I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanaman serealia atau biji-bijian yang dapat hidup pada iklim tropis maupun sub-
tropis, jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan (food) tetapi juga
digunakan sebagai bahan pakan (feed) dan industri, bahkan sudah mulai
salah satu komoditas pertanian yang diminati. Jagung manis (sweet corn)
memiliki rasa yang lebih manis dari pada jagung biasa, karena jagung manis
dalam 100 gram yaitu kalori 33,00 Kkal, protein 2,20 g, lemak 0,10 g, hidrat
arang 7,40 g, kalsium 7,00 mg, fosfor 100 mg, zat besi 0,50 mg, vitamin A
hortikultura yang paling populer di Amerika Serikat dan Kanada. Jagung manis
mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1970-an (Syukur, 2013). Jagung manis
semakin digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang lebih manis,
aroma lebih harum dan kandungan gizi yang lebih tinggi. Jagung manis biasanya
disajikan dalam bentuk jagung rebus, jagung bakar, gula jagung, susu jagung,
perkedel dan keripik jagung. Jagung manis juga sangat baik dikonsumsi
penderita diabetes karena mengandung kadar gula dan lemak yang rendah.
2
Data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2015 produksi jagung
sebanyak 19.612.435 ton pipilan kering (PK) dengan luas panen 3.750.350 ha
ataupun 2 produksi jagung nasional. Ditambah lagi dengan kehadiran varietas dari
Permasalahan Jagung di Riau yaitu tidak adanya jaminan pasar yang pasti
bagi petani. Kemudian produksi jagung lebih dibutuhkan oleh industri. Sehingga
harga jagung tidak sesuai dengan harapan bagi para petani. Jagung industri yang
dibutuhkan untuk jumlah besar, tentunya akan kembali kepada masalah harga.
Ini yang menjadi keluhan, karena produksi yang besar hanya bisa dijual ke
Produksi jagung manis di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 18.506.287 ton
manis pada tahun 2012 yaitu 19.377.030 ton (Soegianto, 2014). Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, pada tahun 2008-2010 ekspor
impor jagung manis mengalami peningkatan sebesar 6,26 % per tahun. Hal ini
tanaman namun juga dapat merusak sifat fisik dan kimia tanah serta
baik itu kendala biotik mapun kendala abiotik. Kendala biotik antara lain yaitu
gangguan gulma dan kendala abiotik antara lain cahaya, suhu, kelembaban dan
ketersediaan hara.
mulsa. Umboh (2002) menyatakan bahwa mulsa adalah bahan atau material
Selanjutnya Lakitan 1995 dalam Sri Wulandari dkk. 2013, menambahkan bahwa
erosi permukaan tanah menambah sumber hara tanah dan menekan pertumbuhan
gulma.
lingkungan sebagai tempat tumbuh tanaman. Secara fisik mulsa mampu menjaga
anorganik dan mulsa organik. Mulsa anorganik adalah mulsa yang berasal
bahan-bahan sintetis yang sukar terurai. Sedangkan mulsa organik adalah mulsa
menjadi salah satu faktor penting untuk mendapatkan hasil yang tinggi,
karena jarak tanam menentukan jumlah dan populasi tanaman per satuan luas
lahan. Semakin rapat jarak tanam yang digunakan maka populasi tanaman per
satuan luas lahan juga semakin tinggi. Penambahan populasi tanaman juga
antar tanaman untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya, CO2 maupun ruang
tumbuh. Pengaturan jarak tanam selain untuk mengatur dan menentukan jumlah
tanaman per satuan luas juga bertujuan menekan pertumbuhan gulma. Kehadiran
gulma pada areal penanaman, terutama pada fase-fase pertumbuhan kritis akan
jarak tanam yang tepat selain memberikan ruang tumbuh pada tanaman yang
pertanian organik yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunupuk
organik yang baik untuk dijadikan pupuk organik karena mempunyai kandungan
unsur hara yang cukup tinggi. Pemberian bokhasi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung, hal ini disebabkan karna bokashi
mengandung sejumlah unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh
tanaman jagung.
Hasilnya ialah berupa pupuk padat dalam kondisi sudah terurai sehingga
mengandung lebih banyak unsur hara baik makro maupun mikro yang siap untuk
mencakup unsur hara makro : N, P, K, Mg, S, Ca dan unsur hara mikro : Zn, B,
Fe, Cu, Mn, Mo dan Cl. Hal ini akan semakin lengkap jika ditambahkan
tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung
satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K saja, sedangkan pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara tanaman.
Contoh pupuk majemuk antara lain seperti NP, NK, dan NPK. Pupuk
mengandung unsure hara makro yang penting bagi tanaman. Menurut Imran
(2005), pupuk NPK mengandung tiga senyawa penting antara lain ammonium
klorida (KCl).
majemuk yang memiliki komposisi unsur hara yang seimbang dan dapat larut
memiliki beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang la mbat larut sehingga
penjerapan oleh koloid tanah. Selain itu, pupuk NPK mutiara memiliki
sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga tahan simpan dan tidak mudah
Pupuk NPK Mutiara memiliki beberapa keunggulan antara lain sifatnya yang
pencucian, penguapan, dan penjerapan oleh koloid tanah. Selain itu, pupuk
NPK mutiara memiliki kandungan hara yang seimbang, lebih efisien dalam
ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji.
Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji
serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan.
Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan
tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji
Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara
Metode pemuliaan tanaman ini punya manfaat yang sangat penting bagi
persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya. Diharapkan setelah
B. Tujuan Pratikum
jagung pelangi.
Jagung adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah, tetapi karena
tropis dan sub-tropis lainnya. Di Amerika Serikat hampir seperempat dari areal
1970).
pangan yang penting setelah padi dan terdapat hampir di seluruh kepulauan
keadaan tanah, keadaan hama serta fluktuasi harga jagung (Ketaren, 1986).
setelah beras. Disamping sebagai bahan pangan, komoditi ini juga sebagai bahan
pakan ternak dan bahan baku industri. Menurut data yang dihimpun oleh
Biro Pusat Statistik, penggunaan jagung untuk bahan pangan menurun dari 78%
pada tahun 1975 menjadi 49% pada tahun 1985. Sebaliknya, penggunaan untuk
pakan ternak dan industri meningkat dari 15% pada tahun 1975 menjadi 38%
digunakan sebagai makanan ternak serta bahan baku pembuatan minyak jagung,
sirup dan hanya sebagian digunakan sebagai makanan pokok (Ketaren, 1986)
9
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di
dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (daun
maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji,
dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri
(dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa,
yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah
di Indonesia terjadi di Pulau Jawa yakni Jawa Timur dan Jawa Tengah masing-
masing 5 juta ton tahun, setelah itu menyusun beberapa di daerah Sumatera
anatara lain Medan dan Lampung, sehingga produksi jagung Indonesia mencapai
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi
kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat
kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras.
Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan
ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini
organik, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas
kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa
dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya
kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan.
Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih
macam keperluan antara lain Batang dan daun muda untuk pakan ternak, Batang
dan daun tua (setelah panen) untuk pupuk hijau atau kompos, Batang dan daun
kering untuk kayu bakar Batang jagung untuk lanjaran (turus), Batang jagung
untuk pulp (bahan kertas), Buah jagung muda (putren, Jw) untuk sayuran,
bergedel, bakwan, sambel goring, Biji jagung tua untuk pengganti nasi, marning,
brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit,
11
kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin,
dengan beras, kandungan proteinnya lebih tinggi (8 %). Biji jagung terdiri dari
kulit ari, lembaga, tip cap dan endosperma. Sebagian besar pati (85 %) terdapat
pada endosperma. Pati terdiri dari amilopektin (73 %) dan amilosa (27 %).
Serat kasar terutama terdapat pada kulit ari. Komponen utama serat kasar
adalah hemiselulosa (41,16 %). Gula terdapat pada lembaga (57 %) dan
Kandungan gizi Jagung per 100 gr bahan adalah Kalori 355 Kalori, Protein 9,2
gr, Lemak 3,9 gr, Karbohidrat 73,7 gr, Kalsium 10 mg, Fosfor 256 mg, Ferrum
2,4 mg, Vitamin B1 0,38 mg, Air 12 gr. Untuk ukuran yang sama, meski jagung
batang, daun, bunga dan buah (tongkol). Jagung mempunyai tiga macam akar
serabut, yaitu (a) akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau
penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan
embrio. Akar adventif adalah akar yang berkembang dari buku di ujung
mesokotil. Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada
12
dua atau lebih buku di atas permukaan tanah (Subekti dkk., 2013). Batang
jagung tegak, tidak bercabang, terdiri atas beberapa ruas dan buku ruas. Pada
buku ruas muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman
jagung pada umumnya berkisar antara 60 – 300 cm, tergantung dari varietas
bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer).
Diantara pelepah dan helai daun terdapat ligula (Subekti dkk., 2012). Menurut
Purwono dan Hartono (2011), fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam
kelopak daun dan batang. Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah
tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun (Subekti
dkk., 2013).
tidak bercabang (Najiyati, 1999). Sistem perakaran jagung terdiri atas akar
primer, akar lateral, akar horizontal dan akar udara (Najiyati, 1999). Daun
jagung tumbuh disetiap ruas batang. Daun ini berbentuk pipa, mempunyai lebar
4 - 15 cm dan panjang 30 - 150 cm, serta didukung oleh pelepah daun yang
batang.Bunga betina tersusun dalam tongkol.Bunga ini muncul dari ketiak daun
terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar
13
dibanding yang terletak pada bagian bawah.Setiap tongkol terdiri atas 10-16
sub tropik dan tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang intensif. Jagung
dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut. pH tanah yang
dibutuhkan antara 5,6 – 7,5. Suhu yang ideal bagi tanaman jagung antara 27 –
yang tidak beririgasi, curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman jagung
tanah untuk tanaman jagung < 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan > 8 %
Tanaman jagung memiliki syarat tumbuh adalah Curah hujan Jumlah curah
hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200 –
1.500 mm tahun-1 dengan bulan basah (> 100 mm bulan-1) 7 – 9 bulan dan
Jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan
tekstur berpasir hingga tanah liat berat. Namun jagung akan tumbuh baik
pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat keasaman
(pH) tanah antara 5,5 – 7,5, dengan kedalamam air tanah 50 – 200 cm dari
dibuat drainase, karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan. (Barnito,
2009).
Tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang baik sehingga perlu
tetapi cukup lembab sehingga mudah dikerjakan dan tidak lengket. Untuk jenis
tanah berat dengan kelebihan air, perlu dibuatkan saluran drainase. Kadang-
kadang lahan harus dipersiapkan dengan cepat karena hujan sudah mulai turun.
tanam sudah mendesak, pengolahan tanah dilakukan pada areal yang akan
15
ditanami saja. Tindakan ini hanya untuk memburu waktu penanaman, sisa tanah
yang belum dikerjakan digarap bersamaan dengan penyiangan pertama (15 hari
itu penggunaan benih bermutu juga menentukan jumlah benih yang akan dipakai
per satuan luas. Ciri-ciri benih yang baik adalah Bebas hama dan penyakit, Daya
tumbuh di atas 80%, Biji sehat, berisi dan tidak keriput serta tidak mengkilat.
Pada saat penanaman, tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
antara tanaman diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
per lubang atau 100 cm × 25 cm dengan satu tanaman per lubang atau 75 cm ×
menggunakan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang
tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap.
tanaman berumur 10-15 hari dan pemupukan dilakukan dengan cara disebar
(Suprapto, 2005).
16
penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah
satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana
periode matang serbuk sari dan kepala putik, Sterilitas dan inkompabilitas,
kebanyakan lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu
(vigor) dan besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri
akan terjadi tekanan inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman
daur ulang, dan dilanjutkan dengan pembentukan varietas bersari bebas atau
varietas sintetik. Untuk tanaman yang membiak secara vegetaif dapat dilakukan
seleksi klon, hibridisasi yang dilanjutkan dengan seleksi klon. Cara ini dapat
digunakan juga untuk pemuliaan tanaman tahunan yang biasa dibiakan secara
Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup angin
keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnya bunga betina dan
bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan
menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari
serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman
sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross
pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman
lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas,
suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari
masih tetap hidup (viable) dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding).
Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai terbentuk sesudah 10-15
18
hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi coklat dan
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang
matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,50 cm
atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung
(anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari
(pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3
cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther
berbunga. Waktu tanam tetua jantan dan betina harus diperhatikan supaya saat
pada bunga kacang tanah, padi harus pagi hari, bila melalui waktu tersebut polen
telah jatuh ke stigma. Juga waktu penyerbukan harus tepat ketika stigma reseptif.
Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak
waktu penanaman antara kedua tetua, sehingga nantinya kedua tetua akan siap
revolusi pada persilangan jagung dengan hasil yang luar biasa. Persilangan
19
daripada persilangan sendiri yang biasa dilakukan oleh petani. Petani umumnya
mendapatkan benih hibrida yang segar tiap tahun dari penumbuh, yang
induk jantan dan 4 baris untuk induk betina. Dalam waktu dekat, induk betina
akan matang dan kemudian akan dibuahi pollen dari induk jantan. Pembentukan
pasang kromosom. Sistem perakaran jagung terdiri dari akar-akar seminal yang
tumbuh ke bawah pada saat biji berkecambah, akar kolonal yang tumbuh ke atas
dari jaringan batang setelah plumula muncul, dan akar udara (brace) yang
yang jumlahnya bervariasi antara 10-40 ruas, umumnya tidak bercabang kecuali
ada beberapa yang bercabang yang muncul dari pangkal batang. Tunas batang
yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Daun jagung muncul
untuk memperkuat batang. Terdapat lidah daun (ligula) yang transparan dan
berbulu. Jagung juga dapat mengalami perubahan turgor pada daunnya. Jagung
batang. Tanaman jagung bersifat protrandy (bunga jantan tumbuh 1-2 hari
(Muhadjir, 1988).
Kira-kira 4-6 hari setelah biji jagung ditanam, tanaman akan muncul di
atas permukaan tanah bila kondisi tanah cukup lembab. Laju tambahan tinggi
tanaman pada fase awal relatif lambat, tetapi tanaman akan tumbuh dengan cepat
dengan cepat pada saat tanaman berdaun 5-7 helai. Selanjutnya setelah berumur
7-9 minggu terjadi pembungaan lalu rambut tongkol muncul dan selanjutnya
penyerbukan mulai berlangsung. Umumnya tongkol jagung tumbuh dari ruas 6-8
bawah bunga jantan. Pada fase pembungaan ini biasanya akar cabang (brance
root) tumbuh dari ruas bagian bawah dekat tanah. Akar cabang ini selain
berguna untuk menunjang atau menopang tanaman agar tidak mudah rebah, juga
tanah dan hasil tanaman adalah bokashi. Pupuk organik bokashi adalah hasil
digunakan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
(kimia) secara berlebihan. Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari
limbah pertanian (pupuk kandang, jerami, sampah, sekam serbuk gergaji) dengan
21
digunakan untuk proses pembuatan bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah
dalam keadaan terkontrol (Marsono dan Lingga, 2003). Proses perombakan atau
dekomposisi bahan organik tersebut menjadi zat organik berbentuk ion tersedia
bagi tanaman mendukung ketersediaan unsur hara, baik yang makro ataupun yang
mikro. Upaya pemupukan sudah jelas mampu membantu penyediaan unsur hara
serta akan menjadi lebih efektif apabila dilaksanakan dengan pemilihan cara,
dosis, dan jenis pupuk yang tepat dan sesuai dengan kondisi tanaman.
NPK Mutiara (16:16:16) adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang
Jumlah kebutuhan pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada
varietas tanaman, tipe lahan, agroklimat, dan teknologi usaha taninya. Oleh karena
dari satu unsur hara kandungan unsur hara makro primer yang terdapat pada
pupuk NPK 16:16:16 yaitu: 16% unsur Nitrogen(N), 16% unsur Fospor (P), 16%
unsur Kalium (K), dan juga mengandung unsur hara makro sekunder, yaitu
Magnesium (Mg) 1,5% dan unsur hara Kalsium (Ca). Oleh sebab itu pupuk
22
majemuk mutiara disebut pupuk majemuk berimbang dan lengkap serta dapat
dipakai pada semua fase pertumbuhan dan memberikan hasil yang optimal untuk
dari segi tenaga kerjanya, sifatnya tidak higrooskopis sehingga tahan disimpan
dan tidak cepat menggumpal. Pupuk ini baik digunakan sebagai pupuk awal
pencucian, penguapan dan peningkatan menjadi senyawa yang tidak tersedia bagi
Pronvinsi Riau. Penilitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari dari
C. Rancangan Pratikum
lengkap (RAL) secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah
pupuk Bokashi (B) yang terdiri dari 2 taraf, sedangkan faktor kedua adalah NPK
(P) terdiri dari 4 taraf sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan yang terdiri dari
Faktor pertama adalah Bokashi (B), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:
B0 : 0 kg/plot
B1 : 1 kg/plot
24
B2 : 2 kg/plot
B3 : 3 kg/plot
Faktor kedua adalah NPK (P), terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu :
P0 : 0 gr/ plot
P1 : 20 gr/ plot
P2 : 35 gr/ plot
P3 : 50 gr/ plot
Tabel kombinasi antar perlakuan Bokashi (B) dengan NPK (P) dapat
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Jujur (BNJ) atau
D. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Lahan
dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih ada dilahan.
untuk mendapatkan tanah yang gembur dengan mengunakan cangkul serta garu.
25
Setelah tanah gembur maka di lakukan pembuatan plot dengan ukuran 1 × 1.2 m
Kemudian dicat dengan cat minyak berwarna hijau. Pada plang nama ini ditulis
3. Pemberian Perlakuan.
Pemberian perlakuan ini terdiri dari pemberian pupuk bokashi, dan pupuk
NPK sesuai perlakuan yang dilakukan pada plot yang sudah mulai terbentuk.
Perlakuan pertama yakni pemberian bokashi yang diberikan dengan dosis sesuai
perlakuan diantaranya adalah B0: 0 kg/plot setara dengan 0 ton/Ha, B1: 1 kg/plot
bokashi diatas plot lalu diaduk secara merata pada setiap plotnya. Pemberian
perlakuan bokashi ini dilakukan pada saat seminggu sebelum tanam tanaman
budidaya. Setelah dicampur, kemudian plot tersebut harus disiram setiap hari
plot, P3 : 50 gr/plot. Pemberian NPK ini dilakukan pada saat tanaman 14 hst, 21
4. Penanaman
Benih yang ditanam adalah benih jagung pelangi dengan jarak tanam 70 ×
permukaan tanah.
5. Pemupukan
hst. Pemupukan ini dilakukan dengan cara menugal tanah di sekeliling tanaman,
6. Persilangan
bunga jantan dan juga bunga betina. Persilangan tanaman jagung ini
menggunakan metode kantong ( tassel bag method ) dimana bunga jantan serta
7. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman
pada pagi dan sore hari sampai tanaman berbunga. Hal ini menyangkut
menggunakan gembor.
b. Penyiangan
gulma ini juga berguna agar tidak terjadi persaingan unsur hara dan tidak
c. Pemasangan Ajir
sampel. Ajir penanda yang digunakan adalah sedotan plastik. Jumlah sampel
dalam 1 plot yaitu 2 tanaman. Setelah sedotan ditancapkan, ukur dari pangkal
batang tanaman sampai 5 cm dan 10 cm, kemudian beri tanda pada sedotan
d. Pembumbunan
memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar
e. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh pada usia 7 hst.
Penyulaman ini dilakukan pada sore hari agar tanaman tumbuh dengan rata.
Setiap tanaman jagung yang memiliki baby corn atau calon bakal buah
lebih dari satu harus dipanen, karena tongkol yang akan dipelihara tiap tanaman
28
hanya 1 tongkol saja. Hal ini bertujuan agar pertumbuhan hasil hanya terfokus
pada 1 tongkol saja. Tongkol yang akan dipelihara adalah tongkol yang terletak
h. Panen
Pemanen jagung baru bisa dilakukan ketika tanaman telah berumur 75 hst.
Ciri jagung siap panen bisa dilihat pada rambut jangung telah berubah warna
dari hijau ke coklat atau hitam. Pemanenan dilakukan dengan cara mematahkan
E. Parameter Pengamatan
menghitung jumlah tanaman yang tumbuh pada umur 7 hst. Data hasil
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun
s/d tanaman berbunga 50%. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
Umur muncul bunga jantan dihitung saat tanaman telah berbunga 50% dari
populasi per plot mengeluarkan tassel. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk
tabel.
29
Umur muncul bunga betina dihitung saat 50% dari populasi per plot
dengan cara menimbang tongkol jagung dengan klobot pada saat panen.
penimbangan dilakukan pada tongkol jagung semua tanaman sampel pada setiap
dimana daun yang diukur panjangnya hanyalah daun yang berada dibawah buah.
g. Diameter Batang
h. Diameter Tongkol
sampel dibersihkan dari kulit yang menempel lalu tanaman sampel di ukur
bentuk tabel.
30
jumlah warna yang terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil
jumlah warna yang terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil
A. Persentase Tanaman
menghitung jumlah tanaman yang tumbuh pada umur 7 hst. Hasil pengamatan
persentase tumbuh tanaman yang hidup yaitu 100%. Karena pada masing-
masing sampel tanaman jagung hanya terdapat satu tanaman jagung saja.
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga ujung daun
s/d tanaman berbunga 50%. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel 3.
hasil bahwa tinggi tanaman A1 lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi tanaman
A2. Perbedaan tinggi tanaman dari 2 sampel bisa dipengaruhi oleh nutrisi yang
32
Umur muncul bunga jantan dihitung saat tanaman telah berbunga 50% dari
populasi per plot mengeluarkan tassel. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk
tabel 4.
didapatkan hasil bahwa bunga jantan yang muncul pertama pada tanaman A1
yaitu 47 hst sedangkan pada tanaman A2 muncul pada 52 hst. Perbedaan muncul
bunga jantan pada tanaman A1 dan A2 berselisih 5 hari. Cepatnya muncul bunga
jantan pada suatu tanaman juga dipengaruhi oleh nutrisi yang didapatkan dari
suatu tanaman.
Umur muncul bunga betina dihitung saat 50% dari populasi per plot
Dari hasil tabel pengamatan 4. Umur Muncul Bunga Betina (hst) diatas
didapatkan hasil bahwa bunga jantan yang muncul pertama pada tanaman A1
yaitu 45 hst sedangkan pada tanaman A2 muncul pada 49 hst. Perbedaan muncul
bunga betina pada tanaman A1 dan A2 berselisih 5 hari. Cepatnya muncul bunga
betina pada suatu tanaman juga dipengaruhi oleh nutrisi yang didapatkan dari
suatu tanaman dan juga jumlah bunga betina pada tanaman tergantung berapa
dengan cara menimbang tongkol jagung dengan klobot pada saat panen.
penimbangan dilakukan pada tongkol jagung semua tanaman sampel pada setiap
didapatkan hasil bahwa bobot tongkol jagung pada 2 tanaman jagung sangat
berbeda. Bobot tongkol jagung A1 yaitu 51,1 gr sedangkan bobot tongkol jagung
A2 yaitu 60,4 gr. Besar tongkol dipengaruhi oleh pemberian pupuk pada masa
Selain itu dipengaruhi juga oleh pemberian bokashi yang dapat menetralkan pH
tanah yang dibutuhkan tanaman jagung manis secara optimal sehingga bokashi
dimana daun yang diukur panjangnya hanyalah daun yang berada dibawah buah.
didapatkan hasil bahwa panjang daun tanaman yang tertinggi yaitu pada A1
yang diukur pada pengamatan ini adalah daun yang berada dibawah buah.
G. Diameter Batang
Diameter batang yang besar yaitu pada tanaman A2 dengan diameter batang 7,5
cm dan tanaman A1 dengan diameter batang 6 cm. Besar batang pada tanaman
hara yang cukup sehingga besar diameter batang tanamannya terlihat berisi atau
besar.
H. Diameter Tongkol
sampel dibersihkan dari kulit yang menempel lalu tanaman sampel di ukur
bentuk tabel 9.
diameter tongkol yang besar yaitu pada tongkol tanaman A1 dengan diameter 13
pemenuhan unsur hara yang baik. Apabila tanaman kekurangan unsur hara,
karena itu, Suplai unsur hara berupa nitrogen, fosfor dan kalium yang berasal
dari pupuk memberikan peranan penting dalam pembentukan tongkol yang ada
penyimpanan dapat berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tongkol yang
jumlah warna yang terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil
bahwa terdapat dua warna pada jagung yaitu warna kuning dan ungu. Warna
yang ada pada jagung merupakan hasil dari persilangan benih kuning dan juga
benih ungu sehingga pada pembuahan didapatkan hasil warna ganda yaitu
jumlah warna yang terdapat pada setiap tongkol tanaman sampel. Data hasil
didapatkan hasil bahwa bulir jagung yang banyak didapatkan yaitu pada tongkol
tanaman A1 yaitu dengan bulir kuning 0 dan ungu 90, sedangkan pada tongkol
tanaman A2 yaitu dengan bulir kuning 22 dan ungu 25. Bulir yang dihasilkan
tidak banyak seperti halnya jagung yang ditanam biasanya karna proses
dengan dioleskan. Tentu saja penyerbukan dengan cara sepert itu tidak efisien
sehingga bulir yang dihasilkan tidak maksimal seperti jagung yang proses
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan Jagung di Riau yaitu tidak adanya jaminan pasar yang pasti
bagi petani. Kemudian produksi jagung lebih dibutuhkan oleh industri. Sehingga
harga jagung tidak sesuai dengan harapan bagi para petani. Jagung industri yang
dibutuhkan untuk jumlah besar, tentunya akan kembali kepada masalah harga.
Ini yang menjadi keluhan, karena produksi yang besar hanya bisa dijual ke
industri.
Produksi jagung manis di Indonesia pada tahun 2013 yaitu 18.506.287 ton
manis pada tahun 2012 yaitu 19.377.030 ton (Soegianto, 2014). Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, pada tahun 2008-2010 ekspor
impor jagung manis mengalami peningkatan sebesar 6,26 % per tahun. Hal ini
permintaan pasar.
tanaman namun juga dapat merusak sifat fisik dan kimia tanah serta
baik itu kendala biotik mapun kendala abiotik. Kendala biotik antara lain yaitu
gangguan gulma dan kendala abiotik antara lain cahaya, suhu, kelembaban dan
ketersediaan hara.
mulsa. Umboh (2002) menyatakan bahwa mulsa adalah bahan atau material
Selanjutnya Lakitan 1995 dalam Sri Wulandari dkk. 2013, menambahkan bahwa
erosi permukaan tanah menambah sumber hara tanah dan menekan pertumbuhan
gulma.
pangan yang penting setelah padi dan terdapat hampir di seluruh kepulauan
setelah beras. Disamping sebagai bahan pangan, komoditi ini juga sebagai bahan
pakan ternak dan bahan baku industri. Menurut data yang dihimpun oleh
Biro Pusat Statistik, penggunaan jagung untuk bahan pangan menurun dari 78%
pada tahun 1975 menjadi 49% pada tahun 1985. Sebaliknya, penggunaan untuk
pakan ternak dan industri meningkat dari 15% pada tahun 1975 menjadi 38%
itu penggunaan benih bermutu juga menentukan jumlah benih yang akan dipakai
per satuan luas. Ciri-ciri benih yang baik adalah Bebas hama dan penyakit, Daya
tumbuh di atas 80%, Biji sehat, berisi dan tidak keriput serta tidak mengkilat.
Pada saat penanaman, tanah harus cukup lembab tetapi tidak becek. Jarak
antara tanaman diusahakan teratur agar ruang tumbuh tanaman seragam dan
yang berbeda. Populasi optimum dari beberapa varietas yang telah beredar
per lubang atau 100 cm × 25 cm dengan satu tanaman per lubang atau 75 cm ×
menggunakan tugal, setiap lubang diisi 2-3 biji jagung kemudian lubang ditutup
dengan tanah.
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang
tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap.
tanaman berumur 10-15 hari dan pemupukan dilakukan dengan cara disebar.
penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah
41
satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana
periode matang serbuk sari dan kepala putik, Sterilitas dan inkompabilitas,
kebanyakan lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu
(vigor) dan besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri
akan terjadi tekanan inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman
B. Saran
memberikan informasi yang tepat dan jelas tentang budidaya tanaman jagung
dengan dosis yang dianjurkan sehingga untuk produksi tanaman jagung ini akan
setiap hari agar tanamannya tidak kering dan daunnya tidak menguning.
43
DAFTAR PUSTAKA
Allard, R.W. 1998. Principles of Plant Breeding. Wiley, J and Sons, Inc.
University of California. New York.
Hamdani, J. S. 2008. Hasil dan Kualitas Hasil Mentimun dengan Aplikasi Pupuk
n-coated dan Pupuk organik cair. Jurnal . Agrivigor
Paramita, W.S. 2014. Keragaman dan Heritabilitas 10 Genotip pada Cabai Besar
(Capsicum annum L.). Produksi Tanaman. 2 (4) : 301-307.
Ruhukai NL. 2011. Pengaruh penggunaan EM4 yang dikulturkan pada bokashi
dan pupuk anorganik terhadap produksi tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) di Kampung Wanggar Kabupaten Nabire. Jurnal Agroforestri.
VI(2):114-120.
Subekti, Nuning Argo, dkk. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan
Jagung. Maros : Balai Penelitian Tanaman Serealia
Syukur, M dan Azis Rifianto. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya : Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia,
Bandung.
Vaughan, C. E., & Moore, R. P. 1970. Proc. Assoc. off. Seed. Tetrazolium
Evaluation Of The Nature.
45
LAMPIRAN
Parameter tanaman,
pemupukan NPK
c. Sanitasi Gulma dan
Parameter Tanaman
d. Sanitasi Gulma,
Pembungkusan Bunga
Jantan, Bunga Betina,
dan Penyerbukan
Jagung
5 a. Sanitasi Gulma
b. Sanitasi Gulma,
Penyemprotan
Insektisida Curacron
c. Sanitasi Gulma,
Pemupukan NPK
6 Panen Jagung, Mengukur
Parameter Jagung
47
Asal : Amerika
Diameter daun : 10 cm
Rasa : Tawar
Negeri Pertanian Provinsi Riau dan Lulus pada tahun 2018 dan saya melanjutkan
akademis saya dengan kuliah di Universitas Islam Riau Fakultas Pertanian dan
ingin meraih cita-cita saya dengan gelar Sarjana Pertanian di Universitas Islam
Riau.