Anda di halaman 1dari 8

Agriprima, Journal of Applied Agricultural Sciences Maret, 2020

Online version : https://agriprima.polije.ac.id Vol. 4, No. 1, Hal. 26-33


P-ISSN : 2549-2934 | E-ISSN : 2549-2942 DOI: 10.25047/agriprima.v4i1.353

Pengaruh Insektisida Campuran Daun Kenikir (Cosmos caudatus)


dan Serai Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Hama Kutu Kebul
(Bemisia tabaci Genn.) Pada Budidaya Tanaman Kedelai Edamame

Author(s): Kaamaliaa Anisya Sari Utami (1)*; Damanhuri(1)


(1)
Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
* Corresponding author: kaamaliaaanisya05@gmail.com

ABSTRAK
Bemisia tabaci merupakan hama utama kedelai Edamame. Pestisida nabati berpotensi Kata Kunci:
mengendalikan Bemisia tabaci berbahan aktif flovonoid, polifenol, tanin, saponin,
citronella, dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektifitas Bemisia tabaci
Insektisida, Populasi, Intensitas Serangan Bemisia tabaci, Berat polong dan Jumlah Genn;
polong Edamame. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2019 di desa Budidaya
Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember dengan membandingkan organik;
lahan Konversi Organik dan Konvensional. Data dianalisis menggunakan uji non
parametrik menggunkan SPSS 15. Berdasarkan hasil uji efikasi insektisida terhadap Daun kenikir;
Bemisia sp., diperoleh hasil bahwa konsentrasi insektisida kombinasi 15% memberikan Pestisida
hasil terbaik dengan kematian rataan 83,33%. Populasi pada perlakuan konversi organik nabati;
yaitu 4,887 ekor per rumpun dan populasi pada perlakuan konvensional yaitu 2,364 per
rumpun. Intensitas serangan pada perlakuan konversi organik yaitu 0,054% dan pada Serai wangi;
perlakuan konvensional yaitu 0,055%. Pada teknik budidaya konversi organik berat
polong yaitu 46,96 g per rumpun dengan jumlah polong 26,50 buah dan pada teknik
budidaya konvensional berat polong yaitu 52,72 g per rumpun dengan jumlah polong
30,02 buah.

ABSTRACT
Keywords: Bemisia tabaci is the main pest on edamame soybean. Biopesticides has a potential to
control Bemisia tabaci with active ingredients like flovonoid, polyphenols, tannins,
Bemisia tabaci saponins, citronella, and essential oils. This research aims to determine the effectiveness
Genn; of insecticides, population, intensity of Bemisia tabaci attacks, pod weight and number
Biopesticid; of Edamame pods. This research is implemented in March to May 2019 in the Dukuh
Mencek village, Sukorambi District, Jember City by comparing Organic and
Cosmos leaf; Conventional Conversion land. Data were analyzed using a non-parametric test using
Lemon gras; SPSS 15. Based on the results of the insecticide efficacy test against Bemisia sp., the
results obtained showed that the combination insecticide by 15% concentration was a
Organic best result, with effect the mortality by 83.33%. The population in the organic conversion
cultivation; treatment was 4,887 individuals per family and the population in the conventional
treatment was 2,364 per family. The intensity of attacks on organic conversion treatment
was 0.054% and conventional treatment was 0.055%. In the cultivation technique of
organic conversion pod weight is 46.96 g per clump with a number of pods was 26.50
fruits and in conventional cultivation technique the pod weight was 52.72 g per clump
with a number of pod was 30.02 pieces.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 26


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

PENDAHULUAN (2012) yang menyatakan hasil penelitian


Kedelai Edamame merupakan menunjukkan aplikasi serai wangi dapat
salah satu produk unggulan sektor menurunkan populasi dari hama kumbang
pertanian di Kabupaten Jember. Kedelai bubuk tersebut.
Edamame memiliki nilai penjualan yang Penelitian ini bertujuan untuk
meningkat setiap tahunnya dengan volume mengetahui Efikasi Insektisida (EI),
ekspor yang terus mengalami peningkatan Populasi, Intensitas Serangan Bemisia
dari tahun 2014 yaitu sebesar 4.096,18 ton tabaci, Berat polong dan Jumlah polong
dengan nilai ekspors mencapai US$ Edamame dengan membandingkan lahan
5.923.025 dan pada tahun 2016 volume Konversi Organik dan Konvensional.
ekspornya sudah mencapai hampir 5.000
ton dengan nilai ekspor sebesar US$ BAHAN DAN METODE
9.907.949 (BPS, 2017) Produksi kedelai Penelitian dilakukan pada bulan
edamame sewaktu-waktu dapat turun yang Maret 2019 sampai Mei 2019. Penelitian
disebabkan oleh hama, salah satunya ini akan dilaksanakan di laboratorium
adalah hama Bemisia tabaci Genn. Perlintan Politeknik Negeri Jember.
Bemisia tabaci Genn merupakan Penelitian kedua merupakan uji
salah satu hama pengganggu lapang dan pengamatan yang dilaksanakan
perkembangan tanaman kedelai Edamame. di Desa Dukuh mencek, Kecamatan
Akibat serangga ini, petani kehilangan Sukorambi, Kabupaten Jember 08° 10’ LS
hasil panen hingga mencapai 80 % 39’ BT pada bulan Maret 2019 sampai
sehingga petani banyak mengalami dengan Mei 2019. Penelitian ini
kerugian (Marwoto & A., 2011). Bemisia dilaksanakan pada lokasi pertanaman
tabaci Genn menularkan Cowpea Mild kedelai Edamame dengan teknik budidaya
Motle Virus (CMMV) yang dapat konvensional menggunakan pestisida dan
mematikan (Nasir & Yuliantoro, 2006). pupuk anorganik dan konversi organik
Pestisida kimia hingga saat ini digunakan menggunakan pestisida nabati campuran
untuk mengendalikan kutu kebul. Namun dengan konsentrasi 15% dan pupuk
penggunaan pestisida kimia membuat kutu organik.
kebul menjadi resisten, oleh sebab itu Alat yang digunakan dalam
dilakukan pengendalian hama terpadu penelitian ini meliputi tali rafia, kamera
salah satu contohnya yaitu penggunaan sebagai dokumentasi, sprayer dan alat
pestisida nabati. Pestisida nabati adalah tulis, blender, toples, karet gelang, kertas
pestisida yang berasal dari tumbuhan yang label, gelas ukur 500 ml, kain saring,
memiliki bahan aktif sehingga dapat timbangan Ohaus.
mengendalikan hama dan penyakit pada Bahan yang digunakan tanaman
tanaman budidaya. kedelai Edamame varietas Ryoko, pupuk
Pada penelitian terdahulu Ektrak kandang, pupuk organik granul, pestisida
daun kenikir telah diplikasikan pada sintetik confidor, pestisida sintetik topsin,
tanaman cabai merah hasil yang di pupuk Urea, TSP, Phonska, ZA, Bemisia
dapatkan efektif untuk mengurangi dan tabaci, pestisida nabati ekstrak daun
mengendalikan populasi hama Thrips kenikir dan Serai wangi dan makanan
(Idrus et al., 2018) imago (daun Edamame), aquadest, kertas
Pengaruh serai wangi telah diuji saring berdiameter sebesar toples.
pada hama kumbang bubuk oleh Astriani

Publisher : Politeknik Negeri Jember 27


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

Metode Pembuatan Pestisida Nabati Kombinasi

Serai wangi 2,25kg Kenikir 2,25 kg Air 10 L

Dimasukkan ke dalam blender

Setelah diblender disaring dengan kain saring dan ditambahkan dengan


detergen 100 gram

Dimasukkan ke dalam wadah kemudian didiamkam selama 24 jam

Setelah difermentasi, insektisida kombinasi siap untuk diaplikasikan sesuai


dengan kebutuhan

Gambar 1. Bagan Pembuatan Insektisida Kombinasi

Efikasi Insektisida (EI) perlubang tanam dengan 1 benih dengan


Uji Efikasi Insektisida (EI) ini menggunakan jarak tanam 25 cm x 20 cm.
bertujuan untuk mencari konsentrasi acuan Pupuk yang digunakan adalah pupuk
dengan menggunakan metode RAL. kompos dimana pada pemupukan pertama,
K0 = konsentrasi 0% lahan diberi sebanyak 20 ton/ha atau 20
K1 = konsentrasi 5% kg/bedeng, pemupukan selanjutnya
K2 = konsentrasi 10% menggunakan pupuk organik granul
K3 = konsentrasi 15% sebanyak 6 ton/ha. dan untuk pestisidanya
K4 = konsentrasi 20% menggunakan pestisida toksisitas Pestisida
nabati ekstrak daun kenikir (Cosmos
Yaitu dengan menggunakan rumus: caudatus) dan serai wangi (Cymbopogon
Ta Cb nardus) dengan konsentrasi 15 % dengan
EI = (1- x ) x 100%
Ca Tb dosis 500 l/ha diaplikasikan setiap 5 hari
sekali. Pengambilan data untuk lahan
Keterangan:
EI = efikasi insektisida yang diuji (%) budidaya organik dilakukan dengan cara
Tb = populasi hama pada perlakuan insektisida monitoring dengan melihat bagaimana
sebelum aplikasi dampak populasi dan juga intensitas
Ta = populasi hama pada perlakuan insektisida serangan kutu kebul yang nantinya akan
setelah aplikasi dibandingkan dengan budidaya
Cb = populasi hama pada kontrol sebelum aplikasi
Ca = populasi hama pada kontrol setelah aplikasi konvensional.
Lahan budidaya anorganik
Budidaya Konversi Organik dan menggunakan kedelai dan jarak tanam
Konvensional yang sama seperti lahan organik yaitu
Lahan budidaya organik ini kedelai edamame diisi perlubang tanam
menggunakan kedelai edamame diisi dengan 1 benih dengan menggunakan jarak

Publisher : Politeknik Negeri Jember 28


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

tanam 25 cm x 20 cm. Pupuk yang atau Man Whitney dan SPSS 15,0. Hasil
digunakan adalah pupuk yaitu pupuk yang data akan dibandingkan antara lahan
digunakan pupuk Urea 200 kg/ha, TSP 100 budidaya konversi organik yang
kg/ha, Phonska 100 kg/ha, ZA 100 kg/ha menggunakan pestisida nabati kombinasi
pada pemupukan awal dan pemupukan ekstrak daun kenikir dam serai wangi. Dan
kedua dengan Urea 200 kg/ha, Phonska lahan anorganik yang menggunakan
200 kg/ha, ZA 100 kg/ha, dan insektisida sintetik berbahan aktif
penyemprotan insektisida dan fungisida Imidakplorid.
sintetik dengan insektisida Confidor bahan
aktif Imidakloprid 200 g/L dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
konsentrasi 2 ml/L , dan fungisida Topsin Hasil penelitian Pengaruh Insektisida
berbahan aktif Metil Tiofanant 500 g/L Kombinasi Ekstrak Daun Kenikir (Cosmos
dengan konsentrasi 4 g/L. caudatus) dan Serai Wangi (Cymbopogon
Pengambilan sampel tanaman pada nardus L.) terhadap Hama Kutu Kebul
kedelai Edamame secara Zig-zag sampling (Bemisia tabaci Genn.) pada Budidaya
(pengambilan sampel secara zig-zag pada Tanaman Kedelai Edamame dengan
luasan blok yang telah di sampling). Teknik Budidaya Konversi Organik dan
Sampel diambil dalam luasan 100 m² per Konvensional.
lokasi penelitian. Jumlah sampel rumpun
kedelai Edamame keseluruhan adalah 50 Pengaruh konsentrasi insektisida
rumpun tanaman. Pengambilan sampel kombinasi ekstrak daun kenikir dan
tanaman kedelai edamame dengan serai wangi terhadap mortalitas dan
mengamati 50 rumpun edamame per petak Efikasi Insektisida (EI) Bemisia sp.
perlakuan, secara zig-zag. Pengamatan Berdasarkan hasil sidik ragam
dilakukan sejak tanaman berumur 3 menunjukkan bahwa perlakuan beberapa
minggu setelah tanam (MST) sampai 63 konsentrasi insektisida serai wangi
HST. Sampel kelompok serangan hama berpengaruh nyata terhadap persentase
kutu kebul diambil dengan cara mortalitas Bemisia sp. Pada pengamatan 24
mengamati per rumpun tanaman. Jam Setelah Aplikasi (JSA) Konsentrasi
efektif insektisida kombinasi adalah 15%
Analisis Data sampai dengan 20% (Tabel 1)
Data diperoleh dengan analisis yang
diambil menggunakan uji non parametrik

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi insektisida kombinasi ekstrak daun kenikir dan serai wangi
terhadap mortalitas dan Efikasi Insektisida (EI) Bemisia sp
Konsentrasi Mortalitas (%) EI (%)
Insektisida mortality Ei (%)
insecticide 24 JSA 24 JSA
concentration 24 JSA 24 JSA
0,00 0a 0
0,05 13 b 10
0,10 60 c 50
0,15 83 d 80
0,20 100 e 100
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda dengan kolom yang sama menunjukkan hasil berbeda
sangat nyata menurut uji BNT 5%. JSA : Jam Setelah aplikasi, EI : Efikasi Insektisida.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 29


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

Populasi Bemisia tabaci insektisida, antifedan, repelen, anti jamur,


Tabel 2. Populasi Bemisia tabaci pada plot dan antibakteri.
Konversi Organik menggunakan
insektisida campuran daun kenikir Intensitas Serangan Bemisia tabaci
dan serai wangi, sedangkan pada Tabel 3. Intensitas Serangan Bemisia
plot konvensional menggunakan tabaci pada plot Konversi
insektisida yang berbahan aktif Organik menggunakan insektisida
imidakplorid campuran daun kenikir dan serai
Plot Rataan (±SD) wangi, sedangkan pada plot
Konversi Organik 4,887±0,779 a konvensional menggunakan
Konvensional 2,364±0,549 a insektisida yang berbahan aktif
imidakplorid
Keterangan :
Angka rataan yang diikuti huruf yang sama Plot Rataan (±SD)
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Paired Konversi Organik 0,0544±0,0126 a
Simple T- Test (P = 0,310) Konvensional 0,0554±0,0105 a
Keterangan :
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan Angka rataan yang diikuti huruf sama menunjukkan
bahwa populasi Bemisia tabaci berbeda tidak nyata menurut Mann Whitney Test
menunjukkan plot konversi organik dan (p>0,05).
konvensional berbeda tidak nyata. Hal ini
disebabkan oleh konsentrasi insektisida Berdasarkan uji statistik Intensitas
kombinasi yang digunakan yaitu 15% yang Serangan berbeda tidak nyata hal ini dapat
sudah diuji sebelumnya dan pada disebabkan oleh populasi yang berbeda
konsentrasi 15% sudah efektif dalam tidak nyata.
mengendalikan hama Bemisia tabaci. Berdasarkan gambar 2 bahwa
Karena insektisida kombinasi yang populasi dan intensitas serangan
digunakan memiliki kandungan yang dapat berkorelasi positif semakin meningkat
mengendalikan hama, mengusir hama. populasi Bemisia tabaci maka intensitas
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian serangannya juga meningkat. Hal ini sesuai
Rahayu et al (2012) perlakuan pestisida dengan pendapat Hery et al (2018).
nabati yang berasal dari daun kenikir dapat Populasi hama cenderung akan diikuti
mengendalikan hama ulat penggulung dengan perkembangan intensitas
daun (L. indica). Karena tanaman kenikir seranganya, artinya apabila populasi hama
memiliki kandungan kimia Flavonoid, meningkat maka intensitas serangannya
alkaloid, dan minyak atsiri sehingga efektif juga akan meningkat pula dan begitu juga
untuk mengusir serangga (Budiyanto, sebaliknya. Hal ini diduga berkaitan
2016). dengan kemampuan suatu hama menyebar
Sedangkan tanaman serai wangi untuk mencari makanan, tingkat kesukaan
efektif sebagai insektisida hal ini sesuai terhadap makanan. Penggunaan insektisida
dengan hasil penelitian Fahruddin (2018) nabati baik secara sendiri-sendiri maupun
yang menyatakan bahwa ekstrak serai 50 kombinasi antara keduanya efektif dalam
ml yang di larutkan dalam 500 ml yang di menekan intensitas kerusakan yang
aplikasikan pada tanaman sirsak dalam diakibatkan oleh hama. Efektifitas dari
mengendalikan hama kutu kebul. Karena insektisida tersebut sangat berkaitan
Tanaman serai wangi mempunyai dengan mekanisme kerja dari insektisida
mekanisme pengendalian antiserangga, tersebut terhadap hama sasaran.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 30


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

0,09
0,08
Intensitas Serangan (%) 0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02 y = 0,0082x + 0,0366
R² = 0,2056
0,01
0,00
1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
Populasi Bemisia

Gambar 2. Grafik Hubungan Intensitas Serangan Bemisia tabaci dan populasi Bemisia tabaci

Hasil Panen Kedelai Edamame edamame konvensional menggunakan


Berat polong edamame antara pupuk anorganik. Menurut Arumingtiyas
budidaya konversi organik dan budidaya et al (2014) sifat pupuk anorganik yang
konvensional tidak berbeda nyata hal ini dapat menyediakan unsur hara dalam
disebabkan hubungan populasi dan berat bentuk tersedia bagi tanaman, sehingga
polong rendah pada lahan konversi organik tanaman dapat dengan cepat mendapatkan
yaitu 0,54% dan pada lahan konvensional unsur hara yang dibutuhkannya.
yaitu 0,1% sedangkan Pengaruh populasi Sedangkan pada pupuk organik
hama Bemisia tabaci terhadap menyediakan unsur hara dalam bentuk
pembentukan jumlah polong pada lahan yang tidak tersedia bagi tanaman, selain itu
konversi organik yaitu 1,04% dan pada pupuk organik memiliki kandungan bahan
lahan konvensional yaitu 0,28%. Sehingga organik yang lebih banyak. Bahan organik
sisanya di pengaruhi faktor lain. Salah satu dapat mensuplai unsur hara yang
faktor yang mempengaruhi pembentukan dibutuhkan oleh tanaman, hampir
jumlah polong yaitu pemupukan. Budidaya semuanya ada baik unsur makro maupun
edamame konversi organik menggunakan mikro, akan tetapi dalam jumlah yang
pupuk organik, sedangkan budidaya kecil.

Tabel 4. Jumlah Polong Total dan Berat Polong Total per rumpun pada plot
Konversi Organik menggunakan insektisida campuran daun kenikir dan serai
wangi, sedangkan pada plot konvensional menggunakan insektisida yang berbahan
aktif imidakplorid
Rataan ± SD
Teknik Budidaya
Jumlah Polong Total Berat Polong Total
a
Konversi Organik 26,500 ± 9,396 46,960 ± 18,321a
a
Konvensional 30,020 ± 13,137 52,720 ± 25,282a
Keterangan : Angka rataan yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut Mann Whitney (p>0.05).

Publisher : Politeknik Negeri Jember 31


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

Tabel 5. Jumlah Polong dan Berat Polong Diterima per rumpun pada plot
Konversi Organik menggunakan insektisida campuran daun kenikir dan serai
wangi, sedangkan pada plot konvensional menggunakan insektisida yang berbahan
aktif imidakplorid
Rataan ± SD
Teknik Budidaya Jumlah Polong Diterima Berat Polong Diterima
Pabrik Pabrik
a
Konversi Organik 9,700 ± 5,206 24,340 ± 14,064a
a
Konvensional 10,120 ± 6,333 26,160 ± 16,277a
Keterangan : Angka rataan yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan berbeda tidak
nyata menurut Paired Samples T-Test (p>0.05)

140

120
Berat Polong (gram)

100

80

60

40
y = 2,177x + 42,086
20 R² = 0,0045

0
3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00
Populasi (Bemisia tabaci)

Gambar 3. Grafik Hubungan Populasi Bemisia tabaci dan Berat Polong (gram)
konversi organik

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan dari penelitian ini adalah : Arfianto, F. (2018). Pengendalian Hama
1. Konsentrasi efektif insektisida ekstrak Kutu Putih (Bemisa Tabaci) pada
daun kenikir dan serai wangi adalah Buah Sirsak dengan Menggunakan
15%. Pestisida Nabati Ektrak Serai
2. Populasi dan intensitas serangan (Cymbopogon Nardus L.). Daun:
Bemisia tabaci pada plot budidaya Jurnal Ilmiah Pertanian Dan
konversi organik dan konvensional Kehutanan, 5(1), 17–26. https://
menunjukkan berbeda tidak nyata doi.org/10.33084/daun.v5i1.321
3. Berat polong total pada teknik budidaya
konversi organik yaitu 46,9600 g, Arumingtiyas, W. I., Fajriani, S., &
sedangkan berat polong pada lahan Santosa, M. (2014). Pengaruh
konvensional yaitu 52,7200 g. Jumlah Aplikasi Biourine Terhadap
polong total pada teknik budidaya Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
konversi organik yaitu 26,5000 buah Padi. Jurnal Produksi Tanaman, 2(8),
sedangkan jumlah polong pada lahan 620–628.
konvensional yaitu 30,0200 buah.

Publisher : Politeknik Negeri Jember 32


Author(s): Kaamalia Anisya Sari Utami;Damanhuri _____________________________________________

Astriani, D. (2012). Kajian Bioaktivitas indica) Pada Tanaman Ubi Jalar.


Formulasi Akar Wangi dan Sereh Jurnal Agtoteknos, 2(1), 36–40.
Wangi Terhadap Hama Bubuk Jagung
Sitophilus Spp. Pada Penyimpanan
Benih Jagung. Jurnal AgriSains, 3(4),
44–52.

Badan Pusat Statistik. (2017). Kabupaten


Jember Dalam Angka 2017. BPS
Kabupaten Jember.

Budiyanto, M. A. K. (2016). Cara


Membuat Insektisida Organik.
Universitas Muhammadiyah Malang.

Hery, H., Sarjan, M., & Muthahanas, I.


(2018). Pemanfaatan Insektisida
Nabati dan Hayati Untuk
Mengendalikan Hama Tanaman
Tomat Yang Dibudidayakan Secara
Organik. Crop Agro : Jurnal Ilmiah
Budidaya Pertanian, 53(9), 1689–
1699.

Idrus, M. I., Haerul, & Nassa, E. (2018).


Pengendalian Hama Thrips
(Thysanoptera : Thripidae) Dengan
Menggunakan Ekstrakdaun Kenikir
(Cosmos caudatus) Pada Tanaman
Cabai Merah. Jurnal Agrotan, 4(1),
46–56.

Marwoto, & A., I. (2011). Kutu Kebul:


Hama Kedelai yang Pengendaliannya
Kurang Mendapat Perhatian. Iptek
Tanaman Pangan, 6(1), 87–98.

Nasir, S., & Yuliantoro, B. (2006).


Penyakit Cowpea Mild Mottle Virus
Pada Kedelai dan Strategi
Pengendaliannya. Buletin Palawija,
11, 7–14.

Rahayu, M., Pakki, T., & Saputri, R.


(2012). Uji Konsentrasi Cairan
Perasan Daun Kenikir (Tagetes patula
Juss) Terhadap Mortalitas Ulat
Penggulung Daun (Lamprosema

Publisher : Politeknik Negeri Jember 33

Anda mungkin juga menyukai