Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Sylva Scienteae Vol. 02 No.

6 Desember 2019 ISSN 2622-8963 (media online)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS CAIRTERHADAP


PERTUMBUHAN BIBIT (Aquilaria malaccensis)
The EffectOf Liquid Compost Fertilizer on Growth Of (Aquilaria Malaccensis)
Seedlings
Fujia Astuti, Gusti Muhammad Hatta, dan Damaris Payung
Jurusan kehutanan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

ABSTRACT. The purpose of this research is to know the effect of liquid compost fertilizer on
growth of Aquilaria malaccensis seedlingssome parameters of growth such as life percentage,
height, diameter increament and number of leaves are measured. is used in the research
Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 10 replications. The reseach
result showed that only height and diameter were significant difference among four
parameters of growth.
Keywords: Influence; compost; naskuru; gaharu
ABSTRAK.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kompos cair
terhadap pertumbuhan bibit Aquilaria malaccensis, beberapa parameter pertumbuhan yang
diukur seperti persentase hidup, tinggi, pertambahan diameter dan jumlah daun . Penelitian
yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 10 ulangan.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hanya tinggi dan diameter yang memiliki perbedaan signifikan
antara empat parameter pertumbuhan.

Kata kunci: pengaruh, kompos, naskuru, gaharu


Penulis untuk korespondensi, surel: fujiaastuti55@gmail.com

PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan pasar, saat ini


masyarakat banyak mengambil gaharu
dengan cara menebang pohon yang masih
Tanaman gaharu (Aquilaria malaccensis) hidup. Hal inidapat mengancam dan
yaitu jenis pohon yang menghasilkan gubal menyebabkan kelestarian sumber daya
gaharu dan termasuk hasil hutan bukan serta populasi gaharu semakin menurun
kayu.Gaharu mempunyai banyak manfaat sehingga terancam kepunahannya
untuk obat-obatan, kosmetik, parfum atau (Sumarna, 2013).
wewangian, gaharu termasuk komoditi Pengadaan bibit dalam jumlah yang
komersial yang bernilai ekonomi tinggi atau cukup dan bermutu tinggi sangat diperlukan
mahal.Spesies ini terdaftar dalam appendix untuk menunjang keberhasilan usaha
II CITES yaitu tumbuhan langka, karena penanaman gaharu.Peningkatan daya
perburuan gaharu yang tidak terkendali adaptasi bibit terhadap lingkungan baru
(Santoso & Sumarna, 2006). dapat pula distimulasi melalui perlakuan
Gaharu ini menjadi komoditas pertanian silvikultur.Salah satu perlakuan silvikultur
paling mahal dan pembudidayaan menjadi yaitu pemupukan dan pemeliharaan
alternatif yang paling rasional. Tanaman ini yang intensif. Pemanfaatan pupuk untuk
memiliki bentuk dan warna yang khas serta meningkatkan respon pertumbuhan
kandungan kadar damar harum yang tanaman telah terbukti secara empirik dan
dihasilkan dari bagian pohon gaharu itu laboratoris. Pemberian pupuk dengan dosis
sendiri. Harum yang Khas tersebut tumbuh yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan
secara alami (Susetya, 2008). Produksi yang optimal. Kekurangan dan kelebihan
gaharu semula hanya berasal dari hutan dosis dalam pemupukan akan berpengaruh
alam yang di pungut di bagian kayu yang pada pertumbuhan. Selain itu kandungan
sudah mati dengan caraalami. Kini potensi unsur hara pada pupuk berbeda-beda,
produksi tersebut menurun, sedangkan nilai sehingga respon pertumbuhan bibit
guna gaharu semakin kompleks menjadikan terhadap pemberian pupuk berbeda pula.
harga jual semakin tinggi. Untuk dapat

1053
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019

Pupuk adalah bahan tambahan untuk Prosedur penelitian


menambah unsur hara bagi tumbuh dan
kembang tanaman, pupuk dibedakan Cara kerja penelitian ini yang pertama
menjadi 2 yaitu pupuk anorganik dan pupuk mencampurkan top soil, pasir dan sekam
organik. Berdasarkan bentuknya, pupuk padi dengan perbandingan 2:1:1 (volume).
organik dibagi menjadi dua, yaitu pupuk Apabila media tanam telah tercampur
padat dan pupuk cair. Pupuk cair dengan baik, masukan campuran media
merupakan larutan yang sukar larut dan kedalam polybag berukuran 23 cm × 15 cm
mempunyai satu atau lebih pembawa unsur kemudian memindahkan semai gaharu
hara untuk tanaman.Kelebihan pupuk cair yang sudah berumur 3 bulan ke polybag
dapat memberikan hara sesuai dengan yang yang lebih besar beserta tanah yang
dibutuhkan tanaman (Hadisuwito, 2012). masih utuh setelah itu menambahkan media
Pupuk cair naskuru merupakan bahan yang baru dan melakukan penyiraman,
organic yang telah dikomposkan yang selanjutnya pemberian pupuk kompos cair
banyakdan dibutuhkan oleh tanaman juga naskuru diberikan setiap 3 minggu sekali
dapat memperbaiki struktur fisik di dalam selama 12 minggu dengan cara disemprot
tanah dan mendinamisasikan kehidupan keseluruh permukaan daun serta media
jasad renik tanah yang berasal dari tanam dengan dosis setiap bibit adalah 100
sampah,hal ini diproses secara enzimatis ml dan terakhir Pemeliharaan dan
dengan diperkaya oleh urin sapi /kambing/ penyiraman.
kelinci yang merupakan produk baru nan
unggul dalam dunia pupuk organik. Parameter pengamatan
Keunggulan pupuk cair naskuru
berdasarkan hasil uji coba laboratorium IPB Parameter yang diamati pada penelitian
dapat menghemat pestisida kimia 75%, ini yaitu menghitung persentase hidup bibit,
menghemat pupuk kimia 50% dan pengukuran tinggi, pengukuran diameter,
meningkatkan hasil panen 200%. Oleh dan menghitung pertumbuhan jumlah daun.
sebab itu penulis akan menggunakan pupuk
kompos cair naskuru ini ke semai gaharu. Rancangan percobaan

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Rancangan


Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan
yang diulang sebanyak 10 kali, sehingga
Tempat dan Waktu Penelitan
diperoleh 50 satuan percobaan. Perlakuan
yang digunakan terdiri dari A0 = Kontrol,
Penelitian ini dilaksanakan di A1 = 6 ml/L Air, A2 = 12 ml/L Air, A3 = 18
Shadehouse Fakultas Kehutanan Unlam ml/L Air, A4 = 24 ml/L Air. Bentuk umum
Banjarbaru. Waktu penelitian dilakukan ± 3 RAL menurut (Hanafiah, 2000), sebagai
(tiga) bulan. berikut:
Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan yaitu gembor, Hand Yij = µ + ti +Ɛij


sprayer, Jangka Sorong, Penggaris, gelas
ukur, kamera, komputer, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu semai gaharu Analisis data
umur tiga bulan yang diperoleh dari Badan
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Sebelum dilakukan analisis keragaman
Lingkungan (BPSKL) wilayah Kalimantan (Anova), data dari hasil pengamatan
Selatan sebanyak 50 bibit, pupuk kompos terlebih dahulu dilakukan pengujian
cair naskuru, media tanam (Top soil : pasir : Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui
sekam padi) dengan perbandingan 2:1:1 kenormalan data dan pengujian Bartlett
dan Polybag. untuk mengetahui kehomogenan data
(Karim, 1990).

1054
Astuti, F. et al. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk … (06): 1053-1062

Tabel 1. Analisis Keragaman Rancangan Acak Lengkap (RAL)


F.Tabel
Sumber
Db JK KT F.Hitung 5% 1%
Keragaman
Perlakuan (t-1) JKP JKP/(t-1) KTP/KTG
Galat/Sisa t(r-1) JKG JKG/t(r-1)
Total tr-1 JKT
Keterangan:
JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG = Jumlah Kuadrat Galat
KTP = Kuadrat Tengah Perlakuan KTG = Kuadrat Tengah Galat
t = Jumlah Perlakuan r = Jumlah Ulangan

ketetapan pengaruh perlakuan dapat pada kondisi heterogen), uji lanjutan


didasarkan kepada perbandingan nilai F sebaiknya yang digunakan adalah uji
Hitung dengan F Tabel pada tingkat 5% dan Duncan.
1%. Dengan Kriteria uji sebagi berikut: 2. Jika KK sedang (antara 5 - 10% pada
kondisi homogen atau antara 10 - 20%
1. Pengaruh perlakuan nyata apabila F
pada kondisi heterogen), uji lanjutan
Hitung > F Tabel
yang sebaiknya digunakan adalah uji
2. Pengaruh perlakuaan tidak nyata
beda nyata terkecil (BNT).
apabila F Hitung ≤ F Tabel
3. Jika KK kecil (maksimal 5% pada
Hanafiah (2000) menyatakan apabila uji kondisi homogen atau maksimal 10%
F menunjukan pengaruh selanjutnya pada kondisi heterogen), uji lanjutan
dilakukan uji beda nyata dengan terlebih yang sebaiknya digunakan adalah uji
dahulu menentukan koefisien keragaman beda nyata jujur (BNJ).
dengan rumus sebagai berikut:

√𝐊𝐓𝐆
HASIL DAN PEMBAHASAN
KK = x 100%
Ȳ
Persentase Hidup Bibit Gaharu (Aquilaria
Keterangan : malacensis)

KK = Koefesien Keragaman Persentase kemampuan hidup semai


KTG = Kuadrat Tengah Galat merupakan kriteria keberhasilan dalam
Ȳ = Rata-rata seluruh pengamatan kegiatan yang berhubungan dengan
penanaman. Hasil pengamatan semai
Hubungan antara koefisien keragaman gaharu (A. malacensis) selama 12 minggu
dengan macam uji beda nyata (lanjutan) memperlihatkan bahwa bibit 100% hidup.
yang dapat digunakan menurut Hanafiah Data persentase hidup bibit gaharu
(2000) adalah: (A. malaccensis) pada setiap perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 2.
1. Jika KK besar (minimal 10% pada
kondisi homogen atau minimum 20%

Tabel 2. Data Persentase Hidup Bibit Gaharu (Aquilaria malacensis)


Perlakuan Semai yang diteliti Semai yang hidup Persentase Hidup (%)
A0 10 10 100
A1 10 10 100
A2 10 10 100
A3 10 10 100
A4 10 10 100
Jumlah 50 50 500
Rata-rata 10 10 100
Sumber. Data primer lapangan, 2018

1055
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019

Tabel 2. Menunjukan bahwa rata-rata 91-100% termasuk sangat baik : 76-90 %


persentase hidup semai gaharu dari 5 termasuk baik : 50-75 termasuk kategori
perlakuan konsentrasi pupuk yang berbeda sedang dan < 55% tergolong kurang baik.
menghasilkan persentase hidup 100% dan Dari criteria tersebut, pada semua
tergolong sangat baik. Sesuai dengan perlakuan yang menghasilkan persentase
pendapat Sindusuwarsono (1981) dikutip hidup masing-masing sebesar 100%
Ma’rief (2013) mengatakan bahwa hasil termasuk kedalam kategori yang sangat
persentase hidup apabila berkisar antara baik.

Sumber. Data primer lapangan, 2018


Gambar 1. Diagram hasil rata-rata persentase hidup bibit gaharu (A.malacensis)
Keterangan :
A0 : Kontrol A1 : 6 m/l air
A2 : 12 m/l air A3 : 18 m/l air
A4 : 24 m/l air

Diagram 1 menunjukkan bahwa al. (2016) tanaman dikatakan mati apabila


persentase hidup semai gaharu (A. tanda-tanda berubahnya warna daun
malacensis) pada lima perlakuan menjadi kuning dan batang menjadi pucat,
konsentrasi pupuk yang berbeda adalah batang tidak tegak sehingga lama
100 % tumbuh karena bibit mendapatkan kelamaan tanaman akan layu dan mati,
banyak unsur hara, tempat dan kondisi sedangkan dikatakan hidup ditentukan
penelitian cukup baik untuk menyemai bibit. munculnya daun, dilihat segar dengan
Persentase hidup merupakan suatu kunci warna aslinya serta batang kokoh dan lama
keberhasilan dalam menilai kemampuan kelamaan akan tumbuh berkembang.
tanaman untuk beradaptasi dengan sebuah Keadaan bibit gaharu dilapangan dapat
lingkungan yang baru. Menurut Rostika et dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2018


Gambar 2. Keadaan fisik bibit gaharu (Aquilaria malacensis)

1056
Astuti, F. et al. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk … (06): 1053-1062

Keadaan fisik bibit gaharu dapat Dwidjoseputro (1991) mengatakan tanaman


dikatakan baik, baik disini berarti bebas dari akan tumbuh menjadi subur dan
hama penyakit, berwarna hijau segar dan memperoleh hasil yang baik yaitu apabila
bibit siap untuk ditanam, hal ini karena unsur hara yang dibutuhkannya tanaman
adanya faktor-faktor pendukung seperti tersedia dalam jumlah seimbang.
tersedianya air yang cukup untuk menyiram
bibit. Ketersediaan air tersebut tidak lepas Pertambahan Tinggi Bibit Gaharu
dari penyiraman yang dilakukan apabila (Aquilaria malacensis)
tidak terjadi hujan. ukuran polybag sesuai
dengan bibit yang berumur 3 bulan yaitu Hasil pengamatan pertambahan tinggi
23 × 15 cm, media semai yang digunakan bibit gaharu (A. malacensis) menunjukkan
memiliki banyak unsur hara, pengangkutan adanya perbedaan nilai rata-rata
ataupun pemindahan bibit ke polybag baru pertambahan tinggi bibit pada setiap
dengan cara hati-hati karena bibit yang perlakuan, rata-rata pertambahan tinggi
masih muda akan sangat rentan rusak dan bibit terlihat sangat jelas pada perlakuan A3
dapat menjadi faktor persentase hidup bibit. (18 ml/l air) yang berbeda jauh dari
perlakuan lainnya. Hal ini menunjukan
Supiani (1999) dikutip Yuliarti (2014)
bahwa pemberian pupuk naskuru pada
berpendapat bahwa kemampuan
penelitian ini memberikan pengaruh nyata
hidup 100% dari tanaman menunjukan
lingkungan memberikan berbagai sarana terhadap bibit gaharu.
yang cukup seperti air, makanan, unsur Analisis keragaman dilakukan setelah
hara, udara dan bebas dari gangguan hama adanya uji pendahuluan yaitu uji
dan penyakit. Tanaman bebas dari normalitas dan uji homogenitas terhadap
gangguan binatang dan tanaman rata-rata pertambahan tinggi bibit.Uji
pengganggu serta melakukan penyiraman normalitas menggunakan uji Kolmogorov
yang cukup. Semirnov dan uji homogenitas
menggunakan uji ragam Bartlett. Uji
Pemupukan sangat penting bagi
kenormalan menunjukan bahwa data
tanaman. Pemberian pupuk kompos cair
tersebut menyebar normal, dimana Ki max =
naskuru ini memberikan efek positif
0,030 kurang dari X2 tabel 0,1731, setelah
terhadap hidup bibit gaharu selama
diketahui data menyebar normal, di uji
pertumbuhannya, karena pupuk ini memiliki
unsur hara yang cukup juga selain ramah dengan uji homogenitas menurut ragam
lingkungan cara penggunaannya langsung Barlett, dimana hasil uji menunjukan bahwa
data homogen yaitu X hitung = 1,68 < X2
disemprotkan ke bagian daun ataupun
tabel (0,05) =7,81. Pengaruh pemberian
media tanam sehingga bibit tersebut dapat
pupuk terhadap tinggi bibit gaharu dapat
menyerap kandungan yang ada pada pupuk
dengan maksimal. Kandungan dari pupuk kita lihat dengan melakukan analisis
kompos ini mengandung unsur hara makro keragaman. Hasil analisis keragaman dapat
dilihat pada Tabel 3.
dan unsur hara mikro. menurut

Tabel 3. Analisis Keragaman Terhadap Pertambahan Tinggi Bibit Gaharu (Aquilaria


malacensis)
Sumber derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel
Keragaman bebas Kuadrat Tengah 5% 1%
Perlakuan 4 3,199 0,800 2,910 * 2,58 3,77
Galat 45 12,367 0,275
Total 49 15,566
Sumber. Data primer lapangan, 2018

Keterangan :
* : Berpengaruh nyata

Hasil analisis keragaman menunjukan besar dari F tabel dengan kooefisien


bahwa perlakuan yang diberikan yaitu keragaman (KK) sebesar 15,75 %, nilai KK
berpengaruh nyata terhadap pertambahan menunjukan adanya uji lanjutan yaitu uji
tinggi bibit gaharu karena nilai F hitung lebih Duncan pada Tabel 4 berikut ini.

1057
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019

Tabel 4. Uji Duncan Pertambahan Tinggi Bibit Gaharu (Aquilaria malacensis)

Nilai beda
Perlakuan Nilai tengah
A3 A2 A4 A1
A3 37,94
A2 33,11 4,83 *
A1 32,91 5,03 * 0,20tn
A4 32,07 5,87 * 1,04 * 0,84 *
A0 30,34 7,60 * 2,77 * 2,57 * 1,73 *
D 5% 0,47 0,56 0,51 0,52
1% 0,63 0,75 0,68 0,69
Sumber. Data primer pribadi
Keterangan :
* : berbeda nyata
tn : berbeda tidak nyata

Hasil uji Duncan diatas dengan Unsur hara makro yaitu hara yang sangat
menggunakan perbandingan nilai beda dibutuhkan dalam tanaman. Menurut
antara kedua perlakuan A3 berbeda nyata Fatimah & Handarto (2008) Pertumbuhan
dengan perlakuan A2, A4, A1 dan A0. dan perkembangan dalam hal pertambahan
Berdasarkan analisis keragaman dan uji tinggi tanaman sangat memerlukan unsur
beda Duncan perlakuan A3 dengan hara nitrogen, karena bila unsur hara N
menambahkan pupuk 18 ml/l air tercukupi hormon pada tanaman akan mulai
mendapatkan pertambahan tinggi bibit yang bekerja dengan baik. Hal ini bisa
bagus dan efektif dibandingkan dengan didapatkan dari pupuk kompos naskuru
perlakuan lainnya, sesuai dengan komposisi karena memiliki kandungan hara yang
pupuk kompos ini memiliki unsur hara makro lengkap meskipun persentasenya kecil.
dan mikro. Pengaruh pemberian pupuk naskuru dapat
dilihat pada Gambar 3.

Diagram pertambahan tinggi


16
Rata-rata pertambahan tinggi

13,55
14
12 11 11,12 10,6
9,5
10
8
6
4
2
0
A₀ A₁ A₂ A₃ A₄
Perlakuan

Sumber. Pengolahan Data primer, 2018


Gambar 3. Diagram pertambahan tinggi bibit gaharu (Aquilaria malacensis)

Keterangan :
A0 : (Kontrol)A1 : (6 ml/l air)
A2 : (12 ml/l air)A3 : (18 ml/l air)
A4 : (24 ml/l air)

1058
Astuti, F. et al. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk … (06): 1053-1062

Hasil pertambahan tinggi dalam Pertambahan Jumlah Daun Semai


penelitian ini menunjukan adanya Gaharu (Aquilaria malacensis)
perbedaan nilai rata-rata dari setiap
perlakuan. Perlakuan terbaik yaitu Hasil pengamatan pertambahan jumlah
menggunakan konsentrasi pupuk 18 ml daun bibit gaharu (A. malacensis)
dengan rata-rata pertambahan tinggi bibit menghasilkan pertambahan jumlah daun
sebanyak 13,55 cm sedangkan perlakuan terkecil yaitu pada perlakuan A0 (kontrol)
yang lain mempunyai jumlah rata-rata yang sebesar 10,2 cm. Hal ini karena tidak
relatif rendah diantaranya yaitu tanpa diberikannya tambahan unsur hara.
perlakuan 9,5 cm, perlakuan A1(6 ml/l air) Perlakuan A1 (6ml/1 ltr Air) sebesar 13,6
rata-rata 11 cm, perlakuan A2 (12 ml/l air) cm. perlakuan A2 (12 ml/1 ltr air) sebesar
rata-rata 11,12 cm dan terakhir A4 (24 ml/l 14,1 perlakuan A3 (18 ml/Air) sebesar 14,9
air) 10,6 cm. Hal ini karena konsentrasi 18 cm dan perlakuan A4 (24 ml/1 ltr air) sebesar
ml mendapatkan unsur hara yang tepat 14,1 cm dari hasil rata-rata setiap perlakuan,
dibanding perlakuan lainnya. nilai yang paling tinggi pertambahannya
yaitu pada perlakuan A3 sebesar 14,9 cm.
Pemberian pupuk pada tanaman harus
tepat tidak berlebihan dan tidak kekurangan, Analisis keragaman dilakukan setelah
sedangkan pada perlakuan A4 (24 ml/l air) adanya uji pendahuluan seperti uji
memberikan hasil yang kurang tepat karena normalitas dan uji homogenitas terhadap
unsur hara yang diberikan terlalu banyak rata-rata pertumbuhan jumlah daun. Uji
sehingga hasil rata-ratanya menjadi rendah normalitas menggunakan Kolmogorov
dan pertumbuhan bibit gaharu akan semirnov dan uji ragam bartlet. Uji
terhambat. Terhambat disini karena pupuk kenormalan menunjukan bahwa data
kompos ini memiliki komposisi unsur hara tersebut menyebar normal, dimana Ki max
makro dan mikro dimana jika kelebihan = 0,063 kurang dari Ki tabel 0,1731. Setelah
unsur hara P bibit akan tumbuh kerdil. diketahui data menyebar normal, di uji
Sejalan dengan penelitian Warsono (1989) dengan uji homogenitas menurut ragam
yang mengatakan pemberian pukan dari Bartlett, dimana hasil uji menunjukan bahwa
daun akan gagal apabila tidak sesuai data homogen yaitu X hitung = 3,75 kurang
dengan konsentrasi pupuk dan akan dari X2 tabel (0.05) =7,81. Pengaruh
berakibat kurangnya efektivitas pupuk. pemberian pupuk terhadap tinggi bibit
gaharu dapat kita lihat dengan melakukan
analisis keragaman. Hasil analisis
keragaman dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisis keragaman terhadap pertambahan jumlah daun Bibit Gaharu(Aquilaria


malacensis)
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Kuadrat Fhitung Ftabel
Keragaman bebas Tengah
5% 1%
Perlakuan 4 2,379 0,595 1,305 tn 2,58 3,77
Galat 45 20,506 0,456
Total 49 22,885
Sumber. Pengolahan data primer ,2018

Keterangan :
tn : berpengaruh tidak nyata

Hasil analisis keragaman tersebut dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan tetapi
menunjukan bahwa pemberian pupuk syarat dari uji lanjutan tersebut harus
dengan berbagai konsentrasi tidak berpengaruh nyata sehingga untuk
berpengaruh nyata terhadap pertambahan pertambahan jumlah daun dalam penelitian
jumlah daun bibit gaharu karena nilai F ini tidak dilakukan uji lanjutan. Pengaruh
hitung kurang dari F tabel dengan koefisien pemberian pupuk naskuru terhadap bibit
keragaman (KK) sebesar 18.91 %. Nilai gaharu dapat dilihat pada Gambar 6.
KK memang menunjukkan adanya

1059
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019

Sumber. Pengolahan data primer, 2018


Gambar 4. Diagram batang data hasil rata-rata pertumbuhan daun bibit gaharu
(Aquilaria malaccensis)

Diagram tersebut terlihat jelas bahwa kekurangan unsur hara akan menghambat
perlakuan tanpa pupuk atau kontrol pertumbuhan jumlah daun. Menurut Mulyadi
menunjukkan hasil rata-rata pertambahan (2012) secara garis besar kekurangan dan
jumlah daun yang terkecil dari perlakuan kelebihan unsur hara akan menghambat
lainnya, ini disebabkan karena kontrol tidak pertumbuhan seperti pembentukan tunas,
dilakukannya pertambahan unsur hara batang, cabang dan daun.
seperti pemupukan sehingga hasil yang
didapatkan akan berbeda dengan yang Pertambahan Diameter Batang Semai
menggunakan pupuk. Perkembangan bibit Gaharu (Aquilaria malacensis)
gaharu juga perlu nutrisi berupa unsur hara
yang dapat dikonsumsi, jenis unsur hara Hasil pengamatan pertambahan diameter
yang dibutuhkan bibit gaharu tentunya batang semai gaharu (A. malacensis) yang
memiliki fungsi, kelebihan dan diamati setiap bulan (3 kali pengamatan)
kekurangannya masing-masing. menunjukan bahwa rata-rata pertambahan
Hasil penelitian menunjukan bahwa diameter untuk setiap perlakuan tidak
perlakuan A3 dengan konsentrasi 18 ml terlalu jauh selisihnya dimana perlakuan A0
memberikan hasil yang terbaik dari (kontrol) yaitu 0,09 mm, perlakuan A1 (6ml/l
perlakuan lainnya karena pada perlakuan ini air) 0,10 mm, A2 (12 ml/air) 0,11 mm, A3
mendapatkan unsur hara atau konsentrasi (18ml/l air) 0,11mm dan A4 (24ml/l air) 0,13
yang tepat untuk pertumbuhan jumlah daun. mm.
Pemberian pupuk kompos cair naskuru ini Analisis keragaman dilakukan setelah
dapat meningkatkan ketersediaan dan adanya uji pendahuluan yaitu uji normalitas
serapan unsur hara terutama unsur hara N dan uji homogenitas terhadap rata-rata
yang sangat diperlukan tanaman, sehingga pertambahan diameter bibit.Uji normalitas
tanaman dapat memacu pertumbuhan menggunakan uji Kolmogorov Semirnov
vegetatifnya. Seperti dikemukakan oleh dan uji homogenitas menggunakan uji
Marsono & Sigit (2001) bahwa unsur hara N ragam Bartlett. Uji kenormalan menunjukan
diperlukan untuk pembentukan klorofil yang bahwa data tersebut menyebar normal,
diperlukan dalam proses fotosintesis dan dimana Ki max = 0,159 kurang dari Ki tabel
memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. 0,1731. Setelah diketahui data menyebar
Hasil penelitian bahwa pemberian normal, diuji dengan uji homogenitas
konsentrasi pupuk naskuru pada perlakuan menurut ragam Bartlett, dimana hasil uji
A4 menunjukan rata-rata pertambahan menunjukan bahwa data homogen yaitu X
jumlah daun terendah dari perlakuan hitung = 7,62 kurang dari X2 tabel (0.05)
dengan konsentrasi A3 (18 ml) karena pada =7,81. Pengaruh pemberian pupuk terhadap
perlakuan ini konsentrasi yang diberikan tinggi bibit gaharu dapat kita lihat dengan
belum tepat karena pemberiannya yang melakukan analisis keragaman. Hasil
berlebihan sehingga bibit tersebut sulit analisis keragaman dapat dilihat pada
menyerap unsur haranya. Kelebihan dan Tabel 6 dibawah ini.

1060
Astuti, F. et al. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk … (06): 1053-1062

Tabel 6. Analisis keragaman terhadap pertambahan diameter bibit gaharu (Aquilaria


malacensis)
Sumber derajat Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel
Keragaman bebas Kuadrat Tengah 5% 1%
Perlakuan 4 0,008 0,002 0,825 * 2,58 3,77
Galat 45 0,115 0,003
Total 49 0,123
Sumber. Pengolahan data primer, 2018

Keterangan :
* : berpengaruh nyata

Hasil analisis keragaman tersebut menunjukan hasil 1,212 yaitu berpengaruh


menunjukan bahwa pemberian konsentrasi nyata terhadap diameter dengan koefisien
pupuk terhadap bibit menunjukan bahwa keragaman (KK) sebesar 47,04 %. untuk
fhitung kurang dari 1 yaitu 0,825 maka mengetahui pengaruh pemberian pupuk
dilakukan uji lanjutan yaitu uji 1/F, jika naskuru terhadap bibit gaharu dapat dilihat
hasilnya kurang dari ftabel maka pada Gambar 5.
berpengaruh nyata. Hasil perhitungan

Diagram rata-rata pertambahan diameter


0.14 0,13
rata-rata pertambahan

0.12 0,11 0,11


0,10
0.1 0,09
diameter

0.08
0.06
0.04
0.02
0
A₀ A₁ A₂ A₃ A₄
Perlakuan
Sumber. Pengolahan data primer, 2018
Gambar 5. Diagram batang rata-rata pertambahan diameter bibit gaharu (A.malacensis)
Keterangan :
A0 : (Kontrol)A1 : (6 ml/l air)
A2 : (12 ml/l air)A3 : (18 ml/l air)
A4 : (24 ml/l air)

Hasil dari kelima perlakuan tersebut 0,09 mm karena perlakuan ini tidak
menunjukan bahwa pemberian pupuk diberikan tambahan pupuk.
kompos cair naskuru berpengaruh nyata
Faktor yang mempengaruhi
terhadap pertambahan diameter. Perlakuan
berpengaruhnya pemberian pupuk
yang paling besar rata-rata pertambahan
terhadap pertambahan diameter bibit
diameternya yaitu pada perlakuan A4 yaitu
gaharu yaitu adanya pertambahan unsur
0,13 mm , hal ini karena bibit gaharu
hara yang lengkap yang didapatkan dari
mendapatkan tambahan unsur hara yang
pupuk kompos ini seperti unsur hara P dan
terdapat didalam pupuk naskuru seperti
K. Sambas (1979) menyatakan bahwa
unsur nitrogen (N), phospat (P), dan kalium
unsur P memegang peranan penting dalam
(K) dan yang paling kecil pertambahan
pertambahan diameter. Selain itu, unsur K
diameternya yaitu pada perlakuan A0 yaitu
juga berperan penting dalam kegiatan

1061
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 02 No. 6 Edisi Desember 2019

pembelahan sel dan perkembangan jaringan Ma’rief 2013. Pengaruh Pemberian Rootone
meristem yang berakibat dalam pembesaran F Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk
batang. Dengan jumlah P dan K yang Jabon Merah (Anthocephalus
mencukupi maka akan membantu dalam macrophyllus). Fakultas Kehutanan
proses perkembangan diameter batang. Universitas Lambung Mangkurat.
Novizan (2001), menambahkan bahwa Banjarbaru
dengan adanya unsur Nitrogen (N) yang
Marsono & Siigit. 2001. Petunjuk
merupakan hara makro yang sangat penting
Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya,
dapat membantu pertumbuhan tanaman,
Jakarta.
bila tanaman kekurangan unsur hara ini
maka pertumbuhan menjadi terhambat dan Mulyadi A. 2012. Pengaruh Pemberian
tanaman tumbuh menjadi kerdil. Legin, Pupuk NPK dan Urea pada Tanah
Gambut terhadap Kandungan N, P Total
Pucuk dan Bintil Akar kedelai (Glycine
KESIMPULAN DAN SARAN max (L) meer). Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Kesimpulan Novizan I. 2001.Petunjuk Pemupukan yang
Efektif. PT. Agro Media Pustaka, Jakarta
Persentase hidup pertumbuhan semai
gaharu sebesar 100% , Konsentrasi pupuk Rostika I, S. Noviant, I. Mariska . 2016.
cair naskuru 18 ml memberikan rata-rata Mikropropagasi Tanaman Manggis
pertambahan tinggi sebesar 13,55 cm, (Garcinia mangostana).Balai Besar
pertambahan jumlah daun sebesar 14,9 Penelitian dan pengembangan
helai dan Perlakuan berpengaruh nyata Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
terhadap tinggi dan diameter sedangkan Pertanian, Bogor.
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah Sambas S. N. 1979.Fisiologi Pohon. Bagian
daun. Penerbit yayasan Pembina Fakultas
Saran Kehutanan Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan menggunakan konsentrasi yang Santoso E & Y. Sumarna. 2006. Budidaya
berbeda-beda dan diaplikasikan ke bibit dan Rekayasa Produksi Gaharu pada
gaharu maupun bibit tanaman lainnya. Jenis Pohon Penghasil Gaharu. Bogor:
Pulitbang Hutan Konservasi Alam.
Sumarna Y. 2013. Budi daya dan bisnis
DAFTAR PUSTAKA gaharu.Buku.Cet. 1. Jakarta. Penebar
Swadaya. 2013. 92 hlm
Susetya D. 2008.Budidaya Gaharu Satu
Dwidjoseputro D. 1991. Pengantar Fisiologi
Pohon Hasilkan Jutaan Rupiah. Pustaka
Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Baru Prees. Yogyakarta.
Fatimah S & Handarto B M. 2008.Pengaruh
Warsono. 1989. Pupuk Daun. Penebar
Komposisi Media Tanam Terhadap
Swadaya, Jakarta.
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Sambiloto (Andrographis paniculata, Yuliarti 2014.Pengaruh pemberian
nees). Program studi Agroekoteknologi, Komposisi Bokasi pada top soil Terhadap
Fakultas Pertanian, Universitas Unijoyo. Pertumbuhan Semai Mahoni. Fakultas
Kehutanan Unlam. Banjarbaru. {Skripsi}
Hadisuwito S. 2012. Membuat Pupuk
tidak dipublikasikan
Organik Cair. Jakarta:PT. Agro Media
Pustaka.
Hanafiah A K. 2000. Dasar - dasar Ilmu
Tanah Ultisol.PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Karim A A. 1990. Penalahan Data dan
Pengacakan. Fakultas Kehutanan
Unlam, Banjarbaru.

1062

Anda mungkin juga menyukai