LOKASI
KABUPATEN NAGEKEO
DAFTAR ISI
2
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1. UMUM
3
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1.4.3. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan.
Uji Mutu/teknis/fungsi diperlukan unuk :
a) Baja Tulangan yaitu uji tarik baja yang harus memenuhi spesifikasi teknis
mengenai kuat tarik baja tulangan yang dipakai dalam struktur bangunan.
b) Mutu Beton Bertulang yaitu uji kuat beton yang harus memenuhi
spesifikasi beton bertulang yang disyaratkan
c) Tes Comisioning Instalasi Listrik dan Penangkal Petir
4
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
5
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
6
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
7
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
8
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1.5.4. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002;
1.5.5. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
1.5.6. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat;
1.5.9. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991;
1.5.10. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
47/SE/DC/2020 Tentang Petunjuk Teknis Standarisasi Desain dan Penilaian
Kerusakan Sekolah dan Madrasah.
9
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1.6.1. Gambar Kerja yang dibuat Perencana yang sudah disahkan oleh Dinas
Pekerjaan Umum, termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
1.6.7. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
a) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun
Rencana Kerja (Time Schedulle) yang diajukan selambat-lambatnya
dalam waktu 1 (satu) minggu sesudah tanggal penerimaan Surat
Perintah Kerja, dengan disetujui oleh Direksi.
b) Setelah Rencana Kerja disetujui oleh Direksi, satu salinan akan
disimpanoleh Direksi dan satu salinan lainnya harus ditempel di Bangsal
Kontraktor di tempat pekerjaan.
10
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1.7. Pengajuan
1.7.1. Kontraktor wajib menyampaikan materi Pengajuan sebanyak rangkap untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas/Pemilik Proyek, mencakup yang
disebut dalam butir-butir berikut.
1.7.2. Kontraktor wajib membuat Gambar Rencana Kerja (Shop drawing) yang
mencakup Detail-detail Pemasangan, Layout dan Coordinated Plan, set-
outs, untuk disetujui Pengawas/Pemilik Proyek untuk pekerjaan yang akan
dilakukannya.
Gambar Koordinasi: Koordinator wajib berkoordinasi dibawah Pengawas
untuk membuat gambar koordinasi yang terperinci antar pekerjaan
mekanikal dan elektrikal.
1.7.3. Kontraktor wajib mengajukan contoh-contoh bahan yang akan dipakai.
1.7.4. Segera setelah penunjukkan, Kontraktor wajib menyerahkan katalog sesuai
dengan skedul material.
1.7.5. Material yang diajukan harus dilengkapi salinan sertifikat kesesuaian mutu
dari badan standarisasi yang bersangkutan.
1.7.6. Kontraktor harus menyerahkan daftar material yang belum tercantum dalam
skedul material selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah penunjukkan
pemenang lelang, untuk mendapat persetujuan dari Pengawas dan/atau
Pemilik Proyek.
1.7.7. Semua material yang tercantum dalam skedul material bersifat mengikat
dan merupakan lampiran dokumen penawaran.
1.7.8. Kontraktor wajib menyerahkan Rencana Kerja (Time Schedule) dan rencana
kerja harian/mingguan lengkap dengan jumlah tenaga kerja dan
peralatannya.
12
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
13
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
16
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
3.3.4. Urugan pasir dibawah pondasi dapat dilakukan jika dimensi galian sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3.3.5. Urugan sirtu peninggian peil lantai bangunan dari sirtu dilakukan setelah
pondasi menerus dan sloof struktur telah selesai dikerjakan.
3.3.6. Urugan sirtu harus dipadatkan dengan hand stamper atau baby Roller
sebanyak minimal 6 lintasan pulang pergi dengan ketebalan jadi setiap kali
pemadatan maksimum 20 cm.
18
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
4. PEKERJAAN PASANGAN
4.2.3. Air, harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan
bahan organis atau bahan bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan.
4.2.4. Batu belah untuk pasangan pondasi adalah batu belah dengan ukuran
minimal 20 cm, dengan tiga muka pecahan.
4.2.5. Batu belah yang dipergunakan sebagai pondasi, harus dipilih batu yang
keras dan tidak keropos dan dikerjakan sesuai bentuk dan ukuran yang
tertera dalam gambar dan mendapat persetujuan Direksi.
4.2.6. Batako yang digunakan adalah batako berbahan adukan pasir dan teras
atau semen atau adukan tanah putih dan semen yang berkualitas baik.
4.2.7. Batako yang digunakan jika dipukul berbunyi nyaring, tidak keropos,
sudut-sudutnya utuh dan siku serta tidak retak.
22
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
5. PEKERJAAN BETON
23
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
25
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
5.2.11. Contoh material yang diturunkan di lokasi pekerjaan adalah material yang
mutu, kualitas dan atau karakteriktinya sama dengan contoh material
untuk rancangan campuran beton (yang dibawa ke laboratorium saat
membuat sertifikat rancangan campuran) yang memenuhi syarat untuk
mutu beton yang disyaratkan.
28
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
29
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
6. PEKERJAAN ATAP
30
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
31
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
7. PEKERJAAN DINDING
7.3.6. Bidang dinding batako yang luasnya lebih besar dari 9 m2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm,
dengan tulangan pokok diameter D 13 mm, beugel diameter 8 mm jarak
150 m m .
7.3.7. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali
tidak diperkenankan.
7.3.8. Pembuatan lubang pada pasangan batako yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam
dalam pasangan batako sekurang-kurangnya 30 c m kecuali ditentukan
lain.
7.3.9. Tidak diperkenankan memasang batako yang patah dua melebihi dari 5%.
Batako yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
7.3.10. Pasangan batako untuk dinding % batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapih dan benar-benar tegak lurus.
33
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
8. PEKERJAAN PLESTERAN
36
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
9. PEKERJAAN KERAMIK
37
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
38
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
39
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
40
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
11.3.5. Pasang plafon mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan
cutteruntuk memotongnya dan gunakan siku agar hasil potongan bersudut
90 derajat.
11.3.6. Tempelkan plafon menggunakan sekrup pada bagian pinggir.
11.3.7. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis dan finishing, yaitu melakukan
pemeriksaan dan perapian pada setiap bagian plafon yang masih terlihat
belum rapih.
11.3.8. Penutup dan list plafond PVC dipasang setelah rangka plafond yang
dipasang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi pekerjaan.
a) Plafond PVC
Spesifikasi
Merk : Gasfon
Lebar : 20 cm
Tebal : 8 mm
Panjang : 4m dan 6m
42
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
c) Aksen pada tonjolan kolom, akses pintu masuk, separuh kolom selasar,
dinding luar samping, dan listplank menggunakan warna “Dark Red”
dengan kode warna :
Web Color : #990000
RGB : 153, 0, 0
CMYK : 0, 100, 100, 40
( Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna
terdekat,yaitu Merah Tua atau Maroon)
d) Dinding dalam ruangan menggunakan warna “Seamist” dengan kode
warna :
Web Color : #E6DCD0
RGB : 230, 220, 208
CMYK : 0, 4, 10, 10
(Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna
terdekat, Krem)
e) Atap, kusen, daun pintu, daun jendela menggunakan warna sesuai
warna material, yaitu Natural Grey, Black, Natural Brown
44
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
45
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
c) Aksen pada tonjolan kolom, akses pintu masuk, separuh kolom selasar,
dinding luar samping, dan listplank menggunakan warna “Dark Red”
dengan kode warna :
Web Color : #990000
RGB : 153, 0, 0
CMYK : 0, 100, 100, 40
(Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna
terdekat,yaitu Merah Tua atau Maroon)
46
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
Gambar 3. Tabel Komponen dan Kode Warna untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)
47
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
c) Aksen pada tonjolan kolom, akses pintu masuk, separuh kolom selasar,
dinding luar samping, dan listplank menggunakan warna “Dark Red”
dengan kode warna :
Web Color : #990000
RGB : 153, 0, 0
CMYK : 0, 100, 100, 40
( Dalam hal warna spesifik tidak tersedia di daerah, digunakan warna
terdekat,yaitu Merah Tua atau Maroon)
48
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
Gambar 5. Tabel Komponen dan Kode Warna untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)
49
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
13.2. Acuan
Standard yang digunakan adalah yang terakhir, sebagai berikut:
13.2.1. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
13.2.2. Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan
PUIL – 1987
13.2.3. Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi
setempat
13.2.4. AVE/VDE
13.2.5. Peraturan-peraturan dari Dinas keselamatan Kerja Daerah setempat.
13.2.6. Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkenaan dengan peralatan
yang dipakai.
13.2.7. Saklar, stopkontak, konduit, doos junction box, surface mounting box, floor
duct, floor oulet, floor service box, dan perlengkapan lain memenuhi British
50
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
54
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
di lapangan.
c) Diatas plafond/ceiling, kabel-kabel dipasang pada cable tray sesuai
gambar.
d) Lampu-lampu dipasang diatas plafond tiap-tiap lantai.
e) Pada setiap percabangan titik lampu, harus diberi doos/junction box,
dari sini dihubungkan dengan kabel ke titik penerangan.
f) Sambungan pada junction box/doos, sesuai dengan jumlah cabang.
g) Sambungan kabel untuk menuju ke titik penerangan hanya
diperlukan pada junction box/doos tersebut.
h) Seluruh instalasi penerangan peneranhan menggunakan kawat NYM
1,5 mm2.
i) Seluruh instalasi stop kontak menggunakan kawat NYM 2,5 mm2.
13.4.3. Penanaman Kabel
a) Penanaman kabel harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
dilengkapi dengan petunjuk seperti tersebut dalam bagian ini.
b) Sebelum kabel diletakkan dalam galian 1 m, lebar minimum 50 cm,
harus diurug dan dipadatkan dengan pasir urug setebal 10 cm.
c) Setebal kabel diletakkan (digelar) dengan syarat kabel tersebut tidak
boleh terpuntir, dilakukan pengurugan setebal 10 cm dari kabel yang
terbesar kemudian dipadatkan.
d) Diatas pasir diberi batu yang memanjang tidak terputus.
e) Kabel-kabel yang dipasang harus diberi label-label dari timah yang
memberi petunjuk jurusannya, yang dipasang setiap jarak 1 meter.
f) Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Pengawas/
Pemilik Proyek menyaksikan bahwa semua petunjuk di atas dipenuhi.
g) Pengurugan berikut adalah dengan tanah asli
h) Setiap jarak 30 meter, Kontraktor wajib membuat patok beton diatas
galian tersebut dengan ukuran 20 x 20 x 60 cm, dan ditulis petunjuk
“KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat dengan warna kuning dan
tulisan merah.
i) Kontraktor wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula
dengan seluruh biaya menjadi kewajiban Kontraktor.
j) Pekerjaan penanaman kabel tidak boleh dilaksanakan pada malam
55
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
hari.
k) Dalam keadaan tidak memungkinkan dan setelah ada ijin dari Pemilik
Proyek dan Pengawas, Kontraktor dapat melakukan penyambungan
kabel dengan cast resin type buatan 3 M atau yang setara. Patok
tanda dengan tulisan “MOF KABEL”, harus dipasang diatasnya dengan
warna seperti yang telah disebutkan di atas.
13.4.4. Pengujian
Mencakup yang dispesifikasikan dalam Bagian Spesifikasi Umum Elektrikal
a) Sebelum daya listrik digunakan ke instalasi, seluruh instalasi harus
sudah selesai diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan
dan disetujui oleh Pengawas/Badan Pemerintah yang berwenang.
b) Pengujian tahanan isolasi dan kabel tegangan 220 V/380 V harus
menggunakan megger 500 Volt.
c) Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas dan Pemilik Proyek. Bila
didapat hasil buruk/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi,
Kontraktor wajib memperbaiki kembali, kemudian pengujian diulangi
sampai mendapatkan hasil yang baik.
d) Kontraktor wajib mengadakan peralatan dan tenaga serta biaya yang
diperlukan untuk pengujian tersebut dan pemberitahuan kepada
Pengawas/Pemilik Proyek harus paling lambat 48 jam dimuka.
13.4.5. Pengujian Tahanan Isolasi
a) Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan
yang berlaku, ditambah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur
dalam pasal berikut.
b) Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger 500
Volt elektronik.
c) Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam
keadaan terbuka.
d) Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan (group).
e) Hasil minimum yang diijinkan adalah 10 Mega-Ohm.
f) Pengujian Tahanan Tanah
g) Setelah diadakan penanaman pentanahan (ground rod) pengujian
tahanan dapat dilaksanakan.
h) Pengujian untuk ini dapat digunakan alat uji tahanan tanah elektronik.
56
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
57
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
58
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
14.2. Acuan
Standard yang digunakan adalah yang terakhir, sebagai berikut:
14.2.1. Seperti yang dispesifikasikan dalam Spesifikasi Umum Pekerjaan Mekenikal
14.2.2. BS 1387/67 Pipa Galvanized
14.2.3. JIS K6741/42 Pipa PVC
59
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
60
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
62
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
63
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
65
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
66
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
Kloset Duduk
Spesifikasi
Merk : TOTO
Type : CW 660NJ / SW 660J
Warna : Putih
67
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
1. Wastafel Gantung
Spesifikasi
Merk : TOTO
Type : L529V1
Warna : Putih
Sink
Merk : Modena
Tipe : Sink 1 lubang
Model : KS 3101
Material : Stainless Steel 304 Dimensi
(P x L x T) : 928 x 444 x 192 mm
Keran
Merk : Aer
Tipe : Keran angsa tembok
Model : AOV 03 C
Material : Kuningan berlapis chrome
Dimensi (P x L x T) : 200 x 70 x 270 mm
68
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
69
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
70
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
71
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
72
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari saluran tempat datangnya
lumpur kolam kedua, sehingga diperoleh kesempatan bagi sisa-sisa kotoran
yang masih terbawa menjadi tidak langsung terhisap ulang, demikian juga
kedalaman pembenaman ujung pipa hisap pompa lumpur, dibuat sedemikian
rupa agar tidak langsung menghisap kotoran yang telah mengendap didasar
kolam, dengan demikian letak mulut penghisap tidak boleh terlalu dekat
dengan dasar kolam. Untuk pemboran dengan metode yang lain Direksi akan
memberi petunjuk selanjutnya pada saat akan dimulai pemboran.
19.3. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pemboran kontraktor diwajibkan menyediakan air dan
menjamin kelancaran penyediaannya. Mutu dan jumlah air yang disediakan harus
sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Direksi.
19.4. Penyediaan Pipa, Screen dan Bentonit
Penyediaan pipa, screen dan bentonit disediakan oleh kontraktor yang jumlahnya
telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Bentonit digunakan sebagai pengental
lumpur sirkulasi agar berat jenisnya naik sehingga selama proses pemboran dapat
mengangkat potongan batuan (cutting) yang ditembus mata bor dari dalam
lubang bor. Screen dimaksud pada pekerjaan ini adalah dari pipa pvc ukuran
sesuai casing, dan diberi lubang pori-pori sebagai jalan masuknya air kedalam
casing.
19.5. Pengamanan Lokasi
Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat dilokasi pemboran. Kontraktor juga harus menjaga
semua bangunan, saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya yang ada disekitar lokasi
pemboran supaya tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Apabilah
seluruh pekerjaan selesai kontraktor harus merestorasi lokasi tersebut sehingga
mendekati keadaannya semula dan pembayaran ganti rugi atas biaya sendiri
kontraktor seandainya terjadi kerusakan.
19.6. Tipe Sumur
a) Sumur yang akan dikerjakan oleh kontraktor adalah jenis sumur produksi ITW
tipe “Single String”(lonjor tunggal) dengan menggunaka pipa pvc “serta
screen low carbon” sesuai kontrak.Sehingga konstruksi sumur produksi ITW
ini adalah terdiri dari pipa buta dan pipa saringan (screen) diameter 6” saja.
Panjang pipa saringan (screen) rata-rata 11-12 meter tiap sumur, atau
disesuaikan dengan ketebalan air. Sumur produksi ITW (Intermediate Tube
Well) ini dikerjakan dengan menggunakan bor, satu regu minimal terdiri dari
4 – 5 anggota dengan personil inti tenaga yang berpengalaman. Pada sumur
74
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
ITM konstruksi pipa bagian bawah diberi tutup (bottom plug). Anulus (celah
antara lubang bor dan pipa) diberi “gravel pack” (kerikil pembalut) dengan
ukuran tertentu yang beragam. Pipa saringan (screen) akan dipasang pada
aquiter atau lapisan pembawa air dan pipa buta (blank casing) akan dipasang
pada setiap lapisan kedap air atau aquiter dengan mutu air yang tidak
diinginkan. Pada bagian ujung dasar pipa akan dipasang pipa pengendap
yang ujungnya dilengkapi dengan sumbat yang berbentuk kerucut dengan
bagian yang runcing dibawah agar memudahkan saat pemasangan.pipa
pengendap dan bottom plug dimaksud harus disediakan kontraktor.
b) Pada setiap batang pipa konstruksi yang dipasang sekurang-kurangnya harus
dilengkapi dengan 2 (dua) buah centralizer atau perangkat yang dapat
menjamin agar pipa konstruksi yang dipasang tetap selalu berdiri di tengah
lubang sumur dengan ruang annulus yang dipertahankan tetap sama
lebarnya disekeliling pipa, hal tersebut dimaksudkan agar kerikil pembalut
atau gravel pack akan dapat masuk dengan sempurna.
c) Disekeliling pipa konstruksi yang dimaksudkan dalam lubang bor harus
dibungkus atau ditimbun dengan gravel pack, kecuali kalaupun ada, pada
bagian tertentu yaitu pada lapisan yang mengandung air dengan kualitas
tidak diinginkan, harus dicor atau ditutup dengan semen agar air yang
berasal dari bagian tersebut tidak tersadap. Pada bagian atas ruang analus,
harus di cor beton atau dicor semen, kemudian ditutup dan dikunci guna
pengamanan.
d) Segala dimensi dan ukuran-ukuran kedalaman, diameter, panjang, lebar,
jenis dan detail dari konstruksi sumur akan diberikan sesaat setelah logging
diperoleh hasilnya, sesuai dengan keadaan aquifer litologi yang ditafsirkan.
Namun secara garis besar gambar model type sumur yang akan dibuat tidak
jauh dari gambar rencana seperti tercantum didalam dokumen lelang. Loging
merupakan suatu tahapan yang wajib dibuat oleh kontraktor, oleh karena itu
apabila tidak disediakan alokasi pendanaannya namun logging harus tetap
dilakukan oleh kontraktor sesuaiyang diarakan oleh direksi teknis dengan
maksud mendapatkan data-data akurat yang berfungsi untuk penyempurnaan
konstruksi sumur bor
e) Pemilihan konstruksi sumur yang akan dipasang apabila terdapat lebih dari
satu alternatif konstruksi akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan dengan
berdasarkan pada sifat litologi dari formasi bantuan yang dibor ditiap lokasi
sumur.
75
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
78
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai sebagai bahan gravel pack.
Kemudian hasil analisa tersebut diserahkan kepada Direksi.
b) Setelah disetujui bahan gravel tersebut harus disiapkan dilokasi sejak
pemboran belum dimulai.
c) Setelah pemasangan pipa sumur selesai sesuai dengan yang direncanakan
maka gravel dengan ukuran yang telah ditentukan dimasukan kedalam
rongga diluar pipa sumur dan didalam lubang bor atau dalam ruang analus
menurut cara yang disetujui oleh Direksi.
d) Dalam proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan
kekentalan dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik “marsh funnel”.
e) Pengisian gravel dilaksanakan dengan hati-hati sehingga pipa sumur
terbungkus dan merata dengan baik mulai dari dasar lubang sumur sampai
pada kedalaman yang ditentukan Direksi.
f) Kontraktor harus selalu membuat catatan dan perhitungan tentang volume
gravel yang telah dimasukan dan mengukur posisi kedalaman gravel dalam
lubang pemboran.
g) Setelah pengisian gravel dinyatakan cukup oleh Direksi maka penyempurnaan
dan development sumur dapat dimulai.
efektif.
3. Pengocokan secara mekanis yaitu menggunakan surger plunger.
4. Pengocokan dengan menggunakan udara kompresor bertekanan tinggi
(11 kg/cm2) atau lebih.
Pemilihan metode pencucian sumur dan urut-urutan kerjanya secara terinci
akan dijelaskan oleh Direksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
d) Setelah pengisian gravel selesai, lumpur pemboran harus dihilangkan dengan
melaksanakan sirkulasi air bersih sampai sumur benar-benar bersih dari
lumpur.
e) Kemudian pencucian sumur dilaksanakan dengan hati-hati sesuai petunjuk
Direksi sehingga tidak menimbulkan kerusakan baik pada aqufer maupun
pada sumur sendiri.
f) Pencucian sumur dilaksanakan sampai air yang keluar dari sumur dengan
pemompaan adalah maksimum bebas dari pasir, jernih dan serta efisien tidak
kurang dari 80%. Air dianggap tidak mengandung pasir lagi bila kandungan
pasir dari air tersebut lebih kecil dari 20 ppm.
g) Selama pekerjaan pencucian sumur maka kontraktor harus selalu mengukur
posisi kedalaman gravel dalam lubang analus, bila posisinya turun dari
kedalaman semula maka kontraktor harus segera menambah gravel sampai
kembali pada kedalaman yang ditentukan.
82
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
kurang 3 (tiga) tingkat, idealnya 4 (empat) tingkat. Debit untuk tiap tingkat
pengujian ditentukan oleh Direksi pekerjaan berdasarkan hasil uji
pemompaan pendahuluan. Debit pemompaan pada setiap tingkat pengujian
harus dipertahankan supaya tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan
secara efektif. Pengamatan terhadap debit pemompaan dan penurunan
muka air didalam sumur yang dipompa harus dilakukan pada interval waktu
tertentu sesuai dengan formulir yang terdapat pada lajur A atas petunjuk
Direksi pekerjaan.
d) Uji Debit Tetap
Setelah permukaan air didalam sumur pulih dari uji pemompaan
pendahuluan maka kontraktor harus melaksanakan uji debit tetap, yaitu
dengan melaksanakan pemompaan dengan debit tetap selama 6 (enam)
jam secara terus menerus (non stop). Debit pemompaan ditentukan oleh
Direksi pekerjaan. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus
dilaksanakan paling tidak sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat
dipertahankan dalam keadaan stabil. Kontraktor harus melaksanakan
pengamatan terhadap penurunan muka air tanah baik pada sumur yang
dipompa maupun pada sumur pengamat. Sumur pengamat ditentukan
oleh Direksi pekerjaan berdasarkan kondisi lapangan yang terdapat pada
setiap lokasi. Apabila kondisi lapangan memungkinkan maka disamping
melaksanakan pengamatan pada sumur yang dipompa, kontraktor harus
melaksanakan pengamatan penurunan muka air tanah paling tidak pada 2
(dua) sumur bor (pizometer, jika ada) yang terdapat dalam radius 1200
meter dari sumur yang dipompa dan 1 (satu) sumur gali yang terdapat
dalam radius 400 meter dari sumur yang dipompa.
Pengukuran muka air pada sumur yang dipompa dan sumur-sumur
pengamat dilakukan pada interval waktu berikut :Waktu sejak pemompaan
dimulai Interval waktu Pengukuran
00 – 10 menit setiap 01 menit
10 = 25 menit setiap 03 menit
25 – 60 menit setiap 05 menit
01 – 02 jam setiap 10 menit
02 – 03 jam setiap 15 menit
03 – 06 jam setiap 30 menit
Selama uji debit tetap, kontraktor harus melaksanakan pengukuran
terhadap pH, temperature dan EC (Electric Condductyvity) air yang
dipompa, pengukuran dilaksanakan paling tidak selama pemompaan
dengan selang waktu kira-kira 1 jam.
Kontraktor harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari
genangan air sehingga tidak mempengaruhi pengujian. Untuk itu sebelum
pelaksanaan uji pemompaan, kontraktor harus membuat saluran
84
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
85
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
86
Rencana Kerja Dan Syarat – Syarat/RKS
87