Anda di halaman 1dari 5

Savana Cendana 7 (1) 16-20 (2022)

Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering


International Standard of Serial Number 2477-7927

Pengaruh Pemberian Arang Sekam dan Pupuk Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Sawi Hijau (Brassica juncea, L.)

Allam Rinanda Yoedhistiraa dan Ahmad Arif Darmawanb


a
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia, email : allamrinanda42@unimor.ac.id
b
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia, email : jacobstelsel @gmail.com

Article Info Abstrak

Article history: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh pemberian arang sekam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau, (2)
Received 17 Oktober 2021 mengetahui pengaruh pemberian pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau, (3) mengetahui interaksi perlakua n
Received in revised form 12 Desember 2021 pemberian arang sekam dan dosis pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada
Accepted 25 Januari 2022 September 2019 sampai dengan Januari 2020 di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.Rancangan percobaan
DOI: yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah media arang sekam, yaitu
https://doi.org/10.32938/sc.v7i01.1712 A0 = Tanpa arang sekam; A1 = Arang sekam 12,5 ton/ha atau setara dengan 50 g/polibag; A2 = Arang sekam 25 ton/ha atau setara
dengan 100 g/polibag; A3 = Arang sekam 37,5 ton/ha atau setara dengan 150 g/polibag. Faktor kedua adalah dosis pupuk k otoran ayam
yaitu, P0 = tanpa pupuk kotoran ayam ; P1 = pupuk kotoran ayam 5 ton/ha atau setara dengan 20 g/polyibag; P2 = pupuk kotoran ayam
10 ton/ha atau setara dengan 40 g/polibag; P3 = pupuk kotoran ayam 15 ton/ha atau setara dengan 60 g/polibag, masi ng - masing faktor
dikombinasikan dan didapatkan 16 kombinasi perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan sehingga diperoleh 48 unit
Keywords: percobaan. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm), panjang akar (cm), bobot tanaman
Pupuk Kotoran Ayam segar (g), bobot tajuk segar (g), bobot tajuk kering (g), bobot akar segar (g), bobot akar kering (g). Data yang diperoleh di analisis dengan
Arang sekam analisis varian.Apabila perlakuan berbeda nyata diuji lanjut dengan menggunakan DMRT pada taraf 5% . Hasil penelitian menunjukkan
Sawi Hijau pemberian arang sekam dengan dosis 35,70 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada parameter tinggi
tanaman, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar. Pembe rian pupuk kotoran ayam
dengan dosis 15 ton/ha mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar, bobot akar kering. Interaksi perlakuan pemberian arang
sekam dan dosis pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau tidak ada.

1. Pendahuluan
Sawi hijau merupakan salah satu sayuran yang banyak digunakan dalam yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2
olahan makanan dan kandungan gizinya yang cukup tinggi, selain itu harga faktor. Faktor pertama adalah media arang sekam, yaitu A0 = Tanpa arang
yang relatif murah sehingga mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sekam; A1 = Arang sekam 12,5 ton/ha atau setara dengan 50 g/polibag; A2 =
(Hasbiah et al., 2013). Menurut Irwan (2005), tanaman sawi hijau merupakan Arang sekam 25 ton/ha atau setara dengan 100 g/polibag; A3 = Arang sekam
salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat, dan dapat diolah 37,5 ton/ha atau setara dengan 150 g/polibag. Faktor kedua adalah dosis pupuk
menjadi banyak jenis masakan atau olahan makanan baik sebagai bahan pokok kotoran ayam yaitu, P0 = tanpa pupuk kotoran ayam ; P1 = pupuk kotoran
maupun sebagai bahan pelengkap (Irwan, 2005). Sawi hijau termasuk tanaman ayam 5 ton/ha atau setara dengan 20 g/polibag; P2 = pupuk kotoran ayam 10
sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai gizi tinggi. Nilai ton/ha atau setara dengan 40 g/polibag; P3 = pupuk kotoran ayam 15 ton/ha
gizi dalam 100 g sawi adalah protein 2,3 g; lemak 0,3 g; karbohidrat 4,0 g; Ca atau setara dengan 60 g/polibag, masing - masing faktor dikombinasikan dan
220,0 mg; P 38,0 mg; Fe 2,9 mg; vitamin A 1.940 mg; vitamin B 0,09 mg; dan didapatkan 16 kombinasi perlakuan. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali
vitamin C 102 mg. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan mineral sehingga diperoleh 48 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah tinggi
tidak dapat disubtitusi melalui makanan pokok (Manurung, 2011).Permintaan tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm), panjang akar (cm), bobot
sawi hijau agar dapat terpenuhi, maka perlu peningkatan produksinya. Usaha tanaman segar (g), bobot tajuk segar (g), bobot tajuk kering (g), bobot akar
peningkatan produksi tanaman sawi hijau dapat dilakukan dengan cara segar (g), bobot akar kering (g). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
menanam sawi hijau pada lahan yang memiliki faktor pembatas (lahan varian.Apabila perlakuan berbeda nyata diuji lanjut dengan menggunakan
marginal). Peningkatan tersebut melalui rekayasa media tanam dan pemberian DMRT pada taraf 5 %.
pupuk organikc sebagai pembenah tanah dan sumber nutrisi untuk tanaman.
Menurut Wuryaningsih (2008) media tanaman adalah media yang digunakan 3. Hasil dan Pembahasan
untuk menumbuhkan tanaman, tempat akar atau bakal akar akan tumbuh dan 3.1 Hasil
berkembang, media tanam juga digunakan tanaman sebagai tempat menahan Berdasarkan hasil sidik ragam data pengamatan pertumbuhan dan hasil
akar, agar tajuk tanaman dapat tegak kokoh berdiri di atas media tersebut dan tanaman sawi yang diberi perlakuan media arang dan pupuk kotoran ayam
sebagai sarana untuk menghidupi tanaman. Arang sekam merupakan salah satu menunjukkan tidak terjadi interaksi antara faktor perlakuan yang dicoba seperti
alternatif yang dapat meminimalisir pemakaian media tanam berupa tanah. dapat dilihat pada Tabel 1.
Penambahan arang sekam ke dalam media tanam merupakan salah satu cara
mengurangi pemakaian tanah sebagai media tanam. Sifat arang sekam yang Tabel 1. Hasil Sidik Ragam Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
porous dan steril merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan produksi Perlakuan
tanaman (Gustia, 2013). Variabel pengamatan Media Arang Pupuk Kotoran
Interaksi (A x P)
Pemupukan juga merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman Sekam (A) Ayam (P)
yang menunjang keberhasilan produksi sawi hijau.Pemupukan merupakan suatu Tinggi tanaman ** ** tn
usaha penambahan unsur-unsur hara dalam tanah yang dapat meningkatkan Jumlah daun tn ** tn
produksi kesuburan tanah dan mutu hasil tanaman. Menurut Musnawar (2003), Luas daun ** ** tn
kotoran ayam mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan oleh tanaman Panjang akar tn tn tn
untuk pertumbuhan seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), Bobot tanaman segar ** ** tn
Magnesium (Mg), dan sulfur (S). Pupuk kandang ayam merupakan pupuk Bobot tajuk segar ** ** tn
organik yang lebih sering digunakan oleh petani sayuran, karena kandungan Bobot tajuk kering ** ** tn
unsur hara lebih banyak yang disebabkan oleh kotoran padat dan kotoran cair Bobot akar segar ** ** tn
dengan jumlah urin yamg lebih banyak daripada kotoroan padatnya (Novizan, Bobot akar kering tn ** tn
2002). Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui pengaruh pemberian arang Keterangan: AxP = interaksi media arang sekam dan dosis pupuk kotoran ayam, tn =
sekam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau, mengetahui pengaruh tidak berbeda nyata pada uji F 5 %, * = berbeda nyata pada uji F 5 %, dan ** = berbeda
sangat nyata pada uji F 5 %.
pemberian pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau, dan
mengetahui interaksi perlakuan pemberian arang sekam dan dosis pupuk Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan media arang sekam berpengaruh
kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil sawi hijau. sangat nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, bobot tanaman segar, bobot
tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar, serta menunjukkan pengaruh
2. Metode tidak nyata pada jumlah daun, panjang akar, dan bobot akar kering. Perlakuan
Penelitian ini dilaksanakan pada September 2019 sampai dengan Januari pupuk kotoran ayam berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman, jumlah
2020 di Screen House Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering,
Bahan yang digunakan pada saat penelitian antara lain Benih Sawi hijau bobot akar segar, bobot akar kering, serta berpengaruh tidak nyata pada panjang
(Brassica juncea L.), arang sekam padi, dan pupuk kotoran ayam. Alat yang akar. Antara faktor perlakuan media dan pupuk kotoran ayam berpengaruh
digunakan adalah ember, kamera, alat tulis, ajir, tali raffia, cangkul, meteran, tidak nyata pada semua variabel yang diamati. Berdasarkan hasil sidik ragam
timbangan, oven, cutter, handsprayer, mistar, timbangan analitik, millimeter data pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang diberi perlakuan
blok, ayakan pasir dan tanah, tray, pengaduk, polibag. Rancangan percobaan

A.R.Yoedhistira & A.A Darmawan/ Savana Cendana 7 (1) 16-20 16


Savana Cendana 7 (1) 16-20 (2022)
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering
International Standard of Serial Number 2477-7927

media arang menunjukkan pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, luas Sekam bakar memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas
daun dan pupuk kotoran ayam menunjukkan pengaruh nyata pada parameter yang baik.Sifat yang menguntungkan dari arang sekam maka sering digunakan
tinggi tanaman jumlah daun dan luas daun dapat dilihat pada Tabel 2. sebagai media tanam, maupun campuran pembuatan kompos.Tabel 2
Berdasarkan hasil sidik ragam data pengamatan pertumbuhan dan hasil menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam berpengaruh sangat
tanaman sawi yang diberi perlakuan media arang menunjukkan pengaruh nyata nyata terhadap parameter luas daun.Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan
pada parameter bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, arang sekam 37,5 ton/ha t/ha atau setara dengan 150 g/polybag (A3)
bobot akar segar, dan pupuk kotoran ayam menunjukkan pengaruh nyata pada memberikan rerata luas daun terbaik sebesar 2.241,92 cm2. Diikuti oleh
parameter bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot perlakuan A2 dan A1 masing-masing, 2.056,27 cm2 dan 1.779,68 cm2, serta
akar segar, bobot akar kering dapat dilihat pada Tabel 3. luas daun terendah yaitu perlakuan A0 yaitu 1.632,37 cm2. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penambahan arang sekam sebagai media tanaman sawi
Tabel 2. Pengaruh media arang sekam dan pupuk kotoran ayam terhadap dapat meningkatkan luas daun melalui penyediaan unsur hara yang dibutuhkan
pertumbuhan tanaman sawi oleh tanaman sawi.Peningkatan luas daun merupakan salah satu aktivitas
Parameter yang diamati pembelahan sel. Peningkatan ini dipacu oleh unsur nitrogen, dalam penelitian
Tinggi Jumlah Panjang Akar ini penambahan arang sekam sebagai media mampu meningkatkan luasan daun
Perlakuan Luas Daun(cm2)
Tanaman (cm) Daun(helai) (cm) sawi. Menurut Bahzar dan Santosa (2018) peningkatan ketersediaan jumlah
Media Arang Sekam nitrogen di dalam tanah akan mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan
A0 35,06b 10,00a 1.632,36b 19,44a sel, pertumbuhan akar batang dan daun. Peningkatan luasan daun sawi ini
A1 40,37a 10,25a 1.779,67b 16,93a diharapkan dapat menyerap energi cahaya matahari secara maksimal sehingga
A2 41,20a 10,25a 2.056,26a 19,68a fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman meningkat, yang selanjutnya
A3 40,58a 10,00a 2.241,91a 19,60a digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pupuk Kotoran Ayam
P0 35,96b 9,33c 1.464,44d 18,20a Bobot Tanaman Segar
P1 38,82a 10,00b 1.750,40c 21,51a Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam
P2 40,10a 10,33a 2.094,52b 18,15a berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tanaman segar. Hubungan
P3 42,32a 10,83a 2.400,85a 17,78a antara bobot tanaman segar terhadap media arang sekam ditunjukkan pada
CV % 11,45 6,78 11,56 23,69 Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan arang sekam 37,5 ton/ha
Keterangan :Angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama t/ha atau setara dengan 150 g/polybag (A3) memberikan rerata bobot tanaman
menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %. A0: arang sekam 0 ton/ha; A1: segar terbaik sebesar 251,593 g. Diikuti oleh perlakuan A2 dan A1 masing-
arang sekam 12,5 ton/ha; A2: arang sekam 25 ton/ha; A3: arang sekam 37,5 ton/ha; P0: masing, 217,331 g dan 192,039 g, serta bobot tanaman segar terendah yaitu
pupuk kotoran ayan 0 ton/ha; P1: pupuk kotoran ayam 5 ton/ha; P2: pupuk kotoran ayam
perlakuan A0 yaitu 176,165 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan
10 ton/ha; P3: pupuk kotoran ayam 15 ton/ha.
arang sekam sebagai media tanaman sawi dapat meningkatkan bobot tanaman
Tabel 3. Pengaruh media arang sekam dan pupuk kotoran ayam terhadap segar melalui peningkatan fotosintat yang akhirnya di translokasikan keseluruh
hasil tanaman Sawi tubuh tanaman sawi.
Parameter yang diamati Peningkatan bobot tanaman segar terjadi karena penambahan arang sekam
Bobot Bobot tajuk Bobot tajuk Bobot akar Bobot akar pada media dapat meningkatkan ketersediaan air dalam tanah. Telah diketahui
Perlakuan bahwa air merupakan komponen utama dalam proses pertumbuhan dan
segar (g) segar (g) kering (g) segar (g) kering (g)
Media Arang Sekam perkembangan tanaman, sekitar 70-90% berat segar tanaman berupa air yang
A0 176,16c 161,64b 24,37b 14,51c 0,031a merupakan penunjang untuk berlangsungnya reaksi biokimia. Air di dalam
A1 192,03b 173,25b 26,15b 18,78b 0,031a tubuh tanaman berfungsi sebagai transport unsur hara dari tanah menuju tubuh
A2 217,33b 197,35a 29,64a 19,97b 0,031a tanaman melalui proses difusi dan osmosis. Selain itu, ketersedian air dan arang
A3 251,59a 225,78a 33,44a 25,81a 0,032a sekam dalam tanah akan memacu proses pembentukan dan perkembangan
Pupuk Kotoran Ayam organ tanaman (daun, akar, dan batang) serta hasil fotosintesis yang tinggi di
P0 146,13d 130,84d 14,81d 15,29b 0,026b translokasikan ke seluruh tubuh tanaman sehingga menyebabkan penambahan
P1 188,75c 171,54c 23,15c 17,20b 10,033a bobot tanaman segar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anastasia et al.
P2 226,84b 207,23b 31,62b 19,61b 0,034a (2014) menambahkan bahwa semakin banyak unsur hara yang terjerap oleh
P3 275,39a 248,42a 44,02a 26,96a 0,034a tanaman, maka ketersedian bahan dasar bagi proses fotosintesis akan semakin
baik juga. Proses fotosintesis yang berlangsung dengan baik akan memacu
CV % 17,15 18,76 19,30 24,53 15,06
Keterangan :Angka-angka yang diikuti huruf berbeda pada kolom yang sama
penimbunan karbohidrat dan protein pada tanaman sebagai akumulasi hasil
menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%. A0: arang sekam 0 ton/ha; A1: proses fotosintesis akan berpengaruh pada berat segar tanaman.
arang sekam 12,5 ton/ha; A2: arang sekam 25 ton/ha; A3: arang sekam 37,5 ton/ha; P0:
pupuk kotoran ayan 0 ton/ha; P1: pupuk kotoran ayam 5 ton/ha; P2: pupuk kotoran ayam
10 ton/ha; P3: pupuk kotoran ayam 15 ton/ha.

3.2 Pembahasan
Pengaruh Media Arang Sekam terhadap Hasil dan Pertumbuhan Sawi
Upaya meningkatkan pertumbuhan sawi perlu dilakukan dengan
menggunakan media tanam yang tepat.Penggunaan media tanam berbahan
organik hingga saat ini dianggap sebagai upaya terbaik dalam perbaikan
produktifitas tanah marginal termasuk tanah masam.Menurut Utami et al
(2018) bahwa aplikasi bahan organik sebagai media tanam memiliki fungsi
penting bagi tanaman sebagai tempat menanam dan mengembangkan tanaman
serta menyediakan air dan nutrisi bagi tanaman, dapat memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan kehidupan
biologi tanah.

Tinggi Tanaman
Tabel 2 menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman.Gambar 1
menunjukkan bahwa perlakuan arang sekam 25 ton/ha atau setara dengan 100
g/polybag (A2) memberikan rerata tinggi tanaman terbaik sebesar 41,200 cm.
Diikuti oleh perlakuan A3 dan A1 masing-masing, 40,583 cm dan 40,375 cm,
serta tinggi tanaman terendah yaitu perlakuan A0 yaitu 35,067 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan arang sekam sebagai media tanam dapat
Gambar 1. Grafik pertumbuhan dan hasil sawi terhadap perbedaan dosis media arang
meningkatkan tinggi tanaman sawi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Aksa sekam
et al. (2016) menyatakan bahwa media tanam yang ditambahkan arang sekam
dapat meningkatkan aerasi pada tanah menyebabkan sirkulasi udara berjalan Bobot Tajuk Segar
dengan baik, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi. Kataki Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam
et al. (2017) menambahkan bahwa unsur hara makro yang terdapat pada arang berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tajuk segar. Hubungan
sekam yaitu N (1,8 g/kg tanah); P (1,10 g/kg tanah); K (8,02 g/kg tanah); C antara bobot tajuk segar terhadap media arang sekam ditunjukkan pada Gambar
28,65%. Unsur hara yang dikandung arang sekam berfungsi antara lain untuk 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan arang sekam 37,5 ton/ha t/ha atau
meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaaan air, setara dengan 150 g/polybag (A3) memberikan rerata bobot tajuk segar terbaik
membentuk batang yang lebih kuat dan memperkuat perakaran sehingga sebesar 225,783 g. Diikuti oleh perlakuan A2 dan A1 masing-masing, 197,358
tanaman lebih tahan dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

A.R.Yoedhistira & A.A Darmawan/ Savana Cendana 7 (1) 16-20 17


Savana Cendana 7 (1) 16-20 (2022)
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering
International Standard of Serial Number 2477-7927

g dan 173,254 g, serta bobot tajuk segar terendah yaitu perlakuan A0 yaitu 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15 ton/ha
161,648 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan arang sekam sebagai atau setara dengan 150 g/polybag (P3) memberikan rerata tinggi tanaman
media tanaman sawi dapat meningkatkan bobot tajuk segar karena arang sekam terbaik sebesar 42,325 cm. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-masing,
meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara yang optimal di dalam tanah 40,108 cm dan 38,825 cm, serta tinggi tanaman terendah yaitu perlakuan P0
yang diserap oleh akar. Bobot tajuk segar yang meningkat dikarenakan yaitu 35,967 cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kotoran
tanaman mengandung protoplasma yang berfungsi sebagai penyimpan air dan ayam dengan dosis tinggi dari perlakuan lainnya memiliki kemampuan untuk
karbondioksida. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan A3 memberikan media menyediakan unsur hara lebih tinggi sehingga kebutuhan tanaman tercukupi.
tanam yang baik dan ketersediaan unsur hara optimal daripada perlakuan Tinggi tanaman pada masa vegetatif sangat tinggi dalam penggunaan unsur
lainnya.Damayanti et al., (2019) menyatakan bahwa rendahnya bahan organik nitrogen.Dosis aplikasi yang tinggi mengakibatkan pertumbuhan tanaman sawi
dalam lahan pertanian dapat menurunkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman pada perlakuan P3 tinggi dilihat dari nilai tinggi tanaman. Hal tersebut sesuai
sehingga produksi tanaman tidak optimal. Rendahnya unsur hara khususnya N dengan pendapat Muktamar et al. (2016) menyatakan bahwa pemberian pupuk
dan kandungan air pada kandungan tanah dapat mempengaruhi produktivitas organik ke dalam tanah dapat meningkatkan ketersediaan unsur nitrogen
tanaman sawi.Nirmalayanti et al. (2017) menambahkan bahwa bobot tajuk erat sebesar 0,08%. Pupuk organik akan melepas nitrogen dalam larutan tanah
kaitannya dengan penyerapan unsur N, P dan K. Ketiga unsur tersebut berperan secara bertahap dan dalam keadaan tersedia bagi tanaman sawi. Terjadinya
penting dalam fotosintesis tanaman. Semakin baik proses fotointesis maka akan penambahan tinggi tanaman karena adanya peristiwa pembelahan dan
mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman menjadi semakin baik. perpanjangan sel yang didominasi pada ujung pucuk tanaman. Penambahan
bahan organik yang mengandung N akan mempengaruhi kadar N total dan
Bobot Tajuk Kering membantu mengaktifkan sel-sel tanaman dan mempertahankan jalannya proses
Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam fotosintesis yang pada akhirnya pertumbuhan tinggi tanaman dapat
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tajuk kering. Hubungan dipengaruhi.
antara bobot tajuk kering terhadap media arang sekam ditunjukkan pada
Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan arang sekam 37,5 ton/ha
t/ha atau setara dengan 150 g/polybag (A3) memberikan rerata bobot tajuk
kering terbaik sebesar 33,441 g. Diikuti oleh perlakuan A2 dan A1 masing-
masing, 29,642 g dan 26,159 g, serta bobot tajuk kering terendah yaitu
perlakuan A0 yaitu 24,372 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan
arang sekam sebagai media tanaman sawi dapat meningkatkan bobot tajuk
kering karena arang sekam meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara yang
optimal di dalam tanah yang diserap oleh akar. Sehingga akumulasi unsur hara
dalam tubuh tanaman meningkat. Berat kering tajuk tanaman merupakan hasil
keseimbangan antara pengambilan karbondioksida dan pengeluaran oksigen
secara nyata ditunjukkan pada berat segar tanaman, begitu juga dengan laju
fotosintesis yang berpengaruh terhadap berat tajuk kering tanaman dimana
semakin tinggi laju fotosintesis semakin meningkat juga berat tajuk kering
tanaman dengan adanya translokasi fotosintat di bagian tajuk tanaman. Lakitan
(2011) menyatakan bahwa berat kering yang dihasilkan oleh suatu tanaman
sangat bergantung pada perkembangan daun.Proses fotosintesis adalah suatu
faktor yang penting dalam pertumbuhan tanaman dimana banyaknya daun yang
tinggi dapat menerima sinar matahari yang tinggi juga, sehingga menyebabkan
hasil fotosintesis meningkat yang kemudian senyawa-senyawa hasil fotosintesis
diedarkan ke seluruh organ tanaman yang membutuhkan dan menyebabkan
bahan kering tanaman menjadi tinggi.Wijiyanti et al. (2019) menambahkan
bahwa berat tajuk kering mencerminkan akumulasi senyawa-senyawa hasil
fotosintesis tanaman dari senyawa anorganik terutama air dan karbondioksida
serta unsur hara yang telah diserap akar sehingga memberikan kontribusi
terhadap pertambahan berat kering tanaman.

Bobot Akar Segar


Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan media arang sekam
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot akar segar. Hubungan
antara bobot akar segar terhadap media arang sekam ditunjukkan pada Gambar
1. Gambar1menunjukkan bahwa perlakuan arang sekam 37,5 ton/ha t/ha atau
setara dengan 150 g/polybag (A3) memberikan rerata bobot akar segar terbaik
sebesar 25,810 g. Diikuti oleh perlakuan A2 dan A1 masing-masing, 19,973 g
dan 18,785 g, serta bobot akar segar terendah yaitu perlakuan A0 yaitu 14,517
g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan arang sekam sebagai media
tanaman sawi dapat meningkatkan bobot akar segaryang merupakan salah satu
parameter yang dapat menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan akar.
Gambar 2. Grafik pertumbuhan dan hasil sawi terhadap dosis pupuk kotoran ayam
Perlakuan A3 diduga kebutuhan N dan P telah tersedia dan tercukupi untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Sokcheaet al. (2015) melaporkan bahwa
Jumlah Daun
aplikasi arang sekam 150 g/kg tanah meningkatkan hasil tanaman selada dan
Tabel 2 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam
kubis. Arang sekam menjaga ketersediaan unsur hara dalam tanah sehingga
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun.Hubungan antara
kebutuhan unsur hara oleh tanaman tercukupi. SelanjutnyaGardner et al. jumlah daun terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada Gambar
(1991), menambahkan bahwa secara umum penggunaan nitrogen pada tanaman
2.Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15 ton/ha atau
mampu menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang lebih cepat, meningkatkan
setara dengan 150 g/polybag (P3) memberikan rerata jumlah daun terbaik
panjang batang, memperbesar ukuran daun, memberikan warna daun lebih sebesar 10,833 helai. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-masing, 10,333
hijau, serta menambah panjang dan volume akar yang nantinya mempengaruhi
helai dan 10,000 helai, serta jumlah daun terendah yaitu perlakuan P0 yaitu
bobot basah akar.
9,333 helai. Hal tersebut menunjukkan bahwa aplikasi pupuk kotoran ayam
dengan dosis tinggi dari perlakuan lainnya memiliki kemampuan untuk
Pengaruh Pupuk Kotoran Ayam terhadap Hasil dan Pertumbuhan Sawi menyediakan unsur hara lebih tinggi sehingga kebutuhan tanaman
Pemberian pupuk organik sebagai penyeimbang penggunaan pupuk
tercukupi.Unsur hara yang digunakan terutama unsur N dan K dalam
anorganik, sehingga populasi jasad renik dapat dipertahankan bahkan pembentukan daun. Telah diketahui bahwa pupuk kotoran ayam memiliki
ditingkatkan, meningkatkan daya serap serta daya simpan air yang
kandungan K sebesar 1,98 % dalam bentuk K2O.
keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah dan tentunya dapat
Perlakuan P3 memiliki jumlah daun tertinggi hal tersebut diduga dengan
menunjang pertumbuhan tanaman (Purnamasari et al., 2016).Rahmi dan dosis aplikasi pupuk kotoran ayam dengan dosis yang tinggi daripada perlakuan
Jumiati (2007), menambahkan bahwa semakin tinggi dosis pupuk dan frekuensi
lainnya mampu menyediakan unsur hara yang tinggi, sehingga tanaman sawi
yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan
pada perlakuan P3 memiliki jumlah daun yang paling banyak. Pertambahan
semakin tinggi. jumlah daun pada tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor ketersediaan nitrogen,
hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan (2011), bahwa unsur N merupakan
Tinggi Tanaman komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, adanya
Tabel 2 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam unsur hara N dapat merangsang pembentukan klorofil yang penting untuk
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Hubungan antara
proses fotosintesis. Sedangkan menurut Lingga dan Marsono (2013), pemberian
tinggi tanaman terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada Gambar

A.R.Yoedhistira & A.A Darmawan/ Savana Cendana 7 (1) 16-20 18


Savana Cendana 7 (1) 16-20 (2022)
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering
International Standard of Serial Number 2477-7927

pupuk yang kaya akan unsur N dapat menghasilkan jumlah daun yang lebih Bobot Tajuk Kering
banyak. Raksun dan Santoso (2010), menambahkan selain unsur N, adapun Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam
unsur K turut berperan menguatkan dan memperkokoh tumbuh tanaman, serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tajuk kering. Hubungan
merangsang pertumbuhan daun. antara bobot tajuk kering terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada
Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15
Luas Daun ton/ha atau setara dengan 60 g/polybag (P3) memberikan rerata bobot tajuk
Tabel 2 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam kering terbaik sebesar 44,021 g. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter luas daun.Hubungan antara luas masing, 31,624 g, dan 23,157 g, serta jumlah daun terendah yaitu perlakuan P0
daun terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada Gambar 2.Gambar 2 yaitu 14,812 g.Berat tajuk kering merupakan hasil keseimbangan antara
menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15 ton/ha atau setara pengambilan karbondioksida dan pengeluaran oksigen secara nyata ditunjukkan
dengan 150 g/polybag (P3) memberikan rerata luas daun terbaik sebesar pada berat segar tanaman, begitu juga dengan laju fotosintesis yang
2.400,86 cm2. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-masing, 2.094,52 cm2 berpengaruh terhadap berat kering tanaman dimana semakin tinggi laju
dan 1.750,40 cm2, serta luas daun terendah yaitu perlakuan P0 yaitu 1.464,45 fotosintesis semakin meningkat juga berat kering tanaman. Indriyani et al.
cm2. Hal tersebut karena kandungan unsur N yang terdapat dalam pupuk (2018) menyatakan bahwa meningkatnya bobot kering tanaman disebabkan
kotoran ayam dapat membantu dalam pertumbuhan lebar daun pada tanaman oleh keberadaan unsur hara N yang melimpah sehingga merangsang
sawi. pembentukan daun, luas daun, bobot segar maupun bobot kering. Sitompul dan
Menurut Lakitan (2011) unsur N merupakan komponen penyusun dari Guritno (1995) menambahkan bahwa perhitungan berat kering tanaman penting
banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, yang terkandung dalam klorofil. dilakukan, karena berat kering digunakan untuk melihat metabolisme tanaman
Unsur N berperan dalam merangsang pembentukan hijau daun yang sangat dan dapat mewakili hasil metabolit tanaman.
penting untuk proses fotosintesis. Keberadaan unsur N dalam tanah menjadi
pengaruh yang nyata terhadap perluasan daun terutama pada lebar dan luas Bobot Akar Segar
daun. Menurut Haryanto et al. (2006), organ vegetatif daun tanaman Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam
membutuhkan unsur hara nitrogen dalam jumlah banyak, karena nitrogen berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot akar segar. Hubungan
merupakan unsur yang berperan penting dalam membentuk asam amino dan antara bobot akar segar terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada
protein sebagai dasar tanaman dalam menyusun daun. Selain itu, adanya Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15
nitrogen yang cukup dalam tanah dapat meningkatkan sintesis protein untuk ton/ha atau setara dengan 60 g/polybag (P3) memberikan rerata bobot akar
pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan bertambahnya jumlah dan segar terbaik sebesar 26,968 g. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-
peningkatan ukuran sel sehingga pertumbuhan tanaman dan luas daun masing, 19,618 g, dan 17,209 g, serta jumlah daun terendah yaitu perlakuan P0
meningkat. Kurniawati et al. (2017) menambahkan dalam penelitiannya yaitu 15,290 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan pupuk kotoran
penggunaan pupuk kandang ayam memberikan respon positif terhadap luas ayam mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan akar sawi.
daun tanaman sawi, dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan pupuk Perlakuan P3 memiliki bobot akar tertinggi dari semua perlakuan. Hal
kandang kambing.Hal tersebut berkaitan dengan mudah tidaknya pupukorganik tersebut diduga pada perlakuan tersebut kebutuhan N dan P telah tersedia dan
dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. tercukupi untuk pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Jarangga et al. (2018)
menyatakan bahwa unsur nitrogen bagi tanaman dapat merangsang
Bobot tanaman segar pertumbuhan tanaman secara keseluruhan khususnya batang, daun, dan akar.
Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam Unsur fosfor juga berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, pembentukan
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tanaman segar. Hubungan sistim perakaran yang baik dari tanaman muda untuk mempercepat
antara bobot tanaman segar terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pertumbuhan vegetatif dan hasil tanaman.
pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam
15 ton/ha atau setara dengan 150 g/polybag (P3) memberikan rerata bobot Bobot Akar Kering
tanaman segar terbaik sebesar 275,395 g. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam
masing-masing, 226,848 g, dan 188,751 g, serta bobot tanaman segar terendah berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot akar kering. Hubungan
yaitu perlakuan P0 yaitu 146,135 g.Hal tersebut menunjukkan bahwa antara bobot akar kering terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada
penambahan pupuk kotoran ayam mampu meningkatkan biomassa tanaman Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15
sawi. ton/ha atau setara dengan 60 g/polybag (P3) memberikan rerata bobot akar
Perlakuan P3 memiliki bobot tanaman segar terbaik karena pemberian kering terbaik sebesar 0,034 g. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing-
pupuk kotoran ayam dapat meningkatkan kadar Nitrogen yang berada di dalam masing, 0,034 g, dan 0,033 g, serta jumlah daun terendah yaitu perlakuan P0
media apabila kandungan Nitrogen semakin banyak, maka akan semakin yaitu 0,026 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan pupuk kotoran
banyak karbohidrat dan cadangan makanan yang dihasilkan dalam proses ayam mampu meningkatkan biomassa akar sawi.
fotosintesis sehingga akan meningkatkan biomassa tanaman sawi. Menurut Bobot akar kering menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan akar
Samiati et al. (2012) produksi biomassa dipengaruhi juga oleh faktor dalam memanfaatkan unsur hara dan air dalam tanah. Penyerapan air dan
lingkungan seperti cahaya, temperatur, dan kandungan air.Apabila faktor mineral terjadi pada ujung akar dan bulu-bulu akar, sehingga bobot akar kering
lingkungan kondusif untuk pertumbuhan tanaman, maka fotosintat yang dapat menggambarkan kemampuan akar dalam menyerap air dan unsur hara
dihasilkan juga meningkat sehingga alokasi biomassa ke bagian yang dipanen untuk pertumbuhan dan perkembangan akar secara keseluruhan. Widowati
juga relatif lebih besar. (2010) menjelaskan bahwa nilai bobot kering akar yang tinggi menunjukkan
bahwa pembentukan akar sangat baik sehingga tanaman akan berpotensi untuk
Bobot tajuk segar menyerap dan memanfaatkan unsur hara dan air lebih baik untuk pembentukan
Tabel 3 menunjukkan perlakuan perbedaan dosis pupuk kotoran ayam jaringan dan fotosintesis. Sofyan et al. (2014) menambahkan bahwa bobot akar
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot tajuk segar. Hubungan kering merupakan akumulasi senyawa organik dan terkait dengan pertumbuhan
antara bobot tajuk segar terhadap dosis pupuk kotoran ayam ditunjukkan pada panjang akar, semakin panjang akar maka akan menghasilkan bobot akar kering
Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kotoran ayam 15 yang lebih tinggi.
ton/ha atau setara dengan 150 g/polybag (P3) memberikan rerata bobot tanaman
segar terbaik sebesar 248,428 g. Diikuti oleh perlakuan P2 dan P1 masing- Interaksi Media Arang Sekam dan Pupuk Kotoran Ayam terhadap
masing, 207,230 g, dan 171,542 g, serta bobot tajuk segar terendah yaitu Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi
perlakuan P0 yaitu 130,845 g. Hal tersebut menunjukkan bahwa permberian Hasil uji lanjut pada Tabel 1 menunjukkan perlakuan media arang sekam
pupuk kotoran ayam kedalam tanah mampu meningkatkan hasil fotosintat dan pupuk kotoran ayam memberikan pengaruh namun tidak nyata pada
sehingga meningkatkan hasil produksi bobot tajuk segar tanaman sawi. parameter pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,
Peningkatan hasil tanaman sawi hijau didukung oleh pertumbuhan panjang akar. Pada parameter hasil tanaman juga berpengaruh namun tidak
vegetatif seperti jumlah daun dan luas daun, tajuk tanaman menjadi indikator nyata yaitu bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot
pertumbuhan generatif hasil tanaman.Perlakuan P3 menunjukkan bahwa akar segar dan bobot akar kering. Pengaruh interaksi perlakuan media arang
pertumbuhan dan hasil tanaman sawi terbaik dibandingkan perlakuan sekam dan pupuk kotoran ayam berpengaruh tidak nyata dikarenakan faktor-
lainnya.Menurut Husma (2010), pemberian bahan organik berpengaruh faktor perlakuan tersebut tidak saling mempengaruhi antar perlakuan. Selain itu
terhadap tanaman seperti kegiatan respirasi, bertambahnya lebar daun yang tidak adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan media arang sekam
dapat berpengaruh terhadap kegiatan fotosintesis. Komponen utama penyusun dan pupuk kotoran ayam juga dapat dikarenakan bahwa media arang sekam dan
tubuh tanaman yaitu asam amino, protein dan klorofil yang tersusun dari pupuk kotoran ayam tidak secara bersama memberikan pengaruh terhadap
senyawa yang mengandung nitrogen. Lahadassy et al. (2007), menambahkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi. Lingkungan pertanaman juga dapat
bahwa mencapai bobot yang optimal, tanaman tidak hanya membutuhkan berpengaruh sebagai contoh tanah yang digunakan pada penelitian mempunyai
karbondioksida saja, namun masih banyak membutuhkan energi dan unsur hara pH kisaran 5-5,5 hal ini dapat diartikan bahwa tanah tersebut bersifat masam.
untuk meningkatkan jumlah maupun ukuran sel yang dapat mencapai optimal Derajat keasaman (pH) sangat penting bagi pertumbuhan tanaman sawi.
serta memungkinkan adanya peningkatan air tanaman yang optimal. Sehingga Hariyadi (2015) menambahkan bahwa tidak terjadi suatu interaksi antara dua
terjadi peningkatan hasil fotosintat yang kemudian diedarkan keseluruh bagian faktor perlakuan menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut tidak mampu
tajuk tanaman. bekerjasama karena mekanisme kerjanya berbeda atau salah satu faktornya
tidak berperan secara optimal.

A.R.Yoedhistira & A.A Darmawan/ Savana Cendana 7 (1) 16-20 19


Savana Cendana 7 (1) 16-20 (2022)
Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering
International Standard of Serial Number 2477-7927

4. Simpulan Purnamasari, R., Ardian., dan E. Ariani. 2016. Pengaruh pemberian kompos isi
Pemberian arang sekam dengan dosis 35,70 ton/ha mampu rumen sapi dan pupuk npk terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit
meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada parameter tinggi (Elaeis guineensis Jacq.) pada tahap pembibitan utama (main nursery).
tanaman, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, JOM FAPERTA 3 (1).
bobot akar segar.Pemberian pupuk kotoran ayam dengan dosis 15 ton/ha Rahmi, A. dan Jumiati, 2007. Pengaruh konsentrasi dan waktu penyemprotan
mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi hijau pada parameter tinggi pupuk organik cair super ACI terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tajuk segar, manis, J. Agritrop.,26(3).,105-109
bobot tajuk kering, bobot akar segar, bobot akar kering.Interaksi perlakuan Raksun, A. dan Santoso D. 2010. Pemanfaatan bokashi untuk meningkatkan
pemberian arang sekam dan dosis pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan pertumbuhan dan produksi tomat (Lycopersicum esculentum).Jurnal
dan hasil sawi hijau tidak ada. Biologi Tropis. Vol 11 (1) : 44 – 50.
Samiati, A., Bahrun., dan Safuan, L.O. 2012. Pengaruh takaran mulsa terhadap
Daftar Pustaka pertumbuhan dan produksi sawi (Brassica juncea L.).Jurnal Agronomi
Aksa, M., Jamaluddin, P., dan Subariyanto. 2016. Rekayasa media tanam pada 1(2):121-125.
sistem penanaman hidroponik untuk meningkatkan pertumbuhan Sitompuldan Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM
tanaman sayuran. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 2: 163-168. Press.Yogyakarta.
Anastasia, I., Izatti, M., Widodo, S., & Suedy, A. 2014. Pengaruh Pemberian Sofyan SE, Riniarti M, Duryat. 2014. Pemanfaatan limbah teh, sekam padi, dan
Kombinasi Pupuk Organik Padat dan Organik Cair Terhadap Porositas arang sekam sebagai media tumbuh bibit trembesi (Samanea saman).
Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Bayam (Amarantus tricolor L.) Jurnal Sylva Lestari 2 (2): 61-70.
Jurnal Biologi. 3 (2): 1-10. Sokchea, Huy., Borin, K., dan Preston, T.R. 2015. Carry-over effects of biochar
Bahzar, M.H. dan Santosa, M. 2018. Pengaruh nutrisi dan media tanam on yield of Mustard Green vegetable (Brassica juncea) and on soil
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa L. var. fertility. Livestock Research for Rural Development 27(9): 1-8.
chinensis) dengan sistem hidroponik sumbu. Jurnal Produksi Utami, S., Tarigan, D.M., dan Syair, I.F. 2018. Response of growth mustard
Tanaman, 6(7): 1273-1281. plant pakchoy (Brassica chinensis L.) the composition of plant
Damayanti, N.S., Widjajanto, D.W., dan Sutarno. 2019. Pertumbuhan dan medium and dosage of NPK by verticulture. Proceeding International
produksi tanaman sawi Pakcoy (Brassica rapa l.) akibat dibudidayakan conference of sustainable agricultural adan natural resources
pada berbagai media tanam dan dosis pupuk organik. Jurnal Agro management 2(1):129-134.
Complex 3(3): 142-150. Widowati. 2010. Produksi dan Aplikasi Biochar/Arang dalam Mempengaruhi
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Tanah dan Tanaman. Universitas Brawijaya. Malang. Jurnal Ilmu
Budidaya. Terjemahan: Herawati Susilo. UI Press. Jakarta. Hayati (Life Science) 22 (9) : 58-68.
Gustia, H. 2013. Pengaruh Penambahan Arang sekam Pada Media Tanam Wijiyanti, P., E.D. Hastuti., S. Haryanti. 2019. Pengaruh Masa Inkubasi Pupuk
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi ( Brassica Juncea L.). dari Air Cucian Beras Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau
Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta. (Brassica juncea L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi 4(1):21-28.
Hariyadi. 2015. Respon Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Terhadap Wuryaningsih, S. 2008. Media Tanam Tanaman Hias. Penebar Swadaya.
Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Guano Walet Pada Jakarta.
Tanah Gambut Pedalaman. Jurnal Bioscientiae. Vol 12 (1) : 1-15.
Haryanto, B., T. Suhartini, E. Rahayu, dan Sunarjo. 2006. Sawi Dan Selada.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Hasbiah, S.T., B. Farhatul, dan Wahidah. 2013. Perbandingan kecepatan
fotosintesis pada tanaman sawi hijau (Brassica rapa) yang diberi
pupuk organik dan anorganik. Biogenesis 1 (1) : 61 – 69.
Husma, M. 2010. Pengaruh Bahan Organik dan Pupuk Kalium terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Melon (Curcumis melo L.).Tesis
Program Studi Agronomi Universitas Haluoleo
Indriyani, N., Wardiyati, T., dan Nawawi. 2018. Pengaruh macam pupuk
kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Brassica rapa L.
dan Brassica juncea L. Jurnal Produksi Tanaman 6(5): 734-741.
Irwan. 2005. Pengaruh Dosis Karci dan Bokashi terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) yang Dibudidayakan secara
Organik. Diakses pada tanggal 26 Maret 2019.
Jarangga, M.A., Ali, A., dan Maruapey, A. 2018. Pengaruh Jenis Pupuk
Kandang Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.). Median, 10(2): 1-11.
Kataki, S., Hazarika, S., & Baruah, D. C. 2017. Assessment of by-products of
bioenergy systems (anaerobic digestion and gasification) as potential
crop nutrient. Waste Management, 59, 102–117.
doi:10.1016/j.wasman.2016.10.018
Kurniawati, A., Melati, M., Aziz, S.A., dan Purwono. 2017. Pengurangan Dosis
Pupuk pada Produksi Sawi Hijau Organik dengan Pergiliran Tanaman
Jagung dan Kedelai. J. Agron, Indonesia 45(2):188-195.
Lahadassy. J., A.M Mulyati dan A.H Sanaba. 2007. Pengaruh Konsentrasi
Pupuk Organik Padat Daun Gamal terhadap Tanaman Sawi (Brassica
juncea, L.). Jurnal Agrisistem. 3 (6) : 51-55
Lakitan, B. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Lingga, P. dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Manurung, R. F. H., 2011. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman sawi
(Brassica juncea L.) terhadap penggunaan pupuk anorganik cair.
Universitas Sumatera Utara : Medan. (Skripsi)
Muktamar, Z., Putri, D., dan Setyowati, N. 2016. Reduction of Synthetic
Fertilizer for Sustainable Agriculture: Influence of Organic and
Nitrogen Fertilizer Combination on Growth and Yield of Green
Mustard. International Journal on Advanced Science Engineering
Information Technology, 6(3): 361-364.
Musnawar. 2003. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembentukan dan Aplikasi.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nirmalayanti, K. A., Subadiyasa, I. N. N., & Arthagama, I. D. M. 2017.
Peningkatan produksi dan mutu tanaman bayam merah (Amaranthus
amonea voss) melalui beberapa jenis pupuk pada tanah incepticols,
desa pegok, denpasar. E-Jurnal Agroteknologi Tropika. 6(1): 1-10.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka.
Jakarta. Hal 114

A.R.Yoedhistira & A.A Darmawan/ Savana Cendana 7 (1) 16-20 20

Anda mungkin juga menyukai