Iqbal Laporan
Iqbal Laporan
IQBAL
D33114301
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Nama : M. IQBAL
Stambuk : D331 14 301
Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing sebagai salah satu
persyaratan untuk lulus mata kuliah tersebut diatas.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENILAIAN
Nama : M. IQBAL
Stambuk : D331 14 301
Berdasarkan penilaian Dosen mata kuliah “ Desain Kapal III” adalah sebagai
berikut :
A A- B+ B B- C+ C C- D E
Demikianlah penilaian ini diberikan pada yang bersangkutan dan untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kebesaran-Nya
dan kehendak-Nya sehingga laporan dari tugas mata kuliah “Desain Sistem
Permesinan Kapal II” dapat saya selesaikan dengan baik. Dimana laporan ini
merupakan persyaratan untuk kelulusan mata kuliah “Desain Sistem Permesinan
Kapal II”, pada program studi Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin.
Walaupun dalam tahap penyelesaian laporan ini saya banyak menemui
hambatan dan kesulitan mulai dari perhitungan-perhitungan data sampai
penggambaran, serta keterbatasan waktu, materi, dan lain sebagainya. Namun semua
ini dapat saya atasi dengan bantuan dari teman-teman.
Saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa didalam laporan ini masih
terdapat kesalahan ataupun kekurangan,saya mohon maaf dan meminta kritikan yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Tak lupa saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing saya
,dan seluruh teman –tema,serta doa yang senantiasa bergulir dari keluarga tercinta (
anugerah terindah yang telah diberikanNya )
Akhirnya saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi saya
sendiri maupun bagi semua pihak yang berkenan untuk membacanya maupun
mempelajarinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENILAIAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Landasn Teori
BAB III Penyajian Data
BAB IV Pembahasan
IV.1 Perhitungan daya pompa-pompa
1 Pompa Ballast
2 Pompa Bilga
3 Pompa Sanitari
4 Pompa Pemadam Kebakaran
5 Pompa SuplyAir tawar
6 Pompa Air Tawar Pendingin Mesin Induk
8 Pompa Bahan Bakar
9 Pompa Minyak Diesel
IV.2 1). Perhitungan Alat-Alat Penerangan Dan Alat-Alat Navigasi
a. Peralatan Navigasi
b. Lampu Navigasi
2). PeneranganPerhitungan Alat-alat Khusus
1. Kompressor dan botol angin
2. Mesin kemudi
3. Jangkar dan windlas jangkar
4. Windlas sekoci
5. Winch cargo
6. Windlas tangga
7. Kipas Pendingin Kamar Mesin (Blower)
8. Perlengkapan dapur
9. Peralatan cuci
BAB V Penutup
V.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Kamar mesin (engine room) pada suatu kapal merupakan pusat dari semua
instalasi yang ada pada kapal. Dengan dasar itulah maka perlu adanya suatu
penanganan dan keahlian khusus untuk pengaturan di dalam kamar mesin tersebut.
Perencanaan tata letak kamar mesin pada dasarnya bertujuan untuk
mengoptimalkan pemakaian kamar mesin dengan menempatkan setiap peralatan
(equipment) yang diperlukan tepat pada tempatnya. Hal ini untuk menjaga agar
peralatan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing–masing pada
setiap pengoperasian kapal, disamping itu pula dimaksudkan untuk memberikan
keleluasaan operator manakala akan memperbaiki atau merawat peralatan di kamar
mesin.
Demikian peletakan dari setiap komponen tidak lepas dari bagaimana sistem
instalasi yang harus direncanakan oleh seorang Engineer. Setiap sistem dalam kapal
merupakan jaringan instalasi pipa yang khusus dengan semua komponen mesin, alat-
alat dan perlengkapannya yang dirancang untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu
pada kapal.
Terdapat pula system instalasi perpipaan pada kapal, yaitu system yang
mengatur seluruh rangkaian aliran-aliran fluida yang beroperasi di atas kapal. Sistem
ini mencakup seluruh rangkaian dari system perpipaan yang menunjang operasional
kapal, kebutuhan ABK serta kebutuhan keselamatan pada kapal.
Sistem perpipaan di atas kapal berbentuk sebuah network yang diperlukan
untuk mendukung semua fungsi esensial di atas kapal. Diantaranya sistem
pendistribusian atau pembawa uap, air tawar, bahan bakar, minyak pelumas dan air
pendingin untuk pengoperasikan mesin, transpor bulk cargo dan ballast. Sistem
perpipaan adalah salah satu dari sejumlah sistem yang ada di atas kapal yang
mempunyai desain dan kostruksi yang sangat kompleks.
1. Sebagai syarat untuk melulusi mata kuliah “Sistem Permesinan Kapal II”.
2. Untuk mengetahui cara mendesain tata letak komponen-komponen dalam
kamar mesin (engine room lay out).
3. Untuk mengetahui sistematika perencanaan instalasi perpipaan kapal kargo
BAB. II
LANDASAN TEORI
Untuk dapat memenuhi semua faktor diatas hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah sistem apa saja yang berada didalam kamar mesin. Setelah
mengetahui sistem-sistem yang terdapat di dalam kamar mesin lalu kta
mengidentifikasi setiap komponen atau peralatan yang diperlukan untuk menunjang
pengoperasian sistem tersebut.
Selain faktor-faktor diatas ada pula beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan kamar mesin adalah sebagai berikut :
1. Ukuran dari kamar mesin, sehingga diketahui luas ruangan dan volume
ruangan.
2. Persyaratan dan ukuran setiap peralatan, hal ini dapat diketahui berdasarkan
hasil perhitungan–perhitungan dan ketentuan–ketentuan yang lain yang telah
mendapat persetujuan dari Biro Kalsifikasi yang ditunjuk.
Jumlah unit peralatan, dan ukuran dari peralatan-peralatan tersebut, hal ini sangat
mendukung perhitungan pengoperasian kapal tersebut.
A.3 Penataan Kamar Mesin (Lay Out Kamar Mesin)
Lay Out Kamar Mesinmerupakan suatu perancangan pada kapal yang
terdiri dari perencanaan letak komponen dan peralatan yang dibutuhkan oleh sistem-
sistem operasional pada kapal yang berada di bagian kamar mesin. Dimana tugas ini
bertujuan agar mahasiswa mampu mendesain dan merancang letak komponen dan
peralatan yang dibutuhkan oleh sistem-sistem operasional pada kapal secara
keseluruhan dengan memenuhi peraturan-peraturan dari klasifikasi dan terutama
memenuhi reliability dan estetika dari suatu perancangan. Pada tugas ini mahasiswa
juga diharuskan mampu menentukan besarnya daya pompa-pompa yang dibutuhkan
setiap sistem dan daya listrik yang dibutuhkan oleh kapal agar dapat memenuhi
kebutuhan operasional kapal saat berlayar maupun pada proses pemeliharaan dan
perbaikan.
Pada dasarnya kapal terdiri atas beberapa sistem yaitu sistem
permesinan kapal, sistem instalasi listrik yang berfungsi sebagai penyedia listrik
yang dibangkitkan oleh generator dan disalurkan melalui kabel-kabel menuju ke
suatu sistem panel untuk berbagai keperluan misalnya untuk peralatan navigasi,
penerangan dan penggerak pompa, sistem ditribusi fluida yang melayani
penyaluran fluida dari tempat yang satu ke tempat lainnya di atas kapal dan terdiri
Pada tugas penataan Kamar Mesin terdapat beberapa sistem instalasi pada
kapal yang harus direncanakan. Sistem instalasi yang dimaksud adalah :
1. Sistem instalasi layanan permesinan
a. Sistem start mesin
b. Sistem bahan bakar
c. Sistem pelumasan
d. Sistem pendingin
2. Sistem instalasi layanan keselamatan
a. Sistem bilga
b. Sistem pemadam kebakaran
3. Sistem instalasi layanan penumpang dan ABK
a. Sistem kebutuhan air tawar
b. Sistem kebutuhan air laut
c. Sistem sanitari
4. Sistem instalasi layanan kapal
a. Sistem ballast
atau
5. Schedule special
Pipa Schedule 40
Pipa ini dilindungi terhadap kerusakan mekanis yaitu perlindungan
menyeluruh dengan sistem galvanis. Dengan sistem perlindungan tersebut
maka pipa dapat digunakan untuk suplai air laut, dapat juga untuk saluran
sistem bilga, kecuali dalam ruangan yang kemungkinan mudah terkena api
sehingga dapat melebar dan merusak sistem bilga.
Pipa Schedule 80 - 120
Pipa jenis ini diisyaratkan mempunyai ketebalan yang lebih tebal
dibandingkan dengan jenis pipa yang lain. Dalam penggunaan pipa schedule
80 – 120 dapat difungsikan sebagai pipa hidrolis yaitu pipa dengan aliran
fluida bertekanan tinggi.
Sedangkan di kapal umumnya kecepatan aliran 122 m/menit. Tekanan yang
hilang akibat gesekan disebabkan oleh panjang bentangan pipa, getaran di
dalam pipa, percabangan pipa, katup (valve), dan sambungan akibat
pengelasan dan sifat-sifat aliran. Dalam perencanaan sedapat mungkin
membuat sedemikian rupa sehingga aliran fluida di dalam pipa adalah
laminar (arus dimana garis arus sejajar dengan dinding pipa). Kecepatan
aliran fluida untuk setiap sistem instalasi tidak sama, hal ini dapat kita lihat
pada tabel berikut ini :
Ukuran Pipa Berdasarkan Kapasitas Tangki (BKI 2006 Sec 11 N 31) Seperti
yang terdapat pada table 3.
1. Pipa, dimana elemen ini merupakan unsur utama dari instalasi dan
berhubungan antara ujung pipa dimana fluida diisap ke ujung pipa lain
dimana fluida dikeluarkan.
2. Penghubung atau jalur yang berhubungan langsung dengan pemisah pipa dan
komponen-komponen perpipaan secara ke badan kapal. Seperti Flens,
percabangan, sambungan sudut, penerobosan sekat, pelat-pelat geladak dan
kopling-kopling.
3. Pemisah hubungan dan pengatur aliran (katup-katup) yang melayani
hubungan, pemutus atau saklar dimana keduanya sebagai pemisah seksi /
bagian-bagian dari sebuah sistim perpipaan.
Pada dasarnya sistim instalasi yang lengkap pada suatu kapal terdiri dari
instalasi listrik, instalasi pipa serta perencanaan letak pompa-pompa di kamar mesin.
Energi listrik pada kapal dibangkitkan lewat sebuah generator arus searah yang akan
mengalir melalui kabel-kabel menuju suatu sistim panel-panel yang juga mengatur
instalasi pompa dan listrik pada kapal.
BAB III
PENYAJIAN DATA
1) DATA KAPAL
Berdasarkan tugas prarancangan kapal, maka diperoleh data kapal sebagai
berikut :
Kapasitas Tangki-Tangki
Pada laporan ini akan ditampilkan perhitungan kapasitas tangki-tangki yang
dihitung pada tugas Desain Kapal II. Berikut penjabarannya.
Sehinggatotal tangki dan kapasitas yang digunakan pada Desain Kapal II dapat
diperlihatkan pada tabel berikut :
BAB IV
PEMBAHASAN
Kegunaan tangki bilga pada kapal adalah sebagai tempat penampungan fluida
rembesan dari air laut yang ikut masuk kedalam kapal melalui stern tube.
Disamping itu, terjangan ombak serta hujan yang naik di bagian deck kapal
dialirkan menuju tangki bilga guna untuk ditampung sebelum dibuang ke laut.
Di selah-selah tangki induk (coferdum) pun merupakan tempat dimana sering
terdapat rembesan-rembesan fluida yang harus dialirkan ke tangki penampungan
tersebut.
Adapun deskripsi aliran pipa serta alat-alat penunjang aliran fluida bilga adalah
sebagai berikut :
Fluida-fluida yang terdapat pada coferdum dan tangki bilga diisap dengan
menggunakan pompa yang kemudian disaring oleh separator, penggunaan
separator pada sistem bilga ini dimaksudkan untuk memisahkan kandungan
minyak dan air pada fluida tersebut, hasil dari penyaringan tersebut
menghasilkan dua jenis fluida, yang pertama air yang kemudian langsung
dibuang ke laut dan minyak yang kemudian di tampung di sludge tank
Pada sistem ini perancang menggunakan 2 buah pompa serta katup/valve sebagai
pengatur aliran dan 1 unit separator
Proses pengurasan tangki bilga dapat diliat dari bagan berikut:
Bilga Tank
Pompa Pengisapan Separator FreeBoard
Cofferdum
Sludge Tank
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi
untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal
kemasukan air laut dari lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori
pori plat, bocoran dari plat dan pengelasan yang mengalami keretakan .
Selain itu, Pompa ini berfungai menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan
dari sumur penampungan (Bilga Course) untuk dibuang kelaut setelah mengalami
penyaringan dan pemisahan limpah pada Boxshape Tank.
p d 2 3
Q= *( ) * v * 60 (m / jam)
4 1000
dimana : d = diameter dalam pipa utama bilga (mm)
= 26 + 2 ,78 Lbp ( B + H ) (mm)
= 105,1456 (mm)
= 125 (mm)
v = kecepatan aliran minimum pada pipa utama bilga (m/menit)
= 122 (m/menit)
sehingga :
3
Q= 89,82991 (m /jam)
V2
hf3 = å f 2g (m) f = Koef. kerugian pada katup, yang terdiri atas :
Jenis katup/ Jumlah koefisien hasil kali
sambungan
= 8,161419 (m) n f nxf
katup putar 14 0,07 0,98
katup bundar 0 10 0
katup sudut 0 5 0
katup isap 9 1,91 17,19
katup gerbang 4 0,19 0,76
Jadi H3 = hf1 + hf2 + hf3 (m) close return bend 0 2,2 0
re-entrant
entrance to
= 14,109 (m) pipe 0 10 0
sambungan T 11 1,8 19,8
å f = 38,73
pada sistem ini air laut banyak digunakan dikapal selain untuk ballas sendiri
juga pembersihan kloset, disampin itu air laut juga digunakan antara untuk
sistim, sistim Cuci Geladak/Deck washing system, sistim pencuci rantai di
Hawse pipe/Chain washing Suplay. Proses penyaluran air laut juga
menggunakan sea water pump, hidrofor, manifol serta katup-katup.Sistem
instalasi Sanitari Air laut pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
-Main Deck
-Boat Deck
Seachest Pompa Hidrofor Manivol
-Pop Deck
-Top Deck
Sistem sanitari dan scupper bertugas untuk mengalirakn air dari
geladak dan membuang air yang sudah terpakai di kamar mandi, laundries,
galley, store room, dan lain lain.
Dalam buku BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-
peralatan, dan pompa pompa , P. 2. Hal. 163-164 ; mengenai sistem sanitari tidak
ditentukan jumlah pompa sanitari yang harus digunakan. Jadi direncanakan
menggunakan 1(satu) buah pompa.
Sehingga N = 2,2 x 2
= 4,4 Watt
Proses pemompaan bahan bakar menggunakan dua buah pompa transfer (satu
sebagai cadangan) dan satu buah pompa suplay serta masing-masing satu
separator dan furifier
Sistem instalasi Bahan bakar pada kapal dapat diliat dari bagan berikut:
Tanki Pompa
Filter Furifier Separator
Utama Transfer
Untuk menghitung head total pompa dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh
Ir. Sularso, MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara diberikan formula :
2
H = ha + Δhp + hf + (V / 2g) (m)
dimana :
* ha = Perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan sisi isap
= Head tekan + head isap hdb = (350 + 45 B) (mm)
= ht + hi (m) 1,124 (m)
dimana : hdbkm = hdb + (0.5 hdb) (m)
ht = 5,685 (m) (dari gambar) 1,69 (m)
= 5,685 (m)
~ Jarak pipa isap dari dasar tangki li =0,05 (m)
hi = hdbkm - li (m)
(m)
= 1,636 (m)
Jadi ha = 7,321 (m)
* Δhp = Perbedaan tekanan statis yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
= Tekanan air statis pada tangki isap + tekanan air statis pada tangki tekan
= hpt + hpi (m) hpt = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki tekan)
= 0 (m) hpi = 0 (m) (tidak ada tekanan tangki isap)
* hf = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan, sambungan, dll (m)
= Kerugian pada pipa lurus + kerugian pada belokan pipa + kerugian pada katup-katup
= hf1 + hf2 + hf3 (m)
~ Dalam buku "Pompa dan Kompresor" oleh Ir. Sularso,MsME dan Prof. DR. Haruo Tahara
hal. 31 Hazen-Williams memberikan formula untuk menghitung kerugian pada pipa lurus :
3
10,666 * Q1.85 * L Q = Laju aliran pompa = 0,00215 (m / detik)
hf1 = 1.85 (m) L = panjang pipa lurus (sketsa dari gambar)
C * D 4.85 = 23 (m)
= 0,0413 (m) C = Koefisien jenis pipa (tabel 2.14 hal 30)
130 (pipa besi cor baru)
D = Diameter pipa = 0,09 (m)
~ Dalam buku yang sama Fuller memberikan formula untuk menghitung kerugian pada belokan
pipa :
R
f = Koefisien kerugian belokan pipa =1
D
V 2 D 3 .5 0 .5
hf2 = f (m) = [0.131 + 1.847 ( ) ]( ) = 90
2 g 2R 90
= 0,06 (m) = 0,294253
V = Kecepatan aliran dalam pipa = 2 (m/s)
2 2
g = Percepatan gravitasi (m/s ) = 9,81 (m/s )
Berat = 42 Kg
Daya = 0.5 kW
BAB IV
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Dalam perancanaan pompa-pompa, untuk menentukan nilai dayanya maka
dipengaruhi oleh beberapa hal natara lain:
a. Kerugian akibat panjang pipa ( HL )
b. Kerugian akibat kehilangan lokal yang disebabkan oleh katup, sambungan
sambungan dan belokan pada pipa ( HK )
c. Kerugian akibat kehilangan tekanan pompa (Hp )
d. krugian akibat kedudukan pompa terhadap zat cair (Hz )
e. Kerugian akibat kecepatan zat cair ( Hv )
Sehingga:
H = HL + HK + HP + HZ +HV
Maka:
N = Q . H .γ
3600. 75 .η
dimana ;
N = daya yang diperlukan (HP )
Dari tabulasi daya diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Kondisi Kapal pada saat bongkar muat malam hari merupakan kondisi
yang paling tinggi kebutuhan daya listriknya karena pada saat bongkar
muat pada malam hari alat penerangan, mesin-mesin jangkar, alat angkat,
windlass tangga bekerja semaksimal mungkin.
b. Kondisi kapal pada saat berlayar disiang hari paling sedikit membutuhkan
daya karena beberapa komponen tidak bekerja seperti alat penerangan,
alat angkat, windlass sekoci, windlass tangga, pompa hidrolik jangkar dan
mesin jangkar.
c. Dari perhitungan daya yang terpakai maka dapat ditentukan jenis generator
yang dipilih. Dimana jumlah daya terbesar adalah pada saat kapal sedang
bongkar muat pada malam hari yaitu 123 Kw