Anda di halaman 1dari 55

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KESEHATAN RUANG


OPERASI RUMAH SAKIT NGANTANG
PEKERJAAN : JASA KONSULTAN PERENCANAAN RUANG OPERASI
RUMAH SAKIT NGANTANG
LOKASI : KECAMATAN NGANTANG
TAHUN : 2021
PASAL 1
PEKERJAAN YANG AKAN DILAKSANAKAN

Lingkup pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana


PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT NGANTANG Yang Meliputi :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
 Pekerjaan Pendahuluan

II. PEMBANGUNAN GEDUNG PELAYANAN DAN TINDAKAN


 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
 Pekerjaan Beton
 Pekerjaan Plafond
 Pekerjaan Pipa dan Sanitasi
 Pekerjaan Pintu Kusen dan Jendela
 Pekerjaan Keramik
 Pekerjaan Listrik dan Penangkal Petir
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Drainase
(7) Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan fasilitas pertolongan
pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu melakukan tugas
pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi.
(8) Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa kecelakaan di
lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor juga harus
melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut
disyaratkan oleh undang-undang.

PASAL 4
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN

(1) Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart dan Net Work yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya.
(2) Pembuatan Rencana Jadual Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
(3) Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai Kontraktor Pelaksana
belum dapat menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka kontraktor pelaksana
harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
(4) Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan
yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan dua mingguan ini
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 5
PENYEDIAAN PERALATAN

(1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang


penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang
kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut tidak
layak layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.

(2) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak Direksi (Direksikeet) yang


dilengkapi :
a. Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b. Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
d. 1 set komputer + printer
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Atap : Seng / Asbes Gelombang.


b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu / Galvalum
c. Pondasi : Pasangan pondasi batu kali setempat untuk kolom dan rollag batu bata
sebagai frame lantai
d. Lantai : Rabat beton / Concrete block
e. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu Direksi.

(3) Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan
keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus
segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana
diwajibkan mengikuti ASTEK).

(4) Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.

(5) Daftar Peralatan yang harus dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah:
No Jenis Alat Jumlah Keterangan

1. Backhoe Loader 1 unit MINIMAL 0,8 m3

2. Las Listrik 2 set 2

3. Crane Box 1 set Minimal 0,5 ton


4. Dum Truck 3 unit 6 m3

5. Molen 350 kg 3 bh 350 Kg

6. Genset 1 set 10kv

PASAL 6
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

(1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi


persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.

(2) Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

a. Air
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta
baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.

 Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat,tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

 Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga


pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu- raguan mengenai mutu
air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek
ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Pelaksana.

b. Semen Portland (PC)


 Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard Nasional Indonesia atau SNI
03-2847-2002 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan
susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh digunakan jika atas petunjuk
layak layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.

(2) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak Direksi (Direksikeet) yang


dilengkapi :
a. Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b. Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
d. 1 set komputer + printer
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :

a. Atap : Seng / Asbes Gelombang.


b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu / Galvalum
c. Pondasi : Pasangan pondasi batu kali setempat untuk kolom dan rollag batu bata
sebagai frame lantai
d. Lantai : Rabat beton / Concrete block
e. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan Direksi dan tamu-tamu Direksi.

(3) Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan
keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus
segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana
diwajibkan mengikuti ASTEK).

(4) Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.

(5) Daftar Peralatan yang harus dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan ini adalah:
No Jenis Alat Jumlah Keterangan

1. Backhoe Loader 1 unit MINIMAL 0,8 m3

2. Las Listrik 2 set 2

3. Crane Box 1 set Minimal 0,5 ton


4. Dum Truck 3 unit 6 m3

5. Molen 350 kg 3 bh 350 Kg

6. Genset 1 set 10kv

PASAL 6
PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN

(1) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi


persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.

(2) Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

a. Air
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton serta
baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.

 Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam
agregat,tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

 Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di lembaga


pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu- raguan mengenai mutu
air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek
ini adalah sepenuhnya menjadi tanggungan Pelaksana.

b. Semen Portland (PC)


 Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard Nasional Indonesia atau SNI
03-2847-2002 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan
susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh digunakan jika atas petunjuk
PASAL 10
PERATURAN/PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT

Peraturan Teknik yang dikeluarkan / ditetapkan oleh Pemerintah RI :


Apabila tidak disebutkan di dalam RKS dan gambar maka berlaku mengikat peraturan-peraturan
di bawah ini :
(1) Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBB NI-3/56 1983)
(2) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 (PKKI NI-5)
(3) Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982)
(4) Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
(5) Peraturan –peraturan Pemerintah / PERDA Setempat
(6) SKSNI-T-15-1991-03
(7) Pedoman Perencanaan untuk struktur Beton Bertulang biasa dan Struktur Tembok Bertulang
untuk Gedung 1983.

PASAL 11
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS yang harus diikuti :


(1) Apabila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar
detail yang diikuti/ harus mendapat keputusan dari konsultan pengawas.
(2) Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu.
(3) Apabila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti, kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputuasan Konsultan Pengawas.
(4) RKS dan gambar saling melengkapi. Bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedangkan
RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, begitu juga sebaliknya.
(5) Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan Gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
PASAL 12
PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN

(1) Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh Dokumen Pelaksanaan secara
seksama dan bertanggung jawab. Apabila di dalam penelitian tersebut dijumpai :
a. Hal-hal yang disebutkan dalam sub pasal 11 diatas.
b. Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis yang bila
dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan atau kegagalan struktur.
Maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh keputusan yang pasti
dari Konsultan Pengawas.

(2) Apabila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan
Dokumen Pelaksanaan tersebut yang menyebabkan terjadi ketidak sempurnaan konstruksi
atau kegagalan struktur bangunan, Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki /
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.

PASAL 13
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

(1) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan, pembuatan dan kelalaian
pegawai, pekerja atau pun orang-orang yang mempunyai hubungan kerja dengannya.
(2) Kontraktor akan menyediakan peralatan keselamatan seperti diharuskan oleh hukum, yang
diperlukan untuk keselamatan pegawai dan masyarakat (menyediakan helm dan sepatu
lapangan standard proyek untuk keperluan Direksi dan Konsultan Pengawas).
(3) Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
(4) Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah perintah Kontraktor.
(5) Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagii
semua petugas dan pekerja.
(6) Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh Kontraktor sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
(7) Kontraktor bertanggung jawab atas pembersihan kembali perlengkapan keselamatan kerja.
(8) Kontraktor wajib menyediakan Direksi Keet untuk Konsultan Pengawas dengan kebutuhan
ruang yang cukup untuk :
a. Ruang Konsultan Pengawas.
b. Ruang Pertemuan/Rapat lengkap dengan meja besar dan panjang serta kursi, papan tulis
(white board dan spidol warna).

(9) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi wajib menerapan prinsip K3 di proyek selama masa
pekerjaan konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
Penyusunan Safety Plan
Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) harus menyusun Safety Plan sebagai
rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya
proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga menghasilkan
produktivitas kerja yang tinggi.
Safety plan berisi :
a. Pembukaan yang berisi Gambaran proyek dan Pokok perhatian untuk kegiatanK3
b. Resiko kecelakaan dan pencegahannya
c. Tata cara pengoperasian peralatan

Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan


Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:
a. Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerjasama dengan
instansi yang terkait K3, yaitu Depnaker, Polisi dan Rumah Sakit.
b. Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
 Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang melaksanakan
patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan K3 dan yang memiliki
resiko kecelakaan.
 Safety Supervisor adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek untuk mengadakan
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari segi K3.
 Safety Meeting yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety patrol
maupun safety supervisor
c. Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
 Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
 Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
 Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
 Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat

d. Pelatihan Program K3. Selama pelaksanaan konstruksi Kontraktor wajib memberikan


Pelatihan program K3yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
 Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di proyek,
misalnya:
a. Pedoman praktis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek
bangunan gedung.
b. Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
c. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
d. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
e. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal
f. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
g. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
h. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian
i. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
j. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
k. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
l. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
m. Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran

 Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di tengah periode
pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta seluruh petugas yang
terkait dalam pengawasan proyek, dengan materi tentang pengetahuan umum
tentang K3 atau Safety plan proyek yang bersangkutan

e. Sarana yang melekat pada manusia


Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) harus menyediakan sarana peralatan
yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri (personal
protective equipment), diantaranya:
1. Pelindung mata.
Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai
pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca
mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata
biasa. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass
sebab lebih menempel pada wajah.

2. Pelindung wajah dan Pernafasan.


Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya
percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari
pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.
Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Helm
ini menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta
energi panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan
3. Pelindung Pernafasan.
Perlindungan saluran pernafasan dapat disikapi dengan penggunaan masker,
Masker dapat6 menekan/meminimalisair persebaran berbagai obyek yang
beterbangan baik yang kasat mata maupun tidak yang dapat menggangu dari
saluran pernafasan kita sendiri.
4. Pelindung Kepala.
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai
kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan
goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap sengatan listrik; serta
melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan, tumpahan, dan
tetesan.
5. Pelindung Kepala.
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, antara lain:
 Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhanbenda
 Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian
tuas sampai jari kaki.
 Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
 Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
 PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
 Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali garam, air dan darah
 Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
6. Pelindung Tangan.
Pelindung tangan berupa sarung tangan, antara lain:
 Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong
 Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
 Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
 Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
 Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan
kotor.
 Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api.
 Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman.

7. Pelindung bahaya jatuh


Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
 Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui
pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan
desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali
paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh ini
dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan
dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang
dapat dipasangkan.
 Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500 kg
yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara
vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara
horizontal
 Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang sedikitnya
harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan tempat kaitan
tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh.
Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari
bahu pemakainya
 Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali,
digunakanuntuk menghubungkan pakaian pelindung jatuh pekerja ke tempat
kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan
harus yang kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis
 Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan
untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan
memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun pada
saat turun.

f. Sarana peralatan lingkungan berupa:


 Tabung pemadam kebakaran
 Tempat Cuci tangan / Washtafel, Beserta sabun
 Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
 Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
 Pagar pengaman lokasi proyek
 Tangga
 Peralatan P3K Rambu-rambu peringatan

PASAL 14
PEKERJAAN PENDAHULUAN

(1) Lingkup Pekerjaan


 Papan Nama Kegiatan.
 Pengukurang Topografi
 Sarana Air Kerja dan Penerangan
 Pembersihan Lokasi/Stripping
 Mobilisasi dan Demobilisasi
 Direksi keet
 Urugan Tanah Padat
 Pemadatan Tanah
 SMKK
1. Pelindung mata.
Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai
pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca
mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata
biasa. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass
sebab lebih menempel pada wajah.

2. Pelindung wajah dan Pernafasan.


Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya
percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari
pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan helm.
Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Helm
ini menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta
energi panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan
3. Pelindung Pernafasan.
Perlindungan saluran pernafasan dapat disikapi dengan penggunaan masker,
Masker dapat6 menekan/meminimalisair persebaran berbagai obyek yang
beterbangan baik yang kasat mata maupun tidak yang dapat menggangu dari
saluran pernafasan kita sendiri.
4. Pelindung Kepala.
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai
kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan
goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap sengatan listrik; serta
melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari percikan, tumpahan, dan
tetesan.
5. Pelindung Kepala.
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, antara lain:
 Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhanbenda
 Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian
tuas sampai jari kaki.
 Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
 Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
 PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di
tempat becek
 Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali garam, air dan darah
 Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia
6. Pelindung Tangan.
Pelindung tangan berupa sarung tangan, antara lain:
 Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong
 Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
 Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
 Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
 Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan
kotor.
 Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api.
 Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman.

7. Pelindung bahaya jatuh


Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
 Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang dirancang
untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui
pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dirancang dengan
desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali
paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh ini
dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang dan di depan
dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang
dapat dipasangkan.
 Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500 kg
yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara
vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara
horizontal
 Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang sedikitnya
harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan tempat kaitan
tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh.
Tempat kaitan, jika memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari
bahu pemakainya
 Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali,
digunakanuntuk menghubungkan pakaian pelindung jatuh pekerja ke tempat
kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan
harus yang kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis
 Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan
untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tali tersebut akan
memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun pada
saat turun.

f. Sarana peralatan lingkungan berupa:


 Tabung pemadam kebakaran
 Tempat Cuci tangan / Washtafel, Beserta sabun
 Pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
 Jaring pengamanan pada bangunan tinggi
 Pagar pengaman lokasi proyek
 Tangga
 Peralatan P3K Rambu-rambu peringatan

PASAL 14
PEKERJAAN PENDAHULUAN

(1) Lingkup Pekerjaan


 Papan Nama Kegiatan.
 Pengukurang Topografi
 Sarana Air Kerja dan Penerangan
 Pembersihan Lokasi/Stripping
 Mobilisasi dan Demobilisasi
 Direksi keet
 Urugan Tanah Padat
 Pemadatan Tanah
 SMKK
(2) Bahan-bahan
 -

(3) Pelaksanaan
 Hak bekerja di lapangan akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Kontraktor selama
waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.
 Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini dapat dipertimbangkan oleh Pengelola
Kegiatan sebagai perpanjangan masa pemeliharaan.

 Pekerjaan Pengukuran

o Pelaksana harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian


ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan
Back Mark atau Line Offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
o Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran tapografi lagi, sebelum memulai
pelaksanaan pembangunan proyek yang akan dilaksanankan.
o Hasil dari pengukuran ulang topografi dan arahan direksi yang nantinya akan
menjadi acuan untuk pematangan lahan maka dari itu sebelum melaksanakan
kegiatan ini diharuskan penyedia jasa berkoordianasi terlebih dahulu dengan
direksi.
o Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat ditentukan sebagai
pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
rencana dan persyaratan teknis.

 Sarana Air Kerja dan Penerangan


o Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Pelaksana
harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna keperluan air kerja, air
minum untuk pekerja dan air kamar mandi.
o Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air,
serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan direksi keet, kantor Pelaksana, kamar
mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
o Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan proyek pada malam
hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam
sehari.
o Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Pelaksana. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk
pengadaan dan pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta saklar/panel.

 Papan Nama Kegiatan


o Untuk tahap awal kontraktor membuat papan nama kegiatan yang berisikan
data/informasi mengenai kegiatan berukuran 80 x 120 cm, dan terbuat dari kayu
5/7 dan seng atau material lain dengan persetujuan direksi, dengan tulisan hitam
warna dasar putih.

 Striping / Pembersihan Lokasi


o Pembersihan Lahan.
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan seperti
pohon, batang pohon, bonggol, akar-akar pohon yang tertimbun, semak, rumput
rerumputan dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas sesuai ketentuan
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas / Tim Teknis. Lahan di
bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus dibongkar sampai
kedalaman secukupnya untuk membuang semua bonggol, akar-akar besar, batang
yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.

o Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas / Tim Teknis. Umumnya pembersihan dan
pembongkaran harus berada pada semua daerah konstruksi bangunan, struktur, jalan,
timbunan, bahan-bahan yang disimpan di lokasi, area dimana akan digali untuk
dijadikan saluran dan kanal dan area lain yang ditentukan. Pembersihan dan
pembongkaran harus dilakukan sebelum pekerjaan perataan.

o Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas.


- Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran
tanah lapisan bawah, sampah, bonggol, akar-akar, batu-batuan, belukar,
rerumputan atau pertumbuhan tanaman. Pengupasan tanah lapisan atas harus
meliputi penggalian bahan yang sesuai yang berasal dari lapisan penutup tanah
asli pada daerah yang ditentukan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas /Tim
Teknis. Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk dilokasi yang
ditentukan untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap.
o Di bawah lapisan pasir tersebut, urugan yang dipakai adalah tanah jenis “silty clay”
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan
yang telah dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
o Pelaksana wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan urugan yang keras
atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh bahan yang akan digunakan
untuk mendapat persetujuan pengawas.
o Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak lebih
tebal dari 15 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui, seperti mesin
penggilas getar, atau alat tumbuk dimana standar kepadatannya dicapai pada
kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal, atau “dry density” nya
mencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan petunjuk pengawas.
o Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Pelaksana harus mengadakan
“density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian tersebut menjadi beban
Pelaksana.
o Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai
dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
o Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak dibenarkan
adanya genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan pekerjaan. Pelaksana harus
mengatur pembuangan air sedemikian rupa agar aliran air hujan atau dari sumur
lain dapat berjalan lancar, baik selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
o Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian Pelaksana
atau akibat dari aliran air.

PASAL 16
PEKERJAAN PONDASI, PASANGAN DAN PLESTERAN

(1) Lingkup Pekerjaan


 Pasangan Batu Kosong (Aanstampeng)
 Pasangan Batu Kali
 Pasangan Rollag
 Pasangan ½ bata 1:2 (Trasraam).
 Pasangan ½ bata 1:4 (dinding).
 Plesteran trasraam 1:2
 Plesteran trasraam 1:4
 Acian.
 Benangan.

(2) Bahan-bahan
 Batu Kali Pecah
 Bata merah 5x11x22
 Semen portland
 Pasir pasang (Pasir Hitam dari daerah Wajak)
 Pasir Urug

(3) Syarat Pelaksanaan


 Pasangan Pondasi Batu Kali
o Pasangan Aanstampeng / Batu Kosong terlebih dahulu dikerjakan sebelum
memasuki pasang batu kali.
o Teknis Pemasangan Aanstampeng yaitu dengan memasukkan Batu pecah kali
berukuran ±20 cm kedalam penampang / galian tanah yang telah disesuaikan
dengan dimensi gambar kerja kemudian celah antar batu nantinya di isi denagn
pasir urug hingga celah tertutupi.
o Pasangan Pondasi Batu dilakukan setelah pekerjaan aantampeng selesai, Pondasi
harus dibuat dengan ukuran penampang sesuai gambar. Batu kali yang digunakan
batu kali belah (bukan bulat) dengan penampang minimal 20 cm dengan perekat 1
pc : 4 ps.
o Batu–batu pondasi harus ditata dengan rapat dan solit dengan pondasi yang lain.
o Celah–celah yang besar antara batu pondasi harus diisi campuran perekat dengan
kericak.
o Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai
kapasitas yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering,
yang kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
o Adukan vang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru.
o Material batu pondasi dapat diperoleh dari daerah sekitar / local.
 Pasangan Bata Merah
o Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai
kapasitas yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering,
yang kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
o Adukan disesuaikan dengan kebutuhan untuk pasangan trasraam yaitu 1pc : 2ps
dan untuk pasangan dinding yaitu 1pc : 4ps.
o Adukan vang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
baru.
o Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru
boleh dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus
direndam dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding
bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus
tertanam didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan
ringbalk dari beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai
persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang disetujul Direksi.
o Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
Direksl. Untuk dinding-dinding yang sudah kering (berumur 6 jam keatas) harus
disiram dengan air bersih setiap pagi, atau sesuai dengan persyaratan.

 Plesteran & acian.


o Adukan disesuaikan dengan kebutuhan untuk pasangan trasraam yaitu 1pc : 2ps
dan untuk pasangan dinding yaitu 1pc : 4ps.
o Sebelum pekerjaan plesteran dimulai terlebih dahulu permukaan pasangan batu
bata dan beton dibasahi atau disiram air terlebih dahulu.
o Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1
cm agar plesteran dapat lebih merata.
o Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran yang
disetujui Direksi.
o Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
o Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk mencapai
bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
o Sebelum Pemborong melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pemborong
diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.
o Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diaci (semen dan air)
hingga halus.
o Bilamana Direksi mendapatkan bidang plesteran yang tidak memenuhi syarat
misalnya tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pemborong harus, memperbaiki
pekerjaan tersebut.
o Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbaikan bagus rata dengan sekitamya.

 Benangan.
o Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus
menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus, dan rapi sehingga
menghasilkan akhiran dinding, kolom dan balok seperti yang dimaksud pada
gambar rancangan pelaksanaan.
o Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 pc : 2 ps yang diaduk
hingga benar-benar homogen.
o Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
o Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan
rata.

PASAL 17
PEKERJAAN BETON

(1) Lingkup Pekerjaan


 Begesting
 Tulangan/Pembesian
 Beton K-175 (f’c 15Mpa)
 Beton K-300 (f’c 25Mpa)
 Sloof
 Balok
 Plat Lantai
 Kolom
 Shear Wall (Dinding Geser Lift)
(2) Bahan-bahan
 Besi beton.
 Kawat beton.
 Kayu terentang/kayu kelas III
 Perancah Kayu
 Dolken Kayu
 Paku biasa 2”-5”.
 Minyak bekisting
 Balok kayu Kelas II Dan III
 Kaso 5/7 x 400 mm
 Semen portland
 Pasir beton (Lumajang)
 Koral beton

(3) Syarat Pelaksanaan


 Persyaratan Bahan
o Semen Portland
 Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard Nasional Indonesia
atau SNI 03-2847-2002 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk,
kekuatan tekan aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya
boleh digunakan jika atas petunjuk Pengawas. Semen yang digunakan untuk
seluruh pekerjaan pondasi dan beton harus dari satu merk saja yang disetujui
Pengawas.

 Pelaksana harus mengirim surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,


kualitas dari semen yang digunakan.

 Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan


dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga
mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh digunakan dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh
dan terlindung baik dari pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan
dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman.
o Agregat
 Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:
 Spesifikasi agregat untuk beton” (ASTM C 33).

 SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.

 Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak melebihi:

- 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun

- 1/3 ketebalan pelat lantai, ataupun

- 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat,


bundel tulangan,atau tendon-tendon prategang atau selongsong-
selongsong
o Air
 Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain yang
dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

 Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat,tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.

 Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air di


lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat keragu-
raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air tersebut
untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya menjadi
tanggungan Pelaksana.
o Besi dan Tulangan
 Baja tulangan harus memenuhi persyaratan SNI 2847-2002 pasal 9.

 Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa


sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab ataupun
basah.

 Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain. Apabila
terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus di bersihkan
dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi diameter penampang
besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis “Vikaoxy off” produksi yang
telah memenuhi SII atau yang setaraf dan disetujui Pengawas.
 Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap beton
cor di tempat yang akan digunakan ; dan bahan yang diakui serta yang
disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian tersebut di
atas sepenuhnya menjadi tanggungan Pelaksana.

 Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu
penyambungan yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan
ketentuan dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan Pengawas
 Pekerjaan Bekisting.
o Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada
perubahan bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun
tetap. Semua acuan harus diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan
bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus
cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan dari adukan beton (mortar
leakage). Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh pengawas.
Penyusunan acuan harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu pembongkaran
tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil
pengecoran. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi
yang tepat dari konstruksi acuan adalah merupakan tanggung jawab Pemborong.
o Pada bagian terendah (dari setiap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau
dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
o Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus
diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
o Pada tahapan ini dilakukan. pemasangan pipa-pipa dan perlengkapan-perlengkapan
lain yang harus tertanam di dalam beton, sesuai persyaratan tidak akan mengurangi
kekuatan konstruksi.
o Perencanaan acuan dan. konstrukstinya harus dapat menahan. beban-beban,
tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan. terhadap beban angin
dan lain-lain peraturan yang dikontrol terhadap peraturan pembangunan
Pemerintah daerah setempat.
o Pembongkaran bekisting baru dapat dilakukan bila beton telah mencapai umur
minimal 8 hari atau beton telah mencapai kekuatan yang diinginkan.
 Pekerjaan Pembesian.
o Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan
yang lainnya (sesual gambar kerja).
o Sambungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang
disyaratkan.
o Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai seperti
bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan diikat dengan
tepat pada posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga selimut beton yang telah
ditetapkan pada spesifikasi atau yang telah ditunjukkan dalam gambar akan selalu
tetap terpelihara dan terpenuhi.
o Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan mesin penekuk yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan Besi beton tidak boleh ditekuk
atau diluruskan kembali untuk kedua kalinya, dimana hal
o tersebut akan mengakibatkan rusaknya besi beton tersebut. Adapun besi beton yang
terbelit atau ditekuk dan tidak sesuai dengan gambar tidak diperkenankan untuk
dipakai.
o Harus benar-benar diperhatikan didalam pembentukan besi beton dengan beberapa
tekukan, bahwa jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan penekukan
harus benar-benar tepat sesuai seperti yang tertera pada gambar, dan setelah besi
beton tersebut terpasang pada posisinya tidak akan ada atau terjadinya tekukan,
bengkokkan ataupun terlilitnya besi beton yang dimaksud.
o Dimana dibutuhkan adanya tekukan yang berbentuk lengkungan atau belokan,
maka hal tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen keliling, dan pen-
pen tersebut harus mempunyai diameter 4 (empat) kali diameter besi beton yang
dibentuk atau ditekuk tersebut.
o Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan
perubahan pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel
harus diikat kuat-kuat dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
o Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan
sampai menempel, untuk itu perlu dipasang beton decking sesuai dengan tebal
selimut beton yang disyaratkan.
o Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
o Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
o Material besi yang digunakan harus memenuhi standar SNI yang disyaratkan.
 Bahan Additive
o Penggunaan Additive tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari pengawas.
o Bila diperlukan untuk mempercepat pengerasan beton atau bila slump yang
disyaratkan tinggi, beton dapat digunakan bahan additive yang disetujui Pengawas.
Bahan additive yang digunakan produksi CEMENT–AIDS atau yang setaraf.
Semua perubahan design mix atau penambahan bahan additive, sepenuhnya
menjadi tanggungan Pelaksana dan tidak ada biaya tambahan untuk hal tersebut.

 Adukan Beton
o Sebelumnya, harus diadakan adukan beton percobaan “Trial Mix” yang sesuai
dengan yang dibutuhkan pada setiap bagian konstruksi. Pekerjaan tidak boleh
dimulai sebelum diperiksa dan disetujui Pengawas mengenai
kekuatan/kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban
Pelaksana.
o Mutu beton yang digunakan pada seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
perencanaan Struktur yang menggunakan
o Pencampuran bahan dasar beton harus menggunakan takaran yang telah dikalibrasi.
Penakaran bahan dasar harus memenuhi ketelitian untuk semen dan air 1%, agregat
2% dan bahan aditive 3%. Ada dua cara pencampuran bahan dasar, yaitu
berdasarkan volume dan berat, untuk mutu beton kurang dari fc 25 MPa,
pencampuran dapat dilakukan berdasarkan volume bahan dasar. Beton mutu tinggi
bahan dasarnya ditakar berdasarkan berat. Pencampuran harus dilakukan dengan
alat pencampur mekanis agar didapatkan mortal yang homogen. Modifikasi
campuran dilapangan berupa kebutuhan penambahan air untuk meningkatkan
konsistensi campuran harus selalu disertai dengan penambahan semen setara
dengan faktor air semen yang telah ditetapkan.

 Mutu Beton
Kecuali disebutkan lain, mutu beton adalah sebagai berikut:
o Pada umur 28 hari, kekuatan karakteristik beton adalah (K-300) berlaku untuk
pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai, ring balok pada struktural bangunan
dua dan tiga lantai. Sedangkan untuk beton non struktural dengan mutu K-175.
o Untuk lantai kerja yang ketebalannya ditunjukkan dalam gambar maka
perbandingan campurannya adalah 1: 3: 5 setara dengan mutu K-100, atau
disebutkan lain dalam gambar kerja
 Pengujian Mutu Beton
o Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada
diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang disyaratkan.
o Pengujian Kuat Tekan
- Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set)
untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap
kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah
pada tiap hari pengecoran.
- Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan
benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,
dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder
yang akan dirawat di laboratorium.
- Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitaspengecoran atau
komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak
diantara keduanya.
- Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara
manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap
komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.
- Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix,
diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
- Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuattekan beton umur
28 hari.
- Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai
kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda
uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang
digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang
berdekatan nilainya.
- Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85 fc’.
- Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan
berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya
dukung dari bangunan tidak membahayakan.

 Pelaksanaan Pengecoran
o Pelaksana harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2 (Dua) hari
sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan
pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa Pelaksana akan dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan.
o Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam SNI 03-2847-2002. Bila tidak
disebutkan lain atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton yang dicor
jangan melebihi 1,5 m.
o Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan
ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
Plumbing dan pekerjaan lainya serta besi stick dan penyambungannya).
o Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus sudah
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
o Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi
perbedaan pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor dan akan
dicor.
o Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang telah
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (Retarder)
dengan persetujuan pengawas.
o Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan agregat
telah melampaui 2,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
o Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (Segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan
dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat
persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut harus bersih dan bebas dari sisa-sisa
beton yang mengeras.
 Surat Dukungan Beton
Pelaksana wajib melampirakan surat dukungan beton, yang mencakup pemenuhan
alat-alat pendukung pekerjaan beton antara lain:
o Truck Mixer kapasitas 6m3
o Concrete Pump dengan jangkauan 12-15 m
o Batching Plant kapasitas 20m3/jam
o Concrete Vibrator
o Mesin Tes Uji tekan dan peralatan
o Peralatan Slump Test

PASAL 18
PLAFOND

(1) Lingkup Pekerjaan


 Pasang Plafond Gypsum Board + Rangka hollow 4x4
 Kolom untuk entrance HB. 200,200, 8. 12

(2) Bahan-Bahan
 Hollow Galvalum 4x4
 Gypsumboard (setara elephant)
 Angkur
 Sekerup
 Perlengkapan

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Langit-Langit/ Plafond
o Rangka langit-langit, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding
atau rangka yang ada Menggunkan Hollow Galvalum 4x4
o Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan
sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
o Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang
miring/tegak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
o Bahan penutup langit-langit adalah Gypsumboard dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar.
o Material penutup plafond yang digunakan adalah produk Jayaboard dan rangka
plafond menggunakan Hollow galvalum 4x4cm Merk Kencana.
o Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak
kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
o Modul pemasangan rangka dengan jarak 60 x 60cm dan diperkuat dengan tiang
penggantung dari material yang sejenis.
o Hasil pemasangan penutup, langit-langit harus rata dan tidak melendut serta
memliki permukaan yang rata pada bagian sambungan gypsumboard.
 Mengingat macam bentuk atap, berat atau ringannya bahan penutup atap serta
kegunaan ruangan dibawahnya, maka dibuat kerangka yang didukung seluruh atap
termasuk beratnya sendiri yang disebut kuda kuda (spant).
 Dari semua rangkaian diatas adalah suatu rangkaian konstruksi yang berfungsi
memberikan perlindungan terhadap bahan/material dari pengaruh cuaca dan memberi
bentuk untuk masa konstruksi dibawahnya.
PASAL 19
PEKERJAAN SANITASI

(1) Lingkup Pekerjaan


 Pasang Klosed Duduk
 Pasang Washtafell
 Pasang Spoel Hoek Panjang 60cmta
 Pasang Bak Cuci / Zink
 Pasang Pipa PVC tipe AW
 Pasang Stop Kran 1"
 Pasang Kran Air 1/2"
 Pasang Kran Washtafell 1/2"
 Saptick Tank biofil 8000 L
 Saluran Buis Beton U30
 Bak Kontrol L. 45 cm

(2) Bahan-Bahan
 Kran air. (setara Onda)
 Pipa PVC Sesuai Ukuran (Setara Ruchika)
 Avour Stainless
 Kloset Duduk (setara Aimstad atau Toto)
 Wastafel (setara Aimstad atau Toto)
 Buis Beton
 Bata Merah (lokal)
 Pasir Pasang (Pasir Hitam /Wajak)
 Semen portland (Gresik)
 Lem Pipa
 Perlengkapan
 Dll

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti dokumen
pelaksanaan (Gambar kerja, RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan) dan lokasi
pemasangan alat plumbing dan sanitasi.
 Semua bahan/material yang akan digunakan harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari direksi.
 Apabila menemui kejanggalan dari dokumen pelaksanaan atau lokasi pemasangan alat
sanitasi dan plumbing, maka Kontraktor segera mengajukan permasalahan kepada
Direksi untuk mendapat pemecahan.
 Kerusakan akibat pekerjaan plumbing dan sanitasi, biaya perbaikannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
 Pemasangan alat plumbing dan sanitasi harus terpasang dengan kokoh pada dinding
dengan tumpuan yang sesuai dan kuat (bracket/cleat/plat anchor).
 Pemasangan alat plumbing/sanitasi harus tepat kedudukannya sesuai dengan gambar
perencanaan.
 Semua baut, mur, ring-ring baut dan alat tumpuan (bracket/cleat/plat anchor) harus
tertanam di dalam dinding. Apabila harus tampak, harus terbuat dari bahan yang dilapis
dengan verchrome atau nikkel.
 Setelah alat plambing/sanitasi terpasang, maka kontraktor wajib melakukan
pembersihan dan alat plambing/sanitasi dalam keadaan baik atau tidak cacat.
 Alat plambing/sanitasi yang akan dipasang harus dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
 Penyambungan Jalur Air Bersih nantinya harus disesuaikan dengan gambar kerja dan
petunjuk direksi mengenai titik dan jalurnya.
 Untuk Kemiringan perpipaan air kotor/kotoran harus lancar dalam proses pembuangan,
minimal kemiringan 1%.
 Semua saluran air buangan baru yang tertanam pada dinding akan mengikuti gambar
yang ada serta memperhatikan ketebalan dinding dibandingkan dengan besar diameter
pipa. Hal tersebut dilakukan agar plesteran dinding dirasa cukup sehingga tidak
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Aliran Jalur air dari talang dan buangan lainnya nantinya akan disesuaikan dengan
gambar kerja baik jalur maupun titik akhirnya.
 Penyambungan dan pemasangan fitting PVC digunakan lem PVC.
 Pengeleman dilakukan setelah ujung-ujung yang akan dipasang alat sambung/fitting
dibersihkan dari kotoran dan minyak serta setelah dikasarkan permukaannya terlebih
dahulu dengan ampelas.
 Setelah bersih, lem dioleskan pada fitting dan bagian yang akan disambung kemudian
dipasangkan sampai lem mengeras
 Closet , Wastafel dan Zinc yang akan dipasang, diperiksa perlengkapannya sesuai
dengan daftar dalam kemasan dan spesifikasi serta dalam keadaan utuh.
 kedudukan Closet , Wastafel dan Zinc akan dibuat stabil dan rata, sebelum
perletakannya dipastikan kedudukan akan diperiksa dengan alat waterpass.
 Pembuangan air dimaksimalkan aman, lancar dan tidak bocor.
 Avour dipasang pada pipa pembuangan air.
 Setelah Kedudukan Siphon avour kuat, maka saringan dipasang.
 Permukaan saringan akan rata dengan permukaan lantai.
 Avour dimaksimalkan berfungsi dapat membuang air.
 Penyambungan kran dan jet shower dengan instalasi perpipaan, ulir kran dipasang
scaling tape/rami agar tidak mudah bocor.
 Perletaan titik kran dan jet shower pada ketinggian yang ditentukan dalam gambar
rencana, atau setidaknya berfungsi secara nyaman.

PASAL 20
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

(1) Lingkup Pekerjaan


 Kusen Pintu dan Jendela Aluminium 4"
 Daun Pintu Kaca Rangka Aluminium
 Daun Pintu Multiplek Lapis HPL Rangka Aluminium
 Daun Pintu Toilet Rangka Aluminium
 Daun Jendela Kaca Rangka Aluminium
 Daun Pintu Kaca Tempered 12 mm + Asesoris
 Kaca Bening 5 mm
 Engsel Pintu 4"
 Engsel Jendela 3"
 Kunci Pintu Silinder
 Grendel Jendela
 Sikutan / Hak Angin
 Rell Pintu Sliding
 Meja pelayanan (Multiplek Lapis HPL)
 Backdrop Ruang Pelayanan

(2) Bahan-Bahan
 Kaca Bening 5mm
 Angkur Besi SNI
 Pipa Besi Medium SNI
 Multiplek
 HPL
 Allumunium (Setara Alexindo warna putih)
 Engsel Sesuai Ukuran
 Kunci Silinder (Solid)
 Grendel
 Hak Angin
 Rell Sleding
 Sealant
 Sekerup
 Lem
 Perlengkapan
 Dll

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Sebelum memulai pelaksaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua
detail sambungan dan profil yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
 Konstruksi kosen yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
 Prioritas proses fabrikasi, akan sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.
 Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
 Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
 Akhir bagian kosen akan disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet,
stap dan harus cocok.
 Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3
mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
 Penyekrupan akan dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan akan kedap air dan
memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2.
 Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium akan ditutup oleh sealant.
 Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
o Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
o Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.
o Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless.
o Untuk sistem partisi, akan mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
o Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
 Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
akan diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
 Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 - 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
 Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka
kosen terpasang.
 Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding) yang melekat pada
ambang bawah dan atas harus waterpass.
 Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap suara.
 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
 Pemasangan daun jendela dan Pintu akan disesuaikan dengan kusen yang telah
terpasang serta akan menjadikan gambar kerja sebagai acuan awal pekerjaan ini.
 Kaca tidak boleh bergetar dan diberi tanda setelah terpasang.
 Semua pemasangan accesories dimaksimalkan serapi mungkin, sehingga secara
fungsional dapat ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
 Pemasangan accesories akan disesuaikan dengan ukuran yang telah ditentukan
sehingga dalam pemasangan nanti bisa di fungsikan dengan baik.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu akan dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
PASAL 21
PEKERJAAN KERAMIK

(1) Lingkup Pekerjaan


 Pasang Granit 60 x 60
 Pasang Lantai Keramik 30 x 30
 Pasang Dinding Keramik 30 x 60
 Pasang Lantai Vinyl Medis

(2) Bahan-Bahan
 Granit 60x60 (Setara Niro Granito)
 Keramik 30 x 30 (Setara Granito)
 Keramik 30 x 60 (Setara Granito)
 Vinyl Lantai
 Pasir Pasang (Pasir Hitam / Wajak)
 Semen portland. (Setara Semen Gresik)
 Semen Nat
 Lem Perekat
 Perlengkapan

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Penutup Lantai yang digunakan berada dalam Dus yang masih disegel, tidak pecah dan
mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager Konstruksi. Pengiriman harus
disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa Keramik yang
dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan
adalah tidak palsu dan mendapat persetujuan dari direksi.
 Sebelum melakukan pekerjaan pastikan Urugan pasir bawah lantai harus dipadatkan
untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat dengan menggunakan stamper.
 Letak atau posisi keramik lantai dan dinding dipasang sesuai gambar kerja
 Untuk ketebalan dan luas menyesuaikan dengan gambar kerja.
 Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng tegel yang tidak
penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan
tepian potongan yang lurus dan halus.
 Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
o Seluruh bagian dibawah tegel terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak dibawah tegel.
o Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk
bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus
menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering
ke lubang-lubang lantai (avour).
o Nat antar lantai adalah max 2 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar
garis dinding yang melingkupinya.

 Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian tegel.
 Noda adukan PC yang mengenai permukaan tegel harus segera dibersihkan dengan lap
basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
 Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa biaya
tambah bila persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi.
 Pemasangan Vnyl mengikuti pola dan dimensi seperti yang ditunjukan pada gambar
kerja.
 Lem/Perekat diaplikasiakan setelah permukaan yang akan di vny benar-benar bersih
dari kotoran sehingga tidak mengurangi data rekat vynil terhadap media lantai.
 Seluruh pekerjaan jarus berkoordinasi dengan direksi terlebih dahulu.

PASAL 22
PEKERJAAN LISTRIK

(1) Lingkup Pekerjaan


 Titik Lampu TL 2x18 Watt
 Titik Lampu TL 2x36 Watt
 Titik Lampu SL Tornado 12 Watt + Fittng
 Titik Lampu SL Dinding 20 Watt + Inbow
 Downlight size 5” 20W + Inbow
 Titik Stop Kontak
 Pasang Exhouse Fan
 Panel Induk
 Pasang Meter Listrik 20,000 Watt
 Instalasi Penangkal Petir
(2) Bahan-Bahan
 Kabel NYM 500 V 2x1,5 mm (Setara Supreme)
 Kabel NYY 2x2,5 mm (Setara Supreme)
 T Doos PVC
 Inbouw Doss
 Isolator
 Sakelar (Setara Broco)
 Stop kontra (Setara Broco)
 Fitting Plafon (Setara Panasonic/ Setara Broco)
 Titik Lampu TL 2x18 Watt (Setara Phillips)
 Titik Lampu TL 2x36 Watt (Setara Phillips)
 Titik Lampu SL Tornado 12 Watt (Setara Phillips)
 Titik Lampu SL Dinding 20 Watt (Setara Phillips)
 Downlight size 5” 20W (Setara Phillips)
 Exhaust Fan (Setara Maspion atau KDK)
 Pipa Listrik 5/8"
 Panel MCB (Setara Schneider)
 Perlengkapan
 Dll.

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan Kelistrikan


 Semua Instalasi harus dipasang sesuai dari petunjuk dan tenaga pemasangannya harus
yang telah bersertifikasi dan berpengalaman dibidangnya.
 Semua kabel dikedua ujungnya akan diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentifikasi arah beban.
 Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
 Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit akan diletakan pada suatu trunking
kabel.
 Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton akan dibuatkan sleeve
dari pipa pvc dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
 Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak akan didalam kotak terminal
yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan
skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
 Semua bahan/material terlebih dahulu mendapat ijin dari direksi sebelum
dipergunakan/dipasang.
 Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan yang lain atau antara
Gambar Kerja dengan Spesifikasi, Kontraktor akan menyampaikannya kepada
Konsultan Pengawas / Tim Teknis untuk dicarikan jalan keluarnya.
 Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel
dan sambungan. Gambar-gambar ini harus diikuti seteliti mungkin Dalam
mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, demikian halnya semua elemen harus diperiksa.
 Kontraktor akan dengan teliti memeriksa kebutuhan ruang dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja padalo kasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan
dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
 Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas
dari segala jenis cacat, dan harus dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain
yang dibutuhkan seperti yang ditentukan.
 Semua bahan dan peralatan harus tetap dalam kemasannya masing-masing dan harus
dihindarkan dari kerusakan dan kelembaban.
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan dimaksudkan, seperti pada gambar.
 Semua armature lampu yang terbuat dari metal harus mempunval terminal pentanahan
(grounding).
 Kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus sesuai dengan standar PLN,
kabel inti dari tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA/NYM).
 Pipa PVC, elbow, socket, Junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesual
yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾”. Pipa fleksible harus dipasang
untuk melindungi kabel antara kotak sambung (Junction box) dan amature lampu.
Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan. stop kontak menggunakan pipa PVC.
 Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis kabel NYM dan
NYA.
 Sebelum dipergunakan kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada pengawas.

(4) Syarat Pelaksanaan Instalasi Penangkal Petir


 Instalasi kabel di pasang di tower, dimana ditempat-tempat yang sukar dijangkau
harus dimasukkan ke dalam pipa sparing galvanis minimal 3/4 inci.
 Semua cabang (penyambungan) kabel harus di dalam kotak sambungan dan dilengkapi
dengan penutup. Sambungan tidak dibenarkan berada di dalam dinding/ beton.
 Klam kabel dipasang pada jarak maksimum 60 cm dan tidak dibenarkan kabel
tergantung tanpa alas.
 Kabel yang menuju ke arah pentahanan harus dilindungi/dimasukkan ke dalam pipa
sparing dengan ketinggian minimal 3 meter dari permukaan tanah.
 Penyambungan antar kabel dapat dipakai klem dengan sekrup diameter 10 mm.
Permukaan kontak logam sedapat mungkin lebih dari 10 cm2. Penyambungan dengan
rangka baja konstruksi bangunan dapat dengan cara pengelasan dan pada tempat
pengelasan tersebut dilapisi bahan anti korosi.
 Kotak sambung ukur dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dengan tangan dan
mudah untuk melakukan pemeriksaan/pengukuran tahanan tanah.
 Penyambungan di dalam tanah paling sedikit dengan dua sekrup diameter
minimum 8 mm. Sambungan silang paling sedikit empat sekrup diameter minimum 8
mm.
 Sebelum penyambungan dilakukan, permukaan singgung harus dibersihkan dan
setelah penyambungan diberi lapisan anti korosi.
 Penangkap petir dipasang pada posisi seperti pada gambar dengan
memperhatikan jangan sampai terjadi kebocoran atap pada lokasi pemasangan
penangkap tersebut.
 Pemasangan dilakukan sekokoh mungkin.
 Elektroda pentanahan dipasang jenis plat strip atau bar tunggal pada lokasi sesuai
gambar.
 Elektroda pentanahan ditanam dengan kedalaman minimal 3 meter dengan hasil
tahanan tanah secara total maksimum 5 ohm.
 Seluruh sistem pentahanan harus terhubung satu sama lainnya.
 Pada setiap lokasi elektroda pentanahan harus dibuat bak kontrol.

PASAL 23
PEKERJAAN PENGECATAN

(1) Lingkup Pekerjaan


 Cat dinding.
 Cat Plafond

(2) Bahan-Bahan
 Plamir.
 Amplas dan kuas.
 Cat dasar (Setara Dulux)
 Cat penutup (Setara Dulux)

(3) Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor
dan mendapat persetujuan Pemilik Proyek atau Manager Konstruksi. Pengiriman cat
harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang
dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan
cat adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
 Sifat cat harus:
o Tahan terhadap pengaruh cuaca.
o Tahan terhadap gesekan dan mudah dibersihkan.
o Mengurangi pori-pori dan tembus uap air.
o Tidak berbau.
o Daya tutup tinggi.
 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, pemborong
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Manager Konstruksi.
 Pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas
biaya pemborong. Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus
harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.
 Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Manager
Konstruksi.
 Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
 Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
 Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.
 Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
 Semua pekerjaan pengecatan diatas pada prinsipnya harus dilaksanakan dengan hati-
hati. Apabila dalam pelaksanaan terjadi kecerobohan sehingga mengotori bidang yang
seharusnya tidak terkena cat, maka menjadi kewajiban kontraktor untuk
membersihkan, atau mengganti apabila tidak dapat dibersihkan.
 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada area yang ditunjukkan direksi.
 Pengecatan dilakukan setelah plesteran dinding benar-benar telah kering.
 Sebelum pengecatan pada dinding dan plafond di selasar luar, terlebih dahulu bidang-
bidang tersebut dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
 Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat diplamur dengan bahan
plamur.
 Setelah plamur benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan dengan menggosok plamur
hingga permukaan bidang yang akan dicat benar-benar rata dan halus.
 Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata

PASAL 24
PEKERJAAN LAIN-LAIN

 Sebelum pelaksanaan pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus meneliti lagi gambar rencana yang ada dan dituangkan dalam Shop
Drawing yang telah disetujui direksi.
 Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
 Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan II dilaksanakan, pekerjaan benar-
benar telah sempurna.
 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing).
 Berikut Lampiran Spesifikasi Bahan yang direkomendasikan untuk pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
LAMPIRAN SPESIFIKASI MATERIAL YANG DIGUNAKAN

No Uraian / Jenis Material Spesifikasi Keterangan

I MATERIAL ALAM
Mempunyai Butiran Halus dan berfungsi
1 Pasir urug sebagai urugan. Pasir lokal

Berupa Sirtu/Pasir Batu (untuk peninggian peil


2 Tanah Urug lantai) Material Lokal

3 Pasir Pasang Ukuran butiran 0,075-1,25 mm Pasir Wajak

4 Pasir Beton Mempunyai gradasi yang tajam dan bersih Pasir Lumajang

Batu Kali Hitam, Bermutu Baik, Permukaan


keras dan tidak porous. Ukuran 15 s/d 20 cm
5 Batu Kali Batu Lokal
digunakan untuk pondasi bangunan dan Pagar
Keliling Batas Lokasi.

Berukuran Standart (22 x 11 x 5cm), Hasil


6 Bata Merah pembakaran yang sempurna. Bersudut Tajam, Bata Merah Lokal
Kuat dan tidak mudah patah / pecah

II PEKERJAAN BETON
Di ijinkan melakukan campuran sendiri
(manual) dengan komposisi campuran dan Mutu Beton K-175
1 Beton
material yang telah ditentukan /sesuai standart Mutu Beton K-300
yang di berlaku.

Baja Tulangan Type Polos diameter 8, 10, 12 BJTP - 24 (SNI)


2 Besi Tulangan mm.
Baja Tulangan Ulir diameter 13, 16, 19, dan
22 mm BJTS 35 (SNI)
Menggunakan Rangka Kayu Kelas II lapis
3 Bahan Bekisting Multiplek 9mm Struktur
Papan kayu Sekualitas Meranti Praktis

4 Semen Semen Gresik Setara Portland cement

III PEK. KERAMIK


Keramik Lantai Pada
1 Ruangan Granit Ukuran 60 x 60cm Setara Niro atau Granito

Keramik Lantai Kamar


2 Mandi Keramik Lantai Ukuran 20 x 20cm Setara Granito

Keramik Dinding Kamar


3 Mandi Keramik Dinding Ukuran 20 x 25cm Setara Granito

IV PEK. PENGECATAN
1 Cat Dinding Interior Warna (Menyesuaiakan) Setara Catilax

2 Cat Dinding Exterior Weathershild Setara Catilax

3 Cat Plafond Warna (Menyesuaiakan) Setara Catilax

V PEK. ALUMINIUM
Kusen Pintu dan Kusen
1 Jendela Aluminium 4" (White) Setara Alexindo

2 Daun Pintu danJendela Aluminium (White) Setara Alexindo

3 Daun Pintu Toilet Aluminium (White) Setara Alexindo

4 Kaca Kaca Bening Tebal 5mm (Standart)

Kunci dan Asesoris Engsel, Sikutan, Kunci Silinder dan Handel


5 Lainnya Pintu (Standart)

PEKERJAAN
VI INSTALASI LISTRIK
Titik Lampu pada
Setara Philips
1 ruangan Bola Lampu
2 Saklar, Stop Kontak Setara Broco

Kabel Instalasi Titik


Setara Supreme
3 Lampu NYA 1,5

Kabel Instalasi Titik Stop


Setara Supreme
4 Kontak NYA 2,5

VII PEK. SANITASI

Setara American standart


1 Klosed Klosed Jongkok atau Toto

2 Instalasi Pipa Air Bersih PVC 1/2'', PVC 3/4" dan 1" Setara Ruchika

3 Instalasi Pipa Air Bekas PVC 3" Setara Ruchika

4 Instalasi Pipa Air Kotor PVC 4" Setara Ruchika

5 Kran, Stop Kran Setara ONDA

MATERIAL
VIII LAINNYA

2 Hollow Galvalum 4 X 4 Untuk Rangka Plafond Setara Kencana

3 Gypsumpboard Untuk Penutup Plafond Tebal 9mm Setara Elephant

Seven PE 0.21mm
4 ACP Setara Seven PE 0.21mm Standart Standart
PASAL 26
PENUTUP

 Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih dahulu harus
diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas pada saat
didatangkan di lapangan.
 Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lama
adalah 2 x 24 jam. Bila kontraktor tidak mengindahkan, Konsultan Pengawas berhak
menyelenggarakan atas biaya Kontraktor
 Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan di dalam
RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor.
 Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan di dalam RKS dan
gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor dan pelaksanaannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.
 Sebelum pengecatan pada dinding dan plafond di selasar luar, terlebih dahulu bidang-
bidang tersebut dibersihkan dari kotoran yang melekat serta dibuat rata dengan cara
menggosok dengan menggunakan kertas gosok.
 Setelah dalam keadaan bersih, bidang-bidang yang akan dicat diplamur dengan bahan
plamur.
 Setelah plamur benar-benar kering pekerjaan dilanjutkan dengan menggosok plamur
hingga permukaan bidang yang akan dicat benar-benar rata dan halus.
 Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2 lapis atau sampai benar-benar pekat
dan rata

PASAL 24
PEKERJAAN LAIN-LAIN

 Sebelum pelaksanaan pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna dan harus meneliti lagi gambar rencana yang ada dan dituangkan dalam Shop
Drawing yang telah disetujui direksi.
 Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus
ditata rapi dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
 Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
 Selama masa pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan II dilaksanakan, pekerjaan benar-
benar telah sempurna.
 Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam
rapat penjelasan (Aanwijzing).
 Berikut Lampiran Spesifikasi Bahan yang direkomendasikan untuk pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
LAMPIRAN SPESIFIKASI MATERIAL YANG DIGUNAKAN

No Uraian / Jenis Material Spesifikasi Keterangan

I MATERIAL ALAM
Mempunyai Butiran Halus dan berfungsi
1 Pasir urug sebagai urugan. Pasir lokal

Berupa Sirtu/Pasir Batu (untuk peninggian peil


2 Tanah Urug lantai) Material Lokal

3 Pasir Pasang Ukuran butiran 0,075-1,25 mm Pasir Wajak

4 Pasir Beton Mempunyai gradasi yang tajam dan bersih Pasir Lumajang

Batu Kali Hitam, Bermutu Baik, Permukaan


keras dan tidak porous. Ukuran 15 s/d 20 cm
5 Batu Kali Batu Lokal
digunakan untuk pondasi bangunan dan Pagar
Keliling Batas Lokasi.

Berukuran Standart (22 x 11 x 5cm), Hasil


6 Bata Merah pembakaran yang sempurna. Bersudut Tajam, Bata Merah Lokal
Kuat dan tidak mudah patah / pecah

II PEKERJAAN BETON
Di ijinkan melakukan campuran sendiri
(manual) dengan komposisi campuran dan Mutu Beton K-175
1 Beton
material yang telah ditentukan /sesuai standart Mutu Beton K-300
yang di berlaku.

Baja Tulangan Type Polos diameter 8, 10, 12 BJTP - 24 (SNI)


2 Besi Tulangan mm.
Baja Tulangan Ulir diameter 13, 16, 19, dan
22 mm BJTS 35 (SNI)
Menggunakan Rangka Kayu Kelas II lapis
3 Bahan Bekisting Multiplek 9mm Struktur
Papan kayu Sekualitas Meranti Praktis

4 Semen Semen Gresik Setara Portland cement

III PEK. KERAMIK


Keramik Lantai Pada
1 Ruangan Granit Ukuran 60 x 60cm Setara Niro atau Granito

Keramik Lantai Kamar


2 Mandi Keramik Lantai Ukuran 20 x 20cm Setara Granito

Keramik Dinding Kamar


3 Mandi Keramik Dinding Ukuran 20 x 25cm Setara Granito

IV PEK. PENGECATAN
1 Cat Dinding Interior Warna (Menyesuaiakan) Setara Catilax

2 Cat Dinding Exterior Weathershild Setara Catilax

3 Cat Plafond Warna (Menyesuaiakan) Setara Catilax

V PEK. ALUMINIUM
Kusen Pintu dan Kusen
1 Jendela Aluminium 4" (White) Setara Alexindo

2 Daun Pintu danJendela Aluminium (White) Setara Alexindo

3 Daun Pintu Toilet Aluminium (White) Setara Alexindo

4 Kaca Kaca Bening Tebal 5mm (Standart)

Kunci dan Asesoris Engsel, Sikutan, Kunci Silinder dan Handel


5 Lainnya Pintu (Standart)

PEKERJAAN
VI INSTALASI LISTRIK
Titik Lampu pada
Setara Philips
1 ruangan Bola Lampu
2 Saklar, Stop Kontak Setara Broco

Kabel Instalasi Titik


Setara Supreme
3 Lampu NYA 1,5

Kabel Instalasi Titik Stop


Setara Supreme
4 Kontak NYA 2,5

VII PEK. SANITASI

Setara American standart


1 Klosed Klosed Jongkok atau Toto

2 Instalasi Pipa Air Bersih PVC 1/2'', PVC 3/4" dan 1" Setara Ruchika

3 Instalasi Pipa Air Bekas PVC 3" Setara Ruchika

4 Instalasi Pipa Air Kotor PVC 4" Setara Ruchika

5 Kran, Stop Kran Setara ONDA

MATERIAL
VIII LAINNYA

2 Hollow Galvalum 4 X 4 Untuk Rangka Plafond Setara Kencana

3 Gypsumpboard Untuk Penutup Plafond Tebal 9mm Setara Elephant

Seven PE 0.21mm
4 ACP Setara Seven PE 0.21mm Standart Standart
PASAL 26
PENUTUP

 Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih dahulu harus
diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas pada saat
didatangkan di lapangan.
 Material-material yang tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lama
adalah 2 x 24 jam. Bila kontraktor tidak mengindahkan, Konsultan Pengawas berhak
menyelenggarakan atas biaya Kontraktor
 Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan di dalam
RKS dan gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor.
 Bagian-bagian yang secara konstruktif harus ada tetapi tidak disebutkan di dalam RKS dan
gambar tetap harus diselenggarakan oleh Kontraktor dan pelaksanaannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai