Anda di halaman 1dari 65

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

12.1. Tempat Dan Uraian Pekerjaan


12.1.1. Lingkup Pekerjaan .
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah “PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
WILKER BANDARA YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT (YIA)
KULONPROGO “.

12.1.2. Lokasi Pekerjaan


Pekerjaan ini berlokasi “ JALAN NASIONAL, DESA KEDUNDANG,
KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO “.

12.1.3. Tenaga dan Sarana Kerja.


Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus
menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu kerja, seperti :


No Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah
1 Concrete Pump 1
3 Truk Mixer 6 m3 4
4 Excavator PC 75 2
5 Mini Concrete ( Mesin Molen) 0.35 m3 2
6 Pompa Air 2 ltr/dtk 1
7 Stamper - 2
9 Water Pass / Theodolite / Total Station - 1
10 Skid Steer Leader - 1
12 Pick Up - 1
13 Dump Truck 5 m3 4
14 Gerobak Sorong - 4
15 Scafolding - 1000
17 Alat Las Listrik - 1
18 Bar Bender s.d 32 mm 1
19 Bar Cutter s.d 32 mm 1
20 Generator 200 kVa 1
Head Dia. 38
21 Electric Vibrator mm & 45 1
mm

Catatan :
Masing–masing Personil (Kecuali Administrasi dan Logistik) Harus
Menyampaikan Curiculum Vitae (CV), dilengkapi dengan Scan Ijasah,
KTP, Sertifikat Keahlian (SKA) sesuai keahlian yang disyaratkan dan
memiliki referensi kerja/pengalaman kerja dari pengguna jasa serta
menyampaikan Surat kesanggupan untuk ditugaskan,
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan.
Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:
Bahan
1) Baja Tulangan yaitu uji tarik baja yang harus memenuhi spesifikasi teknis
mengenai kuat tarik baja tulangan yang dipakai dalam struktur bangunan.
2) Mutu Beton Bertulang yaitu uji kuat beton yang harus memenuhi spesifikasi
beton bertulang yang disyaratkan
3) Tes Comisioning Instalasi Listrik dan Penangkal Petir
d. Perusahaan memiliki :
1) Sertifikat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan;
2) Surat Keterangan Tidak Pailit Yang di Keluarkan oleh Pengadilan Niaga
sesuai dengan kedudukan Hukum Badan Usaha;
3) Memiliki Surat Dukungan Readymix Beton, surat dukungan dari Batching
Plant yang memiliki Izin Usaha Industri (IUI) dan ISO 9001 yang masih
berlaku dari Instansi Berwenang;
4) Memiliki Surat Dukungan Pekerjaan Hydrant dan Sprinkler dilengkapi
dengan Sertifikasi Pelatihan Aplikator Pemasangan Hydrant & Sprinkler;
5) Memiliki Surat Dukungan Pekerjaan Elektrikal yang mempunyai sertifikasi
Pelatihan K3 Elektrikal;
6) Memiliki surat dukungan Kusen Alumunium resmi dilengkapi dengan bukti
penunjukan sebagai distributor resmi dari pabrikan dan brosur;

12.1.4. Cara Pelaksanaan


Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam Dokumen pengadaan, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan
serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.

12.1.5. Pada akhir kerja Penyedia Jasa konstruksi diharuskan membersihkan area kegiatan
dari segala kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material
bangunan serta gundukan tanah, bekas galian dan lain sebagainya.
12.2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
12.2.1. Lingkup kerja
a. Pekerjaan ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan material, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, dan lingkungan sekitar tempat kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat
risiko yang ditetapkan.
c. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.05/PRT/M/2014 dan No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada)
tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, serta peraturan terkait lainnya.

12.2.2. Sistem Manajemen K3 Konstruksi.


a. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K) yang telah disetujui.
b. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3
Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh Wakil Pengguna
Jasa sesuai ketentuan Permen PUPR No.05/PRT/M/2014 dan
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
d. Penyedia Jasa bersama dengan Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3
Konstruksi secara periodik dalam laporan harian, mingguan dan/atau bulanan.
e. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap
ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasil
inspeksi K3 Konstruksi disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas
Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa haras melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian
yang memang perlu dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
g. Penyusunan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K)
mengacu pada spesifikasi sebagai berikut :
h. Biaya Penyelenggaraan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
mengacu pada :
1. Penyiapan RK3K Terdiri Atas :
 Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir.
 Pembuatan Kartu Identitas Pekerja ( KIP ).
2. Sosialisasi Dan Promosi K3 Terdiri Atas :
 Induksi K3 (Safety Induction ); khusus untuk pekerja baru.
 Pengarahan K3 ( Safety Briefing ) : Pertemuan Keselamatan (
Safety Talk Dan / Atau Tool Box Meeting) ; Seminggu 1x.
 Pelatihan K3 :
 Bekerja Di Ketinggian.
 K3 Peralatan Konstruksi & Penggunaan bahan Kimia ( MSDS ).
 Analysis Keselamatan Pekerjaan.
 Perilaku Berbasis Keselamatan ( Budaya K3 ).
 P3K.
 Simulasi K3.
 Spanduk ( Banner ).
 Poster.
 Papan Informasi K3.
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas :
 Tali Keselamatan ( Life Line ).
 Penahan Jatuh ( Safety Deck ).
 Pagar Pengaman ( Guard Railling ).
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas :
 Topi Pelindung ( Safety Helmet ).
 Pelindung Mata ( Goggles, Spectacles ).
 Tameng Muka ( Face Shield ).
 Pelindung Telinga ( Ear Plug, Ear Muff ).
 Pelindung Pernafasan Dan Mulut ( Masker ).
 Sarung Tangan ( Safety Gloves ).
 Sepatu Keselamatan ( Rubber Safety Shoes And Toe Cap ).
 Rompi Keselamatan ( Safety Vest ).
5. Fasilitas Sarana Kesehatan Terdiri Atas :
 Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu,
Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll).
 Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat Badan,
Tensi Meter, dll).
6. Rambu- Rambu Terdiri Atas :
 Rambu Petunjuk.
 Rambu Larangan.
 Rambu Peringatan.
 Rambu Kewajiban.
 Rambu Informasi.
 Rambu Pekerjaan Sementara.
 Tongkat Pengatur Lalu Lintas ( Warning Lights Stick ) .
Kerucut Lalu Lintas ( Traffic Cone ).
i. Pejabat Pembuat Komitmen memberi surat peringatan secara bertahap kepada
Penyedia Jasa apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RK3K yang telah
ditetapkan, sesuai ketentuan Permen PUPR No.05/PRT/M/2014 dan
No.02/PRT/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
j. Pejabat Pembuat Komitmen menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai
berisiko K3 apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa,
k. Segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana di atas
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan bukan merupakan Peristiwa
Kompensasi.

12.3. Pencegahan COVID-19 pada Proyek Konstruksi.


12.3.1. Pengantar
1. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/ Pengguna/
Penyelenggara bersama Konsultan, Kontraktor, Sub-kontraktor, Vendor /
Supplier dan Fabricator, Mandor serta para Pekerja dalam mencegah wabah
COVID-19 di proyek konstruksi.
2. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan
keselamatan konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan
kesehatan kerja; keselamatan publik; dan keselamatan lingkungan dalam setiap
tahapan penyelenggaraan konstruksi.

12.3.2. Pembentukan Satgas Pencegahan Covid-19


1. Pemilik/ Pengguna/ Penyelenggara bersama Konsultan Pengawas dan/atau
Kontraktor wajib membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID-19.
2. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari
Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik/
Pengguna/ Penyelenggara, Konsultan, Kontraktor, Subkontraktor, Vendor,
Supplier.
3. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan
melakukan:
i. Sosialisasi,
ii. Edukasi,
iii. Promosi teknik
iv. Metoda pencegahaan COVID19
v. Pemeriksaan potensi terinfeksi kepada semua orang yang terlibat dalam
proyek, baik dari pihak para Pemilik Pekerjaan, Konsultan, Pelaksana,
karyawan / staf, mandor, pekerja dan tamu proyek.

12.3.3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan


1. Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan dilengkapi dengan
sarana kesehatan yang memadai, seperti: tabung oksigen, pengukur suhu
badan, obat-obatan, P3K, dan petugas medis.
2. Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan
pencegahan COVID19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat dengan lapangan proyek untuk tindakan darurat.
3. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu badan, tempat cuci
tangan dengan sabun disinfektan, tissue, masker di kantor dan lapangan proyek
bagi para Pemilik Pekerjaan, Konsultan, Pelaksana, karyawan / staf, mandor,
pekerja dan tamu proyek.

12.3.4. Pelaksanaan Pencegahan Covid19 di Lapangan


1. Satuan Tugas memasang poster dalam bentuk digital atau fisik tentang
himbauan/ anjuran pencegahan COVID19, seperti mencuci tangan, memakai
masker, untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-tempat strategis di
lapangan proyek.
2. Satuan Tugas bersama penjelasan, anjuran, kampanye. promosi teknik
pencegahan COVID19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety
morning talk).
3. Satuan Tugas wajib melakukan pengecekan suhu tubuh bagi setiap orang yang
akan masuk ke lokasi proyek. Petugas Medis kemudian harus menyampaikan
suhu tubuh kepada setiap orang yang diukur suhunya.
4. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja,
dan karyawan bersama para Satuan Pengaman Proyek (Staff) dan Petugas
Keamanan setiap pagi, siang dan sore. Petugas Medis kemudian harus
menyampaikan suhu tubuh kepada setiap orang yang diukur suhunya.
5. Satuan Tugas melarang seseorang yang sakit dengan indikasi suhu > 38 derajat
Celcius (Pemilik Pekerjaan, Konsultan, Pelaksana, karyawan / staf, mandor,
pekerja dan tamu proyek) masuk ke lokasi proyek.
6. Apabila ditemukan manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor dan
pekerja di lapangan proyek terpapar virus COVID19. Petugas Medis dibantu
Petugas Keamanan proyek melakukan evakuasi dan penyemprotan disinfektan
pada tempat, fasilitas, pegangan dan peralatan kerja

12.4. Pekerjaan Persiapan


12.4.1. Papan Nama Proyek
Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan nama proyek di tempat lokasi
kegiatan yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan.
c. Bentuk papan nama pekerjaan, ukuran, isi dan warnanya ditentukan kemudian,
yang dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Direksi Teknis.

12.4.2. Listrik Kerja dan Air Kerja


1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengadaan listrik kerja dan air kerja merupakan pekerjaan
pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan listrik untuk
pelaksanaan pekerjaan serta untuk penerangan lokasi di malam hari, pekerjaan
ini tidak masuk dalam penawaran namun menjadi kewajiban penyedia barang
dan jasa dalam pengadaannya, untuk kelancaran pekerjaan.
2). Pelaksanaan pekerjaan
i. Pengadaan air kerja dengan pengadaan pompa air untuk mengambil air
bersih pada sumur exsisting yang ada.
ii. Air bersih ditampung menggunakan bak penampung air (drum) untuk
pelaksanaan pekerjaan serta untuk air kebutuhan direksi.
iii. Pengadaan listrik kerja dengan pemasangan listrik sementara dari PLN
atau boleh menggunakan Genset berkapasitas cukup digunakan untuk
kelancaran pekerjaan serta penerangan lokasi site.
iv. Lampu-lampu penerangan site dipasang permanen sampai selesainya
pekerjaan.

12.4.3. Kantor Sementara/Direksi Keet


1). Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kantor sementara/Direksi Keet adalah pekerjaan
penyediaan kantor di lokasi proyek sebagai sarana untuk pengawasan, evaluasi
dan koordinasi proyek, pekerjaan ini tidak masuk dalam penawaran namun
menjadi kewajiban penyedia barang dan jasa dalam pengadaannya, untuk
kelancaran pekerjaan.

2). Pelaksanaan pekerjaan


i. Kantor sementara/Direksi Keet merupakan bangunan dengan konstruksi
rangka kayu, lantai diplester, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan. Ukuran luas kantor disesuaikan dengan
kebutuhan dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta
dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
ii. Perlengkapan-perlengkapan kantor harus disediakan Penyedia Jasa
konstruksi untuk menunjang kinerja dan keamanan saat proyek
berlangsung.
iii. Setelah proyek selesai barang tersebut menjadi milik penyedia Jasa
konstruksi.

12.4.4. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pembersihan lokasi adalah pekerjaan pembersihan lokasi proyek
yang ditunjukkan pada gambar rencana hingga lokasi proyek siap untuk
pekerjaan selanjutnya.
b. Pelaksanaan pekerjaan
1). Lokasi proyek harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2). Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bekas bongkaran harus
dikeluarkan dari lokasi proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di
luar pagar proyek meskipun untuk sementara.

12.4.5. Penyediaan Alat-alat Pemadam Kebakaran, Keselamatan Kerja


Selama pembangunan berlangsung, penyedia Jasa konstruksi wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah minimal 3 (tiga) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 3.5 kg.
Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan Peralatan P3K, helm pengaman,
sabuk pengaman, masker, sepatu lapangan dan alat-alat keselamatan kerja lainnya
yang dipandang perlu selama proses pekerjaan.

12.4.6. Pemasangan Rambu-Rambu


Selama pembangunan berlangsung penyedia Jasa Konstruksi wajib memasang
rambu-rambu petunjuk maupun peringatan, seperti rambu peringatan berhati-hati
karena lokasi akses keluar masuk kendaraan proyek dan lain-lain.

12.5. Pekerjaan Cut & Fill.


12.5.1. Lingkup Kerja
Pekerjaan Cut dan Fill meliputi pekerjaan galian tanah untuk halaman/landscape,
galian basement dan lingkungan bangunan setempat.

12.5.2. Pelaksanaan Pekerjaan :


Metode ini biasa disebut juga metode konvesional dan merupakan metode yang
paling sederhana. Pada metode ini, dilakukan penggalian dari permukaan tanah
hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu ( slope angel ) dan
tanpa menggunakan retaining wall. Selanjutnya pekerjaan konstruksi basement
akan dikerjakan dari dasar galian berlanjut ke atas ( bottom-up ). Setelah pekerjaan
basement selesai, maka lubang galian dapat ditimbun atau diurug kembali ( back
fill ).
Metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan yang cukup
luas, dimana galian basement terletak ditengah-tengah site, sehingga tidak
berbatasan langsung dengan bangunan tetangga ( existing building ) dan jumlah
lantai basement kurang dari dua lantai atau semi basement. Metode ini juga
disarankan untuk dilakukan di wilayah perkotaan atau galian basement yang
berbatasan langsung dengan bangunan tetangga. Adapun peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan ini adalah Excavator ,Stamper dll.

12.6. Pekerjaan Tanah dan Urugan


12.6.1. Lingkup Kerja
Pekerjaan Tanah dan Urugan meliputi pekerjaan galian tanah, urug kembali tanah
bekas galian, urugan pasir bawah pondasi menerus, Pile Cap dan dasar lantai,
urugan tanah mendatangkan, serta pemadatan tanah.

12.6.2. Pelaksanaan Pekerjaan :


a Pekerjaan galian tanah pondasi
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah pondasi
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2). Kedalaman dan lokasi yang akan di gali harus sesuai dengan gambar
perencanaan.
3). Penempatan tanah bekas galian penempatan nya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain.
4). Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurugan kembali
bekas galian harus ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu
pekerjaan.
5). Untuk pekerjaan urug kembali bekas galian harus dipadatkan mengunakan
alat pemadat sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah padat yang
sempurna.
b Pekerjaan urugan pasir.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja urugan pasir meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian
material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan
harus sesuai dengan yang direncanakan, atau pasir setempat yang telah
memenuhi hasil pengujian material. Pasir harus bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah kandungan bahan
ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Pasir yang digunakan menggunakan pasir (sirtu).
4). Urug pasir harus dipadatkan menggunakan stamper secara bertahap (setiap
30 cm).
c Pekerjaan urugan tanah
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan urugan tanah dan
pemadatannya meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2). Kedalaman dan lokasi yang akan ditimbun harus sesuai dengan gambar
perencanaan.
3). Tanah yang didatangkan, penempatannya tidak boleh mengganggu
pekerjaan lain dan harus disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis
terlebih dahulu.
4). Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat/stamper. Pemadatan
dilakukan setiap ketebalan urugan 20 cm.

12.7. Pekerjaan Pondasi Batu Kali Hitam.


12.7.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi batu merupakan pekerjaan pasangan batu belah hitam, meliputi
pekerjaan pemasangan pondasi batu belah hitam menerus sesuai dengan ukuran dan
profil pada gambar rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.

12.7.2. Pekerjaan pasangan batu belah hitam


a. Pelaksanaan pekerjaan
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu belah
hitam meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi
dari kayu/bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan penampang pondasi.
3). Permukaan dasar pondasi harus ditimbun dengan pasir dengan ketebalan
sesuai gambar rencana dan dipadatkan.
4). Spesi pasangan batu belah hitam menggunakan campuran dengan
perbandingan 1 PC : 5 pasir.
5). Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil
yang sudah dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan
rapi.
6). Untuk pembesian sloof, dibuat stek-stek per jarak 1 m sedalam 30 cm ke
dalam pasangan pondasi batu kali untuk memberikan ikatan pada sloof dan
pasangan batu kali.

12.7.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu belah hitam
1). Batu belah yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak, warna
hitam merata dengan permukaan mengkilap.
2). Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.

c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

12.8. Pekerjaan Pasangan Bata


12.8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan bata adalah pekerjaan pasangan bata seperti ditunjukkan
gambar rencana yang berfungsi sebagai dinding penutup ruangan hingga terbentuk
pasangan bata yang sempurna untuk difinishing lebih lanjut, juga meliputi
pekerjaan pasangan bata yang lain seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.

12.8.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plaster
b. an). Atau Produk lokal yang telah memenuhi standar uji material.
c. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plasteran Dinding).
d. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
e. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan
Bukan Logam).
f. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan dan
Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).

12.8.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pasangan bata meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar
shop drawing.
2). Penyedia Jasa konstruksi harus memeriksa detil-detil denah, ketinggian
dinding, dikoordinasikan dengan gambar pekerjaan-pekerjaan ME.
3). Sebelum melaksanakan pekerjaan harus jelas terlebih dahulu mengenai bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan:
 Tinggi dan lebar bukaan untuk pintu dan jendela.
 Perkuatan tambahan untuk opening yang lebar
 Opening untuk access panel, ducting, dll.
4). Pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ bata dan pasangan 1 bata
(ditunjukkan pada gambar kerja dan mengacu pada volume item pekerjaan
yang ada).
5). Campuran spesi yang 1 PC : 3 Ps untuk dinding transraam dan rollag, dan
campuran spesi 1 PC : 6 Ps untuk pasangan bata biasa, ketebalan adalah ½
bata, sesuai dengan gambar rencana.
6). Pengadukan spesi harus dilakukan dengan molen pengaduk spesi.
7). Bata harus di rendam agar jenuh air agar tidak menyerap air dari campuran.
8). Penyedia Jasa konstruksi harus menjamin pasangan bata horizontal dengan
alat bantu profil kayu lot pengukur ketegakan pasangan dan benang.
9). Ketebalan spesi diusahakan sama pada arah vertikal dan horisontal.
10). Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
11). Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 175 cm. Kolom praktis
dicor pada setiap ketinggian 1 m.
12). Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
13). Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
14). Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.

12.8.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup
rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Batu bata
1). Batu bata merah yang digunakan batu bata yang mempunyai warna merah
menyala yang menunjukkan kesempurnaan pada waktu pembakaran. Untuk
bata berongga untuk dinding ekspose menggunakan bata khusus untuk
dinding ekspose.
2). Batu bata tidak boleh retak diuji dengan memukulkan dua buah batu bata,
suara yang nyaring menunjukkan batu bata tidak retak.
3). Batu bata harus keras, tidak mudah tergores, dan padat (tidak banyak pori-
pori).

4). Sisi-sisinya bersudut tajam dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan,
berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak merugikan.
5). Tidak boleh mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalannya dapat mengakibatkan lebih dari 40% permukaan
bata tebal oleh bercak-bercak putih.
6). Batu Bata yang Digunakan ukuran 5x11x23 cm.

c. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

12.9. Pekerjaan Plesteran dan Acian


12.9.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan plesteran dan
acian adalah semua pekerjaan plesteran dan acian pada semua permukaan bata dan
beton atau yang ditunjukkan pada gambar, hingga terbentuk permukaan yang siap
difinishing lebih lanjut.

12.9.2. Standar :
a. SK SNI S-03-1994-03 (Spesifikasi Peralatan Pemasangan Dinding Bata dan
Plesteran).
b. Pt T-03-2000-C (Tata Cara Pengerjaan Pasangan dan Plesteran Dinding).
c. SNI 03-6387-2000 (Spesifikasi Kapur Kembang untuk Bahan Bangunan).
d. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
e. SK SNI S-02-1994-04 (Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen).

12.9.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu
semen, dengan menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan
tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Pasir
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.

12.9.4. Pelaksanaan
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plesteran dan acian
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar
shop drawing.
2). Sebelum memulai pekerjaan, pekerjaan pipa-pipa dan conduit mekanikal dan
elektrikal harus sudah selesai.
3). Pemasangan pipa-pipa dan conduit harus cukup dalam dan kuat tertanam
sehingga tidak menimbulkan retak pada plesteran yg sudah jadi.
4). Campuran/bahan dibuat menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
 Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
bawah permukan tanah sampai ketinggian 50 cm dari permukaan lantai
dan 150 cm dari permukaan lantai toilet dan daerah basah lainnya
dipakai adukan plesteran 1 Pc : 3 Ps. Untuk plesteran lainnya digunakan
campuran adukan 1 Pc : 6 Ps.
 Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran
finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan dosis 200-250
gram plamix untuk setiap 40 kg semen.
 Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering,
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap
air.
 Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diplester dengan memakai
spesi kedap air.
 Plesteran pada sambungan antara beton dan bata harus diberi kawat
ayam.
 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan
kerataan bidang, pelaksanaan plesteran tidak boleh melebihi 2 hari
setelah dibuat kepalaan.
 Untuk beton sebelum diplaster permukannya harus dibersihkan dari
sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan
semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup aduk plester.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/
kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang
diminta gambar. Tebal plasteran minimum 1.5 cm, jika ketebalan
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diizinkan .
 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika
melebihi, Penyedia Jasa konstruksi berkewajiban memperbaikinya
dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa konstruksi.
 Tidak diperbolehkan adanya pertemuan antar dinding atau dengan lantai
yang membentuk sudut.
 Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath)
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya,
kecuali untuk menerima cat.
 Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar
0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam
gambar.
 Kelembaban plasteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
wajar/tidak terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plasteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
 Plasteran harus mendapatkan curing minimal 1x sehari selama 3 hari.
 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas
permukaan plasterannya).
 Plesteran harus sudah berumur 3 hari sebelum di-aci.
 Acian harus rata/tdk bergelombang dengan ketebalan acian 2 mm atau
maksimal 3 mm.
 Bahan acian menggunakan bahan PC.
 Acian harus di curring minimal 1x sehari selama 7 hari.
 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,
plasteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan
penyedia Jasa konstruksi. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai penyedia Jasa konstruksi harus selalu menyiram dengan air,
sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.

12.10. Pekerjaan Waterproofing.


12.10.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan / material,
peralatan / alat-alat bantu, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Area yang di waterproofing adalah yang
tercantum dalam Gambar Kerja dan sesuai arahan Konsultan Pengawas.

12.10.2. Spesifikasi Bahan / Material


1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Tipe waterproofing atau bahan waterproofing adalah waterproofing coating
Sekualitas Sika,
3. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Tim Teknis /
Konsultan Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari
berbagai merek pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Tim Teknis /
Konsultan Pengawas.
4. Keputusan bahan jenis, warna, texture dan merek yang memenuhi
spesifikasi akan diputuskan oleh Tim Teknis / Konsultan Pengawas dan akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut
5. Atas sepengetahuan Tim Teknis / Konsultan Pengawas dengan dilengkapi
bukti tertulis bahwa Kontraktor harus memberikan jaminan / garansi atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya, termasuk pengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu
pemasangan.

12.10.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan


1. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan waterproofing meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.
2. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar Gambar, Spesifikasi Teknis dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Tim Teknis / Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
3. Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan
dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan & keselamatan manusia,
maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya:
masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
4. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli /
Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh
Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur
pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
5. Permukaan bidang yang akan di waterproofing harus bersih dari material lain
dan sisa-sisa adukan yang dapat merusak daya rekatnya.
6. Apabila terdapat kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor baik
pada waktu pekerjaan ini dilaksanakan maupun pada saat pekerjaan telah
selesai, maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti bagian yang rusak
tersebut sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab kontraktor.

12.10.4. Pelaksanaan Pekerjaan Waterproofing Coating


1. Membuat pinggulan pada bagian pertemuan lantai dengan dinding serta di
plester / aci bagian dinding yang naik ± 20 cm.
2. Menutupi bagian yang berlubang dan membuat langsam pada bagian yang
tidak sama tinggi dan lokasi lantai disarankan di trowel agar rata.
3. Apabila dinyatakan belum siap, pekerjaan belum dapat dilakukan mengingat
perapihan dan pinggulan tersebut sangat penting. Kalau kondisi belum siap
dan dipaksakan akan mengakibatkan kebocoran pada lokasi tersebut.
4. Lakukan pembersihan lokasi sampai bersih dari kotoran.
5. Dilakukan pemasangan waterproofing dengan system coating dengan alat
kuas pada lapisan I.
6. Setelah kering dilakukan coating lagi untuk lapisan II.
7. Setelah kering dilakukan test rendam minimal 1 x 24 jam.
8. Setelah test segera di proteksi dengan menggunakan screed.

12.11. Pekerjaan Beton Lantai Kerja.


12.11.1. Lingkup kerja
Pekerjaan beton adalah pekerjaan pembuatan beton lantai kerja sesuai dengan
gambar perencanaan.

12.11.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton).
i. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).

12.11.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pelaksanaan Cor Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan, volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai, untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop
drawing untuk pengecekan.
2). Campuran beton dengan kuat desak 7,4 Mpa ( K-100 ).
3). Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengakutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
4). Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
5). Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan
beton yang homogen.
6). Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah
dari campuran.
7). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan
meterial.

b. Material
1). Semen
 Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
 Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak. Semen
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
 Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
2). Agregat kasar
 Agregat kasar berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous),
dengan tekstur permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan
bersudut.
 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 4 cm dan tidak
lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja
tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
 Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak
boleh mengandung garam.
3). Agregat halus
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
 Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
 Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
 Pasir harus dalam keadaan “jenuh kering muka”.
4). Air.
 Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
 Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
 Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
 Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
 Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
penyedia Jasa konstruksi.

12.12. Pekerjaan Pile Cap.


12.12.1. Lingkup kerja
Pekerjaan Pile Cap/Poer meliputi semua pekerjaan pekerjaan pembuatan Pile
Cap/Poer beton bertulang, yang ditunjukan gambar rencana mulai dari pekerjaan
galian, lantai kerja, pekerjaan pembesian, pekerjaan beton, serta pengurugan
kembali.

12.12.2. Standar :
a SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal).
d SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton).
f SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton) .
j SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton).
k SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam).
l SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).

12.12.3. Pelaksanaan pekerjaan


a Pekerjaan galian tanah pondasi
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Kedalaman dan bentuk galian harus sesuai dengan gambar perencanaan.
3). Penempatan tanah bekas galian tidak boleh mengganggu pekerjaan lain.
b Pekerjaan lantai kerja
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai kerja meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2). Lantai kerja dibuat dengan Campuran beton dengan kuat desak 7,4 MPa
3). Tebal lantai kerja harus sesuai dengan gambar rencana.
4). Lantai kerja harus rata permukaannya dan diperiksa kemiringannya
dengan waterpass.
c Pekerjaan Pembesian
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur
kerja, jadwal dan shop drawing yang menunjukkan diameter besi, jumlah
besi dan jarak pemebesian pada area yang akan dicor.
2). Jarak bersih antara besi terluas dan Begisting 40 mm.
3). Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
4). Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
5). Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1:6.
6). Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
d Pekerjaan Begisting
1). Bahan begisting kontak menggunakan multiplek tebal 9 mm, dengan
penggunaan mengunakan sistem dua kali pakai.
2). Pelaksanaan pekerjaan
 Sebelum memulai pekerjaan, penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal
pekerjaan dan shoop drawing.
 Panel Begisting diperiksa sesuai dengan shop drawing.
 Sambungan panel begisiting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
 Begisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusaannya dengan lot
dan tarikan benang.
 Level lantai Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
e Pelaksanaan Cor Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pelaksanaan cor beton,
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai, job mix design
beton dari vendor disertai sertifikat hasil uji coba laboratorium untuk
masing-masing bahan/material, untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Kuat desak beton : 26,4 Mpa ( K-300 ) untuk Pile Cap dengan Ready
Mix.
3). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebelum melakukan pengecoran.
4). Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
5). Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) agar
beton tidak melekat pada cetakan dan mudah dibuka.
6). Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal
40 kali diameter tulangan pokok.
7). Pengatur jarak penutup beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
8). Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
9). Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
10). Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan
beton yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum
semen mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan
yang tumpah atau memisah dari campuran.
11). Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi, kevertikalan Begisting harus selalu periksa selama
pengecoran.
12). Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan
15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh Begisting
dan atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan
karena akan mengakibatkan segregasi.
13). Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kelencakan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan
10±2 cm.
14). Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar setiap pekerjaan pengecoran. Pengambilan contoh beton
segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai.
Pengambilan dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila
pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanya 3 kali atau
lebih dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk
(awal, tengah dan akhir) dengan volume kurang lebih 5 m3. Pengujian
silider percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas, dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.
15). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan
meterial.
f Pembongkaran Begisting dan perawatan beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
begisting dan perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan
Pengawas.
2). Alat yang digunakan untuk membongkar begisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
3). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
4). Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.
g Material
1). Semen
 Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
 Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
 Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
 Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
2). Agregat kasar
 Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi
yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous),
dengan tekstur permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan
bersudut.
 Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 4 cm dan tidak
lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja
tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal
plat.
 Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak
boleh mengandung garam.
3). Agregat halus
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
 Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
 Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
 Pasir harus dalam “keadaan jenuh kering muka”.
4). Air
 Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
 Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
 Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
 Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
 Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Penyedia Jasa konstruksi.
5). Besi beton dan bendrat
 Di bawah Pile Cap diberi lapisan lantai kerja Campuran beton dengan
kuat desak 7,4 MPa (K 100).
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
 Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 40 dan tulangan
polos menggunakan BJTP 24.

Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
TOLERANSI BERAT
DIAMETER TULANGAN BAJA
YANG DIUJIKAN
TULANGAN ( d ) ( mm )
(%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
TOLERANSI Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN
DIAMETER YANG Kebundaran
BAJA TULAN AN
DIUJIKAN ( mm) (%)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 % dari
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm batas toleranssi
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2018
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi proyek
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data
teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda
uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar
waktu pemakaian saat penuangan mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:

BagianKonstruksi Nilai Slump (cm)


Pile Cap 10±2
Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder
beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga
dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata
Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Pile cap 26,4 Mpa (K-300)

12.13. Pekerjaan Sloof.


12.13.1. Lingkup kerja
Pekerjaan sloof adalah pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang sesuai dengan
gambar perencanaan, baik dimensi sloof maupun besi yang akan di gunakan.

12.13.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar)
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)

k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan


Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F ((Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).

12.13.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Pembesian.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat hasil
pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan dicor
harus sesuai dengan gambar kerja.
3). Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
4). Jarak bersih antara besi terluar dan Begisting 25 mm.
5). Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
6). Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
7). Sambungan besi atas harus terletak pada daerah lapangan.
8). Sambungan besi bawah harus terletak pada daerah tumpuan.
9). Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.
b. Pekerjaan Begisting
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
2). Penyedia Jasa konstruksi harus mengajukan ijin untuk memulai pekerjaan
yang di setujui Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
3). Bahan begisiting menggunakan multiplek tebal 9 mm, dengan penggunaan
mengunakan sistem dua kali pakai.
4). Bahan Begisting sisi-sisinya siku.
5). Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
6). Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
7). Level lantai Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level
finish.
8). Untuk kebutuhan instalasi M&E, lebar sparing pada Sloof maksimal 1/5.
9). Luas total sleeve/pipa maksimum 4%.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan sloof, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai, job mix design beton
dari vendor disertai sertifikat hasil uji coba laboratorium untuk masing-
masing bahan/material, untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing untuk
pengecekan.
2). Campuran beton dengan kuat desak 26,4 Mpa ( K-300 ) dengan Ready
Mix.
3). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebelum melakukan pengecoran.
4). Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
5). Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan
mold oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan
mudah dibuka, untuk Begisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
6). Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal
40 kali diameter.
7). Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
8). Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
9). Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengakutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
10). Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
11). Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen.
12). Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah
dari campuran.
13). Penulangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penulangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi.
14). Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan
15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh begisting dan
atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena
akan mengakibatkan segregasi.
15). Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan 10±2
cm.
16). Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar per mixer. Pengambilan contoh beton segar dilakukan
langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan
dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan
dari truk aduk, dilakukan sebanya 3 kali atau lebih dalam selang waktu
ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
Pengetesan dilakukan dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.
17). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.

d. Pembongkaran Begisting dan perawatan Beton


1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran
Begisting dan perawatan beton volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan.
2). Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3). Alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
4). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5). Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.
e. Material
1). Semen
 Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
 Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak. Semen
harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
 Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
2). Agregat kasar
 Agregat kasar berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous),
dengan tekstur permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan
bersudut.
 Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 4 cm dan tidak
lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja
tulangan dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
 Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
3). Agregat halus
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
 Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak
mengandung garam.
 Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
 Pasir harus dalam keadaan “jenuh kering muka”.
4). Air.
 Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
 Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
 Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
 Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
 Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia
Jasa konstruksi.
5). Besi beton dan bendrat
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
 Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 40 dan tulangan polos
menggunakan BJTP 24.
Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
TOLERANSI BERAT
DIAMETER TULANGAN BAJA
YANG DIUJIKAN
TULANGAN ( d ) ( mm )
(%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
TOLERANSI Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN
D AMETER YANG Kebundaran
BAJA TULANGAN
DIUJIKAN ( mm) %)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 %
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm dari
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm batas toleranssi
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2014
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi proyek
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data
teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda
uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar
waktu pemakaian saat penuangan mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:

BagianKonstruksi Nilai Slump (cm)


Sloof 10±2
Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder
beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga
dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).

Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Sloof 26,4 Mpa (K-300)

12.14. Pekerjaan Beton Kolom.


12.14.1. Lingkup kerja
Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton bertulang
sehingga menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.

12.14.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).
c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton)
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 (Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).

12.14.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Pembesian.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, yang disertai
gambar shop drawing.
2). Beton kolom menggunakan beton dengan kuat desak 26,4 Mpa ( K-300 )
dengan Ready Mix.
3). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebelum melakukan pengecoran.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus membuat gambar pelaksanaan yang
memuat diameter besi, jumlah besi, dan jarak pembesian pada area yang
akan dicor.
5). Panjang sambungan besi tulangan minimum 40 x Diameter Besi.
6). Jarak bersih antara besi terluar dan Begisting 4 cm
7). Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
8). Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
9). Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1:6
10). Posisi sleeve/konduit harus terletak pada daerah lapangan dengan tinggi
maksimum 1/5 h balok.
b. Pekerjaan Begisting
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Bahan begisiting menggunakan papan bekisting, dengan penggunaan
mengunakan sistem dua kali pakai, sisi-sisinya siku .
3). Pelaksanaan pekerjaan
 Panel Begisting, jarak scaffolding, jarak sekur-sekur penguat diperiksa
sesuai dengan shop drawing.
 Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
 Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot dan
tarikan benang.
 Level Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
 Untuk kebutuhan instalasi M&E luas total sleeve/pipa maksimum 4%
dari luas penampang kolom.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan cor beton Beton
Kolom meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai,
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecoran, Begisting harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
3) Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold
oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan
mudah dibuka, untuk Begisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
4) Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
5) Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
6) Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
7) Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
8) Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen
mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah
atau memisah dari campuran.
9) Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi, kevertikalan begisting harus selalu periksa selama
pengecoran.
10) Adukan beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi agar tidak terjadi
segregasi, jarak jatuh maximal 1.5m.
11) Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan
15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh begisting dan
atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena
akan mengakibatkan segregasi.
12) Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan 10±2
cm.
13) Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar per mixer. Pengambilan contoh beton segar dilakukan
langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan
dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan
dari mesin aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dalam selang waktu
ketika penuangan beton dari dalam pengaduk. Pengetesan dilakukan
dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.
14) Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.
d. Pembongkaran Begisting dan perawatan beton.
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pembongkaran Begisting dan
perawatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Teknis dan Konsultan Pengawas.
2) Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3) Pembongkaran harus bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban kejut
pada struktur, alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak
boleh merusak permukaan beton.
4) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5) Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.

12.14.4. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “ HOLCIM,
TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1). Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2). Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari dan tidak lebih besar
dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan dengan
cetakan.
3). Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi ) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1). Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2). Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3). Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4). Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5). Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia Jasa konstruksi.
e. Besi beton
1). Pekerjaan beton bertulang
 Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40
mm.
 Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 40 dan tulangan
polos menggunakan BJTP 24.

Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
TOLERANSI BERAT
DIAMETER TULANGAN BAJA
YANG DIUJIKAN
TULANGAN ( d ) ( mm )
(%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%
Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
TOLERANSI Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN
DIAMETER YANG Kebundaran
BAJA TULANGAN
DIUJIKAN ( mm) (%)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 % dari
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm batas toleranssi
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2014
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi proyek
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data
teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda
uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar
waktu pemakaian saat penuangan mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:
BagianKonstruksi Nilai Slump (cm) Untuk
Kolom 10 ± 2

pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan
alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder beton/kubus
beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga dimasukkan
dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata
Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Kolom 26,4 Mpa (K-300)

12.15. Pekerjaan Beton Balok dan Plat.


12.15.1. Lingkup kerja
Pekerjaan beton Balok dan plat adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang balok
dan plat sehingga menghasilkan beton balok dan plat sesuai gambar rencana, baik
dimensi maupun pembesiannya.

12.15.2. Standar :
a. SNI M-26-1990-F (Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk
Campuran Beton Segar).
b. SK SNI M-62-1990-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium).

c. SK SNI-T-15-1990-03 (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton


Normal).
d. SK SNI T-28-1991-03 (Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton).
e. SK SNI S-18-1990-03 (Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton).
f. SNI 03-4146-1996 (Metode Pengujian Slump Beton).
g. SNI 03 – 1974-1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
h. Pd- T- 27-1999-03 (Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton).
i. Pd-M-33-2000-03 (Metode Pengujian Mutu Air Untuk Digunakan dalam
Beton).
j. SNI 07- 2529-1991 ( Metode Pengujian Kuat Tarik Baja Beton)
k. SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan
Bangunan Bukan Logam)).
l. SK SNI S-05-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (Bahan
Bangunan dari Besi/Baja)).

12.15.3. Material
a. Semen
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC) “
HOLCIM, TIGA RODA, GRESIK “.
2). 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.
b. Agregat kasar
1). Berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik,
cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), dengan tekstur
permukaan kasar, butir-butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2). Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,81 cm dan tidak
lebih besar dari ¾ jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan
dengan cetakan dan tidak boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
3). Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1 % berat kering dan tidak boleh
mengandung garam.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya,
jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan
dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air.
1). Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
2). Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat
organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3). Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4). Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5). Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada
penyedia Jasa konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya penyedia
Jasa konstruksi.
e. Besi beton
1). Pekerjaan beton bertulang
2). Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja
minimal 3 buah benda uji untuk satu jenis besi dari laboratorium yang
disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
3). Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
4). Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD minimal 40 dan tulangan polos
menggunakan BJTP 24.

12.15.4. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Pembesian.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Beton yang digunakan untuk balok struktur adalah beton dengan kuat
desak 26,4 Mpa ( K-300 ) dengan Ready Mix.
3). Penyedia Jasa wajib melakukan Uji Tes Besi dan Job Mix dari
laboratorium yang disetujui Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas
sebelum melakukan pengecoran.
4). Penyedia Jasa konstruksi harus membuat gambar pelaksanaan yang
memuat diameter besi, jumlah besi, dan jarak pembesian pada area yang
akan dicor.
5). Panjang sambungan minimum 40 diameter.
6). Jarak bersih antara besi terluar dan Begisting 2,5 cm
7). Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
8). Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang
mengurangi lekatan (bonding) antara besi dan beton.
9). Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1:6
10). Posisi sleeve/konduit harus terletak pada daerah lapangan dengan tinggi
maksimum 1/5 h balok.
b. Pekerjaan Begisting
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan begisting meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Bahan begesting menggunakan papan bekisting, sistem penggunaan dua
kali pakai.
3). Pelaksanaan pekerjaan
 Panel Begisting, jarak scaffolding, jarak sekur-sekur penguat diperiksa
sesuai dengan shop drawing.
 Sambungan panel begisting harus rapat dengan ditutup sealtape atau
sejenisnya.
 Begisting harus di periksa kevertikalan dan kelurusannya dengan lot
dan tarikan benang.
 Level Begisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
 Untuk kebutuhan instalasi M&E luas total sleeve/pipa maksimum 4%
dari luas penampang kolom.
c. Pelaksanaan Cor Beton
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan cor beton balok dan
plat meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai,
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2). Sebelum pengecoran, begisting harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan
sebelumnya atau kotoran-kotoran.
3). Material Begisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan
mold oil/sika form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan
mudah dibuka, untuk Begisting bekas yang akan dipakai ulang harus
dirawat sehingga layak digunakan.
4). Pengatur jarak selimut beton harus terpasang pada tempatnya. dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.
5). Pipa untuk instalasi mekanikal elektrikal dan angkur-angkur harus
terpasang sebelum pengecoran dan diperkuat agar tidak berubah posisi
selama pengecoran.
6). Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat
pengangkutan adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah
disiapkan cadangannya.
7). Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan
penerangan yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
8). Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton
yang homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen
mulai berhidrasi dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang
tumpah atau memisah dari campuran.
9). Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar
tidak berubah posisi, kevertikalan begisting harus selalu periksa selama
pengecoran.
10). Adukan beton tidak boleh dijatuhkan terlalu tinggi agar tidak terjadi
segregasi, jarak jatuh maximal 1.5 m.
11). Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan
15 cm. Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh begisting dan
atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena
akan mengakibatkan segregasi.
12). Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur
kepekatan atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan 10±2
cm.
13). Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh
beton segar per mixer. Pengambilan contoh beton segar dilakukan
langsung dari mesin aduk setelah pengadukan selesai. Pengambilan
dilakukan di beberapa titik dan dicampurkan. Bila pengambilan dilakukan
dari mesin aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dalam selang waktu
ketika penuangan beton dari dalam pengaduk. Pengetesan dilakukan
dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.

14). Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.
d. Pembongkaran Begisting dan perawatan beton.
1). Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pembongkaran begisting dan
perawatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
2). Pembongkaran Begisting harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3). Pembongkaran begisting plat minimal usia beton 21 hari.
4). Pembongkaran harus bertahap, sehingga tidak menimbulkan beban kejut
pada struktur, alat yang digunakan untuk membongkar Begisting tidak
boleh merusak permukaan beton.
5). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
6). Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 hari setelah pengecoran.

Toleransi berat batang contoh yang diujikan di dalam pasal ini sebagai berikut:
TOLERANSI BERAT
DIAMETER TULANGAN BAJA
YANG DIUJIKAN
TULANGAN ( d ) ( mm )
(%)
6 mm ≤ d ≤ 8 mm + 7%
10 mm ≤ d ≤ 14 mm + 6%
16 mm ≤ d ≤ 28 mm + 5%
d > 28 mm + 4%

Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut Sumber : SNI 2052 : 2014
TOLERANSI Penyimpangan
DIAMETER TULANGAN
DIAMETER YANG Kebundaran
BAJA TULANGAN
DIUJIKAN ( mm) (%)
6 + 0.3 mm
8 mm ≤ d ≤ 14 mm + 0.4 mm Maksimum 70 %
16 mm ≤ d ≤ 25 mm + 0.5 mm dari
28 mm ≤ d ≤ 34 mm + 0.6 mm batas toleranssi
d ≥ 34 mm + 0.8 mm
Sumber: SNI 2052 : 2014
Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa/ Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan harus menunjukan sample, hasil uji Tarik, berat dan Diameter yang akan
digunakan. Hal ini akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Di lokasi proyek
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus menyediakan alat scalemate untuk
mengukur diameter tulangan polos dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data
teknis.
Benda uji. harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
yang untuk setiap 5 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda
uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK
SN1 M-62-1990-03). Benda Uji Beton harus teridentifikasi, dan dikelompokan berdasar
waktu pemakaian saat penuangan mortal pada Formwork/Bekesting.
Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

BagianKonstruksi Nilai Slump (cm)


Balok 10 ± 2
Untuk pekerjaan ini dilokasi proyek Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus
menyediakan alat slump test minimal 1 unit untuk uji workability dan cetakan silinder
beton/kubus beton sebanyak 10 unit Untuk pembuatan benda uji beton. Alat ini juga
dimasukkan dalam dokumen teknis usulan penawaran.
Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Bab 5, Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI T-15-1990-03).
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
BagianKonstruksi Mutu beton (f’c)
Balok 26,4 Mpa (K-300)
12.16. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Boven.
12.16.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan pintu meliputi seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan pintu
sesuai gambar perencanaan.

12.16.2. Material
a. Alumunium 4” Tebal minimal 1 mm “ALEXINDO, ALUTAMA, YKK “.
b. Ram Alumunium 3” Tebal minimal 1 mm “ALEXINDO, ALUTAMA, YKK “.
c. Kaca bening, kaca es, kaca tempered “ASAHIMAS, MIRALUX, MULIA “.
d. Door Closer “DEKSON, FINO, KEND “.
e. Handle stainlees “DEKSON, FINO, KEND “.
f. Patch Lock Fitting “DEKSON, FINO, KEND “.
g. Patch Fitting “DEKSON, FINO, KEND “.
h. Floor Hinges “DEKSON, FINO, KEND “.
i. Rambuncis “DEKSON, FINO, KEND “.
j. Cassement “DEKSON, FINO, KEND “.
k. Spider fitting 4 kaki “DEKSON FINO, KEND “.
l. Engsel, grendel, kait angin “DEKSON. FINO, KEND “.
m. Rell pintu lipat “DEKSON, FINO, KEND “.
n. Double plywood 6mm finnish melamin.
o. Friction stay.
p. Stiker Sunblasting,.
q. material lainnya dan material pendukung seperti silent, baut dan lain-
lain.Ukuran, ketebalan, dan dimensi menyesuaikan dengan gambar sesuai
dengan jenis pekerjaannya.

12.16.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus
disetujui oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, sekurang-kurang nya 2
hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Pabrikasi kusen/rangka pintu harus dilaksanakan oleh bengkel yang
berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan yang sesuai
penggunaannya.
c. Posisi dan ketinggian kusen/rangka harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Kusen/rangka harus siku pada semua sudutnya dan rapat pada setiap
sambungannya.
e. Instalasi daun pintu harus sempurna sehingga daun pintu bisa dibuka dengan
lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa menggesek bagian lain dari kusen atau
lantai.
f. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia Jasa konstruksi harus
memberitahukan pada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis serta harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu, dan harus memberikan garansi tertulis
yang meliputi kesempurnaan, pemasangan, pengoperasian, dan kondisi semua
pintu untuk periode sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
g. Seluruh bagian aluminium harus datang di lokasi dilengkapi dengan
pelindung/lapisan plastik yang melekat disetiap batang aluminium dan baru
boleh dibuka setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemasangan kusen dan daun pintu/ jendela aluminium pada dinding harus
dalam kondisi plastik pelindung tetap melekat pada setiap batang aluminium,
dan baru boleh dibuka setelah semua pekerjaan finishing dinding selesai
seluruhnya, dengan persetujuan Pengawas.
Pemotongan aluminium mengunakan mesin potong, mesin punch, drill,
sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil yang sudah dirangkai

12.17. Pekerjaan Keramik.


12.17.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Keramik meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada lantai, dinding
dan tangga sesuai dengan gambar rencana.

12.17.2. Material
A. Pada Gedung Utama penutup lantai dan dinding menggunakan:
Keramik lantai ruangan dan lobby menggunakan homogenius tile Ukuran 60 x
60cm ( POLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO GRANITE “
dengan Plin keramik ukuran 10 x 60cm “ VENUS TILES, INDOGRESS,
NERO GRANITE “. Pada drop off dan teras menggunakan homogenius tile
Ukuran 60 x 60cm ( UNPOLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO
GRANITE “.
Pada kamar mandi menggunakan keramik ukuran 30 x 30cm ( UNPOLISH ) “
KIA, MILAN, PLATINUM “. Penutup dinding kamar mandi menggunakan
homogenius tile ukuran 30 x 60cm “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO
GRANITE “ dengan list keramik ukuran 10 x 30cm “ KIA, MILAN,
PLATINUM “.
Keramik lantai tangga menggunakan homogenius tile Ukuran 60 x 60cm (
POLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO GRANITE “ dengan
Stepnozing Ukuran 8 x 60 cm “ ROMAN “.
Pada parkir basemant dengan floor harderner finishing trowel.
B. Pada Mess penutup lantai dan dinding menggunakan:
Keramik lantai ruangan dan Balkon menggunakan keramik Ukuran 40 x 40cm
( POLISH ) “KIA, MILAN, PLATINUM “ dengan Plin keramik ukuran 10 x
40cm “KIA, MILAN, PLATINUM “. Pada teras menggunakan keramik
Ukuran 40 x 40cm ( UNPOLISH ) “KIA, MILAN, PLATINUM “.
Pada kamar mandi menggunakan keramik ukuran 20 x 20cm ( UNPOLISH ) “
KIA, MILAN, PLATINUM “. Penutup dinding kamar mandi menggunakan
keramik ukuran 20 x 25cm “KIA, MILAN, PLATINUM “ dengan list
keramik ukuran 10 x 20cm “ KIA, MILAN, PLATINUM “.
C. Pada Musholla penutup lantai dan dinding menggunakan:
Keramik lantai ruangan menggunakan homogenius tile Ukuran 60 x 60cm (
POLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO GRANITE “ dengan Plin
keramik ukuran 10 x 60cm “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO
GRANITE “. Pada teras menggunakan homogenius tile Ukuran 60 x 60cm (
UNPOLISH ) “ VENUS TILES, INDOGRESS, NERO GRANITE “.
Pada tempat wudhu dan kamar mandi menggunakan keramik ukuran 30 x
30cm ( UNPOLISH ) “ KIA, MILAN, PLATINUM “. Penutup dinding kamar
mandi menggunakan homogenius tile ukuran 30 x 60cm “ VENUS TILES,
INDOGRESS, NERO GRANITE “ dengan list keramik ukuran 10 x 30cm “
KIA, MILAN, PLATINUM “.
D. Pada Pos Satpam penutup lantai dan dinding menggunakan:
Keramik lantai ruangan menggunakan keramik Ukuran 40 x 40cm ( POLISH )
“KIA, MILAN, PLATINUM “ dengan Plin keramik ukuran 10 x 40cm “KIA,
MILAN, PLATINUM “. Pada teras menggunakan keramik Ukuran 40 x 40cm
( UNPOLISH ) “KIA, MILAN, PLATINUM “.

12.17.3. Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan keramik meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
b. Keramik yang masuk ke tapak harus diseleksi, agar sesuai dengan ukuran,
bentuk dan warna yang telah ditentukan. Dus keramik harus dalam keadaan
tersegel dengan spesifikasi yang ditentukan. Warna, ukuran, tekstur, dan
bentuk harus seragam. Keramik yang tidak sesuai dengan spesifikasi tidak
boleh dipasang.
c. Pemasangan keramik boleh dilakukan bila Instalasi M&E pada lantai sudah
selesai.
d. Untuk keramik jenis acian semen, keramik harus direndam air hingga jenuh air
terlebih dahulu sebelum dipasang, untuk keramik jenis addesive keramik ,
keramik tidak boleh direndam air.
e. Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar, level yang
tercantum pada gambar adalah level finish lantai, karenanya screeding dasar
harus diatur hingga memungkinkan pada keramik dengan ketebalan yang
berbeda permukaan finishnya terpasang rata.
f. Header/kepalaan keramik harus dibuat pada dua arah dengan bantuan teodolit
g. Adukan semen untuk screeding dibuat dengan pebandingan 1 pc : 3 pasir.
Adukan perekat dengan perbandingan 4,5 kg adesive dengan 1 liter air.
h. Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan datar maupun
yang ditentukan mempunyai kemiringan.
i. Kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet.
Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir semua tanpa meninggalkan
genangan.
j. Pemotongan keramik harus menggunakan alat yang sesuai agar menghasilkan
hasil potongan yang rata, tidak bergerigi.
k. Keramik harus dilindungi dari pergerakan selama 48 jam setelah pemasangan
dengan menempatkan rambu atau tanda.
l. Pasangan keramik harus diperiksa jarak dan kelurusan nat-nya, tidak kosong
aciannya, tidak retak dan gores, beda tinggi keramik (plint) maksimal 1 mm.
m. Keramik boleh di-grouting atau kolot setelah berumur 24 jam. Warna grouting
harus seragam, halus dan tanpa celah, bila perlu gunakan alat bantu untuk
meratakan grouting. Tepi dinding diberi sealant atau dibiarkan saja tanpa
grouting untuk ruang muai-susut.

12.18. Pekerjaan Plafond.


12.18.1.Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Plafond meliputi pemasangan Plafond Gypsum 0.9 mm, Modul 60 x 60
cm Plafond + Rangka Hollow Galvanis 40.40.0,3 mm dan 40.20.0,3 mm dan
plafond Kalsium silikat tebal 6 mm Modul 60 x 60 cm Plafond + Rangka Hollow
Galvanis 40.40.0,3 mm dan 40.20.0,3 mm dengan list profil gypsum, detail seperti
yang ditunjukkan pada gambar rencana.

12.18.2.Material
a. Rangka besi hollow 40.40.0,3mm dan 40.20.0,3mm Galvanized.
b. Gypsum Board 9mm, uk. 240 x 120 cm “ NUSABOARD, JAYABOARD,
DYNOGID “.
c. Kalsium Silikat tebal 6 mm uk. 240 x 120 cm " KALSIPLANK,
NUSABOARD, JAYABOARD " bebas asbes.
d. List profil gypsum lebar 5-10 cm “ LOKAL “.
e. Kasa gypsum.
f. Tepung gypsum “ A PLUS, ELEPHANT “.
g. Alkasit “ A PLUS, ELEPHANT “.
h. Paku skrup.
i. Kawat penggantung.

12.18.3.Pelaksanaan pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafond meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
c. Pola plafond harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Penggantung antara rangka plafon`dengan penggantung atas menggunakan
kawat penggantung dengan diameter minimal 4 mm.
e. Batas antara plafond dan dinding harus membentuk sudut yang rapi dengan
sudut dan ukuran seperti pada gambar, dengan menggunakan list profil gypsum.
f. Opening untuk pekerjaan M&E harus sesuai dengan gambar rencana.
g. Penyambungan antar plafond harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas
sambungan.

12.19. Pekerjaan Railing.


12.20.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi bahan, peralatan, tenaga kerja untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan
railing tangga.

12.20.2. Spesifikasi Bahan / Material


a. Pipa Stainlees Dia. 2".
b. Hand Railing Kayu Lebar 5cm

12.20.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas.
2. Semua material yang dikerjakan harus mengacu pada spesifikasi teknis yang
tertulis dalam dokumen ini.
3. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh aplikator yang resmi dan disubkonkan
dibuat surat kerja sama.
4. Desain railing dan dimensi harus disesuaikan dengan gambar kerja.

12.20. Pekerjaan Aluminium Composit Pannel (ACP).


12.20.1. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, termasuk seluruh
pekerjaan pemasangan Aluminium Composit Pannel (ACP) seperti ditunjukkan
dalam gambar termasuk perlengkapan/asesoris dan bahan penutup dan atau
pengisi (sealant) seperti tertera pada gambar-gambar. Sebagai Pekerjaan yang
disyaratkan disubkontrakkan.

12.20.2. Material
a. Aluminium Composit Pannel (ACP) eksterior 3mm, PVDF 0,3 alloy 3003
Sekualitas “ SEVEN “.
b. Rangka besi hollow 40.40.1,2mm.
c. Bracket besi siku 40.40.2,8mm.
d. Stiffener.
e. Assesoris ( sealant, lakban, skrup, spon mati )

12.20.3. Pelaksanaan Pekerjaan


1. Fasteners, termasuk skrup tersembunyi, kacang – kacangan, baut dan item
lainnya yang diperlukan untuk menghubungkan alumunium dan pemasangan
menggunakan Alumunium Stiffener.
2. Blind digunakan untuk memasang paku keling panel ke sub – frame
alumunium akan alumunium paduan dengan baja stainless Mandrel.
3. Semua panel harus dipotong dan diarahkan satu arah panah menggunakan
peralatan dan alat – alat yang direkomendsikan dan disetujui oleh produsen
panel. Setelah lipat kedalam kaset, sebuah alumunium ekstrusi profil akan
ditetapkan untuk 25mm minimum dalam tikungan kembali menggunakan paku
keling 5mm
4. Jika penguatan panel akan dibutuhkan, sebuah alumunium ekstrusi profil yang
sesuai penampang dan kekuatan akan terikat ke sisi sebaliknya panel
menggunakn pita perekat sisi “3M VHB4991” atau PU perekat “Sikaflex –
221”. Penerapan sistem ikatan akan diperketat sesuai dengan spesifikasi
manufaktur dan rekomendasi, ujung mekanis menggunakan stiffiner akan
bergabung ke panel sub – frame.
5. Setiap panel harus ditandai di sisi sebaliknya untuk memudahkan identifikasi
ukuran dan lokasi.
6. Selesai panel akan disimpan dan dikirim ke site / lokasi dalam posisi vertikal,
face-to-face resp. back-to-kembali, dengan perlindungan yang memadai untuk
mencegah goresan dan penyok.
7. Pengelupasan pelindung diterapkan pabrik-off foil hanya boleh dihapus

12.21. Pekerjaan Rangka Atap Dan Penutup Atap.


12.22.1. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan rangka atap meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, usuk, reng,
penutup atap, bubungan, lisplank dan pekerjaan atap lainnya seperti yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
12.22.2. Standar :
a. PKKI ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ).
b. SKBI 4362-1986 ( Spesifikasi Kayu Awet Untuk Perumahan dan Gedung )
c. Pd S-25-2000-03 (Spesifikasi Baja Struktural ).
d. SNI 03-1729-1989 (Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung)
e. SNI-07-4096-2007 (Baja Lembaran dan Gulungan Lapis Paduan Aluminium-
Seng (Bj.L AS))

12.22.3. Material :
a. Usuk dan reng baja ringan Sekualitas " GALVA STEEL, GIGA STEEL,
TASO ".
b. Penutup atap menggunakan Atap Genteng Metal Berpasir “ PRIMA ROOF,
SURYA ROOF, RAINBOW “.
c. Nok Atap Atap Genteng Metal Berpasir “ PRIMA ROOF, SURYA ROOF,
RAINBOW “.
d. Lisplank menggunakan Kalsiplank Lebar 20 cm, Tebal 8mm 2 x 200 mm “
NUSAPLANK, JAYA BOARD, GRC BOARD “.

12.22.4. Pelaksanaan pekerjaan :


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan rangka atap dan penutup
atap meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Pelaksana Teknis dan Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
Detail pemasangan rangka dan penutup atap menyesuaikan dengan gambar
kerja, dengan spesifikasi material sesuai dengan yang telah ditentukan di atas.
Untuk pemasangannya juga harus sesuai dengan ketentuan metode
pemasangan/aplikasi pabrikasi (brosur) dari produk tersebut, dimana antara
lain untuk baja konvensional, baja ringan dan penutup Atap Genteng Metal
Berpasir “ PRIMA ROOF, SURYA ROOF, RAINBOW “.
b. memiliki prosedur khusus dalam pemasangannya, yang meliputi aturan
pemasangan, overhang, dan lain-lain. Penyedia jasa bertanggung jawab dan
harus memperbaiki atas segala kerusakan, kegagalan, maupun kesalahan yang
terjadi akibat ketidaksesuaian dalam pemasangan di lokasi proyek dengan
gambar kerja dan metode dari pabrikasinya..
c. Pekerjaan besi/baja menggunakan ukuran maupun ketebalan sesuai dengan
gambar rencana dan material yang sudah ditentukan dalam dokumen ini.
Pemasangan harus terpasang kuat, kokoh, tidak goyah, terutama pada
penyambungannya.
d. Penyedia Jasa konstruksi harus menyerahkan contoh penutup atap yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Teknis.
e. Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka penyedia jasa konstruksi harus
memberitahukan pada Konsultan Pengawas dan PPTK serta harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu
f. Kuda-kuda, dan usuk reng yang menggunakan baja ringan, sudah termasuk
satu paket dengan pekerjaan talang yang melingkupinya.
g. Pemasangan Atap Genteng Metal Berpasir “ PRIMA ROOF, SURYA ROOF,
RAINBOW “ harus dilaksanakan oleh teknisi yang handal (aplikator langsung
dari pabrik/disributor, yang dibuktikan dengan surat penugasannya/surat kerja
dari instansinya) dan peralatan yang sesuai penggunaannya, sehingga teknik
dan hasil pemasangan akan dapat sesuai sistem aplikasi pemasangan yang
disyaratkan oleh pabrikasinya. Sistem garansi produk tersebut harus jelas dan
harus mendapat persetujuan dari PPTK dan Konsultan Pengawas.
h. Seluruh pekerjaan atap harus terkerjakan rapi, kokoh, rapat, dan tidak bocor.

12.22. Pekerjaan Rangka Atap Berserta Usuk Dan Reng Baja Ringan.
12.23.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang terdiri dari rangka pengisi (web), rangka utama bawah (bottom chord) dan
rangka utama atas (top chord) membentuk bidang segitiga. Rangka reng (batten)
langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan
ukuran jarak genteng. Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
tritisan, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
a. Talang selain jurai dalam
b. Pemasangan penutup atap
c. Pemasangan kap finishing atap
d. Asesoris atap

12.23.2. Material :
1. Material struktur rangka atap
a. Lapisan anti karat:
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi sesuai
dengan Australian Standart AS 1397-2011 for General Purpose Coating.
 Galvanised (Z220)
- Jenis : Hot-dip zinc
- Pelapisan : Galvanised
- Kelas : Z220
- Katebalan pelapisan : 220 gr/m2
- komposisi : MINIMAL 95% zinc, 5% bahan campuran
silicon
b. Properti makanikal baja (Steel mechanical properties)
 Baja Mutu Tinggi G 550
 Kekuatan Leleh Minimum : 550 Mpa
 Tegangan Maksimum : 550 Mpa
 Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
 Modulus geser : 80.000 Mpa
c. Geometri profil rangka atap
 Rangka Atap

Chord Web web


95Z08,95Z10 & 75Z08 65C08 75W08 & 75W10

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah


i. 95Z08 profil Z tinggi 95 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
ii. 95Z10 profil Z tinggi 95 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
iii. 75Z08 profil Z tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang utama (top chord dan bottom chord)
iv. 65C08 profil C tinggi 65 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang pengisi (web)
v. 75W08 profil W tinggi 75 mm dan tebal 0,8 mm untuk rangka
batang pengisi (web)
vi. 75W10 profil W tinggi 75 mm dan tebal 1,0 mm untuk rangka
batang pengisi (web)
 Reng

Profil yang digunakan untuk reng adalah:


i. 35B50 profil U tinggi profil 35mm dan tebal 0,5 mm
 Galvagrip
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)
berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai
berikut:
- Galvabond : Z220
- Yield Strength : 250 Mpa
- Design Tensile Strength : 150 Mpa

 Brace System (bracing)

i. BOTTOM CHORD BRACING


Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada
kuda-kuda baja ringan.
ii. LATERAL TIE BRACING
Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal
(buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada
desain struktur kuda-kuda tersebut.
iii. DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN)
Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja
ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
iv. STRAP BRACE (PITA BAJA)
Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-
kuda baja ringan apabila bentang sudah melebihi 12 m.
 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter)
Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada
pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar dibawah.

 Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat
sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 3
Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan
Dengan alur 4,80 mm
Tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN
Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN

12.23.3. Persyaratan Pra-Konstruksi


a. Kontraktor wajib melampirkan
i. Surat dukungan produsen baja ringan
ii. Brosur asli
iii. Surat pernyataan garansi struktur 10 tahun yang dikeluarkan oleh spesialis
kontraktor yang mempunyai pengalaman atau reverensi kerja lebih dari 10
tahun di buktikan / di lampirkan SIUP dengan jenis barang / jasa dagangan
utama kuda kuda baja ringan.
iv. Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil
pengujian kuat tarik bahan baja ringan minimal G550 Mpa. berdasarkan JIS
2241
v. Surat keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang jenis
lapisan antikarat galvanized dan ketebalan antikarat 220-275 gr/m2
berdasarkan Australian Standard : AS 1397-2011

b. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) seperti pada pasal diatas. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat
dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
(PPTK) untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (prefabrikasi)

12.23.4. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja
ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.

12.23.5. Jaminan Struktural


a. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. Bentuk jaminan
struktur harus diwujudkan dalam bentuk Surat Garansi dari Fabrikator dan
berlaku paling tidak 10 (sepuluh) tahun dari masa serah terima bangunan.
b. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan
seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain
kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self
drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard
3566).

12.23. Pekerjaan Cat.


12.24.1. Lingkup kerja :
Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat Tembok, cat plafond an cat besi. Sebelum
pengecatan dimulai, penyedia Jasa konstruksi harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan
ditentukan oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas. Jika masing-masing
bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

12.24.2. Cat dinding dan beton


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Material
Semua cat yang akan di pakai harus mendapat persetujuan dari PPK, pengelola
Teknis Dan Konsultan Perencana,setelah mengadakan percobaan pengecatan
(mock up).
c. Cat yang di gunakan
1) Tembok Luar Type " Weathershield ": “ PROPAN EXTERIOR, DULUX,
MOWILEX “.
2) Tembok Dalam : “ PROPAN INTERIOR, CATYLAC, PROPERTIS,
DECOLITE “.
3) Tembok Plafon : “PROPAN INTERIOR, CATYLAC, PROPERTIS,
DECOLITE “.
4) Besi : Zincromate “ Sekualitas MEIJI “,
5) Cat besi Sekualitas “ BEE BRAND ".

12.24.3. Standar :
a. SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung).
b. Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
c. SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).
d. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai sertifikat
hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis
dan Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecatan dimulai plasteran telah berumur 14 hari, dinding
harus diamplas halus, bersih dari debu, lubang-lubang yang mungkin ada
sudah diisi, celah dan retak sudah diperbaiki
3) Permukaan dinding harus kering (periksa dengan higrometer, kelembaban
maksimal 15 %), kadar alkali rendah (periksa dengan kertas lakmus setelah
kurang lebih 10 menit berubah hijau).
4) Plamur digunakan untuk bekas bobokan, retak, dinding luar tidak boleh
menggunakan plamur.
5) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
6) Untuk warna-warna yang sejenis, penyedia Jasa konstruksi diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number)
yang sama.
7) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang.

12.24.4. Pekerjaan Cat Plafond


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafond adalah plafond yang ditentukan
gambar.
b. Material
Cat yang digunakan dengan merk Sekualitas Catylac warna ditentukan PPK
setelah melakukan percobaan pengecatan (mock up)
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Cat dasar menggunakan water based sealer untuk permukaan gypsum.
2) Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
dalam kecuali tidak diigunakannya lapis alkali resistance sealer pada
pengecatan plafond.

12.24.5. Pekerjaan cat besi zincromate


a. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan bidang besi yang ditentukan
gambar.
b. Material
Manie yang digunakan adalah zincromate sekualitas Meiji.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua kayu hanya boleh dimenie dan di cat di lokasi proyek dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pekerjaan manie dan cat dilakukan, bidang kayu kasar harus
diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu
halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
3) Pekerjaan manie dan cat dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan
berlapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan
lapisan manie dan cat.

12.24. Pekerjaan Mekanikal.


12.24.1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan mekanikal meliputi semua pekerjaan di dalam atau diluar gedung untuk
menyediakan air bersih dan membuang air bekas maupun air kotor dan air hujan.
12.24.2. Material :
a. Kran air diameter 1/2" “ ONDA, SAN-EI, WASSER”.
b. Seal tape
c. Floor drain stainless steel “ONDA, ROUND ”.
d. Roof drain stainless steel “ONDA, ROUND ”.
e. Pipa PVC type AW “ RUCIKA, PRALON, VINILON “.
f. Kloset Duduk Sekualitas" TOTO ".

g. Kloset Jongkok Sekualitas" TOTO ".

h. Wastafel Sekualitas " TOTO ".

i. Pengadaan Dan Pemasangan Bak Cuci Piring Stainlees Sekualitas " TOTO ".
j. Biofil Septictank, kapasitas 6 m3.
k. Tandon air 1050 liter Sekualitas “ PINGUIN “.

12.24.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Pekerjaan Kloset
1). Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya
dan telah disetujui Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
2). Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
b. Floor Drain
1). Floor drain yang digunakan adalah floor drain stainlees steel type
sekualitas Onda.
2). Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar.
3). Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui
Konsultan Pengawas.
4). Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilobangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan
ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
5). Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih, dibersihkan dari
noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
c. Pemasangan Pipa-pipa dan kran
 Pada pipa yang dipasang pada element struktur seperti pondasi, balok,
kolom, pipa tidak boleh langsung menembus bagian konstruksi, tapi harus
dibuat selubung (sleeve) dipasang pada tempat di mana pipa harus
menembus bagian struktur itu. Sleeve harus dilengkapi dengan tulangan
baja. Pipa harus masuk sepenuhnya di fitting maka untuk ini harus
dipergunakan alat pres. Selain itu pemotongan pipa menggunakan alat
yang sesuai dengan hasil tegak lurus terhadap batang pipa.
 Penggantung dan penumpu pipa
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memasang penggantung atau
penumpu pipa
 Berat pipa
Berat yang harus dipertimbangkan bukan hanya berat pipa itu sendiri,
tetapi meliputi berat perlengkapannya, seperti katup, bahan isolasi.
 Jenis pipa
Jarak antara penggantung atau penumpu bergantung pada jenis bahan,
karena adanya perbedaan kelenturan.
 Pipa yang berhubungan dengan mesin atau peralatan bergerak atau
berputar dapat meneruskan getaran mesin atau peralatan tersebut ke
dalam ruangan lainnya. Baik melalui konstruksi gedung, sehingga
dapat menimbulkan kebisingan dan resonansi. Penggantung atau
penumpu pipa sebaiknya dapat mencegah perambatan getaran.
 Ekspansi pipa
Penggantung atau penumpu pipa harus mampu menampung adanya
perubahan panjang pipa akibat perubahan temperatur pipa.
 Jarak antar pipa.
Jarak antar pipa dengan pipa dan antara pipa dan dinding atau
permukaan lainnya harus cukup lebar untuk memungkinkan
penggunaan alat-alat, pemasangan isolasi atau penutup pipa,
penngecatan dan pekerjaan perawatan lainnya . Jarak minimum 25
mm.
 Pertimbangan untuk pekerjaan lainnya.
Perlu diperhatikan juga jarak atau ruang yang perlu untuk pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang nanti akan dipasang di sekitar pipa, seperti
saluran udara, pipa dan rak untuk kabel, dsb.
 Penggantungan pipa pada pipa lainnya.
Pipa tidak boleh digantungka pada pipa lainnya karena dapat
menimbulkan lendutan pada pipa diatasnya.
 Baut penggantung pipa
Baut ini harus dipasang vertikal dengan baik terutama kalau klemnya
dilengkapi dengan cincin karet peredam getaran. Harus dijaga agar
karet mendapat beban yang merata.
 Kebebasan arah lateral
Pipa harus dipasang dengan kuat oleh penggantung atau penumpu
agar tidak bergerak dalam arah lateral atau melintang.
 Jarak tumpuan atau penggantung untuk pipa tegak paling jauh 1,2 m.
No Diameter Pipa Jarak
penumpu/penggantung
1 < 16 mm  0,75 m
2 20 - 40 mm 1,0 m
3 50 mm 1,2 m
4 65 – 125 mm  1,5 m
5  150 mm 2m

 Penggantung atau penumpu harus dipasang pada


- Jarak tumpuan atau penggantung untuk pipa mendatar tergantung
pada diameter pipa seperti pada tabel berikut :
Penggantung atau penumpu harus dipasang pada :
- Di sekitar katup atau sambungan ekspansi (untuk katup ukuran
100 mm harus dipasang pada kedua sisi)
- belokan pipa mendatar
- dasar pipa tegak.
- cabang pipa
- pipa yang disambungkan ke mesin atau peralatan, di dekat mesin
atau peralatan tersebut
 Pipa harus dilem dengan kuat pada sambungannya, lem pipa yang
digunakan sekualitas “Isarplast”. Kekuatan sambungan dibuktikan
dengan ditarik, harus kuat, tidak bergeser/lepas.
 Kran diberi seal tape secukupnya sebelum disambungkan pada pipa.

d. Pekerjaan Drainase
1. Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus
merupakan garis lurus dengan kedalaman, kemiringan yang ditunjukkan
pada gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik karena
ruang geraknya mencukupi. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun
melebihi 50 cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan
penahan dan sebagainya, jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk
atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi. Pada saat pelaksanaan
tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus
dijaga agar tanah tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu
pekerjaan. Bagian bawah dari galian tanah harus menunjukkan daya dukung
yang baik agar dapat mendukung beban yang akan bekerja di atasnya. Juga
harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.
2. Pipa Beton/Buis Beton
Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar
rencana. Bentuk pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Pipa harus lurus, dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan
tidak rusak.
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa
cacat berupa lubang-lubang atau retak-retak, permukaan diberi acian.
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang.
d. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan
dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 pc : 3 psr.
3. Letak Pipa Drainase
Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat
pekerjaan. Pipa-pipa yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus
dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan merupakan garis lurus dan
dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.
Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil
yang direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.
4. Test Sistem Drainase
Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus di test terlebih dahulu
untuk menguji apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test
tersebut harus menunjukkan hasil yang baik dan tidak boleh menunjukkan
hambatan, yang berarti kurang berfungsinya seluruh sistem dengan baik.
Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat tersebut harus
dibongkar dan diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
5. Pembetulan Jalan, Lantan dan sebagainya.
Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangan
nya berakhir bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut
harus dikembalikan seperti semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan
sebagainya harus diperbaiki seperti sedia kala, dan segala biaya yang
dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi tanggungan Penyedia
barang/jasa.

12.25. Pekerjaan Hydrant


12.25.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Hydrant meliputi Pengadaan dan pemasangan Hidrant dan instalasinya.
Detail seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.

12.25.2. Standar
a. Perda Pemda setempat Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah
Setempat
b. Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
c. NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
d. NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems
e. NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems
f. NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps
g. SNI 03-1735-2000
h. SNI 03-1745-2000
i. Mc. Guiness, Stein & Reynolds
j. Mechanical & Electrical for Buildings
k. Undang-undang Nomor 1Tahun 1970;
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per. 02/ Men/ 1983;
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. Per. 04/ Men/ 1995;
n. Intruksi Menteri Tenaga Kerja R.I No. Ins. 11/ Men/ 1997;
o. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/ Men/ 1999.

12.25.3. Material
a. Box Hydrant - “ OZEKI, APPRON, YAMATO “.
 Fire Hose 2,5 x 30 mtr Machino Coupling
 Hose rack 2,5”
 Hose Nozzle 2,5”
b. Pipa BS SCH 40 Ø 4" Sekualitas Spindo
c. Gate Valve “ KITZ, NBC, TOYO “.
12.25.4. Ketentuan Bahan dan Peralatan
a. Box Hidran
 Box terbuat dari plat dengan tebal + 2 mm.
 Dimensi box : lihat gambar perencana.
 Seluruh box dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex Dana Paints dan
diberi tulisan Hydrant dengan warna merah.
 Panjang fire hose tidak kurang dari 30 M' mudah digulung, tahan terhadap
tekanan dan penyambungan dengan sistem quick coupling.
 Nozzle variable (zet spray) diameter 65 mm semua dalam keadaan baru
dan fabricated.
 Fire hose dari jenis black rubber lined yang memenuhi standard BS 6391
 Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm T & 250 mm D dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang
dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi Alarm Push Button, Alarm Lamp dan Alarm Horn.
Merek untuk referensi adalah ITACHIBORI No.B- 8 dengan modifikasi.
 Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
 Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
 "JET" Firehose A- one type size 40 mm x 30 meter including couplings.
(Jenis kopling disesuaikan dengan jenis Dinas Pemadam Kebakaraan
DKI).
 Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.

b. Spesifikasi BSP SCH 40


Tekanan Standard 40 bar
URAIAN KETERANGAN
Pipa BSP 40
Sambungan/fiting - Diameter 50 mm kebawah
Screwed
- Diameter 65 mm keatas Welding
Joint
Reducer Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
Valve & Strainer Dia. 50 mm kebawah, malleable cast
iron body class 200 lbs dengan
sambungan ulir, BS 21 / ANSI B 2.1.
Dia. 65 mm keatas, cast iron body
class 200 lb dengan sambungan
flanges, OS & Y Type
c. Saimesh Connection
Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve
dan outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh
Dinas Pemadam Kota.
d. Gate Valve
 Tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm atau bisa
digunakan tipe Butterfly untuk diameter 15 mm sampai dengan diameter
25 mm.
 Tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft, hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari
diameter 50 mm dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi dan
carbon steel untuk tekanan 300 psi.

12.26. Pekerjaan Fire Alarm.


12.26.1.Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Fire Alarm meliputi Pengadaan dan pemasangan fire Alarm dan instalasi
lengkap dengan material bantu, pipa conduit, klem dan accessories lainnya sampai
dengan berfungsi. detail seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.

12.26.2.Material
a. Instalasi Heat Detector type Rate Of Rise (ROR) dan Smoke detector
b. Heat Detector ROR (Detektor panas) “ APPRON, NITTAN “.
Dengan data teknis :
 Frequency test : dapat dipakai berulang kali
 Working temperature : 57 ° C
 Operating Voltage : ± 20 V DC
 Quescent Current : < 100 mA
 Alarm Current : < 80 mA
c. Smoke Detector (Detektor asap) “ APPRON, NITTAN “.
Dengan data Teknis :
 Frequency test : dapat dipakai berulang kali
 Operating Voltage : ± 20 V DC
 Quescent Current : ± 100 mA
 Alarm Current : maks. 100 mA
d. Instalasi Flow Switch, Tamper switch
e. Instalasi Manual Push Button/Break Glass
f. Instalasi Indicator Lamp
g. Instalasi Alarm Bell
h. Manual Push Button/Break Glass
i. Indicator Lamp “ APPRON, NITTAN “.
j. Alarm Bell “ APPRON, NITTAN “.
k. EOLR “ APPRON, NITTAN “.
l. Kabel NYA 2x1x1.5 mm dalam High Impact conduit dia. 20 mm Merk “
SUPREME , TRANKA, KABELINDO ”.
m. MCFA sekualitas “ HOOSEKI “
• MCFA yang digunakan memakai Sistem Semi Addressable, Fireman intercom,
Synthetic Sound, Nicad battery, Power supply charger yang mempunyai
voltmeter DC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat.
• MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
− Bell Off
− Reset
− Testing
− Lamp test
− Fault Signal General
− Signal for Alarm Condition
− Signal for “Zone Off”
• MCFA ini harus mempunyai output berupa :
− Visible/Audible Alarm
− Visible/Audible Fault Alarm
− Test Signal (Visible)
− Optical Signal “Zone Off”

12.26.3.Pelaksanaan pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Fire Alarm meliputi
volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Management Konstruksi, di
sertai gambar shop drawing.
b. Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push
button dipasang bersatu dengan hydrant box. Alarm bell dipasang bersatu
dengan hydrant box, dan untuk ruangan tertentu dimana tidak terdapat hydrant
box maka pemasangannya 0,5 m dibawah plafond. Alarm lamp dipasang
bersatu dengan hydrant box. Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan
radius minimal 0,75 m dari detector Peralatan sistem fire alarm ini harus
ditanahkan (grounding) dengan hambatan max. 2 Ohm. Supply listrik untuk
peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency load dari Genset.
c. Sistem Instalasi
- Semua instalasi kabel detektor yang berada pada daerah kolom
menggunakan sistem instalasi "INBOW".
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking
kabel/kabel tray.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel/lader.
- Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
d. Trunking Kabel dan tangga kabel
- Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang Horizontal dan satu garis
vertikal.
- Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran + 1/2-2" x 2" pada jarak 75 cm.
- Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran +
1/-2" x 2".
e. Kabel
Kabel yang dipakai harus dari jenis NYM 2 x 1,5 mm dipasang dalam PVC
konduit untuk kabel intercom digunakan indoor telepon cable dengan diameter
0,6 mm dipasang dalam conduit.
f. Konduit
Konduit yang dipakai adalah PVC high impact conduit dengan diameter dalam
minimum 1 1/2 kali diameter luar kabel.

12.27. Pekerjaan Elektrikal.


12.27.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan elektrikal meliputi pekerjaan Elektrikal yang ditunjukan oleh gambar
rencana.
12.27.2. Material dan item pekerjaan
a. Kabel NYM, NYA dan NYY “ SUPREME , TRANKA, KABELINDO ”.
b. Box panel MDP Gedung baru wall mounting 80 x 60 x 25 cm (terpasang dan
bisa di gunakan).
c. Box panel SDP Gedung baru wall mounting 60 x 40 x 20 cm (terpasang dan
bisa di gunakan).
d. MCB /3 PH/ “ SCHNEIDER, ABB, CHINT “.
e. MCCB /3 PH “ SCHNEIDER, ABB, CHINT “.
f. Lampu indikator RST 250V.
g. Fuse lamp indikator 2A.
h. SS (Switch selector).
i. CU bar 5 (40 X 6 mm)
j. Amper meter 500A.
k. Volt Meter 500A.
l. Ground road + BC 25 mm lengkap dengan elektroda tanah
m. Ground road + BC 10 mm lengkap dengan elektroda tanah.
n. Lampu Downlight LED 9 Watt “ PHILLIPS, OSRAM, GE “, dengan
Armature “ PHILIPS, ARTOLITE, SCARTO “.
o. Lampu Downlight LED 18 Watt “ PHILLIPS, OSRAM, GE “, dengan
Armature “ PHILIPS, ARTOLITE, SCARTO “.
p. Lampu V SHAPE 2 X 36W dengan armature “ PHILIPS, ARTOLITE,
SCARTO “ dengan Bolam “ PHILLIPS, OSRAM, GE “.
q. Lampu Barret Circular 22 W “ PHILLIPS, OSRAM, GE “ dengan armature “
PHILIPS, ARTOLITE, SCARTO “.
r. Stop kontak dinding “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
s. Stop kontak lantai “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
t. Stop kontak AC “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
u. Saklar double IB “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
v. Saklar tunggal IB “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
w. Saklar hotel “ CLIPSAL, PANASONIC, SCHNEIDER “.
x. Exhaust Fan Diameter = 40 cm Sekualitas “ PANASONIC, CKE, KDK “.
y. Semua instalasi dalam pipa conduit High Impact 20 mm “ EGA, CLIPSAL,
LEGRAND, PRALON “.

12.27.3. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum mulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi
harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan elektrikal meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas yang harus dilampiri dengan shop
drawing.
b. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box (dura doos,
tee doos) dari PVC, Terminal box tersebut tutup nya harus dapat dilepas dan
dipasang kembali dengan mudah, dengan memakai sekrup, sedang untuk
penyambungan di dalam beton harus menggunakan terminal box metal.
c. Pemasangan kabel di atas plafond harus disusun rapi dan di klem/ diikat dengan
kawat pada rak-rak kabel (trunking dan kabel-kabel tidak diperkenankan diklem
langsung pada konstruksi bangunan.
d. Apabila pada spesifikasi teknis atau pada gambar rencana disebutkan merk
tertentu atau kelas mutu dari material/ komponen tertentu, maka penyedia Jasa
konstruksi diwajibkan melaksanakan / menawar material yang dalam mutu yang
di sebutkan. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi tidak dapat diadakan
material yang disebutkan dalam tabel material, karena alasan kuat dan dapat
diterima pemilik, Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, maka dapat carikan
penggantinya merk / tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada penyedia Jasa
konstruksi.

12.28. Pekerjaan AC dan Instalasi.


12.28.1.Lingkup pekerjaan
Pekerjaan AC meliputi pekerjaan instalasi power AC lengkap dengan stop kontak
AC dan Instalasi pipa drain, berikut pemasangan unit AC.

12.28.2. Material
a. Kabel NYM 3 x 2,5 sqmm “ SUPREME, KABEL METAL, KABELINDO “.
b. Stop Kontak AC “ PANASONIC, PHILIP, CLIPSAL “.
c. Pipa Referigerant 3/8".
d. Pipa drain AC PVC type AW “ RUCIKA, PRALON, VINILON “.
e. Air Conditioner Kap. 1/2 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
 Type : Split.
 Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
 Tipe Refrigrant : R32.
f. Air Conditioner Kap. 3/4 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
 Type : Split.
 Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
 Tipe Refrigrant : R32.
g. Air Conditioner Kap. 1 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
 Type : Split.
 Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
 Tipe Refrigrant : R32.
h. Air Conditioner Kap. 2 PK “ DAIKIN, LG, PANASONIC ”.
 Type : Split.
 Ukuran Pipa Liquid & Gas (Inch) : Dia.1/4” Dan Dia. 3/8 “.
 Tipe Refrigrant : R32.
12.28.3.Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan selambat lambatnya 2 hari, Penyedia jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan instalasi power AC dan
Instalasi drain meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan serta contoh material yang akan dipakai harus
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas disertai
soft drawing.
b. Arah, letak dan jarak seperti yang ditunjukan pada gambar.
c. Pola pemasangan dan Instalasi harus sesuai rencana.
d. Semua instalasi pemasangan panel dan pengabelan harus sesuai dengan
rencana
e. Untuk pekerjaan selain di atas menyesuaikan dengan gambar kerja dan
spesifikasi material yang telah ditentukan.
f. Apabila pada spesifikasi teknis atau pada gambar rencana disebutkan merk
tertentu atau kelas mutu dari material/ komponen tertentu, maka penyedia Jasa
konstruksi di wajibkan melaksanakan / menawar material yang dalam mutu
yang di sebutkan disertai dengan surat dukungan dari distributor resmi.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi tidak dapat di adakan material
yang disebutkan dalam tabel material, karena alasan kuat dan dapat diterima
pemilik, Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis, maka dapat carikan
penggantinya merk / tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada penyedia Jasa
konstruksi.

12.29. Pekerjaan Perangkat Sentral Sound System


12.29.1.Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Perangkat Sentral Sound System meliputi Pengadaan dan pemasangan
sound sistem dan instalasinya lengkap dengan material bantu, pipa conduit, klem
dan junction box dan material bantu lainnya sampai dgn berfungsi. Detail seperti
yang ditunjukkan pada gambar rencana.

12.29.2.Material
a. Gedung Pertemuan
1. Instalasi Speaker Kabel NYMHY 2 x 1,5 mm “ SUPREME, KABEL
METAL, KABELINDO “.
2. Cealing Speaker Sekualitas “ TOA ”.
3. Horn Speaker 15W Sekualitas “ TOA “.
4. Terminal Box Sound System
5. Perangakat Utama
- Power Amplifier 120W Sekualitas “ TOA ”
- Paging Microphone
- AM/FM Tuner
- DVD Player
- Power Surge Arrester 40kA
- Cabinet Rack
- Material Bantu
12.29.3.Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum memulai pekerjaan selambat lambatnya 2 hari,Penyedia jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Sound System dan
Instalasi meliputi volume pekerjaan,jumlah tenaga dan alat,jadwal pelaksanaan
dan alur pekerjaan serta contoh material yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis dan Manajemen konstruksi disertai soft
drawing.
b. Rak peralatan Sound System ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem.
c. Semua kabel yang keluar dari peralatan harus melalui kabel gland dan
memakai flexible kabel konduit.
d. Kotak hubung bagi harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir
dengan cat bakar acrylic warna abu-abu. Kotak hubung bagi harus dilengkapi
dengan kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan terminal
penyambungan kabel. Kotak hubung bagi harus dilengkapi dengan kabel gland
sebanyak jumlah kabel yang keluar / masuk.
e. Kotak hubung ditempatkan di ruang M/E setiap lantai pada ketingggian 150 cm
dari lantai. Pemasangan kotak hubung memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 4
buah. Semua kabel yang masuk/keluar kotak hubung harus memakai kabel
gland.
f. Semua kabel instalasi dalam gedung digunakan kabel NYM atau NYMHY dia.
1,5 mm2 harus dipasang didalam PVC konduit sedangkan semua kabel
distribusi harus diklem pada tangga kabel yang dipasang di shaft dengan
memakai dynabolt 1/2" x 2" sebanyak 3 buah pada setiap jarak 75 cm. Konduit
harus diklem ke struktur bangunan dengan saddle klem. Untuk instalasi luar
gedung digunakan kabel type NYRE dia. 1,5 mm2. Semua kabel yang akan
dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan diameter minimum 2 1/2" kali penampang kabel. Penyusunan
konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
g. Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan kemudian dilapangan.
h. Semua peralatan Sound System harus diuji oleh perusahaan pemegang
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan
atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
i. Pengukuran level suara dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
j. Pengukuran kabel instalasi dilakukan dengan Impedance Meter.

12.30. Pekerjaan Instalasi Telephone.


12.30.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyedian, pemasangan, pengujian, dan pemeliharaan
peralatan-peralatan dibawah ini:
a. Instalasi Telephone Kabel ITC 2 x 2 x 0.6mm Dalam High Impact Conduit
Dia. 20 mm “ SUPREME , TRANKA, KABELINDO ”.
b. Digital Proprietary Telephone KX-DT543 “ PANASONIC, HUAWEI, D-
LINK “.
c. Single Line Telephone KX-TS-505 “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
d. TTB 20 Pairs
e. Terminal LSA
f. Dudukan Craw Isi 10
g. Konektor RJ 45
h. Solet/Konektor Telephone
i. Peralatan Utama:
 Rack Plate KX-A437X “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
 PABX KX.NS.300X “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
 Expansion KX.NS.320X “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
 Expansion Master Card KX.NS.5130X “ PANASONIC, HUAWEI, D-
LINK “.
 16 Port SLT KX.NS.5174X “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
 Box MDF ( TS100 ) “ PANASONIC, HUAWEI, D-LINK “.
 Junction Box ( 30x40 )
 Rak Server
 Stabilizer 2000 KVA
 Stop Kontak Isi 6
 Staker
 Arister
j. Kabel UTP, Kabel NMHY 3 x 1,5mm “ SUPREME , TRANKA,
KABELINDO ”.

12.30.2. Gambar-Gambar Rencana


Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

12.30.3. Gambar-Gambar Sesuai Rencana


Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
gambar sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing
harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue
printnya sebanyak 3 set.

12.30.4. Standar Dan Peraturan


Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT
dan PT. TELKOM. Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang
ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut di atas.

12.30.5. Bahan-Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik
sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop
drawing) harus diserahkan kepada pengawas 2 (dua) minggu sebelum pemasangan.
Kontraktor harus menematkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang
ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
sepenuhnya mewakili kontraktor.
Curriculum Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas
seminggu sebelum yang bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih
hanya yang sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan ini secara
aman, kuat dan rapi.
A. Kotak-kontak telepon
Kotak-kontak dibuat rata dinding. Kotak-kontak telepon yang diperbolehkan
adalah sekualitas : CLIPSAL, PANASONIC, BERKER.
B. Kabel
Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter
konduktor 0.6 mm, kapasitas 2 pair. Untuk jenis pasangan luar (under ground)
berinsulasi galvanized Steel type Armoured and Polyethylene Sheated,
konduktor 0.6 mm, kapasitas sesuai ditunjukan dalam gambar.
C. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai
antara satu dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm.
PVC conduit harus sekualitas : EGA, CLIPSAL, PRALON.
D. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan
ini meskipun tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai
performance yang dikehendaki.

12.30.6. Pengujian
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan
yang perlu untuk melakukan pengujian.

12.31. Pekerjaan Instalasi Jaringan Data.


12.31.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Instalasi jaringan data ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian
yang di tunjukkan dalam gambar rencana.

12.31.2. Material
A. InstalasiData Komputer Dengan Kabel UTP Cath 6 Dalam Pipa Conduit 20.
B. Instalasi Data Komputer Kabel FO Multicore c/w Jacket Switch - Server
C. Outlet Data Komputer Dinding
D. Switch Hub 12 Port
E. Wifii 11 MBPS / 2,4 GHz, Power 12 DC

12.31.3. Pelaksanaan pekerjaan


a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan Pekerjaan Instalasi
jaringan data meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai untuk
mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan Konsultan Manajemen
Konstruksi, di sertai gambar shop drawing.
b. Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan
baik sesuai dengan yang dimaksud.

12.31.4. Tes Commesioning


a. Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa
bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar
memenuhi persyaratan ini.
b. Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk
melakukan pengujian.

12.32. Pekerjaan Instalasi CCTV


12.32.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian, dan pemeliharaan
peralatan-peralatan di bawah ini :
a. Pengadaan dan pemasangan Kamera CCTV.
b. Kabel power, kabel control dan pipa instalasi CCTV
c. Pekerjan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjan tersebut di atas
12.32.2. Gambar-Gambar Rencana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi,
jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.

12.32.3. Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan


Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
gambar sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing
harus segera diserahkan kepada pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue
printnya sebanyak 3 set.

12.32.4. Standar
Seluruh pekerjaan instalasi jaringan komputer harus dilaksanakan mengikuti standar
IEEE, NEC. Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan tersebut di atas.

12.32.5. Bahan-Bahan, Peralatan dan Tenaga Pelaksana


1) Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan
baik sesuai dengan yang dimaksud.
2) Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
pengawas 2(dua) minggu sebelum pemasangan.
3) Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator
yang ahli di bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum Vitae petugas tersebut harus
diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang bersangkutan
memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman
dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
4) Peralatan Kamera CCTV
a. Kabel
Kabel CCTV harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC,
menggunakan kabel coaxial RG 59 with power cable for CCTV 18 AWG
BC 95%.
Merek : sekualitas Supreme
b. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus
untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya
harus sesuai antara satu dan lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm
dan 25 mm. PVC conduit harus sekualitas : Clipsa.
c. Pengujian
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan
bahwa bekerjanya kabel dan material yang telah selesai dipasang memang
benar-benar memenuhi persyaratan ini. Kontraktor harus menyediakan
personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian.

12.33. Pekerjaan Penangkal Petir.


12.33.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan Penangkal petir merupakan pekerjaan penangkal petir yang berfungsi
untuk menyediakan jalan resistansi rendah ke tanah yang sesuai pada gambar .

12.33.2. Penangkal Petir ES Sekualitas "Flash Vectron”


Air Terminal Penangkal Petir Flash Vectron adalah alat penerima sambaran petir
yang berbasis kerja ESES treamer Emission Lightning Conductor Dengan sistim
kerja mengumpulkan energi awan disaat ada awan energi melintas di area
perlindungan, kemudian menjemput kilatan petir dengan mengeluarkan lidah api
penuntun keudara (streamer), menangkap dan menyalurkan ke bumi. Meskipun
seluruh terminal unit penangkal petir jenis elektrostatis berbasis kerja sama yaitu
ESE (Early Streamer Emission Lightning Conductor), akan tetapi penangkal petir -
Flash Vectron di rancang khusus untuk digunakan didaerah yang beriklim tropis
seperti di Indonesia.
Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar suatu struktur bangunan
untuk menangkap dan menghantarkan arus petir ke sistem pembumian (grounding).
Dengan kata lain, proteksi eksternal berfungsi sebagai ujung tombak penangkap
muatan listrik dan arus petir di areal yang telah dipasang sistem proteksi petir.
Terminal Udara (Air Termination) adalah bagian sistem proteksi petir eksternal
yang di khususkan untuk menangkap sambaran petir, berupa elektroda logam yang
dipasang secara tegak maupun mendatar. Penangkap petir di tempatkan sedemikian
rupa sehingga mampu menangkap semua sambaran petir tanpa mengenai bagian
struktur yang dilindungi.
Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material yang digunakan untuk
pembuatan grounding juga harus diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau
karat, terlebih lagi jika didaerah dengan dengan laut

12.33.3. Material
1). Penangkal petir ES -Sekualitas"Flash Vectron " radius Proteksi 300 m
2). Pipa galvanize 1' X 3000 mm
3). lampu indikator penangkal petir
4). kabel Coaxcial 2 X 35 mm2
5). Kabel NYY 3 x 6 sqmm
6). Pipa Pralon PVC tipe AW Ø 1/2"
7). Bak Kontrol pentanahan dan grounding system

Penangkal petir Flash Vectron adalah penangkal petir yang di produksi di


Indonesia dengan menggunakan teknologi Early Streamer Emission Lightning
Conduktor. Penangkal petir Flash Vectron merupakan penangkal petir lokal
khusus untuk daerah tropis yang paling berkualitas, terbukti dengan populasinya
yang menyebar di seluruh Indonesia. Ada 8 kelebihan penangkal petir - Flash
Vectron di bandingkan dengan merk lain.
12.33.4. Kerja penangkal Petir - Flash Vectron
System penangkal ini aktif bekerja, sifatnya menarik petir untuk menyambar pada
bagian kepala terminal petir - Flash Vectron dengan cara memancarkan ion - ion ke
udara. Kerapatan ion makin besar bila jarak ke kepalanya semakin dekat.
Pemancaran ion dapat menggunakan generator listrik atau batere. Area
perlindungan system ini berupa bola dengan radius mencapai 300 meter dan radius
ini akan mengecil sejalan dengan bertambahnya waktu.

Anda mungkin juga menyukai