Anda di halaman 1dari 16

INOVASI REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI

REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI PENYEHATAN UDARA

Anisah Nur Aini P21335118010

Kisi Rahmadevy P21335118031

Nurhafzha Hildawati P21335118048

Layalia Shaffamir T P21335118033

Winra Nadeak P21335118076

Yanto Nugraha N.J.A P21335118078

Kelompok 3

3 STr A

PRODI SANITASI LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2021
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Rekayasa Teknologi Sanitasi Penyehatan Udara”
sebagai tugas dan bahan diskusi, yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Inovasi
Rekayasa Teknologi Sanitasi. kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin
dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segalah kekurangan, bila
penyusunan Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak yang
dianggap dirugikan dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap
konstruktis senantiasa kami harapkan, baik dari pembimbing maupun yang
membaca Makalah ini agar kami dapat memperbaiki diri.

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Tujuan .........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Teknologi dan Rekayasa Teknologi Sanitasi............2

B. Manfaat Rekayasa Teknologi Sanitasi.........................................................3

C. Konsep Rekayasa Teknologi Sanitasi Penyehatan Udara............................4

D. Jenis Rekayasa Teknologi Sanitasi Penyehatan Udara................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hidup sehat merupakan salah satu kebutuhan dari setiap manusia yang
dijamin oleh Pemerintah. Faktor kesehatan lingkungan menjadi salah satu yang
mengambil peran penting dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat.
Sehingga menciptakan lingkungan yang sehat sudah merupakan harga mati yang
tidak dapat ditawar-tawar untuk meuwujudkan masyarakat yang sehat. Untuk
mewujudkan lingkungan yang sehat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah bagaimana petugas kesehatan lingkungan dilapangan
(sanitarian) menjawab tantangan permasalahan-permasalahan lingkungan yang
semakin berkembang seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman.
Menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungan yang sama dengan cara yang
sama dan cara berpikir yang sama diwaktu dan tantangan yang berbeda adalah
sesuatu yang mustahil akan berhasil. Oleh sebab itu diperlukan petugas kesehatan
lingkungan di lapangan yang kreatif dan inovatif untuk menjawab tantangan
kesehatan lingkungan yang semakin kompleks. Kemudian untuk merealisasikan
tugas tersebut, dibutuhkan sebuah teknologi guna memudahkan pekerjaan.
Teknologi terus terbarukan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Banyak alat-alat atau mesin canggih yang bisa meng-efisienkan kerja sehingga
tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.

B. TUJUAN
1. Mengetahui Pengertian Rekayasa Teknologi Dan Rekayasa Teknologi Sanitasi
2. Mengetahui Manfaat Rekayasa Teknologi Sanitasi
3. Mengetahui Konsep Rekayasa Teknologi Sanitasi Penyehatan Udara
4. Mengetahui Jenis Rekayasa Teknologi Sanitasi Penyehatan Udara

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REKAYASA TEKNOLOGI DAN REKAYASA


TEKNOLOGI SANITASI
1. Pengertian Rekayasa
Rekayasa dapat diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan
sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka
kerja yangefektif dan efisien. Kata rekayasa merupakan terjemahan bebas dari
kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda ataupun produk
baru yangtelah berperan dan berguna.
Prinsip rekayasa adalah mendaur ulang sistem, bahan,dan ide yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman (teknologi) terbarukan.Oleh
karenanya, rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan
potensidaerah setempat menuju karya yang mempunyai nilai jual yang tinggi
2. Pengertian Teknologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknologi
mengandung arti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu
pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), teknologi merupakan penerapan
pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis dalam kehidupan manusia atau pada
perubahan dan manipulasi lingkungan manusia.
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang
berarti‘keahlian’ dan logia yang berarti ‘pengetahuan’. Dalam pengertian yang
sempit,teknologi mengacu pada obyek benda yang digunakan untuk
kemudahan aktivitasmanusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras.
Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi:pengertian
sistem,organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan dan
kemajuanzaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat
ini teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis
penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan bagaimana ia

2
dapat memberi pengaruhpada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan
mengubah sesuatu yang adadi sekitarnya
3. Pengertian rekayasa teknologi
Teknologi rekayasa adalah proses yang berupa tujuan dari hasil rancangan
atau sistem agar dapat mengeksploitasi fenomena-fenomena atau peristiwa
yangada di seluruh dunia bagi kelangsungan hidup manusia. Bidang ilmu yang
fokus pada penerapan teknik dan pengembangan teknologi modern (bukan
teoritis). Bidang berkaitan dengan penerapan teknik dasar, prinsip-prinsip, dan
keterampilan teknis untuk mendukung para insinyur yang terlibat dalam
berbagai proyek.
4. Pengertian teknologi sanitasi
Teknologi sanitasi adalah pengembangan dan penerapan teknologi dibidang
sanitasi yang efektif dan efisien ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan
sanitasi yang ramah lingkungan, akses yang lebih luas bagi masyarakat,
kontinuitas layanan, perlindungan dan pelestarian sumber daya alam.

B. MANFAAT REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI


Berikut adalah manfaat dari rekayasa teknologi sanitasi, yaitu:
1. Meningkatkan upaya pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan sekaligus
bernilai usaha.
2. Masyarakat dapat memperoleh akses sanitasi yang lebih layak dan mudah
untuk dijangkau.
3. Melibatkan masyarakat sehingga tercipta adanya mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologi dan pengalaman untuk menciptakan produk, prosesdan
jasa baru bertujuan untuk menjawab permasalahan yang ada di
masyarakat.
4. Berupaya untuk peningkatan kualitas pelayanan (proses, produk dan jasa baru)
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan memberdayakan potensi
daerah

3
C. KONSEP REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI PENYEHATAN UDARA
Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara
mengalamipenurunan mutu dalam penggunaannya yang akhirnya tidak dapat
digunakan lagisebagaimana mestinya sesuai dengan fungsinya.

Teknologi pengendalian pencemaran udara dalam suatu plant atau tahap proses
dirancang untuk memenuhi kebutuhan proses itu atau perlindungan lingkungan.
Teknologi ini dapat dipilih dengan penerapan susunan alat pengendali sehingga
memenuhi persyaratan yang telah disusun dalam rancangan proses. Dalam
perancangannya, perlu memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :

1. Memenuhi persayaratan yang dicantumkan dalam peraturan pengelolaan


lingkungan.
Disesuaikan dengan kebijakan yang sudah diberikan oleh pemerintah
mengenai pengelolaan lingkungan, khususnya mengenai penyehatan udara.
Salah satu kebijakan dari pemerintah dapat dilihat pada Permenkes RI
No.1077 tahun 2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang
Rumah.
2. Mempertimbangkan faktor ekonomi
Penerapan peralatan pengendalian ini perlu dikaitkan dengan perkembangan
proses produksi itu sendiri sehingga memberikan nilai ekonomik yang paling
rendah baik untuk instalasi, operasi dan pemeliharaan. Nilai ekonomik yang
dihubungkan dengan biaya produksi ini masih sering dianggap cukup besar.
3. Perlu dikaji secara seksama
Agar penggunaan alat tidak berlebihan dan kinerja yang diajukan oleh
pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan perlindungan
lingkungan. System pengendalian ini harus diawali dengan memahami watak
emisi senyawa pencemar dan lingkungan penerima. Teknologi pengendalian
yang sempurna akan membutuhkan biaya yang besar sekali sehubungan
dengan dimensi alat, kebutuhan energy, keselamatan kerja dan mekanisme
reaksi.

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan teknologi pengendalian atau
rancangan system pengendalian meliputi :
1) Watak gas buang/efluen
2) Tingkat pengurangan yang dibutuhkan
3) Teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4) Kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi

Rancangan system penglolaan udara di daerah industry meliputi semua Langkah


perbaikan dan metode perlakuan yang menjamin hasil guna yang ekonomis untuk
penyelesaian masalah. Pengkajian yang rinci harus dilakukan untuk system yang
lengkap. Penilaian masalah pencemaran udara untuk system produksi meliputi
tahap – tahap :

a. Tahap penilaian masalah, meliputi :


- Pengujian dan pengumpulan data
- Penentuan kriteria rancangan yang mencakup pengkajian watak efluen
dengan baku mutu lingkungan udara
b. Tahap kajian teknis dan rekayasa, yaitu melaksanakan :
- Penilaian system dan teknologi pengendalian pencemaran yang meliputi
sumber perbaikan, metode perlakuan (yang memperhatikan pengumpulan,
Pendidikan, disperse, dan pembuangan), dan perolehan Kembali senyawa
yang bernilai ekonomik.
- Kajian ekonomik yang meliputi investasi dan operasi.
c. Tahap rancangan dan konstruksi, meliputi :
- Pemilahan sistem pengendalian
- Rancangan proses rekayasa serta konstruksi

5
D. JENIS REKAYASA TEKNOLOGI SANITASI PENYEHATAN UDARA
Untuk mengurangi pencemaran udara hingga mencapai tingkat yang tidak
membahayakan atau mencemari lingkungan udara ambien dan memenuhi baku
mutu emisi udara adalah dengan menggunakan alat atau teknologi pengendalian
pencemaran udara. Alat pengendali pencemaran udara dapat dilihat dibawah ini :

1. Wet Scrubber

Memiliki cara kerja dengan membawa Arus gas kotor menuju kontak dengan
liquid pencuci dengan cara menyemprotkan, mengalirkan atau dengan metode
kontak lainnya. Kemampuan alat ini terbatas menyisihkan partikel < 0.3 mikron.
Keuntungan dari penggunaan Wet Scrubber antara lain :
 Dapat secara stimultant/bersamaan menyisihkan partikulat dan gas
 Digunakan pada sumber yang mengeluarkan gas/partikulat bersifat
explosive
 Bentuknya kecil dan dapat digabungkan dengan unit lainnya dalam ruang
terbatas
 Pintu masuk gas didinginkan dan menghasilkan keseluruhan peralatan lebih
kecil
 Dapat memindahkan gas dan partikel keduanya
 Dapat menetralkan gas yang bersifat menghancurkan
Sedangkan kekurangan dari penggunaan Wet Scrubber adalah sebagai berikut :
 Mudah berkarat
 Kebutuhan akan perawatan lebih sulit
 Menimbulkan pencemaran air

6
2. Gravity Settling Chamber

Settling Chamber adalah alat pengendali partikulat pertama yang sering dipakai
untuk menurunkan emisi debu. Saat ini sudah jarang dipakai karena tingkat
efisiensinya yang rendah untuk patikel berukuran kecil.

Prinsip penyisihan partikulat dalam Gravity Settler adalah gas yang mengandung
partikulat dialirkan melalui suatu ruang (chamber) dengan kecepatan rendah
sehingga memberikan waktu yang cukupbagi partikulat untuk mengendap secara
gravitasi kebagian pengumpul debu (dust collecting hoppers).

Keuntungan dari Gravity Settling Chamber adalah kehilangan tekanan rendah dan
mudah dalam desain serta pemeliharannya. Sedangkan kerugiannya adalah
memerlukan ruangan yang besar, harus dibersihkan secara manual, dan memiliki
efisiensi rendah (yakni kurang dari 50%).

3. Fabric Filter/Baghouse

7
Unit pengendali pencemaran udara yang disisihkan melalui mekanisme impaksi,
intersepsidan difusi. Fabric filter menggunakan bahan filter tertentu seperi nilon
atau wol untuk menyisihkan partikel dari aliran gas. Keuntungan dari Fabric
Filter dapat dilihat sebagai berikut :
 Memiliki efisisensi pengumpulan yang sangat tinggi
 Dapat beroperasi pada berbagai aliran laju volumetric
 Penurunan tekanan yang cukup rendah
 Memiliki desain modular dan bisa dirakit sebelumnya di pabrik
Sedangkan untuk kekurangan dari Fabric Filter adalah sebagai berikut :
 Memerlukan lahan yang luas
 Kain dapat rusak pada suhu temperature yang tinggi
 Kain biasa tidak dapat menangani gas korosif
 Tidak dapat menangani aliran gas lembab
 Berpotensi dalam menimbulkan bahaya kebakaran

4. Absorber/Scrubber

Unit pengendali gas yang menggunakan prinsip absorpsi. Absorpsi adalah proses
pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut
pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang
akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik)
atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen
gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga

8
dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli
absorpsi fisik. Berikut dibawah ini merupakan kelebihan dari Absorption System :
 Kehilangan tekanan rendah
 Dapat digunakan fiberglass/plastic
 Efisiensi relatif tinggi
 Biaya investasi relatif murah
 Tidak membutuhkan lahan yang luas
 Mampu menyisihkan gas dan partikulat
Sedangkan kekurangan dari Absorption System adalah sebagai berikut :
 Menimbulkan masalah pencemaran air
 Menghasilkan produk basah
 Debu yang mengendap dapat menyumbat kolom/plate
 Biaya perawatan relatif tinggi

5. Electrostatic Precipitator (EP)

Alat pengendali pencemar partikulat yang di dasari pada konsep presipitasi akibat
gaya elektrostatik. EP sangat efektif sebagai pengendali partikulat yang berukuran
kurang dari 10 mikron. Pemberian muatan listrik oleh precipitator discharge
electrode disebut sebagai corona discharge. Partikel diberikan muatan negative
(negative charging) sehingga menimbulkan gaya elektrostatis. Gaya ini akan
berinteraksi sehingga partikulat akan mengalami presipitasi pada sistem
pengumpul (berbentuk plat atau tabung) yang bermuatan positif. Setelah

9
menempel pada bidang pengumpul maka akan terjadi discharging muatan hingga
kolektor ternetralisir oleh jumlah partikulat bermuatan yang menempel.
Electrostatic Presipitator memiliki kelebihan sebagai berikut :
 Efisiensi penyisihan partikel yang sangat tinggi
 Mampu menyisihkan partikel berukuran kecill
 Dapat menangani debit aliran gas besar dengan kehilagan tekanan yang
rendah
 Dapat dignakan untuk pengumpulan system kering bagi materi yang bernilai
atau pengumpul system basah untuk fume dan mist.
 Dapat didesain aliran gas dengan temperature yang cukup tinggi
 Biaya operasi rendah, kecuali untuk efisiensi yang sangat tinggi

Sedangkan untuk kekurangan dari Electrostatic Presipitator sebagai berikut :


 Capital cost yang tinggi
 Hanya menyisihkan partikulat dan tidak dapat menyisihkan pencemar dalam
bentuk gas
 Tidak terlalu fleksibel
 Memerlukan lahan yang luas
 Menghasilkan ozon dari pemberian muatan negative terhadap elektroda pada
saat ionisasi gas.
 Dibutuhkan personel yang memiliki keahlian khusus dalam pemeliharaan.

10
BAB 3
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rekayasa dapat diartikan usaha memecahkan permasalahan kehidupan sehari-
hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja
yangefektif dan efisien. Kata rekayasa merupakan terjemahan bebas dari kata
engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda ataupun produk baru
yangtelah berperan dan berguna.

Teknologi merupakan penerapan pengetahuan ilmiah untuk tujuan praktis


dalam kehidupan manusia atau pada perubahan dan manipulasi lingkungan
manusia. Teknologi sanitasi adalah pengembangan dan penerapan teknologi
dibidang sanitasi yang efektif dan efisien ditujukan untuk meningkatkan
pengelolaan sanitasi yang ramah lingkungan, akses yang lebih luas bagi
masyarakat, kontinuitas layanan, perlindungan dan pelestarian sumber daya alam.

Teknologi pengendalian pencemaran udara dalam suatu plant atau tahap proses
dirancang untuk memenuhi kebutuhan proses itu atau perlindungan lingkungan.
Teknologi ini dapat dipilih dengan penerapan susunan alat pengendali sehingga
memenuhi persyaratan yang telah disusun dalam rancangan proses. Untuk
mengurangi pencemaran udara hingga mencapai tingkat yang tidak
membahayakan atau mencemari lingkungan udara ambien dan memenuhi baku
mutu emisi udara adalah dengan menggunakan alat atau teknologi pengendalian
pencemaran udara. Beberapanya yang dapat kami sebutkan adalah Wet Scrubber,
Graviti Settling Chamber, Fabric Filter, Absorption/Scrubber, dan Electrostatic
Precipitator.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. BAB 2 Tinjauan Pustaka. Pengertian Sanitasi. URL:
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/283/4/BAB%20II.pdf (Diakses pada
tanggal 04 Maret 2021)

Amalis. 2010. Teknologi Pengendalian Pencemaran Udara. Yogyakarta :


Universitas Negeri Yogyakarta.
http://unguamalis.blogspot.com/2010/12/teknologi-pengendalian-
pencemaran-udara.html?m=1 (Diakses pada tanggal 05 Maret 2021)

Boedisantoso, Rachmat. 2017. Teknologi Pengendalian Pencemar Udara ; Fabric


Filter. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.

Dede Anwar M. Rekayasa Sosial dan Teknologi Tepat Guna Untuk penyelesaian
Masalah Sanitasi. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Tahun 2019.

Kurikulum Pelatihan Teknologi Tepat Guna Kesehatan Lingkungan.


http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/kurikulum
%20ttg.pdf (Diakses 04 Maret 2021)

Marfitra, Randi. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Pengendalian


Pencemaran Udara. Riau : Poltekkes Kemenkes Tanjung Pinang.

Permenkes RI No. 1077. 2011. Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang


Rumah. Jakarta : Republik Indonesia

Sudrajat. 2005. Konsep Teknologi Pengelolaan Pencemaran Udara. Kalimantan


Timur : Universitas Mulawarman.

Yudianingrum, Dewi, dkk. 2015. Evaluasi Teknologi Pengendalian Pencemaran


Udara Dedusting System Pada Billet Steel Plant (BSP) PT. Krakatau Steel
(PERSERO) Tbk. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.

12

Anda mungkin juga menyukai