Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI KOMISIONING

A. Uraian Singkat

Teknologi pengolahan lindi diklasifikasikan menjadi dua yaitu (i) Metode Biologi,
(ii) Metode Fisika Kimia. Pada standar kualitas pembuangan ke badan sungai yang
ketat maka perlu kombinasi dari ke dua atau beberapa sistem (Wiszniowski, et al.,
2006).

Kondisi eksisting unit pengolahan berupa kolam stabilisasi belum menghasilkan


kualitas efluen sesuai dengan baku mutu. Nilai BOD/COD yang sangat rendah
membuat pengolahan secara biologi biasa sulit dilakukan (Rezagama &
Notodarmojo, 2012). Secara visual nampak bahwa warna air lindi pada saluran inlet
jauh berbeda dengan outletnya. Maka, perlu adanya pengolahan air lindi dengan
menggunakan bahan kimia, yaitu dengan menggunakan bahan koagulan dalam
memecah senyawa presisten menjadi senyawa yang lebih sederhana yang mudah
tersuspensiatau mudah mengendap.

Instalasi pengolahan lindi (IPL) terdiri dari beberapa unit kolam yaitu:
 Kolam Penampung lindi atau kolam Perata.
 Pencampur Koagulan dengan air lindi/ kolam mixer
 Bak Pengendap pertama
 SDB 1 (Sludge Drying Bed 1)
 Bak Pengendap ke dua
 Bak pencampur kedua
 Bak/kolam Aerasi.
 Bak/Kolam saturasi
 Bak /kolam Maturasi.

Dalam perencanaan pemasangan mempertimbangkan beberapa kondisi yaitu :


1) Pertimbangkan kondisi topografi bangunan pengolahan leachate,
direncanakan ditempatkan pada lokasi elevasi terendah, sehingga pengaliran
leachate melalui pipa pengumpul dapat dilakukan secara gravitasi.
2) Rencanakan unit pengolah dekat dengan badan air penerima, lokasi
bangunan pengolahan leachate dekat dengan badan air penerima yang
direncanakan akan menerima buangan air.
3) Tempatkan lokasi IPL sedekat mungkin dengan sumber leachate, sehingga
dapat meminimalkan masalah-masalah yang akan timbul.
4) Pertimbangkan kemudahan operasional, analisa dan perkiraan biaya, serta
ketersediaan sumber daya
5) Jika dipandang perlu adanya perubahan penempatan alat yang digunakan
dalam proses percobaan operasinal dari sistim IPL tersebut, maka penyedia
jasa wajib melaksanakan dan menanggug biaya akibat dari perubahan
tersebut.

B. Ketentuan dalam komisioning


Setelah selesai semua kegiatan Konstruksi pada IPL, maka akan diadakan uji
operasional selama 2 minggu (Lima belas Hari) dengan dibebankan biaya pada
kontraktor untuk segala biaya yang timbul akibat dari kegiatan percobaan
operasionalan pada instalasi pengolah Limbah selama Komisioning ini yaitu :

 Biaya pengadaan semua bahan Koagulan yang diperlukan selama


komisioning, dengan mendiskusikan jenis bahan tersebut pada Tim Teknis
dan konsultan perencana dan konsultan pengawas.

 Koagulan cair yang harus di sediakan oleh penyedia jassa ada 4 macam
koagulan dalam bentuk cair yaitu :

a) Deltachem CF99 -Coagulant-Flocculant

b) Deltachem CF72 -Coagulant-Flocculant

c) Deltachem CF79 -Coagulant-Flocculant

d) Deltachem CF93 -Coagulant-Flocculant

 Koagulan yang ada tersebut harus dalam bentuk cair karena pengaturan
akan dilakukan dengan dosingpump, supaya konsentrasi campuran akan
selalu stabil.

 Penyedia jasa harus menyambungkan instalasi listrik dari jaringan terdekat


dengan Box Panel instalasi yang akan mengoperasikan sistim/mesin dalam
sisitim pengolahan limbah di IPL.

 Tambahan penguat atau yang lain dalam instalasi penyambungan kabel


utama dari jaringan PLN adalah menjadi tanggungjawab penyedia jasa.
 Jika dipandang perlu adanya perubahan penempatan alat yang digunakan
dalam proses percobaan operasinal dari sistim IPL tersebut, maka penyedia
jasa wajib melaksanakan dan menanggug biaya akibat dari perubahan
tersebut.

C. Tahapan Pelaksanaan komisioning

Dalam pelaksanaan komisioning ini,penyedia jasa harus melakukan uji coba


(running test) sistim dari IPL yang sudah dipasang dan di seting dengan benar
dengan tahap proses sebagai berikut:

a) Mengecek dan memasang semua sensor dari WCL apakah


semua sudah terpasang di kolam Perata dan sudah sesuai
dengan levelling yang sudah ditentukan dan di klem dengan clem
yang tahan korosi/karat, jika diperlukan penyedia jasa bisa
meminta masukan dari konsultan perencana setelah
berkoordinasi dengan Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

b) Mengecek dan memasang semua pompa yang akan digunakan,


termasuk mesin mixer terpasang di tengah-tengah kolam
pencampur, serta semua instalasi listrik yang berhubungan
dengan pompa dan mixer tersebut terpasang sempurna dan
tersambung dengan box panel yang sudah terpasang pada
rumah panel.

c) Memasukkan air limbah TPA/air lindi ke bak Perata sehingga


memenuhi level maksimal, sehingga sensor limbah akan bekerja
dengan baik.

d) Memasukkan masing-masing bahan koagulan kedalam tangki


koagulan secara penuh(2000 liter), dengan koagulan ke satu
pada tangki nomer1, koagulan ke dua pada tangki nomer 2,
koagulan ke tiga pada tangki nomer 3 serta bahan koagulan ke
empat pada tangki yang ke 4.
a) Menyambungkan aliran listrik 1 phase ke sistim (sistim pengaturan
/kontroler ) yang ada dalam BOX Panel, kemudian mengidupkan
sistim tersebut dengan menarik handel yang ada di luar box panel.

b) Mengontrol semua sistim yang berjalan dengan automatis, apabila


ada kekurangan maupun ketidak sempurnaan dari sistim ini,
penyedia jasa harus memperbaiki dengan dapat meminta masukan
dan arahan dari konsultan perencana setelah mendapat ijin dari Tim
Teknis dan konsultan pengawas.

D. Garansi dalam komisioning

Penyedia jasa berkewajiban memeberi jaminan dalam beberapa hal yang


menyangku kegiatan komisioning, yaitu :

a) Dalam melaksanakan komisioning, penyedia jasa harus memberikan


jaminan garansi atas tersedianya bahan koagulan tersebut juga
terjaminya sistim operasional dari IPL.

b) Dalam hal adanya kerusakan yang timbul dari kegiatan komisioning


tersebut akan menjadi tanggungjawab dari penyedia jasa,serta harus
diperbaiki sehingga sampai masa garansi habis.

c) Dalam hal hasil dari komisioning yang mungkin berbeda karena kondisi
cuaca terjadi hujan, maka atas ijin dari TimTeknis dan konsultan
pengawas, penyedia jasa harus berkonsultasi dengan konsultan
perencana tentang perubahan komposisi bahan koagulan yang
dimasukkan.

E. Pelayanan Pengujian Laboratorium

Penyedia akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan semua pekerjaan


pengujian mutu dari air limbah Outlet/efluen pada pengujian laboratorium
dibawah perintah yang disetujui oleh Tim Teknis dan konsultan pengawas.

Pihak Penyedia harus memberitahu Tim Teknis dan Pengawas mengenai


rencana waktu pelaksanaan pengujian sebelum pengujian dilaksanakan,
sehingga dengan demikian memberi waktu Tim Teknis atau wakilnya serta
Konsultan pengawas menyaksikan setiap pengambilan sampel/contoh
limbah yang akan dilakukan pengujian. Hasil pengujian harus segera
diberitahukan dan didistribusikan, sehingga kemungkinan untuk pelaksanaan
pengujian ulang atau penggantian bahan dapat dilaksanakan secepatnya
dengan demikian mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan dari
hasil pemrosesan limbah.

Spekteknis peralatan yang harus diadakan adalah sebagai berikut :

1). Kontraktor harus melakukan penyambungan instalasi listrik yang dibutuhkan


dengan Instalasi terdekat yang ada di dekat IPL.

2). Pemasangan Instalasi listrik harus sesuai dengan gambar rencana instalasi yang
dibuat oleh Instalateur yang sesuai menurut kebutuhan yang telah direncanakan
oleh Perencana instalasi tersebut dan disyahkan oleh PLN.

3). Perlengkapan seperti fitting, stop kontak, kabel isolator dan sebagainya harus
bermutu baik dan telah disetujui oleh Tim teknis dan konsultan pengawas.

4). Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi ke pompa limbah
NYY 3x6 mm dan stop kontak dipakai kabel NYY yang mempunyai penampang
2x2,5 mm dengan sistim pemasangan di klemkan, sedangkan untuk kabel sensor
dari WLC menggunakan kabel NYY 4x2,5 mm.

5). Box Panel untuk konstroler instalasi menggunakan Box Panel ukuran 120x80x30
dengan spesifikasi box panel untuk outdoor.

6). Untuk pemasangan stop kontak dilengkapi dengan kabel arde ( kabel 3 x 2,5 mm
)

7). Untuk sambungan dipasang Kotak penyambung external (Juntion Box


tahan/kedap air).

8). Pompa limbah menggunakan pompa merek Grundfos kapasitas 30-70 m3/jam
dengan total Head minimal 10 meter atau yang sejenis kualitasnya dengan
persetujuan pengawas atau direksi .
9). Dosingpump menggunakan merek Grundfos dengan kapasitas 200-250
liter/menit dengan tekanan minimal 2,5 bar atau yang sejenis kualitasnya dengan
persetujuan pengawas atau direksi .

10). WLC dan Timer yang digunakan adalah WLC dan Timer digital merek omron,
WLC 61F-G1-AP-2 atau yang sejenis kualitasnya dengan persetujuan pengawas
atau Direksi.

11). Timer yang digunakan timer digital merek omron atau yang setingkat kualitasnya
dengan persetujuan pengawas atau Direksi.

12). Banyaknya pemasangan serta jenis pompa yang dipakai sesuai dengan gambar
dan RAB.

13). Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang ahli dan tetap mendapat
pengakuan dari PLN serta disetujui oleh Direksi.

14). Jaringan Instalasi dalam ruangan dipersiapkan untuk tegangan 220 - 380 Volt.

15). Pemasangan Pipa dilakukan setelah pekerjaan pengecoran dinding pembatas


bangunan dan pengecoran plat lantai serta atap dilaksanakan pada SDB.

Anda mungkin juga menyukai