Anda di halaman 1dari 48

SPESIFIKASI TEKNIS

Kegiatan : Perencanaan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas


Perhubungan
Pekerjaan : Perencanaan Design Engineering Detail (DED) Dermaga
Simpang Tanjung Nan IV

Lokasi : Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan Danau Kembar


Kabupaten Solok
T. Angg. : 2015

A. UMUM

Pasal 1. Peraturan Umum

1.1 Syarat-syarat untuk Pemborong di Indonesia


1.2 Standar industri indonesia untuk bahan yang digunakan
1.3 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi
beserta peraturan pelaksanaannya
1.4 Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2000 tentang usaha dan
peran masyarakat jasa konsumsi
1.5 Peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang
penyelenggaraan jasa konstruksi
1.6 Peraturan pemerintah nomor 30 tahun 2000 penyelenggaraan
pembinaan jasa konstruksi
1.7 Peraturan umum bahan bangunan indonesia (PUBI - 1982)
1.8 Peraturan konstruksi kayu indonesia (PPKI 1970)
1.9 Peraturan muatan indonesia (PMI 1970)
1.10 Peraturan beton bertulang indonesia (PBBI 1971)
1.11 Peraturan muatan P.U 1970
1.12 Peraturan pembebanan untuk rumah dan gedung (SNI.1727
1989 F)
1.13 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
1.14 Peraturan konstruksi kayu indonesia, NI-5 1961
1.15 Pedoman perencanaan ketahanan gempa untuk rumah gedung
1987
1.16 Peraturan cement portland indonesia
1.17 Peraturan perencanaan bangunan baja indonesia tahun, 1987
1.18 Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar
tersebut diatas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan
standar internasional atau persyaratan teknis dari pabrik
produsen yang bersangkutan
1.19 Peraturan-peraturan pemerintah daerah setempat
1.20 Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan kegiatan
pembangunan dermaga

Pasal 2. Perbedaan Gambar

2.1 bila terdapat gambar atau ketidaksesuaian ukuran antara gambar


kerja dan gambar detail maka ukuran yang diambil adalah ukuran
yang berskala lebih besar
2.2 bila dianggap perlu untuk penjelasan dalam pelaksanaan
diadakan di tempat pekerjaan, pemborong harus membuat
gambar detail dan harus mendapat persetujuan direksi, sebelum
pekerjaan tersebut dilaksanakan
2.3 bila pada waktu pelaksanaan pembangunan nanti terdapat
perubahan-perubahan konstruksi, maka pemborong harus
membuat revisi gambar yang disyahkan oleh direksi

Pasal 3. Letak Pekerjaan

Pekerjaan ini akan dilaksanakan di Simpang Tanjung Nan IV Kecamatan


Danau Kembar Kabupaten Solok.
Pasal 4. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan : Perencanaan Design Engineering Detail (DED) Dermaga


Simpang Tanjung Nan IV
Lokasi : Simpang Tanjung Nan IV Danau Kembar
Kabupaten Solok
Sumber Dana : APBD Kab. Solok
Tahun Anggaran : 2015

Pasal 5. Peralatan Yang Digunakan

Pada pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Dermaga di Simpang


Tanjung Nan IV Danau Kembar Kabupaten Solok ini Peralatan yang
digunakan yaitu :

Jumlah minimal yang


No Jenis Peralatan
disyaratkan
1 Ponton pancang 1 unit
2 Drop hammer 1 unit
3 Mesin las 1 unit
4 Genset 1 unit
5 Compressor 1 unit
6 Water pass 1 set
7 Theodolite 1 set
8 Gerinda 1 set
9 Cutting bar 1 set

Pasal 6. Tenaga Teknis / Ahli Yang Akan Ditempatkan

Pada pelaksanaan pembangunan dermaga di Simpang Tanjung Nan IV


Danau Kembar Kabupaten Solok tenaga ahli / teknis untuk di lapangan
yang dipersyaratkan minimal yaitu :
1) Kepala proyek (project manager), minimal seorang S1 Teknik Sipil
dengan pengalaman min. 7 tahun, mepunyai SKA Ahli Madya
Teknik Dermaga, wajib mempunyai NPWP Pribadi dan telah
melunasi pajak tahunan.
2) Site Manager, minimal seorang S1 Teknik sipil dengan pengalaman
min 5 tahun, mempunyai SKA Ahli Madya Muda Dermaga wajib
mempunyai NPWP Pribadi dan telah melunasi pajak tahunan.
3) Safety Officer, minimal seorang S1 teknik sipil dengan pengalaman
min 5 tahun, mempunyai SKA K3
4) Pelaksana I, minimal seorang D3 Teknil Sipil dengan pengalaman
min 5 tahun mempunyai SKA Struktur muda atau STM bangunan
dengan pengalaman 7 tahun mempunyai SKT.
5) Staf Logistik, minimal seorang SMU/SDIREKSI / ENGINEER
sederajat dengan pengalaman min 5 tahun
6) Tenaga Administrasi / Keuangan, minimal seorang
SMU/SDIREKSI / ENGINEER sedrerajat dengan pengalaman min 5
tahun

Pasal 7. Pengaturan Lokasi dan Pembersihan

7.1 Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya


sendiri, antara lain untuk penyimpanan bahan-bahan bangunan,
peralatan konstruksi, peralatan pengaduk beton, kantor-kantor
sementara dan lain-lain
7.2 Lokasi yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi / Engineer. Kontraktor harus menjaga kebersihan dan
keteraturan daerah operasinya selama pelaksanaan pembangunan
7.3 Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk : air bersih,
tenaga listrik, alat komunikasi dan keperluan-keperluan lainnya
selama pelaksanaan pembangunan atas biaya sendiri
7.4 Pada akhir pembangunan, Kontraktor harus membersihkan,
daerah operasinya, dan diterima baik oleh Direksi / Engineer
Pasal 8. Bahan-bahan Bangunan dan Kualitas Pekerjaan
8.1 Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak dan gambar-gambar
pelaksanaan dengan menggunakan bahan, bahan yang terbaik,
dan metoda melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan
terbaiknya.
8.2 Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang telah
dilaksanakan apabila tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak
dan Kontraktor harus mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan-
pekerjaan vane tidak memenuhi standard tanpa perpanjangan
waktu pelaksanaan.

Pasal 9. Pelaksanaan Pekerjaan

9.1 Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan


agar diperoleh kemajuan yang memuaskan yang sesuai dengan
detail program operasional yang telah disetujui Direksi / Engineer.
9.2 Kontraktor harus mempersiapkan dan menjamin akan kelancaran
dan cukupnya : mesin-mesin cadangan, bahan-bahan bangunan
dan peralatan yang harus ada setiap saat untuk menjamin
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah
disetujui.

Pasal 10. Survei dan Pengukuran dan Pemasangan Tanda-tanda

10.1 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengukuran,


survey dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan ini harus
memperkerjakan seorah ali yang nama dan kualitasnya harus
diserahkan kepada Direksi / Engineer.
10.2 Kontraktor akan mendapatkan penunjukkan secara tertulis dan
Direksi / Engineer lokasi dan elevasi titik control tetap dan titik
referensi berupa patok beton untuk keperluan survai dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan.
10.3 Kontraktor untuk tujuan pemeriksaan survai dan pengkuran
pemasangan tanda-tanda oleh Direksi / Engineer, harus
memberikan bantuan yang diperlukan oleh Direksi / Engineer.
10.4 Pengukuran dengan pengalaman yang memadai harus
diperbantukan kepada Direksi / Engineer, sebaiknya pengukur
yang sama selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan.
10.5 Sebelum meminta persetujuan untuk setiap macam pekerjaan,
Kontraktor harus memberitahukan maksudnya kepada Direksi /
Engineer/pengawas, sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat)
jam sebelumnya, baik untuk memasang tanda-tanda maupun
menentukan elevasi pada setiap bagian dari pekerjaan, agar
dapat dilakukan persiapan-persiapan untuk pemeriksaan oleh
Direksi / Engineer.
10.6 untuk keperluan pemeriksaan kembali kedalaman dasar laut
dimana lokasi dermaga direncanakan. Kontraktor wajib
melakukan pengukuran ulang mengenai kedalaman dasar laut
sebelum melakukan posisioning koordinat tiang pancang
dermaga. Hasil pengukuran ulang tersebut segera disampaikan
kepada Direksi / Engineer, dan segera diteruskan kepada
konsultan perencana untuk diperiksa kembali apakah posisi/lokasi
dermaga sudah memenuhi syarat kedalaman atau perlu
perubahan.
10.7 Segala sesuatu yang timbul akibat tidak dilaksanakannya
ketentuan tersebut diatas, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan Direksi / Engineer.

Pasal 11. Persiapan Direksi / Engineer


Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen,
contoh-contoh bangunan dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan
Direksi / Engineer harus dikembalikan dalam 3 (tiga) rangkap, dan
apabila disetujui 1 (satu) rangkap dari padanya akan dikembalikan
kepada Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Direksi / Engineer.

Pasal 12. Buku Harian

Pelaksanaan wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan


segala kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat
setiap harinya catatn tersebut meliputi antara lain :
1. Pelaksanaan wajib menyediakan buku di tempat pekerjaan segala
kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat
setiap harinya. Catatan tersebut meliputi antara lain :
Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari;
Hari-hari kerja tidak bekerja dan lain-lain;
Bahan-bahan bangunan yang datang, yang tidak
dipergunakan dan yang ditolak atau diterima;
Kemajuan dari pekerjaan.
2. Buku harian tersebut harus ditandatangani bersama antara
pelaksana dan pengawas harian sebagai tanda persetujuan.
Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat
mengajukan persoalan kepada direksi/kepala pelaksanaan untuk
mendapat penyelesaian.

Pasal 13. Keamanan Proyek

Kontraktor harus membuat bangunan sementara untuk Kantor Direksi


(Direksi Keet) dan gudang serta barang untuk keperluan Kontraktor.
Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan penerangan, perlengkapan
kamar mandi WC, meja, kursi dan kelengkapan lainnya yang layak
dipakai samapi akhir pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor diwajibkan
memelihara Kantor Direksi tersebut agar dapat dipakai untuk kerja
sampai pelaksanaan proyek selesai. Apabila tidak ditentukan lain oleh
pemberi tugas, maka Kontraktor wajib membongkar kembali bangunan-
bangunan sementara tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan
selesai.

Pasal 14. Keselamatan Kerja

14.1 Kontraktor berkewajiban menyediakan segala alat penolong


menghindari bahaya dan memberikan pertolongan jika terjadi
kecelakaan di tempat pekerjaan, biaya ganjil perawatan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
14.2 Segera memberitahukan secara tertulis kepada direksi mengenai
terjadinya kecelakan dengan disertai keterangan seperlunya.
14.3 Meyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di
tempat pekerjaan.
14.4 Kontraktor harus membuat pengaturan dengan rumah sakit
terdekat dan dengan dokter setempat sehingga bagi para
pegawai/pekerja yang sakit atau mengalami kecelakaan segera
dapat menerima pengobatan yang baik, pada setiap saat baik
siang maupun malam.
14.5 Menyediakan air minum yang cukup dan memnuhi syarat-syarat
kesehatan bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban
Kontraktor.

Pasal 15. Konstruksi Pembantu/Sementara

15.1 Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan


secara tepat alat pembantu (konstruksi sementara). Dalam hal ini
Direksi akan memberikan petunjuk dan Kontraktor bertanggung
jawab pada pelaksanaan dan pemeliharaannya, misalnya profil
dari kayu, bouwplank, bekisting, jalan masuk, jembatan darurat,
bedeng dan lain sebagainya.
15.2 Apabila direksi kurang lengkap memberikan petunjuk-petunjuk
maka Kontraktor wajib mengajukan cara-cara penyempurnaan
tanpa mengurangi tanggung jawab.

Pasal 16. Jam Kerja

16.1 Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri.


16.2 Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada malam hari, Kontraktor
harus menyediakan/menyiapkan yang diperlukan, misalnya
penerapan lampu dan sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan
atas tanggungan biaya Kontraktor dan atas persetujuan dan
pengawasan Direksi / Engineer.

Pasal 17. Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Syarat

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memnuhi syarat-syarat karena


tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi teknis, maka atas perintah
Direksi / Engineer, Kontraktor harus membongkarnya kembali atas
tanggungan biaya pihak Kontraktor.

Pasal 18. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demolibisasi dan daftar kuantitas


dan harga, mencakup antar jemput/mendatangkan pekerja, bahan-
bahan bangunan, peralatan dan keperluan-keperluan incidental untuk
melaksankan seluruh pekerjaan, untuk pindah di dalam lokasi proyek
dan pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya
pekerjaan, termasuk :
1. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek
beserta pemasangannya, dimana alat-alat tersebut akan
dipergunakan.
2. Antar jemput : staff, pegawai dan pekerja ke proyek.
3. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara,
peralatan pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya,
sedemikian sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan
diterima baik oleh direksi, engineer/pengawas.
4. Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerja
setelah proyek selesai.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Kontraktor menerima surat
pelulusan, Kontraktor harus memasukkan rencana detail kepada Direksi
/ Engineer mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini harus menjamin
sselesainya mobilisasi menurut pasal butir 1) dan 2) tersebut diatas
dalam waktu maksimum 20 (dua puluh) hari kalender setelah Direksi /
Engineer memberikan nota mulainya pekerjaan.

Pasal 19. Informasi Meteorologi

Mengikuti instruksi Direksi / Engineer, Kontraktor harus mencatat data


meteorology untuk pengamatan setiap hari selama waktu berlakunya
kontrak, untuk mendapatkan data :
1. Curah hujan;
2. Arah kecepatan angin;
3. Temperatur.

B. SYARAT-SYARAT BAHAN BANGUNAN

Pasal 20. Umum

20.1 Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri


untuk keperluan konstruksi.
20.2 Spesifikasi standar.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis atau diijinkan
oleh Direksi / Engineer secara tertulis semua bahan-bahan atau
barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari JIS
yang dapat digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut
BS) dan normalisasi Indonesia (selanjutnya disebut SNI atau
Standard Industri Indonesia, SII). Bahan-bahan lain yang tidak
sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada
dalam JIS, BS dan SNI, harus disetujui secara khusus oleh
Direksi / Engineer.
20.3 Pemeriksaan dan Pengujian
a. Semua bahan-bahan dan barang-barang/ benda-benda
yang disarankan oleh Kontraktor untuk dipakai di dalam
pekerjaan harus dapat boleh diperiksa, diuji dan dianalisa
sewaktu-waktu, jika dan bila diminta oleh Direksi /
Engineer. Jika Direksi / Engineer menganggap perlu, maka
Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat memberikan
test sertifikat dari pabrik atas biayanya sendiri, Kontraktor
harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang
di test dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan
yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan. Semua
biaya peninjauan dan biaya uji menjadi tanggung jawab
Kontraktor. Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah
selesai harus dilaksanakan dengan disaksikan Direksi /
Engineer dan harus dilaksanakan sedemikian memnuhi
persyaratan yang diminta
b. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam ptoyek/pekerjaan,
harus mendapat persetujuan Direksi / Engineer sebelum
dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan tersebut telah
dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan ke
lokasi pekerjaan. Setiap kerugian atau kerusakan yang
disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahan tersebut
oleh Direksi / Engineer menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya. Direksi / Engineer mempunyai kebebasan
untuk menolak salah satu atau semua bahan-bahan dan
metoda pelaksanaan yang tidak sama kualitasnya dan
sifatnya seperti contoh-contoh yang telah disetujui dan
Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan atau
membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas
tanggung jawabnya.

Pasal 21. Dermaga Apung dan Gangway

SPESIFIKASI TEKNIS
NO URAIAN KETERANGAN

1 SPESIFIKASI UMUM
Ukuran ponton utama : 7,490 m 2,590 m (kurang
-
lebih)

Ukuran ponton jari 1 (F1) : 6,525 m 1,349 m (kurang


-
lebih)
Ukuran ponton jari 2 (F2) : 6,525 m 1,349 m (kurang
-
lebih)

Ukuran movable bridge : 6.000 m 1,345 m (kurang


-
lebih)
Movable bridge tangga
- dilengkapi dengan
pegangan tangan

- Bahan frame : Besi baja di celup galvanis


- Bahan pembaut & mur : Galvanis
- Bahan fender : Karet
Jaminan garansi dari pabrik
-
minimal 1 tahun
Nyaman dan mudah untuk
- berjalan diatas dermaga
apung
- Sistem knock down
2 SPESIFIKASI TEKNIS
A Frame
- Bahan : Besi baja di celup galvanis
- Bentuk : Balok panjang
Ketebalan : Rata rata 3mm struktur
-
(kurang lebih)
- Tipe sambungan : Dengan mur & baut galvanis

B Konektor ponton utama


- Bahan : Besi baja di celup galvanis
Ketebalan : Rata rata 3mm struktur
-
(kurang lebih)
- Tipe sambungan : Dengan mur & baut galvanis
- Jumlah : 2 buah

C Konektor jari
- Bahan : Besi baja di celup galvanis
Ketebalan : Rata rata 3mm struktur
-
(kurang lebih)
- Tipe sambungan : Dengan mur & baut galvanis
- Jumlah : 4 buah

D Bahan pelampung
- Bahan : Polyethylene (PE)
- Bentuk : Kotak persegi panjang
- Warna : Abu abu
- Ketebalan : Minimum 6mm

E Bahan bantal pelampung


- Bahan : Polyethylene (PE)
- Bentuk : Kotak persegi panjang
- Warna : Abu abu
- Ketebalan : Minimum 6mm

F Dek pijakan
Bahan : Decking WPC (wood Plastic
-
Composite)
- Sifat : Non-slip

G Bolard
- Bahan : Stenlish
- Jumlah : 18 buah

H Fender
- Bahan : Karet
- Warna : Abu abu
- Sambungan : Disambung ke frame luar
I Movable bridge
- Bahan : Besi baja di celup galvanis
Dimensi (p l) : 6.000 m 1,345 m (kurang
-
lebih)
- Tipe sambungan : Dengan mur & baut galvanis
- Jumlah : 1 unit

J Penahan dermaga apung


- Bahan : Pipa baja dia. 5 inch tebal 6mm
- Panjang : 6 meter
Sistem pengerjaan : Dipancang dengan drop
-
hammer berat 1 ton
- Bentuk : Pipa silinder
- Jumlah : 17 titik

Logo kementrian
K
perhubungan
- Bahan : Plat stainless steel (304)
- Ketebalan : 1mm (kurang lebih)
jumlah : 2 buah dipasang 2 sisi movable
-
bridge

Pasal 22. Semen

22.1 Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/ pabrik yang
disetujui dan harus portland cement tahan sulfate atau portland
cement type 1 ditambah bahan additive yang sesuai dengan JIS R
5210, ASTM C 150 dan atau S11-0013-81, terkecuali jika
ditentukan lain. Jika Kontraktor menginginkan, maka PC yang
cepat mengeras boleh dipakai sebagai pengganti PC tahan sulfat
dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi /
Engineer.
22.2 Sertifikat pengujian dan lain-lain
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman
sertifikat dari pabrik yang menunjukkan bahwa semen tersebut
telah diuji dan dianalisa mengenak komposisi kimianya dan bahwa
uji coba analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang sesuai dengan JIS, BS atau NI.
Setiap pengiriman semen, yang dikirim ke lokasi pekerjaan harus
diuji dan dianalisa menurut persyaratan sesuai dengan ES, BS
atau NI.
Contoh akan dikumpulkan sebagaimana ditentukan oleh Direksi /
Engineer dan pengujian harus dilaksanakan pada laboraturium
yang telah disetujuinya. Semen yang telah dipakai untuk contoh-
contoh tidah boleh dipakai pada pekerjaan apapun sebelum coba
ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah dierima
dengan baik oleh Direksi / Engineer.
Sebagai tambahan dari test-test dan analisa-analisa tersebut
diatas Direksi / Engineer dapat menguji semen yang telah
disimpan di lokasi pekerjaan sebelum dipakai untuk menentukan
apakah semen yang didatangkan telah rusak
selamapengangkutan atau selama disimpan. Tidak boleh ada
semen yang dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh
direksi, engineer. Banyaknya semen untuk test tidak ditentukan
oleh ongkos pengujiannya harus dimasukkan dalam daftar
kuantitas dan harga untuk masing-masing pekerjaan. Direksi /
Engineer dapat menolak semen yang didatangkan/yang ada,
berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, meskipun
semen itu telah mendapat sertifikat pabrik.
Semua semen yang telah ditolak harus segera dipindahkan dari
lokasi pekerjaan, atas biaya Kontraktor.
22.3 Pengangkutan dan penyimpanan semen
Umur semen pada waktu dikirim ke lokasi pekerjaan tidak boleh
lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus dipakai dalam waktu 3
(tiga) bulan setelah datang di lokasi pekerjaan
Semen harus diangkut ke lokasi pekerjaan dalam kendaraan yang
tertutup, terlindung dengan baik terhadap cuaca dan harus
disimpan dengan baik di dalam gudang-gudang yang mempunyai
cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk
mencegah kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen
terbuat dari kayu setinggi palin sedikit 30 cm diatas tanah dan
diberi ventilasi.
Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat
dengan mudah diidentifikasi, diperiksa, ditest dan dicatat tanggal
pengeluarannya. Semen yang disimpan dalam kantong/zak tidak
boleh ditumpuk lebih tinggi dari 13 zak. Semen yang didatangkan
di lokasi pekerjaan harus segera ditempatkan di dalam gudang-
gudang tersebut diatas dan dipakai pada pelaksanaan sesuai
urutan datangnya.
Penggunaan semen dalam jumlah yang besar tidak dilarang, biar
bagaimanapun juga pengangkutan, penyimpanan dan
penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi / Engineer
terlebih dahulu.
Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepda
Direksi / Engineer mengenal pengiriman semen, penyimpanannya
dan menjelaskan berapa banyaknya yang diterima dan
dikeluarkan selama minggu tersebut, dari siapa/darimana dibeli
dan di bagian-bagian pekerjaan apa saja semen telah
dipergunakan.

Pasal 23. Agrerat untuk beton

23.1 Umum
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang
disetujui dan memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882,
2201, Part 2 atau standard lain yang disetujui Direksi / Engineer
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata
menimpang dari contoh-contoh yang telah disetujui dan
tidakmemenuhi syarat tersebut diatas, maka sumber ini dapat
ditolak
Suatu jumlah stok agregat yang telah disetujui Direksi / Engineer
harus selalu ada di lapangan untuk memungkinkan pembuatan
beton secara terus menerus untuk suatu jangka waktu 2 minggu
tanpa terhenti
23.2 Agregat Kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil/gravel yang telah disetujui atau
pecahan batuan dengan ukuran butir maximum tidak melebihi
daftar dibawah ini :

Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (RS A 1002


sieve)

Ukuran Ukuran Saringan (mm)


Agregat 50 40 30 25 20 15 10 3 2.5
95- 35- 10-
40-50% 100 0.5
100 75 30
95- 30- 0-
25-5% 100 0-5
10 70 10

Apabila dari analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran


agregat tertentu yang dapat mempengaruhi kerapatan beton,
Direksi / Engineer dapat memberi petunjuk kepada Kontraktor
untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut
diatass.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi /
Engineer dapat memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk
menambah kekurangan ukuran agregat tertentu terseebut diatas.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi /
Engineer setelah dilakukan pengetesan di lapangan. Kerikil dari
batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih dan tidak
menganding lempung atau pelapukan batuan tersebut harus
dipecah untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis
crusher yang disetujui. Bubuk atau partikel harus lolos saringan 5
mm harus dipisahkan dan kalau dikehendaki Direksi / Engineer
harus dicuci secara seksama
23.3 Agregat halus
Pasir untuk beton harus bersih dan bebasdari lempung atau zat-
zat organik dan harus mempunyai gradasi sedmikian apabila
dicampur dengan agregat kasr, akan menghasilkan beton dengan
kerapatan maximum.
Gradasi dan agregat halus harus masuk dalam batasan yang
ditentukan dalam BS 1198-1200 atau dalam NI atau dalam tabel
berikut ini dari JIS.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1102 sieve)

Ukuran
saringa 10 5 2,5 1,2 0,60 0,30 0,15
n
% 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-10

Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami yang
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir
dan pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan
Direksi / Engineer.
23.4 Pengambilan contoh dan testing untuk agregat
Direksi / Engineer dapat memerintahkan kepada Kontraktor pada
setiap saat untuk mengambil contoh agregat dari lapangan atau
sumber agregat untuk dilakukan testing, menurut cara yang
diuraikan dalam BS 812, JIS A 1102 atau NI.
Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti
atau dicuci sampai test lebih lanjut untuk membuktikan bahwa
dapat memenuhi persyaratan untuk dipakai. Semua biaya yang
dikeluarkan untuk dipenuhinya persyaratan ini menjadi
tanggungan Kontraktor
23.5 Penyimpanan Agregat
Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam
bak atau lantai papan yang direncanakan khusus untuk mencegah
terpisahnya suatu komposisi agregat tetrtentu atau tercanturnya
agregat dari ukuran yang berbeda-beda, dan bahan pencemar
lainnya.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah
kecuali disetujui lain oleh
Direksi / Engineer.

Pasal 24. Air

Air yang akan dipergunakan untuk adukan beton harus bersih,


tawar dan bebas dari zat-zat organik atau anorganik yang larut
atau melayang atau terapung dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum,
apabila dari sumber air lain harus mendapat persetujuan Direksi /
Engineer.
Hanya air dengan kualitas yang telah disetujui yang dapat
digunakan untuk pembuatan beton, penyemprotan dan
membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau
penyimpanan yang cukup dilapangan untuk mengaduk dan
mengeringkan beton dan menyemprot dan membasahi acuan.
Apabila ada air ini dapat diperoleh dari sumber dalam lokasi
proyek. Apabila Kontraktor menggunakan sumber air ini, maka
sseluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik
dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini, seluruh biayanya
harus ditanggng Kontraktor sendiri.
Pasal 25. Pekerjaan pembuatan rangka ponton

25.1 Lingkup pekerjaan


a. Rangka ponton menggunakan bahan besi baja UNP
150756,5, besi siku 75753 mm.
b. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan
dan pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan
membuat konstruksi baja.
c. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi
dan pemasangan tentang konstruksi baja untuk rangka,
sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.
25.2 Standar
Bahan struktur atau konstruksi
1. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi
persyaratan dari American Welding Society (AWS D1. 0-
69 : Code for Welding in Building Construction)
2. Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus
memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
3. Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM
A123. Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus
memenuhi ASTM A153.
4. Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus
memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya type segi enam
(hexagon-bolt type)
5. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan
bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan
untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat
dari pabrik
6. Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi
yang dapat dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan
bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada pertentangan,
spesifikasi ini menentukan.
25.3 Material dan Fabrikasi
1. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas
walaupun Kontraktor telah menggunakan bahan yang telah
disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat Kontraktor untuk
tetap bertanggung jawab
2. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan
baja yang baru dan merupakan Hot Rolled Structural Steel
dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83) atau ASTM A36
atau SS41 (JIS.U 3101 1970).
3. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan workshop,
kecuali hal-hal yang tidak dapat dilakukan di workshop dan
dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan
pengawas.
4. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus
lurus dan tidak ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan
gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-
pelat baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dang bengkok
5. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas
alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai di
fabrikasikan dari karat dengan sikat baja dan dicat
zincromate 2 (dua) kali
6. Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi
harus dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru
atas biaya Kontraktor
7. Pengawas dan konsultan berhak meninjau bengkel dan
memriksa pekerjaan fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan

tegangan leleh minimum y= 2.400 kg/cm

8. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran


dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat kerena
tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana
9. Semua fabrikasi yang dilakukan pemborong harus
mengajukan gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan
gambar rencana untuk disetujui oleh konsultan pengawas,
dan pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan
sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara
jelas, untuk hal-hal berikut :
Dimensi layout dalam metrik
Type dan lokasi sambungan
Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan
berat setiap unit konstruksi
10. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama
lain, digerinda dahulu sebelum dilakukan penyambungan dan
tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa
atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus
dibersihkan
25.4 Contoh bahan
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
memberikan contoh-contoh material, baja profil, kawat las,
cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan Direksi / Engineer.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Engineer
akan dipakai sebagai standar atau pedoman untuk
pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim ileh
Kontraktor ke site
3. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan conto-
contoh material yang telah disetujui Direksi / Engineer di
bengkel.
25.5 Penyimpanan dan Pengiriman Bahan
1. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas
papan atau balok-balok kayu untuk menghindari kontak
langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.
2. Dalam pemupukan material harus dijaga agar tidak rusak,
bengkok.
3. Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap
akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan, guna
pengecekan pengawas.
4. Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum
pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah di
lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan
kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok,
Kontraktor harus mengganti yang baru.
5. Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa
kembali kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan
kepada pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
6. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian
daerah lainnya diukur dengan theodolite oleh Kontraktor dan
disetujui pengawas.
7. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk
kolom dimana jarak-jarak/kedudukan angkur-angkur harus
tetap dan akurat untuk mencegah ketidak cocokan dalam
erection, untuk ini harus dijaga selama pengecoran angker-
angker tersebut tidak bergeser.
8. Dalam kolom dan bidang bawah pelat pemegang angkur
harus dalam satu bidang yang rata betul.
9. Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat
mekanik (crane).
10. Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection
harus dari kabel baja.
11. Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang
tidak boleh lebih dari 1/1000 panjang batang/komponen
batang.
12. Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu
kolom tempat perletakan maksimum 0.5 cm dari kedudukan
pada gambar kerja ke arah horozintal dan 1 cm ke arah
vertikal
13. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah
difabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk erection.
14. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus
menyediakan tenaga ahli. Tenaga ahli tersebut harus
senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas
pekerjaan erection.
15. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut
harus mendapat persetujuan pengawass dan berpengalaman
dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah
hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
16. Kontraktor bertnaggung jawab atas keselamatan pekerja-
pekerjanya di lapangan, sesuai ketentuan yang dikeluarkan
oleh dinas keselamatan kerja dari departemen tenaga kerja.
Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang
pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam
kebakaran.
17. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab itu Kontraktor diminta
untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
18. Dalam pengiriman semua bahan yangdidatangkan ketempat
pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa
bahan tertentu harus masih didalam kotak atau kemasan
aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.
25.6 Tanda-tanda pada konstruksi baja.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus
dibedakan dan diberi kode dengan jalan sesuai bagian masing-
masing agar dapat dipasang dengan mudah.
25.7 Pemotongan besi.
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata.
Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan dengan brander atau
gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali tidak
diperkenankan.
25.8 Perencanaan dan Pengawasan.
1. Gambar kerja dan metode pelaksanaan
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus
menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkan detail-
detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran
las, jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail
lain yang lazimnya diperlukan untuk fabrikasi.
a. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan dan mengirin 3
(tiga) copy gambar kerja untuk disetujui pengawas.
Bilaman disetujui 1 (satu) set gambar akan
dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat dimulai
pekerjaan fabrikasinya.
b. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh
pengawas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab
Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau perubahan
dalam gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan
ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada
Kontraktor.
2. Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja
3. Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk
semua komponen.
25.9 Pemeriksaan dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang
berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan. Direksi / Engineer
mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada saat
yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke
lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi / Engineer.
Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan
gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian,
harus diperbaiki dengan segera.
25.10 Lingkup pekerjaan
25.10.1 Pengelasan
a) Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC
specification, baru dapat dilaksanakan dengan seijin
pengawas, dan menggunakan mesin las listrik.
b) Kawat las yang dipakai adalah harus merk kobesteel
atau yang setaraf.
c) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan
berpengalaman.
d) Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada beban bajanya.
e) Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada
tempat yang dapat tetap menjamin komposisi dan sifat-
sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
f) Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari
cairan electrode terseebut.
g) Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus
memperlihatkan mutu dan kualitas dari las yang
dikerjakan.
h) Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari
kotoran yang memberi pengaruh besar pada kawat las.
Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal,
cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar, bekas potongan api harus digurinda dengan rata.
Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
i) Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari
base metal lebih rendah 0F. Pada temperatur 0F,
permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5
m juga dijaga temperaturnya sampai dengan waktu
pengelasan.
j) Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan
dan harus dijamin tidak akan berputar atau berbengkok.
k) Pada pekerjaan las dimana terjad banyak lapisan las
(pengelasan lebih dari satu kali), maka sebelum
dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus
dibersihkan dari kerak-kerak las atau slag dan percikan-
percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
25.10.2 Sambungan
a) Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu
memikul gaya-gaya yang bekerja, selain berguna untuk
tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
b) Hanya diperkenankan 1 (satu) sambunga dalam 1 (satu)
bentang. Yang dimaksud dengan 1 bentang adalah
panjang komponen batang baja dimana hanya ujung-
ujungnya terdapat sambungan dengan menggunakan
bolt.
c) Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan
dengan las tumpul atau full penetration butt weld.
25.10.3 Lubang-lubang baut
a) Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai
dengan diameternya. Kontraktor tidak boleh merubah
atau membuat lobang baru di lapangan tanpa seijin
pengawas.
b) Pembuatan lobang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi yang tipis (maksimum 10 mm), boleh
memakai mesin pons. Membuat lobang baut dengan api
sama sekali tidak diperkenankan.
c) Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru.
d) Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar perencanaan.
e) Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari
diameter baut.
f) Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan momen
torsi yang berlebihan pada baut yang akan menurangi
kekuatan baut itu sendiri. Utnuk itu diharuskan
menggunakan pengencang baut yang khusus dengan
momentorsi yang sesuai dengan petunjuk
mengencangkan masing-masing baut.
g) Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih terdapat paling sedikit 4 ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan
kerusakan pada ulir baut tersebut.
h) Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1
buah pada kedua sisinya.
i) Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki,
maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi
tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang
tidak dapat dikencangkan.
25.10.4 Pengecatan
a) Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan
profil harus dibersihkan dari semua debu, kotoran,
minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci
dengan white spirit atau solvent lain yang cocok. Karat
dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.
b) Oaling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan
dasar pertaman sudah harus dilakukan. Baja yang akan
ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
c) Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus
memberitahukan kepada pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
d) Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua)
kali di workshop dengan menggunakan kuas (brush). Cat
dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
e) Cat finish dilakukan 2 (dua) kali dilapangan setebal 30
mikron, setelah semua konstruksi selesai terpasang
dengan menggunakan kuas (brush).
f) Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera
dicat ulang sesuai dengan persyaratan cat yang
digunakan.
25.10.5 Pemasangan akhir atau Final Erection
a) Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk
pekerjaannya dan harus dalam keadaan baik. Bila
dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat
dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya
sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan
bentuk yang disebabkan penanganan, maka keadaan itu
harus segera dilaporkan kepada KPA/PPK disertai dengan
usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus
mendapat persetujuan dari KPA/PPK sebelum dimulainya
pekerjaan tersebut. Perbaikan harus dilakukan dihadapan
KPA/PPK. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan
perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan
Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku atas bentuk lainnya
dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja
harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi
dengan bahan Waterproofing yang disetujui. Sabuk
pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja
pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping
pengaman yang berupa platform atau jaringan (net).
b) Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan
gambar pemasangan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pemasangan.
c) Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-
ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah
tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-
ikatan itu dibiarkan sampai konstruksi selesai.
Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan
beban mati, angin dan tegangan-tegangan selama
pembangunan.
d) Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi
dan lain-lain harus dipasang sebagaimana mestinya
sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
e) Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat
perletakan untuk balok, balok penunjang dan yang
sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh
setelah bagian pendukung ditempatkan secara baik dan
tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan lembab
atau kering yang tidak susut dan disetujui konsultan.
f) Toleransi terhadap penyimpangan kolom dari sumbu
vertikal tidak boleh lebih dari 1/1500 dari tinggi vertikal
kolom.
25.10.6 Syarat-syarat pengaman pekerjaan
a) Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari
hujan dan lain-lain.
b) Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan
cacat atau rusak yang diakibatkan oleh pekerjaan-
pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

C. PEKERJAAN SIPIL UMUM


Pasal 26. Beton

26.1 Perbandingan campuran dan kekuatan.


Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel
campuran beton yang diberikan. Test pendahuluan harus
dilakukan sebelum pengecoran beton untuk berbagai kelas beton
yang direncanakan dan harus mengikuti NI-2 (PBI 71) bagian 3,
bab 4 menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang
akan digunakan. Test pendahuluan adalah untuk memperoleh
adukan dengan kemampuan pengerjaan (work cability) yang
diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30%-40%
lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan.
Kekuatan yang lebih tinggi (margin) yang diminta oleh Direksi /
Engineer adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan hasil
test karena keadaan mesin-mesin pengaduk, peralatan, tingkat
pengawasan mutu dan terjadinya deviassi mutu beton. Campuran
yang pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan akan tetap
dipertahankan selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan
lain oleh Direksi / Engineer, prubahan mana dipandang perlu
karena adanya perubahan dalam bahan atau hasil-hasil test
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi dermaga
ini adalah :
K 225 untuk komponen strukturil seperti : plat, balok, pile
cap, dolphin, tiang railing, beton pengisi tiang untuk anchor,
beton selimut tiang, kansteen.
K 175 untuk beton tumbuk dan pengisi tiang.

KELAS I II III
MUTU B.0 B.1 K.125 K.175 K.225 > K.225

Dipakai untuk Non Struktu Struktu struktu strukt struktu


pekerjaan struktu ril ril ril uril ril
ril
Kekuatan - - 125 175 1 225 >225
beton
karakteristik
(kg/cm)
Kekuatan - - 200 250 300 >300
kubus target, 250
rata-rata
(kg/cm)
Agregat kasar 31,5 31,5 31,5 16 8 8
(ukuran mm)
Penggunaan 130 200 250 275- 325- 1 >
semen 325 375 375
(kg/m3)
Water cement - - Lihat tabel 4.34 PBI.71
ratio (%mak)
Slump (cm) - - Lihat tabel 4.41 PSI 71

26.2 Test pendahuluan untuk menentukan perbandingan campuran


beton.
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasr, air dan
bahan-bahan penambah yang diperlukan untuk menghasilkan
beton yang memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam
tabel campuran beton harus ditentukan oleh Kontraktor dari
sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan dalam
laboraturium untuk beton yang akan dipakai dalam pekerjaan.
Campuran-campuran percobaan tersebut diatas harus dibuat
paling sedikit 42 hari sebelum pengecoran beton dimulai dan
harus cukup variasi perbandingan campurannya agar dapat
dipilih perbandingan campuran yang memenuhi keinginan
Direksi / Engineer, tetapi Kontraktor tetap bertanggung jawab
sepenuhnya akan mutu beton yang dihasilkan pada waktu
pencampuran di lapangan.
Kekuatan beton rencana 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan)
hari harus ditentukan. Kekuatan campuran percobaan dalam
laboraturium ditentukan sebagai nilai karakteristik dari 20
contoh percobaan dan hanya 1 (satu) buah contoh saja yang
harganya lebih kecil dari yang ditentukan.
Persetujuan Direksi / Engineer mengenai campuran percobaan
termasuk kekuatan 28 (dua puluh delapan) hari harus didapat
secara tertulis sebelum beton diizinkan untuk dicor.
26.3 Bahan-bahan penambah (admixture).
Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan
Direksi / Engineer. Dimana penggunaan admixture diizinkan,
maka bahan ini harus ditambahkan pada beton dalam tempat
pengadukannya dengan mempergunakan alat pengukur otomatis,
dan petunjuk-petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
Istilah-istilah kimia, rumus-rumus dan jumlah bahan-bahan yang
aktif, ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai
bertambahnya atau berkurangnya penggunaan dosis bahan-
bahan secra terus menerus pada sifat-sifat fisik dan kimia beton
basah dan yang sudah mengeras dan akan diserahkan kepada
Direksi / Engineer untuk persetujuannya. Kontraktor harus
menyediakan sample-sample dan melaksanakan percobaan-
percobaan tersebut sebagaimana ddiperintahkan oleh Direksi /
Engineer sebelum ijin penggunaan admixture diijinkan dipakai
pada pelaksanaan. Seluruh pengambilan contoh dan pelaksanaan
test menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
26.4 Tempat adukan
Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus
dilakukan dalam mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang
mempunyai alat pengatur/penunjuk berat.
Air yang dimasukkan kedalam mesin pengaduk ini harus
disalurkan dari tangki yang mempunyai pengukur sehingga
pemberian air dapat dilakukan dengan tepat. Kadar kelembapan
dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air yang
akan dimasukkan dapat ditentukan dengan tepat.
Kadar kelembapan setiap agregat biasanya ditentukan dua kali
sehari yaitu sekali di waktu pagi dan sekali di waktu siang atau
pada waktu-waktu lain yang dianggap perlo oleh Direksi /
Engineer. Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas2%
untuk semen dan 3% untuk agregat.
26.5 Pengujian beton
Semua kubus percobaan harus diuji berdasarkan JIS A 1108, BS
1881 atau PBI 1971.
Untuk pengujian diperlukan 10 buah kubus yang diambil dari
contoh dari setiap 50 M3 beton selama pengecoran.
Setiap kubus harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran,
nomor unit dan petunjuk-petunjuk lain yang diperlukan oleh
Direksi / Engineer dalam waktu 24 jam setelah kubus tersebut
dicor.
Kubus percobaan harus diuji sampai hancur karena tekanan dan
harus dilakukan dibawah pengawasan (supervise) Direksi /
Engineer.
Lima dari setiap sepuluh buah kubus percobaan harus diukur
berat dan kekuatan tekannya setelah 7 (tujuh) hari dan harus
dilakukan dengan disaksikan Direksi / Engineer dan sisanya
dilakukan setelah 28 hari atau sesuai dengan perintah Direksi /
Engineer.
Detail-detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan
data-data lain seperti grade dan jumlah semen yang dipakai dan
hasil analisa ayakan dari agregat, dan perbandingan adukan dari
bermacam-macam kelas harus disampaikan kepada direksi,
engineer/pengawas dalam waktu 24 jam setelah penyelesaian
pengujian.
Setiap kubus percobaan harus dibuat dari sample yang diambil
dari salah satu adukan beton atau dari adukan yang ditunjuk oleh
Direksi / Engineer.
a. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80% dari kekuatan
standard rencana (design standard) yang dapat dilihat pada
tabel campuran beton yang telah diberikan dan dengan
probabilitas 1/20.
b. Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari kekuatan standard
rencana (design standard) dengan probabilitas.
26.6 Pemotongan contoh beton untuk pengujian
Dalam mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan
dan dalam hal hal lain dimana kubus-kubus percobaan tidak
memenuhi syarat pengujian seperti telah diutarakan diatas, maka
harus dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah
mengeras yang berbentuk selinder yang mempunyai diameter
luar 100 mm untuk diuji.
Peralatan dan cara pemotongan-pengambilan contoh harus
disampaikan kepada Direksi / Engineer sebelum pelaksanaannya
dan persiapan-persiapan dan pengujiannya harus dilakukan
sesuai dengan JIS A 1108.
Jika kekuatan contoh selinder yang diambil dari beton telah
mengeras ini lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang
diminta dan beton tidak memenuhi persyaratan-persyaratan lain
yang seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian
ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.
26.7 Hasil pengujian yang tidak memenuhi syarat
Jika persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah perbaikan seperti yang mungkin
ditunjukkan oleh Direksi / Engineer dan sebelum pelaksanaannya.
Kontraktor harus menyampaikan detail pelaksanaan kepada
Direksi / Engineer untuk mendapat persetujuannya dan harus
menjamin bahwa beton yang akan dicor memenuhi persyaratan.
Seluruh biaya mengenal pekerjaan perbaikan ini termasuk
pengujian, peralatan pemotongan dan peralatan lain-lain, menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
26.8 Spesi
Campuran spesi harus dibuat dari semen portland dan pasir yang
disetujui dan harus diaduk dengan perbandingan yang ditentukan
berdasarkan perbandingan campuran 400 kg semen dalam satu
meter kubik spesi (perbandingan semen pasir satu banding dua)
Semen portland yang mengeras dengan cepat, dipakai pada
pekerjaan spesi untuk perlindungan tiang terhadap karat.
Banyaknya air yang dipakai dalam campuran harus disetujui oleh
Direksi / Engineer dan merupakan kebutuhan minimum untuk
suatu pekerjaan/ maksud tertentu.
26.9 Peralatan Pengaduk Beton (plant)
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun
kapasitasnya yang direncanakan khusus untuk tujuan tersebut.
Kemampuan peralatan pembuat beton ini harus memenuhi
persyaratan Direksi / Engineer.
Waktu pengadukan harus lebih dari 1,5 menit dalam hal
penggunaan pengaduk yang dapat dimiringkan (titik mixer) dan
lebih dari satu menit. Dalam penggunaan forced mixer.
Jika waktu pengoperasian yang ditentukan telah diperpanjang
lebih dari 3 kali, maka pengoperasian mixer harus segera
dihentikan. Tidak boleh dilakukan penambahan bahan lagi ke
dalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan.
Jika Kontraktor menganggap lebih cocok untuk menggunakan
mixer yang lebih kecil untuk pekerjaan khusus bagian-bagian
pekerjaan yang jauh letaknya, maka hal ini dapat disetujui oleh
Direksi / Engineer asal mixer yang lebih kecil ini juga dilengkapi
dengan alat timbangan.
Dalam keadaan biasa pengadukan beton dengan mempergunakan
tangan tidak diijinkan. Tapi jika jumlah beton yang dicor sedikit
atau pada bagian pekerjaan yang dianggap kurang penting,
pengadukan dapat dilakukan dengan tangan, hal mana
sepenuhnya tergantung kepada pertimbangan Direksi / Engineer.
26.10Pengangkutan
Semua beton yang harus diaduk dan semua spesi harus diangkut
secepat mungkin dari mixer agar dijamin bahwa tidak akan
terjadi blending atau segregasi dari campuran agregat dan slump
akan sesuai dengan harga-harga yang ditentukan.
Jika dipergunakan kereta dorong atau trolley maka harus dibuat
tempat jalannya yang rata agar beton tidak bersegragasi selama
diangkut.
Pemompaan beton dapat diijinkan jika Direksi / Engineer
menyetujui setiap perubahan perbandingan untuk campuran yang
dianggapnya perlu dilakukan agar beton dapat dipompa harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dan sepenuhnya menjadi tanggung
jawabnya.
Tempat pengadukan yang terapung (floating) atau truk
pengangkut akan dipakai untuk pengangkutan beton yang
dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan maritim dan cara
pengangkutannya harus disetujui oleh Direksi / Engineer.

26.11Penempatan dan Pemadatan


Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang-
barang lain yang harus berada di dalam beton, harus dibersihkan
dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti
dan ruang yang akan diisi beton harus betul-betul dibersihkan.
Pekerjaan pengecoran dibagian manapun dari pekerjaan tidak
oleh dimulai sebelum persiapan-persiapannya disetujui dan ijin
pengecoran diberikan oleh Direksi / Engineer.
Pengecoran beton harus selalu diawasi langsung oleh mandor
(foreman) yang berpengalaman. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi / Engineer bila akan melakukan
pengecoran.
Beton harus dicor sedemikian sehingga didalam satu bagian
pekerjaan, permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan-
lapisan horizontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Engineer.
Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat
sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti
termasuk waktu istirahat/makan.
Jika dipakai corong-corong untuk mengalirkan beton, maka
kemiringan harus sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi dan
harus disediakan selang-selang penyemprot atau pelat-pelat
peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5
m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian sehingga tebal beton
tidak kurang dari 0,5 m perjam dan tidak lebih dari 1,5 m, kecuali
disetujui lain oleh Direksi / Engineer untuk tiang-tiang pancang
yang dicor setempat.
Semua beton harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator
tipe yang digerakkan dengan tenaga listrik (immersion type
vibrator)yang baik type maupun cara kerjanya disetujui Direksi /
Engineer.
Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan
kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya dengan beton yang
dicor, ukuran-ukuran beton dan penulangannya. Vibrator ini harus
dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling
penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan didalamnya
tanpa harus memindahkannya.
Penggetaran yang berlebihan (over vibration) yang menyebabkan
segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran melalui
acuan harus dihindarkan.
26.12Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontiniu diluar yang ditunjukkan oleh
gambar, karena pengaturannya ditunjukkan dalam gambar-
gambar atau seperti yang disetujui oleh Direksi / Engineer.
Apabila siar delatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh
gambar, karena kerusakan mesin mesin pengaduk beton atau
keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head sedemikian
sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan-tegangan utama.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain
yang dianggap Direksi / Engineer/pengawas tidak dikehendaki,
maka pengecoran harus dihentikan dan beton baru tersebut harus
dibongkar sampai tempat yang dianggap baik.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton
yang sudah mengeras, maka permukaan beton tersebut harus
dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut harus dibersihkan dari
bagian-bagian yang lepas dari kotoran-kotoran lainnya, disemprot
dengan air dan beton baru dikerjakan, yang harus dipadatkan
secara baik pada bidang pertemuan tersebut. Sebelum
pengecoran, permukaan beton lama harus dilapisi dengan adukan
semen dengan kualitas yang samaa dengan adukan beton.
Pasal 27. Pekerjaan Tiang Pancang

1. Tiang pancang penahan dermaga dibuat pipa baja 5 dengan


bahan pengisi beton mutu K.175. semua persyaratan mengenai
pekerjaan pemancangan harus dipenuhi.
2. Alat pancang yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah drop
hammer yang kondisinya baik dan mampu melakukan
pemancangan hingga kedalaman yang ditetapkan serta dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaan pemancangan. Bila pemborong
akan memakai peralatan pancang selain yang ditentukan, agar
mengajukan spesifikasi peralatan tersebut kepada pemberi tugas
untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pemborong harus melaporkan hasil pemancangan tiang pertama
kepada pengawas secara tertulis dilengkapi dengan keterangan
mengenai metode pelaksanaan, hasil pemancangan dan lain-lain
yang ditemui dalam pelaksanaannya.
4. Penyambungan tiang pancang selanjutnya baru diizinkan setelah
ada hasil percobaan pemancangan dan atau perubahan-perubahan
yang diperintahkan oleh pengawas secara tertulis.
5. Pemborong harus melakukan pemancangan dengan teliti sesuai
persyaratan dalam gambar rencana dengan toleransi sebagai
berikut :
a. Ukuran panjang dan penampang tiang pancang yang
digunakan tidak boleh kurang dai yang ditetapkan dan sesuai
dengan gambar rencana. Pemberi tugas akan menolak hasil
ukuran yang berada diluar ketentuan.
b. Penyimpangan kepala tiang pancang maksimum 5 cm dari
pusat ke segala arah sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
kerja.
c. Inklinasi terhadap sumbu rencana ke segala arah adalah 1 :
100.
d. Bilamana terdapat penyimpangan yang melebihi ketentuan
diatas, pemborong harus mengajukan rencana perbaikan
kepada pemberi tugas dan melaksanakannya atas pemborong.
6. Pemborong harus melakukan pemancangan pada titik sesuai
dengan gambar rencana dan dihindarkan adanya penyimpangan-
penyimpangan terhadap rencana yang ditetapkan. Apabila terjadi
penyimpangan dari titik rencana, rotasi dan lain-lain, pemborong
harus melakukan koreksi.
7. Sambungan tiang pancang.
a. Penyambungan tiang pancang dilakukan dengan Single V
Full penetration butt welding class 1 SM Asteel Backing
Stripes 75 cm 5 mm.
b. Pekerjaan penyambungan/pengelasan harus dilaksanakan oleh
tukang las yang ahli dalam bidangnya sesuai dengan AWS DI.
0-/2.
c. Tiang pancang yang akan disambung harus dalam posisi yang
mantap/tetap selama pengelasan dan harus dipastikan tiang
pancang tersebut disambung lurus.
d. Jumlah sambungan harus seminimal mungkin dan posisi
sambungan harus mendapat persetujuan pemberi tugas.
8. Pemotongan tiang pancang.
a. Tiang-tiang pancang harus dipancang pada elevasi dan
koordinat yang tepat sesuai dengan gambar rencana dan
apabila terdapat kelebihan panjang maka harus dilakukan
pemotongan dengan tidak merusak bagian bawah potongan.
b. Pemborong harus membuang potongan-potongan tiang yang
tidak terpakai lagi keluar dari lokasi proyek sesuai dengan
petunjuk pemberi tugas/pengawas pekerjaan.
9. Alat pancang
Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan
sedemikian rupa sehingga semua persyaratan teknis yang diminta
dapat dipenuhi.
Mesin pancang (hammer) harus jenis drop hammer, dengan
kapasitas 1 ton, harus dapat dilakukan pemancangan secara
kontinyu sampai dicapai kedalaman yang direncanakan.
Penghentian pemancangan sebelum mencapai kedalaman rencana
harus mendapat persetujuan direksi. Alat pancang harus dilengkapi
dengan leader yang cukup panjang dan dapat digerakkan secara
mekanis. Bila ternyata hasil pemancangan tidak memenuhi batas-
batas toleransi yang diperkenankan, pemborong harus
memperbaiki, memperrkuat, menambah tiang dan lain-lain atas
biaya sendiri.

Pasal 28. Pekerjaan Las Sambungan Tiang Pancang

28.1 Umum
Pengelasan baja lunak harus dilakukan dengan las lengkung
listrik dan harus memenuhi persyaratan BS 1856 atau JIS Z
3801 dan Z 3841.
Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang
las yang berpengalaman yang sedikitnya mempunyai
pengalaman enam bulan termasuk dua buah berturut-turut
sebelum bekerja pada pekerjaan dimaksud.
Kontraktor harus memberikan daftar kepada Direksi /
Engineer/pengawas mengenai tukang-tukang las yang
dipekerjakan, nama-nama mereka, pengalaman kerja dan
keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Daftar ini harus
mendapat persetujuan Direksi / Engineer/pengawas.
Tempat pembuatan las lengkung, peralatan-peralatan dan
kelengkapan-kelengkapannya harus dipakai sesuai persyaratan
BS 638 atau JIS C 9301.
28.2 Pemotongan dan pengelasan
Bahan-bahan baja harus dipotong dengan akurat dengan
mempergunakan oxyacetylene.
Pemotongan bahan-bahan yang panjang-panjang dan bahan-
bahan yang bengkok harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
terjadi perubahan bentuk lebih lanjut.
Cara pengelasan harus disetujui oleh Direksi /
Engineer/pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Penyambungan tiang-tiang pipa baja harus dilakukan dengan las
yang dilaksanakan pada tempat pekerjaan las di site dengan
cara pengelasan semi automatic seperti ditentukan dalam JIS Z
3605 dan sesuai dengan gambar.
Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan yang akan dilas dan
daerah-daerah sekitarnya harus dibersihkan dari karat, cat,
bahan-bahan sisa (slag) dan kotoran-kotoran lain dan harus
dikeringkan dahulu.
Selama pengelasan berlangsung, bahan-bahan yang akan dilas
harus dipegang kuat-kuat dalam posisi yang benar dengan cara
pengelasan jig atau tack.
Penggunaan tack welding harus dibatasi sampai seminimum
mungkin. Pengelasan pada las tumpul harus dihentikan dengan
hati-hati dan teliti dan lubang antara bagian-bagian yang di las
harus dibuat tepat seperti dalam gambar.
Selama pengelasan, pemberian bahan las dan kecepatannya
harus sedemikian sehingga las berbentuk V seluruhnya akan
terisi dengan bahan-bahan isi.
Kekurangan bahan isi untuk las harus dicegah dan pelaksanaan
harus hati-hati, seperti masuknya slag kedalam las, ketidak
sempurnaan crater dan retak-retak.
Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las
yang tidak memenuhi syarat seperti keropos, tumpang tindih
(overlap), miring, kelebihan atau kurang tebalnya throat atau
ukuran.
Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan atau hujan
angin (storm) kecuali pengelasan dengan cara pengelasan di
dalam air. Pekerjaan las dalam keadaan cuaca buruk dapat
dilakukan dengan persetujuan Direksi / Engineer/pengawasan,
jika telah diambil langkah-langkah pengamanan terhadap
pengaruh cuaca buruk.
28.2 Penyelesaian Permukaan
Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dari goresan-
goresan, lekukan-lekukan, sisa-sisa bahan las dan cacat-cacat
lain yang ada selama pelaksanaan.
Setiap pekerjaan perbaikan harus dilakukan pada tanah yang
rata bersih, baik.
Pekerjaan perbaikan las tidak boleh lebih pendek dari 5 cm
termasuk random arcstrikes.
Semua pengelasan harus mencapai sudut-sudut dari bagian-
bagian yang dilas.
Jika menurut pandangan Direksi / Engineer/pengawas bagian-
bagian yang dilas mempunyai kesalahan-kesalahan geometrik
yang akan menimbulkan penumpukan tegangan atau notch
effect karena tidak tepatnya letak las, Kontraktor harus
memperbaikinya dengan mengikir.
Perbaikan dengan cara mengulangi las diatasnya, tidak diijinkan.
Jika untuk memperbaiki kesalahan tersebut diatas dianggap perlu
menambah las, maka pelaksanaannya harus mendapat
persetujuan Direksi / Engineer/pengawas.
28.4. Pemeriksaan pekerjaan las
Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh Direksi /
Engineer/pengawas atau wakil yang ditunjuknya sesuai dengan
persyaratan dalam JIS Z 3146 dan harus mencakup tapi tidak
terbatas hanya pada pemeriksaan visual, test ultrasonic dan tes
radiografik.
Pengawasan visual harus tetap dilakukan meskipun pemeriksaan
pemeriksaan lain dijalankan juga. Pemeriksaan visual mencakup
pengecekan pemasangan sambungan yang dilas, apakah sudah
lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai sudut-
sudut lekukan, permukaan-permukaan bagian yang dilas dan
bagian-bagian yang terbuka. Direksi / Engineer/pengawas dapat
memerintahkan setiap sambungan las untuk diperiksa dan di test
dengan cara radiografik atau ultrasonic yang disetujui, jika test
seperti tersebut diatas dianggap perlu olehnya. Dalam hal ini,
Kontraktor harus mempersiapkan segala sesuatunya agar test
bisa dilaksanakan.

Pasal 29. Pengecatan proteksi untuk baja

29.1. Umum
Pengecatan proteksi yang akan diuraikan disini menyangkut
semua bahan dan peralatan dari baja seperti bollard, rantai-rantai
baja, tangga-tangga dan peralatan baja lain yang akan dipakai
pada konstruksi dermaga dan peralatan navigasi.
29.2. Pembersihan
Sebelum dicat, benda-benda baja harus dibersihkan dari karat
dengan sikat kawat atau dengan alat-alat lain. Semua benda-
benda yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dari pabrik cat atau seperti yang dijelaskan
dalam spesifikasi ini.
Pekerjaan las harus dibersihkan dari sisa-sisa las dan percikan-
percikan las harus dibersihkan.
29.3. Pengecatan
Setelah bagian yang akan dicat diperiksa kebersihannya oleh
Direksi / Engineer/pengawas, maka bagian luar dari bahan-bahan
baja tersebut akan dicat dengan cat anti karat sebagai berikut :

CAT DASAR CAT LUAR


Macam cat Zinc rich based Epoxy resin based
Jumlah lapisan 1 2

Pengecatan harus dilakukan 3 kali dan tebal lapisan cat setelah


kering minimum 0,3 mm.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, contoh-contoh cat dan nama
nama pabriknya harus disampaikan kepada Direksi /
Engineer/pengawas untuk mendapat persetujuannya.
Warna dari lapisan terakhir harus sesuai dengan perintah Direksi /
Engineer/pengawas.

Pasal 30. Tower Air


Spesifikasi Teknis
No Uraian Keterangan

Spesifikasi Umum
- Rangka tower air : Besi Siku 75756 mm

- Tangki air : Kapasitas 1 m3


Kapasitas : 1 m3
Bahan : Fiber
- Pompa air
Daya hisap : 9 meter

D. PERATURAN PENUTUP
Pasal 31.

Apabila terdapat pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang


tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),tidak sesuai
dengan gambar atau tidak sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi
atau staf teknik/ kuasa pengguna anggaran, maka pekerjaan tersebut
harus dibongkar dan pembuatannya kembali seluruhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor pelaksana.

Pasal 32.
Jika dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini belum tercakup
beberapa jenis pekerjaan ataupun persyaratan lainnya, maka hal
tersebut akan diatur dalam addenda-addenda RKS dan berita acara
penjelasan pekerjaan (aanwijzing) serta perintah tertulis dari konsultan
pengawas atas persetujuan kuasa pengguna anggaran/pejabat
pembuat komitmen pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Padang, Oktober 2015


Konsultan Perencana
CV VIZASA GRAHA UTAMA
Khadavi, ST, MT
Direktur

Anda mungkin juga menyukai