Oleh
Dwi Isyana Achmad, M.Si
Pestisida Non Sistemik Menempel pada bagian luar (permukaan) tanaman dan tidak
masuk ke jaringan. Mudah tercuci oleh hujan, daya tahan residu
tergantung bahan aktifnya.
Pestisida Sistemik Lokal Menempel pada bagian luar (permukaan) tanaman dan hanya
mampu menembus jaringan daun.
KLASIFIKASI
4. CARA KERJA RACUN PADA HAMA
Kelas Pestisida Cara Kerja
Racun Pencernaan (Lambung) Racun dari pestisida masuk ke pencernaan hama melalui
bagian tanaman yang dimakan oleh hama. Hasil pencernaan
di lambung akan diserap di usus halus kemudian
ditranslokasikan ke sasaran (pusat syaraf, organ respirasi, atau
organ pencernaan) sesuai bahan aktif pada pestisida.
Racun Kontak (Langsung) Racun akan bereaksi pada hama jika kontak (mengenai secara
langsung) pada hama sasaran, akan diserap ke jaringan
(melalui kulit, mulut atau trakea).
Racun Pernafasan Partikel gas pestisida yang disemprotkan jika terhirup oleh
hama maka akan masuk ke sistem pernafasan dan
ditranslokasikan ke sasaran sesuai bahan aktif pada pestisida.
Kelebihan Pestisida
Mudah didapat dan diaplikasikan (digunakan)
Sangat efektif mengendalikan hama/OPT
Tidak membutuhkan banyak tenaga kerja dalam membasmi
hama/OPT
Banyak jenis sehingga dapat membasmi berbagai jenis hama/OPT
yang diinginkan
FAKTOR KEEFEKTIFAN PESTISIDA
SASARAN
PESTISIDA
WAKTU APLIKASI
TAKARAN (DOSIS)
METODE APLIKASI
Kelemahan Pestisida
Menimbulkan lonjakan pertumbuhan hama/ OPT akibat
resistensi pestisida
Membasmi musuh alami dan organisme bukan sasaran yang
seharusnya ada
Meninggalkan residu yang berbahaya bagi kesehatan (pengguna
dan konsumen) serta lingkungan
BAHAYA PESTISIDA
Setiap tahunnya, terdapat tiga juta pengguna pestisida di sektor
pertanian di Negara-Negara berkembang keracunan pestisida dan sekitar
18.000 diantaranya meninggal dunia (Miller, 2004).
Bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker pada tubuh yang
terpapar pestisida.
Bersifat Mutagenik atau merusak gen sehingga dapat menyebabkan
kecacatan pada bayi yang baru lahir.
Menyerang pusat syaraf, sehingga yang terpapar dapat mengalami
gangguan otot hingga gangguan syaraf.
Gejala keracunan: Sakit kepala, pusing, mual, sesak, muntah-muntah,
keringat berlebihan, diare, pandangan kabur, hingga dapat menyebabkan
kematian.
RESISTENSI PESTISIDA
Resistensi pestisida yaitu berkembangnya kemampuan hama untuk mentolerir
dosis racun pada pestisida atau penurunan kepekaan hama terhadap suatu
pestisida.
Jenis-jenis formulasi:
1. Oil Miscible Liquid (OL): terdiri dari bahan aktif, 1 pelarut kuat (bersifat sebagai
pestisida) dan pelarut lain seperti minyak.
2. Emulsifiable Concentrate (EC): adamya penambahan emulsifier pada campuran bahan
aktif dan pelarutnya, umumnya akan mengahasilkan warna putih susu/ suspensi/ keruh
3. Microemulsion (ME): EC yang telah diencerkan menggunakan air sehinnga bentuk
emulsinya berubah menjadi mikroemulsi.
4. Wettable powder (WP): terdiri dari bahan aktif dan bubuk pembawa (seperti kapur) dan
bahan pembasah. Pembasah memungkinkan pencampuran yang baik antara formulasi
dengan air sehingga mudah diaplikasikan.
5. Soluble Liquid (SL): berbentuk pekatan/konsentrat yang sangat larut dalam air.
6. Granula (GR): Padatan yang ukurannya seragam dan kandungan bahan aktifnya umumnya
rendah. Siap pakai untuk aplikasi dengan cara ditabur.
Formulasi Pestisida
Komponen formulasi: Bahan Aktif (bahan teknis), pelarut, pengencer,
surfaktan dan sinergis.
Bahan aktif: bahan utama yang secara biologis bersifat sebagai pestisida.
Pelarut: Bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan aktif, umumnya
berupa minyak, air atau bahan semipolar.
Pengencer: mengencerkan formulasi sehingga siap diaplikasikan.
Surfaktan: bahan yang memperbaiki sifat kebasahan, penyebaran dan
pembentukan emulsi. Ada 2 jenis: emulsifier dan wetting agent.
Sinergis: bahan kimia yang dapat meningkatkan potensi pestisida.
Contoh: Piperonyl butoxide
DOSIS PESTISIDA
Dosis: Kadar dari suatu bahan yang dapat mempengaruhi suatu organisme.
Dosis atau konsentrasi seperti ini disebut lethal dose (LD) atau
lethal concentration (LC)
TOKSISITAS PESTISIDA
LD50 adalah dosis mematikan 50% hewan percobaan yang
dinyatakan dalam miligram (mg) suatu pestisida per kilogram
(kg) berat badan
88.000X
80.000X
85.000X
85.000X
500X
500X
265X
250X
Waktu Paruh Pestisida dalam Tanah
Residu pestisida: zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian, bahan
pangan, pakan ternak, makhluk hidup (konsumen) maupun lingkungan
sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari penggunaan pestisida.
RESIDU PESTISIDA
Kasus residu pestisida:
• Sifat toksik dari pestisida nabati berasal dari bahan aktif pada
tumbuhan, setiap tumbuhan mengandung bahan aktif yang
berbeda-beda sehingga perannya sebagai pestisida juga berbeda-
beda.
Fungsi Pestisida Nabati
• Antifidan: Mencegah hama/OPT memakan tanaman yang
telah disemprot pestisida tersebut
• Altraktan: Memikat hama/OPT sehingga dapat dijadikan
sebagai perangkap
• Repelan: Menolak kehadiran hama/OPT
• Merusak telur atau larva
• Menghambat reproduksi atau hormon hama/OPT
• Merusak syaraf
Tumbuhan sebagai Pestisida
Nabati
Kenikir
Sirsak
Sirih
Mimba
Babadotan
Bahan Aktif
Nama Tumbuhan Bahan Aktif Kegunaan
Bawang Putih Saponin, flavonoid, polifenol Efektif mematikan ulat S.
(Allium sativum L.) dan minyak atsiri litura, mengusir kutu dan
serangga
Belimbing wuluh Saponin, flavonoid dan tanin Menghambat
(Averrhoa bilimbii) perkembangan serangga
Sitophilus zeamais
Bratawali Alkaloid, steroid, dan flavonoid Pengusir tikus, kutu dan
(Tinospora serangga.
tuberculata)
Cengkeh (Syzigium Saponin, flavonoid, tanin, Efektif mematikan
aromaticum L.) minyak atsiri dan eugenol Stegobium paniceun dan
ulat uret Exopholis
hypoleuca
Jengkol Saponin, flavonoid, tanin, Pengusir tikus, lintah,
(Pithecolobium ureum dan belerang walang sengit
lobatum)
Mimba Azadirachtin Mematikan lalat kacang
(Azadirachta indica) pada kedelai, tungau
merah, hama penggerek
Bahan Aktif
Saponin
Tanin
Cara Pembuatan
• Produk berupa tepung dapat dibuat dengan proses
penggerusan, penumbukan, pengeringan, pembakaran atau
pengepressan.
Tanaman
Sehat
Dibersihkan
Disterilkan Dimasukkan dalam
Dipotong media tumbuh
Tanaman
Berpenyakit
Diinkubasi
Diisolasi berdasarkan koloni