Anda di halaman 1dari 33

M.

IQBAL
D33114301

LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II ”

“ Lay out Engine Room dan Instalasi Perpipaan”

Oleh :

Nama : M. IQBAL
Stambuk : D331 14 301

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu
persyaratan untuk lulus mata kuliah tersebut diatas.

Gowa, 16 Desemeber 2016

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Haryanti Rivai ST., MT., PhD


Nip : …………………….

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

LEMBAR PENILAIAN

Mata Kuliah “DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II ”

Nama : M. IQBAL
Stambuk : D331 14 301

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

Berdasarkan penilaian Dosen mata kuliah “ Desain Kapal III” adalah sebagai

berikut :

A A- B+ B B- C+ C C- D E

Demikianlah penilaian ini diberikan pada yang bersangkutan dan untuk digunakan

sebagaimana mestinya.

Gowa, 16 Desemeber 2016

Mengetahui:

Koordinator Dosen Pembimbing

Ir. Sherly Klara Haryanti Rivai ST., MT., PhD


Nip : ………………………….. Nip : ……………………..

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya
dan kehendak-Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “Desain Sistem
Permesinan Kapal II” dapat saya selesaikan dengan baik. Dimana laporan ini
merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah “Desain Sistem Permesinan
Kapal II”, pada program studi Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin.
Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui
hambatan dan kesulitan mulai dari perhitungan-perhitungan data sampai
penggambaran, serta keterbatasan waktu, materi, dan lain sebagainya. Namun semua
ini dapat saya atasi dengan bantuan dari teman-teman.
Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam laporan ini masih
terdapat kesalahan ataupun kekurangan,saya mohon maaf dan meminta kritikan yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Tak lupa saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing saya
,dan seluruh teman –tema,serta doa yang senantiasa bergulir dari keluarga tercinta (
anugerah terindah yang telah diberikanNya )
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
sendiri maupun bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun
mempelajarinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua. Amin.

Gowa, 16 Desember 2016


Penyusun

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

DAFTAR ISI

LEMBAR PENILAIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Landasn Teori
BAB III Penyajian Data
BAB IV Pembahasan
IV.1 Perhitungan daya pompa-pompa
1 Pompa Ballast
2 Pompa Bilga
3 Pompa Sanitari
4 Pompa Pemadam Kebakaran
5 Pompa SuplyAir tawar
6 Pompa Air Tawar Pendingin Mesin Induk
8 Pompa Bahan Bakar
9 Pompa Minyak Diesel
IV.2 1). Perhitungan Alat-Alat Penerangan Dan Alat-Alat Navigasi
a. Peralatan Navigasi
b. Lampu Navigasi
2). PeneranganPerhitungan Alat-alat Khusus
1. Kompressor dan botol angin
2. Mesin kemudi
3. Jangkar dan windlas jangkar
4. Windlas sekoci
5. Winch cargo
6. Windlas tangga
7. Kipas Pendingin Kamar Mesin (Blower)
8. Perlengkapan dapur
9. Peralatan cuci

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

10. Air conditioner (AC)

BAB V Penutup
V.1 Kesimpulan

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kamar mesin (engine room) pada suatu kapal merupakan pusat dari semua
instalasi yang ada pada kapal. Dengan dasar itulah maka perlu adanya suatu
penanganan dan keahlian khusus untuk pengaturan di dalam kamar mesin tersebut.
Perencanaan tata letak kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan
(equipment) yang diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini untuk menjaga agar
peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing–masing pada
setiap pengoperasian kapal, disamping itu pula dimaksudkan untuk memberikan
keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau merawat peralatan di kamar
mesin.
Demikian peletakan dari setiap komponen tidak lepas dari bagaimana sistem
instalasi yang harus direncanakan oleh seorang Engineer. Setiap sistem dalam kapal
merupakan jaringan instalasi pipa yang khusus dengan semua komponen mesin, alat-
alat dan perlengkapannya yang dirancang untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu
pada kapal.
Terdapat pula system instalasi perpipaan pada kapal, yaitu system yang
mengatur seluruh rangkaian aliran-aliran fluida yang beroperasi di atas kapal. Sistem
ini mencakup seluruh rangkaian dari system perpipaan yang menunjang operasional
kapal, kebutuhan ABK serta kebutuhan keselamatan pada kapal.
Sistem perpipaan di atas kapal berbentuk sebuah network yang diperlukan
untuk mendukung semua fungsi esensial di atas kapal. Diantaranya sistem
pendistribusian atau pembawa uap, air tawar, bahan bakar, minyak pelumas dan air
pendingin untuk pengoperasikan mesin, transpor bulk cargo dan ballast. Sistem
perpipaan adalah salah satu dari sejumlah sistem yang ada di atas kapal yang
mempunyai desain dan kostruksi yang sangat kompleks.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana cara mendesain


kamar mesin dan system instalasi perpipaan agar komponen-komponen yang ada di
dalamnya dapat berfungsi seoptimal mungkin dengan menggunakan ruangan yang
sekecil mungkin?

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan laporan adalah :

1. Sebagai syarat untuk melulusi mata kuliah “Sistem Permesinan Kapal II”.
2. Untuk mengetahui cara mendesain tata letak komponen-komponen dalam
kamar mesin (engine room lay out).
3. Untuk mengetahui sistematika perencanaan instalasi perpipaan kapal kargo

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

BAB. II
LANDASAN TEORI

A. SISEM PERENCANAAN KAMAR MESIN

A.1 Pengertian Perancangan Kamar Mesin


Kamar mesin merupakan salah satu bagian di kapal yang sangat menentukan
kelancaran kapal ketika beroperasi. Berbagai sistem yang menunjang kelancaran
kapal ketika beroperasi terdapat pada kamar mesin. Oleh karena itu, perencanaan
kamar mesin pada kapal harus dilakukan dengan sangat teliti. Perencanaan kamar
mesin ini harus sesimpel dan seefisien mungkin mengingat banyaknya sistem yang
akan ditempatkan pada kamar tersebut.
Perencanaan tata letak kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan
(equipment) yang diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini untuk menjaga agar
peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing–masing pada
setiap pengoperasian kapal, disamping itu pula dimaksudkan untuk memberikan
keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau merawat peralatan di kamar
mesin.
A.2 Faktor yang mempengaruhi Perancangan Kamar Mesin
Berdasrkan The Maritime Safety Committee ada beberapa factor yang harus
diperhatikan dalam merang sebuah kamar mesin, yaitu:
1. Penempatan / Tata Letak Peralatan
2. Kesehatan
3. Ergonomic
4. Keamanan
Penempatan / Tata Letak Peralatan adalah salah satu faktor yang akan
memperkecil kecelakaan akibat kesalahan dalam membaca instrumen dan peralatan
yang terdapat pada kamar mesin. Oleh karena itu tata letak, peralatan, system,
prosedur, alarm, tanda-tanda dan simbol dalam ruang mesin harus diperhatikan dan
direncanakan dengan baik.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Untuk dapat memenuhi semua faktor diatas hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah sistem apa saja yang berada didalam kamar mesin. Setelah
mengetahui sistem-sistem yang terdapat di dalam kamar mesin lalu kta
mengidentifikasi setiap komponen atau peralatan yang diperlukan untuk menunjang
pengoperasian sistem tersebut.
Selain faktor-faktor diatas ada pula beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai berikut :
1. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume
ruangan.
2. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan
hasil perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang lain yang telah
mendapat persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini sangat
mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
A.3 Penataan Kamar Mesin (Lay Out Kamar Mesin)
Lay Out Kamar Mesinmerupakan suatu perancangan pada kapal yang
terdiri dari perencanaan letak komponen dan peralatan yang dibutuhkan oleh sistem-
sistem operasional pada kapal yang berada di bagian kamar mesin. Dimana tugas ini
bertujuan agar mahasiswa mampu mendesain dan merancang letak komponen dan
peralatan yang dibutuhkan oleh sistem-sistem operasional pada kapal secara
keseluruhan dengan memenuhi peraturan-peraturan dari klasifikasi dan terutama
memenuhi reliability dan estetika dari suatu perancangan. Pada tugas ini mahasiswa
juga diharuskan mampu menentukan besarnya daya pompa-pompa yang dibutuhkan
setiap sistem dan daya listrik yang dibutuhkan oleh kapal agar dapat memenuhi
kebutuhan operasional kapal saat berlayar maupun pada proses pemeliharaan dan
perbaikan.
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yaitu sistem
permesinan kapal, sistem instalasi listrik yang berfungsi sebagai penyedia listrik
yang dibangkitkan oleh generator dan disalurkan melalui kabel-kabel menuju ke
suatu sistem panel untuk berbagai keperluan misalnya untuk peralatan navigasi,
penerangan dan penggerak pompa, sistem ditribusi fluida yang melayani
penyaluran fluida dari tempat yang satu ke tempat lainnya di atas kapal dan terdiri

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

atas Sistem instalasi perpipaan dan Sistem pemompaan.


A. 4 Karakteristik Penataan Kamar Mesin
Pada tugas gambar Penataan Kamar Mesin ada 3 bagian karakteristik yang
bisa ditentukan :
1. Penentuan letak komponen
2. Penentuan dan pemilihan perlengkapan yang tepat
3. Penentuan jalan atau lintasan yang cukup

A.5 Sistem Instalasi pada Kamar Mesin

Pada tugas penataan Kamar Mesin terdapat beberapa sistem instalasi pada
kapal yang harus direncanakan. Sistem instalasi yang dimaksud adalah :
1. Sistem instalasi layanan permesinan
a. Sistem start mesin
b. Sistem bahan bakar
c. Sistem pelumasan
d. Sistem pendingin
2. Sistem instalasi layanan keselamatan
a. Sistem bilga
b. Sistem pemadam kebakaran
3. Sistem instalasi layanan penumpang dan ABK
a. Sistem kebutuhan air tawar
b. Sistem kebutuhan air laut
c. Sistem sanitari
4. Sistem instalasi layanan kapal
a. Sistem ballast

A. 6 Komponen Kamar Mesin


 Mesin utama (Main engine), berfungsi sebagai penggerak utama baling-
baling (propeller) kapal.
 Mesin bantu (Auxiliary engine), berfungsi sebagai sumber tenaga listrik
yang akan digunakan untuk semua kegiatan pendukung diatas kapal, seperti

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

untuk penerangan, penggerak pompa-pompa, penggerak peralatan bongkar


muat, alat tambat, perlengkapan dapur, peralatan navigasi dan peralatan
lainnya.
 Pompa beserta instalasinya untuk memindahkan cairan yang ada di atas
kapal. Adapun jenis-jenis pompa antara lain sebagai berikut
A. Pompa Ballast (ballast pump), digunakan untuk mengisi tangki - tangki
ballast apabila kapal dalam keadaan kosong sehingga berfungsi untuk
menjaga keseimbangan kapal dalam keadaan kosong (tanpa muatan).
B. Pompa Sanitari air laut, Digunakan untuk membersihkan air dari
geladak, dan untuk berbagai keperluan di kamar mandi seperti untuk air
mandi dan juga untuk WC.
C. Pompa Minyak Pelumas, digunakan untuk memompa minyak pelumas
dari tangki induk ke tangki harian untuk keperluan mesin induk dan
mesin bantu.
D. Pompa Bahan Bakar, Untuk sistem ini sebenarnya terdapat tiga buah
pompa yaitu :
1. Pompa penyuplai bahan bakar, yang berfungsi untuk memompa
bahan bakar dari tangki induk ke tangki harian,
2. Pompa pemindah bahan bakar, yang dengan secara grafitasi bahan
bakar dipompa ke dalam return chamber untuk kemudian dipompa
masuk kedalam kamar mesin
3. Pompa penyuplai minyak diesel,yang berfungsi untuk memompa
minyak diesel dari tangki induk ke tangki harian untuk kebutuhan
mesin induk selama kapal berada di pelabuhan.
E. Pompa Pemadam kebakaran (fire pump), Digunakan dalam keadaan
darurat (terjadi kebakaran) melalui hidran-hidran yang diletakkan sedemikian
rupa sehingga mampu memadamkan kebakaran yang terjadi. Untuk daerah
bukaan geladak seperti pada palka di geladak utama, digunakan sebuah
pompa yang memasok air laut ke hydran yang diletakkan di forecastle,
sedangkan untuk ruang akomodasi digunakan pula pompa yang lain yang
menyuplai air laut ke hidran-hidran yang telah tersedia.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

F. Pompa Bilga (bilge pump), Digunakan untuk mengeringkan double bottom


dari air sisa atau air yang masuk kedalam sumur bilga (bilge well).
G. Pompa Air Tawar (fresh water pump),Digunakan untuk mengisi tangki
harian yang berfungsi sebagai penyuplai air tawar untuk keperluan dapur, air
minum, mandi dan mencuci.
H. Pompa Air Tawar Pendingin Mesin induk,digunakan untuk mendinginkan
blok mesin. Untuk perencanaan mesin disini digunakan mesin yang memakai
sistem pendinginan air.
I. Pompa Kotoran (vecal pump), digunakan untuk memompa kotoran–
kotoran dari kamar mandi, ruang cuci, dapur, dan toilet.
 Kompressor dan botol angin. Fungsi kompressor disini adalah mensupply
udara masuk ke dalam ruang bakar silinder yang kemudian akan bercampur
dengan bahan bakar yang telah diatomisasi, sebagai start awal pada mesin.
 Sea Chest. Digunakan untuk menampung air laut yang diambil langsung dari laut
dengan sistem pembukaan katup untuk berbagai keperluan air laut di atas kapal.
 Purifier atau filter (Alat pembersih/penyaring), Digunakan untuk menyaring
zat cair dari kotoran–kotoran yang memiliki tingkat polusi lebih rendah. Contoh
Pemakaian pada sistem air tawar, yaitu pemompaan dari tangki induk ke tangki
harian.
 Separator (Mesin pemisah), Berfungsi untuk memisahkan zat cair yang satu
(yang memiliki kadar polusi yang tinggi) dengan zat cair yang dapat dibuang
langsung ke laut. Penggunaan separator disini terdapat pada sistem bilga untuk
menyaring kotoran yang terikut masuk dan bercampur dengan kotoran pada
sumur bilga, dan juga pada sistem bahan bakar untuk menyaring kotoran yang
terdapat pada sisa bahan bakar setelah masuk pada tangki di mesin untuk
dimasukkan kembali ke tangki harian.
 Peralatan pendingin (Cooler), dan lain-lain.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

B. System Instalasi Perpipaan

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengantarkan atau mengalirkan suatu


fluida dari tempat yang lebih rendah ke tujuan yang diinginkan dengan bantuan
mesin atau pompa. Misarnya pipa yang dipakai untuk memindahkan minyak dari
tangki ke mesin, memindahkan minyak pada bantalan-bantalan dan juga
mentransfer air untuk keperluan pendinginan mesin ataupun untuk kebutuhan
sehari-hari diatas kapal serta masih banyak lagi fungsi lainnya. sistem perpipaan
harus dilaksanakan sepraktis mungkin dengan minimum bengkokan dan
sambungan las atau brazing, sedapat mungkin dengan flens atau sambungan yang
dapat dilepaskan dan dipisahkan bila perlu. Semua pipa harus dilindungi dari
kerusakan mekanis. System perpipaan ini harus ditumpu atau dijepit sedemikian
rupa untuk menghindari getaran. Sambungan pipa melalui sekat yang diisolasi
harus merupakan sambungan flens yang diijinkan dengan panjang yang cukup
tanpa merusak isolasi. Pada perancangan sistem instalasi diharapkan
menghasilkan suatu jaringan instalasi pipa yang efisien di mana aplikasinya baik
dari segi peletakan maupun segi keamanan dalam pengoperasian harus
diperhatikan sesuai peraturan-peraturan klasifikasi maupun dari spesifikasi
installation guide dari sistem pendukung permesinan.

B. 1 Pemilihan Ukuran Pipa


 Ukuran diameter dalam sebuah Pipa ditentukan berdasarkan :
 Jenis fluida yang mengalir didalam pipa.
 Jumlah volume fluida yang akandipindahkan.
 Kecepatan aliran dari fluida yang akan dipindahkan' dimana perlu juga
memperhatikan adanya tekanan akibat gesekan.
 Harga pipa, dimanasemakin berat pipa harganya makin mahal.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa :


 Makin besar penampang pipa makin tinggi harganya
 Makin kecil penampang pipa, makin banyak pipa yang dibutuhkan, makin
banyak pula tempat yang dibutuhkan, tetapi hal- ini memberikan keuntungan

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

karena pada penginstalasian pipa mudah diselipkan ditempat-tempat yang


tidak terpakai
 Makin kecil kec. Aliran fluida dalam makin kecil pipa, tahanannya. Dan
dapat memberikan aliran yang laminar.
Besarnya diameter dari pipa dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

atau

dimana ; d = diameter pipa


Q = debit fluida yang mengalir (m3/s)
v = kecepatan aliran di dalam pipa (m/s)
kecepatan aliran biasanya diasumsikan sebagai berikut :
 0,5 - 1 m/s; untuk suction line
 1 - 2 m/s; untuk normal pressure
 3 m/s atau lebih; untuk tekanan tinggi (higher pressure)

Spesifikasi umum dapat dilihat pada ASTM (American Society of


Testing Material). Dimana disitu diterangkan mengenai diameter, ketebalan
serta schedule pipa. Diameter luar (out side diameter), ditetapkan sama,
walaupun ketebalan (thickness) berbeda-beda untuk setiap schedule.
Diameter dalam (inside diameter), ditetapkan berbeda berbeda untuk setiap
schedule. Diameter nominal adalah diameter pipa yang dipilih untuk
pemasangan ataupun perdagangan (commodity). Ketebalan dan schedule
sangatlah berhubungan hal ini karena ketebalan pipa tergantungan dari pada
schedule pipa itu sendiri.
Schedule pipa dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Schedule : 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160.
2. Schedule standart
3. Schedule extra strong (XS)
4. Schedule double extra strong (XXS)

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

5. Schedule special

Perbedaan-perbedaan schedule ini dibuat karena :


1. Menahan internal pressure dari aliran.
2. Kekuatan dari material itu sendiri (strength of material)
3. Mengatasi karat
4. Mengatasi kegetasan pipa
Di kapal biasa kita mendengar istilah schedule dalam perpipaan, misalkan :
Schedule 40, 80, 120, dll.

 Pipa Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan
menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut
maka pipa dapat digunakan untuk suplai air laut, dapat juga untuk saluran
sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api
sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.
 Pipa Schedule 80 - 120
Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal
dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule
80 – 120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran
fluida bertekanan tinggi.
Sedangkan di kapal umumnya kecepatan aliran 122 m/menit. Tekanan yang
hilang akibat gesekan disebabkan oleh panjang bentangan pipa, getaran di
dalam pipa, percabangan pipa, katup (valve), dan sambungan akibat
pengelasan dan sifat-sifat aliran. Dalam perencanaan sedapat mungkin
membuat sedemikian rupa sehingga aliran fluida di dalam pipa adalah
laminar (arus dimana garis arus sejajar dengan dinding pipa). Kecepatan
aliran fluida untuk setiap sistem instalasi tidak sama, hal ini dapat kita lihat
pada tabel berikut ini :

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Tabel 1. Desain kecepatan fluida pada sistem Perpipaaan


Instalasi Kec. Fluida (Fps)
NOMINAL LIMIT
Condensate pump suction √𝑑 3
Condensate pump discharge 3√d 8
Condensate drains 0,3√d 1
Hot - water suction √d 3
Hot - water discharge 3 √d 8
Feedwater suction 1,3 √d 4
Feedwater discharge 4 √d 10
Cold freshwater suction 3 √d 15
Cold freshwater discharge 5 √d 20
Lube-oil service Pump suction √d 4
Lube-oil discharge 2 √d 6
Heavy-fuel service suction √d 4
Heavy-fuel service discharge 1,5√d 6
Heavy-fuel transfer suction √d 6
Heavy-fuel- transfer discharge 2 √d 15

Tabel 2. Desain kecepatan fluida pada sistem Perpipaaan


Kecepatan Fluida (Fps)
Instalasi
Nominal Limit
Distillate-fuel suction 2 √d 7
Distillate-fuel discharge 5 √d 12
Hydraulic-oi1 suction 1,5 √d 8
Hydraulic-oi1 discharge 8 √d 20
Seawater suction 3 √d 12b, c
Seawater discharge 5 √d 12 b, c
Steam, high pressure 50 √d 200
Steam exhaust, 2I5 Psig 75 √d 250

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Steam exhaust, haigh vacuum 75 √d 330

Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31) Seperti
yang terdapat pada table 3.

Table 3. ukuran pipa berdasarkan kapasitas tangki

B.2 Komponen – Komponen Instalasi


1. Pipa dan sambungan sebagai jalan dari fluida.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

2. Saringan sebagai alat untuk mencegah benda-benda asing masuk ke


jaringan pipa yang dapat menggangu kerja dari sistem bersangkutan.
3. Katup; sebagai alat untuk mengatur jumlah fluida yang akan dipindah,
penghentian dan pengaman aliran dan juga dapat mengatur arah aliran
dari fluida. Dalam pemilihan katup yang akan digunakan dalam suatu
sistem harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain :
 Perbedaan tekanan
 Kehilangan tekanan
 Pengoperasian (terkait dengan arah aliran)
 Ukuran (terkait dengan diameter pipa)
 Biaya
 Jenis material katup
 Keamanan
 Kemampuan untuk mengontrol aliran
Untuk bentuk dan ukuran material katup harus mempertimbangkan haI
berikut ini :
 Bentuk dan ukurannya harus memakai standar industry
 Disertakan kemampuan tekanan dantemperatur kerja
 Materialnya telah diapprove oleh pihak klasifikasi.
 Special valve; meliputi pressure reduding valve, relief valve, back
pressure regulating valve, non-return valve, Safety va1ve, threeway
valve, Automatic deaerating valve, Thermostattic valve, dll. Adapun
gambar-gambar katup seperti keterangan diatas dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
4. Pompa adalah alat yang berfungsi memberikan tenaga pendorong
terhadap fluida sehingga fluida dapat mengalir berpindah tempat dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi (arah vertikal) aLau arah
secara mendatar (horizontal).
5. Tangki-tangki yang merupakan tempat penampungan dari fluida. Pihak
klasifikasi mengisyaratkan bahwa untuk tangki yang besar biasanya
memakai badan kapal dipergunakan sebagai tangki, dimana

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

pembuatannya harus menyatu dengan struktur kapalnya. Sedangkan untuk


tangki layanan sesuai persyaratan harus dibuat sebagai tangki lepas. Dan
untuk sistem tangki itu sendiri ada beberapa perlengkapan yang harus ada
pada tangki antara lain :
 Katup (angle or globe valve)
 Pipa pengisian atau pengeluaran (fiilling pipe)
 Pipa udara (air pipe)
 Pipa penghubung (blow pipe)
 Pipa duga (sounding pipe) jika dapat diletakkan ditengah garis
centre line kapal dengan pertimbangan keolengan kapal.
 Pipa limpah (overflow pipe)
 Lubang masuk orang (man hole)
 Drain pipe (letaknya dibagian bawah yang berfungsi untuk
pengurasan/pengeringan tangki).

Drain pipe letaknya harus sejauh mungkin terhadap pipa hisap


(suction). Apabila tangki besar letaknya harus dibagian atas maka
diusahakan let.aknya menengah. Untuk tangki tangki yang berisi
cairan panas sesuai klasifikasi tangki harus diisolasi. Jika tangki lebih
dari 60o maka penempatan agak khusus guna kesel-amatan anak buah
kapal. Menurut klasifikasi ada beberapa hal yang harus diperrhatikan
berkaitan dengan tangki ini yaitu :
 Tangki minyak tidak boleh ditempatkan diatas boiler untuk
menghindari bahaya kebakaran.
 Untuk memudahkan penanganan asesori, harus diusahakan
kemudahan untuk mencapai bagian depan tangki.
 Antara tangki air tawar dan minyak atau yang fluidanya
berbeda jenisnya harus dlbatasi dengan cofferdam. Tangki
harus dilengkapi dengan oil tray atau coaming untuk
menghindari percikan akibat kebocoran.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Jenis-jenis tangki yang ada di kapal berkaitan dengan sistem distribusi


suatu sistem instalasi perpipaan antara lain :
 Tangki induk (storage tank)
 Tangki harian (daiIy tank) atau tangki service (service tank).
Tangki harian ini dapat berupa tangki gravitasi ataupun tangki
harian dengan sistem hydrophore.
 Tangki pengendapan (settling tank)
 Tangki sump (sump tank)
 Drain tank
 Sludge tank

Elemen-elemen dari perpipaan menjamin hubungan kedap udara antara komponen-


komponen terpisah dan bagian-bagian dari sistim perpipaan. Elemen-elemen
perpipaan terdiri dari :

1. Pipa, dimana elemen ini merupakan unsur utama dari instalasi dan
berhubungan antara ujung pipa dimana fluida diisap ke ujung pipa lain
dimana fluida dikeluarkan.
2. Penghubung atau jalur yang berhubungan langsung dengan pemisah pipa dan
komponen-komponen perpipaan secara ke badan kapal. Seperti Flens,
percabangan, sambungan sudut, penerobosan sekat, pelat-pelat geladak dan
kopling-kopling.
3. Pemisah hubungan dan pengatur aliran (katup-katup) yang melayani
hubungan, pemutus atau saklar dimana keduanya sebagai pemisah seksi /
bagian-bagian dari sebuah sistim perpipaan.
Pada dasarnya sistim instalasi yang lengkap pada suatu kapal terdiri dari
instalasi listrik, instalasi pipa serta perencanaan letak pompa-pompa di kamar mesin.
Energi listrik pada kapal dibangkitkan lewat sebuah generator arus searah yang akan
mengalir melalui kabel-kabel menuju suatu sistim panel-panel yang juga mengatur
instalasi pompa dan listrik pada kapal.
BAB III
PENYAJIAN DATA

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

1) DATA KAPAL
Berdasarkan tugas prarancangan kapal, maka diperoleh data kapal sebagai
berikut :

 Ukuran Utama Kapal


LBP = 89,95 m
LWL = 93,08 m
B = 17,2 m
T = 5,41 m
H = 7,85 m
Vs = 12 knot
DWT = 5080 ton
LWT = 1181,4 ton
Hdb kamar mesin = 1,25 m

 Koefisien Bentuk Kapal


Cb = 0,74
Cm = 0,99
Cw = 0,78
Cpv = 0,83
Cph = 0,65

 Kapasitas Tangki-Tangki
Pada laporan ini akan ditampilkan perhitungan kapasitas tangki-tangki yang
dihitung pada tugas Desain Kapal II. Berikut penjabarannya.
Sehinggatotal tangki dan kapasitas yang digunakan pada Desain Kapal II dapat
diperlihatkan pada tabel berikut :

Jenis Tangki Berat Berat Jenis Volume


I II III II / III

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Bahan Bakar 27,86 ton 0,98 ton/m3 29,32 m3


Minyak Pelumas 0,12 ton 0,93 ton/m3 0,13 m3
Deisel oil 6.01 ton 0,9 ton/m3 6.467m3
Air Tawar 21,6 ton 1,00 ton/m3 21,61 m3
Ballast 819 ton 1,025 ton/m3 799 m3

BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1. Daya Pompa Bilga

Kegunaan tangki bilga pada kapal adalah sebagai tempat penampungan fluida
rembesan dari air laut yang ikut masuk kedalam kapal melalui stern tube.
Disamping itu, terjangan ombak serta hujan yang naik di bagian deck kapal

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

dialirkan menuju tangki bilga guna untuk ditampung sebelum dibuang ke laut.
Di selah-selah tangki induk (coferdum) pun merupakan tempat dimana sering
terdapat rembesan-rembesan fluida yang harus dialirkan ke tangki penampungan
tersebut.
Adapun deskripsi aliran pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida bilga adalah
sebagai berikut :
Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan
menggunakan pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan
separator pada sistem bilga ini dimaksudkan untuk memisahkan kandungan
minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari penyaringan tersebut
menghasilkan dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung
dibuang ke laut dan minyak yang kemudian di tampung di sludge tank
Pada sistem ini perancang menggunakan 2 buah pompa serta katup/valve sebagai
pengatur aliran dan 1 unit separator
Proses pengurasan tangki bilga dapat diliat dari bagan berikut:

Bilga Tank
Pompa Pengisapan Separator FreeBoard
Cofferdum

Sludge Tank
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi
untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal
kemasukan air laut dari lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori
pori plat, bocoran dari plat dan pengelasan yang mengalami keretakan .
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan
dari sumur penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah mengalami
penyaringan dan pemisahan limpah pada Boxshape Tank.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

a.Penentuan Laju Aliran Pompa


Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 63 diberikan formula untuk menghitung
laju aliran pompa pompa :

p d 2 3
Q= *( ) * v * 60 (m / jam)
4 1000
dimana : d = diameter dalam pipa utama bilga (mm)
= 26 + 2 ,78 Lbp ( B + H ) (mm)
= 105,1456 (mm)
= 125 (mm)
v = kecepatan aliran minimum pada pipa utama bilga (m/menit)
= 122 (m/menit)
sehingga :
3
Q= 89,82991 (m /jam)

b.Penentuan Daya Pompa


Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
menghitung daya pompa :
Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h
3
dimana : Q = laju aliran pompa = 89,8299 (m / jam)
ρ = Massa jenis air laut = 1025 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) =0,9
H = Head total pompa (m)
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 63 diberikan formula untuk menghitung
head total pompa :
H = H1 + H2 + H3 (m)
dimana
* H1 = Head tekan pompa (jarak maksimum antara sarat dan level pompa)
= T - hdbkm + lt (m) Dimana lt = tinggi permukaan pipa di atas sarat
= 4,024 (m) = 0,3 (m)
hdb = (350 + 45 B) (mm)
1,124 (m)
1,636 hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
1,686 (m)

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

* H2 = Head isap pompa (jarak antara pompa dan bilga suction)


= hdbkm - li (m) Dimana li = jarak pipa isap dari dasar kapal/ tangki
= 1,636 (m) = 0,05 (m)
* H3 = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
3
10,666 * Q1.85 * L Q = Laju aliran pompa = 0,02495 (m / detik)
hf1 = 1.85 4.85 (m) L = panjang pipa lurus (sketsa dari gambar)
C *D = 59 (m)
= 4,6456 (m) C = Koefisien jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
130 (pipa besi cor baru)
D = Diameter pipa = 0,10515 (m)
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa : R
f = Koefisien kerugian belokan pipa =1
D
V 2 D 3 .5  0 .5
hf2 = f (m) = [0.131 + 1.847 ( ) ]( )  = 90
2 g 2R 90
= 0,062 (m) = 0,294253
V = Kecepatan aliran dalam pipa = 2,03333 (m/s)
2 2
g = Percepatan gravitasi (m/s ) = 9,81 (m/s )
Dalam perencanaan, belokan 90o yang dipakai oleh desainer = 21 buah, sehingga :
hf2 = 1,302143 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian pada katup dan sambungan pipa :

V2
hf3 = å f 2g (m) f = Koef. kerugian pada katup, yang terdiri atas :
Jenis katup/ Jumlah koefisien hasil kali
sambungan
= 8,161419 (m) n f nxf
katup putar 14 0,07 0,98
katup bundar 0 10 0
katup sudut 0 5 0
katup isap 9 1,91 17,19
katup gerbang 4 0,19 0,76
Jadi H3 = hf1 + hf2 + hf3 (m) close return bend 0 2,2 0
re-entrant
entrance to
= 14,109 (m) pipe 0 10 0
sambungan T 11 1,8 19,8
å f = 38,73

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301
å f

Sehingga head total dapat diketahui :


H = H1 + H2 + H3 (m)
= 19,76915 (m)
Dengan demikian daya pompa juga dapat diketahui :
Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h
= 7,490771 (Hp)
= 5,588115 (kW)

 POMPA YANG DIGUNAKAN


Berdasarkan brosur pompa EBARA dengan spesifikasi berikut :
Tipe = EBARA
MODEL = 50 x 40 FS2HA
Dimensi Pompa :
 Panjang = 775.5 mm
 Tinggi = 400 mm
 Lebar = 290 mm
 Berat = 95.5 Kg
 daya = 2,2 kW

Menurut BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-peralatan,


dan pompa pompa , M 3.6 Hal. 156 dikatakan bahwa pada umumnya kapal kapal
barang harus mempunyai 2(dua) buah pompa yang digerakkan oleh mesin dan berdiri
sendiri.
Sedangkan menurut tabel 2.3 "Buku Pompa dan kompressor oleh Haruo
tahara dan Sularso" dijelaskan bahwa jumlah pompa terpasang untuk mengisap dan
menyalurkaan jika debit yang direncanakan sampai 2800 m3/hari maka jumlah
pompa keseluruhan 2 buah, 1 pompa utama dan 1 cadangan. Karena Q = 1180,82
m3/hari maka jadi direncanakan menggunakan 2(dua) buah pompa, jadi direncanakan
menggunakan 2(dua) buah pompa.
Sehingga N = 2 x 2.2Kw
= 4,4kw

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

IV.2 Daya Pompa Sanitari

pada sistem ini air laut banyak digunakan dikapal selain untuk ballas sendiri
juga pembersihan kloset, disampin itu air laut juga digunakan antara untuk
sistim, sistim Cuci Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai di
Hawse pipe/Chain washing Suplay. Proses penyaluran air laut juga
menggunakan sea water pump, hidrofor, manifol serta katup-katup.Sistem
instalasi Sanitari Air laut pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:

-Main Deck
-Boat Deck
Seachest Pompa Hidrofor Manivol
-Pop Deck
-Top Deck
Sistem sanitari dan scupper bertugas untuk mengalirakn air dari
geladak dan membuang air yang sudah terpakai di kamar mandi, laundries,
galley, store room, dan lain lain.

a.Penentuan Laju Aliran Pompa


Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 62 laju aliran pompa sanitary ditentukan
berdasarkan kebutuhan maksimum aliran yang dibutuhkan untuk melayani kebutuhan air sanitari
di kapal. Nilai laju aliran pompa kurang lebih terdiri atas :
3 3
* Sanitary for accomodation =5 ~ 10 (m / jam) dipilih = 10 (m / jam)
3
* Cooling water for unit cooler = 5 (m / jam)
dengan demikian nilai laju aliran pompa :
3
Q= 15 (m / jam)
b.Penentuan Daya Pompa
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
menghitung daya pompa :
Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h

Dimana Q = laju aliran pompa = 15 (m3/ jam)


ρ = Massa jenis air laut = 1025 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) = 0,7
H = Head total pompa (m)
Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" hal 62, head total pompa biasanya berkisar
antara (35 ~ 40) meter. Jadi head total pompa yang digunakan = 40 (m)
sehingga : Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h
= 3,253968 (Hp)
= 2,42746 (kW)

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

 POMPA YANG DIGUNAKAN


Berdasarkan brosur pompa bombas aschue dengan spesifikasi berikut :
Tipe = bombas
MODEL = 19/20 series mo
Dimensi Pompa :
 Panjang = 701 mm
 Tinggi = 257 mm
 Lebar = 125 mm
 Berat = 52 Kg
 daya = 2,2 kW

Dalam buku BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-
peralatan, dan pompa pompa , P. 2. Hal. 163-164 ; mengenai sistem sanitari tidak
ditentukan jumlah pompa sanitari yang harus digunakan. Jadi direncanakan
menggunakan 1(satu) buah pompa.
Sehingga N = 2,2 x 2
= 4,4 Watt

IV.3 Daya Pompa Transfer Bahan Bakar


Bahan bakar haruslah melewati tahapan-tahapan khusus sebelum disalurkan ke
mesin utama.komponen-komponen penunjang seperti filter, pompa transfer,
pompa supply, separato, dan furifier merupakan rangkaian peralatan yang harus
dilalui oleh fluida tersebut. Adapun deskripsi alirannya adalah sebagai berikut :
Bahan bakar yang di supply dari darat kemudian ditampung di tangki utama,
setelah itu dilakukan pemompaan bahan bakar menuju ke tangki pengendapan,
selama proses pemompaan, fluida bahan bakar tersebut melewati proses saringan
mulai dari filter kemudian masuk di furifier setelah itu masuk di separator hingga
sampai pada tangki pengendapan, di tangki pengendapan, bahan bakar diendapkan
guna memisahkan partikel-partikel kecil yang mungkin masih bercampur sebelum
di suplay ke tangki harian. Dari tangki pengendapan, bahan bakar kemudian
dipompakan masuk ke tangki harian yang selanjutnya disalurkan menuju ke mesin
utama.

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Proses pemompaan bahan bakar menggunakan dua buah pompa transfer (satu
sebagai cadangan) dan satu buah pompa suplay serta masing-masing satu
separator dan furifier
Sistem instalasi Bahan bakar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:

Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer

Tangki Pompa Tangki Sludge


ME
Harian Suplay Pengendapan Tank

a.Penentuan Laju Aliran Pompa


3
Dalam perancangan diketahui volume bahan bakar yang dibutuhkan 29,33
= (m ) sedangkan
lama pelayaran t = 2,5 hari. Maka jumlah bahan bakar yang harus disuplai ke tangki
3
harian = 11,731 (m /hari). Dalam perencanaan, tangki harian diisi setiap = 0,33
hari sehingga volume bahan bakar yang harus dipindahkan ke tangki harian3,87
=
3
(m ) sedangkan lama pemompaan = 0,5 (jam)
sehingga :
3
Q = 7,742147 (m / jam)
3
ukuran tangki = panjang x lebar x tinggi = 2m x 2,8m x 1,85m = 10,36 (m )
b.Penentuan Diameter Pipa Pompa
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 492 diberikan formula
untuk menentukan diameter pipa :
1/2
d = 4/3 x (Q) (cm)
= 37,09962 (mm)
Diameter pipa yang digunakan = 90 (mm)
c.Penentuan Daya Pompa
Dalam buku "Marine Power Plan" by P. Akimov hal 495 diberikan formula untuk
menghitung daya pompa :
Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h
3
Dimana Q = laju aliran pompa =7,74215 (m / jam)
ρ = Massa jenis b. bakar = 950 (kg/ m3)
η = Total efisiensi pompa (0,6 ~ 0,9) = 0,7
H = Head total pompa (m)

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
2
H = ha + Δhp + hf + (V / 2g) (m)
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= Head tekan + head isap hdb = (350 + 45 B) (mm)
= ht + hi (m) 1,124 (m)
dimana : hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
ht = 5,685 (m) (dari gambar) 1,69 (m)
= 5,685 (m)
~ Jarak pipa isap dari dasar tangki li =0,05 (m)
hi = hdbkm - li (m)
(m)
= 1,636 (m)
Jadi ha = 7,321 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= 0 (m) hpi = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki isap)
* hf = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
3
10,666 * Q1.85 * L Q = Laju aliran pompa = 0,00215 (m / detik)
hf1 = 1.85 (m) L = panjang pipa lurus (sketsa dari gambar)
C * D 4.85 = 23 (m)
= 0,0413 (m) C = Koefisien jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
130 (pipa besi cor baru)
D = Diameter pipa = 0,09 (m)
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa :
R
f = Koefisien kerugian belokan pipa =1
D
V 2 D 3 .5  0 .5 
hf2 = f (m) = [0.131 + 1.847 ( ) ]( )  = 90
2 g 2R 90
= 0,06 (m) = 0,294253
V = Kecepatan aliran dalam pipa = 2 (m/s)
2 2
g = Percepatan gravitasi (m/s ) = 9,81 (m/s )

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301
o
Dalam perencanaan, belokan 90 yang dipakai oleh desainer = 16 buah, sehingga :
hf2 = 0,959848 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 38 diberikan formula untuk menghitung kerugian pada katup dan sambungan pipa :
V2
hf3 = å f 2g (m) f = Koef. kerugian pada katup, yang terdiri atas :
Jenis katup/ Jumlah koefisien hasil kali
= 1,158002 (m) sambungan n f nxf
katup putar 4 0,07 0,28
katup bundar 0 10 0
katup sudut 0 5 0
katup isap 0 1,91 0
katup gerbang 0 0,19 0
Jadi hf =hf1 + hf2 + hf3 (m) close return bend 0 2,2 0
re-entrant
entrance to
= 2,1592 (m) pipe 0 10 0
sambungan T 3 1,8 5,4
å f = 5,68
2
V
* = Kerugian keluar pada ujung pipa keluar (m)
2 g = 0,2039 (m)
Sehingga head total dapat diketahui :
2
H = ha + Δhp + hf + (V / 2g) (m)
= 9,684037 (m)
Dengan demikian daya pompa juga dapat diketahui :
Q*H *r
N= HP
3600 * 75 * h
= 0,37686 (Hp)
= 0,281137 (kW)

 POMPA YANG DIGUNAKAN


Berdasarkan brosur pompa Bombas Azcue dengan spesifikasi berikut :
Tipe = 32/125 SERIES BT-IL
Dimensi Pompa :
 Panjang = 681 mm
 Tinggi = 252 mm
 Lebar = 320 mm

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

 Berat = 42 Kg
Daya = 0.5 kW

Menurut BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-peralatan,


dan pompa pompa , G 5.1 Hal. 148 dikatakan bahwa paling sedikit harus ada
2(dua) buah pompa pemindah bahan bakar untuk pengisian tangki harian.
Jadi direncanakan menggunakan 2(dua) buah pompa,
Sehingga N = 2 x 0,5 Hp
= 1 Hp

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II


M. IQBAL
D33114301

BAB IV
PENUTUP

V.I Kesimpulan
Dalam perancanaan pompa-pompa, untuk menentukan nilai dayanya maka
dipengaruhi oleh beberapa hal natara lain:
a. Kerugian akibat panjang pipa ( HL )
b. Kerugian akibat kehilangan lokal yang disebabkan oleh katup, sambungan
sambungan dan belokan pada pipa ( HK )
c. Kerugian akibat kehilangan tekanan pompa (Hp )
d. krugian akibat kedudukan pompa terhadap zat cair (Hz )
e. Kerugian akibat kecepatan zat cair ( Hv )
Sehingga:
H = HL + HK + HP + HZ +HV
Maka:
N = Q . H .γ
3600. 75 .η
dimana ;
N = daya yang diperlukan (HP )
Dari tabulasi daya diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Kondisi Kapal pada saat bongkar muat malam hari merupakan kondisi
yang paling tinggi kebutuhan daya listriknya karena pada saat bongkar
muat pada malam hari alat penerangan, mesin-mesin jangkar, alat angkat,
windlass tangga bekerja semaksimal mungkin.
b. Kondisi kapal pada saat berlayar disiang hari paling sedikit membutuhkan
daya karena beberapa komponen tidak bekerja seperti alat penerangan,
alat angkat, windlass sekoci, windlass tangga, pompa hidrolik jangkar dan
mesin jangkar.
c. Dari perhitungan daya yang terpakai maka dapat ditentukan jenis generator
yang dipilih. Dimana jumlah daya terbesar adalah pada saat kapal sedang
bongkar muat pada malam hari yaitu 123 Kw

DESAIN SISTEM PERMESINAN KAPAL II

Anda mungkin juga menyukai