Anda di halaman 1dari 93

DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

PASAL 1
UMUM
1.1. Penjelasan
1.1.1 Jenis dan uraian pekerjaan dan spesifikasi teknis, gambar-gambar rencana (design)
adalah merupakan satuan dengan RKS ini.
1.1.2 Apabila dianggap perlu untuk penyesuaian dengan anggaran atas kebutuhan, Pemilik
Pekerjaan dapat mengadakan pengurangan atau penambahan jumlah pekerjaan
yang dimaksud dalam RKS ini. Dalam hal diadakan pengurangan jumlah pekerjaan,
kepada penawar yang melaksanakan pekerjaan itu, tidak diberikan kompensasi atau
ganti rugi dalam bentuk apapun.
1.1.3 Spesifikasi Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum
berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan, dimana persyaratan ini dapat diterapkan.
1.1.4 Spesifikasi Umum ini membentuk suatu kesatuan dengan Spesifikasi Teknis Khusus,
dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh
bagian pekerjaan, sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen-
dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar Pelelangan atau Pelaksanaan.
b. Spesifikasi Umum dan Khusus.
c. Perincian Volume Pekerjaan dan Perincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen Pelelangan dan Pelaksanaan yang lain.
1.1.5 Dalam hal dimana ada bagian dari Spesifikasi Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada satu dokumenpun dari pasal 1.1.4 di atas maka bagian dari
Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

1.2. Standar
Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut di atas adalah berdasarkan:
a. Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Pedoman Teknis Keciptakaryaan (Pd).
c. Petunjuk Teknis Keciptakaryaan (Pt).
d. American Society for Testing and Materials (ASTM).

1.3 Data Proyek


1.3.1 Nama Program : Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 1


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

1.3.2 Nama Kegiatan : Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi dan (Booster) untuk
pelayanan Desa jembayan Tengah dan desa jembayan dalam
Kecamatan Loa Kulu
1.3.3 Lokasi Kegiatan : Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu
1.3.4 Sumber Dana : APBD-P Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2016
1.3.4 Pemilik : Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kab. Kutai Kartanegara.

PASAL2
SYARAT - SYARAT UMUM
2.1. Umum
2.1.1 Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk-beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan spesifikasi pelaksanaan seperti yang diuraikan di
dalam buku ini. Apabila terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2. Lingkup Pekerjaan


2.2.1 Lingkup pekerjaan dalam Kegiatan Perencanaan Jaringan Pipa Distribusi dan booster
di Desa jembayan Tengah dan desa jembayan dalam Kecamatan Loa Kulu meliputi
pekerjaan pendahuluan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur,
pekerjaan timbunan dan pekerjaan lain-lain.

2.3. Sarana Kerja


2.3.1 Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja, identifikasi dari tempat kerja, nama,
jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang akan digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
2.3.2 Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di lokasi yang
aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 2


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.4. Tanggung Jawab Kontraktor


2.4.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan kontruksi
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan.
Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan konstruksi, menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Pada Keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
telah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan, tidak berarti membebaskan
Kontraktor atas tanggung jawab pada pekerjaan sesuai dengan isi kontrak. Pada
masa pemeliharaan, Kontraktor harus membuat laporan secara periodik setiap bulan
tentang kondisi hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan dan diketahui oleh
Direksi Pekerjaan.

2.5. Tenaga Kerja


2.5.1 Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli,
terampil, terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Direksi Pekerjaan.

2.6. Satuan Ukuran


2.6.1 Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standart meter dan kilogram. Apabila disebut satu ton,
yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

2.7. Laporan
2.7.1 Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk
setiap satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
2.7.2 Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas, dan pelaksana, alat alat yang
dipergunakan, jumlah bahan bangunan yang digunakan, lokasi pekerjaan, kemajuan
fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di lapangan
serta pemecahannya dan rencana kerja minggu berikutnya.
2.7.3 Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh kontraktor pada setiap akhir
pekan untuk dievaluasi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 3


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.7.4 Laporan lain seperti laporan harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat
syarat umum kontrak.

2.8. Gambar–Gambar dan Ukuran


2.8.1 Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah gambar yang
termasuk dalam dokumen tender, gambar perubahan yang disetujui Direksi
Pekerjaan, gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi Pekerjaan.
2.8.2 Gambar-gambar proyek harus disimpan dengan rapi dan aman. Gambar-gambar ini
terdiri dari gambar-gambar kerja atau working drawing, gambar-gambar
pelaksanaan atau shop drawing lengkap dengan detailnya yang telah mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan dan gambar-gambar hasil pelaksanaan pekerjaan atau
as built drawing, lengkap dengan detailnya dan semua ukuran dinyatakan dalam
sistem metrik.
2.8.3 Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (AR, ST, dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang
terjadi akibat keadaan di lokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut
kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan
di lokasi dan setelah Direksi Pekerjaan berunding terlebih dahulu dengan Konsultan
Perencana. Ketentuan tersebut di atas, tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
2.8.4 Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai atau terpasang.
2.8.5 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti
peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
memulai pekerjaan. Apabila ada keraguan mengenai ukuran mana yang harus
dipakai dan dijadikan pegangan, maka kontraktor wajib berkordinasi dan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan dan Konsultan Perencana.
2.8.6 Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam gambar kerja dan gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
Direksi Pekerjaan.
2.8.7 Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita acara perubahan dan
gambar-gambar kerja, gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat oleh
Direksi Pekerjaan setiap saat, sampai dengan serah terima pertama. Setelah serah

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 4


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

terima pertama, semua dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh


Direksi Pekerjaan.

2.9. Wilayah Kerja


2.9.1 Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum, karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor, kecuali ada pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
2.9.2 Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan dalam satu hari.
2.9.3 Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan instansi
yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

2.10. Bahan-Bahan dan Mutu Pekerjaan


2.10.1 Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
merupakan bahan yang kualitas tinggi, sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-
syarat kualitas bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu
termasuk bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi Pekerjaan
terlebih dahulu.
2.10.2 Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam peraturan atau standar yang berlaku di Indonesia. Standar atau peraturan
yang berlaku untuk digunakan adalah edisi terakhir. Untuk bahan-bahan yang
mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi
teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis sebelum dipergunakan.
2.10.3 Untuk bahan-bahan yang mutunya berdasarkan standar internasional, maka apabila
diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan
sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi
bahan yang bersangkutan.
2.10.4 Apabila diperlukan, Direksi Pekerjaan dapat meminta copy atau tembusan dari
perintah pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau
distributor pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
2.10.5 Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
mengajukan permohonan pengajuan material (approve material), menunjukkan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 5


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

contoh dan bahan bersangkutan kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
2.10.6 Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi Pekerjaan berwenang untuk menolak bahan tersebut dan
mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dari lapangan dan diganti dengan
bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
2.10.7 Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak dapat terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatnya rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.
2.10.8 Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-
bahan berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan
bahan kimia sedemikian rupa, sehingga keselamatan orang dan keamanan
lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
2.10.9 Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan, harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya dan jika terjadi kelalaian dalam hal
ini merupakan tanggung jawab Kontraktor.
2.10.10 Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang
diajukan oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau di
lokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli tersebut
mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi Pekerjaan dalam menguji dan menilai
bahan-bahan yang diajukan Kontraktor, serta semua biaya yang timbul akibat
pengadaan tenaga ahli tersebut, merupakan tanggung jawab Kontraktor dan tidak
ada biaya tambahan.

2.11. Jaminan Kualitas


2.11.1 Kontraktor harus menjamin pada Pemilik Pekerjaan dan Direksi Pekerjaan, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan akan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan memenuhi unsur estetika
serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
2.11.2 Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir di atas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 6


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.11.3 Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.

2.12. Nama Pabrik atau Merk


2.12.1 Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik atau merk dari suatu
jenis bahan atau komponen, maka Kontraktor harus menawarkan dan memasang
sesuai dengan yang ditentukan, sehingga tidak ada alasan bagi Kontraktor pada
waktu pemasangan menyatakan bahwa barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di
pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
2.12.2 Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus segera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanaan
bahan atau merk tersebut tidak dapat atau sukar diperoleh, maka Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis penggantian bahan atau material tersebut ke Konsultan
Perencana dan dengan persetujuan tertulis dari Pemilik Pekerjaan akan
menentukan sendiri alternatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang sama.
2.12.3 Setelah 1 (satu) bulan setelah penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan
kepada Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan, fotocopy dari pemesanan
material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan
bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import) atau dalam proses
pengiriman.

2.13. Contoh-Contoh
2.13.1 Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemilik Pekerjaan atau Direksi
Pekerjaan harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh
tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nantinya. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh
Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan untuk dijadikan dasar penolakan tidak
sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2.13.2 Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari
material yang akan dipakai atau dipasang, untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 7


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.13.3 Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti atau
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang atau material-material
tersebut.
2.13.4 Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site melalui
pemesanan, maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan brosur, katalog, gambar
kerja atau shop drawing, dan sample, yang dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan
dan harus mendapatkan persetujuan Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan.

2.14. Subtitusi
2.14.1 Produk atau material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya di dalam spesifikasi teknis, maka Kontraktor diharuskan melengkapi
produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan sebelum pemesanan
dilakukan.
2.14.2 Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya, maka material, peralatan, perkakas,
aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama pabriknya di dalam
spesifikasi teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari
pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya menguraikan data-data yang
menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai
dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik Pekerjaan atau Direksi Pekerjaan.

2.15. Peraturan Hak Patent


2.15.1 Kontraktor harus melindungi Pemilik Pekerjaan terhadap semua “claim“ atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk
dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang
digunakan dalam proyek ini.
2.15.2 Pemilik Pekerjaan dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala claim atau
tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.

2.16. Iklan
2.16.1 Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 8


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.17. Perlindungan Terhadap Kepentingan Umum


2.17.1 Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan milik umum, milik
Pemilik Pekerjaan atau milik orang lain, harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kepertingan umum. Dalam hal
terjadi gangguan, maka Kontraktor harus membebaskan Pemilik Pekerjaan dari
segala macam tuntutan atau klaim.
2.17.2 Kontraktor harus bertanggung jawab dan mengganti kerugian yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan, kelalaian Pelaksana, agen atau sub pelaksana yang terkait.
2.17.3 Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil yang dilewati dan jalan harus
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya, memasang
rambu, serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2.17.4 Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan para penjaga.
2.17.5 Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas, semua harus
diperbaiki oleh Kontraktor dan merupakan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat
diterima oleh Pemilik Pekerjaan dan tidak ada tambahan biaya atas hal tersebut.
2.17.6 Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan
malam. Pemilik Pekerjaan tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas
kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan.
2.17.7 Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke
lokasi pekerjaan. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan dan
harus memuaskan Pemilik Pekerjaan dan juga harus menurut atau memenuhi
ketentuan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi
pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS )| 9


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.18. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


2.18.1 Apabila pada keadaan tertentu Direksi Pekerjaan memandang perlu untuk
melaksanakan pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor
diharuskan membuat bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air
berkapasitas cukup beserta alat bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar
dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah lainnya dan hal ini sepenuhnya
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
2.18.2 Apabila dalam kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap
air dapat menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian dan dalam hal
ini pelaksanaan perkerjaan menuntut kemajuan perkerjaan yang cepat, maka
Direksi Pekerjaan dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar
dasar galian tetap dalam keadaan kering.
2.18.3 Kelalaian kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah
tanggungjawab kontraktor sepenuhnya dan dalam hal ini semua biaya perbaikan
ditanggung Kontraktor.
2.18.4 Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan pondasi
yang masih dalam pelaksanaan, termasuk resiko Kontraktor.
2.18.5 Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian, tidak dianggap sebagai
force majeure dan perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor.
2.18.6 Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor, untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan
dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka
Kontraktor harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti
keadaan semula dan merupakan tanggung jawab kontraktor.

2.19. Koordinasi Pekerjaan


2.19.1 Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam
proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan
yang lainnya dapat dihindarkan. Kontraktor harus melokalisasi dan merinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
2.19.2 Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi-instruksi tertulis dari Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 10


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

2.19.3 Direksi Pekerjaan berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada
setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Direksi Pekerjaan dalam pengontrolan
terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor,
tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
2.19.4 Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau gambar atau instruksi tertulis dari Direksi Pekerjaan harus diperbaiki atau
dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk perbaikan pekerjaan ini, menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak ada biaya tambahan.

2.20. Klausal Disebutkan Kembali


2.20.1 Apabila dalam Dokumen ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian
lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara
gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah
yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling
tinggi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 11


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
PASAL 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.1 Mobilisasi
3.1.1 Kegiatan mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan
kegiatan-kegiatan pelaksanaan.
2. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang
diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan
bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
3. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan Kontraktor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap
menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek selesai.
4. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum dalam
spesifikasi ini. Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor, setelah
pekerjaan pembangunan proyek selesai. Pekerjaan ini harus termasuk pula
pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja yang dilaksanakan oleh pihak
Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak Kontraktor
diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada
daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan
dimulai.
3.1.2 Waktu mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam
jangka waktu pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan
mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan atau apabila menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai
program mobilisasi yang telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi
Pekerjaan berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu mengeluarkan berita acara
pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk mobilisasi diambil
setingi-tingginya 70% dari ketentuan di atas dan sisanya akan ditahan dan berita
acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak Kontraktor berhasil
menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu masa
pelaksanaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 12


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.2. Ruang Direksi dan Serobong Kerja


3.2.1 Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, transportasi, alat komunikasi serta gudang untuk
menyimpan bahan dan peralatannya.
3.2.2 Lokasi untuk membangun gudang, ruang Direksi dan serobong kerja akan ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan.
3.2.3 Ukuran untuk ruang direksi dan serobong kerja adalah 24 m2 atau atas petunjuk
yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
3.2.4 Kontraktor harus menyiapkan gambar rencana dari gudang, ruang Direksi dan
serobong kerja tersebut.
3.2.5 Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang, ruang direksi
dan serobong kerja adalah penyediaan sarana wc, sanitasi air bersih, sambungan
listrik, alat pemadam kebakaran dan kotak pertolongan pertama (P3K).
3.2.6 Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang, ruang direksi dan serobong kerja
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
3.2.7 Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
Direksi.
3.2.8 Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang, ruang direksi dan
serobong kerja harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua
peralatan dan perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
3.2.9 Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada dokumen ini tidak akan
mendapat pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam
pembiayaan menurut Kontrak pada mata pembiayaan membuat serobong kerja.
3.2.10 Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang
dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
3.2.11 Kontraktor harus menyediakan listrik untuk bekerja dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel atau
generator untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Daya listrik juga disediakan untuk
suplai kantor Direksi Pekerjaan.
3.2.12 Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut di atas
dan tidak ada tambahan biaya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 13


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.3. Drainase Tapak


3.3.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topografi atau kontur tanah yang ada ditapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.
3.3.2 Arah aliran ditujukan ke daerah atau permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.
3.3.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi
Pekerjaan dan sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

3.4. Papan Nama Proyek


3.4.1 Kontraktor harus menyediakan papan nama proyek yang mencantumkan nama
Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Direksi Pekerjaan dan Kontraktor.
3.4.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan
Direksi Pekerjaan.

3.5. Rambu-Rambu Sementara


3.5.1 Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan menempatkan
rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi penting termasuk
rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek.
3.5.2 Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain yang
berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu dan
rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara kendaraan dan
pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi penerangan. Apabila
pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor diharuskan
menyingkirkan semua rambu-rambu dan rintangan-rintangan sementara yang tidak
diperlukan lagi yang selama pelaksanaan, dipergunakan untuk pengaturan lalu-lintas
di sekitar lokasi proyek.

3.6. Pembongkaran Struktur Yang Ada


3.6.1 Pekerjaan ini mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian dan
pemindahannya, dari bangunan atau struktur lain yang diperlukan untuk dibongkar.
Pekerjaan harus juga meliputi pemindahan yang memenuhi syarat dari material
bongkaran dalam pasal ini, yang meliputi baik pembuangan atau penyelamatan,
penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan terhadap kerusakan dari
material yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 14


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.6.2 Kontraktor harus melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan pemilik
tanah dan memikul seluruh biaya untuk memperoleh lokasi yang sesuai untuk
pembuangan material sisa dan untuk penyimpanan dari material yang diselamatkan.
3.6.3 Pekerjaan pembongkaran disini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran terhadap
bahan-bahan yang sudah tidak berfungsi maupun guna melakukan rehabilitasi
terhadap ruang yang bersangkutan.
3.6.4 Pembongkaran yang dilakukan harus memperhatikan kaidah-kaidah struktural dan
arsitektur juga pengaruh suara, debu dan lain-lain, terhadap lingkungan sekitarnya.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh adanya
pembongkaran dan menghindari terjadinya kerusakan pada bagian-bagian bangunan
yang secara arsitektural masih dipertahankan.
3.6.5 Sebelum melakukan pembongkaran, pihak Kontraktor harus menyampaikan kepada
Direksi Pekerjaan mengenai metode dan cara pembongkaran yang akan dilakukan
dan jenis peralatan yang digunakan.
3.6.7 Pembongkaran harus diusahakan seminimal mungkin timbulnya suara dan debu yang
dapat mengganggu lingkungan di sekitarnya.
3.6.8 Jaringan-jaringan listrik, pipa-pipa air harus diamankan terlebih dahulu sebelum
dilakukan pembongkaran, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya gangguan-
gangguan pada jaringan secara keseluruhan.
3.6.9 Material hasil bongkaran harus ditempatkan pada tempat yang aman, dalam arti
tidak menggangu aktifitas serta aman terhadap pencurian, karena material
pembongkaran ini merupakan aset negara, jika material tersebut masih dapat
digunakan.
3.6.10 Untuk pembongkaran pasangan dinding bata, bahan bongkaran harus segera
dikeluarkan dari ruang dan di tempatkan di luar pada tempat yang sesuai.
3.6.11 Seluruh material dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau
diselamatkan dapat dibakar atau jika tidak dibuang seperti yang disetujui oleh
Direksi.

3.7. Pekerjaan Pembersihan Lapangan


3.7.1 Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari
pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan
semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 15


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.7.2 Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus
dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan
dan dirapikan kembali.
3.7.3 Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada
analisa harga satuan pekerjaan.

3.8. Pengukuran
3.8.1 Kontraktor harus membuat jaringan patok titik tetap lokal (Bench Mark) yang
disahkan Direksi Pekerjaan. Referensi Elevasi ditetapkan berdasarkan patok BPN
atau elevasi yang ditetapkan Direksi Pekerjaan.
3.8.2 Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok BM pada lokasi
tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali dan
pengukuran sipat datar dari muka perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan
yang akan dilakukan. Patok BM yang permanen harus dibangun di atas tanah yang
tidak akan terganggu atau dipindahkan.
3.8.3 Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
3.8.4 Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan di
lapangan.
3.8.5 Apabila ada perubahan, maka akan ditentukan atau disesuaikan dengan kondisi
lapangan setempat bersama Direksi Pekerjaan.
3.8.6 Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum
pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus dikalibrasi dan
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
3.8.7 Cara pengukuran, ketetapan hasil pengukuran, toleransi, dan pembuatan serta
pemasangan patok bantu akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
3.8.8 Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan
angka-angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi
untuk diminta penjelasannya.
3.8.9 Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi Pekerjaan akan memutuskan hal itu.
3.8.10 Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka harus dilakukan
pengukuran ulang serta menjadi tanggung jawab Kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 16


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.8.11 Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan selambat-lambatnya 10 hari setelah tanggal SPMK ditandatangani.
3.8.12 Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan sekurang-kurangnya 24 jam
dimuka, apabila akan mengadakan leveling pada semua bagian daripada pekerjaan.
3.8.13 Kontraktor harus menyediakan biaya dan semua bantuan yang diperlukan oleh
Direksi Pekerjaan dalam hal pengadaan pengecekan leveling tersebut.
3.8.14 Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi Pekerjaan, apabila
dipandang perlu untuk mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-
bagian pekerjaan.
3.8.15 Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik yang
sudah ditera kebenarannya atau dikalibrasi.
3.8.16 Hasil pengukuran lengkap mengenai peil, elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3.8.17 Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan Kontraktor tidak memuaskan
untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal ini,
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan, maka Direksi Pekerjaan dapat menunjuk stafnya sendiri
atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh
biayanya kepada Kontraktor.

3.9. Pematokan dan Bouwplank


3.9.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan
pematokan dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
3.9.2 Papan bouwplank dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7 atau setara,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak
maksimum 2 meter satu sama lain, tidak rusak dan hilang selama pelaksanaan
pekerjaan.
3.9.3 Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti atau setara, dengan ukuran tebal 3 cm,
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3.9.4 Tinggi sisi atas papan patok ukur, harus sama satu dengan yang lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pekerjaan dan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi
terluar.
3.9.5 Setelah pemasangan papan bouwplank, Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi
Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 17


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.9.6 Papan bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat
selebar ukuran pondasi saluran.
3.9.7 Papan bouwplank bangunan harus dibuat sejajar dengan dinding tepi bangunan
sejarak tertentu di luar galian pondasi.
3.9.8 Elevasi yang tercantum dalam papan bouwplank dan patok akan menjadi
dasar pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar pondasi, tinggi pondasi
maupun pasangan dan konstruksi lainnya.

3.10. Gambar
3.10.1 Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk
mendapatkan gambaran awal kondisi lapangan yang sesungguhnya dibandingkan
dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor dari Pemilik Pekerjaan. Data dan
hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disahkan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-
gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan. Gambar-gambar hasil
pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan
bersama antara Kontraktor dan Direksi Pekerjaan untuk menghitung volume dari
masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor,
serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan. Semua gambar yang dipersiapkan
oleh Kontraktor, harus dapat memberikan secara jelas hal-hal yang berkaitan
dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain :
a. Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan.
b. Elevasi muka tanah asli dan masing-masing yang akan dikerjakan.
c. Jenis serta komposisi material yang akan dipergunakan.
d. Rencana garis galian pondasi.
3.10.2 Hal-hal lain harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan adapun gambar-gambar
yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor, antara lain :
a. Construction Drawing atau Working Drawing.
b. Shop Drawing.
c. As Built Drawing.
3.10.3 Semua gambar tersebut di atas, baru dapat dipakai sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila
sudah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan dan disahkan oleh Pemilik
pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 18


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.10.4 Contruction drawing atau working drawing adalah gambar rencana bangunan yang
telah disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan disahkan oleh Pemilik Pekerjaan. Semua dimensi bangunan,
jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan kedudukan dari
masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada contruction drawing atau
working drawing harus mengacu dan didasarkan pada design drawing yang diberikan
oleh Pemilik Pekerjaan. Apabila karena kondisi dan situasi lapangan yang
sesungguhnya, sehingga mengakibatkan perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi
posisi dan kedudukan bangunan, maka Kontraktor harus berkonsultasi dan
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik proyek. Atas dasar
persetujuan Pemilik Pekerjaan, maka jika ada penyesuaian dimensi, elevasi posisi
dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah
disepakati bersama, disetujui dan disahkan Pemilik Pekerjaan adalah yang mengikat
pada kondisi awal pelaksanaan pekerjaan dan merupakan dasar, serta acuan utama
bagi Kontraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
3.10.5 Construction drawing atau working drawing yang dipersiapkan oleh Kontraktor
tersebut, harus dapat memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan
dilaksanakan pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan
antara lain :
a. Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal.
b. Dimensi rencana bangunan.
c. Elevasi posisi dan kedudukan bangunan.
d. Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
3.10.6 Construction drawing atau working drawing yang disahkan oleh Pemilik Pekerjaan,
dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya
pelaksanaan pekerjaan atau mutual check pada kondisi pelaksanaan 0%.
3.10.7 Kontraktor wajib membuat copy construction drawing atau working drawing
sebanyak minimal 5 (lima) copy, dengan distribusi tiga copy untuk Direksi
Pekerjaan, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar asilinya
harus diserahkan kepada Pemilik pekerjaan. Pembuatan working drawing dan
perhitungan mutual check harus sudah selesai dan disetujui oleh Direksi dan Pemilik
Pekerjaan selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPMK.
3.10.8 Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya
penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan “Engineering Adjustment” atau
perubahan desain “Revised Design” semuanya dapat mengakibatkan perubahan
volume pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau kurang. Untuk kondisi

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 19


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

“Engineering Adjustment”, tidak diperlukan adanya gambar baru yang disahkan oleh
Pemilik Pekerjaan, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis serta
sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
tembusan kepada Pemilik Pekerjaan. Sedang pada kondisi perubahan desain
“Revised Design”, Pemilik Pekerjaan secara resmi akan memberikan gambar
perubahan desain yang telah disahkan oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor
secara administratif dalam bentuk “Variation Order”.
3.10.9 Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan construction drawing atau
working drawing termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
3.10.10 Kontraktor harus membuat shop drawing untuk setiap item pekerjaan yang akan
dikerjakan. Shop drawing harus dilengkapi gambar detail meliputi ukuran lahan,
dimensi dan lain-lain.
3.10.11 Shop drawing yang disiapkan oleh Kontraktor tersebut, harus diserahkan kepada
Pemilik Pekerjaan, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya
disahkan oleh Pemilik atau Direksi Pekerjaan.
3.10.12 Gambar unit bangunan atau shop drawing tersebut harus secara lengkap memuat
hal-hal sebagai berikut :
1. Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
2. Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
3. List komponen unit bangunan yang memuat panjang, lebar, tebal komponen
unit bangunan, berat persatuan komponen unit bangunan dan lain-lain serta
Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain.
3.10.13 Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi
termasuk dalam kategori shop drawing.
3.10.14 Kontraktor wajib membuat copy shop drawing sebanyak minimum 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua copy untuk Direksi Pekerjaan dan pengawas, satu copy
dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta
gambar aslinya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.
3.10.15 Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan shop drawing termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan
beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungan termasuk overhead pada analisa
harga satuan pekerjaan.
3.10.16 Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut
pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 20


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pemilik atau Direksi Pekerjaan, dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang
akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar purna bangun atau
“As Built Drawing”.
3.10.17 Gambar purna bangun atau as built drawing tersebut, harus lengkap berisi antara
lain :
a. Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
b. Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
c. Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
d. Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.
3.10.18 Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor
kepada Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan
kepada Pemilik Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
3.10.19 Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor
atau yang disebut mutual check volume pekerjaan 100 %. Semua mengacu dan
didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disahkan oleh Pemilik Pekerjaan,
dan merupakan volume akhir yang akan dibayar oleh Pemilik pekerjaan kepada
Kontraktor.
3.10.20 Kontraktor wajib membuat copy as built drawing sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi tiga copy untuk Direksi Pekerjaan, satu copy serta gambar aslinya harus
diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan
pembuatan as built drawing termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, dan sudah harus
diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.

3.11. Administrasi Proyek


3.11.1 Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan
berupa buku tamu, buku lapangan bahan, material, alat dan perkerja, catatan
harian cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi.
3.11.2 Kontraktor wajib membuat harian, laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap
dengan data penunjangnya dan foto dokumentasi sebagaimana tercantum dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
3.11.3 Sebelum memulai aktifitas, Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau
schedule, rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumber
daya, peralatan dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 21


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.11.4 Sejak awal akan memulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan
pekerjaan dan akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat
dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo
dokumentasi. Photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus
dapat memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal 0% sampai akhir pelaksanaan pekerjaan,
sehingga secara kronologi dapat merupakan satu gambaran tujuan yang akan
dicapai dari kegiatan tersebut.
3.11.5 Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda
atau sesuai dengan pengarahan dari Direksi Pekerjaan, dan sudah harus dapat
memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
3.11.6 Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan dan pengambilannya dilakukan pada
kondisi tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan :
1. Saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0 %.
2. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25 %.
3. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50 %.
4. Saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75 %.
5. Saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100 %.
3.11.7 Photo dokumetasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos masing-
masing rangkap 5 (lima) dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan
4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan kepada Pemilik
pekerjaan.
3.11.8 Pada saat pengambilan photo dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, disamping
cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4 (empat) copy, maka atas permintaan Direksi
Pekerjaan Kontraktor dapat melaksanakan pengambilan photo dokumentasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup
mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan.
3.11.9 Pada saat penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan
negatif film atau soft copy, ditata menurut urutan photo dokumentasi yang
diserahkan. Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumemntasi
tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor, serta sudah
harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
3.11.10 Kontraktor harus mengajukan ijin pelaksanaan (request) kepada Direksi Pekerjaan,
maksimal 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan yang diajukan akan dilaksanakan, dengan
melampirkan copy shop drawing dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 22


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

3.11.11 Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan yang dimaksud, apabila ijin


pelaksanaan yang diajukan telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan.
3.11.12 Ijin pelaksanaan harus memuat informasi tentang item pekerjaan yang akan
dilaksanakan, material, peralatan, metode yang akan digunakan serta jumlah
tenaga kerja yang akan dikerahkan pada saat pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3.11.13 Direksi Pekerjaan berhak melakukan penolakan terhadap ijin pelaksanaan
pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor, apabila dianggap kontraktor belum siap
melaksanakan pekerjaan tersebut, atau terdapat pekerjaan lain yang belum
diselesaikan karena sifatnya berurutan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan
mutu, atau belum dilakukan pembongkaran dan perbaikan pekerjaan.
3.11.14 Apabila terjadi kesalahan, akibat kelalaian Direksi Pekerjaan dalam pemeriksaan
setelah request diajukan dan disetujui, bukan berarti Kontraktor dibebaskan dari
tanggungjawabnya.
3.11.15 Apabila ada item pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor tanpa dengan
pengajuan ijin pelaksanaan, belum dan atau tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor, maka Direksi Pekerjaan berhak
memerintahkan untuk melakukan pembongkaran terhadap pekerjaan tersebut dan
semuanya itu merupakan tanggung jawab Kontraktor tanpa adanya penggantian
atau tambahan biaya.

3.12. Jalan Kerja


3.12.1 Untuk menuju ke lokasi pekerjaan, mengangkut bahan atau material yang akan
dipakai, dan transportasi pembuangan bahan material yang tidak terpakai keluar
lokasi pekerjaan, dan pemeriksaan berkala Direksi Pekerjaan atau Pemilik
Pekerjaan serta keperluan lainnya, Kontraktor diwajibkan menyiapkan atau
membuat jalan kerja yang layak guna kegiatan tersebut di atas dan untuk
menunjang serta memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 23


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PASAL 4
PIPA DISTRIBUSI

4. SISTEM PERPIPAAN
4.1. SPESIFIKASI PERPIPAAN
4.1.1. U m u m
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10. Pengecatan
11. Pengakhiran
12. Pengujian
13. Peralatan Bantu
4.1.2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing- masing sistem pipa.
4.1.3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian
lainnya.
4.1.4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja dibawah
tanah diberi lapisan anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
4.1.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
terlindung dari cahaya matahari.
4.1.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik

4.2. pembuat. BAHAN PERPIPAAN


SPESIFIKASI

4.2.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 24


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kode Tek. Tek. Tek Spesifikasi Spesifikasi


SISTEM Sistem Kerja Std. . Pipa Isolasi
Baha Uj
Air dingin AB 10 n
12.50 i
15 PN.10 IA
Dalam gedung
Air dingin AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Diluar gedung
Hidran di
luar gedung IH/OH 10 15 20 B.40 IA

Air
limbah ABK 5 10 15 PV-10 IA
pengalir
an hujan
Air AH 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi
Air limbah
gravitasi AK 5 10 15 PV-10 IA
toilet

Vent VT - - Rendam PV-5 IA


Pipa Header HD/
Pompa dan pipa ABK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar /AK
Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada
tekanan actual pompa

4.2.2. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin didalam gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb, welding
joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.

4.2.3. Spesifikasi PN 10
Penggunaan : Air dingin diluar gedung
Tekanan standard 12,5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polypropelene Random Copolymer.
Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 - 100° L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 25
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Polypropelene Random Copolymer.


Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF class 150 lb,
welding joint.
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau strainer A- metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir,BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges.

4.2.4. Spesifikasi B 40
Penggunaan : Hydrant
Tekanan Standard 15 bar
Uraian Keterangan
Pipa : Black steel pipe ERW, sch 40, ASTM A 53.
Dia 40 mm kebawah screwed end
Dia 50 mm keatas plain end.
Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B
16.3 class 300 lb,screwed end.
50 mm keatas, wrought steel Butt weld fitting ANSI B
16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah black malleable cast iron RF class 300
lb,screwed
Dia 50 mm keatas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valves & Strainer : Dia 40 mm kebawah,malleable cast Strainer iron
body class 300 lb dengan sambungan ulir,BS 21/
ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas,cast iron body class 300 lb dengan
sambungan flanges.

4.2.5. Spesifikasi PV 10.


Penggunaan : Air Limbah pengaliran gravitasi.
Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius,
Solvent Cement joint type.
Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting concentric, Solvent
Cement Joint Type.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

4.2.6. Spesifikasi PV 10.


Penggunaan : Air hujan
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius
atau Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau
Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

4.2.7. Specifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 26


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Tekanan Standard 10 bar.


Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large radius atau
Factory Made Fabricated fitting, Solvent Cement Joint atau
Rubber Ring type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

4.2.8. Spesifikasi PV
Penggunaan : Pipa Venting
Tekanan standard 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar.
Fitting : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint
type.
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

4.2.9. Spesifikasi GIP


Penggunaan : Header pada Pompa dan Pipa Air limbah
Tekanan standard 10 Bar
Uraian Keterangan
Pipa : Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium.
Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 16,3
class 150 lb, screwed end.
Dia 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting ANSI
B 16.9, sch 40
Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF
class 150 lb.
Screwed Dia 50 mm keatas
forged steel RF class 150lb. Welding joint.
Valve&strainer : Dia 40 mm ke bawah, bronze atau A-metal body class dengan
150 lb sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50mm keatas, cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges

4.2.10. Skedule katup

Katup Isolasi Katup Katup Searah


PEMAKAIAN < 40 50 Pengatur
< 40 50 < 40 50
mm dia mm mm dia mm mm dia mm
Air bersih di ke ke ke
Guided
dalam gedung Gate Butterfl
atas Globe Butterfly
atas Swing atas
membra
Air bersih y ne
Guided
di luar Gate Butterfl Globe Butterfly Swing membra
gedung
Air panas di y ne
Guided
dalam Gate Butterfl Globe Butterfly Swing membra
gedung y ne
Guided
Hydrant Gate Gate Globe Gate Swing membran
e
Doubl
Drain Gate Butterfl Globe Butterfly Swing e disc
y

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 27


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4.2.11. Persyaratan jenis peralatan

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :

Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G Steam

Katup penutup s/d 40 mm Ball Globe


(stop valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphargm

50 mm ke atas Butterfly Globe


flanged Gate

Katup pengatur s/d 40 mm Globe Globe


(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphargm

50 mm ke atas Butterfly Globe


flanged Globe

Non return valve s/d 40 mm Swing check


screwed
Globe check

50 mm ke atas double swing


check flanged
disk check

Strainer “Y” type


“Bucket” type

Pressure Reducer Die and flow type

Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type

Note : W = water, O = Oil, G = Gas.

4.3. PERSYARATAN PEMASANGAN

4.3.1. Umum

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin


kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 28


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang


diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan water mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil :
1%-2%
b. Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
c. Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 % Garis tengah 200 mm atau lebih
besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya
dicari titik terendah dan dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh
menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada system pemipaan harus dipasang
sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah
tegangan pada pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja
ke arah memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta
perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan &
persyaratan pabrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 29


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus dinding,


lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-pipa melalui dinding
tahan api, celah kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan
bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan
sealant agar kedap air. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa
yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap
pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk
mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.
 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan
tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15-30
cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan
tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa didalam tanah pada yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-
fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk
sudut 90 °, harus digunakan 2 buah elbow 45 ° dan dilengkapi dengan clean
out serta arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
4.3.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan
pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi
jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 30


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

-------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Pipa Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang (mm)
-----------------------------
Interval Interval
Mendatar Tegak
(m) (m)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
----------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
----------------------------------------------------------
Pipa GIP 50 s/d 80 3.0 4
----------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
----------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
---------------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
---------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam
ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak
interval pipa ukuran terkecil yang ada.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 31


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

--------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
---------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan factor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
----------------------------------------------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.
 Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA


1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning

4.3.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus
dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa
sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu
konstruksi jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai padat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 32


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4.3.4. Pemasangan Katup-katup.


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian- bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
Di ruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c. Katup by-pass.

4.3.5. Pemasangan Katup-katup Pengaman.


 Katup - katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat
dengan sumber tekanan.
4.3.6. Pemasangan sambungan fleksibel.
 Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan
menghindari terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur
bangunan.
4.3.7. Pemasangan Pengukur Tekanan.
Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana
tekanan yang ada perlu diketahui :
a. Katup-katup pengurang tekanan.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa
d. Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.
4.3.8. Sambungan ulir
1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink
white dengan campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 33


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
4.3.9. Sambungan Las
1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
2. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
3. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada
Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi
baik menurut penilaian Direksi.
4.3.10. Sambungan lem
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang
pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.
4.3.11. Sambungan yang mudah dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada waste fitting dan Siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal
threat.
4.3.12. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.
Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan.
4.3.13. Pemasangan Ven Udara Otomatis.
Ven udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan
kantong udara, serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari
dalam.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 34
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4.3.14. Pemasangan sambungan expansi.


 Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari
luar bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari
terjadinya patah ataupun bengkok akibat terjadinya penurunan tanah
ataupun struktur bangunan.
4.3.15. Pemasangan Ven Udara Otomatis.
 Ven udara otomatis harus disediakan ditempat- tempat tertinggi dan kantong
udara.
4.3.16. Selubung Pipa.
1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk
yang mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber
sealed atau "Caulk"

4.3.17. Katup Label (Valve Tag)


1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus
ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

4.3.18. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara/ metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda- benda asing
disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l
chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 35
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

4.4. PENGUJIAN
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem
sudah memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites terlebih dahulu
sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan tekanan 1 1/2 x tekanan
kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan
dilanjutkan pengujian per sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan
tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan
ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai
PPI dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di pipa atau di
tangki.
f. Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa
khusus untuk pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan
pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam
perencanaan seperti kapasitas pompa, kebisingan pompa ( ± 60 dB ),
tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/cm2 ) dan lain-lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan
sertifikat oleh Pemberi Tugas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 36


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4.5. PENGECATAN
4.5.1. U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
 Pipa servis
 Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
 Flens
 Peralatan yang belum dicat dari pabrik
 Peralatan yang catnya harus diperbarui
Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah
jalur pipa tersebut. Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan
harus dapat memberi indikasi adanya Instalasi Pemadam Kebakaran.

4.6. TESTING DAN COMMISSIONING


1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran
secara partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi
yang sudah dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan
tanggungjawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang d i anjurkan
oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan
yang ditentukan.

PASAL 5
POMPA BOOSTER

a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada
lantai-lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air
didalam pipa pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai
setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa
dan paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran
masing-masing pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster
pump.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 37


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m3/jam boleh


mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut :
1. Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
2. Tangki tekan dengan tipe membrane
3. Inlet dan Outlet header
4. Katup-katup inlet dan outlet Check valve anti pukulan air
5. Inlet strainers per pompa
6. Panel daya dan pengendalian
7. Pressure switch / flow monitor switch
8. Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
9. Pengkabelan
10. Dudukan pompa
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control
- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun
sampai ambang batas L pada pressure switch ( PS 1 ).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih
turun sampai ambang batas L pada pressure switch ( PS 2 ) dan
seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air
di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan
seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva
pemilihan pompa yang akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka
air di tangki hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal
apabila muka air naik sampai batas “ L ”.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 38


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PASAL 6

RUMAH JAGA

6.1 U M U M
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
kontraktor diwajibkaaan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di
dalam buku ini.

Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan-perbedaan dalam gambar dan


uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana /
SUPERVISI untuk mendapatkan penyelesaian.

6.2 LINGKUP PEKERJAAN


Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

6.3 GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat
keadaan ditapak, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/SUPERVISI secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan
di tapak setelah SUPERVISI berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya
sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum
dicantumkan dalam gambar Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara
tertulis kepada KONSULTAN SUPERVISI dan KONSULTAN SUPERVISI memberikan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 39
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikkan pegangan setelah
berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan KONSULTAN
SUPERVISI. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi
tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua
salinan, segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, addenda, berita-berita
perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat
pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima
kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi
Tugas.

6.4 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH


1. Gambar-gambar pelaksana (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau Sub
Kontraktor, Supplier atau Produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau
sebagian pekerjaan.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh
Konsultan SUPERVISI untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui terlebih dahulu
oleh Konsultan Perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan SUPERVISI .
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan SUPERVISI . Kontraktor harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika
ada hal-hal demikian.
4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar
atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
5. Konsultan SUPERVISI dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 40


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan


mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen Kontrak dan syarat-syarat
keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan
SUPERVISI dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan SUPERVISI terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas
perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak
diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan SUPERVISI .
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang harus disetujui Konsultan SUPERVISI dan Perencana, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan SUPERVISI dan
Perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan kepada
Konsultan SUPERVISI dalam dua salinan, Konsultan SUPERVISI akan memeriksa
dan mencantumkan `
10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan SUPERVISI hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang
cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu diubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-
masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.
11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan
kepada Konsultan SUPERVISI dan Perencana.
12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog
kepada Konsultan SUPERVISI dan Perencana menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

6.5 NAMA PABRIK/MEREK YANG DITENTUKAN


Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah
ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada
agennya di Indonesia.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 41


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan
sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu)
bulan menunjukkan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun Importir lainnya,
yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).

6.6 MATERIAL DAN TENAGA KERJA


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
material harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap Pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi Pekerja
sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.

6.7 PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK


1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan
dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek
meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi,jaringan listrik/pipa-
pipa dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan SUPERVISI jika
dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak, seperti pekerjan tata
hijau (landscaping), pembuatan jalan, penanaman rumput dan lain-lain, harus
dibongkar dan dikeluarkan dari tapak. Semua biaya pembongkaran sisa-sisa
tersebut di atas adalah atas tanggungan Kontraktor dan pelaksanaannya setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

6.8 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 42


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan
air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana/KONSULTAN
SUPERVISI
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 20 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
KONSULTAN SUPERVISI Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
Lapangan.
3. Segala biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban kontraktor.

6.9 PEKERJAAN TANAH


Sebelum kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan
dengan kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah
ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan Supervisi. Daerah yang
akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti, sampah-
sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada Supervisi
atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya.
Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian
tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air), sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi (R.K.S).
Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi. selapis dan ditumbuk sampai
padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan
pemeriksaan dan mendapat persetujuan Supervisi dan bagian yang akan diurug
kembali harus diurug dengan tanah dan memenuhi syarat material tanah urug.
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20 cm
material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat
pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan. Material-material bahan
urugan yang terletak pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan
dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm
material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper adalah  10 mm terhadap

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 43


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

kerataan yang ditentukan. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan keras yang berukuran lebih besar dari 1,5
cm.
6.10 TIANG PANCANG
Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan
maupun tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan
baik sesuai rencana.
A. MATERIAL TIANG PANCANG
Digunakan tiang pancang balok ulin dengan pancang dimensi 10/10 dengan ukuran
sesuai pada gambar rencana.
Menggunakan drop hammer dengan massa hammer bervariasi antara 0.5 ton s/d 1
ton dan tinggi jatuh bervariasi dari 1.00 s/d 1.50 m. Semua alat-kerja, seperti rig-
pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-bantu lainnya yang
berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga mutu pekerjaan
maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai.
Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling
plan terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh
surveyor yang qualified di bawah Supervisian Engineer.
Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan
sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.
Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang yang dipancang, mulai dari awal hingga akhir
harus dicatat dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan, nomor
tiang, tipe dan ukuran tiang, jumlah tumbukan per 50 cm, kedalaman. Setiap
lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Engineer Supervisi. Untuk
ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu membuat laporan harian
mengenai progress pemancangan yang disetujui oleh Engineer Supervisi.
Apabila selama pemancangan tiang mengalami pecah, deformasi, retak dan lain-lain,
maka kontraktor harus segera menghentikan pemancangan melaporkan kepada
Supervisi. Apabila pada pelaksanaan pemancangan telah melebihi kedalaman sesuai
gambar dan rekomendasi soil test namun belum tercapai tanah keras, maka
Perencana akan melakukan evaluasi kasus per kasus untuk menentukan solusinya.
Lama tiang pancang berhenti sebelum dipancang kembali tidak boleh lebih dari 2
(dua) jam.
6.11 ADUKAN & PASANGAN
1. a. Portland Cement : ASTM C150 type V dan NI-8 jenis semen dari merk
Tiga Roga, atau setara.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 44


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

b. Agregates : Standard type pasangan, ASTM C144 bersih, kering dan


terlindung dari minyak dan noda.
c. Air bersih, bebas dari minyak, alkali organik.
2. Horizontal Joint Reinforcement :
a. Kawat fabrikasi tidak kurang dari 3000 mm.
b. Fabrikasi dari kawat baja.
c. Lebar  25 mm, lebih kecil dari tebal dinding partisi.
3. Kawat pasangan 4,8 mm dari baja digalvanis.
4. Expanded metal lath : Diamond mesh, galvanis 1,8 kg/m2.
5. Angkur pasangan, baut dan sebagainya.
6. Adukan.

6.12 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


A. MATERIAL
Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan
ukuran lebar setiap sisi  15 cm.Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur
dan harus keras, tidak mudah retak atau patah.
B. ADUKAN PEREKAT
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen : 4 pasir
diukur dalam takaran volume.Semen yang dipakai adalah Portland semen local
sesuai item dan pasir yang dipakai adalah pasir pasang dan harus bersih dari
Lumpur dan tanah serta sisa-sisa akar. Dimensi serta elevasi dari pasangan
pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
C. DASAR PONDASI
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus dipadatkan sebelum diberi lapisan pasir
urug. Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.

6.13 PEKERJAAN BETON


A. SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan
Semen tonasa. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus
diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat, dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya serta diletakkan
tidak kena air. Tempat penyimpanan ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai.
Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m
atau maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 45


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan


pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan
akibat salah penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

B. AGREGAT
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton,
harus memenuhi syarat-syarat :
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran–kotoran lainnya). Kekerasan dari butir-butir agregat kasar
diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff dengan beban penguji 20 ton,
agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 - 30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih
dari 50 %. Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai
ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan Supervisi.

C. BESI BETON (STEEL REINFORCEMENT).


Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI
1971.
- Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971 ).
- Bebas dari kotoran- kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat
(retak- retak, mengelupas, luka dan sebagainya ).
- Dari jenis baja dengan mutu BJTP 24 untuk  < 13 mm, dan BJTP40 untuk
D  13 mm.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Ukuran disesuaikan dengan gambar - gambar.
Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) atau dengan
persetujuan Supervisi untuk pekerjaan konstruksi. Produksi yang digunakan setara
Krakatau Steel. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya
tidak sesuai dengan spesifikasi (R.K.S.) diatas, harus segera dikeluarkan dari
site setelah menerima instruksi tertulis dari Supervisi, dalam waktu 2 x 24 jam.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 46


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

D. MUTU BETON.
Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI - 1971 NI.2. Beton
harus mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang ditentukan dalam gambar
rencana.
- Pile cap, tie beam : K-300
- Kolom, balok, plat lantai : K-225
Adukan Beton Yang Dibuat Setempat (Site Mixing)
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume (batu pecah)
- Pasir diukur menurut volume (pasir beton).
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete
mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.
Adukan beton :
- Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI.2. Beton harus
mempunyai kekuatan karakteristik sesuai yang disyaratkan dalam gambar
rencana.
- Khusus untuk beton yang dipergunakan pada perbaikan/elemen struktur
yang honey comb/keropos, aggregat terbesar/batu pecah tidak boleh lebih
dari 1 cm atau mempergunakan cement grouting dari merk yang disetujui
oleh Supervisi.
- Apabila mutu beton rencana dari hasil site mixing tidak bisa tercapai,
kontraktor diharuskan membuat adukan beton di Batching Plant (Beton
Ready Mix)
- Dalam hal apapun tidak diperkenankan membuat adukan beton dengan
tangan (hand mixing), kecuali untuk beton lantai kerja.
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada
pekerjaan beton selanjutnya dan harus mendapat persetujuan Supervisi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 47


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kontraktor harus mengajukan 2 (dua) calon supplier ready mix untuk disetujui
Supervisi/Pemberi Tugas. Kontraktor sepenuhnya bertanggung jawab terhadap
pengiriman mutu beton yang disyaratkan, sesuai gambar rencana.
Pemberi Tugas/Supervisi sewaktu-waktu akan mengadakan inspeksi ke Batching
Plant.
Kontraktor harus mengirimkan secara berkala komposisi bahan beton, berat
semen, agregat kasar, agregat halus, kadar air, merk additive yang digunakan
kepada Supervisi.
Setiap pengiriman beton ready mix ke lapangan harus selalu dicatat :
- Nomor polisi truk.
- Volume beton.
- Mutu beton.
- Waktu pencampuran bahan-bahan beton.
- Waktu kedatangan truk.
- Ukuran agregat terbesar.
- Slump.
- Identifikasi kubus beton yang diambil dari truk tersebut.
Adukan beton yang telah berumur lebih dari 1 (satu) jam setelah keluar dari
Batch Mixer atau apabila adukan beton mulai mengeras/setting tidak boleh
digunakan dan harus direject. Slump beton berkisar antara 10 cm sampai 12 cm
untuk balok beton, plat beton dan kolom.

E. CETAKAN BETON / BEKISTING


1). MATERIAL
Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup
kuat untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan
pengecoran. Plywood; untuk plat lantai, dinding, balok dan kolom persegi,
tebal 18 mm. Pasangan bata untuk pile cap dan tie beam.
Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.
Formties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau
adjustable, dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran.
Lubang yang terjadi pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak
boleh lebih dari 1 inch (25 mm). Form Release Agent; minyak mineral yang
tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada permukaan
beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan finishing
permukaan beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 48


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Rencana pemakaian material harus diinformasikan dan mendapat persetujuan


dari Supervisi lapangan.

2). PELAKSANAAN.
Hubungan-hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air,
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Bekisting untuk pile cap dan tie beam harus dipasang pada setiap sisinya.
Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin Supervisi
Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus
dibuang. Perkuatan pada bukaan dibagian-bagian yang struktural yang tidak
diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari
Supervisi Lapangan. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu
plywood lebih dari 2 kali tidak diperkenankan. Bersihkan bekisting selama
pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang bekas-bekas
potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan air,
menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang
masih tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar
melalui lubang pembersih yang disediakan. Diperlukan perkuatan-perkuatan pada
komponen-konponen struktur yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat
pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi lantai
diatasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang bekisting seluruhnya hanya
bisa dilakukan setelah beton berumur 21 hari setelah beton mempunyai kuat tekan
95 % dari kuat tekan rencana.
Bekisting-bekisting yang dipakai untuk curing beton, tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat persetujuan dai Supervisi Lapangan.

F. PENGECORAN BETON
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat - tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran - kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain - lain) dan dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan
pengendapan aggregat. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu
pengecoran digunakan vibrator. Pengecoran dilakukan secara terus menerus
(kontinyu / tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu
lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga adukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 49


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.


Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama
terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan waktu
pengecoran kurang atau sama dengan 1 (satu) hari, beton lama disiram dengan
air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa.
Apabila lebih dari 1 (satu) hari maka harus digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.

6.14 PEKERJAAN BATU BATA


A. BAHAN/PRODUK
1. Batu bata marah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas
terbaik yang disetujui Perencana/KONSULTAN SUPERVISI, siku dan sama
ukuranya 5 x 11 x 23 cm.
B. PELAKSANAAN
1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC :
4 pasir pasang.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar,
dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua
dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air
digunakan aduk rapat air dengan campuran 1pc : 2 pasir pasang.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
4. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1
cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 13 x 13 cm, dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 50


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik


pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
11. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
a. Untuk interior, 1 semen : 4 pasir + air.
b. Untuk exterior, (toilet dan pantry/rg. saji); 1 semen; 2 pasir + air.
c. Grout, 1 semen : 3 pasir.

6.15 ATAP & RANGKA ATAP

A. PEKERJAAN KERANGKA ATAP


1. Struktur rangka atap yang digunakan pada bangunan ini menggunakan rangka
atap baja ringan (lihat RKS Struktur),
B. PENUTUP ATAP
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup
atap genteng metal yang dipasang pada bagian atap serta seluruh detail
yang disebutkan/dinyatakan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
Bahan dari atap genteng metal berkwalitas baik. Bubungan menggunakan
atap genteng metal.

6.16 WATERPROFING
1. Lingkup Pekerjaan
A. Bagian yang di waterproofing :
- Lantai dan dinding basement.
- Pelat atap dan over stek .
- Daerah WC, kamar mandi dan daerah basah lainnya.
- Ground reservoir.
- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
1. Waterproofing untuk Atap (Bagian yang terekspos ke matahari)
a. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap dan sebagai talang.
b. Lapisan waterproofing terbuat dari acrylic Polimer gel yang diperkuat
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 51
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dengan jaringan serat kaca (fibre glass mat) merk Traffigard, product
Hitchins Group New Zealand.
c. Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk Traffigard dan diberi satu
lapis fibre glass mat.
d. Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-
pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %)
e. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik/produsen.
f. Warna bahan waterproofing akan ditentukan kemudian oleh Perencana,
dari pilihan warna yang tersedia.
2. Waterprofing Bagian-bagian yang terlindung dari matahari
Waterproofing untuk reservoir, toilet, pantry ruang mesin serta bagian-bagian
yang tidak terexposed langsung pada matahari. Bahan terbuat dari campuran
semen kwarsa halus dan bahan kimia aktif, merk Vandex Super dan Vandex
Premix, produk Hitchin Group, New Zealand.
a. Pemakaian lapisan waterproofing, dengan komposisi :
1. Vandex Super 0,75 kg / m2.
2. Vandex Premix 1,00 kg / m2.
b. Cara pemasangan mulai dari persiapan permukaan yang akan dilapisi,
cara pelapisan, ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan
permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan oleh pabrik/produsen.
c. Pelaksanaan :
- Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan
menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang
keropos harus dipahat dan dicuci.
- Contractor joint harus dipahat dan diberikan special treatment sesuai
dengan ketentuan dari Vandex.
- Penyemprotan / pengkuasan dilakukan setelah tenggang waktu 15 -
30 menit sehingga tercapai ketentuan pemakaian bahan per meter
persegi.
- Vandex Premix disemprotkan/dikuas diatas lapisan Vandex Super.
Permukaan bidang harus dilindungi terhadap hujan, matahari dan
angin dengan penutup plastik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 52


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

- Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dan jangka


waktu tersebut permukaan dinding harus disiram air.
- Test rendam dilakukan 2 x 24 jam sesudah pemasangan Vandex Premix.
d. Reservoir bawah tanah dilapisi waterproofing pada seluruh bagian kulit
beton dinding, lantai dan atap ruang-ruang tersebut.

6.17 KUSEN, PINTU, JENDELA


1. Kosen Aluminium yang digunakan :
- Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan setaraf.
- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/PENGAWAS.
- Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
- Lebar Profil : 10 cm dan 7 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
- Pewarnaan : Anodized warna “Clear”.
- Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm.
2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
3. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.
5. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan
air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
7. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 53


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

8. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
caulking dan sealant. angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13)
mikron sehingga dapat bergeser.
9. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment
dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.

6.18 PEKERJAAN KACA


1. Bahan kaca, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
a. Color tinted glass ex Asahi Mas, tebal disesuaikan dengan gambar.
b. Clear glass, ex Asahi Mas, tebal disesuaikan dengan gambar.
2. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Perencana/KONSULTAN SUPERVISI.
3. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

6.19 ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI


1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
a. Semua pintu menggunakan peralatan kunci dari merk SES setara.
b. Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi yang dipakai adalah kunci
"mortise cylinder dead lock" merk SES atau setara, dua kali putar, warna
Bronze. Pada pintu masuk utama yang terdiri dari masing-masing dua daun
pintu, maka setiap daun pintu dipasangi kunci tersebut. Untuk pintu
sorong kunci yang dipakai merk SES atau setara.
c. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
SES atau setara.
d. Seluruh kunci-kunci yang disebutkan dalam ad. 1 dan 2 diatas harus tercakup
dalam satu sistim general Masterkey; begitu pula untuk ad. 3 dan 4 juga satu
sistim Masterkey tersendiri.
e. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 54


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan


SUPERVISI.
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk SES atau setara jenis
plastic coating, type Tabular handle.

2. Pekerjaan Engsel.
a. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk
SES atau setara, warna Bronze, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah
untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna
yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus
diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul
maksimal 20 kg.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai
(floor hinge) double action, merk SES atau setara dipasang dengan baik
pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang
sesuai dengan gambar untuk itu.
c. Untuk jendela digunakan engsel merk SES atau setara, Bronze.
d. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk SES atau setara
disertai pada posisi single action.
e. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-masing pintu.

3. Pekerjaan Door Closer, Door Stopper dan Door Holder.


a. Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica, seperti
pintu-pintu loket, menggunakan Door Closer merk SES warna akan
ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan baik dan
merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat kusen pintu.
b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stoper.
Door stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu
kecuali pintu-pintu toilet, pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door
holder dengan injakan karet dan spring pen release.

6.20 PASANGAN UBIN KERAMIK


a. Pelapis keramik yang dipakai yaitu : Granit Tile, Keramik setara Roman untuk
lantai dan dinding

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 55


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

b. Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete International,


USA.
c. Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout, Classic
& Designer, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
d. Mortar/Adukan :
1. Semen; dipakai semen portland.
2. Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan
bahan-bahan organik lainnya.
Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui ayakan 2,5 mm dan max. 10 %
melalui ayakan 0,6 mm.
3. Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai
harus sesuai dengan type ubin, metoda pemasangan, type adukan dasar,
dan harus mendapat persetujuan Direksi/Perencana
A. PEMASANGAN
1. Umum
a. Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan seksama
lokasi pemasangan kramik, kualitas, bentuk dan ukuran ubinnya dan
kondisi pekerjaan setelah studi diatas dilaksanakan, tentukan metoda
persiapan permukaan, pemasangan ubin, joints dan curing, untuk
diusulkan kepada Direksi Lapangan.
b. Pemborong harus menyiapkan ‘tiling menual’, yang berisi uraian tentang
bahan,cara instalasi, sistim pengawasan, perbaikan/koreksi, perlindungan,
testing dan lain-lain untuk diperiksa dan disetujui Direksi Lapangan.
c. Sebelum instalasi dimulai, siapkan lay out naad-naad, hubungan dengan
finishing lain dan dimensi – dimensi joint, guna persetujuan
Direksi/Perencana.
d. Pemilihan Tile.
Tile yang masuk ke tapak harus diselekssi, agar berkesesuaian dengan
ukuran, bentuk dan warna yang telah ditentukan.
e. Potongan Tile
Ujung potongan tile harus dipoles dengan gurinda atau batu
2. Level
a. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai karenanya screeding

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 56


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dasar harus diatur hingga memungkinkan pada files dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
b. Lantai harus benar-benar terpasang rata; baik yang ditentukan datar
maupun yang ditentukan mempunyaai kemiringan.
c. Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak boleh
kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet. Sedangkan untuk
area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m. Kemiringan
harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan genangan.
Jika ketebalan screed tidak memungkinkaan untuk mendapatkan
kemiringan yang ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada
Direksi untuk mendapatkan jalan keluarnya.
3. Persiapan Permukaan
a. Kontraktor harus menyiapkan permukaan sehingga memenuhi syarat yang
diperlukan, sebelum memasang ubin.
b. Secara tertulis, kontraktor harus memberikan laporan kepada Direksi
Lapangan tiap kondisi yang menurut pendapatnya akan berpengaruh buruk
pada pelaksanaan pekerjaan.
c. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus
dikasarkan dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya.
Sebelum dilaksanakan plesteran, permukaan ini harus dibebaskan.
d. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm
untuk jarak 2 mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuang (chip off)
tekukan kedalaman diisi dengan mortar (1 : 2), sehingga plesteran dasar
(setting bed) mempunyai ketebalan yang sama.
4. Pemasangan ubin keramik dinding di bagian dalam (internal)
a. Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi.
Pakai benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan
pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan selanjutnya.
b. Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan
dilanjutkan ke bagian atas.
c. Pada pemasangan tile, tempelkan dibagian belakang tile adukan dan
ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke
plesteran dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga
mortar perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian adukan
tertekan keluar dari tepi ubin.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 57


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

d. Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan


ketinggian lebih dari ketentuan berikut :
- 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm,
- 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm,
- max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.
e. Jika tile sudah terpadang, mortar yang berada di naad (joint) harus
dibuang / dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan
permukaan tile. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang
dengan kain lap basah.
f. Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan
pabrik.
5. Pemasangan Ubin Keramik Lantai
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps.
b. Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara kontinu.
Dan harus disediakan ‘Kepalarn’ (guide line course) pada interval 2,0 m -
2,5 m. Pemasangan tile lainnya berpedoman pada quide line ini.
c. Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan ketika
prosess pemasangan tile berlangsung. Pasangan tile tidak boleh diinjak
dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
d. Naad-naad pada pemasangan tile harus diisi dengan bahan tile grout
berwarnaa dan kondisi pemasangan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
6. Pemeriksaan (Inspection)
a. Rekatan (bond).
Ketika pelaksanaan pemasangan tile, ambil beberapa tile yang telah
terpasang, secara rondom, untuk memastikan bahwa adukan perekat telah
merekat dengan baik pada bagian belakang tile dan telah terpasang
dengan baik.
b. Tension Test.
Tension test harus dilakukan pada pasangan ubin di dinding; terutama di
exterior.
Test harus dilaksanakan pada area pekerjaan tiap tukang. Test
dilaksanakan tiap hari kerja dan sampel diambil secara rondom jika umur

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 58


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

pemasangan sample tidak lebih dari 5 hari, kekuatan rekatan harus


minimal 3 kg/cm2.

B. PERLINDUNGAN DAN PEMBERSIHAN


1. Perlindungan
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan
perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang
terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah
terpasang. jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas
diatasnya; hanya untuk yang penting saja.
2. Pembersihan
a. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat,
kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan
hanya dengan air, pembersihan memakai campuran air dengan hidrochloric
acid, perbandingan 30 : 1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi
semua bagian yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam.
b. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

6.21 PEKERJAAN PLAFOND GYSUM BOARD


1. Gypsum board, tebal 9 mm, merk :
a. Jaya Board.
b. Elephant, atau setara
2. Rangka langit-langit :
Terbuat dari baja galvanis, terdiri dari :
* Furring Channel, tempat menempel gypsum board, ukuran 27,5 x 39 mm,
tebal min. 0,4 mm.
* U Channel, penggantung furing channel, uk. 16 x 38 mm, tebal min. 1,4 mm.
* Channel’s Clamp.
* Suspension Pod, kawat baja galvanis dia. 5 mm, lengkap dengan adjuster.
* Suspension Pod Clamp.
* Ceiling broeket, tebal min. 2 mm.
Merk : Chicago Metalic Corporation (CMC).
3. Wall angles, type W, ukuran 15 x 14 mm, merk CMC.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 59


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

A. PELAKSANAAN
1. Rangka Langit-langit
a. Furring channel disusun sejajar dengan bidang gypsum board yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. U Channel tegak lurus furring channel dan disusun sejajar, jarak max. 120
cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada U channel, jarak min. 120 cm.
2. Pemasangan Lembaran Gypsum
a. Gypsum board direkatkan pada furring channel dengan scef tapping screw.
b. Pertemuan antar lembaran gypsum ditutup dengan adhesive tape yang
disediakan khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan plester gypsum
sehingga seluruh bidang ceiling tidak terlihat sambungan gypsum dan
permukaannya rata.
c. Semua pertemuan bidang langit-langit dengan bidang vertikal, diisi dengan
wall angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain.
d. Dimana terjadi perubahan elevasi ceiling sehingga pada bidang langit-
langit terdapat bidang vertikal, maka pada sudut luar dari pertemuan
kedua bidang ini harus dirapikan dengan diberi metal lathing, seperti
ditentukan pada pasal 1012.

6.22 PEKERJAAN PLAFOND CALSIUM SILICATE


A. BAHAN
Calcium Silicate Board tebal 3.6 mm, ukuran 60 x 120 cm.
Kemampuannya tahan api, kedap suara dan bebas asbestor.
Bahan calcium silicate merk Nusantara board atau setara.
B. PELAKSANAAN
1. Rangka langit-langit
a. Furring channel disusun sejajar dengan bidang gypsum board yang akan
dipasang, dengan jarak mak. 60 cm, dipasang menerus, tidak terputus.
b. U Channel tegak lurus furring channel dan disusun sejajar, jarak max. 120
cm.
c. Suspension road clamp dipasang pada U channel, jarak min. 120 cm.
2. Pemasangan Lembaran Calsiboard
a. Calsiboard direkatkan pada furring channel dengan scef tapping screw.
b. Pertemuan antar lembaran calsiboard ditutup dengan adhesive tape yang
disediakan khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan compound

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 60


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

sehingga seluruh bidang ceiling tidak terlihat sambungan calsiboard dan


permukaannya rata.
c. Semua pertemuan bidang langit-langit dengan bidang vertikal, diisi dengan
wall angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain.
d. Dimana terjadi perubahan elevasi ceiling sehingga pada bidang langit-
langit terdapat bidang vertikal, maka pada sudut luar dari pertemuan
kedua bidang ini harus dirapikan dengan diberi metal lathing, seperti
ditentukan pada pasal 1012.

6.23 PEKERJAAN PENGECATAN


A. BAHAN
1. Mowilex Atau setara
a. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar, jenis tahan cuaca
( weather shield ), warna ditentukan Owner.
b. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Ecrylic
dengan lapisan dasar Alkali Resistance Sealer 440-2075 warna ditentukan
Owner.
c. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wali.

B. PELAKSANAAN
1. Pekerjaan Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yaang ditentukan gambar.
b. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak
ada retak-retak dan Pemborong meminta persetujuan kepada Konsultan
SUPERVISI.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
d. Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi No. 00,
kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya
dinding cat dengan menggunakan Roller.
e. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan
dengan finish texture spray paint, digunakan Texture Finish dengan
Danapaint. Pasta texture dengan bahan dasar emulsi acrylic ini
disemprotkan dengan alat penyemprot compressor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 61


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

f. Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan


plesteran 1 pc : 4 ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan
mesin semprot pada bidang plesteran 1 pc : 4 ps yang rata. Setelah kering
dan keras baru disemprot dengan alkali resistance sealer dan dicat
emulssi. Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah 3 (tiga) lapis
dengan kekentalan sama setiap lapisnya.
g. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer ( tambahan 20 % air )
- Lapis II kental
- Lapis III encer.
h. Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
i. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang
utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.
2. Pekerjaan Cat Langit-langit
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit
Gypsum, calsiboard & expose, pelat beton atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan merk Danapaint jenis Interior warna ditentukan
Owner setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
dalam pasal 13 kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer
pada pengecatan langit-langit ini.
d. Untuk Pekerjaan cat semprot bertekstur, dipakai juga Gypsum Spray
degnan finish ICI atau setara.
e. Sambungan-sambungan gyfsum board harus diberi flexible sealant agar
tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.
3. Pekerjaan Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah kosen dan daun pintu
panil multiplex, dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah ICI atau setar jenis Synthetic enamel, warna
ditentukan Owner setelah melakukan percobaan pengecatan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 62


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

c. Bidang yang akan dicat diberi manie kayu merk Patna, warna merah 1
lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-
pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplass besi halus dan dibersihkan
dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan
menggunakan luas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak
ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap
pengotoran.
4. Pekerjaan Finishing Melamic
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu
yang terlihat didalam bangunan utama, termasuk kosen, panil-panil lis-lis,
railing kayu, pekerjaan interior dan mebel, plant, serta bagian-bagian lain
yang ditentukaan dalam gambar.
b. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu
minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu.
c. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya
seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang
tidak rata pada permukaan kayu tersebut.
d. Apabila seluruh permukaaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup
dengan melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain
sampai halus dan rata.
e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut,
dihaluskan dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas
tersebut dibersihkan.
f. Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampur 10 bagian sanding
sealer 4421-2917 dengaan bagian hardener 8873-0801 dan ditambahkan
dengan talk secukupnya. wood filler diaplikasikan dengan kape sampai
pori-pori tertutup sempurna dengan diamplas Duco yang haluss untuk
setiap lapisan.
g. Pewarna dipakai Danastain 890 daya sebar Danastain 8 - 10 m2 perliter
satu lapis. Warna akan ditentukan kemudian oleh Perencana.
h. Sanding sealer 421 - 2917 sebagai cat dasar dicampur dengan hardener
873-0802 serta diencerkan dengan thinner 803-0030. Perbandingan
campuran adalah 10 bagian Sanding Sealer + 1 bagian hardener + Thinner

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 63


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

secukupnya.Dibutuhkan 2 - 3 lapis cat dasar setiap lapisan haruss diamplas


sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
i. Cat akhiran dipakai Plastofix 241 dengan 421-1512 ulasan Plastofix lapis 1
dengan rata dan sempurna dan amplas sempurna kemudian ulasan
Plastomix lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak
perlu diamplas. Jenis Plastomix akan ditentukan kemudian oleh
Perencana.
5. Pekerjaan Cat besi
a. yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi tulang-tulang dan pekerjaan besi
lain ditentukan dalam gambar.
b. Cat yang dipakai adalah merk Danapaint jenis Syntetic enamel Danalux
Danamarine.
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas
halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali.
Sambungan las dan ujung yang tajam diberi ‘touch up’ dengan dua lapis
U-pox Red lead primer 520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron
diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplass kembali maka disemprot 1
lapis. Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir U-pox enamel 103
disemprot 2 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2
lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak
ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

6. Pekerjaan Meni Kayu


a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan
multiplex plywood yang akan dicat, rangka langit, rangka-rangka pintu dan
atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Meni yang digunakan adalah menie kayu merk Patna warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan SUPERVISI.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 64


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas


dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus
sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kwas, dilakukan lapis,
sedemikan rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan
menie.

6.24 PEKERJAAN SANITTAIR


A. BAHAN
1. Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk Toto Atau Setara standard/ex
dalam negeri atau setara.
2. Floor drain dan clean out : San-Ei ex. Japan atau setara.
3. Metal Sink : Merk Radiant/Blanco
B. PELAKSANAAN
1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/SUPERVISI.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6. Pekerjaan Wastafel
a. Wastafel yang digunakan adalah merk Toto Atau Setara Standard ex dalam
negeri atau setara lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum
dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair
terlampir.
b. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Konsultan SUPERVISI.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 65


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu


serta petunjuk-petunjuk dari produksennya dalama brosur. Pemasangan
harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda
dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-
kebocoran.
7. Pekerjaan Urinal
a. Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk Toto Atau
Setara type yang dipakai adalah : dengan fitting standard.
b. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak
ada bagian-bagian yang gombal, retak dan cacaat lainnya dan telah
disetujui konsultan SUPERVISI.
c. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless
steel dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 kg tiap
baut.
d. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai
gambar untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada
antara dinding dengan urinal ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
8. Pekerjaan Kloset
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah Toto
Atau Setara Standard atau setara dengan fitting standard.
b. Kloset jongkok berikut kelengkapannya dipakai merk Toto Atau Setara
atau setara ex dalam negeri. Warna akan ditentukan Perencana.
c. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui Konsultan SUPERVISI.
d. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua telab 3 cm dan telah
dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset.
Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup kuningan.
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 66


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

9. Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah merk Toto Atau
Setara atau setara, dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan
masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair.
Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyaai ring
dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang
dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapat
disambung dengan pipa leher angsa (extention).
b. Stop keran yang dapat digunakan merk Kitazawa bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk
itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipaa air bersih dengan kuat, siku,
penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
10. Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom,
lobang dia. 2” dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk
floor drain dan depverchron dengan draad untuk clean out.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan SUPERVISI.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Hubungan pipa metal dengan beton/lantai menggunakan perekat beton
kedap air Embeco ex. MTC dan pada lapis teratas setebal 5 mm diisi
dengan lem Araldit ex. Ciba.
f. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih
waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
11. Pekerjaan Metal Sink
a. Metal sink yang digunakan ialah merk Diethelm type 46/107 atau setara
tebal minimum 1 mm, bahan stainless steel, jenis satu basin untuk ruang
saji dan dua basin untuk dapat dengan kran khusus untuk itu.
b. Metal sink yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik sehingga
tidak ada bagian yang cacat dan direkatkan dengan kuat pada dasarnya
sesuai dengan gambar untuk itu.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 67


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

c. Setelah metal sink terpasang, letak ketinggian pemasangan sesuai dengan


gambar untuk itu, baik waterpassnya dan bebas dari kebocoran-kebocoran
air

6.25 LAMPU DAN ARMATUR


Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang tertera
pada gambar-gambar perancangan.
o Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).
o Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
o Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
o Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
kotak harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
o Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi
proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat
akhir dengan powder coating warna putih.
o Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
o Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
o Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W harus
jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang terpisah dari
armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast dibatasi :
- maksimum panjang untuk 400 W, 50 m
- maksimum panjang untuk 250 W, 25 m
o Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu fluorescent).
o Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
o Armatur down light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus
dari bahan aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 68


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

bahan gelas susu atau satin etached opal plastic. Armatur down light tersebut
harus tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.
o Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar perancangan dan
rancangan Konsultan Perancang.

KABEL INSTALASI
o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning

Pipa Instalasi Pelindung Kabel


o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit XLPE Super High
Impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(T-Junction box) dan armatur lampu.
o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit
XLPE Super High Impact, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.

Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan
difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia
dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk
penerangan dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan
sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan difinish hot dip galvanized.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 69


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Kotak Kontak Biasa


o Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa + N + E,
rating 250 V AC, 300 Watt, untuk pemasangan di dinding/kolom.
Isolating Switches / cam switch atau rotary switch
o Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu
indikator.
Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di
panelnya.
Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.
o Saklar harus dipasang pada kotak.
Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak
o Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang
dari 35 mm.Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar atau
kotak kontak dinding terpasang pada kotaknya harus menggunakan baud,
pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.
Kabel Instalasi
o Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning

Pipa Instalasi Pelindung Kabel


o Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high
impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus
sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
o Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-
Junction box) dan armatur lampu.
o Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit
Super High Impact, sekurang-kurangnya diameter 19 - 25 mm.
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 70


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

a. Penyambungan daya listrik tegangan Rendah ( TR ) ke PLN setempat kapasitas KVA,


 Semua biaya yang ditimbulkan pada saat pengurusan penyambungan daya listrik
Tegangan Rendah ke pihak PLN setempat menjadi tanggung jawab pihak
kotraktor, termasuk semua biaya pengurusan yang resmi ataupun tidak resmi
dan tidak bisa dibebankan kepada pemberi tugas.
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan transformator daya 400 KVA - 20
kV/400- 3Ph 50 Hz dengan kapasitas sesuai gambar perancangan.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah
(PHBUTR), panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel
penerangan/daya dan panel-panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar
perancangan.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 380 V
lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar
perancangan):
 Dari transformator daya menuju ke PHBUTR, dan selanjutnya dari PHBUTR
menuju SDP, menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYFGBY, dengan ukuran
sesuai gambar perancangan.
 Dari PHBUTR menuju ke panel-panel pompa dan panel-panel daya lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYFGBY
 Dari SDD menuju ke panel-panel lantai/penerangan dan panel-panel lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai tipe dan ukuran kabel
tegangan rendah sesuai dengan gambar perancangan.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan
kotak kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
g. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel
dan peralatan bantu lainnya).

6.26 PENANGKAL PETIR


Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing
peralatan, rak kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus
dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah
(individual).

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 71


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus
ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan
pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.
Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan
pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUIL 2000. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor Penampang Konduktor


daya yang digunakan (mm2) pembumian (mm2)

< = 10 mm² 6 mm²


16 mm² 10 mm²
35 mm² 16 mm²
70 mm² 50 mm²
120 mm² 70 mm²
> = 150 mm² 95 mm²

6.27 KABEL DAYA


Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe
yang sesuai dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY, 0,6/1 kV) kabel
daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau SPLN.
1. Pemasangan dan Instalasi
a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL 2000 dan LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih
kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari tipe :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYA, NYM dengan konduit XLPE Super
High Impact.
 Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, dan penerangan luar/jalan dengan
menggunakan kabel NYFGbY.
 Untuk kabel-kabel dari diesel generator set menuju ke PHBUTR
menggunakan kabel jenis NYY. Semua kabel NYY yang ditanam didalam

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 72


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

perkerasan (tembok, jalan, beton, dll) harus dimasukkan dalam konduit


galvanis dengan ukuran yang disesuaikan dengan kabel yang dilindungi.
b. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik
dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai (accessible). Sambungan pada kabel sirkit cabang
harus dibuat secara mekanis dan harus kokoh secara elektrik, dengan cara
"solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat "splice" konector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel
telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan
kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus
menggunakan konektor yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen, bakelite atau PVC, yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran
kabelnya.
c. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, pita sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe
yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu
harus dipasang dengan cara yang disetujui menurut anjuran badan yang
berwenang dan atau pabrik pembuatnya.
d. 1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan lain-
lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan
Pengawas/MK.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-
namanya masing-masing, dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil Pengujian harus
tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC /
protolen yang khusus untuk listrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 73


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga


nilai isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
suhu-suhu pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka selama
pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-kurangnya
2,5 mm.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung,
saluran penghantar (konduit) harus ditanam di dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung,
saluran penghantar (konduit) harus ditempel pada beton atau dipasang
diatas rak kabel dengan tidak membebani plafon.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran
beton, kecuali untuk penerangan taman, digunakan pipa galvanis dengan
ukuran sesuai dengan ukuran kabelnya dan semuanya harus tertanam
dengan rapi didalam tanah. Saluran beton dilengkapi dengan hand hole
untuk belokan-belokan.
4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit sekurang-
kurangnya 5/8" diameternya. Setiap pencabangan maupun pengambilan
keluar harus menggunakan kotak sambung yang sesuai dan sambungan yang
lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam kotak sambung.
Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank
plate stainless steel, tipe "star point".
5. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan kotak sambung harus
dilengkapi dengan "socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada
ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa
PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 800 mm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1000 mm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 74


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa


galvanis atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 300 mm dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi
dengan pasir kali setebal 100 mm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya
diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung,
harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam
tanah.
7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 75


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

RUMAH POMPA

Pasal 6
GALIAN DAN TIMBUNAN TANAH
a. Galian untuk pondasi struktur harus disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Jika pada galian terdapat akar-akar pohon, kotoran sampah, atau lumpur,
maka bagian ini harus dikeluarkan semua dan diisi dengan pasir urug sesuai
dengan gambar rencana.
c. Peil akhir timbunan tanah harus diperhatikan sesuai dengan gambar rencana.

Pasal 7
TIANG PANCANG
Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu bahan
maupun tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat terpasang dengan baik
sesuai rencana.
7. 1 Material Tiang Pancang
Digunakan tiang pancang balok ulin dengan pancang dimensi 10/10 dengan ukuran
sesuai pada gambar rencana. Menggunakan drop hammer dengan massa hammer
bervariasi antara 0.5 ton s/d 1 ton dan tinggi jatuh bervariasi dari 1.00 s/d 1.50 m. Semua
alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet, cushion dan alat-
bantu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam kondisi prima sehingga
mutu pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat tercapai. Pengukuran dan
marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam gambar piling plan terbaru yang
disetujui oleh perencana. Pengukuran harus dilakukan oleh surveyor yang qualified di
bawah Supervisian Engineer. Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap
kualitas pekerjaan sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih. Pencatatan
dan Laporan. Setiap tiang yang dipancang, mulai dari awal hingga akhir harus dicatat
dalam piling record form yang meliputi tanggal pemancangan, nomor tiang, tipe dan
ukuran tiang, jumlah tumbukan per 50 cm, kedalaman. Setiap lembar pencatatan ini
harus diperiksa dan diketahui oleh Engineer Supervisi. Untuk ketertiban administrasi,
kontraktor pancang perlu membuat laporan harian mengenai progress pemancangan
yang disetujui oleh Engineer Supervisi. Apabila selama pemancangan tiang mengalami
pecah, deformasi, retak dan lain-lain, maka kontraktor harus segera menghentikan
pemancangan melaporkan kepada Supervisi. Apabila pada pelaksanaan pemancangan
telah melebihi kedalaman sesuai gambar dan rekomendasi soil test namun belum
tercapai tanah keras, maka Perencana akan melakukan evaluasi kasus per kasus untuk
menentukan solusinya. Lama tiang pancang berhenti sebelum dipancang kembali tidak
boleh lebih dari 2 (dua) jam.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 76
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN BATU
Pasangan batu terdiri dari bahan-bahan antara lain : semen, pasir, batu kali
dicampur rata dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat yang ada
dalam gambar atau yang disarankan direksi.
1). Material
a. Semen untuk spesi pekerjaan batu harus sesuai dengan syarat-syarat
untuk pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Pasir juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan seperti yang tercantum
pada poin 1.
c. Air yang digunakan dalam menyiapkan adukan spesi harus tidak mengandung
sejumlah bahan-bahan yang dapat merusak seperti lumpur, bahan
organis, alkali, garam-garaman dan lain-lain yang merugikan.
d. Batu yang digunakan untuk pasangan batu harus diambil dari tempat-tempat
tertentu dengan kualitas yang disetujui direksi. Batuan harus mempunyai
berat jenis tidak kurang dari 2,5. Semua persediaan batu untuk pasangan
batu di lapangan harus diperlukan sedemikian rupa sehingga cukup lembab
pada saat akan dipergunakan. Batu-batu yang dipergunakan dalam
pekerjaan atau bagian pekerjaan harus memiliki ukuran yang mendekati
seragam agar tidak terdapat rongga-rongga besar diantara batu.
2). Spesi Semen
Spesi semen yang dipergunakan diklasifikasikan berdasarkan perbandingan
semen dan pasir dari spesi tersebut. Perbandingan semen dan pasir menurut
volume ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 7.1 Perbandingan Volume Semen dan Pasir (DPU Pengairan, 1990)

Uraian Perbandingan Volume Semen : Pasir


Struktur 1:4
utama Siaran 1:2
Plesteran 1:3

3). Pemasangan
a. sebelum dipasangkan, batu harus cukup basah. Batu untuk pasangan batu
harus dipasangkan dengan tangan agar supaya setiap batu dapat diselimuti
spesi dengan sempurna. Batu harus ditempatkan sedemikian rupa agar
setiap batu dihubungkan dengan spesi pada setiap sambungan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 77
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

b. batu-batu harus dipecahkan dan dibentuk dengan menggunakan palu


besi dan pecahan-pecahan harus dipindahkan dibersihkan, digunakan untuk
spesi. Celah-celah sambungan harus memiliki ruang bebas untuk memudahkan
pengisian spesi dan jika diperlukan dapat diperkuat dengan menanamkan
batu-batu tipis dan tajam ke dalam sambungan-sambungan tersebut.
4). Peralatan Permukaan Pasangan Batu.
Pasangan-pasangan batu harus diratakan dengan potongan-potongan batu
yang seragam dan disetujui oleh direksi. Sambungan-sambungan pada permukaan
batu biasanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian lebar sambungan-sambungan
dipermukaan batu tidak boleh lebih dari 3 cm. Sambungan-sambungan kemudian
dibersihkan dari material-material lepas dengan menggunakan sikat kawat
yang kemudian diisi dengan spesi sebagai siaran. Permukaan dari batuan harus
dibersihkan dari sisa-sisa spesi pada saat penyelesaian pekerjaan.
5). Plesteran
Bagian teratas dari pekerjaan pasangan batu dan bangunan-bangunan seperti
dinding dan lain-lain harus diselesaikan dan diplester dengan spesi semen (1 :
4). Sebelum diplester, spesi sambungan-sambungan dari pasangan batu harus
dikupas terlebih dahulu sampai kedalaman 3 cm. Sambungan dari bagian atas
pasangan batu kemudian harus dibersihkan dari semua material lepas dengan
menggunakan sikat kawat kemudian diplester dengan spesi semen (1 : 4).

Pasal 9
PEKERJAAN BETON
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan laboratorium dan
fasilitas test beton untuk test pemerikssaan kualitas bahan harus dilakukan
oleh dan menjadi tanggung jawab kontraktor seperti ditetapkan dalam spesifikasi
dan gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi dan bilamana harus dibongkar
ataupun diganti juga dengan biaya dari kontraktor.
1) Bahan
a) Semen
Semen harus disediakan oleh kontraktor menurut standar. Spesifikasi
untuk Portland Cement tipe II ASTM C 150 atau PC tipe ASTM C 150
dari hasil produksi pabrik yang disetujui oleh direksi secara tertulis.
Semen harus terbungkus dalam kantong-kantong yang cukup kuat untuk
tahan terhadap penanganan yang kasar. Tahun dan bulan semen

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 78


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

itu diproduksi dan berat isi harus tertera dengan jelas pada setiap
kantong.Sebagai tambahan pada setiap pengujian yang dibuat pada semen
itu sebelum dikeluarkan dari tempat produksi, direksi akan melakukan
serangkaian pengujian sesuai dengan standart yang berlaku. Dapat juga
membuat pengujian lanjut menentukan apakah terjadi kerusakan atau
tidak ada semen karena sebab apapun selama proses pengangkutan atau
dalam penyimpanan, pada setiap datangnya kiriman untuk pekerjaan itu dan
juga selama berlangsungnya penyimpanan selama pekerjaan belum selesai
dikerjakan. Segera setelah diterima di lapangan pekerjaan, semen akan
disimpan dalam tempat penyimpanan yang kering, tahan air dan
diberikan ventilasi yang memadahi, dengan pencegahan penyerapan
kelembaban yang cukup. Cara penanganan dan penyimpanan semen oleh
kontraktor harus sesuai dengan persetujuan pihak direksi. Cara penumpukan
semen tidak boleh lebih dari 13 kantong dan jumlah itu akan dibatasi
pada 7 kantong, bila penyimpanan diperkirakan lebih lama daripada 2
bulan, semen ini akan ditumpuk atau disimpan sedemikian rupa sehingga
memudahkan untuk identifikasi, inseksi, dan ujian. Semen yang disimpan
lebih dari 1 bulan pada musim penghujan atau lebih dari 3 bulan pada
musim kemarau, tidak dapat dipergunakan.
b) Agregat beton
I. Agregat kasar
• Agregat kasar harus berkualitas baik dengan diameter minimum 5
mm. Agregat kasar harus bersih, keras, padat, tahan lama, tidak
bercampur dengan batuan besar dan bebas dari lempung, lanau,
akar, cabang- cabang pohon, material, organik, alkali dan
kotoran-kotoran lain yang menurunkan kekuatan beton.
• Gradasi agregat kasar dalam pemisahan ukurannya harus
sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut :
Tabel 7.2. Gradasi Kasar Untuk Campuran Beton (DPU Pengairan, 1990)

Ukuran Ayakan Prosentase Berat Yang Lolos


(lubang Persegi dalam mm)
Sendiri Diayak
50 - 100
40 - 95-100
25 100 -

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 79


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

20 90-100 35-70
10 25-55 10-30
5 0-10 0-5
2 0-5 -

• Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari


1% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan
lumpur adalah bagian yang dapat melalui saringan 1% apabila tidak
memenuhi persyaratan tersebut, maka agregat harus dicuci.
• Agregat kasar ditolak, dipakai bila :
⇒ Kehilangan berat pada tes abrasi (ASTM C31) lebih dari 10%

untuk 100 kali putaran atau lebih 40% untuk 500 kali putaran.
⇒ Kehilangan berat pada penyelidikan dengan tes sodium sulfat
(ASTM C 88) tidak lebih dari 10,5%.
⇒ Berat jenis dalam keadaan kering permukaan kurang dari 2,55.

II. Agregat Halus


• Agregat halus berkualitas baik dengan diameter maksimum 5
mm. Agregat halus harus bersih, keras, padat, tahan lama dan
tidak tercampur batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran
lempung, lanau dan bahan kimia lain yang dapat mempengaruhi
kualitas beton. Agregat halus dapat dihasilkan dari bahan asli
ataupun dari hasil pemecahan batu dengan melalui pemeriksaan
pencucian air.
• Modulus kehalusan agregat halus antara 2,3 sampai 3,1. Agregat
halus yang dipakai untuk campuran beton harus mempunyai
susunan dan sesuai dengan kebutuhan sebagai berikut :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 80


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Tabel 7.3 Syarat-syarat Agregat Halus yang Digunakan Dalam Campuran


Beton (DPU Pengairan, 1990)

Saringan Prosentase Berat yang


Standar Lolos
Amerik Saringan
a
3/8 100%
No.4 (95-100)%
No.8 (80-100)%
No.16 (50-85)%
No.30 (25-85)%
No.50 (10-30)%
No.100
(2-10)%

• Agregat halus ditolak untuk dipakai apabila :

⇒ Mengandung kotoran organik.

⇒ Mempunyai berat jenis kurang dari 2,6.

⇒ Bila 5 kali tes Sodium Sulfat, bagian yang tertahan pada

ayakan No.50 beratnya berkurang lebih dari 10,5%.

⇒ Pasir harus menghasilkan campuran yang rata dan

kelembaban tidak lebih dari 6% dengan variasi tidak lebih dari


1% pada setiap jam.

b) Air
Air yang digunakan pada pencampuran beton dan spesi hendaknya
bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur,
zat-zat organik, alkali, garam atau pencampuran lainnya yang tidak
diinginkan.

2) Campuran beton
a. Beton harus dibuat dari semen, pasir, kerikil, air dan bila diperlukan
bahan tambahan yang disetujui, semua dicampur sampai merata
sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
b. Bagian campuran dan ketepatan perbandingan air semen harus
dihitung berdasarkan berat dan ditentukan dengan dasar pada
kekuatan produksi beton yang dihasilkan, kemudian pekerjaan,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 81


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

kepadatan, kekedapan dan ketahanan yang diharapkan tanpa


pemakaian semen yang terlalu berlebihan.
c. Macam campuran beton yang dilaksanakan pada setiap bagian
konstruksi akan dicantumkan dalam gambar. Mutu campuran beton
harus dihasilkan dari dasar kebutuhan berikut :
Tabel 7.4 Macam-macam Mutu Campuran Beton (DPU Pengairan, 1990)

Kekuatan Tekan
Mutu Ukuran Nilai
Kerikil Penandaan pada 28 Hari Slum
Max (mm) Lampiran
Rata- rata Min (cm)
A 20 K 225 225-205 8-12
(kg/cm2)
B 20 K 175 175-155 8-10
C 40 K 125 125-105 10-12

d. Semua beton yang dipakai untuk pekerjaan ini harus dicampur


dengan menggunakan mixer, kecuali untuk pekerjaan yang bersifat
sementara. Kecuali atas petunjuk dari Direksi, campuran setiap
bucket mixer harus menerus (tidak kurang dari 1,5 menit), setelah
semua bahan kecuali semua pemakaian air dan bahan tambahan
ada didalam mixer. Campuran dengan tangan tidak diijinkan.
3) Pengangkutan / Transportasi
Cara dan peralatan yang dipakai untuk pengangkutan beton harus dijaga
agar susunan campuran dan ketentuan beton akan terjamin sampai ke
lokasi tanpa terjadi penguraian material dan nilai slump tidak berkurang
sampai 2,5 cm, kecuali dengan petunjuk direksi.
Untuk pengangkutan beton dapat dipakai peralatan sebagai berikut :

• Agitator t ruck
Kecepatan pergerakan drum harus antara 2-4 putaran permenit, isi
campuran beton di dalam drum tidak lebih dari produksi rata-rata, atau
tidak lebih dari 70% volume drum.
• Pipa beton
Pipa penghantar harus dipasang sedemikian rupa sehingga mudah

dipindahkan. Sebelum pipa beton mulai dioperasikan, kira-kira 1m3


spesi dengan perbandingan campuran antara air, bahan tambahan,
semen, dan pasir yang sama seperti yang direncanakan untuk campuran
beton harus dilewatkan pada pipa untuk pembahasan. Pipa harus

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 82


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dipasang selurus mungkin dan booster udara tidak harus dipakai untuk
penghantar beton.
• Peluncur
Pada umumnya, transportasi beton dengan memakai peluncur tidak
diijinkan kecuali dengan persetujuan dari direksi. Peluncur harus
berpenampang setengah bulat dan harus mempunyai kemiringan tetap
untuk memberikan aliran beton yang mudah tanpa terjadinya
penguraian. Ujung bawah peluncur harus diberi peluncur terjun tidak
kurang dari 0,6 m tingginya untuk menghindari terjadinya penguraian
pada saat jatuhnya beton. Peluncur harus dilindungi dari penyinaran
matahari langsung.
4) Pengecoran
a. Umum
Semua peralatan pengecoran beton dan cara kerjanya harus mendapat
persetujuan dari direksi. Pengecoran beton tidak boleh dimulai
sebelum semua bekisting, penulangan dan pemasangan sambungan
dimasukkan pada acuan, diperiksa dan disetujui direksi.
b. Persiapan Pengecoran
• Semua air harus dikeluarkan dari lokasi beton sebelum dilakukan
pengecoran. Air yang mengalir ke permukaan galian harus dicegah
dengan cara mengalirkannya ke daerah genangan dan dipompa keluar
atau dikeluarkan dengan cara lain yang disetujui.
• Sebelum pengecoran beton di atas tanah bahan yang porus air
pada permukaan pondasi harus dikeluarkan atau dipadatkan dengan
memakai mesin atau tangan sampai kedap dan dipadatkan permukaan
pondasi yang seragam. Semua daerah dan permukaan yang diisi air,
lumpur, lanau, dan bahan organis harus dibersihkan dengan
memindahkan bahan tersebut dengan mengisi kembali rongga yang
timbul dengan material yang baik sampai diharapkan permukaan yang
rata.

c. Temperatur Beton

Temperatur beton tidak boleh dari 320C selama tahapan campuran


sampai penyiraman. Bila beton dicor pada saat cuaca menjadikan

temperatur beton lebih dari 350C, atas penentuan direksi, kontraktor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 83


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

harus memakai bahan tambahan untuk mengurangi air guna mencegah


akibat kurang baik pada beton yang disebabkan oleh temperatur yang
tinggi.
d. Cara Pengecoran
Setelah permukaan disiapkan dengan baik, permukaan horizontal pada
saat pelaksanaan pada beton harus dilapisi dengan spesi setebal 1 cm
dengan campuran seperti beton yang dicor tanpa adanya kerikil
dalam campuran tersebut.
Direksi berhak untuk membatalkan pengecoran beton pada beberapa
kejadian sebagai berikut :

a. Bila pelaksanaan pencampuran belum muai dalam 30 menit


setelah semen dituangkan pada pasir dan kerikil.
b. Bila lebih dari 30 menit berlaku antara penuangan dari mixer
dan pengecoran beton tanpa menggerak-gerakkan mixer.
c. Bila lebih dari 1,5 jam berlaku antara penuangan semen pada
pasir dengan kerikil dan pengecoran beton.
d. Bila keenceran beton berukuran 2,5 cm atau dianggap oleh direksi
tidak benar selama waktu setelah penuangan dari mixer dan
sebelum pengecoran beton.
e. Beton harus disimpan dengan cara sedemikian rupa agar tidak
terjadi penguraian dan dicor dengan tidak memukul keras pada
penulangan, sambungan atau bekisting yang dibuat untuk konstruksi.
Beton tidak diijinkan bebas lebih dari 1,5 m dan tinggi yang lebih
dari 1,5 m harus diturunkan melalui saluran miring atau terjunan
yang disetujui direksi agar tidak menimbulkan penguraian pada waktu
pelaksanaan pengecoran.
5) Perawatan dan Perbaikan Beton
a) Perawatan
Semua beton yang dicor harus dirawat dengan cara yang
disetujui oleh Direksi. Beton tidak boleh kehilangan kelembaban
dalam 14 hari pertama setelah pengecoran dan permukaannya
harus selalu dalam keadaan basah. Selama dalam masa
perawatan beton harus selalu dilindungi dari abrasi, getaran
dan kerusakan yang mengakibatkan oleh lalu lintas. Sebelum
mengeras beton harus dilindungi dari hujan dan aliran air.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 84


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

b) Perbaikan Beton
Kontraktor harus memperbaiki semua ketidak sempurnaan
permukaan beton menurut spesifikasi yang dibutuhkan. Kecuali
dengan persetujuan direksi, perbaikan ketidak sempurnaan pada
bekisting harus diselesaikan dalam waktu 24 jam setelah
dibongkar. Perbaikan harus dilakukan oleh tenaga ahli beton dan
disetujui oleh direksi. Beton yang rusak akibat berbagai sebab
harus dibongkar dan diganti agar didapatkan permukaan yang
rata dan lurus. Semua bahan yang dipakai pada perbaikan beton
harus menurut spesifikasi yang dibutuhkan.

6) Test Beton
a. Umum
Cara yang dipakai pada tes dari contoh beton, perbuatan,
perawatan, baik yang dilapangan maupun di laboratorium harus
mengikuti standar yang berlaku seperti PBI 1971, ASTM C 172,
ASTM C 31, ASTM C 192, ASTM C 39.

b. Jumlah Tes Silinder


Jumlah tes dibuat berdasarkan kondisi yang bervariasi sebagai
berikut :
Tabel 7.5. Jumlah Tes untuk Tes Beton (DPU Pengairan, 1990)

Min Jumlah Benda Uji Test Tekan


Uraian
7 Hari 28 Hari

Sampai selesai dari


6 3 3
setiap macam
campuran
Untuk setiap 150 m3 atau
2 1 1
setiap periode pengecoran
beton

c. Periode Testing
Test pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari harus dibuat pada
silinder berdiameter10 cm dengan tinggi 30 cm untuk setiap

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 85


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

campuran, dengan korelasi kekuatan antara 7 hari dan 28 hari


harus dibuat di laboratorium.
7) Bekisting dan Penyelesaian Akhir
a. Umum
• Bekisting harus dapat dipakai dimanapun dibutuhkan atau bagian
yang ditunjukkan oleh direksi untuk pembatasan dan pembentuk
beton agar letak dan elevasinya sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Bekisting harus terbuat dari logam, kayu, lapisan playwood, atau
papan rata dalam kondisi baik yang mempunyai kekuatan cukup
dan kaku untuk memikul beton dan menahan lenturan dari
kondisi rata, dan harus dilindungi permukaannya menurut
kebutuhan pelaksanaan. Permukaan bekisting yang berhubungan
dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap untuk
menahan kehilangan spesi.
• Bahan pelapis bekisting kayu berkualitas baik dan harus
diperbaiki atau dicat yang tidak mengandung bahan kimia
yang dapat merusakkan permukaan beton.
• Bilamana diminta oleh direksi, kontraktor harus mengajukan
gambar rencana bekisting dan mendapat persetujuan direksi
sebelum pembuatan bekisting dilakukan.
b. Pemasangan dan Persiapan
Bekisting harus dipasang pada pertemuan dari permukaan
beton yang mendatar tegak dan pertemuan antara kedua
permukaan harus rata. Sebelum pengecoran beton semua
bekisting harus kaku, kedap dan sesuai pada tempatnya serta
harus dibersihkan dari semua kayu potongan, serbuk gergaji,
gumpalan spesi kering, benda asing dan genangan air harus
dibuang dari antar bekisting. Bekisting harus berpermukaan baik
dengan dilapisi minyak bekisting atau yang sejenis dan disetujui
oleh direksi. Minyak harus dibersihkan sebelum penulangan
diletakkan. Bekisting yang dipakai lebih dari sekali harus
dipelihara, diperbaiki kondisinya dan dibersihkan sebelum dipakai
kembali. Bekisting untuk permukaan bagian luar (exterior) pada
dinding harus tetap bersih.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 86


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

9). Penulangan
a. Umum
• Semua penulangan harus diprofilkan, produksi dalam negeri
sesuai dengan Standar Indonesia atau sejenisnya yang
disetujui oleh direksi.
• Kecuali tertera pada gambar atau ditentukan oleh direksi,
hook, bengkokan, pengelasan selimut beton dan detailnya
dari penulangan harus menurut PBI 1971.
b. Penempatan Tulangan
Tulangan harus ditempatkan seperti terlihat dalam gambar
atau dimana yang ditentukan oleh direksi. Spesi harus
ditempatkan seperti terlihat dalam gambar. Atas dasar
persetujuan direksi, kontraktor dapat mengubah tempat, jarak
dan mungkin spesi tulangan ditambah di tempat lain dari yang
terlihat pada gambar. Dipindahkan spesi atau ditambahkannya
spesi dengan persetujuan direksi, akan termasuk perhitungan
volume pembayaran penulangan. Penempatan tulangan harus rata
dan sesuai standar tulangan. Penulangan akan diperiksa untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan ukuran, bentuk, panjang, spasi,
letak dan jumlah yang dipasang Sebelum penulangan
disambungkan pada beton, permukaan tulangan dan beberapa
penyangga tulangan harus bersih dari karat berat, kotoran,
lemak atau bahan asing yang menurut pendapat direksi dapat
mengganggu kekuatan beton. Penulangan harus ditempatkan
dengan teliti dan pada posisi yang tepat dengan menggunakan
kawat tidak kurang dari diameter 0.9 mm pada pertemuan
tulangan dan diikat pada penyangga dan penjaga jarak (space)
agar tidak berubah selama dilakukan pengecoran beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 87


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pasal 10
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
a. Pasangan dinding bata biasa dengan campuran 1 Pc : 6 Ps . Untuk semua
pasangan dinding bata.
b. Siar-siar harus dikorek masuk sebelum diberi plesteran dan pasangan batu bata
tidak boleh ditembus andang-andang (scafolding).
c. Pada dinding setengah bata, tempat-tempat tertentu sesuai dengan gambar kerja
dan perhitungan beton, diberi kolom pengaku/kolom praktis dengan ukuran
yang disesuaikan dengan ukuran pasti (jadi) 15 x 15 cm.
d. Di atas lubang-lubang pintu dan jendela harus diberi balok latai dengan adukan
1Pc : 2 Ps : 3 Kr dan diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Ps, dan ukuran yang
disesuaikan dengan perhitungan beton untuk tiap-tiap bentangan.

Pasal 15
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
Campuran yang dipergunakan untuk pasangan dan plesteran bata adalah campuran 1
Pc : 6 Ps, plesteran untuk semua pekerjaan beton adalah 1 Pc : 3 Ps
a. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm, atau lebih dari 2 cm kecuali
ditetapkan lain, dengan acian dari Pc.
b. Pekerjaan plesteran akhir harus betul-betul lurus, rata, datar ataupun tegak lurus
dan pada bagian-bagian sudut harus betul-betul siku dan tegak lurus ke atas.
c. Pada plesteran beton adukan yang digunakan adalah 1Pc : 3 Ps dan
permukaan beton-beton yang diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu,
disiram dengan air semen baru kemudian diplester.

Pasal 11
PEKERJAAN FINISHING CAT
a. Warna harus asli dari kalengnya dan tidak dibenarkan menggunakan warna
campuran.
b. Tembok mempergunakan cat dengan mutu yang baik/dengan merk Mowilek
atau yang setara kualitasnya.
c. Semua dinding tembok bagian dalam yang akan dicat sebelumnya harus
diplamur dengan plamur tembok, semua bidang permukaan dinding-dinding

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 88


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

diplamur sampai halus dan rata. Sedangkan semua dinding luar tidak perlu
diplamur tetapi langsung dicat minimal 3x pengecatan sampai rata.
d. Warna cat tembok dinding sebelah dalam akan ditentukan kemudian, Warna
cat tembok dinding sebelah luar akan ditentukan kemudian.

BAHAN-BAHAN

Pasal 12
URAIAN UMUM

a. Apabila dianggap perlu direksi dapat memerintahkan untuk diadakan


pemeriksaan pada bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai
dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang, untuk menguji pemenuhan
persyaratan oleh pemborong/kontraktor.
b. Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilaksanakan dengan cara-cara yang
ditentukan dan pemeriksaan tersebut harus dapat menunjukan kepada
setiap saat selama pekerjaan berlangsung selama 2 (dua) tahun selesai
pekerjaan selesai.

Pasal 13
SEMEN PORTLAND
a. Untuk konstruksi beton bertulang pada umumnya dapat dipakai jenis semen
yang ditentukan dari spesifikasi teknis yang sesuai dengan NI-8-1972 tahun 1971
b. Apabila dipakai persyaratan khusus mengenai sifat-sifat betonnya, maka dapat
dipakai semen lain yang ditentukan dalam NI-8 seperti : semen Portland,
trass semen alumnia, semen tahan sulfat dan lainnya. Dalam hal ini
pemborong harus meminta pertimbangan dari lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui dan disetujui oleh direksi.
c. Semen yang dipakai dalam keadaan baru dan masih dalam kantong-kantong
yang disegel. Semen disimpan ditempat yang kering dan terlindung dari pengaruh
cuaca, berventilasi secukupnya dan penimbunan tak langsung mengenai tanah.
Merek yang dipilih tidak dapat diganti-ganti dalam pelaksaanaan kecuali
dengan persetujuan direksi.
d. Untuk beton mutu fc’ mPa dan mutu lebih tinggi, jumlah semen yang dipakai
dalam setiap campuran harus menentukan dengan ukuran yang pasti dan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 89


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

masing-masing material dapat diukur berdasarkan perbandingan berat atau


volume. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 2,5%.

Pasal 14
AGREGRAT HALUS
a. Agregrat halus untuk beton dapat berupa pasir alami sebagai hasil desintegrasi
alami batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat
pemecahan batu, sesuai dengan syarat-syarat mutu agregrat yang telah
ditentukan.
b. Agregrat halus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir halus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh –pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
c. Agregrat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak
yang dibuktikan dengan percobaan warna dari Abram Harder. Agregrat halus
yang tidak memenuhi percobaan ini dapat dipakai juga asal kekuatan adukan
agregrat tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan ) hari tidak
kurang dari 95 & dari kekuatan agregrat yang sama tetapi dicuci hingga bersih
dengan air pada umur yang sama.
d. Agregrat halus terdiri dari butir-butir yang seragam besarnya dan apabila harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

- Sisa diatas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80% sampai 95% dari
berat.
- Sisa ayakan diatas saringan 5 mm, harus minimum 2% dari berat.
- Sisa ayakan diatas saringan 1 mm, harus minimum 10% dari berat.
e. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregrat halus untuk campuran beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui dan disetujui dari direksi. Menyediakan lagi paling lambat dalam
waktu 7 hari.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 90


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pasal 15
AGREGRAT KASAR
a. Agregrat kasar beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Pada umumnya
yang dimaksud agregrat kasar adalah yang besar butirannya lebih dari 5
mm, sesuai dengan persyaratan-persyaratan tersebut.
b. Agregrat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar dan tidak berpori. Agregrat
kasar mengandung butir-butir pipih yang dapat dipakai apabila jumlah butir-
butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregrat seluruhnya. Butir-
butir agregrat harus bersifat kekal artinya tidak pecah dan tidak hancur
oleh perubahan cuaca (terik matahari dan hujan)
c. Agregrat kasar tidak boleh mengandung lumpur dari 1% (ditentukan terhadap
kering).Yang artinya dengan lumpur adalah bagian yang dapat melalui saringan
1%. Apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut maka agregrat harus dicuci.
Agregrat tidak boleh mengandung zat-zat alkali.
d. Kekerasan dari butir-butir agregrat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
redelof dengan bahan penguji 20 ton, dimana harus memenuhi syarat berikut:
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 mm-19 mm lebih dari 24%
berat.
- Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 mm-20mm lebih dari 22%
berat.
- Atau dengan mesin penguat los angeles dimana tidak boleh terjadi
kehilangan berat sampai lebih dari 50% berat.
e. Agregrat kasar harus terdiri dari butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila di ayak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Sisa ayakan diatas saringan 4 mm harus berkisar antara 90 % - 99% dari berat.
- Sisa ayakan diatas saringan 3,5 mm besar 0 % dari berat.
- Selisih antara sisa-sisa komulatif diatas 2 (dua) saringan yang berurutan
adalah besarnya maksimum 60% dan minimumnya 10 %.
f. Besarnya agregrat maksimum tidak boleh lebih daripada cetakan, 1/3 dari
tebal pelat atau ¾ dari jarak minimum antara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan. Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan menurut penilaian direksi,
cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
sarang kerikil.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 91


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Pasal 16
AGREGAT CAMPURAN
a. Susunan butir agregat campuran untuk beton dengan mutu f`c 30 Mpa atau
mutu lebih tinggi lagi harus diperiksa dengan melakukan analisis ayakan oleh
laboratorium yang ditunjuk oleh direksi.
b. Hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut adalah yang menentukan apakah
agregat campuran tersebut dapat dipakai atau tidak dan harus diganti.

c. Apabila harus diganti dengan agregat yang harus memenuhi syarat maka
pemborong wajib menyediakan lagi paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari.

Pasal 17
BATU PECAH
a. Batu untuk pekerjaan pasangan tidak diperbolehkan menggunakan batu
gundul/bulat tetapi harus menggunakan batu pecah. Ukuran batu dipakai
dengan diameter antara 15 mm sampai 25 mm.
b. Batu yang dipakai dari jenis yang keras dan tidak lapuk, tidak terdapat bekas-
bekas pelapukan dan tidak porus.
c. Batu yang dipakai harus bersih dari kotoran yang melekat kalau perlu dicuci
terlebih dahulu.

Pasal 18
BESI BETON
a. Besi beton yang dipakai harus bebas dari kotoran, lapisan lemak, minyak, sisik,
karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, dan sebagainya) serta
lapisan yang mengurangi daya lekatnya dengan beton.
b. Besi yang digunakan dalam beton bertulang adalah besi fy 240 mPa.
c. Besi beton yang dipakai harus disuplai dari suatu sumber dan tidak
dibenarkan mencampur bermacam-macam sumber. Besi beton yang dipakai
sebelumnya harus dimintakan uji laboratorium dengan dua contoh percobaan
pelengkungan dan stress- strain untuk setiap 20 ton besi. Penguji masing-masing
percobaan digunakan 3 (tiga) batang besi dengan pengawasan dari direksi.
d. Garis tengah besi beton harus sesuai dengan gambar rencana, apabila yang
dipakaikurang dari ketentuan maka diwajibkan menambah tulangan sesuai
dengan petunjuk- petunjuk dari direksi.
e. Besi beton sebelum dipakai sebagai konstruksi harus dilindungi dari terik
matahari dan hujan sehingga tidak menimbulkan karat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 92


DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

f. Batang-batang tulangan disimpan tidak langsung menyentuh tanah. Batang


tulangan besi beton dari berbagai ukuran harus diberi tanda dan dipisahkan
satu sama lain sehingga tidak tertukar.
g. Penimbunan batang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu yang
lama harus dicegah.

Pasal 19

AIR

a. Air yang digunakan untuk perawatan dan pembuatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak tulangan atau betonnya, dalam hal ini harus dipakai air bersih.
b. Apabila terdapat keraguan-keraguan mengenai air yang akan digunakan,
dianjurkan untuk mengirimkan contoh air tersebut kelaboratorium pemeriksaan
bahan-bahan yang ditunjuk dan diakui oleh direksi untuk diteliti sampai seberapa
jauh air tersebut mengandung zat-zat dapat merusak beton dari besi tulangan.
c. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut dalam ayat 2, diatas tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal ini adanya keraguan-keraguan mengenai pemakaian
air harus diadakan percobaan pembanding antara kekuatan beton martel
(semen + pasir) dengan menggunakan air itu selama 7 (tujuh) sampai 28 (dua
puluh delapan) hari paling sedikit adalah 90 % dari kekuatan beton tersebut
dengan martel memakai air suling pada umur yang sama.
d. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan
dengan ukuran berat dan harus dilakukan secepatnya.

Pasal 20
BAHAN PEMBANTU
a. Untuk memperbaiki mutu, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan atau untuk maksud lain dapat dipakai bahan-bahan pembantu
yang pemakaiannya harus disetujui oleh direksi.
b. Manfaat bahan-bahan pembantu ini dipakai, maka harus diadakan pengawasan
yang cermat terhadap pemakainya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT ( RKS ) | 93

Anda mungkin juga menyukai