Anda di halaman 1dari 18

SYARAT-SYARAT DAN SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN PLTS TERPUSAT 15 KWP


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Desa Puppuring Kec. Alu Kab.
Polman

1. PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), merupakan salah satu alternatif dari
system pembangkit yang sesuai untuk daerah pedalaman dan jauh dari
pembangkit, yang mengakibatkan biaya pokok pembangkitnya relatif mahal.
Sistem kerja dari PLTS memanfaatkan energi matahari untuk menjadi energi
listrik melalui photovoltic (PV) modul atau yang lebih dikenal dengan Modul
Surya, sehingga menjadi suatu pembangkit yang efisien dan efektif. PLTS
adalah pembangkit yang ramah lingkungan karena system kerjanya
memanfaatkan energi matahari untuk mensuplai daya listrik ke beban.
Kriteria lokasi rencana pembangunan PLTS Fotovoltaik Terpusat :
1. Lokasi yang letaknya jauh dari jangkauanlistrik PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) dan/atau pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik
lainnya.
2. PLTS Fotovoltaik Terpusat diprioritaskan untuk pelayanan listrik kepada
masyarakat pengguna/penerima yang tinggal berkelompok atau jarak
antara rumah satu dengan lainnya berdekatan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Membangun system PLTS untuk lokasi desa-desa terpencil di seluruh
Indonesia yang belum menikmati aliran listrik dari PLN.
2. Memberikan solusi system pasokan daya listrik yang cost effective dengan
strategi memanfaatkan energi surya pada batasan porsi tertentu.
3. Melaksanakan alih teknologi system PLTS dalam pengoperasian dan
pemeliharaan guna kelangsungan operasi system pembangkit yang
berkesinambungan.

3. SYARAT-SYARAT TEKNIS

1. Calon penyedia barang/jasa harus menyerahkan Blok Diagram dan Single


Line Diagram System PLTS Kapasitas15kWp secara keseluruhan.
2. Calon penyedia barang/jasa harus menyerahkan desain teknis instalasi PV
modul berserta instalasi elektrikal.
3. Calon penyedia barang/jasa dalam memberikan penawaran harus
melampirkan :
a. Deskripsi system PLTS sesuai yang ditawarkan
b. Analisa penggunaan listrik dan pola pembebanan yang layak untuk
system dan daerah pelayanan
4. Calon penyedia barang/jasa adalah perusahaan distributor dan juga
perusahaan jasa konstruksi dengan kualifikasi sesuai skala proyek atau
perusahaan Distributor yang melakukan konsorsium dengan perusahaan
jasa konstruksi yang memiliki klasifikasi dan kualifikasi sesuai skala
proyek, atau perusahaan jasa konstruksi dengan kualifikasi dan klasifikasi
sesuai skala proyek yang mempunyai dukungan dari pabrikan atau
perusahaan distributor.
5. Semua peralatan dan komponen utama yang ditawarkan harus dalam

-1-
keadaan baru 100% yang dibuktikan surat pernyataan dari pabrikan.
6. Semua peralatan dan komponen utama yang telah dapat diproduksi
didalam negeri harus menyertakan bukti TKDN yang sah dan tersedia
untuk dilakukan inspeksi pabrikan jika diperlukan.
7. Salinan Ijin Usaha Industri (IUI) bagi produsen dalam negeri.
8. Khusus barang produksi luar negeri: Surat Dukungan dari
Distributor/Agen Resmi yang telah terdaftar di Kementerian Perdagangan
dengan melampirkan bukti STP (Surat Tanda Pendaftaran) dari
Kementerian Perdagangan atau surat penunjukan sebagai distributor dari
pabrikan pemegang merk.
9. Calon penyedia barang/jasa harus memberikan bukti garansi produksi dari
pabrikan untuk :
a. Modul Surya minimal 20 tahun ( dua puluh tahun untuk degradasi
output < 20%
b. Inverter minimal 5 tahun
c. Solar Charge Controller minimal 5 tahun
d. Battery minimal 5 tahun
10. Panitia atau pihak pengguna Jasa akan melakukan pemeriksaan/audit
untuk melihat fasilitas produksi baik yang dimiliki peserta lelang maupun
yang dimiliki oleh perusahaan pendukung atau pabrikan.
11. Calon penyedia barang/jasa harus melampirkan dukungan produk dari
pabrikan/agen untuk peralatan :
a. Modul Surya
b. Inverter
c. Solar charge Controller
d. Battery
e. Shelter
12. Peralatan yang ditawarkan harus melampirkan dokumen lolos uji dari
lembaga pengujian dalam dan atau luar negeri, peralatan yang dimaksud
adalah :
a. Modul Surya (Sertifikat dan Test Report)
b. Inverter (Sertifikat dan Test Report)
c. Solar charge Controller (Sertifikat atau Test Report)
d. Battery (Sertifikat dan Test Report)
13. Instalasi PLTS harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
pemeliharaan dan pemeriksaan secara periodik.
14. Calon penyedia barang/jasa harus membuat uraian pelatihan dan
pemeliharaan mengenai sistem yang ditawarkan.
15. Calon penyedia barang harus memberikan gambar Bangunan Shelter;
denah/layout lokasi PLTS; detail gambar pagar dan gambar perencanaan
instalasi listrik rumah penduduk.
16. Calon penyedia barang dan jasa harus dapat menjelaskan uraian pekerjaan
kedalam dokumen teknis hal-hal sebagai berikut :
a. Pelaksanaan (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pendataan /dokumentasi)
b. Pendistribusian barang dan pelaksanaan pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail (termasuk kurva S)
d. Struktur organisasi pelaksanaan dan uraian tanggung jawabnya
e. Uraian system PLTS terpusat yang mencakup deskripsi system yang
ditawarkan, konfigurasi system berserta penjelasan cara kerja
peralatan dan metode operasi system.

-2-
f. Perencanaan teknis instalasi peralatan yang utama yang mencakup
instalasi elektrikal
g. Analisa perhitungan produksi energy system PLTS yang ditawarkan
dengan analisa pola pembebanan
17. Seluruh perhitungan biaya adalah biaya terpasang di lokasi termasuk PPN
18. Kualifikasi personil yang ditugaskan melaksanakan pekerjaan personil akan
ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan sekurang-kurangnya memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
a. Team Leader/Management Proyek
Pendidikan minimum S1 (Elektro, Mesin, Fisika,Management)
memeliki sertifikat keahlian minimal Muda dan Ahli dalam bidang
kelistrikan dengan pengalaman diatas 5 tahun menguasai bidang
pekerjaan yang ditugaskan.

b. Manager Lapangan/ Site Manager


Pendidikan minimum S1 (Elektro,Mesin,Fisika) dengan
pengalaman diatas 5 tahun menguasai bidang pekerjaan yang
ditugaskan dan melampirkan SKA Minimal Muda untuk dan ahli
dalam bidang kelistrikan

c. Pengawas
Pendidikan Minimum D3 (Elektro, Mesin, Fisika, Management)
dengan pengalaman diatas 5 tahun menguasai bidang pekerjaan
yang ditugaskan dan memiliki SKT Teknik Installasi Penerangan
dan Daya Fasa Tiga/Teknik Installasi Penerangan dan Daya Fasa
Satu

d. Pelaksana Teknis
Pendidikan minimum SMK/SMA sederajat dengan pengalaman
sekurang-kurangnya diatas 3 tahun menguasai bidang pekerjaan
yang ditugaskan dan Penyedia Barang/Jasa harus membuat
struktur Organisasi dan uraian tugas personil yang ditugaskan.

19. Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambaran mengenai lokasi


20. Calon Penyedia barang dan jasa ( Pabrikan ) harus memberikan garansi
system dapat beroperasi untuk waktu minimum 2 (Dua) tahun dan
harus mengganti semua komponen yang rusak selama masa garansi
tersebut, yang dinyatakan dalam bentuk surat pernyataan yang di
dukung dengan jaminan system yang di keluarkan dari salah satu
pabrikan penyedia komponen utama PLTS.
21. Penyedia barang/Jasa dan harus menyampaikan layanan pasca
penyerahan :
a. Jaminan Pengoperasian Sistem (Garansi sistem) selama 3(tiga) tahun
b. Jaminan Kontinyuitas Ketersediaan Suku Cadang/ Komponen
22. Seluruh komponen/peralatan utama yang ditawarkan harus dari pabrikan
yang sudah memiliki sertifikat merk ,sertifikat ISO 9001, ISO 14001
23. Buku Petunjuk Operasi dan Perawatan dalam Bahasa Indonesia, yang
sekurang-kurangnya berisi :
Pengenalan Umum Setiap Perangkat Sistem PLTS Terpusat (off-grid),
Petunjuk Pemasangan (Installation Manual),
Petunjuk Pengoperasian (User Manual),
Petunjuk Pemeliharaan (Maintenance Manual),

-3-
Penanganan Masalah (Trouble Shooting), dan
Layanan Pelanggan (Hotline Service) yang berisi informasi lengkap Nama
Produsen/Agen Tunggal/ Representatif, Alamat Lengkap, Nomor
Telepon, Email yang dapat melayani penyediaan suku cadang. Dokumen
ini dapat diterbitkan oleh Penyedia barang/jasa atau produsen/agen
tunggal/ representatif.

4. SPESIFIKASI TEKNIS
PLTS-terpusat yang akan dipasang pada pekerjaan ini merupakan suatu
sistem PLTS yang menggabungkan/mengkombinasikan beberapa modul
surya menjasi satu array yang diatur secara otomatis oleh inverter. Sistem
pembangkit ini terpusat dengan energi yang dihasilkan didistribusikan
melalui panel distribusi ke rumah rumah/pengguna melalui jaringan
distribusi listrik AC tegangan rendah 220V. Untuk menjamin pembagian
listrik yang merata kepada seluruh pengguna maka disetiap rumah pengguna
akan dipasang energy limiter sebagai alat pembatas dayanya. Inverter yang
digunakan juga harus memiliki kemampuan untuk digabung (hybrid) dengan
pembangkit listrik diesel genset, sebagai antisipasi penambahan daya pada
saat yang akan datang.

a. Peralatan Utama terdiri dari :


a. Modul Surya dengan kapasitas total minimum 15 Kwp
b. Inverter dengan kapasitas total minimum 15 Kwp
c. Solar Charge Controller dengan kapasitas total minimum 15 kW
d. Battery dengan kapasitas total minimum 96 kWh

Secara umum peralatan PLTS Fotovoltaik Terpusat terdiri dari:


a. Modul Surya
1) Spesifikasi Teknis Modul Surya (Array Module):
Jenis modul : Monocrystalline Silicon.
Kapasitas Per Modul : minimal 200 Wp
Efisiensi modul surya : minimal 16%.
Koneksi antar modul surya : Plug and Play, kabel koneksi
diletakan menggunakan cable
tray dibawah modul
Sertifikasi Pengujian : B2TE-BPPT
Masa Pakai : 20 tahun
Garansi : 20 tahun (degradasi 1% per
tahun)
Kapasitas total minimum modul 15 Kwp
Perkalian Vpm X Ipm 200 Wp
Output Modul Surya (Peak Power Output) per unit minimum
200 Wp, karakteristik hasil tegangan tes Produsen harus

-4-
terbaca pada modul (Manufacture, Serial Number, Peak Watt
Rating, Peak Current, Peak Voltage, Open Circuit Voltage dan
Short Circuit Current).

Memiliki junction box dan konektor kabel yang tahan air


dengan IP 65 yang memenuhi standar TUV dengan
melampirkan copy sertifikatnya.
Wajib menggunakan produk dalam negeri, yang dibuktikan
dengan melampirkan salinan Izin Usaha Industri dan tanda sah
capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri paling sedikit 40%
(empat puluh persen) yang diterbitkan oleh Kementerian
Perindustrian.

Modul PV yang disatukan/digabungkan ke dalam suatu


array/sub-array harus dari satu type/jenis dengan
karakteristik parameter yang sama. Konstruksi penyatuan
modul harus tersusun rapi, kuat dan kokoh.

label data performance modul surya ditempel di bagian


belakang modul.
Performance Characteristic pada kondisi standar (Standard Test
Condition) dan pada kondisi radiasi harus rendah dan harus di
informasikan secara lengkap dan merupakan kelengkapan
modul surya
Pada modul surya terdapat tulisan BARANG MILIK NEGARA
BIDANG ENERGI SKALA KECIL PEMERINTAH PROVINSI
SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017dan nomor seri
serta tulisanMade in Indonesiayang dilaminating di dalam
kaca modul (bukan di tempel)
Jumlah modul surya dan rangkaian modul surya mempunyai
kapasitas total sesuai dengan Daftar Kuantitas Harga.

Koneksi antar modul surya menggunakan koneksi plug-in


socket. Kabel interkoneksi antar harus sesuai dengan standar
aplikasi fotovoltaik (minimum rating 1000 VDC)

Keluaran array modul harus melalui Combiner Box sebelum


masuk ke Inverter dan Solar Charge Controller.

Melampirkan sertifikat dan hasil uji produk dari lembaga


nasional B2TE-BPPT sesuai SNI 04-3850-2:1995
Melampirkan Copy Sertifikat Management ISO 9001, ISO 14001
dan OHSASS 18001 dari pabrikan
-5-
Melampirkan sertifikat TKDN minimal 40% dari Kementerian
Perindustrian.
Pabrikan Modul Surya harus memiliki alat uji Flash test dan
Micro Crack Detector, serta bersedia melampirkan hasil uji
flash test dan micro crack setiap modul surya yang disuplai
sesuai dengan nomor serinya masing-masing kepada pengguna
barang sebagai jaminan kualitas modul surya yang di supplai.

Melampirkan garansi tertulis dari pabrikan tentang jaminan


garansi minimal 20 tahun untuk degradasi output maksimal
1% per tahun dan maksimal 20% pada akhir usia teknis.

2) Spesifikasi Grounding Modul


b. Jenis kabel yang digunakan berupa kabel jenis NYY Yellow Green
Inverter :
Daya output total : minimal daya output total
disesuaikan dengan
kapasitas output
pembangkit.
Jumlah inverter : minimal2 unit
Tegangan output : 220-230VAC, 50Hz, satu
fasa atau 380-400VAC tiga
fasa
Tegangan input dc : minimal 48 Vdc
Gelombang output : sinus murni
Efisiensi : 95,8 % (sesuai dengan
standar pengujian IEC
61683)
Total Harmonic Distortion (THD): 4%
Frekuensi : 50 Hz
Sistem proteksi : over current, over load, short
circuits, over temperature,
over/under voltage, reverse
polarity
Indicator (LCD display) : inverter voltage & current,
inverter frequency, battery
voltage & current, load
current & voltage
Fitur : Battery temperature sensor,
Battery equalization, Data
-6-
logger dan interface dengan
RMS
Garansi : minimal 5 (lima) tahun
(dengan melampirkan factory warranty terms dari pabrikan)

dilengkapi dengan display, data logger dan tersedia fasilitas


remote monitoring system yang terintegrasi. Dan dilengkapi
dengan Singkronizer untuk inverter yang belum
terintegerasi dengan singkronizernya.

Dilengkapi dengan management control untuk mengatur


energi yang keluar masuk dari inverter.

Memiliki fitur battery temperature sensor, battery boost,


equalization untuk mencegah kerugian kapasitas baterai
dan life time baterai.

Inverter memiliki Proteksi terhadap masuknya debu,


serangga dan semprotan air yang dapat menyebabkan
kerusakan dengan indeks proteksi minimum IP 54

Memiliki fitur data logger dan comunication/interface


untuk komunikasi data dengan remote monitoring system.

Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan


OHSAS 18001 dari pabrikan

Melampirkan Sertifikat atau Hasil Tes Uji Produk (dapat


berupa tes uji dari seri produk yang sama) yang
dikeluarkan oleh Lembaga Uji Independen (bukan
merupakan uji QA dari pabrikan). Sertifikat ini harus dapat
menunjukan nilai effisiensi hasil pengujian inverter sesuai
IEC 61683.

Melampirkan brosur asli dan manual book bahasa


indonesia untuk inverter yang ditawarkan.

c. Solar Charge Regulator (SCR)


Daya output total : total kapasitas minimal
disesuaikan dengandaya
output totalmodul surya.
Kapasitas minimal SCR : 4.000 watt / 4 Kw
Jumlah Minimum SCC : 4 unit

-7-
Kontrol Sistem Algoritma : MPPT (Maximum Power
PointTracking).
Efisiensiminimal : 98% (Tertera pada hasil
laporan pengujian dari
lembaga independent yang
terakreditasi)
Tes Uji Produk : Hasil uji dan sertifikat
haisl pengujian efisiensi.
Tegangan Input Nominal : minimal 48 VDC.
Sistem Proteksi : Reverse Polarity Protection,
High battery voltage
protection, low battery
voltage protection, overload
protection, PV ground fault
protection.
Fitur : sistem pengisian baterai
yang cepat dan aman.
Garansi produk : minimal 5 (lima) tahun
(Dibuktikan Factory
Warranty Terms dari
pabrikan)
Melampirkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001
Melampirkan Surat Tanda Pendaftaran (STP) Keagenan
dari kementerian perdagangan sebagai bukti penunjukan
agen tunggal/distributor dari pabrikan.
Dilengkapi dengan proteksi terhadap masuknya debu,
serangga dan semprotan air ke dalam SCC minimum
memiliki Indek Proteksi : IP54
Melampirkan manual book bahasa indonesia untuk SCC
yang ditawarkan

b. Baterai (Battery Bank)


Menggunakan jenis baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dengan
spesifikasi :
Jenis battere : Opzv Stationary
battere
Tegangan output : minimal 48 VDC

-8-
Kapasitas Baterai (satuan) : 1000 Ah, 2 V
Temperatur Operasional yang disarankan : dibawah 30 C
kemampuan cycling : paling sedikit 2.200
cycle pada 80% DOD
(Depth of Discharge)
Garansi : minimal5 (lima)
tahun
TKDN : minimal 40%

umur teknis life time minimal 10 (sepuluh ) tahun pada suhu


20oC.

harus dilengkapi dengan sistem koneksi yang dapat mencegah


korosi dan arus hubung singkat (termasuk pada waktu
pemasangan).

Kapasitas total battere system minimum 96 Kwh dengan


tegangan battere 2V per sel dan kapasitas minimum 1000 Ah
Penempatan battery harus aman bagi peralatan lainnya
Konektor battery menggunakan tembaga dan diberi pelindung
isolator agar aman bagi operator
Dilengkapi proteksi battery/panel distribusi DC untuk
kapasitas total minimum 96 kWh sebelum masuk ke solar
charge controller maupun inverter
Melampirkan gambar sistem koneksi battery dan single line
diagram dari sistem proteksi battery serta perhitungan rating
dari komponen peralatan proteksi yang digunakan
Dudukan battery harus tahan terhadap korosif
Battery yang digunakan harus memiliki surat dukungan dari
pabrikan pembuatnya
Menggunakan produk dalam negeri yang dibuktikan dengan
melampirkan Izin Usaha Industri dan sertifikat TKDN dari
kementerian perindustrian minimal 40%
Melampirkan sertifkat atau hasil test uji produk
(SNI/IEC/CE/UL)
Melampirkan copy sertifikat ISO 9001 , ISO 14001 dan OHSAS
18001 dari pabrikan.
Melampirkan brosur/katalog dan manual book battere yang
ditawarkan.
Melampirkan factory warranty terms dari pabrikan

-9-
c. Penyangga Modul Surya (Module Array Support)
1) Pondasi terbuat dari cor beton dengan diameter besi 10 mm dan
di aci. Pondasi memiliki luas penampang 30 x 30 cm dan tinggi
minimal 60 cm. Pondasi memiliki kedalaman minimal 40 cm
(sehingga ketinggian pondasi di atas permukaan tanah minimal
20 cm).
2) Tiang penyangga modul surya harus terbuat dari metal yang
kokoh dan kuat terbuat dari pipa dengan diameter 4 inch
dengan ketebalan minimal 3 mm atau dari besi siku dengan
ukuran 50 x 50 x 5 mm,dengan finishing anti karat atau hot
deepgalvanised pada seluruh bagian permukaan.
3) Tiang penyangga modul suryafree standing di atas pondasi,
bagian bawah tiang penyangga harus memilik tapak (berbentuk
bujur sangkar) yang materialnya sama dengan tiang penyangga
PV array dengan ketebalan minimal 8 mm dan memiliki ukuran
20 x 20 cm. Tapak ini dilubangi pada keempat sisinya untuk
pasangan baut (angkur) yang ditanam ke pondasi dengan
kedalaman minimal 30 cm.
4) Jarak antar tiang penyangga modul surya maksimal 5 meter
sedemikian sehingga susunan array modul tidak melandai (tetap
rata) dan kokoh.
5) PV Support harus didisain dengan mempertimbangkan sudut
kemiringan modul surya. Sudut kemiringan modul surya
disesuaikan dengan kondisi masing-masing lokasi agar diperoleh
energi penyinaran yang optimal. Rancangan kemiringan modul
surya didapatkan dari hasil simulasi perangkat lunak.
6) Ketinggian antara modul dan permukaan tanah pada titik
terendah minimal 110 cm.
7) Jarak antar PV Array harus diatur/didesain sedemikian rupa
sehingga tidak ada bayangan (shading) yang jatuh pada
permukaan PV Array lainnya. Demikian pula dengan jarak
antara rumah pembangkit dan PV Array.
8) Pada setiap array harus dipasang tanda bahaya terhadap
sengatan listrik.
9) Array harus tersusun rapi pada beberapa baris yang simetris.
Jarak antar masing-masing array harus cukup dapat dilewati
secara leluasa oleh personil pada saat pemeliharaan.

- 10 -
d. Sistem pengkabelan dan grounding
1) Kabel koneksi antar modul surya harus diletakan pada cable
tray/trunk. Cable tray/trunk diletakkan di bawah PV array dan
menempel pada penyangga PV array.
2) Kabel daya dari combiner box ke Solar Charge Regulator atau
kabel daya dari inverter on-grid ke battery inverter (apabila
menggunakan sistem AC Coupling) menggunakan kabel
NYFGbY/NYRGbY dengan diameter menyesuaikan besar arus
(SPLN/SNI).
3) Kabel daya dari PV Array ke Solar Charge Regulator (atau battery
inverter apabila menggunakan sistem AC Coupling) harus
ditanam di tanah minimal 30 cm, dan masuk ke dalam rumah
pembangkit (power house) melalui pondasi yang dilengkapi
dengan kabel konduit.
4) Kabel daya dari baterai ke inverter, tipe NYAF dengan diameter
menyesuaikan arus pada baterai (SPLN/SNI).
5) Kabel daya dari inverter ke panel distribusi, tipe NYY dengan
diameter menyesuaikan arus pada inverter (SPLN/SNI).
6) Setiap penyambungan kabel harus menggunakan terminal kabel
dan konektor (bukan sambungan langsung) yang sesuai dan
terisolasi dengan baik.
7) Material instalasi dan grounding peralatan harus disesuaikan
dengan kapasitas pembangkit.
8) Sistem grounding dari penyangga PV array menggunakan
penghantar tipe NYY yellow green 35mm2 (SPLN/SNI).
Penampang harus tersambung baik secara elektris pada
penyangga PV array (menggunakan sepatu kabel dan dibaut).
9) Grounding sistem kelistrikan dari rumah pembangkit dan
combiner box disatukan dan ditempatkan dalam bak kontrol
grounding. Bak kontrol grounding terbuat dari pasangan batu
yang dicor semen dan diaci serta dilengkapi dengan penutup
yang memiliki pegangan. Ukuran dan kedalaman bak kontrol
dibuat sedemikian sehingga mudah bagi operator dalam
melakukan perawatan
10) Interkoneksi dari masing-masing PV array dikelompokkan dan
ditempatkan pada combiner box. Ukuran combiner box
disesuaikan sedemikian sehingga operator dapat dengan
mudah/leluasa melakukan pengecekan saat pemeliharaan.

- 11 -
Penempatan combiner box diusahakan aman dari guyuran hujan
secara langsung.
Spesifikasi Combiner Box:
Design Panel harus sesuai dengan standard IEC 51439-1 dan
IEC 61439-2.
Terbuat dari bahan Polycarbonatdengan insulation class IP 65
yang tahan terhadap paparan Ultraviolet jangka panjang.
Desain Combiner Boxharus dapat mengantisipasi
pengembunan di bagian dalam (dilengkapi Breather).
Kabel interkoneksi harus sesuai dengan standar aplikasi
Photovoltaik (minimal rating 1000 VDC )
Semua koneksi pada terminal kabel harus memenuhi standar
atau dengan menggunakan koneksi sistem pegas untuk
menjamin kualitas koneksi yang baik dan pasti
Untuk input dari kabel string menggunakan connector plug-in
socket
Dilengkapi dengan pembatas arus yang modular, memiliki
indikator fungsi dan tegangan kerja maksimum 1500 VDC
(IEC 60269-6). Type Fuse gPV dengan kapasitas arus yang
sesuai dengan daya keluaran. Fuse cadangan (back up fuse)
wajib disediakan min 10% dari jumlah Fuse yang digunakan
Dilengkapi dengan Surge Protection untuk aplikasi
photovoltaik (IEC 61643-1). Surge protection berbentuk
modular, plugable dan memiliki indikator fungsi kerja.
Dilengkapi dengan Isolator Switch dengan tegangan kerja
1000VDC, untuk isolasi yang aman pada waktu perawatan.
e. Panel Distribusi (Distribution Panel)
Panel Distribusi dilengkapi dengan saklar utama/pemisah, pembatas
arus Mini Circuit Breaker (MCB), Earth Leak Circuit Breaker (ELCB),
saklar terminal, busbar. Rangka bagian depan, atas, bawah dan
bagian belakang tertutup rapat, sehingga petugas pelayanan akan
terlindung dari bahaya sentuh bagian-bagian aktif. Panel distribusi
dilengkapi dengan ventilasi pada bagian sisi, lubang ventilasi harus
dilindungi, agar binatang atau benda-benda kecil serta air yang jatuh
tidak mudah masuk kedalamnya.
1) tegangan sistem : 220/230 Vac (1 fasa) atau
380/400 Vac (3 fasa).
2) monitoring : tegangan, arus, dan kWh meter.

- 12 -
3) Sistem proteksi : fuse dan circuit breaker, surge
protection untuk 220V/380VAC.
Surge protection berbentuk
modular, plugable dan memiliki
indikator fungsi kerja.
4) Jumlah panel distribusi : 1 set
5) Kabel instalasi : Kabel jenis NYY/NYYHY
6) Material : bahan metal yang tidak dapat
terbakar, tahan lembab dan
kokoh dengan ketebalan minimal
2 mm
7) Fitur : Dilengkapi dengan timer dan
kontaktor, serta lampu indicator
f. Pyranometer
1) a. Fitur : Standar ISO 9060 : 1990
second class, waterproof, field of
view 180 dan output hasil
pengukuran dapat dibaca pada
RMS
2) b. Jumlah Pyranometer : 1 (satu) unit
3) c. Aksesoris Pyranometer : 1 (satu) Set

g. Remote Monitoring System (RMS)


1) Fitur : Dilengkapi dengan modem GPRS,
Interface harus dilengkapi dengan
koneksi RS 485.(Kecuali Diluar
Area Cakupan GPRS)
2) Sistem komunikasi : 3G, GPRS/WIFI
3) Jumlah RMS : 1 unit
4) Aksesoris RMS : 1 set
h. Instalasi Rumah
1) umum : instalasi rumah mencakup
instalasi kabel dari jaringan ke
rumah dan instalasi listrik di
dalam rumah.
Instalasi di dalam rumah terdiri
dari instalasi jaringan kabel,
paling sedikit 3 (tiga) buah titik
lampu, 1 (satu) buah kotak
- 13 -
kontak, alat proteksi short circuit,
dan alat pembatas daya dan
energi sesuai dengan kapasitas
daya tersambung dan pemakaian
energi listrik.
2) kabel instalasi : NYM 2x1,5 mm2 (sesuai dengan
SNI), maksimal 25 (dua puluh
lima) meter.
3) jenis lampu : Lampu LED 220 (dua ratus dua
puluh) Vac.
4) daya lampu : 4 6 watt per titik lampu, agar
tidak terjadi pengurasan daya
yang berlebihan.
5) alat pembatas energi (energy limiter) berfungsi membatasi
pemakaian energi (VAh) dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) batas pemakaian energi dan reset time dapat diatur;
b) setting batas pemakaian per hari adalah tetap;
c) memiliki sistem untuk memutus (dan menyambung kembali)
hubungan listrik pada pemakai tertentu yang bermasalah;
d) memiliki fungsi proteksi apabila terjadi arus hubung singkat
(short-circuit); dan
e) memiliki sistem pengaman/segel sehingga pemakai tidak
dapat melakukan pencurian listrik (bypass).

i. Rumah Pembangkit (Power House)


Untuk keperluan penempatan peralatan dan operasional harus
dibangun rumah permanen atau shelter yang terbagi atas ruang
baterai dan ruang kendali (control room);
1) Jika menggunakan shelter CKD, spesifikasi bangunan minimal
sebagai berikut:
a. Mengunakan bahan polyurethane dan baja ringan dengan ukuran
menyesuaikan dengan kapasitas PLTS seperti tercantum pada
Daftar Kuantitas dan Harga, yang terbagi atas ruang baterai dan
ruang kendali (control room). Pondasi menggunakan batu
kali/setara dengan kedalaman minimal 50 cm. Luasan pondasi
harus lebih 70 cm dihitung dari sisi dinding rumah pembangkit
bagian depan dan 20 cm dari sisi lainnya serta diaci.

b. Shelter CKD yang ditawarkan harus melampirkan Spesifikasi


Teknis dan Hasil Pengujian Produk panel Insulation dari lembaga
- 14 -
Pemerintah atau non pemerintah yang dapat dipertanggung
jawabkan dan sekurang kurangnya memuat hasil uji sebagai
berikut :

- Pengujian Sifat Mekanis ( Kuat Tekan )


- Pengujian Sifat Termal ( Pengujian Panas dan Dingin )
c. Atap menggunakan Zinc Aluminium.
d. Tebal dinding shelter minimal 75 mm.
e. Lantai menggunakan keramik warna putih ukuran 30x30 cm.
f. Luas minimum shelter adalah 28 m
g. Ruang baterai harus memiliki ventilasi yang cukup untuk
sirkulasi udara sedemikian sehingga suhu dalam ruang baterai
bisa terjaga kurang dari 30C. Untuk menjaga suhu ruang
baterai, dinding ruang baterai wajib dipasang kipas (exhaust fan)
ukuran 8-10 inchi dengan konsumsi daya per unit maksimal 25
watt. Jumlah kipas yang dipasang disesuaikan agar pada saat
beroperasi mampu menjaga suhu sesuai yang ditentukan. Nyala
dan matinya kipas diatur dengan thermostat. Bagian kipas yang
berada diluar ruang baterai harus terlindung dari air hujan.

h. Melampirkan salinan sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS


18001 dari pabrikan
i. Dilengkapi dengan instalasi listrik, 5 titik (3 lampu dan 2 kotak
kontak), dan pembatas MCB 2 A.
j. Di sekitar bangunan rumah pembangkit dilengkapi dengan
sistem penangkal petir untuk melindungi keseluruhan sistem
pembangkit.
k. Seluruh fasilitas sistem pembangkit harus diberi pagar keliling
menggunakan jenis BRC seluas area yang disediakan dengan
tinggi minimal 120 cm dan dilengkapi dengan pintu gerbang
swing tunggal. Diameter besi pagar minimal 6 mm. Diameter
tiang penghubung pagar minimal 2 inchi.Pagar BRC harus dicat
dengan metode hot dip galvanized.
l. Pondasi pagar BRC memiliki luas penampang 20 x 20 cm. dan
tinggi 45 cm dengan kedalaman minimal 30 cm. (sehingga
ketinggian pondasi di atas permukaan tanah minimal 15 cm.)
Pondasi terbuat dari pasangan batu yang dicor semen dan
diaci.Dilengkapi dengan papan nama proyek yang mencakup
data nama kegiatan, instansi pelaksana kegiatan, lokasi (desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi), sumber dana, dan tahun

- 15 -
anggaran pelaksanaan.

j. Jaringan Distribusi, Sambungan dan Instalasi Rumah


1) Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan diperlukan untuk distribusi ke rumah pelanggan dengan
jaringan tegangan rendah (TR) open loop. Jaringan distribusi terdiri
dari tiang listrik dan kabel. Total panjang jaringan distribusi
maksimaldisesuaikan dengan perencanaan.
Spesifikasi untuk jaringan distribusi tegangan rendah adalah
sebagai berikut :
Menggunakan jaringan udara;
Jarak antar tiang maksimal 40 meter;
Menggunakan pole/tiang besi galvanized dengan tinggi 7 (tujuh)
meter standar PLN. Ditanam dengan kedalaman 1 (satu) meter
dan dilengkapi dengan asesoris jaringan distribusi;
Pada tiang distribusi pertama (paling dekat dengan rumah
pembangkit) wajib dipasang arrester keramik;
Pondasi tiang jaringan distribusi dibuat dengan ukuran 20x20
cm pada tapak yang diatas permukaan tanah dan 30x30 cm
pada tapak yang di bawah (yang ditanam dalam tanah). Tinggi
minimal pondasi 60 cm dengan kedalaman minimal 50 cm
(sehingga ketinggian pondasi di atas permukaan tanah minimal
10 cm);
Kabel antar tiang menggunakan twisted cable 2x35 mm2 +
1x25 mm2 + 1x16mm2(SPLN); (kabel 1x16mm2 merupakan
koneksi lampu jalan dengan timer di rumah baterai dan
kontaktor)
Kabel dari tiang ke rumah menggunakan NFA 2x10 mm2
(SPLN);
Tinggi lendutan kabel antar tiang minimal 4 meter dari
permukaan tanah;
Pada setiap dua tiang dipasang sebuah lampu jalan. Lampu
Jalan harus dilengkapi dengan lengan lampu, dan lampu LED
dengan daya 10-12 W dengan efikasi 100 lumen/W yang
terletak didalam suatu enclosure tertutup yang memiliki IP 65.
Mengingat kapasitas pembangkit dan energi yang tersimpan
pada baterai yang sangat terbatas, maka lampu jalan ini harus
didesain untuk boleh dinyalakan maksimal 5 (lima) jam perhari

- 16 -
(menggunakan timer, dimulai sejak terbenamnya matahari pada
masing-masing lokasi);

2) Sub-Sistem Instalasi Rumah dengan spesifikasi sebagai berikut :


Masing-masing rumah diberikan proteksi/pengaman
menggunakan pembatas arus (MCB) minimal 1 Ampere
(termasuk boks dan segel), 220 Volt dan dilengkapi dengan
pembatas energi (energy limiter).
Energy limiter (energy dispenser meter) memiliki fitur yang
dapat diprogram dengan sandi (password), sehingga dapat
disesuaikan dengan kemampuan kapasitas pembangkit.
Energy limiter (energy dispenser meter) dan pembatas arus
(MCB) keduanya harus ditempatkan di dalam sebuah kotak
pengaman tertutup (box) berbahan metal.
Energy limiter memiliki proteksi arus lebih dan arus hubung
singkat yang dapatdiprogram dan dapat kembali normal
setelah tidak ada gangguan (fault).
Energy limiter memiliki indikator LCD untuk melihat sisa
energi dan indikator suara (beep) apabila energi yang tersisa
mencapai limit tertentu sesuai pengesetan.
Masing-masing rumah terdapat 4 titik beban (3 buah lampu
dan 1 buah kotak kontak).
Lampu yang dipakai adalah lampu LED, garansi pabrikan
minimal 2 (dua) tahun, umur lampu LED minimal 50.000
jam.
Kabel Instalasi rumah menggunakan jenis NYM 3x1,5 mm2
dan 2x1,5 mm2, sesuai standar PLN.
Masing masing rumah harus dilengkapi dengan arde
(pentanahan).
Penyambungan instalasi rumah dilakukan sesuai dengan
standar PLN.
Energy limiter (energy dispenser meter) seperti yang disebutkan
dalam spesifikasi di atas, berfungsi membatasi pemakaian energi
harian. Setiap rumah dibatasi pemakaian energi listrik per harinya
minimal300watt-jam (Wh). Adapun spesifikasi energi limiter adalah
sebagai berikut :
Tegangan input : 220 VAC, 1 phasa, 50 Hz
Arus beban maksimum : min 1 A
Konsumsi arus input (AC) : + 15 mA
- 17 -

Anda mungkin juga menyukai