Anda di halaman 1dari 18

SPESIFIKASI TEKNIK

Pekerjaan : Pembangunan Air Baku Air Ikan Kecamatan Ipuh Kabupaten


Mukomuko
Lokasi : Kabupaten Mukomuko
Tahun Anggaran : 2023

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Stake Out
Stacking Out adalah pengukuran ulang lapangan di awal suatu pekerjaan untuk
memastikan besar perbedaan/perubahan antara rencana dengan keadaan di
lapangan. Suatu perencanaan masih bisa terjadi kekeliruan maupun perbedaan bila
diaplikasikan di lapangan. Pengguna Jasa, Penyedia Jasa Konstruksi maupun
Konsultan Pengawas harus memastikan lagi terhadap hasil perencanaan dilapangan.
Pengukuran ulang ini menghasilkan Laporan MC-0 yang dilampiri Gambar Rencana
Pelaksanaan Kerja, Kurva S, Foto Pekerjaan 0%, dan Lampiran-lampiran yang
diperlukan. Semua dokumen yang dihasilkan dalam Pengukuran Ulang ini wajib
disetujui oleh para pihak. Besarnya perubahan yang ditemukan dibuatkan Dokumen
Perubahan. Dokumen perubahan bisa berbentuk Dokumen Tambah Kurang
(CCO/Change Contract Order) atau Dokumen Tambahan (Addendum). Jika
perubahan yang ditemukan besar bahkan berpengaruh terhadap pasal-pasal dalam
kontrak, maka harus melibatkan Bidang Hukum, Perencanaan, dan lain-lain. Bila
terjadi perubahan kontrak yang cukup besar, diperlukan justifikasi teknis dan tim
negosiasi harga.
Uitzet dan Staking out merupakan kegiatan survey detail dan pematokan dimana
posisi (X,Y) dan tinggi/elevasi (Z) di ukur dan di tentukan. Ada 3 proses yang
dilakukan dalam kegiatan ini yaitu:
 Kontrol horizontal (X,Y), pada saluran dan bangunan harus tepat pada posisi
planimetrisnya
 Kontrol Vertikal (Z), saluran dan bangunan harus benar elevasinya
 Kontrol Pelaksanaan Pekerjaan, Monitoring konstruksi (cut and fill)

b. Profil melintang galian


Profil melintang adalah potongan/penampang melintang dari suatu areal pengukuran
tanah arah melintang dari suatu areal pengukuran tanah arah melintang yang
memperlihatkan jarak dan elevansi tertentu.
Penrukuran profil melintang alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang yang
telah dihitung ketinggian dan jarak antara titik ke titk . setiap pengukuran harus diambil
siku terhadap profil memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesui
kebutuhan
Data yang diambil :
1) Bacaan benang (Ba, Bt, dan Bb) kekiri dan kekanan.
2) Tinggi alat.
3) Tinggi titik tempat dari profil memanjang.
4) Sket gambar penampang.
c. SMKK (Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi)
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung
Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan Standar Keamanan,
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan
konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan
keselamatan lingkungan, sebagaimana yang diuraikan dalam Pasal 1 Ayat (39) dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, Pasal 1 Ayat (11) Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 17 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas,
dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja.

Untuk kebutuhan Personel Keselamatan Konstruksi dan Unit Keselamatan Konstruksi


pada paket ini dikategorikan sebagai risiko keselamatan kecil dengan perbandingan
jumlah personel Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja konstruksi
berupa 1:60 (satu banding enam puluh) dengan paling sedikit 1 (satu) Petugas
Keselamatan Konstruksi dalam tiap Pekerjaan Konstruksi.
No. Uraian Identifikasi
Pekerjaan Bahaya
1. Beton Mutu fc = 14,5Mpa (K.175), Cedera terkena alat pemutar adukan
menggunakan molen beton pada saat penuangan

2. Penulangan dengan besi polos/ulir Cedera luka tertusuk besi pada saat
merakit dan mengangkut

3. Pemasangan pipa Terjatuh material pipa

d. Mobilisasi / Demobilisasi
 Peralatan yang diperlukann dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
No Jenis Kapasitas Jumlah
1 Excavator 0,80 m3 3 unit
2 Dump Truck 3,5 Ton 3 unit
3 Generator Set 25 KVA 2 unit
4 Mesin Penyambung pipa Diameter 75-250 mm 2 unit
HDPE (Hydraulic Butt
Fusion Welding) yang
terintegrasi dengan data
logger (tidak terpisah)

 Personil yang dipersyaratkan :


 Pelaksana (1 orang) yang ditempatkan langsung di area pekerjaan dengan
SKT Pelaksana Saluran Irigasi;
 Petugas K3 (1 orang), mensyaratkan Petugas Keselamatan Konstruksi tanpa
syarat pengalaman;
 Untuk manajer keuangan, tidak mensyaratkan sertifikat kompetensi kerja;
Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman Sertifikat
No
yang akan dilaksanakan Kerja (tahun) Kompetensi Kerja
1 Pelaksana 2 Tahun SKT Pelaksana
Lapangan Pekerjaan
Pemasangan Pipa
Air Baku

2 Petugas K3 0 Tahun Sertifikat Petugas


K3
 Uraian dalam mobilisasi dan pekerjaan persiapan dimaksudkan untuk memberi
ganti rugi pada penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk (tetapi
tidak mutlak) keperluan –keperluan untuk :
 Mendatangkan tenaga kerja, alat-alat kerja, perlengkapan- perlengkapan dan
kegiatan-kegiatan di tempat pekerjaan.
 Mendirikan kantor-kantor, bangunan bangunan, gudang-gudang dan fasilitas-
fasilitas lain ditempat pekerjaan
 Biaya-biaya yang diperlukan untuk pembayaran-pembayaran peralatan
termasuk pembelian dan pemindahannya.
 Biaya yang diperlukan untuk pembayaran setiap pekerjaan lain yang
diperlukan, untuk setiap pekerjaan lain yang harus dilakukan atau pekerjaan-
pekerjaan yang tidak terduga pada permulaan pelaksanaan pekerjaan yang
pembayarannya tidak disebutkan dalam kontrak.
 Pembersihan tempat kerja pada akhir pekerjan serta pemulangan tenaga kerja
dan peralatan lain.
 Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan yang dibuat atau dibawa ketempat-
tempat, harus dianggap sebagai subjek untuk melengkapi paragrap ini, jika
Direksi tidak memberikan secara khusus dan tertulis, cara-cara lain untuk
suatu bagian-bagian pekerjaan atau bagian khusus pekerjaan. Penyedia jasa
harus bertanggung jawab sendiri atas kelengkapan, efisiensi, penggunaan,
perlindungan, pemeliharaan, perbaikan dan pengamanan semua fasilitas alat
kerja dan peralatan-peralatan lainnya. fasilitas, alat kerja dan peralatan yang
termasuk dalam paragraf ini tidak boleh dibongkar atau dipindahkan dari
tempat kerja terutama yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
kontrak, tanpa izin tertulis dari Direksi.
 Semua fasilitas, alat kerja dan peralatan-peralatan dalam tempat kerja juga
harus menjadi subjek sesuai hak Pengguna Anggaran untuk memiliki dan
membuat fasilitas-fasilitas dalam maksud menyelesaikan pekerjaan selama
kontrak. Penyedia Jasa setuju untuk memberi pernyataan yang diterima
Direksi.
 Untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan konstruksi maka perlu dibuat
jalan yang sifatnya dipakai sementara selama pelaksanaan kontrak. Penyedia
jasa harus sudah bisa membuat rencana jalan sementara sesuai dengan
kondisi lapangan. Disamping itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan
desa yang akan dipergunakan oleh konraktor selama pelaksanaan kontrak,
terlebih dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat/ pemilik
jalan tersebut, dan kondisi jalan harus terpelihara dengan baik. Segala biaya
yang diperlukan untuk pembuatan jalan sementara maupun pemeliharaan
jalan desa selama masa kontrak harus sudah diperhitungkan dalam pekerjaan
ini.
 Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan jalan dan arah
angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat
penggunaan jalan tersebut.
 Penyedia jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton bila ada sehingga memenuhi
kebutuhan pengangkutan, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
 Penyedia jasa dapat menggunakan tanah yang ada dengan sepengetahuan
pemberi Tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia
jasa membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.
 Dalam hal ini Penyedia jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada
Direksi jauh sebelumnya, sehingga rencana izin pemakaian jalan dapat
dilakukan.
 Pemberi tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk
atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia jasa selama pelaksanaan
pekerjaan.
 Apabila Penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi harus dikerjakan oleh Penyedia jasa atas bebannya sendiri dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Kontrak.

 Papan Tanda Proyek


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia jasa untuk
melaksanakan atau mengerjakan :
 Penyedia jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2 (dua)
papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan dan memuat
nama Pemilik Pekerjaan / Proyek dan nama Penyedia jasanya, judul
nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.
 Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi / Engineer Konsultan dalam
jangka waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan.
Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan, maka papan nama
proyek harus dicabut oleh Penyedia jasa.
 Material papan nama pekerjaan menggunakan multiplex 10 mm, frame
alumunium siku dan tiang kayu 5/7, printing banner plastik uk. 170 x 180 cm

 Direksi Keet , Los kerja dan Gudang


Kantor Proyek (Direksi keet) dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf dari
Kontraktor, pengawas maupun pemilik Proyek di lapangan. Kantor proyek
dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, musholla,
dan toilet. Luas bangunan kantor Proyek ini berkisar pada 60 m2 dan dibuat tidak
permanen, namun tetap harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan
sebagai tempat kerja. Desain bangunan kantor ini sebisa mungkin dibangun
dengan biaya konstruksi yang semurah mungkin.
Gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat ringan, seperti:
vibrator untuk pemadatan beton, mesin genset portable, alat-alat pengukuran
(theodolit), alat-alat untuk pekerjaan finishing (mesin pemotong keramik, mesin
bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.

 Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur


Prasasti Proyek/Papan Nama Bangunan/Nomenklatur dibuat pada lokasi
bangunan untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia
jasa terlebih dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Material yang digunakan adalah
granit 30 x 40 cm agar tulisan terlihat jelas tidak gampang tergerus.

II. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA BESERTA AKSESORIS


a. Pemasangan Pipa GIP Diameter 200 mm
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa galvanis (GIP) ukuran medium dengan
diameter 200 mm (8 inch) dan tebal 6,4 mm. Untuk hal-hal teknis yang berkaitan
dengan mutu dan syarat teknis pipa mengikuti standar baku mutu SNI 0039:2013
tentang pipa baja saluran air dengan atau tanpa lapisan seng atau standar lain yang
sejenis atas persetujuan konsultan pengawas, direksi dan PPK.
Pipa yang digunakan juga harus disertai dengan sertifikat kelayakan/lulus uji tes yang
dikeluarkan oleh pabrik.
b. Pemasangan Pipa HDPE Diameter 200 mm
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa HDPE (High Density Polyethylene) PN 10
untuk instalasi air minum dengan ukuran 200 mm tebal 11,9 mm. Untuk hal-hal teknis
yang berkaitan dengan mutu dan syarat teknis pipa mengikuti standar baku mutu SNI
06-4829-2005 tentang pipa polietilena untuk air minum atau standar lain yang sejenis
atas persetujuan konsultan pengawas, direksi dan PPK.
Pipa yang digunakan juga harus disertai dengan sertifikat kelayakan/lulus uji tes yang
dikeluarkan oleh pabrik.
c. Galian Tanah biasa, Cadas/Tanah Keras dan Batu
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut ukuran
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain,
yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau
berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan harus ditunjukkan
kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam spesifikasi adalah tinggi “permukaan
tanah” sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan digali
yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja
atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah yang
dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan
kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke
Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton
tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena
kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa. Apabila
pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih
besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu atas
sepengetahuan Direksi pekerjaan.
Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah/akan dibuat dalam meter kubik
dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran
untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item dalam BoQ.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada
suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk
timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak
selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu tempat yang tidak
akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-
dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar
pada bagian yang akan ditimbun.
Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan berada didaerah
persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran peggalian atau alternatif
lain berupa galian secara manual.

d. Timbunan/Urugan Kembali
Jenis tanah yang digunakan untuk bahan timbunan/urugan kembali harus memenuhi
syarat baku tanah untuk timbunan, tanah hasil galian dapat digunakan kembali
sebagai timbunan apabila memang memenuhi syarat dan mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas dan direksi lapangan.

e. Pengurugan dan Pemadatan


Pengurugan dan pemadatan sirtu dilakukan hanya untuk persimpangan jalan atau
kondisi lain yang memang diperlukan.

f. Aksesoris Pipa
Jenis dan ukuran yang digunakan untuk aksesoris pipa sesuai dengan data di RAB
dengan tetap mengacu pada kebutuhan di lapangan. Standar baku mutu yang
digunakan tetap mengacu pada standar dari poin II.a dan II.b diatas.

III. PEKERJAAN PASANGAN


a. Semen ( PC )
 Semen yang dipakai adalah semen Portland sesuai dengan Standar Indonesia NI
8.ASTM, model C. 150 atau Standar Inggris model BS 12.
Pengujian dan Pemeriksaan.
 Sampling, pemeriksaan dan pengujian semen-semen bila diperlukan akan
dilakukan oleh Direksi dan bahan Sampling, pengujian dan pemeriksaan harus
sesuai dengan standar Indonesia NI 8 atau ASTM Model C.150 atau test yang
equlvalent dengan standar inggris. Direksi dan tempat semen dikeluarkan dari
pabrik. Dereksi setiap saat mempunyai wewenang untuk meneliti dan memeriksa
meterial, laporan analisa laboratorium dan pengambilan sample semen untuk
diperiksa. Semen yang bergumpal- gumpal dan gumpalan tersebut tidak bisa
dihaluskan kembali dengan jari akan tidak memenuhi syarat (melewati batas
umurnya) dan harus dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Penyedia Jasa Harus
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pengambilan contoh
(sample) tersebut.
 Direksi dapat memeriksa semen yang tersimpan dalam gudang setiap waktu
sebelum semen itu dipergunakan. Semen yang tidak memenuhi syarat tidak boleh
dipakai. Jika ternyata ada semen yang tidak memenuhi syarat dan telah
terpasang, maka bagian yang telah menjadi campuran beton, adukan semen dan
grout tersebut dibongkar dan diganti dengan semen yang baru atas biaya Penjedia
Jasa.Pengetesan selinder, kubus beton atau campuran semen yang akan
digunakan, dapat diperintahkan oleh Direksi setiap waktu untuk maksud keperluan
testing, dan Penyedia Jasa harus melaksanakan dan mempersiapkan semen dan
campuran semen / beton yang diminta untuk test tampa pungutan bayaran
terhadap Direksi.
Semen boleh saja tidak dipakai sebagai kebijaksanaan dari Direksi seandainya
tidak memenuhi Syarat – Syarat yang dibutuhkan.
b. Gudang dan penyimpanan
 Penyedia Jasa harus menyediakan suatu tempat penyimpanan ( gudang ) yang
memenuhi syarat untuk menyimpan semen semen tersebut, dan setiap waktu
semen tersebut harus dilindungi dari kelembabandan pembekuan.
 Tempat rumah penyimpanan semen – semen tersebut harus benar- benar rapat/
tertutup, mempunyai jarak lantai minimum 50 cm di atas permukaan tanah, dan
luasnya juga harus cukup untuk menyimpan semen yang didatangkan . selain itu
untuk menghindari adanya penundaan- penundaan, gangguan-gangguan
pekerjaan harus mempunyai peralatan luas agar dapat menampung truk yang
mengangkut semen-semen tersebut secara terpisah,sehingga masih ada jalan
untuk menarik / mengambil ( sampling ) semen tersebut, menghitung semen yang
akan disimpan ataupun semen yang akan dipindahkan. Semen pada kantong /
zack, jangan ditumpuk melebihi 2 meter.
 Untuk menghindari penyimpanan semen yang terlalu lama atas semen-semen
yang telah dikirim tersebut, Penyedia Jasa harus mengatur penggunaan semen-
semen yang ada dalam zack-zack tersebut secara berturut-turut sesuai urutan
waktu pengiriman sampai kelokasi ,setiap pengiriman dari semen tersebut harus
langsung disimpan dan dengan mudah dapat dibedakan antara kiriman-kiriman
satu dengan yang lain. Semua zack zack semen bekas yang sudah kosong segera
dikumpulkan dan ditandai sedemikian rupa atas persetujuan Direksi sebelum
dibuang.
 Penyedia Jasa harus menyediakan alat timbang yang baik, teliti dalam skala yang
memenuhi syarat untuk pengetesan berat semen yang disimpan pada setiap
tempat yang berhubungan dengan pekerjaan bila diminta oleh Direksi.
 Penyedia Jasa harus memperkerjakan penjaga gudangyang baik maupun menata
pergudangan / tempat penyimpanan semen tersebut , menyimpan dan mencatat /
dengan baik semua pengiriman dan pemakaian semen. Salinan dari catatan
tersebut juga harus diberikan / diperlihatkan kepada Direksi bila diminta dan juga
memperlihatkan secara detail jumlah zack semen yang telah digunakan selama
pelaksanaan tiap-tiap bagian pekerjaan
c. Pasir, Split dan Bahan – bahan Perkuatan.
Ruang Lingkup Kerja
 Semua pasir, Split dan bahan perkuatan yang akan dipakai untuk semua Bahan
bangunan dan pekerjaan lain diatas dasar dokumen kontrak,dan untuk semua
hal yang ada hubungannya dan yang mungkin dimintaoleh Direksi, yang terdiri
dari material, harus di rinci dan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
sudah dirubah oleh Direksi pada setiap pekerjaan tertentu.
Handling dan Stockpilling
 Penyedia Jasa harus mengangkut, membongkar, dan menutup semua pasir,
Splite dan bahan perkuatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan bangunan- bangunan yang dilaksanakan.
 Semua cara-cara yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa seperti membongkar,
memuat dan menumpuk pasir, splite dan bahan perkuat setiap waktu harus
disetujui oleh Direksi.
 Lokasi dan pengaturan pada semua daerah penimbunan / penyimpanan harus
disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa harus membersihkan dan dan mengatur
drainase semua tempat yang dipersiapkan untuk menyimpan dan harus
mengatur penyimpanan pasir, splite/batu pecah 2x3 dan bahan perkuatan
sehingga kerusakan ataupun kehilangan dapat dikurangi seminimal mungkin.
Penyimpanan bahan tidak berhubungan dengan tanah maupun bahan-bahan
lain sebagai akibat air banjir dan atau air tanah.
 Penyedia Jasa harus menyediakan biaya untuk pemrosesan kembali pasir,
splite/batu pecah 2x3 atau bahan perkuatan yang mungkin akan menjadi rusak
disebabkan oleh tempat penyimpanan yang tidak memadai dan perlindungan
yang kurang baik. Penyedia Jasa juga harus melakukan cara penyimpanan
semua material secara langsung dan berlapis. Pasir, splite/batu pecah 2x3 dan
bahan perkuatan yang dipindah-pindah dari sutu tempat ketempat penyimpanan
yang lain, kecuali pada suatu keadaan tertentu, yang diperlukan penyediaan
jalan untuk truk dalam penempatan material secara berlapis. Penyedia Jasa
harus menghindari kerusakan-kerusakan pasir, splite/batu pecah 2x3 dan
bahan perkuatan yang mungkin terjadi, pada waktu truk yang melewati tempat
penyimpanan.
Pasir
 Jenis pasir yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah pasir alam yang
diambil dari sungai sungai ataupun pasir alam yang didapat dari lain sumber,
harus mendapat persetujuan Direksi.
 Semua pasir alam yang diperlukandalam pekerjaan konstruksi Penyedia Jasa
harus mengusahakan dan mendapatkan dari sungai ataupun sumber alam yang
lainnya yang telah disetujui.
 Kalau pasir itu diperoleh dari sumber-sumber yang tidak dikuasai oleh
Pemerintah, maka Penyedia Jasa harus membuat suatu program pengaturan
/pembicaraan khusus dengan pemilik usaha pasir tersebut dan Penyedia Jasa
harus membayar semua biaya-biayanya.
 Persetujuaan tentang pasir yang diperoleh dari sumber-sumber alam, jangan
ditafsirkan sebagai suatu persetujuan yang sah untuk semua material yang
diperoleh dari sumber-sumber alam lainya, Penyedia Jasa harus bertanggung
jawab penuh atas semua kualitas dari semua material yang dipergunakan
dalam persiapan dan persetujuaan test dari Direksi, dengan contoh sebanyak
yang sebagai sample dari pasir alam tersebut dan selambat-lambatnya 12 hari
sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut sudah diperiksa.
 Deposite pasir alam harus dibersihkan vegetasi, bahan-bahan lain yang
mengotori dan dapat menimbulkan pasir tidak baik.
 Pasir harus benar-benar bersihdan bebas bahan-bahan organik maupun
anorganik yang menimbulkan pasir tidak baik.Jumlah persentasi dari semua
material tersebut beratnya tidak akan melebihi 6 %. Pasir yang baik adalah yang
berbentuk tanjam, cubical, keras, tebel dan tahan lama.
 Semua pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton seperti yang telah
ditentukan harus berupa pasir alam, sesuai dengan stndard Indonesia PBI
1971. Pasir yang digunakan untuk adukan bagi pekerjaan pasangan atau batu
atau tubuh pekerjaan, harus berupa pasir alam dan bila di test harus memenuhi
standard Indonesia.
 Pasir-pasir alam dapat diminta untuk ditest oleh Direksi untuk menentukan
apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah ditentukan dan
dibutuhkan. Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan
contoh yang diperintahkan oleh Direksi tampa pungutan banyaran yang meliputi
tenaga, material dan operasinya.
Split / Batu Pecah
 Split / Batu Pecah harus didapat dari sumber-sumber yang disetujui yang terdiri
dari Split / Batu Pecah, Batu gunung, batu-batu pecah atau campuran dari semua
itu.
 Split / Batu Pecah harus bersih, bebas dari partikel lunak, satuan yang tebal dan
memanjang, alkali, organik, dan bahan lain yang tidak sesuai, Jumlah pesentase
dari semua bagian yang tidak sesuai ini tidak lebih dari 3 % untuk kandungan
lumpur, tidak boleh lebih 1 %.
 Split / Batu Pecah harus dengan gradasi yang baik degan ukuran butir antara 2 cm
– 3 cm atau dengan ukuran yang dibatasi untuk pekerjaan-pekerjaan khusus
seperti yang telah ditentukan.dan bahan-bahan perkuatan mempunyai modolus
yang baik atau bila dengan pengetesan berarti sesuai dengan stndard Indonesia
untuk Conoreto PBI 1971.
 Spilt / Batu Pecah sesuai dengan Spesifikasi yang ada ( PBI 1971 ) atau bila ditest
oleh Direksi karena tidak memenuhi spesifikasi, Penyedia Jasa harus mengayak
kembali atau memproses material-material tersebut dengan biaya sendiri,
meningkatkan mutu produksi splite/batu pecah 2x3 sehingga memenuhi syarat
seperti yang disetujui Direksi.

d. Pasangan Batu
 Batu diperoleh dari suatu tempat pengambilan yang telah disetujui. Batu-batu yang
digunakan adalah batu yang disetujui Direksi pekerjaan, dengan berat antara 8 –
25 kg.
 Untuk penggunaan pada pekerjaan pasangan batu, pasangan batu kosong. Koral
jalan, batu bata, maka batu- batu tersebut harus keras, kasar padat dan tahan
lama serta bebas dari retak ataupun pecah.
 Batu untuk pasangan harus dibentuk / dibuat dengan ukuran seperti pada gambar
atau sesuai dengan apa yang diperintahkan Direksi.

e. Penulangan
Bahan – bahan dan Ukuran Tulangan.
 Semua Tulangan beton harus baru dan dari tingkatan dan ukuran yang sesuai
dengan Indonesia Standard for Generate NI.2 PBI 1971 atau ASTM Designation
A.15 dan harus disetujui Direksi.
 Penyedia Jasa dapat diminta untuk menyediakan sertifikat pengesahan beton
yag akan dipakai untuk persetujuan Direksi.
 Tulangan yang dipakai adalah Besi Tulangan Pokok Besi ø 10 - 16 cm dan
Besi Tulangan Bagi Besi ø 8 - 16 cm
Pembuatan dan Pembersihan.
 Tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari kotoran karat, minyak, oil
dari lapisan yang akan merusak atau mengurangi mutu. Bila mana terdapat
penundaan dalam pengecoran, beton tulangan harus diperiksa kembali dan
harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
 Tulangan harus dibengkokkan atau dibentuk dengan tepat menurut ukuran yang
ditunjukkan pada gambar-gambar yang dilampirkan atau gambar konstruksi
yang harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa.
 Tulangan jangan diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang akan
merusak bahan. Batangan dengan putaran / tekukan atau bengkokkan yang
ditunjukkan pada gambar, jangan digunakan. Semua batangan harus
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Pemasangan hanya diperlukan bila
seluruh operasi disetujui oleh Direksi.
Pemasangan.
 Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggeseran
dengan menggunakan ikatan kawat besi yang sesuai dengan klip-klip yang
cocok pada persilangan dan harus diganjal dengan kepingan beton atau logam
sesuai dengan keperluan konstruksi. Dalam semua hal pengganjalan yang
cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan sehingga tidak akan ada
pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana pengganjalan tersebut
akan digunakan untuk permukaan beton yang akan direncanakan untuk
mendapatkan permukaan yang licin, pengganjalannya harus dibuat dari logam
yang tidak berkarat.
Sambungan.
Bila diperlukan penyambungan tulangan pada suatu titik selain dari pada yang
ditunyuk pada gambar, ciri sambungan harus ditentukan oleh Direksi. Panjang
penyaluran dalam diding vertikal dalam beton harus minimum 30 x diameter
tulangan dan harus disetujui oleh Direksi.
f. Bekisting dan pembongkaran
Kayu
 Kayu harus diperoleh dari sumber yang disetujui Direksi pekerjaan. Kayu harus
dari mutu yang baik. Kayu harus berstruktur yang seragam, berserat lurus,
bebas dari mata kayu, lubang lubang bocor,serangan fungus, pembusukan,
titik-titik, bongkahan,belitan atau retakan – retakan serta kekurangan –
kekurangan dan noda – noda lainnya. Semua persyaratan lainnya yang harus
dipenuhi seperti kekuatan tekanan, tarikan, penyimpanan, penyusunan dan
kelas harus sesuai dengan standar Indonesia untuk kayu N. I. 5 atau seperti
yang ditetapkan Direksi.
Multiplex
 Bahan diperoleh dari mutu standar yang baik digunakan untuk pekerjaan
perkuatan pada permukaan beton, dengan perancah/ bekisting multiplex ukuran
12-18 mm atau yang disetujui Direksi pekerjaan. Sebelum pengecoran wajib
dilakukan pelumasan pada area bekisting yang bersinggungan dengan beton
dengan pelumas (minyak bekisting).

Pembongkaran
 Proses pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah beton dianggap
mengeras.
 Pembongkaran bekisting beton dilakukan setelah 8 jam dari pengecoran terakhir
dengan tenaga orang (berbeda-beda tergantung pada setting time beton, setiap
mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari bahanadmixture yang
digunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada
beton menjadi sempurna (kurang dari setting time yangdisyaratkan), maka akan
terjadi kerusakan/cacat pada beton tersebut. Upaya dalam mencegah
kerusakan yang terjadi yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang
disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu
g. Plesteran
Syarat penggunaan bahan untuk plesteran adalah :
1. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai (pasir kali) yang
bersih, tidak mengandung tanah, lumpur dan kotoran-kotoran lain serta sebelum
digunakan harus disaring/ diayak terlebih dahulu.
2. Pasir yang digunakan adalah pasir yang tidak mengandung bahan-bahan organis,
garam dan tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
3. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih
dan bebas dari segala macam kotoran.

IV. PEKERJAAN TRASHRACK DAN PINTU AIR


a. Trashrack
Lingkup pekerjaan
1. Yang meliputi pekerjaan persiapan penyediaan, pengangkutan, pengerjaan
dan pemasangannya.
2. Pekerjaan Trahsrack harus dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar
rencana.
Umum.
Pipa galvanis yang dipakai adalah berdiameter 6 “ atau setara 150 mm. untk baja
pengait dipakai UNP (200 x 80 x 7.5) mm per 6 m.

Secara umum saringan sampah (Trahstrack) terdiri dari batang elemen, bagian
penumpu dan lain-lain komponen yang diperlukan. Saringan sampah harus
diikatkan pada gelagar penumpu dengan menggunakan baut, mur dan ring yang
terbuat dari baja anti karat. Konstruksi saringan sampah (trahsrack) harus
dipasang seperti yang ditetapkan dalam gambar rencana atas persetujuan dari
Direksi.

Batang elemen
Batang saringan sampah harus terbuat dari baja berbentuk bulat atau persegi.
Tebal minimum batang elemen tersebut harus memasukkan toleransi korosi
sebesar 2 mm dan tidak boleh kurang dari 12 mm tidak termasuk toleransi korosi.
Jarak antara garis hati (pitch) batang elemen harus 50 mm plus atau minus 2 mm.
Semua batang elemen harus dipasang pada baja profil dengan permukaan rata
dan diikatkan pada gelagar penumpu, untuk mencegah terjadinya
vibrasi. Tumpuan lateral harus disedidiakan untuk mencegah tekukan pada
elemendan disediakan batang horizontal dan dipasang secara seri seperti terlihat
pada gambar.

Gelagar penumpu
Saringan sampah harus ditumpu pada bagian ambang dan ditengah dari lebar
bukaan. Saringan sampah disisi atas harus ditumpu pada dua sisi bagian atas
struktur. Gelagar penumpu bagian ambang harus dibuat dari baja profil H diberi
penguat seperlunya dan kedua ujungnya dimasukkan dalam blockout pada
dinding beton. Gelagar tersebut harus dibor dan dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, mur danring baja anti karat. Balok penumpu tengah harus menggunakan
baja profil yang dirol, diperkuat yang memadai, yang dibangun kedalam block-outs
dalam dinding samping pada ujung-ujungnya. Balok tersebut harus dibor dan
disuplai berikutbaut-baut pengikat, mur dan ring anti karat. Untuk bagian atas dan
bawah harus ditumpu dengan baja profil siku yang dipabrikasi dan lengkap
dengan baut, murdan ring anti karat.Semua gelagar bagian atas harus dapat
disetel sebelum dicor, untuk menjamin agardapat ditempatkan pada posisi yang
benar terhadap kelurusannya. Defleksi maksimum gelagar penumpu pada beban
maksimum tidak boleh melebihi 1/600 dari lebar bukaan.

Perakitan dan Tes di Pabrik


Saringan sampah harus pabrikasi sesuai dengan gambar yang disetujui, di rakit
dipabrik dan dicek toleransi dimensinya, akurasi kelurusaanya. Setiap
ketidak lurusan harus segera dibetulkan sebagaimana mestinya.
Pemasangan di lapangan
Balok penumpu harus dipasang dalam block-outs sesuai dengan gambar
akhir yang telah disetujui. Saringan sampah harus dipasang pada mulut terowong
dan block-out yang telah di sediakan dan beri tanda. Setelah penyetelan
kelurusan/ kerataan saringan sampah dinyatakan benar/diterima, semua angker
pengikat serta baut-baut pengikat dapat dikencangkan. Selanjutnya
pengecoran block-out dapat dilaksanakan. Panel saringan harus dipasang sesuai
dengan gambar detail yang telah disetujuio leh Direksi. Dan atau sesuai dengan
petunjuk Direksi. Pemeriksaan jarak antara elemen perlu diperiksa sebelum
dipasang.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Saringan sampah (Trahsrack) dilakukan
sesuai dengan yang terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per unit seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

b. Pintu air
Lingkup pekerjaan
1. Yang dimaksud pekerjaan pintu air dan alat angkatnya yaitu meliputi
pekerjaan persiapan penyediaan, pengangkutan, pengerjaan dan
pemasangannya.
2. Pekerjaan pintu harus dipasang seperti yang ditetapkan pada gambar
rencana.
3. Pekerjaan ini membutuhkan tackle minimal 3 ton dan tripod.
4. Pintu air harus sesuai dengan gambar pelaksanaan di lapangan.
Umum.
1. Penyedia jasa harus mendesain perlengkapan kerekan dan memberikan
gambar cetak pemasangan pintu lengkap, yang meliputi roda tangan, kunci
dan semua bagian-bagian mekanis serta semua perlengkapan yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan.
2. Pintu Air baja dan kerekan harus disediakan lengkap dengan bingkai pintu,
bagian-bagian yang tertanam, peralatan pengangkat, kerekan, landasan
kerekan, palang penyangga, abut angker den semua peralatan yang
diperlukan untuk pengoperasian peralatan.
3. Penyedia jasa harus mengajukan kepada Direksi pekerjaan tentang Sub
Kontraktor pembuat pintu. Direksi pekerjaan berhak menolak sub kontraktor
yang diajukan Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada
Direksi shop drawing, design hoisting equipment, perhitungan gigi-gigi angkat
dan spesifikasi material pintu.
4. Alat angkat dioperasikan dengan tangan, type screw-stem lengkap dengan
stem sekrup, roda tangan, gir landasan kerekan dan semua perlengkapan
yang ditunjukkan pada gambar.
5. Semua peralatan mekanis harus kondisi baik, sederhana dan kokoh, mudah
diangkat, diperiksa, disusun, dicat dan dibongkar. Semua perkuatan harus
betul-betul baik dan dapat memegang bagian-bagian pada tempatnya pada
kondisi pengoperasian. Semua komponen yang terbuat dari baja cetakan,
baja tempa dan baja paduan, jika digunakan harus diproses dengan betul.
Semua bahan torsi harus ditransmisikan oleh kunci dan penjepit dengan baik.
6. Tidak diperbolehkan pentransmisian bahan karena tekanan yang tiba-tiba.
Bila mungkin, penempelan plat landasan atau penopang struktur kaku
dilaksanakan dengan mesin. Perhitungan tekanan berdasarkan semua beban
mati dan beban hidup.
7. Agar pengoperasian dapat dilakukan dengan baik dan ketelitian peralatan
bisa diperoleh, Semua komponen dan perlengkapan yang diperlukan harus
disediakan oleh Penyedia Jasa dan dimasukkan dalam harga penawaran,
apakah ditunjukkan dalam gambar, ditunjukkan dalam spesifikasi atau tidak.

Material.
Semua material harus baru, bebas dari kerusakan dan harus yang paling baik
yang dipakai pertimbangan kekuatan, kerapuhan, daya tahan, keserasian
pemakaian dan pemakain teknis yang paling baik.
Pintu, Bingkai dan Kerekan.
1. Pintu Baja.
Setiap pintu baja harus dibuat dari plat baja baru dengan tebal plat sesuai
gambar rencana dengan kondisi baru. Bagian-bagian yang disambung
dengan las harus dipotong dengan ukuran yang tepat dengan tepi yang
diratakan denganmesin agar sesuai dengan tipe pengelasan yang diperlukan
dan memungkinkan penetrasi secara menyeluruh. Permukaan plat yang
harus di las harus bebas dari karat, oli atau benda-benda lainnya sepanjang
sisi yang akan dilas.
Semua pekerjaan pengelasan dilaksanan dengan las listrik dan dilakukan
secara menerus.
Semua sambungan las yang akan tenggelam dalam air harus dilindungi dari
korosi yang terus menerus.
2. Perlengkapan Pintu dan Bingkai
Tempat kedudukan dan bingkai pintu harus merupakan satu unit kesatuan
bentuk yang disambung dengan las atau baut. Bingkai pintu harus dilengkapi
dengan sejumlah angker sesuai dengan kebutuhan untuk ditanam dalam
beton. Bingkai dan tempat kedudukan harus lurus dan tidak berlekuk-lekuk
atau bebas dari distorsi sehingga dengan dasar dan permukaan pintu bisa
merata.
3. Alat angkat
 Alat angkat pintu harus mempunyai kapasitas yang memadai untuk
mengoperasikan pintu menahan tekanan air yang tidak seimbang, yaitu
permukaan air maksimum upstream dengan down stream yang kosong.
 Alat angkat sama dengan kerekan pintu baja, kecuali kalau memakai
single atau double stem yang dilengkapi dengan gear untuk pengoperasian
pintu seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Penutup metal dengan dua
set kunci setiap penutup dilengkapi dengan gear. Satu indicator pintu
dilengkapi satu kerekan.

Pengawasan, Pabrik Perakitan dan Test


a. Setiap bingkai pintu dan kerekan, tanpa baut angker, harus dirakit dalam
pabrik untuk pengawasan, pengetesan dan pengangkutan sebagai satu unit,
tanpa membongkar kecuali kalau ada permintaan Engineer.
b. Setiap pintu harus dipasang lengkap di pabrik, termasuk palang penguat dan
kerekan. Kepala pintu dipasang pada posisi yang dekat dan melekat dengan
kuat pada bingkai. Permukaan daun pintu geser harus rata dengan bingkai.
Harus dilengkapi dengan baji kayu dan penjepit yang dilas untuk mencegah
kerusakan pada saat pengangkutan.
c. Setiap unit kerekan sudah merupakan rakitan pabrik yang lengkap dan dites
dengan pintu dan bingkai supaya pada saat pengoperasian dapat dilakukan
dengan baik.
d. Direksi akan mengadakan pengecekan ke pabrik pembuatan pintu pada saat
awal, pertengahan, selesai dan saat siap diangkut ke lapangan dengan biaya
pengecekan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pengecatan
Pintu dan kerekan, kecuali permukaan yang tertanam, permukaan yang dibuat
dengan mesin permukaan geseran dan penahan harus dicat. Plat baja untuk daun
pintu juga harus dilindungi dengan cat anti karat dan permukaan yang di cat harus
dibersihkan terlebih dahulu, harus kering dan bebas gemuk sebelum pengecatan.
Permukaan penahan dan permukaan yang dibuat dengan mesin yang diexpose
harus dilapisi dengan gemuk tahan air.
Pemasangan.
Bingkai pintu, meliputi baut angkur dan metal yang tertanam, pintu dan kerekan,
meliputi balok kerekan, plat-plat dasar dan semua kelengkapan yang harus
dipasang lengkap oleh Penyedia Jasa sesuai dengan prosedure pemasangan.
Langkah kedua pengecoran dan grouting dilakukan seperti yang disyaratkan. Hal
ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa untuk menangani, menyimpan, dan
memasang semua perlengkapan yang disyaratkan.
Harus selalu hati-hati selama pemasangan pintu untuk menghindari
pembengkokan bingkai pintu dan menjaga semua toleransi seperti yang
ditunjukkan pada gambar yang disetujui. Setelah semua pemasangan dilakukan,
pelumasan, penyetelan dan kontrol, pintu harus dioperasikan beberapa kali
pembukaan dan penutupan serta pengaturan atau koreksi lainnya yang dilakukan.
Mur Stem harus diatur pada posisi untuk mencegah penekukan stem bila pintu-
pintu betul dipasang.
Toleransi.
Pemeliharaan yang baik harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua
toleransi pemasangan sesuai dengan petunjuk dan ditentukan untuk
pengoperasian pintu dan kerekan dapat dipertahankan. Permukaan geser harus
benar-benar vertical, dan perbedaannya tidak lebih dari 2 mm. Pada saat
permukaan perletakan berada pada perletakan, tekanan yang terjadi harus merata
sepanjang perletakan tersebut.
Bingkai pintu harus vertical dengan toleransi + 2 mm. Ambang pintu harus benar-
benar horizontal dan rata dengan permukaan beton.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Pintu Air dilakukan sesuai dengan yang
terpasang, dengan harga satuan pekerjaan per unit seperti yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

V. Jembatan Pipa
a. Jembatan pipa L<16 m
Material yang digunakan untuk jembatan adalah baja profil WF 300.150 dengan
jenis pipa yang digunakan haruslah pipa GIP.
b. Jembatan pipa L=32 m
Sebelum memulai dan demi kelancaran pekerjaan harus dilakukan pengecekan
atau pemeriksaan secara menyeluruh untuk semua bahan yang akan digunakan
1. Merakit dan mendirikan portal
Sebelum mendirikan Menara atau kolom perlu dipersiapkan alat-alat bantu
seperti box bantu, seling, takel/tripod dsb.
 Cor angkur portal pada bangunan bawah
 Dirikan box bantu
 Dirikan kaki portal atau menara pada angkurnya
 Pasang batang pengaku
 Lanjutkan menyambung kaki menara atau portal ke segmen berikutnya.
 Kencangkan semua baut yang ada.
 Pasang dudukkan kabel ( sadel / roller)
2. Menarik kabel utama
 Kuncikan ujung kabel utama pada blok angkur.
 Tarik ujung kabel ke seberang sungai dengan bantuan seling yang
dibentang.
 Naikan kabel ke atas sadel atau dudukkan kabel dan pasang tutupnya.
 Pasang ujung kabel ke blok angkur ujung yang satunya
 Stel kabel utama dengan pesediaan resistan atau persediaan lenturan kabel
sebelum dan sesudah dibebani
3. Memasang hanger utama dan girder
 Buatlah tangga gantung dari tambang atau bambu dan pasang pengait pada
ujungnya.
 Gantungkan tangga pada kabel utama dan tali erat erat
 Pasang hanger utama
 Pasang angkur ujung jembatan
 Stel rangkaian batang bawah
 Stel batang vertikal ke batang bawah sekaligus pasangkan plat buhul
 Stel batang melintang dan pagar.
 Stel rangkaian batang bawah, batang vertikal dan batang melintang tersebut
dengan hanger utama.
 Stel batang rangkaian atas ke rangkaian yang sudah tergantung tersebut,
sekaligus batang tegak sandaran.
 Pasang batang-batang diagonal dan kencangkan semua baut.
 Lanjutkan pada segmen berikutnya dangan langkah awal merangkai batang
bawah terlebih dahulu
 Pelaksanaan pemasangan dapat dilakukan dari dua arah atau dari kedua
ujung jembatan
 Kencangkan semua baut
4. Stel kelengkungan
Setelah struktur jembatan terpasang stel kelengkungan dengan menggunakan
walfer mur utama.
5. Memasang kabel angin
 Bentangkan kabel angin dan tarik keseberang sungai
 Pasang ikatan angin pada kabel angin
 Kencangkan kabel angin kanan-kiri
6. Pemeriksaan dan testing
 Periksa kembali ukuran-ukuran jembatan yang jelas, buat daftar
penyimpangan penyimpangan yang terjadi, kemudian dibuat gambar
jembatan terpasang (As Built Drawing). Dokumen ini disimpan baik-baik
mungkin akan berguna dikemudian hari.
 Periksa kembali kekencangan baut maupun klem-klem kabel.
 Periksa kabel utama apakah telah berada pada kedudukan kabel (sadel)
dengan tepat dan lumasilah dengan gemuk untuk mengurangi keausan
akibat gesekan.
 Periksa kembali elevasi jembatan dan atur sesuai elevasi yang
direncanakan
 Periksa goyangan jembatan, dengan mengecek kekencangan ikatan angin
 Cat kembali bagian-bagian yang lecet akibat pelaksanaan pemasangan.
 Adakan uji pembebanan sederhana dengan uji beban yang disyaratkan.

VI. PENUTUP
Demikian persyaratan atau spesifikasi ini dibuat untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dan apabila dalam persyaratan ini ada
kekurangan atau kekeliruan, Penyedia Jasa tidak boleh mengambil keuntungan dari
hal tersebut, melainkan harus meminta penjelasan dari Direksi Pekerjaan.
Dan apabila ditemukan adanya kesalahan atau adanya penambahan/ pengurangan
pada spesifikasi teknik ini maka harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
Pekerjaan.

Bengkulu, 16 Desember 2022


Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Air Tanah dan Air Baku
SNVT PJPA Sumatera VII Provinsi Bengkulu
Hasnudin Syaifuri, ST.
NIP. 197002022009111002

Anda mungkin juga menyukai