lepas pantai, daerah pantai, padang rumput, dan

tempat-tempat dengan tumbuh-tumbuhan dan bangunan yang

tidak terlalu tinggi.

4. Kincir angin yang digunakan untuk keperluan irigasi pertanian

biasanya ditempatkan di sebuah sumur air, bangunan atau

sebuah sumber air yang diberi fondasi yang cukup kuat untuk

meletakan kincir angin yang memiliki tinggi lebih kurang 12

meter dan beban lebih kurang 880 kilogram. Lokasi

FTI – Teknik Mesin 69


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

pemasangan harus diperhatikan agar aliran yang datang pada

sistem konversi energi angin ini tidak turbulen atau tidak

berbalik arah di bagian belakang. Untuk hal ini ada aturan atau

konvensi bahwa turbin angin harus lebih tinggi sekitar 10 m

dari pohon atau bangunan tertinggi di tempat tersebut. Lokasi

pemasangan juga setidaknya harus berjarak minimal sekitar

10 kali dari diameter rotor terhadap hambatan atau rintangan

terdekat.

Syukur Alhamdulillah, saat ini proyek pembuatan Kincir Angin MB

12-7 telah terselesaikan dengan baik dan tentunya kincir angin dapat

berputar sesuai dengan rencana. Putaran kincir angin pada waktu pagi

hari berbeda dengan putaran kincir angin pada waktu siang hari, sore hari

dan malam hari. Kecepatan angin yang berubah-ubah menjadi penyebab

utama akan kecepatan putaran rotor yang tidak konstan tersebut. Kendati

demikian, torsi yang dihasilkan oleh putaran rotor kincir angin tersebut

sesuai dengan perhitungan dan apa yang direncanakan. Yaitu daya

angkat maksimal 98kg pada putaran rotor 15rpm. Atau setara dengan

debit air minimal sebanyak 4,5 liter pada setiap detiknya.

FTI – Teknik Mesin 70


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

Gambar 4.10 Foto Pendirian dan Perakitan Kincir Angin MB 12-7


(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

Gambar 4.11 Foto Peresmian Kincir Angin MB 12-7


(Sumber: TA Tek. Mesin ang 7 PKK-UMB, 2009)

FTI – Teknik Mesin 71


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melalui proses

perencanaan pembuatan Kincir Angin MB 12-7 adalah sebagai berikut.

1. Di Indonesia dan di Dunia pada umumnya, kebutuhan akan energi

akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang

menuntut pada peningkatan pola konsumsi masyarakat yang

disebabkan karena pertambahan penduduk,. Sedangkan energi

fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama,

ketersediaaanya sangat terbatas dan terus mengalami penipisan.

FTI – Teknik Mesin 72


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

2. Gambar merupakan syarat awal dalam perencanaan merancang

sebuah alat. Dalam pembuatan gambar dibutuhkan alat gambar

yang mendukung proses menggambar. Dan pada proses

pembuatan gambar perencanaan Kincir Angin MB 12-7 ini, penulis

menggunakan tool berupa software AutoCAD ver 2008.

3. Perencanaan pembuatan Kincir Angin MB 12-7 mengacu pada

Prototype windmill pertama telah dibuat dengan diameter 4 meter,

16 buah blade, windmill tersebut hasil karya dari organisasi

pendidikan WOT pada tahun 1988.

4. Salah satu tugas pengambil keputusan adalah menyusun skala

prioritas dari berbagai pilihan yang ada. Prioritas terpaksa dibuat

karena adanya keterbatasan sumberdaya. Ketika pilihan kompleks

dengan konsekuensi yang bersifat substantif, pengambil keputusan

memerlukan model pengembalian keputusan yang dapat

membantu mereka membuat pilihan secara komprehensif, logis,

dan terstruktur.

5. Kincir Angin MB 12-7 hasil proyek Tugas Akhir Mahasiswa Teknik

Mesin angkatan ke 7 Fakultas Teknologi Industri Universitas Mercu

Buana memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut:

a. Daya Kincir Angin adalah 225,19 W

b. Daya Pompa adalah 191,54 W

c. Daya yang Dibutuhkan Pompa adalah 212,82 W

d. Torsi Kincir Angin adalah 318,99 N.m

FTI – Teknik Mesin 73


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

5.2. SARAN

Dan saran yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan

pada masa yang akan datang adalah:

1. Pemilihan sumber energi dalam rangka konversi energi

menggunakan energi terbarukan dapat diambil beberapa item

tema, diantaranya adalah energi angin, energi air, energi panas

bumi, energi matahari, energi biogas, energi bio mass serta

gelombang laut.

2. Penggunaan tool software AutoCAD 2008 memiliki banyak

kekurangan. Diharapkan proses menggambar dimulai dengan

menggambar bentuk dasar 3 dimensi sehingga dapat dengan

mudah mengubahnya ke dalam bentuk 2 dimensi. Beda halnya

dengan mengubah gambar dari 2 dimensi menjadi 3 dimensi. Cara

seperti itu akan terasa lebih sulit.

3. Sesuai dengan fungsinya, maka konstruksi dari kincir angin untuk

pompa air ialah kincir yang memiliki jumlah sudu-sudu atau blade

yang banyak sehingga menghasilkan putaran rendah namun torsi

yang besar.

4. Perubahan Yang paling penting dalam perencanaan pembuatan

Kincir Angin MB 12-7 adalah dengan mengurangi panjang total dari

ekor. Ini dilakukan supaya menghasilkan stuktur keseimbangan

yang lebih baik dengan panjang 0,8 D dan hasil kendali yang lebih

FTI – Teknik Mesin 74


Tugas Akhir Universitas Mercu Buana

baik. Rumah bearing yang lebih lebar dapat bermanfaat untuk

mendukung bearing belakang. Flange support yang terbuat dari

besi siku 40 x 40 mm dipusatkan didepan rangka atas agar dapat

menghasilkan keseimbangan antara baling-baling dengan ekor.

5. Dengan data spesifikasi teknis yang demikian fantastis, tidak

diragukan lagi bahwa jumlah volume air yang dihasilkan dalam satu

langkah piston pada Kincir Angin MB 12-7 adalah : 0.0045 m3 atau

setara dengan 4,5 liter air.

FTI – Teknik Mesin 75


DAFTAR PUSTAKA

Argaw, N., R. Foster, R. and A. Ellis (2003), Renewable Energy for


Water Pumping Applications in Rural Villages, NREL (National
Renewable Energy Laboratory), Colorado

BTM Consults ApS (2005), International Wind Energy Development


World Market Update 2004 Forecast 2005-2009, Utah

DESDM (2003), Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan


Konservasi Energi (Energi Hijau), Jakarta.

DESDM (2005), Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025,


Jakarta.

Fraenkel, Peter. (1986), Water-Pumping Devices  Chapter: A Handbook


for Users and Choosers (Intermediate Technology Publications), London

Jarass (1980), Strom aus Wind - Integration einer regenerativen


EnergieQuelle (Springer-Verlag) Berlin

Perry & Oakwood St., Napoleon (1988), Calculate Wind Power to Windmill
(Heller Aller Company) ,Ohio 43545 USA

Websites:
www.awea.org (AWEA, Wind Web Tutorial, Wind Energy Basics)
www.crest.org (Center Renewable Energy and Sustainable Technology)
www.energy.iastate.edu (Website for Iowa University)
www.windpower.org (Website for Denmark Wind Power Organization)

xiii

Anda mungkin juga menyukai