Anda di halaman 1dari 7

0

J. Agroplantae, Vol.6, No. 1 (2017) Juli : 29 - 33

Jurnal ilmiah udidaya dan pengelolaan tanaman bperkebunan

AgroPlantae
website : www.agroplantaeonline.com situs.jurnal.lipi.go.id/agroplantae

TINGKAT SERANGAN BEBERAPA JENIS HAMA PADA


PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)DI PT
WIDYA UNGGUL LESTARI, KABUPATEN MAMUJU
Attack Level of Various Types of Pest on Palm Oil Plant (Elaeis guineensis jacq.) in
Widya Unggul Lestari ltd. & co., Mamuju Regency

Sri Muliani*, Andi Ridwan dan Hendra Juli Saputra


Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan.
*Email : smuliani73@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK

The aim of this research is to determine the type of pest and its
Histori Artikel : level of attack on unproductive and productive palm crop in
Diterima 20 Maret 2017 production plantation of Widya Unggul Lestari Ltd. & Co. in Mamuju
Disetujui 17 April 2017 Regency. Sampling was carried out on unproductive plants
(afdeeling Majene) and productive plants (afdeeling Dampela). The
determination of the sampling point was done diagonally and taken
10% of the total population. While the data were analyzed using
Keywords : descriptive analysis method. The results show that pest species
Attack level found in nonproductive plants (NPP) and produktif plants (PP) were
Pest rats (Rattus tiomanicus), caterpillars (Setora nitens), and horn
Palm oil beetle (Oryctes rhinoceros) with level of attack in NPP were
32.29%, 24.61%, 19.99%, respectively compared to level of attack
of the three types of pests in PP were 33.84%, 14.61%, and
Kata Kunci : 28.45%, respectively.
Tingkat serangan
Hama
Kelapa sawit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hama dan tingkat
serangannya pada tanaman belum menghasilkan dan tanaman
menghasilkan. Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman
belum menghasilkan (afdeling majene) dan tanaman
menghasilkan (afdeling dampela). Penentuan titik sempel
dilakukan secara diagonal dan diambil 10% dari total populasi.
Hasil pengamatan memperlihatkan jenis hama yang ditemukan
pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman
menghasilkan (TM) adalah tikus semak (Rattus tiomanicus), ulat
api (Setora nitens), dan kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).
Pada tanaman belum menghasilkan tingkat serangan tikus semak
32.29%, ulat api 24.61%, kumbang tanduk 19.99%. Pada tanaman
menghasilkan tingkat serangan tikus semak 33.84%, ulat api
14.61% dan kumbang tanduk 28.45%.

1. PENDAHULUAN di luar daerah asalnya termasuk di Indonesia.


Hingga kini tanaman ini telah diusahakan
Tanaman Kelapa sawit (Elaeis guineensis dalam bentuk perkebunan dan pabrik kelapa
Jacq.) merupakan tumbuhan tropis yang sawit.
tergolong dalam famili Palmae dan berasal dari
Afrika Barat. Meskipun demikian, dapat tumbuh Tanaman kelapa sawit adalah tanaman
1

penghasil minyak nabati yang dapat menjadi


andalan dimasa depan karena berbagai
2

kegunaannya bagi kebutuhan manusia. menerapkan strategi pengendalian.


Kelapa sawit memiliki arti penting bagi
pembangunan nasional Indonesia. Selain 2. METODE
menciptakan kesempatan kerja yang
mengarah pada kesejahteraan Pengamatan ini dilaksanakan pada
masyarakat, juga sebagai sumber devisa September 2016 di PT Widya Unggul
negara. Penyebaran perkebunan kelapa Lestari, Desa motu Kecamatan
sawit di Indonesia saat ini sudah Bambaloka Kabupaten Mamuju, Sulawesi
berkembang di 22 daerah provinsi. Luas Barat. Bahan yang digunakan adalah
perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 sampel pertanaman kelapa sawit yang
seluas 105.808 ha dengan produksi belum belum menghasilkan (TBM) dan
167.669 ton, pada tahun 2007 telah sudah menghasilkan (TM).
meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan
produksi sekitar 17.3 juta ton CPO Tanaman yang diamati adalah tanaman
(Ditjenbun, 2008). belum menghasilkan (TBM) berumur 2.5
tahun (afdeling majene) dan tanaman
Minyak yang berasal dari kelapa sawit ada menghasilkan (TM) berumur 5-6 tahun
dua macam yaitu dari daging buah (tanaman belum menghasilkan). Di setiap
(mesocarp) yang dikeluarkan melalui afdeling terdapat 10 kebun, penentuan
perebusan dan pemerasan dan dikenal titik sampel dilakukan secara diagonal dan
sebagai minyak sawit kasar atau crude diambil 10% dari total populasi. Dalam
palm oil (CPO) dan minyak yang berasal setiap hektar terdiri dari 138 populasi
dari inti sawit dikenal sebagai minyak inti sehingga jumlah sampel tanaman dalam
sawit atau palm kernel oil (PKO). setiap kebun yaitu 13 pokok.
Komposisi minyak inti sawit ini hampir Pengamatan dilakukan terhadap jenis dan
sama dengan minyak yang dihasilkan dari tingkat serangan hama, masing-masing
kelapa. Dari keduanya dapat dibuat hama mempunyai tingkat serangan yang
berbagai jenis produk lainnya. Pabrik berbeda, tingkat serangan dihitung
pengolahannya disebut refineri dan dengan menggunakan rumus:
akstraksi. Dari sini akan keluar lagi
beberapa jenis minyak, ada yang sudah Tingkat Serangan (%) = x 100%
siap pakai dan ada yang harus diolah atau
menjadi produk lainnya. Penggunaannya
untuk bahan makanan, kosmetik, obat- Keterangan :
obatan (Pahan, 2008). A = Jumlah tanaman yang terserang
B = Jumlah sampel pokok
Salah satu kendala dalam budidaya
tanaman kelapa sawit adalah serangan
hama dan penyakit tanaman. Hama 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
utama yang biasa menyerang pada
pertanaman kelapa sawit antara lain tikus Berdasarkan hasil pengamatan yang
semak, ulat api dan kumbang tanduk. dilakukan di PT. Widya Unggul Lestari
Kegiatan Pengendalian terhadap hama diketahui bahwa jenis hama yang
tersebut harus dilakukan apabila telah dominan menyerang pada tanaman belum
mencapai ambang ekonomi. Untuk menghasilkan (TBM) adalah tikus semak
mengetahui keadaan populasi maka perlu (Rattus tiomanicus), ulat api (Setora
di lakukan monitoring serangan hama nitens), dan kumbang tanduk (Oryctes
secara berkala. Dengan demikian rhinoceros). Jenis hama dan tingkat
monitoring merupakan salah satu hal yang serangannya dapat dilihat pada tabel 1.
sangat penting dilakukan untuk
3

Tabel 1. Tingkat serangan hama pada tanaman kelapa sawit belum


menghasilkan (TBM)

Jenis hama Rata-rata (%)


Tikus semak 32,29
Ulat api 24,61
Kumbang tanduk 19,99

Sumber : Data primer setelah diolah, 2016

Tabel 1. Tingkat serangan hama pada tanaman kelapa sawit menghasilkan


(TM)

Jenis hama Rata-rata (%)


Tikus semak 33,84
Ulat api 14,61
Kumbang tanduk 28,45

Sumber : Data primer setelah diolah, 2016

Berdasarkan hasil pengamatan (tabel 1) umur, mulai dari pembibitan hingga


jenis hama yang menyerang pada tanaman menghasilkan. Pada tanaman
tanaman belum menghasilkan (TBM) belum benghasilkan tikus menyerang
adalah tikus semak (Rattus tiomanicus), buah mentah dan apabila menyerang titik
ulat api (Setora nitens), dan kumbang tumbuh, dapat menyebabkan kematian.
tanduk (Oryctes rhinoceros). Tingkat Hal ini sesuai dengan Priyambodo (1995)
serangan hama pada tanaman belum bahwa hama tikus menyerang titik tumbuh
menghasilkan (TBM) yang dominan tanaman yang dapat menyebabkan
adalah hama tikus semak 32.29 %. kematian, selanjutnya pada batang kelapa
sawit yang di potong oleh kretannya gigi
Jenis hama yang menyerang pada seri tikus tampak tidak lurus, tetapi terlihat
tanaman menghasilkan (TM) yang miring atau berbentuk sudut 45 derajat
dominan adalah tikus semak (Rattus sementara itu disekitar batang yang
tiomanicus), kumbang tanduk (Oryctes terpotong tersebut berceceran sisa-sisa
rhinoceros), ulat api (Setora nitens). Hasil potongan oleh hewan ini. Hama ini
pengamatan menunjukkan bahwa tingkat menyerang tanaman kelapa sawit pada
serangan hama pada tanaman semua stadia pertumbuhan pada kelapa
menghasilkan (TM) yang dominan adalah sawit. Adapun sisa gerekan hama tikus
hama tikus semak 32.29 %. yang ditemukan di PT. Widya Unggul
Lestari dapat dilihat pada gambar 1.
Tikus semak (Rattus tiomanicus)
Kumbang Tanduk (O r y c t e s
Hama tikus yang ditemukan di PT. Widya rhinoceros)
Unggul Lestari yaitu tikus semak belukar.
Tikus dewasa mampu beranak tiap 2 Gejala serangan hama kumbang tanduk
bulan sekali dengan jumlah anak dapat yang terdapat di kebun PT. Widya Unggul
mencapai 10 ekor tiap kali beranak. Hama Lestari memiliki ciri berupa daun yang
ini menyerang tanaman pada semua belum terbuka dirusak, sehingga pada
4

saat daun membuka terlihat bekas segar pada panen tahun pertama hingga
potongan yang simetris berbentuk segitiga 60 % dan menimbulkan kematian
atau seperti huruf V. Akibatnya mahkota tanaman muda hingga 25 % (Pusat
daun tampak tidak teratur. Kumbang Penelitian Kelapa Sawit, 2009). Adapun
Tanduk O. rhinoceros menyebabkan gerekan kumbang tanduk yang di
kerusakan dengan cara melubangi temukan di PT.Widya Unggul dapat dilihat
tanaman. Serangan hama O. rhinoceros pada gambar 2.
dapat menurunkan produksi tandan buah

Gambar 1. Gejala Serangan Tikus Semak (Rattus tiomanicus) pada Tanaman


Sawit TBM

Gambar 2. Gejala serangan kumbang tanduk O. rhinoceros

Gambar 3. Gejala serangan hama ulat api Setora nitens


5

Ulat api (Setora nitens)


4. KESIMPULAN
Serangan ulat api (ulat pemakan daun
kelapa sawit) menyebabkan tanaman Berdasarkan pengamatan dapat
kehilangan daun (defoliasi) sehingga disimpulkan bahwa :
berpengaruh terhadap penurunan a. Jenis hama yang ditemukan pada
produksi ulat muda (dibawah instar 3) tanaman belum menghasilkan (TBM)
biasanya bergerombol di sekitar tempat dan tanaman menghasilkan (TM)
peletakkan telur dan mengikis daun mulai adalah tikus semak (Rattus
dari permukaan bawah daun kelapa sawit, tiomanicus), ulat api (Setora nitens),
serta meninggalkan epidermis daun dan kumbang tanduk (Oryctes
bagian atas. Bekas serangan terlihat rhinoceros).
seperti jendela-jendela memanjang pada b. Pada tanaman belum menghasilkan
helaian daun. Mulai instar ketiga tingkat serangan tikus semak 32.29%,
biasanya ulat memakan semua helaian ulat api 24.61%, kumbang tanduk
daun dan meninggalkan lidinya saja. 19.99%.
Serangan ulat ini biasanya mulai dari c. Pada tanaman menghasilkan tingkat
pelepah daun yang terletak di strata serangan tikus semak 33.84%, ulat
tengah dari tajuk kelapa sawit ke arah api 14.61%, dan kumbang tanduk
pelepah daun yang lebih muda atau lebih 28.45%
atas. Gejala serangan ini sering disebut
gejala melidi (Falahudin, 2013). Adapun
serangan hama ulat api dapat dilihat pada DAFTAR PUSTAKA
gambar 3.

Tingkat serangan Ditjenbun (Direktorat Jenderal


Perkebunan). 2008-2009. Statistik
Berdasarkan hasil pengamatan (tabel 1 Perkebunan Indonesia. Jakarta.
dan 2) diketahui bahwa terdapat Departemen Pertanian, Direktorat
perbedaan Jumlah tingkat serangan hama Jenderal Perkebunan.
pada tanaman belum menghasilkan dan Falahudin, 2013 Pengendalian Hama
tanaman menghasilkan. Tingginya tingkat Tikus Pada Kebun. http://Hama
serangan hama tikus di sebabkan oleh vertebrata.blogspot.com.html .
beberapa faktor diantaranya, lokasi atau Diakses 17 Juni 2015.
kebun tersebut vegetasi gulmanya sangat Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa
tinggi hingga mengakibatkan tikus semak Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya
memanfaatkan vegetasi gulma tersebut Priyambodo, S. 1995. Pengendalian
untuk tempat berkembang biak dan kebun Hama Tikus Terpadu. Jakarta :
tersebut memiliki persediaan air yang Penebar Swadaya, hal. 24.
sangat cukup untuk kebutuhan hama Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2009.
tikus, atau kebun tersebut memiliki Takaran Pemupukan Bibit Kelapa
persediaan makanan yang sangat Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
melimpah dan jauh dari jangkauan Sawit. Medan.
predator yang dapat mengancam Untung, K. 2003. Konsep Pengendalian
kehidupannya. Hal ini sesuai dengan Hama Terpadu. Yogyakarta :
Untung (2003) bahwa gulma yang berada Penerbit Andi Offset.
di sekitar pertanaman merupakan tempat
hidup bagi hama untuk tumbuh dan
berkembangbiak.
6

Anda mungkin juga menyukai