TRAINING
PT JAYA CM
A. PENGENALAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
SASARAN PELATIHAN
Peserta Pelatihan diharapkan bisa:
Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan mulai dari
pekerjaan survey, approval dokumen pelaksanaan ke PLN
sampai aplikasi di Lapangan dengan mudah tanpa hambatan
yang berarti.
by. Holil Muhamad
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN
1. Definisi Transmisi
2. Fungsi Transmisi
3. Jenis Transmisi
4. Material dan Peralatan
5. Type Tower Sesuai Besarnya Sudut Jalur Transmisi
6. Type Tower Sesuai Konduktor yang digunakan
7. Ketinggian Tower
8. Penampang Memanjang Ruang Bebas
9. Penampang Melintang Ruang Bebas Dua Sirkuit
10. Penampang Melintang Ruang Bebas Satu Sirkuit
11. Pondasi Tower
12. 12 Tahapan Pekerjaan Jalur Transmisi PLN
13. Gambar Tower, Konduktor dan Perlengkapan
By Holil Muhamad
DAFTAR ISI
B. SURVEY DAN PERENCANAAN
1. Pekerjaan Survey Tophografi
2. Pekerjaan Survey Soil Test (Penyelidikan Tanah)
3. Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait
Pembebasan Lahan
4. Perencanaan Tower Schedule
5. Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
6. Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
7. Perencanaan Foundation Schedule
8. Approval Material ME
9. As‐Built Drawing.
DAFTAR ISI
C. PELAKSANAAN
C1. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pekerjaan Finishing
By Holil Muhamad
1. DEFINISI TRANSMISI
Dalam kontek pembahasan ini, yang dimaksud
transmisi (penyaluran) adalah penyaluran energi listrik
khusus untuk tegangan tinggi dan ekstra tinggi (70 kV,
150kV, 275kV dan 500kV) yang umumnya saat ini
dipakai di Indonesia, terutama untuk jalur transmisi
Pemerintah dalam hal ini Perusahaan Listrik Negara
(PLN).
Dalam satu saluran jalur transmisi bisa terdiri dari:
1 (satu) circuit
2 (dua) circuit dan
4 (empat) circuit
Dimana dalam 1 circuit terdiri dari 3 phase (R S T)
By Holil Muhamad
2. FUNGSI TRANSMISI
Sebagaimana disebutkan dimuka bahwa transmisi tenaga
listrik benfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari
suatu tempat ketempat lainnya, yang meliputi:
Berfungsi menyalurkan energi listrik dari pembangkit
listrik ke gardu induk.
Berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu gardu
induk ke gardu induk lainnya.
Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tower
yang digantung menggunakan isolator dengan sistem
tegangan tinggi.
SKEMATIK PENDISTRIBUSIAN
By Holil Muhamad
3. JENIS TRANSMISI
Berdasarkan tegangan:
SUTUT (Saluran Udara Ultra Tinggi) >750 kV
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 275 –
500 KV
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) 70 – 150 KV
Berdasar media isolasi:
Saluran udara
Saluran kabel (isolasi XLPE “Cross‐Linked Poly
Ethylene” maupun isolasi minyak kertas)
Saluran Gas (GIL “Gas Insulated Line”) menggunakan
SF6 “Sulfur HexaFluoride” sebagai media isolasi
By Holil Muhamad
3. JENIS TRANSMISI
Berdasarkan kepemilikan / investor
Pembangkit dan Jaringan dibangun PLN, dioperasikan
oleh PLN
Pembangkit dibangun serta dikelola oleh Swasta dan
Jaringan dibangun oleh Swasta tetapi dikelola oleh PLN
T/L Keban Agung – Lahat (PT Priamanaya)
Pembangkit dan Jaringan dibangun serta dikelola oleh
Swasta, powernya digunakan sendiri dan dijual untuk
Industri T/L Cikarang Listrindo
Pembangkit dan Jaringan dibangun serta dikelola
oleh Swasta, powernya digunakan sendiri oleh
swasta dan masyarakat sekitarnya T/L PT INCO
Sorowako Sualwesi
By Holil Muhamad
4. MATERIAL & PERALATAN
TOWER
KONDUKTOR
GROUND WIRE
ISOLATOR
TENSION CLAMP
SUSPENSION CLAMP
COMPRESSION JOINT
SPACER
DAMPER
ARMOR ROD
PENTANAHAN TOWER
REPAIR SLEEVE
BOLA PENGAMAN
LAMPU AVIASI
ARCHING HORN
APD
WINCH
STEEL GIN POLE
ALAT STRINGING
NYLON ROPE
DERRICK GUYS
STAKES
SNATCH BLOCK
DLL
5. TYPE TOWER SESUAI BESARNYA
SUDUT JALUR TRANSMISI
Tipe Tower Sudut
AA (suspension) 0° ‐ 3°
BB (tension) 3° ‐ 20°
By Holil Muhamad
6. TYPE TOWER SESUAI KONDUKTOR
YANG DIGUNAKAN
7. KETINGGIAN TOWER
AA6 -3, AA6 +0, AA6 +3, AA6 +6, AA6 +9, AA6 +12, AA6 +15
BB6 -3, BB6 +0, BB6 +3, BB6 +6, BB6 +9, BB6 +12, BB6 +15
CC6 -3, CC6 +0, CC6 +3, CC6 +6, CC6 +9, CC6 +12, CC6 +15
DD6 -3, DD6 +0, DD6 +3, DD6 +6, DD6 +9, DD6 +12, DD6 +15
DDR6 -3, DDR6 +0, DDR6 +3, DDR6 +6, DDR6 +9, DDR6 +12,
EE6 -3, EE6 +0, EE6 +3, EE6 +6, EE6 +9, EE6 +12, EE6 +15
By Holil Muhamad
8. PENAMPANG MEMANJANG RUANG BEBAS
9. PENAMPANG MELINTANG RUANG BEBAS DUA SIRKUIT
10. RUANG BEBAS SUTT 275kV DAN 500kV SATU SIRKUIT
11. PONDASI TOWER
Pondasi tower umumnya menggunakan Pondasi
Telapak yang terpisah antara keempat kakinya dan
biasanya tidak dihubungkan dengan sloop (tie
beam).
Bila tanah keras berada pada lapisan tanah yang
cukup dalam, maka pondasinya bisa
menggunakan bore pile (jarang sekali
menggunakan tidang pancang) atau bisa juga
menggunakan Raft Foundation.
Berbeda dengan tower BTS, sambungan tower ke
pondasi tidak menggunakan angkur tetapi
menggunakan STUB.
By Holil Muhamad
12. TAHAPAN PEKERJAAN T/L PLN
PEKERJAAN SURVEY
PEKERJAAN PERENCANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI
PEMASANGAN TOWER
PEMASANGAN INSTALASI ME
TESTING
ENERGIZING
By Holil Muhamad
13. GAMBAR TOWER, KONDUKTOR
DAN PERLENGKAPANNYA
GAMBAR SINGLE LINE TOWER By Holil Muhamad
ACSR
AAAC
Pemasangan GSW pada tower
GSW
(Galvanized Steel Wire)
Spacer untuk 4 konduktor
Spacer untuk 2 konduktor
Pemasangan grounding tower
BC
(Bare Copper)
A. Engine Winch
INHOUSE TRAINING
PT JAYA CM
B. SURVEY & PERENCANAAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
SASARAN PELATIHAN
Peserta Pelatihan diharapkan bisa:
Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan mulai dari
pekerjaan survey, approval dokumen pelaksanaan ke PLN
sampai aplikasi di Lapangan dengan mudah tanpa hambatan
yang berarti.
by. Holil Muhamad
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN
1. Definisi Transmisi
2. Fungsi Transmisi
3. Jenis Transmisi
4. Material dan Peralatan
5. Type Tower Sesuai Besarnya Sudut Jalur Transmisi
6. Type Tower Sesuai Konduktor yang digunakan
7. Ketinggian Tower
8. Penampang Memanjang Ruang Bebas
9. Penampang Melintang Ruang Bebas Dua Sirkuit
10. Penampang Melintang Ruang Bebas Satu Sirkuit
11. Pondasi Tower
12. Tahapan Pekerjaan Jalur Transmisi PLN
13. Gambar Tower, Konduktor dan Perlengkapan
By Holil Muhamad
DAFTAR ISI
B. SURVEY DAN PERENCANAAN
1. Pekerjaan Survey Tophografi
2. Pekerjaan Survey Soil Test (Penyelidikan Tanah)
3. Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait
Pembebasan Lahan
4. Perencanaan Tower Schedule
5. Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
6. Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
7. Perencanaan Foundation Schedule
8. Approval Material ME
9. As‐Built Drawing.
DAFTAR ISI
C. PELAKSANAAN
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pemasangan Perlengkapan Listrik
6. Pemasangan Konduktor
7. Pekerjaan Stringging
8. Testing & Commissioning
9. Energizing
DAFTAR ISI
C. PELAKSANAAN
C1. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pekerjaan Finishing
By Holil Muhamad
B1. Pekerjaan Survey Tophografi
Survey Tophografi dimaksudkan untuk
mendapatkan Peta Situasi Tanah sepanjang Jalur
Transmisi berupa gambar denah (horizontal
alignment) dan gambar potongan (vertical
alignment)
Gambar potongan terdiri dari longitudinal
section dan cross section
Dari gambar diatas dibuat Tower Schedule (Tabel
type tower)
Pendataan kepemilikan tanah dan data kawasan
berupa tanaman / pohon serta bangunan dll
sepanjang Jalur Transmisi.
By Holil Muhamad
B2. Pekerjaan Survey Soil Test
Pekerjaan Survey Soil Test Jalur Transmisi PLN biasanya
meliputi :
Pekerjaan Test Sondir, dilakukan pada setiap Titik Tower
sampai mencapai tanah keras dengan nilai qc > 150 atau
sampai kedalaman 40 m.
Pekerjaan pengeboran, biasanya dilakukan sebanyak 10%
dari jumlah titik tower dengan prioritas dilaksanakan pada
titik tower tension (tower sudut).
Pengeboran dilakukan sampai mencapai tanah keras dengan
nilai SPT > 60 atau sampai kedalaman 40 m, saat pengeboran
diambil sample dan SPTnya serta diambil data setiap lapisan
tanah untuk dibuatkan boring lognya
Dilakukan Test Laboratorium dari setiap sample tanah (UDS)
By Holil Muhamad
B3. Suvey Jalur & Titik Tower
Pekerjaan Survey Jalur & Titik Tower meliputi:
Pengecekan terhadap semua route SUTT, terutama pada
lokasi tanah yang akan ditempati masing‐masing
pondasi tower.
Inventarisasi pohon/ tanaman/ bangunan yang akan
ditempati tapak tower, di sekeliling tapak tower jalan
masuk menuju tapak tower dan sepanjang Koridor Jalur
Transmisi
Persiapan administrasi (terutama non teknis) yang
terkait dengan masyarakat sekitarnya.
Pemilihan Lokasi Direksi Keet dan gudang lapangan,
jalan akses untuk mobilisasi peralatan kerja dan
mobilisasi material.
By Holil Muhamad
B4. PERENCANAAN TOWER SCHEDULE
SURVEY 1. PETA TOPOGRAFI
TOPOGRAFI 2. LONG PROFIL
3. CROSS SECTION
NO
1. CEK LAHAN 1. DESIGN JALUR
2. CEK SAGING & 2. DESIGN TYPE &
CLEARANCE
YES TINGGI TOWER
TOWER
SCHEDULE
FINISH
TOWER SCHEDULE
By Holil Muhamad
B5. Pengajuan Design Tower
Pengajuan Design Tower ada dua pilihan
yaitu :
1. Menggunakan design tower existing
2. Menggunakan design tower baru
By Holil Muhamad
B5.1. Menggunakan Design Tower Existing
GAMBAR 1. CEK MATERIAL
REFERENSI 2. DESIGN
3. SHOP DRAWING
NO
PENGAJUAN
APPROVAL KE PLN
YES
FABRIKASI SAMPLE MASS
TOWER & TRIAL PRODUCTION
ASSEMBLY
B5.2. Menggunakan Design Tower Baru
NO
SINGLE LINE & PENGAJUAN
CLEARANCE APPROVAL KE PLN
DIAGRAM
YES
NO
PENGAJUAN 1. CEK MATERIAL
YES NO 2. DESIGN
APPROVAL KE PLN
3. SHOP DRAWING
YES NO
SPESIFIKASI TEKNIS SUPPORT
(TPG) REACTION & TYPE
TOWER
NO YES
PENGAJUAN 1. DESIGN
APPROVAL KE PLN 2. SHOP DRAWING
YES
FINISH
6.1 PEMBAGIAN KELAS PONDASI
Pemilihan Kelas Pondasi ditentukan oleh :
Daya Dukung Tanah & Kedalamannya
Permukaan Air Tanah
Sudut Geser (Frustrum Angle)
KELAS
1 2 3 4 5 6 7
PONDASI
Raft
Concrete Concrete Concrete Block or Concrete
TYPE Enlarge Pile
Pad & Pad & Pad & Anchor Pad &
PONDASI Pad & Foundation
Chimney Chimney Chimney Foundation Chimney
Chimney
DAYA
0.7 > σ ≥ qc > 60
DUKUNG 5 > σ ≥ 2.5 2.5 > σ ≥ 1.2 1.2 > σ ≥ 0.7 σ>5 5 > σ ≥ 0.5
0.5 Fr > 100
TANAH
FRUSTRUM
20o 15o 10o - 0o 0o 0o
ANGLE
7. FOUNDATION SCHEDULE
SOIL TEST
1. SONDIR
2. BORING
DAYA DUKUNG SETIAP SITE
1. qc & kedalamannya
2. Muka aair tanah
Approved FOUNDATION
Kelas Pondasi SCHEDULE
Approved NO
Tower Schedule
YES PENGAJUAN
FINISH APPROVAL KE PLN
7. Foundation Schedule
By Holil Muhamad
KETENTUAN – KETENTUAN DESIGN
(Sesuai Draft SPLN TX.XXX‐X: 2009)
STANDAR SPLN TX.XXX-X: 2009
Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. . K/DIR/2009
KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI
DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI
DENGAN TOWER RANGKA BAJA
(LATTICED STEEL TOWER)
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M‐I/135 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN 12160
TYPE TOWER 70kV
Luas
Type Sudut Jumlah Max Working
NO Alumunium
Tower Belok Jalur Konduktor Tension (kg)
(mm2)
Luas
Sudut Belok Jumlah Max Working
NO Alumunium
Jalur Konduktor Tension (kg)
(mm2)
1 AAE 0° - 5° 2 3400 428.9
2 BBE 0° - 10° 2 3400 428.9
3 CCE 10° - 30° 2 3400 428.9
4 DDE 30° - 60° 2 3400 428.9
5 EEE 60° - 90° 2 3400 428.9
Terminal Tower
6 FFE tension 45° 2 3400 428.9
entry
TYPE TOWER 500kV
Max Luas
Sudut Belok Jumlah
NO Working Alumuniu
Jalur Konduktor
Tension (kg) m (mm2)
4 2700 282
1 AAE 0° - 5°
4 3300 337.8
4 2700 282
2 BBE 0° - 10°
4 3300 337.8
4 2700 282
3 CCE 10° - 30°
4 3300 337.8
4 2700 282
4 DDE 30° - 60°
4 3300 337.8
4 2700 282
5 EEE 60° - 90°
4 3300 337.8
Terminal 4 2700 282
6 FFE Tower tension 4 3300 337.8
45° entry
JARAK BEBAS MIN SUTT 70kV & 150kV
Jarak bebas min (m)
No. Uraian
70 kV 150 kV
1 Lapangan terbuka 6,5 7,5
2 Lalu lintas jalan/jalan raya 8,0 9,0
SUTT, SUTM, SUTR, saluran telepon, antene
3 3,0 4,0
radio, TV dan kereta gantung
4 Di atas bangunan tanpa atap tahan api 12,5 13,5
5 Di atas bangunan dengan atap tahan api 3,5 4,5
6 Pepohonan, hutan, perkebunan 3,5 4,5
7 Lapangan olah raga 12,5 13,5
8 Rel KA biasa. 8,0 9,0
Jembatan besi, rangka besi penahan
9 3,0 4,0
penghantar, kereta rel listrik
Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air
10 3,0 4,0
pasang tertinggi pada lalu lintas air.
BEBAN / TEKANAN ANGIN
SUTT 70 kV dan 150 kV
Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5
Steel tower 120 kg/m2
kali bidang permukaan tower.
Konduktor 40 kg/m2
Insulator 60 kg/m2
SUTET 275 kV
Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5
Steel tower 235 kg/m2
kali bidang permukaan tower.
Konduktor 106 kg/m2
Insulator 143 kg/m2
SUTET 500 kV
Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5
Steel tower 403 kg/m2
kali bidang permukaan tower.
Konduktor :112 kg/m2
Insulator : 63 kg/m2
JARAK ANTAR TOWER
Rentang
Rentang Berat (m) Rentang Angin (m)
No Tower Dasar
(m) Normal Broken Normal Broken
C. PELAKSANAAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
SASARAN PELATIHAN
Peserta Pelatihan diharapkan bisa:
Mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan mulai dari
pekerjaan survey, approval dokumen pelaksanaan ke PLN
sampai aplikasi di Lapangan dengan mudah tanpa hambatan
yang berarti.
by. Holil Muhamad
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN
1. Definisi Transmisi
2. Fungsi Transmisi
3. Jenis Transmisi
4. Material dan Peralatan
5. Type Tower Sesuai Besarnya Sudut Jalur Transmisi
6. Type Tower Sesuai Konduktor yang digunakan
7. Ketinggian Tower
8. Penampang Memanjang Ruang Bebas
9. Penampang Melintang Ruang Bebas Dua Sirkuit
10. Penampang Melintang Ruang Bebas Satu Sirkuit
11. Pondasi Tower
12. 12 Tahapan Pekerjaan Jalur Transmisi PLN
13. Gambar Tower, Konduktor dan Perlengkapan
By Holil Muhamad
DAFTAR ISI
B. SURVEY DAN PERENCANAAN
1. Pekerjaan Survey Tophografi
2. Pekerjaan Survey Soil Test (Penyelidikan Tanah)
3. Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait
Pembebasan Lahan
4. Perencanaan Tower Schedule
5. Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
6. Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
7. Perencanaan Foundation Schedule
8. Approval Material ME
9. As‐Built Drawing.
DAFTAR ISI
C. PELAKSANAAN
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pemasangan Perlengkapan Listrik
6. Pemasangan Konduktor
7. Pekerjaan Stringging
8. Testing & Commissioning
9. Energizing
DAFTAR ISI
C. PELAKSANAAN
C1. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pekerjaan Finishing
By Holil Muhamad
1.1. Pekerjaan Persiapan
Pengecekan terhadap semua route SUTT, terutama pada lokasi tanah
yang akan ditempati masing‐masing pondasi tower.
Inventarisasi pohon/ tanaman/ bangunan yang akan ditempati tapak
tower, di sekeliling tapak tower jalan masuk menuju tapak tower serta
jalur yang akan dilewati kabel transmisi.
Persiapan administrasi (teknis dan non teknis)
Pembuatan Direksi Keet dan gudang lapangan, mobilisasi peralatan
kerja dan mobilisasi material.
Menyiapkan crew tenaga kerja:
Sub Bidang Non‐Teknik (Management Material/ Logistic, Admin, dll)
Sub Bidang Pekerjaan Sipil (Tenaga Ahli/ Engineer & Workers)
Sub Bidang Pekerjaan Erection (Erectors)
Sub Bidang Elektrikal (sesuai dengan Scope Pekerjaan dalam Kontrak
Kerja)
By Holil Muhamad
1.2. Setting Out /Pematokan
menentukan letak pondasi pada
masing‐masing kaki pondasi.
Harus diyakini bahwa posisi
patok yang menandai tempat
tower tidak bergeser (tidak
digeser) dari tempat yang telah
ditentukan.
Jika patok tanda letak tower
bergeser, secara teknis akan
timbul masalah, misalnya:
seharusnya tower suspension
yang berubah posisi menjadi
tension.
By Holil Muhamad
1.3. Pemasangan Bow Plank
Pemasangan Bow Plank adalah untuk menentukan letak (posisi)
masing‐masing kaki tower.
Pemasangan Bow Plank menggunakan kayu papan yang
mengelilingi letak pondasi tower dan berbentuk bujur sangkar.
Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada
titik pertemuan tarikan benang tersebut diketahui sebagai letak
titik tengah (As) masing‐masing kaki tower.
Berdasarkan pengalaman di lapangan dan kebiasaan para
pekerajaan lapangan, pada umumnya papan‐papan untuk Bow
Plank tidak dipasang, karena Bow Plank justru akan bergeser jika
terkena tanah galian.
Titik As kaki tower diukur dan ditentukan setelah pekerjaan
galian tanah selesai.
By Holil Muhamad
1.4. Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah dilakukan
setelah Bow Plank
terpasang, sehingga
posisi tanah yang akan
digali jelas dan tidak
terjadi kesalahan galian
tanah.
Untuk type pondasi bore
pile, pekerjaan galian
tanah dilakukan setelah
bore pile selesai Galian Tanah pada Pondasi Tipe Normal
dikerjakan.
By Holil Muhamad
1.5. Pekerjaan Lantai Kerja
Sebelum pemasangan lantai kerja, tanah
dasar dicek elevasinya kemudian dipadatkan
Pasang lapisan pasir urug dengan ketebalan
sesuai shop drawing yang sudah disetujui.
Kemudian cor lantai kerja dengan beton
sesuai spesifikasi (biasanya dengan campuran
1 PC : 3 Pasir : 5 Split).
Setelah lantai kerja cukup keras untuk
diinjak, kemudian dilakukan penentuan /
pengukuran titik posisi STUB pada setiap kaki
tower serta dicek kembali elevasinya.
By Holil Muhamad
1.6. Setting STUB dan Grounding
Urutan pelaksanaan setting Stub
Tentukan (marking) posisi titik stubnya dengan alat ukur
theodolite dengan koordinat dan elevasi sesuai shop drawing.
Letakan ujung bawah stub pada titik tersebut, pada bagian atas
stub dipasang alat untuk mengatur kemiringan stub (dalam dua
arah).
Setelah stub (kaki) tower dipasang dengan baik dengan posisi dan
kemiringan sesuai shop drawing, maka alat pengatur kemiringan
stub dikunci.
Sebelum pekerjaan pembesian, terlebih dahulu dipasang
Grounding.
Pada saat melakukan pemasangan pembesian harus dilaksanakan
dengan hati‐hati, jangan sampai merubah setting stub (posisi,
elevasi dan kemiringannya).
Setelah pemasangan pembesian selesai, dilanjutkan pemasangan
bekisting.
By Holil Muhamad
1.7. Pengecoran Pondasi
Pengecoran pada masing‐masing kaki tower
dilakukan secara terus menerus dan tuntas, tidak
boleh ada tenggang waktu terlalu lama.
Jika dalam satu kaki tower di cor beberapa kali
dalam beberapa hari, dikhawatirkan senyawa
pada sambungan cor menjadi kurang baik.
Pada umumnya digunakan mutu beton K225 (site
mix) mengingat lokasinya sulit dicapai dengan
truck beton ready mix .
Agar selalu dikontrol posisi stub jangan sampai
berubah.
Setelah beton cukup umurnya, dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan tower.
By Holil Muhamad
1.8. Pembongkaran Begisting & Urugan
Pembongkaran begisting dilakukan apabila
umur beton telah mencukupi (beberapa hari
setelah pelaksanaan cor pondasi).
Setelah begisting dibongkar, dilanjutkan
dengan melakukan pengurugan kembali tanah.
Pada saat melakukan pengurugan kembali,
tidak boleh sekaligus, tetapi harus dilakukan
secara bertahap / berlapis, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat tanah (Stamper), dilanjutkan untuk
lapisan urugan selanjutnya, sampai dengan
elevasi rencana.
By Holil Muhamad
1.9. Pemasangan Tower
Erection / Pemasangan Tower dilaksanakan setelah
pondasi tower cukup umur.
Biasanya jika pengecoran dalam keadaan normal
(tidak menggunakan campuran Addittive/ untuk
mempercepat pengerasan beton), pekerjaan erection
baru dilaksanakan setelah umur pondasi mencapai 28
(dua puluh delapan) hari sejak pengecoran selesai.
Peralatan untuk Pemasangan Tower
Hand / machine whinch
Steel Gin Pole
Tali / tambang
Takel / katrol
dll
By Holil Muhamad
1.9. Pemasangan Tower
Urutan pelaksanaan pemasangan tower :
Lakukan pengecekan kembali posisi bagian atas Stub.
Pasang kaki tower yang paling bawah
disambungkan pada Stub yang sudah terpasang
Pasang batang utama horizontal dan diagonal tower.
Pasang batang sekunder diagonal arah horizontal
(sebagai pengunci / bracing)
Pasang batang sekunder arah vertikal.
Demikian seterusnya sampai keatas selesai.
Cek vertikality tower kemudian baut dikencangkan
dengan alat torsi.
Pasang accessories tower
By Holil Muhamad
1.9. Pemasangan Tower
By Holil Muhamad
1.10. Finishing & Pek Lainnya
Yang termasuk finishing, meliputi pekerjaan:
Perataan tanah sesuai denggan luas tanah yang
dimiliki PLN pada tapak tower.
Pengerasan bolt & nut tower. Bila perlu sampai satu
atau dua tingkat (seksi stub), bolt & nut dimatikan (di
las) atau dipasang baut anti thief, terutama didaerah
yang rawan pencurian.
Pemasangan Danger Plate dan Number Plate.
Pemasangan Penghalang Panjat Tower.
Pemasangan patok batas tanah milik PLN.
Penyempurnaan pedestal (plesteran pondasi kaki
tower).
By Holil Muhamad
C2. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan Elektrikal Meliputi al :
Pekerjaan Persiapan
Pemasangan Isolator dan Accessoriesnya
Pemasangan Kabel (konductor) dan Kabel
Tanah (GSW / OPGW) serta Accessories
Pekerjaan Saging
Testing & Commissioning
Energizing
By Holil Muhamad
C2.1. Pekerjaan Persiapan
Kegiatan Persiapan meliputi al :
1. Persiapan Administrasi
2. Mempelajari Dokumen Pelaksanaan
3. Survey Akses ke Lokasi Pekerjaan dan
Pemeriksaan / Inspeksi Titik Tower dan Koridor
Jalur Ruang Bebas Transmisi
4. Menyiapkan Schedule Peralatan
5. Menyiapkan Schedule Man Power
6. Menyiapkan Schedule Pelaksanaan Pekerjaan
Elektrikal
By Holil Muhamad
C2.1.1. Persiapan Administrasi
By Holil Muhamad
C2.1.2. Dokumen Pelaksanaan
Dokumen Pelaksanaan yang harus dipelajari dan difahami
meliputi dokumen elektrikal dan dokumen / gambar sipil yang
berhubungan dengan Long Profile al :
1. Gambar Long Profile yang sudah lengkap dengan gambar
saging dan tower schedulenya.
2. Besarnya nilai Maximum Working Tesnion (MWT) yang
diijinkan karena akan sangat berpengaruh terhadap
maksimum jarak titik Alat Stringing.
3. Gambar Pekerjaan Elektrikal.
4. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Elektrikal.
5. Dll
By Holil Muhamad
C2.1.3. Survey Akses dan Lokasi Pekerjaan
1. Situasi tanah route koridor jalur transmisi (ROW) dan ruang
bebas
2. Jenis keadaan tanaman / timbunan disepanjang jalur bebas
(koridor), jika perlu dilakukan pekerjaan Bush Clearing
(pembersihan semak‐semak) dan pemotongan pohon‐pohon
agar jalurnya bebas
3. Keberadaan jenis – jenis instalasi lain yang berdekatan
dengan rencana saluran / jaringan.
4. Lokasi guna penempatan drumstand, serta jalan yang
tersedia untuk pelaksanaan penarikan.
5. Lokasi untuk penempatan base camp sementara (flying
camp)
By Holil Muhamad
C2.1.4. Peralatan
Gambar Kerja Joint Connector
Hydrostatic Driver Puller Pilot Wire
Brake Conductor Wire Rope
Hydraulic Drum Stand (Tensionir) Joint Protector
Running Out Block Small Winch
Chain Hoist Levelling
Come Along Roll
Torque Wrench Ladder
Hydraulic Cable Cutter Swivel
By Holil Muhamad
C2.1.4. Schedule Man Power
Jumlah Tenaga Kerja agar diperhitungkan terhadap :
Waktu yang tersedia untuk Pekerjaan Elektrikal dengan
mengikuti tahapan dan jumlah team serta schedule
pekerjaan sipil.
Kondisi kesulitan medan / lapangan termasuk kesulitan
jalan access menuju lokasi pekerjaan.
Jarak / panjang jalur yang akan dikerjakan dalam satu
section penarikan kabel.
By Holil Muhamad
C2.1.5. Schedule Pelaksanaan Pek Elektrikal
Schedule Pelaksanaan Pekerjaan Elektrikal agar
memperhatikan dan mengikuti :
Jumlah section (ruas) penarikan yang paling optimum dan
efisien sesuai jumlah dan kapasitas peralatan serta man
power yang tersedia.
Tahapan dan jumlah team serta schedule pekerjaan sipil.
Kondisi kesulitan medan / lapangan termasuk kesulitan
jalan access menuju lokasi pekerjaan.
Jarak / panjang jalur yang akan dikerjakan dalam satu
section penarikan kabel.
By Holil Muhamad
C2.2. Pemasangan Isolator & Accessories
Tahapan Pemasangan Isolator :
1. Periksa kondisi dudukan tempat menggantungkan
isolator
2. Menyiapkan material Isolator dan accessoriesnya
serta dicek / dipastikan material yang tersedia
sudah sesuai dengan dokumen yang telah
disetujui.
3. Pasang isolator dan accessoriesnya sesuai shop
drawing yang sudah disetujui.
By Holil Muhamad
C2.3. Pemasangan Kabel & Accessories
Tahapan Pemasangan Kabel :
Pasang kawat penahan (tarikan) semetara pada tower
tertentu dan diikat pada angkur atau pohon /
bangunan yang ada.
Pasang Hydrostatic Driver Puller dan Hydraulic Drum
Stand (Tensionir) pada ke dua ujung section / ruas
tarikan sesuai gambar rencana.
Periksa kondisi isolator sudah terpasang sesuai
dengan shop drawing.
Pasang roll disamping isolator pada setiap cross arm
tower yang akan dipasang kabel.
Laying out yaitu penggelaran dan peletakan konduktor
pada running block / roll, dilakukan secara manual
atau dengan mesin.
By Holil Muhamad
C2.4. Pekerjaan Saging
Tahapan Pekerjaan Saging:
Cek kondisi kawat penahan (tarikan) semetara dan
tower tertentu (tower sudut)
Tarik konduktor dengan gaya maksimum sesuai MWT
design sedemikian rupa sehingga nilai andongan
(saging) konduktor sesuai dengan gambar rencana .
Untuk mengatur /mengecek sagging bisa digunakan
alat ukur theodolit.
Clamping yaitu pelepasan roll pada tower suspension
dan konduktor diletakan pada suspension clamp
(konduktor bisa mulur / begerak secara bebas).
Jumpering yaitu pemasangan jumper pada tower
tension setelah konduktor diclemp pada tension
clamp (tower tension)
By Holil Muhamad
C2.5. Testing & Commissioning
Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan
dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.
Sebelum dan pada saat akan dioperasikan harus diyakini terlebih
dahulu bahwa instalasi listrik tersebut benar‐benar aman untuk
dioperasikan.
Instalasi listrik harus memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku, harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian atau commisoning
test.
Pemeriksaan/ Inspeksi merupakan bagian dari Testing & Commisioning,
yaitu dengan cara melihat langsung terhadap peralatan/ material
maupun konstruksi instalasi listrik yang telah terpasang secara kasat
mata dan atau melalui bantuan alat tertentu, misal teropong, tetapi
tidak menggunakan bantuan alat uji/alat ukur.
By Holil Muhamad
C2.5.1. Pemeriksaan / Inspeksi
Ada beberapa jenis pemeriksaan, yaitu:
1. Pemeriksaan sifat tampak (visual check), meliputi:
Pemeriksaan item per item alat/ barang/material yang telah
terpasang, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
alat/barang/material yang dipasang telah sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak.
Melihat apakah perlengkapan yang dipasang dalam kondisi baik,
secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat phisik, tidak rusak, dan
lain‐lain.
2. Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi.
Pemeriksaan rangkaian alat/barang/material yang telah terpasang,
tujuannya adalah mengetahui alat/ barang/material yang dipasang,
apakah telah sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan
yang berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN, dll).
By Holil Muhamad
C2.5.1. Pemeriksaan / Inspeksi
3. Pengecekan Baut
Pengencangan baut‐baut tower dengan memakai kunci moment
dengan ukuran kekencangan sesuai standar yang sudah
ditetapkan.
4. Pengujian tahanan tanah,
Dimana nilai tahanan tanah maksimal yang ditetapkan adalah 5Ω.
Pengujian tegangan tembus dari konduktor menggunakan megger:
Phase to Phase
Phase to Ground
5. Tes OPGW (Optical Ground Wire)
Menggunakan Alat OTDR (Optical Time Domain Reflectometer).
6. Tes intertrip.
By Holil Muhamad
GAMBAR PERALATAN
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
By Holil Muhamad
PENARIKAN KONDUCTOR
GAMBAR STRINGING & SAGING
[Connection for 1st drum]
Swievel
Swievel
Cable
2nd Drum
[Connection for end of 2nd drum]
Sock Joints
Swievel
By Holil Muhamad
[Connection for 1st drum] PENARIKAN GSW / OPGW
Anti Twist Wire
Counter weight
Swievel
Armor grip
for OPGW Anti Twist Wire
OPGW
Counter weight
Armor grip
Armor grip
for OPGW
for OPGW
OPGW
2nd Drum
OPGW
[Connection for end of 2nd drum] 2nd Drum
Connector
By Holil Muhamad
1 3
2 4
By Holil Muhamad
By Holil Muhamad
WIRE ROPE
By Holil Muhamad
DRUM HYDRAULIC STAN / TENSIONER
By Holil Muhamad
ENGINE WINCH
A. Engine Winch
B. Reel Winder
By Holil Muhamad
Joint Connector
By Holil Muhamad
Hydrostatic Drive Puller
By Holil Muhamad
Running Out Block
By Holil Muhamad
Chain Hoist
By Holil Muhamad
Come Along
By Holil Muhamad
Torque Wrench
By Holil Muhamad
Manual Cable Cutter
By Holil Muhamad
Pilot Wire
By Holil Muhamad
Levelling Saging
By Holil Muhamad
Ladder
By Holil Muhamad
Swivel
By Holil Muhamad
Roller
By Holil Muhamad
SNI 04-6918-2002
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .....................................................................................................................................ii
Prakata .....................................................................................................................................ii
1 Ruang Iingkup................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif.................................................................................................................. 1
3 Istilah dan definisi ............................................................................................................. 2
3.1 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).......................................................................... 2
3.2 Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ............................................................ 2
3.3 jarak bebas minimum vertikal dari konduktor ................................................................... 2
3.4 jarak bebas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang.................................. 2
3.5 ruang bebas...................................................................................................................... 2
3.6 lapangan terbuka atau daerah terbuka............................................................................. 2
3.7 daerah dengan keadaan tertentu...................................................................................... 2
3.8 lapangan umum ................................................................................................................ 3
3.9 bangunan.......................................................................................................................... 3
3.10 permukaan bumi .............................................................................................................. 3
3.11 tanaman/ tumbuhan......................................................................................................... 3
3.12 sirkit tunggal..................................................................................................................... 3
3.13 sirkit ganda ...................................................................................................................... 3
3.14 konfigurasi konduktor....................................................................................................... 3
3.15 jarak gawang dasar ......................................................................................................... 3
4 Persyaratan umum ........................................................................................................... 3
4.1 Dasar penetapan ruang babas ......................................................................................... 3
4.2 Dasar penetapan jarak bebas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT ................... 4
4.3 Dasar penetapan Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTET ................ 4
4.4 Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT dan SUTET ........................... 5
4.5 Jarak babas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang pada SUTT dan
SUTET ..................................................................................................................................... 5
4.6 Ruang babas pada SUTT dan SUTET ............................................................................. 5
5 Persyaratan khusus .......................................................................................................... 5
i
SNI 04-6918-2002
Prakata
Standar Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) ini merupakan revisi khusus
dari SNI 225-1987, Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987), Pasal 760,
Pemasangan Penghantar Udara di Luar Bangunan. Huruf : Jarak antara Penghantar Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan bumi dan dengan benda lain.
Panitia Teknik Standar Ruang Bebas Saluran UdaraTegangan Tinggi dan Saluran Udara
Ekstra Tinggi merumuskan Standar ini mengacir pada beberapa dokumen standar dan
dokumen pembanding.
Standar ini disiapkan oleh Panitia Teknik Standar Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan
Tinggi dan Saluran Udara Ekstra Tinggi yang dibentuk dengan Keputusan Direktur Jenderal
Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor : 42-12/40/600.3/2001 tanggal 2 Juli 2001.
Standar Nasional Indonesia (SNI) ini telah dibahas dalam Forum Konsensus ke XVII SNI
bidang Rekayasa Elektrotenika pada tanggal 23 Oktober 2001 dan akan diberlakukan
sebagai SNI wajib. Selanjutnya, berdasarkan keputusan Forum Konsensus XVII, masalah
pencantuman "Klasifikasi bangunan tidak tahan api dan jarak minimum pompa bensin"
sesuai dengan keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 01.P/47/MPE/1992,
perlu dibahas oleh panitia teknik bersama dengan PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis-
Pusat Pengendalian dan Pengaturan Beban. Untuk maksud tersebut telah dilakukan rapat di
Bandung tanggal 12 sampai dengan 14 Nopember 2001 dilanjutkan pada rapat tanggal 12
Desember 2001 di Kantor Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi – Jakarta,
ditetapkan bahwa hal tersebut tidak termasuk dalam ruang Iingkup standar ini.
Dalam penyusunan standar ini dokumen pembanding yang dipakai sebagai berikut :
K. Nakajima, Design manual of overhead transmission lines, Nippon Koei Co. Ltd., 1987.
The New Japan Engineering Consultants Inc., East Java Transmission Lines And Substation
Project, Text for intensive lecture on transmission lines (overhead lines), 1989. Merz and
McLellan Ltd., PT Encona Engineering Inc., Java 504 kV Transmission System •-Engineering
Report, 1980.
Merz and McLellan Ltd., Lahmeyer International GmbH, PT Connusa Energindo, Engineering
Services 275 kV Power Transmission Line Lubuk Linggau - Bukit Asam Asian Development
Bank Power XXlll, Volume I, benign Report, 1995.
EPPI, Transmission Line Reference Book, 345 kV and above, Second edition, Revised,
1987.
ii
SNI 04-6918-2002
Semoga SNI ini bermanfaat bagi kita, terutama dalam menunjang pembangunan nasional
untuk kesejahteraan masyarakat.
iii
SNI 04-6918-2002
1 Ruang Iingkup
Standar ini berlaku sebagai pedoman untuk menetapkan ruang batas dan jarak bebas
minimum pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET).
Standar ini berlaku untuk SUTT dengan tegangan nominal 66 kV dan 150 kV serta SUTET
dengan tegangan nominal 275 kV dan 500 kV di Indonesia, balk dengan menggunakan
menara baja maupun tiang baja/beton.
2 Acuan normatif
Standar ini menggunakan dokumen acuan dan dokumen pembanding sebagai berikut :
1 dari 15
SNI 04-6918-2002
Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini sebagai berikut:
3.1
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di udara bertegangan
nominal di atas 35 kV sampai dengan 230 kV
3.2
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di udara bertegangan
nominal di atas 230 kV atau mempunyai tegangan tertinggi untuk perlengkapan di atas 245
kV.
3.3
jarak bebas minimum vertikal dari konduktor
jarak terpendek secara vertikal antara konduktor SUTT atau SUTET dengan permukaan
bumi atau benda di atas permukaan bumi yang tidak boleh kurang dari jarak yang telah
ditetapkan demi keselamatan manusia, makhluk hidup dan benda lainnya serta keamanan
Operasi SUTT dan SUTET
3.4
jarak bebas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang
jarak terpendek secara horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang ke bidang vertikal ruang
bebas; bidang vertikal tersebut sejajar dengan sumbu vertikal menara/tiang dan konduktor
3.5
ruang bebas
ruang yang dibatasi oleh bidang vertikal dan horizontal di sekeliling dan di sepanjang
konduktor SUTT atau SUTET di mana tidak boleh ada benda di dalamnya demi keselamatan
manusia, makhluk hidup dan benda lainnya serta keamanan operasi SUTT dan SUTET
3.6
Iapangan terbuka atau daerah terbuka
kawasan di mana:
- tidak terdapat tanaman/tumbuhan dan benda lainnya, atau
- terdapat tanaman/tumbuhan dan benda lainnya yang tingginya tidak melebihi 4 (empat)
meter.
3.7
daerah dengan keadaan tertentu
kawasan yang sacara permanen atau sementara dipergunakan untuk sarana pelayanan
umum maupun khusus yang memerlukan ruang dengan tinggi di atas permukaan bumi lebih
dari 4 (empat) meter antara lain: daerah perumahan, daerah industri/pabrik, daerah
pertokoan, pasar, terminal bus/angkutan umum, perkantoran, gudang, lapangan umum,
tanaman/tumbuhan, hutan, perkebunan, lalu-lintas jalan/jalan raya, rel kereta biasa,
konduktor kereta listrik, Ialu-lintas air, instalasi lain seperti jembatan besi, rangka besi
penahan, saluran udara tegangan rendah (SUTR), saluran udara tegangan menengah
(SUTM), SUTT, SUTET, saluran udara telekomunikasi, antena radio, antena televisi
2 dari 15
SNI 04-6918-2002
3.8
lapangan umum
kawasan terbuka yang sewaktu-waktu digunakan untuk kegiatan dengan menggunakan
benda setinggi antara 4 (empat) meter sampai dengan 8 (delapan) meter
3.9
bangunan
semua Janis bangunan dengan tinggi lebih dari 4 (empat) meter
3.10
permukaan bumi
permukaan tertinggi dari bumi itu sendiri, permukaan re! kereta api, permukaan jalan dan
permukaan air tertinggi pada saal pasang atau banjir, yang dipergunakan sebagai patokan
untuk menetapkan jarak bebas minimum
3.11
tanaman/ tumbuhan
semua jenis tumbuhan dengan tinggi Iebih dari 4 (ernpat) meter
3.12
sirkit tunggal
sirkit yang mempunyai sistem fase tiga dengan tiga buah konduktor atau tiga buah bundel
konduktor fase, konfigurasi horizontal
3.13
sirkit ganda
sirkit yang mempunyai dua sistem fase tiga, yang masing-masing sirkit terdiri atas tiga buah
konduktor atau tiga buah bundel konduktor fase, konfigurasi vertikal
3.14
konfigurasi konduktor
bentuk susunan konduktor fase, yaitu posisi tegak (vertikal) atau mendatar (horizontal)
3.15
jarak gawang dasar
jarak horizontal antar dua menara atau tiang dengan persyaratan desain tertentu yang
menghasilkan biaya konstruksi saluran (SUTT atau SUTET) yang paling ekonomis.
4 Persyaratan umum
3 dari 15
SNI 04-6918-2002
Lendutan (sag) konduktor antara dua menara/tiang ditentukan oleh berat konduktor, jarak
gawang (span) dari kuat tarik konduktor. Untuk menghitung lendutan digunakan rumus :
dengan:
D= lendutan (m)
W= berat konduktor per satuan panjang (kg/m)
S= jarak gawang (m)
T= kuat tarik konduktor pada suhu 80°C (kg)
4.2 Dasar penetapan jarak bebas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT
Jarak bebas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT ditetapkan dengan
mempertimbangkan :
a. lendutan konduktor didasarkan pada suhu konduktor maksirnum (80°C untuk ACSR -
konduktor alumunium berpenguat baja); Lendutan konduktor antara dua menara/tiang
ditentukan sesuai butir 4.1e.
b. konduktor dengan jenis sesuai IEC 1089: A1/S2A atau A1/S2B (ACSR), atau A1/SA1A
(ACSR/AS) berukuran 125 mm2 — 26/7 sampai dengan 450 mm2 -54/7;
c. lendutan maksimum diukur pada tengah gawang;
d. jarak gawang dasar SUTT 66 kV menara baja: 300 m;
e. jarak gawang dasar SUTT 66 kV tiang baja: 160 m;
f. jarak gawang dasar SUTT 66 kV tiang baton: 60 m;
g. jarak gawang dasar SUTT 150 kV menara baja: 350 m;
h. jarak gawang dasar SUTT 150 kV tiang baja: 200 m;
i. jarak gawang dasar SUTT 150 kV tiang baton: 80 m.
4.3 Dasar penetapan Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTET
Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTET ditetapkan dengan
mempertimbangkan :
a. persyaratan keselamatan dari medan Iistrik dan medan magnet yang ditetapkan oleh
IRPA/ INIRC, (lihat Tabel 3);
b. obyek berjarak 1 m di atas bumi (untuk jarak bebas minimurn vertikal ke bumi);
c. SUTET 275 kV sirkit ganda menggunakan bundel konduktor: 2 x A1/S2A atau
2 x A1/S2B (ACSR), atau 2 x A1/SA1A (ACSR/AS) berukuran 250 mm2 - 26/7 sampai
dengan 450 mm2 - 54/7 dengan spasi 40 cm;
4 dari 15
SNI 04-6918-2002
d. SUTET 500 kV sirkit tunggal dan ganda menggunakan bundel konduktor: 4 x A1/S2A
atau 4 x A1/S2B (ACSR), atau 4 x A1/SA1A (ACSR/AS) berukuran 250 mm2 - 26/7
sampai dengan 450 mm2 - 54/7 dengan spasi 45 cm;
e. jarak gawang dasar SUTET 275 kV: 400 m, jarak gawang dasar SUTET 500 kV: 450 m;
f. susunan fase secara vertikal untuk sirkit ganda pada SUTET 275 kV dan 500 kV;
g. jarak antar sirkit pada SUTET 275 kV sirkit ganda: 11,6 m;
h. jarak antar sirkit pada SUTET 500 kV sirkit ganda: 14,6 m;
i. jarak antar fase pada SUTET 500 kV sirkit tunggal: 12 m.
4.4 Jarak babas minimum vertikal dari konduktor pada SUTT dan SUTET
Jarak bebas minimurn vertikal dari konduktor pada SUTT dan SUTET dapat dilihat pada
Tabel 4.
4.5 Jarak babas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang pada SUTT
dan SUTET
Jarak babas minimum horizontal dari sumbu vertikal menara/tiang pada SUTT dan SUTET
dapat dilihat pada Tabel 5.
5 Persyaratan khusus
5 dari 15
SNI 04-6918-2002
6 dari 15
SNI 04-6918-2002
7 dari 15
SNI 04-6918-2002
8 dari 15
SNI 04-6918-2002
9 dari 15
SNI 04-6918-2002
10 dari 15
SNI 04-6918-2002
11 dari 15
SNI 04-6918-2002
12 dari 15
SNI 04-6918-2002
13 dari 15
SNI 04-6918-2002
14 dari 15
SNI 04-6918-2002
15 dari 15
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
INDUSTR
RI
PUSAT BESAR
PEMBANGKIT SALURAN
TENAGA TRANSMISI GARDU
LISTRIK TT INDUK
JARINGAN TRAFO
INDUSTR TEGANGAN
I DISTRIBU
MENENGAH 20 KV SI
SEDANG
PJ
U
INDUSTRI KECIL
JARINGAN
TEGANGAN
MALL RUMAH RENDAH 220 V
TANGGA
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTETI) adalah sarana di udara untuk menyalurkan tenaga listrik
SUTT / SUTET I 1
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Contoh Kabel Tanah isolasi minyak kertas (Oil Filled Cable paper insulation)
150 kV Sukolilo – Ngagel – Simpang (Surabaya)
SUTT / SUTET I 4
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Jenis-jenis tower
a. Menurut bentuk konstruksinya:
- Lattice tower
- Tubular steel pole
- Concrete pole
- Wooden pole
SUTT / SUTET I 5
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Steel Pole
Lattice Tower
Konstruksi tower merupakan jenis konstruksi SUTT / SUTETI yang paling banyak
digunakan di jaringan PLN karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan raya. Namun demikian perlu pengawasan yang intensif
karena besi-besinya rawan terhadap pencurian.
SUTT / SUTET I 6
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
b. Menurut fungsinya:
- Dead end tower yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk,
tower ini hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik
- Section tower yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga
dengan sejumlah tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat
pembangunan (penarikan kawat), umumnya mempunyai sudut belokan yang
kecil.
- Suspension tower yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya
menanggung gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan
- Tension tower yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik
yang lebih besar daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan
- Transposision tower yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat
melakukan perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi
transmisi
- Gantry tower yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan
antara dua Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi
existing.
- Combined tower yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran
transmisi yang berbeda tegangan operasinya
SUTT / SUTET I 7
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Tower 500 kV
TIPE TOWER
SIRKIT FUNGSI SUDUT
SIRKIT GANDA
TUNGGAL
A AA Suspension 0˚ – 2˚
AR AA R Suspension 0˚ – 5˚
B BB Tension 0˚ – 10˚
C CC Tension 10˚ – 30˚
D DD Tension 30˚ – 60˚
E EE Tension 60˚ – 90˚
F FF Dead end 0˚ – 45˚
G GG Transposisi
SUTT / SUTET I 8
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 9
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 10
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 11
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Bagian-bagian tower:
a. Pondasi:
Pondasi adalah konstruksi beton bertulang untuk mengikat kaki tower (stub)
dengan bumi. Jenis pondasi tower beragam menurut kondisi tanah tempat
tapak tower berada dan beban yang akan ditanggung oleh tower. Pondasi
tower yang menanggung beban tarik dirancang lebih kuat/besar daripada
tower tipe suspension.
Jenis pondasi:
- Normal dipilih untuk daerah yang dinilai cukup keras tanahnya
Stub tower
chimney
pad
Tanah
Tanah
Tanah
Urug
Urug
pad
Tanah
Tanah
Tanah
Urug
Urug
Pad
Tiang
Pancang
SUTT / SUTET I 12
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 13
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Stub
Stub (normal
(extensi
Kaki B
Kaki A
d. Common Body
Common body adalah badan tower bagian bawah yang terhubung antara
leg dengan badan tower bagian atas (super structure). Kebutuhan tinggi tower
dapat dilakukan dengan pengaturan tinggi common body dengan cara
penambahan atau pengurangan.
Pengurangan common body ditandai: -3
Penambahan common body ditandai: +3; +6; +9; +12; +15
e. Super structure
Super structure adalah badan tower bagian atas yang terhubung dengan
common body dan cross arm kawat fasa maupun kawat petir.
Pada tower jenis delta tidak dikenal istilah super structure namun digantikan
dengan “K” frame dan bridge.
f. Cross arm
Cross arm adalah bagian tower yang berfungsi untuk tempat
menggantungkan atau mengaitkan isolator kawat fasa serta clamp kawat petir.
Pada umumnya cross arm berbentuk segitiga kecuali tower jenis tension yang
mempunyai sudut belokan besar berbentuk segi empat.
g. K frame
K frame adalah bagian tower yang terhubung antara common body dengan
bridge maupun cross arm. K frame terdiri atas sisi kiri dan kanan yang simetri.
K frame tidak dikenal di tower jenis pyramida
SUTT / SUTET I 15
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
g. Bridge
Bridge adalah penghubung antara cross arm kiri dan cross arm tengah. Pada
tengah-tengah bridge terdapat kawat penghantar fasa tengah
Bridge tidak dikenal di tower jenis pyramida
SUTT / SUTET I 16
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Rambu ini dipasang di kaki tower lebih kurang 5 meter diatas tanah sebanyak
dua buah disisi yang mengahadap tower nomor kecil dan sisi yang menghadap
nomor besar dan bersebelahan dengan Rambu tanda bahaya.
Pada daerah super stucture juga dipasang rambu penghantar/jalur agar petugas
bisa mengenali penghantar/jalur yang boleh dikerjakan.
k. Step bolt
Step bolt adalah baut yang dipasang dari atas ACD ke sepanjang badan tower
hingga super structure dan arm kawat petir. Berfungsi untuk pijakan petugas
sewaktu naik maupun turun dari tower.
SUTT / SUTET I 17
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
l. Halaman tower
Halaman tower adalah daerah tapak tower yang luasnya diukur dari proyeksi
keatas tanah galian pondasi. Biasanya antara 3 hingga 8 meter di luar stub
tergantung pada jenis tower .
Patok As Tapak
batas tower kaki
t h
20.2.2. Konduktor
Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari Pembangkit
ke Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat tower-tower.
Konduktor pada tower tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan pada
tower suspension dipegang oleh suspension clamp. Dibelakang clamp tersebut
dipasang rencengan isolator yang terhubung ke tower.
a. Bahan konduktor
Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu memiliki
sifat sifat sebagai berikut :
1) konduktivitas tinggi
2) kekuatan tarik mekanikal tinggi
3) titik berat
4) biaya rendah
5) tidak mudah patah
SUTT / SUTET I 18
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Konduktor jenis Tembaga (BC : Bare copper) merupakan penghantar yang baik
karena memiliki konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanikalnya cukup baik.
Namun karena harganya mahal maka konduktor jenis tembaga rawan pencurian.
Aluminium harganya lebih rendah dan lebih ringan namun konduktivitas dan
kekuatan mekanikalnya lebih rendah dibanding tembaga.
Pada umumnya SUTT maupun SUTETI menggunakan ACSR (Almunium
Conductor Steel Reinforced).
Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi,
sedangkan bagian luar kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR
cocok dipakai pada SUTT/SUTETI. Untuk daerah yang udaranya mengandung
kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu kawat steelnya dilapisi dengan
almunium.
Pada Saluran transmisi yang perlu dinaikkan kapasitas penyalurannya namun
SUTT tersebut berada didaerah yang rawan sosialnya tinggi dan sulit dilakukan
pemadaman semua sisi, maka dipasang konduktor jenis TACSR (Thermal
Almunium Conductor Steel Reinforced) yang mempunyai kapasitas besar tetapi
berat kawat tidak mengalami perubahan yang banyak.
Konduktor pada SUTT/SUTET merupakan kawat berkas (stranded) atau serabut
yang dipilin, agar mempunyai kapasitas yang lebih besar dibanding kawat pejal.
b. Urutan fasa
Pada sistem arus putar, keluaran dari generator berupa tiga fasa, setiap fasa
mempunyai sudut pergerseran fasa 120º. Pada SUTT dikenal fasa R; S dan T
yang urutan fasanya selalu R diatas, S ditengah dan T dibawah. Namun pada
SUTETI urutan fasa tidak selalu berurutan karena selain panjang, karakter
SUTETI banyak dipengaruhi oleh faktor kapasitansi dari bumi maupun
konfigurasi yang tidak selalu vertikal. Guna keseimbangan impendansi
penyaluran maka setiap 100 kM dilakukan transposisi letak kawat fasa.
SUTT / SUTET I 19
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 20
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
kawat jumper ini ditambahkan kawat lagi menuju ketanah yang kemudian
dihubungkan dengan kawat pentanahan.
a. Bahan Ground wire
Bahan ground wire terbuat dari steel yang sudah digalvanis, maupun sudah
dilapisi dengan almunium. Pada SUTETI yang dibangun mulai tahun 1990an,
didalam ground wire difungsikan fibre optic untuk keperluan telemetri, tele
proteksi maupun telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic Ground
Wire), sehingga mempunyai beberapa fungsi.
20.2.4. Isolator
Isolator adalah media penyekat antara bagian yang bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan. Fungsi isolator pada SUTT/SUTETI adalah untuk
mengisolir kawat fasa dengan tower.
a. Nilai isolasi
Besarnya isolasi pada umumnya 3 hingga 3,3 kali tegangan sistem, dimaksudkan
akan tahan terhadap muka tegangan petir pada waktu 1,2 mikro detik. Apabila
nilai isolasi menurun akibat dari polutan maupun kerusakan pada isolasinya,
maka akan terjadi kegagalan isolasi yang akhirnya dapat menimbulkan
gangguan.
b. Jenis isolator
Isolator terbagi atas beberapa jenis yaitu:
SUTT / SUTET I 21
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Menurut bentuknya:
- Piringan yaitu isolator yang berbentuk piring, salah satu sisi dipasang
semacam mangkuk logam dan sisi lainnya dipasang pasak. Antara pasak
dengan mangkuk diisolasi dengan semen khusus.
Ada dua macam model sambungannya: Ball & socket ; clevis &eye.
Pemasangan isolator jenis piring ini digandeng-gandengkan dengan piringan
lainnya. Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan isolasi terhadap
tegangan yang bekerja di transmisi tersebut. Jenis ini mempunyai
fleksibelitas yang tinggi, karena bisa dipakai sebagai isolator gantung
maupun isolator tarik.
- Long rod adalah isolator yang berbentuk batang panjang, di kedua ujungnya
dipasang sarana penghubung yang terbuat dari logam. Sirip-sirip isolator
berada di antara kedua ujung tersebut. Isolator jenis ini dipakai sebagai
isolator gantung.
- Pin isolator tidak digunakan di SUTT/SUTETI.
- Post isolator adalah isolator berbentuk batang panjang, di kedua ujungnya
dipasang sarana penghubung yang terbuat dari logam. Isolator ini dipakai
sebagai isolator yang didudukkan.
SUTT / SUTET I 22
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 23
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
a. Menurut bahannya
Bahan isolator terbuat dari:
- Keramik: mempunyai keunggulan tidak mudah pecah, tahan terhadap cuaca,
harganya relatif mahal. Pada umumnya isolator menggunakan bahan ini.
- Gelas/kaca: Mempunyai kelemahan mudah pecah namun harganya murah.
Digunakan hanya untuk isolator jenis piring.
Sambungan isolator yaitu batang pasak dan mangkuknya terbuat dari logam
digalvanis. Pada daerah yang banyak mengandung uap garam maupun zat kimia
tertentu dapat membuat batang pasak karatan dan putus. Akhir-akhir ini
dikembangkan teknik untuk melapisi batang pasak tersebut dengan zink.
SUTT / SUTET I 24
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
- “I” string
- “V” string
- Horisontal string
- Single string
- Double string
- Quadruple
Pada daerah yang rawan lingkungan maupun kemampuan mekanik yang belum
mencukupi harus dilakukan penguatan rencengan isolator, sebagai contoh:dibuat
double string.
SUTT / SUTET I 25
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
2. Speksifikasi isolator
3. Karakteristik listrik
Bahan Isolator yang diapit oleh oleh logam merupakan kapasitor. Kapasitansinya
diperbesar oleh polutan maupun kelembaban udara dipermukaannya. Bagian ujung
saluran mengalami tegangan permukaan yang paling tinggi, sehingga dibutuhkan arcing
horn untuk membagi tegangan tersebut lebih merata ke beberapa piring isolator lainnya.
4. Karakteristik mekanik
Isolator harus memiliki kuat mekanik guna menanggung beban tarik kawat maupun
beban berat isolator dan kawat penghantar. Umumnya mempunyai Safety faktor 6.
SUTT / SUTET I 26
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
5. Perlengkapan/fitting isolator
Berfungsi untuk menghubungkan rencengan isolator dengan arm tower maupun kawat
penghantar, diantaranya: U bolt; shackle; ball eye; ball clevis; socket eye; socket clevis;
link; extension link; double clevis, dan lain sebagainya, Bahan terbuat dari baja
digalvanis dan mempunyai kuat mekanik sesuai beban yang ditanggungnya.
SUTT / SUTET I 27
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 28
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
20.2.8. Spacer
Spacer adalah alat perentang kawat penghantar terbuat dari bahan logam dan
berengsel yang dilapisi karet. Pada SUTETI spacer ini merangkap sebagai
vibration damper.
Fungsi spacer adalah:
- Memisahkan kawat berkas agar tidak beradu
- Pada jarak yang diinginkan dapat mengurangi bunyi desis / berisik corona
- Penempatan yang dipandu dari fabrikan dapat mengurangi getaran kawat
20.2.9. Damper
Damper atau vibration damper adalah alat yang dipasang pada kawat
penghantar dekat tower, berfungsi untuk meredam getaran agar kawat tidak
mengalami kelelahan bahan.
Bentuk damper menyerupai dua buah bandul yang dapat membuang getaran
kawat.
SUTT / SUTET I 29
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Arching
horn
Armour
rod
Damper
konduktor
SUTT / SUTET I 30
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
Nilai pentanahan tower harus dibuat sekecil mungkin agar tidak menimbulkan
tegangan tower yang tinggi yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem
penyaluran:
Sistem 70kV : maksimal 5 Ohm
Sistem 150kV : maksimal 10 Ohm
Sistem 500kV : maksimal 15 Ohm
b. Jenis pentanahan
- Electroda bar: suatu rel logam yang ditanam di dalam tanah. Pentanahan ini
paling sederhana dan efektif,dimana nilai tahanan tanah adalah rendah
Electroda plat : plat logam yang ditanam di dalam tanah secara horisontal atau
vertikal. Pentanahan ini umumnya untuk pengamanan terhadap petir.
Counter poise electroda: suatu konduktor yang digelar secara horisontal di dalam
tanah. Pentanahan ini dibuat pada daerah yang nilai tahanan tanahnya tinggi.
Atau untuk memperbaiki nilai tahanan pentanahan.
Mesh electroda: yaitu sejumlah konduktor yang digelar secara horisontal di tanah
yang umumnya cocok untuk daerah kemiringan.
SUTT / SUTET I 31
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 32
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
SUTT / SUTET I 33
PT PLN (Persero)
Udiklat Bogor
1. Seling cantol
2. Jangkar lever hoist
3. Lever hoist
4. Pengait konduktor
SUTT / SUTET I 34
SPLN TX.XXX-X: 2009
STANDAR Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO) No. . K/DIR/2009
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
JALAN TRUNOJOYO BLOK M‐I/135 KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN 12160
KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI
DAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI DENGAN
TOWER RANGKA BAJA
(LATTICED STEEL TOWER)
Disusun oleh :
Kelompok Bidang Transmisi Standardisasi
dengan Surat Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
No.XXX.K/DIR/2009
Kelompok Kerja Standardisasi
PT PLN (Persero)
Dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Litbang Ketenagalistrikan
No.083.K/LITBANG/2009
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jalan Trunojoyo Blok M‐I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
SUSUNAN KELOMPOK BIDANG TRANSMISI
STANDARDISASI
SUSUNAN KELOMPOK KERJA
POLA PROTEKSI SALURAN TRANSMISI
1. RUANG LINGKUP……………………………………………………………………………………….
2. TUJUAN…………………………………………………………………………………………………..
3. ACUAN NORMATIF……………………………………………………………………………………..
4. ISTILAH DAN DEFINISI…………………………………………………………………………………
4.1. Saluran Sirkit Tunggal …………………………………………………………………………
4.2. Saluran Sirkit Ganda …………………………………………………………………………
4.3. SUTT ……………………………………………………………………………………………
4.4. SUTET …………………………………………………………………………………..
4.5. SUTT Satu Sirkit ………………………………………………………………………
4.6. SUTT Dua Sirkit ………………………………………………………………………
4.7. SUTT Empat Sirkit …………………………………………………………………..
4.8. SUTT Kombinasi ……………………………………………………………………..
4.9. SUTET Satu Sirkit …………………………………………………………………….
4.10. SUTET Dua Sirkit …………………………………………………………………….
4.11. SUTET Kombinasi …………………………………………………………………….
4.12. Konfigurasi penghantar ………………………………………………………….
4.13. Tower gantung / Suspension Tower …………………………………………….
4.14. Tower tarik Sudut/Tension Tower ………………………………………………….
4.15. Tower Tarik Ujung/Dead End Tower ………………………………………………….
4.16.
5. KRITERIA DASAR………………………………………………………………………………………
1. Type Tower
2. Tinggi Standar Tower
3. Gaya Tarik Maksimum (Maximum Working Tension)
4. Jarak penghantar antar sirkit
5. Jarak antar cross arm
6. Jarak cross arm antara kawat fasa dan kawat tanah
7. Jarak rentang/Gawang
8. Jarak Bebas
9. Pembebanan
Tekanan angin
Kombinasi beban
10. Faktor beban
11. Metoda Analisis
12. Metoda Desain
13. Gambar Detail
14. Pentanahan tower
15. Galvanisasi
PASAL 4 KONFIGURASI SUTT DAN SUTET DENGAN TOWER RANGKA BAJA
1. Konfigurasi SUTT
2. Konfigurasi SUTET
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN
PASAL 1
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1.1 Ruang lingkup
Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan pedoman dasar konstruksi Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan
menggunakan konstruksi tower rangka baja (Latticed Steel Tower).
1.2 Tujuan
Tujuan standar ini adalah untuk memberikan pegangan yang terarah dan seragam bagi
perencanaan tower rangka baja (Latticed Steel Tower).
PASAL 2
DEFINISI
2.1 SUTT
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang dimaksud adalah Transmisi dengan penghantar
isolasi udara dengan tegangan sistem 70 kV sampai dengan 150 kV.
2.2 SUTET
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang dimaksud adalah Transmisi dengan
penghantar isolasi udara dengan tegangan sistem 275 kV sampai dengan 500 kV.
Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan tiga buah penghantar fasa (1 x 3 fasa) serta dilengkapi
satu buah kawat tanah.
Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan enam buah penghantar fasa ( 2 x 3 fasa)
dengan tingkat tegangan yang sama serta dilengkapi satu atau dua buah kawat tanah.
Saluran Udara Tegangan Tinggi dengan dua belas buah penghantar fasa (4 x 3 fasa)
dengan tingkat tegangan yang sama serta dilengkapi dua buah kawat tanah.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan tiga buah penghantar fasa ( 1 x 3 fasa) serta
dilengkapi satu buah kawat tanah.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan enam buah penghantar fasa ( 2 x 3 fasa)
dengan tingkat tegangan yang sama serta dilengkapi satu atau dua buah kawat tanah.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dengan dua belas penghantar fasa (2 x 3 fasa + 2 x
3 fasa) dengan tingkat tegangan yang berbeda serta dilengkapi dua buah kawat tanah.
Konfigurasi penghantar adalah bentuk susunan penghantar fasa, yaitu posisi tegak
(vertikal), mendatar (horizontal) atau segitiga (delta).
Tower 500 kV
NO Type Sudut Jumlah Maximum Luas Luas Luas
Tower belok Konduktor Working Alumunium Steel Total
Jalur per phasa Tension per (mm2) (mm2) (mm2)
Konduktor
(kg)
1 AA 0° - 5° 4 2700 282.0 45.95 327.8
4 3300 337.8 54.97 392.8
2 BB 0° - 10° 4 2700 282.0 45.95 327.8
4 3300 337.8 54.97 392.8
3 CC 10° - 30° 4 2700 282.0 45.95 327.8
4 3300 337.8 54.97 392.8
4 DD 30° - 60° 4 2700 282.0 45.95 327.8
4 3300 337.8 54.97 392.8
5 EE 60° - 90° 4 2700 282.0 45.95 327.8
4 3300 337.8 54.97 392.8
6 FF Terminal 4 2700 282.0 45.95 327.8
Tower
4 3300 337.8 54.97 392.8
tension 45°
entry
Tabel 3.1e
3.2 Tinggi Standar Tower (data pln je)
Tinggi Standar Tower adalah tinggi tower total (tanpa body extension) dengan ketinggian
crossarm / lengan tower paling bawah terhadap ujung kaki tower, seperti pada gambar.….
3.3 Gaya Tarik Maksimum (Maximum Working Tension)
Besar gaya tarik maksimum kawat penghantar dan kawat tanah yang digunakan untuk
perhitungan beban seperti pada tabel 3.1a, 3.1b, 3.1c, 3.1d, 3.1e
Jarak minimum antara penghantar dengan penghantar di titik tengah rentangan ditentukan
dengan rumus VDE 0210--1985 sebagai berikut:
dimana :
k= koefisien yang tergantung pada posisi dan jenis penghantar (besaran antara 0,5 ~ 1,0)
(lihat lampiran 1)
L a= Jarak ayunan isolator (untuk isolator gantung yang dirancang bentuk 'V' dan isolator
tarik, maka La = 0) (m)
3.6 Jarak cross arm antara kawat fasa dan kawat tanah
Jarak cross arm antara kawat fasa dan kawat tanah ditentukan berdasarkan andongan kawat
tanah sebesar 0,8 x andongan kawat fasa dan harus memperhitungkan sudut perlindungan
kawat fasa terhadap petir/sheilding angle, sesuai SPLN ……………….
Jarak rentang dasar, rentang angin dan rentang berat SUTT serta SUTET dengan tower rangka
baja (lattice tower) seperti pada tabel.……
3.8 Jarak bebas
Jarak bebas minimum penghantar terhadap tanah dan terhadap benda yang berada di
bawahnya seperti Tabel 1 berikut (sesuai Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.:
01.P/47/MPE/1992)
Tabel 1 (tabel KepMen baru)
Jarak bebas minimum SUTT 70 kV dan 150 kV
Penampang melintang ruang bebas disekitar tower dapat dilihat pada Gambar………..
3.9 Pembebanan
Beban yang terjadi pada konstruksi tower rangka baja SUTT dan SUTET digunakan untuk
menentukan dimensi tower atau kekuatan tower. pada kondisi rencana pembebanan normal dan
abnormal.
Jenis pembebanan yang ada pada konstruksi SUTT dan SUTET dapat dilihat pada SPLN 100-1
s/d 3 : 1993, tentang Saluran Udara Tegangan Tinggi Pembebanan Penyangga Saluran udara.
- Konduktor : 40 kg/m2
- Insulator : 60 kg/m2
- SUTET 275 kV :
- Steel tower : 235 kg/m2 Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5 kali
bidang permukaan tower.
- SUTET 500 kV :
Pada perhitungan beban harus dilakukan kombinasi beban normal dan abnormal yang bekerja
pada tower, kombinasi beban untuk tower rangka baja SUTT dan SUTET tersebut adalah
seperti pada tabel ……. dan tabel ………..
Untuk menjamin keandalan dan keamanan dari suatu konstruksi karena adanya pengaruh dari
berbagai faktor terhadap kekuatan bahan dan konstruksi, maka diperlukan toleransi dalam
ketelitian perhitungan, kesalahan pada pengujian dan sebagainya, yang besarannya disebut
faktor beban
Faktor beban yang direkomendasikan adalah :
- Kondisi Normal :
- SUTT : 1.5
- SUTET : 1,2
- Kondisi Abnormal :
- SUTT : 1.1
- SUTET : 1,2
3.11 Metoda Analisis
Perhitungan gaya pada batang rangka baja harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip analisis
struktur yang mutakhir.
3.14 Pentanahan
Untuk mereduksi adanya tegangan sentuh dan tegangan lebih akibat sambaran petir pada
konstruksi SUTT atau SUTET yang tidak bertegangan, dipasang beberapa batang pentanahan
(Grounding) yang dihubungkan satu sama lain dengan plat tembaga dan dihubungkan ke
tiang dari dua sisi yang berlawanan. Tahanan pentanahan setiap tiang disyaratkan
maksimum 10 Ohm, diukur tanpa dihubungkan dengan batang baja tower. Gambar konstruksi
pentanahan tiang dapat dilihat pada Gambar……….
Apabila hasil pengukuran tahanan pentanahan melebihi 10 ohm, maka harus dipasang
penambahan pentanahan tower dengan menggunakan counterpoise cable, ditanam kedalam
tanah dengan kedalaman minimum 0,7 meter.
Jenis kawat yang digunakan
3.15 Galvanisasi
Seluruh permukaan material komponen struktur tower rangka baja (batang, baut dan plat) harus
dilapisi zinc galvanis dengan metode pencelupan panas (Hot Dip Galvanized)
PASAL 4
PASAL 6
SYARAT PENGUJIAN
(TPG)
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEE
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEE
Foundation - Design
FOUNDATION CLASS 1 2 3 4 5 6 7
Block or
Concrete Pad Concrete Pad Concrete Pad Raft Enlarge Concrete Pad
Foundation Types Anchor Pile Foundation
& Chimney & Chimney & Chimney Pad & Chimney & Chimney
Foundation
Normal soil Bad soil Normal soil
Homegeneous Very bad soil
Approximate soil/rock description Very Good Soil Good Soil condition no condition no condition with
rock condition
ground water ground water ground water
Allowable bearing capacity (kg/cm 5 > σ ≥ 2.50 2.5 > σ ≥ 1.2 1.2 > σ ≥ 0.7 σ>5 0.7 > σ ≥ 0.5 σ < 0.5 5 > σ ≥ 0.5
o
15o 10o
o
Design Uplift frustrum angle 20 - 0 0o 0o
Soil/rock unit weight kg/m3 1600 1600 1600 **) 1950 / 950 *) 1950 / 950 *) 950 *)
Holil Muhamad
TPG MAXIMUM LOAD ACTING ON FOUNDATION
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
NO. DESCRIPTION UNIT REQUIRED PROPOSED AND GUARANTEE
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
NO. DESCRIPTION UNIT REQUIRED PROPOSED AND GUARANTEE
0
B.1 Temperature of Conductor C
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
NO. DESCRIPTION UNIT REQUIRED PROPOSED AND GUARANTEE
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
NO. DESCRIPTION UNIT REQUIRED PROPOSED AND GUARANTEE
D. Clearance
These clearance will be maintained for the line
conditions corresponding at 800C for ACSR (max.
conductor temp.)
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
SS 400 SS 540
Galvanizing :
(minutes x time )
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
F.1 Groundwire
a. Number per tower 2 2
b. Shield angle (max) deg. 15 15
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
G. Tower Earthing
a. Terminals
- Meterials Copper
b. Earthing angle
PT. CITRAMASJAYA TEKNIKMANDIRI
- Manufacturer's name
- Materials L 50 X L 50 X 5
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
a. Manufacturer's name
b. Materials
c. Classification
- Tolerance in length %
- Diameter mm
- Tolerance in diameter mm
Holil Muhamad
TECHNICAL PARTICULARS AND GUARANTEES
Steel Tower
NO. DESCRIPTION UNIT REQUIRED PROPOSED AND GUARANTEE
AA BB CC DD DDR EE AA BB CC DD DDR EE
Double Double Double Double Double Double
1. Type ofinsulator set
Sespension Tension Tension Tension Tension Tension
2. Maximum angle of deviation deg 3 20 40 60 60 90
3. Basic span m 350 350 350 350 350 350
o
4. Sag of line conductor in basic span at 150 C m
5. Maximum distance of line conductor below cross arm m
6. Height above ground of buttom conductor cross arm m
7. Minimum height of earth conductors above upper line
conductor at tower m 2.9 4.1 4.1 4.1 4.1
8. Vertical spacing between conductors at tower
- Minimum m
- Actual m 4.7 4.3 4.3 4.3 4.3
9. Overall tower height m 35.3 33.7 33.7 30.4 304
10. Clearance between conductors of one circuit and tower
climbing leg of the other circuit :
- Minimum m
- Actual m
11. Horizontal distance from tower centre line of earth conductor m 2.867 3.4 4.065 3.6 3.6
12. Longitudinal dimension of tower body at cross arm level m 1.291 1.7 2 2.192 2.192
13. Overall tower base dimension at ground line (transverse x
longitudinal) :
- Maximum for standard height tower
- Actual for stndard height tower m 5.411 6.71 7.838 8.03 8.03
14. Mass of complete tower above ground line 7546 10081 12940 16542 17600
15. Mass of tower above ground line
- - 3 meter tower kg 6753 9004 11536 15117 16154
- ± 0 meter kg 7546 10081 12940 16542 17600
- + 3 meter tower kg 8330 11476 14835 18498 19535
- + 6 meter tower kg 9200 12640 16606 19992 21028
- + 9 meter tower kg 10171 14375 19083 22120 23157
- + 12 meter tower kg
- + 15 meter tower kg
Holil Muhamad
FOUNDATION SCHEDULE
Daya Dukung Sudut Muka Air
Kedalaman Kelas
No Tower ID Type Tower Tanah Geser Tanah Catatan
Tanah Keras Pondasi
(Kg/cm²) (derajat) (m)
Holil Muhamad
Indication of legs
WT = WEIGHT SPAN CONTRACT : 150/20 kV 150/PLN-TJS/LINES AND SUBS-01, DATE MARCH 28, 2013
D C
PT. TATA JABAR SEJAHTERA PROJECT : KBI 150 kV PLN SUPPLY - TRANSMISSION LINE AND SUBSTATIONS
WD = WIND SPAN CONDUCTOR : 2 x ACSR 435/56 mm² (ZEBRA)
GROUND SPAN
ANGLES FOUND. ACT. SPAN PROGRESSIVE CONDITION OF AREA
TOWER LEVEL
NO. TOWER NUMBER TOWER TYPE CLASS DISTANCE WEIGHT WIND CROSSING REMARKS TOWER
HIGHT WT/WD
APPR LOCATION
° " ' L/R (M) (M) (M) (M) (M) village sub-district district
T. 29 Ext. AA + 3 2 7 16 R 20,649
443.306 rice field
1 T. 30 X DDRS6 + 12 75 40 48 R 1 20,520 443.306 31.922 407.985 413.290 0.987 rice field CURUG KLARI KARAWANG
highway, OHL 70 kV, MV 20 kV, rice field
383.273
+17m T30X
2 T. 30 A 4BBX6 + 9 4 00 6 R 1 19,685 826.579 29.506 390.817 354.996 1.101 rice field CURUG KLARI KARAWANG
326.719 T.30A Lower CCT OHL 70 kV, rice field
3 T. 31 A (Upper) 4DDRS6 + 6 26 4 9 L 2 20,315 1,153.298 30.092 339.311 365.432 0.929 rice field CURUG KLARI KARAWANG
404.144
20,113
T. 33 Ext. AA ± 0 3 10 3 L 20,185
363.676 rice field
4 T. 32 X DDR6 + 12 56 45 22 L 1 19,969 363.676 31.922 430.807 389.500 1.106 rice field CURUG KLARI KARAWANG
415.323 OHL 70 kV, rice field
5 T. 32 A 4BBX6 + 6 0 14 43 L 1 19,505 778.999 29.506 458.028 398.125 1.150 rice field CURUG KLARI KARAWANG
380.927 T.32A Lower CCT OHL 70 kV, rice field
3 T. 31 A (Lower) 4DDRS6 + 6 63 38 55 L 2 20,520 1,159.926 30.092 332.129 392.536 0.846 rice field CURUG KLARI KARAWANG
404.144 rice field, Kebun, road, MV 20 kV
6 T. 31 B 4AA6 + 12 1 23 36 R 1 19,685 1,564.070 30.032 426.047 397.462 1.072 rice field CURUG KLARI KARAWANG
390.779 rice field, road
7 T. 31 C 4BB6 + 9 8 40 9 L 2 20,315 1,954.849 29.536 379.061 395.575 0.958 rice field CIMAHI KLARI KARAWANG
400.370 rice field
8 T. 31 D 4AA6 + 9 1 01 6 L 2 20,113 2,355.219 26.880 403.849 400.188 1.009 rice field CIMAHI KLARI KARAWANG
400.005 rice field
9 T. 31 E 4AA6 + 9 0 23 54 R 1 20,185 2,755.224 27.540 401.616 401.003 1.002 rice field CIMAHI KLARI KARAWANG
402.000 rice field, road
10 T. 31 F 4DD6 + 9 50 11 21 R 1 3,157.224 28.000 286.450 353.053 0.811 rice field CIMAHI KLARI KARAWANG
MV 20 kV, rice field, road, river, water
304.105
treatment Bukit Indah
11 T. 31 G 4EE6 + 6 80 44 35 R 1 3,461.329 48.590 398.066 317.053 1.256 KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
savanna
330.000 savanna
Bukit Indah
12 T. 31 H 4AA6 + 3 1 19,969 3,791.329 47.812 286.246 330.014 0.867 KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
savanna
330.028 tree, savanna
13 T. 31 I 4CC6 + 12 37 18 56 L 2 19,505 4,121.357 47.578 428.686 364.199 1.177 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
398.369 savanna
14 T. 31 J 4BB6 + 12 13 45 29 L 6 16,989 4,519.726 36.397 333.716 395.166 0.844 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
tree Sengon, BTS to center = 47,546
391.962
meter
15 T. 31 K 4AA6 + 12 1 20,692 4,911.688 45.387 419.013 381.685 1.098 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
371.408 savanna
16 T. 31 L 4BB6 + 9 10 58 40 L 2 19,467 5,283.096 45.452 361.701 367.091 0.985 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
362.774 savanna
17 T. 31 M (Lower) 4BB6 + 9 5 14 50 R 2 19,340 5,645.870 44.192 403.816 352.896 1.144 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
343.017 savanna
18 T. 31 N DDR6 - 3 8 53 59 R 2 18,988 5,988.887 40.021 savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
50.000
GANTRY TATA JABAR SUBSTATION
6,038.887 40.310 KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
371.408
362.774
17 T. 31 M (Upper) 4BB6 + 9 13 17 26 R 2 430.654 350.850 1.227 KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
19,043 44.192
338.925 savanna
19 T. 31 O DDR6 + 3 0 05 23 R 2 19,187 338.925 40.430 PLOT savanna KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
50.000
GANTRY TATA JABAR SUBSTATION
388.925 40.620 KALIURIP CIKAMPEK KARAWANG
Holil Muhamad
INHOUSE TRAINING
PT JAYA CM
A. PENGENALAN
B. SURVEY & PERENCANAAN
C. PELAKSANAAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
INHOUSE TRAINING
PT JAYA CM
A. PENGENALAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN
1. Definisi Transmisi
2. Fungsi Transmisi
3. Jenis Transmisi
4. Material dan Peralatan
5. Type Tower Sesuai Besarnya Sudut Jalur Transmisi
6. Type Tower Sesuai Konduktor yang digunakan
7. Ketinggian Tower
8. Penampang Memanjang Ruang Bebas
9. Penampang Melintang Ruang Bebas Dua Sirkuit
10. Penampang Melintang Ruang Bebas Satu Sirkuit
11. Pondasi Tower
12. 12 Tahapan Pekerjaan Jalur Transmisi PLN
13. Gambar Tower, Konduktor dan Perlengkapan
B. SURVEY DAN PERENCANAAN
1. Pekerjaan Survey Tophografi
2. Pekerjaan Survey Soil Test (Penyelidikan Tanah)
3. Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait Pembebasan Lahan
4. Perencanaan Tower Schedule
5. Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
6. Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
7. Perencanaan Foundation Schedule
DAFTAR ISI
8. Approval Material ME
9. As‐Built Drawing.
C. PELAKSANAAN
C1. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pekerjaan Finishing
D. LAMPIRAN
1. SNI 04‐06918‐2002 (Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada SUTT & SUTET)
2. Bahan Diklat PLN Bogor (SUTT & SUTET)
3. SPL SUTT & SUTET (Draft 2009)
4. Technical Particular Guarantues (TPG)
5. Gambar
1. DEFINISI TRANSMISI
Dalam kontek pembahasan ini, yang dimaksud transmisi (penyaluran) adalah penyaluran energi
listrik khusus untuk tegangan tinggi dan ekstra tinggi (70 kV, 150kV, 275kV dan 500kV) yang
umumnya saat ini dipakai di Indonesia, terutama untuk jalur transmisi Pemerintah dalam hal ini
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Dalam satu saluran jalur transmisi bisa terdiri dari:
1 (satu) circuit
2 (dua) circuit dan
4 (empat) circuit
Dimana dalam 1 circuit terdiri dari 3 phase (R S T)
2. FUNGSI TRANSMISI
Sebagaimana disebutkan dimuka bahwa transmisi tenaga listrik benfungsi untuk menyalurkan
energi listrik dari suatu tempat ketempat lainnya, yang meliputi:
Berfungsi menyalurkan energi listrik dari pembangkit listrik ke gardu induk.
Berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya.
Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tower yang digantung menggunakan
isolator dengan sistem tegangan tinggi.
By Holil Muhamad
SKEMATIK PENDISTRIBUSIAN
By Holil Muhamad
3. JENIS TRANSMISI
Berdasarkan Tegangan:
SUTUT (Saluran Udara Ultra Tinggi) >750 kV
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 275 – 500 KV
SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) 70 – 150 KV
Berdasar media isolasi:
Saluran udara
Saluran kabel (isolasi XLPE “Cross‐Linked Poly Ethylene” maupun isolasi minyak kertas)
Saluran Gas (GIL “Gas Insulated Line”) menggunakan SF6 “Sulfur HexaFluoride” sebagai
media isolasi
By Holil Muhamad
4. MATERIAL & PERALATAN
TOWER APD
KONDUKTOR WINCH
GROUND WIRE STEEL GIN POLE
ISOLATOR ALAT STRINGING
TENSION CLAMP NYLON ROPE
SUSPENSION CLAMP DERRICK GUYS
COMPRESSION JOINT STAKES
SPACER SNATCH BLOCK
DAMPER DLL
ARMOR ROD
PENTANAHAN TOWER
REPAIR SLEEVE
BOLA PENGAMAN
LAMPU AVIASI
ARCHING HORN
5. TYPE TOWER SESUAI BESARNYA SUDUT
JALUR TRANSMISI
By Holil Muhamad
6. TYPE TOWER SESUAI KONDUKTOR YANG DIGUNAKAN
7. KETINGGIAN TOWER
AA6 -3, AA6 +0, AA6 +3, AA6 +6, AA6 +9,
AA6 +12, AA6 +15
BB6 -3, BB6 +0, BB6 +3, BB6 +6, BB6 +9,
BB6 +12, BB6 +15
CC6 -3, CC6 +0, CC6 +3, CC6 +6, CC6 +9,
CC6 +12, CC6 +15
DD6 -3, DD6 +0, DD6 +3, DD6 +6, DD6 +9,
DD6 +12, DD6 +15
EE6 -3, EE6 +0, EE6 +3, EE6 +6, EE6 +9,
EE6 +12, EE6 +15
12. TAHAPAN PEKERJAAN T/L PLN
PEKERJAAN SURVEY
PEKERJAAN PERENCANAAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI
PEMASANGAN TOWER
PEMASANGAN INSTALASI ME
TESTING
ENERGIZING
By Holil Muhamad
13. GAMBAR TOWER, KONDUKTOR
DAN PERLENGKAPANNYA
GAMBAR SINGLE LINE TOWER By Holil Muhamad
Gambar Kabel
AAAC ACSR
Gambar Konduktor
KAWAT GROUNDING
GSW
Pemasangan GSW pada tower
(Galvanized Steel Wire)
Spacer untuk 2 konduktor Spacer untuk 4 konduktor
Penyambungan konduktor
Arching Horn
Kawat Grounding BC
(Bare Copper)
Pemasangan Grounding Tower
A. Engine Winch
INHOUSE TRAINING
PT JAYA CM
B. SURVEY & PERENCANAAN
JALUR TRANSMISI PLN
Citra Dream, 28 Juni 2018
by. Holil Muhamad
DAFTAR ISI
A. PENGENALAN
1. Definisi Transmisi
2. Fungsi Transmisi
3. Jenis Transmisi
4. Material dan Peralatan
5. Type Tower Sesuai Besarnya Sudut Jalur Transmisi
6. Type Tower Sesuai Konduktor yang digunakan
7. Ketinggian Tower
8. Penampang Memanjang Ruang Bebas
9. Penampang Melintang Ruang Bebas Dua Sirkuit
10. Penampang Melintang Ruang Bebas Satu Sirkuit
11. Pondasi Tower
12. 12 Tahapan Pekerjaan Jalur Transmisi PLN
13. Gambar Tower, Konduktor dan Perlengkapan
B. SURVEY DAN PERENCANAAN
1. Pekerjaan Survey Tophografi
2. Pekerjaan Survey Soil Test (Penyelidikan Tanah)
3. Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait Pembebasan Lahan
4. Perencanaan Tower Schedule
5. Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
6. Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
7. Perencanaan Foundation Schedule
DAFTAR ISI
8. Approval Material ME
9. As‐Built Drawing.
C. PELAKSANAAN
C1. Pelaksanaan Pekerjaan Sipil
1. Setting Out Titik Tower (sesuai final design)
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pemasangan (Instal) Tower
4. Pemasangan Perlengkapan Tower
5. Pekerjaan Finishing
D. LAMPIRAN
1. SNI 04‐06918‐2002 (Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pada SUTT & SUTET)
2. Bahan Diklat PLN Bogor (SUTT & SUTET)
3. SPL SUTT & SUTET (Draft 2009)
4. Technical Particular Guarantues (TPG)
5. Gambar
B. PEKERJAAN PERENCANAAN
Pekerjaan Perencanaan meliputi al :
Pekerjaan Survey Tofografi & Soil Test)
Pekerjaan Penyelidikan Tanah (Soil Test)
Pekerjaan Survey Jalur dan Titik Tower terkait Pembebasan Lahan
Perencanaan Tower Schedule
Pengajuan Design Tower yang akan digunakan
Perencanaan / Design Kelas Pondasi.
Perencanaan Foundation Schedule
Approval Material ME
As‐Built Drawing
B1. PEKERJAAN SURVEY TOPHOGRAFI
Survey Tophografi dimaksudkan untuk mendapatkan Peta Situasi Tanah sepanjang Jalur
Transmisi berupa gambar denah (horizontal alignment) dan gambar potongan (vertical
alignment)
Gambar potongan terdiri dari longitudinal section dan cross section
Dari gambar diatas dibuat Tower Schedule (Tabel type tower)
Pendataan kepemilikan tanah dan data kawasan berupa tanaman / pohon serta bangunan dll
sepanjang Jalur Transmisi.
By Holil Muhamad
B2. PEKERJAAN SURVEY SOIL TEST
Pekerjaan Survey Soil Test Jalur Transmisi PLN biasanya meliputi :
Pekerjaan Test Sondir, dilakukan pada setiap Titik Tower sampai mencapai tanah keras dengan
nilai qc > 150 atau sampai kedalaman 40 m.
Pekerjaan pengeboran, biasanya dilakukan sebanyak 10% dari jumlah titik tower dengan
prioritas dilaksanakan pada titik tower tension (tower sudut).
Pengeboran dilakukan sampai mencapai tanah keras dengan nilai SPT > 60 atau sampai
kedalaman 40 m, saat pengeboran diambil sample dan SPTnya serta diambil data setiap
lapisan tanah untuk dibuatkan boring lognya
Dilakukan Test Laboratorium dari setiap sample tanah (UDS)
B3. SURVEY JALUR DAN TITIK TOWER
Pekerjaan Survey Jalur & Titik Tower meliputi:
Pengecekan terhadap semua route SUTT, terutama pada lokasi tanah yang akan
ditempati masing‐masing pondasi tower.
Inventarisasi pohon/ tanaman/ bangunan yang akan ditempati tapak tower, di
sekeliling tapak tower jalan masuk menuju tapak tower dan sepanjang Koridor Jalur
Transmisi
Persiapan administrasi (terutama non teknis) yang terkait dengan masyarakat
sekitarnya.
Pemilihan Lokasi Direksi Keet dan gudang lapangan, jalan akses untuk mobilisasi
peralatan kerja dan mobilisasi material.
By Holil Muhamad
B4. PERENCANAAN TOWER SCHEDULE
SURVEY 1. PETA TOPOGRAFI
TOPOGRAFI 2. LONG PROFIL
3. CROSS SECTION
NO
1. CEK LAHAN 1. DESIGN JALUR
2. CEK SAGING & 2. DESIGN TYPE &
CLEARANCE
YES TINGGI TOWER
TOWER
SCHEDULE
FINISH
By Holil Muhamad
TOWER SCHEDULE
By Holil Muhamad
B5. Pengajuan Design Tower
Pengajuan Design Tower ada dua pilihan yaitu :
1. Menggunakan design tower existing
2. Menggunakan design tower baru
SINGLKE LINE & PENGAJUAN
GAMBAR 1. CEK MATERIAL CLEARANCE APPROVAL KE
2. DESIGN
REFERENSI 3. SHOP DRAWING DIARAM PLN
NO NO YES
PENGAJUAN
APPROVAL KE PLN PENGAJUAN 1. CEK MATERIAL
APPROVAL KE PLN 2. DESIGN
3. SHOP DRAWING
YES YES NO
By Holil Muhamad
B6. Design Kelas Pondasi
NO
SPESIFIKASI TEKNIS SUPPORT
(TPG) REACTION & TYPE
TOWER
NO YES
PENGAJUAN 1. DESIGN
APPROVAL KE PLN 2. SHOP DRAWING
YES
FINISH
6.1 PEMBAGIAN KELAS PONDASI
Pemilihan Kelas Pondasi ditentukan oleh :
Daya Dukung Tanah & Kedalamannya
Permukaan Air Tanah
Sudut Geser (Frustrum Angle)
KELAS
1 2 3 4 5 6 7
PONDASI
Raft
Concrete Concrete Concrete Block or Concrete
TYPE Enlarge Pile
Pad & Pad & Pad & Anchor Pad &
PONDASI Pad & Foundation
Chimney Chimney Chimney Foundation Chimney
Chimney
DAYA
0.7 > σ ≥ qc > 60
DUKUNG 5 > σ ≥ 2.5 2.5 > σ ≥ 1.2 1.2 > σ ≥ 0.7 σ>5 5 > σ ≥ 0.5
0.5 Fr > 100
TANAH
FRUSTRUM
20o 15o 10o - 0o 0o 0o
ANGLE
7. FOUNDATION SCHEDULE
SOIL TEST
1. SONDIR
2. BORING
DAYA DUKUNG SETIAP SITE
1. qc & kedalamannya
2. Muka aair tanah
Approved FOUNDATION
Kelas Pondasi SCHEDULE
Approved NO
Tower Schedule
YES PENGAJUAN
FINISH APPROVAL KE PLN
By Holil Muhamad
7. Foundation Schedule
By Holil Muhamad
KETENTUAN – KETENTUAN DESIGN
(Sesuai Draft SPLN TX.XXX‐X: 2009)
TYPE TOWER 150kV (bedasarkan sudut jalur)
Type Sudut Belok
NO keterangan
Tower Jalur
1 AA 0° - 3° Suspension
2 BB 0° - 20° Tension
3 CC 20° - 40° Tension
4 DD/R 40° - 60° Tension / Dead End
5 EE 60° - 90° Tension
TYPE TOWER 150kV
(berdasarkan jumlah dan luas penampang konduktor)
Type AA Type BB
Max Max
Sudut Luas Sudut Luas
Type Jumlah Working Type Jumlah Working
NO Belok Alumunium NO Belok Alumunium
Tower Konduktor Tension Tower Konduktor Tension
Jalur (mm2) Jalur (mm2)
(kg) (kg)
AA1 1 2700 152 BB1 1 2700 152
AA2 2 2700 241.68 BB2 2 2700 241.68
SUTET 275 kV
Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5 kali bidang
Steel tower 235 kg/m2
permukaan tower.
Konduktor 106 kg/m2
Insulator 143 kg/m2
SUTET 500 kV
Tekanan angin tersebut dikenakan pada 1.5 kali bidang
Steel tower 403 kg/m2
permukaan tower.
Konduktor :112 kg/m2
Insulator : 63 kg/m2
JARAK ANTAR TOWER
Rentang
Rentang Berat (m) Rentang Angin (m)
No Tower Dasar
(m) Normal Broken Normal Broken