Anda di halaman 1dari 29

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH

JUMLAH SUDU DAN SUDUT SERANG


NOZEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN
CROSS FLOW
COVER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

RUT GRESELA SINAGA [4201517024]

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
FEBRUARI 2019
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH
JUMLAH SUDU DAN SUDUT SERANG
NOZEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN
CROSS FLOW
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan sebagai persyaratan penyelesaian mata kuliah Skripsi Program
Studi D-IV Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Pontianak
Tahun Akademik 2018/2019

Pontianak, 01 Februari 2019


Yang Mengusulkan,

Rut Gresela Sinaga


NIM.4201517024

Menyetujui :

Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing 2,

Hadimi, S.T., M.T. H. Supandi, S.T., M.T.


NIP. 196908271996031002 NIP. 196509021991031002

i
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH
JUMLAH SUDU DAN SUDUT SERANG
NOZEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN
CROSS FLOW
Diajukan oleh: Rut Gresela Sinaga[NIM 4201517024]
Dosen Pembimbing 1: Hadimi, S.T., M.T.
Dosen Pembimbing 2: H. Supandi, S.T., M.T.

ABSTRAK

Saat ini, energi yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari bahan bakar fosil
terutama BBM yang menurut perkiraan akan segera habis, sehingga perlu dilakukan
pencarian energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Dilihat dari keadaan
geografis Indonesia memiliki potensi air yang memadai untuk sebuah pembangkit
tenaga listrik berskala kecil, dengan kondisi tersebut banyak dikembangkan teknologi
pembangkit-pembangkit yang berskala kecil yang biasa dikenal dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Untuk memanfaatkan air sebagai pembangkit
energi listrik ada beberapa tipe turbin air yang bisa digunakan seperti turbin kaplan,
turbin francis, dan turbin crossflow. Tetapi turbin air tipe crossflow yang paling banyak
diaplikasikan di masyarakat sebagai pembangkit listrik tenaga air skala kecil. Turbin
crossflow dapat dioperasikan pada debit 0,2 m3/s hingga 10 m3/s dan head antara 1 s/d
200 m. Unjuk kerja turbin crossflow dipengaruhi: sudut serang nosel (α), lebar nosel
(B), jumlah sudu/blade (Nb) dan diameter impeller (D). Dengan melakukan variasi
jumlah sudu dan sudut serang nozel didapatlah daya output (mekanik) dan effisiensi
yang terbaik sebagai acuan dalam pembuatan turbin crossflow.
Kata kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), Turbin crossflow, Unjuk
kerja turbin crossflow.

ii
DAFTAR ISI

COVER 1

LEMBAR PERSETUJUAN i

ABSTRAK ii

A. Latar Belakang 1

B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 3

D. Manfaat Penulisan 3

E. Metode Penyelesaian Masalah 3

E.1 Pengumpulan Data (Eksperimen) 4

E.2 Pengolahan Data 4

E.3 Analisa 5

F. Landasan Teori 5

F.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro 5

F.2 Prinsip kerja Turbin Crossflow 5

F.3 Jenis-jenis Turbin Air Crossflow 6

F.4 Pengukuran Unjuk Kerja Kincir/Turbin Air 7

a. Effisiensi Turbin 7

b. Pin ( Daya Input) 7

c. 𝐏𝐨𝐮𝐭 (Daya output) 8

d. Faktor yang mempengaruhi 8

F.5 Prinsip Dasar Pengukuran Unjuk Kerja Turbin Crossflow 10

F.6 Parameter dan Alat yang digunakan. 10

F.7 Analisa Pola Aliran Pada Turbin Crossflow 10

iii
F.8 Sistem Akuisisi Data Otomatis Berbasis Arduino Untuk Alat Uji Unjuk
Kerja Turbin Air 11

1. Pengenalan Arduino UNO 11

2. Sensor 12

3. Modul LCD (Liquid Crystal Display) 14

4. Modul SD Card 15

5. Real Time Clock (RTC) 15

6. LED (Lighting Emitting Diode) 16

7. Push Button 17

8. LED (Lighting Emitting Diode) 17

G. Rancangan Sistem 18

G.1 Variabel 19

T 19

G.2 Pengumpulan Data 19

G.3 Analisa 19

DAFTAR PUSTAKA 21

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter dan alat yang digunakan dalam unjuk kerja turbin .......................... 10
Tabel 2. Variabel-variable yang digunakan .................................................................... 19

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prosedur Eksperimen ..................................................................................... 4


Gambar 2. Aliran masuk pada turbin crossflow .............................................................. 6
Gambar 3. Turbin Crossflow kecepetan rendah (a), kecepatan tinggi (b) ........................ 6
Gambar 4. Sistem Akuisisi Data Otomatis .................................................................... 11
Gambar 5. Ardiuno Uno ................................................................................................. 12
Gambar 6. Flow Sensor .................................................................................................. 13
Gambar 7. Sensor Tekanan ........................................................................................... 13
Gambar 8. Sensor Proximity atau Putaran ..................................................................... 14
Gambar 9. Sensor Load Cell atau Gaya Pengereman ..................................................... 14
Gambar 10. Modul LCD (Liquid Crystal Display) ........................................................ 15
Gambar 11. Modul SD Card .......................................................................................... 15
Gambar 12. Real Time Clock (RTC) ............................................................................. 16
Gambar 13. LED (Light Emitting Diode) ....................................................................... 16
Gambar 14. LED (Light Emitting Diode) ....................................................................... 17
Gambar 15. Baterai (Battery).......................................................................................... 18
Gambar 16. Skema alat uji unjuk kerja turbin crossflow ............................................... 18

vi
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU DAN
SUDUT SERANG NOZEL TERHADAP UNJUK KERJA TURBIN
CROSSFLOW

A. Latar Belakang
Saat ini energi yang banyak digunakan di Indonesia berasal dari bahan bakar fosil
terutama BBM yang menurut perkiraan akan segera habis, sehingga perlu dilakukan
pencarian energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan. Melalui Kebijakan
Energi Nasional (KEN), pemerintah Indonesia berusaha untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan meningkatkan pemanfaatan energi
baru/terbarukan (EBT). Kontribusi EBT pada bauran energi primer ditargetkan
meningkat dari 8% pada tahun 2015 menjadi 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun
2050 (Sunarso et al., 2018).
Indonesia memiliki potensi energi tenaga air yang sangat besar, potensi ini perlu
terus dimanfaatkan. Dilihat dari keadaan geografis daerah-daerah di Indonesia yang
memiliki potensi air yang memadai untuk sebuah pembangkit tenaga listrik berskala
kecil, maka dengan kondisi tersebut banyak dikembangkan teknologi pembangkit-
pembangkit yang berskala kecil yang biasa dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH). PLTMH adalah suatu pembangkit listrik dengan skala kecil yang
menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggerak seperti, saluran irigasi, sungai atau
air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi jatuh (head) dan jumlah debit air
(Rizal Firmansyah¹, n.d.). Untuk memanfaatkan air sebagai pembangkit energi listrik
ada beberapa tipe turbin air yang bisa digunakan seperti turbin kaplan, turbin francis,
dan turbin cross flow. Tetapi turbin air tipe cross flow yang paling banyak diaplikasikan
di masyarakat sebagai sebuah bagian dari pembangkit listrik tenaga air skala kecil (Yudi
Setiawan, n.d.).
Untuk merancang turbin crossflow dengan tingkat efisiensi yang tinggi maka perlu
memperhatikan beberapa hal seperti: sudut serang nosel (α), lebar nosel (B), jumlah
sudu/blade (Nb) dan diameter impeller(D) (Kurniawan, 2018). Pada pengujian
sebelumnya, telah dilakukan suatu simulasi komputer yang mampu mewakili kejadian
sebenarnya dari penelitian ini dengan menggunakan aplikasi software Computational
fluid dynamics (CFD) dengan judul skripsi “ Studi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Sudut

1
2

Serang Nosel Terhadap Unjuk Kerja Turbin Cross Flow Menggunakan CFD’’. Pada
skripsi yang telah dilakukan dengan simulasi untuk mempelajari unjuk kerja model
turbin crossflow dengan diameter impeller 150 mm, lebar 44 mm. Model turbin
tersebut memiliki nosel dengan tinggi 50 mm dan lebar 30 mm. Simulasi dilakukan
dengan memvariasikan jumlah sudu 10, 15, 20, 25, 30, dan 35 dan sudut serang nosel
10o, 15o, 20o, 25o, 30o, dan 35o. Tekanan masuk pada turbin ditetapkan sebesar p =
58860 Pa, debit Q= 0,0084 m3/s. Didapatlah Daya dan efisiensi maksimal terdapat pada
jumlah sudu 35 serta Pada pengujian 6 variasi sudut serang nosel didapatkan hasil daya
(Watt) dan efisiensi masksimal disudut serang 150 dan 200. Daya (Watt) dan efisiensi
menurun ketika sudut serang ditingkatkan dari 250 - 350 (Kurniawan, 2018).
Pada proposal skripsi ini akan membahas tentang pengaruh dengan beberapa variasi
jumlah sudu dan sudut serang nozel terhadap daya output dan effisiensi turbin cross
flow dengan metode eksperimental (pengujian langsung) yang akan dilakukan di
Politeknik Negeri Pontianak melalui alat akuisisi data otomatis.

B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Seperti yang telah diketahui bahwa faktor daya output dan effisiensi turbin cross
flow dipengaruhi: sudut serang nosel (α), lebar nosel (B), jumlah sudu/blade (Nb) dan
diameter impeller (D). Pada rencana proposal skripsi ini penulis hanya membahas
tentang pengaruh jumlah sudu/blade(Nb) dan sudut serang nozel(α) terhadap Daya
Output dan effisiensi turbin crossflow dengan metode eksperimental. Sementara
permasalahan rancang bangunnya dan simulasi diluar cakupan proposal skripsi ini.
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dan dianalisa pada proposal skripsi ini
sebagai berikut :
1. Menguji parameter dengan variasi jumlah sudu dan sudut serang nozel terhadap
unjuk kerja turbin crossflow.
2. Pengumpulan data melalui alat akusisi yaitu Daya (P), Debit (Q), Kecepatan Putar
Turbin (Nt), Gaya Pengereman (Fb).
3. Menganalisa pengaruh Gaya Pengereman (Fb) terhadap Kecepatan Putar Turbin
(Nt); Gaya Pengereman (Nt), terhadap Daya Turbin (Pm); Torsi Pengereman (T)
terhadap Kecepatan Putar Turbin (Nt); Kecepatan Putar Turbin (Nt) terhadap Daya
Turbin (Pm).
3

4. Analisa data hasil studi eksperimental tersebut dengan menentukan daya dan
effisiensi terbaik dari berbagai variasi jumlah sudu dan sudut serang nozel.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama proposal skripsi ini adalah untuk dapat memberikan gambaran
rencana kerja yang ingin dibahas yaitu menganalisa pengaruh berbagai parameter
terhadap unjuk kerja turbin crossflow dengan studi eksperimental. Adapun target-target
yang ingin dicapai dalam pembuatan skripsi adalah untuk mempelajari pengaruh jumlah
sudu (Nb) dan sudut serang nosel (α) terhadap Torsi, daya (Watt), dan efisiensi pada
turbin crossflow.
Sehingga didapatlah pengaruh jumlah sudu dan sudut serang nozel terhadap daya
dan effisiensi turbin. Kemudian, dari hasil eksperimen tersebut dilakukan analisa hasil
dengan menentukan daya dan effisiensi terbaik dalam menentukan variasi jumlah sudu
dan sudut serang yang akan digunakan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan proposal skripsi sebagai berikut :
 Dapat merekomendasikan variasi jumlah sudu dan sudut serang yang ingin dibuat
dengan daya dan effesiensi terbaik.
 Dapat dijadikan bahan acuan untuk mengembangkan alat tersebut.
 Dapat digunakan sebagai media pembelajaran di Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Pontianak.

E. Metode Penyelesaian Masalah


Data-data untuk mengetahui pengaruh jumlah sudu dan sudut serang nozel diambil
dari alat akuisisi data otomatis yang dikontrol dengan menggunakan pengendali mikro
berbasis Arduino. Pengendali mikro ini berfungsi untuk mengontrol semua komponen
elektronika seperti sensor dan SD card. Pada alat akuisisi data otomatis ini terpasang
sensor debit (data laju aliran air) , sensor tekanan (data tekanan masuk turbin), sensor
proximity (kecepatan putar turbin), sensor gaya (data gaya pengereman turbin). Adapun
metode penyelesaian masalah ini, penulis menggunakan microsoft excel untuk
menghitung hasil yang telah didapatkan maka dapat dibuat dalam bentuk grafik. Pada
metode penyelesaian ini ada beberapa tahapan diantaranya yaitu :
4

E.1 Pengumpulan Data (Eksperimen)


Dalam melakukan pengumpulan data terdapat prosedur eksperimen yang dapat
dilihat berdasarkan gambar 1.

Mulai

Lepaskan Beban

Atur Debit

Tambahkan Gaya Pengereman

Rekam Data :
1. P ( Daya)
2. Q (Debit)
3. Nt (Kecepatan Putar Turbin)
4. Fb ( Gaya Pengereman)

Tidak

Turbin
Berhenti

Ya

Selesai

Gambar 1. Prosedur Eksperimen

E.2 Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul didalam SD Card kemudian diolah untuk menghitung
tekanan turbin, torsi, daya hidrolik, daya mekanik, dan effisiensi turbin. Data-data yang
telah diolah tersebut selanjutnya dibuat dalam tabel dan hubungan grafik.
5

E.3 Analisa
Analisa data menggunakan microsoft excel dengan membandingkan unjuk kerja
turbin crossflow dengan berbagai variasi jumlah sudu dan sudut serang nozel terhadap
daya output (mekanik) dan effisiensi turbin. Sehingga didapatlah daya output (mekanik)
dan effisiensi turbin yang terbaik sebagai acuan dalam pembuatan turbin crossflow.

F. Landasan Teori
F.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Mikrohidro atau biasa disebut dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air
sebagai tenaga penggeraknya seperti saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan
cara memanfaatkan ketinggian (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan
sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air.
Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber
energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang
memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Semakin tinggi jatuhan air maka semakin
besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik.
Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula
diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air
dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya
dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air
mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi
energi listrik oleh sebuah generator. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) dengan mikrohidro terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan,
PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai mikrohidro (Wikipedia, 2019).

F.2 Prinsip kerja Turbin Crossflow


Turbin Cross Flow dapat dioperasikan pada debit 0,2 m3/s hingga 10 m3/s dan
head antara 1 s/d 200 m. Sebagai suatu turbin aliran radial atmosferik, yang berarti
bekerja pada tekanan atmosfir. Turbin aliran silang menghasilkan daya dengan
mengkonversikan energi kecepatan pancaran air yang terdiri atas dua bagian utama,
nosel dan runner. Bentuk pancaran adalah persegi, lebar dan tidak terlalu tebal. Air
masuk ke sudu-sudu pada rim runner, mengalir diatasnya, ke luar, memintas ruang
6

kosong di antara bagian dalam rim, masuk ke sudu-sudu pada sisi dalam rim dan
akhirnya keluar dari runner.

Gambar 2. Aliran masuk pada turbin crossflow


(Loots et al., 2015); (tohari & Lubis, MT, 2015)

F.3 Jenis-jenis Turbin Air Crossflow


Turbin Cross-flow secara umum dapat dibagi dalam dua tipe. Kedua tipe turbin
adalah turbin kecepatan rendah dan kecepatan tinggi. Pada turbin ini perbedaannya
hanya terletak pada guide vane, dimana pada turbin dengan penggunaan guide vane
akan meningkatan kecepatan pada aliran air turbin crossflow. Perbedaaanya dapat
dilihat pada gambar 4 berikut ini :

Gambar 3. Turbin Crossflow kecepetan rendah (a), kecepatan tinggi (b)


(Hatib, & Ade, 2013)
7

F.4 Pengukuran Unjuk Kerja Kincir/Turbin Air


a. Effisiensi Turbin
Salah satu parameter penting yang menunjukkan unjuk kerja mesin fluida
adalah efisiensi, yang merupakan perbandingan antara daya yang dihasilkan
(output) dan daya yang dibutuhkan (input). Jika daya yang dihasilkan dinyatakan
dengan Pout dan daya yang dibutuhkan dinyatakan dengan Pin, maka efisiensi turbin
(η) dapat dihitung sebagai berikut (Sunarso, 2015) :
Pout
𝜂=
Pin
Dimana :
𝜂 = Efisiensi turbin
Pout = Daya yang dihasilkan (output), W
Pin = Daya yang dibutuhkan (input), W

b. Pin ( Daya Input)


Untuk kincir atau turbin air, daya input dapat dihitung dari daya hidrolik (Ph)
ataupun daya kinetik fluida. Pada turbin air yang memanfaatkan perbedaan
ketinggian permukaan air, daya hidrolik dapat diperoleh dengan mengukur : laju
aliran atau debit (Q) dan beda ketinggian permukaan air (∆Z). Dari data tersebut,
beda ketinggian efektif yang dinyatakan dengan head (H) dapat diperoleh dengan
mengurangi perbedaan ketinggian dengan rugi-rugi aliran (HL) pada pipa
penghantar (H = ∆Z - HL). Jika masa jenis air dinyatakan dengan ρ dan percepatan
gravitasi dinyatakan dengan g. Pada kondisi standar, masa jenis air (ρ) adalah 998
kg/m3 dan percepatan gravitasi (g) adalah 9.81 m/s2. maka daya hidrolik dihitung
sebagai berikut (Sunarso, 2015) :
Pin ( Daya Input) = 𝑃ℎ = ρ. 𝑔. H. Q
Perlu diingat bahwa head dapat juga diperoleh dengan mengukur tekanan
masuk turbin (p), yang besarnya sebanding dengan head dikalikan dengan masa
jenis dan percepatan gravitasi (p = ρ. 𝑔. H). Dengan demikian, daya hidrolik dapat
dihitung sebagai berikut (Sunarso, 2015) :
𝑃ℎ = 𝑝 . Q
8

Sehingga dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


Pin ( Daya Input) = 𝑃ℎ = ρ. 𝑔. H. Q = 𝑝 . Q
Dimana :
𝑃ℎ = Daya Hidrolik (W)
𝜌 = Masa jenis air (998 kg/m3)
𝑔 = Percepatan gravitasi (9.81 m/s2)
H = Head ( meter)
Q = Laju aliran atau debit (m3/s)
𝑝 = Tekanan masuk turbin (W)

c. 𝐏𝐨𝐮𝐭 (Daya output)


Daya output turbin atau kincir dapat dihitung dari daya mekanis (Pm) yang
tergantung pada torsi (T) dan putaran kincir (𝑁𝑡 ). Torsi kincir diperoleh dari gaya
pengereman (FB) dikali dengan jari-jari puli pengereman (r). Jika n dinyatakan
dalam putaran per menit (rpm), daya mekanis dapat dihitung dengan persamaan
berikut (Sunarso, 2015) :
2. 𝜋. 𝑁𝑡 . T 𝜋. 𝑁𝑡 . r. F𝐵
Pout = 𝑃𝑚 = =
60 30

Jika n dinyatakan dalam putaran per detik (Hz), daya kinetik dihitung
denganpersamaan berikut (Sunarso, 2015) :
𝑃𝑚 = 2. 𝜋. 𝑁𝑡 . r. F𝐵
Dimana :
𝑃𝑚 = Daya mekanis (W)
T = Torsi (Nm)
𝑟 = Jari-jari puli pengereman (m)
F𝐵 = Gaya Pengereman Turbin (N)
𝑁𝑡 = Kecepatan Putar Turbin

d. Faktor yang mempengaruhi


Pada unjuk kerja turbin crossflow ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi hasil efisiensi serta daya (Watt) pada turbin crossflow. Beberapa
faktor tersebut adalah sebagai berikut:
9

a) Jumlah Sudu (Nb)


Jumlah sudu adalah salah satu pertimbangan penting dari desain runner.
Terlalu besar jumlah sudu runner akan meningkatkan kerugian dan biaya
pembuatan turbin karena memerlukan material yang lebih banyak. Di sisi lain,
sejumlah kecil jumlah sudu runner akan meningkatkan kerugian dengan
pemisahan aliran pada sisi belakang jumlah sudu (Mockmore & Merryfield,
1949).
b) Sudut Serang Nosel (α)
Nosel atau distributor pada turbin cross-flow berbentuk persegi panjang dengan
lebar sesuai dengan lebar runner. Nosel sering juga disebut sebagai distributor
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran air sehingga secara efektif meneruskan
energinya ke sudu atau roda jalan (runner). Sudut serang nosel (α) adalah salah
satu parameter desain yang paling penting yang dapat mempengaruhi daya dan
efisiensi yang dihasilkan (Sammartano et al., 2013).
c) Head (h)
Daya yang dapat dihasilkan oleh suatu pembangkit mikrohidro sangat
dipengaruhi oleh ketinggian (head) dan debit aliran air. Head
mempresentasikan perbedaan ketinggian antara dam (reservoir) pada bagian atas
dengan tempat perputaran turbin pada bagian bawah. Dalam prosesnya tidak
semua potensi energi air dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik,
namun terdapat energi yang hilang dalam proses kerjanya yang dapat
diakibatkan oleh gesekan, pemanasan maupun efisiensi alat yang digunakan.
d) Debit (Q)
Debit adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Satuan
debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Dalam perancangan
turbin crossflow salah satu faktor terpenting yang menjadikan penentuan daya
yang dihasilkan adalah debit. Semakin besar debit aliran maka potensi energi yang
dihasilkan juga semakin besar (Verdy A & Agustinus, 2015)
10

F.5 Prinsip Dasar Pengukuran Unjuk Kerja Turbin Crossflow


Pengukuran unjuk kerja turbin crossflow terdiri dalam beberapa parameter yang
diukur seperti: Debit Air (Q), torsi (Nm), daya turbin (Pt), daya air (Pair) dan efisiensi
turbin (η). Pengukuran dilakukan dengan menghitung dengan persamaan rumus dan
pengukuran menggunakan alat atau sensor tertentu.
Prinsip kerja dari sistem unjuk kerja turbin secara umumnya adalah air yang ada
pada bak penampungan air bawah akan dinaikan pada bak penampungan atas dengan
menggunakan pompa yang disalurkan dengan sistem perpipaan. Dari bak penampungan
atas yang ditentukan ketinggiannya air akan dialirkan keturbin sehingga dapat
memutarkan turbin tersebut. Pada turbin tersebut dilengkapi alat ukur gaya dan putaran
untuk mengetahui gaya yang bekerja pada turbin dan putaran yang dihasilkan turbin
tersebut. Selain alat ukur tersebut ditambah lagi alat ukur debit aliran yang dipasang
pada pipa yang dialiri air dari bak penampungan atas menuju turbin crossflow tersebut
(Fajariadi, 2017).

F.6 Parameter dan Alat yang digunakan.


Tabel 1. Parameter dan alat yang digunakan dalam unjuk kerja turbin

No Parameter Simbol Satuan Sensor/Rumus


1 Tekanan Masuk Turbin pt W Pressure tranduser
2 Laju Aliran Air (Debit) 𝑄̇ m3/s Flowmeter (Pulse)
3 Kecepatan Putar Turbin Nt Hz Proximity Sensor
Load Cell dengan Chip
4 Gaya Pengereman Turbin Fb N HX711
𝑃ℎ = 𝑝𝑡 . Q
5 Daya Hidrolik 𝑃ℎ W
𝑃𝑚 = 2. 𝜋. r. 𝑁𝑡 F𝐵
6 Daya Mekanis 𝑃𝑚 W
𝑃𝑚
𝜂=
𝑃𝑚
7 Effisiensi Turbin 𝜂 -
Sumber : (Sunarso et al., 2018)

F.7 Analisa Pola Aliran Pada Turbin Crossflow


Dengan jumlah sudu dan sudut serang nozel yang berbeda terhadap Unjuk Kerja
Turbin Cross Flow dapat juga dilakukan analisa pola aliran air melalui visual yang
direkam melalui kamera khusus kemudian hasil ini disesuaikan dengan unjuk kerja
Turbin Cross Flow yang telah disusun dengan teoritis. Hal ini guna membantu visualitas
11

Unjuk Kerja Turbin Cross Flow sehingga dapat mengetahui bagaimana bentuk pola
aliran air ketika dilakukan studi eksperimental terhadap Turbin Cross Flow.

F.8 Sistem Akuisisi Data Otomatis Berbasis Arduino Untuk Alat Uji Unjuk Kerja
Turbin Air

Gambar 4. Sistem Akuisisi Data Otomatis


(Ramadhan, 2018)

1. Pengenalan Arduino UNO


Arduino UNO adalah arduino board yang menggunakan mikrokontroler
ATmega328. Arduino UNO memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi USB,
sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol reset.
Arduino UNO memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah
mikrokontroler. Hanya dengan menghubungkannya ke sebuah komputer melalui USB
atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke DC sudah dapat
membuatnya bekerja. Arduino UNO menggunakan ATmega16U2 yang diprogram
sebagai USB-to-serial converter untuk komunikasi serial ke computer melalui port USB
12

(Ramadhan, 2018). Tampak atas dari arduino UNO dapat dilihat pada Gambar di
bawah.

Gambar 5. Ardiuno Uno


(Ramadhan, 2018)

2. Sensor
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besarn listrik berupa tegangan,
resistansi dan arus listrik. Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat
melakukan pengukuran atau pengendalian (Ramadhan, 2018).
a. Sensor Flow
Flow Sensor merupakan sebuah perangkat sensor yang digunakan untuk mengukur
debit fluida. Biasanya flow sensor adalah elemen (bagian) yang digunakan pada flow
meter. Sebagaimana pada semua sensor, keakuratan absolut dari pengukuran
membutuhkan pengkalibrasian sensor (Ramadhan, 2018).
Tipe flow sensor yang digunakan merupakan mechanical flow sensor. Sensor tipe
ini memiliki rotor dan transducer hall-effect didalamnya untuk mendeteksi putaran rotor
ketika fluida melewatinya. Putaran tersebut akan menghasilkan pulsa digital yang
banyaknya sebanding dengan banyaknya fluida yang mengalir melewatinya. Gambar 5
merupakan flow sensor yang digunakan. (Azhari & Soeharwinto, 2015)
13

Gambar 6. Flow Sensor


(Ramadhan, 2018)

b. Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat,
dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya
pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang
dan luas penampangnya (Ramadhan, 2018).

Gambar 7. Sensor Tekanan


(Ramadhan, 2018)

c. Sensor Proximity atau Putaran


Proximity Switch atau Sensor Proximity adalah alat pendeteksi yang bekerja
berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Karakteristik dari sensor ini adalah menditeksi
obyek benda dengan jarak yang cukup dekat, berkisar antara 1 mm sampai beberapa
centi meter saja sesuai type sensor yang digunakan. Proximity Switch ini mempunyai
tegangan kerja antara 10-30 Vdc dan ada juga yang menggunakan tegangan 100-
200VAC.
14

Gambar 8. Sensor Proximity atau Putaran


(Ramadhan, 2018)

d. Sensor Load Cell atau Gaya Pengereman


Sensor load cell merupakan sensor yang dirancang untuk mendeteksi tekanan atau
berat sebuah beban, sensor load cell umumnya digunakan sebagai komponen utama
pada sistem timbangan digital dan dapat diaplikasikan pada jembatan timbangan yang
berfungsi untuk menimbang berat dari truk pengangkut bahan baku, pengukuran yang
dilakukan oleh load cell menggunakan prinsip tekanan (Ramadhan, 2018).

Gambar 9. Sensor Load Cell atau Gaya Pengereman


(Ramadhan, 2018)

3. Modul LCD (Liquid Crystal Display)


Liquid Cristal Display (LCD) adalah komponen yang berfungsi untuk
menampilkan suatu karakter pada suatu tampilan (display) dengan bahan utama yang
digunakan berupa Liquid Crystal.
LCD adalah salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS
logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang
ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari backlight. LCD
15

berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun
grafik. Dalam pembuatan alat ini menggunakan Liquid Crystal Display (LCD) 16x2
(Ramadhan, 2018).

Gambar 10. Modul LCD (Liquid Crystal Display)


(Ramadhan, 2018)
4. Modul SD Card
Module micro sd merupakan modul untuk mengakses memori card yang bertipe
micro SD untuk pembacaan maupun penulisan data dengan menggunakan sistem
antarmuka SPI (Serial Parallel Interface). Sehingga data-data yang dihasilkan dari
sistemyang kita buat dapat secara otomatis tersimpan dalam memory ini (Ramadhan,
2018).

Gambar 11. Modul SD Card


(Ramadhan, 2018)

5. Real Time Clock (RTC)


RTC (Real Time Clock) adalah komponen elektronika yang digunakan untuk
mendapatkan real time waktu saaat ini mulai dari detik, menit, jam, tanggal, bulan, serta
tahun dengan cepat dan akurat.
16

Gambar 12. Real Time Clock (RTC)


(Ramadhan, 2018)
RTC (real time clock) yang digunakan dalam pembuatan alat ini adalah DS3231.
DS3231 adalah RTC (real time clock) dengan kompensasi suhu Kristal osilator yang
terintegrasi (TXC0). TXC0 menyediakan clock referensi yang stabil dan akurat, dan
memelihara RTC sekitar ± 2 menit per tahun. Keluaran frekuensi tersedia pada pin 32
kHz. DS3231 menyediakan waktu dan tanggal dengan dua waktu alarm dalam satu hari
dan keluaran gelombang persegi yang dapat diprogram. Waktu atau tanggal
memberikan informasi tentang detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun yang terdapat
pada register internal (Ramadhan, 2018).

6. LED (Lighting Emitting Diode)


LED Bargraph adalah susunan dari beberapa LED (Light Emitting Diode) yang
disusun satu baris dalam satu kemasan khusus. LED bargraph yang digunakan adalah
jenis LED bargraph yang mempunyai 10 segmen, yaitu rangkaian 10 buah LED yang
disusun berurutan dalam sebuah kemasan. LED bargraph dihubungkan ke perangkat
Mikrokontroler, yang difungsikan sebagai keluaran. Ada dua jenis LED bargraph yang
digunakan dalam rangkaian variasi LED bargraph ini, yaitu satu buah LED bargraph
aktif tinggi dan satu buah LED bargraph aktif rendah (Ramadhan, 2018).

Gambar 13. LED (Light Emitting Diode)


(Ramadhan, 2018)
17

7. Push Button
Push button adalah salah satu jenis saklar yang secara mendasar fungsinya sama
dengan semua sakelar lainnya yaitu melakukan kontak nyala-padam (on-off) dengan
cara membuka dan menutup sikuit listrik.
Push button adalah sakelar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa
melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan (Normally Open),
atau justru membuka sirkuit bila ditekan (Normally Close). Jika tekanan di lepas atau
terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula
dan sirkuit kembali ke status semula (Ramadhan, 2018).

Gambar 14. LED (Light Emitting Diode)


(Ramadhan, 2018)

8. LED (Lighting Emitting Diode)


Baterai (battery) merupakan suatu perangkat yang mengandung sel listrik sehingga
dapat digunakan untuk menyimpan energi dimana energi tersebut dapat dikonversikan
menjadi daya. Didalam sel listrik yang terdapat pada baterai berlangsung proses
elektrokimia yang bersifat reversibel (dapat berkebalikan) dengan efisiensi yang tinggi.
Proses elektrokimia reversibel maksudnya yaitu terdapat proses pengubahan energi
kimia menjadi energi listrik (proses pengosongan) dan juga terjadi proses pengubahan
energi listrik menjadi energi kimia (proses pengisian) dengan cara regenerasi dari
elektroda – elektroda yang dipakai, yaitu dengan cara melewatkan arus listrik pada arah
polaritas yang berlawanan didalam sel (Ramadhan, 2018).
18

Gambar 15. Baterai (Battery)


(Ramadhan, 2018)

G. Rancangan Sistem
Pada rencana pembuatan skripsi ini melakukan uji eksperimental terhadap
paramater yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi daya output turbin
crossflow (PM) dan efisiensi (ɳ). Alat dan bahan dalam turbin crossflow ini telah dibuat
tahun sebelumnya. Sehingga penulis hanya melakukan 2 faktor yang mempengaruhi
daya output turbin crossflow (PM) dan efisiensi (ɳ) yaitu :
a) Jumlah Sudu (Nb)
b) Sudut Serang Nosel (α)
Sehingga dari hasil pengujian ekperimental tersebut didapatlah daya output turbin
crossflow (PM) dan efisiensi (ɳ) terbaik yang digunakan.
Untuk mengetahui cara kerja dan gambaran dari turbin crossflow ini dapat dilihat
melalui gambar 5.

Gambar 16. Skema alat uji unjuk kerja turbin crossflow


(Sunarso et al., 2018)
19

G.1 Variabel
Variabel-variable pada proposal skripsi ini ditentukan dengan 3 variabel yaitu:
Tabel 2. Variabel-variable yang digunakan

No. Variabel Simbol Satuan Alat Ukur/Rumus


1 Variabel tetap
a. Tekanan Masuk Turbin pt W Pressure tranduser
b. Laju Aliran Air (Debit) 𝑄̇ m3/s Flowmeter (Pulse)
c. Ketinggian (head) h m Panjang
e. Jari-jari puli r m Panjang
2 Variabel bebas
a. Jumlah Sudu Nb -
b. Sudut Serang Nosel α o
(derajat)
3 Variabel terikat
Load Cell dengan Chip
a. Gaya Pengereman Turbin Fb HX711
b. Kecepatan Putar Turbin Nt Proximity Sensor
T
c. Torsi Nm T = r. F𝐵
d. Daya Hidrolik 𝑃ℎ W 𝑃ℎ = 𝑝𝑡 . Q
e. Daya Mekanis 𝑃𝑚 W 𝑃𝑚 = 2. 𝜋. r. 𝑁𝑡 F𝐵
𝑃𝑚
=
d. Effisiensi Turbin 𝜂 - 𝑃𝑚

G.2 Pengumpulan Data


Untuk menganalisa Unjuk Kerja Turbin Cross Flow perlu dikumpulkan data
sebagai berikut:
 Data diambil dari sebuah alat akuisisi data alat uji Unjuk Kerja Turbin Crossflow
yang terdapat di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak.
 Data yang diperoleh dalam bentuk SD Card. SD Card ini kemudian dihubungkan ke
sebuah komputer bertujuan untuk mengambil data yang terekem.
 Data yang sudah terekam dan terkumpul maka dilakukanlah pengolahan data.

G.3 Analisa
Prosedur analisa data yang digunakan untuk menganalisis data pada Unjuk Kerja
Turbin Cross Flow adalah study eksperimental. Prosedur analisa data ini dilakukan
dengan cara menelaah data yang diperoleh dari eksperimen dimana hasilnya berupa data
kuantitatif yang akan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik. Dari data yang telah
direkam dalam bentuk SD Card didapatlah data perbandingan pengaruh gaya
20

pengereman (Fb) terhadap kecepatan putar turbin (Nt) dan Perbandingan daya turbin
(𝑃𝑚 ) terhadap Kecepatan putar operasi (Nt). Berdasarkan tabel dan diagram tersebut
dapat dilakukan analisa pengaruh jumlah sudu dan sudut serang nozel yang berbeda
terhadap Unjuk Kerja Turbin Cross Flow .
21

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, A. & Soeharwinto, 2015. Perancangan Sistem Informasi Debit Air Berbasis
Arduino Uno. medan: Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU).
Fajariadi, P., 2017. Rancang bangun model turbin untuk pengujian unjuk kerja turbin
crossflow. Pontianak: Politeknik Negeri Pontianak.
Hatib, R. & Ade, L.A., 2013. Pengaruh perubahan beban terhadap kinerja turbin
crossflow. Jurnal Mekanikal, 4(2), p.2.
Kurniawan, A., 2018. Studi Pengaruh Jumlah Sudu Dan Sudut Serang Nozel Terhadap
Unjuk Kerja Turbin Cross Flow Menggunakan CFD. Pontianak: Skripsi Politeknik
Negeri Pontianak.
Loots, I. et al., 2015. A review of low head hydropower technologies and applications in
a South African. Renewable and Sustainable Energy, 50(1), pp.1254-68.
Mockmore, C.A. & Merryfield, F., 1949. The Banki Water Turbine. USA: Oregon State
College.
Ramadhan, U.V., 2018. Perancangan Dan Pembuatan Alat Akuisisi Data Untuk Alat
Uji Unjuk Kerja Turbin Crossflow. Pontianak: Politeknik Negeri Pontianak.
Rizal Firmansyah¹, I.T.U.M.².I.H.P.M.³., n.d. Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro Gunung Sawur unit 3 Lumajang. Teknik Elektro, pp.1-18.
Sammartano, V. et al., 2013. Banki-Michell Optimal Design by Computational Fluid
Dynamics Testing and Hydrodynamic Analysis. Energies, 6(1), pp.2362-85.
Sunarso, A., 2015. Panduan praktikum Perawatan Mesin Konversi Energi I. Pontianak:
Politeknik Negeri Pontianak.
Sunarso, D., Agato & Eko Widagdo, 2018. Pengembangan Sistemk Rancang Bangun
Turbin Air Dan kendalik Elekktronik Pekmbangkit Listrik Mikro Hidro. Pontianak:
Laporan Akkhir Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT)
Politeknilk Negeri Pontianak.
Sunarso, A. et al., 2018. Pengembangan Sistem Akusisi Data Otomatis Berbasis
Arduino Untuk Alat Uji Unjuk kerja Turbin Air. Seminar Nasional Instrumentasi,
Kontrol dan Otomatis (SNIKO) 2018.
tohari, M. & Lubis, MT, I.H.I., 2015. Pengujian Unjuk Kerja Turbin Crossflow Skala
Laboratorium Dengan Jumlah Blade.
22

Verdy A, K. & Agustinus, S., 2015. Analisis Desain Turbin Air Tipe Aliran Silang
(Crossflow) dan Aplikasinya di Desa Were I Kabupaten Ngada-NTT. LJTMU,
02(01), pp.1-8.
Wikipedia, 2019. [Online] Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrohidro
[Accessed 30 Januari 2019].
Yudi Setiawan, I.W.E.N., n.d. UNJUK KERJA TURBIN AIR TIPE CROSS FLOW.
Jurusan Teknik Mesin, pp.1-15.

Anda mungkin juga menyukai