Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TINGKAT LENGAS PADA BEBERAPA

KOMPOSISI MEDIUM TERHADAP PERTUMBUHAN


DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.
Merril)

Oleh :
Alam Gusnindar
Bagas Canda Pranata
Fahmi Nugraha
Irham Luthfi
Nur Abdul Rasyid
Rifni Aprinoer

20140210034
20140210118
20140210042
20140210046
20140210123
20140210126

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015

I.

PENDAHULUAN

II.
III.

Tanah merupakan materi yang melapisi seluruh daratan dibumi


yang terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik atau
mineral yang meliputi batuan penyusun litosfer, air dan udara,
sedangkan bahan organik berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Variasi komponen suatu penyusun tanah akan menentukan ciri, sifat,

IV.

watak dan kelakuan tanah.


Tanah dipengaruhi oleh proses gabungan anasir alami yaitu bahan
induk, iklim, topografi, dan organisme yang bekerja pada waktu
tertentu. Pengaruh tersebut mengakibatkan kenampakan dan sifat-sifat
tanah didaerah tertentu berbeda dengan daerah lain. Dengan kata lain,
oleh karena intensitas faktor-faktor pembentuk tanah antar daerah satu

V.

dengan yang lain berbeda maka tanah yang terbentuk juga berbeda.
Dalam suatu pandang tanah sebagai medium untuk pertumbuhan
tanaman, lengas tanah yang merupakan salah satu sifat fisik tanah
sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah. Lengas
menyusun dua per tiga bagian dari pori-pori tanah pada suhu kamar,
dan menjadi satu per tiga bagian jika suhu meningkat. Oleh karena itu,

VI.

pengetahuan mengenai kadar lengas sangatlah penting.


Perbedaan kadar lengas tanah terhadap pertumbuhan tanaman
sangat berpengaruh. Kecukupan kadar air yang dikandung tanah
berpengaruh terhadap kecukupan air tanaman selama perkembangan
dan pertumbuhannya. Kecukupan air tanah dibutuhkan oleh tanaman
untuk proses fotosintesis dan pembelahan sel lainnya selama
pertumbuhan tanaman. Pengujian kandungan air pada kkadar lengas
tanah bisa dilakukan dengan menggunakan tanaman kedalai. Tanaman
kedelai merupakan tanaman yang membuthhkan air dalam jumlah
yang sedikit dan mampu toleran terhadap cekaman air.

VII. TINJAUAN PUSTAKA


VIII.
IX.
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang
terletak dipermukaan samapai kedalaman tertentu yang diperngaruhi oleh faktor
genetis lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikroorgansime
dan makroorganisme), topografi, dan waktu yang sangat panjang. Tanah dapat
dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya, baik secara fisik, kimia, bilologi,
maupun morfologinya (Hurbe dan Amilcar, 2004).
X.

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai uap air yang terdapat

dalam pori-pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen
berat atau persen volume. Lengas higroskopis merupakan lengas yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tanaman, atau bisa juga disebut air kristal. Volume air
higroskopis sangat tergantung pada sifat koloida tanah (mineral lempung,
montmorilonit/ illit/ kooloit: 10/5/1). Jenis ion terjerap koloida tanah (Co>No).
Dan kelembaban udara relatif (Hardjowigeno, 1993).
XI.

Tanah memiliki kualitas yang berbeda disetiap wilayah. Pada tahun

1994, Soil Science Society of America (SSSA) telah mendefinisikan kualitas


tanah sebagai kemampuan tanah untuk menampilkan fungsi-fungsinya dalam
penggunaan lahan atau ekosistem untuk menopang produktivitas biologis,
mempertahankan kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan (Agehara dan Warncke, 2005).
XII.

Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat tinggi mempunyai

kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada
tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk
menyimpan air diantaranya hujan yang terjadi menentukan spesies apa yang
tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhan. Kadar lengas
merupakan salah satu sifat fisik tanah untuk mengetahui kemampuan menyerap
air dan ketersediaan hara pada setiap jenis tanah (Anonim, 2005).
XIII.

Batuan sebagai bahan dasar pembentukan tanah dan mengalami

proses pelapukan baik secara fisik, kima, maupun biologis sehingga batu-batuan
terdesintegrasi menghasilkanbahan induk lepas-lepas. Proses perkembangan tanah
akan menghasilakan horison-horison genetik pada tubuh tanah yang bersangkutan.
Pada tanah-tanah yang belum berkembang kemungkinan hanya akan ditemukan

horison A dan C saja sedang pada tanah pembentuk akan ditemukan horisonhorison A, B, dan C. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor. Lima
faktor pembentuk tanah dalam prosesnya bersama saling berpengaruh melalui
bereaksi dan taraf intensitasnya yang akhirnya membentuk tanah tertentu. Pada
ganesa tanah salah satu faktor dapat mempunyai pernanan yang lebih menonjol
daripada faktor lain Lima faktor yang dimaksud adalah bahan induk, iklim,
topografi, organisme dan waktu.
XIV.

Kedelai merupakan salah satu komoditi andalan oleh petani

palawija. Kedelai juga menjadi salah satu tanaman yang bisa budidayakan. Ada
beberapa cara menanam dan membudidayakan kedelai.
1. Media Tanam dan Kondisi Lahan
XV. Kedelai dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Akan tetapi, tanah
yang menjadi lahan untuk menanam kedelai harus mempunyai drainase
dan aerasi yang baik. Selain itu, cara budidaya yang tepat adalah
menggunakan tanah dengan tingkat pH sebesar 5,8 sampai 7. Daerah
tempat untuk menanam kedelai juga harus tepat, yaitu daerah yang
terletak di ketinggian 600 mpl, dengan curah hujan sebesar 100 sampai
400 ml per bulan dan suhu 23 smapai 30 derajat Celsius dan tingkat
kelembaban sebesar 60% sampai 70%.
2. Mempersiapkan Lahan
XVI. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam teknik budidaya kedelai
adalah mempersiapkan tanah yang akan ditanami. Tanah dibajak dan
diratakan agar mempermudah menanam dan sistem drainase. Bila ada
gulma pada lahan yang akan ditanami, bersihkan sampai benar-benar
bersih. Untuk menjaga keadaan tanah dari kelebihan air yang dapat
merusak kedelai, anda perlu membuat saluran air dengan jarak 3 sampai
4 meter. Setelah itu, tanah dibiarkan kering selama tiga minggu dan
setelah tiga minggu, tanah siap untuk ditanami kedelai.
3. Tips Memilih Lahan
XVII.
Ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk memilih
lahan yang akan ditanami benih kedelai. Salah satu cara yang paling
populer adalah memanfaatkan lahan yang baru ditanami padi untuk
membudidayakan kedelai. Caranya, setelah memanen padi, sisa jerami
dibabat dan dibiarkan selama 3 minggu. Setelah itu, lahan ini disemprot

dengan herbisida dan lahan bekas padi siap untuk ditanami dengan
kedelai.
4. Pemilihan Benih
XVIII.
Selain mempersiapkan tanah, pemilihan bibit kedelai juga
penting untuk dilakukan. Benih yang baik untuk anda budidayakan
adalah benih dengan varietas yang sudah diketahui kualitasnya, seperti
benih Grobogan. Sebelum ditanam, sebaiknya benih direndam dengan
POC NASA dengan dosis sebesar 2 cc/liter air, bila lahan yang akan
anda tanami belum pernah ditanami dengan kacang kedelai.
5. Penanaman
XIX. Untuk teknik menanam yang baik, masukkan 2 sampai 3 biji
disetiap lubang tugal dilahan anda dan tutup benih dengan tanah gembur
dan tidak perlu dipadatkan. Untuk hasil yang lebih optimal, buat lubang
tugal dengan jarak 30 x 20 cm. Waktu penanaman yang paling baik
adalah saat akhir musim hujan, dimana curah hujan atau air akan
menurun yang sangat cocok dengan tanaman kedelai yang tidak cocok
dengan tanah yang sangat basah. Anda juga bisa memasukkan pupuk ke
dalam lubang tugal, agar benih calon pohon kedelai dapat tumbuh
dengan baik.
6. Penyulaman dan Penyiangan
XX. Benih kedelai akan mulai tumbuh setelah 5-6 hari. Apabila setelah
masa tersebut ada beberapa benih yang tidak tumbuh dengan baik, anda
bisa melakukan proses penyulaman dengan menggantinya dengan benih
yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tidak
terjadi proses pelayuan. Penyiangan dapat dilakukan setelah tanaman
kedelai berumur 2 sampai 3 minggu untuk penyiangan yang pertama, 6
minggu setelah prosespenanaman pertama atau saat kedelai mulai
berbunga untuk penyiangan kedua dan penyiangan ketiga dapat
dilakukan setelah proses pemupukan kedua.
7. Pemupukan
XXI. Proses pemupukan diberikan setelah tanaman kedelai berumur 2
minggu dan pemupukan diberikan setiap 2 minggu sekali. Pupuk yang
dapat anda gunakan adalah pupuk POC NASA yang diberikan dengan
cara disemprotkan ke tanaman kedelai. Akan tetapi, bila tanaman kedelai
anda sudah mulai berbunga, maka proses penyemprotan ini perlu anda

hentikan

agar

tidak

mengganggu

proses

penyerbukan.

Selain

menggunakan pupuk POC NASA, pupuk tambahan berupa pupuk


kandang dan kompos juga bisa diberikan agar tanaman kedelai anda
mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh secara
optimal.
8. Hama dan Penyakit
XXII.
Hama yang paling sering menyerang tanaman kedelai
adalah lalat kacang. Untuk mencegah dan melindungi tanaman kedelai
dari serangan hama ini, tanaman kedelai anda perlu disemprot dengan
insektisida

yang

menggunakan

bahan

aktif

Fipronil.

Proses

penyemprotan ini dilakukan saat tanaman kedelai berumur 7 hari, saat


benih sudah tumbuh dan mengeluarkan 2 lembar daun pertama. Selain
itu, bila pada masa pemeliharaan terjadi serangan hama dan penyakit,
maka bisa dilakukan pembasmian yang disesuaikan dengan jenis hama
dan penyakit yang menyerang.
9. Panen
XXIII.
Selain cara tanam yang benar, proses pemanenan juga perlu
diperhatikan agar kita bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Pertama
waktu yang tepat untuk memanen kedelai adalah saat biji polong sudah
tampak masak, yaitu bewarna kuning hingga coklat, dan daun
menguning dan mulai gugur. Pemetikan biji polong dilakukan secara
hati-hati. Setelah proses pemetikan selesai, biji kedelai segera dijemur
sampai kering dan dilakukan pemilihan biji kacang kedelai yang baik
untuk digunakan.

XXIV. HASIL PENGAMATAN


XXV.
A. METODOLOGI
XXVI.
a. Waktu dan Tempat
XXVII.
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2015 sampai 16
Desember 2015, bertempat di Green House Fakultas Pertanian UMY.
b. Alat dan Bahan
1. Alat
- Polybag
- Cetok
- Timbangan
2. Bahan
- Tanah regosol
- Pupuk kandang
- Benih kedelai
c. Metode
1. Menyusun dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap) percobaan 4 x 6
faktorial.
a. Faktor 1. Komposisi Media (M), terdiri atas 4 aras yaitu :
XXVIII. M1 = 100% tanah
XXIX.
M2 = 97,5% tanah + 2,5% PPK
XXX.
M3 = 95% tanah + 5% PPK
XXXI.
M4= 92,5% tanah + 7,5 PPK
b. Faktor 2. Tingkat Lengas (L), terdiri atas 6 aras yaitu :
XXXII.
L1 = Tingkat Lengas 100% (kapasitas lapangan)
XXXIII. L2 = Tingkat Lengas 90%
XXXIV. L3 = Tingkat Lengas 80%
XXXV.
L4 = Tingkat Lengas 70%
XXXVI. L5 = Tingkat Lengas 60%
XXXVII. L6 = Tingkat Lengas 50%
XXXVIII.
XXXIX.
2. Cara Kerja
a. Menyiapkan bahan media tanam dengan mengeringkan tanah sampai
kadar lengasnya mencapai kering mutlak
b. Menyiapkan media tanam dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
kandang dengan perbandingan sebagai berikut : 100% tanah, 97,5%
tanah : 2,5% PPK, 95% tanah : 5% PPK, 92,5% tanah : 7,5% PPK.
c. Mengisi polybag dengan campuran media tanam sebanyak 5
Kg/polybag. Masing-masing kelompok menyiapkan 3 buah polybag.
d. Mengambil sample tanah pada masing-masing campuran media tanam
untuk menetapkan kadar lengas awal media tanam dan kadar lengas
kapasitas lapangan.

e. Menanam 2 benih kedelai untuk tiap-tiap polybag.


f. Penyiraman dilakukan dengan menambahkan air sampai pada kapasitas
lapangan untuk masing-masing perlakuan media tanam pada minggu
pertama.
g. Pada minggu kedua dan seterusnya penyiraman dilakukan setiap 3 hari
sekali dengan menambahkan air pada medium tanam sampai kadar
lengasnya mencapai 100% (kapasitas lapangan), 90%, 80%, 70%, 60%,
dan 50%. Menambahkan jumlah air yang telah disesuaikan dengan
berkurangnya kadar lengas media dengan metode penimbangan.
h. Melakukan pemanenan setelah berumur 8 minggu.
XL.
XLI. Pengamatan :
1. Tinggi tanaman
XLII.
Tinggi tanaman diukur setiap seminggu sekali dengan cara
mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai titik tumbuh
tertinggi.
2. Berat segar tanaman
XLIII.
Setelah 8 minggu, tanaman dipisahkan dengan media tanam
untuk ditimbang brangkasan tanamannya (berat segar daun, batang,
dan akar).
3. Berat kering tanaman
XLIV.
Berat kering tanaman diukur dengan cara menimbang berat
kering brangkasan tanaman setelah dikeringkan (dioven) sampai
beratnya konstan.
XLV.
B. HASIL PEMGAMATAN
a. Tabel 1. Pengamatan tinggi tanaman kedelai pada perlakuan M2 L4
70%
XLVI. Perlaku
XLVII. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman Kedelai (cm) Kelompok 4
XLIX.
L.
LI.
1
LII. 1
LIII. 2
LIV.
an
2841
8
6
2N
N
N
o
o
o
v
v
v
2
2
2
0
0
0
1
1
1

5
5
3
,
0

LVII. Tanama
n A Mi
L4
70%

LVIII.
12,0

LIX.
24,3

LX.

LXVI. Tanama
n B Mi
L4
70%
LXXV.Tanama
n C Mi
L4
70%
LXXXIV. Rer
ata

LXVII.
11,0

LXVIII.
22,7

LXXVI.
13,0

LXXVII.
27,0

LXIX. 4
9
,
2
LXXVIII.
50,4

LXXXV.
12,0

LXXXVI. LXXXVII.
24,7
50,9

5
7
7
,
3

5
LXII. 9
8
,
1

LXX. 7
1
,
3
LXXIX.
73,3

LXXI. 9
1
,
9
LXXX.
94,5

LXI.

LXXXVIII. LXXXIX.
74,0
94,8

XCIII.
b. Tabel 2. Pengamatan berat segar akar, batang, dan daun tanaman
kedelai pada perlakuan M2 L4 70%
XCIV. Berat Segar Tanaman Kedelai (gram)
XCVI. A
XCVII. B
M2
M2
XCV. Bagian
L4
L4
Tumbuh
70
70
an
%
%
CI.
25
CII.
16
,4
,2
C.
Akar
0
0
CVI. 35
CVII. 32
,2
,9
CV.
Batang
0
0
CXI. 34
CXII. 28
,2
,9
CX.
Daun
0
0

Kelompok 4
XCVIII.C
M2
L4
70
%
CIII. 16
,1
0
CVIII. 29
,8
0
CXIII. 28
,6
0

XCIX.
re
CIV.
1
CIX.
3
CXIV.
3

CXV.
c. Tabel 3. Pengamatan berat kering akar, batang, dan daun tanaman
kedelai pada perlakuan M2 L4 70%
CXVI. Berat Kering Tanaman Kedelai (gram) Kelompok 4
CXVII. Bagian
CXVIII.A
CXIX. B
CXX. C
Tumbuh
M2
M2
M
an
L4
L4
2
70
70
L4
%
%
70

CXXI.
re

LXIII.
133,6

LXXII.
97,0

LXXXI.
110,4

XC.
113,7

CXXVII. Bata
ng

CXXVIII.
14,25

CXXIX.
15,29

CXXV. 4,
96
CXXX. 12
,0
1

CXXXII.

CXXXIII.
16,29

CXXXIV.
16,42

CXXXV.
11,24

CXXII. Akar

Daun

CXXIII.
10,73

CXXIV.5,
03

CXXVI.
6,
CXXXI.
1
CXXXVI.
1

CXXXVII.
CXXXVIII.
CXXXIX.
CXL.
CXLI.
d. Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman dengan perlakuan M2 L1 100%, M2
L2 90%, M2 L3 80%, M2 L4 70%, M2 L5 60%, dan M2 L6 50%
CXLII.

CXLIII.
e. Grafik tinggi tanaman kedelai dari minggu pertama sampai minggu ke
delapan dengan perlakuan M2 L4 70%.

CXLIV.

Rerata Tinggi Tanaman Kedelai Kelompok 4


600.0
500.0
Rerata

400.0

Tanaman C Mi L4 70%
Tanaman B Mi L4 70%

300.0

Tanaman A Mi L4 70%

200.0
100.0
0.0

PEMBAHASAN
CXLV.

CXLVI.

KESIMPULAN

CXLVII. DAFTAR PUSTAKA


CXLVIII.
CXLIX.
Anonim.
2010.
Lengas
Tanah.
http://www.silvikultur.com/Lengas_Tanah.html. Diakses pada 20 Desember
2015.
CL.
CLI. Anonim
(a).
2011.
Budidaya
Kedelai.
http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidayapertanian/panduan-cara-budidaya-kedelai/. Dikases pada 20 Desember
2015.
CLII.
CLIII. Anonim (b). 2013. Budidaya Kedelai Di Lahan Kering.
http://www.wbh.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=135:budi-daya-kedelai-di-lahankering&catid=43:pertanian&Itemid=2. Diakses 23 Desember 2015.
CLIV.
CLV. Astawan, M. dan Mita W. 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat
Guna. Jakarta: Akademika Pressindo.
CLVI.
CLVII. Astawan, M. 2004. Dalam Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah: Tiada
Hari Tanpa Kecap. http://www.pdii.go.id., Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta, hlm. 1-4.
CLVIII.
CLIX. Ikrima, Sayyida. 2013. Pengujian Tanah Dalam Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
https://www.academia.edu/9294938/Laporan_Resmi_Dasar2_Ilmu_Tanah_2
013. Diakses 25 Desember 2015.
CLX.
CLXI. Tri Radiyati, et all. 1992. Pengolahan kedelai. Subang: BPTTG Puslitbang
Fisika Terapan-LIPI.
CLXII.
CLXIII.
Sutrisno, K. 2005. Susu Kedelai Tak Kalah dengan Susu Sapi.
Artikel, Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta-IPB, Bogor.

CLXIV.
CLXVI.

LAMPIRAN
CLXV.

Anda mungkin juga menyukai