Anda di halaman 1dari 6

PIPER, Volume 17 Nomor 2 Oktober 2021 p ISSN 1907-0403

http://jurnal.unka.ac.id/index.php/piper e ISSN 2775-5738


APLIKASI PUPUK KOTORAN WALET TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS
(Zea mays L. Saccharata Strut.)
Nurhadiah1, Ratri Yulianingsih2, Kristian Feri3, Melira Yola Putranti4
dnurhadiah@gmail.com
1,2,3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Kapuas Sintang
Jl. Yc. Oevang Oeray Nomor 92, Baning Kota, Sintang, 78612
4
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang
Jl. DR. Wahidin Sudirohusodo, Baning Kota, Sintang, 78613
Abstrak: Budidaya jagung manis pada tanah PMK perlu dilakukan penambahan bahan organik tanah.
Bahan organik yang dapat dimanfaatkan diantaranya pupuk kotoran walet. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pupuk kotoran walet terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis serta
mengetahui dosis pupuk kotoran walet yang optimal dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil
jagung manis pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Rancangan Acak
Kelompok yang terdiri atas 5 taraf perlakuan pupuk kotoran walet (w) dan masing-masing taraf
perlakuan diulang 5 kali. Taraf2 perlakuan tersebut adalah: w0= Tanpa 2
pupuk kotoran walet; w1=
Pupuk kotoran
2
walet 1000 g/m ; w2= Pupuk kotoran
2
walet 2000 g/m ; w3= Pupuk kotoran walet
3000 g/m dan w4= Pupuk kotoran walet 4000 g/m . Satuan pengamatan dalam penelitian ini sebanyak
150 tanaman. Variabel pngamatan yaitu tinggi tanaman, berat tongkol kotor dan berat tongkol bersih.
Data pengamatan dianalisis menggunakan analisis sidik ragam rancangan acak kelompok dan dilanjutkan
dengan menggunakan uji BNJ. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian pupuk kotoran walet
berpengaruh nyata terhadap ketiga variabel yang diamati. Dosis pupuk kotoran walet yang optimal
dalam menghasilkan pertumbuhan dan hasil jagung manis sebanyak 4000 g/m2, ditunjukkan dengan
rerata tertinggi dari tinggi tanaman 141,37 cm, berat tongkol kotor 644,63 g, dan berat tongkol
bersih 629,10 g
Kata Kunci: Pupuk Kotoran Walet, Pertumbuhan, Hasil, Jagung Manis

PENDAHULUAN prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Asam


Jagung manis (Zea mays L. saccharata lemak pada jagung meliputi asam lemak jenuh
Sturt) merupakan salah satu komoditas pangan (palmitat dan stearat) serta asam lemak tidak
yang banyak digemari dibandingkan jagung biasa jenuh, yaitu oleat (omega 9) dan linoleat (omega-
karena rasanya yang manis. Jagung manis 6). Jagung juga mengandung berbagai mineral
umumnya dimakan sebagai jagung rebus, jagung esensial seperti K, Na, P, Ca, dan Fe serta vitamin
bakar, sayur asam, gorengan dan puding. Selain A atau karotenoid dan vitamin E.
rasanya, jagung manis memiliki gizi yang penting Produksi jagung manis di Kabupaten
untuk tubuh. Suarni dan Widowati (2016:410) Sintang pada tahun 2015 adalah sebesar 2,96
menjelaskan bahwa Kandungan gizi utama jagung ton/ha. Produksi ini rendah dibandingkan dengan
adalah pati (72-73%), dengan nisbah amilosa dan produksi jagung manis Kabupaten Bengkayang
amilopektin 25-30% : 70-75%. Kadar gula sebesar 3,76 ton/ha dan Kota Singkawang
sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) sebesar 4,83 ton/ha (BPS, 2017:251).
berkisar antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) Rendahnya produksi jagung manis di Kabupaten
terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin, globulin, Sintang, diantaranya dapat disebabkan teknik

92
Nurhadiah, Yulianingsih, Feri, Putranti, Apikasil Pupuk Kotoran Walet 93
pengelolaan budidaya yang kurang baik serta sifat Kii dkk (2018:211) menyatakan bahwa
tanah yang kurang mendukung. pemberian pupuk kotoran burung walet dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai rawit
Adapun jenis tanah yang mempunyai
(Capsicum frutescens L.). Nurhadiah
peluang untuk pengembangan tanaman jagung
(2017:210) menjelaskan bahwa dengan
manis yaitu tanah Podsolik Merah Kuning (PMK)
pemberian kotoran burung walet sebanyak 3 kg/
yang luasnya mencapai 42,89% (97.504,79
m2, memberikan rerata tertinggi terhadap tinggi
hektar) dari luas wilayah Kabupaten Sintang bayam merah 36,86 cm dan jumlah daun 8,17
(BPS, 2014:4). Menurut Hartatik dan Adiningsih helai. Selanjutnya Alfarisi dkk (2021:27) juga
(1987:185) kandungan bahan organik tanah PMK menjelaskan bahwa pemberian pupuk kotoran
terutama pada lapisan atas (top soil) adalah walet terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit
kurang dari 9% dan umumnya 5%, kandungan (Elaeis guenensiss Jacq) pada Main Nursary,
unsur hara rendah serta pH tanah sangat rendah memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
yaitu 4,0-5,5. pelepah daun dan diameter batang.
Budidaya jagung manis pada tanah PMK Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
perlu dilakukan penambahan bahan organik tanah. untuk mengetahui pengaruh pupuk kotoran
Penambahan bahan organik ini dapat memperbaiki walet terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
sifat tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh manis pada tanah PMK. Selain itu, juga
dengan baik. Marvelia dkk (2006:7-8) mengetahui dosis pupuk kotoran walet yang
menyatakan bahwa tanah sebagai tempat tumbuh optimal dalam menghasilkan pertumbuhan dan
tanaman harus mempunyai kandungan hara yang hasil jagung manis pada tanah PMK.
cukup untuk menunjang proses pertumbuhan METODE PENELITIAN
tanaman sampai berproduksi, artinya tanah yang
digunakan harus subur. Ketersediaan hara dalam Penelitian ini dilaksanakan dengan
tanah sangat dipengaruhi oleh adanya bahan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
yang terdiri atas 5 taraf perlakuan pupuk
organik.
kotoran walet (w) dan masing-masing taraf
Bahan organik yang dapat dimanfaatkan perlakuan diulang 5 kali. Kelima taraf perlakuan
diantaranya pupuk kotoran walet. Pupuk kotoran tersebut adalah: w0= Tanpa pupuk kotoran 2
walet diperoleh dari penangkaran burung walet, walet; w1= Pupuk kotoran walet 1000 g/m ; w2=
2
yang mana kotorannya dianggap sebagai limbah yang Pupuk kotoran walet 20002 g/m ; w3= Pupuk
tidak dimanfaatkan oleh penangkar burung walet. kotoran walet 3000 g/m2 dan w4= Pupuk
Penangkaran burung walet di Desa Pelaik, kotoran walet 4000 g/m . Jumlah satuan
Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang percobaan yang juga merupakan satuan
terdapat 11 tempat penangkaran burung walet. pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 150
Masing-masing tempat penangkaran tanaman. Alat-alat yang digunakan yaitu parang,
menghasilkan kotoran walet sebanyak 8-10 kg/ cangkul, ember, meteran, timbangan, kamera, alat
bulan. tulis menulis dan komputer. Bahan penelitian yang
digunakan adalah benih jagung manis dan pupuk
Menurut Talino dkk (2013:3) kotoran kotoran walet. Pelaksanaan penelitian meliputi
burung walet mengandung C-Organik 50.46%, persiapan lahan, pemasangan plang, aplikasi pupuk
N/total 11.24%, dan C/N rasio 4.49 dengan pH kotoran walet, penanaman, seleksi bibit,
7.97, Fosfor 1.59%, Kalium 2.17%, Kalsium pemeliharaan dan pemanenan.
0.30%, Magnesium 0.01%. Hasil penelitian
Persiapan lahan diawali dengan
diketahui dengan pemberian pupuk kotoran
membersihkan lahan dari tumbuhan-tumbuhan liar,
burung walet dapat meningkatkan pertumbuhan kemudian dilakukan pencangkulan. Pencangkulan
dan hasil tanaman kacang hijau pada tanah aluvial. dilakukan sebanyak 2 kali. Pencangkulan
94. PIPER, Volume 17 Nomor 2 Oktober 2021, hlm. 92 - 97
pertama dilakukan merata pada seluruh lahan tanam hanya ada satu tanaman jagung manis atau
sedalam mata cangkul. Selanjutnya satu minggu 6 tanaman dalam satu petak, kemudian dilakukan
kemudian dilakukan pembuatan petak dengan pemeliharaan. Pemanenan dilakukan apabila
ukuran 100 cm x 100 cm x 25 cm sejumlah 25 rambut jagung manis telah kering dan berwarna
petak, dengan jarak antar kelompok 30 cm. coklat kehitaman.
Tanah pada setiap petak dicangkul halus untuk Pengamatan dilakukan terhadap tinggi
persiapan penanaman. Setelah pembuatan petak tanaman, berat tongkol kotor dan berat tongkol
selesai, dilakukan pemasangan plang dengan bersih. Pengamatan tinggi tanaman dilakukan
maksud mempermudah dalam pengaplikasi pada saat munculnya bunga jantan pada tanaman
pupuk kotoran walet. Pupuk kotoran walet jagung manis diarea percobaan. Pengukuran
diaplikasikan seminggu sebelum tanam dengan dilakukan dari pangkal batang hingga ruas teratas
dosis sesuai taraf perlakuan. Pupuk kotoran walet sebelum bunga jantan. Pengamatan berat tongkol
ditabur diatas permukaan petak, diaduk merata kotor dan tongkol bersih dilakukan setelah panen
dengan menggunakan cangkul. Selanjutnya dengan cara menimbang buah jagung dengan
seminggu kemudian dilakukan penanaman dengan kelobotnya dan kemudian menimbangnya kembali
cara menugal (melubangi tanah dengan kayu) tanpa kelobot. Data hasil pengamatan dianalisis
sedalam 3 cm benih jagung manis dimasukkan menggunakan analisis sidik ragam rancangan acak
kedalam lubang sebanyak 2 butir benih, setelah kelompok dan jika hasilnya berpengaruh nyata
itu ditutup dengan sedikit tanah. Jarak tanam akan dilanjutkan dengan menggunakan uji beda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 x nyata jujur. Penelitian dilaksanakan di Desa
35 cm Pelaik, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten
Sintang, dimulai bulan Februari sampai Juni
Penanaman dilakukan dengan cara 2021.
menugal atau melubangi tanah dengan kayu tugal
sedalam 3 cm. Penanaman dilakukan setelah 1 HASIL PENELITIAN
minggu pemberian pupuk pada petak yang Hasil analisis keragaman pada penelitian
sudah disiapkan. Kemudian benih jagung manis ini menunjukan bahwa pemberian pupuk kotoran
dimasukkan kedalam lubang sebanyak 2 butir walet berpengaruh nyata terhadap variabel
benih, setelah itu ditutup dengan sedikit tanah. pengamatan tinggi tanaman, berat tongkol kotor
Jarak tanam yang digunakan dalam penelitian ini dan berat tongkol bersih. Rerata tertinggi dari
adalah 75 x 35 cm. Setelah tanaman berumur 2 ketiga variabel pengamatan ini terdapat pada
minggu, dilakukan seleksi bibit dengan memilih tanaman dengan taraf perlakuan sebanyak 4000
bibit yang bagus pertumbuhannya dan memotong g/m2 pupuk kotoran walet. Selanjutnya dilakukan
bibit lain yang kurang baik pertumbuhannya uji lanjut BNJ pada tarf 5% yang hasilnya disajikan
dengan menggunakan gunting. Dalam satu lubang pada Tabel 1.
Tabel 1. Rerata tinggi tanaman (cm), berat tongkol kotor (g) dan berat tongkol bersih (g) setelah
perlakuan aplikasi pupuk kotoran burung walet pada dosis yang berbeda
D os is P upuk T inggi B e ra t T ongkol B e ra t T ongkol
K otora n W a le t T a na m a n (c m ) K otor (g) B e rs ih (g)
(g/m 2 )
0 43,93 a 242,37 a 202,17 a
1000 54,33 b 283,60 a 245,07 a
2000 63,13 b 374,73 b 352,70 b
3000 85,83 c 578,20 c 564,67 c
4000 141,37 d 644,63 d 629,10 d
B N J 0,05 = 9,21 B N J 0,05 = 64,63 B N J 0,05 = 59,25
Nurhadiah, Yulianingsih, Feri, Putranti, Apikasil Pupuk Kotoran Walet 95
Keterangan: Angka-angka pada kolom yang sama dengan diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji BNJ 5%
PEMBAHASAN kotoran walet yang diaplikasikan. Tinggi tanaman
Tinggi Tanaman kontrol berbeda nyata dengan tinggi tanaman yang
diberi pupuk kotoran walet. Dosis pupuk kotoran
Tinggi tanaman jagung manis dengan
aplikasi pupuk kotoran walet dapat dengan jelas walet sebanyak 4000 g/m2 memberikan rerata
dilihat pada Gambar 1. Tinggi tanaman bertambah tinggi tanaman jagung manis tertinggi dari dosis
tinggi seiring dengan peningkatan jumlah pupuk pupuk kotoran walet lainnya.

Tinggi tanaman kontrol (0 gr/m2 pupuk diaplikasikan pupuk kotoran walet sebanyak
kotoran walet) berbeda nyata tingginya 2000 g/m 2 belum terdekomposisi secara
dibandingkan dengan tinggi tanaman jagung manis sempurna.
yang diaplikasikan pupuk kotoran walet (Tabel Novizan (2007) yang menyatakan bahwa
1). Perbedaan pertumbuhan tinggi ini karena pada tanaman justru tampak seperti kekurangan unsur
petak perlakuan ada penambahan unsur hara yang hara setelah diberi pupuk kompos yang belum
berasal dari pupuk kotoran walet. Menurut terurai sempurna. Selama proses penguraian
Jurhana dkk (2017:327) pertumbuhan tanaman sampai proses peguraian sempurna, tanaman akan
merupakan pertambahan jumlah baik ukuran bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk
maupun berat yang disebabkan oleh masuknya memperebutkan unsur hara. Sutanto (2002)
air dan subtansi lain ke dalam sel yang tidak dapat menambahkan bahwa dalam kompetisi perebutan
berbalik dan bersifat kuantitatif. Proses ini unsur hara tersebut kemungkinan besar tanaman
berhubungan erat dengan pembelahan dan kalah bersaing, sehingga tanaman akan
pembesaran sel pada jaringan meristem yang kekurangan unsur hara karena unsur hara tersebut
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara di sebagian besar digunakan oleh mikroorganisme
samping faktor lingkungan. tanah untuk metabolisme tubuhnya.
Tinggi tanaman bertambah tinggi seiring Tinggi tanaman jagung manis tertinggi
dengan peningkatan jumlah dosis pupuk kotoran diperoleh pada taraf perlakuan dengan dosis 4000
walet. Tinggi tanaman jagung manis pada aplikasi g/m2 (Gambar 1) dan berbeda nyata dengan taraf
pupuk kotoran walet 1000 g/m2 memiliki tinggi perlakuan lainnya (Tabel 1). Dosis pupuk kotoran
tidak berbeda nyata dengan tanaman jagung manis walet 4000 g/m2, merupakan taraf perlakuan
pada aplikasi 2000 g/m2 (Tabel 1). Tinggi tanaman tertinggi dalam penelitian ini, tentu penambahan
yang tidak berbeda nyata ini diantaranya dapat hara ke dalam tanah lebih banyak dibandingkan
disebabkan unsur hara pada petak yang dengan taraf perlakuan lainnya. Penambahan
96. PIPER, Volume 17 Nomor 2 Oktober 2021, hlm. 92 - 97
pupuk kotoran walet ke dalam tanah, tidak hanya diambil tanaman dari dalam tanah (media) melalui
memperbaiki sifat kimia tanah. Namun juga perakaran. Unsur hara ini akan dimanfaatkan
memperbaik sifat sifik tanah dan sifat biologi tanah. tanaman dalam aktivitas pertumbuhan
Tanah menjadi gembur dan menjadi lebih remah. (pembelahan dan pembesaran sel), sehingga
Mikroorganisme tanah menjadi lebih aktif dalam
tanaman semakin tinggi.
membantu ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
Kondisi tanah seperti ini akan memberikan Berat Tongkol
tanaman ruang untuk tumbuh dengan baik, Berat tongkol, baik berat tongkol kotor
sehingga pertumbuhan tanamannya menjadi
maupun berat tongkol bersih memiliki pola
berbeda nyata dengan taraf perlakuan lainnya.
perkembangan yang sama, bertambah berat
Agustiar dkk (2016:42) menjelaskan bahwa tanah
yang subur mengandung asam humus, mampu seiring dengan bertambahnya dosis pupuk kotoran
menyediakan berbagai faktor tumbuh, seperti walet (Gambar 2 dan Gambar 3). Berat keduanya
unsur hara dan air. Sebagian besar unsur hara dibedakan oleh berat kelobotnya.

Pupuk kotoran walet berpengaruh Pada penelitian ini, pupuk kotoran walet
terhadap berat tongkol kotor dan berat tongkol yang diaplikasikan sebanyak 4000 g/m 2
bersih. Pupuk kotoran walet dengan dosis 1000 memberikan rerata tertinggi, selain terhadap tinggi
g/m2 memiliki berat tongkol yang tidak berbeda tanaman juga terhadap berat tongkol, baik
tongkol kotor maupun tongkol bersih (Tabel 1).
nyata terhadap kontrol, baik berat tongkol kotor
Pada dosis ini, unsur hara yang diperlukan oleh
maupun berat tongkol bersih (Tabel 1). Hal ini
tanaman jagung manis untuk pertumbuhannya
terjadi dapat disebabkan oleh ketidak cukupan diduga telah mencapai optimal. Menurut Talino
hara tanaman jagung manis pada aplikasi pupuk dkk (2013:3) kotoran burung walet mengandung
kotoran walet dengan dosis 1000 g/m2, yang C-Organik 50.46%, N/total 11.24%, dan C/N
berakibat pada berat tongkol tidak berbeda nyata rasio 4.49 dengan pH 7.97, Fosfor 1.59%,
dengan berat tongkol kontrol. Musnamar (2006) Kalium 2.17%, Kalsium 0.30%, Magnesium
menjelaskan bahwa unsur hara yang tersedia di 0.01%. Kandungan C/N rasio, pH, serta unsur
dalam tanah akan mempengaruhi langsung hara yang terkandung dalam kotoran burung walet
dapat memberikan media yang baik untuk
pertumbuhan tanaman, sesuai dengan keadaan
pertumbuhan dan perkembangan jagung manis.
fisiologi tanaman. Meriati (2019:33) menjelaskan
Selanjutnya Lakitan (2004) menyatakan bahwa
bahwa tidak berbeda nyatanya semua perlakuan produksi tanaman sangat tergantung pada
pemberian sludge biogas dalam penelitiannya pertumbuhan vegetatif tanaman. Apabila
diduga disebabkan oleh takaran pupuk sludge pertumbuhan vegetatif baik, maka fotosintat yang
biogas belum mencapai level yang tepat untuk dapat diproduksi tanaman pada saat pengisian
mendukung pertumbuhan optimal tanaman jagung buah akan tinggi, sehingga meningkatkan produksi
manis. tanaman.
Nurhadiah, Yulianingsih, Feri, Putranti, Apikasil Pupuk Kotoran Walet 97
KESIMPULAN Kii F H A, Jannah H, Mirawati B. (2018).
Pengaruh pupuk guano burung walet
Pemberian pupuk kotoran walet terhadap pertumbuhan tanaman cabai
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan rawit (Capsicum frutescens L.).
hasil jagung manis (Zea mays L. Saccharata Prosiding Seminar Nasional Lembaga
Penelitian dan Pendidikan (LPP)
Strut) pada tanah PMK. Dosis pupuk kotoran Mandala. 29 September 2018. Diakses
walet yang optimal dalam menghasilkan dari http://ejournal.mandalanursa.org/
pertumbuhan dan hasil jagung manis sebanyak index.php/Prosiding/article/view/400
4000 g/m2, ditunjukkan dengan rerata tertinggi Lakitan, B. (2004). Dasar-dasar fisiologi
dari tinggi tanaman 141,37 cm, berat tongkol tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
kotor 644,63 g, dan berat tongkol bersih 629,10 Persada
g Marvelia A, Darmanti S, Parman S. (2006).
DAFTAR PUSTAKA Produksi tanaman jagung manis (Zea
mays L. Saccharata) yang diperlakukan
Agustiar, Panggabean E L, Azwana. (2016). dengan kompos kascing dengan dosis
Respon pertumbuhan dan produksi jagung yang berbeda. Buletin Anatomi dan
Fisiologi Vol. XIV, No. 2, Oktober 2006.
manis Zea mays Saccharata sturt) Diakses dari https://ejournal.undip.ac.id/
terhadap pemberian pupuk cair bayprint index.php/janafis/article/view/2573/2281
dan sekam padi. Agrotekma, 1 (1).
Diakses dari http://ojs.uma.ac.id/ Meriati. (2019). Pertumbuhan dan hasil jagung
manis (Zea mays Sacharata) pada
index.php/agrotekma pertanian organik. Jurnal Embrio (11) ( 1
) (24-35). Diakses dari https;//ojs.unitas-
Alfarisi A , Indrawanis E, Okalia D. (2021). pdg.ac.id/embrio/archive
Pengaruh pemberian pupuk kotoran walet
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit Musnamar, E.I, 2006. Pupuk organik cair dan
(Elaeis guinensis Jacq ) pada main padat. pembuatan aplikasi
(seriagriwawasa). Jakarta: Penebar
nursary Jurnal Green Swarnadwipa Vol. Swadaya.
10 No. 1, Januari 2021 Diakses dari
https://ejournal.uniks.ac.id/index.php/ Novizan. (2007). Petunjuk pemupukan efektif.
Jakarta: Agromedia.
GREEN/article/view/1171/819
Nurhadiah. (2017). Pengaruh pemberian kotoran
Badan Pusat Statistik. (2014). Sintang dalam burung walet terhadap pertumbuhan dan
angka tahun 2014. Sintang: Badan Pusat hasil bayam merah (Alternanthera
Statistik. amoena Voss). PIPER No.25 Volume 13
Oktober 2017. Diakses dari http://
Badan Pusat Statistik. (2017). Kalimantan barat jurnal.unka.ac.id/index.php/piper/article/
dalam angka tahun 2017. Kalimantan view/96/147
Barat: Badan Pusat Statistik. Suarni dan Widowati S. (2016). Struktur,
Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Diakses
Hartatik dan Adiningsih. (1987). Karakteristik dari http://
tanah ultisol. Yogyakarta: Repro Ilmu balitsereal.litbang.pertanian.go.id/
Tanah UGM. wpcontent/uploads/2016/11/tiganol.pdf
Jurhana, Made U, Madauna I. (2017). Sutanto. R. 2002. Penerapan pertanian organik.
Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung Yogyakarta: Kanisius
manis (Zea mays Saccharata) pada Talino H, Zulfita D, Surachman. (2013). Pengaruh
berbagai dosis pupuk organik. e-J. pupuk kotoran burung walet terhadap
Agrotekbis 5 (3) : 324 – 328. Diakses pertumbuhan dan hasil tanaman kacang
dari http://jurnal.faperta.untad.ac.id/ hijau pada tanah alluvial. Diakses
darihttps://jurnal.untan.ac.id/index.php/
index.php/agrotekbis/article/view/150 jspp/article/view/2476

Anda mungkin juga menyukai