Anda di halaman 1dari 5

6.

SISTEM TATA SUARA (SOUND SISTEM)

6.1 Sistem Tata Suara

Perencanaan tata suara pada bangunan umum biasanya diaplikasikan


sebagai sistem tanda bahaya , sistem informasi yang ditempatkan pada ruangan-
ruangan bangunan tersebut , maka dari itu penempatan jaringan tata suara harus
sangat dipertimbangkan agar dapat berfungsi secara maksimal

Jaringan tata suara pada bangunan biasanya digabungkan dengan sistem


keamanan , sistem tanda bahaya dan sistem pengaturan waktu terpusat , Sistem
tata uara untuk derah lobby ,koridor , area parkir, dan ruang administrasi selain
digunakan untuk panduan evaluasi , digunakan untuk pemanggilan atau untuk
keperluan program musik.

Jaringan instalasi tata suara perencanaan tata suara tidak terlepas dari
persyaratan kebisingan yang disesuakan dengan fungsi bangunan agar rasa
nyaman penghuni/ pengguna terpenuhi.

60
Tingkat kebisingan agar tatasuara / informasi dan sumber suara dapat jelas
didengar oleh manusia normal ,makadi peroleh peryaratan yang dirumuskan
sebagai berikut .

6.2.Pengadaan dan pemasangan Unit peralatan utama tatasuara

1. Sistem lengkap dengan terminal box utama (TBSSS)


2. Pengadaan dan pemasangan terminal –terminal box tatasuara (TBS)
3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi ,outled microphone ,antenna
4. FM/AM, ceiling speaker , volume control , selector zone , horn speaker
5. Jenis dan ukuran kabelnya ,pipa pelindung kabel junction box dan
accesorisnya

6.3.Pemasangan peralatan tatasuara

Pekerjaan sistem tata suara atau sound sistem diantaranya meliputi pemasangan
peralatan sentral sound sistem  yang terdiri dari unit sinyal suara (program source)
dan penguat sinyal suara (audio amplifier), yang ditempatkan pada rak peralatan
sentral sistem tata suara.

6.3.1.Peralatan Utama Sistem Tata Suara

Peralatan utama sistem tata suara  diantaranya memenuhi  back ground musik dan
pengumuman darurat / paging. Diantara pealatan utama dari sistem tata suara,
adalah:

 1.  Micropone paging

61
2.· Mixer

·  3.   Power Amplifier

4.   Ceiling speaker

 5.   Chyme microphone

 6.   adio Tunner AM / FM

 7.   Caset dect

 8    CD Player

 9.   Volume Control

10.  Monitor unit

6.3.2. Sistem Perkabelan

Terminal box merupakan kotak penghubung antara peralatan utama dengan


speaker. Kabel instalasi dari ceiling dan horn speaker di hubungkan melalui kabel
instalasi melalui terminal box, dan dari terminal box  ke peralatan utama.

Gambar1. diagram garistunggal sistem tatasuara

62
6.4. PERENCANAAN SISTEM TATA SUARA PADA GEDUNG

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai
flexible conduit.
2. Kotak hubung bagi ditempatkan di tempat yang sesuai dengan gambar rencana di
setiap lantai pada ketinggian 150 cm di atas muka lantai dan diklem ke dinding dengan
dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk/keluar kotak hubung ini
harus melalui kabel gland.
3. Semua kabel yang digunakan harus ditempatkan dalam Conduit high impact,
sedangkan semua kabel distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di
shaft dengan memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4 buah pada setiap jarak 75 cm.
Conduit harus diklem pada struktur bangunan dengan saddle klem.
4. Semua alat pengeras suara (loudspeaker) harus dipasang pada tempat-tempat yang
sesuai seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, di mana koordinat yang tepat
akan dapat ditentukan lebih lanjut dalam shop drawing oleh Kontraktor sesudah
dipadukan dengan perlengkapan lain yang ada. Bagi penempatan speaker yang belum
jelas akan ditentukan kemudian di lapangan.
5. Untuk semua pekerjaan yang bersifat elektrikal, Kontraktor terikat pada persyaratan
dan ketentuan sesuai dengan peraturan yang berlaku, yakni PUIL 2000.
6.5.PENGUJIAN
1) Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh MK / Direksi.
2) Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor wajib memberitahu MK / Direksi
terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh MK /
Direksi akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
3) Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap
dilakukan pengujian sekaligus secara keseluruhan.
4) Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik
untuk daya listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5) Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian,
maka Kontraktor wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.

63
6) Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada
bagian paket pekerjaan Kontraktor lain, maka biaya perbaikannya tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor sistem tata suara
7) Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik/pengkabelannya,
dengan persyaratan yang sesuai untuk instalasi elektrikal. Pengujian terhadap
pentanahan juga akan dilakukan.

64

Anda mungkin juga menyukai