Anda di halaman 1dari 51

Spesifikasi Teknis

A. Spesifikasi Umum
1. Spesifikasi teknis ini berisi penjelasan dan ketentuan-ketentuan atas pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air serta
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari Dokumen Kontrak.
2. Kualitas dari hasil pekerjaan dilaksanakan harus baik dan memenuhi persyaratan yang
ada dalam kontrak, serta dalam pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus menggunakan
bahan-bahan buatan dalam negeri atau. bahan-bahan kandungan lokalnya 100%.
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa/pelaksana harus mentaati peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan pekerjaan misalnya :
 Undang-undang tentang lingkungan
 Undang-undang keselamatan kerja
 Undang-undang ketenagakerjaan
 Perda terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
 Peraturan terkait Protokol Kesehatan COVID-19
4. Pengguna Jasa harus melindungi pemilik dari tuntutan patent lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang akan digunakan atau disediakan
kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi teknis, bahwa semua barang dan
bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah harus baru atau belum
digunakan, belum kadaluarsa serta dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor.

PASAL SU – 1 : LINGKUP PEKERJAAN

SU-1.1 Deskripsi Proyek


Pekerjaan Konstruksi adalah sebagai berikut :
- Pekerjaan persiapan meliputi : sosialisasi pekerjaan, pendatangan bahan-
bahan, peralatan dan pembuatan jalan masuk/ sementara untuk penunjang pekerjaan
permanen.
- Pekerjaan galian alur sungai.
- Pekerjaan tanggul timbunan tanah dan tanggul pasangan batu/sayap.
- Pekerjaan pasangan batu kali/gunung
- Bangunan pintu pengambilan (pintu sorong).
- Dan lain-lain bangunan yang sesuai dengan dokumen kontrak / Bill of Quantity (BQ)
yang ada.
SU-1.2 Lingkup Pekerjaan
SU-1.2.1 Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaaan Penunjang
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan kecuali yang ditunjukkan lain oleh Direksi ialah
pendatangan bahan-bahan, tenaga kerja dan pembuatan sarana penunjang untuk pekerjaan
permanen seperti : pembuatan kantor lapangan, papan nama proyek, mobilisasi dan
demobilisasi, pembuatan jalan masuk proyek dll. Pekerjaan-pekerjaan penunjang dapat
meliputi pembongkaran, pendongkelan, dan pembuangan sisa bongkaran ke tempat yang
ditunjuk oleh Direksi. Semua kegiatan yang tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari
Direksi.

SU-1.2.2 Pekerjaan Permanen


Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan permanen ini secara komplit dan betul sebagaimana
disebutkan dalam Kontrak. Adapun pekerjaan permanen yang harus dilaksanakan meliputi :
1. Pekerjaan Galian Alur Sungai
2. Pekerjaan Batu Kali/ Gunung Camp 1 : 3 + Acian
3. Pekerjaan Beton K-255, K-175 dan K-125 (ready mixed)
4. Konstruksi lainnya seperti percontohan jalan lingkungan, saluran drainase dan lain-lain.

PASAL SU – 2 : KONDISI PROYEK

SU-2.1 Geologi
Topografi wilayah sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit dengan
ketinggian antara 329 meter dan 1.458 meter di atas permuakaan laut. Daerah (Kabupaten
Solok) disamping mempunyai banyak sungai juga memiliki beberapa danau yang terkenal
dengan pesona keindahan alamnya. Diantara danau-danau tersebut, yang terluas adalah
Danau Singkarak, diikuti oleh Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah) serta
Danau Talang. Selain itu Kabupaten Solok juga memiliki satu Gunung Merapi yaitu Gunung
Talang.
Sungai-sungai utama yang terdapat di Kabupaten Solok adalah Batang Lembang. Batang
Lembang mempunyai karakteristik sungai dengan Pola Dendritik dan Bentuk Daerah
Pengaliran Sungai (DPS) berbentuk paralel. Bentuk ini mempunyai corak di mana dua buah
jalur daerah pengaliran bersatu pada bagian hilir sehingga banjir akan terjadi di bagian hilir
titik pertemuan jalur sungai tersebut. Melihat kondisi gejala alam dan pemukiman penduduk,
jalan lingkungan yang selalu terancam, maka pengendalian banjir batang lembang ini
menjadi prioritas agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar nantinya.

SU-2.2 Iklim
Sesuai dengan topografinya, daerah (Kabupaten Solok) yang cukup bervariasi, mulai dari
dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah di bagian utara, dengan ketinggian berkisar
antara 100 meter hingga di atas 1.000 meter dari permukaan air laut. Daerah iklim tropis,
bulan kering (kemarau) terjadi pada bulan Juni s/d Oktober dan musim penghujan terjadi pada
bulan Nopember s/d Mei.

SU-2.3 Aliran Air dan Banjir


Sungai-sungai di wilayah Proyek mempunyai aliran yang tidak tetap. Cuaca ekstrim sering
terjadi hujan baik di lokasi kerja maupun di hulu yang menyebabkan sering terjadi banjir.
Perhatian khusus agar diberikan, karena kemungkinan banjir dapat saja terjadi meskipun
dalam musim kemarau. Penyedia jasa tidak berhak untuk menuntut pembayaran tambahan
sebagai ganti rugi kerusakan yang terjadi akibat genangan atas tanah yang disebabkan oleh
banjir dan kerusakan oleh banjir akibat penundaan pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan
oleh sub kontraktor.

SU-2.4 Jalan Masuk Ke Lokasi Proyek


Jalan masuk ke lokasi Proyek dapat ditempuh melalui jaringan jalan yang ada. Penyedia jasa
harus mengusahakan sendiri mengenai keterangan secara terperinci mengenai jalan masuk
ke tempat pekerjaan dengan perhatian khusus mengenai batas muatan jalan dan jembatan
untuk pengangkutan terutama peralatan dengan tonase yang cukup besar.

SU-2.5 Pekerjaan yang Dilakukan Oleh Penyedia Jasa Lain (Sub Kontraktor)
1. Proyek menjamin hak untuk melaksanakan setiap pekerjaan di luar Kontrak ini
baik atas usahanya sendiri maupun Penyedia jasa lain yang berkaitan dengan Proyek ini.
2. Penyedia jasa setiap saat harus dapat menunjukkan bahan/material dan
penyimpanannya serta pelaksanaan pekerjaan kepada Pemimpin Proyek atau penyedia
jasa lainnya dan harus mengkoordinasikannya dengan sebaik-baiknya.
3. Penyedia jasa tanpa pungutan apapun harus mengijinkan Proyek atau penyedia
jasa lainnya lainnya untuk menggunakan jalan-jalan, jembatan-jembatan, instalasi
penerangan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang dibangun penyedia jasa untuk pekerjaan-
pekerjaan yang ada, tanpa mengakibatkan kenaikan harga atas material.

SU-2.6 Keselamatan K3 Konstruksi


Sesuai Permen PUPR Nomor 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), dalam peraturan ini yang dimaksud adalah ;
1. Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan ketekniklan untuk mendukung Pekerjaan
Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan
dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan.
2. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah
bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan konstruksi dalam rangka
menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disebut K3 Konstruksi
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada
Pekerjaan Konstruksi
penyedia jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan
bagi para karyawan dan pekerja-pekerja. Biaya perawatan menjadi beban penyedia jasa.
Penyedia jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan yang
berlaku. Penyedia jasa berkewajiban mematuhi semua peratcran-peraturan dan ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang berlaku di Indonesia. Dan
penyedia jasa wajib menyediakan keperluan peralatan pelindung diri (APD = Alat Pelindung
Diri) agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, antara lain :
a. Pakaian Kerja
b. Sepatu Safety
c. Rompi
d. Sarung Tangan
e. Helm
f. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
g. P3K
h. Rambu dan Petunjuk Safety
i. Alat Keamanan
Pelaksanaan pekerjaan proyek akan diawasi oleh tenaga Ahli K3 Konstruksi. Dalam
menanggulangi hal-hal yang mungkin dapat terjadi, maka unit K3 Konstruksi akan bekerja
sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun instansi-instansi yang terkait.

SU-2.7 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) adalah dokumen lengkap rencana penerapan
SMKK dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak. Aspek Keselamatan
Konstruksi kesesuaian analisis K3 yang mengacu pada Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK). Penyedia jasa menyiapkan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
mengacu pada Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi. Penyedia jasa menyerahkan Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK) tersebut kepada Direksi untuk dikoreksi dan disahkan sebelum pekerjaan yang
dimaksud dimulai.
Penyedia jasa juga menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta
penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di
bawah ini;
Identifikasi
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Tingkat Resiko
Bahaya

Pekerjaan Galian Tanah  Tertimbun


1 (mekanik) Sedang

PASAL SU – 3 : GAMBAR

SU-3.1 Gambar Yang Disediakan Oleh Direksi


Gambar-gambar yang disediakan oleh Direksi hanyalah semata-mata untuk maksud
penawaran. Setelah perjanjian Kontrak ditandatangani, berdasarkan gambar tersebut,
Penyedia jasa dapat mempersiapkan dan membuat gambar pelaksanaan (Construction
Drawing). Penyedia jasa harus bekerja berdasarkan pada gambar pelaksanaan (Construction
Drawing).

SU-3.2 Gambar Yang Dibuat Oleh Penyedia Jasa


SU-3.2.1 Umum
Semua gambar yang dibuat oleh Penyedia Jasa, harus sesuai dengan ukuran yang
ditetapkan oleh Direksi. Penyedia jasa harus menyerahkan gambar-gambar tersebut kepada
Direksi untuk dikoreksi dan disahkan sebelum pekerjaan yang dimaksud dimulai. Sebagai
koreksi dari Direksi dapat menghasilkan gambar-gambar yang sama atau berbeda sama
sekali dengan Dokumen Lelang (tender). Tidak ada tambahan biaya khusus untuk maksud
tersebut di atas.

SU-3.2.2 Gambar Kerja (Shop Drawing)


1. Setelah penandatanganan Kontrak, Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja (shop
drawing) sesuai pengukuran ulang dan perhitungan Mutual Check 0 (MC.0). berdasarkan
gambar kerja atau dengan perubahan-perubahan seperlunya sesuai dengan pelaksanaan
di lapangan nantinya.
2. Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan di lapangan sesuai/menurut
gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi. Semua gambar baik bentuk maupun
ukurannya harus skalatis namun penyedia jasa tidak diperkenankan mengerjakan
pekerjaan dengan mengukur skala pada gambar, tapi harus menggunakan dimensi/angka
yang tertera dalam gambar. Pada bagian-bagian tertentu untuk memperjelas dalam
pelaksanaan harus dibuat gambar-gambar rinci (detail) dengan skala besar. Gambar-
gambar tambahan bila dirasa perlu dapat dibuat oleh penyedia jasa, guna memperjelas
dalam pelaksanaan.
3. Semua biaya yang dikeluarkan untuk maksud tersebut di atas menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
Gambar kerja dibuat untuk mengetahui rangkaian urutan kerja suatu kegiatan, di dalam
gambar kerja antara lain harus memperlihatkan bentuk bangunan yang akan dicor,
penulangannya, bahan (material) yang digunakan, letak bangunan, dimensi dan detail-detail
lain yang diperlukan. Semua gambar kerja harus disetujui oleh Direksi sebelum digunakan.

SU-3.2.3 Gambar Purnalaksana (As Buil Drawing)


1. Selama dalam pelaksanaan/pekerjaan berjalan, Penyedia Jasa dapat mempersiapkan
gambar purnalaksana (as built drawing) yang mencakup semua jenis pekerjaan yang
dikerjakan. Format gambar purnalaksana harus disetujui oleh Direksi. Gambar
purnalaksana dapat digunakan oleh Direksi sebagai alat untuk memeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan.
2. Bila untuk semua jenis pekerjaan telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan
gambar pelaksanaan serta sudah dapat diterima oleh Direksi, maka Kontraktor dapat
menggambar hasil pelaksanan tersebut menjadi gambar purnalaksana. Setelah disetujui
oleh Direksi, gambar (purnalaksana) ini secara bersama-sama ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi.
3. Tiga puluh (30) hari sesudah penyerahan pekerjaan (Penyerahan I), Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Direksi gambar purnalaksana tersebut serta salinan (copy)
nya yang telah ditandatangani oleh Direksi.

SU-3.3 Penandatanganan dan Persetujuan Gambar


1. Sebagaimana disebutkan dalam Kontrak, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi gambar-gambar untuk disahkan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai
pekerjaan yang dimaksud.
2. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah penerimaan salinan (copy) dari Penyedia Jasa, 1
(satu) salinan (copy) dikembalikan kepada Penyedia Jasa dengan diberi suatu keterangan
sebagai berikut:
a. Disetujui.
b. Disetujui dengan catatan.
c. Dapat disetujui setelah diperbaiki (direvisi)
d. ditolak
3. Bila gambar dicap dengan tanda a) atau b) sebagaimana tersebut di atas, Penyedia
Jasa sudah dapat memesan atau memulai pekerjaan sesuai dengan gambar, 1 (satu) set
(copy) gambar yang telah disetujui oleh Direksi dapat diletakkan pada Direksi Keet
Penyedia Jasa.
4. Bila gambar dicap dengan tanda c), Penyedia Jasa harus mengadakan perbaikan--
perbaikan/revisi dan kemudian menyerahkan hasil revisi tersebut sebanyak 3 (tiga) copy
kepada Direksi, guna mendapat persetujuannya. Waktu yang diberikan kepada Penyedia
Jasa untuk mengadakan revisi maximum 15 (lima belas) hari setelah gambar dikembalikan
dari Direksi, begitu seterusnya sampai gambar dinyatakan diterima dicap a) atau b).
5. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan memulai pekerjaan, sebelum gambar tersebut
disetujui oleh Direksi. Direksi dapat meminta kepada Kontraktor untuk menambah detil-
detil gambar yang dirasa perlu, tanpa tambahan biaya.

PASAL SU – 4 : STANDAR DAN SPESIFIKASI

Penyedia Jasa Semua bahan/material dan peralatan yang akan dipergunakan, dalam
pelaksanaan harus menurut standar dan spesifikasi yang telah ditentukan di Indonesia atau
setara dengan standar dan spesifikasi yang berlaku dan diterbitkan dan disetujui di negara
dimana peralatan tersebut dibuat. Material dan peralatan tersebut harus merupakan produk
mutakhir atau revisi-revisi dari standar dan spesifikasi paling tidak bertanggal 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pembukaan penawaran, termasuk perubahan dan atau tambahan.
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian persyaratan antara spesifikasi yang tersedia, standar ataupun
kodenya, dengan spesifikasi-spesifikasi ini maka spesifikasi-spesifikasi ini yang akan berlaku.
Referensi atau standar dan spesifikasi atas bahan/material dan peralatan dari suatu pabrik
tertentu harus diikuti dengan kata-kata “or equivalent/atau ekivalen”, Penyedia Jasa boleh
mengusulkan ekivalen dari standar, spesifikasi, material atau ekivalen yang harus menurut
ketentuan yang berkaitan dengan yang dicantumkan secara terperinci.
Bila Penyedia Jasa mengusulkan ekivalen standar dan spesifikasi atas ekivalen bahan/material
dan peralatan maka Penyedia Jasa harus mencatat perubahan standar dan spesifikasi yang
lengkap dan informasi serta data atas bahan/material dan peralatan untuk memperoleh
persetujuan Direksi. Penyerahan tersebut harus tepat pada waktunya, kelalaian/kegagalan
untuk melakukan hal tersebut atau pengaduan dari setiap ekivalen material dan peralatan yang
diusulkan sebelum memperoleh persetujuan Direksi, akan merupakan risiko Penyedia Jasa.
Bilamana suatu referensi dibuat untuk standar atau spesifikasi untuk menyerahkan
bahan/material atau peralatan, seperti the American Society for Testing and Materials, referensi
tersebut harus disebutkan dengan singkatan dari standar atau spesifikasi yang disertai dengan
surat tersendiri dan atau uraian, seperti ASTM : C76.
Berikut ini merupakan sebuah daftar mengenai nama singkatan dan kepanjangannya dari standar
dan atau spesifikasi yang berkaitan dengan dokumen-dokumen Kontrak dan termasuk singkatan
dari standar dan spesifikasi beserta alamat-alamatnya dimana salinan-salinan dari standar dan
spesifikasi tersebut dapat diperoleh.
USFS United States federal Specifications from :
Specification Sales (3 FRSBS) Building 197 Washington Navy Yard,
General Services Administration, Washington, D.C. 20407, U.S.A.
AISI American Iron and Steel Institute
1000 - 16th Street NM Washington, D.C. U.S.A.
ANSI American National Standards Institute
1430 Broadway New York, New York 10018, U.S.A.
ASTM American Society for Testing and Materials 19166 Race Street
Philadelphia, Pensylvania 19103, U.S.A.
ASME American Society Of Mechanical Engineers 345 East 47th Street New Yort,
New York 10017, U.S.A.
AISC American Institute of Steel Construction, Inc. 1221 Avenue of the American New
York, New York 10020, U.S.A.
AWS American Welding Society, Inc.
2501 NW Seventh Street Miami, Florida 33125, U.S.A.
IEEE Institute of Electrical and Electronics Engineers 345 East 47th Street New York,
New York 10017, U.S.A.
IPCEA Insulated Power Cable Engineers Association 192 Washington Street
Belmont, Massachusetts 02178
NEMA National Electrical Manufacturers Association, 155 East 44th Street. New York,
New York 10038, U.S.A.
USBR United States Bureau of Reclamation
Attention Code 1330 P.O. Box 25007, Denver Colorado 80225, U.S.A.

Biaya untuk penyerahan data dan informasi untuk memperoleh persetujuan ekivalen Standar dan
Spesifikasi atas ekivalen dari bahan/material dan peralatan, termasuk biaya atas sesuatu data
tambahan, test/pengujian dan pengawasan yang diminta oleh Direksi, harus termasuk dalam
harga penawaran dalam daftar kuantitas yang digunakan dalam pekerjaan.

PASAL SU – 5 : LAPORAN DAN JADWAL PELAKSANAAN

SU-5.1 Rencana Kerja


Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi rencana kerja secara rinci sesuai dengan
apa yang telah tercantum dalam Kontrak dan Gambar, untuk dikoreksi dan disahkan sebagai
pedoman pelaksanaan. Penyerahan rencana kerja harus dilakukan oleh Penyedia Jasa
selama 60 (enam puluh) hari setelah Surat Perintah Kerja turun.
Rencana kerja harus dengan Critical Path Methode (CPM) dan Bar Chart Schedule untuk
setiap kegiatan. Kegiatan yang terlihat dalam CPM (alur lintas kritis) dan diagram garis (bar
chart) harus sudah diperhitungkan waktu untuk penyiapan gambar, proses asistensi gambar,
pengadaan material, waktu kosong akibat banjir, hari libur nasional dan sebagainya.
Sewaktu-waktu Penyedia Jasa dapat mengusulkan perubahan program kerja yang telah
dibuat secara tertulis kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya. Perubahan program
kerja yang mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menguraikan
secara detail/rinci dan teliti untuk setiap jenis pekerjaan pokok.

SU-5.2 Progres Pekerjaan dan Statistik Laporan


Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi yang dituangkan dalam sebuah
formulir yang ditentukan oleh Direksi, laporan-laporan kemajuan pekerjaan (progress)
dan statistik pekerjaan sebagai berikut :
a. Laporan progres fisik tiap bulan dan perkiraan proyek (kemajuan) untuk bulan
berikutnya, termasuk tahap pekerjaan yang nyata dari semua jenis selama saat
pembuatan (manufacture) dan pekerjaan di lapangan.
b. Jadwal penyelesaian (target dan aktual) berdasarkan persetujuan dari Program
Pelaksanaan/CPM.
c. Perkiraan pengeluaran bulan berikutnya.
d. Inventarisasi Perencanaan Konstruksi (Construction Plant), peralatan dan
bahan (material) yang pembiayaannya dilakukan Proyek.
e. Laporan harian Periodik pada tiap bagian pekerjaan seperti diminta oleh Direksi yang
berisi tidak terbatas pada hal berikut, kondisi cuaca, staf supervisi dan jumlah pekerja
yang dipakai, material di lapangan dan yang dalam pemesanan, peralatan yang
dipesan, kemajuan pekerjaan dan persiapan pekerjaan, kecelakaan dan informasi
lain yang berkaitan dengan kemajuan pekerjaan.
f. Daftar kemajuan yang menunjukkan Staf Supervisi, dan jumlah dari beberapa tingkatan
pekerja yang dipakai oleh Penyedia Jasa dalam (1) satu bulan.
g. Daftar peralatan dan jenis alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan dan Kontrak
selama (1) satu bulan.
h. Data berikut, kondisi cuaca, material di lapangan, material yang dipesan, pekerjaan-
pekerjaan, kecelakaan dan semua informasi lainnya yang diminta oleh Direksi.
i. Daftar atau catatan prestasi mengenai jumlah yang telah dibayar, yang belum dibayar dan
yang masih ditangguhkan.
j. Daftar atau catatan klaim yang telah disetujui oleh Direksi.
k. Foto dokumentasi pelaksanaan fisik sampai dengan periode laporan ditulis.

Laporan harus ditandatangani oleh Penyedia Jasa atau perwakilannya dan 6 (enam) salinan
harus dibuat untuk Direksi yang setelah ada persetujuan atas laporan tersebut akan
menandatangani dan mengembalikan satu salinan kepada Penyedia Jasa.
Laporan Bulanan diberikan kepada Direksi, masing-masing sebelum tanggal 10 (sepuluh)
dalam bulan bersangkutan dari waktu ke waktu selama pelaksanaan Kontrak. Penyedia Jasa
harus menyerahkan sebanyak 10 (sepuluh) copy laporan akhir sesudah penyerahan pertama
atau selama masa pemeliharaan belum habis. Laporan akhir harus mencakup secara
keseluruhan apa yang tercantum dalam kontrak , cara pelaksanaan, kemajuan progres fisik
nyata, bahan-bahan, alat, staff dan tenaga yang digunakan, catatan tentang permasalahan
yang timbul dan pemecahannya, gambar-gambar, foto-foto dan lain-lain. sesuai petunjuk
Direksi. Biaya untuk laporan ini harus sudah diperhitungkan/masuk dalam overhead Penyedia
Jasa.

SU-5.3 Rencana Kerja Harian dan Mingguan


a. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja harian kepada Direksi sebanyak 2 (dua)
copy setiap hari sebelum mulai kerja. Rencana kerja harian harus menyebutkan uraian
kegiatan secara rinci yang akan dikerjakan dalam hari itu.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja mingguan kepada Direksi sebanyak 2
(dua) copy pada setiap awal minggu. Rencana kerja (schedule) mingguan harus
menyebutkan rencana kerja yang akan dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam minggu ini
dengan menyebutkan uraian kegiatan secara rinci, sesuai petunjuk Direksi.
c. Rencana kerja harus ditulis dalam format yang telah ditentukan oleh Direksi.

SU-5.4 Dokumentasi Kemajuan Pekerjaan


a. Rapat rutin antara Penyedia Jasa dan Direksi dapat dilakukan sekali setiap minggu atau
bila perlu 3 (tiga) hari sekali (sesuai keperluan). Rapat mingguan membahas tentang
kemajuan pekerjaan (progress) yang telah dicapai, pemecahan keterlambatan
progress, masalah yang timbul, rencana kerja pada periode yang akan datang. Direksi
dapat menerima/menolak segala macam usulan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa,
tergantung dari jenis usulannya. Notulen rapat harus dibuat oleh Penyedia Jasa dan
diserahkan kepada Direksi paling lambat 3 (tiga) hari setelah rapat.
b. Direksi berhak mengadakan rapat-rapat lain baik di kantor lnduk (pusat) atau di lapangan,
bila dianggap perlu untuk tujuan pengawasan atas Kontrak. Bila diminta Direksi, perwakilan
Penyedia Jasa yang bertanggung jawab harus mengunjungi rapat demikian.

SU-5.5 Rapat Kemajuan Pekerjaan


a. Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9 cm x 12
cm), dan video yang sudah dilengkapi ilustrasi/narasi kepada Direksi untuk setiap
kemajuan pekerjaan fisik di lapangan.
b. Pengambilan foto/video dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir pelaksanaan
setiap jenis kegiatan. Untuk Foto ini harus ditempelkan pada laporan bulanan dan tiga
bulanan yang diserahkan kepada Direksi. Setiap hasil cetakan foto harus diberi tanggal
pengambilan dan lokasinya.
c. Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) cetakan foto
berwarna disusun album beserta file / soft copynya, dan Video yang telah merangkum
semua kegiatan.
PASAL SU – 6: BAHAN DAN PERALATAN YANG DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA JASA

SU-6.1 Umum
a. Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan/material dan peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan, termasuk dua unit kendaraan roda 4, tiga unit kendaraan
roda 2, satu unit Waterproof Drone, satu unit standar Drone dengan resolusi kamera
minimal 4K, dua unit Handy Cam tiga unit kamera, dan satu unit alat ukur (TS) dengan
toleransi minimal 3 mm, kecuali dinyatakan lain dalam dokumen kontrak apabila
dibutuhkan.
b. Bahan/material tersebut harus dalam keadaan baru dan berkualitas baik dan memenuhi
semua persyaratan kontrak terlebih dahulu. Semua pemuatan, pengangkutan dari
tempat asal ke lapangan, pembongkaran muatan di lapangan dan pemasangan semua
material dan peralatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Semua bahan/material yang akan dikirim ke Indonesia (bila ada) harus dipak sedemikian
rupa untuk menghindari bahan/material dan peralatan tersebut dari kerusakan baik pada
waktu pengiriman lewat laut, selama transit maupun selama penyimpanan di lapangan.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi akibat
pengepakan yang tidak baik. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk
memenuhi persyaratan pada pasal ini harus sudah dimasukkan dalam penawaran
untuk berbagai item dalam Rencana Anggaran Biaya.
d. Dalam hal terjadi kemerosotan nilai atas bahan/material dan peralatan bagi Proyek, dan
berkurangnya harga bagi Kontraktor atas material dan peralatan yang ditentukan, maka
harus dilaksanakan penyesuaian menurut ketentuan Direksi. Penyesuaian tersebut
harus dibuat oleh Direksi pada saat suatu bahan/material dan peralatan yang memadai
disetujui oleh Direksi dan hal itu akan diatasi dengan didasari pada kemajuan
pembayaran 2 (dua) bulanan kepada Penyedia Jasa.
e. Sebelum penyerahan pekerjaan yang terakhir (penyerahan kedua), Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Proyek, semua kebutuhan akan suku cadang atau alat-alat
khusus, lainnya yang termasuk dalam semua bahan/material dan peralatan yang harus
disediakan oleh Penyedia Jasa, sesuai dengan Kontrak yang telah disepakati.

Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang cukup
sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan. Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa
harus menyediakan peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini serta jumlah yang cukup. Selama berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan pada malam hari sehingga
seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada malam hari.
SU-6.2 Persetujuan
Sebelum melaksanakan pembelian atau pembuatan suatu produk, Penyedia Jasa harus
memberikan keterangan yang diperlukan, untuk memperoleh persetujuan dari Direksi bagi
semua bahan/material dan peralatan tersebut di atas yang diusulkan oleh Penyedia Jasa
untuk diserahkan. Pemberitahuan tersebut harus tepat waktunya dan kegagalan untuk
melakukan hal tersebut ataupun pembelian suatu bahan/material atau peralatan sebelum
memperoleh persetujuan, akibatnya akan ditanggung sendiri oleh Penyedia Jasa.
Bilamana gambar -gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan
informasi yang diberikan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menyerahkan
informasi tersebut untuk memperoleh persetujuan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum Kontraktor meminta penyerahan gambar-gambar tersebut kepada Pemerintah.
Informasi di atas harus terdiri atas : gambar- gambar, spesifikasi, petunjuk penggunaan dan
pemeliharaan dan katalog bergambar termasuk izin quary.

SU-6.3 Inspeksi/Pemeriksaan
Semua bahan/material dan peralatan harus dapat diperiksa oleh Direksi. Direksi diperbolehkan
memeriksa bahan/material dan peralatan selama pembuatannya dan sebelum dilakukan
persiapan untuk pengirimannya, memeriksa pengepakannya pada waktu siap untuk dikirim dan
menyaksikan uji/test yang dilakukan.
Pemeriksaan dimungkinkan pada satu atau tempat-tempat berikut ini :
1. Tempat barang tersebut diproduksi atau dibuat.
2. Tempat pemberangkatan untuk pengiriman, atau
3. Di lapangan seperti ditentukan Direksi.
Untuk memperoleh waktu yang cukup untuk pemeriksaan, Penyedia Jasa harus memberikan
salinan sebanyak 3 (tiga) copy dari Surat Pesanan, termasuk gambar-gambar atau keterangan
lain yang benar, mengenai bahan/material dan peralatan dimana pemeriksaan akan dilakukan
sebagaimana diminta oleh Direksi, atau harus memberikan keterangan-keterangan lain pada
pelaksanaan pesanan pengadaan tersebut atau dipesan secara lisan atau dengan surat. Biaya
pemeriksaan merupakan beban Penyedia Jasa dan harus dimasukkan dalam harga
penawaran untuk item-item yang dapat dipakai dalam Rencana Anggaran Biaya. Pemeriksaan
bahan/material dan peralatan atau mengabaikan pemeriksaan tersebut tidak membebaskan
Penyedia Jasa dari tanggung jawab untuk memberikan bahan/material dan peralatan yang
memenuhi semua persyaratan yang tersebut di dalam Kontrak.

PASAL SU – 7 : KEAMANAN DAN KESEHATAN

SU-7.1 Umum
Selama dalam pelaksanaan Penyedia Jasa harus selalu memperhatikan hal-hal antara lain
mengenai sanitasi dan fasilitasnya, penerangan, bahan bakar, sarana olah raga, alat
pemadam kebakaran, ketenangan dll. Untuk itu Kontraktor harus membagi-bagi tugas dengan
membentuk struktur organisasi, sehingga dapat dengan mudah mengontrolnya.

SU-7.2 Tindakan Pencegahan Untuk Keselamatan dan Keamanan


Penyedia Jasa harus mengadakan tindakan pencegahan atas risiko kehilangan dan
keselamatan pekerja selama dalam pelaksanaan dengan melengkapi sepatu lapangan, topi,
sabuk pengaman atau sejenisnya. Pada tempat-tempat yang diperlukan Penyedia Jasa, harus
memasang penerangan, tanda dan penjaga atau alat pengamanan lainnya. Penyedia Jasa
harus mentaati peraturan tentang keselamatan kerja yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.
Kontraktor dapat mengadakan pertemuan berkala antara kepala bagian keamanan dengan
Direksi guna meningkatkan keamanan. Penyedia Jasa harus melaporkan kepada Direksi
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian kecelakaan kerja.
Penyedia Jasa harus selalu menyediakan alat pemadam kebakaran yang selalu siap pakai di
tempat lokasi pekerjaan atau ditempat-tempat yang ditunjukkan Direksi. Penyedia Jasa juga
harus bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan tenaga kerja dari Sub Kontraktor.
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas PPPK untuk tenaga kerjanya yang selalu siap
pakai setiap saat.

SU-7.3 Kebersihan dan Kesehatan Lapangan


Penyedia Jasa harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan di lapangan sebagaimana
yang disyaratkan oleh Direksi. Tebangan pohon dan hasil pembersihan harus dibuang di luar
lokasi atau ditimbun pada tempat yang ditunjukkan Direksi.

SU-7.4 Penyimpanan Bahan Bakar


Penyedia Jasa harus merencanakan tempat penyimpanan bahan bakar pada tempat yang
aman dari jangkauan api dan mudah untuk mengadakan bongkar muat atau penanganannya.
Penyedia Jasa harus mengurus ijin kepada pemerintah untuk menyimpan bahan bakar di
tempat/lokasi pekerjaan, biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam mendapatkan ijin
menjadi tanggungannya sendiri.

SU-7.5 Pemadam Kebakaran


Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan yang
disyaratkan dalam peraturan pemerintah atau petunjuk Direksi. Tidak diperkenankan membakar
hasil pembersihan dan hasil tebangan pohon pada saat musim kemarau tanpa seijin Direksi.
Penyedia Jasa harus memadamkan semua api atau bara api yang ada di lokasi atau sekitarnya,
kecuali bila api itu merupakan sumber api alam.
SU-7.6 Ketenangan
Penyedia Jasa harus menjaga ketenangan kerja baik antar staff, tenaga kerja atau dengan
tetangga/masyarakat sekitar. Penyedia jasa harus selalu merawat jalan umum yang berada
pada lokasi pekerjaan dan selalu dipakai untuk lalu lintas masyarakat, selama dalam
pelaksanaan.

PASAL SU – 8 : PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

Berdasarkan SE Menteri PUPR Nomor 22/SE/M/2020 Huruf J. Persyaratan pekerjaan yang


Disubkontrakkan dan Evaluasi Pekerjaan yang Disubkontrkakan pada tender pekerjaan.
Persyaratan pekerjaan disubkontrakkan harus memperhatikan ketentuan pada SDP
Lampiran Peraturan Memteri PUPR Nomor 14 tahun 2020, dalam hal nilai pagu anggaran di
atas Rp. 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) wajid salah satu pekerjaan utama
disubkontrakkan. Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan yaitu sebagai berikut tabel
dibawah ini;

No. Jenis Pekerjaan yang Wajid Disubkontrakkan

Pekerjaan utama kepada penyedia jasa spesialis


1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali/Gunung Camp. 1:4 (SP012)
Pekerjaan bukan utama kepada penyedia jasa kecil
2. Gebalan Rumput

PASAL SU – 9 : SBU YANG DIBUTUHKAN

Berdasarkan SE Menteri PUPR Nomor : 21/SE/M/2021 tentang Tata Cara Pemenuhan


Persyaratan Perizinan Berusaha, Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Kerja Konstruksi dan
Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha Serta Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi.
Penyedia jasa memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan kualifikasi Usaha Menengah
serta disyaratkan klasifikasi Bangunan Sipil Subklasifikasi Jasa Pelaksanaan
Konstruksi saluran Air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainya
(SI001) KBLI 2020 atau Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air (BS010)
KBLI 2020.
B. SPESIFIKASI TEKNIK

PASAL ST – 1 : BAGIAN UMUM

ST-1.1. Jalan Penghubung Sementara


Penyedia Jasa harus memelihara jalan penghubung sementara kearah lokasi tersebut pada
tempat yang disetujui direksi. Penyedia Jasa juga harus membuat fasilitas yang diperlukan
untuk melintasi sungai, aliran atau jalan air yang ada atau harus memperbaiki dan
memperkuat suatu fasilitas yang ada untuk digunakan menuju lokasi pekerjaan, jika
diperlukan.

Penyedia Jasa boleh menggunakan jalan umum, jalan desa dan jalan inspeksi pada saluran
yang ada atau saluran baru atau saluran pembuang dengan persetujuan direksi. Penyedia
Jasa boleh menggunakan jalan penghubung sementara yang dibuat oleh Penyedia Jasa lain
yang bekerja pada Proyek di Sumatera Barat. Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus
membayar pembuatan, pemeliharaannya dan perbaikannya berdasarkan perjanjian bersama
antar kontraktor. Direksi atau Pemberi Tugas tidak akan menerima tuntutan terhadap
pemakaian bersama pada jalan penghubung yang dibuat oleh Penyedia Jasa.

Semua biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa yang dipergunakan sesuai dengan
persyaratan dalam Klausul ini dan Klausul –7 dalam Spesifikasi Umum harus dianggap
sudah termasuk dalam harga Lump Sum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga berikut semua
kompensasi yang diperlukan diluar batas tanah DMI yang ditentukan oleh pemberi tugas
untuk pekerjaan-pekerjaan dan pekerjaan sementara, jika ada.

ST-1.2. Sumber Bahan Pelaksanaan


Penyedia jasa bertanggung jawab atas pengadaan material batu kali/gunung untuk
pasangan, pasir pasang, material beton, dan material lainya, sebagainya dengan jumlah
yang cukup dan berkualitas baik. Direksi akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan
pelaksanaan yang ada untuk bahan batu kali/gunung, pasir pasang, timbunan dan material
beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan. Bila penyedia jasa akan mengambil material untuk
batu kali/gunung, pasir pasang, timbunan dan material beton dari sumber lain, penyedia Jasa
harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi terkait dan membayar
semua biaya dan kompensasi yang diperlukan menurut Syarat-Syarat Umum Kontrak.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan pada
biaya bahan/material harus dianggap termasuk dalam harga satuan yang terkait dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
ST-1.3. Kantor, Gudang dan Bengkel untuk Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus membuat, merawat dan selanjutnya membongkar bangunan sementara
seperti kantor, bengkel, gudang dan pagar yang hanya diperlukan pada saat pelaksanaan.
Penyedia jasa harus mengirimkan rencana pelaksanaan secara detail termasuk fasilitas
sementara kepada direksi selambat-lambatnya 30 hari setelah penandatanganan kontrak,
sesuai dengan Klausul-15 Syarat-syarat Umum. Usulan ini akan dirubah bila diperlukan dan
pelaksanaan bangunan-bangunan tersebut tidak boleh dimulai sebelum usulan resmi
disetujui oleh direksi.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan. Kantor,
Gudang dan Bengkel untuk penyedia jasa harus dianggap termasuk dalam harga satuan
yang terkait dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk fasilitas sementara penyedia jasa.

ST-1.4. Perumahan dan Barak untuk Staf dan Tenaga Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyediakan, merawat dan membongkar semua bangunan sementara
dimana direksi atau pemberi tugas, staf penyedia jasa dan sub-kontraktor akan berada
termasuk perabot, penerangan, air minum, saluran, jalan, tempat parkir, tempat buangan dan
akomodasi yang bersifat sementara.

Sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum penanganan pekerjaan ini, Penyedia jasa harus
mengirimkan rencana dan detail usulan bangunan termasuk fasilitasnya kepada direksi.

ST-1.5. Fasilitas Kesehatan


Penyedia jasa harus mempunyai unit PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) di
lokasi proyek yang dikerjakan dan dikelola oleh perawat yang bertugas di lokasi proyek
selama jam kerja. Penyedia Jasa harus membuat tempat tersendiri di lapangan untuk
pelayanan PPPK bagi pemberi tugas, direksi, semua staf Sub-Kontraktor dan Staf Penyedia
Jasa sendiri.

Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa dalam memenuhi persyaratan Fasilitas
Kesehatan, termasuk pengadaan, operasi dan pengangkutan dengan ambulance semua
pegawai yang terluka atau sakit ke Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten Solok atau tempat
lainnya harus dianggap termasuk dalam harga satuan pada bagian yang terkait, dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

ST-1.6. Jaringan Air Minum


Penyedia jasa harus menyediakan / membuat jaringan air minum untuk tempat tinggal staf
penyedia jasa, pekerja, sub kontraktor, bengkel dan tempat lain yang perlu dilokasi
pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan direksi.
ST-1.7. Sumber Listrik untuk Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia jasa harus mengatur kebutuhan penerangan listrik di lokasi pekerjaan, perumahan
staf kontraktor, barak, bengkel, gudang dan kantor. Penyedia jasa harus membuat jaringan
listriknya, mengoperasikan dan merawat sampai dengan akhir masa perawatan atau lebih
cepat sesuai dengan pengarahan direksi dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik
sementara yang ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dani lain
sebagainya.

ST-1.8. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi yang disebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan pengertian pengangkutan
semua peralatan, mesin-mesin untuk pelaksanaan, berdasarkan jadwal pelaksanaan yang
harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari tempat penyimpanan di
Indonesia ke lokasi proyek yang akan menggunakannya. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja
pengawas lapangan dan lain - lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi. Penyedia Jasa
boleh membuat alternatif pengurangan dan atau perubahan peralatan pelaksanaan yang
akan dipakai, atas persetujuan direksi, pada setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa untuk mobilisasi dan demobilisasi dibuat
berdasarkan harga Lumpsum didalam Daftar Kuantitas dan Harga, sudah termasuk
pemasangan dan pembongkaran peralatan pelaksanaan.

ST-1.9. Peralatan, Material dan Personil yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa
ST-1.9.1. Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan, bahan/material dan tenaga kerja yang
memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus baru
dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam spesifikasi atau standar yang
ditunjukkan dalam Spesifikasi Umum Pasal SU-4 : Standar dan Spesifikasi, kecuali bila
ditentukan lain. Bila penyedia jasa mengusulkan pengadaan peralatan atau material yang
tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus memberi tahu dan mendapatkan
persetujuan tertulis dari direksi terlebih dahulu.

ST-1.9.2. Tenaga Kerja (Personil)


Pengelolaan tenaga kerja (personil) adalah upaya untuk meningkatkan konstribusi produktif
tenaga kerja terhadap perusahaan yang dilakukan dengan berpegang pada prinsip dan
melaksanakan fungsi administratif serta fungsi operasional. Penyedia jasa Memiliki
kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan (Permen PUPR
No. 14 Tahun 2020 dan SE PUPR Nomor 22/SE/M/2020), yaitu:
Tabel ST.1 Personil Manajerial
Pengalaman
Jabatan Dalam
Kerja Sertifikat Kompetensi
No. Pekerjaan Yang Akan Ket-
Profesional Kerja
Dilaksanakan
(Tahun)
Tenaga Ahli
Manager Pelaksanaan/ SKA Ahli Teknik SDA
1. 4
Proyek Madya [211]
SKA Ahli Teknik SDA
2. Manajer Teknik 4
[211]
3. Manager Keuangan 4 -
SKA Ahli K3 Konstruksi
4. Ahli K3 Konstruksi 3
Muda [603]
Tenaga Pendukung
Surveyor/ Juru Ukur/ SKT Teknisi Survey
1 3
Teknisi Survey Pemetaan Pemetaan
Tenaga Administrasi Ijazah D3/S1 Teknik
2 2
Teknik Sipil
Tenaga Administrasi
3 2 Ijazah D3/S1
Umum
SKT Teknik
Perhitungan Kuantitas
4 Quantity 2
Pekerjaan Sumber
Daya Air
SKT Juru Gambar/
5 Juru Gambar 2
Draftman – Sipil

ST-1.9.2. Peralatan Untuk Pelaksanaan


Penyedia jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam jumlah
yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi dapat
memerintahkan penyedia jasa untuk menambah peralatan, jika menurut pertimbangannya
perlu untuk mencapai progress sesuai dengan kontrak. Penyedia jasa harus mendatangkan
semua mesin dan peralatan, lengkap dengan suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Disamping peralatan kerja utama, penyedia jasa perlu menyediakan peralatan kerja bantu
yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini serta jumlah yang cukup.
Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan perlu juga menyediakan penerangan pada
malam hari sehingga seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada malam hari. Berikut jenis
peralatan utama dalam memenuhi pelaksanaan pekerjaan. (Surat Edaran PUPR No.
22/SE/M/2020 Tanggal 21 Oktober 2020) yaitu:
Tabel ST.2.1 Kebutuhan Alat Untuk Tender

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status

1 Excavator Standar Setara 80-140 HP 3 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
2 Dump Truck 6-8 Ton 3 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
Molen 3
3 0,3-0,6 m 3 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
4 Pompa Air (Submersible) 4 Inch 3 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
5 Vibro Roller 5-8 Ton 1 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa

Tabel ST.2.2 Kebutuhan Alat Untuk Dilapangan

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/Status

1 Excavator Standar Setara 80-140 HP 4 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
2 Dump Truck 6-8 Ton 6 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
Molen 3
3 0,3-0,6 m 6 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
4 Pompa Air (Submersible) 4 Inch 6 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa
5 Vibro Roller 5-8 Ton 1 Unit Milik sendiri/ Sewa Beli /Sewa

ST-1.9.3. Material Pengganti


Penyedia jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh dengan
alasan diluar kemampuan penyedia jasa, boleh memakai material pengganti dengan
persetujuan direksi. Tidak boleh ada material pengganti tanpa persetujuan tertulis dari
direksi. Harga satuan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga tidak boleh dinaikkan sebagai
akibat dari kenaikkan biaya material pengganti tersebut.

ST-1.9.4. Pemeriksaan Peralatan dan Material


Peralatan dan material yang didatangkan oleh penyedia jasa harus diperiksa dan sesuai
dengan kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan oleh pemberi
tugas :
1. Tempat produksi atau pabrik.
2. Pengangkutan.
3. Lokasi Proyek.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada pemberi tugas semua spesifikasi peralatan dan
material yang diperlukan oleh pemberi
tugas untuk tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat
dimana berasal tidak berarti melepaskan penyedia jasa dari tanggung jawabnya untuk
mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam Spesifikasi Teknik.
ST-1.9.5. Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan jadwal pelaksanaan, penyedia jasa harus menyerahkan
program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan urutan pengangkutan
dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana jadwal pelaksanaan tersebut kepada
direksi. Penyedia jasa harus memberitahu direksi kedatangan peralatan, material dan
pemasangan peralatan di lapangan.

ST-1.9.6. Spesifikasi, Brosur dan Data Yang Harus Diserahkan Oleh Penyedia Jasa
Penyedia jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada direksi
untuk disetujui, didalam 90 (sembilan puluh) hari setelah menerima surat perintah kerja.
Bagaimanapun juga persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan
melepaskan penyedia jasa dari tanggung jawabnya sesuai dengan kontrak.

ST-1.10. Laporan - Laporan


ST-1.10.1. Laporan Kemajuan Bulanan
Kontraktor harus menyiapkan dan mengadakan laporan berkala bulanan kepada direksi
tanpa tambahan biaya yang dibuat dalam formulir yang telah ditentukan oleh Direksi
berjumlah 5 (lima) copy, berisi sebagai berikut :
1. Kemajuan fisik pekerjaan sampai bulan sebelumnya dan memperkirakan kemajuan
untuk bulan berikutnya.
2. Laju kemajuan rata-rata berdasarkan jadwal pelaksanaan seperti yang diberikan
kemajuan fisik untuk bulan berikutnya.
3. Estimasi jumlah pembayaran dari pemberi tugas pada kontraktor untuk bulan tersebut.
4. Daftar peralatan pelaksanaan berisi jenis, kondisi dan jumlah peralatan yang ada di
lapangan dalam bulan sebelumnya.
5. Daftar personil yang berisi antara lain jumlah staf pelaksana, jumlah pekerja dan posisi
pada setiap jenis pekerjaan pada bulan sebelumnya.
6. Jumlah pengadaan material dan peralatan yang dipakai pada bulan sebelumnya, berupa
tabel.
7. Hal-hal lain yang mungkin diperlukan dalam kontrak atau khususnya oleh direksi.

ST-1.10.2. Laporan Harian


Penyedia Jasa harus menyiapkan laporan harian untuk setiap pekerjaan seperti yang
diperlukan dan dalam formulir yang disetujui oleh direksi. Laporan berisi antara lain adalah
keadaan cuaca, jumlah staf dan pekerja, material yang ada dilokasi, material yang sudah
dipesan, kemajuan pekerjaan, persiapan pekerjaan, kecelakaan dan semua data lain yang
berhubungan dengan kemajuan pekerjaan sebanyak 3 copy.
ST-1.10.3. Photo Dokumentasi
Penyedia Jasa harus membuat semua rencana/susunan photo-photo yang memperhatikan
kemajuan pekerjaan sebelum, sedang dan sesudah pelaksanaan yang diserahkan kepada
direksi sebanyak 5 (lima) copy, dengan ukuran lebih besar dari 8 cm x 12 cm, pada bagian
pekerjaan yang sedang dikerjakan dan yang sudah selesai seperti yang disetujui direksi.
Setiap cetakan harus berisi tanggal dan judul photo yang diambil, ditulis dibelakangnya.
Semua film menjadi milik pemberi tugas dan tidak boleh dicetak dan diberikan kepada orang
lain tanpa ijin direksi.
Tidak ada pembayaran tersendiri yang akan dibuat untuk penyiapan semua dokumen,
korespondensi, laporan dan sebagainya, yang disiapkan oleh kontraktor dan diserahkan
kepada direksi atau pemberi tugas berdasarkan ketentuan kontrak. Photo dan CDnya
menjadi milik pemberi tugas.

ST-1.10.4. Audit Oleh Pemberi Tugas


Berdasarkan kebijaksanaannya, pemberi tugas mempunyai hak melaksanakan audit yang
dianggap perlu untuk pemeriksaan yang berhubungan dengan :
a. Biaya yang terjadi dalam hal terjadi pemutusan kontrak.
b. Biaya yang dituntut kontraktor kepada pemberi tugas yang tidak tercantum didalam
kontrak.

PASAL ST – 2 : LINGKUP PEKERJAAN

ST-2.1. Pekerjaan Persiapan


ST-2.1.1. Pengukuran Ulang (Uitzetten)
Pekerjaan pengukuran tersebut dimaksud dalam rangka mengukur potongan memenjang
dan potongan melintang sungai serta situasi, semua ini dilakukan untuk melakukan
perhitungan volume pelaksanaan Pekerjaan Mutual Check Nol (MC.0) dan Actual Check
(MC.100). Penyedia jasa diwajibkan menyiapkan gambar Shop Drawing (MC.0), Asbuild
Drawing (MC.100) dan keperluan lain selama berlangsungnya proyek. Pengukuran Asbuild
Drawing dilakukan setelah pekerjaan dinyatakan selesai semuanya (sebelum serah terima
pertama) gambar-gambar ini diserahkan pada saat penyerahan pekerjaan Ke-I (satu) / PHO,
biaya pengukuran dan penggambaran Asbuild Drawing ini tidak termasuk dalam biaya
pengukuran Trase dan Crossection diawal pekerjaan, biaya pengukuran dan biaya
penggambaran ini harus sudah dimasukan kedalam Harga Satuan Pekerjan (HSP) lainnya
secara Proporsional.
Pembayaran Pekerjaan pengukuran ulang dan gambar purna bangun diperitungkan dalam
harga satuan m'.
ST-2.1.2. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lain yang digunakan
untuk pelaksanaan menjadi tugas Pengguna Jasa. Biaya mobilisasi dan Demobilisasi
adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan pengambilan alat ke dan dari lokasi
pekerjaan. Pemindahan segala peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
keluar dari lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan selesai harus mendapatkan persetujuan
Direksi.

Tabel ST.3 Mobilisasi dan Demobilisasi Jenis Alat Berat dan Alat-Alat lainya

No Jenis Kapasitas Jumlah Ket-

1 Excavator Standar Setara 80-140 HP 4 Unit


2 Dump Truck 6-8 Ton 6 Unit
Concrete Mixer/ Molen 3
3 0,3-0,6 m 6 Unit
4 Pompa Air (Submersible) 4 Inch 6 Unit
5 Vibro Roller 5-8 Ton 1 Unit

Semua biaya bongkar-muat, retribusi, asuransi dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan
ini menjadi beban Penyedia Jasa. Pembayaran pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
diperitungkan dalam harga satuan Lump sum.

ST-2.1.3. Kisdam dan Dewatering


Pelaksanaan pekerjaan dewatering atau pengalihan aliran laksanakan sepanjang
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang mensyaratkan bekerja dalam kondisi kering serta
mendapatkan arahan dan persetujuan direksi/pengawas lapangan, peralatan untuk
pengeringan pekerjaan Dewatering adalah pompa air diesel 5 KW/ 4 Inch dengan bahan
solar. Untuk pengeringan perlu dibuatkan kisdam, karung plastik yang berisi dengan bahan
pasir ataupun tanah yang kemudian diletakkan serapat mungkin agar air tidak dapat
merembes masuk kedalam bagian area konstruksi yang akan dibangun, pada Sisi bagian
dalam papan kisdam dilapisi dengan Plastik hitam, sehingga air tidak dapat keluar masuk
mengalir kembali, dan air yang selalu tergenang dan menggenangi areal kerja dibuang
dengan menggunakan mesin pompa. Apabila keseluruhan pekerjaan yang mensyaratkan
bekerja dalam kondisi kering telah selesai maka bangunan kisdam ini akan kami bongkar
kembali setelah ada persetujuan direksi.
Pembayaran pekerjaan Kisdam diperitungkan dalam harga satuan buah (Bh) dan pekerjaan
Dewatering diperitungkan dalam harga satuan Lump sum.
ST-2.1.4. Penyelenggaraan SMK3
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan
bagi para karyawan dan pekerja-pekerja. Biaya perawatan menjadi beban Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan yang
berlaku. Penyedia Jasa berkewajiban mematuhi semua peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang berlaku di Indonesia. Dan
Penyedia Jasa wajib menyediakan keperluan peralatan pelindung diri (APD = Alat Pelindung
Diri) agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja, antara lain :
1. Pakaian Kerja
2. Sepatu Safety
3. Rompi
4. Sarung Tangan
5. Helm
6. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
7. P3K
8. Rambu dan Petunjuk Safety
9. Alat Keamanan
Pelaksanaan pekerjaan proyek ini akan diawasi oleh tenaga Ahli K3 Konstruksi. Dalam
menanggulangi hal-hal yang mungkin dapat terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama
dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, maupun instansi-instansi yang terkait.
Berikut lingkup dari pekerjaan Penyelenggaraan SMK3
- Fasilitas Pendukung dan Umum
- Fasilitas Safety
- Penyiapan RK3
- Sosialisasi dan Promosi K3
- Rambu-Rambu
- Personil K3
- Fasilitas Sarana Kesehatan
- Asuransi dan Perizinan
- Pengendalian Risiko Covid-19
Pembayaran pekerjaan K3 Konstruksi diperitungkan dalam harga satuan Lump sum.

ST-2.2. Pekerjaan Konstruksi


ST-2.2.1. Pekerjaan Galian Tanah (Mekanik)
Pekerjaan galian tanah (mekanik) yang dimaksud dengan pekerjaan galian adalah
semua pekerjaan galian yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi dengan
menggunakan peralatan mekanis, hasil galian dibuang kelokasi dimana tempat tersebut
tidak mengganggu lokasi pekerjaan konstruksi dan hasil buangan harus dirapikan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana pelaksanaan pekerjaan galian kepada
Direksi sebelum kegiatan di atas dilaksanakan. Apabila menurut hasil-hasil investigasi
geologi menunjukkan bahwa semua material yang digali tidak cocok untuk
dimanfaatkan sebagai bahan timbunan, maka material tersebut harus dibuang di tempat
pembuangan (disposal area) yang akan ditunjukkan oleh Direksi.

Semua galian harus dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan elevasi yang tercantum
pada gambar atau garis dan elevasi tertentu sesuai dengan petunjuk Direksi. Penyedia
Jasa harus merapikan semua galian sesuai garis-garis dan elevasi yang tercantum
pada gambar atau petunjuk Direksi.
Bila galian berikut perapiannya telah selesai dikerjakan, Direksi harus diberitahu untuk
melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan. Sebelum diperiksa dan disetujui Direksi,
galian tidak diperkenankan ditimbun kembali atau ditutup dengan beton. Kontraktor
boleh melanjutkan pekerjaan tahap berikutnya setelah mendapat ijin tertulis dari Wakil
Direksi.

Semua akibat penggalian atau kelebihan penggalian yang dikerjakan oleh Kontraktor
untuk tujuan dan alasan tertentu kecuali atas perintah Direks adalah menjadi beban
Kontraktor. Jika diperlukan untuk mengatasi semua akibat penggalian dan kelebihan
galian tersebut, diisi dengan tanah yang dipadatkan, pasir, kerikil atau beton atau
bahan lain yang ditetapkan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.

Pembayaran pekerjaan galian tanah dengan alat berat (mekanis) diperhitungkan dalam
3
harga satuan per m dan dibedakan atas jenis material dan tingkat kesulitan pekerjaan
galian tersebut seperti galian dengan material sirtu dan galian dengan jenis batu berkoral.
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga mematuhi norma pelestarian tanah dan harus disetujui oleh
Direksi.

Pada pembuangan tanah galian di lokasi sementara adalah merupakan satu kesatuan dalam
pembuangan tanah bekas galian pada daerah lokasi tetap (tidak ada perhitungan harga
satuan tersendiri).
1) Pengangkutan ke Lokasi penyimpanan tanah tetap stok pile Untuk Bahan Timbunan
Kembali
Tanah yang digali harus sesuai dengan rencana penggalian yang ada dalam gambar
dan harus dibuang pada lokasi/tempat yang ditujukan dalam gambar atau yang disetujui
oleh Direksi.
Material yang akan dipakai untuk bahan timbunan kembali serta mendapat persetujuan
dari Direksi ditempatkan dan dihamparkan secara merata dengan ketebalan hamparan
tanah yang memungkinkan untuk pengeringan serta terpisah dari bahan galian yang
tidak terpakai (dibuang).
2) Pengangkutan ke Lokasi Pembuangan Tanah Tetap/Tidak Dipakai
Tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dari timbunan yang dibutuhkan
harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.
Semua bekas galian yang tidak dipakai harus diratakan/dirapikan serta lokasinya telah
ditentukan oleh Direksi.
Atas saran/petunjuk Direksi Kontraktor harus memperbaiki kembali pembuangan tanah
dan dipadatkan dengan buldozer agar rapi, jangan sampai mengakibatkan terjadinya
lingkungan yang kurang baik dan segala resiko yang timbul menjadi tanggung jawab
kontraktor.
3) Pengukuran dan Pembayaran Galian Tanah (Mekanik)
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian setiap klasifikasi material harus dibuat
menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi. Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum
galian hingga permukaan galian seperti disebut diatas. Klasifikasi material yang digali
ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi.
Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan galian
dimulai hingga galian selesai dilaksanakan dan harga satuan yang per meter kubik (m3)
seperti yang dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga. Harga satuan pekerjaan
galian tersebut sudah mencakup biaya pekerja, bahan-bahan dan alat-alat yang
diperlukan untuk menggali, perataan, pencegahan longsoran, penimbunan kembali di
tempat menurut petunjuk Direksi, pengangkutan bahan ke tempat penimbunan,
pembuangan tanah yang tidak digunakan dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan
pekerjaan tersebut.

ST-2.2.2. Timbunan Tanah Bekas Galian Dibelakang Pasangan (Mekanik)


Pekerjaan timbunan tanah bekas galian dibelakang pasangan (mekanik) dapat untuk
timbunan tanggul, badan jalan atau timbunan lainnya sesuai gambar. Penyedia
Jasa/pemborong selama 1 (satu) minggu sebelum melakukan penimbunan harus
mengajukan dulu rencana kerja secara terinci kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya. Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran,
ketinggian maupun kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Bahan untuk timbunan bekas galian dibelakang pasangan (mekanik), yaitu;
1. Bahan untuk pekerjaan tanggul/timbunan harus dipilih bahan-bahan yang homogen,
bersih dan bebas dari lumpur, humus, akar-akar dan bahan organik lain. Bahan yang
berkualitas baik biasanya berwarna coklat, sedang bahan-bahan yang berkualitas
kurang baik biasanya berwarna lebih gelap atau lebih terang.
2. Bahan-bahan hasil galian tebing alur dan dari tanggul yang ada biasanya cocok untuk
tanggul dan bahan dari dasar alur biasanya kurang cocok untuk bahan tanggul.
3. Bahan untuk pekerjaan tersebut harus diambil dari daerah galian yang diperlukan.
Apabila bahan yang baik tidak cukup diperoleh dari galian-galian yang diperlukan, atau
apabila tidak ada pekerjaan galian yang diperlukan, Kontraktor harus memperoleh
bahan-bahan yang baik tersebut dari daerah bahan yang direncanakan dan/atau daerah
yang diusulkan Kontraktor setelah disetujui Direksi, atau menurut petunjuk-petunjuk
Direksi.
4. Rencana daerah bahan harus dibersihkan dan di “kupas” dan bahan-bahan yang tidak
berguna harus dibuang seperti diterangkan dalam Pasal 2.3.
5. Lokasi dari daerah bahan yang direncanakan adalah dari bantaran sungai.
6. Tanah dan tanaman pada fondasi tanggul dan bantaran, ganti ruginya menjadi tanggung
jawab Proyek. Lokasi daerah pengambilan (Borrow Area) di bantaran akan ditunjukkan
oleh Direksi. Untuk Borrow Area di luar daerah bantaran biaya ganti ruginya menjadi
tanggung jawab penyedia jasa dan harus sudah dimasukkan ke dalam harga satuan
pekerjaan.
7. Setelah bahan tanggul/timbunan diambil dari daerah pengambilan (Borrow Area),
penyedia jasa harus menjaga agar air tidak menggenang di lubang galian bekas
pengambilan bahan dan bisa langsung kembali ke alur sungai, sehingga tidak
mengganggu tanggul/timbunan di dekatnya.
8. Cara pengambilan bahan tanggul/timbunan di bantaran, kecuali ditentukan lain secara
tertulis oleh Direksi, adalah sebagai berikut :
a. Jarak dari kaki tanggul minimum 5 meter, membentuk talud/miring 1 : 1 sedalam 0,5
meter.
b. Miring dasar galian 1 : 10 ke arah alur sungai. Dibuat sistem kotak dengan galian
minimum 5 m dari kaki tanggul dan 1,00 meter dari tebing sungai, dengan kedalaman
galian maksimum 1,00 meter, atau ditentukan lain oleh Direksi.
9. Bahan tanggul/timbunan yang berasal dari luar bantaran harus terlebih dahulu diteliti di
laboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan. Peneitian tersebut meiputi uji Proctor
Standar (standard proctor test) dan penelitian sifat-sifat tanah.
10. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan tersebut dapat
digunakan atau tidak.

Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan timbunan tanah bekas galian dibelakang pasangan (mekanik) diperitungkan
dalam harga satuan m3. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan tanah hanya pada
batas-batas bentuk dan ukuran yang dalam gambar purna laksana (Asbuillt Drawing)
dengan ukuran satuan meter dengan kubik (m 3) yang mcmenuhi spesifikasi teknik.
ST-2.2.3. Timbunan Tanah Didatangkan dan Dipadatkan
Timbunan tanah didatangkan dari luar dipilih yang baik dan disetujui oleh Direksi. sebelum
melakukan mendatangkan tanah timbunan harus mengajukan dulu rencana kerja secara
terinci kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya. Bahan timbunan tanah didatangkan
harus dipilih bahan-bahan yang homogen, bersih dan bebas dari lumpur, humus, akar-akar
dan bahan organik lain. Bahan yang berkualitas baik biasanya berwarna coklat, sedang
bahan-bahan yang berkualitas kurang baik biasanya berwarna lebih gelap atau lebih terang.
Timbunan tanah didatangkan kemudian dipadatkan menggunakan alat berat seperti
Bulldozer, water tank truck dan vibro roller.

Pengukuran dan Pembayaran


Pekerjaan timbunan tanah didatangkan diperitungkan dalam harga satuan m3. Pengukuran
untuk pembayaran pekerjaan tanah hanya pada batas-batas bentuk dan ukuran yang
dalam gambar purna laksana (Asbuillt Drawing) dengan ukuran satuan meter dengan kubik
(m 3) yang mcmenuhi spesifikasi teknik.

ST-2.2.4. Pekerjaan Pasangan Batu Kali/Gunung 1:4


ST-2.2.4.1. Umum
Batu pasangan yang digunakan berupa bongkahan bebatuan berasal dari sungai dan
gunung yang mempunyai izin quarry pemerintah setempat. Penyedia jasa harus
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pasangan batu seperti dinding, pelindung tebing dan
bangunan lain seperti tertara pada gambar atau ditentukan oleh Direksi.

Pada bagian tertentu dari permukaan konstruksi pasangan batu perlu diplester atau disiar
seperti dicantumkan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi. Selain itu pada tempet-
tempat tertentu harus dipasang lubang-lubang drainase yang pemasangannya akan
bersama-sama dengan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan.

ST-2.2.4.2. Material
1. Batu Pasangan
Batu yang digunakan untuk pekerjaan ini berasal dari tambang batu Kali/Gunung yang
mempunyai izin quarry dari pemerintah setempat, bebas/bersih dari tanah/lumpur saat
pemasangan. Batu yang tidak memenuhi persayaratan teknis harus secepatnya
disingkirkan dari lokasi pekerjaan
2. Pasir
Pasir pasang memenuhi ketentuan secara teknik layak dipergunakan sebagai bahan
campuran pasangan batu dan harus persetujuan dari Direksi.
3. Semen
Semen yang akan digunakan harus semen yang baik sesuai yang disyaratkan untuk
adukan beton Pasal ST-2.2.8.
4. Air
Air yang digunakan adalah air tawar yang bersih, jernih dan tidak mengandung material
yang merugikan.

ST-2.2.4.3. Campuran Perekat/Spesi


1. Digunakan pasangan dengan perekat dengan campuran terdiri dari 1 (satu) bagian PC
dan4 (empat) bagian pasir atau perekat lain yang ditentukan oleh Direksi.
2. Adukan harus dicampur dalam jumlah yang cukup untuk segera dapat digunakan dan
semua adukan yang tidak digunakan lagi dalam waktu 30 menit setelah air dicampurkan,
harus dibuang. Memberi air pada adukan yang telah mengeras dengan maksud akan
digunakan lagi, tidak diperbolehkan.

ST-2.2.4.4. Pelaksanaan
Pelaksanaan pasangan batu kali/gunung harus mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
1. Lakukan dan periksa persiapan yang meliputi penyediaan batu, pasir dan air dilokasi
kerja, kelengkapan peralatan dan alat bantu seperti kotak penampung adukan,
penampung air, plastik pelindung hujan, tukang batu dan buruh pembantu, tenaga dan
sarana pengangkutan adukan.
2. Ratakan lantai dasar bangunan, pasang profil sesuai gambar design bangunan. Dalam
kotak dan hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 - 10 cm sebagai lantai kerja.
3. Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi bila telah selesai gambar kontrak.
4. Sebelum dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat
serta basahi dengan air agar ikatannya dengan adukannya menjadi kuat.
5. Pemasangan lapis batu pertama, diawali dengan menghamparkan adukan setebal 3-
5 cm, kemudian menyusun batu diatas hamparan dengan jarak 2 -3 cm (tidak
bersinggungan) pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan adukan.
6. Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
7. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai design/kontrak (pada dinding penahan,
sayap bendung dan sebagainya). Suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung
pipa bagian dalam dipas bersamaan dengan pasangan batu.
8. Letak suling resapan merupakan barisan dalam arah horizontal dengan jarak
tertentu sesuai gambar kontrak. Baris pipa suling berikutnya (dialasnya) dipasang
berselang-seling arah vertical.
9. Apabila hujan atau setelah selesai, pasangan ditutup plastik agar pasangan yang
masih baru tersebut tidak rusak karena air hujan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan volume pekerjaan pasangan batu kali/gunung camp. 1:4 dalam meter kubik
(m 3) untuk pembayaran diperhitungkan sesuai gambar design/gambar pelaksanaan yang
disetujui Direksi. Harga satuan termasuk semua pekerjaan yang dijelaskan dalam pasal-
pasal diatas sampai perapian lokasi setelah pekerjaan pasangan selesai, kecuali suling-
suling resapan diperhitungkan secara terpisah dan merupakan pembayaran sendiri.

ST-2.2.5. Pekerjaan Plesteran Camp. 1:3 + Acian


ST-2.2.5.1. Umum
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar design/kontrak harus di
plester. Plesteran dibuat dari campuran satu bagian semen dan tiga bagian pasir yang
disaring atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar kontrak.
Tebal plesteran dibuat 2 - 3 cm dari permukaan batu, sebelum plesteran dipasang diantara
batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu.
Kemudian permukaan pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat
antara pasangan dan plesteran.

ST-2.2.5.2. Bahan dan Campuran


1. Pasir yang dipakai untuk pekerjaan plesteran bersih, kotoran dan bahan organik yang akan
mengurangi kekuatan adukan.
2. Pasir yang dipakai harus kualitas pasir pasang yang baik.
3. Semen yang dipergunakan harus yang masih baik sesuai syarat-syarat pada adukan beton
Pasal ST-2.2.8.
4. Campuran adukan plesteran harus terdiri dari perbandingan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

ST-2.2.5.3. Pelaksanaan
1. Permukaan pasangan batu yang akan diplester harus disiram dengan air yang bersih dan
telah disetujui oleh Direksi.
2. Tebal plesteran minimal 1,0 cm, dan bagian permukaan luar diaci dengan semen portland.
3. Plesteran harus kelihatan rapih dengan permukaan yang halus dan rata.
4. Pada waktu hujan pekerjaan harus ditunda, plesteran yang belum keras harus dilindungi
dari air hujan.
Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan plesteran camp. 1:3 + Acian unluk pembayaran diukur dalam meter
persegi (m 2) dan luas plesteran sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk
Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.6. Pekerjaan Pembesian


ST-2.2.6.1. Umum
Semua penulangan harus dari baja U - 24, produksi dalam negeri menurut dengan
Standar Industri Indonesia atau sejenis dengan U 24. Kecuali tertera pada gambar atau
ditentukan Direksi, hook, bengkokan, pengelasan selimut beton dan detail lainnya dari
penulangan harus menurut pada PBI - 71.
1. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak dan
pelapisan yang dapat merusak daya lekat beton. Keadaan bersih harus selalu dijaga
sampai saat pengecoran.
2. Baja tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan ukuran
pada gambar rencana. Kontraktor harus membuat daftar tulangan (bar bending) yang
disetujui oleh Direksi.
3. Semua baja tulangan baik pada ujung maupun sambungan harus dikaitkan pada sebuah
pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 kali penampang nominal baja tulangan.
4. Sambungan batang-batang baja-tulangan dapat dilakukan hanya bila ditunjukkan dalam
gambar. Panjang sambungan harus 48 kali diameter batang kecuali ditentukan lain oleh
gambar.
5. Ujung kait dengan bengkok 180 derajat harus ditambah dengan bagian lurus yang
mempunyai panjang tidak kurang dari 65 mm.
6. Penulangan harus dikerjakan seteliti mungkin pada kedudukan terkunci sedemikian
sehingga pada waktu pengecoran, kedudukan-kedudukan tersebut tidak berubah. Kursi-
kursi, penggantung-penggantung atau pengatur jarak dapat digunakan untuk maksud ini.
Pada tiap persilangan antara baja-baja tulangan harus diikat dengan kawat ikat yang
berdiameter tak kurang dari 1,25 mm. Ujungujung dari kawat pengikat ini harus di bengkok
ke arah dalam menjauhi permukaan beton.
7. Pengelasan tulangan tak diizinkan kecuali atas persetujuan Direksi untuk keperluan
tersendiri, secara tertulis.

ST-2.2.6.2. Pelaksanaan
a. Gambar penulangan disiapkan oleh penyedia jasa
- Penyedia jasa harus menyiapkan dan mengajukan untuk disetujui Direksi,
gambar detail penulangan untuk semua konstruksi termasuk gambar penempatan
tulangan, diagram pembengkokan tulangan dan daftar tabel tulangan. Gambar detail
beserta daftar tabel penulangan dari Kontraktor harus disiapkan dari gambar
pelaksanaan Kontraktor dan spesifikasi. Gambar dan daftar tersebut dari
Kontraktor harus menunjukkan detail-detail yang perlu untuk memeriksa penulangan
selama penempatan dan pemakaian pada pembuatan kuantitas pembayaran.
- Penyedia jasa harus mengajukan 4 lembar masing-masing gambar penulangan
detail untuk disetujui Direksi.
Gambar detail Penulangan akan ditinjau oleh Direksi untuk disesuaikan dengan
perencanaan dan diperiksa dimensinya. Kesalahan, kelalaian atau koreksi akan diberi
tanda gambar cetakan, atau dengan kata lain dijelaskan ke Kontraktor dan setiap 1
lembar gambar akan dikembalikan ke Kontraktor untuk diperbaiki. Kontraktor
harus membuat semua koreksi yang diperlukan dan diperlihatkan pada gambar yang
dikembalikan dan dianjukan kembali untuk disetujui dengan membubuhi tanda revisi
I. Koreksi dan persetujuan Direksi tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor
untuk membetulkan detail atau kesesuaian dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
b. Penempatan tulangan
1. Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar atau dimana ditentukan
oleh Direksi.
2. Spasi harus ditempatkan seperti terlihat pada gambar. Atas dasar persetujuan
Direksi, Kontraktor dapat mengubah tempat jarak dan mungkin spasi tulangan
ditambah ditempat lain dari yang terlihat pada gambar. Dipindahkannya spasi atau
ditambahkannya spasi dengan persetujuan Direksi, akan termasuk perhitungan
volume pembayaran penulangan.
3. Penempatan tulangan harus rapi, tidak berdempetan, antara tulangan
tersebut. Rata dan sesuai pada standar tulangan. Penulangan akan diperiksa untuk
penyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi, letak dan jumlah
yang dipasang.
4. Sebelum penulangan disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan
permukaan beberapa penyangga tulangan harus bersih dari karat berat, kotoran,
genangan air, lemak atau bahan asing yang menurut pendapat Direksi dapat
mengganggu kekuatan beton. Panjang impitan pada penyambungan tulangan harus
sesuai dengan ketentuan dalam PBI.
5. Penulangan harus ditempatkan dengan teliti dan pada posisi yang tepat dengan
menggunakan kawat tidak kurang dari diameter 0,9 mm pada pertemuan tulangan
dan diikat pada penyangga dan penjaga jarak (spacer) agar tidak berubah selama
pengecoran beton.
6. Kecuali disyaratkan oleh Direksi, tulangan harus ditempatkan dalam toleransi untuk
selimut beton, bervariasi sebagai berikut :
- Tulangan 6 mm dengan selimut beton 50 mm atau kurang
- Tulangan 9 mm dengan selimut beton 51 - 60 mm
- Tulangan 12 mm dengan selimut beton lebih dari 60 mm
- Variasi dari syarat spasi tulangan : 25 mm

c. Tulangan pada sambungan konstruksi


Dalam sambungan-sambungan konstruksi dan ekspansi, batang pantek (angker) harus
disediakan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar- gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi. Suatu batang pantek (angker) harus merupakan suatu batang
lurus, bulat berprofil dari kepanjangan 100 cm dan 22 mm, diameter kecuali diperlihatkan
lain secara khusus dalam gambar atau ditentukan Direksi.

Panjang setengah dari batangan pantek harus ditutup dengan pipa PVC diameter 25
mm bahan-bahan lain yang disetujui untuk mencegah pengikatan dan harus ditetapkan
pada jarak-jarak sebagaimana diperlihatkan pada gambar-gambar atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi. Setengahnya yang lain harus diikat kuat pada suatu sisi dari
sambungan.
Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaan pembesian untuk pembayaran diukur dalam koli gram (kg) dan luas
pembesian sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau pengawas.

ST-2.2.7. Pekerjaan Bekisting Cetakan Beton


ST-2.2.7.1. Umum
Pekerjaan bekisting adalah pengerjaan pengecoran melalui cetakan yang telah dibuat
sebelumnya supaya diperoleh bentuk tertentu misalnya dinding, kolom, balok dan pelat.
Meskipun bersifat sementara, pemilihan dan penggunaan jenis bekisting harus benar dan
tepat supaya dapat menahan beban para pekerja, peralatan kerja yang digunakan dan juga
beban beton sehingga diperoleh bangunan yang berkualitas.
Perancangan suatu bekisting dimulai membuat konsep sistim yang akan digunakan untuk
membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat menanggung berat sendiri dan
beban-beban sementara yang terjadi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kekuatan
Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan peralatan kerja
pada penempatan dan pemadatan.
2. Kekakuan
Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan beton.perawatan
perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lendutan komulatif dari bekisting lebih kecil dari
toleransi struktur beton.
3. Ekonomis
Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan material harus ditinjau
dari segi pembiayaan.
4. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting
Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan dipelajari
sebagai bagian dari perencanaan bekisting, terutama metode pemasangan dan leveling
elevasi.
Pengukuran dan pembayaran
Volume pekerjaaan bekisting cetakan beton untuk pembayaran diukur dalam meter kubik
(m 3) dan luas bekisting cetakan beton sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi atau pengawas.

ST-2.2.8. Pekerjaan Beton K.225, Beton K.175 dan K.125 (Ready Mixed)
ST-2.2.8.1. Umum
a) Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan yang disyarakan Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut
gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan, penyedia jasa harus
mengajukan rencana kerja kepada Direksi yang meliputi peralatan yang digunakan
untuk proses, penanganan pengangkutan pencampuran dari spesi beton, metode
yang digunakan, jumlah tenaga kerja serta gambar pelaksanaan, guna mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
3. Bila penyedia jasa menggunakan spesi dari hasil campuran beton yang sudah jadi
("ready mixed concrete"), maka penyedia jasa selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan dimulai memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi tentang nama pabrik/suplier, lokasi, kapasitas, reputasi dari
produksinya dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan oleh Direksi. Tanpa persetujuan
tertulis, tidak diperbolehkan mendatangkan/menggunakan campuran beton yang
sudah jadi ("ready mixed concrete").

b) Penerbitan Detail Pelaksanaan


Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak
pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan
rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

c) Pekerjaan Seksi Pelaksanaan


1. Baja Tulangan : Bagian Penulangan
2. Adukan Semen : Bagian Campuran

d) Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan
dalam Pasal 9.1.1.(6) di bawah ini.

e) Standar Rujukan
- Standar Industri Indonesia (SII).
- SII-13-1977 (AASHTO M85 - 75) : Semen Portland.
- Standar Nasional Indonesia (SNI).
- PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.
- SK SNI M-02-1994-03 (AASHTO T11 - 90) : Metode Pengujian Jumlah bahan
Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
- SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87) : Metode Pengujian Kotoran Organik
Dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton.
- SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90) : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
- AASHTO : AASHTO T26 - 79 : Quality of Water to be used in Concrete.

f) Pengajuan Kesiapan Kerja


1. Penyedia jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.
2. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing- masing mutu
beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran
beton dimulai.
3. Penyedia jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu
tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian kuat tekan beton
yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang
berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
4. Penyedia jasa harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
setiap pekerjaan perancah dimulai.
5. Penyedia jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran
setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.4.(1) di bawah.

g) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


Untuk penyimpanan semen, penyedia jasa harus menyediakan tempat yang tahn cuaca
yang kedap udara dan mempunyai lantau kayu yang lebih tinggi dari tanah disekitarnya
dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung
semen harus ditutupi denagn lembar plastik.

h) Kondisi Tempat Kerja


Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan
temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah
300C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bilamana :
- Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam.
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.
- Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh
debu atau tercemar.

i) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton yang Tidak Memenuhi Ketentuan


a. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.(4), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.(3), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :
- Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan;
- Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya
gagal;
- Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;
b. Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta penyedia
jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu
pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian
tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
c. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan yang telah diselesaikan terganggu
atau rusak, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh kelalaian
Kontraktor, maka penyedia jasa harus mengganti dengan biayanya sendiri setiap
pekerjaan yang terganggu atau rusak. Penyedia jasa tidak bertanggungjawab atas
kerusakan yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran
lapisan tanah yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan yang rusak
tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis telah
selesai

ST-2.2.8.2. Bahan/Material
1) Semem
1. Semen yang digunaan dalam pekerjaan beton harus semen buatan dalam negeri
dengan kualitas sama dengan Portland Cement (PC) atau sesuai dengan standard
Indonesia NI- dan atau SII 0013.
2. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan di mana semen itu
dihasilkan, dan Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut. Penyedia jasa
harus bersedia untuk memberi bantuan kepada Direksi dalam proses pemeriksaan ini.
3. Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan cuaca/hujan
dengan menyusun setinggi minimum 30 cm di atas tanah dengan maximum
tumpukan/susunan 13 sak.
4. Setelah lebih dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan, semen harus
dibuang/tidak boleh digunakan.

2) Pasir
1. Pasir alam adalah pasir yang didapat dari sungai atau sumber alam lainnya yang
dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia jasa memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi mengenai sumber alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir yang akan digunakan
untuk diadakan uji kualitas. Penyedia jasa harus memperoleh semua ijin yang
diperlukan dan membayar kewajiban atas pengembalian bahan tersebut.
2. Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari gumpalan tanah liat, karang, bahan
organik dan alkali dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Jumlah
prosentase segala macam bahan yang dapat merusak tidak boleh lebih dari 2%.
3. Semua pasir yang dipakai adalah pasir dengan ukuran butir maksimum 5 mm dan
modulus kehalusan antara 2,3 -2,8 jika diselidiki dengan saringan standard untuk
beton (sesuai PBI - 1971) atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Tabel ST. 3 Standar Saringan


No. Saringan
Prosentase Tertinggal Saringan
(U.S. Standart)
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
pan 3-7

3) Agregat Kasar
1. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus seperti lumpur,
debu dan partikel lain yang lembut, alkali dan bahan organik atau dari substansi yang
dapat merusak mutu beton dalam jumlah yang banyak.
2. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butiran antara 5 - 40 mm atau
sesuai dengan petunjuk Direksi. Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir
antara 6 - 7,5 mm, atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai
dengan standar Indonesia untuk beton PBI - 1971 ( NI - 2).
3. Batu yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari gunung batu atau dari
batu besar yang bermutu kwarsa dan tras mempunyai berat jenis minimal 2,4 dengan
kekuatan tekan tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2.
4. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya harus lebih kecil 40% dari berat
batu yang terabrasi Agregat harus didapat dari sumber yang disetujui oleh Proyek
dan Penyedia Jasa harus memperoleh ijin dan membayar kewajiban karena
pengambilan bahan tersebut.
5. Agregat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga terhindar dari
tercampurnya dengan bahan lain dan pemisahan gradasi.

4) Air
Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan,
garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila diperlukan oleh Direksi,
Penyedia Jasa harus menunjukkan sumber air yang digunakan serta uji terhadap mutu/
kualitas air. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan
pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran
volume beton tiap meter kubiknya.

ST-2.2.8.3. Pelaksanaan
1) Adukan Beton
a. Komposisi
Beton harus dibentuk dari unsur-unsur Portland Cement (PC), air, pasir dan kerikil
(agregat kasar) dan dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diaduk hingga
homogen dengan kekentalan yang baik, sesuai dengan peraturan beton Indonesia
PBI 71 (N I - 2).
b. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standard Indonesia NI-2. PBI-1971,
sesuai Tabel di bawah ini.
Tabel ST. 4 Kelas dan Mutu Beton

’bk Katagori
’bk
Mutu (kg/cm 2) bangunan Pengawasan
(kg/cm 2) S = 46 (tujuan)

Bo - - non struktur Kualitas Agregat Kuat desak

Pemeriksaan
B1 - - Struktur Tidak diuji
dengan mata

Pengujian dengan
K125 125 200 Struktur diuji
analisa saringan

Pengujian dengan
K175 175 250 Struktur diuji
analisa saringan

Pengujian dengan
K225 225 300 Struktur diuji
analisa saringan

Pengujian dengan
K350 350 425 Struktur diuji
analisa saringan

Keterangan :
- ’bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil percobaan
benda uji
- ’bm adalah harga kekuatan rata – rata.

Bilamana tidak ditentukan lain, maka kekuatan desak dari beton adalah kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang diuji da umur 28 hari.

Untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan
menggunakan nilai slump sebagai berikut ;

Tabel ST. 5 Tes Uji Slamp

Slump (cm)
Jenis Pekerjaan
Maximum Minimum

Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang 12,5 5,0

Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan


9,0 2,5
konstruksi bawah tanah

Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5

Perkerasan jalan 7,5 5,0

Pembetonan masal 7,5 2,5

Untuk maksud-maksud dan alasan tertentu, maka dengan persetujuan Direksi, dapat
dipakai nilai slump yang menyimpang dari tabel di atas, asal memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
a. Beton dapat dikerjakan denngan baik
b. Tidak terjadi pemisahan adukan
c. Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi
jumlah benda uji (minimum 20 buah) kekuatan tekan tiap benda uji (kg/cm2)
kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2) deviasi standar (kg/cm2)

2) Uji Campuran Beton


Enam puluh hari sebelum dimulai pekerjaan pembetonan, penyedia jasa harus
mengadakan uji coba campuran beton untuk tiap kelas mutu beton di bawah
pengawasan Direksi. Bilamana Direksi telah menyetujui campuran beton untuk tiap-tiap
kelas beton, maka sebelum pengecoran, penyedia jasa harus menyiapkan peralatan
yang cukup jumlahnya guna mengadakan uji mutu campuran.

Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi untuk menjamin


mutu beton yang sesuai dengan kelasnya. Dalam uji campuran, penyedia jasa harus
membuat masing- masing 3 (tiga) silinder benda untuk diuji pada umur 3 hari umur 28
hari.
Bila ternyata dari hasil uji tegangan tidak memenuhi, maka penyedia jasa harus
membongkar dengan memperbaiki campuran/adukannya atas biaya sendiri. Semua
yang dikeluarkan oleh penyedia jasa yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus sudah
diperhitungkan dalam harga penawaran volume beton tiap meter kubiknya.

3) Pengecoran Beton (Ready Mixed)


a. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran beton tidak dapat dimulai sebelum cetakan beton/acuan, tulangan dan
bagian- bagian yang harus tertanam terpasang dengan lengkap dan telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor tidak
dibenarkan melakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau
dalam kondisi hujan. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Kontraktor harus
menyediakan satu set atau lebih alat komunikasi antara tempat-tempat pengadukan
dan tempat pengecoran beton. Tidak ada pembayaran khusus untuk pengadaan,
pemeliharaan alat komunikasi tersebut di atas.

b. Pengecoran dan Pemadatan


a. Beton hanya bisa dicor pada waktu Direksi ada ditempat pekerjaan dan penyedia
jasa harus memberi pemberitahuan yang layak akan maksud pengecoran itu.
b. Beton harus dituang ke acuan secepat mungkin dan dengan cara-cara
sedemikian sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan atau hilangnya slump.
c. Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter agar tidak terjadi
pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan karena
menjatuhkan beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau membentur acuan
atau tulangan tidak diperbolehkan. Penyedia jasa harus menyediakan peluncur
jatuh yang baik untuk mengendalikan dan menahan jatuhnya beton.
d. Beton-beton dituang secara menerus dalam lapisan kira-kira horizontal, tidak boleh
terjadi rongga-rongga dan harus menutup seluruh permukaan acuan.
e. Untuk mencegah adanya rongga dalam beton, adukan beton harus dipadatkan
selama pengecoran dengan cara penggetaran dengan menggunakan alat
penggetar mekanis (Vibrator).
f. Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan. Untuk beton yang
telah mengeras sehingga sulit untuk dicor, harus dibuang dan tidak ada
perhitungan pembayaran.

g. Pada setiap pengecoran (Concrete placing) harus diadakan pemeriksaan "Slump"


dan pengambilan kubus (cylinder sample) untuk pemeriksaan kuat tekan
(compression test) pada umur : 3 hari, 7 hari dan 28 hari, masing-masing 3 (tiga)
buah.
c. Perbaikan Beton
1. Bilamana setelah pembongkaran acuan beberapa beton dijumpai tidak sesuai
bentuknya dengan gambar, atau menyimpang dari ukuran atau elevasi seperti
dalam gambar atau terdapat permukaan-permukaan yang rusak, maka penyedia
jasa harus memperbaiki sesuai petunjuk direksi atas pembiayaan penyedia jasa.
2. Pekerjaan perbaikan beton harus dilaksanakan segera setelah acuan dibongkar.
3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang diperbaiki, harus dikupas, sepenuhnya
dibatasi, dan diisi dengan bahan pengisi yang disetujui sampai penuh/rapat.

b. Pekerjaan Penyelesaian dan Penyempurnaan


1. Pekerjaan penyempurnaan dari permukaan beton harus dikerjakan oleh tenaga
kerja yang ahli dan di bawah pengawasan Direksi.
2. Penyelesaian dan penyempurnaan hasil pekerjaan harus dilakukan sesuai
gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
3. - Ketidak-teraturan permukaan yang dibentuk akibat pengecoran tidak
boleh melebihi sepanjang 1,5 m.
- Pada permukaan - permukaan yang akan tertutup tanah, tidak perlu
penanganan kecuali untuk perbaikan - perbaikan dan koreksi – koreksi
penurunan yang melebihi 2,5 cm.
- Untuk semua permukaan yang terbuka (exposed) untuk pandangan atau untuk
saluran-saluran harus dikerjakan seteliti mungkin dan dengan penuh keahlian
serta harus kuat. Permukaan yang terlihat tidak boleh memperlihatkan retakan-
retakan, cembung atau tidak lurus.
- Permukaan-permukaan yang terbentuk akan ditutup dengan urugan harus
diratakan sehingga didapat satu permukaan yang seragam.
- Permukaan-permukaan yang terbuka dengan maksud untuk pandangan atau
mengalirkan air harus disempurnakan dengan alat dari logam yang keras. Pada
tempat-tempat atau bagian-bagian untuk pejalan kaki atau lalu lintas kendaraan
harus disempurnakan dengan sapu lidi. Peralihan permukaan tidak boleh lebih
dari 7 mm dan tidak boleh secara tiba-tiba.
4. Permukaan-permukaan yang terbuka dan terpengaruh oleh cuaca harus duberi
kemiringan untuk drainase.

4) Perawatan dan Perlindungan Beton


Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
oleh Direksi. Kontraktor harus mengajukan cara-cara/metode perawatan dan
perlindungan beton kepada Direksi sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai.
Perawatan yang digunakan harus mencegah/menjaga kelembaban beton.
Beton harus terlindung dari hujan deras selama 12 (dua belas) jam, aliran air selama 14
(empat belas) hari dan sengatan matahari selama 3 (tiga) hari sesudah pengecoran.
Beton secara teratur harus disiram air sampai umur 21 hari setelah pengecoran. Untuk
menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan beton
dengan karung, karpet atau pasir dalam karung yang selalu dibasahi dengan air.

5) Pengujian Kualitas Beton


a. Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara terus-menerus.
Sesuai pasal 3-6.5 (7), pada setiap pengecoran harus dibuat benda uji.
b. Tegangan ijin untuk desak dan geser beton setelah benda uji berumur 28 hari harus
lebih besar dari tegangan ijin yang disyaratkan.
c. Pembuatan dan pemeriksaan benda uji harus memenuhi hal-hal berikut :
- Benda uji kubus harus dibuat dengan cetakan yang paling sedikit mempunyai 2
dinding yang berhadapan terdiri dari bidang-bidang yang rata betul dari plat baja,
kaca cermin atau plat aluminium. Cetakan sebelumnya dilapisi dengan vaselin
atau minyak agar mudah dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakkan di atas
bidang alas yang rata yang tidak menyerap air.
- Adukan benda uji harus mengambil langsung dari tempat pengadukan beton dan
dituangkan dalam cetakan benda uji.
- Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3
lapis yang kira-kira sama tebalnya dengan tiap-tiap lapis ditusuktusuk 10 kali
dengan tongkat baja berdiameter 16 mm dengan ujung dibulatkan. Pada adukan
beton yang kental, cetakan harus diberi sambungan ke atas, kemudian adukan
beton diisikan sekaligus.
- Kubus-kubus/benda uji yang baru dicetak harus disimpan di tempat yang bebas
dari getaran dan ditutup dengan karung basah selama 24 jam, setelah itu baru
dibuka dari cetakannya. Kemudian benda uji disimpan pada tempat yang suhunya
sama dengan di luar.
- Sebelum diadakan uji kekuatan, ukuran benda uji harus ditentukan dengan
ketelitian sampai mm.
- Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang-bidang sisi dari kubus yang
menempel pada bidang-bidang yang rata di dalam cetakan. Tekanan harus
dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan 4 kg/cm 2 per detik.
- Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukkan oleh
pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai kesalahan yang
melampaui 3% pada setiap pembebanan di atas 10% dari kapasitas maksimum.

6) Catatan Pengujian dan Pembetonan


Penyedia Jasa harus menyerahkan laporan kepada Direksi yang berisikan tanggal, jam,
cuaca dan suhu dari berbagai macam pembetonan serta hasil test benda-benda uji
sebagai laporan bulanan kepada Proyek.

Pengukuran dan pembayaran


Volume Pekerjaaan Beton K.225, Beton K.175 dan Beton K.125 (Ready Mixed) untuk
pembayaran diukur dalam meter kubik (m 3) dan luas Pekerjaaan Beton K.225, Beton K.175
dan Beton K.125 (Ready Mixed) sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk
Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.9. Weep Hole PVC ø 50 L = 800 mm


ST-2.2.9.1. Umum
Pekerjaan ini dilakukan sesuai gambar kerja yang ada dan sesuai dengan instruksi dari
Direksi. Pekerjaan pemasangan Weep Hole PVC ø 50 L = 800 mm dilakukan beriringan
dengan pekerjaan pasangan batu kali/gunung camp 1:4 yang berguna untuk pembuangan
air yang ada dibelakang pasangan.

Pemasangan lubang-lubang pembuang (Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap
luas 1 - 2 m yang terbuat dari pipa PVC Ø 50 L = 800 mm dan pada ujung pipa PVC yang
tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi
sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul
atau pasangan batu.
ST-2.2.9.2. Bahan
1. Bahan yang dipergunakan untuk lubang rembesan terdiri dari pralon (PVC)
2. Pipa paralon (PVC) harus ukuran 1.5 - 2 inch dengan kualitas baik tidak mudah pecah, cukup
keras dan tebalnya sesuai dengan gambar atau yang ditentukan oleh Proyek.
3. Kerikil harus keras dan bersih.
4. Ijuk harus kualitas baik serat cukup panjang berbentuk lempengan dan berwama hitam
merata. Ijuk yang lapuk tidak boleh dipergunakan.
5. Tali pengikat ijuk dari tali ijuk/kawat ikat beton.

ST-2.2.9.3. Pelaksanaan
1. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
2. Pada salah satu ujung pipa paralon harus dipasang ijuk yang diisi dengan kerikil, diikat dengan
tali ijuk atau kawat, sehingga tidak mudah lepas.
3. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis ijuk harus dipasang pada sisi dalam, sedangkan
bagian yang kosong dipasang pada sisi luar sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau-
ditentukan oleh Direksi.
4. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan petunjuk gambar rencana atau petunjuk
Direksi.
Pengukuran dan pembayaran
Volume Weep Hole PVC ø 50 L = 800 mm untuk pembayaran diukur dalam meter lari (m 1)
dan luas Weep Hole PVC ø 50 L = 800 mm sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.10. Elastic Filler


Elastic Filler dipasang pada sambungan pasangan batu kali/gunung camp 1:4 sesuai dengan
gambar rencana. Joint filler harus berbentuk dan ukuran sebagaimana tertera pada gambar
rencana, terbuat dari bahan sesuai dengan persyaratan berikut :
- Daya rentang lebih 20 kg / cm 2 JIS K601
- Perpanjangan akhir lebih dari 100 %
- Kekerasan/ daya tahan lebih dari 50 HS JIS K6301-52
- Penyerapan air kecil dari 0,5 % JIS A 9511
- Pemulihan lebih 90 % ASTM D 544 – 48
- Kesepakatan nyata lebih dari 0.3 g/cm3

Pengukuran dan pembayaran


Volume Elastic Filler untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m 2) dan luas Elastic
Filler sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.11. Dolken Kayu


ST-2.2.11.1 Umum
Pekerjaan pengadaan dan pemancangan Dolken Kayu dilaksanakan setelah pekerjaan
galian selesai, yang mana kayu pancang ini berguna untuk ketahanan pondasi atau koporan
pasangan penahan disepanjang pekerjaan tersebut. Pemancangan kayu ini dilaksanakan
karna dasar tanah lokasi tersebut berlumpur dan berwarna. Kayu pancang yang dipakai
adalah kayu dolken/galam yang kuat dan kokoh.

ST-2.2.11.2 Bahan
Semua kayu yang akan digunakan untuk konstruksi tetap (permanen) harus memenuhi
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum pada Bab II "Bahan-Bahan
Umum".
Kayu yang akan digunakan sebagai konstruksi yang sering kena air atau terendam, harus
berasal dari jenis kayu pilihan yang cukup keras.

Semua kayu yang akan digunakan sebagai konstruksi tetap, harus dijaga hati-hati dan
tidak digunakan untuk pekerjaan sementara (pernbantu) kecuali dengan izin Direksi.

Kayu-kayu harus disusun dengan rapi/teratur. Penempatan susunan kayu- kayu tersebut
harus diletakkan diatas bangku kayu dengan ketebalan sekurang-kurangnya 30 cm diatas
permukaan tanah, unluk mencegah pengaruh kelembaban tanah. Susunan/timbunan kayu
harus teratur sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya sirkulasi udara bebas.
Susunan kayu tersebut harus terlindung dari pengaruh cuaca dengan memakai
penutup/pelindung yang disetujui Direksi. Alat-alat penyambung, pelat-pelat penyambung
dan penguat/perkuatan sambungan yang akan digunakan pada pekerjaan-pekerjaan
konstruksi tetap harus dari bahan baja. Paku, sambungan-sambungan pengikat, baut-baut,
pasak, ring, dan skrup-skrup harus digalvanisir.

ST-2.2.11.3 Pelaksanaan
1. Semua bagian kayu harus dipotong dengan ukuran yang tepat dan semua bagian
sambungan-sambungan harus terpasang tepat pada tempatnya. Bagian-bagian kayu
yang rusak karena pengangkutan atau karena pemasangan, harus dipindahkan dan
diganti dengan kayu lain yang baik. Semua bagian kayu harus ditest 2 kali jalan sebelum
dipasang. Bidang kayu yang berhubungan dengan beton, pasangan batu atau logam
harus dilapisi dengan lapisan ter (aus).
2. Baut dan Pasak kayu
Ukuran baut sesuai dengan gambar. Panjang baut diukur dari kepala baut bagian bawah
sampai ujungnya. Lubang baut atau pasak kayu harus Iebih besar kira-kira 1 - 5 mm dari
pada ukuran baut atau pasak kayu yang akan digunakan.
Ring baut atau skrup harus digunakan pada semua sambungan kayu. Ring harus terbuat
dari bahan baja yang sesuai dan harus dipasang pada semua tempat-tempat sekurang-
kurangnya pada tempat-tempat yang telah ditentukan, semua baut-baut/skrup-skrup
harus terpasang dengan baik, agar tidak mudah lepas/bergerak selama dipasang.
3. Kerangka tiang-tiang pintu kayu, pada hubungannya dengan beton harus diangker
atau dengan cara lain yang disetujui Direksi. Ukuran lubang-lubang sambungan harus
sesuai sehingga kerangka tiang-tiang pintu dapat terpasang dan dapat dilepas tanpa
susah payah.
Kerangka tiang baja tidak harus dihubungkan dengan bagian dari bangunan-bangunan
beton. Alur untuk bagian-bagian kerangka tiang harus disiapkan dan kerangka tiang harus
dipasang dengan teliti dan tepat pada alurnya serta telah betul-betul diperiksa dan harus
terpasang dengan kuat/kaku. Besi pengikat dan besi pengangkut dan pintu, harus
dipasang sesuai dengan rencana gambar. Besi pengangkut daun pintu dan ulirnya harus
diberi pelurnas sesudah dipasang.
Pengukuran dan pembayaran
Volume Dolken Kayu untuk pembayaran diukur dalam batang (btg) dan luas Dolken Kayu
sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.12. Gebalan Rumput


ST-2.2.12.1 Umum
Penyedia jasa harus mendatangkan, memasang dan memelihara gebalan rumput ditempat-
tempat yang ditunjukkan oleh gambar atau ditunjukkan oleh Direksi sampai tumbuh dengan
baik.

ST-2.2.12.1 Pelaksanaan
1. a. Gebalan rumput harus terdiri dari rumput/tumbuhan perdu yang terpilih baik dengan
ukuran kira-kira 30 x 30 cm dan tebal minimal 3 cm.
b. Gebalan rumput harus berasal dari tempat-tempat yang disetujui oleh Proyek.
2. a. Permukaan dimana gebalan rumput ini akan ditempatkan harus dirapihkan, ditoreh,
dan disiram dengan air.
b. Gebalan rumput harus menempel dengan baik ditempat yang dikehendaki. Pada
tebing-tebing yang miring setiap lempengan rumput harus dipasang dengan pasak-
pasak dari bambu berukuran panjang tidak kurang dari 30 cm.
c. Setelah gebalan rumput dipasang, maka gebalan rumputnya harus disiram air secara
teratur sampai akar rumput-rumput tersebut tumbuh dan mempunyai kekuatan untuk
tumbuh dengan baik.
3. Sistem pemasangan gebalan rumput menggunakan sistem papan catur.
4. Gebalan rumput pada tanggul dipasang pada permukaan talud yaitu dari puncak
sampai dengan kaki tanggul dan pada sisi kiri dan sisi kanan puncak tanggul masing-
masing selebar 0.50 meter.
Pengukuran dan pembayaran
Volume Gebalan Rumput untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m 2) dan luas
Gebalan Rumput sesuai dalam kontrak yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau
Pengawas.

ST-2.2.13. Pekerjaan Siaran


ST-2.2.13.1 Umum
Bagian permukaan pasangan batu yang terlihat, sesuai kontrak atau petunjuk Direksi harus
disiar. Siaran dibuat dari campuran 1 bagian semen dan 2 bagian pasir yang disaring atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Sebelum siaran dipasang adukan pasangan
diantara batu-batu halus dikorek sampai kedalaman 1 - 2 cm dibawah permukaan batu untuk
jenis siar rata dan siar timbul, dan 2 - 3 cm untuk jenis siar tenggelam, kemudian
pasangan dibersihkan dan disiram air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan
siaran.

ST-2.2.13.2 Pelaksanaan
1. Pekerjaan siar dilaksanakan pada nat-nat batu muka yang ditunjukkan pada gambar dan
atau disebutkan di dalam Dokumen Kontrak.
2. Campuran siar terdiri dari syarat-syarat bahan seperti pada pekerjaan plesteran.
3. Bagian yang akan disiar harus dibersihkan dahulu dan sebelum penyiaran dimulai harus
terlebih dahulu disiram / dengan air sampai jenuh.

Pengukuran dan pembayaran


Volume pekerjaan siaran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m 2) dari luas
siaran sesuai gambar dalam kontrak atau yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau
Pengawas.

ST-2.2.14. Pengadaan dan Penghanparan Tasirtu


ST-2.2.14.1. Umum
1. Pekerjaan timbunan dapat untuk timbunan tanggul, badan jalan atau timbunan lainnya
sesuai gambar.
2. Pekerjaan timbunan meliputi pengangkutan bahan, penghamparan, penggilasan dan
lain- lain.
3. Kontraktor/pemborong selama satu (1) minggu sebelum melakukan penimbunan harus
mengajukan dulu rencana kerja secara terinci kepada Direksi untuk mendapat
persetujuannya.
4. Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian maupun
kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
ST-2.2.14.2. Bahan/Material
Bahan Untuk Tanggul Timbunan yang Dipadatkan
1. Bahan untuk pekerjaan tanggul/timbunan harus dipilih bahan-bahan yang homogen,
bersih dan bebas dari lumpur, humus, akar-akar dan bahan organik lain. Bahan yang
berkualitas baik biasanya berwarna coklat, sedang bahan-bahan yang berkualitas
kurang baik biasanya berwarna lebih gelap atau lebih terang.
2. Bahan-bahan hasil galian tebing alur dan dari tanggul yang ada biasanya cocok untuk
tanggul dan bahan dari dasar alur biasanya kurang cocok untuk bahan tanggul.
3. Bahan untuk pekerjaan tersebut harus diambil dari daerah galian yang diperlukan.
Apabila bahan yang baik tidak cukup diperoleh dari galian-galian yang diperlukan, atau
apabila tidak ada pekerjaan galian yang diperlukan, Kontraktor harus memperoleh
bahan-bahan yang baik tersebut dari daerah bahan yang direncanakan dan/atau daerah
yang diusulkan Kontraktor setelah disetujui Direksi, atau menurut petunjuk-petunjuk
Direksi.
4. Rencana daerah bahan harus dibersihkan dan di “kupas” dan bahan-bahan yang tidak
berguna harus dibuang seperti diterangkan dalam Pasal.2.3.
5. Lokasi dari daerah bahan yang direncanakan adalah dari bantaran sungai.
6. Tanah dan tanaman pada fondasi tanggul dan bantaran, ganti ruginya menjadi tanggung
jawab Proyek. Lokasi daerah pengambilan (Borrow Area) di bantaran akan ditunjukkan
oleh Direksi. Untuk Borrow Area di luar daerah bantaran biaya ganti ruginya menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan harus sudah dimasukkan ke dalam harga satuan
pekerjaan.
7. Setelah bahan tanggul/timbunan diambil dari daerah pengambilan (borrow area),
kontraktor harus menjaga agar air tidak mengenang di lubang galian bekas pengambilan
bahan dan bisa langsung kembali ke alur sungai, sehingga tidak mengganggu
tanggul/timbunan didekatnya.
8. Cara pengambilan bahan tanggul/timbunan di bantaran, kecuali ditentukan lain secara
tertulis oleh Direksi, adalah sebagai berikut :
a. Jarak dari kaki tanggul minimum 5 meter, membentuk talud/miring 1 : 1 sedalam 0,5
meter.
b. Miring dasar galian 1 : 10 ke arah alur sungai. Dibuat sistem kotak dengan galian
minimum 5 m dari kaki tanggul dan 1,00 meter dari tebing sungai, dengan kedalaman
galian maksimum 1,00 meter, atau ditentukan lain oleh Direksi.
9. Bahan tanggul/timbunan yang berasal dari luar bantaran harus terlebih dahulu diteliti di
laboratorium Mekanika Tanah sebelum digunakan. Peneitian tersebut meiputi uji Proctor
Standar (standard proctor test) dan penelitian sifat-sifat tanah.
10. Berdasarkan hasil laboratorium, Direksi akan menetapkan apakah bahan tersebut dapat
digunakan atau tidak.
ST-2.2.14.3. Pelaksanaan (Hamparan dan Kepadatan)
1. Bahan untuk konstruksi tanggul/ timbunan harus dihamparkan menurut ketebalan 15 cm
dan kemiringan 1 : 2,5 atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. a. Bahan yang dipergunakan harus dihamparkan lapis demi lapis mendatar selebar
tanggul/ timbunan, ditambah masing-masing 40 cm diluar profil lereng
tanggul/timbunan rencana.
b. Sebelum penghamparan bahan-bahan tersebut dilakukan, Direksi dapat menentukan
agar terlebih dahulu menyiapkan lapisan awal torehan sedalam 5 cm.
c. Sesudah “kupasan” pada permukaan tanggul/timbunan yang akan diperkuat maka
permukaan tersebut kemudian dibentuk teras-teras tangga dengan lebar dan tinggi
masing tidak lebih dari 30 cm kecuali apabila ditentukan lain oleh proyek.
d. Seluruh lebar hampatan bahan tanggul/timbunan tersebut harus dipadatkan dengan
vibratory roller, sheep-foot roller, atau alat pemadat lain yang sesuai dan disetujui oleh
Direksi, sehingga mencapai kepadatan 90% kepadatan maksimum pada uji
pemadatan laboratorium menurut metoda Standard Proctor.
Pemberat Roller untuk mencapai walking out dari roller pada lintasan terakhir harus
menurut petunjuk Direksi. Apabila digunakan sheep-foot roller untuk pemadatan, maka
tidak perlu dibuat torehan seperti yang disebutkan diatas.
e. Sebelum Direksi memerintahkan pemadatan, kadar air bahan tanggul/ timbunan yang
telah dihamparkan harus berada pada keadaan optimum (optimum moisture content).
Untuk mengetahui keadaan itu proyek akan mengambil contoh bahan yang telah
dihamparkan untuk dilakukan penelitian kadar air secara praktis di lapangan dan / atau
secara teliti di laboratorium bilamana perlu.
f. Pada penghamparan lapisan pertama harus diadakan pemadatan percobaan (trial
compaction) dengan menggunakan alat pemadat yang sesuai dengan yang digunakan
selama pelaksanaan pekerjaan, dengan jumlah lintasan 6 kali, 8 kali dan 10 kali. Pada
setiap jumlah lintasan tersebut Proyek akan menyelenggarakan uji kepadatan
lapangan (“Field Density Test”) yang akan dibandingkan terhadap kepadatan kering
maksimum (“Maximum dry density”) nya.
Jumlah lintasan yang memenuhi kepadatannya merupakan petunjuk untuk
pelaksanaan selanjutnya. Percobaan pemadatan (“Compaction Trial”) ini harus
dilakukan untuk setiap jenis tanah bahan tanggul, timbunan atau setiap lokasi daerah
pengambilan (“Borrow Area”) yang digunakan untuk bahan tanggul/timbunan.
g. Pemadatan harus dilakukan selapis demi selapis dengan kadar air diusahakan
sedekat mungkin dengan kadar air optimum (“Optimum Moisture Content”) sesuai
dengan hasil uji pemadatan laboratorium, dengan pola lintas pemadatan yang disetujui
Direksi.
h. Pada setiap lapisan pemadatan, harus dilakukan pemeriksaan kepadatan sedang
penghamparan berikutnya baru boleh dilaksanakan jika kepadatan tersebut telah
memenuhi persyaratan yang tercantum pada ST.2-6.4.2 (a) dan (d).
3. Pada waktu hujan lebat atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus
menunda pekerjaan penghamparan, permukaan tanggul harus dibuat rata dan miring
untuk untuk mengalirkan air hujan.

ST-2.2.14.4. Pekerjaan Penyelesaian Akhir


1. Sesudah Pemadatan
Mercu dan lereng tanggul/timbunan harus dirapihkan sesuai dengan gambar atau menurut
ketentuan Direksi dengan toleransi sbb :
- Elevasi mercu tanggul tidak boleh lebih rendah dari elevasi rencana, tapi boleh lebih
tinggi maksimum 10 cm dari elevasi rencana.
- Kemiringan lereng tanggul harus sama dengan gambar dan tidak boleh lebih dari 10
cm penyimpangannya dari kaki tanggul rencana.
2. Mercu tanggul/timbunan harus dibuat miring dari sumbu ke tepi dengan kemiringan 1:25
atau seperti ditunjukkan dalam gambar.
3. Kelebihan bahan-bahan pekerjaan penyelesaian akhir ini harus dibuang di tempat-tempat
buangan yang ditetapkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Direksi.

Pengukuran dan pembayaran


Volume pekerjaan Pengadaan dan Penghamparan Tasirtu untuk pembayaran diukur
dalam meter kubik (m 3) dari luas Pengadaan dan Penghamparan Tasirtu sesuai gambar
dalam kontrak atau yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau Pengawas.

ST-2.2.15. Pembersihan dan Stripping/Kosrekan


Lingkup pekerjaan stripping dan pembersihan lapangan adalah meliputi pekerjaan
pengupasan lapisan permukaah tanah setebal 20 cm, termasuk pembersihan medan
dari pepohonan serta akar tumbuh-tumbuhan dan bahan organik lainnya pada medan yang
akan dibangun (digali atau ditimbun).
Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu dipasang patok batas stripping yang ukuran dan
lebarnya telah ditetapkan dalam gambar/kontrak atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Hasil galian stripping tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan, dan harus dibuang
serta diratakan ditempat yang telah ditentukan atau sesuai petunjuk Direksi.

Pengukuran dan pembayaran


Volume pekerjaan Stripping dan Kosrekan untuk pembayaran diukur dalam meter persegi
(m 2) dari luas Stripping dan Kosrekan sesuai gambar dalam kontrak atau yang dilaksanakan
sesuai petunjuk Direksi atau Pengawas.
ST-2.2.16. Howling/ Pembuangan Tanah Bekas Galian
Material dari Howling/ Pembuangan Tanah Bekas Galian yang tidak pergunakan akan
diangkut untuk dibuang ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan seperti yang
disetujui oleh Direksi. Sebagian material yang layak pakai akan ditempatkan sementara di
lokasi memenuhi syarat yang akan dipergunakan nantinya atau langsung dipergunakan
sebagai bahan timbunan untuk konstruksi permanen seperti ditentukan oleh Direksi.

Pengukuran dan pembayaran


Volume pekerjaan Howling/ Pembuangan Tanah Bekas Galian untuk pembayaran diukur
dalam meter kubik (m 3) dari luas Howling/ Pembuangan Tanah Bekas Galian sesuai
gambar dalam kontrak atau yang dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi atau Pengawas.

PASAL ST – 3 : PEKERJAAN LAIN

ST-3.1. Pekerjaan Pipa


ST-3.1.1. Pengukuran Ulang dan Gambar Purna Bangun
Yang termasuk pekerjaan pipa adalah pipa PVC, pipa besi/baja galvanis dan pipa beton pracetak.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pipa, meliputi penyediaan bahan, peralatan dan
pemasangannya seperti tercantum dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi.

ST-3.1.2. PIPA PVC


Pekerjaan pipa PVC digunakan pada lubang rembesan (weep holes) atau pipa drainase. Untuk
lubang rembesan digunakan pipa dengan diameter 500 mm - 750 mm seperti tercantum dalam
gambar atau petunjuk Direksi.
Pipa PVC beserta sambungan-sambungannya seperti tertera pada gambar atau petunjuk Direksi

ST-3.2. Pekerjaan Pengecatan


ST-3.2.1. Pekerjaan Cat
1. Pekerjaan pengecatan meliputi pembersihan permukaan yang akan dicat, pengecatan,
penggunaan peralatan yang sesuai, pengeringan, bahan dan tenaga yang digunakan.
2. Warna cat dasar dan cat penutup harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum
digunakan.
3. Jenis/mutu cat yang digunakan harus produksi pabrik yang telah sesuai dengan Standar
Industri Indonesia (SII). Penyedia jasa harus mengajukan dulu jenis/mutu cat yang akan
digunakan kepada Direksi guna mendapat persetujuan.
ST-3.2.2. Pekerjaan Tembok
1. Sebelum dicat, tembok harus dibersihkan dan kemudian dilapis dengan cat dasar (plamur).
Setelah cat dasar kering, tembok disikat untuk menghilangkan sisa-sisa plamur yang tidak
menempel di tembok.
2. Cat utama dapat diencerkan dengan air dan diaduk rata.
3. Pengecatan diulang beberapa kali hingga diperoleh hasil yang bagus dan rata. Pengecatan
lapis kedua dan selanjutnya dilakukan bila lapis sebelumnya telah kering.

ST-3.3. Pekerjaan Tanah/ Urugan Pasir


Pekerjaan tanah / urugan pasir dijelaskan sebagai berikut :
a. Pekerjaan tanah/ urugan tanah meliputi galian tanah, timbunan tanah dan angkutan tanah.
b. Galian tanah diusahakan mencapai tanah keras atau disesuaikan dengan gambar
perencanaan. Hasil galian tanah diisi dengan tanah timbunan yang baik atau diurug
dengan pasir urug, lalu dipadatkan dengan alat pemadat.
c. Galian tanah yang tidak dipakai lagi segera diangkut dari lokasi pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari pihak Direksi.
d. Tanah timbunan /pasir urug harus betul-betul bersih dari kotoran-kotoran seperti akar-akar
kayu, daun-daunan dan kotoran lainnya sehingga menghindarkan terjadinya kerusakan
pada konstruksi lanjutan.
e. Pada saat penimbunan/ urugan dilaksanakan, semua kotoran yang berupa rumput –
rumput, akar – akar pepohonan dan lain-lain kotoran yang terletak di permukaan tanah
yang akan ditimbun terlebih dahulu harus dikeluarkan barulah pekerjaan penimbunan /
urugan dilaksanakan.

ST-3.4. Pekerjaan Penyelesaian


Pekerjaan penyelesaian dijelaskan sebagai berikut :
Pekerjaan penyelesaian berupa pekerjaan pembersihan, pengumpulan terhadap semua sisa-
sisa material dari pekerjaan pembuatan jalan ini dan diangkut ke lokasi yang telah ditentukan
oleh Direksi / Pengawas Lapangan. Selanjutnya penyedia jasa harus membuat gambar
pelaksanaan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya dilapangan (As- Built drawing).

Anda mungkin juga menyukai