I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Stake Out
Stacking Out adalah pengukuran ulang lapangan di awal suatu pekerjaan untuk
memastikan besar perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di
lapangan. Suatu perencanaan masih bisa terjadi kekeliruan maupun perbedaan bila
diaplikasikan di lapangan. Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Konstruksi maupun
Konsultan Pengawas harus memastikan lagi terhadap hasil perencanaan dilapangan.
Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana
Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang
diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib
disetujui oleh para pihak. Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen
Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang
(CCO/Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Jika
perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam
kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Bila
terjadi perubahan kontrak yang cukup besar, diperlukan justifikasi teknis dan tim
negosiasi harga.
Uitzet dan Staking out merupakan kegiatan survey detail dan pematokan dimana
posisi (X,Y) dan tinggi/elevasi (Z) di ukur dan di tentukan. Ada 3 proses yang
dilakukan dalam kegiatan ini yaitu:
Kontrol horizontal (X,Y), pada saluran dan bangunan harus tepat pada posisi
planimetrisnya
Kontrol Vertikal (Z), saluran dan bangunan harus benar elevasinya
Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan, Monitoring konstruksi (cut and fill)
2. Penulangan dengan besi polos/ulir Cedera luka tertusuk besi pada saat
merakit dan mengangkut
d. Mobilisasi / Demobilisasi
Peralatan yang diperlukann dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator 0,80 m3 3 unit
2 Dump Truck 3,5 Ton 3 unit
3 Generator Set 25 KVA 2 unit
4 Mesin Penyambung pipa Diameter 75-250 mm 2 unit
HDPE (Hydraulic Butt
Fusion Welding) yang
terintegrasi dengan data
logger (tidak terpisah)
d. Timbunan/Urugan Kembali
Jenis tanah yang digunakan untuk bahan timbunan/urugan kembali harus memenuhi
syarat baku tanah untuk timbunan, tanah hasil galian dapat digunakan kembali
sebagai timbunan apabila memang memenuhi syarat dan mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas dan direksi lapangan.
f. Aksesoris Pipa
Jenis dan ukuran yang digunakan untuk aksesoris pipa sesuai dengan data di RAB
dengan tetap mengacu pada kebutuhan di lapangan. Standar baku mutu yang
digunakan tetap mengacu pada standar dari poin II.a dan II.b diatas.
d. Pasangan Batu
Batu diperoleh dari suatu tempat pengambilan yang telah disetujui. Batu-batu yang
digunakan adalah batu yang disetujui Direksi pekerjaan, dengan berat antara 8 –
25 kg.
Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong. Koral
jalan, batu bata, maka batu- batu tersebut harus keras, kasar padat dan tahan
lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
Batu untuk pasangan harus dibentuk / dibuat dengan ukuran seperti pada gambar
atau sesuai dengan apa yang diperintahkan Direksi.
e. Penulangan
Bahan – bahan dan Ukuran Tulangan.
Semua Tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai
dengan Indonesia Standard for Generate NI.2 PBI 1971 atau ASTM Designation
A.15 dan harus disetujui Direksi.
Penyedia Jasa dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengesahan beton
yag akan dipakai untuk persetujuan Direksi.
Tulangan yang dipakai adalah Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 16 cm dan
Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 16 cm
Pembuatan dan Pembersihan.
Tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari kotoran karat, minyak, oil
dari lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu. Bila mana terdapat
penundaan dalam pengecoran, beton tulangan harus diperiksa kembali dan
harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi
yang harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa.
Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran / tekukan atau bengkokkan yang
ditunjukkan pada gambar, jangan digunakan. Semua batangan harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pemasangan hanya diperlukan bila
seluruh operasi disetujui oleh Direksi.
Pemasangan.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggeseran
dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai dengan klip-klip yang
cocok pada persilangan dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam
sesuai dengan keperluan konstruksi. Dalam semua hal pengganjalan yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjalan tersebut
akan digunakan untuk permukaan beton yang akan direncanakan untuk
mendapatkan permukaan yang licin, pengganjalannya harus dibuat dari logam
yang tidak berkarat.
Sambungan.
Bila diperlukan penyambungan tulangan pada suatu titik selain dari pada yang
ditunyuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang
penyaluran dalam diding vertikal dalam beton harus minimum 30 x diameter
tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
f. Bekisting dan pembongkaran
Kayu
Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui Direksi pekerjaan. Kayu harus
dari mutu yang baik. Kayu harus berstruktur yang seragam, berserat lurus,
bebas dari mata kayu, lubang lubang bocor,serangan fungus, pembusukan,
titik-titik, bongkahan,belitan atau retakan – retakan serta kekurangan –
kekurangan dan noda – noda lainnya. Semua persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi seperti kekuatan tekanan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan
kelas harus sesuai dengan standar Indonesia untuk kayu N. I. 5 atau seperti
yang ditetapkan Direksi.
Multiplex
Bahan diperoleh dari mutu standar yang baik digunakan untuk pekerjaan
perkuatan pada permukaan beton, dengan perancah/ bekisting multiplex ukuran
12-18 mm atau yang disetujui Direksi pekerjaan. Sebelum pengecoran wajib
dilakukan pelumasan pada area bekisting yang bersinggungan dengan beton
dengan pelumas (minyak bekisting).
Pembongkaran
Proses pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah beton dianggap
mengeras.
Pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir
dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap
mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahanadmixture yang
digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada
beton menjadi sempurna (kurang dari setting time yangdisyaratkan), maka akan
terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang
disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu
g. Plesteran
Syarat penggunaan bahan untuk plesteran adalah :
1. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai (pasir kali) yang
bersih, tidak mengandung tanah, lumpur dan kotoran-kotoran lain serta sebelum
digunakan harus disaring/ diayak terlebih dahulu.
2. Pasir yang digunakan adalah pasir yang tidak mengandung bahan-bahan organis,
garam dan tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
3. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran.
Secara umum saringan sampah (Trahstrack) terdiri dari batang elemen, bagian
penumpu dan lain-lain komponen yang diperlukan. Saringan sampah harus
diikatkan pada gelagar penumpu dengan menggunakan baut, mur dan ring yang
terbuat dari baja anti karat. Konstruksi saringan sampah (trahsrack) harus
dipasang seperti yang ditetapkan dalam gambar rencana atas persetujuan dari
Direksi.
Batang elemen
Batang saringan sampah harus terbuat dari baja berbentuk bulat atau persegi.
Tebal minimum batang elemen tersebut harus memasukkan toleransi korosi
sebesar 2 mm dan tidak boleh kurang dari 12 mm tidak termasuk toleransi korosi.
Jarak antara garis hati (pitch) batang elemen harus 50 mm plus atau minus 2 mm.
Semua batang elemen harus dipasang pada baja profil dengan permukaan rata
dan diikatkan pada gelagar penumpu, untuk mencegah terjadinya
vibrasi. Tumpuan lateral harus disedidiakan untuk mencegah tekukan pada
elemendan disediakan batang horizontal dan dipasang secara seri seperti terlihat
pada gambar.
Gelagar penumpu
Saringan sampah harus ditumpu pada bagian ambang dan ditengah dari lebar
bukaan. Saringan sampah disisi atas harus ditumpu pada dua sisi bagian atas
struktur. Gelagar penumpu bagian ambang harus dibuat dari baja profil H diberi
penguat seperlunya dan kedua ujungnya dimasukkan dalam blockout pada
dinding beton. Gelagar tersebut harus dibor dan dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, mur danring baja anti karat. Balok penumpu tengah harus menggunakan
baja profil yang dirol, diperkuat yang memadai, yang dibangun kedalam block-outs
dalam dinding samping pada ujung-ujungnya. Balok tersebut harus dibor dan
disuplai berikutbaut-baut pengikat, mur dan ring anti karat. Untuk bagian atas dan
bawah harus ditumpu dengan baja profil siku yang dipabrikasi dan lengkap
dengan baut, murdan ring anti karat.Semua gelagar bagian atas harus dapat
disetel sebelum dicor, untuk menjamin agardapat ditempatkan pada posisi yang
benar terhadap kelurusannya. Defleksi maksimum gelagar penumpu pada beban
maksimum tidak boleh melebihi 1/600 dari lebar bukaan.
b. Pintu air
Lingkup pekerjaan
1. Yang dimaksud pekerjaan pintu air dan alat angkatnya yaitu meliputi
pekerjaan persiapan penyediaan, pengangkutan, pengerjaan dan
pemasangannya.
2. Pekerjaan pintu harus dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar
rencana.
3. Pekerjaan ini membutuhkan tackle minimal 3 ton dan tripod.
4. Pintu air harus sesuai dengan gambar pelaksanaan di lapangan.
Umum.
1. Penyedia jasa harus mendesain perlengkapan kerekan dan memberikan
gambar cetak pemasangan pintu lengkap, yang meliputi roda tangan, kunci
dan semua bagian-bagian mekanis serta semua perlengkapan yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan.
2. Pintu Air baja dan kerekan harus disediakan lengkap dengan bingkai pintu,
bagian-bagian yang tertanam, peralatan pengangkat, kerekan, landasan
kerekan, palang penyangga, abut angker den semua peralatan yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan.
3. Penyedia jasa harus mengajukan kepada Direksi pekerjaan tentang Sub
Kontraktor pembuat pintu. Direksi pekerjaan berhak menolak sub kontraktor
yang diajukan Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Direksi shop drawing, design hoisting equipment, perhitungan gigi-gigi angkat
dan spesifikasi material pintu.
4. Alat angkat dioperasikan dengan tangan, type screw-stem lengkap dengan
stem sekrup, roda tangan, gir landasan kerekan dan semua perlengkapan
yang ditunjukkan pada gambar.
5. Semua peralatan mekanis harus kondisi baik, sederhana dan kokoh, mudah
diangkat, diperiksa, disusun, dicat dan dibongkar. Semua perkuatan harus
betul-betul baik dan dapat memegang bagian-bagian pada tempatnya pada
kondisi pengoperasian. Semua komponen yang terbuat dari baja cetakan,
baja tempa dan baja paduan, jika digunakan harus diproses dengan betul.
Semua bahan torsi harus ditransmisikan oleh kunci dan penjepit dengan baik.
6. Tidak diperbolehkan pentransmisian bahan karena tekanan yang tiba-tiba.
Bila mungkin, penempelan plat landasan atau penopang struktur kaku
dilaksanakan dengan mesin. Perhitungan tekanan berdasarkan semua beban
mati dan beban hidup.
7. Agar pengoperasian dapat dilakukan dengan baik dan ketelitian peralatan
bisa diperoleh, Semua komponen dan perlengkapan yang diperlukan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa dan dimasukkan dalam harga penawaran,
apakah ditunjukkan dalam gambar, ditunjukkan dalam spesifikasi atau tidak.
Material.
Semua material harus baru, bebas dari kerusakan dan harus yang paling baik
yang dipakai pertimbangan kekuatan, kerapuhan, daya tahan, keserasian
pemakaian dan pemakain teknis yang paling baik.
Pintu, Bingkai dan Kerekan.
1. Pintu Baja.
Setiap pintu baja harus dibuat dari plat baja baru dengan tebal plat sesuai
gambar rencana dengan kondisi baru. Bagian-bagian yang disambung
dengan las harus dipotong dengan ukuran yang tepat dengan tepi yang
diratakan denganmesin agar sesuai dengan tipe pengelasan yang diperlukan
dan memungkinkan penetrasi secara menyeluruh. Permukaan plat yang
harus di las harus bebas dari karat, oli atau benda-benda lainnya sepanjang
sisi yang akan dilas.
Semua pekerjaan pengelasan dilaksanan dengan las listrik dan dilakukan
secara menerus.
Semua sambungan las yang akan tenggelam dalam air harus dilindungi dari
korosi yang terus menerus.
2. Perlengkapan Pintu dan Bingkai
Tempat kedudukan dan bingkai pintu harus merupakan satu unit kesatuan
bentuk yang disambung dengan las atau baut. Bingkai pintu harus dilengkapi
dengan sejumlah angker sesuai dengan kebutuhan untuk ditanam dalam
beton. Bingkai dan tempat kedudukan harus lurus dan tidak berlekuk-lekuk
atau bebas dari distorsi sehingga dengan dasar dan permukaan pintu bisa
merata.
3. Alat angkat
Alat angkat pintu harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk
mengoperasikan pintu menahan tekanan air yang tidak seimbang, yaitu
permukaan air maksimum upstream dengan down stream yang kosong.
Alat angkat sama dengan kerekan pintu baja, kecuali kalau memakai
single atau double stem yang dilengkapi dengan gear untuk pengoperasian
pintu seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Penutup metal dengan dua
set kunci setiap penutup dilengkapi dengan gear. Satu indicator pintu
dilengkapi satu kerekan.
V. Jembatan Pipa
a. Jembatan pipa L<16 m
Material yang digunakan untuk jembatan adalah baja profil WF 300.150 dengan
jenis pipa yang digunakan haruslah pipa GIP.
b. Jembatan pipa L=32 m
Sebelum memulai dan demi kelancaran pekerjaan harus dilakukan pengecekan
atau pemeriksaan secara menyeluruh untuk semua bahan yang akan digunakan
1. Merakit dan mendirikan portal
Sebelum mendirikan Menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu
seperti box bantu, seling, takel/tripod dsb.
Cor angkur portal pada bangunan bawah
Dirikan box bantu
Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya
Pasang batang pengaku
Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya.
Kencangkan semua baut yang ada.
Pasang dudukkan kabel ( sadel / roller)
2. Menarik kabel utama
Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.
Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang
dibentang.
Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya.
Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya
Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel
sebelum dan sesudah dibebani
3. Memasang hanger utama dan girder
Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
Pasang hanger utama
Pasang angkur ujung jembatan
Stel rangkaian batang bawah
Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
Stel batang melintang dan pagar.
Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut
dengan hanger utama.
Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut,
sekaligus batang tegak sandaran.
Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang
bawah terlebih dahulu
Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua
ujung jembatan
Kencangkan semua baut
4. Stel kelengkungan
Setelah struktur jembatan terpasang stel kelengkungan dengan menggunakan
walfer mur utama.
5. Memasang kabel angin
Bentangkan kabel angin dan tarik keseberang sungai
Pasang ikatan angin pada kabel angin
Kencangkan kabel angin kanan-kiri
6. Pemeriksaan dan testing
Periksa kembali ukuran-ukuran jembatan yang jelas, buat daftar
penyimpangan penyimpangan yang terjadi, kemudian dibuat gambar
jembatan terpasang (As Built Drawing). Dokumen ini disimpan baik-baik
mungkin akan berguna dikemudian hari.
Periksa kembali kekencangan baut maupun klem-klem kabel.
Periksa kabel utama apakah telah berada pada kedudukan kabel (sadel)
dengan tepat dan lumasilah dengan gemuk untuk mengurangi keausan
akibat gesekan.
Periksa kembali elevasi jembatan dan atur sesuai elevasi yang
direncanakan
Periksa goyangan jembatan, dengan mengecek kekencangan ikatan angin
Cat kembali bagian-bagian yang lecet akibat pelaksanaan pemasangan.
Adakan uji pembebanan sederhana dengan uji beban yang disyaratkan.
VI. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan apabila dalam persyaratan ini ada
kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari
hal tersebut, melainkan harus meminta penjelasan dari Direksi Pekerjaan.
Dan apabila ditemukan adanya kesalahan atau adanya penambahan/ pengurangan
pada spesifikasi teknik ini maka harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
Pekerjaan.