Anda di halaman 1dari 15

PENYEHATAN TANAH DAN PENGGOLAHAN SAMPAH

Mengidentifikasi Dan Mengenali Biologi Dan Ekologi Tanah

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Alifia Putri P21335118006

2. Nur Afifah Istiqomah P21335118046

3. Yanto Nugraha N J A P21335118078

4. Zahra Hanafa P21335118080

Tingkat II D-IV A Kesehatan Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641

TAHUN 2019
BIOLOGI TANAH 

Biologi tanah adalah sebuah studi mengenai aktivitas mikroba dan fauna beserta ekologinya di


dalam tanah. Fauna tanah, biota tanah, atau edafon adalah istilah yang biasanya digunakan untuk
menyebut organisme yang menghabiskan sebagian besar siklus hidupnya di dalam tanah atau
sedimen organik di atasnya. Fauna tanah mencakup cacing tanah, nematoda, fungi, bakteri, dan
berbagai arthropoda. Dekomposisi materi organik oleh organimse memiliki pengaruh yang besar
terhadap tingkat kesuburan dan struktur tanah sehingga biologi tanah berperan penting dalam
menentukan karakteristik tanah.
Sebagian besar keanekaragaman hayati yang berupa organisme mikro berada di dalam
atau dekat dengan permukaan tanah. Setidaknya dari eukaryota animalia hingga prokaryota
menghuni ekologi tanah. Hubungan antara mikroorganisme tanah dan fungsi tanah cukup rumit
dan telah menjadi subjek di berbagai aktivitas pengamatan. Rantai makanan di dalamnya
berperan penting dalam siklus nutrisi, di mana sumber energi tidak selalu berupa material
organik tetapi juga mineral anorganik yang diawali oleh bakteri kemosintetik dan nitrogen oleh
bakteri nitrifikasi, dan berperan dalam siklus biogeokimiatanah.

SIFAT BIOLOGI TANAH

Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain :

1. Total Mikroorganisme Tanah

Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup


mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada
pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah
yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan
demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah (Anas 1989).

Selanjutnya Anas (1989), menyatakan bahwa jumlah total mikroorganisme yang


terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa
mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme,
populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup
ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi
lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.

Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam


hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data
ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap
aktifitas organisme didalam tanah (Anas 1989).

2. Jumlah Fungi Tanah

Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga
mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi
dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai
arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik
dalam suasana masam tidak akan terjadi (Soepardi, 1983).

Jumlah Bakteri Pelarut Fosfat (P)

Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang
jumlahnya berkisar 103 – 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim
Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun
sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri
tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli
dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah
bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada
umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam
tanah berkisar antara 3 – 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim
(Soepardi, 1983)

3. Total Respirasi Tanah

Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme


tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali
digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran
respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan
dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil
antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne (Anas 1989).

Penetapan respirasi tanah didasarkan pada penetapan :

a. Jumlah CO2 yang dihasilkan, dan

b. Jumlah O2 yang digunakan oleh mikroba tanah.

Pengukuran respirasi ini berkorelasi baik dengan peubah kesuburan tanah yang berkaitar
dengan. aktifitas mikroba seperti:

 Kandungan bahan organik

 Transformasi N atau P,

 Hasil antara,

 pH, dan

 Rata-rata jumlah mikroorganisme.

KLASIFIKASI CACING TANAH MENURUT EKOLOGI

 Epigeic

 Hidup dan makan bahan organik di lapisan permukaan tanah

 Bergerak secara horizontal

 Tidak membentuk saluran ( channel )

 Berwarna gelap Berperan dalam proses penghancuran seresah

Contohnya : Amynithas aracais

 Endogeic

 Hidup dilapisan tanah bawah


 Memakan tanah mineral

 Membuat lubang saluran dan tinggal didalamnya

 Bergerak secara horizontal dan vertical

 Warna tubuh merah muda karena memakan tanah mineral - Casting di bentuk di
dalam saluran warna tubuh merah mudah. Berperan dalam memperbaiki struktur
dan pori tanah.

Contohnya : Pantn oscolex,corethcus

 Anesic

 Hidup dilapisan tanah bawah

 Makanan berupa bahan organic yang diperoleh dari atas permukaan yaitu bahan
organic

 Pergerakan vertikal (sampai permukaan tanah) dan horizontal

 Membentu saluran dalam tanahdengan bagian ujung terbuka ke permukaan tanah.

 Meninggalkan casting pada permukaan tanah - Warna tubuh gelap dibagian atas
dan terang dibagian bawah Berperan dalam bioturbasi dan memperbaiki struktur,
pori, dan infiltrasi tanah.

Contohnya : Apporctoaca trapazeides.


MORFOLOGI DAN GAMBAR (TANGAN) CACING TANAH BESERTA BAGIANNYA

Cacing Tanah (Isharmanto, 2010)

Syarat Tumbuh Cacing Tanah :

 Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang
besar.

 Media cacing menpunyai dua fungsi sebagai tempat hidup sekaligus sebagai sumber
bahan makanannya, maka dengan itu perlu dihitung C/N rasionya yang bagus ialah 20 –
30.

 Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak
atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah
membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.

 Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai
netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat
bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.

 Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah


adalah antara 15-30 % - Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan
penetasan kokon adalah sekitar 15 - 25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih
tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban
optimal. ( Wahyono, 2010 )

MANFAAT CACING TANAH

1. Memperbaiki tata ruang tanah

2. Membentuk pori tanah : cacing beraktivitas didalam tanah baik secara vertikal maupun
horizontal, sehingga jumlah pori makro tanah bertambah.

3. Infiltrasi (jalannya air didalam tanah) : infiltrasi penting untuk mengendalikan limpasan
permukaan dan pengangkutan partikel tanah (erosi).

4. Agen bioturbasi : pembalikan dari atas kebawah atau sebaliknya yang dilakukan cacing
untuk mendistribusikan agar bahan organik merata didalam tanah. (Tim Dosen Jurusan
Tanah, 2010)

5. Sebagai pengurai (Dekomposer) : cacing dapat mengubah bahan organik menjadi


kompos. (palungkun,1999)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CACING TANAH

a) Cahaya (Temperatur)

Cacing tanah lebih senang hidup pada tanah-tanah yang lembab, tata udara baik, sekitar
21°C. Sinar matahari akan membunuh cacing tanah.

b) Bahan Organik Tanah

Jika kandungan bahan organik tanah tinggi, maka jumlah populasi cacaing tanah juga
tinggi, karena bahan organik tanah merupakan makanan bagi cacing tanah itu sendiri.

c) Kelembaban Tanah

Cacing tanah hidup pada tanah yang lembab serta memiliki sirkulasi udara yang baik.
d) Ph tanah

Populasi cacing tanah lebih banyak ditemukan pada tanah yang memiliki pH tanah antara
5,0-8,4. (Hardjowigeno,1987)

e) Tekstur tanah

Pada tanah berpasir dan kering, populasi cacing tanah sngat sedikit. Cacing tanah lebih
suka hidup pada tanah berlempung (Tim Dosen, 2008)

f) Aerasi Tanah

Informasi tentang jumlah oksigen yang dibutuhkan masih belum banyak tersedia karena
sulitnya memisahkan antara tingkat ketersediaan oksigen dengan faktor pembatas lainya.
(Handayanto, 2007)

EKOLOGI TANAH

Tanah merupakan tempat tinggal bagi tanaman, binatang, dan kehidupan mikroba yang
tidak terhitung banyaknya. Ilmu yang membahas hubungan organisme tanah dan lingkungannya
disebut ekologi tanah.

Seluruh kehidupan di alam bersama-sama dengan lingkungan secara keseluruhan


menyusun escophere. Escophere berturut-turut disusun oleh berbagai macam komunitas
organisme yang menopang dirinya sendiri dan lingkungan-lingkungan organik, serta sumber-
sumbernya disebut ekosistem. Setiap ekosistem mempunyai kombinasi yang unik antara
organisme-organisme hidup dan sumber-sumber abiotik yang berfungsi untuk memelihara aliran
yang terus menerus dari energi, dan nutrient. Semua ekosistem mempunyai dua tipe organisme
berdasarkan pada sumber karbon. Autotroph menggunakan karbon anorganik terutama berasal
dari CO2 dan merupakan produsen. Heterotroph menggunakan karbon organik dan merupakan
konsumen dan perombak.

Autotroph dan heterotroph dibagi lagi ke dalam kelompok berdasarkan pada sumber
energi. Fototipe memperoleh energi dari matahari, dan kemotipe memperoleh energi dari
oksidasi unsur anorganik dan campurannya. Tiga kelompok yang terpenting di dalam tanah
adalah foto autotroph, khemo autotroph, dan kemoheterotroph. Tanaman tingkat tinggi dan
beberapa bentuk algae merupakan fotoautotroph. Khemoautotroph termasuk bakteri nitrifikasi
dan bakteri oksidasi sulfur. Hewan, protozoa, jamur, dan beberapa bakteri termasuk
khemoheterotroph.
o Penghasil Utama

Penghasil utama yang terbesar adalah tanaman vascular (tanaman berpembuluh)


yang menggunakan energi matahari untuk mengikat karbon yang berasal dari CO2 dalam
proses fotosintesis. Tajuk tanaman memberi makan untuk konsumen dan perombak yang
terdapat di atas tanah dan ruang atmosfer. Akar-akar, umbi dan organ lain di dalam tanah
memberi makanan konsumen dan perombak di dalam tanah. Foto sintesis yang sangat
kecil terjadi pada atau dekat permukaan tanah oleh algae. Sejumlah kecil karbon
anorganik diikat oleh bakteri khemotropik dengan menggunakan energi yang berasal dari
ikatan-ikatan kimia. Jadi produktivitas ekosistem bumi merupakan dasar suatu ukuran
fotosintesis netto tanaman vascular.

o Pemakan dan perombak

Konsumen pertama menjadi makanan bagi konsumen kedua dan seterusnya, dan
pada akhirnya semua konsumen akan mati dan ditambahkan ke tanah bersama dengan
bahan kotoran dan produksi primer yang tidak digunakan. Bahan-bahan ini sebagai
makanan bagi konsumen dan perombak. Akhirnya semua kotoran diikat dalam
fotosintesis dan dikembalikan ke atmosfer sebagai CO2 dan energi hilang sebagai panas.
Tanpa konsumen dan perombak yang bertugas membebaskan karbon terikat, atmosfer
akan kehabisan karbon dan kehidupan akan terhenti.

MIKRO ORGANISME SEBAGAI PEROMBAK

Kehidupan di dalam tanah adalah analog dengan kehidupan di atas tanah. Akar, umbi
dan organ-organ lain di bawah tanah adalah bagian-bagian dari produsen primer. Mereka adalah
pemakan dan perombak yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan rantai makanan.
Perbedaan utama antara ekologi di atas dan di bawah tanah adalah bahwa di atas tanah hewan
memainkan peran dominan sebagai pemakan, dan di bawah tanah mikro organisme memainkan
peran utama sebagai perombak.

1. Jamur sebagai perombak lignin yang efektif

Tanah pada umumnya mengandung 10—100 meter hifa per gram. Jamur penting
pada semua jenis tanah. Jamur toleran terhadap keasaman, yang membuatnya penting pada
tanah masam. Sisa-sisa pohon di hutan memberi makanan yang berlimpah pada jamur
tertentu yang merupakan perombak lignin yang efektif.

2. Actinomycetes suatu jamur yang menyerupai bakteri

Actinomycetes menyerupai bakteri dalam hal kesamaan struktur selnya dan ukuran
irisan melintangnya. Mereka menyerupai jamur berserabut yang menghasilkan jaringan
serabut bercabang. Organisme ini sebagian bereproduksi dengan spora yang sangat
menyerupai bakteri. Jumlah actinomycetes berkisar antara 1.000.000 sampai 36.000.000 per
gram tanah.

3. Algae-clorophylous protista

Algae tidak begitu penting dalam tanah. Pada umumnya sebagian besar algae tanah
bersel tunggal atau berserabut kecil . algae umumnya tersebar di permukaan tanah dimana
cahaya dan kelembaban memungkinkan.

4. Protozoa

Protozoa merupakan protista bersel satu. Protozoa hidup dalam lapisan partikel tanah
yang mengelilingi air, yang berarti sebagai organisme aquatic. Bila tanah mongering, suplai
makanan terbatas, atau keadaan menjadi merugikan, protozoa akan diam, dan menjadi aktif
lagi apabla keadaan memungkinkan. Protozoa tanah merupakan predator yang memakan
bakteri tanah meskipun beberapa diantaranya juga memakan jamur, algae, atau bahan
organik mati. Walaupun protozoa terdapat banyak di dalam tanah, ternyata hanya sedikit
yang berpengaruh terhadap perombakan bahan organik dan aktivitas bakteri

BINATANG TANAH SEBAGAI PEMAKAN DAN PEROMBAK

Nematoda dan white grubs merupakan pemakan utama sebagian besar makanan pada
akar tanaman. Pemakan kedua dan ketiga meliputi binatang-binatang predator seperti rayap,
lipan, laba-laba, semut, dan tikus

a. Nematoda pemakan parasit

Nematoda adalah cacing yang berukuran mikroskopik dan merupakan binatang yang
sangat banyak terdapat di dalam tanah. Berdasarkan kebutuhan makannnya dikenal 3
kelompok yaitu 1) yang memakan sisa bahan organik 2) yang memakan cacing tanah dan
nematoda lainnya, parasit tanaman, bakteri, protozoa dan sejenisnya. 3) sebagai parasit akar
tanaman tingkat tinggi dan melewatkan sebagian siklus hidup di dalam akar.

b. Cacing tanah- pemakan dan pencampur tanah

Cacing tanah terdapat dalam tanah bertekstur halus dengan kandungan bahan organik
tinggi dan merupakan asam keras. Cacing tanah pada umumnya membuat rongga yang
dangkal dan makan bahan tanaman setiap malam. Beberapa bahan tanaman diseret ke dalam
lubang. Jenis cacing tanah yang lainnya ada yang menyerap bahan orgaik yang ada di dalam
tanah. Kotoran dan buangan ditimbun dalam tanah bercampur menyatu dengan bahan tanah,
membentuk alur, dan memakan daun-daunan yang rontok sehingga tanah menjadi lebih
terbuka dan porous. Saluran yang terbuka di permukaan tanah akan meningkatan infiltrasi.
Caing tanah secara normal meghindari tanah jenuh.

c. Arthropoda-pemakan dan perombak

Arthropoda adalah hewan yang memiliki kerangka luar yang dihubungkan dengan
kaki arthropoda meliputi springstail, kutu, laba-laba, serangga, termasuk larva, kelabang, dan
lipan. Springstail memakan tanaman yang mati, jaringan hewan, faces, humus dan misellia
jamur. Kutu memakan serat organik dari semua jenis seperti hypha jamur dan benih.
Beberapa kutu adalah pemakan predator dan cacing, serangga, telur, dan hewan kecil lainnya.
Lipan mempunyai beberapa pasang kaki dan sebagai pemakan hijauan atau sebagai
perombak. Makanan mereka terutama bahan organik yang mati (saproghagous). Kelabang
akan menyerang dan memakan semua binatang yang berukuran sebesar kepala mereka.
Tempayak (larva serangga) memakan akar tanaman.

d. Ketergantungan mikroorganisme dan hewan dalam perombakan bahan organik

Ketika daun jatuh ke permukaan tanah mikro organisme dan hewan menyerang daun
tersebut. Lubang yang dibuat pada daun oleh hewan akan memudahkan masuknya
mikroorganisme ke dalam daun. Ketika hewan tanah makan, mikro organisme akan terikut
dan meneruskan fungsinya di dalam saluran pencernaan hewan. Ekskresi dari hewan diserbu
oleh mikroba dan fauna. Hasil akhir adalah humifikasi dari bahan organik dengan mikro
organisme dan fauna yang memegang peran penting. Dalam proses ini peran terbesar dari
hewan adalah fragmentasi dan pencampuran, yang meningkatkan luas permukaan dan
menyediakan bahan organik untuk mikro organisme. Mikro organisme memiliki andil yang
besar dalam mineralisasi dan peredaran kembali elemen-elemen mineral.

JAMUR TANAH

Fungi (jamur) data dibedakan menjdai yang brsifat parasitic, saprophitik dan simbiotik.
Fungi parasitic adalah yang menyebabkan penyakit tanaman seperti berck akar kapas
(cotton root rot). Fungi saprophitik mendapatkan makanan (energy) dari dekomposisi
bahan organic. Fungi simbiotik hidup pada akar-akar tanaman dimana tanaman maupun
fungi saling bergantung. Fungi penting dalam tanah terutama dalam penghancuran
celulosa dan lignin di samping aktif juga dalam penghancuran bahan mudah hancur
seperti gula, pati, protein.

• Mycorhiza
Adalah asosiasi simbiotik mucelia fungi (bagian vegetative) dengan akar tanaman tertentu.
Mychoriza membantu tanaman induk menyerap unsure hara tertentu. Mycorhiza dapat dibedakan
menjadi dua golongan yaitu Mycorhiza ectotrophic dan Mycorhiza endotrophic

 Mycorhiza ectotrophic

Misalnya Agaricales, berkembang (tumbuh) sebagai filament seperti benang (hyphae) ke dalam
akar-akar halus, masuk di antara sell-sell akat (tidak ke dalam sel-sel akar).

 Mycorhiza endotrophic

Mycorhiza endotrophic antara lain jagung, bawang, strawberry dan lain-lain. Beberapa jenis
pohon dan semak dengan Mycorhiza endotrophic missal maple, redwood, apel, Azales, Rhododendron,
anggrek dan lain-lain.
SIKLUS HARA

Siklus hara adalah pertukaran elemen-elemen unsur hara antara bagian hidup dan tidak
hidup dari ekosistem. Imobilisasi adalah pengambilan ion unsur hara dalam bahan organik
menjadi ion anorganik, terutama oleh bakteri perombak.

 Proses siklus unsur hara

Bahan organik yang ditambahkan ke tanah terdiri dari bermacam-macam komponen


seperti lemak, karbohidrat, dan lignin. Semua kelompok dapat efektif merombak dan
menggunakan karbohidrat dan protein, tetapi jamur lebih efektif dalam perombakan lignin .
sambil mencerna sisa-sisa tanaman, mikroba menggunakan karbon, energi, dan unsur hara lain
untuk pertumbuhannya. Unsur-unsur hara imobil dimineraslisasikan lagi ketika organisme mati.
Pengaruh netto adalah pembebsan energi atau panas, pembentukkan karbon dioksida dan air,
serta bentuk-bentuk nitrogen sebagai ammonium (NH4+), sulfur sebagai sulfat (SO4-), fosfor
sebagai fosfat (PO42-) dan beberapa unsur logam sederhana (Ca++, Mg++, K+). Sebagian besar
bentuk-bentuk ini dapat digunakan organisme hidup untuk suatu siklus pertumbuhan lagi.

 Pegaruh pemusnahan hutan terhadap siklus unsur hara

Kehilangan unsur hara meningkat pada tanah yang dipadatkan. Penanaman vegetasi
kembali akan mengurangi pencucian unsur hara dan kehilangan karena erosi dan menyebabkan
kembali siklus normal dalam beberapa tahun.

HUBUNGAN ORGANISME TANAH DENGAN TANAMAN TINGGI

Akar tanaman yang berlubang atau mengeluarkan sejumlah besar zat organik.
Pengelupasan kulit akar juga memberi banyak bahan organik baru.

1. Akar jamur atau mikoriza

Jamur masuk dalam akar sebagian besar tanaman. Keuntungannya sebagian besar jamur
membentuk hubungan secara simbiotik yaitu hubungan yang saling menguntungkan. Sesudah
spora mikoriza tumbuh, hifa menyerbu akar rambut dan tumbuh di dalam dan di luar sekitar akar
rambut hifa luar akar akan membantu perluasan akar-akar untuk absorbsi air dan unsur hara.
Akar jamur ini disebut mikoriza.

Tanaman inag dimanfaatkan oleh jamur sebagai makanan, sementara keuntungan


tanaman inang adalah:

1) permukaan akar bertambah efekti dengan bertambah efektifnya absorbsi nutrient


(partikel fosfor) dan air

2) fungsi akar menjadi lebih luas


3) toleransi terhadap kekeringan dan panas bertambah

4) sumbangan nutrient tanah lebih tersedia

5) terhambatnya infeksi oleh hama dan penyakit

2. Fikasasi Nitrogen

79% atmosfer bumi terdiri dari N, tetapi sayangnya N tidak tersedia bagi tanaman,
sehingga N merupakan factor pembatas pertumbuhan tanaman. Banyak spesies bakteri,
ganggang dan aktinomicetes yang dapat menangkap gas nitrogen dan mengubahnya menjadi
ammonia yang tersedia bagi tanaman. Proses ini disebut fiksasi nitrogen. Banyak penangkap
nitrogen yang penting bersimbiosis dan hidup berasosiasi dengan tanaman inang. Bakteri yang
dapat memfiksasi nitrogen yang disebut rhizobia, menempel pada akar tanaman, kemudian
tanaman akan membentuk nodul. Tanaman menyediakan makanan bagi bakteri, dan sebaliknya
tanaman memanfaatkan nitrogen yang difiksasi.

FUNGSI EKOLOGI TANAH TERHADAP KESEIMBANGAN ALAM

Sebagai fungsi ekologis, banyak unsur abiotik yang berperan besar dalam
menyeimbangkan situasi alam, salah satunya adalah tanah. Sebagai fungsi ekologis, tanah
berperan untuk:

a. Mencegah erosi dan banjir karena memiliki daya serap untuk banyak liter air yang jatuh
ke bumi akibat hujan atau pengguyuran.

b. 2.Sebagai wadah atau tempat hidup bagi keanekaragaman hayati, terutama tumbuhan,
karena tumbuhan hampir seluruhnya dapat tumbuh dengan baik di tanah.

c. 3.Mempertahankan kesuburan tumbuhan dan hutan yang ada di sekitarnya, karena tanah
berperan dalam menyimpan unsur hara dan garam-garam mineral dari dasar bumi dan
membawanya ke atas untuk menutrisi akar tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Biologi_tanah

http://sylvesterunila.blogspot.com/2011/05/ekologi-tanah-ilmu-tanah.html?m=1

http://www.scribd.com/doc/225062361/Cacing

https://boymarpaung.wordpress.com/2009/02/19/sifat-biologi-tanah/comment-page-1/

Anda mungkin juga menyukai