Oleh :
Alam Gusnindar
Bagas Canda Pranata
Fahmi Nugraha
Irham Luthfi
Nur Abdul Rasyid
Rifni Aprinoer
20140210034
20140210118
20140210042
20140210046
20140210123
20140210126
I.
PENDAHULUAN
II.
III.
IV.
V.
dengan yang lain berbeda maka tanah yang terbentuk juga berbeda.
Dalam suatu pandang tanah sebagai medium untuk pertumbuhan
tanaman, lengas tanah yang merupakan salah satu sifat fisik tanah
sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah. Lengas
menyusun dua per tiga bagian dari pori-pori tanah pada suhu kamar,
dan menjadi satu per tiga bagian jika suhu meningkat. Oleh karena itu,
VI.
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai uap air yang terdapat
dalam pori-pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen
berat atau persen volume. Lengas higroskopis merupakan lengas yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tanaman, atau bisa juga disebut air kristal. Volume air
higroskopis sangat tergantung pada sifat koloida tanah (mineral lempung,
montmorilonit/ illit/ kooloit: 10/5/1). Jenis ion terjerap koloida tanah (Co>No).
Dan kelembaban udara relatif (Hardjowigeno, 1993).
XI.
kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada
tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk
menyimpan air diantaranya hujan yang terjadi menentukan spesies apa yang
tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhan. Kadar lengas
merupakan salah satu sifat fisik tanah untuk mengetahui kemampuan menyerap
air dan ketersediaan hara pada setiap jenis tanah (Anonim, 2005).
XIII.
proses pelapukan baik secara fisik, kima, maupun biologis sehingga batu-batuan
terdesintegrasi menghasilkanbahan induk lepas-lepas. Proses perkembangan tanah
akan menghasilakan horison-horison genetik pada tubuh tanah yang bersangkutan.
Pada tanah-tanah yang belum berkembang kemungkinan hanya akan ditemukan
horison A dan C saja sedang pada tanah pembentuk akan ditemukan horisonhorison A, B, dan C. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor. Lima
faktor pembentuk tanah dalam prosesnya bersama saling berpengaruh melalui
bereaksi dan taraf intensitasnya yang akhirnya membentuk tanah tertentu. Pada
ganesa tanah salah satu faktor dapat mempunyai pernanan yang lebih menonjol
daripada faktor lain Lima faktor yang dimaksud adalah bahan induk, iklim,
topografi, organisme dan waktu.
XIV.
palawija. Kedelai juga menjadi salah satu tanaman yang bisa budidayakan. Ada
beberapa cara menanam dan membudidayakan kedelai.
1. Media Tanam dan Kondisi Lahan
XV. Kedelai dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Akan tetapi, tanah
yang menjadi lahan untuk menanam kedelai harus mempunyai drainase
dan aerasi yang baik. Selain itu, cara budidaya yang tepat adalah
menggunakan tanah dengan tingkat pH sebesar 5,8 sampai 7. Daerah
tempat untuk menanam kedelai juga harus tepat, yaitu daerah yang
terletak di ketinggian 600 mpl, dengan curah hujan sebesar 100 sampai
400 ml per bulan dan suhu 23 smapai 30 derajat Celsius dan tingkat
kelembaban sebesar 60% sampai 70%.
2. Mempersiapkan Lahan
XVI. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam teknik budidaya kedelai
adalah mempersiapkan tanah yang akan ditanami. Tanah dibajak dan
diratakan agar mempermudah menanam dan sistem drainase. Bila ada
gulma pada lahan yang akan ditanami, bersihkan sampai benar-benar
bersih. Untuk menjaga keadaan tanah dari kelebihan air yang dapat
merusak kedelai, anda perlu membuat saluran air dengan jarak 3 sampai
4 meter. Setelah itu, tanah dibiarkan kering selama tiga minggu dan
setelah tiga minggu, tanah siap untuk ditanami kedelai.
3. Tips Memilih Lahan
XVII.
Ada beberapa tips yang bisa anda gunakan untuk memilih
lahan yang akan ditanami benih kedelai. Salah satu cara yang paling
populer adalah memanfaatkan lahan yang baru ditanami padi untuk
membudidayakan kedelai. Caranya, setelah memanen padi, sisa jerami
dibabat dan dibiarkan selama 3 minggu. Setelah itu, lahan ini disemprot
dengan herbisida dan lahan bekas padi siap untuk ditanami dengan
kedelai.
4. Pemilihan Benih
XVIII.
Selain mempersiapkan tanah, pemilihan bibit kedelai juga
penting untuk dilakukan. Benih yang baik untuk anda budidayakan
adalah benih dengan varietas yang sudah diketahui kualitasnya, seperti
benih Grobogan. Sebelum ditanam, sebaiknya benih direndam dengan
POC NASA dengan dosis sebesar 2 cc/liter air, bila lahan yang akan
anda tanami belum pernah ditanami dengan kacang kedelai.
5. Penanaman
XIX. Untuk teknik menanam yang baik, masukkan 2 sampai 3 biji
disetiap lubang tugal dilahan anda dan tutup benih dengan tanah gembur
dan tidak perlu dipadatkan. Untuk hasil yang lebih optimal, buat lubang
tugal dengan jarak 30 x 20 cm. Waktu penanaman yang paling baik
adalah saat akhir musim hujan, dimana curah hujan atau air akan
menurun yang sangat cocok dengan tanaman kedelai yang tidak cocok
dengan tanah yang sangat basah. Anda juga bisa memasukkan pupuk ke
dalam lubang tugal, agar benih calon pohon kedelai dapat tumbuh
dengan baik.
6. Penyulaman dan Penyiangan
XX. Benih kedelai akan mulai tumbuh setelah 5-6 hari. Apabila setelah
masa tersebut ada beberapa benih yang tidak tumbuh dengan baik, anda
bisa melakukan proses penyulaman dengan menggantinya dengan benih
yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tidak
terjadi proses pelayuan. Penyiangan dapat dilakukan setelah tanaman
kedelai berumur 2 sampai 3 minggu untuk penyiangan yang pertama, 6
minggu setelah prosespenanaman pertama atau saat kedelai mulai
berbunga untuk penyiangan kedua dan penyiangan ketiga dapat
dilakukan setelah proses pemupukan kedua.
7. Pemupukan
XXI. Proses pemupukan diberikan setelah tanaman kedelai berumur 2
minggu dan pemupukan diberikan setiap 2 minggu sekali. Pupuk yang
dapat anda gunakan adalah pupuk POC NASA yang diberikan dengan
cara disemprotkan ke tanaman kedelai. Akan tetapi, bila tanaman kedelai
anda sudah mulai berbunga, maka proses penyemprotan ini perlu anda
hentikan
agar
tidak
mengganggu
proses
penyerbukan.
Selain
yang
menggunakan
bahan
aktif
Fipronil.
Proses
5
5
3
,
0
LVII. Tanama
n A Mi
L4
70%
LVIII.
12,0
LIX.
24,3
LX.
LXVI. Tanama
n B Mi
L4
70%
LXXV.Tanama
n C Mi
L4
70%
LXXXIV. Rer
ata
LXVII.
11,0
LXVIII.
22,7
LXXVI.
13,0
LXXVII.
27,0
LXIX. 4
9
,
2
LXXVIII.
50,4
LXXXV.
12,0
LXXXVI. LXXXVII.
24,7
50,9
5
7
7
,
3
5
LXII. 9
8
,
1
LXX. 7
1
,
3
LXXIX.
73,3
LXXI. 9
1
,
9
LXXX.
94,5
LXI.
LXXXVIII. LXXXIX.
74,0
94,8
XCIII.
b. Tabel 2. Pengamatan berat segar akar, batang, dan daun tanaman
kedelai pada perlakuan M2 L4 70%
XCIV. Berat Segar Tanaman Kedelai (gram)
XCVI. A
XCVII. B
M2
M2
XCV. Bagian
L4
L4
Tumbuh
70
70
an
%
%
CI.
25
CII.
16
,4
,2
C.
Akar
0
0
CVI. 35
CVII. 32
,2
,9
CV.
Batang
0
0
CXI. 34
CXII. 28
,2
,9
CX.
Daun
0
0
Kelompok 4
XCVIII.C
M2
L4
70
%
CIII. 16
,1
0
CVIII. 29
,8
0
CXIII. 28
,6
0
XCIX.
re
CIV.
1
CIX.
3
CXIV.
3
CXV.
c. Tabel 3. Pengamatan berat kering akar, batang, dan daun tanaman
kedelai pada perlakuan M2 L4 70%
CXVI. Berat Kering Tanaman Kedelai (gram) Kelompok 4
CXVII. Bagian
CXVIII.A
CXIX. B
CXX. C
Tumbuh
M2
M2
M
an
L4
L4
2
70
70
L4
%
%
70
CXXI.
re
LXIII.
133,6
LXXII.
97,0
LXXXI.
110,4
XC.
113,7
CXXVII. Bata
ng
CXXVIII.
14,25
CXXIX.
15,29
CXXV. 4,
96
CXXX. 12
,0
1
CXXXII.
CXXXIII.
16,29
CXXXIV.
16,42
CXXXV.
11,24
CXXII. Akar
Daun
CXXIII.
10,73
CXXIV.5,
03
CXXVI.
6,
CXXXI.
1
CXXXVI.
1
CXXXVII.
CXXXVIII.
CXXXIX.
CXL.
CXLI.
d. Tabel 4. Rata-rata tinggi tanaman dengan perlakuan M2 L1 100%, M2
L2 90%, M2 L3 80%, M2 L4 70%, M2 L5 60%, dan M2 L6 50%
CXLII.
CXLIII.
e. Grafik tinggi tanaman kedelai dari minggu pertama sampai minggu ke
delapan dengan perlakuan M2 L4 70%.
CXLIV.
400.0
Tanaman C Mi L4 70%
Tanaman B Mi L4 70%
300.0
Tanaman A Mi L4 70%
200.0
100.0
0.0
PEMBAHASAN
CXLV.
CXLVI.
KESIMPULAN
CLXIV.
CLXVI.
LAMPIRAN
CLXV.