2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3185
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC
BERDAYA RENDAH BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA328
SKRIPSI
DEPARTEMENT S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
DEPARTEMENT S1 FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Disetujui di
Medan, Agustus 2017
Komisi pembimbing
Pembimbing 2 pembimbing 1
Disetujui Oleh
Departmen Fisika S1 FMIPA USU
Ketua
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“RANCANG BANGUN INVERTER SINUS MURNI DC KE AC BERDAYA RENDAH BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATMEGA328”. Skripsi ini disusun sebagai syarat akademis dalam
menyelelesaikan studi program Sarjana (S-1) jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa selama proses
hingga terselesaikannya penyusunan Skripsi ini banyak mendapat kontribusi dari berbagai
pihak. Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan, dukungan serta saran yang telah diberikan. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
ABSTRAK
ABSTRACT
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vi9
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN 14
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penulisan 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metode Penulisan 4
1.7 Sistematika Penulisan 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Inverter Pure Sine 6
2.1.1 Klasifikasi Inverter 8
2.2 Solar Cell 14
2.2.1 Performasi Solar Cell Panel 16
2.3 Solar Charger Controller 17
2.4 Baterai 18
2.5 Mikrokontroller 20
2.5.1 Definisi 20
Halaman
Tabel 1. Konfigurasi Rangkaian Jembatan H-Bridge 26
Tabel 2. Pengujian Output Inverter Tanpa Beban 46
Tabel 3. Pengujian Inverter Dengan Beban 46
Halaman
Gambar 1. Square, Modified, and Pure Sine Wave 7
Gambar 2. Gelombang kotak 8
Gambar 3. Modified Sine Wave 9
Gambar 4. Analisa modified sine wave 10
Gambar 5. Pure Sine Wave 11
Gambar 6. Grafik intesitas cahaya, arus dan tengangan 14
Gambar 7. Pembangkitan tegangan pada solar cell 14
Gambar 8. Konfigurasi H-bridge menggunakan MOSFET’S 15
Gambar 9. Baterai 17
Gambar 10. Diagram Blok Mikrokontroller 19
Gambar 11. Architecture ATmega328 22
Gambar 12. Konfigurasi Pin Atmega328 23
Gambar 13. Blok Diagram Atmega328 24
Gambar 14. Rangkaian H-bridge 26
Gambar 15. Skematik Osilator 27
Gambar 16. Skematik Penyaring RC 28
Gambar 17. Sinyal pada P1 30
Gambar 18. Rangkaian equivalent transformer 31
Gambar 19. Diagram blok sistem keseluruhan 34
Gambar 20. H-Bridge with Mosfet’s 37
Gambar 21. Simbol Transformator 39
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan, rumusan
masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB 5 PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran dari alat ataupun data yang
dihasilkan dari alat. Bab ini juga merupakan akhir dari penulisan skripsi ini.
Inverter merupakan sebuah alat yang terdiri dari rangkaian elektronika daya
dan berfungsi untuk mengubah atau meng-konversi arus listrik searah menjadi arus
bolak-balik. Inverter juga merupakan kebalikan dari converter atau adaptor, yang
berfungsi men-konversi tegangan bolak-balik(AC) menjadi tegangan searah(DC).
Seiring perkembangan waktu, inverter berkembang menjadi tipologi mulai dari
inverter dengan tegangan bolak-balik(AC) saja. Hingga inverter yang dapat
menghasilkan tegangan sinus murni tanpa di sertai harmonisasi. Inverter juga
diklarifikasi berdasarkan bagian fasa-nya, diantaranya satu fasa, tga fasa dan dengan
multifasa.
Di pasaran saat ini ada dua tipe inverter daya yang berbeda, gelombang sinus
yang dimodifikasi dan generator gelombang sinus murni. Inverter ini berbeda dalam
keluarannya, memberikan berbagai tingkat efisiensi dan distorsi yang dapat
mempengaruhi perangkat elektronik dengan berbagai cara. Gelombang sinus yang
dimodifikasi mirip dengan gelombang persegi namun memiliki tampilan
"melangkah" ke dalamnya yang menghubungkan bentuk yang lebih dengan
gelombang sinus. Bentuk gelombang mudah diproduksi karena hanya produk
switching antara 3 nilai pada frekuensi yang ditetapkan, sehingga meninggalkan
sirkuit yang lebih rumit yang dibutuhkan.
Untuk gelombang sinus murni.
1. Rangkaian sederhana
2. Tidak banyak membutuhkan komponen
3. Komponen murah dan mudah didapat dipasaran
4. Keberhasilan tinggi
Kekurangannya adalah :
1. Bentuk gelombang keluaran kotak, tidak cocok untuk beban Induktif (Pompa
air, Kulkas, dll)
2. Daya yang dihasilkan masih terbatas
3. Semakin besar beban, semakin besar transformator yang dibutuhkan.
Pada konverter dan motor tenaga elektronik, PWM digunakan secara luas
sebagai alat untuk menyalakan perangkat arus bolak (AC) dengan sumber arus searah
(DC) langsung atau untuk konversi DC / AC lanjutan. Variasi duty cycle pada sinyal
PWM untuk memberikan tegangan DC pada beban pada pola tertentu akan tampak
pada beban sebagai sinyal AC atau dapat mengendalikan kecepatan motor yang jika
tidak akan berjalan dengan kecepatan tinggi atau mati. Ini dijelaskan lebih lanjut di
bagian ini. Pola di mana siklus sinyal PWM bervariasi dapat dibuat melalui
komponen analog sederhana, mikrokontroler digital, atau rangkaian terpadu PWM
yang spesifik.
Inverter modified sine wave hampir sama dengan inverter square wave
tetapi mengunakan tahap lain untuk terlihat lebih mirip ke bentuk gelombang
sinusoidal. Pada inverter modified sine wave, ada tiga level tegangan pada bentuk
gelombang output : high,low dan zero seperti terlihat pada gambar dibawah ini
dengan dead zone diantara high dan low pulsa :
Inverter jenis ini memiliki keluaran gelombang sinus yang murni sehingga
lebih efisien dar pada jenis inverter yang lain.Dalam penelitian ini akan diupayakan
merancang inverter jenis ini.
Mesin rotasi semacam itu bisa tidak sesuai untuk penggunaan cadangan
daya rendah karena biaya tinggi, ukuran besar dan perawatan yang dibutuhkan.
Dengan demikian, inverter gelombang sinus murni digital yang lebih kecil bisa
sangat berguna. Bentuk gelombang dikelompokkan menjadi :
1. Bentuk gelombang dasar meliputi bentuk gelombang anak tangga, sinus dan
eksponensial.
Periode atau waktu getar (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk
melakukan satu getaran lengkap (detik). Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang
dilakukan dalam satu detik (Hertz). Hubungan frekuensi dan perioda: f =1/T
Kelebihan
1. Beban induktif seperti oven microwave dan motor berjalan lebih cepat,
ringan, lebih halus, efisien, dan dingin.
2. Tidak merusak perangkat elektronik induksi misalnya motor kipas,
lampu neon, audio amplifier, tv, fax dll.
3. Mencegah crash di komputer, hasil print out aneh, dan gangguan di
monitor televisi maupun komputer.
Solar panel adalah konversi cahaya sinar matahari menjadi listrik, baik
secara langsung dengan menggunakan photovoltaic, atau tidak langsung dengan
menggunakan tenaga surya terkonsentrasi sehingga menghasilkan tenaga listrik
untuk rumah Anda atau untuk perusahaan Anda.
Solar panel Sebagai sistem tenaga surya yang lebih efisien dan lebih
terjangkau untuk mengambil keuntungan dari manfaat ekonomi dan lingkungan.
Solar panel tidak hanya hanya digunakan di rumah-rumah, surya panel digunakan
dalam Kawasan dan daerah terpencil lokasi sekolah yang kekurangan listrik,
masyarakat dan peralatan telekomunikasi dan pompa air.
Cara Kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori chaya sebagai
partikel. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya yang tampak maupun yang tidak
tampak memiliki dua buah fisik yaitu dapat sebagai gelombang dan dapat sebagai
partikel yang disebut dengan photon. Penemuan ini pertama kali di ungkapkan oleh
Einstein pada tahun 1905. Sel surya berfungsi untuk melewati efek fotolistrik
dimana bahan-bahan tertentu menciptakan aliran listrik saat matahari bersinar di
atasnya. Panel surya sendiri terdiri dari kristal silikon di mana setiap setengah
didopin menjadi dopan yang berbeda untuk menghasilkan sebuah semikonduktor.
AC Circuit adalah sirkuit utama ke dalam rumah. Hal ini terhubung ke kotak
sekering dan kemudian energi tersebut digunakan untuk menyalakan peralatan di
rumah tangga. Sirkuit AC ini juga menghubungkan meteran listrik untuk rumah. Hal
ini memungkinkan perusahaan listrik untuk menentukan berapa besar daya tersebut
membeli dari rumah tangga tersebut serta berapa banyak daya yang disediakan untuk
rumah tangga tersebut.
Tegangan yang dihasilan oleh sensor foto voltaik adalah sebanding dengan
frekuensi gelombang cahaya (sesuai konstanta Plank E = h.f). Semakin kearah warna
cahaya biru, makin tinggi tegangan yang dihasilkan. Tingginya intensitas listrik akan
berpengaruh terhadap arus listrik. Bila foto voltaik diberi beban maka arus listrik
dapat dihasilkan adalah tergantung dari intensitas cahaya yang mengenai permukaan
semikonduktor.
Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya
mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh
terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel surya/solar cell berhenti. Cara
deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere.
2.4. Baterai
Pengertian Baterai atau aki, atau bisa juga accu adalah sebuah sel listrik
dimana di dalamnya berlangsung proses elektrokimia yang reversibel (dapat
berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang dimaksud dengan proses
elektrokimia reversible adalah di dalam baterai dapat berlangsung proses pengubahan
kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan sebaliknya dari tenaga listrik
menjadi tenaga kimia, pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-
elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan arus listrik dalam arah (polaritas)
yang berlawanan di dalam sel.
Fungsi Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik
dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan)
Gambar 9. Baterai
Didalam bateria mobil terdapat elektrolit asam sulfat, elektroda positif dan
negatif dalam bentuk plat. Plat tersebut dibuat dari timah. Karena itu baterai tipe ini
sering disebut baterai timah, Ruangan didalamnya dibagi menjadi beberapa sel
(biasanya 6 sel, untuk baterai mobil) dan didalam masing masing sel terdapat
beberapa elemen yang terendam didalam elektrolit. Pada mobil banyak terdapat
komponen-komponen kelistrikan yang digerakkan oleh tenaga listrik.
Diwaktu mesin mobil hidup komponen kelistrikan tersebut dapat digerakkan
oleh tenaga listrik yang berasal dari alternator dan baterai (aki), akan tetapi pada saat
mesin mobil sudah mati, tenaga listrik yang berasal dari alternator sudah tidak
digunakan lagi, dan hanya berasal dari baterai saja. Contoh bentuk pemakaian energi
listrik saat mesin mobil dalam kondisi off (mati) adalah pada lampu parkir, lampu
ruangan, indikator pada ruangan kemudi, peralatan audio (tape recorder), peralatan
pengaman dan lain-lain.
Jumlah tenaga listrik yang disimpan dalam baterai dapat digunakan sebagai
sumber tenaga listrik tergantung pada kapasitas baterai dalam satuan amper jam
(AH). Jika pada kotak baterai tertulis 12 volt 60 AH, berarti baterai baterai tersebut
mempunyai tegangan 12 volt dimana jika baterai tersebut digunakan selama 1 jam
dengan arus pemakaian 60 amper, maka kapasitas baterai tersebut setelah 1 jam akan
kosong (habis). Kapasitas baterai tersebut juga dapat menjadi kosong setelah 2 jam
jika arus pemakaian hanya 30 amper. Disini terlihat bahwa lamanya pengosongan
baterai ditentukan oleh besarnya pemakaian arus listrik dari baterai tersebut.
2.5. Mikrokontroller
2.5.1 Definisi
1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
2. 32 x 8-bit register serba guna.
3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent
karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
8. Master / Slave SPI Serial interface.
ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin nya memiliki fungsi yang
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan dijelaskan
fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.
Pada AVR status register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari
kebanyakan hasil eksekusi instruksi aritmatik. Informasi ini digunakan untuk altering
arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian.
Register ini di-update setelah operasi ALU (Arithmetic Logic Unit) hal tersebut
seperti yang tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Instruction Set
Reference.
2.6 Konverter DC – AC
Cara kerja rangkaian pengendali motor diatas ketika saklar A dan D tertutup,
maka motor akan berputar searah jarum jam atau CW (clockwise). Sedangkan jika
saklar yang tertutup adalah saklar B dan C, motor akan berputar berlawanan arah
jarum jam atau CCW (counter clockwise). Dari penjelasan transistor sebagai saklar
kita tahu bahwa transistor bisa menggantikan kedudukan saklar pada rangkaian H-
bridge diatas sehingga lebih mudah dikontrol.
Tabel 1. Konfigurasi rangkaian jembatan H-Bridge
A C B D Hasil tegangan
Tabel diatas membantu kita untuk lebih memahami prinsip kerja rangkaian
jembatan H dalam menghasilkan tegangan bolak-balik atau sering disebut tegangan
AC.
2.7 Osilator
Osilator adalah rangkaian yang menyediakan gelombang sinus tersaring dari
frekuensi yang diinginkan oleh pengguna berdasarkan konfigurasi resistor dan
kapasitor di sirkuit. Sirkuit ini menyelesaikan tugas ini dengan empat amplifier
operasional yang menyangga atau menguatkan sinyal. Osilator ini adalah osilator
pergeseran fasa, namun tidak seperti varietas pergeseran fasa lainnya yang
memerlukan pergeseran fasa 90 derajat atau lebih, osilator bubba hanya memerlukan
pergeseran 45 derajat agar berfungsi. Ini karena keempat op ampnya, bahwa bila
diletakkan secara seri, menghasilkan pergeseran 180 ° total. Osilator ini
menawarkan beberapa fitur yang tidak dapat dilakukan oleh osilator lain, faktor
terbesar adalah bahwa stabilitas frekuensi tetap berlaku saat masih memberikan
2.8 Filter
Filter adalah rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output
pada frekuensi tertentu.unuk meranncang filter dapat digunakan komponen pasif
(R,L,C)dan komponen aktif seperti op-amp,dan transistor. Dengan demikian filter
dapat dilkelompokkan menjadi filter pasif dan aktif. Pada dasarnya filter dapat
dikelompokkan berdasarkan tanggapan frekuensinya menjadi 4 jenis yaitu:
2.9 Transformator
Perancangan pada tugas akhir ini dilakukan untuk memberikan solusi atas
permasalahan yang ada di lapangan. Permasalahan yang ada dalam hal ini adalah
penggunaan soalr cell dalam memberikan solusi alternative atas energy listrik selain
menggunakan energy listrik dari PLN. Berikut langkah-langkah yang dilakukan
dalam perancangan untuk menghasilkan sebuah solusi atas masalah yang ada.
Sebelum merancang blog diagram maka terlebih dahulu harus dibuat spesifikasi awal
dari rangkaian agar lebih mudah dalam merancang rangkaian. Adapun spesifikasi
awal dari rangkaian keseluruhan sistem ini adalah :
Diagram blok sistem penelitian pada gambar 3.1. diatas menunujukan urutan
cara kerja sistem secara keseluruhan. Adapun fungsi dari setiap blok adalah sebagai
berikut :
Daya yang dihasilkan oleh solar cell akan diregulasi oleh solar charger
controller. Charger akan disetting oleh mikrokontroller yang berfungsi mengatur
charger aki merupakan rangkaian yang terus menerus mengisi aki selama rangkaian
dihidupkan (ON). Jika aki sudah penuh dan rangkaian tidak dimatikan (OFF) maka
akan terjadi over charger, yang bisa menyebabkan penguapan cairan elektrolit dan
merusak elemen-elemennya.
Sebelum terjadi maka akan disetting terlebih dahulu oleh mikrokontroller.
Kemudian daya yang telah teregulasi tersebut akan digunakan untuk mengisi baterai
penyimpan. Selanjutnya daya dari battery tersalurkan ke inverter. Inverter adalah
sebuah perangkat elektronik yang mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak
balik (AC) yang frekwensinya dapat diatur. Inverter yang digunakan di sini inverter
B. Transformator
Solar cell ini memiliki effesiensi yang baik. Solar cell ini dibuat dengan
menggunakan sel dengan lapisan SiN. Solar cell ini cocok untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan untuk rumah di daerah terpencil yang tidak memiliki
akses ke jaringan PLN dan cocok untuk aplikasi industri terpencil seperti telemetri
dan instrumentasi sistem. Produk ini menawarkan peningkatan efisiensi melalui
penggunaan sel monocrystalline dan output daya nominal 12V, sehingga ideal untuk
aplikasi pengisian daya baterai. Solar cell ini telah terbukti bekerja pada suhu tinggi
dan didesain dengan kuat sehingga membuat produk ini tahan lama di lapangan dan
mudah untuk memasangnya. Berikut adalah spesifikasi dari panel solar cell ini :
1. Daya maksimalnya 300 watt
2. Jenis sel monokristalin
3. Tegangan pada Pmax(Vmp) 18V
Pada proses sinus murni iniakan dikirimkan 256 nilai pada mikrokontroller,
sehingga akan terbentuk gelombang sinus sebagai keluaran dari PWM pada
mikrokontroller Atmega328. Karena pemprograman dilakukan pada mikrokontroller
Atmega328, maka nilai tabel dalam sinus akan diubah terlebih dahulu kedalam nilai
heksa desimal agar bisa dimasukkan ke dalam program.
T= = = 20 ms
D= = = 0,79 ms
Jika frekuensi ingin divariasikan maka yang perlu dilakukan adalah mengubah
nilai periode dan waktu delay pengiriman sinyal penggerak yang dalam hal ini adalah
nilai dari tabel sinus.
D= = = 0,62 ms
Vout = ½ x Vin
=½x5V
= 2,5 V
Pengujian daya output dari inverter ini akan dilakukan tiga kali yaitu tanpa
menggunakan beban dan menggunakan beban.
Pengujian inverter ini akan diuji coba ke beberapa peralatan elektronik yang
ada dengan variasi daya yang dimilikinya. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat
pada table dibawah ini.
V/Div = 5V/Div
Time/Div = 5 ms
Sehingga :
= 4 X 5 V/Div
= 20 Volt
= 4 x 5 ms
= 20 ms
= 1/20 x 10-3s
= 1000/20
= 50 Hz
Penyimpangan (%) =
= 1.20 %
Pada pengujian ini yang diamati adalah untuk mengetahui pengaruh beban
(Pout) terhadap daya sistem inverter. Berdasarkan hasil pengujian ini maka akan
diketahui besarnya daya dari sistem inverter ini. Kemudian daya input dan output
inverter dilihat di table di bawah :
Pin Pout
V I V I
140 0.51 134 0.5
190 0.75 179 0.71
220 0.93 220 0.85
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka didapat inverter pada
masing-masing pengujian adalah sebagai berikut :
N =
= 93.81%
N =
= 89.50%
N =
= 97.48%
N =
= 80.53%
N =
= 58.49%
100 150
efisiensi
58
38 daya
15
15 38 58 100 150
Prata-rata = ( )
250
200
50
P rata-rata =
250
200
50
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah sebagai
berikut :
5.2 SARAN
Andi Hartono dan Muhammad Facta, (2004). Finding Wide Range Speed Regulation
For Induction Motor Drive Through Frequency Controlled Applied in Pure
Sinusoidal Wave and Sinusoidal PWM Programmed by Microcontroller, Rapi
UMS.
http://elektronikaunej.blogspot.com/2012/09/makalah-rangkaian-h-
bridgelatar.html#sthash.L0QjMSIs.dpuf
http:/skemarangkaianpcb.com/rangkaian-inverter-24.vdc-ke 220-vac-300-watt/
http://www.st.com/web/en/resource/technical/document/data_brief
https://en.wikipedia.org/wiki/pulse-width-modulation
http://indonesia.wordpress.com/rangkaian-elektronika-daya-inverter-mengubah-
tegangan-dc-ac/
http://www.simplecircuitsandprojects.com/circuit/power-inverter.html
http://elektronika-dasar.web.id/low-pass-filter-lpf-rc/
Guzinski, jaroslaw. 2015. “Variable Speed AC Drives With Inverter Output Filters”.
United Kingdom. John Wiley and sons Ltd.
Project :
Version :
Date : 5/16/2017
Author :
Company :
Comments:
#include <mega328p.h>
#include <delay.h>
#include <stdio.h>
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Port C initialization
// Function: Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In
Bit0=In
DDRC=(0<<DDC6) | (0<<DDC5) | (0<<DDC4) | (0<<DDC3) | (0<<DDC2) |
(0<<DDC1) | (0<<DDC0);
// State: Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTC=(0<<PORTC6) | (0<<PORTC5) | (0<<PORTC4) | (0<<PORTC3) |
(0<<PORTC2) | (0<<PORTC1) | (0<<PORTC0);
// Port D initialization
// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In
Bit1=In Bit0=In
DDRD=(0<<DDD7) | (0<<DDD6) | (0<<DDD5) | (0<<DDD4) | (0<<DDD3) |
(0<<DDD2) | (0<<DDD1) | (0<<DDD0);
// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T
PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |
(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0);
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0A output: Disconnected
// OC0B output: Disconnected
TCCR0A=(0<<COM0A1) | (0<<COM0A0) | (0<<COM0B1) | (0<<COM0B0) |
(0<<WGM01) | (0<<WGM00);
TCCR0B=(0<<WGM02) | (0<<CS02) | (0<<CS01) | (0<<CS00);
TCNT0=0x00;
OCR0A=0x00;
OCR0B=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: 1000.000 kHz
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Toggle on compare match
// OC1B output: Disconnected
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer Period: 10 ms
// Output Pulse(s):
// OC1A Period: 20 ms Width: 10 ms
// Timer1 Overflow Interrupt: On
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2A output: Disconnected
// OC2B output: Disconnected
ASSR=(0<<EXCLK) | (0<<AS2);
TCCR2A=(0<<COM2A1) | (0<<COM2A0) | (0<<COM2B1) | (0<<COM2B0) |
(0<<WGM21) | (0<<WGM20);
TCCR2B=(0<<WGM22) | (0<<CS22) | (0<<CS21) | (0<<CS20);
TCNT2=0x00;
OCR2A=0x00;
OCR2B=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSR0B=(0<<RXCIE0) | (0<<TXCIE0) | (0<<UDRIE0) | (0<<RXEN0) |
(0<<TXEN0) | (0<<UCSZ02) | (0<<RXB80) | (0<<TXB80);
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=(0<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADATE) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE)
| (0<<ADPS2) | (0<<ADPS1) | (0<<ADPS0);
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=(0<<SPIE) | (0<<SPE) | (0<<DORD) | (0<<MSTR) | (0<<CPOL) |
(0<<CPHA) | (0<<SPR1) | (0<<SPR0);
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=(0<<TWEA) | (0<<TWSTA) | (0<<TWSTO) | (0<<TWEN) | (0<<TWIE);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("12v DC - 220V AC");
while (1)
{
// Place your code here
}
}