NIM : G0212231134 MATA KULIAH: DASAR-DASAR AGRONOMI E Judul Kelimpahan Hama Thrips (Thysanoptera) Pada Cabai Sistem Tanam Monokultur dan Tumpangsari Volume dan Halaman Vol.7, No.1, Hal 25-32 Tahun 2021 Reviewer A. WiRA Ersa Fauzan Tanggal 02, November, 2023 Tujuan Bertujuan untuk mengetahui kelimpahan hama thrips pada pertanaman cabai dengan sistem tanam monokultur dan tumpangsari. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara acak sistematik, lima tanaman sampel yang diamati pada tanaman monokultur begitu juga pada tanaman tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa T. palmi memiliki kelimpahan populasi yang lebih tinggi dengan rata-rata populasi 43 ekor dibandingkan dengan T. parvispinus sebesar 20,6 ekor pada pola tanaman monokultur dan pada pola tanam tumpangsari yakni T. palmi rata-rata 16,4 ekor dan T. parvispinus rata-rata 9,2 ekor.Dominasi kehadiran T. palmi dibandingkan T. parvispinus ditunjukkan dengan kelimpahan relatif 67,6% untuk T. palmi dan 32,4% untuk T. parvispinus pada pola tanam monokultur, sementara itu pada pola tanam tumpangsari kelimpahan relatif T. palmi sebesar 64,06%, dan T. parvispinus sebesar 35,94%. Lokasi Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Hasil Pada pola tanam monokultur T. palmi memiliki kelimpahan populasi yang lebih tinggi dengn rata-rata populasi 43 ekor dibandingkan dengan T. parvispinus sebesar 20,6 ekor. Pada pola tanam tumpangsari juga menunjukkan bahwa T. palmi memiliki kelimpahan populasi yang lebih tinggi yakni rata-rata 16,4 ekor dibandingkan dengan T. parvispinus sebanyak 9,2 ekor Sementara itu dominasi kehadiran T. palmi pada pola tanam monokultur dibandingkan T. parvispinus ditunjukkan dengan kelimpahan relatif 67,6% untuk T. palmi dan 32,4% untuk T. parvispinus. Demikian pula halnya pada pola tanam tumpangsari, kelimpahan relatif T. palmi sebesar 64,06%,sementara kelimpahan relatif T. parvispinussebesar 35,94%. Data menunjukkan bahwa kelimpahan hama Thrips pada pola tanam polikultur lebih rendah dibandingkan dengan pola tanam monokultur. Hal tersebut diduga bahwa pada pola tanam tumpangsari terdapat keragaman tanaman yang dapat menekan perkembangan populasi hama thrips. Kelebihan Isi dari jurnal ini telah menjelaskan hasil dari tujuan dari jurnal ini dan pada hasil penelitian dari jurnal ini, melakukan perbandungan antara pola tanam yang satu dengan yang lain. Kekurangan Kurang menjelaskan tentang senyawa kimia yang dimiliki tiap tanaman yang ditumpangsarikan agar kita dapat mengetahui perannya sebagai pengendali hama.
Tugas Review Jurnal
NAMA : A.WIRA ERSA FAUZAN NIM : G0212231134 MATA KULIAH: DASAR-DASAR AGRONOMI E Judul Pengomposan Daun Menggunakan Konsorsium Azotobacter Volume dan Halaman Vol. 5, No. 2, Hal 64-66 Tahun 2016 Reviewer A. Wira Ersa Fauzan Tanggal 02, November, 2023 Tujuan Untuk mengetahui apakah konsorsium Azotobacter dapat digunakan sebagai pengomposan sampah daun. Konsorsium yang digunakan untuk pengomposan adalah isolat Azotobacter A1b, A3, A6, A9 dan A10. Pengomposan dilakukan dengan mencampur konsorsium dan sampah daun, kemudian diinkubasi sampai ± 8 minggu. Pengamatan maturasi kompos terdiri dari tekstur, warna, bau, dan suhu. Kompos terbentuk setelah 4 minggu inkubasi dengan tekstur remah, warna coklat kehitaman, dan berbau tanah dengan suhu ± 32ºC Lokasi Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Hasil Konsorsium Azotobacter dapat digunakan untuk mengomposkan sampah daun.. Berdasarkan pengamatan tekstur kompos, semua perlakuan mengalami perubahan tekstur. Ukuran kompos menjadi lebih kecil dibandingkan pada awal pengomposan. Hal ini menandakan bahwa ada aktivitas degradasi oleh bakteri Azotobacter dalam kompos. Kompos menjadi lebih hancur, tetapi masih sedikit kasar. Kompos tersebut apabila digenggam tidak lagi menempel di tangan (remah). Kompos tidak menghasilkan uap air ketika dibungkus dalam plastik tertutup selama 1 hari. Parameter ini sesuai dengan standar kompos matang, yaitu bertekstur remah Kelebihan Kelebihan dari jurnal ini adalah dapat menjelaskan semua proses- proses dekomposisi dalam pengomposan sampah daun dan menjelaskan tentang bagaimana ciri-ciri kompos yang berhasil. Kekurangan Tidak menjelaskan secara rinci apa saja kandungan-kandungan dari konsorsium Azotobacter.
Tugas Review Jurnal
NAMA : A.WIRA ERSA FAUZAN
NIM : G0212231134 MATA KULIAH: DASAR-DASAR AGRONOMI E Judul Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) dan Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar Talenta Volume dan Halaman Vol.15, No.3, Hal.208-216 Tahun 2016 Reviewer A. Wira Ersa Fauzan Tanggal 02, November, 2023 Tujuan Untuk mencari konsentrasi pupuk organik cair dan pupuk N, P, K yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis kultivar Talenta. Percobaan dilakukan menggunakan metode percobaan di lapangan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari tujuh perlakuan dan diulang empat kali yaitu: 1 dosis rekomendasi pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K ; 1 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K ; 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + ½ dosis pupuk N, P, K dan 2 kali konsentrasi pupuk organik cair + 1 dosis pupuk N, P, K Lokasi Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang Hasil Menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair dengan dosis pupuk N, P, K berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, berat tongkol, hasil tanaman, indeks panen dan total padatan terlarut. Berdasarkan pertimbangan dari segi ekologis dan ekonomis, kombinasi 1 kali konsentrasi pupuk organik cair dengan ½ dosis pupuk N, P, K mampu memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Kelebihan Dapat merumuskan permasalahan tentang kombinasi konsentrasi pupuk organik cair dan dosis N, P, K. Kekurangan Pada penilitian di jurnal ini menggunakan dosis pupuk yang N, P, K, yang lumayan tinggi