Anda di halaman 1dari 77

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Fisika Skripsi Sarjana

2017

Rancang Bangun Inverter Sinus Murni


DC ke AC Berdaya Rendah Berbasis
Mikrokontroller Atmega328

Bangun, Baberma Didius

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3185
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC
BERDAYA RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA328

SKRIPSI

BABERMA DIDIUS BANGUN


150821047

DEPARTEMENT S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC BERDAYA
RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Sarjana Sains

BABERMA DIDIUS BANGUN


150821047

DEPARTEMENT S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Rancang Bangun Inverter Sinus Murni DC ke AC


Berdaya Rendah Berbasis Mikrokontroller
Atmega328
Kategori : Skripsi
Nama : Baberma Didius Bangun
Nomor induk mahasiswa : 150821047
Program studi : Sarjaana (S1) Fisika Instrumentasi
Departemen : Fisika
Fakultas : MIPA-Universitas sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Agustus 2017
Komisi pembimbing
Pembimbing 2 pembimbing 1

Drs. Herli Ginting, M.Si Drs. Kurnia Brahmana,


M.Si
NIP. 195505191986011001 NIP.
196009301986011001

Disetujui Oleh
Departmen Fisika S1 FMIPA USU
Ketua

Dr. Perdinan Sinuhaji, MS


NIP. 195903101987031002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC BERDAYA


RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2017

BABERMA DIDIUS BANGUN


150821047

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC BERDAYA RENDAH BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATMEGA328”. Skripsi ini disusun sebagai syarat akademis dalam
menyelelesaikan studi program Sarjana (S-1) jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa selama proses
hingga terselesaikannya penyusunan Skripsi ini banyak mendapat kontribusi dari berbagai
pihak. Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan, dukungan serta saran yang telah diberikan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji, MS sebagai ketua Departemen Fisika Fakultas


MIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Kurnia Brahmaan, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah
membimbing dengan sabar, mengarahkan dan memberikan ide serta masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
3. Bapak Junedi Ginting, S.Si, M.Si dan Drs. Herli Ginting, M.S sebagai dosen
penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis demi membuat skripsi
ini menjadi lebih baik
4. Seluruh Staf Pengajar / Pegawai program studi fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara.
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Agus Bangun dan Ibu Megaria Br Ginting yang
telah mendoakan, membantu dan memberikan dukungan penuh baik secara
materil maupun moril kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini.
6. Rekan-rekan Fisika Ekstensi 2015 yang telah memberikan semangat dan motivasi
pada penulis.
7. Teman terbaikku Andry, Sardo, Arman, Yusuf, Ayub, Nurhafis, Rudi, Gunawan
dan Meriana yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada penulis..
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas semua
bantuannya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Akhirnya sebagai bagian dari sebuah perjalanan panjang, penulis menyadari
keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk menyelesaikan tugas akhir ini
secara sempurna. Seperti pepatah mengatakan “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Oleh
karena itu, dengan tangan dan hati terbuka penulis menerima kritikan dan saran yang
positif untuk kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun khalayak ramai yang
membacanya. Amin.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC BERDAYA
RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA328

ABSTRAK

Teknologi yang berkembang pesat baik di industri maupun di rumah tangga


menyebabkan kebutuhan akan sumber daya listrik meningkat. Jika pasokan daya
listrik ini tidak mencukupi, kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen tidak
tercapai, diperlukan suatu alternatif dalam penyediaan daya listrik yang mampu
melayani konsumen secara kontinyu.berdasarkan permasalahan tersebut maka telah
dirancang sebuah alat untuk memberikan pasokan listrik bersumber solar cell.
Inverter merupakan sebuah alat yang terdiri dari rangkaian elektronika daya dan
berfungsi untuk mengubah atau meng-konversi arus listrik searah menjadi arus
bolak-balik. Tujuan dari pembuatan alat ini adalah menghasilkan alat yang dapat
memback up sumber listrik jika listrik dari PLN padam sehingga membantu dalam
melakukan pekerjaan ketika listrik PLN padam dan dapat menjadikannya sebagai
energi listrik utama atau cadangan yang bersumber dari aki 12 VDC dan dengan
keluaran 220VAC, yang dapat diaplikasikan pada rumah tangga sebagai tenaga
listrik cadangan dengan biaya yang ekonomis. Berdaya 200 watt secara kontinyu dan
sesaat bisa mencapai 300 watt.

Kata Kunci : ATMega328, inverter pure sine, baterai, solar cell

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DESIGN IN PURE SINUS INVERTER DESIGN OF DC TO LOW-BASED
ACCESSIBLE BASED MICROCONTROLLER ATMEGA328

ABSTRACT

Rapidly growing technology both in industry and in households causes the


need for increased power resources. If the power supply is insufficient, the continuity
of the electricity service to the consumer is not reached, an alternative is needed in
the supply of electric power capable of continuously serving the consumers. Based
on the problem, it has designed a tool to provide electricity supply from solar cell.
Inverter is a device consisting of a series of power electronics and serves to convert
or convert electric current direction into alternating current. The purpose of making
this tool is to produce a tool that can backup up a power source if the electricity from
the PLN is off so it helps in doing the job when the electricity is off and can make it
as main electrical energy or reserve sourced from 12 VDC battery and with 220VAC
output, which can Applied to households as reserve power at an economical cost.
Power 200 watts continuously and for a moment can reach 300 watts.

Kata Kunci : ATMega328, inverter pure sine, battery, solar cell

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vi9
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN 14
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metode Penulisan 4
1.7 Sistematika Penulisan 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Inverter Pure Sine 6
2.1.1 Klasifikasi Inverter 8
2.2 Solar Cell 14
2.2.1 Performasi Solar Cell Panel 16
2.3 Solar Charger Controller 17
2.4 Baterai 18
2.5 Mikrokontroller 20
2.5.1 Definisi 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.5.2 Mkrokontroller Atmega328 22
2.6 Konverter DC - AC 26
2.6.1 Konfigurasi H-Bridge 27
2.7 Osilator 28
2.8 Filter 29
2.9 Transformator 32
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 34
3.1 Perancangan Soesifikasi Umum 34
3.2 Rangkaian Diagram Blok 35
3.3 Perancangan Perangkat Keras 37
3.3.1 Rangkaian inverter sinus murni 37
3.3.2 Rangkaian Solar Cell 40

3.3.3 Rangkaian Baterai 41

3.3.4 Rangkaian Solar Charger Controller 42

3.4 Perancangan Perangkat Lunak 43

3.4.1 Proses Sinus Murni Pada ATmega328 44

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN 46


4.1 Pengujian Dengan Sumber Input Daya 46
4.2 Pengujian Daya Output Inverter 46
4.2.1 Pengujian Daya Output Inverter Tanpa Beban 46

4.2.2 Pengujian Inverter Dengan Beban 47

4.3 Pengujian Gelombang Output 48


4.4 Hasil Pengujian Inverter 49
4.5 Pengukuran Tegangan Dan Arus 52
4.6 Hasil Pengujian Tegangan Dan Arus Dengan Frekuensi 50 Hz 52
4.7 Hasil Pengujian Tegangan Dan Arus Dengan Frekuensi 54

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 55


5.1 Kesimpulan 55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2 Saran 55
DAFTAR PUSTAKA 56
LAMPIRAN 57

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Konfigurasi Rangkaian Jembatan H-Bridge 26
Tabel 2. Pengujian Output Inverter Tanpa Beban 46
Tabel 3. Pengujian Inverter Dengan Beban 46

Tabel 4. Daya Input Dan Output Inverter Dengan Beban 48

Tabel 5. Pengujian Dengan Beban 50

Tabel 6. Pengukuran Tegangan Dan Arus Tanpa Beban 50 Hz 51

Tabel 7. Pengukuran Tegangan Dan Arus Dengan Beban 50 Hz 52

Tabel 8. Pengukuran Tegangan Dan Arus Tanpa Beban 60 Hz 52

Tabel 9. Pengukuran Tegangan Dan Arus Dengan Beban 60 Hz 53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Square, Modified, and Pure Sine Wave 7
Gambar 2. Gelombang kotak 8
Gambar 3. Modified Sine Wave 9
Gambar 4. Analisa modified sine wave 10
Gambar 5. Pure Sine Wave 11
Gambar 6. Grafik intesitas cahaya, arus dan tengangan 14
Gambar 7. Pembangkitan tegangan pada solar cell 14
Gambar 8. Konfigurasi H-bridge menggunakan MOSFET’S 15
Gambar 9. Baterai 17
Gambar 10. Diagram Blok Mikrokontroller 19
Gambar 11. Architecture ATmega328 22
Gambar 12. Konfigurasi Pin Atmega328 23
Gambar 13. Blok Diagram Atmega328 24
Gambar 14. Rangkaian H-bridge 26
Gambar 15. Skematik Osilator 27
Gambar 16. Skematik Penyaring RC 28
Gambar 17. Sinyal pada P1 30
Gambar 18. Rangkaian equivalent transformer 31
Gambar 19. Diagram blok sistem keseluruhan 34
Gambar 20. H-Bridge with Mosfet’s 37
Gambar 21. Simbol Transformator 39

Gambar 22. Gelombang sinus murni di osiloscope 47

Gambar 23. Grafik hubungan beban dan efisiensi inverter 50

Gambar 24. Grafik tegangan dan arus tanpa beban 50 Hz 52

Gambar 25. tegangan dan arus dengan beban 60 Hz 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Program Keseluruhan


Lampiran 4. Data Sheet

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi yang berkembang pesat baik di industri maupun di rumah


tangga menyebabkan kebutuhan akan sumber daya listrik meningkat. Jika pasokan
daya listrik ini tidak mencukupi, kontinuitas pelayanan listrik kepada konsumen
tidak tercapai, diperlukan suatu alternatif dalam penyediaan daya listrik yang mampu
melayani konsumen secara kontinyu, maka dari itu penulis mencoba menuangkan ide
dengan cara membuat alat “RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI
DC KE AC BERDAYA RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA328” yang mampu melayani penyedian listrik secara kontinyu.
Keunggulan dari alat ini yaitu dapat bekerja sebagai backup listrik dalam waktu yang
tertentu selama supply listrik padam dan supply input dari baterai tidak habis. Input
masukan dari alat ini yaitu baterai atau aki yang mampu menyediakan sumber listrik
tanpa jala-jala PLN. Alat ini digunakan pada saat diperlukan, atau sebagai pengganti
listrik PLN yang mengalami gangguan.
Menurut Samir K. Datta (1985) inverter DC ke AC digunakanan untuk
mengubah jenis tegangan sebagai berikut tegangan DC konstan atau tegangan AC
(baik untuk 1 phasa maupun 3 phasa ) , tegangan AC yang diserahkan ke DC
kemudian diubah kembali ke AC 1 Phasa atau 3 Phasa atau tegangan output yang
frekuensinya variabel. Inverter yang terbaik adalah yang mampu menghasilkan
gelombang sinusoida murni atau pure sine wave yaitu bentuk gelombang yang sama
dengan bentuk gelombang dari jaringan listrik (grid utility). Pure Sine Wave setara
bahkan lebih baik dari kualitas gelombang listrik rumahan.
Inverter ini sangat berfungsi sebagai penyedia listrik cadangan baik di
kendaraan maupun dirumah, sebagai emergency power saat aliran listrik rumah
padam. Selain itu di masa mendatang, inverter DC ke AC akan memegang peranan
penting dalam mengubah energi DC dari sumber energi terbarukan sel surya menjadi
energi listrik AC yang kita gunakan sehari-hari.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam aplikasinya, inverter ini dapat digunakan pada perangkat rumah
tangga, komputer, peralatan pertukangan, pompa air, kipas angin, sistem suplai
energi pada rumah di daerah terpencil dan berbagai barang elektronik lainnya. Alat
ini terutama pada perangkat rumah tangga sangat banyak digunakan terutama pada
saat listrik padam dan pada sumber energi DC yang dihasilkan oleh sel surya. Kita
membutuhkan sumber AC untuk digunakan pada lampu dan sistem elektronika
lainnya.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sebuah perangkat inverter tegangan searah menjadi
tegangan bolak balik dengan hasil gelombang sinus dan frekuensi yang
dihasilkan 50 Hz serta siklus yang tetap
2. Bagaimana mengimplementasikan inverter yang akan dirancang dengan
menggunakan beban kipas angin, pemanas (solder) dan lampu
3. Bagaimana merancang inverter dengan frekuensi yang dapat diatur

1.3 Batasan Masalah


Dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan system, maka penulis
memberikan suatu batasan maslah. Batasan masalah itu diantaranya adalah
1. Pembahasan skripsi ini difokuskan pada perancangan rangkaian inverter yang
menghasilkan listrik dengan gelombang yang mendekati sinusoidal
2. Perancangan pembangkit listrik tenaga surya
3. Perancang dan pembuatan alat ini menggunakan ATmega328
4. Inverter yang digunakan inverter pure sine (sinus murni)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari proyek pembuatan skripsi ini adalah
1. Untuk mengetahui prinsip kerja inverter sinus murni
2. Mensimulasikan rancang bangun rangkaian inverter daya rendah 12 Vdc
menjadi 220 Vac 50 hz berdaya 300 Watt
3. Untuk merancang perangkat inverter dengan gelombang keluaran yang
dihasilkan berupa gelombang sinusoidal
4. Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah menghasilkan alat yang dapat
memback up sumber listrik jika listrik dari PLN padam sehingga membantu
dalam melakukan pekerjaan ketika listrik PLN padam dan dapat
menjadikannya sebagai energi listrik utama atau cadangan yang bersumber
dari aki 12 VDC, yang dapat diaplikasikan pada rumah tangga sebagai tenaga
listrik cadangan dengan biaya yang ekonomis.

1.5 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pembuatan skripsi ini adalah
1. Menghasilkan inverter gelombang sinus murni dengan arus kecil
2. Memback up sumber listrik jika terjadi pemadaman dari PLN dengan biaya
yang ekonomis
3. Sebagai penyangga daya utama jika terjadi kegagalan atau pemadaman
4. Alternative terhadap listrik dari PLN bagi daerah yang terisolir dari jaringan
listrik PLN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.6 Metode Penulisan
1. Metode literatur
Pada metode ini penulis mencari berbagai referansi beberapa buku dan
literature yang berhubungan dengan pembuatan alat
2. Metode perancanaan
Metode ini dilakukan dengan cara merancang, membuat dan menguji alat
untuk mendapatkan prinsip kerja sistem inverter sinus murni
3. Metode penelitian
Metode penelitian penulis melakukan pengamatan dan pengujian mengenai
rancangan program untuk mendapatkan hasil pengukuran.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah pembahasan dan penulisan laporan ini, penulis
membuat susunan bab - bab yang membentuk laporan ini dalam sistematika
penulisan laporan dengan urutan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI


Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk
pembahasan dan cara kerja dari rangkaian dan bahasa program yang digunakan,
serta karakteristik dari komponen-komponen pendukung.

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN


Bab ini berisikan tentang proses perancangan dan pembuatan alat. Mulai dari
peancangan dan pembuatan sistem secara hardware atau software

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat,
penjelasan mengenai rangkaian-rangkaian yang digunakan, penjelasan mengenai
program yang diisikan ke mikrokontroller ATMega328.

BAB 5 PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alat ataupun data yang
dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan akhir dari penulisan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Inverter Pure Sine

Inverter merupakan sebuah alat yang terdiri dari rangkaian elektronika daya
dan berfungsi untuk mengubah atau meng-konversi arus listrik searah menjadi arus
bolak-balik. Inverter juga merupakan kebalikan dari converter atau adaptor, yang
berfungsi men-konversi tegangan bolak-balik(AC) menjadi tegangan searah(DC).
Seiring perkembangan waktu, inverter berkembang menjadi tipologi mulai dari
inverter dengan tegangan bolak-balik(AC) saja. Hingga inverter yang dapat
menghasilkan tegangan sinus murni tanpa di sertai harmonisasi. Inverter juga
diklarifikasi berdasarkan bagian fasa-nya, diantaranya satu fasa, tga fasa dan dengan
multifasa.

Fungsi utama inverter adalah mengubah atau meng-konversi tegangan


searah(DC) menjadi tegangan bolak-balik(AC). Inverter biasanya digunakan pada
bidang otomatisasi dan teknik industry, inverter biasanya diaplikasikan pada proses
linear yaitu parameter yang dapat dirubah-ubah. Pada UPS, sistem inverter juga
digunakan untuk merub energy dari baterai menjadi arus output ke perangkat
pemakai.

Di pasaran saat ini ada dua tipe inverter daya yang berbeda, gelombang sinus
yang dimodifikasi dan generator gelombang sinus murni. Inverter ini berbeda dalam
keluarannya, memberikan berbagai tingkat efisiensi dan distorsi yang dapat
mempengaruhi perangkat elektronik dengan berbagai cara. Gelombang sinus yang
dimodifikasi mirip dengan gelombang persegi namun memiliki tampilan
"melangkah" ke dalamnya yang menghubungkan bentuk yang lebih dengan
gelombang sinus. Bentuk gelombang mudah diproduksi karena hanya produk
switching antara 3 nilai pada frekuensi yang ditetapkan, sehingga meninggalkan
sirkuit yang lebih rumit yang dibutuhkan.
Untuk gelombang sinus murni.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Inverter gelombang sinus yang dimodifikasi memberikan solusi murah dan
mudah untuk menyalakan perangkat yang membutuhkan daya AC. Ini memang
memiliki beberapa kekurangan karena tidak semua perangkat bekerja dengan benar
pada gelombang sinus yang dimodifikasi, produk seperti komputer dan peralatan
medis tidak tahan terhadap distorsi sinyal dan harus dilepaskan dari sumber daya
gelombang sinus murni.

Gambar 1. Square, Modified, and Pure Sine Wave

Inverter gelombang sinus murni mampu mensimulasikan secara tepat daya AC


yang disampaikan oleh stopkontak. Biasanya inverter gelombang sinus lebih mahal
maka dimodifikasi generator gelombang sinus karena adanya penambahan sirkuit.
Biaya ini, bagaimanapun, dibuat karena kemampuannya untuk menyediakan listrik
ke semua perangkat elektronik AC, membiarkan beban induktif berjalan lebih cepat
dan lebih tenang, dan mengurangi kebisingan suara dan suara yang terdengar pada
peralatan audio, lampu TV dan lampu neon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.1.1 Klasifikasi Inverter

Berdasarkan gelombang yang dihasilkan,makainverter dapat dibagi menjadi


tiga yaitu:Square Wave ,Modified Sine Wave,Pure Sine Wave (True Sine Wave).
Inverter ini dibedakan berdasarkan keluarannya, termasuk variasi level efesiensi dan
distorsi yang bisa memberikan pengaruh pada peralatan elektronika dengan cara
yang berbeda.

A. Inverter Gelombang Persegi (Square Wave)

Inverter gelombang persegi adalah inverter yang mempunyai output


gelombang berbentuk persegi. Pada umumnya inverter ini tidak bisa digunakan pada
alat elektronika rumah tangga karena outputnya bukan berupa gelombang sinus,
sementara hampir semua peralatan elektronika membutuhkan gelombang sinus atau
sinus modifikasi. bentuk output geombang ini berbentuk persegi seperti gambar
dibawah ini :

Gambar 2. Gelombang kotak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kelebihan dan kekurangan Inverter Gelombang Persegi

Kelebihan dari Inverter model ini adalah :

1. Rangkaian sederhana
2. Tidak banyak membutuhkan komponen
3. Komponen murah dan mudah didapat dipasaran
4. Keberhasilan tinggi

Kekurangannya adalah :

1. Bentuk gelombang keluaran kotak, tidak cocok untuk beban Induktif (Pompa
air, Kulkas, dll)
2. Daya yang dihasilkan masih terbatas
3. Semakin besar beban, semakin besar transformator yang dibutuhkan.

B. Pulse Width Modulation (PWM)

Pada konverter dan motor tenaga elektronik, PWM digunakan secara luas
sebagai alat untuk menyalakan perangkat arus bolak (AC) dengan sumber arus searah
(DC) langsung atau untuk konversi DC / AC lanjutan. Variasi duty cycle pada sinyal
PWM untuk memberikan tegangan DC pada beban pada pola tertentu akan tampak
pada beban sebagai sinyal AC atau dapat mengendalikan kecepatan motor yang jika
tidak akan berjalan dengan kecepatan tinggi atau mati. Ini dijelaskan lebih lanjut di
bagian ini. Pola di mana siklus sinyal PWM bervariasi dapat dibuat melalui
komponen analog sederhana, mikrokontroler digital, atau rangkaian terpadu PWM
yang spesifik.

Inverter modified sine wave hampir sama dengan inverter square wave
tetapi mengunakan tahap lain untuk terlihat lebih mirip ke bentuk gelombang
sinusoidal. Pada inverter modified sine wave, ada tiga level tegangan pada bentuk
gelombang output : high,low dan zero seperti terlihat pada gambar dibawah ini
dengan dead zone diantara high dan low pulsa :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 3. Modified Sine Wave

Gambar 4. Analisa modified sine wave

Kontrol PWM analog memerlukan pembangkitan sinyal referensi dan


pembawa yang memberi umpan ke komparator yang menghasilkan sinyal keluaran
berdasarkan perbedaan antara sinyal. Sinyal referensi adalah sinusoidal dan pada
frekuensi sinyal keluaran yang diinginkan, sedangkan sinyal pembawa sering berupa
gigi gergaji atau gelombang segitiga pada frekuensi yang secara signifikan lebih
besar daripada referensi.
Bila sinyal pembawa melebihi rujukan, sinyal keluaran komparator berada
pada satu keadaan, dan bila referensi berada pada tegangan yang lebih tinggi, output
berada pada keadaan kedua. Proses ini ditunjukkan pada Gambar 3 dengan
gelombang pembawa triangular dalam red, gelombang referensi sinusoidal dengan
warna biru, dan pulsa sinus termodulasi dan tidak dimodulasi. Untuk menghasilkan
output dengan sinyal PWM, transistor atau teknologi switching lainnya digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


untuk menghubungkan sumber ke beban saat sinyal tinggi atau rendah. Konfigurasi
full atau half bridge adalah skema switching yang umum digunakan pada elektronika
daya. Konfigurasi jembatan penuh memerlukan penggunaan empat perangkat
switching dan sering disebut sebagai HBridges karena orientasinya terkait dengan
beban.

Kelebihan dan Kekurangan dari PWM


• Kelebihan
1. menghasilkan distorsi harmonic yang rendah pada tegangan keluaran
dibanding dengan jenis inverter lainnya.
2. Praktis dan ekonomis untuk diterapkan (terutama komponen daya yang
mempunyai waktu penyaklaran sangat cepat).
3. Pada pengendalian kecepatan motor AC, PWM mampu menggerakkan motor
induksi dengan putaran halus dan rentang yang lebar. Selain itu apabila
pembangkitan sinyal PWM dilakukan secara digital akan dapat diperoleh
unjuk kerja sistem yang bagus karena lebih kebal terhadap derau.
• Kekurangan
1. Rugi-rugi switching naik karena frekuensi PWM yang tinggi.
2. Tegangan output menjadi berkurang.
3. Problem interferensi elektromagnetik (EMI) disebabkan harmonik orde
tinggi.

C. Inverter Pure Sine Wave

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sumber daya terbaik untuk sebagian besar aplikasi adalah gelombang 50Hz
sinus murni, identik dengan sumber 120Vrms tersedia dari perusahaan listrik Negara.
Semua perangkat plug-in listrik rumah tangga yang rendah dirancang untuk bekerja
dengan sumber ini (perangkat daya tinggi seperti oven memasak menggunakan
sumber 240V) dan dengan demikian akan paling mungkin untuk bekerja dengan baik
dan paling efisien pada sumber tersebut.

Inverter jenis ini memiliki keluaran gelombang sinus yang murni sehingga
lebih efisien dar pada jenis inverter yang lain.Dalam penelitian ini akan diupayakan
merancang inverter jenis ini.

Gambar 5. Pure Sine Wave

Gelombang atau bentuk gelombang adalah suatu grafik yang menyatakan


sinyal sebagai fungsi dari waktu. Atau disebut juga getaran selaras sederhana yang
merupakan gerak harmonis dengan frekuensi dan amplitudo tetap. Sedangkan bentuk
gelombang sinus merupakan pengulangan tanpa henti dari suatu osilasi antara dua
nilai puncak, yaitu puncak negatif dan puncak positif. Sumber daya terbaik untuk
sebagian besar aplikasi adalah gelombang sinus murni 60Hz, identik dengan sumber
120Vrms yang tersedia dari perusahaan listrik AS manapun.

Semua perangkat plug-in rumah tangga berdaya rendah dirancang untuk


bekerja dengan sumber ini (perangkat dengan daya tinggi seperti oven masak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menggunakan sumber 240V) dan, dengan demikian, kemungkinan besar akan
bekerja dengan baik dan paling efisien pada sumber seperti itu. Sumber gelombang
sinus yang benar diproduksi paling mudah untuk aplikasi daya tinggi melalui mesin
listrik berputar seperti generator turbin gas angkatan laut, generator diesel tahan
rumah atau generator cadangan bensin, atau berbagai generator yang digunakan oleh
perusahaan listrik yang menggunakan torsi poros untuk menciptakan Arus AC
Sumber ini menyediakan gelombang sinus murni yang relatif bersih (kurang
harmonik dan noise frekuensi tinggi) berkat susunan rotasi analognya.

Mesin rotasi semacam itu bisa tidak sesuai untuk penggunaan cadangan
daya rendah karena biaya tinggi, ukuran besar dan perawatan yang dibutuhkan.
Dengan demikian, inverter gelombang sinus murni digital yang lebih kecil bisa
sangat berguna. Bentuk gelombang dikelompokkan menjadi :

1. Bentuk gelombang dasar meliputi bentuk gelombang anak tangga, sinus dan

eksponensial.

2. Bentuk gelombang komposit merupakan bentuk gelombang yang tersusun dari

beberapa bentuk gelombang dasar.

Periode atau waktu getar (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu getaran lengkap (detik). Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang
dilakukan dalam satu detik (Hertz). Hubungan frekuensi dan perioda: f =1/T

Kelebihan dan Kekurangan dari Pure Sine Wave

Kelebihan

1. Beban induktif seperti oven microwave dan motor berjalan lebih cepat,
ringan, lebih halus, efisien, dan dingin.
2. Tidak merusak perangkat elektronik induksi misalnya motor kipas,
lampu neon, audio amplifier, tv, fax dll.
3. Mencegah crash di komputer, hasil print out aneh, dan gangguan di
monitor televisi maupun komputer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kekurangan

1. Gelombang sinus yang dimodifikasi tidak akan berfungsi dengan baik


pada laser printer mesin fotocopy, hard drive, pembuat kopi, mesin jahit
elektronik,dan trasnformer.
2. Gelombang sinus yang dimodofikasi dapat meningkatkan gangguan pada
radio, efek pemanasan yang lebih tinggi di motor atau microwave.
3. Dapat menyebabkan oeverloading kerena penurunan impedansi
frekuansi rendah penyaring kapasitor atau perbaikan power kapasitor.

2.2. Solar Cell

Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik
secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan
menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik
untuk rumah Anda atau untuk perusahaan Anda.

Solar panel Sebagai sistem tenaga surya yang lebih efisien dan lebih
terjangkau untuk mengambil keuntungan dari manfaat ekonomi dan lingkungan.
Solar panel tidak hanya hanya digunakan di rumah-rumah, surya panel digunakan
dalam Kawasan dan daerah terpencil lokasi sekolah yang kekurangan listrik,
masyarakat dan peralatan telekomunikasi dan pompa air.

Cara Kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori chaya sebagai
partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya yang tampak maupun yang tidak
tampak memiliki dua buah fisik yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai
partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali di ungkapkan oleh
Einstein pada tahun 1905. Sel surya berfungsi untuk melewati efek fotolistrik
dimana bahan-bahan tertentu menciptakan aliran listrik saat matahari bersinar di
atasnya. Panel surya sendiri terdiri dari kristal silikon di mana setiap setengah
didopin menjadi dopan yang berbeda untuk menghasilkan sebuah semikonduktor.

Ketika matahari muncul di permukaan, panel surya menyediakan energi


yang dibutuhkan untuk semikonduktor untuk menghasilkan arus searah (DC). Efek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sel photovoltaik terjadi akibat lepasnya elektron yang disebabkan adanya cahaya
yang mengenai logam. Logam-logam yang tergolong golongan 1 pada sistem
periodik unsur-unsur seperti Lithium, Natrium, Kalium, dan Cessium sangat mudah
melepaskan elektron valensinya. Selain karena reaksi redoks, elektron valensi logam-
logam tersebut juga mudah lepas oleh adanya cahaya yang mengenai permukaan
logam tersebut. Diantara logam-logam diatas Cessium adalah logam yang paling
mudah melepaskan elektronnya, sehingga lazim digunakan sebagai foto detektor.

AC Circuit adalah sirkuit utama ke dalam rumah. Hal ini terhubung ke kotak
sekering dan kemudian energi tersebut digunakan untuk menyalakan peralatan di
rumah tangga. Sirkuit AC ini juga menghubungkan meteran listrik untuk rumah. Hal
ini memungkinkan perusahaan listrik untuk menentukan berapa besar daya tersebut
membeli dari rumah tangga tersebut serta berapa banyak daya yang disediakan untuk
rumah tangga tersebut.

Grafik Karakteristik Intensitas Cahaya VS Arus Dan Tegangan

Gambar 6. Grafik intesitas cahaya, arus dan tengangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Proses Pembangkitan Tegangan Pada Solar Cell

Gambar 7. Pembangkitan tegangan pada solar cell

Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah sebanding dengan
frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin kearah warna
cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan
berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik
dapat dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.

2.2.1 Performansi Solar Cell Panel

Konverter H-Bridge atau fullbridge adalah konfigurasi switching yang


terdiri dari empat switch dalam pengaturan yang menyerupai H. Dengan
mengendalikan switch yang berbeda di jembatan, tegangan positif, negatif, atau
zeropotensial dapat ditempatkan di seluruh beban. Bila beban ini adalah motor,
keadaan ini sesuai dengan forward, reverse, dan off. Penggunaan konfigurasi H-
Bridge untuk menggerakkan motor.

Gambar 8. Konfigurasi H-bridge menggunakan MOSFET’S

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2.3. Solar Charger Controller

Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk


mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar
charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian - karena baterai sudah
'penuh') dan kelebihan voltase dari panel surya/solar cell. Kelebihan voltase dan
pengisian akan mengurangi umur baterai.

Solar charge controller menerapkan teknologi pulsa width modulation


(PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke
beban. Panel surya/solar cell 12 Volt umumnya memiliki tegangan output 16 - 21
Volt.Jadi tanpa solar charge controller, baterai akan rusak oleh over-charging dan
ketidakstabilan tegangan. Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14 - 14.7
Volt. Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut:

1. Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging dan


overvoltage.
2. Mengatur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak 'full
discharge', dan overloading.
3. Monitoring temperatur baterai.

Untuk membeli solar charge controller yang harus diperhatikan adalah:

1. Voltage 12 Volt DC / 24 Volt DC.


2. Kemampuan (dalam arus searah) dari controller. Misalnya 5 Ampere, 10
Ampere, dsb.
3. Full charge dan low voltage cut.

Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya
mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh
terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya/solar cell berhenti. Cara
deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Solar charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan tertentu,
kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali. Solar Charge
Controller biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang terhubung dengan output
panel surya/solar cell, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan baterai/aki dan
1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load ). Arus listrik DC yang
berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya karena biasanya ada
'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya / solar cell
ke baterai, bukan sebaliknya. Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih
dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal
dari tenaga angin ataupun mikro hidro.

Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu mempunyai


2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang dihasilkan
menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga keterbatasan
waktu yang tidak bisa disuplai energi matahari secara full, dapat disupport oleh
tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya listrik per bulannya
bisa jauh lebih besar dari energi matahari.

2.4. Baterai

Pengertian Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik
dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat
berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses
elektrokimia reversible adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan
kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas)
yang berlawanan di dalam sel.

Fungsi Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen
kelistrikan lainnya.

Gambar 9. Baterai

Didalam bateria mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan
negatif dalam bentuk plat. Plat tersebut dibuat dari timah. Karena itu baterai tipe ini
sering disebut baterai timah, Ruangan didalamnya dibagi menjadi beberapa sel
(biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan didalam masing masing sel terdapat
beberapa elemen yang terendam didalam elektrolit. Pada mobil banyak terdapat
komponen-komponen kelistrikan yang digerakkan oleh tenaga listrik.
Diwaktu mesin mobil hidup komponen kelistrikan tersebut dapat digerakkan
oleh tenaga listrik yang berasal dari alternator dan baterai (aki), akan tetapi pada saat
mesin mobil sudah mati, tenaga listrik yang berasal dari alternator sudah tidak
digunakan lagi, dan hanya berasal dari baterai saja. Contoh bentuk pemakaian energi
listrik saat mesin mobil dalam kondisi off (mati) adalah pada lampu parkir, lampu
ruangan, indikator pada ruangan kemudi, peralatan audio (tape recorder), peralatan
pengaman dan lain-lain.
Jumlah tenaga listrik yang disimpan dalam baterai dapat digunakan sebagai
sumber tenaga listrik tergantung pada kapasitas baterai dalam satuan amper jam
(AH). Jika pada kotak baterai tertulis 12 volt 60 AH, berarti baterai baterai tersebut
mempunyai tegangan 12 volt dimana jika baterai tersebut digunakan selama 1 jam
dengan arus pemakaian 60 amper, maka kapasitas baterai tersebut setelah 1 jam akan
kosong (habis). Kapasitas baterai tersebut juga dapat menjadi kosong setelah 2 jam
jika arus pemakaian hanya 30 amper. Disini terlihat bahwa lamanya pengosongan
baterai ditentukan oleh besarnya pemakaian arus listrik dari baterai tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Semakin besar arus yang digunakan, maka akan semakin cepat terjadi
pengosongan baterai, dan sebaliknya, semakin kecil arus yang digunakan, maka akan
semakin lama pula baterai mengalami pengosongan. Besarnya kapasitas baterai
sangat ditentukan oleh luas permukaan plat atau banyaknya plat baterai. Jadi dengan
bertambahnya luas plat atau dengan bertambahnya jumlah plat baterai maka
kapasitas baterai juga akan bertambah.
Sedangkan tegangan accu ditentukan oleh jumlah daripada sel baterai, dimana
satu sel baterai biasanya dapat menghasilkan tegangan kira kira 2 sampai 2,1 volt.
Tegangan listrik yang terbentuk sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel.
Jika baterai mempunyai enam sel, maka tegangan baterai standar tersebut
adalah 12 volt sampai 12,6 volt. Biasanya setiap sel baterai ditandai dengan adanya
satu lubang pada kotak accu bagian atas untuk mengisi elektrolit aki.

2.5. Mikrokontroller
2.5.1 Definisi

Sebuah computer mikro memiliki tiga komponen utama: unit pengolah


pusat (CPU = central prossecing unit),memori dan system input/output (I/O) untuk
dihubungkan dengan perangkat luar,CPU,yang mengatur system kerja computer
mikro, dibangun oleh sebuah mikroprosesor. Memori terdiri atas EEPROM untuk
menyimpan program dan RAM untuk menyimpan data. Sistem I/O bias dihubungkan
dengan perangkat luar misalnya sebuah keyboard dan sebuah monitor, bergantung
pada aplikasinya. Apabila CPU, memori dan sistem I/O dibuat dalam sebuah chip
semikonduktor, maka inilah yang dinamakan mikrokontroler (Usman, 2008).

Sama halnya dengan mikroprosesor, mikrokontroler adalah piranti yang


dirancang untuk kebutuhan umum.Fungsi utama dari mikrokontroler adalah
mengontrol kerja mesin atau sistem menggunakan program yang disimpan pada
sebuah ROM.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 10. Diagram blok mikrokontroller

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut


memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum.
Untuk membuat sistem minimum paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,
walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal,
sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler dapat beroperasi. Untuk
merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras
dan perangkat lunak, yaitu sistem minimum mikrokontroler, software pemrograman
dan kompiler, serta downloader.Yang dimaksud dengan sistem minimum adalah
sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan
sebuah aplikasi.
Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada
dasarnya, sebuah sistem minimum mikrokontroler AVR memiliki prinsip dasar yang
sama dan terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri,
2. rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari
awal,
3. rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU,
4. rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumberdaya.

2.5.2 Mikrokontroller Atmega328

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer).

Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :

1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
2. 32 x 8-bit register serba guna.
3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent
karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
8. Master / Slave SPI Serial interface.

Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan


memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan
kerja dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam
satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya
sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi –
instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba
guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang
dapat dilakukan dalam satu siklus.
Enam dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register
pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada
ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X (
gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z (

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit.
Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register
serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory
mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus
antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI,
EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada
alamat 0x20h – 0x5Fh.
Berikut ini adalah tampilan architecture ATmega 328 :

Gambar 11. Architecture ATmega328

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat


berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan
seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator eksternal
karena di dalamnya sudah terdapat internal oscillator. Selain itu kelebihan dari AVR
adalah memiliki Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol reset dari luar karena

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


cukup hanya dengan mematikan supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan
reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat beberapa fungsi khusus seperti ADC,
EEPROM sekitar 128 byte sampai dengan 512 byte.

AVR Atmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC


yang memiliki 8K byte in-System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan
konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan
maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika dibandingkan dengan ATmega8L
perbedaannya hanya terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk bekerja.
Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7
- 5,5 V sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada tegangan antara 4,5 –
5,5 V.

Gambar 12. Konfigurasi Pin Atmega328

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan
fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 13. Blok Diagram Atmega328

Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari
kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering
arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian.
Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut
seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set
Reference.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang 10 penggunaan
kebutuhan instrukasi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat
menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan
singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin
interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi.
Namun hal tersebut harus dilakukan melalui software.

2.6 Konverter DC – AC

Sinus murni inverter gelombang merupakan teknologi inverter terbaru .


Gelombang yang dihasilkan oleh inverter ini adalah sama dengan atau lebih baik dari
daya yang dikirim oleh utilitas . Biasanya gelombang sinus inverter lebih mahal
daripada gelombang inverter sinus dimodifikasi karena rangkaian tambahannya. Ada
dua metode di mana tegangan rendah DC berubah menjadi daya AC :
1. tegangan rendah DC power pertama didorong ke sumber listrik tegangan
tinggi menggunakan booster DC - DC kemudian dikonversi ke listrik AC
menggunakan modulasi lebar pulsa .
2. tegangan rendah daya DC pertama dikonversi ke listrik AC menggunakan
modulasi lebar pulsa kemudian didorong untuk tegangan AC tinggi
menggunakan dorongan transformator .
Metode kedua digunakan dalam inverter yang modern secara luas karena
kemampuannya untuk menghasilkan tegangan output konstan dibandingkan dengan
metode pertama yang membutuhkan sirkuit tambahan untuk meningkatkan tegangan
.

2.6.1 Konfigurasi H-Bridge


H-Bridge atau dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi
jembatan H merupakan rangkaian pengendali motor dengan dua jalur rangkaian yang
bisa dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik pada motor tersebut.
Perhatikan rangkain H-Bridge dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 14. Rangkaian H-bridge

Cara kerja rangkaian pengendali motor diatas ketika saklar A dan D tertutup,
maka motor akan berputar searah jarum jam atau CW (clockwise). Sedangkan jika
saklar yang tertutup adalah saklar B dan C, motor akan berputar berlawanan arah
jarum jam atau CCW (counter clockwise). Dari penjelasan transistor sebagai saklar
kita tahu bahwa transistor bisa menggantikan kedudukan saklar pada rangkaian H-
bridge diatas sehingga lebih mudah dikontrol.
Tabel 1. Konfigurasi rangkaian jembatan H-Bridge

A C B D Hasil tegangan

On Off Off on Positif

Off On On off Negatif

On On Off off zero potensial

Off Off On on zero potensial

Tabel diatas membantu kita untuk lebih memahami prinsip kerja rangkaian
jembatan H dalam menghasilkan tegangan bolak-balik atau sering disebut tegangan
AC.

2.7 Osilator
Osilator adalah rangkaian yang menyediakan gelombang sinus tersaring dari
frekuensi yang diinginkan oleh pengguna berdasarkan konfigurasi resistor dan
kapasitor di sirkuit. Sirkuit ini menyelesaikan tugas ini dengan empat amplifier
operasional yang menyangga atau menguatkan sinyal. Osilator ini adalah osilator
pergeseran fasa, namun tidak seperti varietas pergeseran fasa lainnya yang
memerlukan pergeseran fasa 90 derajat atau lebih, osilator bubba hanya memerlukan
pergeseran 45 derajat agar berfungsi. Ini karena keempat op ampnya, bahwa bila
diletakkan secara seri, menghasilkan pergeseran 180 ° total. Osilator ini
menawarkan beberapa fitur yang tidak dapat dilakukan oleh osilator lain, faktor
terbesar adalah bahwa stabilitas frekuensi tetap berlaku saat masih memberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


output distorsi yang rendah. Alasan untuk ini melibatkan empat filter yang melewati
sinyal, memberikan sinyal yang jelas dan stabil pada titik P5, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar di bawah ini

Gambar 15. Skematik Osilator

2.8 Filter
Filter adalah rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output
pada frekuensi tertentu.unuk meranncang filter dapat digunakan komponen pasif
(R,L,C)dan komponen aktif seperti op-amp,dan transistor. Dengan demikian filter
dapat dilkelompokkan menjadi filter pasif dan aktif. Pada dasarnya filter dapat
dikelompokkan berdasarkan tanggapan frekuensinya menjadi 4 jenis yaitu:

a. Filter lolos rendah


b. Filter lolos tinggi
c. Filter lolos rentang
d. Filter tolak rendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pada pembuatan filter sering kali dihindari penggunaan induktor,terutama
karena ukurannya yang besar,sehingga pada umumnya fiter pasif hanya
menggunakan komponen R dan C saja. Filter lolos rendah adalah filter yang hanya
meloloskan frekuensi yang lebih rendah dari cut-off (fc).diatas frekuensi tersebut
outputnya mengecil (idealnya tidak ada).
Empat filter RC identik menggeser sinyal 45 derajat masing-masing. Hal ini
menyebabkan pergeseran fasa 180 derajat yang kemudian dikembalikan ke
pergeseran fasa nol dengan penguat pembalik ditempatkan di penguat operasional
pertama. Matematika di balik pergeseran fasa filter pada Gambar 5 ditunjukkan pada
kelompok persamaan (2):

Gambar 16. Skematik Penyaring RC

Efek samping lain dari penyaringan, bagaimanapun, adalah bahwa sinyal


menjadi dilemahkan, cukup sehingga sinyal harus diperkuat sehingga osilator

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bekerja. Ini hanya akan bekerja jika sinyal yang masuk kembali ke sistem sama
dengan yang dimulainya.

Karena persamaan di atas menunjukkan redaman total sistem adalah ¼ dari


sinyal asli, oleh karena itu penguatan penguat pembalik harus sebesar 4. Bila
pengetahuan ini digabungkan dengan pergeseran fasa 180 derajat filter, dapat
ditentukan bahwa Penguat memiliki nilai 4 agar sirkuit melewati sinyal asli dan
dengan demikian berosilasi. Masalah yang ada di semua osilator adalah hampir tidak
mungkin untuk mendapatkan amplifikasi sinyal yang tepat. Jika amplifikasi terlalu
kecil maka sinyal osilator akan membusuk menjadi tidak ada apa-apa, namun jika
terlalu besar, sinyal akan terus menguat sampai menyentuh rel op-amp. Ini berarti
bahwa semacam umpan balik nonlinier harus diimplementasikan dengan osilator ini
sehingga sinyal yang diberikan benar-benar akan menjadi gelombang sinus yang
stabil.
Osilator memecahkan masalah ini dengan sifat dasar op amp, saat sinyal
diperkuat kembali ke sirkuit, sinyal akan terpotong pada puncak gelombang sinus.
Hal ini karena amplitudo mencapai rel dari op amp yang memungkinkan sinyal
menstabilkan dan memberikan umpan balik nonlinier yang dibutuhkan.

Gambar 17. Sinyal pada P1


Gambar 15 menunjukkan bagaimana sinyal terlihat saat melewati titik ini, yang
merupakan titik P1 pada Gambar 4. Dapat diterima sinyal masuk ini terpotong pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


puncak karena melalui 4 filter yang disediakan oleh sirkuit, semua distorsi yang
terkait dengan Sinyal untuk sebagian besar dieliminasi, memberikan gelombang
sinus bersih.
Filter datang dalam berbagai paket, dengan banyak kelebihan dan kerugian.
Misalnya, filter digital mudah dikonfigurasi ulang dan hampir dapat memiliki
respons frekuensi yang diinginkan. Jika responnya hanya lowpass / highpass /
perilaku bandpass dengan frekuensi yang ditentukan, filter aktif dapat dibuat untuk
memiliki tepi yang sangat tajam pada cutoff, menghasilkan pengurangan noise yang
sangat besar dan sangat sedikit. Atenuasi sinyal. Ini, bagaimanapun, membutuhkan
opamps. Opamps mampu menyaring gelombang sinus RMS 120V yang ada, namun
mahal dan lossy, karena opamp harus bisa menghasilkan ratusan watt, dan harus
sangat besar untuk melakukannya tanpa terbakar.
Filter digital memiliki kekurangan yang sama dan, yang dirancang dengan
teknologi TTL dan CMOS, hanya dapat bekerja dengan sinyal kecil. Terakhir kita
datang ke filter pasif. Umumnya berukuran besar dan sangat resistif pada frekuensi
rendah, filter ini sering kali tampaknya memiliki lebih banyak aplikasi prototipe, atau
mungkin digunakan pada perangkat yang biaya rendahnya penting, dan efisiensinya
tidak. Dengan pilihan ini, aplikasi seperti inverter sinus daya tinggi dibiarkan hanya
dengan satu pilihan: filter pasif. Hal ini membuat desain sedikit lebih sulit untuk
dicapai. Memperhatikan bahwa filter pasif memperkenalkan resistansi yang lebih
tinggi pada frekuensi rendah (karena induktansi yang lebih besar, yang memerlukan
kabel yang lebih panjang), pilihan yang jelas adalah beralih pada frekuensi tertinggi.
Masalah dengan pilihan ini, bagaimanapun, adalah bahwa MOSFET switching
mengenalkan lebih banyak kerugian switching pada frekuensi yang lebih tinggi. Ini
akan menyiratkan bahwa kita harus beralih lebih lambat untuk meningkatkan
efisiensi switching kita, yang bertentangan dengan kebutuhan filter untuk frekuensi
yang lebih tinggi.
Filter.

2.9 Transformator

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Gambar 18. Rangkaian equivalent transformer

Pada gambar diatas dapat dilihat posisi komponen yang membentuk


trasformator.Adapun keterangan gambar 2.13 lebih lanjut adalah sebagai berikut:
a. Ip adalah arus primer
b. Vp adalah tegangan primer
c. Rp adalah hambatan primer
d. Is adalah arus sekunder
e. Vs adalah tegangan sekunder
f. Rs adalah hambatan sekunder
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi.
Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan


skunder transformator ada dua jenis yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan


bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np >
Ns).

Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan


sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 3 PERANCANG SISTEM

3.1. Perancangan Spesifikasi Umum

Perancangan pada tugas akhir ini dilakukan untuk memberikan solusi atas
permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan yang ada dalam hal ini adalah
penggunaan soalr cell dalam memberikan solusi alternative atas energy listrik selain
menggunakan energy listrik dari PLN. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
dalam perancangan untuk menghasilkan sebuah solusi atas masalah yang ada.
Sebelum merancang blog diagram maka terlebih dahulu harus dibuat spesifikasi awal
dari rangkaian agar lebih mudah dalam merancang rangkaian. Adapun spesifikasi
awal dari rangkaian keseluruhan sistem ini adalah :

1. Solar cell 300 watt sebagai input dasar


2. Solar charger controller untuk Mengatur arus untuk pengisian ke baterai,
menghindari overcharging, dan overvoltage.
3. Batteray berfungsi untuk menyimpan energi listrik
4. Display yang digunakan adalah LCD 2 x 16 (dua baris enambelas karakter).
5. Setting sebagai pengatur (control) frekuensi dari beban
6. Inverter pure sine berfungsi sebagai meng-konversi arus searah menjadi arus
bolak-balik

Disini penulis akan menjelaskan setiap langkah dari pembuatan perangkat


keras (hardware) sistem ini. Tahap demi tahap perlu diperhatikan mengingat
keberhasilan dari sistem unu tergantung dari cara membuat sistem bagian demi
bagian berdasarkan tahapan yang ditentukan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.2 Diagram Blok
Untuk memudahkan dalam proses perancangan sistem maka sebaiknya
terlebih dahulu yang dilakukan adalah perancangan blok diagram sistem. Hal ini uga
akan membantu dalam menjelaskan dan menganalisa blok diagram sistem secara
umum. Blok diagram merupakan bentuk penyederhanaan dari seluruh sistem. Blok
diagram ini menyatakan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih sistem yang
memiliki kekuatan kerja sendiri.

Gambar 19. Diagram blok sistem keseluruhan

Diagram blok sistem penelitian pada gambar 3.1. diatas menunujukan urutan
cara kerja sistem secara keseluruhan. Adapun fungsi dari setiap blok adalah sebagai
berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Blok solar cell : dalam perancangan ini menggunakan solar cell.
Solar cell ini berfungsi untuk masukan utama
daya.

Blok charger control : dalam perancangan ini menggunkan solar charger


control. Charger control ini berfungsi Mengatur
arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar
baterai tidak 'full discharge', dan overloading.

Blok baterai : blok ini berfungsi sebagai menyimpan energi


listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan
digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik
searah(DC).

Blok mikrokontroller : berfungsi sebagai pengontrol/pengendali semua


cara kerja rangkaian sehingga sistem ini dapat
bekerja sesuai fungsi masing-masing.

Blok setting : blok ini berfungsi sebagai pengontrol frekuensi


dari beban yang berubah-ubah.

Blok inverter sinus murni : mengubah atau meng-konversi tegangan


searah(DC) menjadi tegangan bolak-balik(AC).

Daya yang dihasilkan oleh solar cell akan diregulasi oleh solar charger
controller. Charger akan disetting oleh mikrokontroller yang berfungsi mengatur
charger aki merupakan rangkaian yang terus menerus mengisi aki selama rangkaian
dihidupkan (ON). Jika aki sudah penuh dan rangkaian tidak dimatikan (OFF) maka
akan terjadi over charger, yang bisa menyebabkan penguapan cairan elektrolit dan
merusak elemen-elemennya.
Sebelum terjadi maka akan disetting terlebih dahulu oleh mikrokontroller.
Kemudian daya yang telah teregulasi tersebut akan digunakan untuk mengisi baterai
penyimpan. Selanjutnya daya dari battery tersalurkan ke inverter. Inverter adalah
sebuah perangkat elektronik yang mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak
balik (AC) yang frekwensinya dapat diatur. Inverter yang digunakan di sini inverter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pure Sine Wave adalah inverter yang menghasilkan output gelombang sinus murni
setara PLN. Kemudian daya dari inverter akan disalurkan ke beban seperti kipas
angin, lampu dan lain-lain.

3.3 Perancangan Perangkat Keras


3.3.1 Rangkaian inverter sinus murni
Rangkaian ini merupakan rangkaian yang berfungsi mengubah atau meng-
konversi tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC). Komponen yang
diutamakan di alat ini adalah rangkaian inverter sinus murni ini, karena inverter ini
sangat baik digunakan bahkan lebih baik dari PLN. Inverter ini bekerja dengan
teknik true sine wave inverter. Teknik diperlukan terutama untuk beban-beban yang
masih menggunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancer dan tidak cepat panas.
Oleh karena itu dari sisi harga maka inverter ini adalah yang paling mahal diantara
yang lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli dari
jaringan listrik PLN. Berikut adalah fitur-fitur dari inverter tersebut :

1. Micro CPU processor control


2. Gelombang sinus murni dengan keluaran arus bolak-balik
3. Rendahnya konsumsi diri dan nyata
4. Bekerja dengan peralatan AC secara luas, seperti pendingin ruangan, kulkas,
pompa, tv, lampu, kipas dan sebagainya, Tergantung ukuran inverter
5. Hemat 12% daya setidaknya pada dasar mode hemat
6. Penuh perlindungan cerdas, kelebihan beban, arus lebih, tegangan lebih,
panas, korsleting, tegangan rendah dan sebagainya.
7. Output tegangan dan frekuensi dapat disesuaikan
8. Tegangan dan frekuensi adalah opsional : 220V/110v+-10%, 50/60hz
9. Dengan RS232 fungsi komunikasi bersifat opsional
10. Tegangan masukan arus searah, 12V/24V/48V/120V/220Vdc adalah opsional
11. 2 fase keluaran dari 1 inverter, 220V/110Vac 50/60Hz adalah opsional

Bagian-bagian dari inverter sinus murni yaitu :


A. Mosfet’s input

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Membangkitkan gelombang sinus yang berpusat pada voltase nol
memerlukan voltase positif dan negatif pada beban, untuk bagian positif dan negatif
dari gelombang. Hal ini dapat dicapai dari satu sumber melalui penggunaan empat
sakelar MOSFET yang diatur dalam konfigurasi H-Bridge. Untuk meminimalkan
kehilangan daya dan memanfaatkan kecepatan peralihan yang lebih tinggi, MOSFET
NChannel dipilih sebagai saklar di jembatan. Tingkat terjemahan antara sinyal PWM
dan voltase yang dibutuhkan untuk meneruskan bias sisi tinggi MOSFET NChannel,
rangkaian terintegrasi driver IR2110 MOSFET dipilih. Diagram rangkaian H-Bridge
dengan MOSFET dan driver ditunjukkan pada Gambar di bawah ini

Gambar 20. H-Bridge with Mosfet’s


Pengoperasian perangkat IR2110 akan dikendalikan melalui sinyal PWM yang
dihasilkan. Sinyal PWM akan diumpankan ke pin HIN dan LIN secara bersamaan.
Jika logika internal mendeteksi logika tinggi, pin HO akan digerakkan; Jika logika
rendah terdeteksi, pin LO akan digerakkan. Kontrol pin SD menutup perangkat dan
tidak terpakai dan terikat ke ground. Pin tambahan yang memerlukan koneksi
eksternal adalah pin VSS yang akan diikat ke ground, pin Vcc yang akan
dihubungkan ke 12V, pin memerlukan koneksi ke komponen bootstrap dan output
keMOSFET. Kapasitor bootstrap dan dioda akan dihubungkan seperti yang ditunjuk.
Nilai untuk komponen ini dihitung dari catatan aplikasi ANCH78 International
Rectifier, HV Floating MOSGate Driver ICs. Rumus untuk nilai kapasitor minimum
bootstrap yang diperoleh dari dokumen ini ditunjukkan di bawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Nilai kapasitor minimum dihitung menjadi 2uF untuk sisi 50Hz jembatan dan
51nF untuk sisi 50KHz jembatan. Elemen dari persamaan di atas ditentukan dari
lembar data sebagai berikut:
Qg = Gerbang Charge dari High Side FET = 110nC
Iqbs = Diam saat ini untuk sirkuit driver sisi tinggi = 230uA
Qls = Tingkat biaya pergeseran yang diperlukan per siklus = 5nC
Icbs (bocor) = Kapasitor bootstrap arus bocor = 250uA
F = Frekuensi = 60Hz untuk sisi kiri jembatan, 50Khz untuk sisi
kanan jembatan
Vcc = Tegangan Pasokan = 12V
Vf = Teruskan jatuh tegangan pada dioda bootstrap = 1.3V
Vls = Tegangan turun di sisi rendah FET = 1.5V

Komponen yang akan digunakan sesuai perhitungan di atas adalah 2.2uF


+20%, Kapas 50V Kemet C330C225M5U5TA dan kapasitor .056uF + / 10%, 200V
Kemet C330C563K2R5CA. Dioda yang akan digunakan adalah Rectifier
Internasional 8ETu04ND 8Amp 400V Ultrafast Rectifier. Mengemudi empat
MOSFET di Hbridge Konfigurasi memungkinkan +170, 170, atau 0 volt melintasi
beban kapan saja. Untuk memanfaatkan sinyal PWM dan teknologi ini, sisi kiri dan
kanan jembatan akan digerakkan Dengan sinyal yang berbeda. Driver MOSFET di
sisi kiri jembatan akan menerima gelombang persegi pada 60Hz, dan sisi kanan akan
menerima sinyal PWM 50KHz. Gelombang persegi 60Hz akan mengendalikan
polaritas gelombang sinus keluaran, sedangkan sinyal PWM akan mengendalikan
amplitudo. MOSFET yang akan digunakan dalam desain adalah IRFB20N50KPbF
Hexfet Power MOSFET, diberi nilai 500V pada 20A dengan RDS sebesar .21ohm.

B. Transformator

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang memindahkan energi
listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu
gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Trafo digunakan
secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunanya dalam
sistem tenaga yaitu dengan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis.

Gambar 21. symbol transformator

3.3.2 Rangkaian solar cell

Solar cell ini memiliki effesiensi yang baik. Solar cell ini dibuat dengan
menggunakan sel dengan lapisan SiN. Solar cell ini cocok untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan untuk rumah di daerah terpencil yang tidak memiliki
akses ke jaringan PLN dan cocok untuk aplikasi industri terpencil seperti telemetri
dan instrumentasi sistem. Produk ini menawarkan peningkatan efisiensi melalui
penggunaan sel monocrystalline dan output daya nominal 12V, sehingga ideal untuk
aplikasi pengisian daya baterai. Solar cell ini telah terbukti bekerja pada suhu tinggi
dan didesain dengan kuat sehingga membuat produk ini tahan lama di lapangan dan
mudah untuk memasangnya. Berikut adalah spesifikasi dari panel solar cell ini :
1. Daya maksimalnya 300 watt
2. Jenis sel monokristalin
3. Tegangan pada Pmax(Vmp) 18V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Arus pada Pmax (Imp) 7,78A
5. Arus hubung singkat (Isc) 8.4A
6. Tegangan rangkaian terbuka (Voc) 22.2V
7. Tegangan sistem maksimum 1000 Vdc

3.3.3 Rangkaian baterai


Baterai yg digunakan merupakan baterai isi ulang yang dirancang untuk
memberikan kinerja luar biasa dalam kondisi overcharge, overdischarge, serta
getaran dan shock. Dengan yang bentuk yang kecil baterai ini dapat menghemat
ruang yang tersedia. Penggunaan epoxy khusus untuk segel, dan jalur listrik serta
konstruksi penutup, menjamin bahwa baterai ini akan memastikan tidak adanya
kebocoran dan memungkinkan mereka untuk digunakan dalam posisi apapun.
Berikut adalah spesifikasi dari baterai tersebut :
1. Tegangan nominal 12V
2. Nilai kapasitasnya 100Ah
3. Terminal nilai 20h, 100Ah, 10h nilai: 90Ah,3h
4. Kapasitas (25degC) nilai : 76Ah, 1h nilai: 56Ah
5. Hambatan internal (25degC) baterai terisi penuh : 5 m Ω
6. temperatur ketergantungan kapasitas 40oC: 102%, 25oC: 100%, 0oC: 85%, -
15oC: 16%
7. self discharge after 3 months: 91%, after 6 months: 82%, after 12 months:
64%
8. dimensions (H x W x L) 210 x 173 407 mm (total berat: 236mm)
9. berat 29 kg

3.3.4 Rangkaian solar charge controller


Charge controller adalah sebuah pengisi baterai otomatis yang telah
mengadopsi teknik digital canggih dan beroperasi secara otomatis. Controller ini
menggunakan PWM (Pulse Width Modulation) ketika dalam masa pengisian baterai.
Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan masa pakai baterai. Proses pengisian telah
dioptimalkan untuk baterai yang tahan lama dan peningkatan kinerja sistem.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Self diagnostic yang komprehensif dan fungsi perlindungan elektronik dapat
mencegah kerusakan dari kesalahan instalasi atau kesalahan sistem. Controller ini
juga dapat mengenali sistem tegangan saat start up. Jika tegangan baterai lebih kecil
dari 18V, maka secara otomatis controller ini akan mengenali sistem baterai 12V dan
jika tegangan baterai lebih besar dari 18V, maka controller ini akan mengenai sistem
baterai 24V. berikut adalah fitur-fitur dari controller tersebut:
1. Intelligent system optimum control
2. High efficient series PWM charging with termperature compensation
3. Compact size
4. Use MOSFET as electronics switch, without any mechanical switch
5. Digital LED menu, only one key solve all setting simply
6. Load status display
7. Gel, sealed and flooded battery type option
8. Big terminal and big distance between terminals (10A/6 mm2, 15A, 20A/10
mm2)
9. Electronics protection: overheating, over charging, over discharging,
overload and short circuit
10. Reverse polarity protection: any combination of solar module and battery

3.4 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK


PWM dibangkitkan dengan mengunakan fase dan frekuensi correct pwm
dengan menggunakan 8 bit timer pada ATMega8.Modulasi diselesaikan dengan
mengupdate nilai OCR1A dari tabel gelombang sinus dengan perbandignan waktu
yang berbeda.secara keseluruhan prosesnya dapat dilihat pada flowchart dibawah ini:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Keterangan flowchart :
1. Untuk mendapatkan sumber tegangan. Dari solar cell akan di converter ke
arah searah (DC).
2. Kemudian converter dari solar cell ke arus searah.
3. Kemudian di inverter ke arus bolak balik (AC)
4. Setelah diinverter maka akan di trafo
5. Kemudian berkeluaran berbentuk gelombang kotak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Setelah itu akan di filter ke arus bolak balik sinus murni, sehimhha
keluarannya arus bolak balik bergelombang sinus murni

3.4.1 Proses sinus murni pada Atmega328

Pada proses sinus murni iniakan dikirimkan 256 nilai pada mikrokontroller,
sehingga akan terbentuk gelombang sinus sebagai keluaran dari PWM pada
mikrokontroller Atmega328. Karena pemprograman dilakukan pada mikrokontroller
Atmega328, maka nilai tabel dalam sinus akan diubah terlebih dahulu kedalam nilai
heksa desimal agar bisa dimasukkan ke dalam program.

Karena frekuensi yang diperlukan adalah 50 Hz , maka Periode untuk


gelombang tersebut,dapat dituliskan sebagai berikut:

T= = = 20 ms

Jadi,waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang sinus adalah 20


ms. Sehingga waktu Delay pada proses PWM dalam mengirimkan nilai pada tabel
sinus adalah:

D= = = 0,79 ms

Nilai heksa desimal diatas akan dikirimkan setiap 0,79 ms

Jika frekuensi ingin divariasikan maka yang perlu dilakukan adalah mengubah
nilai periode dan waktu delay pengiriman sinyal penggerak yang dalam hal ini adalah
nilai dari tabel sinus.

Untuk frekuensi 60 Hz,maka periodenya adalah sebagai berikut:

T= = = 16 ms,sehingga mempunyai waktu delay sebesar:

D= = = 0,62 ms

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Perancangan inverter ini menggunakan duty cycle sebesar 50%,yang berarti T on
dan Toff mempunyai nilai yang sama,sehingga tegangan keluaran dari
mikrokontroller menjadi:

Vout = ½ x Vin

=½x5V

= 2,5 V

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian dengan sumber input daya

Pada penelitian ini sumber tegangan yang dibutuhkan adalah sebesar 12 V,


yaitu menggunakan 1 buah baterai 12 V dengan arus 10 ampere. maka tegangan
yang dihasilkan 12 V.

4.2 Pengujian daya output inverter

Pengujian daya output dari inverter ini akan dilakukan tiga kali yaitu tanpa
menggunakan beban dan menggunakan beban.

4.2.1 Pengujian daya output inverter tanpa beban

Pengujian ini menggunakan multitester untuk mengetahui besar tegangan


dan arus keluaran inverter, sehingga dapat diketahui besar daya yang dihasilkan
inverter tersebut. Adapun hasil yang didapat setelah melakukan pengujian tersebut
maka didapat hasil sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 2. Pengujian output inverter tanpa beban

Arus (ampere) Tegangan (volt) Daya (watt)


0.91 220 200.5
0.93 220 204.8
0.96 220 211.3
0.923 219.1 202.4
0.945 218.7 206.9
0.954 218.2 208.17
Pengujian daya inverter tanpa beban ini dilakukan sebanyak enam kali dan
didapat daya rata-rata inverter adalah sebagai berikut :

Prata-rata = = 205. 97 watt

4.2.2 Pengujian inverter dengan beban

Pengujian inverter ini akan diuji coba ke beberapa peralatan elektronik yang
ada dengan variasi daya yang dimilikinya. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat
pada table dibawah ini.

Tabel 3. Pengujian inverter dengan beban

No Jenis Beban Daya (watt) Vout (Volt) Iout (ampere)


1 Kipas 150 220 0.72
2 Lampu 15 115 0.16
3 Lampu 38 157 0.27
4 Lampu 58 169 0.35
5 Solder 100 182 0.59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.3 Pengujian gelombang output

Setelah dilakukan control dan filterisasi, adapun gelombang utput yang


dihasilkan adalah sebagai berikut :

Gambar 22. Gelombang sinus murni di osiloscope

Pengukuran keluaran dari rangkaian ini hanya berfungsi untuk membuktikan


bahwa waktu dan frekuensi dari rangkaian tersebut sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak. Setelah pengukuran maka didapatkan :

V/Div = 5V/Div

Time/Div = 5 ms

Tinggi Gelombang = 4 Div

Sehingga :

V = Tinggi Gelombang X V/Div

= 4 X 5 V/Div

= 20 Volt

T = Div Horizontal x Time/Div

= 4 x 5 ms

= 20 ms

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


F = 1/T T = 20 X 10-3 s (konstan)

= 1/20 x 10-3s

= 1000/20

= 50 Hz

Penyimpangan (%) =

= 1.20 %

4.4 Hasil Pengujian Inverter

Pada pengujian ini yang diamati adalah untuk mengetahui pengaruh beban
(Pout) terhadap daya sistem inverter. Berdasarkan hasil pengujian ini maka akan
diketahui besarnya daya dari sistem inverter ini. Kemudian daya input dan output
inverter dilihat di table di bawah :

Table 4. Daya input dan output inverter dengan beban

Pin Pout
V I V I
140 0.51 134 0.5
190 0.75 179 0.71
220 0.93 220 0.85
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka didapat inverter pada
masing-masing pengujian adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


A. Pada beban 150 watt

N =

= 93.81%

B. Pada beban 100 watt

N =

= 89.50%

C. Pada beban 58 watt

N =

= 97.48%

D. Pada beban 38 watt

N =

= 80.53%

E. Pada beban 15 watt

N =

= 58.49%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Setelah dilakukan pengujian diatas maka kita dapat hubungan antara daya
beban dengan inverter dilihat pada table di bawah ini

Table 5. Pengujian dengan beban

No Jenis Beban Daya (watt) Efisiensi inverter (%)


1 Kipas 150 93.81
2 Lampu 15 58.49
3 Lampu 38 80.53
4 Lampu 58 97.48
5 Solder 100 89.50

Berdasarkan hasil pengujian diatas, terlihat bahwa pada pengujian dengan


beban kipas 58 watt memilki efisiensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 97.48 %.
Kemudian akan dijelaskan hubungan efisiensi dengan beban dapat dilihat di gambar
di bawah :

58.49 80.53 97.48 89.5 93.81

100 150
efisiensi
58
38 daya

15

15 38 58 100 150

Gambar 23. Grafik hubungan beban dan efisiensi inverter

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Grafik diatas dapat diamati bahwa efisiensi inverter akan menurun seiring
bertambahnya beban dan pada saat beban yang digunakan adalah 58 watt,
efisiensinya sangatlah baik.

4.5 Pengukuran Tegangan dan Arus

Setelah melakukan pengujian daya pemancar listrik dihitung dengan


menggunakan computer. Selanjutnya diuji dengan waktu yang diberikan untuk
mengetahui seberapa daya yang akan dipancarkan dalam waktu tertentu.
Berdasarkan pengujian diatas akan divariasikan frekuensi pada inverter.

4.6 Hasil pengujian tegangan dan arus dengan frekuensi 50 Hz

Table 6. Pengukuran tegangan dan arus tanpa beban

Tegangan (volt) Arus (ampere) Daya (watt)


220 0.95 209
219 0.93 203.1
219 0.93 202.9
218 0.92 202.8
218 0.92 202.4
217 0.91 201.9
217 0.91 201.6
Pengujian tegangan dan arus tanpa beban ini dilakukan dengan waktu interval
20 detik dan didapat daya rata-rata sebagai berikut :

Prata-rata = ( )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Table 7. Pengukuran tegangan dan arus dengan beban

Daya (watt) Vout (volt) Iout (ampere)


15 105 0.17
38 132 0.31
58 148 0.44
100 180 0.58
150 220 0.72
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan beban dan dengan interval 1
menit. Kemudian didapat rata-rata tegangan dan arus sebagai berikut :

Vrata-rata = (1 + x)n = 130.83 V

Irata-rata = (1 + x)n = = 0.44 A

Berdasarkan hasil pengujian diatas, terlihat bahwa pada pengujian dengan


beban kipas 58 watt memilki efisiensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 97.48 %.
Kemudian akan dijelaskan hubungan efisiensi dengan beban dapat dilihat di gambar
di bawah :

250

200

150 tegangan (V)


Arus (A)
100 daya (W)

50

Gambar 24. Grafik tegangan dan arus tanpa beban 50 Hz

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.7 Hasil pengujian tegangan dan arus dengan frekuensi 60 hz

Tabel 8. Pengukuran tegangan dan arus tanpa beban

Tegangan (volt) Arus (ampere) Daya (watt)


220 0.94 208
219 0.92 205
219 0.92 204.7
218 0.91 203
218 0.91 202.4
217 0.90 202.1
Setelah dilakukan pengujian diatas selama 30 detik dan didapat daya rata-rata
inverter adalah sebagai berikut ini :

P rata-rata =

Table 9. Pengukuran tegangan dan arus dengan beban

No Daya (watt) V out (volt) I out (ampere)


1 15 140 0.13
2 38 152 0.28
3 58 161 0.37
4 100 208 0.51
5 150 220 0.73
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan beban dan dengan interval 1
menit. Kemudian didapat rata-rata tegangan dan arus sebagai berikut :

Vrata-rata = (1 + x)n = 176.2 V

Irata-rata = (1 + x)n = = 0.40 A

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil pengujian diatas, terlihat bahwa pada pengujian dengan
beban kipas 58 watt memilki efisiensi yang lebih tinggi yaitu sebesar 97.48 %.
Kemudian akan dijelaskan hubungan efisiensi dengan beban dapat dilihat di gambar
di bawah :

250

200

150 Daya (W)


Vout (V)
100 Iout (A)

50

Gambar 25. tegangan dan arus dengan beban 60 Hz

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai
berikut :

1. Inverter yang dirancang ini memiliki daya keluarannya kontinyu


sebesar 200 watt, kemudian bisa mencapai sesaat sebesar 300 watt dan
arus sebesar 0.95 ampere
2. Efisiensi rata-rata inverter yang telah dirancang ketika digunakan pada
alat-alat elektronika di rumah tangga adalah sebesar 83.96 %
3. Penyimpangan tegangan keluaran dari mikrokontroller 1.20 %

5.2 SARAN

Berdasarkan penelitian ini masih ada beberapa kekurangan yang diharapkan


dapat disempurnakan oleh peniliti-peniliti selanjutnya, adapun kekurangan tersebut
sebagai berikut :

1. Efesiensi inverter ini masih 83.96 % sehingga masih bisa ditingkatkan


terus
2. Inverter yang dirancang ini sudah berbentuk sinus murni, tetapi
inverter ini memiliki daya yang rendah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Aan R, (2003). Perancangan Inverter dengan Kontrol Frekuensi Menggunakan


Mikrokontroller 8031,Skripsi, UMS.

Andi Hartono dan Muhammad Facta, (2004). Finding Wide Range Speed Regulation
For Induction Motor Drive Through Frequency Controlled Applied in Pure
Sinusoidal Wave and Sinusoidal PWM Programmed by Microcontroller, Rapi
UMS.

http://elektronikaunej.blogspot.com/2012/09/makalah-rangkaian-h-
bridgelatar.html#sthash.L0QjMSIs.dpuf

http:/skemarangkaianpcb.com/rangkaian-inverter-24.vdc-ke 220-vac-300-watt/

http://www.st.com/web/en/resource/technical/document/data_brief

https://en.wikipedia.org/wiki/pulse-width-modulation

http://indonesia.wordpress.com/rangkaian-elektronika-daya-inverter-mengubah-
tegangan-dc-ac/

http://www.simplecircuitsandprojects.com/circuit/power-inverter.html

http://elektronika-dasar.web.id/low-pass-filter-lpf-rc/

Guzinski, jaroslaw. 2015. “Variable Speed AC Drives With Inverter Output Filters”.
United Kingdom. John Wiley and sons Ltd.

National Instruments. “MultisimUser Guide”, Electronics Workbench

Group, Texas, USA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


/*******************************************************
This program was created by the
CodeWizardAVR V3.10 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2014 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com

Project :
Version :
Date : 5/16/2017
Author :
Company :
Comments:

Chip type : ATmega328P


Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 8.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 512
*******************************************************/

#include <mega328p.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>

// Alphanumeric LCD functions


#include <alcd.h>

// Declare your global variables here

// Timer1 overflow interrupt service routine


interrupt [TIM1_OVF] void timer1_ovf_isr(void)
{
// Reinitialize Timer1 value
TCNT1H=0xD8F0 >> 8;
TCNT1L=0xD8F0 & 0xff;
// Place your code here

void main(void)
{
// Declare your local variables here

// Crystal Oscillator division factor: 1


#pragma optsize-
CLKPR=(1<<CLKPCE);
CLKPR=(0<<CLKPCE) | (0<<CLKPS3) | (0<<CLKPS2) | (0<<CLKPS1) |
(0<<CLKPS0);
#ifdef _OPTIMIZE_SIZE_
#pragma optsize+
#endif

// Input/Output Ports initialization

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


// Port B initialization
// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In
Bit1=Out Bit0=In
DDRB=(0<<DDB7) | (0<<DDB6) | (0<<DDB5) | (0<<DDB4) | (0<<DDB3) |
(0<<DDB2) | (1<<DDB1) | (0<<DDB0);
// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=0 Bit0=T
PORTB=(0<<PORTB7) | (0<<PORTB6) | (0<<PORTB5) | (0<<PORTB4) |
(0<<PORTB3) | (0<<PORTB2) | (0<<PORTB1) | (0<<PORTB0);

// Port C initialization
// Function: Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In
Bit0=In
DDRC=(0<<DDC6) | (0<<DDC5) | (0<<DDC4) | (0<<DDC3) | (0<<DDC2) |
(0<<DDC1) | (0<<DDC0);
// State: Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTC=(0<<PORTC6) | (0<<PORTC5) | (0<<PORTC4) | (0<<PORTC3) |
(0<<PORTC2) | (0<<PORTC1) | (0<<PORTC0);

// Port D initialization
// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In
Bit1=In Bit0=In
DDRD=(0<<DDD7) | (0<<DDD6) | (0<<DDD5) | (0<<DDD4) | (0<<DDD3) |
(0<<DDD2) | (0<<DDD1) | (0<<DDD0);
// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |
(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0);

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0A output: Disconnected
// OC0B output: Disconnected
TCCR0A=(0<<COM0A1) | (0<<COM0A0) | (0<<COM0B1) | (0<<COM0B0) |
(0<<WGM01) | (0<<WGM00);
TCCR0B=(0<<WGM02) | (0<<CS02) | (0<<CS01) | (0<<CS00);
TCNT0=0x00;
OCR0A=0x00;
OCR0B=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 1000.000 kHz
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Toggle on compare match
// OC1B output: Disconnected
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer Period: 10 ms
// Output Pulse(s):
// OC1A Period: 20 ms Width: 10 ms
// Timer1 Overflow Interrupt: On
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


TCCR1A=(0<<COM1A1) | (1<<COM1A0) | (0<<COM1B1) | (0<<COM1B0) |
(0<<WGM11) | (0<<WGM10);
TCCR1B=(0<<ICNC1) | (0<<ICES1) | (0<<WGM13) | (0<<WGM12) |
(0<<CS12) | (1<<CS11) | (0<<CS10);
TCNT1H=0xD8;
TCNT1L=0xF0;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2A output: Disconnected
// OC2B output: Disconnected
ASSR=(0<<EXCLK) | (0<<AS2);
TCCR2A=(0<<COM2A1) | (0<<COM2A0) | (0<<COM2B1) | (0<<COM2B0) |
(0<<WGM21) | (0<<WGM20);
TCCR2B=(0<<WGM22) | (0<<CS22) | (0<<CS21) | (0<<CS20);
TCNT2=0x00;
OCR2A=0x00;
OCR2B=0x00;

// Timer/Counter 0 Interrupt(s) initialization


TIMSK0=(0<<OCIE0B) | (0<<OCIE0A) | (0<<TOIE0);

// Timer/Counter 1 Interrupt(s) initialization


TIMSK1=(0<<ICIE1) | (0<<OCIE1B) | (0<<OCIE1A) | (1<<TOIE1);

// Timer/Counter 2 Interrupt(s) initialization


TIMSK2=(0<<OCIE2B) | (0<<OCIE2A) | (0<<TOIE2);

// External Interrupt(s) initialization


// INT0: Off
// INT1: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT0-7: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT8-14: Off
// Interrupt on any change on pins PCINT16-23: Off
EICRA=(0<<ISC11) | (0<<ISC10) | (0<<ISC01) | (0<<ISC00);
EIMSK=(0<<INT1) | (0<<INT0);
PCICR=(0<<PCIE2) | (0<<PCIE1) | (0<<PCIE0);

// USART initialization
// USART disabled
UCSR0B=(0<<RXCIE0) | (0<<TXCIE0) | (0<<UDRIE0) | (0<<RXEN0) |
(0<<TXEN0) | (0<<UCSZ02) | (0<<RXB80) | (0<<TXB80);

// Analog Comparator initialization


// Analog Comparator: Off
// The Analog Comparator's positive input is
// connected to the AIN0 pin
// The Analog Comparator's negative input is

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


// connected to the AIN1 pin
ACSR=(1<<ACD) | (0<<ACBG) | (0<<ACO) | (0<<ACI) | (0<<ACIE) |
(0<<ACIC) | (0<<ACIS1) | (0<<ACIS0);
ADCSRB=(0<<ACME);
// Digital input buffer on AIN0: On
// Digital input buffer on AIN1: On
DIDR1=(0<<AIN0D) | (0<<AIN1D);

// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=(0<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADATE) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE)
| (0<<ADPS2) | (0<<ADPS1) | (0<<ADPS0);

// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=(0<<SPIE) | (0<<SPE) | (0<<DORD) | (0<<MSTR) | (0<<CPOL) |
(0<<CPHA) | (0<<SPR1) | (0<<SPR0);

// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=(0<<TWEA) | (0<<TWSTA) | (0<<TWSTO) | (0<<TWEN) | (0<<TWIE);

// Alphanumeric LCD initialization


// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTC Bit 0
// RD - PORTC Bit 1
// EN - PORTC Bit 2
// D4 - PORTD Bit 0
// D5 - PORTD Bit 1
// D6 - PORTD Bit 2
// D7 - PORTD Bit 3
// Characters/line: 16
lcd_init(16);

// Global enable interrupts


#asm("sei")
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf(" Inverter 50 Hz");

lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("12v DC - 220V AC");

while (1)
{
// Place your code here

}
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai