(R K S )
PEKERJAAN
REHABILITASI UNIT PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BANDUNG
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEKERJAAN
REHABILITASI UNIT PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN
A. PENJELASAN UMUM
BAB I
PENJELASAN UMUM
PASAL 1
URAIAN UMUM
1.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah Rehabilitasi Unit Produksi Pengolahan
Ikan Kabupaten Bandung.
1.2. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
1.3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Rencana Kerja
Syarat-syarat, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
PASAL 2
BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Disamping rencana kerja & syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta
penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian Pemborong, maka
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :
PASAL 3
DOKUMEN KONTRAK
3.1. Dokumen kontrak yang harus dipatuhi oleh kontraktor pelaksana terdiri atas :
3.2. Kontraktor pelaksana wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BoQ dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan
lainnya, kontraktor pelaksana wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
3.2.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
3.2.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas /
Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.
3.2.3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka gambar yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi.
3.2.4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
3.2.5. Yang dimaksud dengan Rencana Kerja Syarat-syarat dan gambar di atas
adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan
di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
3.3. Bila akibat kekurang telitian kontraktor pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali
setelah memperoleh keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi tanpa ganti rugi
apapun dari pihak-pihak lain.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
Pekerjaan Galian
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Elektrikal
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. AIR DAN DAYA
1.1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1.2. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
1.3. Kontraktor pelaksana harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem
listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor
pelaksana harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik
tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR
1.1.1. Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
• Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai,
bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua
pekerjaan termasuk pelat turap sementara jika diperlukan.
1.2.1. Penggalian
1.2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas. Lebar galian harus
dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak
dalam melaksanakan pekerjaan.
1.2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan
perkiraan saja dan pemberi tugas atau Pengawas dapat
menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap
perlu.
1.2.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang
memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila
tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan
dan atau harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pemberi tugas
atau Pengawas.
2. BETON BERTULANG
1.1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
1.1.2. Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof,
kolom, balok dan pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
1.2. PROSEDUR UMUM.
1.3.2. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI/SK SNI 1991.
Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada
Pemberi tugas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara
pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan
besar atau zak, dengan persetujuan dari Pemberi tugas atau Pengawas.
1.3.4. Air
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu
diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui Pemberi tugas atau
Pengawas.
1.3.5. Baja Tulangan
1.4.1. Pembesian
1.4.1.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
( ring ) persyaratannya harus sesuai dengan ketentuan SNI/SK
SNI 1991.
1.4.1.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan
dengan gambar konstruksi.
1.4.1.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan
harus bebas dari papan acuan atau LANGI kerja dengan
memasang beton sesuai dengan ketentuan SNI/SK SNI 1991.
1.4.1.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI/SK SNI
1991.
1.4.1.8. Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan,
harus disingkirkan sampai kedalaman minimal 2,50 cm dari
permukaan beton tanpa merusak. Cekungan-cekungan harus
diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata
dan seragam dalam warna.
1.4.1.9. Sebelum dilakukan pemasangan pembesian pondasi pada
bagian dasar galian pondasi telapak harus diberi lantai kerja
diatas pasir urug dengan beton 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil.
1.4.3.2. Pipa drainase dan konduit kabel listrik dari bahan PVC Super
High Impact yang mempunyai kuat tekan 10 kg/m2 yang
memenuhi JIS K6741. Diameter pipa PVC sesuai ketentuan
Gambar Kerja.
1.4.4.2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
1.4.4.3. Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk dan
mortel pemasangan batu bata yang diperkenankan memakai
mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan
sekop/cangkul dilarang.
1.4.4.4. Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian
yang penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton
percobaan/ pengetesan, sedangkan jumlah serta cara
pengambilan kubus-kubus beton tersebut harus sesuai dengan
peraturan SNI/SK SNI 1991. Pengetesan terhadap kubus-kubus
beton tersebut dilakukan pada laboratorium yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.
3.1.1. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti
pondasi, dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas.
3.1.2. Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga
kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan pasangan sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3.3. BAHAN-BAHAN
3.3.1. Batu Kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm, dan
memiliki minimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal
dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.
3.4.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah
dibentuk sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau
sesuai petunjuk Pengawas.
3.4.5. Perawatan
• Pelapisan Galvanised
• Jenis Hot-dip zinc
• Kelas Z22
• katebalan pelapisan 220 gr/m2
• komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
4.1.5.2. Galvalume (AZ100)
• Pelapisan Zinc-Aluminium
• Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
• Kelas AZ100
• katebalan pelapisan 100 gr/m2
• komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
4.1.6 Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
• Galvabond Z275
• Yield Strength 250 MPa
• Design Tensile Strength 150 MPa
• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada
kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desainstruktur.
• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm
dengan detail profil seperti gambar diatas.
5.1.5.1.Pekerjaan Termasuk
Materi-materi/Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh
Supervisor.
2. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh
Supervisor.
3. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau
seperti yang terlihat digambar-gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII.
0167-77
5.1.5.3.Kondisi Pembangunan/Konstruksi
A. Sendok semen
B. Waterpas
C. trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
D. electrical mixer
E. palu karet
F. gergaji utk bata ringan
1.1.4. Pelaksanaan
2.2.4. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.
2.3. BAHAN-BAHAN
2.3.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI/SK SNI 1991. Semen
yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
2.3.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung
lumpur atau kotoran lain yang merusak dengan ukuran atau
perbandingan butir-butir yang seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus.
2.3.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat
organik yang bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan
dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air yang
digunakan harus disetujui Pemberi tugas atau Pengawas.
2.4.2. Pemasangan
2.4.2.1. Plesteran Batu Bata
3. PEKERJAAN PLUMBING
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
3.1.1. Pengadaan bahan-bahan pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air
kotor sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan
fitting dan alat bantu yang diperlukan agar sistem menjadi
sempurna baik secara operasional maupun kelengkapan.
3.4.2. Fitting
Bahan : PVC/Polypropelen
3.4.3. Valves
Gate valve dan globe - valve
Bahan : Bronze construction diameter 1 “ & ¾”
3.4.4. Pipa air kotor (soil pipe, waste pipe & vent pipe)
3.4.4.1. Bahan pipa air kotor :
PVC AW kelas 10 kg/cm2 dengan surat rekomendasi
dari pabrik.
3.4.4.2. Fitting untuk pipa PVC :
T. S. Joint type, injection mulded. Pemakaian
solvent cement harus yang sesuai dengan produk
pipa yang digunakan
3.4.5. Pompa Air Bersih
3.4.5.1. Pompa sumur dangkal / Jet Pump
Type : Self friming centrifugal pump
C/W Ejector.
Kapasitas : 4 m3/jam
Head total : 25 meter
Basic Spesifikasi : 250 W
• Kusen jendela;
• Kusen Pintu
• Daun jendela;
• Bouvenlight.
4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1. Kusen aluminium yang digunakan
4.2.4. Ketahanan terhadap air dan angin serta type harus disertai test,
mimimum 100 kg/m2.
4.2.5. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hr dan terhadap
tekanan air tidak kurang dari 15 kg/m2 yang harus disertai test.
4.2.6. Bahan yang akan diproses fabrikasi sesuai dengan bentuk toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang
isyaratkan.
4.2.7. Sekrup dari steel galvanized kepala tertanam, weathet strip daur vynil,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
tertutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapis zink tidak kurang
dari 13 mikro.
4.2.8. Bahan finishing adalah treatment untuk permukaan kusen jendela yang
bersentuhan dengan alkaline seperti beton, plesteran dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau
bahan insulation lainnya.
4.3.2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu gambar shop drawing dengan
petunjuk gambar kerja.
4.3.3. Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
4.3.4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindari menempelnya debu besi di permukaannya.
4.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan teliti dan kuat
menggunakan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok.
4.3.7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
4.3.8. Pemasangan sekrup harus tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat.
5. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga, peralatan bantu dan pemasangan
langit-langit pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
Persyaratan teknis ini.
5.2. BAHAN-BAHAN
b. Tebal : 9 mm
c. Finish : Cat tembok ( Acrylic emulsion )
5.3.1. Umum
5.3.2. Pemasangan
1. Lembaran Gypsum board dipasang pada rangka plafond dengan
paku khusus yang direkomendasikan oleh pabrik yang membuatnya,
dan agak dipendam kemudian lubang itu ditutup dengan compound
hingga tidak terlihat, rata dan rapih.
6. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis ubin,
Pavingblok, dan Batu alam pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta
Persyaratan teknis ini.
6.1. BAHAN-BAHAN
6.1.1. Keramik
Beton untuk lantai yang tidak difinish dengan suatu bahan pelapis
apapun, penyelesaiannya menggunakan adukan 1pc : 3ps, dengan
ketebalan minimum 5 cm.
6.1.3. Adukan
Mengandung pasir silica untuk celah naad ubin lebih dari 3mm. Tidak
mengandung pasir silica untuk naad ubin sampai dengan 3mm. Mengandung
bahan anti jamur, tahan terhadap sinar Ultra Violet (UV) serta bersifat
lentur dan berdaya lekat tinggi.
6.1.5. Plint
6.2.1. Persiapan
6.3.1.1.Batu Alam
6.3.1.1.1. Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan
persyaratan bahan beton yang diuraikan dalam Persyaratan
Teknis Pekerjaan Struktur Beton.
6.4. PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN
6.4.1. Tanah urug (bila ada) sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass.
6.4.2. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga serta rata water pass. Ketebalan lapisan pasir mimimum
5 cm.
6.4.3. Kemudian lapisan baton tumbuk dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 KRL
(lihat gambar pelaksanaan).
6.4.4. Lapisan terakhir adalah untuk plesteran dan bahan finishing sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar pelaksanaan. Adukan plesteran 1
PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah, adukan plesteran untuk kedap
air yaitu 1 PC : 3 Ps.
6.4.5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan/atau
jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
7. INSTALASI LISTRIK
7.1. LINGKUP PEKERJAAN
7.3.1. Panel
7.3.1.1. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar dan
disesuaikan dengan kondisi setempat, apabila terjadi
kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat
meminta petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas.
7.3.1.2. Untuk Panel yang dipasang tertanam (inbouw) kabel-kabel
dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC tipe
AW yan tertanam dalam tembok secara kuat, teratur dan
rapi.sedangkan untuk panel yang dipasang menempel
tembok (outbouw), kabel-kabel dari/ke terminal panel
harus melalui tangga kabel.
7.3.1.3. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug) yang sesuai. Pemasangan sepatu
kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d
16 mm2 dan hydraulic crimping tool untuk ukuran s/d 400
sqm. Penyambungan ini harus baik dan tidak kan
menimbulkan gejala elektris yang membahayakan.
7.3.1.4. Ketinggian pemasangan panel yang dipasang pada dinding
(wall mounted) = 1,50 m dari peil lantai setempat.
7.3.1.5. Cocok untuk single atau triple pole MCB.
7.3.1.6. Lengkap dengan busbar pentanahan dan netral.
7.3.1.7. Dilapisi dengan zinc annual steel powder.
7.3.1.8. Sesuai dengan standar BS 5486.
7.3.1.9. Voltage Rating = 240 Volt, Busbar rating = 100 A.
7.3.1.10. Sebelum Pemesanan panel, harus mengajukan dahulu
gambar kerja dan persetujuan kepada Pemberi Tugas
atau Pengawas.
7.3.1.11. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
7.3.1.12. Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan
gambar dan kondisi setempat, apabila terjadi kesukaran
dalam menentukan letak tersebut, dapat meminta
petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas.
7.3.1.13. Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 cm, sedangkan
ketinggian stop kontak adalah 30 cm. Kecuali pada
tempat-tempat tertentu ketinggian stop kontak
disesuaikan dengan letak peralatan yang akan
dihubungkan.
7.3.1.14. Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus
menggunakan rak kabel atau tangga kabel. Kabel ini harus
diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
7.3.1.15. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam
kolam dan pelat beton harus dilaksanakan sebelum
pengecoran. Pipa pelindung tersebut dilengkapi kawat
pancing dan dijaga agar tidak pecah atau bocor.
7.3.1.16. Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan
dalam junction box/doos.
7.3.1.17. Semua armature lampu harus dipasang sesuai petunjuk
dalam gambar, bilamana tidak ditunjukkan dalam gambar
maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja
cara-cara pemasangan lampu tersebut untuk mendapatkan
persetujuan.
8. PEKERJAAN FINISHING DINDING
1. UMUM
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sampel daftar warna dari pabrik pembuatnya.
c. Pekerjaan yang berhubungan adalah Pekerjaan Pengecatan Dinding .
d. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada
permukaan bidang ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Konsultan Pengawas
/Direksi.
e. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
1) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagan yang kotor
dibersihkan.
3) Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau berdebu.
4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian yang
akan dicat.
f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebu
diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan Konsultan Pengawas / petunjuk dari
pabrik cat tersebut.
g. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/ bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
h. Kontraktor utama bertanggungjawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna
sesuai dengan petunjuk Perencana.
1.3. Standar
1.3.1. SNI 03-2410-2002 - Tata cara pengecatan dinding
1.3.2. SNI 03-2407-2002 - Tata cara pengecatan kayu
1.3.3. SNI 3564-2009 - Cat tembok amulsi
1.3.4. SNI 06-0063 1987 - Mutu cat dasar meni timbal untuk besi
1.3.5. SNI 06-6770-2002 - Metoda pengujian cat penghambat api
1.4. Persetujuan
1.4.1. Standar Pengerjaan (Mock Up)
1.4.1.1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
1.4.1.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui
oleh Direksi Lapangan dan Perencana, bidang-bidang
ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
1.4.2. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
1.4.2.1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan
tiap warna dan jenis pada bidang-bidang ukuran 1 m
x 1 m. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s.d.
lapisan akhir).
1.4.2.2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan
kepada Direksi Lapangan dan Perencana. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan,
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock up seperti tersebut di atas.
1.4.2.3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Lapangan untuk kemudian akan diteruskan kepada
Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
Pemberi tugas.
1.4.3. Bahan/ Produk
1.4.3.1. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan
cat dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex, atau
setara
b) Warna : Ditentukan Perencana
c) Kualitas : Emulsi akrilik, dengan lapisan
dasar Alkali Resistance Sealer
1.4.4. Plamir
1.4.4.1. Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang
sesuai dengan setara ICI
1.4.4.2. Untuk permukaan kayu digunakan cat kayu dengan
persyaratan sebagai berikut:
a) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex,
atau setara
b) Warna : Sesuai persetujuan contoh
c) Kualitas : Untuk pekerjaan kayu
1.4.4.3. Untuk bahan logam digunakan cat logam dengan
persyaratan :
a) Produksi : Dulux, Avian, Al-tex atau setara
b) Warna : Cat dasar Zinc chromate, warna
ditentukan kemudian
c) Kualitas : Untuk logam besi
1.4.4.4. Untuk bidang plafond digunakan cat dengan
persyaratan sebagai berikut.
d) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex,
atau setara
a) Warna : Ditentukan kemudian
b) Kualitas : Sesuai untuk plafond