Anda di halaman 1dari 19

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kacang tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman
polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini
mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang
tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah
kaya akan lemak, protein yang tinggi bahkan jauh lebih tinggi dari protein pada
daging, telur dan kacang soya.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun
saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis.
Masuknya kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena
dibawa oleh pedagang-pedagang Spanyol, Cina atau Portugis sewaktu melakukan
pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle
memasukkan kacang tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer
memasukkan pula kacang tanah dari Mesir, Republik Rakyat Cina, dan India kini
merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.
Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam
setelah padi, jagung dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah Arachis
hypogaea biasanya diaplikasikan sebagai tanaman sela ataupun tumpang sari.
Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan sedang. Curah
hujan yang terlalu tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan zona perakaran
terlalu lembab sehingga menyuburkan pertumbuhan jamur dan penyakit yang
menyerang buah. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan saat perkembangan daun
dan pembesaran buah. Budidaya kacang tanah idealnya berada di ketinggian 50-
500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini bisa beradaptasi hingga
ketinggian 1500 meter.

1.2. Tujuan Praktikum


a. Untuk mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
b. Untuk mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
c. Untuk mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang
tanah.

1
1.3. Manfaat Praktikum
a. Dapat mengetahui cara penyiapan lahan untuk tanaman kacang tanah.
b. Dapat mengetahui cara pengolahan lahan untuk kacang tanah.
c. Dapat mengetahui cara pemupukan untuk meningkatkan produksi kacang
tanah.
d. Dapat mengetahui cara menanam kacang tanah yang baik mulai dari
pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, sampai dengan panen.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Tanah Inceptisol


Inceptisols merupakan ordo tanah yang belum berkembang lanjut dengan ciri-
ciri bersolum tebal antara 1.5-10 meter di atas bahan induk, bereaksi masam
dengan pH 4.5-6.5, bila mengalami perkembangan lebih lanjut pH naik menjadi
kurang dari 5.0, dan kejenuhan basa dari rendah sampai sedang. Tekstur seluruh
solum ini umumnya adalah liat, sedang strukturnya remah dan konsistensi adalah
gembur. Secara umum, kesuburan dan sifat kimia Inceptisols relatif rendah, akan
tetapi masih dapat diupayakan untuk ditingkatkan dengan penanganan dan
teknologi yang tepat (Sudirja, 2007).
Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat – sifat tersedianya air
untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari 3 bulan berturut – turut
dalam musim – musim kemarau, satu atau lebih horison pedogenik dengan sedikit
akumulasi bahan selain karbonat atau silikat amorf, tekstur lebih halus dari pasir
dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung
ke dalam tanah tidak dapat di ukur. Kisaran kadar C organik dalam tanah Inceptisol
sangat lebar dan demikian juga kejenuhan basa. Inceptisol dapat terbentuk hampir
di semua tempat kecuali daerah kering mulai dari kutub sampai tropika
(Darmawijaya, 1990).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Tanah


Jenis tanah yang sesuai untuk pertumbuhan kacang tanah adalah lempung
berpasir, liat berpasir, atau lempung liat berpasir. Keasaman (pH) tanah yang
optimal untuk pertumbuhan kacang tanah adalah sekitar 6.5 sampai 7.0. Apabila
pH tanah lebih dari 7.0, maka daun akan berwarna kuning akibat kekurangan suatu
unsur hara (N, S, Fe, Mn) dan sering menimbulkan bercak hitam pada polong
(Adisarwanto, 2000).
Tanaman kacang tanah menghendaki keadaan udara panas, tetapi sedikit
lembab dengan suhu udara berkisar 23ºC – 26,5ºC dan kelembaban udara rata-rata
65% - 75%. Curah hujan yang diperlukan untuk dapat tumbuh dengan baik dan
menghasilkan polong yang berkualitas memerlukan curah hujan yang tidak terlalu
tinggi, yakni berkisar antara 800-1300 mm/tahun dengan musim kering 4

3
bulan/tahun. Tanaman kacang tanah dapat berproduksi dengan baik memerlukan
panjang penyinaran cahaya matahari penuh, karena intensitas cahaya matahari
yang kurang menyebabkan laju perkecambahan biji dan pertumbuhan tanaman
menjadi lambat (Marzuki, 2007).
Ketinggian tempat yang paling cocok untuk membudidayakan tanaman
kacang tanah berkisar antara 50-500 m dpl. Jenis tanah yang memiliki sifat fisik
tanah baik dan cocok untuk membudidayakan tanaman kacang tanah adalah tanah
ringan (loamy sand, sandy, atau clay) yang merupakan tanah lempung ringan atau
liat berpasir dengan tekstur tanah pasir sampai lempung berdebu. Misalnya, tanah
andosol, regosol, dan latosol. pH tanah yang baik untuk tanaman kacang tanah
berkisar antara 6 – 6,5 (Sugeng, 2001).

2.3 Peran Pupuk Organik


Pupuk organik mengandung unsur karbon dan nitrogen dalam jumlah yang
sangat bervariasi, dan imbangan unsur tersebut sangat penting dalam
mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah. Nisbah karbon nitrogen
tanah harus selalu dipertahankan setiap waktu karena nisbah kedua unsur tersebut
merupakan salah satu kunci penilaian kesuburan tanah. Nisbah C/N kebanyakan
tanah subur berkisar 1 sampai 2. Penambahan bahan organik dengan nisbah C/N
tinggi mengakibatkan tanah mengalami perubahan imbangan C dan N dengan
cepat, karena mikroorganisme tanah menyerang sisa pertanaman dan terjadi
perkembangbiakan secara cepat (Sutanto, 2002).
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami
dari pada bahan pembenah buatan/sintesis. Pada umumnya pupuk organik
mengandung hara makro N, P, K rendah tetapi mengandung hara mikro dalam
jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan
pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan
permukaan tanah (Crusting) dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan
tanah serta memperbaiki pengatusan dakhil (Internal drainase). Pemberian pupuk
organik kedalam tanah dapat dilakukan seperti pupuk kimia (Sutanto, 2002).
Pupuk organik bukanlah untuk menggantikan peran pupuk kimia melainkan
sebagai pelengkap fungsi pupuk kimia. Pupuk organik dan pupuk kimia akan lebih
optimal dan lebih efisien penggunaannya bila dimanfaatkan secara bersama-sama.

4
Penambahan pupuk organik dapat mengurangi dampak negatif pupuk kimia serta
memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah secara bersamaan.

2.4 Peran Pupuk Anorganik


Peran pupuk anorganik memang sangatlah membantu para petani, dengan
pengaplikasian yang mudah sangat membantu untuk produktivitas tanaman.
Pupuk anorganik juga berperan penting dalam segala hal, maka dari itu jarang
sekali kita jumpai pertanian yang tanpa menggunakan pupuk anorganik.
Namun penggunaan pupuk anorganikdalam jangka yang relatif lama
umumnya berakibat buruk pada kondisi tanah.Tanah menjadi cepat mengeras,
kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadiasam yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas tanaman (Parman, 2007).

5
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Adapun pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada tanggal 8 Oktober-12
Desember 2017 dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


3.2.1 Alat
a. Cangkul
b. Skop
c. Bor tanah
d. pH tancap
e. buku Munsell Color Chart
3.2.2 Bahan
a. Pupuk organik sapi, kambing, dan ayam
b. Pupuk anorganik Urea, SP-18, dan KCl
c. Pupuk cair Gandasil B
d. Benih kacang tanah

3.3 Pelaksanaan Praktikum


3.3.1. Pengambilan Sampel Tanah Awal
Pengambilan sampel tanah awal dilakukan pada 08 Oktober 2017. Sebelum
pengambilan sampel tanah, tempat pewakil komposit dicangkul dalam keadaan
utuh dan diperiksa secara visual keadaan strukturnya; konsistensi dan teksturnya
dengan jari tanagan, warna tanah dengan Munsell Color Chart: karatan;
kelembapan; perakaran, pori-pori tanah; aktivitas organisme; dan adanya mineral
tertentu.
Hasil pengamatan ini akan menentukan pembagian suatu lahan yang
memilki tingkat homogenitas yang relative seragam (mendekati kesamaan sifat).
Hamparan tanah yang homogeny memiliki cirri yang sama dalam beberapa sifat
tanah dan keadaan lingkungannya Seperti vvama tanah dan pertumbuhan tanaman
kelihatan sama. Untuk suatu lahan sebesar (10-15) ha cukup diambil l sampel
tanah komposit yang merupakan campuran dari (20 -30) contoh tanah individu.

6
Contoh tanah individu tersebut diambil dari lapisan olah (lapiran perakaran).
Biasanya untuk tanaman semusim pada kedalaman (0 -20) cm atau (0- 30) cm,
sedangkan untuk tanaman tahunanyang perakarannya dalam, contoh tanah
diambil dari tiga lapisan (0 - 30) cm, (30 60) cm, dan (60 90) cm.
Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara
sistematis dan cara acak.
a. Cara Sistematis
Pengambilan contoh tanah dilakukan mengikuti sistem yang dianggap
dapat mewakili suatu lahan yang diambil contoh individunya. Cara ini dibagi
menjadi 2 yaitu sistem diagonal dan sistem zigzag.
b. Cara Acak
Pengambilan contoh tanah secara acak dilakukan dengan menentukan
titik-titik pengambilan contoh tanah secara acak. Tetapi menyebar rata
diseluruh bidang tanah yang diwakili. Setiap titik yang diambil mewakili
daerah sekitarnya.

3.3.2. Pengolahan Tanah


Pengolahan tanah dilakukan pada 08 Oktober 2017. Pengolahan tanah
adalah awal bagi persiapan untuk berbudidaya tanaman. Pengolahan tanah berjuan
untuk menciptakan kondisi fisik, kimia, dan biologis tanah menjadi baik,
membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menurunkan laju erosi.
Pengolahan tanah yang dilakukan pada praktikum adalah maximum tillage
(pengolahan lahan secara maksimal). Pengolahan lahan secara maksimal
merupakan pengolahan lahan secara intensif yang dilakukan pada seluruh lahan
yang akan ditanami. Ciri utama pengolahan ini antara lain adalah membabat
bersih, membakar atau menyingkirkan sisa tanaman atau gulma serta
perakarannya dari areal penanaman.
Setelah itu tahap selanjutnya adalah membuat bedeng sebanyak empat
bedeng dengan ukuran 3x1 meter dengan jarak antar bedeng 30 cm, dan tiap
bedeng diberi nama A0, A1, A2, A3.

7
3.3.3. Pengaplikasian Pupuk Organik dan Inkubasi
Pengaplikasian pupuk organik dilakukan pada 10 Oktober 2017. Pupuk
organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pemberian bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktifitas
mikroorganisme. Bahan organik merupakan sumber energi dan bahan makanan
bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah.
Pada praktikum pupuk kandang atau pupuk organik diberikan dengan cara
menaburnya hinga merata dan tercampur dengan membolak-balik tanah dengan
menggunakan cangkul. Setelah itu bedeng yang sudah diberi pupuk didiamkan
selama satu minggu, inkubasi dilakukan guna untuk pupuk organik tersebut
bereaksi dengan tanah.

3.3.4. Penanaman
Penanaman dilakukan pada 17 Oktober 2017, penanaman kacang tanah
dilakukan dengan membenamkannya kedalam tanah dengan kedalaman tanam 2-
3 cm. Lalu setelah semua benih ditanam kemudian diberi kurater (sejenis
insektisida) agar benih yang ditanam tidak dimakan oleh serangga atau semut dan
diberi tanda agar mempermudah untuk pengamatan. Setelah semua selesai maka
dilakukan penyiraman agar benih langsung mendapatkan air untuk memulai
perkecambahannya.

3.3.5. Pengaplikasian Pupuk Anorganik


Pupuk anorganik adalah pupuk kimia yang dibuat oleh pabrik dengan kadar
hara yang tinggi. Pupuk anorganik lebih cepat tersedia bagi tanaman dari pada
pupuk organik. Pupuk anorganik yang dipakai adalah pupuk Urea, KCl, dan Sp-
18, pupuk diberikan dengan cara menabur mengelilingi tanaman sesuai tajuk
tanaman tersebut.

8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Pengamatan tinggi tanaman kacang tanah
A0 A1
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 3,5 4,4 2,7 3 5 3 4,5 4,2 4,1 5,1
2 2 8 9,5 5,5 7 10 8 7,5 7 8 9,5
3 3 16,6 18 16,2 18,5 17,8 16,5 17,6 16,2 12,1 16,8
4 4 21,1 19,6 17,1 18,8 23,9 19,4 22,8 19,4 17,4 18,1
5 5 24 25 20 23 23 24,5 26 23 23 23
6 6 30 32 27 34 40 26 27 26 26 28
7 7 33 36 26 30 37 34 29,5 30 35 34

Rata-rata 19,46 20,64 16,36 19,19 22,39 18,77 19,27 17,97 17,94 19,21

A2 A3
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 4,1 3,4 3,5 4,5 3,6 5,1 3 4,2 3,9 4
2 2 10 14 6,5 7,5 8,5 9,5 8,2 9,5 10,4 12,5
3 3 17,5 16 19 20 22,5 12,5 15,5 16,5 18,2 21
4 4 22,5 23 23,5 25,1 27,5 19,3 26,7 23,5 22,4 26,2
5 5 16 14,3 20 21 22,1 16 17,5 17 18 20
6 6 43 45 36 38,5 52 30 32 33 32 37
7 7 34 36,5 37 34,5 38 33 39,5 41 40 38

Rata-rata 21,01 21,74 20,79 21,59 24,89 17,91 20,34 20,67 20,7 22,67

Tabel 2. Pengamatan jumlah daun kacang tanah


A0 A1
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 12 8 8 8 12 8 8 8 12 8
3 3 14 17 8 12 17 26 13 12 16 16
4 4 12 13 16 18 13 16 16 14 17 16
5 5 24 22 20 24 15 14 22 27 26 24
6 6 34 37 18 29 24 34 36 13 33 20
7 7 42 44 28 45 32 42 45 32 42 32

Rata-rata 20 20,43 14,29 19,71 16,43 20,29 20,29 15,43 21,14 16,86

9
A2 A3
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 8 8 8 8 8 8 12 12 8 12
3 3 18 20 28 20 22 22 16 25 32 24
4 4 25 30 40 40 48 28 24 24 33 29
5 5 28 28 31 24 24 24 16 24 32 24
6 6 45 32 42 38 32 34 40 30 34 42
7 7 48 46 52 40 40 38 42 38 40 42
Rata-rata 24,86 23,71 29 24,57 25,14 22,29 21,71 22,14 25,86 25

Tabel 3. Pengamatan jumlah cabang


A0 A1
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 4 2
3 3 3 4 2 3 4 6 3 3 4 4
4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
5 5 6 5 5 6 3 3 5 6 7 6
6 6 8 9 4 7 6 8 7 3 8 4
7 7 10 11 7 11 8 10 11 8 10 8
Rata-rata 5 5 3,571 4,857 4,143 4,857 4,714 3,714 5,429 4,143

A2 A3
Minggu
No ke 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 24 4 4 2 4
3 3 4 5 7 5 5 5 4 6 8 6
4 4 5 7 10 10 12 7 7 7 8 7
5 5 7 7 7 6 6 6 4 6 8 6
6 6 11 8 10 9 8 8 10 7 8 10
7 7 12 11 13 10 10 9 10 9 10 10
Rata-rata 6 5,857 7,143 6,143 6,286 8,571 5,714 5,714 6,429 6,286

Note:
A0 : Pupuk Kandang A2 : Pupuk Sp-18
A1 : Pupuk Urea A3 : Pupuk KCl

10
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Tinggi Tanaman
Soepardi (1983) mengumukakan peranan P antara lain penting untuk
pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambur akar, memperkuat jerami
agar tanaman tidak rebah, memperbaiki kualitas tanaman, pembentukan bunga,
buah, dan biji, serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit.
Dari hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman kacang tanah, diperoleh
hasil yaitu pada sampel A2 (SP-18) memiliki jumlah rata-rata yang sangat tinggi
dibanding dengan sampel penggunaan pupuk lainnya. Maka dari itu peran pupuk
SP-18 sangat berpengaruh atau berperan penting dalam pertumbuhan tinggi
tanaman tersebut. Mungkin kalau P tidak tersedia bagi tanaman maka tanaman bisa
mengalami pertumbuhan yang lambat dan kualitas tanaman juga buruk.

4.2.2. Jumlah Daun Tanaman


Dari hasil pengamatan jumlah daun tanaman kacang tanah, diperoleh hasil
pada sampel A2 (SP-18) memiliki jumlah rata-rata daun yang sangat dominan
disbanding sampel lainnya. Padahal kita ketahui seharusnya yang paling tinggi
pertumbuhannya berada pada bedeng yang memakai pupuk urea.
Seperti yang dikemukakan oleh Suhartono (2012), Pupuk urea adalah pupuk
yang mengandung nitrogen berkadar tinggi. Unsur nitrogen merupakan zat hara
yang sangat diperlukan tanaman. Unsur nitrogen didalam pupuk urea sangat
bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Manfaat lainnya
membantu daun tanaman lebih hijau, rimbun, dan segar, pupuk urea juga
mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang, dan lain-lain).
Yang menyebabkan pertumbuhan daun dan cabang sedikit disini adalah
faktor luar seperti tanaman dimakan oleh hama kambing dan monyet.
jadi, dapat disimpulkan bahwa SP-18 merupakan pupuk yang sangat penting dalam
peningkatan jumlah daun. Kemudian pada sampel A0 (Pupuk kandang) diperoleh
hasil jumlah daun yang paling minimum, dalam artian bahwa pupuk kandang
merupakan bukan pupuk untuk daun.

11
4.2.3. Jumlah Cabang Tanaman
Dari hasil pengamatan cabang tanaman kacanag tanah , diperoleh hasil pada
sampel A3 (KCl) memiliki jumlah rata-rata cabang yang paling besar dibandingkan
dengan sampel yang lain. Kemudian dapat dilihat juga pada sampel A0(Pupuk
kandang) dan A1(urea) memiliki jumlah rata-rata pertumbuhan cabang yang relatif
sama, tetapi bila dibanding sampel lainnya A0 dan A1 memiliki rata-rata terkecil.
Padahal kita tau pupuk yang merangsang cabang adalah pupuk urea, sedangkan
fungsi atau manfaat dari pupuk KCl sendiri adalah tanaman tahan terhadap stres,
meningkatkan hasil dan kualitas panen, memperkuat batang, dan lain-lain

12
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah :
1. Di Indonesia kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam
setelah padi, jagung dan kacang kedelai.
2. Inceptisols merupakan ordo tanah yang belum berkembang lanjut dengan
ciri-ciri bersolum tebal antara 1.5-10 meter di atas bahan induk, bereaksi
masam dengan pH 4.5-6.5.
3. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk membudidayakan tanaman
kacang tanah berkisar antara 50-500 m dpl.
4. pH tanah yang baik untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 6 – 6,5.
5. Pupuk anorganik hanya mampu memperbaiki sifat kimia, tidak seperti
pupuk organik yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi.

5.2. Saran
1. Area kebun harus dijaga dengan baik, supaya hama seperti kambing dan
monyet tidak dapat merusak tanaman supaya hasil dari praktikum dapat
maksimal.
2. Pengukuran tanaman dilakukan lebih detail agar hasil yang didapat juga
lebih akurat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto. 2000. Meningkatkan Kacang Tanah di Lahan Sawah Yang Kering.


Penebar Swadaya. Jakarta.

Darmawijaya, I. 1990. Klasifikasi Tanah, Dasar-dasar Teori Bagi Penelitian Tanah


dan Pelaksanaan Penelitian. UGM Press, Yogyakarta.

Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudirja, R. 2007. Standar Mutu Pupuk Organik dan Pembenah Tanah. Modul
Pelatihan Pembuatan Kompos. Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI. Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja.
Lembang.

Sugeng, H. R. 2001. Bercocok Tanam Padi. Aneka Ilmu. Semarang.

Soepardi, G. 1983. Dasar-dasar Ilmu Tanah. IPB Pr. Bogor.

Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.

14
LAMPIRAN

Gambar 1. Pembersihan vegetasi

Gambar 2. Pembuatan bedengan

15
Gambar 3. Potret bedengan di lahan

Gambar 4. Pemberian pupuk organic

16
Gambar 5. Pengukuran jarak tanam

Gambar 6. Benih kacang tanah

17
Gambar 7. Penanaman kacang tanah

Gambar 8. Pengukuran tinggi tanaman

18
Gambar 9. Penyiraman pada bedeng

Gambar 10. Pemberian insektisida

19

Anda mungkin juga menyukai