Anda di halaman 1dari 50

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(R K S )

PEKERJAAN
REHABILITASI UNIT PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BANDUNG
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

PEKERJAAN
REHABILITASI UNIT PRODUKSI PENGOLAHAN IKAN
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

A. PENJELASAN UMUM

BAB I
PENJELASAN UMUM

PASAL 1
URAIAN UMUM
1.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah Rehabilitasi Unit Produksi Pengolahan
Ikan Kabupaten Bandung.

1.2. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

1.3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Rencana Kerja
Syarat-syarat, Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

PASAL 2
BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Disamping rencana kerja & syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta
penjelasan-penjelasan lain yang termasuk dalam Dokumen Surat Perjanjian Pemborong, maka
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :

2.1 Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;


2.2 Peraturan Presiden no.16 2018 Tentang pengadaan barang dan jasa
2.3 Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2000 tentang penyelenggaraan Jasa
Konstruksi;
2.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
2.5 Standar Nasional Indonesia (SNI);
2.6 Standar Industri Indonesia (SII);
2.7 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
2.8 Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2.9 Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung
2.10 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
2.11 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
2.12 Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
2.13 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
2.14 Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
2.15 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
2.16 Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
2.17 Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
2.18 Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
2.19 SKSNI T-15-1991-03
2.20 Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
2.21 Algemenee Voorwarden (AV)

PASAL 3
DOKUMEN KONTRAK
3.1. Dokumen kontrak yang harus dipatuhi oleh kontraktor pelaksana terdiri atas :

3.1.1. Surat Perjanjian Pekerjaan

3.1.2. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

3.1.3. Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan

3.1.4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3.1.5. Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi


selama masa pelaksanaan

3.2. Kontraktor pelaksana wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BoQ dan dokumen
kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan
lainnya, kontraktor pelaksana wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

3.2.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.

3.2.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas /
Manajemen Konstruksi terlebih dahulu.

3.2.3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka gambar yang diikuti
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas
mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi.

3.2.4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.

3.2.5. Yang dimaksud dengan Rencana Kerja Syarat-syarat dan gambar di atas
adalah RKS dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan
di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

3.3. Bila akibat kekurang telitian kontraktor pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali
setelah memperoleh keputusan Konsultan Manajemen Konstruksi tanpa ganti rugi
apapun dari pihak-pihak lain.
BAB II
LINGKUP PEKERJAAN

PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Persiapan, meliputi :

 Penyediaan air dan daya kerja

 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank

 Penyediaan Papan Nama Proyek

1.2. Pekerjaan Struktur, meliputi :

 Pekerjaan Galian

 Pekerjaan Struktur Lantai Bawah

 Pekerjaan Atap Dan Kanopi

1.3. Pekerjaan Arsitektur

 Pekerjaan Dinding Dan Plesteran

 Pekerjaan Kusen / Pintu & Asesoris

 Pekerjaan Plafond

 Pekerjaan Lantai & Dinding Keramik

 Pekerjaan Pengecatan Dan Laburan

1.4. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal Standard

 Pekerjaan Mekanikal Plumbing

 Pekerjaan Elektrikal

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. AIR DAN DAYA
1.1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :

1.2. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
1.3. Kontraktor pelaksana harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem
listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor
pelaksana harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik
tidak membahayakan para pekerja di lapangan.

2. PAPAN NAMA PROYEK


2.1. Kontraktor pelaksana wajib membuat dan memasang papan nama proyek di
bagian depan lokasi proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan
redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dengan tiang setinggi 250 cm atau
sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor pelaksana
tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun
di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

3. K3 ( KESEHATAN KESELAMATAN KERJA )


3.1. Keselamatan kerja adalah tanggung jawab moril baik karyawan maupun
pimpinan perusahaan.
3.2. Penanggung jawab dalam pelaksanaan K3 di proyek adalah Kasie QA (Quality
Assurance), dengan memastikan melakukan inspeksi secara berkala.
3.3. Setiap personil/pegawai harus diberikan pelatihan mengenai K3 yang sesuai
dengan lingkup dan tugasnya.
3.4. Setiap area tempat kerja yang mempunyai resiko dan kemungkinan
terjadinya bahaya, harus menyediakan petunjuk - petunjuk / informasi
- informasi yang tepat cara penanganan dan pencegahan bahaya - bahaya
yang mungkin terjadi.
3.5. Setiap karyawan harus disediakan kebutuhan akan alat-alat pelindung diri,
dilatih bagaimana cara menggunakan, dan digunakan tempat yang
seharusnya.
3.6. Bahan-bahan yang mudah meledak atau terbakar harus disimpan, diangkat
dan diperlakukan sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari kemungkinan
terjadinya kebakaran.
3.7. ALat-alat penyelamat harus tersedia di areal atau tempat-tempat yang
membutuhkan
3.8. Pekerjaan yang dilakukan diatas air harus menyediakan peralatan
keselamatan, seperti pelampung/ life jacket yang mudah dijangkau dan
diketahui oleh pegawai yang berada dilokasi tersebut.
3.9. Peralatan/Kendaraan sebelum digunakan harus diperiksa dulu kelayakannya.
3.10. Pihak menajemen proyek harus melakukan tinjauan menajemen mengenai
safety secara berkala
3.11. Setiap personil saat bekerja dilapangan harus dilakukan secara berkelompok
3.12. Masing-masing kelompok harus disediakan sarana untuk berkomunikasi

PASAL 3
PEKERJAAN STRUKTUR

1. GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1.1. Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut :
• Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai,
bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan semua
pekerjaan termasuk pelat turap sementara jika diperlukan.

• Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan


yang membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

• Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan di lokasi dimana


terdapat sisa konstruksi atau instalasi yang berada di bawah tanah yang
sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan petunjuk pemberi tugas atau
Pengawas.

• Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi


persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang telah ditentukan.
Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.

1.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.2.1. Penggalian
1.2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas. Lebar galian harus
dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak
dalam melaksanakan pekerjaan.
1.2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan
perkiraan saja dan pemberi tugas atau Pengawas dapat
menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap
perlu.

1.2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib


melaporkannya kepada pembei tugas atau Pengawas untuk
diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.

1.2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang


digali harus bebas dari bahan lepas, bersih dan dipotong
mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk pemberi tugas atau Pengawas sebelum
menempatkan bahan urugan.

1.2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi


penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan
penggalian tambahan sesuai petunjuk pemberi tugas atau
Pengawas, sampai kedalaman yang memiliki permukaan yang
sesuai.
1.2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap
dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali
tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke
dalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian
dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan
saluran pengeringan sementara atau pompa.
1.2.1.7. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan
kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk
Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

1.2.2. Urugan dan Timbunan

1.2.2.1. Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila


bahan urugan dan lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah
disetujui Pemberi tugas atau Pengawas.
1.2.2.2. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan
pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui
Pemberi tugas atau Pengawas.
1.2.2.3. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan
dapat disimpan oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada
lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan
pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi
penumpukan harus disetujui Pemberi tugas atau Pengawas.
1.2.2.4. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika
umur beton minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan
pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat
persetujuan dari Pemberi tugas atau Pengawas.

1.2.2.5. Urugan kembali lubang pondasi / pasangan harus dilakukan


dengan persetujuan Pemberi tugas atau Pengawas.
1.2.2.6. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dan tiap-tiap lapis
dipadatkan setebal 30 cm padat.

1.2.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang
memadai untuk memadatkan urugan maupun daerah galian. Bila
tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai pemadatan sesuai ketentuan. Bahan yang ditempatkan di
atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan
dan atau harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Pemberi tugas
atau Pengawas.

2. BETON BERTULANG
1.1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
1.1.2. Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada pondasi telapak, sloof,
kolom, balok dan pekerjaan beton lainnya seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
1.2. PROSEDUR UMUM.

1.2.1. Gambar Detail Pelaksanaan

Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor


kepada Pemberi tugas atau Pengawas untuk disetujui. Diagram
penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Persyaratan teknis Baja
Tulangan Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi,
ukuran, sambungan, sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
1.2.2. Contoh Bahan

1.2.2.1. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan


contoh-contoh material, misalnya PC, pasir, split atau besi
tulangan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Pekerjaan.

1.2.2.2. Contoh-contoh material yang telah disetujui oleh Pengawas


Pekerjaan, akan dipakai sebagai standart/pedoman untuk
memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke site.
1.2.2.3. Pemakaian adukan atau campuran adukan diajukan terlebih
dahulu sebelum melakukan pengecoran.

1.2.3. Syarat Pengiriman dan Penyimpanan.


1.2.3.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak cacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di
dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabriknya.

1.2.3.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup


kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan pabrik.

1.2.3.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan


dilindungi sesuai dengan jenisnya.

1.2.3.4. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan


selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan,
Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor sendiri.
1.3. BAHAN-BAHAN.

1.3.1. Mutu Beton


Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah beton
K225, dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI/SK
SNI 1991. Adapun beton ini dipakai untuk pekerjaan sloof, kolom praktis,
ring balok, pondasi, lantai, dan lain-lain seuai dengan gambar kerja.

1.3.2. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI/SK SNI 1991.
Sebelum pengadaan semen, sertifikat semen harus diserahkan kepada
Pemberi tugas untuk disetujui, termasuk metoda dan cara
pengangkutan harus disertakan. Semen harus diadakan dalam kemasan
besar atau zak, dengan persetujuan dari Pemberi tugas atau Pengawas.

1.3.3. Pasir & Batu Pecah.


Pasir / batu pecah harus memenuhi SNI/SK SNI 1991.

1.3.4. Air

Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu
diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah
disebutkan di atas, harus diuji dan disetujui Pemberi tugas atau
Pengawas.
1.3.5. Baja Tulangan

Untuk besi dengan diameter <= 12 mm digunakan besi tulangan polos,


kekuatan besi U24=2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SNI/SK SNI
1991. Untuk besi dengan diameter >= 13 mm digunakan besi tulangan ulir,
kekuatan besi U40=4000 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SNI/SK SNI
1991.

1.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.4.1. Pembesian
1.4.1.1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
( ring ) persyaratannya harus sesuai dengan ketentuan SNI/SK
SNI 1991.
1.4.1.2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan
dengan gambar konstruksi.
1.4.1.3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan
harus bebas dari papan acuan atau LANGI kerja dengan
memasang beton sesuai dengan ketentuan SNI/SK SNI 1991.

1.4.1.4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera


dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 2 jam setelah ada
perintah tertulis dari Pengawas Lapangan.

1.4.1.5. Penulangan harus dikerjakan sesuai dengan gambar rencana,


diameter jumlah serta jaraknya harus benar-benar sesuai
dalam arti phisik serta final.

1.4.1.6. Batang tulangan yang dibengkokkan tidak boleh dengan cara


dipanaskan.

1.4.1.7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI/SK SNI
1991.
1.4.1.8. Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan,
harus disingkirkan sampai kedalaman minimal 2,50 cm dari
permukaan beton tanpa merusak. Cekungan-cekungan harus
diisi dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata
dan seragam dalam warna.
1.4.1.9. Sebelum dilakukan pemasangan pembesian pondasi pada
bagian dasar galian pondasi telapak harus diberi lantai kerja
diatas pasir urug dengan beton 1 Semen : 3 Pasir : 5 Kerikil.

1.4.2. Perancah dan Acuan


1.4.2.1. Bahan perancah dan acuan adalah kayu dalam kondisi baru.
Kayu bekas perancah dan acuan tidak boleh dipakai kembali
untuk pekerjaan rangka atap atau pekerjaan lainnya.

1.4.2.2. Acuan harus dipasang sesuai bentuk dan ukuran-ukuran yang


telah ditentukan atau yang diperlukan dalam gambar.

1.4.2.3. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan


perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh, dijamin tidak
berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
1.4.2.4. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu
pekerjaan tetap dijamin sesuai dengan persyaratan.
1.4.3. Penempatan Pipa Drainase, Plumbing, Konduit.

1.4.3.1. Pipa-pipa drainase & plumbing, konduit kabel listrik


dan/atau, harus dipasang sebelum pengecoran, dengan
tanpa mengurangi kekuatan beton. Pipa-pipa tersebut harus
dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton
sewaktu pengecoran.

1.4.3.2. Pipa drainase dan konduit kabel listrik dari bahan PVC Super
High Impact yang mempunyai kuat tekan 10 kg/m2 yang
memenuhi JIS K6741. Diameter pipa PVC sesuai ketentuan
Gambar Kerja.

1.4.4. Cara Pengadukan


1.4.4.1. Cara pengadukan harus tunduk terhadap ketentuan SNI/SK SNI
1991.

1.4.4.2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.

1.4.4.3. Hanya untuk beton praktis, lantai kerja, beton tumbuk dan
mortel pemasangan batu bata yang diperkenankan memakai
mesin pengaduk beton/molen, mengaduk dengan
sekop/cangkul dilarang.
1.4.4.4. Jika diperlukan pada setiap pengecoran pada bagian-bagian
yang penting, Kontraktor harus membuat kubus-kubus beton
percobaan/ pengetesan, sedangkan jumlah serta cara
pengambilan kubus-kubus beton tersebut harus sesuai dengan
peraturan SNI/SK SNI 1991. Pengetesan terhadap kubus-kubus
beton tersebut dilakukan pada laboratorium yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.

1.4.5. Pengecoran Beton

1.4.5.1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan


dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
1.4.5.2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Pengawas Lapangan.

1.4.5.3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan


menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup
padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos, dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.

1.4.5.4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan, dan diteruskan


pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

1.4.5.5. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak


terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas
kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

1.4.5.6. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus


selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 ( satu )
minggu atau lebih (sesuai dengan ketentuan SNI/SK SNI 1991).

1.4.6. Pembongkaran Perancah/Acuan


Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis
dari Pengawas Pekerjaan. Setelah bekesting dibuka tidak diijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

1.4.7. Syarat pengamanan Pekerjaan


1.4.7.1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.

1.4.7.2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari


pekerjaan-pekerjaan lain.
1.4.7.3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor
sendiri.
3. PASANGAN BATU KALI
3.1. LINGKUP PEKERJAAN

3.1.1. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali, seperti
pondasi, dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas.
3.1.2. Pekerjaan ini meliputi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga
kerja dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan pasangan sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

3.2. PROSEDUR UMUM

3.2.1. Contoh Bahan


Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg dengan ukuran terpanjang
maksimal 15 cm, harus diserahkan terlebih dahulu kepada Pengawas
untuk disetujui.
3.2.2. Gambar Detail Pelaksanaan

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat Gambar


Detail Pelaksanaan yang mencakup dimensi, elevasi, kemiringan dan
detail-detail lain yang diperlukan, untuk disetujui Pemberi tugas atau
Pengawas.

3.3. BAHAN-BAHAN
3.3.1. Batu Kali

Batu kali harus memiliki sisi terpanjang berukuran maksimal 15 cm, dan
memiliki minimal 3 bidang kontak. Batu kali harus keras bersifat kekal
dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak.

3.3.2. Adukan dan Pelesteran


Adukan yang dipakai harus memenuhi uraian Persyaratan teknis Adukan
& Plesteran.

3.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


3.4.1. Umum

3.4.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru diijinkan untuk


dimulai bila semua pekerjaan galian dan urugannya telah
diperiksa serta disetujui Pengawas Pekerjaan galian dan
urugan kembali dilaksanakan sesuai Persyaratan teknis
Galian, Urugan kembali, dan Pemadatan.
3.4.1.2. Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali,
air/air hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian
harus dipompa dan dikeluarkan.
3.4.2. Pemasangan
3.4.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali
yang terendam air dan adukan 1 semen dengan 4 pasir
untuk pasangan batu kali yang tidak terendam air.
3.4.2.2. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah
pasangan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pasangan yang berongga/tidak padat.

3.4.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali di


tempat pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil
besar, kecuali di luar papan patok ukur/bow plank.
3.4.2.4. Pasangan batu kali di atas dasar galian harus diurug lapisan
pasir setebal 5 cm dan di anstamping batu kali 10 cm.

3.4.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah
dibentuk sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau
sesuai petunjuk Pengawas.

3.4.2.6. Pasangan batu kali harus saling menyilang dan terkait,


sehingga tidak ada siar yang merupakan garis lurus.

3.4.3. Perletakan Lubang Saluran


Pemasangan pondasi sudah harus menyediakan lubang saluran sesuai
elevasi yang diperlukan dan seperti ditunjukan pada gambar kerja.

3.4.4. Pembersihan Permukaan

Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan


batu kali yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari
cipratan adukan dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan
selesai.

3.4.5. Perawatan

Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan


secara terus-menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama
tiga hari setelah pekerjaan selesai.
4. PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN
4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan


pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi
lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan
persegi panjang yang terdiri dari :
4.1.1. Bagian Rangka.
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka
atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

4.1.2. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop
permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi
proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi
struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top
plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

4.1.3. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap


2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap
4.1.4. Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel
mechanical properties)

• Baja Mutu Tinggi G 550


• Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
• Tegangan Maksimum 550 Mpa
• Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
• Modulus geser 80.000 Mpa

4.1.5. Lapisan anti karat


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi,
dua jenis lapisan anti karat (coating):
4.1.5.1. Galvanised (Z220)

• Pelapisan Galvanised
• Jenis Hot-dip zinc
• Kelas Z22
• katebalan pelapisan 220 gr/m2
• komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
4.1.5.2. Galvalume (AZ100)

• Pelapisan Zinc-Aluminium
• Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
• Kelas AZ100
• katebalan pelapisan 100 gr/m2
• komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

4.1.6 Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

• Galvabond Z275
• Yield Strength 250 MPa
• Design Tensile Strength 150 MPa

4.1.7. Brace System (bracing)

• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada
kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desainstruktur.
• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm
dengan detail profil seperti gambar diatas.

4.1.8. Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi,
1.1.1. spesifikasi screw

• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2


• Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
• Kepadatan Alur 16 alur/inci
• Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
• Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

1.1.2. Kekuatan Mekanikal

• Gaya geser satu baut 5,10 KN


• Gaya aksial 8,60 KN
• Gaya Torsi 6,90 KN
4.2. PENGUJIAN
4.2.1 Pengetesan Sistem Air Bersih
Sistem air bersih harus ditest dan dibuktikan bahwa
tidak ada kebocoran. Cara pengetesan dilakukan sebagai
berikut :

4.2.1.1. Sebelum pengetesan, seluruh pipa air bersih


supaya dibilas terlebih dahulu dari semua
endapan, kotoran atau sisa-sisa pengerjaan
pemipaan.

Pembilasan dilakukan dengan menekan


pipa-pipa dengan air secukupnya dan dibuang,
demikian diulangi sampai didapat hasil
buangan pembilasan bebas dari kotoran yang
mungkin ada di dalam pipa air bersih tersebut.
4.2.1.2. Setelah pembilasan dilakukan pengetesan
secara hydraulic, yaitu menekan seluruh
sistem pemipaan air bersih dengan air yang
mempunyai tekanan sebesar 10 atm (10
kg/cm2).
Tekanan yang terjadi dipertahankan selama
3 jam, apabila jarum manometer menunjuk
angka yang konstan berarti hasil pemasangan
dinyatakan baik.
4.2.1.3. Pengetesan dilakukan 2 tahap, yaitu :

• Sebelum penyambungan dengan sanitair


(dengan tekanan testing).

• Setelah penyambungan dengan sanitair


(pengecekan fungsi).
4.2.2. Peralatan dan keperluan lainnya untuk pengetesan harus
disediakan oleh Kontraktor.
• Pengetesan Sistem Air Kotor didalam Bangunan
Sistem air kotor harus dibuktikan bahwa
benar-benar water tight dan gastight.
4.2.3. Pengetesan pompa-pompa

Pengetesan dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik


dan sistem yang diinginkan. Pengetesan sistem harus
sesuai dengan uraian sistem.
4.3. PENYERAHAN DAN GARANSI
4.3.1. Kontraktor diharuskan memberi masa jaminan dan
garansi terhadap semua pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
ketetapan didalam kontrak. Selama masa pemeliharaan,
Kontraktor harus mengganti/memperbaiki semua
kerusakan atas biaya Kontraktor Pada waktu penyerahan,
harus dilampirkan :
4.3.2. Berita acara pengetesan setiap sistem (setelah
keseluruhan sistem terpasang).

4.3.3. Sertifikat lulus hasil pemeriksaan dari badan yang


berwenang.
4.3.4. Sertifikat jaminan hasil kerja Kontraktor dan mutu
peralatan dari pabrik alat yang bersangkutan.

5. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

5.1.1. Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan penutup atap dan pelindung panas
sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau petunjuk
Tim Pengawas. Bahan penutup atap harus mendapat surat
garansi dari pabriknya. Semua yang berpenutup atap,
bawahnya diberi insulasi dari Air-Cell Insulbreak 40F ex.
Solartex.
5.1.2. Bahan Penutup Atap Metal

 Metal deck ex. Rainbow RMD 680 0.4 Galvanis Color


 Diproduksi, diperlakukan/digudangkan dengan cara khusus
sesuai ketentuan pabrik.
 Pemasangan harus dengan petunjuk dan rekomendasi dari
pabrik.
 Sebelum dipasang atap metal, diatas reng di beri
insulasi dari Air-Cell Insulbreak 40F ex. Solartex.
 Pemasangan atap metal harus dilaksanakan oleh ahli sesuai
dengan petunjuk dan rekomendasi dari pabrik.
 Spesifikasi lain sesuai spesifikasi teknis dari pabrik
pembuat.
5.1.3. Talang Air

5.1.3.1. Pekerjaan Termasuk

Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja,


bahan-bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan
mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar.
Drainase Atap terdiri dari talang atap dan sistem penyaluran
dari teras dak.
5.1.3.2. Kondisi Pembangunan/Konstruksi

1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang


mempunyai pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti
yang tercantum pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap dan memerlukan
sparing, ini harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air
/waterproofing supaya tidak bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan
beban Kontraktor, dengan persetujuan
Supervisor.
5.1.4. Atap Baja Konvensional

5.1.4.1 Insulasi dibutuhkan untuk atap beton bertulang apabila


dibawah plat atap tersebut ada ruangan ber AC (Air
Conditioning) {Lihat gambar-gambar M/E untuk
detail/perincian}

5.1.5. Drainase Atap (Roof Drain) Pada Atap Dak Beton

5.1.5.1.Pekerjaan Termasuk

Menyiapkan dan memakai semua tenaga kerja,


bahan-bahan/barang barang, peralatan-peralatan dan
mesin-mesin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan seperti yang tercantum didalam gambar-gambar.
5.1.5.2.Produk

Materi-materi/Bahan-bahan
1. Cast Iron (aluminium/steel/brass) yang disetujui oleh
Supervisor.
2. Produk : Lokal atau setara yang sudah disetujui oleh
Supervisor.
3. Circle/Plate : 100 mm diameter (garis tengah) atau
seperti yang terlihat digambar-gambar.
4. Kode-kode dan Standar-standar : PBVI 1982.103; SII.
0167-77
5.1.5.3.Kondisi Pembangunan/Konstruksi

1. Harus dilaksanakan oleh Ahli/Pakar yang mempunyai


pengalaman didalam bidang ini.
2. Harus dipasang pada posisi yang tepat seperti yang
tercantum pada gambar-gambar.
3. Apabila pemasangan pada atap beton dan memerlukan
sparing, ini harus dengan persetujuan Supervisor
4. Harus ada anti-rembes/anti-air /waterproofing supaya
tidak bocor.
5. Pengujian/testing adalah tanggung jawab dan beban
Kontraktor, dengan persetujuan Supervisor.
PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

1.1. PEKERJAAN PASANGAN BATA

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

1.1.1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantunya
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
1.1.1.2. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi
dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
1.1.2. Bahan-bahan

1.1.2.1. Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai


berikut :
A. Bata ringan harus memenuhi standar SNI.
B. Spesi untuk perekatan bata ringan harus
memenuhi standar SNI atau sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuat bata ringan. Dalam hal ini
spesi menggunakan semen instan MU-380.
C. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9

1.1.3. Alat-Alat Kerja

A. Sendok semen
B. Waterpas
C. trowel bata ringan bergerigi 6x6mm
D. electrical mixer
E. palu karet
F. gergaji utk bata ringan
1.1.4. Pelaksanaan

1.1.4.1. Pastikan lokasi pemasangan bata ringan sudah


sesuai shopdrawing/gambar rencana yang telah
disetujui.
1.1.4.2. Bersihkan dasar permukaan lokasi pemasangan
bata ringan dari debu, kotoran, minyak, setelah itu
beri air pada lokasi tersebut
1.1.4.3. Masukkan adukan kering MU-380 kedalam tempat
adukan kemudian campur dengan air 10-15
liter/40 kg MU-380. Kemudian aduk rata campuran
MU-380 dengan air tersebut.
1.1.4.4. Sebelum pemasangan, bersihkan terlebih dahulu
permukaan bata ringan yang akan dipasang.
1.1.4.5. Tuangkan adonan MU-380 pada tiap lapisan bata
ringan setebal 3 mm dengan roskam bergigi 6 mm
yang telah dipersiapkan.
1.1.4.6. Pemasangan bata ringan tersebut harus lurus dan
rata, tahap pertama setinggi 7 lapis dengan spesi
dasar 3 cm dan diikuti dengan cor kolom praktis.
Setelah tahap pertama selesai biarkan pasangan
bata ringan tersebut mengering lebih kurang 3 jam.
Setelah itu baru dilanjutkan hingga tinggi yang
ditentukan. Beri ring balk/balok gantung bila
tinggi bata ringan tersebut mencapai 2,4 – 2,5
meter. Pemberian angkur untuk pasangan bata
ringan ini umumnya dilakukan setiap 3-5 baris
terpasang.
1.1.4.7. Bidang dinding bata ringan yang luasnya lebih
besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom dan balok praktis) dengan
ukuran 11 x 11 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 10 mm, beugel diameter 8 jarak 20
cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m.
1.1.4.8. Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan
untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan.
1.1.4.9. Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom)
harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter
8 mm, Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal
30 cm, kecuali ditentukan lain. Pada pertemuan
dengan kolom utama digunakan adukan MU-830
(Perbaikan Permukaan Beton) dengan pemakaian
air sama jumlahnya dengan produk MU-380
sedangkan pada pertemuan dengan balok atau slab
beton diberi media penghantar yang flexible
seperti styrofoam atau yang sejenis serta Pengisi
Celah (MU-880). Aplikasi MU-830 (Perbaikan
Permukaan Beton) & MU-880 (Pengisi Celah)
berbarengan pada saat pemasangan bataringan
MU-380.
1.1.4.10. Pasangan bata ringan untuk dinding 1/2 (setengah)
batu harus menghasilkan dinding finish setebal
13-15 cm (nilai optimal [asangan bata ringan MU)
dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25
cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
1.1.4.11. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga
pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan
lain. Jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya,
maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

1.1.5. Pengujian Mutu Pekerjaan

1.1.5.1. Kontraktor harus menguji semua pekerjaan


menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat/produsen atau menurut uraian di atas.
1.1.5.2. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh
Kontraktor.
1.1.5.3. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan
pengujian bila hal ini dianggap perlu.
1.1.5.4. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik
atau kurang memuaskan maka biaya pengujian
(dan pengulangan pengujian) tersebut adalah
tanggung jawab Kontraktor.

2. PELESTERAN DAN ACIAN


2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pelesteran dan acian (kasar dan
halus), seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau ketentuan dalam
Persyaratan teknis ini.

2.2. PROSEDUR UMUM


2.2.1. Contoh Bahan

Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada


Pemberi tugas atau Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum
dikirim ke lokasi proyek.
2.2.2. Pengiriman dan Penyimpanan

2.2.3. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen harus sesuai ketentuan


pabrik.

2.2.4. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air,
dengan kata lain daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran
pembuangan yang memadai, dan bebas dari benda-benda asing.
Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar tidak berhamburan.

2.3. BAHAN-BAHAN
2.3.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI/SK SNI 1991. Semen
yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

2.3.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung
lumpur atau kotoran lain yang merusak dengan ukuran atau
perbandingan butir-butir yang seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus.

2.3.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat
organik yang bersifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan
dapat diminum tidak perlu diuji. Pada dasarnya semua air yang
digunakan harus disetujui Pemberi tugas atau Pengawas.

2.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.4.1. Perbandingan Campuran Adukan dan/atau Pelesteran

2.4.1.1. Campuran 1 semen dan 2 pasir digunakan untuk adukan


kedap air, adukan kedap air 15 cm di bawah permukaan
tanah sampai 20 cm di atas lantai, tergambar atau tidak
tergambar dalam Gambar Kerja, pelesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat-tempat lain seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

2.4.1.2. Campuran 1 semen dan 4 pasir untuk semua pekerjaan


adukan dan pelesteran selain tersebut di atas, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

2.4.1.3. Pencampuran Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam


kotak pencampur atau alat pencampur yang disetujui
sampai diperoleh campuran yang merata, untuk kemudian
ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan
kembali. Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan
waktu pencampuran minimal 1 sampai 2 menit sebelum
pengaplikasian. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka
waktu 45 menit setelah pencampuran tidak diijinkan
digunakan.

2.4.1.4. Persiapan dan Pembersihan Permukaan

2.4.1.5. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau


pelesteran harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas
dan bahan lainnya yang mengganggu.
2.4.1.6. Pekerjaan pelesteran hanya diperkenankan setelah
selesainya pemasangan instalasi listrik dan plumbing serta
seluruh bagian yang akan menerima pelesteran telah
terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan dipelester
harus telah berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang
permukaan tersebut harus disiram air terlebih dahulu dengan
air hingga jenuh dan siar telah dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan.

2.4.2. Pemasangan
2.4.2.1. Plesteran Batu Bata

Pekerjaan pelesteran dapat dimulai setelah pekerjaan


persiapan dan pembersihan selesai. Untuk memperoleh
permukaan yang rapi dan sempurna, bidang pelesteran
dibagi-bagi dengan kepala pelesteran yang dipasangi
kelos-kelos sementara dari bambu. Kepala pelesteran
dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak dengan
menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.

Setelah kepala pelesteran diperiksa kesikuannya dan


kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup
dengan pelesteran sampai rata dan tidak ada
kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalam pelesteran.
Seluruh permukaan pelesteran harus rata dan rapi, kecuali
bila pasangan akan dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa
pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.

Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada


bagian-bagian pertemuan dengan bukaan dinding atau
bagian lain yang ditentukan dalam Gambar Kerja, dibuat
dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan
membuat tali air dengan menggunakan baja tulangan.

2.4.2.2. Pelesteran Permukaan Beton


Permukaan beton yang akan diberi pelesteran harus
dikasarkan, dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan
dibasahi air, kemudian dipelester.
Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat,
minyak, lemak, lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan
pelesteran dimulai.
Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat
baja. Setelah pelesteran selesai dan mulai mengeras,
permukaan pelesteran dirawat dengan penyiraman air.
Pelesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang,
retak-retak, tidak tegak lurus dan sebagainya harus
diperbaiki.

2.4.2.3. Ketebalan Adukan dan Pelesteran

Tebal adukan dan/atau pelesteran minimal 10 mm,


maksimal 20 mm kecuali bila dinyatakan lain dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pemberi tugasatau Pengawas.

3. PEKERJAAN PLUMBING
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
3.1.1. Pengadaan bahan-bahan pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air
kotor sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan lengkap dengan
fitting dan alat bantu yang diperlukan agar sistem menjadi
sempurna baik secara operasional maupun kelengkapan.

3.1.2. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan air


bersih, yaitu melaksanakan sistem pemipaan air bersih mulai
dari titik penyambungan pada instalasi pipa distribusi dari
sumber air ke seluruh outlet air bersih sesuai dengan gambar
rencana. Melaksanakan pemipaan pada pompa.
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan air kotor dan air
buangan dari seluruh inlet air kotor dan air buangan sampai
dengan septic tank dan out let ke Main Sewage Pipe.
3.1.4. Pengadaan bahan dan melaksanakan/membuat semua bak
kontrol untuk air bersih dan sistem air kotor sehingga sistem
bekerja sempurna.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dan pompa
transfer air bersih lengkap dengan accessorisnya seperti pada
gambar rencana melaksanakan pembuatan panel listrik daya
dan kontrol pompa secara lengkap dengan instalasi/peralatan
penunjang lainnya yang diperlukan sehingga pompa bekerja
dengan baik sesuai dengan sistem yang diinginkan.
3.1.6. Pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan sanitair lengkap
dengan accessoriesnya.
3.1.7. Pengadaan seluruh bahan/material dan pembuatan septic tank
sesuai spesifikasi yang ditentukan.
3.1.8. Melaksanakan pekerjaan penggalian dan penimbunan kembali
untuk pemasangan pipa di luar bangunan sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan.

3.1.9. Melaksanakan pembuatan dan pemasangan


penumpu/penggantung pipa, pondasi-pondasi pompa dan
sebelumnya agar membuat gambar kerja mengenai cara-cara
pemasangan sesuai dengan yang disyaratkan.
3.1.10. Melaksanakan pemasangan sleeves, pembobokan tembok dan
pemlesteran kembali untuk pipa-pipa di dalam bangunan sesuai
dengan syarat yang ditentukan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas Lapangan.
3.1.11. Melaksanakan pengujian untuk semua hasil pekerjaan yang telah
selesai dengan disaksikan Konsultan Pengawas Lapangan,
pemilik dan petugas dari badan yang berwenang (jika diperlukan)
hingga memenuhi tolok ukur sesuai dengan yang disyarat-kan
atau standard dari badan yang berwenang.
3.1.12. Menyediakan seluruh kebutuhan (material uji, air, listrik dll.)
yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian hasil pekerjaan.
3.1.13. Menyediakan/memproses seluruh izin-izin ataupun
sertifikasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini
maupun pengoperasiannya oleh Pemilik nantinya. Termasuk
didalamnya seluruh biaya yang diperlukan untuk memproses
izin-izin/sertifikat tersebut dari Badan yang berwenang.
3.1.14. Melatih dan memberikan bimbingan pengoperasian kepada
operator yang ditunjuk oleh Pemilik.
3.1.15. Menyerahkan Operation manual dan maintenance manual
sebanyak yang ditentukan kemudian dan melaksanakan masa
jaminan/pemeliharaan.
3.2. URAIAN SISTEM
3.2.1. Sistem Penyediaan Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air seluruh bangunan, sumber
air bersih berasal dari sumur dangkal. Jalur sumber air
dilengkapi dengan stop kran. Distribusi air bersih keseluruh
toilet di dalam bangunan, penyiraman taman dialirkan melalui
pemipaan dari pompa.
3.2.2. Sistem Pembuangan Air Kotor
Air kotor dari kloset didalam bangunan dialirkan dan
ditampung dalam septic tank limbah padatnya ditampung di
septic tank dan limbah cairnya diresapkan ke bawah, sedangkan
untuk air buangan dari seluruh bangunan disalurkan langsung
ke saluran drainase di luar bangunan.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.3.1. Semua cara dan teknik pemasangan harus sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Pedoman Plumbing Indonesia maupun
standar pelaksanaan lain yang berlaku.
3.3.2. Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor harus menempatkan
petugas yang ahli untuk mempertanggung jawabkan pekerjaan
di lapangan.
3.3.3. Material yang terpasang harus baru dan tidak cacat, sesuai
dengan spesifikasi yang diminta.
3.3.4. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor wajib membuat
gambar pelaksanaan untuk disetujui Konsultan Pengawas
Lapangan.
3.3.5. Kontraktor harus melengkapi semua material bantu untuk
kesempurnaan instalasi yang dipasang.
3.3.6. Kontraktor Plumbing harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
3.3.6.1. Mempunyai sertifikat instalator untuk pekerjaan
instalasi air yang masih berlaku.
3.3.6.2. Memakai peralatan yang mempunyai agen di
Indonesia, dinyatakan dengan surat keagenan yang
masih berlaku.
3.3.7. Untuk peralatan tertentu Kontraktor harus melengkapi
sertifikat pabrik yang membuktikan peralatan tersebut asli dan
baru serta telah lulus test pabrik sesuai dengan spesifikasi
yang diminta.
3.3.8. Semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan agar dilakukan
pengetesan. Pekerjaan yang tidak memenuhi atau tidak
mencapai standar uji yang diminta atau yang berlaku maka
kontraktor wajib memperbaiki/menggantinya dengan yang baru
hingga tercapai standard tersebut.

3.4. PERSYARATAN MATERIAL


3.4.1. Pipa
3.4.1.1. Pipa Air Bersih
Bahan : PVC/Polypropelen
Standard : AW

3.4.2. Fitting
Bahan : PVC/Polypropelen
3.4.3. Valves
Gate valve dan globe - valve
Bahan : Bronze construction diameter 1 “ & ¾”
3.4.4. Pipa air kotor (soil pipe, waste pipe & vent pipe)
3.4.4.1. Bahan pipa air kotor :
PVC AW kelas 10 kg/cm2 dengan surat rekomendasi
dari pabrik.
3.4.4.2. Fitting untuk pipa PVC :
T. S. Joint type, injection mulded. Pemakaian
solvent cement harus yang sesuai dengan produk
pipa yang digunakan
3.4.5. Pompa Air Bersih
3.4.5.1. Pompa sumur dangkal / Jet Pump
Type : Self friming centrifugal pump
C/W Ejector.
Kapasitas : 4 m3/jam
Head total : 25 meter
Basic Spesifikasi : 250 W

3.5. TATA CARA PEMASANGAN


3.5.1. Pemasangan Pipa

3.5.2. Pipa di dalam tanah yang dipasang sejajar gedung minimal


mempunyai jarak 60 cm dari pondasi. Kedalam pipa sesuai
dengan gambar rencana.
3.5.3. Apabila pipa-pipa tersebut menembus pondasi atau dinding,
maka pipa harus diberi perlindungan/sleeves dengan ukuran 2
standard lebih besar.

Antara pipa dan sleeve tersebut harus diisi dengan flexible


sealing material.
3.5.4. Pemadatan/penimbunan pipa harus dilakukan tanpa merusak
pipa.
3.5.5. Pemasangan pipa air kotor (soil and waste pipe) dan pipa vent.
Untuk mendapatkan suatu kecepatan pengaliran yang
memenuhi syarat, maka pemasangan pipa air kotor harus
mempunyai kemiringan minimal 2% untuk pipa-pipa yang
mempunyai diameter 3" atau lebih kecil, dan kemiringan
minimal 1% untuk pipa yang mempunyai diameter lebih besar
dari 3 “.
3.5.6. Penyambungan Pipa

• Penyambungan pipa didalam plumbing sistem ini harus


gastight dan watertight.

• Untuk PVC pipe dipakai sistem TS joint dengan memakai TS


fitting dan solvent cement.
• Dengan cara penyambungan sebagai berikut :

• Bersihkan pipa dan fitting yang akan disambung.

• Bila pipa dipotong harus dilakukan tegak lurus pada poros


pipa dan ujungnya diserongkan dengan kikir.

• Beri tanda pada pipa sepanjang dalamnya fitting oleskan


solvent cement dengan kuas pada bagian dalam dari fitting
dan pada pipa sampai pada tanda yang telah diberikan.

• Masukkan pipa dengan cepat dengan menggunakan alat


penarik pipa, kemudian diamkan selama 1 menit lalu alat
penarik dilepas.

• Pipa ulir memakai seal tape yang diizinkan.

• Pemakaian seal tape tersebut hanya pada male threads.

• Untuk clean out dan drain plugs memakai graphite.

• Untuk pipa air kotor, perubahan arah pengaliran harus


memakai Y45^, T-Y, long sweep bends.
3.5.7. Floor Drain
Pemasangan floor drain harus lebih rendah 0,5 cm dari lantai
finish.
3.5.8. Pemasangan Sanitair dan Perlengkapan
Pemasangan secara lengkap sesuai dengan spesifikasi dan harus
dilakukan menurut petunjuk pemasangan dari pabrik.
Penambahan peralatan yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
pemasangan sanitair menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.5.9. Pemasangan Pompa
3.5.9.1. Pompa-pompa harus dipasang sedemikian rupa
sehingga getaran yang timbul dapat diisolir.

3.5.10. Pondasi Pompa


Kontraktor harus menyediakan pondasi/dudukan pompa. Pondasi
harus cukup kuat menahan beban minimal 3 kali berat pompa
terpasang.
3.5.11. Instalasi Pengkabelan
Kabel yang dipasang harus memenuhi persyaratan PLN.
Pemasangan kabel tersebut harus didalam konduit yang
mempunyai diameter sesuai dengan peraturan PLN dan
memudahkan pemasangan atau penarikan setiap kabel tanpa
harus melepas kabel yang lain.
Konduit tersebut harus dibuat dari bahan PVC atau metal heavy
duty berlapis galvanis lengkap dengan junction box, adaptor dan
konduit flexible berlapis galvani.
Konduit berakhir pada terminal di panel dan peralatan listrik
dengan sistem sekrup yang disetujui. Konduit harus diklem yang
cukup.
3.5.12. Penggantung Valves, flexible joint
Pipa-pipa dari pompa harus dilengkapi dengan check valves,
gate valves, flexible joint kecuali jika dinyatakan lain oleh.
Pipa yang dekat dengan pompa dan bergetar harus digantung
dengan sistem penggantung berpegas peredam getaran yang
sesuai dengan berat peralatan/pipa yang digantung.

4. PEKERJAAN KUSEN, JENDELA ALUMINIUM


4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan
bahan-bahan, serta pembuatan dan pemasangan pekerjaan aluminium yang
terdiri sebagai berikut tetapi tidak terbatas pada :

• Kusen jendela;

• Kusen Pintu

• Daun jendela;

• Bouvenlight.
4.2. BAHAN-BAHAN
4.2.1. Kusen aluminium yang digunakan

Bahan : dari bahan aluminium powder coating;


Bentuk profil : Sesuai dengan desain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja.

Warna : milky white.


4.2.2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
uraian pekerjaan aluminium dan ketentuan dari pabrik yang digunakan.
4.2.3. Konstruksi kusen aluminium dikerjakan sesuai dengan yang disebutkan
dalam gambar termasuk ukuran dan bentuknya.

4.2.4. Ketahanan terhadap air dan angin serta type harus disertai test,
mimimum 100 kg/m2.

4.2.5. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15m3/hr dan terhadap
tekanan air tidak kurang dari 15 kg/m2 yang harus disertai test.
4.2.6. Bahan yang akan diproses fabrikasi sesuai dengan bentuk toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, dan pewarnaan yang
isyaratkan.
4.2.7. Sekrup dari steel galvanized kepala tertanam, weathet strip daur vynil,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
tertutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapis zink tidak kurang
dari 13 mikro.

4.2.8. Bahan finishing adalah treatment untuk permukaan kusen jendela yang
bersentuhan dengan alkaline seperti beton, plesteran dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau
bahan insulation lainnya.

4.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


4.3.1. Sebelum memulai pekerjaan kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan ( ukuran dan peil lubang) dan
membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
aluminium yang berhubungan dengan system konstruksi lain.

4.3.2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu gambar shop drawing dengan
petunjuk gambar kerja.
4.3.3. Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
4.3.4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindari menempelnya debu besi di permukaannya.

4.3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari


arah dalam agar sambungan tidak tampak.

4.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan teliti dan kuat
menggunakan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok.

4.3.7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
4.3.8. Pemasangan sekrup harus tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat.

4.3.9. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah


10-25mm kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

5. PEKERJAAN PLAFOND

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga, peralatan bantu dan pemasangan
langit-langit pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
Persyaratan teknis ini.

5.2. BAHAN-BAHAN

5.2.1. Gypsum Board


a. Ukuran : Lembaran atau sesuai gambar rencana

b. Tebal : 9 mm
c. Finish : Cat tembok ( Acrylic emulsion )

d. Naad : tanpa naad

e. Rangka : Rangka Utama besi hollow

f. List : List gypsum


g. Lokasi : Sesuai Gambar

5.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

5.3.1. Umum

1. Sebelum bahan langit-langit dipasang, Kontraktor harus memeriksa


kesesuaian tinggi permukaan, pembagian bidang, ukuran dan
konstruksi rangka langit-langit terhadap ketentuan Gambar Kerja,
serta lurus dan waterpas pada ketinggian yang sama.

2. Permukaan langit-langit terpasang harus rata, lurus, waterpas dan


tidak bergelombang pada seluruh permukaannya.

3. Bidang bukaan (man hole) harus disediakan di langit-langit yang


datar, berupa panel yang dapat dibuka yang berukuran minimal 60
cm x 60 cm, dengan jenis penyelesaian yang sama dengan panel di
sekitarnya.
4. Semua pekerjaan lain seperti instalasi mekanikal/elektrikal yang
berada diatas/dalam langit-langit harus sudah selesai dan ditest.
Pembongkaran langit-langit yang telah terpasang akibat pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak ada
penambahan waktu.

5.3.2. Pemasangan
1. Lembaran Gypsum board dipasang pada rangka plafond dengan
paku khusus yang direkomendasikan oleh pabrik yang membuatnya,
dan agak dipendam kemudian lubang itu ditutup dengan compound
hingga tidak terlihat, rata dan rapih.

2. Setiap sambungan antara lembaran Gypsum board harus diperkuat


dengan perforated draker paper tape, yang kemudian di lapisi
Jointing Compound, dan ditutup juga dengan plamur hingga rata
dan rapih.
3. Pemotongan atau pembuatan lubang/bukaan pada lembaran
Gypsum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan maksud
dan keperluannya, dan hasilnya harus rata, halus dan rapih serta
berukuran tepat. Letak manhole untuk plafond yang datar harus
dibuat pada tempat tersembunyi.

6. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan berbagai jenis ubin,
Pavingblok, dan Batu alam pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta
Persyaratan teknis ini.
6.1. BAHAN-BAHAN

6.1.1. Keramik

2.1.1 keramik berukuran 40x40cm polish untuk lantai Interior.


2.1.2 Keramik Berukuran 40x40cm Unpolish Untuk Lantai Eksterior.

2.1.3 Keramik Berukuran 20x40cm Untuk Keramik Dinding.


6.1.2. Beton Acian / Screed

Beton untuk lantai yang tidak difinish dengan suatu bahan pelapis
apapun, penyelesaiannya menggunakan adukan 1pc : 3ps, dengan
ketebalan minimum 5 cm.

6.1.3. Adukan

Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir dengan perbandingan 1 :


4 yang dipergunakan sebagai media (“plur”) untuk meratakan level lantai
agar sesuai dengan level rencana. Sedangkan untuk pemasangan ubin atau
batu alam pada bidang vertikal agar menggunakan perekat semen saja,
untuk menghindari kekotoran dan kerusakan warna atau texture terutama
pada permukaan batu alam.
Bahan-bahan adukan dan bahan tambahan harus memenuhi ketentuan
Persyaratan teknis Adukan dan Plesteran.

6.1.4. Bahan Pengisi Celah ( Grouting )

Mengandung pasir silica untuk celah naad ubin lebih dari 3mm. Tidak
mengandung pasir silica untuk naad ubin sampai dengan 3mm. Mengandung
bahan anti jamur, tahan terhadap sinar Ultra Violet (UV) serta bersifat
lentur dan berdaya lekat tinggi.

• Grouting untuk ubin Keramik warna disesuaikan.


• Grouting untuk Batu Andhesit warna disesuaikan.
Pemasangan grouting dilakukan setelah semen perekat keramik/ubin sudah
mengering selama 24 jam.

6.1.5. Plint

Plint lantai menggunakan bahan sesuai dengan yang dipakai di ruangan


tersebut. Bahan yang dipakai adalah potongan pinggir. Dan menggunakan
tali air.
6.2. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.2.1. Persiapan

6.2.1.1. Pekerjaan pasangan ubin-ubin baru boleh dilakukan setelah


pekerjaan lainnya benar-benar selesai.

6.2.1.2. Pemasangan ubin-ubin harus menunggu sampai semua alat


penggantung, pengunci pintu/ jendela dan semua pekerjaan
pemipaan air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang
terletak di belakang atau di bawah pasangan ubin ini telah
diselesaikan terlebih dahulu.

6.2.1.3. Pemasangan ubin Keramik atau lainnya wajib


memperhatikan nilai estetikanya.
6.2.1.4. Keramik yang akan dipasang harus berasal dari serial
produksi yang sama sehingga dicapai warna dan ukuran yang
tidak berbeda.
6.2.1.5. Keramik dan Batu alam atau lainnya yang akan dipasang
harus dipilih/disortir di lapangan misalnya terhadap warna
dan ukuran yang tidak sama, tidak siku, gerumpil atau
cacat-cacat lain. Toleransi perbedaan ukuran yang paling
besar dan paling kecil maksimum 2 mm.

6.2.2. Pembersihan dan Perlindungan


Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin atau batu alam harus
benar-benar bersih, tidak ada yang cacat, terutama permukaan batu
alam atau batu bata expose harus diberi perlindungan vernis coating
khusus, tanpa merusak warna dan texture permukaannya.

6.3. PERSYARATAN UMUM BAHAN


6.3.1. Bahan/Material Finishing.

6.3.1.1.Batu Alam
6.3.1.1.1. Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan
persyaratan bahan beton yang diuraikan dalam Persyaratan
Teknis Pekerjaan Struktur Beton.
6.4. PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

6.4.1. Tanah urug (bila ada) sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang
disyaratkan dan rata waterpass.
6.4.2. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga serta rata water pass. Ketebalan lapisan pasir mimimum
5 cm.
6.4.3. Kemudian lapisan baton tumbuk dengan campuran 1 PC : 3 Ps : 5 KRL
(lihat gambar pelaksanaan).
6.4.4. Lapisan terakhir adalah untuk plesteran dan bahan finishing sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar pelaksanaan. Adukan plesteran 1
PC : 5 PS terkecuali untuk daerah basah, adukan plesteran untuk kedap
air yaitu 1 PC : 3 Ps.
6.4.5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan/atau
jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.

7. INSTALASI LISTRIK
7.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan lain


yang disebutkan dalam gambar atau RKS ini, antara lain :
7.1.1. Sistem penerangan secara lengkap dalam bangunan. Termasuk di
dalamnya pengkawatan, titik nyala armature, saklar dan seluruh stop
kontak.
7.1.2. Panel-panel penerangan, secara lengkap sesuai gambar rencana.
7.1.3. Pengadaan dan pemasangan armature atau lampu-lampu sesuai dengan
gambar rencana.
7.1.4. Pengadaan dan pemasangan socket outlet sesuai gambar rencana.
7.1.5. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan bantu, baik
yang telah disebutkan dalam gambar/RKS maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh
suatu sistem yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
7.1.6. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian dan pengesahan seluruh
instalasi listrik yang terpasang oleh instalasi yang berwenang/PLN.
7.2. PERSYARATAN DAN BAHAN

7.2.1. Panel Penerangan dan Panel Stop Kontak.

7.2.1.1 Rakitan dalam negeri yang tergabung dalam APPI (Assosiasi


Pembuat Panel Indonesia).
7.2.1.2 Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna,
pasangan pada dinding dilengkapi master key.
7.2.1.3 Jenis pasangan dalam (indoor type).
7.2.1.4 Menggunanakan plat baja minimun 2,0 mm dengan rangka
besi siku, kompak dan kuat sehingga mampu menahan
stress mekanik pada saat hubungan singkat.
7.2.1.5 Dilengkapi dengan pilot lamps, warna merah, kuning dan
hijau.
7.2.1.6 Komponen-komponen peletakannya diatur dengan baik,
terlindung, mudah dioperasi- kan dan perawatan.
7.2.1.7 Terminal-terminal untuk kabel masuk atau keluar serta
kabel kontrol diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel
tersebut tidak mengganggu komponen- komponen
panel.
7.2.1.8 Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang
mudah dilihat.
7.2.1.9 Seluruh bagian besi plat dicat dengan cat bakar warna
abu-abu kanzai.
7.2.1.10 Jumlah dan jenis komponen panel ditunjukkan dalam
gambar.

7.2.2. Komponen Panel


7.2.2.1 MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
Circuit Breaker minimal harus memenuhi ketentuan berikut :
• Voltage rating 660 V-AC.
• Breaking capacity pada 22 KA.
• Over current adjustment.
• Dilengkapi pengaman beban lebih, arus hubung singkat.
7.2.2.2 MCB (Miniatur Circuit Breaker)

MCB minimal harus memenuhi ketentuan berikut :


• Voltage rating 660 V-AC.
• Breaking capacity pada minimal 6 KA.
• Dilengkapi pengaman beban lebih, arus hubung singkat.
7.2.2.3 Kabel untuk Instalasi
7.2.2.4. Untuk instalasi tegangan rendah kabel penerangan dan stop
kontak digunakan jenis NYM Ø 3x2.5 mm untuk di dalam
ruangan sedangkan untuk jenis NYM Ø 3x2.5 mm untuk di luar
ruangan dengan tegangan kerja 0,6/1 KV.
7.2.2.5. Letak penggunaan, ukuran kabel dan jumlah inti harus sesuai
gambar.
7.2.2.6. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah
inti kabel.
7.2.2.7. Pipa Pelindung/Konduit
7.2.2.8. Untuk pelindung kabel, baik yang tertanam dalam tembok
maupun di atas plafon, digunakan pipa PVC Super High
impact dengan ukuran diameter dalam pipa min. 1.5 x
diameter luar kabel atau sesuai dengan gambar.
7.2.2.9. Harus dilengkapi dengan peralatan bantu yang sesuai dan
dipasang dengan cara yang benar.
7.2.3. Lampu-lampu
7.2.3.1. Lampu PLC

• digunakan jenis cool day light tipe Batten, Balk Tipe.


• Dilengkapi kapasitor agar Pf = 0,8Ballast yang digunakan
harus mempunyai rugi-rugi daya rendah, awet, tidak
berisik, tidak menyebabkan interverensi pada TV/Radio
dan PF tinggi.
• kapasitor, ballast, starter dan fitting.
• Bentuk rumah lampu sesuai dengan petunjuk dalam
gambar.
• Body (badan) lampu dibuat dari plat besi tergalvanis
dengan tebal min. 0,70 mm dicat bakar warna putih dan
mempunyai terminal pentahanan.
• Body lampu harus disetujui Pemberi Tugas atau Pengawas.

7.2.4. Saklar dan Stop Kontak


7.2.4.1. Saklar (plate switches)

• Terbuat dari plastik putih tahan panas, flush founting


• Dilengkapi box baja tebal min. 35 mm
• Kemampuan kontak saklar min. 6 Amps/250 Volts
7.2.4.2. Stop Kontak biasa 220 V (1 phasa) & shaver outlet

• Terbuat dari plastik putih tahan panas, flush mounting


(bukan jenis claw-fix)
• Dilengkapi box baja tebal min. 35 mm
• Kemampuan stop kontak min, 13 Amps/250 Volts dan
mempunyai terminal pentahanan
• Untuk stop kontak tenaga (1 phasa) dilengkapi pula dengan
saklar, lampu indikator dan plug (steker) yang mengadung
fuse 13 Amp.

7.3. PELAKSANAAN PEMASANGAN

7.3.1. Panel
7.3.1.1. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar dan
disesuaikan dengan kondisi setempat, apabila terjadi
kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat
meminta petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas.
7.3.1.2. Untuk Panel yang dipasang tertanam (inbouw) kabel-kabel
dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC tipe
AW yan tertanam dalam tembok secara kuat, teratur dan
rapi.sedangkan untuk panel yang dipasang menempel
tembok (outbouw), kabel-kabel dari/ke terminal panel
harus melalui tangga kabel.
7.3.1.3. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug) yang sesuai. Pemasangan sepatu
kabel dapat menggunakan press-tang untuk ukuran s/d
16 mm2 dan hydraulic crimping tool untuk ukuran s/d 400
sqm. Penyambungan ini harus baik dan tidak kan
menimbulkan gejala elektris yang membahayakan.
7.3.1.4. Ketinggian pemasangan panel yang dipasang pada dinding
(wall mounted) = 1,50 m dari peil lantai setempat.
7.3.1.5. Cocok untuk single atau triple pole MCB.
7.3.1.6. Lengkap dengan busbar pentanahan dan netral.
7.3.1.7. Dilapisi dengan zinc annual steel powder.
7.3.1.8. Sesuai dengan standar BS 5486.
7.3.1.9. Voltage Rating = 240 Volt, Busbar rating = 100 A.
7.3.1.10. Sebelum Pemesanan panel, harus mengajukan dahulu
gambar kerja dan persetujuan kepada Pemberi Tugas
atau Pengawas.
7.3.1.11. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
7.3.1.12. Letak pasti dari lampu dan stop kontak disesuaikan dengan
gambar dan kondisi setempat, apabila terjadi kesukaran
dalam menentukan letak tersebut, dapat meminta
petunjuk Pemberi tugas atau Pengawas.
7.3.1.13. Umumnya ketinggian saklar dari lantai 150 cm, sedangkan
ketinggian stop kontak adalah 30 cm. Kecuali pada
tempat-tempat tertentu ketinggian stop kontak
disesuaikan dengan letak peralatan yang akan
dihubungkan.
7.3.1.14. Semua tarikan kabel yang tidak tertanam harus
menggunakan rak kabel atau tangga kabel. Kabel ini harus
diletakkan secara teratur dan tidak saling tindih.
7.3.1.15. Pemasangan pipa pelindung/conduit yang berada dalam
kolam dan pelat beton harus dilaksanakan sebelum
pengecoran. Pipa pelindung tersebut dilengkapi kawat
pancing dan dijaga agar tidak pecah atau bocor.
7.3.1.16. Sambungan dan pencabangan kabel hanya diperkenankan
dalam junction box/doos.
7.3.1.17. Semua armature lampu harus dipasang sesuai petunjuk
dalam gambar, bilamana tidak ditunjukkan dalam gambar
maka Pemborong harus mengajukan gambar kerja
cara-cara pemasangan lampu tersebut untuk mendapatkan
persetujuan.
8. PEKERJAAN FINISHING DINDING

1. UMUM
a. Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
pemakaiannya.
b. Kontraktor harus mengajukan sampel daftar warna dari pabrik pembuatnya.
c. Pekerjaan yang berhubungan adalah Pekerjaan Pengecatan Dinding .
d. Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada
permukaan bidang ukuran 1 m x 1 m untuk persetujuan Konsultan Pengawas
/Direksi.
e. Pekerjaan pengecatan baru boleh dilakukan setelah :
1) Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
2) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagan yang kotor
dibersihkan.
3) Dinding/bagian yang akan dicat tidak lembab/basah atau berdebu.
4) Didahului dengan membuat percobaan pengecatan pada dinding/bagian yang
akan dicat.
f. Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga dimana cat tersebu
diproduksi atau tenaga ahli mengecat dengan Konsultan Pengawas / petunjuk dari
pabrik cat tersebut.
g. Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/ bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
h. Kontraktor utama bertanggungjawab bahwa bahan tidak palsu dan warna-warna
sesuai dengan petunjuk Perencana.

1.1. Lingkup Pekerjaan


1.1.1. Persiapan permukaan yang diberi cat.
1.1.2. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan. Cat emulsi, epoxy, vinyl acrylic, enamel,
magnesium spray, dan cat menie.
1.1.3. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar
dan yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan
yang sesuai dengan petunjuk perencana.

1.2. Pekerjaan yang Berhubungan


1.2.1. Pekerjaan Dinding
1.2.2. Pekerjaan Besi
1.2.3. Pekerjaan Kayu

1.3. Standar
1.3.1. SNI 03-2410-2002 - Tata cara pengecatan dinding
1.3.2. SNI 03-2407-2002 - Tata cara pengecatan kayu
1.3.3. SNI 3564-2009 - Cat tembok amulsi
1.3.4. SNI 06-0063 1987 - Mutu cat dasar meni timbal untuk besi
1.3.5. SNI 06-6770-2002 - Metoda pengujian cat penghambat api

1.4. Persetujuan
1.4.1. Standar Pengerjaan (Mock Up)
1.4.1.1. Sebelum pengecatan yang dimulai, Kontraktor harus
melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini
akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
1.4.1.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui
oleh Direksi Lapangan dan Perencana, bidang-bidang
ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
1.4.2. Contoh dan Bahan untuk Perawatan
1.4.2.1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan
tiap warna dan jenis pada bidang-bidang ukuran 1 m
x 1 m. Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s.d.
lapisan akhir).
1.4.2.2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan
kepada Direksi Lapangan dan Perencana. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara
tertulis oleh Perencana dan Direksi Lapangan,
barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock up seperti tersebut di atas.
1.4.2.3. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Lapangan untuk kemudian akan diteruskan kepada
Pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis
cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh
Pemberi tugas.
1.4.3. Bahan/ Produk
1.4.3.1. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan
cat dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex, atau
setara
b) Warna : Ditentukan Perencana
c) Kualitas : Emulsi akrilik, dengan lapisan
dasar Alkali Resistance Sealer
1.4.4. Plamir
1.4.4.1. Plamir yang digunakan adalah plamir tembok yang
sesuai dengan setara ICI
1.4.4.2. Untuk permukaan kayu digunakan cat kayu dengan
persyaratan sebagai berikut:
a) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex,
atau setara
b) Warna : Sesuai persetujuan contoh
c) Kualitas : Untuk pekerjaan kayu
1.4.4.3. Untuk bahan logam digunakan cat logam dengan
persyaratan :
a) Produksi : Dulux, Avian, Al-tex atau setara
b) Warna : Cat dasar Zinc chromate, warna
ditentukan kemudian
c) Kualitas : Untuk logam besi
1.4.4.4. Untuk bidang plafond digunakan cat dengan
persyaratan sebagai berikut.
d) Produksi : Dulux, Jotun, Catylax, Avitex,
atau setara
a) Warna : Ditentukan kemudian
b) Kualitas : Sesuai untuk plafond

Anda mungkin juga menyukai