Anda di halaman 1dari 11

154 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017

PENGARUH LUMUT (Bryophyta) SEBAGAI KOMPOSISI MEDIA


PERTUNASAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN BINAHONG (Anredera
cordifolia)

The Effect Of Mosses (Bryophytes) As Budding And Growing Medium Composition Anredera
cordifolia

Oleh : Addinunnisa Auliya Ipaulle1,4, Prof. Dr. IGP Suryadarma 2,4, Prof. Dr. Djukri 3,4
1
Mahasiswa (12308144009) / Email: aauliyai009@gmail.com
2
Dosen Pembimbing I / Email: samodhaya@yahoo.com
3
Dosen Pembimbing II / Email: pps@uny.ac.id
4
Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Karangmalang Yogyakarta 55281

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui persentase terbaik bagi pertunasan tanaman binahong dengan
komposisi lumut sebagai media. (2) Mengetahui pengaruh komposisi lumut sebagai media pertumbuhan tanaman
binahong. (3) Mengetahui komposisi lumut yang optimal sebagai media yang memberikan pengaruh terbaik untuk
pertumbuhan tanaman binahong. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor
dengan perlakuan 5 jenis media tanam yang memiliki komposisi lumut berbeda yaitu R1.A (Kontrol, 0g
lumut/900g tanah), R1.B (5%, 15g lumut/900g media), R1.C (10%, 30g lumut/900g media), R1.D (15%, 45g
lumut/900g media) dan R1.E (20%, 60g lumut/900g media). Komposisi media terdiri dari lumut, tanah, pupuk
kandang dan arang sekam. Terdapat 180 stek batang (3 stek x 6 ulangan x 5 perlakuan x 2) dalam 60 polybag, 30
polybag untuk panen yang dilakukan setiap 2 minggu sekali dan 30 polybag untuk diamati sampai 12 MST
(Minggu Setelah Tanam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi lumut dalam media berpengaruh nyata
(p<0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan bobot kering namun tidak berpengaruh nyata
(p>0,05) terhadap panjang akar pada pertumbuhan tanaman binahong. Komposisi lumut yang optimal untuk
pertunasan dan tinggi tanaman binahong adalah R1.C (10%, 30g lumut/900g media), untuk jumlah daun tanaman
binahong adalah R1.D (15%, 45g lumut/900g media) dan media R1.E (20%, 60g lumut/900g media) untuk panjang
akar, bobot basah serta bobot kering tanaman binahong.

Kata kunci: Lumut, media tanam, pertunasan, pertumbuhan, tanaman binahong

Abstract
This research aims to (1) Determine the best for germination percentage of Anredera cordifolia with moss
composition as a medium. (2) Determine the influence of the composition of moss as a growing media for Anredera
cordifolia. (3) Determine the optimal composition of moss as a medium that gives the best effect for the growth of
Anredera cordifolia. This research is compiled using factors with treatment 5 types of growing media that have
different moss composition is R1.A (Control, moss 0g / 900g soil), R1.B (5%, moss 15g / 900g medium) , R1.C
(10%, moss 30g / 900g medium), R1.D (15%, moss 45g / 900g medium) and R1.E (20%, moss 60g / 900g medium).
The composition medium consists of moss, soil, manure and carbonized rice husk. There are 180 stuk (3 stuk x 6
replicates x 5 treatments x 2) in 60 polybag, 30 polybags for harvest done every 2 weeks and 30 polybag to be
observed up to 12 Weeks After Planting. The results showed that the composition of the moss medium significant
effect (p <0.05) on plant height, number of leaves, wet weight and dry weight but no significant effect ( p> 0.05) to
the length of roots on Anredera cordifolia growth. Moss composition is optimal for germination and Anredera
cordifolia height is R1.C (10%, moss 30g / 900g medium), for a number of Anredera cordifolia leaves is R1.D
(15%, moss 45g / 900g media) and medium R1.E ( 20%, moss 60g / 900g medium) for root length, fresh weight and
dry weight of Anredera cordifolia.

Keywords: Mosses, growing medium, budding, growth, Anredera cordifolia


Pengaruh Lumut (Bryophyta).... (Addinunnisa Auliya Ipaulle)| 155

PENDAHULUAN Binahong memiliki manfaat dan nilai


Lumut banyak ditemukan saat musim ekonomi yang tinggi serta memungkinkan
hujan. Jumlah nya sangat berlimpah dan bisa untuk dibudidayakan secara intensif. Saat ini,
tumbuh dimana saja pada tempat-tempat yang binahong telah digunakan sebagai bahan baku
lembap. Namun lumut masih belum banyak untuk industri fitofarmaka (Baskoro dan
dimanfaatkan. Setelah dilakukan analisis Purwoko, 2010: 6). Berbagai kandungan kimia
kandungan lumut di BPTP Yogyakarta ternyata daun binahong bersifat antibakteri, antivirus,
kandungan N pada lumut termasuk tinggi yakni antiinflamasi, analgesik dan antioksidan. Selain
0.60%. Menurut Pusat Penelitian Tanah (1983); itu, daun binahong juga berkhasiat untuk
Riyanti (2009: 34) nilai N (%) <0.10 tergolong meningkatkan daya tubuh, memperkuat daya
sangat rendah, N (%) 0.10-0.20 tergolong rendah, tahan sel terhadap infeksi sekaligus memperbaiki
N (%) 0.21-0.50 tergolong sedang, N (%) 0.51- sel yang rusak, melancarkan dan menormalkan
0.75 tergolong tinggi dan N (%) >0.75 tergolong peredaran darah serta tekanan darah, mencegah
sangat tinggi. stroke, mengatasi diabetes serta mengobati
Menurut penelitian Riyanti (2009: 29), penyakit maag (Hariana, 2013: 60).
tanaman sirih merah berkembang lebih baik pada Menurut Mus (2008), perbanyakan
media yang menggunakan campuran serbuk sabut tanaman binahong secara vegetatif umumnya
kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun dilakukan dengan menggunakan stek batang. Stek
bambu 1:1:1:1 (v/v) dibandingkan dengan batang pada umumnya lebih mudah dan sangat
perlakuan media lainnya. Media campuran menguntungkan karena batang mempunyai
serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan persediaan bahan makanan yang cukup dan
humus daun bambu 1:1:1:1 (v/v) memberikan jaringan meristem yang membentuk akar
hasil jumlah daun, jumlah ruas, jumlah buku, (Baskoro dan Purwoko, 2010: 6). Pertumbuhan
jumlah akar terbanyak dan tinggi tanaman. Hasil tanaman secara vegetatif yang diambil dari stek
analisis media ini menunjukkan nilai 0.74% (N), akan diawali dengan munculnya tunas. Menurut
1.34% (P2O5) dan 1.20% (K2O). Dengan hasil Rahardja dan Wiryanta (2003: 23), tunas
analisis kandungan lumut yang mendekati nilai merupakan ranting muda yang baru tumbuh atau
tersebut yakni 0.60% (N) maka dapat calon tanaman baru yang tumbuh dari bagian
dimungkinkan bahwa lumut bisa menjadi tanaman. Menurut Zulkarnain (2014: 99), pada
komposisi media tanam dan diharapkan sel-sel yang baru terbentuk akan terjadi
memberikan pengaruh terhadap pertunasan dan pemanjangan sel yang membutuhkan
pertumbuhan tanaman binahong sebagai salah ketersediaan air yang cukup, rangsangan hormon
satu penyedia unsur hara N. tertentu yang merangsang perentangan sel dan
R4 3.4
5.1
R3 2.7
3.93
R2 3.1
4.48
R1 4.2
6.38
R0 4.1
6.04
0 2 4 6 8

Rerata Jumlah Daun Rerata Tinggi Tanaman


162 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017

satu cara pengelolaan yang tepat untuk terjadinya koagulasi protein di dalam sel
membantu perbaikan tanah tersebut (Widodo, sehingga dapat berakibat fatal bagi tanaman.
2007: 11). Unsur hara tanah regosol biasanya Aktivitas biologi di dalam tanah juga
miskin hara hidrogen dengan pH netral-agak dipengaruhi oleh pH tanah. Pengaruh di dalam
masam (Sunarko, 2014: 91). Umumnya tanah kecepatan penguraian bahan organik. Pada pH
regosol cukup K hanya mungkin dalam bentuk sekitar 6-7, mikroorganisme tanah paling aktif
belum tersedia bagi tanaman (Rosmarkam dan menguraikan bahan organik dan membantu
Yuwono, 2002: 106). Jika diberikan pupuk cepatnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
organik dan pengairan yang baik, tanah ini dapat pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar
digunakan untuk areal persawahan, palawija, tanaman berkisar pada pH 6-6.5 (Agustina, 2004:
sayur-sayuran, serta perkebunan tembakau dan 27). Pada penelitian ini pH media berkisar antara
tebu (Sunarko, 2014: 91). Sehingga pada 5.6-6.4 sehingga masih dalam kondisi yang baik
penelitian ini, fungsi komposisi lumut untuk pertumbuhan tanaman karena tidak terlalu
dihubungkan dengan tanah supaya membantu asam dan juga tidak terlalu basa. Menurut Juanda
perbaikan kondisi tanah itu sendiri. dan Cahyono (2005: 21), sifat kimia tanah salah
Menurut Tjitrosomo dkk (1992: 180), satunya berupa derajat keasaman (pH) tanah
temperatur mempengaruhi proses metabolisme merupakan salah satu faktor pembatas yang
tumbuhan. Tingginya temperatur mangakibatkan mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman.
tumbuhan menjadi layu karena lebih banyak air Kondisi tanah yang terlalu masam akan
yang ditranspirasikan ke udara dari pada yang berpengaruh pada ketersediaan boron,
diabsorpsi oleh akar. Pada penelitian ini, magnesium dan molibdenum. Sebaliknya,
biasanya terjadi daun layu sementara pada siang kondisi tanah yang terlalu basa berpengaruh
hari dikarenakan suhu meningkat. Sedangkan terhadap ketersediaan zat hara kalium.
pada pagi dan sore hari daun terlihat segar Hama yang menyerang tanaman
kembali. Suhu lingkungan berkisar 25-33ºC, binahong selama masa penelitian adalah
suhu media dipengaruhi oleh suhu lingkungan. belalang, ulat api, ulat grayak, siput kecil,
Semakin tinggi suhu lingkungan maka suhu bekicot, kutu putih dan kepik. Masing-masing
media pun semakin tinggi. Suhu media berkisar menyerang bagian tanaman yang berbeda dan
antara 28-30ºC. Suhu lingkungan dan suhu media mengakibatkan kerusakan yang berbeda. Namun
pada penelitian ini termasuk aman untuk tidak sampai mengakibatkan kematian pada
tanaman karena belum memasuki suhu ekstrim. tanaman binahong. Penyakit yang terjangkit oleh
Menurut Zulkarnain (2014: 73), suhu udara yang tanaman binahong dalam penelitian ini adalah
ektrim, misalnya: 46-54ºC dapat menyebabkan layu dan bercak. Kedua hal tersebut tidak terlalu
Pengaruh Lumut (Bryophyta).... (Addinunnisa Auliya Ipaulle)| 163

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai
karena tidak banyak yang terserang hama tanaman binahong untuk dapat
SIMPULAN DAN SARAN mengendalikannya dan menghindari
Simpulan kerusakan pada tanaman binahong.
Berdasarkan hasil penelitian dan Disarankan untuk menggunakan biopestisida
pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai atau pestisida nabati, menurut Asmaliyah
berikut: dkk (2010: 17-54) ada 174 tanaman yang
1. Persentase terbaik bagi pertunasan tanaman dapat dimanfaatkan, diantaranya: jarak,
binahong dengan komposisi lumut sebagai mimba, mindi, nilam dan sirsak.
media adalah 83,33% pada R1.C 30g
DAFTAR PUSTAKA
lumut/900g media (10%).
2. Komposisi lumut berpengaruh terhadap Agustina, Lily. (2004). Dasar Nutrisi Tanaman.
pertumbuhan tanaman binahong (tinggi Jakarta: Rineka Cipta.

tanaman, jumlah daun, bobot basah dan Asmaliyah, Etik Erna W.H., Sri Utami, Kusdi M,
bobot kering), namun pengaruhnya sangat Yudhistira & Fitri W.S. (2010).
Pengenalan Tumbuhan Penghasil
kecil terhadap panjang akar. Pestisida Nabati dan Pemanfaatannya
3. Komposisi lumut yang optimal untuk tinggi Secara Tradisional. Palembang:
tanaman binahong adalah 10% (30g Kementrian Kehutanan ISBN 978-602-
98588-0-8.
lumut/900g media), untuk jumlah daun
tanaman binahong adalah 15% (45g Baskoro, Dan & Purwoko, Bambang S. (2010).
“Pengaruh Bahan Perbanyakan Tanaman
lumut/900g media) dan 20% (60g lumut/900g
dan Jenis Pupuk Organik Terhadap
media) untuk panjang akar, bobot basah serta Pertumbuhan Tanaman Binahong
bobot kering tanaman binahong. (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)”.
Jurnal Hort. Indonesia 2(1):6-13. Agustus
Saran 2010.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Fried, George H. & Hademenos, George J.
terhadap pertumbuhan tanaman binahong (2005). Schaum’s Outlines BIOLOGI.
(lebih baik menggunakan biji atau benih, Jakarta: Erlangga.

supaya lebih terjamin homogenitasnya) Hariana, Arief. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan
dengan pengulangan yang lebih banyak dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

media tanam yang lebih variatif serta Juanda, D.J.S. & Cahyono, B. (2005). WIJEN
dilakukan analisis kandungan media tanam Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha
Tani. Yogyakarta: Kanisius.
setelah dikombinasikan.
164 Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 3 Tahun 2017

Puslitloka. (2010). Buku Pintar Budi Daya Binahong (Anredera Cordifolia (Ten)
Kakao. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Steenis) Pada Beberapa Media Tanam”.
Jurnal Agronomika, Vol.09. No. 02.
Rahardja, P.C & Wahyu Wiryanta. (2003). Aneka Februari – Juli 2014. ISSN: 1693–0142.
Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta:
Agromedia Pustaka. Tjahjadi, Nur. (1989). Hama dan Penyakit
Tanaman. Yogyakarta: Kanisius.
Riyanti, Yuliana. (2009). “Pengaruh Jenis Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Sirih Tjitrosomo, Siti Sutarmi., Said Harran, Ahmad
Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.)”. Sudiarto, Hadisunarso, Romlah Mondong,
Skripsi Program Studi Hortikultura, Trenggono Koesoemaningrat, Pin Puspa
Dewi Tjondronegoro, Ratna Siri
Departemen Agronomi Dan Hortikultura,
Hadioetomo, Mohammad Djaelani,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Tayum Adiwikarta, Wardiman
Bogor. Prawiranata, Hartono Sudarnadi, Michael
Abdi Zakaria & Machmud Natasaputra.
Rosmarkam, Afandie & N.W. Yuwono. (2002). (1992). Botani Umum 4. Bandung:
Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Angkasa.
Kanisius.
Widodo, Dwi W. (2007). Memperpanjang Umur
Salisbury, Frank B & Ross, Cleon W. (1995). Produktif Cabai 60 Kali Petik. Jakarta:
Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB. Penebar Swadaya.

Satiyem. (2012). Keanekaragaman Tumbuhan Zulkarnain. (2014). Dasar-Dasar Hortikultura.


Lumut (Bryophyta) Pada Berbagai Jakarta: Bumi Aksara.
Ketinggian Hubungannya Dengan
Kondisi Lingkungan Di Wilayah Lereng
Selatan Merapi Pasca Erupsi. Skripsi
Program Studi Biologi, Jurusan
Pendidikan Biologi Fakultas Metematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Yogyakarta.

Slemankab.go.id (Pemerintah Kabupaten


Sleman). (2011). BAB II Gambaran
Umum Kondisi Daerah. Diakses tanggal
3 Maret 2017 dari
http://slemankab.go.id/wp-content/file
/rpjmd2011/BAB_II_GambaranUmum
KondisiDaerah_a.pdf.

Sunarko. (2014). Budi Daya Kelapa Sawit Di


Berbagai Jenis Lahan. Jakarta: PT
AgroMedia Pustaka.

Tatik, Tri Rahayu & M. Ihsan. (2014). “Kajian


Perbanyakan Vegetatif Tanaman

Anda mungkin juga menyukai