Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Tanah
Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam
horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
dan merupakan media untuk tumbuh tanaman. Tanah berasal dari pelapukan
batuan yang bercampur dengan sisa bahan organik dan mineral vegetasi serta
hewan yang hidup di atas atau di dalamnya (Hardjowigeno 2003).

1.2. Sifat Biologi Tanah


Sifat biologi tanah adalah sebuah sifat yang dimiliki oleh tanah yang berhubungan
erat dengan kondisi, jumlah dan jenis mikroorganisme tanah dan proses-proses
mikrobiologi yang terjadi dalam tanah tersebut. Sifat dan tampakan tanah yang
mengimplikasikan kegiatan hayati ialah nisbah C/N, kadar bahan organik atau
kandungan biomassa tiap satuan luas/volume tanah, tingkat perombakan bahan
organik, pembentukan krotovina, dan permintaan oksigen hayati (Hardjowigeno
2003).

1.2.1. Mikroorganisme Tanah


Di dalam tanah terdapat berbagai jenis organisme yakni hewan dan tumbuhan,
baik yang berukuran makro maupun yang berukuran mikro. Berbagai
mikroorganisme bertahan hidup dan berkompetisi dalam memperoleh ruang,
oksigen, air, hara, dan kebutuhan hidup lainnya (Hanafiah et al. 2007).

Total mikroorganisme tanah dapat dijadikan indikator kesuburan tanah,


yakni tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme. Keberadaan
mikroorganisme pada tanah dapat diindikasikan dengan populasi yang tinggi.
Karena populasi tinggi menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang
cukup, ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup,
dan kondisi ekologi lainnya yang menyokong perkembangan mikroorganisme
tanah tersebut (Soepardi 1983).

1.2.2. Fungi Tanah


Fungi mempunyai peranan penting di dalam tanah terutama dalam penghancuran
selulosa dan lignin. Selain itu, fungi juga aktif dalam penghancuran bahan yang
mudah hancur seperti gula, pati, dan protein (Hardjowigeno 2003).
4

Fungi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan
jamur mempunyai arti yang penting bagi pertanian. Kapang berkembang biak
dalam suasana masam dimana kompetisi bakteri atau aktinomisetes sangat terbatas.
Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam
tidak akan terjadi (Soepardi 1983).

1.2.3. Bakteri Pelarut P


Mikroba tanah dan akar tanaman berperan serta dalam pelarutan unsur Panorganik
melalui produksi CO2 dan asam-asam organik. Mikroba yang terlihat umumnya
bakteri Pseudomonas dan Bacillus. Aspergillus sp. Merupakan fungi yang
diketahui juga dapat melarutkan fosfat dari ikatannya (Hanafiah 2007). Jumlah
bakteri tanah bervariasi tergantung dari keadaan tanah. namun pada umumnya
jumlah terbanyak dijumpai pada lapisan atas yakni berkisar antara 3–4 milyar tiap
gram tanah kering dan berubah dengan musim (Soepardi 1983).

1.2.4. Respirasi Tanah


Kecepatan respirasi lebih mencerminkan aktivitas metabolik daripada jumlah, tipe,
atau perkembangan mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah didasarkan
pada penetapan jumlah CO2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah dan
jumlah CO2 yang digunakan oleh mikroorganisme tanah. Pengukuran telah
diperhatikan mempunyai korelasi yang baik dengan parameter yang lain yang
berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti kandungan bahan
organik, transformasi N atau P, hasil antara pH dan rata-rata jumlah
mikroorganisme (Anas 1989).
5

Daftar Pustaka

Anas, I. 1989.Biologi Tanah dalam Praktek. Direktorat Jendral


PendidikanTinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB.

Hanafiah, K. A. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Hardjowigeno S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Soepardi G. 1983. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Bogor: IPB Pr.

Anda mungkin juga menyukai