Anda di halaman 1dari 21

SPESIFIKASI TEKNIS

I. SPESIFIKASI TEKNIS

A. SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan:

A.Pekerjaan Fisik Areal Sisi Darat


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Lapangan Penumpukan (100x155)m2
3. Pekerjaan Bangunan Darat
a. Pekerjaan Pos Jaga
b. Pekerjaan Rumah dinas
c. Pekerjaan rumah genset
d. Pekerjaan Rehab Terminal
e. Pekerjaan Gedung Kantor
f. Pekerjaan Gapura
g. Pekerjaan Gangway
h. Pekerjaan Toilet Umum
i. Kantin ( 4 Buah)
j. Pembaxngunan Musholah
4. Pekerjaan Akhir

B. Pekerjaan Fisik Areal Sisi Laut


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Causeway (98x6)m2
3. Pekerjaan Rehabilitasi Breasting Dolphin
4. Pekerjaan Rehabilitasi Moveable Bridge
5. Pekerjaan Akhir

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 2
Lapangan Kerja dan Jalan

Penyedia Jasa harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan


untuk pekerjaan tersebut. Penentuan jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan
bangunan dan jalur-jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi.

Pasal 3
Standard

Dalam persyaratan ini diutamakan untuk memakai standard sebagai berikut:


1. Syarat- syarat umum untuk pelaksanaan pekerjaan yang diborongkan untuk
pekerjaan umum di Indonesia (A.V).
2. Peraturan-peraturan pemerintah Daerah Setempat.
3. Peraturan Muatan Indonesia th.1983 (PMI ’83)
4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1970 (PKKI 70 NI.18).
5. Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971 NI.2)
6. Tata Cara/Peraturan Beton Standar Nasional Indonesia 1991 (SK_SNI 1991-
03-xxxx 1991)
7. Peraturan Umum untuk bahan-bahan bangunan (PUBB 1970 N13).
8. Japanese Industrial Standard (JIS).
9. American Concrete Institute (ACI).
10. American Society for Testing Materials (ASTM).
11. American Welding Society (AWS).

Bila Penyedia Jasa mengusulkan standart yang lain dari yang disebut diatas, maka
Penyedia Jasa harus menyerahkan edisi terakhir standart yang diusulkannya yang
membuktikan bahwa standart tersebut sama atau lebih baik dari pada yang
disyaratkan.

Pasal 4
Bahan-bahan / Material

4.1 Material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan teknis yang dipakai.

4.2 Jika Penyedia Jasa mengajukan bahan lain yang akan digunakan, ia harus
memberikan keterangan selengkapnya dalam dokumen lelang.
Sedikitnya 2 (dua) minggu sebelum pemesanan bahan, hal yang harus
diberitahukan kepada Direksi meliputi jenis, kualitas, kuantitas bahan yang
dipesan.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 5
Kode, Standard, Sertifikat dan Literatur dari Pabrik.

Penyedia Jasa harus menyediakan di Lapangan sebagai berikut :


1. Fotocopy kode dan standar yang disyaratkan.
2. Katalog dan rekomendasi dari pabrik yang memproduksi material yang
dipakai.
3. Sertifikasi pabrik untuk semua material yang harus memenuhi standard
yang ditetapkan dalam dokumen tender.

Pasal 6
Patok-patok Referensi, Bouwplank dan Pengukuran.

6.1 Direksi akan menetapkan “Bench-marks”

6.2 Semua ukuran ketinggian ( elevasi dalam meter) dinyatakan terhadap Low
Water Spring (LWS).

6.3 Ukuran-ukuran dinyatakan dalam metric, kecuali dinyatakan lain.

6.4 Hasil pengukuran dilapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok tetap
yang telah ada menurut petunjuk direksi dan bila diperlukan Penyedia Jasa
harus memasang patok-patok pembantu yang harus dipelihara keutuhan letak
dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.
Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok pembantu/bouwplank harus disetujui
Direksi terlebih dahulu.
Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum
diperintahkan direksi.

Pasal 7
Lalu Lintas

Dalam melaksanakan pelaksanaan dan pengangkutan bahan bahan keperluan


pekerjaan, Penyedia Jasa harus berhati-hati sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan-jalan yang telah ada
dan prasarana lainnya.

Pasal 8
Peralatan Survey

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan yang akan dipakai oleh Direksi
dan Staf, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi.
Setelah pekerjaan selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada
Penyedia Jasa.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Alat-alat terdiri dari :


- 2 buah Theodolite – Wild T IA atau yang sejenis.
- 1 buah Level/Waterpas – Wild NA2 atau yang sejenis.
- 2 Buah “Levelling-rods”, panjang 3 dan 5 meter, dibuat dari aluminium atau
kayu.
- 2 buah “Staft buble”’ adjustable type.
- 1 buah optical square (prism), 2 way.
- 1 buah 300 Tag line, 6 mm diameter polypropylene dan 1 m diameter reel.
- 1 buah 50 meter sounding line and lead weight.

Penyedia Jasa harus menyediakan perahu/motor boat untuk keperluan


penyelidikan. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua peralatan survey
tersebut terhadap kerusakan / kehilangan.

Pasal 9
Peralatan Laboratorium

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh
Direksi dan Staff. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Setelah pekerjaan
selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Penyedia Jasa.

Alat-alat terdiri atas :


- 1 alat percobaan slump test.
- 3 set alat pembuat kubus beton standar yang terbuat baja, ( 6 buah ),

Pasal 10
Tiang Pancang

11.1. JENIS DAN UKURAN TIANG PANCANG

11.1.1 . Ukuran tiang pancang adalah sebagai berikut:

JENIS DIMENSI TEBAL PANJANG


AREA
TIANG TIANG DINDING TIANG
45,72 cm
Area Dermaga Baja 12 mm 12 meter

11.1.2. Panjang tiang pancang, termasuk bagian kepala tiang yang nantinya setelah
pemancangan masuk kedalam poer, bagian yang dikupas untuk menyalurkan
gaya dari tulangan dan bagian yang mungkin dipotong disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Tiang pancang tersebut memakai semen type I (satu) supaya lebih tahan
terhadap kerusakan akibat air laut.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

11.1.3. Tiang pancang dapat terdiri atas segmen tunggal sesuai panjang yang
dibutuhkan atau segmen yang disambung dengan las listrik. Jumlah segmen
maksimum adalah 2 buah. Penentuan panjang segmen adalah sedemikian
sehingga setelah pemancangan sambungan – sambungan tiang sedapat
mungkin berada dalam tanah/dasar laut.

11.2. PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG

11.2.1. Sebelum menyambung tiang pancang beton, maka pemborong harus


menyerahkan prosedur pengelasan untuk sambungan sesuai dengan AWS
D.1.1 kepada direksi untuk mendapat persetujuan.
Bila diminta oleh Direksi pemborong melaksanakan percobaan pengelasan
untuk mendemontrasikan prosedur pengelasan yang diusulkan. Elektroda
yang digunakan harus dengan persetujuan Direksi.

11.2.2. Ahli las yang melaksanakan pengelasan harus yang “qualified” sesuai
dengan AWS DI 0-72.

11.2.3. Tiang beton pratekan sebelum disambung harus dipegang erat-erat selama
pengelasan dengan rangka pendukung yang kaku dan di “Clamp” kerangka
untuk menjamin bahwa pipa-pipa disambung harus.
11.2.4. Banyaknya sambungan harus seminimal mungkin.
11.2.5. Pada sambungan tiang harus diberi dan dilapisi dengan Denso tape.

11.3. TEST UNTUK PENGELASAN TIANG DI LAPANGAN


Pemborong harus menyediakan ahli tes las yang disetujui direksi. Semua
sambungan harus dites secara visual sesuai dengan AWS. Laporan Hasil
harus diserahkan ke Direksi dalam 24 jam. Kerusakan yang dijumpai dalam
tes ini harus diperbaiki atau dipotong dan dibuat lagi.

11.4.. TOLERANSI TITIK PANCANG

11.4.1. Pelaksanaan Pemancangan Tiang pancang tegak ( tiang miring bila ada )
harus sedemikian sehingga diperoleh hasil sesuai dengan ketentuan dalam
gambar kerja.
11.4.2.Toleransi Maksimum yang diijinkan terhadap hasil pemancangan adalah 10
cm penyimpangan dari posisi yang benar. Inklinasi maksimum yang
diizinkan untuk tiang miring dan tiang vertikal adalah 2%, dan untuk
pemotongan tiang sebesar 5 cm.
11.4.3. Bila Toleransi dilampaui maka tiang harus diperbaiki / diperkuat dengan
konstruksi tertentu, dicabut atau lain sebagainya sesuai dengan keputusan
Direksi dengan biaya pemborong.

11.5. ALAT PANCANG/ PILE DRIVING HAMMER

11.5.1. Pemborong harus menyediakan peralatan untuk pemancangan sedemikian


sehingga semua persyaratan teknis yang diminta dapat dipenuhi.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

11.5.2. Mesin pancang atau Hammer harus jenis Diesel Hammer, steam hammer
(single atau double acting ).
Mesin pancang drop hammer tidak diperkenankan. Bila dipakai Diesel atau
steam hammer maka berat ram minimum 3,5 ton.
11.5.3. Hammer harus dapat melakukan pemancangan secara kontinu sampai
kedalaman yang direncanakan. Penghentian pemancang sebelum mencapai
setting atau kedalam rencana harus mendapat persetujuan direksi.
11.5.4. Alat pancang harus dilengkapi dengan ledder yang cukup panjang dan dapat
digerakan secara hydrolik atau mekanis, untuk menjamin pemancangan
tiang-tiang tegek dan tiang miring dapat dilaksanakan.

11.6. PEMANCANGAN TIANG

11.6.1. Pemancangan Tiang.


1.1. Tiang boleh dipancang, setelah ada persetujuan dari Direksi.
1.2. Urutan – urutan pemancangan tiang-tiang agar direncanakan sesuai
kondisi pekerjaan sedemikian sehingga pelaksanaan pemancangan
dapat berjalan dengan lancar dan baik serta tiang-tiang yang dipancang
lebih dahulu tidak terganggu. Pemborong harus mengajukan rencana
kerja pemancangan kepada Direksi untuk dievaluasi dan diberi
persetujuan tertulis oleh Direksi.
1.3. Pemancangan Tiang harus menerus sampai final set, penghentian biaya
bila diperintahkan /disetujui Direksi.
1.4. Pemborong tidak boleh memindahkan alat pancang dari kepala tiang
tanpa persetujuan Direksi.
1.5. Tiang hanya dipancang selama ada Direksi dan hanya tersedia Fasilitas
bagi Direksi untuk memperoleh informasi pemancangan tiang yang
diperlukan. Meskipun demikian Pemborong tetap bertanggung jawab
atas pekerjaan ini.
1.6. Pemborong harus memberitahu Direksi dengan segera apabila terjadi
perubahan – perubahan yang tidak normal selama pemancangan tiang .
Pemborong harus berhati-hati untuk mencegah timbulnya gaya lateral
pada tiang selama pemancangan yang diakibatkan oleh alat pancang.
1.7. Tiang yang tidak dipakai akibat “Over Driving” atau tidak memenuhi
toleransi yang diijinkan, maka harus dibuat tiang ekstra yang dipancang
disitu, atas persetujuan Direksi.

11.6.2. Kalendering
2.1. Kalendering Tiang pancang akan dipakai sebagai penentuan daya
dukung tiang pancang berdasarkan dinamic formula (Hiley Formula)
dan panjangnya tiang pancang lebih lanjut.
2.2. Tiap kali melakukan pemancangan, maka Pemborong harus membuat
catatan-catatan mengenai kalendering pemancangan sebagai pedoman
setting ( benaman terakhir ) yang dapat diambil sebagai:
 Alat pancang Diesel hammer K 35 setara.
 Tinggi jatuh H = 1,80 meter.
 Energy total = 12,6 ton meter.
 Benaman = 0.6 cm/pukulan.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

S 10 (benaman) diambil dari harga rata-rata total benaman 10 pukulan


untuk ( 3 x 10 ) pukulan terakhir dimana yang diambil adalah harga S
10 yang terakhir.
2.3. Juga harus dilampirkan pencatatan “Elastic Compression”.
2.4. Sebelum dipancang tiap tiang harus diberi tanda setiap interval 50 cm
dan 100 cm yang dimulai dari kaki tiang agar dapat diketahui panjang
tiang yang terpancang.

Pizin = 95 ton
Rdu = 285 ton
f = 1
En = 12,6 ton.m
Wr = 3,5 ton
H = 1,8 m
e = 0,25
Wp = 6,815 ton
C1 = 0,003 m
C2 = 0,0007 m
C3 = 0,0025 m

Harga C1 (menurut BSP)


Harga C2 d-. Hard cushion = 3 mm
-. Hard cushion + packing, soft cushion (timber) = 5 mm
-. Soft cushion + packing = 7 mm

apat dihitung menurut perumusan C2 =


Harga C3 nominal value = 2,50 mm
-. Hard Ground (SPT > 50) = 0 – 1 mm
-. Average Ground (SPT 20 – 30) = 1,20 – 1,80 MM
-. Soft Ground = 4 – 5 mm

Penentuan Final Set untuk P = 1/3 x Rdu, kedalaman Tiang Pancang

Area Type Alat Berat Type Tiang Final Set Kedalaman


Pancang Hammer Pondasi S (cm) (LWS)

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

(Ton)
Baja Ø
Dolphin K35 3.50 0.6 -23.10
457.2 mm
Breasting Baja Ø
K35 3.50 0.6 -23.10
Dolphin 457.2 mm
2.5. Pada bagian tiang ditempelkan kertas grafik untuk menentukan pukulan –
pukulan terakhir, untuk mengetahui “Final Set” pada saat
pemancangan.
2.6. Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan masing –
masing tiang, yang disampaikan kepada Direksi untuk dievaluasi.

Pencatatan meliputi :
1. tanggal dan hari pemancangan.
2. Nomor tiang.
3. Panjang tiang.
4. Ukuran penampang.
5. Type hammer.
6. Berat ram.
7. Evaluasi dasar tanah pada titik pancang.
8. Tiang masuk tanpa dipukuli.
9. Benaman per interval jumlah pukulan atau sebaliknya ( jumlah
pukulan / 100 cm, 50 cm 25 cm ).
10. Total set/benaman.
11. Rebound (cm).
12. Tinggi jatuh hammer (M).
13. Penyimpangan posisi/kemiringan dari rencana.
14. Hal – hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan.
15. Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula.

11.7. PANJANG TIANG PANCANG (Lihat Gambar Perencanaan ).

11.7.1. Tiang vertikal dipancang sampai mencapai “Final Set” yang ditentukan
dengan “Dinamic Formula”.
11.7.2. Harga tiang pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan
diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran.

11.8. KEPALA TIANG DAN POER ( Pile Cap ).

Pemborong harus melakukan tindakan – tindakan untuk mencegah kerusakan kepala


tiang pada saat pemancangan .

Tiang pancang yang lebih dari elevasi rencana dipotong dengan baik dengan
memperhatikan syarat – syarat sebagai berikut:
a. Tiang – tiang harus dipotong pada elevasi yang tepat sesuai dengan gambar
dan untuk menghindari keretakan pada kepala tiang, pemotongan harus
dilakukan dengan alat ( gergaji besi ).

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

b. Bagian ujung tiang pancang akan tertanam dalam poer ( pile cap ) minimal 40
cm.
c. Tulangan yang dipakai pada ujung tiang pancang harus dijadikan tulangan
penyaluran dan akan tertanam dalam poer. Pembengkokan – pembengkokan
tulangan yang dipergunakan harus dilakukan dengan hati – hati agar tidak
merusak beton yang ada.
Diatas tiap–tiap tiang pancang akan dibuatkan poer untuk menyalurkan gaya
dari balok ketiang pancang yang ukuran–ukuran dan penulangannya seperti
ditunjukkan dalam gambar kerja.
Sebelum melakukan pengecoran adukan semua tulangan harus sudah terpasang
dengan baik, bersih dari kotoran dan pelaksanaan pengecoran harus
diperhitungkan waktunya sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah
dituangkan tidak terganggu oleh pasang surut sebelum beton mencapai umur 3
jam.
Apabila terdapat besi-besi bekas angker bekestiang atau baja atulangan yang
menonjol dari permukaan beton, maka besi/baja tersebut harus dipotong
sedemikian sehingga nantinya dapat tertanam dan ditutup dengan adukan beton
atau material lain yang kedap air minimal setebal selimut beton.

Pasal. 11
Pek. Fender dan Bollard

1. Fender
Disepanjang tepi depan plengsengan ini harus dipasang fendear V200 H.2000
Panjang 2.00 m, lebar, Karet untuk melindungi beban kapal membentur
langsung konstruksi plengsengan. Penempatan, jumlah dan jarak antara fender
ditentukan seperti dalam gambar.
Pemborong harus mengajukan rencana penggunaan fender kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan, sebelum dilakukan pemesanan fender tersebut.
Angker – angker dari Penggantung fender Ban karet harus terbuat dari baja anti
karat, dengan diameter yang ditentukan dalam gambar, Pemasangan bagian
angker yang nantinya akan berbeda di dalam beton harus sudah terpasang
sebelum dilakukan pengecoran beton.

2. Bollard
Bollard kapasitas 50 ton dipasang pada dermaga & Mooring Dolphin.
Pengecoran Bollard harus bersama-sama dengan pengecoran fender beton pada
dermaga. Sebelum dicor kedudukan bollard harus dipegang teguh supaya tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
Sebagai finisng bollard harus dibersihkan dari karat, minyak dan lain-lain
kotoran, kemudian dicat dengan Red Lead Sealer sebagai proimer dan Epoxy
Coaltar dua lapis sebagai cat luar.

Pasal 12

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan Beton

Bahan-Bahan untuk pembuatan beton adalah disyaratkan sebagai berikut:

13.1 S E M E N

Semen yang dipergunakan harus Portland Cement dari sumber yang disetujui
serta memenuhi dalam segala bidang dengan syarat-syarat minimum untuk
S.550 dari Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 – N.I.-8. Selama
pengangkutan, semen harus dilindungi terhadap hujan, penyerahan harus
dalam kantong-kantong aslinya yang disegel dari pabrik serta disimpan
didalam gudang berventilasi cukup serta tidak bocor diletakkan diatas lantai
yang ditinggikan minimum 30 cm dari tanah.
Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan untuk ditimbun melebihi
ketinggian 2 m dan setiap pengiriman dipisahkan serta diberi tanda pengenal
sehingga dapat dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman.

13.2 KERIKIL

a.Persyaratan Bahan.
Agregat kasar harus terdiri dari batu-batu pecah, keras tahan lama dan
bersih serta tidak mengandung bahan – bahan yang dapat mempengaruhi
kekuatan serta ketahananan terhadap karat untuk penulangan.
Kerikil harus memenuhi segala peraturan P.B.I 1971 Bab 3.

b. Penyimpanan :
Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta
dihindarkan terjadinya pengotoran serta pencampur adukan.

13.3 AIR

Air untuk adukan beton serta membasahi beton harus bersih ( air PAM ), atau
air yang bebas dari bahan-bahan atau kotoran yang dapat mempengaruhi ikatan
semen ( mengandung garam-garam).

13.4 PASIR

a. Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat-alat pemecah batu.
b. Pasir harus terdiri dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir harus
bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
c. Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap berat kering).
d. Pasir tidak boleh mengandung bahan organis terlalu banyak yang
harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams Harder.
e. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua beton, selanjutnya pasir
harus memenuhi syarat-syarat P.B.I. 1971 Bab 3.3.

13.5 PENULANGAN

a. Jenis Penulangan

Baja tulangan yang dipakai adalah minimal harus sesuai dengan PBI 1971
atau SKSNI’91. Setaraf produksi Krakatau Steel dengan mutu, jenis sebagai
berikut :

--------------------------------------------------------------------------------------

Diameter Jenis batang Mutu  au

--------------------------------------------------------------------------------------

1. Lebih Kecil Polos BJTD-24 2,400 Kg/cm2


( < ) Ø 13 mm

2. Lebih Besar atau Ulir BJTD-32 3,200 Kg/cm2


sama dengan ( ≥ ) Ø13 mm

--------------------------------------------------------------------------------------

- Kawat beton : kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu
dan tidak disepuh seng.
- Besi dan kawat beton seperti disebut diatas bebas dari kotoran-
kotoran, karat, minyak cat kulit giling serta bahan lain yang
mengurangi daya lekat terhadap beton.
- Sambungan dan panjang lewatan besi beton harus sesuai PBI 1971
dan buku pedoman Perencanaan untuk struktur beton bertulang.

b. Penyimpanan.
Besi beton harus disimpan dengan baik tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan diudara terbuka (harus diatapi) untuk jangka waktu
yang panjang.

c. Pelaksanaan.
Penulangan harus bebas dari lemak, kotoran, cat, karat atau bahan-bahan
lain yang merugikan segera sebelum dilakukan pemasangan.
Pembengkokan dan pelurusan besi beton harus dilakukan dalam
keadaan dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan
gambar.
Harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempat.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Semua penulangan harus ditempatkan secara kokoh untuk menghindari


pergeseran selama pengerjaan. Ketinggian dan jarak lapisan penutup
harus tepat, untuk ini perlu digunakan klos-klos beton yang memenuhi
syarat.
Balok-balok yang telah di-FREFABRIKASI didalam pabrik tidak ada
toleransi sekecil apapun dan harus lurus dan sesuai ukuran-ukuran
menurut gambar.
Peralatan pemasangan harus disetujui Direksi Pengawas, yang
sebelumnya diberi keterangan oleh Penyedia Jasa tentang cara
pemasangannya di atas poer tiang pancang. Pada sambungan komponen-
komponen balok-balok harus sesuai gambar yang akhirnya diisi dengan
beton K.350.

d. Pencegahan Kotoran
Pada saat pengisian dengan beton K300, maka setiap sambungan atau
lubang-lubang harus bersih dari debu, serbuk gergaji, kawat beton dll.

e. Perawatan
Semua pengetesan Baja/Besi tulangan Beton di atas, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) oleh Direksi
dan minimal sesuai dengan SII- 0136-84. Mutu dan cara Uji baja
tulangan beton atau standard/peralatan lain yang setaraf. Semua biaya
pengetesan tersebut ditangungg oleh Penyedia Jasa

13.6 CAMPURAN BETON

a. Campuran
Penyedia Jasa wajib membuat rencana campuran (mixed design)
untuk mencapai mutu K.350 sesuai P.B.I. 1971.(termasuk pemakaian
Beton Ready Mix)
Metode campuran dan Jumlah semen minimum harus mengikuti
P.B.I.1971.

b. Kekuatan Beton.
Kekuatan Beton karakteristik = K.350 kg/cm2 ( 28 hari ).
Proportion Defective = 5%

c. Bahan Pembantu (Additives)


Hanya diperbolehkan bila disetujui oleh Direksi.

d. Cara mengaduk
Semua beton harus diaduk dalam beton molen dengan kapasitas
diatas 250 liter.

13.7 PEMERIKSAAN CAMPURAN.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Komposisi.
Semua bahan pasir, kerikil, semen dan air harus diukur secara teliti
beratnya.

b. Testing
Testing dilakukan sesuai dengan P.B.I. 1971 Bab 4.7 termasuk slump
test maupun compression test. Bila mana beton tidak memenuhi
slump test, maka seluruh adukan tidak boleh digunakan dan harus
dibuang keluar pabrik oleh Penyedia Jasa. Apabila tidak memenuhi
compression test, maka prosedur P.B.I 1971 untuk perbaikkan beton
harus dilakukan . Mutu beton harus K.300
Penyedia Jasa harus membuat mixed design untuk diajukan dan
disetujui Direksi sebelum mulai dengan pengecoran dan pada tiap
perubahan sumber pengambilan agregat.
.

13.8 TOLERANSI

Komponen-komponen berupa balok-balok dalam batas-batas ketelitian -


0,3 dan +0,5 cm.

13.9 PEMBERITAHUAN SEBELUM PENGECORAN

Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Penyedia Jasa


diwajibkan memberitahu Direksi serta mendapatkan persetujuan.(harus
dibuatkan Berita acara Persetujuan Pemeriksaaan persiapan pengecoran)
Apabila hal ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak
disetujui Direksi, maka Penyedia Jasa diwajibkan membongkar beton yang
sudah dicor atas biayanya sendiri.

13.10 PERBANDINGAN, MENGADUK, PENGANGKUTAN DAN


PENGECORAN BETON.

a. Campuran Beton.
Untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan Penyedia Jasa
harus membuat mixed design serta membuat kubus-kubus percobaan
pendahuluan minimum 20 buah untuk masing-masing bagian
pekerjaan (Trial Mix).
Untuk membuat Mixed Design Penyedia Jasa dapat minta bantuan
laboratorium Penyelidikan Bahan – bahan setempat.
Semua bahan pasir, kerikil, semen dan pasir harus diukur secara teliti
beratnya.

b. Mutu Beton.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Mutu untuk semua pekerjaan beton bertulang ialah K.350 sesuai


P.B.I1971.

c. Pengangkutan dan pemasangan komponen PRE-FABRIKASI.


Penyedia Jasa harus dapat menerangkan secara rinci mulai dari pre-
fabrikasi sampai ke-pemasangan dilokasi pekerjaan beserta peralatan-
peralatan yang dikuasainya sehingga menjadi konstruksi yang
menyatu.
Penambahan adukan beton dengan RETARDER ADDITIVE untuk
memperpanjang masa pengikatan awal semen, pada saat mengerjakan
komponen-komponen diperkenankan.

d. Persiapan Bekesting dan Peralatan.


Semua persiapan bekesting dan peralatan pembuatan komponen
didalam pabrik harus bersih dari segala kotoran.
Permukaan bekesting yang menghadap beton harus dibasahi dengan
air bersih segera sebelum pengecoran.
Semua peralatan yang bersangkutan harus bersih serta bebas dari
beton keras, lemak dan sebagainya.

e. Pengecoran Beton.
1. Persiapan Pengecoran
- Proporsi semen, pasir dan kerikil diseduaiakan dengan trial mix
yang telah disetujui.
- Sebelum adukan beton dicor, kayu-kayu bekisting harus bersih
dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain
serta harus dibasahi secukupnya. Perlu diadakan tindakan-
tindakan untuk menghindari mengumpulnya air pembasah
tersebut pada sisi bawah.
- Pekerjaan pengecoran beton baru dilaksanakan sesudah Direksi
memerikasa dan menyetujui bekesting, tulangan, stek-stek, beton
decking dan lain-lain dimana beton tersebut akan diletakkan. Jika
tidak ada pemberitahuan yang semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Direksi, maka Penyedia Jasa
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor atas
biaya sendiri.

2. Pelaksanaan
- Semua campuran beton dilokasi pekerjaan harus dituang pada
acuan yang sudah disetujui Direksi dan dipadatkan dalam waktu 60
menit sejak penambahan air kedalam mixer.
- Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari
2.00 mtr, untuk kolom yang tinggi, jendela-jendela harus dibuat
pada cetakan, ini harus dikerjakan untuk menghindari agresi
dan menjamin suatu perngecoran yang terputus.
- Pengecoran beton dilakukan dalam suatu operasi yang terus
menerus atau tercapai pada construction joint, beton tidak boleh
dituang diatas lapisan beton yang cukup keras.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

- Jika pada bagian pengecoran terjadi pemberhentian harus


ditentukan letaknya dan dibuat seperti yang telah disetujui oleh
Direksi.
- Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24
jam setelah beton dicor, semua pengecoran dilakukan siang hari
dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan dimulai
bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari kecuali atas izin
pemilik Proyek/Direksi boleh dikerjakan malam hari.
- Tidak boleh mengecor beton waktu hujan, kecuali jika Penyedia
Jasa mengambil tindakan-tindakan pencegahan kerusakan yang
telah disetujui oleh Direksi.
- Pengecoran beton dalam cetakan harus diselesaikan sebelum beton
mengeras, yaitu sebelum 30 menit pada keadaan normal.
- Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk suatu bagian
pekerjaan, pemberhentian pengecoran tidak dibenarkan , tanpa
persetujuan Direksi.
- Sambungan – sambungan pengecoran yang terjadi harus
memenuhi persyaratan didalam P.B.I. 1971.

13.11 PEMADATAN BETON.

Beton harus dipadatkan benar-benar dengan vibrator yang sudah disetujui


dan mempunyai frekuensi minimum 3000 putaran per menit. Tak ada bagian
beton yang boleh dipadatkan selama lebih dari 20 detik. Bagian beton yang
telah mengeras tidak boleh digetarkan baik langsung maupun melalui
penulangan. Pemadatan beton harus memenuhi peraturan-peraturan dalam
P.B.I. 1971.
Jumlah Vibrator harus cukup.

13.12 PENGUJIAN / TESTING

a. Penyedia Jasa harus membuat benda uji menurut ketentuan dalam PBI
1971 pasal 4.7. dan 4.9. tanpa menggunakan penggetar. Saat
pengecoran pertama harus dibuat minimum 1 benda uji ukuran 15 x 15 x
15 cm3 dilakukan setiap 1,5 m3 beton, sampai didapat 20 benda uji
unutk pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang
disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
b. Termasuk dalam pengujian ini adalah pengujian susut(slump) serta
pengujian tekanan.
c. Jika beton tidak memnuhi syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan harus
disingkirkan dari tempat pekerjaan.
d. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur PBI’1971.
e. Pengambilan contoh untuk pengujian jumlahnya disesuaikan dengan
keadaan konstruksi yang harus diambil langsung dari lapangan lokasi
pengecoran, atas petunjuk dan persetujuan Direksi.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

f. Penyedia Jasa harus membuat bak air untuk perawatan/penyimpanan


benda uji sebelum dilakukan test pengujian laboratorium, bak air harus
terklindung dari curah hujan dan panas matahari Temperatur maksimal
airnya 26 C. Pembuatan bak air harus disetujui Direksi menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.
g. Penyedia Jasa harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas
beton yang disyahkan Direksi.

13.13 BETON DEKKING atau SELIMUT BETON (TAHU BETON)

Jarak beton decking terhadap baja tulangan adalah 8 cm yang berhubungan


langsung dengan air laut.
Yang lainnya yang tidak kena air laut tebalnya 5 cm
Semua Beton Dekking (Tahu Beton) dibuat dengan mutu yang sama dengan
beton utama, yaitu beton utama misalnya K.350, maka Beton Dekking harus
mutu K.350 pula.

13.14 PROSES PENGERASAN.


Penyedia Jasa wajib melindungi beton yang baru dicor terhadap segala
gangguan cuaca dari luar atau dalam pabrik, dan beton tersebut harus dapat
mengeras secara wajar dan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara sebagai berikut:

a. Semua cetakan yang mengandung beton yang baru dicor harus


dibasahi secara teratur sampai dibuka dari cetakan.
b. Semua permukaan yang tidak terlindung harus dibasahi selama 14
hari setelah pengecoran.
c. Semua permukaan lantai beton harus dilindungi terhadap pengeringan
dengan ditutupi lapisan yang basah.
Tidak dibenarkan untuk meninmbun barang atau mengangkut barang
diatas beton yang menurut pendapat Direksi belum cukup keras.

13.15 PEMBUKAAN CETAKAN.


Tidak dibenarkan untuk membuka cetakan sebelum beton mencapai
kekuatan sesuai P.B.I.1971 bab 5 ayat 8.

Apabila pembukaan cetakan menyebabkan sebagian pekerjaan beton


mendapat tekanan melebihi perhitungan, maka tidak dibenarkan untuk
membuka cetakan untuk jangka waktu selama keadaan itu berlangsung.
Harus ditekankan disini bahwa tanggung jawab terhadap keamanan beton
sepenuhnya ada pada Penyedia Jasa serta harus memenuhi peraturan
mengenai pembukaan cetakan didalam P.B.I. 1971.

Penyedia Jasa wajib memberi tahu Direksi pada waktu akan membuka
cetakan bagian-bagian pekerjaan beton yang penting serta mendapatkan

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

persetujuan Direksi, tetapi hal ini tidak mengurangi tanggung jawabnya


untuk keberhasilan pekerjaan.

13.16 BETON PRA CETAK

Jika menurut Penyedia Jasa sebagian pekerjaan atau seluruh pekerjaan lebih
efesien jika digunakan beton pra-cetak karena semua pekerjaan ada diatas
laut dan lebih mudah dicetak dulu didaratan, maka hal ini dapat disetujui
Direksi asal didiskusikan dahulu, karena ini menyangkut peralatan yang
dapat dipakai Penyedia Jasa.
Jika Penyedia Jasa akan menggunakan cara-cara yang konvensional, maka
kesemuanya adalah tanggung jawabnya untuk keberhasilan pekerjaan.

13.17 KETIDAK SEMPURNAAN

a. Terlepas dari percobaan-percobaan kubus yang memuaskan Direksi berhak


untuk menolak pekerjaan beton yang mengandung satu atau lebih cacat di
bawah ini :
- Sarang kerikil atau keropos
- Beton yang mempunyai bentuk atau tempat yang tidak sesuai dengan gambar
- Beton yang tidak tegak lurus atau tidak lot atau mendatar sesuai rencana
- Beton yang mengandung potongan-potongan kayu

b. Untuk mencegah ketidaksempurnaan pada waktu pelaksanaan Penyedia Jasa


diharuskan membuat Shop-drawing untuk bagian-bagian penting dari
dermaga dan Jetty antara lain :
1. Tempat pertemuan antara Trestel dan Dermaga
2. Pertemuan pada restel untuk setiap 50 meter atau jarak lain
yang disetujui oleh direksi pengawas dan Penyedia Jasa
3. Tempat-tempat lain yang ditentukan dan yang dianggap
untuk dirinci lebih lanjut.

Pasal 13
Pekerjaan Sirtu

Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah dengan Sirtu.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Sirtu yang digunakan dapat berupa campuran kerikil dengan pasir atau
campuran batu pecah dengan pasir atau bahan halus lainnya yang memenuhi
syarat. untuk sirtu halus seragam dan kalau tidak ditentukan lain maka
degradasinya harus memenuhi syarat seperti dibawah ini :

Ukuran Maksimum agregat


Saringan ASTM
3” 1,5”
3” 100 100
1,5” 80 - 100 100
3 / 4” 60 - 100 80 - 100
3 / 8” 45 - 65 55 - 80
No. 4 30 - 50 40 - 60
No. 8 20 - 40 30 - 50
No. 30 10 - 30 15 - 30
No. 200 0 - 10 0 - 10

Bahan sirtu dapat dihampar pada bagian tanah kasar/sub grade yang telah
dipadatkan dan telah mencapai kepadatan yang telah ditentukan . Tebal lapis
hamparan harus sama dan telah mengikuti bentuk profil jalan/lapangan.untuk
mendapat tebal yang sama maka pemborong harus memasang patok – patok
petunjuk tebal pada as jalan /lapangan pemumpukan dan kedua tepi dengan
jarak maksimum 10 m
Apabila hamparan sudah cukup rapi , maka dapat segera diikuti dengan
penggilasan yang menggunakan mesin gilas 6 – 8 ton.
Penggilasan dilakukan hingga mencapai kepadatan yang ditentukan dan
apabila ada bagian yang mengalami penurunan segera ditambahkan bahan
yang sejenis lalu digilas kembali sampai tidak goyang lagi.

Pasal 14
Pekerjaan Pembuatan Talud

13.1. Pekerjaan Talud.


13.1.1 Konstruksi talud terdiri dari konstruksi batu kosong pasangan batu
dengan adukan dan batu kunci serta batu pelindung (armor rock ).
Bentuk penampang dan ukuran talud sesuai dengan gambarmengikuti
permukaan tanah.
13.1.2 Ukuran batu untuk konstruksi talud disyaratkan sebagai berikut:
13.1.2.1 Lapisan bawah dan bagian dalam dari penampang talud
antara 15 s/d 25 kg.
13.1.2.2 Penampang batu antara 25 s/d 60 kg.
13.1.2.3. Batu kunci/batu pelindung kaki dan permukaan talud
antara 60 s/d 80 kg.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

12.1.3 Material batu harus berupa batu belah, cukup keras dan tidak
menunjukkan tanda-tanda pelapukan serta harus memenuhi
persyaratan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan dalam
pekerjaan ini.
12.1.4 Pemasangan batu dilaksanakan dengan ukuran dan kemiringan sesuai
gambar dengan adukan campuran 1 semen 3 pasir.
12.1.5 Disepanjang pasangan batu arah melintang talud dengan bentuk pada
posisi dan jarak tertentu sesuai gambar harus dibuat siar deletasi atau
siar konstruksi yang berfungsi untuk mengakmodasikan apabila
terjadi perbedaan penurunan konstruksi talud. Dibagian dalam siar
deletasi ini diberi filter untuk mencegah butir – butir urugan dan lain-
lain merembes keluar.
12.1.6 Seluruh permukaan talud harus dikerjakan plesteran siar. Sebelum
pekerjaan dimulai semua permukaan bidang yang akan disiar
dibersihkan dahulu dan dibersihkan sampai merata. Adukan yang
akan dipakai pekerjaan siar ini adalah campuran 1 semen 2 pasir.
Pekerjaan siar dilakukan sedemikian rupa sehingga siar-siar terletak
pada suatu bidang kira-kira 1 cm didepan muka batu yang dipasang.
Tebal siar minimum 2 cm lebarnya disesuaikan dengan kebutuhan.
12.1.7 Batu pelindung talud harus dapat berfungsi dengan baik terhadap
pengaruh gelombang. Untuk itu pemasangan batu pelindung (armor
rock) dilakukan secara acak, namun diatur agar penempatannya mulai
dari kaki talud hingga mencapai setinggi mungkin bidang miring
talud. Batu yang berukuran lebih besar ditempatkan pada bagian yang
lebih berat menahan pengaruh gempuran gelombang.

14.2. Pelindung Talud ( Batu kali/Batu Gunung).


Pekerjaan pelindung talud ini berupa batu-batu kali / batu-batu gunung yang
dipasang sepanjang talud dan pada tempat-tempat yang dianggap perlu oleh
direksi / pengawas lapangan
Batu-batu kali / batu-batu gunung yang dipakai adalah batu yang keras, bentuk
bulat atau lonjong, tidak pipih, berukuran 30 sampai 40 cm, yang beratnya
berkisar 60 kg sampai 80 kg.

Pasal 15
Pekerjaan Lampu Penerangan Jalan

Lampu penerangan Jalan yang digunakan adalah Lampu Jalan Solarcell yang terdiri
dari Tiang Galvanized, SL-0250R LED Street Light 48/52w +/-5200 LM in cool
White 5000K, Solar Panel, Batterey Charge Regulator, , Batterai VRLA Hybrid Gel
Deep Cycle Solar, Box Battery Steel 12 mm with Powder Coating Painted, Pole
conical 8 mm Galvanized with solar panel support, Cable + Accesories.

Pasal 16
Pekerjaan Pembersihan Halaman dan Finishing

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

a. Pembersihan sisa-sisa bahan yang tidak digunakan lagi, diangkaut keluar dari
lokasi pekerjaan atau dari sekeliling bangunan, agar bersih dan rapi
b. Pemborong wajib menyelesaikan semua izin -izin yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan ini untuk dan atas nama pemimpin proyek dengan semua instansi
berkepentingan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. Sebelum
dilakukan serah terima yang kedua kalinya atau yang terakhir dan pekerjaan
dinyatakan selesai 100%

Pasal 17
Pekerjaan Pengetesan

a. Pemborong wajib melakukan pengetesan dengan hasil baik, jika hasil pengetesan
tidak memenuhi standar, pemborong wajib melakukan perbaikan dan
pengetesan ulang hingga mencapai standar test yang diisyaratkan.
Biaya test menjadi tanggung jawab pemborong.

a. Jenis test
Mager Test Untuk Instalasi listrik.

B. PERSYARATAN LAIN-LAIN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

Pasal 18
Persyaratan Lain-lain

1. Penyedia Jasa/Pelaksana diwajibkan membuat gambar-gambar revisi, bila


diperlukan, dan gambar-gambar detail dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut diajukan kepada Direksi untuk
disetujui. Gambar revisi atau gambar-gambar detail harus dibuat dalam
rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Direksi. Penyedia Jasa wajib
membuat gambar pelaksanaan (as built drawing) yang harus diserahkan
kepada Direksi pada waktu penyerahan Pekerjaan Pertama.

2. Pengurusan izin-izin yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan


pemasangan instalasi sementara untuk air dan listrik, bila diperlukan sampai
berfungsi dengan baik serta seluruh biaya yang diperlukan adalah tanggung
jawab Penyedia Jasa.

3. Penyedia Jasa dan direksi tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap hal-
hal yang tidak diinginkan pada pekerjaan yang dilaksanakan atau yang
diawasi akibat pelaksanaan dan gambar/design yang salah.

4. Selama masa pelaksanaan kegiatan, pihak Penyedia Jasa harus membuat


pagar sementara pada batas lahan yang disediakan.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020


SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 19
Perubahan-Perubahan

1. Semua ketentuan dalam RKS ini dan gambar-gambar kerja dapat dirubah
ditambah, sesuai kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus
dilakukan pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (aanwijzing) dan
dituangkan dalam Berita Acara.

2. Perubahan-perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut direksi


diperlukan akan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Peningkatan Pelabuhan Penyebrangan Pattumbukang Kab.Kepulauan Selayar Prov.Sulsel APBN TA 2020

Anda mungkin juga menyukai