Anda di halaman 1dari 18

JURNAL PRAKTEK

INSTALASI DISTRIBUSI

Nama : Sabastian Halomoan Sihombing

NIM : 2018-71-124

Kelas :B

Tgl. Praktek : 19 Oktober 2020

Tgl. Presentasi : 09 November 2020

Jurusan : D-III Teknologi Listrik

Asisten : Muhammad Lutfiansyah Romadhoni

LABORATORIUM DISTRIBUSI DAN


PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA
2020
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

PEMASANGAN KONSTRUKSI SALURAN UDARA


Sabastian Halomoan Sihombing
(201871124)
Praktikum Instalasi Distribusi
B
Sihombingbastian24@gmail.com

ABSTRACT
In this practicum, the third practicum module 3, entitled installation of air duct
construction with the aim of practicum: Can carry out the installation of medium
voltage / low voltage air duct construction according to construction standards and
installation procedures. Where it has several tools and materials, including: Schematic
drawing of survey results, Construction Standards, crowbars or soil drills, ground
transport shovels, hoes, pulleys of at least 2 tons of chain length 12 meters, alternating
tianTool kits, chain tackle at least 500 kg, Kamlong 2 tons, Nylon mine 60 meters,
Dinamo meter or sight board10 - 12 meters. In this journal, we will also discuss the
construction of air ducts, both medium and low and do not forget the steps in erecting
or lowering the air duct mast. Distribution network planning cannot be separated from
determining the amount of power or load that will be transmitted through the network
system, especially with regard to determining the current conductive strength at the
cross-sectional wire size and the type of conductor chosen.
Keywords: Installation, Electrical, Construction

ABSTRAK
Pada praktikum kali ini yaitu praktikum ketiga modul 3 yang berjudul pemasangan konstruksi
saluran udara dengan tujuan praktikum: Dapat melaksanakan pemasangan konstruksi saluran
udara tegangan menengah / tegangan rendah sesuai standar konstruksi dan prosedur
pemasangannya. Dimana memiliki beberapa alat dan bahan antara lain yaitu : Gambar skema
hasil survey, Standar Konstruksi, Linggis atau bor tanah, Skop pengangkut tanah, Cangkul,
Katrol minimal 2 ton panjang rantai 12 meter, Seling pengikat tianTool kit, Takel rantai minimal
500 kg, Kamlong 2 ton, Tambang nilon 60 meter, Dinamo meter atau papan bidik10 – 12 meter.
Di jurnal ini juga kita akan membahas tentang konstruksi saluran udara entah menegah maupun
yang rendah dan tidak lupa juga dengan langkah-langkah dalam mendirikan atau menurunkan
tiang saluran udara tersebut. Perencanaan jaringan distribusi tidak lepas dari penentuan
besarnya daya atau beban yang akan di salurkan melalui sistem jaringan tersebut, terutama
berkaitan dengan penentuan kuat hantar arus pada ukuran kawat penampang dan jenis
penghantar yang di pilih.
Kata kunci: Instalasi, Listrik, Lokasi, Konstruksi
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari kebutuhan hidup dalam bidang
elektronik, salah satu kebutuhan hidup tersebut kita itu adalah listrik dengan listrik kita dapat
melakukan banyak hal yang sangat membantu kehidupan sehari-hari dari pada tidak menggunakan
listrik sama sekali untuk itu seiring berkembangnya zaman inovasi demi inovasi, ide demi ide,
kreatifitas demi kreatifitas mulai bermunculan untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik dan
efisien, begitu juga dalam kelistrikan, semakin berkembangnya zaman maka akan semakin besar
juga kebutuhan penggunaan listrik dipengaruhi oleh faktor penduduk yang makin lama makin
banyak, Kebutuhan akan tenaga listrik selalu bertambah, tenaga listrik dibutuhkan untuk
menunjang pembangunan dan mendorong kemajuan masyarakat. Konstruksi saluran udara
pada umumnya hanya memakan biaya 15 hingga 60 persenlebih murah dibandingkan konstruksi
saluran bawah tanah dan lebih ekonomis.Pertimbangan pertama dalam merancang konstruksi
saluran udara adalah karakteristikelektris.Suatu rancangan saluran harus mampu untuk
mentransmisikan daya yangdibutuhkan tanpa adanya drop tegangan atau rugi-rugi energi, dan
isolasi saluran harusmemadai untuk melindungi saluran. Faktor mekanis yang mungkin akan
memberi pengaruh terhadap saluran udara juga harus menjadi bagian pertimbangan. Hal-hal
yangmempengaruhi dan menjadi pertimbangan dalam perancangan konstruksi saluran udaraakan
dibahas pada makalah ini.

1.2 Tujuan Praktek

Dapat melaksanakan pemasangan konstruksi saluran udara tegangan menengah /


tegangan rendah sesuai standar konstruksi dan prosedur pemasangannya

2. LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar


Gambar skema dari rfencana pemasangan konstruksi saluran udara merupa bagian awal
untuk bekerja, yaitu memastikan titik-titik tempat pemasangan konstruksi di lapangan. Titik-titik
tersebut sebaiknya diber patok yang cukup kuatagar tidak hilang selama belum mulai dikerjakan
pemasangan konstruksinya.
Hampir semua tahapan pemasangan konstruksi saluran udara tegangan menengah / tegangan
rendah mempunyai potensi bahaya yang tinggi, maka kehati-hatian harus selalu diterapkan.

2.2 Teori Tambahan


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSTRUKSI SALURAN UDARA
Secara umum, faktor yang mempengaruhi perancangan mekanis dari saluran udara adalah
Karakteristik Rute, Izin Pendirian Rute, Beban Mekanis, Ruang Netral/Zona Netral, Jenis Struktur,
Pendukung, Kualitas Konstruksi, Konduktor, Tipe Isolator, Pemakaian Bersama.
KARAKTERISTIK RUTE
Rute pendirian saluran transmisi udara pada umumnya dirancang melewati beberapanegara atau
wilayah dengan izin pendirian secara privat (izin pendiriat rute
bergantung pada setiap negara yang dilewati oleh rute transmisi tersebut, tiap wilayah/negaramemil
iki standar perizinan yang berbeda-beda) dalam tujuan untuk mendapatkan rutesedekat mungkin
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

dengan daerah yang tepat untuk pendirian tiang dan menghindari bangunan, jalan, jalan layang, dan
saluran tengangan rendah.Saluran udara tegangan rendah dibuat berdekatan dengan jalan maupun
jalan layang,hal ini bertujuan agar memudahkan saluran untuk terhubung kepada konsumen
danuntuk memudahkan akses untuk perbaikan dan pemeliharaan saluran. Konstruksi
ini berbeda dengan konstruksi transmisi saluran udara yang tidak berhubungan secaralangsung
dengan konsumen sehingga sebisa mungkin menghindari lokasi-lokasi sepertiyang telah disebutkan
pada paragraf sebelumnya.Untuk saluran udara rendah atau saluran distribusi pada daerah pusat
kota atau pinggiran kota, antar tiang saluran ditempatkan dengan jarak 100 sampai 150 ft, hal
ini bertujuan untuk mencari titik paling mudah melakukan pemeliharaan dan juga untuk
memperkecil jarak pemeliharaan seminimum mungkin. Dipinggir jalan, tiang ditanam beberapa ft
dibawah trotoar.Saluran transmisi kemungkinan memliki jarak regangan sebesar beberapa ratus
ft.Karakteristik wilayah/negara dimana saluran ini akan ditempatkan akan
mempengaruhi jenis konstruksi tiang, konduktor, dan isolator yang akan dipakai. Penentuantempat/
wilayah atau rute dimana saluran udara ini akan didirikan membutuhkankeputusan, pengalaman,
dan keahlian yang tepat dalam meminimalisir biaya izin pendirian dan biaya konstruksi serta untuk
menyediakan kemudahan pemeliharaan danmengurangi gangguan operasi dalam waktu
mendatangSecara umum faktor yang mempengaruhi panjang dari regangan adalah : Karakteristik
rute, Zona netral yang tepat bagi konduktor, Tekanan berlebih saat beban maksimum, Struktur yang
memadai untuk menahan beban tambahan.

3. METODE PRAKTEK

3.1 Alat dan Perlengkapan Praktek


• Gambar skema hasil survey
• Standar Konstruksi
• Linggis atau bor tanah
• Skop pengangkut tanah
• Cangkul
• Katrol minimal 2 ton panjang rantai 12 meter
• Seling pengikat tian
• Tool kit
• Takel rantai minimal 500 kg
• Kamlong 2 ton
• Tambang nilon 60 meter
• Dinamo meter atau papan bidik
• 10 – 12 meter
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

3.1.1 Alat Keselamatan Kerja dan Pelindung Diri


• Topi pengaman / Helm
• Kaca mata pelindung sinar matahari
• Sepatu Kerja
• Pakaian kerja
• Sabuk pengaman panjat

3.2 Langkah Praktek


Pelaksanaan Praktikum
a. Cara melaksanakan pengangkatan dan peletakan tiang menggunakan mesin

Peletakan tiang
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

pemindahan tiang secara manual

Cara Pemasangan / mendirikan Tiang.


1. Gunakan perkakas kerja dan peralatan K3 sesuai kebutuhan.
2. Kerjakan dulu penggalian lubang tiang sebelum pemadaman 1/ 6 dari panjang tiang.
3. Bila menggunakan tiang tri-pod, pasanglah di dekat puncak tiang roll / pully untuk
mengangkat tiang.
4. Ikat tiang pada titik beratnya.
5. Angkat tiang dengan menggunakan pully.
6. Bila posisi bagian bawah tiang sudah menggantung di atas lubang galian, masukkan tiang
kedalam lubang tersebut.
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

7. Kuatkan posisi tiang pada keadaan tegak lurus, gunakan batu-batu kecil dan tanah untuk
menguatkannya serta dipadatkan dengan menggunakan linggis.

Cara mendirikan tiang:


1. Gunakan perkakas kerja dan peralatan K3 sesuai kebutuhan.
2. Bila kondisi di tempat kerja aman, listrik jangan dipadamkan.
3. Gali lubang sedalam 1 / 6 panjang tiang dengan diamter 2 kali diameter bagian bawah tiang.

Letakkan tiang dekat lubang;


1. Tiang besi :bagian bawah tiang didekatkan di dekat lubang / mulut lubang yang dipotong
miring 45 
2. Tiang beton : posisi titik berat tiang didekat lubang
3. Ikat ujung tiang dengan tambang 6. Angkat tiang dan tanam pada lubangnya Tiang besi
mengangkatnya mulai dari ujung tiang oleh beberapa orang dan dibantu dengan alat
penyangga dari kayu / besi, pangkal tiang langsung dimasukkan ke dalam lubang. Dorong
terus dengan tenaga orang menggunakan alat penyangga dan tambang hingga posisi tiang
berdiri tegak-lurus.
4. Tiang beton : mengangkatnya menggunakan pully yang diikatkatkan pada Tripod atau
sebatang bambu yang diatahan oleh beberapa tambang Masukkan pangkal tiang bila
posisinya sudah menggantung di atas lubang, Perlahan-lahan turunkan sampai posisi tiang
berdiri tegak-lurus dengan pengaturan menggunakan tambang.
5. Kuatkan posisi tiang dengan memasukkan batu-batu kecil dan tanah kemudian padatkan
dengan menggunakan linggis.

Mendirikan tiang dengan tenaga orang


NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

Mendirikan tiang dengan menggunakan tiang kaki tiga (Tripod)

Mendirikan tiang dengan tiang bantu

Mendirikan tiang menggunakan mobil crane


NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

7. Memadatkan pondasi tiang

8. Pemasanganan isolator ( pin maupun strain / suspension )


 Cara pemasangan isolator strain / suspension.
1. Gunakan perkakas kerja sesuai kebutuhan.
2. Gunakan peralatan K3 sesuai kebutuhan.
3. Tahan kawat dengan menggunakan tarikan takel dan camlong ,sampai posisi isolator
kendor
4. Angkat isolator pengganti dan pasang pada travers.
5. Pasang kawat pada isolator.
6. Kendorkan tarikan takel sampai takel bebas untuk dilepas lagi

Cara pemasangan isolator pin


1. Gunakan perkakas kerja sesuai kebutuhan.
2. Gunakan peralatan K3 sesuai kebutuhan.
3. Angkat isolator pengganti dan pasang pada travers.
4. Pasang kembali kawat pada isolator pasang pengikatnya

9. Pemasangan kawat
Harus meperhatikan:
Andongan:
Jarak antara posisi terendah dari kawat yang terbentang dengan posisi dimana kawat tersebut
ditopang / disangga, digantungkan oleh tiang. Dipengaruhi oleh bahan kawat, ukuran kawat, suhu
sekitar., lebar gawang.
Kuat tarik kawat:
Tarikan pada kawat yang diijinkan antara 10 s/d 60% dari ultimate tensile strength. Kuat tarik pada
kawat jangan melebihi beban kerja tiang.
Kuat tarik pada saat penarikan kawat dipengaruhi oleh: bahan kawat, ukuran kawat, suhu
sekitardan lebar gawang.
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

Kuat tarik pada kawat dapat diukur dengan menggunakan dinamo meter
Lebar gawang:
Jarak antara tiang ke tiang untuk lebar gawang yang tidak sama pada satu seksi, maka nilai lebar
gawang ekivalennya adalah:

Jarak aman:
Jarak minimum yang diperbolehkan antara jaring bertegangan dengan jaring lain atau benda lain
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

10. Cara penggelaran dan penarikan kawat (stringing) 1


1. Gunakan perkakas kerja dan peralatan K3 sesuai kebutuhan.
2. Tiang sudah terpasang kuat.
3. Traverse sudah terpasang kuat.
4. Isolator terpasang pada travers.
5. Semua tiang (tiang terminal, sudut dan afspannya) harus memakai schoor sebelum
menggela
6. Minimal 2 arm rollers pada tiang-tiang pada waktu penggelaran penarikan.
7. Pada waktu menggelar diharuskan agar kawat ditarik dari bagian tengah tiang afspan.
8. Agar posisi traverse tidak mudah berubah sehingga kawat hanya dipotong menurut panjang
yang diperlukan.
9. Penarikan kedua kawat pinggir harus dilaksanakan bersama dan balance running blocks
atau rollers selalu dipakai sampai pada waktu kawat-kawat diberi tensi dan lendutan tertent.
10. Harus menyediakan tenaga yang cukup untuk kontrol kecepatan putar dari drum kabel
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

11. Penegangan kawat ( Saging ) Pada pekerjaan penegangan kawat sampai dengan pengaturan
lendutan dan jarak aman yang ditentukan harus didasarkan pada :
 Kawat yang digunakan : bahannya, penampangnya, modulus kenyalnya, kuat tariknya dan
koefisien muai panjangnya.
 Jarak rentangan.
 Suhu keliling saat penegangan.
 Tekanan angin saat penegangan.
Cara penegangan :
1. Mula-mula 2 ( dua ) penghantar bagian luar atau bila memungkinkan semua penghantar
ditarik bersama-sama supaya seimbang dengan menggunakan takel oleh seorang petugas
yang berada pada salah satu ujung kawat.
2. Seorang petugas memeriksa lendutan dengan menggunakan papan bidik

3. Petugas pemeriksa lendutan memberikan kode kepada petugas penegangan dengan


menggunakan bendera.
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

4. Cara lain untuk mengukur besarnya lendutan dapat dilakukan dengan cara mengukur besarnya
gaya tarik pada waktu penegangan dengan menggunakan Dinamo-meter yang dilakukan oleh
petugas pengangan.
Besarnya gaya tarik dapat dilihat pada tabel (horizontal pull)
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

JARAK AMAN UNTUK SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DAN


TEGANGAN RENDAH MINIMUM DALAM SATUAN METER

NO RUANG BEBAS UDARA 400 V 20 K V

1 Hantaran udara menyeberang jalan ka 8,23 8,54

2 Hentaran udara menyeberang jalan raya 5,48 6,09

3
Hantaran udara ketanah (lapangan) 4,56 6,09

4 Hantaran udara ujung pohon 1 2,5

5 Hantaran udara sepanjang jalan raya 4,56 6,09


NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

6 Hantaran udara sepanjang jalan kota 5,48 6,09

7 Hantaran udara ke kawat telepon 1,20 1,80

8 Hantaran ke kabel 0,60 1,20

4.2 Analisa
Pada praktikum kali ini yaitu modul ketiga dan praktikum ketiga iniyang berjudul
pemasangan konstruksi saluran udara yang memiliki tujuan : Dapat melaksanakan pemasangan
konstruksi saluran udara tegangan menengah / tegangan rendah sesuai standar konstruksi dan
prosedur pemasangannya. Dimana memiliki beberapa alat dan bahan antara lain yaitu : Gambar
skema hasil survey, Standar Konstruksi, Linggis atau bor tanah, Skop pengangkut tanah, Cangkul,
Katrol minimal 2 ton panjang rantai 12 meter, Seling pengikat tianTool kit, Takel rantai minimal
500 kg, Kamlong 2 ton, Tambang nilon 60 meter, Dinamo meter atau papan bidik10 – 12 meter.
Tembaga dan aluminium merupakan logam yang sering digunakan sebagai materialkonduktor
untuk jaringan distribusi. Kriteria pemilihannya meliputi konduktivitas,kekuatan mekanis, harga,
dan berat. Berdasarkan kriteria pemilihan tersebut, tembagamerupakan konduktor yang memiliki
kualitas terbaik dan aluminium merupakan yangkedua dalam hal konduktivitas dan keberadaannya.
Aluminium memiliki beberapakelebihan yaitu beratnya yang merupakan 70 persen lebih kecil dari
ukurannya, namun konduktivitasnya hanyalah 61 persen dari kekuatan konduktivitas
tembaga.Kekuatan maksimumnya (breaking strength) sekitar 43 persen dari tembaga jenis hard-
drawn.Kawat tembaga dibuat dalam 3 jenis standar berdasarkan tingkat kekerasannya. (1)hard
drawn, (2)medium hard-drawn, (3)soft drawn. Tembaga jenis Hard-drawn memiliki kekuatan tensi
(tensile strength) tertinggi dan digunakan untuk saluran udara dengan panjang bentangan 200 ft
atau lebih. Untuk jenis medium hard-drawn memiliki kekuatan tensi yang lebih rendah dan
digunakan secara umumnya pada saluran udara
jaringan distribusi dengan panjang bentangan yang lebih pendek. Jenis soft drawn digunakan untuk
kabel bawah tanah (underground cable) karena memiliki kekuatantensi kecil sehingga lebih
fleksibel.Aluminium yang diuntai dengan inti besi digunakan pada saluran udara di
daerah pedalaman. Dinamakan aluminum cable steel-reinforced(ACSR). Pengembangan
dari pembentukan material dengan kekuatan tinggi melalui campuran aluminium telah
menghasilkan beberapa kabel alternatif, diantaranya aluminum conductor alloy-reinforced
(ACAR) dan all-aluminum-alloy conductor (AAAC) dengan konduktivitasdan kekuatan tensi
terkombinasi.Secara umum, ukuran konduktor yang digunakan untuk saluran udara
ditentukandengan daya elektris yang akan ditransmisikan dan drop tegangan yang
diperbolehkan.Kebutuhan kekuatan mekanis merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
seminimummungkin namun masih dapat memenuhi persyaratan. NESC memberikan
spesifikasiukuran minimum konduktor yang diperbolehkan untuk digunakan.Isolator pada saluran
udara diklasifikasikan menjadi (1) pin-type insulators, (2) suspension insulators, and (3)strain
insulators. Isolator jenis pin (pin-type insulators)digunakan untuk tegangan rendah dan sedang
dalam jaringan distribusi. Untuk jenissuspensi (suspension insulators) digunakan untuk seluruh
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

jalur/saluran tegangan.Straininsulators digunakan pada kawat jangkar dan untuk saluran/jalur


rendah terakhir/buntu. Masuk pada praktikumnya pada video yang kita saksikan yaitu:
Pada video yang pertama adalah yaitu ketika melakukan pendirian tiang alat pertama yang
diperlukan adalah kamlong berfungsi untuk mengaitkan kawat, katrol ini sendiri berfungsi untuk
mengaitkan kawat agar tiang mudah diangkat, power stand berfungsi untuk mengencangkan kawat.
Langkah yang pertama adalah penggalian lubang konstruksi utama memiliki kedalaman sekitar ½
meter dari ketinggian tiang, diameter dari lubang harus lebih lebar 2x dari lebar tiang itu sendiri,
kemudian sisa tanah kita taruh di sisi sebelah galian untuk menimbun setelah itu kita buat sudut
sebesar 45° agar tiang dapata masuk secara mudah, setelah tiang masuk ke lubang, setelah tiang
masuk kita pastikan lurus terus kita lepas batang logam tadi, kemudian kita akan menimbun dengan
sisa galian tadi kita dapatkan tanah agar tiang tidak mudah goyah saat pengecoran dilakukan.
Praktek pada video yang kedua yaitu ketika penurunan tiang menggunakan tiang
penyangga sebagai pembantu dalam menurunkan tiang, kemudian kita akan memasang sling agar
dapat mengaitkan ke tiang agar dapat dengan mudah ditarik oleh katrol, setelah itu kita harus
mengaitkan kawat dengan sling sling juga harus dikencangkan dengan kamlong agar tidak tergeser
saat ditari katrol, dan ikat juga tiang listrik dan tiang penyangga dengan tali tambang, selanjutnya
pemasangan katrol pada tiang penyangga di taruh diatas katrolnya jangan lupa sling dikencangkan
kembali dan katrol juga dikencangkan agar ketika ditarik tidak kendor atau bergeser kemudian
penarikan katrol dan tiang mulai terangkat, terdapat dua orang untuk menarik katrol dan dua orang
yang lainnya akan menjaga dalam hal ini mengontrol agar tiang listrik tidak jatuh ke tempat yang
tidak diinginkan atau pada tempat yang salah.

4.3 Tugas Akhir


1. Carilah kesalahan terhadap konstruksi pada tiang listrik:
Jawab :
Biasanya pada tiang konstruksi miring dan andongan terlalu menurun karena telah
mengalami rugi-rugi yang cukup banyak

5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dalam perencanaan ini dapat dilanjutkan untuk merencanakan pembangunan trafo
distribusi, jaringan tegangan rendah yang akan diperlukan untuk melayani pada calon
konsumen dalam jangka waktu jangka panjang ( ± 30 tahun)
2. Karena masalah pemadaman atau gangguan listrik umumnya terjadi pada jaringan, maka
diharapkan saat setiap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan waktu yang telah
dijadwalkan dengan berkodinasi kepada pengawas lapangan guna untuk menghindari
lamanya pemadaman dan kecelakaan kerja.
3. Karena masalah pemadaman atau gangguan listrik umumnya terjadi pada jaringan, maka
diharapkan saat setiap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan SOP dan waktu yang telah
dijadwalkan dengan berkodinasi kepada pengawas lapangan guna untuk menghindari
lamanya pemadaman dan kecelakaan kerja.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa
keputusannya apapun yang kita rencanakan tidak akan selesai. Penulis berterima kasih kepada
NAMA : SABASTIAN HALOMOAN SIHOMBING NIM :201871124

kampus tersayang Institut Teknologi PLN dimana mau dan bisa mewadahi dan memfasilitasi
kami mahasiswa dan praktikan dalam melakukan percobaan dan praktikum ini. Penulis juga
berterima kasih kepada dosen, abang dan kakak Asisten Laboratorium yang dengan baik, sabar
mau mengajar dan mengarahkan kami sebagai praktikan dalam menyelesaikan praktikum ini
serta pelaksanaan laporan ini. Tidak lupa berterima kasih kepada Teman-teman seperjuangan
sekalian yang terkasih yang selalu memberi support dan mendorong penulis serta meyemangati
penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan
oleh sebab itu penulis memohon koreksi dari pembaca sekalian untuk dapat membuat laporan
dan jurnal dengan lebih baik di kemudian hari. Sekian dari penulis, sekali lagi terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
1. American Standards Association (1949) American Standarrds for Step - Voltage and
Induction -Voltage Regulators - ANSI/IEE-C57.17
2. Arismunandar - A ( 1993 ) Teknik Tenaga Listrik Jilid II. PT. Pradnya Paramita
Jakarta.
3. Gonen Turan ( 1986 ) Electric Power Distribution System Engineering - Mc Graw-
Hill Book Company - New York.
4. Lokay - HE (1965 ) Electricity Utility Engineering Reference Book-Distribution
System - Electric Utility Engineers of the Westinghouse Electric Corporation - East
Pittburgh Pennsylvania.
5. Lokay - HE and D.N Reps ( 1958 ) Distribution System Priman' Feeder

Anda mungkin juga menyukai